You are on page 1of 17

KEKUATAN GERAK PADA TUMBUHAN

A.Pendahuluan
Gerak yang terjadi pada tumbuhan disebabkan oleh adanya rangsangan yang
diterimanya, baik dari faktor dalam maupun dari faktor luar. Gerak ini terjadi dengan
sangat lambat, tetapi memberikan petunjuk pula bahwa tumbuhan memiliki
kemampuan untuk menanggapi rangsangan atau memberikan reaksi terhadap
rangsangan yang diterimanya (iritabilitas).
Setiap makhluk hidup (organisme) mampu menerima dan menanggapi
rangsangan yang disebut iritabilitas. Salah satu bentuk tanggapan yang umum
dilakukan berupa gerak. Gerak adalah perubahan posisi tubuh atau perpindahan
yang meliputi seluruh atau sebagian dari tubuh sebagai respon yang diberikan
terhadap rangsangan dari lingkungan dan akibat adanya pertumbuhan.
Gerak pada organisme hidup tidak harus selalu berpindah tempat seluruh
tubuh, tetapi meliputi pula pindah sebagian tubuh ataupun perubahan posisi tubuh.
Struktur tubuh dan cara hidup tumbuhan berbeda dengan struktur tubuh dan cara
hidup hewan dan manusia. Tumbuhan umumnya hidup menetap atau menempel
pada mediumnya sedangkan hewan dan manusia hidup bebas.
Setiap makhluk hidup bisa bergerak walaupun sangat lamban karena salah
satu ciri makhluk hidup adalah bergerak. Gerak merupakan salah satu ciri makhluk
hidup yang bertujuan untuk melaksanakan kegiatan hidupnya. Gerak yang terjadi
pada tumbuhan berbeda dengan gerak yang dilakukan oleh hewan dan manusia.
Gerak pada tumbuhan hanya merupakan gerak dari sebagian organ-organnya saja,
seperti akar, batang, ranting dan daun tumbuhan tidak mempunyai system syaraf
indera. Walaupun tumbuhan tidak memiliki system syaraf, namun mempunyai tubuh
yang tersusun atas sel-sel yang saling berdekatan dan berhubungan. Gerak pada
tumbuhan bersifat pasif, artinya tidak memerlukan adanya pindah tempat (tetap
berada di tempat tumbuhnya). Gerak dapat terjadi karena adanya pengaruh
rangsangan (stimulus) yang berasal dari luar. Arah gerakan bisa mendekati atau juga
bisa menjauhi rangsangan.
Rangsangan yang mempengaruhi terjadinya suatu gerak pada tumbuhan,
antara lain: cahaya, air, sentuhan, suhu, gravitasi dan zat kimia. Rangsangan
tersebut, ada yang menentukan arah gerak tumbuhan dan ada pula yang tidak

menentukan arah gerak tumbuhan. Rangsangan yang menentukan arah gerak akan
menyebabkan tumbuhan bergerak menuju atau menjauhi sumber rangsangan. Pada
tumbuhan, rangsangan disalurkan melalui benang plasma (plasmodesmata) yang
masuk ke dalam sel melalui celah antar sel (noktah) yang terdapat pada dinding sel.
Berdasarkan atas penyebab timbulnya gerak, dapat dibedakan antara gerak
tumbuh dan gerak turgor. Gerak tumbuh adalah gerak yang dtimbulkan oleh adanya
pertumbuhan, sehingga menimbulkan perubahan plastis atau irreversible. Gerak
turgor adalah gerak yang timbul karena terjadi perubahan turgor pada sel-sel
tertentu, dan sifat geraknya elastis atau reversible.
Berdasarkan sumber rangsangan, gerak pada tumbuhan dibedakan menjadi 2
macam, yaitu: gerak endonom dan gerak etionom.

B. Pembahasan
Gerak pada tumbuhan berdasarkan sumber rangsang ada dua macam, yaitu:
1.

Gerak endonom

2.

