Professional Documents
Culture Documents
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sejak diberlakukannya Undang-Undang Republik Indonesia No. 26 Tahun
2007 tentang Penataan Ruang, maka RTRW Provinsi DKI Jakarta yang
ditetapkan dengan Perda Nomor 6 Tahun 1999 tentang Rencanan Tata
Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta perlu dilakukan penyesuaian. Dalam
UU tersebut mengamanatkan bahwa semua peraturan daerah provinsi
tentang rencana tata ruang wilayah provinsi disusun atau disesuaikan
paling lambat 2 (dua) tahun terhitung sejak UU ini diberlakukan. Dengan
demikian, maka paling lambat tahun 2009 semua RTRW Provinsi
diharapkan telah menyesuaikan dengan amanat UU No. 26 Tahun 2007.
Beberapa poin penting yang perlu disesuaikan antara lain meliputi dimensi
waktu perencanaan, visi dan tujuan penataan ruang wilayah, aspek
kebencanaan dan daya dukung lingkungan, komposisi penggunaan lahan,
peristilahan penataan ruang serta keberadaan insentif dan disinsentif yang
jelas dalam kegiatan penataan ruang wilayah, juga keharusan pengenaan
sanksi bagi siapapun yang melakukan penyimpangan atau ketidaksesuaian
terhadap RTRW yang ditetapkan dnegan peraturan daerah. Perubahan ini
membawa konsekuensi pada perubahan metodologi pendekatan dalam
penyusunan RTRW Provinsi DKI Jakarta.
1-1
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
1-2
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
Penyusunan Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta itu
harus memperhatikan :
a. perkembangan permasalahan nasional dan hasil pengkajian
implikasi penataan ruang provinsi;
b. upaya pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi
provinsi;
c. keselarasan aspirasi pembangunan provinsi serta pembangunan
kota administrasi dan kabupaten administrasi;
d. daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;
e. rencana pembangunan jangka panjang daerah;
f. rencana tata ruang wilayah provinsi yang berbatasan;
g. rencana tata ruang kawasan strategis provinsi; dan
h. rencana tata ruang wilayah kota administrasi dan kabupaten
administrasi.
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta ini akan menjadi
pedoman untuk:
a. penyusunan rencana pembangunan jangka panjang daerah;
b. penyusunan rencana pembangunan jangka menengah daerah;
c. pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang dalam
wilayah provinsi;
d. mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan
perkembangan antarwilayah kota administrasi dan kabupaten
administrasi, serta keserasian antarsektor;
e. penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi;
f. penataan ruang kawasan strategis provinsi; dan
g. penataan ruang wilayah kota administrasi dan kabupaten
administrasi.
1-3
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
1-4
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
1-5
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
1-6
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
1-7
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
1-8
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
1-9
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
1-10
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
pada RDTR, juga dengan RUPE atau RUPSB atau Rencana Induk
lainnya (RI). Renstra SKPD (5 tahunan), RKPD (1 tahunan) Provinsi DKI
Jakarta mengacu pada RTRW dalam hal penyediaan lokasinya. Posisi
RTRW DKI Jakarta secara skematik digambarkan pada pada Gambar
1.7 berikut ini.
RENCANA TATA
RUANG WILAYAH
DKI JAKARTA
1-11
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
1.4 FUNGSI RTRW DKI JAKARTA
1-12
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
1-13
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
Jangka waktu rencana tata ruang wilayah provinsi ini adalah 20 (dua puluh)
tahun dari tahun 2010 sampai dengan 2030.
Di sebelah Selatan dan Timur Jakarta terdapat rawa/situ dengan total luas
mencapai 96,5 ha. Kedua wilayah ini cocok digunakan sebagai daerah
resapan air, dengan iklimnya yang lebih sejuk sehingga ideal
dikembangkan sebagai wilayah penduduk. Kegiatan industri lebih banyak
terdapat di Jakarta Utara dan Jakarta Timur sedangkan untuk kegiatan
usaha dan perkantoran banyak terdapat di Jakarta Barat, Jakarta Pusat
dan Jakarta Selatan.
1-14
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
1.8.2 Iklim
Tingkat curah hujan pada daerah Provinsi DKI Jakarta curah hujan relatif
rendah dan terbagi dua zona yaitu zona utara dengan rata-rata curah hujan
sekitar 1.500 – 2.000 mm/tahun dan zona selatan dengan rata-rata curah
hujan sekitar 2.000 – 3.000 mm/tahun.
Semakin ke hulu, curah hujan ini semakin tinggi dengan daerah Depok
memiliki curah hujan sekitar 3.000 – 3.500 mm/tahun, daerah Cibinong
memiliki curah hujan sekitar 3.500 – 4.000 mm/tahun, dan daerah Bogor
memiliki curah hujan 4.000 – 4.500 mm/tahun. Daerah Gunung Salak
dimana sungai Ciliwung berhulu memiliki curah hujan diatas 4.500
mm/tahun.
