You are on page 1of 28

MAKALAH

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Disusun & Diajukan Guna Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen Semester III

Oleh :
LENI JAYANTI
AK III. 0812011

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ( STIE ) NGANJUK


Tahun Ajaran 2009/2010
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan
dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN” dengan baik.

Saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan terkadang ada kesilapan dalam penulisan ini, namun demikian saya
telah berusaha dengan sebaik mungkin agar makalah ini dapat dijadikan sebagai
penambahan wawasan bagi pembaca dan bermanfaat tentunya.

Saya selaku penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang
membangun guna penyempurnaan makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Nganjuk, Januari 2010

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................................................
Daftar Isi..............................................................................................................................

BAB 1 : PENDAHULUAN.................................................................................................
A. Latar Belakang......................................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................................
C. Tujuan Penulisan...................................................................................................
D. Sistematika Pembahasan.......................................................................................
E. Metode Penulisan...................................................................................................

BAB 2 : SISTIM INFORMASI MANAJEMEN (SIM)......................................................


A. Pendahuluan..........................................................................................................
B. Pengertian Informasi.............................................................................................
C. Proses Komunikasi................................................................................................
D. Komunikasi Manajemen.......................................................................................
E. Definisi Sistem Informasi Manajemen..................................................................

BAB 3 : PENGAMBILAN KEPUTUSAN.........................................................................


A. Pentingnya Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen ....................................
B. Berbagai Kekuatan Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan.....................
C. Jenis-jenis Keputusan............................................................................................
D. Langkah-langkah Dalam Pengambilan Keputusan ..............................................
E. Sarana Pengambilan Keputusan............................................................................

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Banyak organisasi yang ingin membangun sistem Informasi


Manajemennya sendiri, dan telah menyediakan dana yang cukup, tetapi ternyata
usaha tersebut sering kali gagal. Penyebabnya antara lain ialah: struktur organisasi
keseluruhan yang kurang wajar, rencana organisasi keseluruhan yang belum
memadai, personil sistem yang tidak memadai, dan yang terpenting adalah
kurangnya partisipasi manajemen dalam bentuk keikutsertaan para manajer dalam
merancang sistem, mengendalikan upaya pengembangan sistem dan memotivasi
seluruh personil yang terlibat.
Sebelum membahas konsep sistem Informasi Manajemen lebih lanjut, berikut ini
akan diberikan definisi ringkas dan formal dari sistem Informasi Manajemen
yaitu: “serangkaian sub-sistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi yang
secara rasional mampu menstransformasikan data sehingga menjadi informasi
dengan berbagai cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya
dan sifat manajer”.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah penyusun uraikan di atas, dapat


dirumiskan persoalan sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari SIM?
2. Bagaimana pengambilan keputusan yang dilakukan dengan SIM?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dri rumudan masalah di atas adalah sebagai
berikut :
1. Mengetahui pengertian dari SIM
2. Mengetahui tata cara pengambilan keputusan dengan SIM
D. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah dalam memahami makalah ini, penyusun


menyajikan sistematika pembahasan sebagai berikut :
BAB I : Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah,
sistematika pembahasan dan mtode penulisan.
BAB II : Berisi tentang pembahasan Sistem Informasi Manajemen
BAB III : Berisi tentang pengambilan keputusan dengan SIM
BAB IV : Berisi penutup yang meliputi kesimpulan dan saran

E. Metode Penulisan

Dalam makalah ini penulis menggunakan beberapa metode


penulisan yaitu :
Metode deduktif : Suatu metode penulisan dengan menempatkan
pokok atau inti maslah di awal dan dijelaksan oleh
beberapa kalimat penjelas.
Metode induktif : Suatu metode penulisan dengan menempatkan
pokok atau inti masalah di akhir paragraf dimana telah
didahului kalimat penjelas.
Metode komparatif : Suatu metode yang membandingkan dari buku
yang satu dengan buku yang lain untuk mencari
keserasian.
Demikian metode penulisan yang mencakup isi dari permasalahan
di atas.
BAB II

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM)

A. PENGERTIAN INFORMASI

Pendapat Gordon B. Davis yang menyatakan bahwa informasi adalah data


yang telah diproses kedalam suatu bentuk yang mempunyai arti bagi si penerima
dan mempunyai nilai nyata dan terasa bagi keputusan saat itu atau keputusan
mendatang.
Definisi Gordon B. Davis itu menunjukkan pengertian informasi yang
sempit, yakni pengertian informasi dalam hubungannya dengan kegiatan
manajemen. Dan itu memang informasi dalam hubungannya dengan manajemen.
Tetapi pada kenyataannya informasi mempunyai pengertian yang lebih luas
daripada yang tercangkup oleh kegiatan manajemen.
Dr. R.J Beishon dalam karyanya berjudul “Information Flow and
Manager’s Decisions” menjelaskan pengertian informasi sebagai berikut :
“informasi diinterpresentasikan, barangkali, lebih luas dari pada biasanya,
yang mencangkup isyarat dan data yang diterima seorang manajer sehari-harinya,
apakah itu tampak bersangkutan dengan pekerjaan atau tidak. Pendekatan seperti
ini memandang hal-hal seperti ekspresi wajah dan gerak isyarat sebagai informasi,
demikian pula hal-hal yang lebih jelas seperti memo dan pesan melalui telepon.
Tetapi pengertian informasi dalam sistem informasi menjadi terbatas.
Bahwa informasi dalam sistem informasi harus dipahami atau dimengerti adalah
jelas, tetapi informasi tersebut harus disampaikan kepada orang lain. Karenanya
informasi seperti itu dinamakan “informasi manusia” untuk membedakan dari
informasi sebagai persepsi dari lingkungan alamiah.
Informasi manusia tersebut sering disebut “pesan”. Istilah pesan itu
mengandung arti informasi yang dating dari pengirim pesan yang ditujukan
kepada penerima pesan. Proses penyampaian pesan dan penerimaan pesan
tersebut dinamakan komunikasi.