Gerak etionom

1. Gerak Endonom
Gerak endonom sering dikenal sebagai gerak spontan dari tumbuhan karena
tumbuhan melakukan gerakan secara spontan tanpa adanya pengaruh rangsangan
dari luar. Gerak endonom adalah gerak tumbuhan yang disebabkan oleh rangsangan
atau faktor-faktor yang berasal dari dalam tumbuhan itu sendiri. Gerak endonom
disebut juga autonom.
Macam-macam gerak endonom, yaitu:
a. Nutasi
yaitu gerak spontan dari tumbuhan yang tidak disebabkan adanya rangsangan
dari luar. Misalnya: gerakan aliran sitoplasma pada tanaman air.

Gambar. Hydrilla verticillata

b. Higroskopis
Gerak bagian tumbuhan yang terjadi karena adanya perubahan kadar air
pada tumbuhan secara terus menerus, akibatnya kondisi menjadi sangat kering
pada kulit buah atau kotak spora sehingga kulit biji atau kotak spora pecah.
Misalnya:
Pecahnya kulit buah polong-polongan (lamtoro, kembang merak, kacang buncis,
kacang kedelai). Hal ini disebabkan berkurangnya air pada kulit buah. Kulit buah
menjadi kering, retak dan akhirnya pecah sehingga bijinya terpental ke luar.
Pecahnya kulit buah dan terpentalnya biji sebenarnya merupakan cara tumbuhan
tersebut memencarkan alat perkembangbiakannya. Gerak higroskopis juga terjadi
pada membukanya kotak spora (sporangium) tumbuhan paku (Pteridophyta) dan
lumut (Bryophyta) saat mengeluarkan spora.

Gambar. pecahnya kulit biji kacang


2. Gerak Etionom
Gerak etionom merupakan reaksi gerak tumbuhan yang disebabkan oleh
adanya rangsangan dari luar. Gerak etionom disebut juga dengan gerak esionom.
Rangsangan pada gerak etionom itu dapat berupa:
o

cahaya

sentuhan

suhu

air

gravitasi bumi

zat kimia

dan sebagainya.

Organ tumbuhan yang memberikan respon terhadap rangsangan tersebut


adalah: akar, batang, daun, bunga, buah atau bagian dari organ tumbuhan tersebut.
Berdasarkan arah respon, gerak etionom dibedakan menjadi:
a. gerak tropisme
b. gerak nasti
c. gerak taksis
a. Tropisme
Tropisme berasal dari bahasa Yunani, yaitu trope, yang berarti membelok.
Tropisme adalah gerak bagian tumbuhan yang arah geraknya dipengaruhi arah
datangnya rangsangan. Jadi jika yang bergerak hanya bagian dari tumbuhan maka
disebut gerak tropisme. Gerak tropisme merupakan gerak tumbuh, sebagai respon
tumbuhan terhadap rangsangan dari luar. Bagian yang bergerak itu misalnya
cabang, daun, kuncup bunga atau sulur. Gerak tropisme dapat dibedakan menjadi
tropisme positif apabila gerak itu menuju sumber rangsang dan tropisme negatif
apabila gerak itu menjauhi sumber rangsang.
Contoh:

gerak batang tumbuhan ke arah cahaya,

gerak akar tumbuhan ke pusat bumi,

gerak akar menuju air, dan

gerak membelitnya ujung batang atau sulur pada jenis tumbuhan bersulur.

Ditinjau dari macam sumber rangsangannya, tropisme dibedakan menjadi:


1) Fototropisme
2) Geotropisme
3) Hidrotropisme
4) Kemotropisme
5) Tigmotropisme
6) Reortropisme
7) Termotropisme
1) Fototropisme
Fototropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena rangsangan cahaya.
Fototropisme

disebut juga

heliotropisme.

Fototropisme

merupakan

adaptasi

tumbuhan untuk mengarahkan tajuknya ke arah cahaya matahari yang sangat


penting untuk berlangsungnya proses fotosintesis.
Selain itu, fototropisme ini berkaitan erat dengan zat tumbuh yang terdapat
pada ujung tumbuhan yang disebut auksin. Pada sisi batang yang terkena cahaya,
zat tumbuh lebih sedikit daripada sisi batang yang tidak terkena cahaya. Akibatnya,
sisi batang yang terkena cahaya mengalami pertumbuhan lebih lambat daripada sisi
batang yang tidak terkena cahaya sehingga batang membelok ke arah cahaya.
Gerak bagian tumbuhan yang menuju kearah cahaya disebut fototropisme positif.
Misalnya gerak ujung batang tumbuhan yang membelok kea rah datangnya cahaya.

