You are on page 1of 45

DAFTAR ISI

I S I HAL

KATA PENGANTAR i
TIM PENYUSUN Ii

m
BAB I PENDAHULUAN

o
A. Latar Belakang
2
B. Tujuan Instruksional Umum 2

c
C. Tujuan Instruksional Khusus 1

i.
D. Kerangka Pembelajaran 1
1
E. Metoda 1

k
F. Alat Bantu 1
1
G. Waktu

d
1
BAB II PELAPORAN KEUANGAN 1

p
A. Kewajiban Laporan Keuangan 1
B. Bentuk dan Penyajian Laporan Keuangan

o
C. Penggunaan Laporan Keuangan

k
D. Fungsi Laporan Keuangan
E. Bentuk & Komponen Laporan Keuangan 1
Ringkasan 1

m
1
BAB III ANALISA LAPORAN KEUANGAN 1

k
1

l
1. Fungsi Analisa Laporan Keuangan 1
2. Ruang Lingkup Analisa 1
3. Analisa Manajemen Likuiditas 1
1
4. Analisa manajemen Aktiva-Pasiva ( Asset Alocation 11
Aproach ) 1
1
5. Analisa manajemen Aktiva Produktif
1
6. Analisa Manajemen Permodalan 1
G. Aalisa Manajemen Rentabilitas (Kemampuan 1
menghasilkan Laba)

Laporan Keuangan LKM Koperasi PMK - 1


AB I
PENDAHULUAN

o m
c
A. Latar Belakang

i.
Apapun Lembaganya, Lembaga profit atau non profit membutuhkan

k
informasi yang akurat, tentang kondisi lembaganya agar pihak

d
manajemen dapat mengontrol, dan mengendalikan lembaga atau

p
pihak pihak lain yang berkepentingan dapat mengetahui kinerja
lembaga sehingga dapat mengambil keputusan penting yang

o
berhubungan dengan lembaga tersebut. Informasi penting

k
tersebut antara lain dapat disajikan berupa laporan keuangan, oleh
kerena itu LKM Koperasi PMK sebagai sebuah lembaga profit harus

m
dapat menyajikan laporan keuangan tersebut secara akurat, tepat

k
waktu dan informatif. Selain itu laporan keuangan tersebut agar

l
dapat dijadikan sebagai alat pengambil keputusan maka perlu
dianalisa dan hasilnya dapat dijadikan parameter untuk mengambil
tindakan atau keputusan bagi yang berkepentingan .

B. Tujuan Pembelajaran

Peserta Mampu mmbaca, memahami dan menganalisa laporan


keuangan

Laporan Keuangan LKM Koperasi PMK - 2


C. Tujuan Pembelajaran Khusus

1. Peserta Mampu Menjelaskan pengertian dan Manfaat laporan


Keuangan
2. Peserta mampu menjelaskan bentuk-bentuk laporan keuangan
3. Peserta mampu menganalisa laporan keuangan

D. Kerangka Pembelajaran

o m
c
1. Laporan Keuangan

i.
a. Kewajiban Laporan Keuangan

k
b. Bentuk dan penyajian laporan keuangan
c. Pengguna Laporan Keuangan

d
d. Fungsi laporan Keuangan

p
e. Bentuk-bentuk & Komponen Laporan Keuangan

o
2. Analisa Laporan Keuangan
1. Fungsi Analisa Laporan Keuangan

k
2. Ruanglingkup Laporan Keuangan
3. Analisa kinerja manajemen Likuiditas

m
4. Analisa kinerja Kualitas Aktiva Produktif

l k
5. Analisa Kecukupan Modal
6. Analisa Rentabilitas

E. Metoda
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Latihan Soal

F. Alat Bantu
1. White Board

Laporan Keuangan LKM Koperasi PMK - 3


2. Spidol
3. LCD Proyektor
4. Laptop
5. Kertas Plano
6. Lebaran Kertas soal
7. Lembaran Kertas Polos ( Untuk jawaban )

m
G. Waktu
1. Kelas manajer / Pendamping Umi 6 JPL

o
2. Kelas Pembukuan / Kasir 3 JPL

i. c
d k
op
k
k m
l

Laporan Keuangan LKM Koperasi PMK - 4


AB II
PELAPORAN KEUANGAN

A. Kewajiban Laporan Keuangan

o m
i. c
Setiap LKM Koperasi PMK wajib menyampaikan laporan keuangan
berkala kepada pejabat yang berwenang memberikan pengesahan

k
akta pendirian dan perubahan anggaran dasar koperasi yang

d
bersangkutan serta kepada UPT BLUD DKI .
1. Laporan keuangan berkala terdiri dari:

p
a. Laporan Bulanan

o
b. Laporan Triwulan

k
c. Laporan Tahunan
2. Laporan Bulanan disampaikan selambat-lambatnya 30 (tiga

m
puluh) hari sejak bulan terakhir pada periode yang
bersangkutan.

l k
3. Laporan Triwulan disampaikan selambat-lambatnya 3 (tiga)
bulan sejak periode tahunan itu berakhir, dengan ketentuan bagi
LKM Koperasi PMK yang telah wajib audit, maka laporan yang
disampaikan adalah laporan hasil audit eksternal.
4. Laporan Tahunan paling sedikit terdiri dari :
a. Neraca,
b. Perhitungan Hasil Usaha,
c. Laporan Arus Kas,
d. Laporan Fortofolio dan
e. Laporan Kesehatan Lembaga

Laporan Keuangan LKM Koperasi PMK - 5


5. Perlakuan akuntansi yang menyangkut pengakuan, pengukuran,
penyajian dan pengungkapan seluruh perkiraan dilakukan
berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

B. Bentuk dan Penyajian Laporan Keuangan

1. Laporan keuangan tahunan disajikan dengan membandingkan

m
keadaan keuangan antara tahun berjalan dengan tahun
sebelumnya secara komparatif dalam 2 (dua) tahun buku

o
terakhir, kecuali bagi LKM Koperasi PMK yang belum memiliki

c
laporan periode sebelumnya.

i.
2. Penyajian pos Aktiva dan Kewajiban dalam Neraca LKM

k
Koperasi PMK disusun menurut tingkat likuiditas dan jatuh
temponya.

d
3. Laporan Perhitungan Hasil Usaha LKM Koperasi PMK

p
menggambarkan pendapatan dan beban yang berasal dari
kegiatan utama LKM Koperasi PMK, dan kegiatan lainnya.

o
4. Catatan atas laporan keuangan menyajikan informasi yang

k
memuat kebijakan akuntansi, yaitu kebijakan-kebijakan di
bidang akuntansi dalam rangka penyusunan laporan keuangan

m
yang menetapkan hal-hal sebagai berikut:

k
a. Kebijakan pemberian Penyaluran dana dan piutang

l
penjualan.
b. Klasifikasi atas Penyaluran dana dan piutang penjualan.
c. Kebijakan penyisihan, taksiran Penyaluran dana dan piutang
penjualan yang tidak dapat ditagih.
d. Harga perolehan aktiva tetap termasuk kebijakan
penyusutan.
e. Kebijakan biaya termasuk kapitalisasi.
f. Kebijakan cadangan sesuai dengan pasal 45 Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 1992 dan cadangan tujuan khusus

Laporan Keuangan LKM Koperasi PMK - 6


yang ditetapkan oleh Rapat Anggota.

