Professional Documents
Culture Documents
Pengertian
Definisi hukum dari dulu para ahli belum ada satu kesatuan. Masing-masing
mereka mendefinisikan yang berbeda-beda pula namun maknanya sama. Mugkin itulah
ciri khas ilmu sosial bahwa sebuah definisi tidak harus baku. Lain hal dengan ilmu
eksak/pasti sebuah definisi harus pasti dan tidak boleh berubah-rubah. Namun, tatkala
kita kan mempelajari hukum positif yaitu hukum yang berlaku di suatu negara seperti
Negara Indonesia, maka tentu perlu sebuah batasan definisi sebagai acuan/pegangan
sehingga kita akan mudah dalam mempelajari sebuah hukum tersebut. Mengapa
masyarakat masih butuh hukum ? Padahal dalam kehidupan sehari-hari sudah ada
semacam peraturan peraturan yang hidup yang mengatur pergaulan mereka sehari-hari.
Peraturan hidup yang dimaksud adalah norma/kaidah, seperti norma agama, norma
kesopanan, norma kesusilaan.
Dimana norma-norma tersebut sudah tumbuh dan berkembang dalam kehidupan
masyarakat. Mengapa norma hukum masih diperlukan. Secara singkat dapat dikatakan
bahwa perlunya norma hukum karena ketiga norma tersebut tidak mampu memberikan
secara langsung rasa keadilan dan kebenaran bagi masyarakat. Norma agama hanya
berlaku bagi agamanya masing-masing, tidak berlaku secara menyeluruh bagi agama
yang lain. Norma kesopanan dan kesusilaan juga hanya berlaku pada golongan tertentu.
Sebab bisa saja golongan satu menganggap ini tidak sopan/tidak susila sementara
golongan yang lain itu adalah sopan/susila.
Untuk itu perlu sebuah norma yang mengatur kepentingan yang sama dan
menyeluruh dalam penegakannya tanpa kecuali. Dalam hukum dikenal dengan istilah
berlaku secara unifikasi (berlaku bagi seluruh golongan). Norma semacam ini dapat
berlaku secara menyeluruh dikarenakan dalam pembuatan norma itu jelas, baik itu tata
cara pembuatannya, bentuknya maupun siapa yang membuat. Tata cara pembuatannya
tentu harus mengacu pada kepentingan kepentingan masyarakat yang harus dilindungi.
Bentuknya tentu harus tertulis yang dikenal dengan istilah azas legalitas. Sedangkan siapa
yang membuatnya tentu lembaga yang berwenang sebagai lembaga perwakilan yang
berkepentingan (rakyat). Hukum ? Apa itu hukum ? Banyak sekali para ahli memberikan
definisi hukum. Tidak ada kesamaan definitif atas definisi tersebut. Hal ini kata Prof. Dr.
Satjipto Rahardjo, SH, hukum ranahnya sangat luas. Namun walaupun para ahli tidak
mempunyai kesamaan dalam memberikan definisi. Hakikat dan maksud dari definisi para
ahli tersebut sama. Para fakar hukum sepakat bahwa dengan kompleksitas dan
multiperspektif, hukum tidak dapat didefinisikan secara komprehensif dan representatif.
Sebagaimana ditegaskan oleh Van Apeldoorn, tidaklah mungkin suatu definisi untuk
”hukum”. Pernyataan tersebut bukanlah suatu pandangan yang pesimistis, tetapi
didasarkan pada kenyataan betapa kompleks dan multipersepektif untuk mendefinisikan
hukum. Dalam bukunya berjudul Inleiding tot de studie van Het Netherlandse Recht,
1955, Apeldoorn menyebutkan bahwa hukum yang banyak seginya dan meliputi segala
macam yang menyebabkan tak mungkin orang membuat suatu definisi apa sebenarnya
hukum itu)
1. Van Apeldoorn, hukum itu banyak seginya dan demikian luasnya sehingga
tidak mungkin menyatakanya dalam (satu) rumusan yang memuaska.