Informasi pada tahap-tahap manajemen

Setiap tahap manajemen memerlukan informasi yang berbeda, yang pada


gilirannya dapat berbeda pula dalam teknik atau cara penyampaiannya. Informasi
pada tahap-tahap manajemen meliputi :
• Informasi untuk perencanaan
• Informasi untuk penggiatan
• Informasi untuk pengawasan

Jenis-jenis informasi
Para ahli sistem informasi manajemen tidak mempunyai pendapat yang
sama mengenai jenis-jenis informasi yang dioperasikan dalam manajemen. Dari
berbagai pendapat yang berbeda itu dapat disimpulkan bahwa informasi dalam
manajemen diklasifikasikan berdasarkan aspek-aspek seperti yang akan
dipaparkan sebagai berikut :
• Informasi berdasarkan persyaratan
Suatu informasi harus memenuhi persyaratan sebagaimana dibutuhkan
oleh seorang manajer dalam rangka pengambilan keputusan yang harus
segera dilakukan. Berdasarkan persyaratan itu informasi dalam
manajemen diklasifikasikan sebagai berikut :
 Informasi yang tepat waktunya
 Informasi yang bernilai
 Informasi yang dapat dipercaya
• Informasi berdasarkan dimensi waktu
Informasi berdasarkan waktu diklasifikasikan sebagai berikut :
 Informasi masa lalu
 Informasi masa kini
• Informasi berdasarkan sasaran
Informasi berdasarkan sasaran adalah informasi yang ditujukan kepada
seseorang atau sekelompok orang, baik yang terdapat dalam organisasi
maupun diluar organisasi. Informasi jenis ini diklasifikasikan sebagai
berikut :
 Informasi individual
 Informasi komunitas

Demikianlah beberapa hal mengenai pengertian informasi beserta jenis-


jenisnya yang patut difahami para manajer dalam rangka melaksanakan Sistem
Informasi Manajemen.

B. PROSES KOMUNIKASI

Perihal komunikasi secara implicit dimuka telah ditampilkan, karena


memang kalau kita berbicara mengenai informasi tak mungkin lepas dari
komunikasi sebagai proses penyampaiannya oleh seseorang kepada orang lain.
Lasswell merupakan bahwa cara yang terbaik untuk menerangkan
komunikasi ialah menjawab pertanyaan : Who Says What In Which Channel To
Whom Whith What Effect”.
Jawaban terhadap pertanyaan yang merupakan paradigm komunikasi itu
adalah unsure-unsur atau komponene-komponen yang terdapat dalam proses
komunikasi. Apabila kita terapkan paradigm komunikasi itu dalam kihupan
manajemen dalm kaitannnya dengan sistem informasi manajemen, maka jelas
bahwa yang berfungsi sebagai komunikator sebagai unsur pertama adalah
manajer, apakah itu manajer puncak atau administrator atau manajer yang lebih
rendah jenjangnya, apabila pimpinan tersebut menyampaikan suatu pesan kepada
para karyawan sebagai bawahannya. Tetapi adakalanya bawahan menjadi
komunikator, jika ia datang menghadap kepada pimpinan untuk menyampaikan
suatu pesan, misalnya laporan, gagasan atau keluhan.
Jadi, yang brfungsi sebagai komunikator adalah orang yang
menyampaikan suatu pesan kepada orang lain. Wilbur Schramm, seorang pakar
komunikasi yang amat terkenal, mengatakan bahwa pesan komunikasi bisa
informasi, gagasan atau sikap. Tampak bahwa komunikator sebagi unsur pertama
dan sebagai unsur kedua dari proses komunikasi itu kait mengkait dengan ketat,
yang satu dari yang lainnya tidak mungkin dipisahkan.
Unsur ketiga adalah media sebagai saluran untuk melangsungkan suatu
pesan dari komunikator itu. Media disini mengandung makna yang luas, yang
diklasifikasikan menjadi media primer dan media sekunder. Yang termasuk media
primer adalah bahasa, kial atau isyarat dengan anggota tubuh, misalnya
menganggukkan kepala, mengkedipkan mata, melambaikan tangan dan
sebagainya.
Media sekunder adalah sarana untuk meneruskan pesan kepada
komunikan sebagai unsur keempat, yang banyak jumlahnya, jauh tempatnya atau
kedua-keduanya, banyak dan jauh.
Dalam kehidupan manajemen pada umumnya semua media, baik media
primer maupun media sekunder, dipergunakan secara luas. Unsur kelima dari
komunikasi itu adalah efek yang melekat pada komunikan dan harus sesuai
dengan tujuan komunikator. Dalam kehidupan manajemen jika seorang manajer
atau administrator menyampaikan suatu pesan atau informasi tentunya
mempunyai tujuan. Tujuannya macam-macam, dapat diklasifikasikan sebagai
tujuan mengubah sikap, mengubah opini atau pandangan atau pendapat, dan
mengubah perilaku komunikan.
Sikap adalah kondisi internal seseorang dalam bentuk kecendrungan
semata-mata : tersembunyi atau tertutup, baru sikapnya itu diketahui orang
apabila diekspresikan. Pengekspresikannya dapat dilakukan secara verbal, yakni
dengan kata-kata atau secara nirverbal fisik. Jika diekspresikan secara verbal,
maka jadilah opini atau pendapat, dan kalau diekspresikan secara inverbal fisik,
jadilah perilaku atau kegiatan atau tindakan. Berdasarkan penjelasan itu, maka
yang utama sebenarnya perubahan sikap. Kalau kita analisis lebih jauh, sikap
yang terdapat dalam diri seseorang itu terdiri dari tiga komponen, yakni kognisi
berbentuk pikiran, afeksi berbentuk perasaan dan konasi berbentuk tekad atau
itikad. Konasi adalah resultan paduan kognisi dan afeksi, dengan perkataan lain
tekad atau itikad adalah hasil paduan hasil pikiran dan perasaan.

