Professional Documents
Culture Documents
b. Tujuan Pendidikan
Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa anak kearah tingkat
kedewasaan. Artinya, membawa anak didik agar dapat berdiri sendiri (mandiri)
didalam hidupnya di tengah – tengah masyarakat.
1). Tujuan Pendidikan Nasional
Yaitu membangun kualitas manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa dan selalu dapat meningkatkan kebudayaan dengan-Nya sebagai warga negara
yang berjiwa pancasila yang mempunyai semangat dan kesadaran yang tinggi, berbudi
pekerti yang luhur dan berkepribadian yang kuat, cerdas, terampil dapat
mengembangkan dan menyuburkan sikap demokrasi, dapat memelihara hubungan yag
baik antara sesama manusia dan dengan lingkungannya.
2). Tujuan Institusional
Yaitu perumusan secara umum pola perilaku dan pola kemampuan yang harus
dimiliki oleh lulusan suatu lembaga pendidikan.
1
www.wikipedia.com
3). Tujuan Kurikuler
Yaitu untuk mencapai pola perilaku dan pola kemampuan serta keterampilan
yang harus dimiliki oleh lulusan suatu lembaga, yang sebenarnya merupakan tujuan
institusional dari lembaga pendidikan tersebut.
4). Tujuan Instruksional
Yaitu rumusan secara terperinci apa saja yang harus dikuasai oleh siswa atau
anak didik sesudah ia melewati kegiatan instruksional yang bersangkutan dengan
berhasil.
2. Pengajaran
Pengajaran merupakan perpaduan dari dua aktifitas, yaitu ; aktifitas mengajar
dan belajar. Aktifitas mengajar menyangkut peranan seorang guru dalam konteks
mengupayakan terciptanya jalinan komunikasi harmonis antara mengajar dan belajar.
Jalinan komunikasi yang harmonis inilah yang menjadi indicator suatu aktifitas /
proses pengajaran itu akan berjalan dengan baik.
Kunci pokok pengajaran itu ada pada seorang guru (pengajar). Tetapi ini bukan
berarti dalam proses pengajaran hanya pada guru yang aktif, sedang peserta didik
pasif. Pengajaran menuntut keaktifan kedua pihak yang sama – sama menjadi subjek
pengajaran.
Pengajaran memang bukan konsep atau praktik yang sederhana. Ia bersifat
kompleks, menjadi tugas dan tanggung jawab guru yang seharusnya. Pengajaran
berkaitan erat dengan pengembangan potensi manusia (peserta didik), perubahan dan
pembinaan dimensi – dimensi kepribadian peserta didik.
HAKIKAT MANUSIA
Pandangan Filsafat Tentang Hakikat Manusia
Ilmu yang mempelajari tentang hakikat manusia disebut Antropologi Filsafat.
Hakikat berarti adanya berbicara mengenai apa manusia itu, ada empat aliran yang
dikemukakan yaitu : Aliran serba zat, aliran serba ruh, aliran dualisme, aliran
eksistensialisme.
a). Aliran Serba Zat
Aliran serba zat ini mengatakan yang sungguh – sungguh ada itu hanyalah zat
materi, alam ini adalah zat atau materi dan manusia adalah unsur dari alam, maka dari
itu manusia adalah zat atau materi.
b). Aliran Serba Ruh
Aliran ini berpendapat bahwa segala hakikat sesuatu yang ada didunia ini ialah
ruh, juga hakikat manusia itu adalah ruh. Adapun zat itu adalah manifestasi daripada
ruh diatas didunia ini. Fiche mengemukakan bahwa segala sesuatu yang lain (selain
ruh) yang rupanya ada dan hidup hanyalah suatu jenis perumpamaan perubahan atau
penjelmaan dari ruh itu lebih berharga, lebih tinggi nilainya daripada materi. Hal ini
mereka buktikan dalam kehidupan sehari-hari, yang mana betapapun kita mencintai
seseorang jika ruhnya pisah dengan badannya maka materi/jasadnya tidak ada artinya.
Dengan demikian, aliran ini menganggap ruh itu ialah hakikat, sedangkan
badan ialah penjelmaan atau bayangan.
c). Aliran Dualisme
Aliran ini beranggapan bahwa manusia itu pada hakikatnya terdiri dari dua
substansi, yaitu jasmani dan rohani. Kedua substansi ini masing-masing merupakan
unsur asal, yang adanya tidak tergantung satu sama lain. Jadi badan tidak berasal dari
ruh, dan ruh tidak berasal dari badan. Antara badan dan ruh terjadi sebab akibat yang
mana keduanya saling mempengaruhi.
d). Aliran Eksistensialisme
Aliran filsafat modern berfikir tentang hakikat manusia merupakan eksistensi
atau perwujudan sesungguhnya dari manusia. Jadi intinya hakikat manusia itu yaitu
apa yang menguasai manusia secara menyeluruh. Di sini manusia dipandang tidak dari
sudut serba zat atau serba ruh atau dualisme dari dua aliran itu, tetapi memandangnya
dari segi eksistensi itu sendiri di dunia ini.
