Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
I.3.2 Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh media pembibitan dari pupuk kandang
terhadap perkecambahan dan pertumbuhan bibit.
2. Mahasiswa mampu menilai media pembibitan yang baik terhadap
perkecambahan dan pertumbuhan bibit.
II. TINJAUAN PUSTAKA
III.2.2 Alat
1. Bak pengecambah
2. Oven
IV.2 Pembahasan
Unsur hara tanah tidak sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan benih untuk
berkecambah hingga menjadi bibit. Keterbatasan unsur hara akan mempengaruhi
proses metabolisme dan fisiologis benih di pembibitan. Media pembibitan yang
sesuai dengan benih perlu diketahui sebelum pelaksanaan pembibitan dilakukan.
Tanaman-tanaman yang dibudidayakan untuk menghasilkan benih membutuhkan
ketersediaan unsur hara yang tinggi dan seimbang. Proses fisiologis pembentukan
benih berkorelasi positif terhadap keseimbangan nutrisi-nutrisi yang diserap
selama tanaman di lapang.
Tambahan bahan organik tanah yang diperlukan tanaman dapat diperoleh
melalui pemupukan. Percobaan uji efektifitas penggunaan beragam pupuk
kandang yang berasal dari kotoran ternak ayam dan sapi dapat dimanfaatkan
untuk menentukan tindakan pemilihan pupuk kandang yang sesuai dengan sifat
genetis dan fisiologis benih, karena benih memiliki sifat genetis dan fisiologis
yang berbeda-beda sehingga mampu menghasilkan tanaman yang sehat, kuat dan
memiliki daya adaptasi tinggi terhadap faktor-faktor lingkungan yang dapat
membatasi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Kotoran ternak diketahui memiliki nutrisi dan bahan organik yang mampu
menciptakan kondisi fisik dan kimia tanah yang baik. Penggunaan pupuk kandang
dapat memperbaiki dan meningkatkan porositas tanah, struktur tanah, daya
pegang air tanah dan kemampuan tukar kation. Namun, beberapa kendala masih
ditemui saat pengaplikasian pupuk kandang dari bahan kotoran ternak. Dalam
menentukan penggunaan pupuk kandang dari kotoran ternak perlu diketahui lebih
awal macam ternak, umur ternak dan makanan ternak. Hal ini merupakan salah
satu kunci keberhasilan dalam pemanfaatan kotoran ternak sebagai pupuk.
Percobaan ini dilakukan dengan empat perlakuan dalam tiga ulangan dengan
dua bahan pupuk kandang, yaitu dari kotoran ternak ayam dan kotoran ternak
sapi. Pengamatan dilakukan dua kali, yaitu pada hari ke-3 setelah tanam untuk
mengamati daya berkecambah benih dan pada hari ke-6 setelah tanam untuk
mengetahui respon pemupukan terhadap pertumbuhan benih. Untuk mengetahui
perkembangan benih menjadi bibit maka dilakukan pengukuran tinggi tanaman.
Pengukuran berat kering tanaman dilakukan untuk mengetahui tingkat asimilat
yang dapat diproduksi oleh tanaman sehingga dapat diperoleh informasi energi
yang dihasilkan saat pupuk kandang diaplikasikan di media pembibitan.
Pengujian terhadap perkecambahan dan pertumbuhan jagung dilakukan
dengan 3 konsentrasi penggunaan pupuk kandang yaitu 33%, 66% dan 100%.
Sebagai kontrol digunakan 1 bagian tanah dari media pembibitan. Hasil
pengamatan yang dilakukan terhadap perkecambahan benih dan pertumbuhan
tanaman dengan menggunakan pupuk kandang dari kotoran ternak sapi
menunjukkan korelasi positif terhadap perkecambahan benih. Namun, respon
konsentrasi pemupukan terhadap perkecambahan benih jagung bervariasi.
