You are on page 1of 19

BAB I

PENDAHULUAN
I.

Latar Belakang
Dalam makalah ini, kami mengambil tema mengenai Termokimia. Kami

memilih tema ini karena kami rasa materi ini sangat penting untuk dipelajari.
Termokimia merupakan salah satu materi dasar dalam kimia yang harus dikuasai.
Di dalam makalah ini kami membahas tentang konsep dasar dari termokimia
yang kami sajikan pada bagian awal dari isi makalah. Hal ini kami lakukan karena kami
menilai untuk memahami suatu materi, kita harus mengetahui konsep dasar terlebih
dahulu, kemudian dilanjutkan pada bagian inti materi.

Termokimia dapat didefinisikan sebagai bagian ilmu kimia yang mempelajari


dinamika atau perubahan reaksi kimia dengan mengamati panas/termal nya saja. Salah
satu terapan ilmu ini dalam kehidupan sehari-hari ialah reaksi kimia dalam tubuh kita
dimana produksi dari energi-energi yang dibutuhkan atau dikeluarkan untuk semua
tugas yang kita lakukan. Pembakaran dari bahan bakar seperti minyak dan batu bara
dipakai untuk pembangkit listrik. Bensin yang dibakar dalam mesin mobil akan
menghasilkan kekuatan yang menyebabkan mobil berjalan. Bila kita mempunyai
kompor gas berarti kita membakar gas metan (komponen utama dari gas alam) yang
menghasilkan panas untuk memasak. Dan melalui urutan reaksi yang disebut
metabolisme, makanan yang dimakan akan menghasilkan energi yang kita perlukan
untuk tubuh agar berfungsi.
Karena termokimia ini merupakan salah satu materi dasar dalam kimia yang
harus dikuasai. Di dalam makalah ini kami membahas tentang konsep dasar dari
termokimia yang kami sajikan pada bagian awal dari isi makalah. Hal ini kami lakukan
karena kami menilai untuk memahami suatu materi, kita harus tahu konsep dasarnya
terlebih dahulu, setelah itu baru masuk ke inti materinya. Termokimia merupakan
materi yang harus dipahami dengan baik karena di dalamnya mencakup cukup banyak
materi lainnya, seperti termodinamika I, kalor reaksi, kerja, entalpi, kalorimeter, hukum
Hess, penentuan H reaksi, energi ikatan, dan jenis-jenis kalor. Maka dari itu, kami
berusaha untuk membuat materi termokimia dalam makalah ini menjadi ringkas dan
mudah dipahami.
Dasar Termokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara energi panas
dan energi kimia. Sedangkan energi kimia didefinisikan sebagai energi yang dikandung

setiap unsur atau senyawa. Energi kimia yang terkandung dalam suatu zat adalah
semacam energi potensial zat tersebut. Energi potensial kimia yang terkandung dalam
suatu zat disebut panas dalam atauentalpi dan dinyatakan dengan simbol H. Selisih
antara entalpi reaktan dan entalpi hasil pada suatu reaksi disebut perubahan entalpi
reaksi. Perubahan entalpi reaksi diberi simbol H. Bagian dari ilmu kimia yang
mempelajari perubahan kalor atau panas suatu zat yang menyertai suatu reaksi atau
proses kimia dan fisika disebut termokimia. Secara operasional termokimia berkaitan
dengan pengukuran dan pernafsiran perubahan kalor yang menyertai reaksi kimia,
perubahan keadaan, dan pembentukan larutan. Termokimia merupakan pengetahuan
dasar yang perlu diberikan atau yang dapat diperoleh dari reaksi-reaksi kimia, tetapi
juga perlu sebagai pengetahuan dasar untuk pengkajian teori ikatan kimia dan struktur
kimia. Fokus bahasan dalam termokimia adalah tentang jumlah kalor yang dapat
dihasilkan oleh sejumlah tertentu pereaksi serta cara pengukuran kalor reaksi.
Termokimia merupakan penerapan hukum pertama termodinamika terhadap peristiwa
kimia yang membahas tentang kalor yang menyertai reaksi kimia.

II.

Tujuan Penulisan
Untuk mempelajari konsep dasar termokimia
Untuk mempelajari materi-materi yang terkait dengan termokimia
Memahami tentang termokimia lebih mendalam
Memahami tentang termokimia dengan baik
Untuk mengetahui peristiwa peristiwa termokimia dan aplikasinya dalam
kehidupan sehari hari dalam berbagai bidang.

III.

Metoda Penulisan
Dalam menulis makalah ini, kami memperoleh kajian materi dari beberapa
sumber, yaitu studi literatur dari buku-buku yang terkait dengan topik dan berbagai
artikel dari internet.

BAB II
ISI
I.