Jenis-jenis komunikasi

Untuk memudahkan pemahaman mengenai seluk beluk komunikasi itu,


kita mengadakan klasifikasi sebagai berikut :
1. Komunikasi tatap muka
Komunikasi jenis ini adalah komunikasi yang berlangsung secara berhadapan
muka antara komunikator dengan komunikan. Karena saling melihat,
komunikator akan mengetahui tanggapan komunikan terhadap dirinya dan
terhadap pesan yang disampaikan. Dapat pula dikatakan bahwa umpan balik
terjadi seketika. Jika umpan baliknya positif maka si komunikator dapat
bertahan pada gayanya semula. Sebaliknya, apabila umpan baliknya negatif,
maka ia dapat mengubah gayanya. Terjadinya umpan balik negatif, karena
gaya komunikasinya tidak komunikatif.
Komunikasi tatap muka terdiri dari dua jenis, sebagai berikut :
 Komunikasi antar persona
Komunikasi jenis ini adalah komunikasi antara seorang komunikator
dengan seorang komunikan, yang disebut komunikasi diadik, atau
antara seorang komunikator dengan dua orang komunikan, yang
dinamakan komunikasi triadik.
Cirri-cir komunikasi antar persona adalah sebagai berikut :
- Berlangsung dua arah timbale balik
- Bersifat dialogis
- Umpan balik berlangsung seketika
- Kerangka referensi
Yang dimaksud kerangka refensi ialah paduan nilai-nilai yang
menyangkut pendidikan, kebudayaan, status sosial, status ekonomi, agama
dan lain-lain yang membentuk pribadi seseorang.
 Komunikasi kelompok
Komunikasi kelompok terbagi dua bagian diantaranya :
- Komunikasi kelompok kecil
Komunikasi kelompok kecil adalah komunikasi yang berlangsung
dalam situasi yang memungkinkan dialihkannya ke situasi
komunikasi antar persona.
- Komunikasi kelompok besar
Komunikasi kelompok besar adalah komunikasi yang
dilangsungkan dalam jumlah yang relative sangat banyak, sehingga
diselenggarakan dilapangan terbuka atau gedung yang besar.
Cirri-ciri komunikasi kelompok besar adalah :
1. Berlangsung satu arah
2. Komunikan bersifat heterogen
3. Komunikan bersikap emosional
4. Menimbulkan wabah mental

2. Komunikasi bermedia
Yang dimaksud media disini ialah media sekunder, yang seperti telah
disinggung dimuka berupa sarana untuk meneruskan suatu pesan kepada
komunikan yang banyak jumlahnya, jauh tempatnya atau kedua-duanya.
Komunikasi bermedia terbagi dua bagian :
 Komunikasi media masa
 Komunikasi medio

Teknik-teknik komunikasi

Bagi para manajer teknik-teknik komunikasi perlu di fahami secara


seksama, meskipun tidak secara teoritis sama sekali, lebih-lebih para menajer
yang mengelola organisasi besar, karena setiap informasi yang disampaikan
kepada sasaran, tidak semata-mata agar khalyak didalam organisasi atau diluar
organisasi mengetahui, tetapi tidak jarang agar melaksanakan. Ini berarti bahwa
informasi yang disampaikan, tidak hanya diharapkan menimbulkan efek kognitif
saja, tetapi juga efek behavioral. Teknik-teknik komunikasi diantaranya sebagai
berikut :
 Teknik komunikasi informative
 Teknik komunikasi persuasive
 Teknik komunikasi koersif

C. KOMUNIKASI MANAJEMEN

Komunikasi manusia meliputi berbagai bidang komunikasi, diantaranya


adalah Komunikasi Manajemen atau kadang-kadang dinamakan juga Komunikasi
Organisasional. Yang lainnya adalah Komunikasi Politik, Komunikasi
Tradisional, Komunikasi Kebudayaan, Komunikasi Pembangunan, Komunikasi
Internasional dan sebagainya.
Sesuai dengan maknanya istilahnya Komunikasi Manajemen adalah
komunikasi dalam lingkupan kegiatan manajemen yang dengan sendirinya
terdapat dalam organisasi.
Jika komunikasi manajemen mencankup tiga demensi : dimensi pertama
adalah komunikasi vertikal, dimensi kedua komunikasi horizontal dan dimensi
yang ketiga komunikasi eksternal.
• Komunikasi Vertikal
Komunikasi vertikal berlangsung dari atas ke bawah dan dari bawah ke
atas dengan kata lain komunikasi vertikal berlangusng dari pimpinan ke
bawahan dan sebaliknya
Pimpinan memberikan informasi, instruksi, petunjuk, penjelasan dan lain-
lain kepada bawahannya sementara bawahan memberikan laporan, saran,
dan sebagainya kepada pimpinan.
• Komunikasi Horisontal
Komunikasi horizontal adalah komunikasi antar petugas yang mempunyai
kedudukan yang setara dalam suatu organisasi, baik dalam unit yang sama
maupun berbeda. Disebabkan kedudukan yang setara, maka komunikasi
antar petugas ini sering kali lebih bersifat informal daripada formal.
Komunikasi seperti ini terjadi sewaktu istirahat atau pulang kerja.
• Komunikasi Eksternal
Komunikasi eksernal adalah komunikasi antara manajer dengan orang-
orang yang berada diluar organisasi. Komunikasi eksternal dilakukan
bukan saja dengan menggunakan media massa, tetapi juga dengan media-
media lainnya, bahkan tidak jarang dilakukan secara tatap muka.

Demikianlah tiga dimensi komunikasi manajemen dalam bentuk proses


pengiriman dan penerimaan informasi menurut jalur-jalur manajemen. Pentingnya
pemahaman komunikasi ini karena lalu lintas informasi dalam organisasi akan
mendukung tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

D. DEFENISI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Untuk dapat memahami arti sistem informasi manajemen baiklah kita


