You are on page 1of 19

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK PENANGANAN HASIL PERTANIAN


Karakteristik Fisik Bahan Hasil Pertanian (Bentuk & Ukuran)

Oleh :

Nama : alekawa23
NPM : 2401100700XX
Hari, Tanggal Praktikum : Selasa, 21 Oktober 2009
Waktu : 10.50 –
Co. Ass : alekawa23

LABORATORIUM TEKNIK PASCA PANEN


TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2008
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahan hasil pertanian seringkali mengalami kerusakan baik di lahan maupun
dalam proses penanganan pasca panen. Kerusakan tersebut dapat disebabkan oleh
berbagai faktor diantaranya faktor fisik, mekanik, termis, biologis dan kimia.
Untuk mengendalikan kerusakan bahan hasil pertanian tersebut, diperlukan
pengetahuan tentang karakteristik (watak atau sifat) teknik dari bahan hasil pertanian
yang meliputi karakterisitik fisik, mekanik, dan termal. Selain daripada itu
pengetahuan tentang karakteristik bahan hasil pertanian diperlukan sebagai data dasar
dalam:
1. Merancang bangun mesin-mesin pengolahan, menentukan bahan atau
material konstruksinya, pengoperasian serta pengendaliannya.
2. Menganalisis dan menentukan efisisensi suatu mesin, maupun proses
pengolahan.
3. Mengembangkan produk-produk olahan baru dari bahan berupa tanaman
dan hewan.
4. Mengevaluasi serta mengawetkan mutu produk akhir.
Apabila penanganan pasca panen salah, dapat memperparah kerusakan bahan
tersebut. Jadi untuk mengatasi masalah itu, kita memerlukan pengetahuan dan
pemahaman tentang karakteristik bahan hasil pertanian tersebut dan salah satu
karakteristik yang perlu diketahui adalah karakteristik fisik dari bahan tersebut.
Dengan mengetahui karakteristik fisik suatu bahan maka kita dapat menentukan
perlakuan apa yang harus kita lakukan agar kualitasnya tetap terjaga.

1.2 Tujuan Praktikum


- Menentukan bentuk suatu bahan hasil pertanian berdasarkan ukuran,
kebundaran, kebulatan.
- Menentukan hubungan antara bentuk suatu bahan hasil pertanian dengan volume
dan luas permukaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bentuk dan ukuran bahan hasil pertanian adalah dua karakteristik fisik yang
tidak dapat dipisahkan. Keduanya diperlukan untuk pemerian karakteristik fisik suatu
bahan. Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk menjelaskan bentuk dan
ukuran bahan hasil pertanian, diantaranya bentuk acuan, kebundaran, kebulatan,
dimensi sumbu bahan, serta kemiripan bahan hasil pertanian terhadap benda-benda
geometri tertentu, yaitu:
1. Bentuk Acuan (Charted Standard)
Dalam metode ini, pemerian bahan dilakukan melalui pengamatan terhadap
keadaan permukaan dari potongan atau melintangnya atau mengukur parameter-
parameter bahan dan kemudian membandingkannya dengan bentuk-bentuk yang
sudah ada pada bentuk acuan (chart standard). Contoh dari bentuk acuan dapat dilihat
pada gambar
Dalam bentuk dan acuan dikenal beberapa istilah yang dapat digunakan untuk
memerikan suatu objek. Adapaun istilah dan perian objek dari bentuk acuan dapat
dilihat pada table:
Bentuk Deskripsi
Bundar (Round) Menyerupai bentuk bulatan (Spheroid)
Oblate Datar pada bagian batang dan pucuk / puncak
Membujur (Oblong) Diameter vertikalnya lebih besar dari horisontal
Kerucut (Conic) Meruncing ke arah bagian puncak
Bujur telur (Ovate) Seperti telur dan melebar pada bagian pangkal
Berat sebelah/miring (lopsided) Poros antara pangkal dan puncak miring
Bujur telur terbalik (Oboveta) Seperti telur terbalik
Bulat panjang (Elliptica) Menyerupai bentuk elips (bulat memanjang)
Kerucut terpotong (Truncate) Kedua ujungnya mendatar atau persegi
Tidak seimbang (Unequal) Separuh bagian lebih besar dari yang lain
Ribbed Potongan melintang sisi-sisinya menyerupai sudut
Teratur (Regular) Bagian horisontalnya menyerupai lingkaran
Tidak Teratur (Irregular) Potongan horisontalnya menyerupai lingkaran

2. Kebundaran (Roundness)
Kebundaran adalah suatu ukuran ketajaman sudut-sudut dari suatu benda
padat.Nilai kebundaran suatu bahan berkisar dari 0-1. Apabila nilai kebundaran suatu
bahan hasil pertanian mendekati 1, maka bentuk bahan tersebut mendekati bundar
• Persamaan 1 :