Konsep Dasar

Termokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara energi panas dan
energi kimia. Sedangkan energi kimia didefinisikan sebagai energi yang dikandung
setiap unsur atau senyawa. Energi kimia yang terkandung dalam suatu zat adalah
semacam energi potensial zat tersebut. Energi potensial kimia yang terkandung dalam
suatu zat disebut panas dalam atau entalpi dan dinyatakan dengan simbol H. Selisih
antara entalpi reaktan dan entalpi hasil pada suatu reaksi disebut perubahan entalpi
reaksi. Perubahan entalpi reaksi diberi simbol H.
Bagian dari ilmu kimia yang mempelajari perubahan kalor atau panas suatu
zat yang menyertai suatu reaksi atau proses kimia dan fisika disebut termokimia. Secara
operasional termokimia berkaitan dengan pengukuran dan pernafsiran perubahan
kalor yang menyertai reaksi kimia, perubahan keadaan, dan pembentukan larutan.
Termokimia merupakan pengetahuan dasar yang perlu diberikan atau yang dapat
diperoleh dari reaksi-reaksi kimia, tetapi juga perlu sebagai pengetahuan dasar untuk
pengkajian teori ikatan kimia dan struktur kimia. Fokus bahasan dalam termokimia
adalah tentang jumlah kalor yang dapat dihasilkan oleh sejumlah tertentu pereaksi serta
cara pengukuran kalor reaksi. Termokimia merupakan penerapan hukum pertama
termodinamika terhadap peristiwa kimia yang membahas tentang kalor yang menyertai
reaksi kimia.
Termokimia membahas hubungan antara kalor sengan reaksi kimia atau prosesproses yang berhubungan dengan reaksi kimia. Dalam praktiknya termokimia lebih
banyak berhubungan dengan pengukuran kalor yang menyertai kimia atau prosesproses yang berhubungan dengan perubahan struktur zat, misalnya perubahan wujud
atau perubahan struktur kristal. Untuk mempelajari perubahan kalor dari suatu proses
perlu kiranya dikaji beberapa hal yang berhubungan dengan energi apa saja yang
dimiliki oleh suatu zat, bagaimana energi tersebut berubah, bagaimana mengukur
perubahan energi tersebut, serta bagaimana pula hubungannya dengan struktur zat.

II.

Termodinamika I
Termodinamika kimia dapat didefenisikan sebagai cabang kimia yang menangani
hubungan kalor, kerja dan bentuk lain energi, dengan kesetimbangan dalam reaksi
kimia

dan

dalam

perubahan

keadaan.

Termokimia

erat

kaitannya

dengan

termodinamika, karena termokimia menangani pengukuran dan penafsiran perubahan


kalor yang menyertai reaksi kimia, perubahan keadaan dan pembentukan larutan.
Termod inamika merupakan ilmu tentang energi, yang secara spesifik membahas
tentang hubungan antara energi panas dengan kerja. Seperti telah diketahui bahwa

energi di dalam alam dapat terwujud dalam berbagai bentuk, selain energi panas dan
kerja, yaitu energi kimia, energi listrik, energi nuklir, energi gelombang elektromagnit,
energi akibat gaya magnit, dan lain-lain. Energi dapat berubah dari satu bentuk ke
bentuk lain, baik secara alami maupun hasil rekayasa tehnologi. Selain itu energi di
alam semesta bersifat kekal, tidak dapat dibangkitkan atau dihilangkan, yang terjadi
adalah perubahan energi dari satu bentuk menjadi bentuk lain tanpa ada pengurangan
atau penambahan. Prinsip ini disebut sebagai prinsip konservasi atau kekekalan energi.
Suatu sistem thermodinamika adalah suatu masa atau daerah yang dipilih untuk
dijadikan obyek analisis. Daerah sekitar sistem tersebut disebut sebagai lingkungan.
Batas antara sistem dengan lingkungannya disebut batas sistem (boundary).
Dalam aplikasinya batas sistem nerupakan bagian dari sistem maupun
lingkungannya, dan dapat tetap atau dapat berubah posisi atau bergerak. Penerapan
hukum termodinamika pertama dalam bidang kimia merupakan bahan kajian dari
termokimia. Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari
satu bentuk ke bentuk yang lain, atau energi alam semesta adalah konstan. hukum
termodinamika 1
Perubahan kalor pada tekanan konstan:
DH = DE + PDV
W= PDV
DE = energi dalam
Pada proses siklis (keadaan akhir identik dengan kedaan awal) U1 =U2 U2 - U1 = 0 ,
karena U adalah fungsi keadaan dan dalam keadaan sama nilai U juga sama. Pada
proses siklis dimungkinkan adanya panas yang keluar sistem. Sehingga panas netto yg
masuk ke dalam sistem seluruhnya dipakai untuk melakukan usaha
Hukum pertama termodinamika dapat dirumuskan sebagai
U = Q W
Dimana :
U
= perubahan tenaga dakhil sistem
Q
= panas yang masuk/keluar dari sistem
W
= Usaha yang dilakukan tahap sistem
Tenaga dakhil adalah jumlah tenaga kinetik dan tenaga potensial molekulmolekulnya (pada gas sempurna molekulnya tidak tarik-menarik). Perumusan di atas
tidak meninjau kemungkinan sistem yg bergerak nisbi terhadap lingkungan Mekanika
Ek = W (tenaga kinetik benda = usaha yg dilakukan thp sistem) Termodinamika, Wnya (-) Ek = -W
Pada suatu proses, tenaga kinetik maupun tenaga dakhil dapat berubah yg
disebabkan oleh arus panas ataupun usaha. Sehingga hukum pertama dapat ditulis :
U + Ek = Q Wt
Dimana :

Wt
= Usaha total (usaha sistem sendiri, juga gaya-gaya yg lain).
Usaha tersebut karena gaya konservatif maupun nonkonservatif
Wt = Wk + Wnk
Dengan rumus hukum pertama termodinamika berubah. Menurut mekanika besar
usaha oleh gaya konservatif, misalnya gaya gravitasi Wk = -Ep, pada termodinamika
menjadi Wk = Ep U + Ek + EP = Q Wnk.
III.