kutip terlebih dahulu beberapa defenisi yang diketengahkan oleh para ahli.
Robert G. Murdick dan Joel E. Ross dalam bukunya “Information System
for Modern Management” mendefenisikan SIM sebagai :
“Proses komunikasi di mana informasi masukan (input) direkam, disimpan
dan diperoleh kembali (proses) bagi keputusan (output) mengenai perencanaan,
pengoperasian dan pengawasan”.
Meskipun demikian, Gordon B. Davis menyatakan bahwa dia sendiri
menggunakan istilah “Management Information System”. Dia mendefenisikan
sebagai :
“Sisstem manusia/mesin yang terpadukan untuk menyajikan informasi
guna mendukung fungsi operasi, manajemen dan pengambilan keputusan dalam
suatu organisasi”
Drs. Soetedjo Moeljodihardjo dalam karyanya “Management Information
System” mendefenisikan SIM sebagai berikut :
“SIM adalah “suatu metode untuk menghasilkan informasi yang tepat
waktunya bagi manajemen tentang external environment dan internal operation
dari suatu bidang usaha, dengan tujuan untuk menunjang pengambilan keputusan
dan memperbaiki planning dan control”.
Dalam Ensiklopedia Manajemen yang disusun oleh Drs. Komaruddin
dijelaskan sebagai berikut :
Sistem informasi manajemen adalah pendekatan yang terorganisasi dan
terencana untuk memberi eksekutif bantuan informasi yang tepat yang
memberikan kemudahan bagi proses manajemen.
Defenisi yang diketengahkan oleh Roberts W. Holmes menyatakan
sebagai berikut :
SIM adalah suatu sistem yang dirancang untuk menyajikan informasi
pilihan yang berorientasi kepada keputusan yang diperlukan oleh manajemen
guna merencanakan, mengawasi, dan menilai aktifitas organisasi.
Sesuai dengan makna istilahnya, sistem informasi manajemen harus
ditinjau denagn pendekatan sistem. Ini berarti bahwa manajemen itu sendiri
dimana proses informasi berlangsung harus dilihatnya sebagai sistem, dalam hal
ini sebagai “total system”. Dengan mengatakan manajemen sebagai total sistem,
maka sistem informasi manajemen merupakan salah satu subsistem dari sekian
banyak subsistem yang tercangkup oleh total system tersebut. Meskipun pada
subsistem dalam organisasi dengan manajemennya itu , terdapat fungsionalisasi
dan spesialisasi, keseluruhan subsistem di situ harus bergerak menuju satu arah,
yaitu tujuan yang sudah ditetapkan untuk dicapai. Karena dampak (input)
subsistem ini besar sekali dalam keseluruhan sistem, maka gerak subsistem-
subsistem tadi perlu diawasi, sehingga tidak menyelewengkan dari arah.
Untuk itulah perlunya informasi yang harus dikelola secara sistematis,
karena jelas di situ bahwa informasi bukan saja diperlukan secara efektif dan
efisien dari puncak organisasi ke bawah secara timbal balik, tetapi juga ke luar
organisasi secara timbal balik.
BAB III

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

A. PENTINGNYA PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MANAJEMEN

Dalam manajemen, pengambilan keputusan memegang peranan


yang sangat penting, oleh karena keputusan yang diambil oleh seorang manajer
merupakan hasil pemikiran akhir yang harus dilaksanakan oleh bawahannya atau
mereka yang bersangkutan dengan organisasi yang mereka pimpin. Penting, oleh
karena menyangkut semua aspek manajemen. Kesalahan dalam pengmabilan
keputusan bisa merugikan organisasi, mulai dari kerugian citra sampai kepada
kerugian uang.
Pengambilan keputusan adalah suatu proses pemikiran dalam
rangka pemecahan suatu masalah untuk memperoleh suatu hasil akhir guna
dilaksanakan. Ada masalah yang mudah saja dipecahkan, ada yang sukar, ada juga
yang sangat sulit, tergantung pada besarnya masalah, dan luasnya sangkut-paut
dengan berbagai faktor. Atas dasar itulah, maka keputusan yang dihasilkan ada
yang tidak mengandung resiko apa-apa, ada yang resikonya kecil saja, dan ada
pula resiko yang besar. Di situlah pentingnya informasi, sebab keputusan yang
diambil adalah hasil akhir dari pemilihan sejumlah alternatif. Dan yang diambil
adalah alternatif yang terbaik, dalam arti kata yang paling kecil resikonya.
Kepemimpinan seorang administrator atau manajer banyak
ditentukan oleh kemampuan mengambil keputusan yang dinilai adalah sejauh
mana keputusan-keputusan yang diambil dapat mempercepat pencapaian tujuan
dengan efisien.
Menurut Dr. Sondang P. Siagian, MPA, Ph.D., semakin tinggi
kedudukan seseorang dalam suatu organisasi, semakin banyak memerlukan
“manajerial skill” dan semakin berkurang membutukan “technical skill”, oleh
karena semakin berkurang keterlibatannya dalam kegiatan-kegiatan yang bersifat
operasional. Semakin luas keterampilan manajerial seorang manajer, semakin
banyak yang harus diketahui olehnya aspek-aspek manajemen. Aspek-aspek
manajemen ini meliputi berbagai faktor intern organisasi, dan berbagai faktor
ektern organisasi. Lebih-lebih faktor-faktor ekstern organisasi, dikarenakan erat
hubungannya dengan “Envirommental In pact Assessment” patut mendapat
perhatian khusus dari seorang manajer puncak. Ini menyangkut politik, ekonomi,
hukum, sosial dan kebudayaan. Seorang manajer harus peka terhadap gejala sosial
akibat dinamikanya masyarakat. Kebijakan pemerintah bukan tidak mungkin
merugikan organisasi, tetapi kerugian itu tersebut tidak akan fatal apabila seorang
manajer memiliki daya ramal rasional yang kuat, sehingga setiap gejala yang
mucul, apa saja yang akan terjadi bisa diduga sebelumnya. Dengan demikian
dapat diadakan persiapan-persiapan terlebih dahulu.
Jelas, setiap tindakan yang dilakukan adalah pengambilan
keputusan.
B. BERBAGAI KEKUATAN YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN
KEPUTUSAN

Seperti telah disinggung, pengambilan keputusan pada hakikatnya


adalah pemilihan alternatif yang paling kecil resikonya, untuk dilaksanakan dalam
rangka pencapaian tujuan yang telah dilakukan. Dalam proses pengambilan
tersebut terdapat tiga kekuatan yang selalu mempengaruhinya, yaitu :
1. Dinamika individu
2. Dinamika kelompok
3. Dinamika lingkungan