1-15
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
Daerah Lembar Jakarta dapat dibagi menjadi 4 satuan morfologi antara lain
dataran pantai, yang dicirikan oleh permukaannya yang nisbi datar dengan
ketinggian antara 0-15 m di atas permukaan laut; lebarnya antara 7-40 km,
meliputi tanggul pematang pantai, daerah rawa dan dataran delta. Dataran
ini dikenal sebagai Dataran Rendah Jakarta (Bemmelen, 1949).
Pada Gambar 1.4. terlihat bahwa kemiringan lereng wilayah provinsi DKI
Jakarta adalah sekitar 0-3% sehingga wilayah ini memiliki kecenderungan
datar, sementara daerah hulu dimana sungai-sungai yang bermuara di
Provinsi DKI Jakarta memiliki ketinggian yang cukup tinggi yaitu sekitar 8-
15% di wilayah Bogor dan Cibinong dan untuk daerah ciawi-puncak lebih
dari 15%. Dengan tingkat perkembangan wilayah tersebut yang relatif
berkembang, maka semakin rendah resapan air kedalam tanah dan
menyebabkan run off semakin tinggi. Pada gilirannya hal ini akan
menyebabkan ancaman banjir ke Jakarta semakin besar.
1-16
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
1-17
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
1-18
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
1-19
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
CAT Jakarta memiliki luas sekitar 1.439 km2 dengan batas disebelah
selatan kira-kira erletak di sekitar Depok, disebelah bara dan timur masing-
masing Kali (K.) Cisadane dan K. Bekasi, sementara batas disebelah
utaranya adalah Laut Jawa. Sistem akufiernya bersifat multi layers yang
dibentuk oleh endapan kuarter dengan ketebalan mencapai 250 m.
Ketebalan akuifer tunggal antara 1 – 5 m, terutama berupa lanau sampai
pasir halus. Kelulusan horizontal antara 0,1 – 40 m/hari, sementara
kelulusan vertikalnya berdasarkan hasil simulasi aliran air tanah CAT
Jakarta sekitar 250 m2/hari.
Air tanah pada enadapan kuarter mengalir pada system akuifer ruang antar
bulir. Di daerah pantai umumnya didominasi oelh air tanah panyau/asin
yagn berada di atas air tanah tawar kecuali di daerah yang disusun oleh
endapan sungai lama dan pematang pantai. Akuifer produktif umumnya
dijumpai sekitar kedalaman 40 mbmt dan mencapai kedalaman maksimum
150 mbmt.
Pembagian system akuifer di CAT Jakarta yang hingga saat ini digunakan
adalah sebagai berikut:
• Sistem akufier tidak tertekan yang berada pada kedalaman 0-40
mbmt, disebut sebagai kelompok akuifer I
• Sistem akuifer tertekan atas yang berada pada kedalaman 40-140
mbmt, disebut sebagai kelompok akuifer II
• Sistem akuifer tertekan bawah yagn berada pada kedalaman 140 –
250 mbmt, disebut sebagai kelompok akuifer III
• Pembagian akuifer di CAT Jakarta tersebut didasarkan atas
dijumpainya lempung berfaies laut yang meisahkan system akuifer
yang satu dengan lainnya. Mengatasi system akuifer di daerah
pemantauan adalah endapan terseir yagn bersifat relative sangat
kedap air. Gambar 13 menunjukan skema penampang geologi dan
hidrogeologi antara G. Salak sampai Pantai Jakarta.
Sedangkan jumlah situ yang ada di wilayah DKI Jakarta terdapat 6 buah
situ yang juga dikelola oleh Pemda DKI, dan jumlah tempat parkir air
(retention basin) terdapat 15 buah. Fungsi utama tempat parkir ini adalah
sebagai wadah ”retention” atau tempat menahan sementara luapan air
sungai pada saat muka air sungai meningkat.
1-20
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
Jumlah pulau di Kepulauan Seribu ada 110 pulau, sedangkan data Dinas
Hidro Oseanogarafi TNI–AL ada 150 pulau perbedaan jumlah terjadi karena
perbedaan definisi pulau dan gosong (pulau karang) yang terdiri dari
gugusan atau kelompok pulau karang.
Kawasan-kawasan pantai utara dan berbagai pulau terdiri dari Mud Flat
dan Mangrove yang merupakan habitat dari burung air yang datang dan
burung local yang dilindungi.Kawasan hutan mangrove ini sangat penting
bagi kelestarian fauna oleh karenanya perlu dilindungi.
1-21
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
Dari gambar 1.8. terlihat bahwa Jakarta dilalui oleh jalur perdangagan yang
menghubungkan bagian barat (ke arah Selat Malaka atau Selat Sunda) dan
ke arah timur (selat Lombok atau Selat Sulawesi). Selain itu terdapat pula
1-22
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
jalur kapal penumpang baik itu ke arah Barat (sumatera dan Kalimantan
Bagian Barat) dan ke arah timur serta terdapat jalur pelayaran antar pulau.
Oleh karenanya terdapat pelabuhan laut utama di Jakarta yaitu Tanjung
Priok.
1-23
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
1-24
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
1-25
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
1-26
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
1-27
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
Kabupaten Administrasi Kepulauan Wilayah kepulauan dalam lingkup wilayah DKI Jakarta yang terdiri
1-28
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
Definisi Sumber
Istilah
Seribu dari 110 pulau dan dibentuk berdasarkan PP No. 55 Tahun 2001
tanggal 3 Juli 2001.