Kalor Reaksi

Perubahan energi dalam reaksi kimia selalu dapat dibuat sebagai panas, sebab itu
lebih tepat bila istilahnya disebut panas reaksi. Kebanyakan, reaksi kimia tidaklah
tertutup dari dunia luar. Bila temperatur dari campuran reaksi naik dan energi potensial
dari zat-zat kimia yang bersangkutan turun, maka disebut sebagai reaksi eksoterm.
Namun bila pada pada suatu reaksi temperatur dari campuran turun dan energi potensial
dari zat-zat yang ikut dalam reaksi naik, maka disebut sebagai reaksi endoterm.
Ada beberapa macam jenis perubahan pada suatu sistem. Salah satunya adalah
sistim terbuka, yaitu ketika massa, panas, dan kerja, dapat berubah-ubah. Ada juga
sistim tertutup, dimana tidak ada perubahan massa, tetapi hanya panas dan kerja saja.
Sementara, perubahan adiabatis merupakan suatu keadaan dimana sistim diisolasi dari
lingkungan sehingga tidak ada panas yang dapat mengalir. Kemudian, ada pula
perubahan yang terjadi pada temperature tetap, yang dinamakan perubahan isotermik.
Pada perubahan suhu, ditandai dengan t (t menunjukkan temperatur), dihitung
dengan cara mengurangi temperatur akhir dengan temperatur mula-mula.
t = takhir tmula-mula
Demikian juga, perubahan energi potensial;
(E.P) = (E.P)akhir (E.P) mula-mula
Dari definisi ini didapat suatu kesepakatan dalam tanda aljabar untuk perubahan
eksoterm dan endoterm. Dalam perubahan eksotermik, energi potensial dari hasil reaksi
lebih rendah dari energi potensial pereaksi, berarti EP akhir lebih rendah dari EP mulamula. Sehingga harga (E.P) mempunyai harga negatif. Pada reaksi endoterm, terjadi
kebalikannya sehingga harga (E.P) adalah positif.
Pada suatu reaksi, reaksi pembentukannya didefinisikan sebagai reaksi yang
membentuk senyawa tunggal dari unsur-unsur penyusunnya.
(Contoh: C + O2 + 2H2 CH3OH). Sementara panas pembentukannya didasarkan
pada 1 mol senyawa terbentuk. Panas pembentukan standar yaitu 298.15 K (Hf298).
Panas standar adalah pada 25C, seperti contoh reaksi:
4HCl(g) 2H2(g) + 2Cl2(g) H298 = (4)(92307)
2H2(g) + O2(g) 2H2O(g) H298 = (2)(-241818)
Sementara, panas reaksi pada temperatur tidak standar
DHOT = DH0298 + T298 D Cp dT

Dapat disimpulkan bahwa kalor reaksi (H) adalah kalor yang diserap
(diperlukan) atau dilepaskan (dihasilkan) dalam reaksi, disebut juga perubahan entalpi.
Pada beberapa reaksi kimia jumlah kalor reaksi dapat diukur melallui suatu percobaan
di dalam laboratorium. Pengukuran kalor reaksi tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan alat yang disebut kalorimeter.
IV.

Kerja
Istilah kerja merupakan konsep yang telah didefinisikan oleh ilmu utama
mekanika. Dalam termodinamika, kerja secara umum didefinisikan sebagai gaya kali
jarak. Jika perpindahan jarak akibat gaya F adalah sebesar ds (ds=distance/jarak), maka
kerja yang dilakukan.
DW= F ds.
Simbol DW digunakan untuk jumlah kecil dari kerja dan merupakan fungsi yang
tidak pasti karena kerja yang dilakukan tergantung pada jalannya reaksi.
Terdapat berbagai jenis kerja yang didefinisikan dengan persamaan:
Kerja mekanik
Kerja ekspansi
Kerja gravitasi
Kerja permukaan
Sejumlah kecil

DW = F ds
DW = p dV
DW = mgdh
DW = dA
tidak terhingga dari kerja, dw, dapat dilakukan oleh sistem yang

bersangkutan pada lingkungannya, atau oleh lingkunganya pada sistem itu.


Rekomendasi I.U.P.A.C. 1970 adalah untuk mengambil dw positif dalam kasus yang
terakhir dan negatif dalam kasus sebelumnya, yakni kerja positif dilakukan pada sistem.
Asal perubahan yang terjadi itu lambat dan tanpa gesekan, kerja biasanya dapat
dinyatakan dalam bentuk
Dw = ydx
atau sebagai jumlah suku-suku seperti
dw = yidxi
yi dan xi masing-masing adalah gaya dalam bentuk umum dan perpindahannya.
Misalnya, kerja yang dilakukan pada benda dengan kenaikan yang kecil tidak terhingga
dari volumenya, dV, terhadap tekanan yang melawannya, p, adalah . Denikian pula
kerja yang dilakukan pada fase homogeny bila ia meningkatkan luas permukaannya
dengan dA adalah + dA, adalah tegangan permukaan terhadap lingkungan khusus
itu. Bila suatu sistem seperti sel galvani mengakibatkan dQ coulomb listrik mengalir ke
dalam kondensor, yang antara pelat-pelatnya terdapat tegangan E volt, kerja yang
dilakukan pada sel galvani adalah EdQ joule. (Bersamaan dengan itu, atmosfer
melakukan sejumlah kerja pdV pada sel, dV adalah perubahan volume sel selama

proses kimia yang bersangkutan). Pernyataan-pernyataan serupa dapat diperoleh bagi