Gambar. fototopisme postif


Untuk memahami mekanisme reaksi fototropisme, perlu dilihat kembali
percobaan Went pada saat diketemukan auksin. Telah diketemukan bahwa apabila
koleoptil disinari pada satu sisi, distribusi auksin yang asimetrik akan terjadi,
sehingga auksin akan terakumulasi pada sisi koleoptil yang gelap. Kadar auksin
yang tinggi pada sisi yang gelap, telah menyebabkan koleoptil membengkok ke arah
cahaya.
Diperkirakan distribusi auksin yang asimetrik ini, diakibatkan oleh gabungan
tiga mekanisme yang berbeda yaitu:
1)

Terjadinya perusakan auksin oleh cahaya (photodestruction) pada bagian


koleoptil yang terkena cahaya.

2) Meningkatnya sintesis auksin pada bagian koleptil yang gelap.


3) Adanya angkutan auksin secara lateral dari bagian yang kena cahaya, menuju ke
bagain yang gelap.
Percobaan yang dilakukan oleh W.R.Briggs menunjukkan bahwa angkutan
auksin secara lateral merupakan mekanisme penyebaran auksin yang penting.
Percobaan Leopld dkk, dengan menggunakan

14

C-IAA terhadap koleoptil jagung,

menunjukkana danya perpindahan auksin dari sisi terang menuju ke sisi yang gelap.

Respon fototropisme pada shoot yang berdaun telah ditunjukkan sebagai


akibat tidak samanya penyinaran terhadap daun yang menghadapa dan menjauhi
cahaya. Akibatnya telah terjadi sintesis dan eksport dari daun yang gelap daripada
daun yang kena cahaya, sehingga pertumbuhan batang meningkat di bawah daun
yang gelap. Percobaan Leopold selanjutnya dengan kecambah bunga matahari
menunjukkan bahwa pertumbuhan batang akan lebih cepat apabila kotiledonnya
digelapkan.
Kotiledon merupakan organ penting untuk respon fototropis. Apabila disinari,
diduga akan menghasilkan inhibitor yang akn menghambat pertumbuhan. Cahaya
yang paling efektif dalam merangsang fototrpisme adalah cahaya gelombang
pendek, sedangkan cahaya merah tidak efektif. Dduga respon fototropis ini ada
kaitannya dengan karoten dan riboflavin mirip dengan pola kerja spektrum terhadap
fottropisme.
2) Geotropisme/gravitropisme
Geotropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena pengaruh gravitasi bumi
(geo = bumi). Geotropisme disebut juga gravitropisme. Jika arah geraknya menuju
rangsang atau ke bawah disebut geotropisme positif, misalnya gerakan akar menuju
tanah. Jika arah geraknya menjauhi rangsang atau ke atas disebut geotropisme
negatif (berlawanan dengan arah gaya tarik gravitasi), misalnya gerak tumbuh
batang menjauhi tanah. horisontal (tegak lurus terhadap arah vertikal yang disebut
diageotropisme) atau membentuk suatu sudut tertentu terhadap arah vertikal yang
disebut platiotropisme.
Bagian tumbuhan yang dapat menerima rangsangan gravitasi ini adalah
tudung akar dan pucuk batang. Apabila tudung akar dibuang, maka tidak ada respon
geotropisme dan aakr akan tumbuh dengan cepat. Tudung akar merupakan bagian
dari akar yang menghasilkan zat penghambat absisat (ABA). Apabila bagian dari
sebagian tudung akardibuang, maka akar akan membengkok ke arah bagian yang
mengandung tudung akar. Gravitasi mempengaruhi posisi ABA ini pada tudung akar.
Pucuk batang melakukan geotropisme yang negatif.
Fakta menunjukkan bahwa antara penerimaan rangsang dan reaksi terhadap
rangsang tersebut merupakan dua proses yang terpisah. Gravitasi diterima oleh dua
sel melalui dua cara yaitu menerima perbedaan tekanan pada sel sebagai akibat
terjadinya distribusi partikel-partikel ringan dan berat yang tidak merata di dalam sel.