Kawasan Jabodetabekjur Kawasan strategis nasional yang meliputi seluruh wilayah Provinsi Perpres No. 54 Tahun 2008 tentang
Daerah Khusus Ibukota Jakarta, sebagian wilayah Provinsi Jawa Rencana Tata Ruang
Barat, dan sebagian wilayah Provinsi Banten. Jabodetabekpunjur
Ruang Wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, UU NO 26Tahun 2007 tentang
termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, Penataan Ruang
tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan
memelihara kelangsungan hidupnya.
Tata ruang Wujud struktur ruang dan pola ruang UU NO 26Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang
Struktur ruang Susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana UU NO 26Tahun 2007 tentang
dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial Penataan Ruang
ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan
fungsional.
Pola ruang Distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi UU NO 26Tahun 2007 tentang
peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk Penataan Ruang
fungsi budidaya.
Penataan ruang Suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, UU NO 26Tahun 2007 tentang
dan pengendalian pemanfaatan ruang. Penataan Ruang
Rencana Tata Ruang Hasil perencanaan tata ruang. UU NO 26Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang
Wilayah Ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur UU NO 26Tahun 2007 tentang
terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan Penataan Ruang
aspek administratif dan atau aspek fungsional.
Tujuan Nilai-nilai dan kinerja yang mesti dicapai dalam pembangunan Pedoman Penyusunan Pelaporan
wilayah kabupaten administrasi berkaitan dalam kerangka visi dan Akuntabilitas Kinerja Instansi
misi yang telah ditetapkan. Tujuan merupakan operasionalisasi dari Pemerintah, LAN-RI, 1999
visi, karena itu disyaratkan agar rumusannya memberikan gambaran
yang terukur atau diuraikan dengan pertalian yang jelas, layak, dapat
1-29
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
Definisi Sumber
Istilah
diterima dan dimengerti oleh yang akan melaksanakan.
Strategi Pengembangan Langkah-langkah penataan ruang dan pengelolaan wilayah yang UU NO 26Tahun 2007 tentang
perlu dilakukan untuk mencapai visi dan misi pembangunan Penataan Ruang
kabupaten administrasi yang telah ditetapkan.
Penyelenggaraan penataan ruang Kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan UU NO 26Tahun 2007 tentang
pengawasan penataan ruang. Penataan Ruang
Pengaturan penataan ruang Upaya pembentukan landasan hukum bagi Pemerintah, Pemerintah UU NO 26Tahun 2007 tentang
daerah, dan masyarakat dalam penataan ruang Penataan Ruang
Pembinaan penataan ruang Upaya untuk meningkatkan kinerja penataan ruang yang UU NO 26Tahun 2007 tentang
diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan Penataan Ruang
masyarakat.
Pelaksanaan penataan ruang Upaya pencapaian tujuan penataan ruang melalui pelaksanaan UU NO 26Tahun 2007 tentang
perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian Penataan Ruang
pemanfaatan ruang.
Pengawasan penataan ruang Upaya agar penyelenggaraan penataan ruang dapat diwujudkan UU NO 26Tahun 2007 tentang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Penataan Ruang
Perencanaan tata ruang Suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan pola ruang yang UU NO 26Tahun 2007 tentang
meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang. Penataan Ruang
Pemanfaatan ruang Provinsi Upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai UU NO 26Tahun 2007 tentang
dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan Penataan Ruang
program beserta pembiayaannya.
Pemanfaatan ruang Kota/kab Upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai UU NO 26Tahun 2007 tentang
dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan Penataan Ruang
program beserta pembiayaannya.
Pemanfaatan ruang Kecamatan Upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai UU NO 26Tahun 2007 tentang
dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan Penataan Ruang
program beserta pembiayaannya.
Pengendalian pemanfaatan ruang Upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang. UU NO 26Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang
Kawasan Wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budidaya. UU NO 26Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang
1-30
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
Definisi Sumber
Istilah
Kawasan lindung Wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian UU NO 26Tahun 2007 tentang
lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber Penataan Ruang
daya buatan.
Hutan lindung Kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan UU NO 26Tahun 2007 tentang
sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah Penataan Ruang
banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan
memelihara kesuburan tanah.
Kawasan budidaya Wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan UU NO 26Tahun 2007 tentang
atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya Penataan Ruang
manusia, dan sumber daya buatan.
Kawasan Sistem Pusat Kegiatan Kawasan yang diarahkan bagi pemusatan berbagai kegiatan
campuran maupun yang spesifik, memiliki fungsi strategis dalam
menarik berbagai kegiatan pemerintahan, sosial, ekonomi, dan
budaya serta kegiatan pelayanan kota menurut hirarkhi terdiri dari
sistem pusat kegiatan utama yang berskala kota, regional, nasional
dan internasional dan sistem pusat penunjang yang berskala lokal
Kawasan Pusat primer Kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala
internasional, nasional atau beberapa provinsi.
