Professional Documents
Culture Documents
MUHAMMAD HARSONO
101 06 11 017
TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
JULI 2008
1
LEMBAR PENGESAHAN
Semester : IV (Empat)
2
DAFTAR ISI
Cover
Lembar Pengesahan .………………………………………………… i
Daftar Isi ……………………………………………………………….. ii
Daftar Lampiran ............................................................................. iii
Abstrak........................................................................................... iv
3
DAFTAR LAMPIRAN
4
ABSTRAK
5
BAB. I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
6
1.4 Metode pengumpulan data
7
BAB. II TELAAH PUSTAKA
2.1 Motor – AC
Motor – AC merupakan motor arus bolak-balik. Motor ini juga sering disebut
motor induksi yang paling sering digunakan. Penamaannya berasal dari keyataan
bahw arus rotor motor ini bukan diperoleh dari sumber tertentu, tapi merupakan
arus yang terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran
dengan medan putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh arus stator.
Belitan stator yang dihubungkan dengan satu sumber tegangan akan
menghasilan tegangan medan magnet yang berputar dengan kecepatan sinkron.
Medan putar pada stator tersebut akan memotong konduktor-konduktor pada
rotor. Sehingga terinduksi arus dan sesuai dengan hukum Hertz (hz), rotor pun
akan turut berputar mengikuti medan putar stator. Perbedaan putaran relatif
antara rotor dan stator disebut slip. Bertambahnya beban akan memperbesar
momen motor, yang oleh karenanya akan memperbesar pula arus induksi pada
rotor induksi. Motor induksi terdiri dari dua jenis yaitu motor induksi dengan rotor
belitan dan motor induksi dengan rotor sangkar.(Hanapi Gunawan,1994).
2.2 Bantalan
8
2. Atas dasar arah beban terhadap poros
a. Bantalan radial. Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak
lurus sumbu poros.
b. Bantalan Aksial. Arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbuh poros
c. Bantalan Gelinding khusus. Bantalan ini menumpu beban yang arahnya
sejajar dan tegak lurus sumbu poros
Puli dan belt merupakan jenis-jenis elemen tranmisi daya fleksibel yang
utama. Berbeda dengan roda gigi, yang relatif memerlukan jarak antara sumbu
yang relatif dekat dan teliti. Puli dan belt dapat meneruskan daya antara poros
terpisah jauh. Jarak antara sumbuhnya terlebih lagi dapat diatur (adjustable).
Pada umumnya belt digunakan dimana kecepatan putar/rotasi relatif tinggi.
Seperti pada reduksi kecepatan tingkat pertama dari suatu motor atau mesin
pengerak. Kecepatan linier sabuk biasanya berkisar antara 2500 sampai 7000 rpm
(1-20 atau maksimum 25 m/s) dengan daya maksimum sampai 500 kw.Pada
kecepatan rendah tegangan pada sabuk tertentu. Pada kecepatan lebih tinggi,
efek-efek dinamik seperti gaya-gaya centrifugal. Cambukan belt dan vibrasi
mengurangi efektifitas transmisi dan umur belt. Kecepatan sebesar 400rpm
umumnya dinyatakan ideal untuk penggunaan belt.
Transmisi dengan belt dapat dikelompokan atas tiga kelompok yaitu belt rata
yang dipasang pada puli silinder dan meneruskan momen puntir (torsi) antara dua
poros yang jarak sumbunya sampai 10 m dengan perbandingan putaran 1/1 – 6/1.
yang kedua belt dengan penampang trapesium yang juga disebut dengan sabuk-V
yang meneruskan torsi antara dua poros dengan jarak sumbu sampai 5m dengan
perbandingan putaran 1/1 – 7/1. yang ketiga sabuk dengan gigi yang digerakan
dengan sproket pada jarak antara sumbu poros dapat sampai 2m dengan penerus
putaran secara tepat dengan perbandingan 1/1 – 6/1. (G. Niemann,1994).
Simbol / standar puli dan sabuk
a. Industri : konsruksi berat , A,B,C,D,E,3V,5V,8V.
konstruksi ringan 2L,3L,4L,5L
b. Pertanian : HA,HB,HC,HD,HE
c. Otomotif : 0,38 inchi, 11/16 inchi, 1 inchi
Contoh 5V 1400
5V: potongan silang
1400 : panjang efektif = 140 inchi
9
2.4 Poros
Poros merupakan salah satu bagian yang penting dari setiap mesin. Elemen
poros merupakan elemen utama pada sistem transmisi putar yang dapat berfungsi
sebagai pembawa, pendukung putaran dan beban, dan pengatur gerak putaran
menjadi gerak lurus.
Poros untuk meneruskan daya diklasifikasikan menurut pembebanannya
sebagai berikut :
1. Poros transmisi
Poros ini mendapat beban puntir murni atau puntir dan lentur. Daya
ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi, puli sabuk, atau
sproket rantai, dll.
2. Spindel
Poros transmisi yang relatif pendek. Seperti poros utama mesin
perkakas dimana beban utamanya berupa puntiran
3. Gandar
Poros seperti yang dipasang diantara roda-roda kereta barang dimana
mendapat beban puntir. Bahkan kadang-kadang tidak boleh
bergerak/berputar.