peregangan kawat, kerja magnetisasi, dan sebagainya.
Tanda yang akan digunakan selanjutnya adalah:
a. Kerja adalah positif jika sistem melakukan kerja terhadap sekeliling.
b. Kerja adalah negatif jika kerja dilakukan terhadap sistem oleh sekeliling.
Kerja total yang dilakukan sistem dapat diperoleh dengan mengintegrasikan
persamaan di atas.
Dalam penggunaan pernyataan dw = ydx biasanya perlu dirincikan bahwa proses
yang bersangkutan adalah lambat, jika tidak, ada kekaburan tentang nilai gaya y.
Misalnya, bila suatu gas mengembang atau mengempis dengan tiba-tiba, tekanan
dalamnya tidak sama dengan gaya luar per satuan luas, dan memang tekanannya
berubah dari satu daerah gas ke daerah lainnya. Di sini terjadi percepatan, dan kerja
dilakukan dalam menciptakan energi kinetik. Kesulitan ini hilang bilang perubahanperubahannya berlaku lambat sekali dan bila gesekan tidak ada karena gaya-gaya yang
sebaliknya mendekati kesetaraan.
Dalam termokimia ada dua hal yang perlu diperhatikan yang menyangkut
perpindahan energi, yaitu sistem dan lingkungan. Segala sesuatu yang menjadi pusat
perhatian dalam mempelajari perubahan energi disebut sistem, sedangkan hal-hal yang
membatasi sistem dan dapat mempengaruhi sistem disebut lingkungan.
Berdasarkan interaksinya dengan lingkungan, sistem dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu :
1. Sistem Terbuka
Sistem terbuka adalah suatu sistem yang memungkinkan terjadi
perpindahan energi dan zat (materi) antara lingkungan dengan sistem. Pertukaran
materi artinya ada hasil reaksi yang dapat meninggalkan sistem (wadah reaksi),
misalnya gas, atau ada sesuatu dari lingkungan yang dapat memasuki sistem.
2. Sistem Tertutup
Suatu sistem yang antara sistem dan lingkungan dapat terjadi perpindahan
energi, tetapi tidak dapat terjadi pertukaran materi disebut sistem tertutup.
3. Sistem Terisolasi.
Sistem terisolasi merupakan sistem yang tidak memungkinkan terjadinya
perpindahan energi dan materi antara sistem dengan lingkungan.
Energi adalah kapasitas untuk melakukan kerja (w) atau menghasilkan
panas (kalor=q). Pertukaran energi antara sistem dan lingkungan dapat berupa
kalor (q) atau bentuk energi lainnya yang secara kolektif kita sebut kerja (w).
Energi yang dipindahkan dalam bentuk kerja atau dalam bentuk kalor yang
memengaruhi jumlah total energi yang terdapat dalam sistem disebut energi

dalam (internal energy). Kerja adalah suatu bentuk pertukaran energi antara
sistem dan lingkungan di luar kalor. Salah satu bentuk kerja yang sering
menyertai reaksi kimia adalah kerja tekanan-volum, yaitu kerja yang berkaitan
dengan pertambahan atau pengurangan volum sistem.

V.

.
Entalpi
Entalpi (H) adalah jumlah total dari semua bentuk energi. Entalpi (H) suatu zat
ditentukan oleh jumlah energi dan semua bentuk energi yang dimiliki zat yang
jumlahnya tidak dapat diukur dan akan tetap konstan selama tidak ada energi yang
masuk atau keluar dari zat. Energi kinetik ditimbulkan karena atom atom dan molekul
molekul dalam zat bergerak secara acak. Jumlah total dari semua bentuk energi
itu disebut entalpi (H) . Entalpi akan tetap konstan selama tidak ada energi yang masuk
atau keluar dari zat. Misalnya entalpi untuk air dapat ditulis H H 2O (l) dan untuk es
ditulis H H2O (s).
Untuk menyatakan kalor reaksi pada tekanan tetap (qp ) digunakan besaran yang
disebut Entalpi ( H ).
H = E + ( P.V )
DH = DE + ( P. DV )
DH = (q + w ) + ( P. DV )
DH = qp ( P. DV ) + ( P. DV )
DH = qp
Untuk reaksi kimia :
DH = Hp Hr
Hp = entalpi produk
Hr = entalpi reaktan
Reaksi pada tekanan tetap
: qp = DH ( perubahan entalpi )
Reaksi pada volume tetap
: qv = DE ( perubahan energi dalam )
Perubahan kalor atau entalpi yang terjadi selama proses penerimaan atau
pelepasan kalor dinyatakan dengan perubahan entalpi (H) . Harga entalpi zat
sebenarnya tidak dapat ditentukan atau diukur. Tetapi H dapat ditentukan dengan cara
mengukur jumlah kalor yang diserap sistem. Misalnya pada perubahan es menjadi air,
yaitu 89 kalori/gram. Pada perubahan es menjadi air, H adalah positif, karena entalpi
hasil perubahan, entalpi air lebih besar dari pada entalpi es. Pada perubahan kimia
selalu terjadi perubahan entalpi. Besarnya perubahan entalpi adalah sama besar dengan
selisih antara entalpi hasil reaksi dan jumlah entalpi pereaksi.
Setiap sistem atau zat mempunyai energi yang tersimpan didalamnya. Energi
potensial berkaitan dengan wujud zat, volume, dan tekanan. Energi kinetik ditimbulkan