Kawasan pusat sekunder Kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala
provinsi atau beberapa kabupaten/kota.
Kawasan pusat tersier Kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala
kabupaten/kota atau beberapa kecamatan
Kawasan perkotaan Wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan UU NO 26Tahun 2007 tentang
susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, Penataan Ruang
pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan
sosial, dan kegiatan ekonomi.
Kawasan metropolitan Kawasan perkotaan yang terdiri atas sebuah kawasan perkotaan UU NO 26Tahun 2007 tentang
yang berdiri sendiri atau kawasan perkotaan inti dengan kawasan Penataan Ruang
perkotaan di sekitarnya yang saling memiliki keterkaitan fungsional
yang dihubungkan dengan sistem jaringan prasarana wilayah yang
terintegrasi dengan jumlah penduduk secara keseluruhan sekurang-
kurangnya 1.000.000 (satu juta) jiwa.
1-31
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
Definisi Sumber
Istilah
Kawasan Megalopolitan Suatu kawasan yang merupakan kolusi beberapa kawasan UU NO 26Tahun 2007 tentang
metropolitan yang secara fungsional maupun geografi mempunyai Penataan Ruang
hubungan yang timbal balik.
Kawasan Perlindungan daerah Bagian dari kawasan lindung yang terdiri dari kawasan hutan lindung, UU NO 26Tahun 2007 tentang
bawah kawasan bergambut, dan kawasan resapan air. Penataan Ruang
Kawasan Perlindungan setempat Bagian dari kawasan lindung yang terdiri dari sempadan pantai, UU NO 26Tahun 2007 tentang
sempadan sungai, kawasan sekitar danau/waduk, dan kawasan Penataan Ruang
sekitar mata air, serta kawasan terbuka hijau kota termasuk di
dalamnya hutan kota.
Kawasan Hutan suaka alam Kawasan hutan suaka alam adalah hutan dengan ciri khas tertentu, UU NO 26Tahun 2007 tentang
yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan Penataan Ruang
keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya, yang
juga berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan.
Kawasan hutan pelestarian alam Kawasan hutan pelestarian alam adalah hutan dengan ciri khas UU No. 5 Tahun 1990 tentang
tertentu, yang mempunyai fungsi pokok perlindungan sistem Konservasi Sumber Daya Alam hayati
penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis dan Ekosistemnya
tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber daya
alam hayati dan ekosistemnya.
Kawasan Hijau Lindung Bagian dari kawasan terbuka hijau yang memiliki karakteristik UU No. 5 Tahun 1990 tentang
alamiah yang perlu dilestarikan untuk tujuan perlindungan ekosistem Konservasi Sumber Daya Alam hayati
setempat maupun untuk tujuan perlindungan wilayah yang lebih luas dan Ekosistemnya
Kawasan Lindung Laut Kawasan perairan laut yang memiliki fungsi sebagai Kawasan
Pelestarian Alam (KPA) untuk perlindungan ekosistem perairan laut,
ekosistem pesisir, dan ekosistem pulau kecil untuk tujuan
pendidikan, penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan,
menunjang kegiatan budidaya, dan menunjang pariwisata.
Kawasan resapan air Kawasan yang mempunyai pengaruh secara signifikan baik secara Perda DKI Jakarta No. 6 Tahun 1999
alamiah atau binaan terhadap fungsi penampungan dan peresapan tentang RTRW DKI Jakarta
air hujan ke dalam tanah, sehingga dapat membantu mengendalikan
aliran air permukaan dan mencegah banjir.
Kawasan tangkapan air Kawasan yang mempunyai pengaruh secara alamiah atau binaan Perda DKI Jakarta No. 6 Tahun 1999
terhadap keberlangsungan badan air seperti waduk, situ, sungai, tentang RTRW DKI Jakarta
1-32
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
Definisi Sumber
Istilah
kanal, pengolahan air limbah dan lain-lain.
Kawasan cagar budaya Kawasan atau kelompok bangunan yang memiliki nilai sejarah, UU No. 5 Tahun 1990 tentang
budaya, dan nilai lainnya yang dianggap penting untuk dilindungi dan Konservasi Sumber Daya Alam hayati
dilestarikan untuk kepentingan pendidikan, penelitian, dokumentasi, dan Ekosistemnya
dan pariwisata.
Kawasan rawan bencana Kawasan dimana terdapat kondisi atau karakteristik geologis, UU NO 26Tahun 2007 tentang
biologis, hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, Penataan Ruang
ekonomi, dan teknologi pada suatu wilayah untuk jangka waktu
tertentu yang mengurangi kemampuan mencegah, meredam,
mencapai kesiapan, dan mengurangi kemampuan untuk menanggapi
dampak buruk bahaya tertentu.
Kawasan permukiman Kawasan yang diarahkan dan diperuntukkan bagi pengembangan PP No. 26 Tahun 2008 Tentang
permukiman atau tempat tinggal/ hunian beserta prasarana dan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
sarana lingkungan yang terstruktur.