2.5 Pasak
Pasak adalah elemen mesin yang dipakai untuk menetapkan bagian – bagian
seperti roda gigi, sproket, kopling, puli. (Sularso, Kiyokatsu Suga, 1983)
Sambungan dapat dibedakan menjadi dua yaitu sambungan yang bisa dilepas
dan sambungan yang tidak bisa dilepas.
1. Baut
Baut merupakan elemen pengikat yang bisa dilepas. Baut digunakan
untuk mengikat dua buah komponen atau lebih dengan atau tanpa
menahan gaya, penggunaan baut adalah elemen yang paling tepat,
sederhana, dan ekonomis bila digunakan pada konstruksi yang diinginkan
karena mudah dilepas pasang. Pemilihan baut sebagai alat pengikat harus
dilakukan secara teliti untuk mendapatkan ukuran yang sesuai.
10
2. Mur
Mur adalah elemen mesin sebagai pasangan ulir luar yang umumnya
sudsh dinormalisasikan. Kadang kala mur sering kali dibuat langsung dari
kedua bagian pelat yang disambung. Gerak mur terhadap baut dianggap
sebagai gerak putar dan gerak lurus, tapi untuk pemeriksaan konstruksi hanya
dihitung berdasarkan tekanan permukaan pada profil ulirnya, sehingga
diperoleh tinggi mur yang memadai atau sesuai.
3. Las
Pengelasan yaitu suatu penyambungan logam – logam setempat secara
melebur.(Kusuma, Gideon, 1994). Pengelasan yang dilakukan antara dua
bagian (logam) terbentuk suatu zona leburan kecil yang dinamakan
”rendaman lebur”. Mengingat pengelasan dan pemotongan merupakan
pengerjaan yang amay penting dalam teknologi produksi dengan bahan
baku logam, sehingga boleh dikatakan hampir tidak ada logam yang tidak
dapat dipotong dan dilas dengan cara – cara yang sudah ada sekarang ini.
Las juga menggantikan kontruksi sambungan paku keling dan kontruksi
tuangan atau tempaan.
11
BAB. III PEMBAHASAN
Prinsip kerja dari mesin ini adalah menggunakan motor listrik sebagai
penggerak utama. Ketika motor listrik dihidupkan motor berputar lalu
diteruskan ke elemen penerus puli dan belt, puli dan belt meneruskan gaya
putaran dari motor listrik ke poros yang terhubung dengan alat potong,
kemudian gerakkan handle (pegangan pada mesin yang berguna untuk
mengatur maju dan mundur alat potong)alat potong sampai momotong
material yang berada pada meja alat potong.
Kayu/papan
Diletakkan diatas meja
12
3.2 Spesifikasi motor
13
3. poros
5. Pena
14
3.4 Perhitungan
n2
rasio (i) =
n1
→ n 2 = i x n1
=1 x 1346
= 1346rpm
- Kecepatan belt
dw1xn1 78 x1346
v= 5,4 m
19100 19100 det
- putaran belt
2 x1000 xV 2000 x5,4
FB= panjangbelt 15 I
720 det
- Jarak puli
Lw st = Lw th
Lw th = 720mm
Maka Lw st = 750
C3 = 0,86 (tipe SPZ)
Lwst Lwth
E nom = e -
2
750 720
= 310 -
2
= 280mm
15
- Perhitungan pasak
Dik:
b = 16mm
h = 10mm
L = 50mm
H = 6mm
= 1,637 N Pn ≤ pij
Kesimpulan analisa poros dan naf aman digunakan karena tekanan permukaan
poros dan naf tidak melebihi tegangan izin.
- Perhitungan poros
p.cb
Mp = 9550
n
370.1
= 9550
1346
= 2639 Nmm
FA=18N FB=68N
80mm F1 F2
270 mm
350 mm
MF1=0
MF1= F2.199 + FA.80 – FB.270
16
= F2.190 + 18.80 – 68.270
= F2.190 + 1440 – 18360
1440 18360
F2= 89,05 N / mm
190
3.5 Perawatan
Setiap mesin tentunya memiliki sistem perawatan tersendiri yang tujuannya
untuk menjaga kondisi mesin agar tetap baik. Berikut adalah adalah bagian –
bagian yang perlu mendapatkan perawatan antara lain
2. Perawatan bantalan
- bersihkan bantalan dari kotoran atau debu yang menempel
- lumasi bantalan
BAB. IV PENUTUP
17
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
18
1. Sularso dan kiyakuso Fuga. 1983, Perencanaan dan Pemilihan Elemen
Mesin. Jakarta: PT. Pradyna Parmita
2. Bambang Priambodo, B.H. Amstead 1981. Teknologi Mekanik. Jakarta.
Erlangga
3. Antono Djojoatmodjo. 1997. Metoda Perancangan. Bandung: Polman
Bandung
4. G. Niemann. 1994, Elemen Mesin. Jakarta
5. Hanapi Gunawan. 1994, Mesin dan Rangkaian Listrik. Bandung; Institut
Teknologi Bandung
LAMPIRAN 1
19
LAMPIRAN 2
20
Tabel bahan pena
Pembebanan Izin
Bahan Jenis elemen
Pizin sbizin tgizin
LAMPIRAN 3
21
Motor AC
Handle
Alat potong
22