5. Laporan disampaikan kepada Pejabat yang memberikan


pengesahan akta pendirian dan perubahan anggaran dasar
koperasi di tempat kedudukan koperasi yang bersangkutan, dan
disampaikan kepada BLUD DKI dalam jangka waktu yang telah
ditentukan tersebut di atas.

C. Penggunaan Laporan Keuangan

o m
i. c
Pengguna laporan keuangan LKM Koperasi PMK adalah:

k
Pihak-pihak yang memanfaatkan dan menerima penyaluran dana;

d
1. Anggota Koperasi
2. Pengawasan;

p
3. Kementerian Koperasi/ Dinas yang membidangi Koperasi;

o
4. UPT BLUD DKI;

k
5. Masyarakat.

m
D. Karakteristik Laporan Keuangan

l k
Laporan keuangan LKM Koperasi PMK harus memenuhi kriteria
yang berlaku umum, yaitu:
1. Dapat dipahami.
2. Relevan – materialistik.
3. Keandalan (penyajian yang jujur, substantial, netral, sehat dan
lengkap).
4. Dapat dibandingkan.

Laporan Keuangan LKM Koperasi PMK - 7


E. Fungsi Laporan Keuangan

Laporan keuangan LKM Koperasi PMK yang disusun harus


berfungsi sebagai:
1. Bagian dari laporan pertanggungjawaban pengurus selama
satu periode akuntansi, sehingga dapat dipakai sebagai bahan
untuk menilai hasil kerja dan prestasi Koperasi;

m
2. Bagian dari sistem pelaporan keuangan Koperasi yang

o
ditujukan untuk pihak eksternal;
a. Mengetahui prestasi Koperasi yang bertugas memberikan

i. c
pelayanan kepada anggota selama satu periode;
b. Mengetahui sumber daya ekonomis yang dimiliki Koperasi,

k
kewajiban dan kekayaan bersih (ekuitas) Koperasi;

d
c. Mengetahui besarnya promosi ekonomi anggota yang
dihasilkan oleh Koperasi selama satu periode;

p
d. Mengetahui transaksi/kejadian dan keadaan yang mengubah

o
sumber daya ekonomis, kewajiban dan kekayaan bersih

k
dalam satu periode;
e. Mengetahui informasi penting lainnya untuk mengetahui

m
keadaan keuangan jangka pendek dan jangka panjang
(likuiditas dan solvabilitas) serta prestasi Koperasi dalam

l k
melayani anggota.

F. Bentuk & Komponen Laporan Keuangan

1. Neraca

ILUSTRASI NERACA
LKM KOPERASI PMK

Laporan Keuangan LKM Koperasi PMK - 8


NERACA
Per ..........

NO. NAMA PERKIRAAN 2007 2006 NO NAMA PERKIRAAN 2007 2006

1 AKTIVA 2 KEWAJIBAN

1.1 Kas 2.1 Kewajiban Segera

m
1.2 Tab. Pada Bank 2.2 Simpanan
1.3 Surat Berharga 2.3 Beban Yang Masih Harus

o
1.4 Piutang:Jual Beli Dibayar

c
1.5 Piutang 2.4 Kewajiban Lain-lain

i.
1.6 Penyaluran dana
Kerjasama Permodalan
1.7 Penyaluran dana Jumlah Kewajiban

k
Musyarakah

d
1.8 (Penyisihan Penghapusan INVESTASI TIDAK
Aktiva Produktif) TERIKAT

p
1.9 Persediaan (untuk dijual) 2.7 Investasi Berjangka ( Simp
1.10 Sewa Berjangka )

o
1.11 Tagihan Lainnya 2.8 Investasi Tdk terikat dari
1.12 Penyertaan bank

k
1.13 Biaya Dibayar Dimuka
1.14 Aktiva Tetap dan Inventaris Jumlah Investasi Tidak

m
1.15 (Akumulasi Penyusutan Terikat
Aktiva Tetap dan Inventaris)

k
1.16 Agunan Yang Diambil Alih 3 EKUITAS / MODAL

l
1.17 Aktiva lain-lain 3.1 Simpanan Pokok
3.2 Simpanan Wajib
3.3 Modal Hibah
3.4 Modal Penyertaan
3.5 Cadangan Umum
3.6 Cadangan Tujuan Risiko
3.7 Modal Sumbangan
3.8 SHU Belum dibagi
Jumlah Ekuitas

Jumlah Aktiva Jumlah


Kewajiban,Investasi
Tidak Terikat & Ekuitas

Laporan Keuangan LKM Koperasi PMK - 9


1. Neraca harus menyajikan informasi mengenai aktiva,
kewajiban dan ekuitas / Modal Koperasi pada waktu tertentu.
2. Penyajian pos aktiva dan kewajiban dalam neraca Koperasi
tidak dikelompokkan menurut lancar dan tidak lancar, namun
sedapat mungkin tetap disusun menurut tingkat likuiditas dan
jatuh temponya.

m
3. Bentuk laporan neraca LKM Koperasi PMK harus mengikuti
ketentuan yang berlaku.

c o
i.
1) Aktiva
(1) Kas/Bank. Kas adalah uang tunai yang

k
tersimpan di Koperasi, sedangkan Bank
adalah giro atau simpanan lain

d
Koperasi di Bank tertentu yang likuid.

p
(2) Tabungan, simpanan dan deposito, pada

o
Koperasi lain bank dan lainnya.
(3) Surat berharga (investasi jangka pendek)

k
adalah investasi dalam bentuk surat
berharga atau bentuk lain yang dapat

m
dicairkan setiap saat (likuid).

lk
(4) Piutang adalah tagihan yang timbul dari
transaksi jual beli berdasarkan akad Jual
Beli, Salam dan Istishna.
(5) Piutang Pinjaman adalah penyediaan
dana atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan antara
peminjam dan Koperasi yang
mewajibkan peminjam melunasi
hutangnya setelah jangka waktu

Laporan K e u a n g a n L K M K o p e r a s i P M K - 10
tertentu. Koperasi dapat menerima
imbalan namun tidak diperkenankan
untuk dipersyaratkan di dalam
perjanjian. Imbalan tersebut diakui pada
saat diterima.
(6) Penyaluran dana Kerjasama Permodalan
adalah akad kerjasama usaha antara

m
Koperasi sebagai pemilik dana dan
anggota sebagai pengelola dana untuk

o
melakukan kegiatan usaha dengan

c
nisbah pembagian hasil (keuntungan

i.
atau kerugian) menurut kesepakatan di

k
muka.
(7) Penyaluran dana musyarakah adalah

d
akad kerjasama yang terjadi diantara

p
para pemilik modal (mitra musyarakah)

o
untuk menggabungkan modal dan
melakukan usaha secara bersama

k
dalam suatu kemitraan dengan nisbah
pembagian hasil sesuai dengan

m
kesepakatan, sedangkan kerugian

lk
ditanggung secara proporsional sesuai
dengan kontribusi modal.
(8) Aktiva Sewa merupakan aktiva yang
menjadi objek transaksi sewa (Sewa)
dan dicatat di neraca sebesar harga
perolehan dikurangi akumulasi
penyusutan. Aktiva Sewa disusutkan
berdasarkan kebijakan penyusutan
untuk aktiva-aktiva milik bank yang
sejenis, sedangkan dalam transaksi