Pendirian Islam bahwa manusia terdiri dari substansi, yaitu materi dari ilmu
dan ruh yang berasal dari Tuhan, maka hakikat pada manusia adalah ruh sedangkan
jasadnya hanyalah alat yang dipergunakan oleh ruh saja, tanpa kedua substansi tersebut
tidak dapat dikatakan manusia.
LEMBAGA PENDIDIKAN
Lembaga pendidikan (baik formal, non formal atau informal) adalah tempat
transfer ilmu pengetahuan dan budaya (peradaban). Sebagai sistem sosial, lembaga
pendidikan harus memiliki fungsi dan peran dalam perubahan masyarakat menuju ke
arah perbaikan dalam segala hal.
Lembaga pendidikan Indonesia dalan UU bisa diklasifikasikan menjadi dua
kelompok, yaitu sekolah dan luar sekolah. Selanjutnya pembagian ini lebih rincinya
dibagi menjadi tiga bentuk.
a. Informal atau Keluarga
Yaitu lembaga yang lebih banyak diarahkan dalam pembentukan karakter atau
keyakinan dan norma. Pendidikan informal adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan
oleh keluarga dan lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.
b. Nonformal atau Pendidikan Luar Sekolah
Yaitu lembaga yang peran besarnya lebih banyak diarahkan pengembangan
penalaran murid. Pendidikan non formal meliputi pendidikan kecakapan hidup,
pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan
perempuan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta
pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan murid.
c. Jalur Formal atau Sekolah
Yaitu lembaga pendidikan yang terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan tinggi dengan jenis pendidikan: Umum, Kejuruan,
Akademik, Profesi, Advokasi, dan Keagamaan. Pendidikan formal coraknya dapat
diwujudkan dalam bentuk satuan pendidkan yang diselenggarakan oleh pemerintah
pusat, pemerintah, dan masyarakat.
Konsep Lembaga Pendidikan
1. Konsep Dasar Formal
Untuk memberi pemahaman akan batasan pendidikan, berikut ini dikemukakan
sejumlah batasan pendidikan, yaitu:
a) Pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan.
b) Dalam pengertian yang sempit pendidikan berarti perbuatan atau proses
perbuatan untuk memperoleh pengetahuan.
c) Pendidikan ialah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala
lingkungan dan sepanjang hidup serta pendidikan dapat diartikan sebagai
pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan
formal maupun non formal.
d) Dalam pengertian yang agak luas pendidikan diartikan sebagai sebuah proses
dengan metode-metode tertentu sehingga memperoleh pengetahuan,
pemahaman, dan cara bertingkahlaku sesuai dengan kebutuhan.
e) Pendidikan berarti tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah
dan madrasah) yang dipergunakan untuk penyempurnaan perkembangan
individu dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap, dan sebagainya.
f) Dalam arti luas pendidikan meliputi semua perbuatan dan usaha dari generasi
tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya, dan
keterampilannya kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkannya agar
dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmani maupun rohaniah.
Pengajar
Guru dalam melakukan tugasnya dalam praktik pendidikan berpusat pada anak
yang mempunyai peranan-peranan sebagai:
1. Fasilitator, atau orang yang menyediakan dirinya untuk memberikan jalan bagi
kelancaran proses pendidikan siswa.
2. Motivator, atau orang yang mampu membangkitkan minat siswa untuk terus
giat belajar sendiri menggunakan semua alat dirinya.
3. Konselor, atau orang yang dapat membantu siswa menemukan dan mengatasi
sendiri masalah-masalah yang dihadapi setiap siswa dalam kegiatannya sendiri.
Kurikulum Progresivisme
Tokoh progresivisme menyatakan bahwa kurikulum yang tepat adalah
kurikulum yang mempunyai nilai edukatif. Dan Dewe menyatakan bahwa “Sekolah
yang baik adalah yang memperhatikan dengan sungguh-sungguh semua jenis belajar
(dan bahan-bahannya) yang membantu murid, pemuda, dan orang dewasa untuk
berkembang”.
Kurikulum progresivisme bergerak dinamis di atas prinsip “liberal road to
culture”.
Penilaian Kebudayaan menurut Progresivisme
Aliran progresivisme menyusun prinsip-prinsipnya atas empat pokok, di mana
keempat asa itu merupakan perwujudan kebudayaan: (1). Revolusi Industri, (2). Ilmu
Pengetahuan Modern, (3). Perkembangan Demokrasi, dan (4). Lingkungan Hidup. Dan
sebenarnya keempat asas ini bersifat interdependensi, dalam perkembangannya saling
mempengaruhi.
Ciri utama yang menjadi identitas Progresivisme dalam missien filsafat dan
pendidikan tercermin dalam: (1). Pendidikan dalam kebidayaan liberal, (2).
Progresivisme menjadi pelopor pembaharuan ide-ide lama menuju asas baru
menyongsong kebudayaan dan zaman baru, dan (3). Progresivisme mempunyai watak
peralihan, menuju kebudayaan baru.
Konsep Progresivisme
Filsafat progresivisme mempunyai konsep bahwa anak didik mempunyai akal
dan kecerdasan. Akal dan kecerdasan merupakan potensi kelebihan manusia
dibandingkan dengan makhluk lain. Dengan potensi tersebut anak didik berkembang
menjadi individu yang aktif, kreatif, dan dinamis dalam mengahadapi lingkungannya.