Professional Documents
Culture Documents
OLEH :
YUDA HERIZAL
NIM : 2101070808
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BUNG KARNO
JAKARTA
TA.2009
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
B. Perumusan masalah
D. Metode penelitian
E. Sistimatika penulisan
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
KEKERASAN SUAMI TERHADAP ISTRI DALAM RUMAH TANGGA
SEBAGAI PELANGGARAN TINDAK PIDANA MENURUT
UNDANG UNDANG 23 TAHUN 2003
BAB I
PENDAHULUAN
menggunakan hak asasinya untuk mencapai perkembangan pribadi yang wajar dan
sikap saling membantu dan saling melengkapi. Sikap saling membantu dan saling
melengkapi sudah dirasakan sebagai suatu keharusan. Manusia wajib dan berhak
untuk hidup dalam hubungan, pergaulan dan kerjasama dengan sesame baik secara
lepas maupun tetap dalam ikatan-ikatan yang permanen. Sudah menjadi kodrat
alam bahwa dua orang manusia yang jenis kelaminnya berlainan mempunyai daya
tarik satu dan lain untuk hidup bersama dalam suatu lembaga yang disebut
menikah dan membentuk keluarga adalah suatu satuan sosial terkecil. Perkawinan
didasarkan atas kodrat manusia dan ditunjukkan dengan kemauan bebas dengan
2
1
M. Ridwan indra, Hukum Perkawinan Indonesia, ( Jakarta : Haji Masagung, 1994), hal
1
persetujuan timbale balik antara laki-laki dan perempuan yang mengikat diri untuk
hidup bersama.
masyarakat yang baik dalam kehidupan manusia. Atas daar indah, Allah
membangun rumah tangga yang damai dan teratur. Untuk itu haruslah diadakan
ikatan dan pertalian yang kokoh dan suci yaiu melalui lembaga perwakilan.
abadi, tentram, penuh rasa kasih sayang dan bergaul dengan baik dalam hubungan
2
Lihat Al Qur’an Surat Ar Rum Ayat 21
suami istri, masing-masing harus melaksanakan kewajiban rumah tangga dengan
penuh rasa tanggung jawab yang dijiwai semangat setia dan saling memberi
bantuan dengan ikhlas sampai meninggal dunia. Sikap baik kedua belah pihak
saling mengasihi merupakan pilar dasar bagi terciptanya keluarga yang sakinah
mawaddah dan rahmah, yaitu untuk menciptakan ketentraman, saling cinta dan
dan rumah tangga. Bila salah satunya tak ada, goyahlah sendi kekuatan bangunan
rumah tangga.4
Kadang kala dalam suatu rumah tangga, suami sebagai kepala rumah
istri dalam rumah tangga berupa kekerasan fisik adalah setiap perbuatan yang
menyebabkan rasa sakit, cedera, luka atau cacat pada tubuh, dan atau
pengabaian kewajiban membaeri nafkah lahir dan bathin kepada istri, akan
terhadap istrinya.6
3
Abdul Aziz Salim Basyarahil, Tuntutan Pernikahan dan Perkawinan, (Jakarta : Gema
Insani Press, 1994), hal.27.
4
Ibid., hal.28
5
Fathul Djannah, et. Al., Kekerasan Terhadap Istri, (Yogyakarta : LKIS-CIDA-ICIHEF
Jakarta,2003), hal.,15
6
Muhammad Thalib, 30 Perilaku Durhaka Suami Terhadap stri, (Bandung : Irsyad
Baitus Salam, 2002), hal.18
Dalam keadaan ini, Islam berpesan agar istri bersabar dan menahan diri
berupa kata-kata maupun tindakan fisik. Jika tindakan kekerasan terhadap isri
rumah tangga berlangsung terus menerus tanpa akhir dan semakin sukar diatasi
kewajiban dalam rumah tangga menjadi hilang, maka istri berhak mendapatkan
perlindungan hukum.
Hukum Islam membuka jalan bagi istri untuk melepaskan diri dari
ikatan perkawinan selama sesuai dengan hokum allah. Dalam kondisi hubungan
perkawinan tidak dapat di perbaiki lagi sehingga tujuan perawinan tidak tercapai,
agama islam memberikan hak kepada istri untuk menceraikan suaminya. Hak istri
untuk menceraikan suami dipandang adil dan wajar serta menyeimbangkan hak
7
Muhammad Utsman Alkhasyt, Sulitnya Berumah Tangga: Upaya Mengatasi Menurut
Qur’an, Hadist dan Ilmu Pengetahuan [Almasyaakiluz-zaujiyyah Wahululuha Fi Dhauil Kitabi
Wasunnah Walma’ariful Haditstah], cet 19, (Jakarta: Gema Insani Pres,2000), hal.120
PELANGGARAN TINDAK PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG 23
TAHUN 2003”.
B. Rumusan Masalah
1. Usaha-usaha apa saja yang harus ditempuh oleh pihak istri yang menjadi korban
2. Bagaimanakah cara istri yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga
mengajukan tuntutan.
3. Hak-hak apa sajakah yang diperoleh istri yang menjadi korban kekerasan dalam
rumah tangga.
1. Tujuan Penulisan :
1, Untuk mengetahui usaha-usaha apa saja yang harus ditempuh oleh pihak
2. Untuk mengetahui cara istri yang menjadi korbab kekeraan dalam rumah
3. Untuk mengetahui hak-hak apa sajakah yang akan diperoleh istri yang
menjadi korban dalam kekerasan rumah tangga.
2. Manfaat Penulisan :
rumah tangga.
Karno Jakarta.
Jakarta.
D. Metode Penelitian
menggunakan sumber data sekunder atau sumber data yang berasal dari bahan
kepustakaan.
Sumber data sekunder ini meliputi bahan hukum primer , bahan hukum
sekunder dan bahan hokum tertier.8 Masing-masing bahan itu terdiri dari :
1. Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang mengikat, dn terdiri dari :
primer, seperti buku-buku, makalah, artikel yang berkaitan dengan apa yang ditelti.
3. Bahan hukum tertier yakni bahan yang memberi petunjuk maupun penjelasan
terhadap bahan hukum primer dan sekunder, misalnya Kamus Umum Bahasa
yang dilakukan melalui data tertulis yang mengetahuinya dengan content analysis.
Content analysisn merupakan suatu teknik untuk penyimpulan dengan objektif dan
tata cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang bertujuan untuk
menganalisis data yang diperoleh untuk memahaminya aspek yuridisnya dari suatu
data, hubungan yuridis antara data yang satu dengan data yang lain, antara norma
hukum yang satu dengan norma hukum yang lain, yang berkaitan dengan
E. Sistematika Penulisan
membagi sistematika penulisan dalam 5 Babyang terdiri dari beberapa sub bab.
berikut :
10
Ibid,. hal. 32.
Bab I : Merupakan pendahuluan yang berisikan hal-hal yang melatar belakangi
10
RUMAH TANGGA
2003
Bab V : Merupakan bagian penutup yang berisi kumpulan hasil penelitian yang
terdiri dari dua sub bab yaitu sub bab pertama merupakan kesimpulan