Laporan K e u a n g a n L K M K o p e r a s i P M K - 11
Sewa beli, aktiva yang disewakan di
susutkan selama periode sewa.
(9) Aktiva tetap, kecuali tanah dinyatakan
berdasarkan biaya perolehan dikurangi
akumulasi penyusutan. Penyusutan
dihitung dengan menggunakan metode
garis lurus (straight-line method) selama

m
taksiran masa manfaat ekonomis aktiva
tetap. sebagai berikut:

o
(10) Biaya dibayar di muka (disajikan dalam

c
akun “Aktiva Lain-lain”) diamortisasi

i.
selama masa manfaat masing-masing

k
biaya dengan menggunakan metode
garis lurus (straight-line method).

d
(11) Aktiva yang diambilalih sehubungan

p
dengan penyelesaian Penyaluran dana

o
(disajikan dalam akun aktiva lain-lain)
diakui sebesar nilai bersih yang dapat

k
direalisasi. Nilai bersih yang dapat
direalisasi adalah nilai wajar aktiva

m
setelah dikurangi estimasi biaya

lk
pelepasan. Apabila nilai agunan yang
diperoleh lebih kecil daripada
Penyaluran dana atau piutang, maka
selisihnya dibebankan pada penyisihan
kerugian Penyaluran dana atau piutang.
Jika nilai agunan lebih besar daripada
Penyaluran dana atau piutang maka
agunan dinilai sebesar saldo Penyaluran
dana atau piutang.

Laporan K e u a n g a n L K M K o p e r a s i P M K - 12
2) Kewajiban
(1) Kewajiban segera, merupakan
kewajiban Koperasi kepada pihak lain
yang sifatnya wajib segera dibayarkan
sesuai dengan perintah pemberi amanat
perjanjian yang ditetapkan sebelumnya.
Kewajiban segera dinyatakan sebesar

m
nilai kewajiban Koperasi.
(2) Simpanan, merupakan simpanan

o
Anggota/calon anggota dalam bentuk

c
titipan.

3)
(1)

k
Investasi Tidak Terikat
Investasi
i.Berjangka merupakan

d
investasi Anggota/calon anggota yang

p
hanya bisa ditarik pada waktu tertentu

o
sesuai dengan perjanjian antara
pemegang sertifikat investasi berjangka

k
dengan Koperasi. Investasi berjangka
dinyatakan sebesar nilai nominal sesuai

m
dengan perjanjian antara pemegang

lk
deposito berjangka dengan Koperasi.

4) Ekuitas / Modal
Ekuitas / Modal Koperasi adalah modal
Koperasi yang berasal dari simpanan para
pemiliknya (anggota) atau simpanan yang
menentukan kepemilikan pada Koperasi,
yang bercirikan menanggung risiko atau
berpendapatan tidak tetap dan merupakan

Laporan K e u a n g a n L K M K o p e r a s i P M K - 13
klaim anggota pada saat anggota ke luar atau
Koperasi dibubarkan, diantaranya adalah:
(1) Simpanan pokok. Adalah berasal dari
anggota yang disetorkan hanya satu kali
selama menjadi anggota. Besarnya
diantara anggota sama dan tidak dapat
diambil kembali selama masih menjadi

m
anggota.
(2)Simpanan wajib adalah berasal dari

o
anggota yang disetorkan secara periodik

c
selama menjadi anggota, besarnya

i.
diantara anggota dapat berbeda dan

k
tidak dapat diambil kembali selama
masih menjadi anggota.

d
(3)Cadangan yang berasal dari penyisihan

p
SHU Koperasi yang sudah jelas

o
tujuannya, sehingga cadangan dapat
dikatakan sebagai dana yang

k
seharusnya ke luar.
(4)Modal sumbangan, adalah modal Koperasi

m
yang berasal dari pemberian yang tidak

lk
mengikat atau tanpa syarat tertentu.
(5)Modal penyertaan, status modal
penyertaan yang diakui sebagai ekuitas
atau perlu ditegaskan di dalam catatan
bahwa ekuitas yang dimaksud adalah
ekuitas unit usaha atau proyek yang
dibiayai dengan modal penyertaan,
berarti tanggungan risiko dan atau
pembagian hasil usaha untuk modal
penyertaan hanya sebatas yang

Laporan K e u a n g a n L K M K o p e r a s i P M K - 14
berhubungan dengan unit usaha/proyek
saja dan bukan tanggungan risiko atau
pembagian hasil dari Koperasi secara
keseluruhan.

2. Laporan Perhitungan Hasil Usaha

m
ILUSTRASI PERHITUNGAN HASIL USAHA

o
LKM KOPERASI PMK

c
Untuk Periode .......... s/d ....................

NO. NAMA PERKIRAAN

k i. 2008 2007

d
.
5. PENDAPATAN

p
5.01 PENDAPATAN OPERASIONAL UTAMA

o
5.01.01 Pendapatan dari Penyaluran Dana
5.01.01.01 Pendapatan Marjin Jual Beli

k
5.01.01.02 Pendapatan Sewa
5.01.01.03 Pendapatan Bagi Hasil Kerjasama Permodalan

m
5.01.01.04 Pendapatan Bagi Hasil Musyarakah
5.01.02 Pendapatan dari Penempatan pada Bank Syariah

k
Total Pend. Operasi Utama

l
5.01.03 Pend. Operasi Utama lainya
5.01.03.01 Jasa Administrasi
Total Pendapatan Operasi utama Lainnya
Jumlah Pendapatan Operasi Utama

5.02 Hak Bagi Hasil Investasi Tidak Terikat


5.03 Pendapatan koperasi sebagai Mudharib

7.01 BEBAN OPERASIONAL


7.01.01 Beban Umum dan Administrasi
7.01.02 Beban Gaji/Upah
7.01.03 Beban Lembur

Laporan K e u a n g a n L K M K o p e r a s i P M K - 15
7.01.04 Beban Pemakaian Alat Tulis Kantor
7.01.05 Beban Perjalanan Dinas
7.01.06 Beban Penyusutan Akyiva Tetap
7.01.07 Beban Perbaikan & Pemeliharaan Peralatan
7.01.08 Beban Penghapusan Piutang & Penyaluran dana
7.01.09 Beban Bonus Wadiah

7.03 Beban lainnya


Jumlah Beban Operasional

m
PENDAPATAN DAN BEBAN NON OPERASI

o
5.05 Pendapatan Non Operasi
7.04 Beban Non Operasi

i. c
7,05 Hasil Usaha / Rugi Usaha ( Sebelum Pajak )

k
7.06 Zakat
7.07 Pajak

d
7.09 SHU Bersih ( setelah Pajak )

op
k
1. Definisi

m
Laporan Perhitungan Hasil Usaha adalah laporan yang

k
menggambarkan kinerja dan kegiatan usaha Koperasi

l
pada suatu periode tertentu yang meliputi pendapatan dan
beban yang timbul pada operasi utama Koperasi dan
operasi lainnya.