karena atom atom dan molekul-molekul dalam zat bergerak secara acak. Jumlah total
dari semua bentuk energi itu disebut entalpi (H) .
Entalpi akan tetap konstan selama tidak ada energi yang masuk atau keluar dari zat.
Misalnya entalpi untuk air dapat ditulis H H20 (l) dan untuk es ditulis H H20 (s).
Entalpi (H) suatu zat ditentukan oleh jumlah energi dan semua bentuk energi
yang dimiliki zat yang jumlahnya tidak dapat diukur. Perubahan kalor atau entalpi yang
terjadi selama proses penerimaan atau pelepasan kalor dinyatakan dengan perubahan
entalpi (H) . Misalnya pada perubahan es menjadi air, maka dapat ditulis sebagai
berikut: H = H H20 (l) -H H20 (s).
Apabila kita amati reaksi pembakaran bensin di dalam mesin motor. Sebagian
energi kimia yang dikandung bensin, ketika bensin terbakar, diubah menjadi energi
panas dan energi mekanik untuk menggerakkan motor. Demikian juga pada mekanisme
kerja sel aki. Pada saat sel aki bekerja, energi kimia diubah menjadi energi listrik,
energi panas yang dipakai untuk membakar bensin dan reaksi pembakaran bensin
menghasilkan gas, menggerakkan piston sehingga menggerakkan roda motor.
Harga entalpi zat sebenarnya tidak dapat ditentukan atau diukur. Tetapi H dapat
ditentukan dengan cara mengukur jumlah kalor yang diserap sistem. Misalnya pada
perubahan es menjadi air, yaitu 89 kalori/gram. Pada perubahan es menjadi air, H
adalah positif, karena entalpi hasil perubahan, entalpi air lebih besar dari pada entalpi
es.
Termokimia merupakan bagian dari ilmu kimia yang mempelajari perubahan
entalpi yang menyertai suatu reaksi. Pada perubahan kimia selalu terjadi perubahan
entalpi. Besarnya perubahan entalpi adalah sama besar dengan selisih antara entalpi
hasil reaksi dam jumlah entalpi pereaksi.
Pada reaksi endoterm, entalpi sesudah reaksi menjadi lebih besar, sehingga H
positif. Sedangkan pada reaksi eksoterm, entalpi sesudah reaksi menjadi lebih kecil,
sehingga H negatif. Perubahan entalpi pada suatu reaksi disebut kalor reaksi. Kalor
reaksi untuk reaksi-reaksi yang khas disebut dengan nama yang khas pula, misalnya
kalor pembentukan,kalor penguraian, kalor pembakaran, kalor pelarutan dan
sebagainya.

1. Entalpi Pembentukan Standar (Hf)

Entalpi pembentukan standar suatu senyawa menyatakan jumlah kalor yang


diperlukan atau dibebaskan untuk proses pembentukan 1 mol senyawa dari unsurunsurnya yang stabil pada keadaan standar (STP). Entalpi pembentukan standar diberi
simbol (Hf), simbol f berasal dari kata formation yang berarti pembentukan. Contoh
unsur-unsur yang stabil pada keadaan standar, yaitu : H2,O2,C,N2,Ag,Cl2,Br2,S,Na,Ca,
dan Hg.
Contoh:
H2(g) + 1/2 O2H2O(l) H=-286 kJ mol-1
C (grafit) + O2(g) CO2(g) H=-393 kJ mol-1
K(s) + Mn(s) + 2O2 KMnO4(s) H=-813 kJ mol-1
Catatan:

Hf elemen stabil adalah 0


Hf digunakan untuk memperkirakan stabilitas senyawa dibanding penyusunnya
Semakin kecil Hf, semakin stabil energi senyawa itu
Hf tidak mencerminkan laju reaksi (akan dibahas pada bab selanjutnya)
2. Entalpi Penguraian Standar (Hd)
Entalpi penguraian standar suatu senyawa menyatakan jumlah kalor yang
diperlukan atau dibebaskan untuk proses penguraian 1 mol senyawa dari unsureunsurnya yang stabil pada keadaan standar (STP). Entalpi penguraian standar diberi
simbol (Hd) simbol d berasal dari kata decomposition yang berarti penguraian.
Menurut Hukum Laplace, jumlah kalor yang dibebaskan pada pembentukan senyawa
dari unsur-unsurnya sama dengan jumlah kalor yang diperlukan pada penguraian
senyawa tersebut menjadi unsur-unsurnya. Jadi, entalpi penguraian merupakan
kebalikan dari entalpi pembentukan senyawa yang sama. Dengan demikian jumlah
kalornya sama tetapi tandanya berlawanan karena reaksinya berlawanan arah.
Contoh:
H2O(l) -> H2(g) + 1/2 O2(g) H=+286 kJ mol-1 (bnd. contoh Hf no. 1)
3. Entalpi Pembakaran Standar (Hc)
Entalpi pembakaran standar suatu senyawa menyatakan jumlah kalor yang
diperlukan atau dibebaskan untuk proses pembakaran 1 mol senyawa dari unsurunsurnya yang stabil pada keadaan standar (STP). Entalpi penguraian standar diberi
simbol (Hc) simbol d berasal dari kata combustion yang berarti pembakaran.