Dimana: Ap = luas permukaan proyeksi terbesar dari bahan dalam posisi bebas
Ac = luas permukaan lingkara terkecil yang membatasi
Atau bisa juga dengan menggunakan persamaan
r12 ( jari − jari dalam)
2

Roundness= 2 =
r2 ( jari − jari luar) 2
• Persamaan 2:

Dimana: r = jari-jari lengkungan


N = jumlah sudut yang ada
R = jari-jari lingkaran maksimum

3. Kebulatan (Sphericity)
Kebulatan (Sphericity) dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara
diameter bola yang mempunyai volume yang sama dengan objek dengan diameter
bola terkecil yang dapat mengelilingi objek. Seperti halnya nilai kebundaran, nilai
kebulatan suatu bahan juga berkisar antara 0-1. Apabila nilai kebulatan suatu bahan
hasil pertanian mendekati 1 maka bahan tersebut mendekati bentuk bola (bulat)

( a × b × c) 3
1
diameter geometri rata − rata
Sphericity= =
a diameter terpanjang

Dimana: a = sumbu terpanjang (sumbu mayor)


b = sumbu terpanjang normal ke a (sumbu intermediate)
c = sumbu terpanjang normal ke a dan b (sumbu minor)
Dalam definisi lain Sphericity dapat juga dihitung dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut:
Dimana: di = diameter lingkaran terbesar di dalam objek
dc = diameter lingkaran terkecil yang membatasi objek

4. Pengukuran Dimensi Sumbu Bahan


Untuk objek-objek berukuran kecil seperti biji-bijian, garis besar proyeksi dari
setiap objek dapat diukur dengan menggunakan sebuah alat pembesar photo
(photographics enlarger). Namun cara sederhana dapat pula dilakukan dengan
metode proyeksi dengan menggunakan OHP (Overhead Projector).
Berikut cara pengukuran dimensi sumbu suatu bahab dengan OHP :
a) Bahan (biji-bijian) diletakkan di atas OHP untuk diproyeksikan.
b) Kertas milimeter block dipasangkan pada layar, sehingga proyeksi bahan berada
di atas kertas milimeter block tersebut
c) Buatlah pola pada kertas milimeter blok sesuai dengan batas garis tepi dari bahan.
d) Menghitung kebundaran (roundness) bahan dengan menggunakan persamaan
e) Setelah dilakukan penjiplakan pola (tracing) maka sumbu a, b, dan c dari bahan
dapat diukur. Sumbu a adalah sumbu terpanjang (sumbu mayor), sumbu b adalah
sumbu pertengahan (sumbu intermediate) dan sumbu c adalah sumbu terpendek
(sumbu minor).

5. Kemiripan Terhadap Benda-benda Geometri


Selain membandingkan dengan bentuk standar, penentuan bentuk bahan hasil
pertanian dapat juga ditentukan dengan melihat kemiripan dengan benda-benda
geometri tertentu, seperti :
a. Bulat memanjang (prolate spheroid) adalah bentuk yang terjadi apabila
sebuah bentuk elips berputar pada sumbu panjangnya. Contoh: buah lemon
(sejenis jeruk sitrun).

V =
4
3
(
π × a × b2 )
1
  b 2  2

e = 1 −   
  a  
a×b
( 
)
S = 2×π × b2 + 2 ×π ×

× sin −1 e 
 e 

b. Kerucut berputar atau silinder adalah bentuk yang menyerupai kerucut atau
silinder (tabung). Contoh: wortel, mentimun.

π 
V =   h ( r12 + r1 r2 + r22 )
3
[
S = π ( r1 + r2 ) h 2 + (r1 − r2 ) 2 ] 1
2

c. Bulat membujur (oblate spheroid) adalah bentuk yang terjadi kalau sebuah
elips berputar pada sumbu pendeknya. Contoh: buah anggur.

V =
4
3
(
π × a2 × b )
1
  b 2  2

e = 1 −   
  a  
 1+ e 
( ) b2
S = 2 × π × a 2 +  2 × π × × In  
 e 1− e 

Dimana: V = volume bahan


S = luas permukaan bahan
a = sumbu memanjang elips (major axes)
b = sumbu membujur elips (minor axes)
e = eksentrisitas
r1 = jari-jari bagian dasar bahan
r2 = jari-jari bagian puncak bahan
h = tinggi bahan
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


Alat:
1. Jangka sorong untuk mengukur panjang dimensi dan jari-jari bahan
2. Penggaris untuk mengukur jari-jari bahan hasil proyeksi
3. Jangka untuk mengolah data bahan hasil proyeksi
4. Kertas milimeter block untuk media tempat proyeksi bahan
5. Over Head Projector (OHP) alat untuk memproyeksikan bahan
Bahan:
– Mentimun
– Kentang
– Tomat
– Telur
– Wortel
– Kacang merah
– Petai