Pada perlakuan kontrol (0%) rata-rata perkecambahan benih 93,33%,
perlakuan dengan menggunakan 1/3 bagian pupuk kandang (33%) benih yang
mampu berkecambah 93,33%, perlakuan penggunaan 2/3 bagian pupuk kandang
(66%) mampu mendukung perkecambahan benih 100% begitu pula pada
perlakuan penggunaan 1 bagian pupuk kandang. Pupuk kandang yang berasal dari
kotoran sapi sifatnya basah dan lembab. Hal ini mendukung pemecahan kulit
benih dan suplai air yang dibutuhkan oleh benih. Benih jagung sendiri tersusun
dari bahan kimia yang didominasi oleh karbohidrat. Dominasi karbohidrat di
dalam benih mendukung perombakan nutrisi menjadi energi, sehingga dengan
kondisi kelembaban yang sesuai perkecambahan benih berlangsung dengan baik.
Efektifitas penggunaan pupuk kandang terhadap pertumbuhan bibit dapat
diamati dengan memperhatikan tabel hasil pengamatan di atas. Perlakuan dengan
menggunakan 2/3 bagian pupuk kandang (66%) lebih mendukung pertumbuhan
bibit. Dari hasil pertumbuhan bibit maka dapat dihubungkan dengan hasil berat
kering yang diproduksi oleh tanaman. Dengan kondisi suplai nutrisi yang
mencukupi dan ketersediaan hara yang optimum, tanaman memproduksi asimilat
dalam jumlah yang cukup untuk mendukung kehidupannya. Asimilat ini berupa
karbohidrat yang kemudian dirombak menjadi sukrosa untuk menghasilkan energi
untuk pertumbuhan bibit.
ANOVA
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Hari_Ke_7 Between Groups 133,333 3 44,444 1,042 ,425
Within Groups 341,333 8 42,667
Total 474,667 11
Hari_Ke_14 Between Groups 537,333 3 179,111 2,067 ,183
Within Groups 693,333 8 86,667
Total 1230,667 11
Tinggi Between Groups 17,569 3 5,856 24,658 ,000
Within Groups 1,900 8 ,238
Total 19,469 11
BK Between Groups 14,757 3 4,919 5,824 ,021
Within Groups 6,757 8 ,845
Total 21,515 11
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Hari_Ke_7 Between Groups 3523,556 2 1761,778 14,157 ,005
Within Groups 746,667 6 124,444
Total 4270,222 8
Hari_Ke_14 Between Groups 10250,66
1 10250,667 3844,000 ,000
7
Within Groups 10,667 4 2,667
Total 10261,33
5
3
Tinggi Between Groups 41,641 2 20,821 5,508 ,044
Within Groups 22,682 6 3,780
Total 64,323 8
BK Between Groups ,090 2 ,045 2,327 ,179
Within Groups ,116 6 ,019
Total ,206 8
V.1Kesimpulan
1. Pemanfaatan pupuk kandang dari kotoran ternak sapi memiliki pengaruh yang
positif terhadap perkecambahan benih dan pertumbuhan bibit jagung karena
memiliki kelembaban yang optimum dan sesuai terhadap perkecambahan benih
dan pertumbuhan bibit jagung.
2. Pupuk kandang dari kotoran sapi dengan konsentrasi 66% (2/3 bagian pupuk
kandang) yang digunakan di media pembibitan memberikan pengaruh yang
paling baik terhadap perkecambahan benih dan pertumbuhan bibit.
V.2Saran
Dalam pelaksanaan pengujian efektifitas penggunaan kotoran ternak sebagai
pupuk kandang dalam pembibitan perlu digunakan benih tanaman yang sama
karena faktor kimia benih dapat mempengaruhi respon tanaman terhadap
pemupukan. Dengan mengetahui respon tanaman yang terhadap pemupukan dari
kotoran ternak maka dapat mengetahui apakah kotoran ternak tersebut baik
sebagai subtitusi ketika kotoran ternak yang dikehendaki tidak didapatkan untuk
pembibitan.
DAFTAR PUSTAKA
Bawolye. 2006. Bahan Organik dan Pupuk Kandang. IRRI Rice Knowladge Bank.
Philipina.
Indrasari, A. dan Abdul S. 2006. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang dan Unsur
Hara Mikro Terhadap Pertumbuhan Jagung Pada Ultisol yang Dikapur.
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan 6(2): 116-123, 2006.
Santoso, B., F. Haryanti dan S.A. Kadarsih. 2006. Pengaruh Pemberian Pupuk
Kandang Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Serat Tiga Klon Rami
Di Lahan Aluvial Malang. Prosiding Lokakarya Nasional Kapas dan Rami:
68-74. Surabaya.