Kawasan Pusat Perkantoran Kawasan yang terpusat diperuntukkan bagi kegiatan perkantoran,
Perdagangan dan Jasa perdagangan dan jasa, termasuk pergudangan, yang diharapkan
mampu mendatangkan keuntungan bagi pemiliknya dan memberikan
nilai tambah pada suatu kawasan perkotaan.
Kawasan Pertanian Pangan Kawasan yang memiliki ciri hamparan Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan Berkelanjutan dan/atau hamparan Lahan Cadangan Pertanian
Pangan Berkelanjutan serta unsur penunjangnya dengan fungsi
utama untuk mendukung kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan
pangan nasional.
Kawasan perikanan Semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan UU No. 31 Tahun 2004 tentang
pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya mulai dari Perikanan
praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang
dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan.
Kawasan pertambangan Kawasan yang memiliki potensi mineral dan/atau batubara dan tidak UU No. 4 Tahun 2009 tentang
terikat dengan batasan administrasi pemerintahan yang merupakan Pertambangan Mineral dan Batu Bara
bagian dari tata ruang nasional.
Kawasan industri kawasan yang diarahkan dan diperuntukkan bagi pengembangan PP No. 24 Tahun 2009 tentang
industri beserta fasiilitas penunjangnya dengan Koefisien Dasar Kawasan Industri
1-33
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
Definisi Sumber
Istilah
Bangunan (KDB) maksimal 50% dengan prosentase luas kawasan
di tiap wilayah mengacu pada ketentuan yang berlaku dan
kecenderungan pengembangan yang terjadi dilapangan
Kawasan pariwisata Kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata atau memiliki UU No. 10 Tahun 2009 tentang
potensi untuk pengembangan pariwisata yang mempunyai pengaruh Kepariwisataan
penting dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi,
sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung
lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan.
Kawasan Campuran Kawasan yang diarahkan dan diperuntukkan bagi pengembangan Perda DKI Jakarta No. 6 Tahun 1999
kegiatan campuran bangunan umum dengan permukiman beserta tentang RTRW DKI Jakartaf
fasilitasnya yang dirancang sesuai dengan fungsi dan kebutuhan
masyarakat di mana kawasan bangunan tersebut dibangun dan
dikelola serta dipelihara dengan baik.
Kawasan Pusat Pelayanan Kawasan yang diarahkan bagi pemusatan berbagai fasilitas
pelayanan, baik terpadu maupun khusus, memiliki fungsi strategis
dalam menarik berbagai kegiatan pemerintahan, sosial, ekonomi,
dan budaya sesuai dengan hirarkinya.
Ruang Terbuka Non Hijau Ruang terbuka diwilayah perkotaan yang tidak termasuk dalam PERMEN PU No.5/PRT/M/2008 tentang
kategori RTH, berupa lahan yang diperkeras, maupun yang berupa Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan
badan air. Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan
Perkotaan
Ruang Terbuka hijau non lindung Ruang hijau di luar kawasan hijau lindung yang dimanfaatkan untuk PERMEN PU tentang Pedoman
kegiatan penanaman, pengembangan, pemeliharaan, maupun Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang
pemulihan vegetasi yang diperlukan sebagai sarana ekonomi, Terbuka Non Hijau Di Kawasan
ekologi, sosial dan estetika. Perkotaan
Kawasan strategis nasional Wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai UU NO 26Tahun 2007 tentang
pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan Penataan Ruang
negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya,
dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan
sebagai warisan dunia
Kawasan strategis provinsi Wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai UU NO 26Tahun 2007 tentang
pengaruh sangat penting dalam lingkup provinsi terhadap ekonomi, Penataan Ruang
1-34
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
Definisi Sumber
Istilah
sosial, budaya, dan/atau lingkungan.
Kawasan strategis kabupaten/kota Wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai UU NO 26 Tahun 2007 tentang
pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota terhadap Penataan Ruang
ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.
Kawasan Khusus Bagian wilayah dalam provinsi dan/atau kabupaten/kota yang
ditetapkan oleh Pemerintah untuk menyelenggarakan fungsi-fungsi
pemerintahan yang bersifat khusus bagi kepentingan nasional.
Izin pemanfaatan ruang Izin yang dipersyaratkan dalam kegiatan pemanfaatan ruang sesuai UU NO 26 Tahun 2007 tentang
dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Penataan Ruang
Pulau Daratan dalam lingkungan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu
yang dikelilingi oleh perairan, tidak tenggelam pada saat pasang
naik, ditumbuhi oleh tumbuhan dan dihuni oleh satwa.
Pantai Areal yang dibatasi oleh batas pasang air laut tertinggi dan batas Kamus Tata Ruang, Dirjen Cipta Karya
surut air laut terendah. Departemen PU, 1997
Peruntukan Pulau Pemanfaatan pulau baik secara harfiah maupun dalam
penampilannya mencerminkan bentuk-bentuk kegiatan di dalamnya.
Taman Nasional Kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola UU No. 5 Tahun 1990 tentang
dengan sistem zonasi, yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, Konservasi Sumber Daya Alam Hayati
ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan dan Ekosistemnya
rekreasi.