Pembakaran selalu membebaskan kalor sehingga nilai entalpipembakaran selallu


negatif (eksoterm).
Contoh :
1/2 C2H4(g) + 3/2 O2 -> CO2(g) + H2O(l) H=-705.5 kJ mol-1
Catatan:

Hc selalu negatif, karena panas pasti dilibatkan


Hc bisa digunakan untuk menilai kandungan energi bahan bakar atau
makanan
4. Entalpi Pelarutan Standar (Hs)
Entalpi pelarutan standar menyatakan jumlah kalor yang diperlukan atau
dibebaskan untuk melarutkan 1 mol zat pada keadaan standar (STP). Entalpi
penguraian standar diberi simbol (Hs) simbol s berasal dari kata solvation yang
berarti pelarutan.
Contoh:

NH3(g) + aq -> NH3(aq) Hs=-35.2 kJ mol-1


HCl(g) + aq -> H+(aq) + Cl-(aq) Hs=-72.4 kJ mol-1
NaCl(s) + aq -> Na+(aq) + Cl-(aq) H=+4.0 kJ mol-1
Catatan:

Jika Hs sangat positif, zat itu tidak larut dalam air


Jika H negatif, zat itu larut dalam air
5. Entalpi Netralisasi Standar
Adalah entalpi yang terjadi pada penetralan 1 mol asam oleh basa atau 1 mol basa
oleh asam pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan
standar, maka dinotasikan dengan DHn. Satuannya = kJ / mol.
6. Entalpi Penguapan Standar
Adalah entalpi yang terjadi pada penguapan 1 mol zat dalam fase cair menjadi
fase gas pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar,
maka dinotasikan dengan DHvap. Satuannya = kJ / mol.

7. Entalpi Peleburan Standar

Adalah entalpi yang terjadi pada pencairan / peleburan 1 mol zat dalam fase
padat menjadi zat dalam fase cair pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak
dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHfus.
Satuannya = kJ / mol.
8. Entalpi Sublimasi Standar
Adalah entalpi yang terjadi pada sublimasi 1 mol zat dalam fase padat menjadi
zat dalam fase gas pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan
standar, maka dinotasikan dengan DHsub. Satuannya = kJ / mol.
VI.

Hukum Hess
Pengukuran perubahan entalpi suatu reaksi kadangkala tidak dapat ditentukan
langsung dengan kalorimeter, misalnya penentuan perubahan entalpi pembentukan
standar (DHf o )CO. Reaksi pembakaran karbon tidak mungkin hanya menghasilkan
gas CO saja tanpa disertai terbentuknya gas CO2. Jadi, bila dilakukan pengukuran
perubahan entalpi dari reaksi tersebut; yang terukur tidak hanya reaksi pembentukan
gas CO saja tetapi juga perubahan entalpi dari reaksi pembentukan gas CO2.
Untuk mengatasi hal tersebut, Henry Hess melakukan serangkaian percobaan dan
menyimpulkan bahwa perubahan entalpi suatu reaksi merupakan fungsi keadaan.
Artinya : perubahan entalpi suatu reaksi hanya tergantung pada keadaan awal ( zat-zat
pereaksi )

dan keadaan akhir ( zat-zat hasil reaksi ) dari suatu reaksi dan tidak

tergantung pada jalannya reaksi. Pernyataan ini disebut Hukum Hess, rumus yang
dapat dipakai yaitu : Hreaksi = H1 + H2 +
Menurut hukum Hess, karena entalpi adalah fungsi keadaan, perubahan entalpi
dari suatu reaksi kimia adalah sama, walaupun langkah-langkah yang digunakan untuk
memperoleh produk berbeda. Dengan kata lain, hanya keadaan awal dan akhir yang
berpengaruh terhadap perubahan entalpi, bukan langkah-langkah yang dilakukan untuk
mencapainya.
Hal ini menyebabkan perubahan entalpi suatu reaksi dapat dihitung sekalipun
tidak dapat diukur secara langsung. Caranya adalah dengan melakukan operasi
aritmatika pada beberapa persamaan reaksi yang perubahan entalpinya diketahui.
Persamaan-persamaan reaksi tersebut diatur sedemikian rupa sehingga penjumlahan
semua persamaan akan menghasilkan reaksi yang kita inginkan. Jika suatu persamaan
reaksi dikalikan (atau dibagi) dengan suatu angka, perubahan entalpinya juga harus
dikali (dibagi). Jika persamaan itu dibalik, maka tanda perubahan entalpi harus dibalik
pula (yaitu menjadi -H). Berdasarkan Hukum Hess, penentuan DH dapat dilakukan
melalui 3 cara yaitu :

1. Perubahan entalpi ( DH ) suatu reaksi dihitung melalui penjumlahan dari


perubahan entalpi beberapa reaksi yang berhubungan.
2. Perubahan entalpi ( DH ) suatu reaksi dihitung berdasarkan selisih entalpi
pembentukan ( DHf o ) antara produk dan reaktan.
3. Perubahan entalpi ( DH ) suatu reaksi dihitung berdasarkan data energi ikatan.
Selain itu, dengan menggunakan hukum Hess, nilai H juga dapat diketahui
dengan

pengurangan

entalpi

pembentukan

produk-produk

dikurangi

entalpi

pembentukan reaktan.
Secara matematis untuk reaksi-reaksi lainnya secara umum. Dengan mengetahui
Hf (perubahan entalpi pembentukan) dari reaktan dan produknya, dapat diramalkan
perubahan entalpi reaksi apapun, dengan rumus
H=HfP-H fR
Perubahan entalpi suatu reaksi juga dapat diramalkan dari perubahan entalpi
pembakaran reaktan dan produk, dengan rumus
H=-HcP+HcR
Konsep dari hukum Hess juga dapat diperluas untuk menghitung perubahan
fungsi keadaan lainnya, seperti entropi dan energi bebas. Kedua aplikasi ini amat
berguna karena besaran-besaran tersebut sulit atau tidak bisa diukur secara langsung,
sehingga perhitungan dengan hukum Hess digunakan sebagai salah satu cara
menentukannya.
Untuk perubahan entropi:
So = (Sfoproduk) - (Sforeaktan)
S = (Soproduk) - (Soreaktan).
Untuk perubahan energi bebas:

VII.