3.1 Prosedur Percobaan


1. Menentukan kebundaran (roundness) tomat, kentang, telur, petai, dan kacang
merah dengan menggunakan OHP
a. Tempatkan bahan pada OHP sehingga bahan dapat diproyeksikan
b. Gambarlah proyeksi bahan pada kertas millimeter block
c. Tentukan luas proyeksi terbesar dari bahan dalam posisi bebas (Ap) dan luas
lingkaran terkecil (Ac) yang membatasi proyeksi bahan (Ap) dengan
planimeter.
d. Hitunglah kebundaran (roundness) bahan dengan menggunakan persamaan

r12
Roundness= 2
r2
Dimana: r1 = diameter dalam, dan r2 = diameter luar
2. Menentukan kebulatan (sphericity) telur, tomat, kentang, dan kacang merah
a. Ukurlah sumbu-sumbu dari tiap bahan yang terdiri dari sumbu a (sumbu
terpanjang / mayor), b (sumbu pertengahan / intermediet) dan c (sumbu
terpendek / minor)
b. Hitunglah kebulatan (sphericity) bahan dengan menggunakan persamaan :

( a × b × c) 3
1

Sphericity=
a

Rumus ini hanya berlaku jika asumsi bahan berbentuk elips.


3. Menentukan volume dan luas permukaan teroritis mentimun, tomat, kentang,
telur, dan kacang merah
a. Ukurlah sumbu a, b, dan c dari bahan
b. Tentukanlah kemiripan tiap bahan tersebut terhadap bentuk-bentuk geometri
seperti bulat memanjang (prolate spheroid), bulat membujur (oblate
spheroid) dan kerucut berputar atau silinder
c. Hitunglah volume dan luas permukaan teoritis bahan dengan persamaan di
bawah ini:
i. Bulat memanjang (prolate spheroid)

V =
4
3
(
π × a × b2 )
1
  b 2  2

e = 1 −   
  a  
a×b
( 
)
S = 2×π × b2 + 2 ×π ×

× sin −1 e 
 e 

Ket :
V = volume
S = Luas permukaan
a = Sumbu memanjang elips (major axes)
b = sumbu membujur elips ( minor axes)
e = eksentritas
ii. Bulat membujur (oblate spheroid)

V =
4
3
(
π × a2 × b )
1
  b 2  2

e = 1 −   
  a  
 1+ e 
( ) b2
S = 2 × π × a 2 +  2 × π × × In  
 e 1− e 

iii. kerucut berputar atau silinder

π 
(
V =   h r12 + r1 r2 + r22 )
3
[
S = π ( r1 + r2 ) h 2 + (r1 − r2 ) 2 ] 1
2

Ket :
r1 = jari-jari bagian dasar kerucut
r2 = jari-jari bagian puncak kerucut
h = tinggi benda
BAB IV
HASIL PERCOBAAN

Data pengamatan kelompok 3 (Shift 2)


a b c
Telur 58.1 mm 42.0 mm 41.6 mm
Tomat 66 mm 52.2 mm 51.6 mm
Kentang 50.5 mm 48.8 mm 44.9 mm
Petai 12 mm 6.6 mm 1.1 mm
Kacang merah 16.3 mm 10.5 mm 8.3 mm

I. Menentukan Kebulatan (sphericity)


Telur : sphericity=a x b x c13a
= (58.1 x 42 x 41.6)1358.1
= 46.6858.1
=0.8
Tomat : sphericity=a x b x c13a
= (66 x 52.2 x 51.6)1366
= 56.2366
=0.85
Kentang : sphericity=a x b x c13a
= (50.5 x 48.8 x 44.5)1350.5
= 4850.5=0.95
Kacang merah : sphericity=a x b x c13a
= (16.3 x 10.5 x 8.3)1316.3
= 11.2416.3
=0.69

Petai : sphericity=a x b x c13a


= (12 x 6.6 x 1.1)1312
= 4.4312
=0.37
II. Bulat Memanjang
1. Kacang merah
V=43π ab2
=43π x 16.3 x 10.52
=7527.57 mm3
e=1-ba212
=1-10.516.3212 =0.5812=0.76
s=2πb2+ 2π abesin-1e
=2π10.52+ 2π 16.3 x 10.50.76sin-10.76
=70733.08 mm2

2. Tomat
V=43π ab2
=43π x 66 x 52.22
=752927.8 mm3
e=1-ba212
=1-52.266212 =0.61
s=2πb2+ 2π abesin-1e
=2π52.22+ 2π 66 x 52.20.61sin-10.61
=1350731.26 mm2
3. Telur
V=43π ab2
=43π x 58.1 x 42.02
=429084.8 mm3
e=1-ba212
=1-42.058.1212 =0.69
s=2πb2+ 2π abesin-1e
=2π422+ 2π 58.1 x 420.69sin-10.69
=980076.45 mm2
4. Petai
V=43π ab2
=43π x 12 x 6.62
=2188.45 mm3
e=1-ba212
=1-6.612212 =0.84
s=2πb2+ 2π abesin-1e
=2π6.62+ 2π 12 x 6.60.84sin-10.84
=34106.88 mm2