Taman Nasional Laut Kepulauan Taman nasional di Kepulauan Seribu yang disesuaikan dengan
Seribu Keputusan Menteri Kehutanan No. 162/Kpts-II/1995 tanggal 21 Maret
1995 tentang Perubahan Fungsi Cagar Alam Laut Kepulauan Seribu
yang terletak di Kotamadya Jakarta Utara menjadi Taman Nasional
Laut Kepulauan Seribu.
Transit Oriented Development Kawasan terpadu dari berbagai kegiatan fungsional kota dengan
(TOD) atau Pembangunan fungsi penghubung lokal dan antar lokal.
Berorientasi Transit
Jalur pejalan kaki Jalur khusus yang disediakan untuk pejalan kaki. Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan
Prasarana dan Sarana Ruang Pejalan
Kaki di Perkotaan
1-35
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
Definisi Sumber
Istilah
Pejalan Kaki Setiap orang yang berjalan di Ruang Lalu Lintas jalan. Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan
Prasarana dan Sarana Ruang Pejalan
Kaki di Perkotaan
Ruang evakuasi bencana Area yang disediakan untuk menampung masyarakat yang terkena UU No. 24 Tahun 2007 tentang
bencana dalam kondisi darurat, sesuai dengan kebutuhan antisipasi Penanggulangan Bencana
bencana karena memiliki kelenturan dan kemudahan modifikasi
sesuai kondisi dan bentuk lahan di setiap lokasi.
Mitigasi Serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana melalui fisik UU No. 24 Tahun 2007 tentang
maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi Penanggulangan Bencana
ancaman bencana.
Kawasan Ekonomi Khusus Suatu kawasan yang direncanakan khusus bagi pengembangan UU No. 39 Tahun 2009 tentang
investasi yang (dipisahkan dari permukiman penduduk) dilengkapi Kawasan Ekonomi Khusus
dengan infrastruktur dan sarana penunjang serta fasilitas
administrasi sebagai kemudahan-kemudahan dalam melaksanakan
investasi, proses produksi maupun ekspor dan impor.
Reklamasi Kegiatan yang dilakukan oleh Orang dalam rangka meningkatkan UU No. 17 Tahun 2008 Tentang
manfaat sumber daya lahan ditinjau dari sudut lingkungan dan sosial Perlayaran
ekonomi dengan cara pengurugan, pengeringan lahan atau drainase.
Peraturan zonasi Ketentuan yang mengatur tentang persyaratan pemanfaatan ruang PP 26 tahun 2008 Tentang RTRWN
dan ketentuan pengendaliannya dan disusun untuk setiap blok/zona
peruntukan yang penetapan zonanya dalam rencana rinci tata ruang.
Perbaikan Lingkungan Pola pengembangan kawasan dengan tujuan untuk memperbaiki Perda DKI Jakarta No. 6 Tahun 1999
struktur lingkungan yang telah ada, dan dimungkinkan melakukan tentang RTRW DKI Jakarta
pembongkaran terbatas guna penyempurnaan pola fisik prasarana
yang telah ada.
Pemeliharaan Lingkungan Pola pengembangan kawasan dengan tujuan untuk Perda DKI Jakarta No. 6 Tahun 1999
mempertahankan kualitas suatu lingkungan yang sudah baik agar tentang RTRW DKI Jakarta
tidak mengalami penurunan kualitas lingkungan.
Pemugaran Lingkungan Pola pengembangan kawasan yang ditujukan untuk melestarikan, Perda DKI Jakarta No. 6 Tahun 1999
memelihara serta mengamankan lingkungan dan atau bangunan tentang RTRW DKI Jakarta
yang memiliki nilai sejarah budaya dan/atau keindahan/estetika.
1-36
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
Definisi Sumber
Istilah
Peremajaan Lingkungan Pola pengembangan kawasan dengan tujuan untuk memperbaiki Perda DKI Jakarta No. 6 Tahun 1999
secara menyeluruh fungsi dan kualitas lingkungan, meletakkan tentang RTRW DKI Jakarta
prasarana utama kota, serta mencegah bencana, penyakit, atau
bahaya yang mengancam.
Pembangunan baru Pola pembangunan pada kawasan tanah yang masih kosong Perda DKI Jakarta No. 6 Tahun 1999
dan/atau belum dikembangkan sebagai kawasan pembangunan. tentang RTRW DKI Jakarta
Jalan rel Satu kesatuan konstruksi yang terbuat dari baja, beton, atau UU No. 23 Tahun 2007 tentang
konstruksi lainn yang terletak di permukaan, di bawah, dan diatas Perkeretaapian
tanah atau bergantung beserta perangkatnya yang mengarahkan
jalannya kereta api.
Jalan Seluruh bagian Jalan, termasuk bangunan pelengkap dan UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan
perlengkapannya yang diperuntukkan bagi Lalu Lintas umum, yang
berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah
permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali
jalan rel dan jalan kabel.
Jalan arteri Jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan
perjalanan jarak jauh, kecepatan ratarata tinggi, dan jumlah jalan
masuk dibatasi secara berdaya guna.
Jalan kolektor Jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan
pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata
sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi.
Jalan lokal Jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan
perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan
masuk tidak dibatasi.