2. Dasar Pengaturan

Dengan memperhatikan ketentuan dalam PSAK No. 27


dan No. 59, penyajian dalam laporan perhitungan hasil
usaha mencakup, tetapi tidak terbatas pada pos-pos
pendapatan dan beban berikut:

Laporan K e u a n g a n L K M K o p e r a s i P M K - 16
1) Pendapatan :

1. Pendapatan Operasi Utama, terdiri dari


Pendapatan Dari Kegiatan Penyaluran dana :
a. Pendapatan margin Jual Beli

m
b. Pendapatan Dari Sewa
c. Pendapatan Dari Bagi Hasil Kerjasama

o
Permodalan

c
d. Pendapatan bagi hasil musyarakah

k i.
2. Pendapatan Operasi Utama Lainsnya
a. Pendapatan dari Pinjaman

d
b. Pendapatan Bonus Wadiah

p
c. Pendapatan dari Deposito bank

o
2) Hak Pihak Ketiga Atas Bagi Hasil Investasi Tidak

k
Terikat
3) Pendapatan Koperasi Sebagai Pengelola

m
Investasi

lk
4) Pendapatan operasi lainnya
5) Total Pendapatan Operasi Lainnya
6) Beban Operasi
a. Beban Personalia ( Gaji , Bonus dll )
b. Beban Umum
c. Perjalanan Dll
7) Beban Operasi lainnya
a. Beban bonus atas simpanan
b. Kerugian penurunan aktiva
c. Beban penyisihan kerugian aktiva

Laporan K e u a n g a n L K M K o p e r a s i P M K - 17
produktif
d. Beban penyusutan aktiva tetap
e. Beban premi dalam rangka penjaminan
f. Beban sewa
g. Beban promosi
h. Beban administrasi dan umum
8) Total Beban Operasi lainnya

m
9) Pendapatan non-operasi
10) Beban non-operasi

o
11) Zakat

c
12) Pajak

i.
13) SHU

k
3. Penjelasan

a)

p d
Jika menggunakan sistem accrual basis maka

o
penyusunan laporan perhitungan hasil usaha
didasarkan pada pendapatan dan biaya diakui

k
secara accrual sedangkan perhitungan distribusi
pendapatan/hasil usaha menggunakan cash

m
basis.

lk b) Pendapatan Operasi Utama

Pendapatan operasi utama terdiri


pendapatan dari transaksi jual beli,pendapatan
dari

dari sewa, pendapatan bagi hasil, dan


pendapatan operasi utama lainnya.

i. Pendapatan dari jual beli :


Pendapatan marjin Jual Beli merupakan

Laporan K e u a n g a n L K M K o p e r a s i P M K - 18
pendapatan marjin yang di tangguhkan yang
telah dapat diakui karena telah jatuh tempo
(akrual) atau telah dilunasi piutang Jual
Belinya.

ii. Pendapatan bersih sewa

m
Pendapatan bersih sewa adalah penghasilan
yang terkait dengan pemanfaatan aktiva

o
Sewa, antara lain, terdiri dari :

c
a) Pendapatan sewa;

i.
b) Keuntungan pelepasan aktiva Sewa;

k
dan
c) Keuntungan lainnya.

p d
i. Pendapatan dari bagi hasil

o
a. Berasal dari Penyaluran dana

k
Kerjasama Permodalan dan
kerjasama usaha .

m
b. Pendapatan bagi hasil diakui pada

lk
saat menerima laporan periodik oleh
mudharib atau pengelola dana/usaha.
c. Pendapatan dari bagi hasil dikurangi
dengan kerugian Penyaluran dana
Kerjasama Permodalan dan Usaha /
musyarakah yang bukan karena
kesalahan Koperasi.

c). Pendapatan operasi utama lainnya

Laporan K e u a n g a n L K M K o p e r a s i P M K - 19
Pendapatan operasi utama lainnya, antara lain
berasal dari: Pendapatan penempatan dana
pada lembaga keuangan syariah lainnya

d). Hak pihak ketiga atas Investasi Tdk terikat (bagi


hasil)
1. Hak pihak ketiga atas bagi hasil investasi

m
tidak terikat merupakan hak bagian anggota
atas investasi berjangka tabungan dan

o
deposito yang didasarkan pada prinsip

c
Kerjasama Permodalan mutlaqah) .

i.
2. Hak pihak ketiga atas bagi hasil investasi

k
tidak terikat tidak dapat diperlakukan sebagai
beban pada saat dikeluarkan untuk pihak

d
ketiga.

e).

op
Pendapatan Operasi Lainnya
Pendapatan operasi lainnya antara lain

k
pendapatan penyelenggaraan jasa koperasi
berbasis imbalan

k m
l
f). Beban Operasi Lainnya
Adalah penambah beban operasi lainnya dan
pengurang beban operasi lainnya:

1) Pembatalan transaksi Jual Beli oleh


anggota dan anggota telah menyetorkan
Uang Muka maka "beban terkait" yang telah
dikeluarkan Koperasi dikredit kembali
2) Koreksi kelebihan penyisihan kerugian
aktiva produktif

Laporan K e u a n g a n L K M K o p e r a s i P M K - 20
g). Pendapatan Non Operasi

Pendapatan Non Operasi, antara lain, terdiri dari:


1) Keuntungan pelepasan aktiva tetap
2) Pendapatan hibah
3) Pendapatan lainnya

m
h). Beban Non Operasi

c o
Beban Non Operasi, antara lain, terdiri dari:

i.
1) Kerugian pelepasan aktiva tetap

k
2) Beban lainnya

d
i). Zakat

op
Pos zakat dalam laporan perhitungan hasil
usaha LKM Koperasi PMK merupakan zakat

k
milik anggota yang memberikan kuasa kepada
Koperasi untuk memotongkan zakatnya.

k m
l
c. Laporan Arus Kas

ILUSTRASI LAPORAN ARUS KAS


LKM KOPERASI PMK
Per Tanggal......Tahun...dan Tanggal......Tahun...

NO. KETERANGAN JUMLAH

Laporan K e u a n g a n L K M K o p e r a s i P M K - 21
Arus Kas Masuk
Saldo Awal xxxxxxxxx
Penerimaan dari Pendapatan xxxxxxxxx
Pendapatan jual beli
Pendapatan bagi hasil
Pendapatan sewa

m
Penerimaan Bagi hasil atas penempatan pada xxxxxxxxx
Bank xxxxxxxxx

o
Penerimaan Pendapatan Lainnya

c
Jasa Administrasi

i.
Fee xxxxxxxxx

k
Penerimaan Angsuran Peny. dana xxxxxxxxx
Penerimaan Setoran Simpanan / Modal

d
Simpanan

p
Investasi Berjangka

o
Penerimaan modal
xxxxxxxxx

k
Total Arus Kas Masuk

m
Arus Kas Keluar

l k
Realisasi Penyaluran Dana xxxxxxxxx
Jual beli
Bagi hasil
Sewa
Pinjaman
Pembayaran bagi hasil simpanan xxxxxxxxx
Tabungan
Simpanan Berjangka
Pembayaran Beban xxxxxxxxx
Bonus wadiah

Laporan K e u a n g a n L K M K o p e r a s i P M K - 22
Umum & Administrasi
Operasional lainnya
Penarikan simpanan / Investasi xxxxxxxxx
Tabungan
Simpanan Berjangka
Pembayaran hutang xxxxxxxxx
Pembelian Perlengkapan xxxxxxxxx

m
Pembelian Aktiva Tetap xxxxxxxxx
xxxxxxxxx

o
Jumlah Pengeluaran Kas xxxxxxxxx

c
Saldo Akhir

k i.
1). Definisi

p d
o
a). Laporan arus kas merupakan laporan yang
menunjukan penerimaan dan pengeluaran kas dan

k
setara kas pada Koperasi selama periode tertentu
yang dikelompokkan dalam aktivitas operasi,

m
investasi, dan pendanaan.

l k
b). Aktivitas operasi (operating) adalah aktivitas
penghasil utama pendapatan Koperasi (principal
revenue-producing activities)
c). Aktivitas investasi (investing) adalah aktivitas
perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang
serta investasi lain yang tidak setara kas
d). Aktivitas pendanaan (financing) adalah aktivitas
yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta
komposisi modal dan pinjaman Koperasi.

