You are on page 1of 18

KULIAH I

INTEGRAL TAK TENTU


Integral tak tentu (antiderivatif) merupakan operasi balikan dari turunan (derivatif).

Definisi: Fungsi F disebut suatu antiturunan dari f pada interval I jika F’(x) = f(x) untuk
semua x di I.

Contoh 1. F(x) = x4 merupakan suatu antiturunan dari f(x) = 4x3 karena F’(x) = 4x3 =
P P P PB B P P

f(x).

G(x) = x4 + 10 juga merupakan suatu antiturunan dari f(x) = 4x3 karena G’(x)
P P P PB B

= 4x3 = f(x). P P

Demikian juga H(x) = x4 - 500 juga merupakan suatu antiturunan dari f(x) =
P P

4x3 karena H’(x) = 4x3 = f(x).


P PB B P P

Jadi antiturunan dari suatu fungsi adalah tidak tunggal.

Anti turunan dari f(x) dinotasikan dengan ∫ f (x)dx .


Teorema A. Aturan Pangkat:
x r +1
∫ x dx = + C.
r
Jika r sebarang bilangan rasional kecuali 1, maka
r +1
Teorema B.

∫ sin xdx = − cos x + c dan ∫ cos xdx = sin x + C


Teorema C. (Kelinieran).

Andaikan f dan g mempunyai antiturunan dan andaikan k suatu konstan. Maka

1. ∫ kf (x)dx = k ∫ f (x)dx
2. ∫ [f (x) + g(x)]dx = ∫ f (x)dx + ∫ g(x)dx
3. ∫ [f (x) − g(x)]dx = ∫ f (x)dx − ∫ g(x)dx
Teorema D. (Aturan pangkat yang diperumum).
Andaikan g suatu fungsi yang dapat didifferensialkan dan r suatu bilangan rasional yang
bukan –1. Maka
[g(x)]r +1
∫ [g(x)] g '(x)dx = +C
r

r +1
Pengantar Persamaan Differensial
Fungsi F(x) merupakan suatu antiturunan dari f(x) jika

∫ f (x)dx = F(x) + C.
Dalam hal ini dikatakan bahwa
F’(x) = f(x) atau dF(x) = f(x)dx.
Dengan demikian rumus di atas dapat ditulis:

∫ dF(x) = F(x) + C.
Dari tinjauan ini, kita dapat mengintegralkan differensial suatu fungsi untuk mendapatkan
fungsi tersebut (ditambah Konstanta).
Apakah persamaan differensial itu?
Untuk memahami pengertian dari persamaan differensial, perhatikan contoh soal berikut:
Carilah persamaan dari kurva yang melalui titik (-1,2) yang kemiringannya pada setiap
titik sama dengan dua kali absis dari ririk tersebut!
Penyelesaian: Kondisi yang harus dipenuhi di setiap titik (x,y) pada kurva adalah
dy
= 2x .
dx
Kita cari suatu fungsi
y = f(x)
yang memenuhi persamaan tersebut dan kondisi tambahan bahwa
y=2 jika x=-1.
Ada dua cara:
Metode 1: Bila persamaan berbentuk
dy/dx=g(x),
kita amati bahwa y harus berupa suatu antiturunan dari g(x), yakni

y = ∫ g(x)dx .
Dalam kasus kita

y = ∫ 2xdx = x 2 + C .
Metode 2: dy/dx dapat dipikirkan sebagai hasil bagi dua differensial. Jika kedua ruas dari
dy/dx = 2x
dikalikan dengan dx, diperoleh
dy=2xdx,
Jika kedua ruas diintegralkan dan disederhanakan akan diperoleh:

∫ dy = ∫ 2xdx
y + C1 = x 2 + C2
y = x 2 + C2 − C1
y = x 2 + C.
Hasil
y = x2+C P P

mewakili keluarga kurva seperti Gambar di bawah.


Jika kita ingin mencari kurva yang melalui titik (-1,2), maka diperoleh:
2=(-1)2+C, P P

sehingga C=1. Jadi kurva yang dicari mempunyai persamaan


y=x2+1.
P P

y=x2+1
P P

Persamaan
dy/dx=2x
disebut suatu persamaan differensial. Contoh-contoh persamaan differensial:
dy/dx=2xy+sinx
ydy=(x3+1)dx
P P

d2 y dy
2
+ 3 − 2xy = 0.
dx dx
Jadi suatu persamaan differensial dapat didefinisikan sebagai suatu persamaan yang
memuat suatu fungsi yang tidak diketahui beserta turunan-turunannya.
Menyelesaikan suatu persamaan differensial adalah mencari fungsi yang tidak diketahui
tersebut.
Pada umumnya tidak mudah untuk menyelesaikan suatu persamaan differensial dan
biasanya digunakan metode tertentu untuk menyelesaikan persamaan differensial yang
mempunyai bentuk tertentu. Bentuk persamaan differensial yang paling sederhana
adalah bentuk terpisah atau yang dapat dipisahkan. Contoh:

dy x + 3x 2
=
dx y2
dapat dipisahkan menjadi
y2dy=(x+3x2)dx,
P P P P

yang dapat diselesaikan dengan pengintegralan:

∫ y dy= ∫ (x+3x
2 2
)dx,
untuk mendapatkan selesaian

3x 2
y= + 3x 3 + C
3
2

Contoh soal:
Dekat permukaan bumi, percepatan benda jatuh
karena gravitasi adalah 32 kaki/dt2 (tahanan udara
P P

diabaikan). Jika suatu benda dilempar ke atas dari


suatu ketinggian 1000 kaki dengan kecepatan 50
1000 kaki
kaki/dt, cari kecepatan dan tingginya setelah 4 detik.

Penyelesaian: Tinggi s diukur secara positif ke arah atas. Maka mula-mula v=ds/dt
positif (s membesar) tetapi a=dv/dt negatif. Di titik awal (t=0),dv/dt=-32 dengan syarat
tambahan v(0)=50 dan s(0)=1000. Sehingga
v = ∫ −32dt = −32t + C.
Karena v(0)=50, maka C=50, sehingga v=-32t+50. Karena v=ds/dt, maka kita memiliki
persamaan differensial
ds/dt=-32t+50,
atau
ds=(-32t+50)dt.
Dengan pengintegralan, diperoleh
s=-16t2+50t+K. P P

Karena s(0)=1000, maka K=1000, sehingga


s=-16t2+50t+1000.
P P

Pada t= 4, diperoleh
v(4)=- 32(4)+50=-78kaki/dt
s(4) =-16(4)2+50(4)+1000=944.
P P

Secara umum, jika v(0)=v0 dan s(0)=s0, maka akan diperoleh rumus benda jatuh:
B B B B

a=-32
v=-32t+v0 B

s=-16t2+v0t+s0. P P B B B B
NOTASI SIGMA

n
a1+a2+a3+…+an =
B B B B B B B B

∑a
i =1
i

c+ c + c + ... + c = nc
n kali

Teorema
Andaikan {ai} dan {bi} menyatakan dua barisan dan c konstanta, maka:
B B B B

n n
1. ∑ cai =1
i = c∑ a i
i =1
n n n
2. ∑ (ai =1
i + bi ) = ∑ a i + ∑ bi
i =1 i =1
n n n
3. ∑ (ai =1
i − bi ) = ∑ a i − ∑ bi
i =1 i =1

Beberapa rumus
n(n + 1)
n
1.
i =1
∑i =2
n
n(n + 1)(2n + 1)
2. ∑ i =
2

i =1 6
⎡ n(n + 1) ⎤
n 2

3. ∑ i = ⎢
3

i =1 ⎣ 2 ⎥⎦
Luas

Dua permasalahan geometri yang dapat memotivasi kita ke permasalahan kalkulus adalah
masalah garis singgung dan luas yang dapat dikaitkan dengan masalah turunan dan
integral tentu.

Sifat-sifat luas:

1. Luas sebuah daerah rata adalah bilangan riil nonnegatif.


2. Luas persegipanjang adalah hasil kali panjang dan lebar
3. Daerah yang kongruen memiliki luas yang sama
4. Luas dari gabungan dua daerah yang hanya berimpit menurut satu ruas garis sama
dengan jumlah luas amasing-masing
5. Jika satu daerah terkandung dalam daerah yang kedua, maka luas daerah pertama
kurang dari luas daerah kedua.

Luas suatu lingkaran dapat didekati dengan luas segibanyak beraturan yang termuat
didalamnya atau yang memuatnya.

Luas empat persegi panjang dan penggunaan persegi panjang untuk


mengaproksimasi luas daerah di bawah kurva

Luas persegi panjang dapat ditentukan dengan L= l x t, dengan l = lebar dan t = tinggi.
Jika kita ingin mewarnai suatu dinding yang bagian atasnya dibatasi oleh kurva y = x2 ,
P P

bagian alasnya rata dan bagian kiri dibatasi oleh garis x = 2 dan bagian kanannya dibatasi
oleh x = 5 berapa luas dinding yang akan kita warnai?
Kita dapat memperkirakan luas dinding tersebut dengan mengirisnya menjadi 6 buah
empat persegipanjang yang sama lebar. Karena alas dinding tersebut adalah 5 - 2, dan
ada 6 menjadi 6 buah empat persegipanjang, lebar masing-masing empat persegipanjang
adalah (5 - 2)/6 = 0,5. Tinggi masing-masing empat persegipanjang adalah sama dengan
koordinat y dari bagian kiri masing-masing empat persegipanjang. Koordinat x- nya
adalah