Kedua adalah timbulnya tekanan sebagai akibat adanya fluktuasi perubahan status
air dalam sel, akan menimbulkan tekanan yang disebabkan kandungan sel.
Sehubungan dengan keterangan diatas, suatu hipotesis emnyatakan bahwa
rangsangan gravitasi diterima oleh statolit. Statolita adalah badan-badan kecil
dengan berat jenis tinggi, yang mengendap ke dasar sel. Badan-badan yang
mengendap dalam sitoplasma meliputi inti sel, diktiosom, mitokondria, dan butir-butir
pati (lebih tepat amiloplas, karena butir pati terbentuk dalam plastida). Badan-badan
yang ringan seperti vakuola dan tetesan lemak, akan terapung. Diantara badanbadan sel menunjukkan bahwa butir pati atau amiloplas merupakan statolit di dalam
sel yang menerima rangsangan gravitasi, pertama karena cukup berat sehingga
dapat cepat mengendap; kedua butir pati selalu dijumpai pada jaringan-jaringan yang
sensitif terhadap gravitasi.
Mekanisme respon terhadap gravitasi ini, percobaan F.Went menujukkan
bahwa pertumbuhan dirangsang oleh auksin. Pembengkokan batang terjadi sebagai
akibat adanya perbedaan kadar auksin antara satu sisi dengan sisi yang lainnya.
Selanjutnya N.Chlolodny dengan F.Went dalam percobaannya menunjukkan bahwa
telah terjadi distribusi auksin yang asimetris pada tanaman dalam posisi horisontal,
sehingga terjadi pembengkokan pucuk arah ke atas dan akar ke bawah. Pengaruh
gravitasi dalam menunjang pembengkokan ke atas pada pucuk, disebabkan
konsentrasi auksin pada bagian bawah menjadi bertambah. Peningkatan kadar
auksin pada bagian pucuk akan merangsang pertumbuhan lebih cepat, sehingga
pucuk akan membengkok ke atas. Pada akar, pengaruh gravitasi sama yaitu akan
menyebabkan distribusi zat pengatur tumbuh yang tidak merata. Akar memiliki
tudung akar yang mengandung asam absisat (ABA) yang bersifat penghambat
pertumbuhan. Gravitasi akan menyebabkan akumulasi asam absisat lebih banyak
pada bagian bawah, sehingga akan meningkatkan penghambatan pertumbuhan.
Akibatnya bagian sebelah atas yang kadar asam absisatnya lebih kecil, akan tumbuh
lebih cepat dan akar akan membengkokk ke bawah. Dengan menggunakan IAA
radioaktif, Leopold pada percobaannya dengan koleoptil jagung menunjukkan bahwa
auksin dapat diangkut secara lateral di bawah pengaruh gravitasi.
3) Hidrotropisme
Hidrotropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena rangsangan air (hidro =
air). Gerak akar tumbuhan selalu menuju ke tempat yang basah (berair). Jika