Laporan K e u a n g a n L K M K o p e r a s i P M K - 23
2). Pengaturan

a). LKM Koperasi PMK harus menyusun laporan arus


kas sesuai dengan persyaratan dalam PSAK No. 2
dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai
bagian yang tak terpisahkan (integral) dari laporan
keuangan untuk setiap periode penyajian laporan

m
keuangan.
b). Koperasi harus menyajikan laporan arus kas selama

o
periode tertentu dan diklasifikasikan menurut

c
aktivitas operasi dan pendanaan.

i.
c). Batasan pengertian PSAK No.2 Paragraf 5:

k
1. Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan
rekening giro.

d
2. Setara kas (cash equivalent) adalah investasi

p
yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek

o
dan yang cepat dapat dijadikan kas dalam
jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko

k
perubahan nilai yang signifikan.
3. Arus kas adalah arus masuk dan arus ke luar

m
atau setara kas.

lk
4. Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil
utama pendapatan perusahaan (principal
revenue producing activities) dan aktivitas lain
yang bukan merupakan aktivitas investasi dan
aktivitas pendanaan.
5. Aktivitas investasi adalah perolehan dan
pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi
lain yang tidak termasuk setara kas.
6. Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang
mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta

Laporan K e u a n g a n L K M K o p e r a s i P M K - 24
komposisi modal dan Penyaluran dana.

d) Koperasi PMK harus melaporkan arus kas dari


aktivitas operasi dengan menggunakan salah satu
dari metode berikut ini:
i. Metode langsung (direct method); dengan
metode ini kelompok utama dari

m
penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas
bruto diungkapkan.

o
ii. Metode tidak langsung; dengan metode ini

c
SHU bersih disesuaikan dengan

i.
mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan

k
kas, penangguhan (deferral) atau akrual
dari penerimaan atau pembayaran kas

d
untuk operasi di masa lalu dan masa

p
depan, dan unsur penghasilan atau beban

o
berkaitan dengan arus kas investasi atau
pendanaan.

e).

kKas yang berasal dari aktivitas suatu lembaga

m
keuangan berikut ini dapat dilaporkan dengan

lk
dasar arus kas bersih:
i. Penerimaan dan pembayaran kas
sehubungan dengan deposito berjangka
waktu tetap.
ii. Penempatan dan penarikan deposito pada
lembaga keuangan lainnya, dan
iii. Pemberian dan pelunasan Penyaluran
dana.

f). Arus kas yang berkaitan dengan pajak penghasilan

Laporan K e u a n g a n L K M K o p e r a s i P M K - 25
harus diungkapkan tersendiri dan diklasifikasi
sebagai arus kas aktivitas operasi kecuali jika
secara spesifik dapat diidentifikasikan sebagai
aktivitas pendanaan dan investasi.

3. Penjelasan

m
1) Laporan arus kas memberikan informasi untuk

o
mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih

c
Koperasi. Informasi arus kas berguna untuk menilai

i.
kemampuan Koperasi menghasilkan kas dan setara

k
kas. Informasi tersebut juga meningkatkan daya
banding pelaporan kinerja operasi.

d
2) Suatu transaksi tertentu dapat meliputi arus kas

p
yang diklasifikasikan ke dalam lebih dari satu

o
aktivitas Sebagai contoh:
a) Pelunasan Penyaluran dana meliputi pokok

k
Penyaluran dana dan bagi hasil. Bagi hasil
sebagai aktivitas operasi dan pokok

m
Penyaluran dana sebagai aktivitas pendanaan.

lk
b) Pinjaman meliputi pokok pinjaman dan
imbalan yang diberikan (jika ada dan tidak
diperjanjikan di muka). Imbalan sebagai
aktivitas operasi dan pokok pinjaman sebagai
aktivitas pendanaan.
3) Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi
merupakan indikator apakah Koperasi dapat
menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi
Penyaluran dana dan pinjaman yang diterima,
memelihara kemampuan operasi Koperasi,

Laporan K e u a n g a n L K M K o p e r a s i P M K - 26
membayar SHU dan melakukan investasi baru
tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari
luar.
4) Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh
dari aktivitas penghasil utama pendapatan Koperasi
yang pada umumnya berasal dari transaksi yang
mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih.

m
Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi
adalah:

o
a) penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa;

c
b) penerimaan dari Penyaluran dana yang

i.
diberikan;

k
c) penerimaan kas dari royalti, fee, administrasi,
dan pendapatan lain;

d
d) pembayaran kas kepada anggota atas

p
Penyaluran dana yang di berikan;

o
e) pembayaran kas kepada pemasok barang dan
jasa;

k
f) pembayaran kas kepada karyawan;
g) pembayaran kas atau penerimaan kembali

m
(restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat

lk
diidentifikasikan sebagai aktivitas pendanaan
dan investasi;
h) pembayaran dan atau penerimaan kas lainnya
yang tidak terkait aktivitas investasi dan
pendanaan.
5) Aktivitas investasi mencerminkan penerimaan dan
pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya
yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan
arus kas masa depan. Beberapa contoh arus kas
yang berasal dari aktivitas investasi adalah:

Laporan K e u a n g a n L K M K o p e r a s i P M K - 27
a) Pembelian aktiva tetap, aktiva jangka panjang
lain, biaya pengembangan yang dikapitalisasi
dan aktiva tetap yang dibangun sendiri.
b) Penerimaan kas dari penjualan tanah,
bangunan dan peralatan dan aktiva jangka
panjang lain.
c) Perolehan simpanan pokok dan wajib atau

m
instrumen keuangan LKM Koperasi PMK lain

o
d) Uang muka dan pinjaman yang diberikan

c
kepada pihak lain serta pelunasannya (kecuali

i.
yang dilakukan oleh lembaga keuangan).

k
6) Aktivitas pendanaan memprediksi klaim terhadap
arus kas masa depan oleh para pemasok modal

d
Koperasi. Beberapa contoh arus kas yang berasal

p
dari aktivitas pendanaan adalah:

o
a) Penerimaan kas dari instrumen modal lainnya.
b) Pembayaran kas kepada para anggota untuk

k
menarik atau menebus simpanan pokok dan
simpanan wajib KJKS atau Koperasi yang

m
memiliki UJKS.

lk
c) Penerimaan kas pelunasan pinjaman , dan
Penyaluran dana diterima lainnya.
7) LKM Koperasi PMK dianjurkan menggunakan
metode langsung yang berguna mengestimasi arus
kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan dengan
metode tidak langsung.
8) Beberapa contoh penerimaan dan pengeluaran arus
kas yang berasal dari aktivitas operasi, investasi
dan pendanaan berikut ini dapat disajikan menurut
arus besih:

Laporan K e u a n g a n L K M K o p e r a s i P M K - 28
a) Penerimaan dan pembayaran rekening giro;
b) Pembelian dan penjualan surat-surat berharga
9) Bagi hasil atau marjin keuntungan yang dibayar dan
yang diterima biasanya diklasifikasikan sebagai arus
kas operasi karena mempengaruhi SHU bersih.
10) SHU yang dibayar dapat diklasifikasi sebagai arus
kas pendanaan karena merupakan biaya sumber

m
daya keuangan.

