You are on page 1of 5

Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030

BAB 10
HAK, KEWAJIBAN, DAN PERAN SERTA
MASYARAKAT

10.1. Hak dan Kewajiban Masyarakat dalam Penataan Ruang


Dalam tata kelola pemerintahan yang baik menerapkan kaidah “Good Governance” .
Dalam penerapannya mengikutsertakan beberapa stakeholders yaitu pemerintah,
swasta, dan masyarakat, masing-masing stakeholder mempunyai peranan sendiri
dalam sistem pembangunan berkelanjutan suatu wilayah atau dapat dikatakan
bahwa good governance merupakan upaya kerja sama dalam proses pembangunan
berkelanjutan, dilakukan dalam skala pemerintahan daerah, kelompok masyarakat
sosial, dan sektor bisnis swasta.

Berdasarkan kepada ADB good governance memiliki empat elemen penting


didalamnya yaitu:
1. Akuntabilitas
Pejabat publik harus bertanggung jawab untuk perilaku pemerintah, dan
responsif terhadap entitas dari mana otoritas mereka berasal. ADB
mengupayakan pemerintah meningkatkan akuntabilitas dalam membangun
kapasitas untuk melakukan reformasi ekonomi, melaksanakannya dengan
sukses, dan menyediakan warga negara dengan tingkat yang dapat diterima
pelayanan publik. Kriteria yang ditetapkan untuk mengukur kinerja pejabat publik,
dan menyiapkan mekanisme pengawasan untuk memastikan standar terpenuhi.
2. Partisipasi
Partisipasi mengacu pada keterlibatan warga dalam proses pembangunan.
Penerima manfaat dan kelompok-kelompok yang terkena dampak proyek perlu
berpartisipasi sehingga pemerintah dapat membuat pilihan informasi sehubungan
dengan kebutuhan mereka, dan kelompok-kelompok sosial dapat melindungi
hak-hak mereka.
ADB mendorong partisipasi dalam pemerintahan dengan cara:
• Mendorong partisipasi penerima manfaat proyek dan kelompok-kelompok
yang terkena dampak
• Meningkatkan hubungan antara masyarakat dan swasta
• Memberdayakan pemerintah daerah dengan melibatkan pemerintah daerah
dalam pembangunan daerah setempat
• Menggunakan LSM sebagai media untuk memobilisasi dan mencapai hasil
proyek
3. Prediktabilitas
Prediktabilitas adalah tentang adil dan konsisten penerapan hukum-hukum dan
pelaksanaan kebijakan pemerintah. Penerapan hukum negara harus kondusif
bagi pembangunan. Sebuah pemerintah harus mampu mengatur
pemerintahannya melalui undang-undang, peraturan dan kebijakan, yang

10-1
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030

mencakup baik hak dan kewajiban didefinisikan, mekanisme untuk penegakan


hukum, dan penyelesaian sengketa tidak memihak.
4. Transparasi
Transparansi ialah ketersediaan informasi kepada masyarakat dan kejelasan
tentang peraturan pemerintah, peraturan, dan keputusan. Hal ini dapat diperkuat
melalui hak masyarakat untuk memperoleh informasi sesuai dengan ketentuan
hukum yang berlaku. Transparansi dalam pengambilan keputusan pemerintah
dan pelaksanaan kebijakan publik mengurangi ketidakpastian dan dapat
membantu mencegah korupsi di kalangan pejabat publik.

Berdasarkan empat elemen penting tersebut masyarakat dalam proses


pembangunan berkelanjutan memiliki hak, kewajiban serta peran dalam kegiatan
penataan ruang wilayah. Adapun hak masyarakat dalam kegiatan penataan ruang
ialah:
1. Berperan serta dalam proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan
ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
2. Mengetahui secara terbuka Rencana Tata Ruang Wilayah DKI
Jakarta, Rencana Detail Tata Ruang (RDTR), dan Peraturan Zonasi, yang
diperoleh melalui pengumuman atau penyebarluasan oleh pemerintah
daerah.
3. Menikmati manfaat ruang dan/atau pertambahan nilai sebagai akibat
dari penataan ruang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
4. Memperoleh penggantian yang layak atas kondisi yang dialaminya
sebagai akibat pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan tata
ruang wilayah dan semua rencana tata ruang dengan hirarki yang lebih
rendah, diselanggarakan dengan cara musyawarah untuk mufakat namun
bila tidak menemukan penyelesaian dalam dilakukan upaya melalui
pengadilan dan di luar pengadilan seperti arbitase atau lainnya.
5. Mengajukan keberatan kepada pejabat yang berwenang terhadap
pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah DKI
Jakarta, Rencana Detail Tata Ruang (RDTR), dan peraturan zonasi.
6. Mengajukan tuntutan pembatalan izin dan penghentian pembangunan
yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang kepada pejabat yang
berwenang.
7. Mengajukan gugatan ganti rugi kepada pemerintah dan/atau
pemegang izin apabila kegiatan pembangunan yang tidak sesuai rencana
tata ruang menimbulkan kerugian.