gerakan itu mendekati air maka disebut hidrotropisme positif. Misalnya, akar
tanaman tumbuh bergerak menuju tempat yang banyak airnya ditanah. Jika tanaman
tumbuh menjauhi air disebut hidrotropisme negatif. Misal, gerak pucuk batang
tumbuhan yang tumbuh keatas air dan gerakan akar kaktus untuk mencari air.
4) Kemotropisme
Kemotropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena rangsangan zat kimia.
Jika gerakannya mendekati zat kimia tertentu disebut kemotropisme positif.
Misalnya, gerak akar menuju zat didalam tanah atau gerakan akar yang menuju
unsur hara atau pupuk dalam tanah. Jika gerakannya menjauhi zat kimia tertentu
disebut kemotropisme negatif, contohnya gerak akar menjauhi racun.
5) Tigmotropisme
Gerak bagian tumbuhan karena adanya rangsangan sentuhan satu sisi atau
persinggungan disebut trigmotropisme. Gerak pada tumbuhan yang memiliki sulur.
Gerakan ini tampak jelas pada gerak membelit ujung batang ataupun ujung sulur dari
Cucurbitaceae dan Passiflora. Contoh tanaman yang bersulur adalah ercis, anggur,
markisa, semangka, dan mentimun.
Terjadinya kontak anatara sulur dengan suatu benda,akan merangsang sulur
tersebut melakukan pertumbuhan yang membengkok menuju arah benda yang
tersentuh tadi. Sulur akan lebih responsif terhadap benda yang kasar daripada
benda yang halus atau lunak. Apabila sulurnya menyentuh benda keras seperti
tonggak kayu, maka akan terjadi kontak sehingga sulur akan melilit kayu tersebut.
Adanya sentuhan merangsang sel-sel tumbuh dengan kecepatan yang berbeda.
Pertumbuhan sel-sel pada daerah yang bersentuhan lebih lambat daripada sel-sel
pada bagian lainnya sehingga memungkinkan sulur dapat tumbuh melilit.
Tigmotropisme memungkinkan tumbuhan memanjat dengan bantuan objek lain
sebagai penyangga pada waktu tumbuh ke arah cahaya matahari.
Respon sulur terhadap sentuhan disamping merangsang gerak tumbuh,
sebagian melibatkan perubahan turgor. Diduga telah terjadi perubahan kandungan
ATP dan fosfat anorganik yang cepatakibat rangsangan sentuhan pada sulur
kacang. Perubahan yang cepat terjadi pada permeabilitas membran yang telah
memudahkan bergeraknya air dan angkutan ion secara aktif (distimulasi oleh ATP).

Auksin diketahui mempengaruhi pelilitan sulur, meskipun hubungan IAA dengan


rangsangan sentuhan masih belum diketahui

Gambar. gerak tumbuhan yg memiliki sulur


6) Reotropisme
Reotropisme adalah gerak bagian tubuh tumbuhan karena rangsang berupa
arus air. Misalnya : Gerak tumbuhan air yang tumbuh searah dengan arus air pada
sungai-sungai yang berarus deras.
7) Termotropisme
Termotropisme adalah gerak bagian tubuh tumbuhan karena rangsng berupa
panas. Misalnya: Bagian tubuh tumbuhan dapat bergerak mendekati/menjauhi
panas.

b. Nasti
Nasti adalah gerak tumbuhan yang arahnya tidak dipengaruhi oleh arah
datangnya rangsangan, tetapi ditentukan oleh tumbuhan itu sendiri. Kata nasti
berasal dari bahasa Yunani, yaitu nastos yang berarti dipaksa mendekat. Oleh
karena itu, arah gerak dari bagian tubuh tumbuhan yang melakukan gerak nasti
ditentukan oleh tumbuhan itu sendiri. Jadi jika gerakan itu tidak dipengaruhi oleh
arah datangnya rangsangan disebut gerak nasti. Gerak nasti dapat merupakan gerak
tumbuh atau gerak turgor, dan arah gerakannya tidak ditentukan arah rangsang.
Gerak nasti dapat merupakan gerak tumbuh yang sifatnya permanen atau
gerak variasi yang sifatnya tidak permanen (reversible). Gerak ini ada hubungannya
dengan irama endogen yang sudah disiapkan atau jam biologi, yang membantu
dalam perkembangan.
Gerak variasi biasanya melibatkan perpindahan air. Salah satu bentuk gerak
variasi yang penting dan khas adalah gerak membuka dan menutupnya stomata.