2 + 0(.5), 2 + 1(.5), 2 + 2(.5), 2 + 3(.5), 2 + 4(.5), 2 + 5(.5)

sehingga koordinat y nya adalah

(2 + 0(.5))2 ,(2 + 1(.5))2 , (2 + 2(.5))2 , (2 + 3(.5))2 , (2 + 4(.5))2 , (2 + 5(.5))2


P P P P P P P P P P P P

Kita lihat bahwa empat persegi panjang ke-i memiliki koordinat y: P P

tinggi = (2 + i(.5))2 = 4 + 2i + .25i2


P P P P

Untuk menghitung luas dari empat persegi panjang ke-i kita kalikan tinggi dengan
alasnya:

(4 + 2i + .25i2)(.5) P P
Untuk memperoleh luas totalnya kita jumlahkan:

Σ[(4 + 2i + .25i2)(.5)]
P P

Nilai di atas merupakan suatu batas bawah luas empat persegi panjang ke-i.

Latihan:

Tentukan suatu batas atas luas empat persegi panjang ke-i.

Jumlah Kiri (Left Sum) dan Jumlah Kanan (Right Sum)

JIka kita ambil limit nilai jumlah kiri dan jumlah kanan untuk i mendekati tak hingga,
diperoleh:

Left Sum = limΣ f(xi-1)Δxi B B B

Right Sum

Catatan: f(x) dapat bernilai negatif.


Untuk menghitung nilai integral tak tentu, biasanya digunakan limit jumlah kiri dan
jumlah kanan.

Contoh

Gunakan jumlah kanan untuk menghitung

Penyelesaian:

Jumlah kanannya adalah:

Luas di antara dua


kurva

Luas daerah di bawah kurva dan


diatas sumbu x dapat dihitung
dengan menggunakan integral.
Bagaimana jika daerahnya dibatasi
oleh dua buah kurva? Jika dimiliki dua buah kurva

y = f(x) dan y = g(x)

sedemikian hingga

f(x) > g(x)

maka luas daerah diantaranya yang dibatasi oleh garis x = a dan x = b adalah

Untuk mengingatnya dapat ditulis;


Contoh:

Tentukan luas di antara


kurva-kurva

y = x2
P P

dan

y = x3
P P

Penyelesaian:

Pertama-tama perlu dicatat


bahwa kedua kurva berpotongan di titik-titik (0,0) dan (1,1). Kemudian kita ketahui
bahwa dalam interval ini
x3 < x2
P P P P

Sehingga luasnya adalah

= 1/3 - 1/4 = 1/12.

Latihan

A. Tentukan luas di antara kurva-kurva y = x2 dan y = x


P P

B. Tentukan luas di antara kurva-kurva y = x2 - 4 dan y = -2x


P P

C. Tentukan luas di antara kurva-kurva y = 2/x dan y = -x + 3

D. Tentukan luas di antara kurva-kurva y = 3x dan y = 2x + 1


P P

Luas yang dibatasi oleh dua buah Fungsi dari y


Contoh:

Tentukan luas di antara kurva-kurva

x = 1 - y2 P P

dan

x = y2 - 1
P P

Di sini kurva-kurva itu membatasi


daerah dari kiri dan kanan. Kita
gunakan rumus

Untuk contoh di atas:

(
⎡ 1− y 2
) ( )⎦
− y 2 −1 ⎤⎥ dy = ∫ −1( 2 − y ) dy
1 1

2
−1 ⎢⎣

1
⎛ 2 3⎤ ⎛ 2⎞ ⎛ 2⎞ 8
= ⎜⎜ 2 y − y ⎥ = ⎜⎜ 2 − ⎟⎟ − ⎜⎜ −2 − ⎟⎟ =
⎝ 3 ⎦ −1 ⎝ 3⎠ ⎝ 3⎠ 3

Contoh: Tentukan luas di antara


kurva-kurva y = 0 dan y =
3(x3 - x)
P P

Penyelesaian: Jika digambarkan


grafiknya, kita mengetahui bahwa
kurva-kurva tersebut saling
berpotongan secara bergantian
berada di atas dan dibawah. Karena
itu integralnya dipisahkan menjadi
dua:
Penerapan
Misal y = f(x) fungsi demand (permintaan) untuk suatu produk dan y = g(x) fungsi
pasokan (supply). Maka didefinisikan titik kesetimbangan (equilibrium point) sebagai
perpotongan antara kedua kurva tersebut. Surplus konsumen (consumer surplus)
didefinisikan sebagai luas di atas nilai keseimbangan dan dibawah kurva permintaan ,
sedang surplus produsen (producer surplus) didefinisikan sebagai luas daerah di bawah
nilai keseimbangan dan di
atas kurva pasokan.
Contoh:

Tentukan surplus produsen


untuk kurva permintaan
f(x) = 1.000 – 0,4x2 P P

dan kurva pasokan

g(x) = 42x
Penyelesaian
Pertama-tama ditentukan titik kesetimbangan:
Ambil

1,000 - 0.4x2 = 42x


P P

atau

0.4x2 + 42x - 1,000 = 0


P P

Diperoleh

x = 20

dan
y = 42(20) = 840
Integralkan

(840 − 42 x ) dx = ⎡⎢840 x − 21x2 ⎤⎥


20 20
∫0 ⎣ ⎦0

= 8400

DEFINISI INTEGRAL TENTU

Andaikan f suatu fungsi yang didefinisikan pada selang tutup [a, b]. Jika
n
lim ∑ f ( xi ) xi ada, maka dikatakan bahwa f terintegral pada [a, b]. Lebih
| P | →0
i =1
b n
lanjut, integral tentu f dari a sampai b adalah ∫ f ( x)dx = lim ∑ f ( x ) x .
a
| P | →0
i =1
i i

KAITAN ANTARA INTEGRAL TENTU DAN LUAS

y y=f(x)
L b
a b x ∫ f ( x)dx = Luas L
a

L3 b
L1
a c
L2
d b x ∫ f ( x)dx =Luas(L1-L2+L3)
a

BEBERAPA SIFAT INTEGRAL TENTU:


a

∫ f ( x)dx = 0
a
b a


a
f ( x)dx = - ∫ f ( x)dx , a>b.
b

KETERINTEGRALAN SUATU FUNGSI:


Jika f terbatas pada [a, b] dan kontinu kecuali pada sejumlah hingga titik-
titik pada [a, b], maka f terintegral pada [a, b].

Beberapa contoh fungsi terintegral pada [a,b] adalah:


• fungsi polinom,
• fungsi sinus dan cosinus,
• fungsi Rasional, asalkan f terdefinisi pada [a, b].

TEOREMA DASAR KALKULUS


Teorema Dasar Kalkulus sangat bermanfaat untuk menghitung nilai integral
n
tentu karena kita tidak perlu menghitung nilai lim ∑ f ( xi ) xi seperti pada
| P | →0
i =1

definisi integral tentu di atas.


Teorema A (Teorema Dasar Kalkulus):
Andaikan f kontinu pada [a, b] dan andaikan F sebarang antiturunan dari f
b
disana. Maka ∫ f ( x)dx = F(b) – F(a).
a

KELINIERAN INTEGRAL TENTU:


Teorema B:
Andaikan f dan g terintegral pada [a, b] dan k konstan, maka kf dan f+g
terintegral pada [a, b] dan berlaku:
b b
• ∫ kf ( x)dx = k ∫ f ( x)dx
a a
b b b
• ∫ [ f ( x) + g ( x)]dx =
a

a
f ( x)dx + ∫ g ( x)dx
a
b b b
• ∫ [ f ( x) − g ( x)]dx = ∫ f ( x)dx - ∫ g ( x)dx .
a a a

SIFAT PENAMBAHAN SELANG:


Teorema C:
Jika f terintegral pada suatu selang yang mengandung titik-titik a, b dan c,
c b c
maka ∫
a
f ( x)dx = ∫
a
f ( x)dx + ∫ g ( x)dx ,
b

Bagaimanapun urutan dari a, b, dan c.

SIFAT PEMBANDINGAN
Teorema D:
Jika f dan g terintegral pada [a, b] dan jika f(x) < g(x) untuk semua x dalam
b b
[a, b], maka ∫
a
f ( x)dx ≤ ∫ g ( x)dx .
a

g(x)

f(x)

a b

SIFAT KETERBATASAN
Teorema E:
Jika f terintegral pada {a, b] dan jika m ≤ f(x) ≤ M, untuk semua x dalam [a,
b
b] maka m(b-a) ≤ ∫ f ( x)dx ≤ M(b-a).
a

f(x)

a b x
PENDIFFERENSIALAN INTEGRAL TENTU TERHADAP BATAS
ATASNYA
Teorema:
Andaikan f kontinu pada [a, b] dan andaikan x sebuah (variabel) titik dalam
x
[a, b]. Maka Dx[ ∫ f (t )dt ]=f(x).
B B

y=f(t)

∫ f (t )dt
a

a x b t

TEOREMA NILAI RATA-RATA UNTUK INTEGRAL


Teorema:
Jika f kontinu pada [a, b], maka terdapat suatu bilangan c diantara a dan b
x
sedemikian hingga ∫ f (t )dt = f(c)(b-a).
a

t=f(t)

a c b

You might also like