Selain hak yang diperoleh masyarakat, masyarakat juga memiliki kewajiban dalam
kegiatan penataan ruang wilayah. Bentuk pelaksanaan kewajiban masyarakat
dilakukan dengan mematuhi dan menerapkan kriteria, kaidah, baku mutu, dan
aturan-aturan penataan ruang yang ditetapkan dengan peraturan perundang-
undangan. Peraturan dan kaidah pemanfaatan ruang yang dipraktekkan masyarakat
secara terus menerus dengan memperhatikan faktor-faktor daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup, estetika lingkungan, lokasi, struktur ruang, dan pola
ruang. Untuk lebih jelasnya berikut merupaka kewajiban masyrakat dalam kegiatan
penataan ruang:

10-2
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030

1. Berperan serta dalam memelihara kualitas ruang


2. Menaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan
3. Melanggar ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratam izin
pemanfaatan ruang
4. Memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari
jabatan berwenang
5. Berlaku tertib dalam keikutsertaannya dalam proses perencanaan tata
ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku
6. Memberi akses terhadap sumber air, pesisir pantai, penanggulangan
bencana, penataan kawasan permukiman, Daerah Aliran Sungai, dalam
rangka kepentingan umum yang diatur berdasarkan peraturan perundang-
undangan.

10.2. Peran Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang


Adanya hak dan kewajiban masyarakat dalam penataan ruang sedikit banyak
menjelaskan perlunya peran masyarakat dalam penataan ruang yang berkelanjutan.
Definisi dari penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang (UU no. 26 tahun 2007
tentang Penataan Ruang). Mengaju pada Undang-Undang No. 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang perlunya peran serta masyarakat dalam penantaan ruang
yang kemudian diperjelas dalam Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996
tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban, Serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta
Masyarakat Dalam Penataan Ruang.
Hal tersebut menjelaskan dalam penataan ruang terbagi menjadi tiga bagian proses
perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian, peran masyarakat harus ada di ketiga
proses tersebut.
1. Peran serta masyarakat dalam proses perencanaan tata ruang wilayah
melalui pemberian saran, pertimbangan, pendapat, tanggapan, keberatan, dan
masukan. Peran tersebut dapat berupa berikut:
a. pemberian masukan dalam penentuan arah pengembangan wilayah
b. pengidentifikasian berbagai potensi dan masalah pembangunan
termasuk bantuan untuk memperjelas hak atas ruang di wilayah dan
termasuk pula pelaksanaan tata ruang kawasan
c. bantuan untuk merumuskan perencanaan tata ruang wilayah provinsi,
rencana rinci tata ruang kecamatan, rencana detail kota, rencana teknis
kota dan peraturan zonasi
d. pemberian informasi, saran, pertimbangan atau pendapat dalam
penyusunan strategi dan struktur pemanfaatan ruang wilayah provinsi
e. pengajuan usulan keberatan dan perubahan rencana terhadap
rancangan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
f. kerjasama dalam penelitian dan pengembangan dan atau bantuan
tenaga ahli
g. terjaminnya usulan masyarakat dalam rencana tata ruang
2. Peran serta masyarakat dalam pemanfaatan ruang dilakukan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku yang pelaksanaannya

10-3
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030

dikoordinasikan oleh Gubernur Provinsi DKI Jakarta. Peran tersebut dapat


berupa berikut:
a. pemantauan terhadap pemanfaatan ruang daratan, ruang lautan, dan
ruang udara serta ruang bawah tanah berdasarkan peraturan perundang-
undangan,agama, adat, atau kebiasaan yang berlaku
b. bantuan pemikiran dan pertimbangan berkenaan dengan pelaksanaan
pemanfaatan ruang wilayah dan kawasan yang mencakup lebih dari satu
wilayah Kota administrasi
c. penyelenggaraan kegiatan pembangunan berdasarkan Rencana Tata
Ruang Wilayah DKI Jakarta dan rencana tata ruang kawasan yang
meliputi lebih dari satu wilayah Kota administrasi
d. perubahan atau konversi pemanfaatan ruang sesuai dengan Rencana
Tata Ruang Wilayah Kota/kab Administrasi yang telah ditetapkan
e. bantuan teknik dan pengelolaan dalam pemanfaatan dan/atau
f. kegiatan menjaga, memelihara, dan meningkatkan kelestarian fungsi
lingkungan hidup
3. Peran serta masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang yang dapat
disampaikan secara lisan maupun tertulis kepada Gubernur DKI Jakarta dan
pejabat yang berwenang. Peran tersebut dapat berupa berikut:
a. pengawasan terhadap pemanfaatan ruang skala Provinsi, wilayah
Kota Admisitrasi, Kecamatan, dan Kawasan, termasuk pemberian
informasi atau laporan pelaksanaan pemanfaatan ruang kawasan
dimaksud dan/atau sumberdaya tanah, air, udara, dan sumberdaya
lainnya
b. bantuan pemikiran atau pertimbangan berkenaan dengan penertiban
pemanfaatan ruang

10-4
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030

BAB 10
HAK, KEWAJIBAN, DAN PERAN SERTA MASYARAKAT..............................................1

10.1. Hak dan Kewajiban Masyarakat dalam Penataan Ruang...........................1

10.2. Peran Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang ......................................3

10-5

You might also like