Gerak daun, anak daun atau cabang kecil, sering dilakukan oleh organ khusus yang
disebut pulvinus, merupakan masa sel parenkimatis yang membengkak berada pada
bagian dasar tangkai daun (petiolus), tangkai anak daun (petiolololus) dan bagian
dasar cabang. Air dapat masuk atau keluar dengan cepat dari sel-sel motor, yang
terletak pada sisi berlawanan (opposite side) dari pulvinus dan menyebabkan daun
atau cabang bergerak ke atas dan ke bawah. Keluar masuknya air pada pulvinus
disebabkan terjadinya perubahan potensial osmotik, yang diduga sama prosesnya
seperti pada sel penutup stomata.
Contoh:

Menutupnya daun putri malu dan tumbuhan Venus karena sentuhan

Menutupnya daun-daun majemuk pada tanaman polong-polongan saat malam


hari

Membuka dan menutupnya bunga pukul empat

Membuka serta menutupnya stomata

Ditinjau dari macam sumber rangsangannya, gerak nasti dibedakan menjadi:


1)

Fotonasti

2)

Niktinasti

3)

Tigmonasti

4)

Termonasti

5)

Haptonasti

6)

Nasti Kompleks

1) Fotonasti
Fotonasti gerak nasti yang disebabkan oleh rangsangan cahaya matahari.
Misalnya:

Bunga pukul sembilan yang mekar sekitar pukul sembilan.

Bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) yang akan mekar pada sore hari dan
menutup esok paginya.

Gambar. bunga pukul empat mekar (Mirabilis jalapa) pada sore hari

2) Niktinasi
Niktinasi (nyktos = malam) merupakan gerak nasti yang disebabkan oleh
suasana gelap, sehingga disebut juga gerak tidur atau merupakan proses berirama
yang dikendalikan oleh interaksi antara lingkungan dan waktu biologis. Istilah
niktinasti berasal dari bahasa Yunani, nux yang berarti malam. Umumnya, daundaun tumbuhan polong-polongan (Leguminosaceae) akan menutup pada waktu
malam. Daun-daun tersebut akan membuka kembali pada pagi hari. Selain
disebabkan oleh suasana gelap, gerak tidur daun-daun tersebut dapat terjadi akibat
perubahan tekanan turgor di dalam persendian daun.
A.W. Galston dan kawan-kawan mendeteksi adanya perpindahan ion kalium
dari bagian atas ke bagian bawah pulvinus dan sebaliknya.Perpindahan ion kalium
telah menyebabkan perubahan potensial osmotik yang besar pada sel-sel motor
yang mengakibatkan daun bergerak ke atas atau ke bawah. Diduga auksin terlibat
dalam kegiatan ini. IAA yang diproduksi pada siang hari terutama di angkut ke
bagian bawah petiol. Ion kalium akan bergerak ke arah dimana memiliki kandungan
IAA lebih tinggi, air masuk ke bagian bawah pulvinus dan daun bangun. Angkutan
auksin berkurang pada malam hari, terjadi reaksi sebaliknya. Auksin yang diberikan
ke bagian atas atau

bagian bawah pulvinus, akan menyebabkan tidur dan

bangunnya daun secara berturut-turut.

Gambar contoh gerak niktinasti


Misalnya:
Pada malam hari daun-daun tumbuhan Leguminosae atau polong-polongan seperti
bunga merak (Caesalpinia pulcherrima) dan daun kupu-kupu (Bauhinia purpurea)
akan menutup dan akan membuka keesokan harinya ketika matahari terbit. Gerak
tidur daun pohon turi di malam hari, yang mengatupkan daunnya saat hari mulai
gelap.

Gambar. Tanaman Kembang Turi yang daunnya membuka lebar sepanjang hari
(pagi hingga menjelang sore hari).

Gambar. Tanaman Kembang Turi yang daunnya menutup (gerak tidur) menjelang
malam hari sampai menjelang pagi hari.
3) Tigmonasti atau Seismonasti
Tigmonasti /seismonasti adalah gerakan nasti yang disebabkan oleh rangsang
sentuhan atau getaran. Istilah tigmonasti berasal dari bahasa Yunani, yaitu thigma
yang berarti sentuhan.