Go = (Gfoproduk) - (Gforeaktan)
G = (Goproduk) - (Goreaktan).

Kalorimeter
Kalorimetri

yaitu

cara

penentuan

kalor

reaksi

dengan

menggunakan

kalorimeter. Perubahan entalpi adalah perubahan kalor yang diukur pada tekanan
konstan, untuk menentukan perubahan entalpi dilakukan dengan cara yang sama
dengan penentuan perubahan kalor yang dilakukan pada tekanan konstan. Perubahan
kalor pada suatu reaksi dapat diukur melalui pengukuran perubahan suhu yang terjadi

pada reaksi tersebut. Pengukuran perubahan kalor dapat dilakukan dengan alat yang
disebut kalorimeter.
Kalorimeter adalah suatu sistem terisolasi ( tidak ada perpindahan materi maupun
energi dengan lingkungan di luar kalorimeter ). Kalorimeter terbagi menjadi dua, yaitu
kalorimeter bom dan kalorimeter sederhana. Jika dua buah zat atau lebih dicampur
menjadi satu maka zat yang suhunya tinggi akan melepaskan kalor sedangkan zat yang
suhunya rendah akan menerima kalor, sampai tercapai kesetimbangan termal.
Menurut azas Black : Kalor yang dilepas = kalor yang diterima
Rumus yang digunakan adalah :
q = m x c x T
qkalorimeter = C x T
dengan :
q

= jumlah kalor ( J )

m = massa zat ( g )
T = perubahan suhu ( oC atau K )
c = kalor jenis ( J / g.oC ) atau ( J / g. K )
C = kapasitas kalor ( J / oC ) atau ( J / K )
Oleh karena tidak ada kalor yang terbuang ke lingkungan, maka kalor reaksi = kalor
yang diserap / dibebaskan oleh larutan dan kalorimeter, tetapi tandanya berbeda.
qreaksi = - (qlarutan + qkalorimeter )
Beberapa jenis kalorimeter :
1. Kalorimeter bom
Kalorimeter bom adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor (nilai
kalori) yang dibebaskan pada pembakaran sempurna (dalam O2 berlebih) suatu
senyawa, bahan makanan, bahan bakar atau khusus digunakan untuk menentukan kalor
dari reaksi-reaksi pembakaran. Kalorimeter ini terdiri dari sebuah bom (tempat
berlangsungnya reaksi pembakaran, terbuat dari bahan stainless steel dan diisi dengan
gas oksigen pada tekanan tinggi ) dan sejumlah air yang dibatasi dengan wadah yang
kedap panas. Sejumlah sampel ditempatkan pada tabung beroksigen yang tercelup
dalam medium penyerap kalor (kalorimeter), dan sampel akan terbakar oleh api listrik
dari kawat logam terpasang dalam tabung. Reaksi pembakaran yang terjadi di dalam
bom, akan menghasilkan kalor dan diserap oleh air dan bom.
2. Kalorimeter Sederhana

Pengukuran kalor reaksi; selain kalor reaksi pembakaran dapat dilakukan dengan
menggunakan kalorimeter pada tekanan tetap yaitu dengan kalorimeter sederhana yang
dibuat dari gelas stirofoam. Kalorimeter ini biasanya dipakai untuk mengukur kalor
reaksi yang reaksinya berlangsung dalam fase larutan ( misalnya reaksi netralisasi asam
basa / netralisasi, pelarutan dan pengendapan ).
Pada kalorimeter ini, kalor reaksi = jumlah kalor yang diserap / dilepaskan larutan
sedangkan kalor yang diserap oleh gelas dan lingkungan; diabaikan.
qreaksi
= - (qlarutan + qkalorimeter )
VIII. Penentuan H Reaksi
Hukum Hess menyatakan bahwa perubahan entalpi tidak tergantung pada berapa
banyak tahapan reaksi, tetapi tergantung pada keadaan awal dan akhir. Dengan kata
lain, untuk suatu reaksi keseluruhan tertentu, perubahan entalpi selalu sama, tak peduli
apakah reaksi itu dilaksanakan secara langsung ataukah secara tak langsung dan lewat
tahap-tahap yang berlainan.
1. Penentuan H Reaksi berdasarkan Eksperimen (Kalorimeter)
Penentuan kalor reaksi secara kalorimetris merupakan penentuan yang didasarkan
atau diukur dari perubahan suhu larutan dan kalorimeter dengan prinsip perpindahan
kalor, yaitu jumlah kalor yang diberikan sama dengan jumlah kalor yang diserap.
Kalorimeter adalah suatu sistem terisolasi (tidak ada pertukaran materi maupun energi
dengan lingkungan di luar kalorimeter).
Dengan demikian, semua kalor yang dibebaskan oleh reaksi yang terjadi dalam
kalorimeter, kita dapat menentukan jumlah kalor yang diserap oleh air serta perangkat
kalorimeter berdasarkan rumus:
q.larutan = m c T
q.kalorimeter = C T
q = jumlah kalor
m = massa air (larutan) di dalam calorimeter
c = kalor jenis air (larutan) di dalam calorimeter
C = kapasitas kalor dari calorimeter
T = kenaikan suhu larutan (kalorimeter)
Oleh karena tidak ada kalor yang terbuang ke lingkungan, maka kalor reaksi sama
dengan kalor yang diserap oleh larutan dan kalorimeter, tetapi tandanya berbeda :
qreaksi = -(qlarutan + qkalorimeter)
Kalorimeter yang sering digunakan adalah kalorimeter bom. Kalorimeter bom
terdiri dari sebuah bom (wadah tempatberlangsungnya reaksi pembakaran, biasanya
terbuat dari berlangsungnya reaksi pembakaran, biasanya terbuat dari bahan stainless