2. I Kisch, oleh karena hukum itu tidak dapat ditangkap oleh panca indera
maka sukarlah untuk membuat definisi tentang hukum yang memuaskan.
3. Lemaire, hukum yang banyak seginya dan meliputi segala macam hal itu
menyebabkan tak mungkin orang membuat suatu definisi apapun hukum itu
sebenarnya.
4. Drs. E. Utrecht, SH, Hukum adalah himpunan peraturan-peraturan
(perintah-perintah dan larangan-larangan) yang mengurus tata tertib suatu
masyarakat dan karena itu harus ditaati oleh masyarakat itu.
5. SM. Amin, SH, Hukum adalah kumpulan peraturan-peraturan yang terdiri
dari norma dan sanksi-sanksi.
Walaupun kita mengkompilasi sejumlah pendapat sarjana dalam definisi apa hukum itu,
namun tetap tidak akan mampu memperoleh suatu definisi yang memuaskan semua
pihak. Namun demikian paling tidak dari sejumlah pendapat sarjana diambil pemahaman
yang saling melengkapi satu sama lain. Kita tidak bebicara masalah puas atau tidak,
tetapi memberikan pemahaman tentang pengertian hukum. Maka dapt di simpulkan
bahwa “Hukum adalah himpunan peraturan-peraturan yang mengatur pergaulan hidup
masyarakat, yang dibuat oleh lembaga yang berwenang, bersifat memaksa, berisi perintah
dan larangan yang apabila dilanggar akan mendapat sanksi yang tegas”.
Terdapat beberapa istilah yang identik dengan surat berharga, misalnya negotiable
instruments, negotiable papers, transferable papers, commercial papers dan
waardepapieren (Bambang Setijoprodjo, 1994 : 3).
B. Surat-Surat Berharga`
Menurut Wirjono Prodjodikoro, istilah surat-surat berharga itu terpakai untuk surat-surat
yang bersifat seperti uang tunai, jadi yang dapat dipakai untuk melakukan pembayaran.
Ini berarti bahwa surat-surat itu dapat diperdagangkan, agar sewaktu-waktu dapat
ditukarkan dengan uang tunai atau negotiable instruments (Wirjono Prodjodikoro, 1992 :
34).
Surat berharga adalah surat pengakuan utang, wesel, saham, obligasi, sekuritas kredit,
atau setiap derivatifnya, atau kepentingan lain, atau suatu kewajiban dari penerbit dalam
bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar modal dan pasar uang (Dunil Z: 2004)
Surat Berharga /waarde papier / negotiable instrument adalah :Sebuah dokumen yang
diterbitkan oleh penerbitnya sebagai pemenuhan suatu prestasi berupa pembayaran
sejumlah uang sehingga berfungsi sebagai alat bayar yang di dalamnya berisikan suatu
perintah untuk membayar kepada pihak-pihak yang memegang surat tersebut , baik pihak
yang diberikan surat berharga oleh penerbitnya ataupun pihak ketiga kepada siapa surat
berharga tersebut dialihkan. Contoh : Cek, wesel , Saham , Obligasi , dll.
Fungsi Surat Berharga secara yuridis adalah sebagai berikut : Sebagai alat
pembayaran Sebagai alat pemindahan hak tagih (karena dapat diperjualbelikan). Sebagai
Surat Legitimasi (Surat Bukti Hak Tagih)
Dilihat dari segi fungsinya , ada 3 macam surat berharga : Surat yang bersifat
hukum kebendaaan (zakenrechtelijke papieren) Surat tanda keanggotaan dari persekutuan
(lidmaatschaps papieren) Surat tagihan hutang (schuldvorderingspapieren)
Secara fisik Surat Berharga hanyalah merupakan sepucuk surat, tetapi secara
hukum dapat mengikat. Teori secara cauisa yuridis suatu surat berharga mempunyai
kekuatan mengikat :
b. Teori Kreasi (Creatie theorie ) Menurut teori ini sebabnya surat
berharga mengikat penerbitnya adalah karena tindakan penerbit menandatangani
surat berharga. Karena penandatanganan tersebut, penerbit terikat meskipun
pihak pemegang surat berharga sudah beralih kepada pihak lain dari pemegang
semula.