Gerak ini terutama terlihat jelas pada beberapa anggota

tertentu anak suku Mimosoideae dari suku Fabaceae. Dengan disentuh, digoyang,
dipanasi, didinginkan dengan cepat atau diberi rangsangan listrik, anak-daun dan
daun akan mengatup serempak dengan cepat. Jika hanya satu anak-daun
dirangsang, rangsangan itu diteruskan ke seluruh tumbuhan, sehingga anak-daun
lain ikut mengatup. Ada dua macam mekanisme, yaitu elektris dan kimiawi.
a) Mekanisme elektris
Potensial kerja adalah perubahan voltase (tegangan listrik) yang membentuk
sebuah puncak yang khas jikia dirajahkan dalam fungsi waktu. Potensial kerja pada
sel tumbuhan serupa dengan sel hewan, namun jauh lebih lambat. Pada sel
tumbuhan dan sel hewan, potensial kerja disebabkan oleh aliran sejumlah ion
tertentu melintasi membrane sel.
Pada Mimosa, aliran ion itu melintasi sel parenkim (yang dihubungkan oleh
plasmodesmata) xilem dan floem, dengan kecepatan sampai sekitar 2 cm/s,
sementara potensial kerja yang melintasi sel saraf hewan berkecepatan puluhan
meter per detik.

b) Mekanisme kimiawi
Potensial kerja tidak akan melewati pulvinus dari satu anak-daun ke anak
daun lainnya, kecuali bila respon kimiawi juga terlibat sehingga hanya beberapa
anak daun saja yang akan terlipat. Respon kimiawi terjadi jika sehelai daun di salah
satu sisi tabung dilukai, daun di sisi lainnya akan terlipat. Bahan aktifnya disebut
turgorin. Turgorin merupakan salah satu hormon tumbuhan yang bekerja turgor sel
pulvinus. Pelipatan anak-daun tersebut menunjukkan bahwa respons elektris
berjalan mendahului turgorin dalam sel parenkim, dari satu anak-daun ke anak-daun
lainnnya.
Contoh gerak tigmonasti:
Gerak menutupnya daun sikejut atau putri malu (Mimosa pudica), jika disentuh. Jika
hanya satu anak daun dirangsang dengan sentuhan, rangsangan itu diteruskan ke
seluruh tumbuhan sehingga anak daun lain ikut mengatup. Tumbuhan ini
memberikan respon sangat cepat yaitu sekitar 0,1 detik setelah rangsangan
diberikan, dan penyebaran reaksi terhadap rangsangan ini ke bagain atas dan
bawah tumbuhan berjalan anatara 40 50 cm/detik. Apabila tumbuhan sensitif ini
diberi sentuhan atau kejutan, terjadi dua macam reaksi pada pulvini, yaitu pada anak
daun, bagian atasnya mengkerut sehingga anak daun melipat ke atas; sedangkan
pada petiol, bagian atasnya mengkerut sehingga seluruh daun melipat ke bawah.
Untuk kembali ke posisi semula, tumbuhan putri malu membutuhkan waktu lebih
kurang 10 menit. Mekanisme gerak ini juga disebabkan oleh pengaruh perubahan
tekanan turgor di dalam sel-sel pada persendian daun.

Gambar. seismonasti pada Mimosa pudica


4) Termonasti
Termonasti merupakan gerak nasti yang disebabkan oleh rangsangan suhu.
Ada dua sifat dari gerak termonasti yaitu yang bersifat reversible dan permanen.
Misalnya: Mekarnya bunga tulip dan crocus. Bunga-bunga tersebut mekar jika

mendadak mengalami kenaikan temperature, dan akan menutup kembali bila


temperatur menurun.

Gambar. bunga tulip


5) Haptonasi
Haptonasi merupakan gerak nasti yang terjadi pada tumbuhan insektivora
yang disebabkan oleh sentuhan serangga. Cara kerja haptonasti diduga karena
adanya nerve-like signal yang dapat menimbulkan

potensi kerja pada daun

perangkap. Misalnya:
Daun pada tumbuhan insektivora misalnya Dionaea, sejenis tumbuhan perangkap
lalat (Venuss flytrap) sangat sensitif terhadap sentuhan. Bila ada serangga kecil
yang menyentuh bagian dalam daun, daun akan segera menutup sehingga serangga
akan terperangkap di antara kedua belahan daun dan tidak dapat keluar.
6) Nasti Kompleks
Nasti kompleks merupakan gerak nasti yang disebabkan oleh beberapa faktor
sekaligus, seperti cahaya (foto), suhu (termo), air (hidro) dan zat kimia atau enzim
(kemo). Misalnya: gerak membuka dan menutupnya stomata pada daun.