1. Dinamika individu

Organisasi merupakan wadah individu-individu, yang masing-


masing membawa sikapnya, dan wataknya sendiri. Setiap individu itu tidak statis,
melainkan dinamis, sesuai dengan sifat alamiah manusia, lebih-lebih kalau
manusia-manusia itu bergabung dalam suatu wadah yang bernama organisasi.
Dalam proses dinamikanya itu, individu dengan organisasi
pengaruh-mempengaruhi. Individu mempengaruhi organisasi, tetapi organisasi
pun mempengaruhi individu. Secara ontogenetik dan filogenetik, antara individu
yang satu dengan individu yang lain akan berbeda dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan pribadinya. Setiap pengambilan keputusan oleh seseorang
demi kepentingan organisasi akan dipengaruhi oleh kepentingan pribadinya.
Sebagai contoh, seorang direktur perusahaan atau kepala jawatan yang
dihadapkan pada pengambilan keputusan wanita mana yang ditetapkan sebagai
sekretaris dari sejumlah pelamar, maka disini faktor pribadinya akan turut
berbicara.
Korupsi di sebuah perusahaan yang dilakukan oleh seorang
bendaharawan adalah hasil keputusan yang diambil olehnya, yang memang
merugikan dirinya, dalam bentuk pengajuan di pengadilan, tetapi disamping itu
juga merugikan kantor dimana ia bekerja. Jelas disini bahwa pengambilan
keputusan yang dilakukan oleh seorang pegawai bisa berpengaruh besar
organisasi tempat ia bekerja. Jelas pula dinamika individu tidak selalu positif.
Dalam hubungan ini manajer perlu menaruh perhatian yang seksama dalam
mendelegasikan wewenangnya.
Tugas utama manajer adalah mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dengan efisien. Tujuan organisasi sudah jelas, dan tujuan individu-
individu harus sinkron dengannya. Jika tujuan individu bertentangan dengan
tujuan organisasi, maka pencapaian tujuan organisasi akan mengalami
penghambatan. Ole karena itu, individu-individu yang terdapat di semua lini, baik
dalam manajemen puncak, manajemen tengah, manajemen pengawasan, maupun
individu-individu pelaksana harus mempunyai tujuan yang sama dengan tujuan
organisasi.
2. Dinamika kelompok

Menurut Floyd D. Ruch dalam bukunya “ Psychology and Life”,


dinamika kelompok adalah analisa daripada relasi-relasi kelompok sosial,
berdasarkan prinsip bahwa tingkah laku dalam kelompok itu adalah hasil interaksi
yang dinamis antara individu-individu dalam situasi sosial.
Bedasarkan defenisi Rush tersebut, maka para karyawan sebuah
perusahaan, atau organisasi ke karyawan apa pun adalah kelompok sosial, karena
mereka terdiri dari sejumlah individu yang telah terlihat dalam interaksi yang
intensif dan teratur, sehingga individu-individu tersebut terdapat pembagian tugas,
struktur dan norma-norma tertentu. Setiap kelompok mempunyai norma-norma
sendiri-sendiri. Norma adalah nilai-nilai yang dalam kehidupan manusia
menentukan mana yang boleh dan mana yang tidakboleh dilakukan. Norma
mempunyai fungsi ganda, pertama mengikat rasa persatuan, dan kedua
memperteguh rasa persatuan.
Pengaruh norma kelompok ini perlu diperhatikan oleh manager,
oleh karena bawahannya yang merupakan individu-individu yang tergabung
dalam organisasi yang ia pimpin itu, adalah kelompok sekunder yang mereka
masuki dengan membawa norma-norma kelompok primernya.
Dewasa ini perusahaan, organisasi dan lain-lain banyak yang
diperlengkapi hubungan masyarakat dengan ditempatkan sebagai biro, bagian atau
seksi. Ini penting, karena direktur perusahaan lebih-lebih sebuah departemen atau
pemerintah daerah propinsi atau perusahaan taraf nasional yang meliputi puluhan
ribu karyawan, tidak mungkin berinteraksi dengan seluruh karyawan. Adalah
tugas kepala humas antara lain menangani internal public, selain ekternal public
untuk meneliti sikap, opini dan perilaku karyawan guna disampaikan hasilnya
kepada atasannya. Dengan demikian keharusan peka dan tanggap terhadap
dinamika kelompok dapat dipenuhi oleh seorang pemimpin organisasi.

3. Dinamika lingkungan

Yang dimaksud dengan lingkungan disini adalah situasi, kondisi


dan faktor-faktor yang berkaitan dengan suatu keputusan. Suatu keputusan yang
diambil merupakan jawaban terhadap suatu tantangan. Tantangan itu timbul
sebagai akibat perubahan situasi dan kondisi. Apabila keputusan sudah diambil,
maka ia akan mengubah situasi dan kondisi dan berbagai faktor yang
bersangkutan.
Bagi seorang manajer, memperhatikan dinamika lingkungan sangat
penting, oleh karena akan memperoleh wawasan dalam pengambilan suatu
keputusan. Suatu keputusan yang diambilnya tidak akan berdiri sendiri, lebih-
lebih keputusan penting, akan merupakan sumber penjabaran yang akan berbentuk
keputusan-keputusan lain yang derajatnya lebih rendah yang akan dibuat oleh
eselon-eselon yang lebih rendah.
Dengan demikian pengambilan keputusan dengan lingkungan itu
saling pengaruh-mempengaruhi. Lingkungan yang dinamis memaksa seorang
manajer mengambil suatu keputusan, lalu pada gilirannya, keputusan yang
diambil ini mengubah lingkungan dan begitu seterusnya.
Demikianlah tiga kekuatan, yaitu dinamika individu, dinamika
lingkungan yang mempengaruhi pengambilan keputusan. Dan apabila keputusan
itu diambil, akan mempengaruhi pula individu, kelompok dan lingkungan.

C. JENIS-JENIS KEPUTUSAN

Setiap keputusan mengandung isi dan tujuan. Isu suatu keputusan


adalah apa yang dikehendaki oleh si pengambil keputusan dan apa yang harus
dilaksanakan oleh mereka yang terlibat dalam pengambilan keputusan tersebut.
Oleh karena harus dilaksanakan, maka isi keputusan itu harus jelas. Jika
menyangkut manusia, siapa yang harus melaksanakannya, bila menyangkut
waktu, kapan mulai berlakunya keputusan tersebut dan berapa lama harus
dilaksanakan kalau menyangkut biaya, dari mana biaya akan dikeluarkan dan
sebagainya.
Demikian pula, tujuan keputusan harus jelas bagi si pelaksana dan
bagi mereka yang berhubungan dengan keputusan tersebut. Tujuan biasanya
berkaitan dengan argumentasi, seseorang yang mengambil keputusan pasti
mempunyai alasan mengapa keputusan itu diambil.
Tidak semua keputusan dituangkan dalam surat keputusan. Ada
juga keputusan dalam organisasi yang diambil dan diumumkan dalam bentuk lain,
umpamanya instruksi atau edaran. Yang bagaimana harus dituangkan dalam surat
keputusan tergantung pada derajat isi keputusan tersebut. Yang penting adalah
bahwa dalam sebuah organisasi, surat keputusan mempunyai kepastian hukum
dibandingkan dengan bentuk lain yang lebih rendah derajatnya. Keputusan
diklasifikasikan berdasarkan struktur organisasi dan berdasarkan kondisi dan
situasi.