c o
i.
Rangkuman bab 2

k
Apapun Lembaganya, Lembaga profit atau non profit membutuhkan

d
informasi yang akurat, tentang kondisi lembaganya agar pihak

p
manajemen dapat mengontrol, dan mengendalikan lembaga atau

o
pihak pihak lain yang berkepentingan dapat mengetahui kinerja
lembaga.

k
Laporan keuangan harus tersaji secara akurat, tepat waktu dan

m
informatif dapat dianalisa dan hasilnya dapat dijadikan parameter

k
untuk mengambil tindakan atau keputusan bagi yang

l
berkepentingan .
Bentuk bentuk Laporan Keuangan :
1. Neraca
2. Lasporan Hasil Usaha
3. Arus Kas
4. Laporan perubahan Modal
5. dll

Laporan K e u a n g a n L K M K o p e r a s i P M K - 29
AB III
ANALISA LAPORAN KEUANGAN

m
A. FUNGSI ANALISA LAPORAN KEUANGAN

c o
Analisa ini sangat dibutuhkan Sebagai alat bantu untuk mengukur

i.
kinerja lembaga dilihat dari berbagai aspek menejerial yang

k
tercermin pada laporan keuangan baik itu Neraca, Hasil Usaha /
Laba Rugi, Cashflow.

p d
o
B. RUANG LINGKUP ANALISA

k
1. Analisa terhadap manajmen likuiditas ( Aktiva lancar

m
)

k
2. Analisa Cash ratio

l
3. Analisa FDR
4. Analisa terhadap manajmen aktiva - pasiva
5. Analisa terhadap manajemen aktiva produktif
6. Analisa FDR
7. Analisa Batas Maximum Penyaluran dana
8. Analisa Kualitas Aktiva Priduktif ( KAP )
9. Analisa terhadap cadangan Penyisihan Penghapusan
Aktiva Produktif ( PPAP )
10. Analisa terhadap Manajemen Permodalan. ( CAR /
Captal Aduquacy Ratio )

Laporan K e u a n g a n L K M K o p e r a s i P M K - 30
11. Analisa terhadap Kinerja Produktifitas menghasilkan
keuntungan / Rentabilitas. Untuk analisa ini dapat
dilakukan dengan menghitung rasio ROA ( Return On
Asset )

C. ANALISA MANAJEMEN LIKUIDITAS

m
Likuiditas pada umumnya didefinisikan sebagai kepemilikian

o
sumber dana yang memadai untuk memenuhi seluruh kebutuhan
kewajiban yang akan jatuh tempo. Atau dengan kata lain

i. c
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban pada saat
ditagih baik yang dapat diduga ataupun yang tidak terduga atau

k
Secara sederhana, manajemen likuiditas dapat diartikan sebagai

d
upaya lembaga untuk menjaga keseimbangan antara sisi asset
dan sisi liability.

op
Dalam LKM Koperasi PMK manajemen likuiditas adalah salah

k
satu hal yang penting dalam memelihara kepercayaan
masyarakat terhadap lembaga. Untuk itu setiap LKM Koperasi

m
PMK yang beroperasi harus menjaga likuiditasnya agar pada
posisi yang ideal.

lk
Jadi tujuan manajemen likuiditas adalah mencapai cadangan
yang dibutuhkan yang telah ditetapkan oleh lembaga untuk
memperkecil dana yang menganggur karena kalau banyak dana
yang menganggur akan mengurangi profitabilitas bank, dan
mencapai likuiditas yang aman untuk menjaga kemampuan
lembaga dalam memenuhi kewajiban kepada pihak lain.

Dalam Manajemen likuiditas terdapat dua resiko yaitu Resiko


ketika kelebihan dana dimana dana yang ada dalam koperasi

Laporan K e u a n g a n L K M K o p e r a s i P M K - 31
banyak yang idle, hal ini akan menimbulkan pengorbanan tingkat
produktifitas atau kemampuan menghasilkan return yg rendah.
Kedua Resiko ketika kekurangan dana, akibat dari tidak
tersedianya dana untuk mencukupi kebutuhan kewajiban jangka
pendek kepada pihak lain. Resiko yang akan timbul dari akibat ini
akan sangat fatal sebab akan menurunkan kepercayaan pemilik
dana dan bahkan dapat berakibat pada Rush/ penarikan dana

m
besar besaran yang kemudian dapat mengakibatkan kolapnya
lembaga.

c o
Oleh kerena itu LKM Koperasi PMK harus dapat memperkirakan

i.
besarnya pengeluaran dalam setiap hari, minggu atau bulan,

k
sehingga likuiditas minimum dapat ditetapkan secara lebih tepat.
Kesemuanya itu perlu didukung oleh pencatatan-pencatatan yang

d
akurat, teliti, rapi dan sistematis. Serta memiliki alat kontrol

p
likuiditas yang jelas. Hal ini dapat dilalkukan dengan cara

o
membuat proyeksi arus kas yang periodik, jangka pendek,
menengah ataupun jangka panjang sehingga dengan itu maka

k
posisi likuiditas dapat diproyeksikan dan dikontrol.

m
Pengukuran likuiditas LKM Koperasi PMK dilakukan dengan cara :

lk
1. Rasio Kas, caranya yaitu dengan membandingkan antara
Alat Likuid (termasuk didalamnya adalah komponen Kas,
Simpanan Di Bank atau koperasi lain, Stara Kas dan
Penyaluran dana yang jatuh tempo dalam waktu pendek
jangka Pendek) dengan Kewajiban lancar (termasuk
didalamnya adalah Simpanan lancar, dan yang termasuk
Kewajiban segera lainya) Rasio ini disebut Rasio Kas
dimana rasio ini tidak boleh kurang dari 15 %.

Laporan K e u a n g a n L K M K o p e r a s i P M K - 32
Rasio Kas

= Alat Likuid X 100 %


Kewajiban lancar

m
2. Rasio FDR, caranya yakni membandingkan antara

o
besarnya Penyaluran dana yang disalurkan dengan

c
Sumber dana yang dihimpun atau disebut dengan Rasio

i.
Financing To Deposit Rasio ( FDR ), yang besarnya tidak

k
boleh melebihi 85% dari total dana yang dihimpun. Sumber
Dana yang dihimpun dapat berupa modal, modal

d
penyisihan, simpanan dan simpanan berjangka serta dana

p
dana lain yang bersifat kewajiban pada pihak lain.

FDR =

k o
Penyaluran dana
Penghimpunan dana
X 100%

k m
l
D. ANALISA MANAJEMEN AKTIVA – PASIVA ( Asset
Alocation Aproach )

Dalam upaya menyeimbangkan arus dana, LKM Koperasi PMK


perlu melakukan manajemen aktiva-pasiva dengan pendekatan
ketepatan pengalokasian dana / asset allocation approach.
Hal ini dapat dilakukan dengancara melakukan ketepatan

Laporan K e u a n g a n L K M K o p e r a s i P M K - 33
pengalokasian dana dimana Dana yang memiliki sifat perputaran
yang cukup tinggi atau lancar penggunaannya diprioritaskan untuk
aktiva yang tingkat likuiditasnya cukup tinggi/ lancar. Sedangkan
dana yang perputarannya relatif rendah, pengalokasiannya dapat
di lakukan pada Penyaluran dana dan aktiva jangka panjang
lainnya.