Gambar. stomata terbuka

Gambar. stomata tertutup

7) Hidronasti
Mencakup gerak pelipatan dan penggulungan daun terjadi akibat respon
terhadap keadaan rawan air, dan bukan terhadap cahaya. Proses hidronasti dapat
mengurangi terpaan udara kering pada permukaan daun, dan dengan penutupan
stomata transpirasi berkurang. Maka, bahaya penghambatan oleh cahaya juga dapat
diturunkan.
Gerakan pelipatan dan penggulungan daun terjadi akibat hilangnya turgor
dalam sel motor berdinding tipis yang disebut sel membisul (buliform). Sel
membisultidak atau sedikit kutikula, sehingga hilangnya transpirasi berlangsung lebih
cepat daripada sel epidermis lainnya. Ketika tekanan tirgor menurun, turgiditas sel
yang tetap di sisi bawah daun mengakibatkan daun terlipat. Ini merupakan salah satu
mekanisme tumbuhan untuk bertahan terhadap kekeringan.

Gambar gerak hidronasti

c. Taksis
Taksis adalah gerak seluruh tubuh atau bagian dari tubuh tumbuhan yang
berpindah tempat dan arah perpindahannya dipengaruhi rangsangan. Jadi jika yang
bergerak seluruh bagian tumbuhan maka disebut gerak taksis. Gerakan yang
arahnya mendekati sumber rangsangan disebut sebagai taksis positif dan yang
menjauhi sumber rangsangan disebut taksis negatif. Taktis hanya dijumpai pada
tumbuhan rendah atau bagian tumbuhan tinggi secara keseluruhan tidak pernah
dijumpai. Ditinjau dari macam sumber rangsangannya, taksis dibedakan menjadi:
1) Fototaksis
2) Kemotaksis

1) Fototaksis
Fototaksis adalah gerak taksis yang disebabkan oleh adanya rangsangan
berupa cahaya. Gerak ini dijumpai pada tumbuhan hijau bersel satu dan spora jamur
jenis tertentu. Misalnya:
Gerak fototaktis terdapat pada Euglena, pada pagi hari saat matahari mulai
menampakkan sinarnya, Euglena bergerak mendekati sumber sinar.Klorofil (zat hijau
daun) yang bergerak menuju arah datangnya cahaya dan ganggang hijau
Chlamydomonas yang langsung bergerak menuju cahaya yang intensitasnya
sedang.

Gambar. Chlamydomonas bergerak menuju cahaya


2) Kemotaksis
Kemotaksis adalah gerak taksis yang disebabkan oleh rangsangan berupa zat
kimia. Gerak ini dijumpai pada berbagai bakteri yang bersifat aerob dan organisme
satu sel lainnya. Misalnya:
Gerak gamet jantan berflagela (Spermatozoid) yang dihasilkan oleh anteridium lumut
bergerak menuju gamet betina (sel telur) di dalam arkegonium pada peristiwa
pembuahan (metagenesis) tumbuhan lumut (Bryophyta). Sel telur (ovum)
mengeluarkan zat kimia (gula dan protein) yang dapat merangsang spermatozoa
untuk bergerak mendekatinya.

Daftar Pustaka

Sasmitamihardja, Dardjat.1996. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: ITB.


Salisbury, Frank. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 3. Bandung: ITB Bandung
http://ariesclub17.blogspot.com/2009/06/macam-macam-gerak-pada-tumbuhan.html
diunduh pada tanggal 9 Mei 2010 pukul 20.15 WIB.
http://organisasi.org/ diunduh pada tanggal 13 Mei 2010 pukul 14.15 WIB.
http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/SponsorPendamping/Praweda/Biologi/Biol
ogi%202.htm diunduh pada tanggal 13 Mei 2010 pukul 14.15 WIB.
http://www.webnode.com/ diunduh pada tanggal 13 Mei 2010 pukul 14.12 WIB.

You might also like