Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan
pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk
dan disertaidengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara.
Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi
(economic growth); pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan
sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi.
Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan
kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan
pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi
apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut. Adanya pertumbuhan
ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Perbedaan antara keduanya adalah pertumbuhan ekonomi keberhasilannya
lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan
tingkat output produksi yang dihasilkan, sedangkan pembangunan ekonomi lebih
bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat
perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan alokasi input pada berbagai
sektor perekonomian seperti dalam lembaga, pengetahuan, dan teknik.
1. Tujuan Penulisan
Supaya mahasiswa dapat lebih memahami terhadap situasi ekonomi yang
mana sekarang menjadi topik hangat dan dilema luar biasa bagi seluruh dunia.
Paling tidak mahasiswa dapat memecahkan masalah kecil yang berhubungan
dengan rencana pembangunan di negara kita. Diharapkan pula makalah ini dapat
menjadi acuan belajar dalam mempelajari permasalahan ekonomi.
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang diatas maka penulis mencoba membuat
identifikasi permasalahan terhadap penelitian yang dilakukan oleh penulis sebagai
berikut :
1. Apa saja Rencana Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2004-2009?
2. Siap kah Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia dalam Persaingan Global?.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2004-2009
Reformasi sistem politik di Indonesia baik yang bersifat kelembagaan
maupun perundangan memunculkan model perencanaan dan kebijakan
pembangunan nasional yang baru mengantikan model perencanaan dan kebijakan
lama. Muara dari reformasi ini adalah keinginan untuk melakukan perbaikan-
perbaikan atas kelemahan-kelemahan yang timbul dari praktik perencanaan
pembangunan maupun kebijakan pembangunan yang sebelumnya pernah
diterapkan demi pencapaian tujuan kesejahteraan rakyat
sebagaimana di amanatkan oleh konstitusi.
Dalam konteks ini, Pemerintah dan DPR menyepakati pengundangan UU
Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional sebagai
landasan bagi proses perumusan program pembangunan baik dalam jangka
panjang, menengah maupun tahunan. Berkaitan dengan program pembangunan
jangka menengah, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 7
tahun 2004 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah tahun 2004-2009
sebagai pedoman bagi penyusunan rencana kerja tahunan pemerintah.
Secara singkat, model dan alur perencanaan pembangunan sebagaimana
diatur dalam UU Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional dalam dijelaskan dalam diagram berikut ini.
Sejalan dengan amandemen UUD 1945 ketiga tahun 2001, Majelis
Permusyawaratan Rakyat tidak lagi memegang kedaulatan negara tertinggi. Selain
itu, MPR juga tidak lagi memiliki kewajiban untuk menetapkan GBHN.
Dengan berlakunya amandemen Undang-Undang Dasar 1945 hingga
amandemen keempat, telah terjadi perubahan dalam pengelolaan pembangunan,
yaitu:
Penguatan kedudukan lembaga legislatif dalam Penyusunan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN);
Ditiadakannya Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) sebagai pedoman
penyusunan rencana pembangunan nasional; dan
Diperkuatnya Otonomi Daerah dan desentralisasi pemerintahan dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pertumbuhan ekonomi tidak akan berjalan jika tidak didukung sumber daya
manusia yang memadai. Sebaliknya, pembangunan kualitas sumber daya manusia
juga tidak akan tercapai tanpa dukungan pertumbuhan ekonomi. Demikian pula
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan kualitas sumber daya manusia.
Segitiga pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sosial, pengendalian
pertumbuhan penduduk, serta lingkungan hidup harus dikelola pemerintah secara
bersama-sama dan terintegrasi.
Itulah konsep pembangunan berwawasan kependudukan dalam rangka
mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Penduduk harus ditempatkan
sebagai titik sentral kegiatan pembangunan.
Selama periode 2004-2009, tingkat pertumbuhan ekonomi yang diharapkan
antara 4,5 persen sampai 6,0 persen. Pertumbuhan ekonomi sebesar itu
diperkirakan hanya dapat menyerap angkatan kerja baru sekitar satu sampai satu
setengah juta pekerja saja.
Pada masa lalu, setiap pertumbuhan ekonomi sebesar 1 persen mampu
menyerap sekitar 400.000 pekerja. Namun, pada saat ini diperkirakan hanya
mampu menyerap sebanyak 250.000 sampai 300.000 pekerja baru. Sementara
angkatan kerja baru setiap tahun bertambah 2,5 juta orang. Dengan jumlah
penduduk yang diperkirakan masih bertambah dari 207 juta jiwa pada tahun 2004
menjadi 220 juta jiwa pada tahun 2009, diperkirakan tingkat pengangguran pada
tahun 2009 nanti sekitar 8 persen dari seluruh angkatan kerja yang ada.