1. Keputusan berdasarkan struktur organisasi

Dalam jenjang manajemen suatu organisasi, manajer puncak


berfungsi sebagai administrator. Kedudukannya adalah pada jenjang paling atas.
Ia menetapkan kebijakan umum dan bertanggung jawab atas jalannya organisasi
secara keseluruhan.
Di bawah manajer puncak terdapat manajer eksekutif atau manajer
pelaksana, yang bertugas mengkoordinasikan pekerjaan yang dilakukan manajer
operatif sedemikian rupa, sehingga semua tugas dilakasanakan dengan efektif,
sesuai dengan perencanaan dan tujuan yang telah ditetapkan. Jika administrator
berada dalam manajemen puncak, maka manajer eksekutif dan manajer operatif
berada dalam manajemen tengah.
Di bawah manajer operatif terdapat para pengawas atau mandor
yang mengamati jalannya pekerjaan secara teknis yang dilakukan para pekerja.
Para pekerja inilah dalam struktur organisasi merupakan tahap paling bawah yang
tidak mempunyai anak buah.
Berdasarkan struktur organisasi tersebut, keputusan
diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Keputusan administratif
Keputusan administratif adalah keputusan yang diambil
oleh seorang administrator/manajer puncak sebagai pucuk pimpinan
organisasi ke karyawan. Keputusan ini bersifat umum dan menyeluruh yang
berfungsi sebagai landasan kebijakan yang oleh eselon bawahan harus
dilakukan penorganisasian.

b. Keputusan eksekutif
Keputusan eksekutif adalah keputusan yang diambil oleh
manajer eksekutif. Seperti dijelaskan diatas, kedudukan manajer eksekutif
berada diantara manajer puncak dan manajer operatif. Tugas manajer
eksekutif adalah meneruskan gagasan administrator dalam fungsinya sebagai
koordinator yang mengkoordinasikan para manajer operatif.

c. Keputusan operatif
Keputusan operatif adalah keputusan yang diambil oleh
manajer operatif dalam rangka pelaksanaan gagasan, arahan, dan paduan
manajer eksekutif. Yang dimaksudkan dengan pelaksanaan ialah segala
kegiatan operasional dalam memproduksi hasil kerja, baik berbentuk barang
maupun jasa.

d. Keputusan teknis
Keputusan ini adalah yang paling rendah derajatnya yang
diambil oleh para pengawasnya atau mandor. Sesuai dengan namanya,
keputusan ini mengenai masalah-masalah teknis.

2. Keputusan berdasarkan kondisi dan situasi

Keputusan berdasarkan kondisi dan situasi terdiri dari berbagai


jenis yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Keputusan menurut sistem

Sistem keputusan, yaitu model sistem dimana keputusan


diambil sifatnya tertutup dan terbuka.

1. Sistem keputusan tertutup


2. Sistem keputusan terbuka
b. Keputusan menurut urgensi

Menurut sistem ini, keputusan terbagi 4 jenis :


1. Keputusan vital
2. Keputusan penting
3. Keputusan biasa
4. Keputusan formalitas

c. Keputusan menurut efek

Keputusan ini diklasifikasikan sebagai berikut :


1. Keputusan managerial
2. Keputusan teknis
3. Keputusan ekonomis
4. Keputusan yuridis
5. Keputusan politis

d. Keputusan menurut daya laku

Klasifikasinya sebagai berikut :


1. Keputusan definitif
2. Keputusan sementara
3. Keputusan darurat

e. Keputusan menurut frekuensi

Berdasarkan frekuensinya, keputusan diklasifikasikan


sebagai berikut :
1. Keputusan incidental
2. Keputusan rutin

f. Keputusan menurut kemampuan organisasi

1. Keputusan terprogram
2. Keputusan tak terprogram

Demikianlah berbagai jenis keputusan, dengan mengetahui macam-macam


keputusan itu, maka kiranya dapat diperkirakan informasi yang bagaimana yang
diperlukan, dari mana sumbernya, bagaimana memperolehnya. Dengan demikian,
maka keputusan dapat diambil dengan tepat dan cepat.
D. LANGKAH-LANGKAH DALAM PROSES PENGAMBILAN
KEPUTUSAN

Pengambilan keputusan ada yang mudah, ada yang sulit, ada juga
yang sangat sulit. Ini tergantung pada luasnya ruang lingkup permasalahan yang
bersangkutan dengan pengambilan keputusan tersebut. Dalam organisasi kecil
permasalahan hanya sederhana saja, pengambilan keputusanpun dapat dilakukan
dengan mudah. Dan lain kalau organisasi itu besar dengan ruang lingkup yang
luas dan banyak manusia yang yang tergabung, serta meliputi biaya pengolahan
yang besar jumlahnya, maka suatu keputusan belum tentu mudah.
Beberapa model pengambilan keputusan menitik beratkan pada
arus balik dari hasil keputusan. Sebagai contoh A. Rubenstein dan C.J. Habersrop
mengemukakan tahap-tahap berikut :

1. Pengenalan masalah
2. Analisa dan pernyataan alternatif-alternatif
3. Pilihan diantara alternatif-alternatif
4. Komunikasi dan implementasi keputusan
5. Tindak lanjut dan arus balik hasil-hasil keputusan

Berikut ini adalah langkah-langkah dalam proses pengambilan


keputusan dalam rangka memecahkan masalah yang rumit dan sulit.

1. Identifikasi masalah

Dalam proses pengambilan keputusan, pertama-tama masalahnya


harus benar-benar jelas. Harus jelas pula perumusannya. Dalam mengkaji masalah
ini, jawaban dari beberapa pertanyaan berikut ini akan memperjelas perumusan
masalah :
a. Mengapa masalah itu harus dipecahkan ?
b. Apa untung ruginya ?
c. Faktor-faktor apa yang berpengaruh ?
d. Kapan harus diselesaikan ?
e. Berapa biaya diperlukan ?
f. Harapan apa yang dapat diperoleh ?
g. Bagaimana melaksanakannya ?
h. Siapa yang akan diikutsertakan ?