III. Bulat Membujur


1.Kentang
V=43π ab2
=43π x 50.5 x48.8
=521304.2 mm3
e=1-ba212
=1-48.850.5212 =0.257
s=2πb2+ 2π abesin-1e
=2π48.82+ 2π 50.5 x 48.80.257sin-10.257
=46636. mm2

IV. Kerucut Berputar/Silinder


1. Wortel
h = 229 mm
r1 = 10.5 mm
r2 = 29.6 mm
v=π3hr12+ r1 x r2+ r22
v=π322910.52+ 10.5 x 29.6+29.62
v = 310928.26 mm3

s= π (r1+r2)h2+ r1-r2212
s= π 10.5+29.62292+ 10.5-29.6212
s=26931.21 mm2
2. Mentimun
h = 115.8 mm
r1 = 26.35 mm
r2 = 29.6 mm
v=π3hr12+ r1 x r2+ r22
v=π3115.826.352+ 26.35 x 29.6+29.62
v = 285027.23 mm3

s= π (r1+r2)h2+ r1-r2212
s= π 26.35+29.6115.82+ 26.35-29.6212
s=1975.68 mm2

V. Roundness
1. Telur
r12 = 25.4 mm
r22 = 34.9 mm
Rd=r12r22=25.434.9=0.53
2. Kentang
r12 = 27.1 mm
r22 = 39.9 mm
Rd=r12r22=27.139.9=0.77
3. Tomat
r12 = 31.9 mm
r22 = 41.2 mm
Rd=r12r22=31.941.2=0.60
BAB V
PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini, yang dilakukan adalah mengukur panjang dan jari-
jari dari beberapa bahan pertanian, yaitu tomat, kentang, telur, wortel, petai,
mentimun dan kacang merah agar kita dapat mengetahui karakteristik fisik bahan
tersebut.
Pertama kali yang dilakukan adalah menggambar proyeksi dari tomat,
kentang, telur, kacang merah, dan petai. Benda diletakkan pada OHP dan
diproyeksikan pada kertas yang sudah ditempel pada dinding. Hal ini dilakukan agar
di dapat gambar dan besar dari bahan tersebut, yang kemudian akan dicari AP dan
AC. AP dan AC diperlukan untuk menghitung kebulatan bahan tersebut.
Kemudian benda-benda tersebut diukur menggunakan jangka sorong untuk
mencari a (sumbu terpanjang/mayor), b (sumbu pertengahan/intermediet) dan c
( sumbu terpendek/minor) dari masing-masing bahan tersebut. Hasil a, b, dan c ini
nantinya akan dipakai untuk menentukan kebulatan, bulat memanjang, dan bulat
membujur.
Sedangkan pada mentimun dan wortel di cari h (tinggi benda), r1 (jari-jari
bgian dasar kerucut), dan r2 (jari-jari bagian puncak kerucut), untuk menentukan
kerucut berputar/silinder.
Pada hasil perhitungan, kentang merupakan bahan yang hasilnya paling
mendekati 1, ini berarti kentang yang kami hitung adalah bahan yang paling
mendekati kebulatan dibanding dengan tomat, telur, kacang merah, dan petai.
Sedangkan yang paling tidak mendekati bulat, yaitu yang paling mendekati 0 adalah
petai.
Pada praktikum kali ini mungkin saja terdapat kesalahan, baik itu dalam
memproyeksikan dan menggambar bentuk bahan yang salah, ataupun dalam mencari
dan menghitung bahan yang dicari.

BAB VI
KESIMPULAN

– Nilai kebundaran suatu bahan ditentukan dari besarnya perbandingan antara jari-
jari dalam dengan jari-jari luar. Semakin kecil (mendekati 1) perbandingannya
maka semakin baguslah kebundaran bahan tersebut
– Nilai kebundaran suatu bahan akan membuat suatu persamaan linier dengan nilai
kebulatannya dimana bila nilai kebulatan suatu bahan mendekati 1 maka nilai
kebundaranya juga akan mendekati 1.
– Bahan dengan selisih panjang sumbu a, b dan c yang besar dimana a jauh berbeda
dengan b dan c merupakan buah jenis kerucut berputar. Sedangkan untuk nilai a,
b dan c yang tidak jauh berbeda kita dapat menggolongkannya kedalam bulat
membujur
DAFTAR PUSTAKA

Zein, sudaryanto dkk. 2005. Teknik Penanganan Hasil Pertanian. Bandung: Pustaka
Giratuna

You might also like