E. ANALISA MANAJEMEN AKTIVA PRODUKTIF

o m
i. c
1. Kollektibilitas & Rasio Kualitas Aktiva Produktif

Ruhnya
sehatnya
Lembaga keuangan
aktiva

d
produktif,
k salah satunya terletak pada
macetnya aktiva ini akan

p
mengakibatkan hambatan terhadap pendapatan. Pendapatanya

o
menjadi berkurang yang ujungnya koperasi mengalami

k
kesulitan untuk membayar beban operasional bahkan pada
kondisi yang ekstrim koperasi akan mengalami kerugian, tentu

m
hal ini akan sangat merugikan lembaga, untuk itu pengaturan,
pengawasan, dan pengendalian terhadap aktiva ini perlu

l k
dicermati secara seksama. Untuk dapat mengawasi keadan
aktiva produktif ini maka aktiva produktif secara periodik perlu
dikelompokan berdasarkan lancar tidaknya aktiva ini.
Penggolongan ini disebut kollektibilitas aktiva produktif.
Penggolongan aktiva ini di golongkan kedalam empat golongan
yakni :
a. Kolektibilitas Lancar,
b. Kollektibilitas kurang lancar
c. Kollektibilitas Diragukan
d. Kollektibilitas macet

Laporan K e u a n g a n L K M K o p e r a s i P M K - 34
Sebagai upaya pengendalian, koperasi perlu mengidentifikasi
keadaan aktiva ini dengan cara menanalisisnya melalui rasio
antara aktiva produktif bermasalah atau aktiva produktif yang
diklasifikasikan ( APYD ) dengan seluruh jumlah aktiva
produktif ( AP ). Rasio ini disebut rasio Kualitas aktiva produktif.
Prinsif dari rasio ini adalah semakin besar rasio ini semakin tidak

m
baik keadaanya, artinya aktiva produktif yang diklasifikasikan
semakin besar dan semakin beresiko macet. Semakin kecil rasio

o
ini semakin baik artinya Aktiva produktif yang diklasifikasikan

c
semakin kecil.

Rumus :

k i.
p d
Rasio Kualitas Aktiva Produktif = APYD X 100%

o
AP

k
Aktiva Prdoduktif dihitung dengan cara menjumlahkan seluruh

m
nilai baki debet komponen aktiva produktif dalam setiap

k
katagori / golongan kualitas aktiva

l
Aktiva Produktif yang diklasifikasikan ( APYD ) dihitung dengan
rumus :

= (50%KL + 75%D + 100%M) x 100%


(L + KL + D + M)

Contoh Perhitungan APYD :

Laporan K e u a n g a n L K M K o p e r a s i P M K - 35
Aktiva Bobot Aktiva Yg Di
Klasifikasi Klasifikasika
Produktif
n (APYD)
(e) (f) = d x e

200,000,000.0
L 0 0% -

m
KL 10,000,000.00 50% 5,000,000

o
D 3,000,000.00 75% 2,250,000

c
M 50,000,000.00 100% 50,000,000

i.
Jumlah 263,000,000 57,250,000

Rasio KAP =

d k
57,250.000 X 100% = 21,8%

p
263.000.000

o
Keterangan :

k
1. L = Aktiva Produktif Yang lancar
2. KL = Aktiva Produktif Yang kurang lancar

m
3. D = Aktiva Produktif Yang Diraggukan

k
4. M = Aktiva Produktif yang Macet

l
2. Batas maximum Penyaluran Dana Kewajiban pencadangan
Penyisihan Penghapusan Penyaluran Dana

Sebagai upaya pencegahanya koperasi perlu menerapkan sikap


kehati hatian didalam menjalankan aktivitas Penyaluran
dananya, salah satu upaya tersebut adalah dengan membuat

Laporan K e u a n g a n L K M K o p e r a s i P M K - 36
aturan Batas maksimal Penyaluran dana. Batas maximum
penyaluran dan diberlakukan untuk maximum penyaluran kepada
satu orang anggota adalah sebesar 2,5% dan untuk kepada
kelompok anggota sebesar maximum 10% dari total Asset lkm
koperasi. Hal ini perlu diatur untuk meminimalisasi resiko dengan
cara menyebarkan resiko kepada lebih banyak orang dan tidak
terfokus pada sediki orang.

3.

o
Analisa Pencadangan Penyisihan Penghapusan Penyaluran
m
c
Dana

Sebagai

k i.
upaya lain dalam menanggulangi
timbulnya kualitas aktiva produktif ini maka perlu
resiko akibat
secara

d
konsisten pengurus wajib menyisihkan cadangan penghapusan

p
akibat resiko penyaluran dana ini setiap bulanya. Besar jumlah

o
dana yang wajib dicadangkan adalah dengan mengikuti aturan
tentang kewajiban pencadangan aktiva produktif.

k
Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif :

k m
l
Rasio = PPAP X 100%
PPAPWD

Keterangan :

Aktiva Produktif :
Yang termasuk kedalam kelompok aktiva produktif adalah
seluruh aktiva yang menghasilkan return / pendapatan bagi
koperasi seperti : Penempatan dana pada aktiva prnyaluran

Laporan K e u a n g a n L K M K o p e r a s i P M K - 37
dana, Investasi pada usaha sektor riil koperasi, Deposito bank
dan aktiva lain yang produktif.

F. ANALISA MANAJEMEN PERMODALAN

Komponen lain yang menentukan Sehat tidaknya koperasi

m
adalah komponen Modal.

c o
Penilaian terhadap permodalan dilakukan denan metode

i.
penilaian CAR ( Capital Adequacy Ratio ). CAR dihitung
dengan membagi Jumlah modal terhadap Aktiva Tertimbang

k
Menurut Risiko (ATMR).

CAR = MODAL

p
X 100%
d
o
ATMR

k
m
Dengan angka besaran persentase CAR tertentu diharapkan
bahwa modal yang dimiliki koperasi, mampu melindungi anggota

l k
dan pihak lain yang dananya disimpan atau ditempatkan pada
koperasi tersebut.

Komponen modal terdiri dari :


a. Simpanan Pokok
b. Simpanan wajib
c. Modal Penyertaan / Simpanan Pokok Khusus
d. Modal Sumbangan / Hibah
e. Cadangan Umum
f. Cadangan Tujuan

Laporan K e u a n g a n L K M K o p e r a s i P M K - 38
g. SHU tahun lalu setelah diperhitungkan pajak
h. SHU tahun berjalan setelah diperhitungkan taksiran
pajak sebesar 50% ( Lima puluh perseratus )

Setiap Koponen modal diberikan bobot sebagai berikut :

m
KOMPONEN MODAL Bobot
1. Modal Inti

o
1.1. Modal Simpanan Pokok 100%

i. c
1.2. Modal Simpanan Wajib 100%
1.3. Modal Penyertaan Khusus / Simpanan Pokok
100%

k
Khusus.

d
1.4. Modal Hibah / Sumbangan 100%
1.5. Cadangan Umum 100%

p
1.6. Cadangan Tujuan 100%

o
1.7. SHU Tahun Lalu 100%

k
1.8. SHU Tahun Berjalan setelah diperhitungkan
50%
taksiran pajak sebesar 50%

m
2. Modal Pinjaman

k
2.1. Modal UPT BLUD 100%

l Komponen ATMR ( Aktiva Tertimbang Menurut Resiko ) terdiri


dari :
aktiva neraca yang diberikan bobot sesuai kadar risiko penyaluran
dana yang melekat pada setiap pos aktiva, yaitu :

1) Kas, dan setara kas diberi bobot 5% (nol perseratus)