2. Pengumpulan data

Untuk memecahkan masalah, data sangat diperlukan, dan data ini


sudah tentu harus relevan. Untuk inilah pentingnya sistem informasi dalam suatu
manajemen. Data bukan saja informasi yang masuk, kemudian disimpan untuk
dijadikan informasi lagi ke luar. Bukan itu saja, tetapi juga hasil karya sendiri atau
hasil pemecahan suatu masalah diwaktu-waktu yang lampau, kemudian
catatannya disimpan, kalau-kalau diperlukan dikemudian hari, untuk bahan
perbandingan dan untuk dijadikan landasan pemecahan masalah yang mungkin
sama, atau untuk kegiatan lain.

3. Analisis data

Pada tahap ini, data yang sudah terkumpul kemudian diolah


dengan sistematis, sesuai dengan pertanyaan yang dirumuskan pada tahap
identifikasi masalah tadi. Data yang sudah dikumpulkan itu kini menjadi
informasi, karena kini dipergunakan, dalam hal ini untuk pengambilan keputusan.

4. Penentuan alternatif

Data yang sudah dianalisa itu menimbulkan beberapa alternatif


yang harus diambil salah satu yang menurut pertimbangan paling baik. Dalam
penentuan alternatif ini tidak mungkin minta tolong pada komputer, sebab
komputer kemampuangnya terbatas, hanya mampu mempercepat proses saja,
tidak bisa menyamai pikiran manusia, apalagi melebihinya.
Penentuan alternatif harus berdasarkan pertimbangan yang matang,
berlandaskan pemikiran yang masak. Sepeti juga yang telah disinggung dimuka,
alternatif yang baik adalah yang paling kecil resikonya, murah, aman, sesuai dan
tidak menimbulkan efek negatif. Bahwa kemudian ternyata memang ada
resikonya, maka resiko tersebut sudah diperhitungkan.

5. Pelaksanaan alternatif

Jika altenatif telah diputuskan, maka langkah selanjutnya adalah


pelaksanaan alternatif tersebut yang menghendaki direalisasikannya dalam bentuk
kegiatan-kegiatan. Pelaksanaan tersebut harus sinkron dengan strategi yang sudah
digariskan.

6. Penilaian

Penilaian atau evaluasi adalah tahap akhir proses pengambilan


keputusan. Penilaian dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan yang
dilaksanakan cocok dengan perencanaan. Kalau tidak, harus segera diadakan
tindakan-tindakan untuk memperbaikinya.

E. SARANA PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Seorang pemimpin organisasi kekaryaan, untuk pemecahan


masalah tertentu, dapat mengambil keputusan sendiri tanpa membawa orang lain,
tetapi dapat juga mengikutsertakan sejumlah orang bila dirasakan bahwa masalah
yang harus dipecahkan terlalu sulit. Apabila seorang pemimpin mengikutsertakan
orang lain, tidaklah berarti bahwa ia tidak mampu melaksanakan kepemimpinan,
malah justru dengan mengajak stafnya atau bawahannya memikirkan bersama
suatu masalah, nilai kepemimpinannya tinggi. Dalam teori kepemimpinan ia telah
melaksanakan gaya kepemimpinan demokratis. Jenis kepemimpinan ini oleh siapa
pun juga dianggap lebih baik daripada gaya kepemimpinan otokratis atau
kepemimpinan bebas.
Dengan gaya kepemimpinan demokratis tersebut, keputusan yang
diambil merupakan keputusan bersama, kerena mereka yang akan melaksanakan
keputusan nanti, turus memutuskan, ikut menyumbangkan pikiran. Dengan
demikian mereka bertanggung jawab secara bersama-sama.
Sehubungan dengan itu, maka dalam rangka membawa serta orang
lain dalam pengambilan keputusan, seorang manajer dapat mengadakan rapat dan
surah saran.

1. Rapat (meeting)

Dalam organisasi kekaryaan rapat bisa bertarap rapat


pimpinan/direksi atau rapat pegawai. Rapat mana yang akan diselenggarakan
tergantung pada besar kecilnya masalah yang akan dipecahkan. Sudah tentu
masalah yang dibawa ke rapat pimpinan adalah masalah yang sifatnya manajerial
yang menyangkut kebijakan pimpinan.
Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari rapat itu,
yakni :

a. Masalah yang akan dipecahkan akan menjadi jelas, karena dikupas dalam
forum terbuka
b. Pertukaran pengetahuan dan pengalaman di antara para peserta rapat akan
dapat menghasilkan cara pemecahan masalah yang lebih mantap
c. Akan timbul banyak alternatif, sehingga dapat dipilih salah satu yang paling
kecil resikonya
d. Akan dapat ditanamkan rasa keterikatan di antara para pegawai, sehingga akan
menumbuhkan rasa tanggung jawab yang lebih besar
e. Akan dapat dikembangkan jiwa demokrasi, karena para peserta rapat terlatih
untuk menerima pendapat orang lain.

Meskipun rapat banyak manfaatnya, namun seringkali tidak


memuaskan, disebabkan :

1. Penyelenggaraan rapat tidak dipersiapkan, sehingga kelangsungannya tidak


lancar dan hasilnya tidak sebagaimana yang diharapkan
2. Rapat diadakan terlalu mendadak, sehingga orang-orang yang diharapkan
hadir, terlalu banyak yang tidak datang
3. Suasana rapat diliputi emosi dan menonjolkan pribadi sehingga tujuan pribadi
diboncengkan pada tujuan organisasi