Terminal Pangkalan Kendaraan Bermotor Umum yang digunakan untuk UU No. 14 Tahun 1992 tentang Lalu
mengatur kedatangan dan keberangkatan, menaikkan dan Lintas dan Angkutan Jalan
menurunkan orang dan/atau barang, serta perpindahan moda
angkutan.
Konservasi air Upaya memelihara keberadaan serta keberlanjutan keadaan, sifat, UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber
dan fungsi air tanah agar senantiasa tersedia dalam kuantitas dan Daya Air
kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup,
baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang.
1-37
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
Definisi Sumber
Istilah
Air tanah Air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan dibawah
permukaan tanah.
Pengendalian daya rusak air tanah Upaya untuk mencegah, menanggulangi, dan memulihkan kerusakan UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber
kualitas lingkungan yang disebabkan oleh daya rusak air tanah. Daya Air
Arahan pemanfaatan ruang Arahan untuk mewujudkan rencana tata ruang provinsi melalui
wilayah provinsi penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya
dalam suatu indikasi program utama jangka menengah lima tahunan
yang berisi usulan program utama, perkiraan pendanaan beserta
sumbernya, instansi pelaksana, dan waktu pelaksanaan.
Indikasi program utama jangka Petunjuk yang memuat usulan program utama, lokasi program,
menengah lima tahunan prakiraan pendanaan beserta sumbernya, instansi pelaksana, dan
waktu pelaksanaan, dalam rangka mewujudkan pemanfaatan ruang
yang sesuai dengan rencana tata ruang.
Arahan pengendalian pemanfaatan Arahan-arahan yang dibuat/disusun dalam upaya mengendalikan
ruang wilayah provinsi pemanfaatan ruang wilayah provinsi agar sesuai dengan RTRW
provinsi yang dirupakan dalam bentuk indikasi arahan peraturan
zonasi sistem provinsi, arahan perizinan, arahan insentif dan
disinsentif, serta arahan sanksi yang diterapkan pada
pelanggaran/penyimpangan terhadap RTRW provinsi yang telah
ditetapkan.
Indikasi arahan peraturan zonasi Arahan yang disusun untuk menjadi dasar bagi penyusunan
sistem provinsi ketentuan umum peraturan zonasi dan peraturan zonasi yang lebih
detail, maupun bagi pemanfaatan ruang dalam wilayah provinsi
terutama pada kawasan strategis provinsi dan zona sekitar
infrastruktur wilayah.
Arahan perizinan Arahan-arahan yang disusun oleh pemerintahan provinsi, sebagai
dasar dalam menyusun ketentuan perizinan oleh pemerintahan
kabupaten/kota, yang harus dipenuhi oleh setiap pihak sebelum
pemanfaatan ruang, yang ditetapkan oleh pemerintah daerah sesuai
dengan kewenangannya, yang digunakan sebagai alat dalam
melaksanakan pembangunan keruangan yang tertib sesuai dengan
rencana tata ruang yang telah disusun dan ditetapkan.
1-38
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
Definisi Sumber
Istilah
Arahan sanksi Arahan untuk memberi sanksi bagi siapa saja yang melakukan
pelanggaran dalam pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan
rencana tata ruang yang berlaku.
Arahan insentif dan disinsentif Arahan-arahan yang diterapkan untuk dapat mendorong
perkembangan wilayah provinsi ke arah yang dituju serta dapat
menimbulkan dampak positif yang menunjang pembangunan wilayah
provinsi atau upaya pembatasan perkembangan yang berdampak
negatif.
Arahan pemanfaatan ruang Arahan untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang wilayah
wilayah kota kota sesuai dengan rencana tata ruang wilayah kota melalui
penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya,
dalam suatu indikasi program utama jangka menengah lima tahunan
kota yang berisi usulan program utama, sumber pendanaan, instansi
pelaksana, dan waktu pelaksanaan.
Ketentuan pengendalian Ketentuan-ketentuan yang dibuat/disusun dalam upaya
pemanfaatan ruang wilayah kota mengendalikan pemanfaatan ruang wilayah kota agar sesuai dengan
RTRW kota yang dirupakan dalam bentuk ketentuan umum
peraturan zonasi, ketentuan perizinan, ketentuan insentif dan
disinsentif, serta arahan sanksi untuk wilayah kota.
Ketentuan umum peraturan zonasi Ketentuan umum yang mengatur pemanfaatan ruang dan unsur-
sistem kota unsur pengendalian pemanfaatan ruang yang disusun untuk setiap
klasifikasi peruntukan/fungsi ruang sesuai dengan rencana tata ruang
wilayah kota.
Ketentuan perizinan Ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah kota
sesuai kewenangannya yang harus dipenuhi oleh setiap pihak
sebelum pemanfaatan ruang, yang digunakan sebagai alat dalam
melaksanakan pembangunan keruangan yang tertib sesuai dengan
rencana tata ruang yang telah disusun dan ditetapkan.
Ketentuan insentif dan disinsentif Perangkat atau upaya untuk memberikan imbalan terhadap Kamus Tata Ruang, Dirjen Cipta Karya
pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan rencana tata ruang dan Departemen PU, 1997
juga perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, atau
mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang.