c. Teori Kepatutan (Redelijkheids theorie) Menurut teori ini penerbit surat
berharga terikat dan harus membayar surat berharga kepada siapapun
pemegangnya secara patut.
d. Teori Perjanjian (Overeenkomst theorie) Menurut teori ini penerbit
surat berharga terikat karena penerbit telah membuat perjanjian dengan pihak
pemegang surat berharga .
e. Teori Penunjukan (Vertonings theorie) Menurut teori ini sebabnya surat
berharga mengikat penerbitnya adalah karena pihak pemegang surat berharga
tersebut menunjukkan surat berharga tersebut kepada penerbit untuk
mendapatkan pembayaran.
Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang dalam Buku I titel 6 dan titel 7 mengatur
jenis surat berharga seperti:
1. Wessel
2. Surat sanggub
3. Cek
4. Kwitansi-kwitansi dan
5. promes atas tunjuk Dan lain-lain
Untuk itu pemahaman hukum bisnis dewasa ini dirasakan semakin penting, baik oleh
pelaku bisnis dan kalangan pembelajar hukum, praktisi hukum maupun pemerintah
sebagai pembuat regulasi kebijakan yang berkaitan dengan dunia usaha. Hal ini tidak
terlepas dari semakin intens dan dinamisnya aktifitas bisnis dalam berbagai sektor
serta mengglobalnya sistem perekonomian.
Menurut Ismail Saleh dalam bukunya “HUKUM DAN EKONOMI” 1990, :
”Memang benar ekonomi merupakan tulang punggung kesejehateraan masyarakat
dan memang benar bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi adalah tiang-tiang
penopang kemajuan suatu bangsa namun tidak dapat disangkal bahwa hukum
merupakan pranata yang pada akhirnya menentukan bagaimana kesejehateraan yang
dicapai tersebut dapat dinikmati secara merata, bagaimana keadilan sosial dapat
diwujudkan dalam kehidupan masyarakat dan bagaimana kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi dapat membawa kebahagiaan rakyat banyak”. Berdasarkan hal diatas
sangatlah terlihat bahwa hukum sangat penting dalam dunia ekonomi/bisnis sebagai
alat pengatur bisnis tersebut. Kemajuan suatu ekonomi/bisnis tidak akan berarti kalau
kemajuan tidak berdampak pada kesejahteraan dan keadilan yang dinikmati secara
merata oleh rakyat. Negara harus menjamin semua itu. Agar tidak ada terjadi
pengusaha kuat menindas pengusaha lemah, yang kaya semakin kaya yang miskin
semakin miskin, sehingga tidak ada keseimbangan dalam tatanan kehidupan
masyarakat. Disinilah peran hukum membatasi hal tersebut. Maka dibuat perangkat
hukum yang mengatur dibidang bisnis tersebut (hukum bisnis).
Dengan telah dibuatnya hukum bisnis tersebut (peraturan perundang-undangan)
imbasnya adalah hukum bisnis tersebut harus diketahui/dipelajari oleh pelaku bisnis
sehingga bisnisnya berjalan sesuai dengan koridor hukum dan tidak mempraktikkan
bisnis yang bisa merugikan masyarakat luas (monopoli dan persaingan usaha tidak
sehat).
Bagaimanapun juga adanya pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat serta kompleks
melahirkan berbagai bentuk kerjasama bisnis. Kerjasama bisnis yang terjadi sangat
beraneka ragam tergantung pada bidang bisnis apa yang sedang dijalankan.
Keanekaragaman kerjasama bisnis ini tentu saja melahirkan masalah serta tantangan
baru karena hukum harus siap untuk dapat mengantisipasi setiap perkembangan yang
muncul.