Laporan K e u a n g a n L K M K o p e r a s i P M K - 39
2) Penempatan pada KOPERASI / Koperasi lain dengan akad
wadiah atau qordh diberi bobot 30% (Tiga puluh perseratus)
3) Penempatan wadiah Pada Bank yang di jamin pemerintah diberi
bobot 0% (nol perseratus)
4) Penempatan wadiah pada Bank yang tidak dijamin Pemerintah
diberi bobot 20% (dua puluh perseratus)
5) Persediaan, aktiva ijarah, nilai bersih aktiva tetap dan inventaris,

m
antar kantor aktiva, dan rupa-rupa aktiva diberi bobot 100%
(seratus persen)

o
6) Aktiva produktif dibedakan sebagai berikut :

c
a) penyaluran dana dalam berbagai bentuk aktiva produktif

i.
yang sumber dananya berasal dari simpanan anggota

k
dengan prinsip mudharabah muthlaqah berdasarkan
sistem bagi untung atau rugi (profit and loss sharing

d
method) diberikan bobot sebesar 1% (satu perseratus);

p
b) penyaluran dana dalam berbagai bentuk aktiva produktif

o
yang beragunan yang sumber dananya berasal dari
modal sendiri dan/atau simpanan anggota dengan prinsip

k
wadiah, qardh dan mudharabah muthlaqah berdasarkan
sistem bagi pendapatan (revenue sharing) di beri bobot

m
resiko 100% dikurangi dengan nilai prosentase

l k
agunanya.
c) Penyaluran dana dalam berbagai bentuk aktiva produktif
yang tidak beragunan (venture capital) yang sumber
dananya dari wadiah, modal sendiri, qardh dan
mudharabah muthlaqah diberikan bobot sebesar 100%
(seratus lima puluh perseratus);

KOMPONEN ATMR BOBOT


1. Kas & setara kas 5%
2. Penempatan Pada Bank ( yg dijamin pemerintah) 0%

Laporan K e u a n g a n L K M K o p e r a s i P M K - 40
3. Penempatan Pada Bank ( Yg Tdk dijamin pemerintah ) 20%
4. Simpanan / rekening di KOPERASI lain 30%
5. penyaluran dana dalam berbagai bentuk aktiva
produktif yang sumber dananya berasal dari simpanan
anggota dengan prinsip mudharabah muthlaqah
1%
berdasarkan sistem bagi untung atau rugi (profit and loss
sharing method) diberikan bobot sebesar 1% (satu

m
perseratus)

o
6. penyaluran dana dalam berbagai bentuk aktiva
100%

c
produktif yang beragunan yang sumber dananya berasal
dikurangi

i.
dari modal sendiri dan/atau simpanan anggota dengan
nilai
prinsip wadiah, qardh dan mudharabah muthlaqah

k
jaminan
berdasarkan sistem bagi pendapatan (revenue sharing)

d
7. Penyaluran dana dalam berbagai bentuk aktiva
produktif yang tidak beragunan (venture capital) yang

p
100%
sumber dananya dari wadiah, modal sendiri, qardh dan

o
mudharabah muthlaqah

k
8. Persediaan, aktiva ijarah, nilai bersih aktiva tetap dan
inventaris, antar kantor aktiva, dan rupa-rupa aktiva diberi 100%

m
bobot 100% (seratus persen)

lk
Penilaian terhadap CAR KOPERASI ditetapkan sebagai berikut :

1. Penetapan Kewajiban Pemenuhan Modal Minimum (


KPMM ) ditetapkan sebesar 15 %
2. Pemenuhan Rasio CAR sebesar 15% atau sama
dengan nilai KPMM diberi predikat “Cukup Sehat”
3. PerinsiP rasio CAR adalah : Semakin Besar Rasio
semakin baik / semakin sehat dan kebalikannya
semakin kecil semakin tdk baik.

Laporan K e u a n g a n L K M K o p e r a s i P M K - 41
G. ANALISA RENTABILITAS / KEMAMPUAN MENGHASILKAN LABA

Rentabilitas adalah rasio keuangan sebagai alat untuk mengukur


kemampuan KJKS dalam menghasilkan keuntungan bagi lembaga.

m
Penilaian terhadap faktor rentabilitas didasarkan pada 2 (dua)
komponen rasio yaitu:

o
1. Rasio Laba Sebelum Pajak dalam 12 bulan terakhir

i. c
terhadap Rata-rata Volume Usaha dalam periode yang
sama; ( ROA / Return on Asset ).

k
2. Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional dalam periode yang sama (BOPO).

p
a) Perhitungan ROA
d
kemampuang

k o
ROA Adalah rasio yang dipakai
lembaga dalam
untuk mengukur tingkat
menghasilkan Laba.

m
Perhitungannya dilakukan dengan cara mebandingkan antara
SHU Sebelum Pajak dalam 12 bulan terakhir dibagi terhadap

l k
Rata-rata Volume Usaha dalam periode yang sama. Nilai rasio
2% dianggap sudah cukup ideal , semakin besar nilai ROA
semakin lebih baik dan sebaliknya.

ROA = LABA X 100% =


ASSET

b) Perhitungan BOPO( Biaya Operasional terhadap


pendapatan operasional )

Laporan K e u a n g a n L K M K o p e r a s i P M K - 42
BOPO adalah Rasio yang dipakai untuk mengukur tingkat effisiensi
lembaga dengan cara membandingkan antara biaya operasional
terhadap pendapatan operasional. Prinsip dalam mensikapi Nilai Bopo
adalah semakin kecil nilai bopo yang diperoleh semakin baik nilainya
artinya dengan kecilnya biaya operasional maka semakin besar nilai
keuntungan yang dapat diperoleh oleh Koperasi dan sebaliknya.

BOPO = Biaya Operasional X 100%


Pendapatan Operasional

o m
Rangkuman :

i. c
d k
Analisa ini sangat dibutuhkan Sebagai alat bantu untuk mengukur

p
kinerja lembaga dilihat dari berbagai aspek menejerial yang

o
tercermin pada laporan keuangan baik itu Neraca, Hasil Usaha /
Laba Rugi, ataupun Cashflow.

k
Ruang lingkup analisa meliputi :
1. Analisa terhadap manajmen likuiditas ( Aktiva lancar )

m
a. Analisa Cash ratio

l k
b. Analisa FDR
2. Analisa terhadap manajmen aktiva - pasiva
3. Analisa terhadap manajemen aktiva produktif
a. Analisa FDR
b. Analisa Batas Maximum Penyaluran dana
c. Analisa Kualitas Aktiva Priduktif ( KAP )
d. Analisa terhadap cadangan Penyisihan Penghapusan
Aktiva Produktif ( PPAP )
4. Analisa terhadap Manajemen Permodalan. ( CAR / Captal
Aduquacy Ratio )

Laporan K e u a n g a n L K M K o p e r a s i P M K - 43
5. Analisa terhadap Kinerja Rentabilitas.
a. Analisa ROA
b. Analisa Effisiensi ( BOPO )

o m
i. c
d k
op
k
k m
l
DAFTAR PUSTAKA

1. SOP Keuangan & akutansi LKM Koperasi PMK


2. Pedoman Pelaksanaan Koperasi Jasa keuangan Syariah
3. ...

Laporan K e u a n g a n L K M K o p e r a s i P M K - 44
4. ...

o m
i. c
d k
op
k
k m
l

Laporan K e u a n g a n L K M K o p e r a s i P M K - 45

You might also like