1-39
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
Definisi Sumber
Istilah
Jaringan air bersih Sistem jaringan dan distribusi pelayanan penyediaan air bagi PP No. 16 Tahun 2005 tentang
penduduk suatu lingkungan, dan terintegrasi dengan jaringan air Pengembangan Sistem Penyediaan Air
bersih secara makro dari wilayah regional yang lebih luas. Minum
Drainase Jaringan dan distribusi drainase suatu lingkungan yang berfungsi Kamus Tata Ruang, Dirjen Cipta Karya
sebagai pematus bagi lingkungan, yang terintegrasi dengan sistem Departemen PU, 1997
jaringan drainase makro dari wilayah regional yang lebih luas.
Persampahan Distribusi pelayanan pembuangan/pengolahan sampah rumah UU No. 28 Tahun 2008 tentang
tangga, lingkungan komersial, perkantoran dan bangunan umum Pengelolaan Sampah
lainnya, yang terintegrasi dengan sistem jaringan pembuangan
sampah makro dari wilayah regional yang lebih luas.
Listrik Sistem jaringan dan distribusi pelayanan penyediaan daya listrik bagi
penduduk suatu lingkungan, yang memenuhi persyaratan bagi
operasionalisasi bangunan atau lingkungan, yang terintegrasi
dengan jaringan instalasi listrik makro dari wilayah regional yang
lebih luas.
Telepon Distribusi pelayanan penyediaan kebutuhan sambungan dan jaringan
telepon bagi penduduk suatu lingkungan yang memenuhi
persyaratan bagi operasionalisasi bangunan atau lingkungan, yang
terintegrasi dengan jaringan instalasi listrik makro dari wilayah
regional yang lebih luas.
Jaringan telekomunikasi Rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang
digunakan dalam bertelekomunikasi;
Jalur Evakuasi Jalur perjalanan yang menerus (termasuk jalan ke luar,
koridor/selasar umum dan sejenis) dari setiap bagian bangunan
gedung termasuk di dalam unit hunian tunggal ke tempat aman, yang
disediakan bagi suatu lingkungan/kawasan sebagai tempat
penyelamatan atau evakuasi.
1-40
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
Contents
BAB 1 .................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG ................................................................................ 1
1.2 DASAR HUKUM PENYUSUNAN RTRW DKI JAKARTA 2010-2030 ..... 4
1.3 KEDUDUKAN RTRW DKI JAKARTA.................................................... 10
1.3.1 Kedudukan RTRW DKI Jakarta dalam Sistem Perencanaan dan
Penganggaran .............................................................................................. 10
1.3.2 Kedudukan RTRW DKI Jakarta dalam Kebijakan Penataan Ruang
11
1.4 FUNGSI RTRW DKI JAKARTA............................................................ 12
1.5 PRINSIP-PRINSIP PENYUSUNAN RTRW DKI JAKARTA 2030 ......... 12
1.6 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN .................................................... 13
1.7 RUANG LINGKUP RTRW DKI JAKARTA ............................................ 13
1.8 KARAKTERISTIK WILAYAH................................................................. 14
1.8.1 Keadaan Geografis ........................................................................ 14
1.8.2 Iklim ............................................................................................... 15
1.8.3 Kondisi Fisiografi dan Geomorfologi .............................................. 16
1.8.4 Kondisi Geologi dan Jenis Tanah .................................................. 16
1.8.5 Kondisi Sumber Daya Air ............................................................... 19
1.8.6 Kondisi Hidrooceanografi dan Ekosistem Pulau-pulau Kecil ......... 21
1.8.7 Kenaikan Muka Air Laut ................................................................. 22
1.8.8 Jalur Pelayaran dan Alur Pelayaran Laut ...................................... 22
1.9 ISU-ISU STRATEGIS PENYUSUNAN RTRW DKI JAKARTA .............. 23
1.9.1 Isu-isu Strategis 20 Tahun Mendatang .......................................... 23
1.9.2 Pendalaman Isu-isu Strategis ........................................................ 26
1.10 DAFTAR ISTILAH ................................................................................. 27
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 DAFTAR ISTILAH ............................................................................... 28
DAFTAR GAMBAR
1-41
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
Gambar 1.1 Kedudukan RTRW DKI Jakarta dalam Sistem Perencanaan dan
Penganggaran ..................................................................................................... 11
Gambar 1.2 Kedudukan RTRW DKI Jakarta dalam Kebijakan Penataan Ruang
............................................................................................................................ 12
Gambar 1.3 Batas Administrasi Provinsi DKI Jakarta .......... Error! Bookmark not
defined.
Gambar 1.4 Peta Kemiringan Lereng Jabodetabek ............ Error! Bookmark not
defined.
Gambar 1.5 Peta Geologi Teknik Kawasan Jabodetabekpunjur ......................... 18
Gambar 1.6 Potongan Melintang Selatan-Utara ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 1.7 Perkiraan kenaikan muka air laut .................................................... 22
Gambar 1.8 Jalur Pelayaran di Sekitar Jakarta ................................................... 23
1-42