2. Curah saran (brainstorming)

Curah saran atau brainstorming adalah suatu cara untuk


mendapatkan banyk gagasan dari sekelompok manusia dalam waktu sangat
singkat. Curah saran merupakan tata cara untuk menggalakkan kreatifitas dalam
suatu kelompok dengan menghilangkan atau mengurangi faktor-faktor yang
merintangi pengekspresian gagasan-gagasan yang baru dan kreatif.
Lebih tegas lagi apa yang dikatakan oleh Austin J. Freeley bahwa
tujuan curah saran adalah untuk menciptakan suatu situasi yang menggalakan
jalan pintas dalam proses logis dan untuk memproduksikan sejumlah besar
gagasan dalam waktu singkat.
Dari definisi-defenisi tersebut jelas bahwa curah saran memang
merupakan suatu pertemuan, tetapi bukan rapat pimpinan atau rapat pegawai
seperti biasa kita jumpai dalam organisasi, melainkan lebih tepat dikatakan
diskusi kelompok, sebab disitu para peserta bukan saja diberi kebebasan,
melainkan digalakkan untuk mengemukakan gagasannya.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan


curah saran ini :

a. Para peserta duduk mengelilingi meja dengan jumlah tidak lebih dari 15
orang. Jika lebih banyak orang yang dapat diikut sertakan, sebaiknya dibagi
menjadi kelompok kecil
b. Suasana diciptakan sedemikian rupa sehingga tidak formal para peserta dalam
keadaan tidak kaku serta mempunyai kebebasan untuk mengemukakan
pendapat
c. Karna tujuan curan saran adalah untuk menampung gagasan sebanyak-
banyaknya dalam waktu sesingkat-singkatnya untuk memecahkan suatu
masalah, maka waktu yang ditetapkan tidak lebih dari satu jam
d. Pemrakarsa curah saran mengumumkan kepada para peserta masalah yang
akan dipecahkan
e. Curah saran akan berhasil apabila para peserta hampir sama derajatnya dengan
fungsinya
f. Diskusi dalam curah saran sengaja tidak menggunakan pola tertentu, karena
sifatnya tidak resmi
g. Para peserta digalakan untuk berpartisipasi
h. Selama diskusi penilaian atau kritik apapun tidak dibenarkan
i. Semau gagasan, termasuk yang sekilas tampak tidak bernilai, dituangkan
dalam bentuk tulisan
j. Begitu curah saran selesai dan semua gagasan dihimpun dalam bentuk yang
mudah diperiksa, maka kegiatan meningkat pada tahap penilaian secara
menyeluruh.
Demikian, beberapa cara pengambilan keputusan yang dapat
dipergunakan oleh seorang manajer manakala harus mengambil keputusan yang
penting.
Hasil keputusan penting akan merupakan informasi penting bagi
manajemen, baik untuk tahap perencanaan, penggiatan ataupun pengawasan.
Penyampaian atau penyebaran informasi kepada khalayak, baik khalayak intern
maupun khalayak ekstern, yang dilaksanakan dengan sistem yang mapan dan
mantap, akan merupakan bantuan yang besar bagi lancarnya manajemen.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
SIM adalah suatu sistem yang menyediakan kepada pengelola
organisasi data maupun informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas
organisasi.
Beberapa kegunaan/fungsi sistem informasi antara lain adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan akurat bagi
para pemakai, tanpa mengharuskan adanya prantara sistem informasi.
2. Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan sistem
informasi secara kritis.
3. Mengembangkan proses perencanaan yang efektif.
4. Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan akan keterampilan pendukung sistem
informasi.
5. Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi.
6. Mengantisipasi dan memahami konsekuensi-konsekuensi ekonomis dari sistem
informasi dan teknologi baru.
7. Memperbaiki produktivitas dalam aplikasi pengembangan dan pemeliharaan
sistem.
8. Organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengolah transaksi-transaksi,
mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah satu produk atau
pelayanan mereka.
9. Bank menggunakan sistem informasi untuk mengolah cek-cek nasabah dan
membuat berbagai laporan rekening koran dan transaksi yang terjadi.
10. Perusahaan menggunakan sistem informasi untuk mempertahankan persediaan
pada tingkat paling rendah agar konsisten dengan jenis barang yang tersedia.
11. SIM untuk Pendukung Pengambilan Keputusan
Sistem informasi manajemen memiliki karaktetistik sebagai berikut:
a. SIM tidak mencatat data ke dalam basis data, karena hal ini sudah dilakukan
oleh SPT. SIM hanya mengambil atau membaca data dari basis data.

b. SIM banyak mengolah informasi menjadi informasi baru dengan pengolahan


informasi. Dalarn beberapa hal, pengolahan informasi bisa saja menjadi satu
proses dengan pengolahan data yang ada pada SPT.

c. Informasi dihasilkan melalui berbagai media, baik softeopy (melalui tampilan


lay'ar, suara, atau tanda tanda tertentu. n lisalnya alarm) maupun hardcopy (dalam
bentuk cetakan). Informasi tercetak diperlukan untuk informasi yang bersifat
jangka panjang dan memerlukan analisis, misaInya laporan keuangan atau laporan
penjualan. Sedang laporan soficopy diperlukan untuk informasi yang relatif
sederhana dan ddak mernerlukan anahsis dalarn waktu lama, misaInya informasi
saldo rekening bank dan status kiriman paket.

d. Informasi yang dihasilkan diperlukan untuk membuat keputusan terstruktur dan


keputusan semi terstruktur. Keputusan semi terstruktur adalah keputus¬an yang
harus diambil karena timbul masalah yang jelas tetapi jalan keluarnya ada yang
bersifat jelas dan ada yang tidak jelas. Masalah yang jelas contohnya adalah
habisnya barang dagangan di gudang. jalan keluarnya yang jelas ada¬lah harus
membeh lagi. jalan kehiar yang tidak jelas ada beberapa, rnisaInya harus membeli
kepada pemasok yang mana, berapa banyak kuantitas yang harus dibeli, tunai
atau. kredit, kapan dibayar, dan seterusnya.
e. SIM banyak digunakan olch para manajer madya, dengan tujuan untuk
mengendalikan kegiatan perusahaan agar dapat mencapai tujuan clan sasaran
yang telah ditetapkan oleh manajer puncak.

f. Data yang diolah melibatkan data masa Ialu dan data yang baru. Data masa
yang akan datang Gebih sering disebut sebagai data untuk analisis) akan banyak
diolah olch sistem pendukung keputusan dan sistem pakar.

g. SIM memerlukan waktu relatif lama untuk membangunnya, karena sistem ini
tidak tergolong ke dalarn sistem yang sangat dibutuhkan olch manajemen.
Manajemen perusahian biasanya mendahulukan SPT, karena digunakat~ untuk
mencatat data kegiatan perusahaan. Apabila dimungkinkan, mmaannaajje, men
menginginkan membangun SPT clan SIM secara bersarnaan.

B. Saran
Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapan demi
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

www.google.com, Sabtu, 16 Januari 2010

You might also like