steel) dan sejumlah air yang dibatasi dengan wadah kedap panas. Jadi kalor reaksi sama
dengan kalor yang diserap atau dilepaskan larutan, sedangkan kalor yang diserap atau
dilepaskan larutan, sedangkan kalor yang diserap oleh gelas dan lingkungan diabaikan.
qreaksi = -qlarutan

2. Penentuan H Reaksi dengan Hukum Hess


Hukum Hess : Kalor reaksi yang dilepas atau diserap hanya bergantung pada
keadaan awal dan keadaan akhir.
Untuk mengubah zat A menjadi zat B (produk) diperlukan kalor reaksi sebesar H.
Atau cara lain yaitu mengubah zat A menjadi zat B dengan kalor reaksi H1, zat B
diubah menjadi zat C dengan kalor reaksi H2 dan zat C diubah menjadi zat D dengan
kalor reaksi H3 . Sehingga harga perubahan entalpi adalah
Hreaksi = H1 + H2 + H3 .
Contoh Soal :
Diketahui data entalpi reaksi sebagai berikut :
Ca(s) + O2(g) CaO(s) H = - 635,5 kJ
C(s) + O2(g) CO2(g) H = - 393,5 kJ
Ca(s) + C(s) + O2(g) CaCO3(g) H = - 1207,1 kJ
Hitunglah perubahan entalpi reaksi : CaO(s) + CO2(g) CaCO3(s) !
Penyelesaian :
CaO(s) ............................. Ca(s) + O2(g) ......

H = + 635,5 kJ

CO2(g)............................ C(s) + O2(g) ............

H = + 393,5 kJ

Ca(s) + C(s) + O2(g) CaCO3(s)...................

H = - 1207,1 kJ

_________________________________________ _
CaO(s) + CO2(g) ........... CaCO3(s)...................

H = - 178,1 kJ

3. Penentuan H Reaksi Berdasarkan Data Perubahan Entalpi


Pembentukan Standar ( Hof )
Cara lain perhitungan entalpi reaksi yaitu berdasarkan entalpi pembentukan
standar( Hof ) zat-zat yang ada pada reaksi tersebut.
Hreaksi = Hof produk - Hof reaktan
TABEL ENTALPI PEMBENTUKAN BEBERAPA ZAT
Zat

H f ( kJ/mol )

Zat

Hof ( kJ/mo
l)

H2(g)

C2H4(g)

+ 52,5

O2(g)

CCl4(g)

- 96,0

C(s)

NH3(g)

- 45,9

H2O(g)

- 241,8

NO2(g)

+ 33,2

H2O(l)

- 285,8

SO2(g)

- 296,8

CO2(g)

- 393,5

HCl(g)

- 92,3

CO(g)

-110,5

NO(g)

+ 90,3

4. Penentuan H Reaksi Dari Energi Ikatan


Reaksi kimia antarmolekul dapat dianggap berlangsung dalam 2 tahap yaitu :
a. Pemutusan ikatan pada pereaksi
b. Pembentukan ikatan pada produk
Misalnya, pada reaksi antara gas klorin dengan gas hidrogen membentuk gas hidrogen
klorida dapat digambarkan sebagai berikut :
Sesuai dengan hukum Hess, H reaksi total adalah H tahap-I + H
tahap-II.
H

tahap-I

Energi

tahap-II

Energi

ikatan
ikatan

pada
pada

pereaksi
produk

(yang

(yang

putus)

terbentuk).

H reaksi = Energi ikatan pereaksi yang putus - Energi ikatan produk yang
terbentuk
= Eruas kiri - Eruas kanan

TABEL ENERGI IKATAN


Ikatan

E (kJ/mol)

Ikatan

E (kJ/mol)

H-H

436

O=O

498

H-C

415

CN

891

H-N

390

F-F

160

C-C

345

Cl-Cl

243

CC

837

H-Cl

432

C-O

350

C=C

611

C=O

741

I-I

150

C-Cl

330

N=N

418

O-H

450

C-F

485

H reaksi = Epemutusan -Epembentukan


= { (3.Ec-H)+( 1.EO-H) +(1.EC-O)+ (1 EO=O)} {(2.EC=O)
+(4.EO-H)}
= {(3.415)+(1.460)+(1.350)+1 .498)} {(2.741)+(4.460)}
= 2802-3322
= -520 kJ/mol

BAB III
PENUTUP
I.

Kesimpulan
Singkatnya, materi pembelajaran pada termokimia ini merupakan materi dasar
yang wajib untuk dipelajari dan dipahami secara mendalam. Materi yang secara umum
mencakup termodinamika I, kalor reaksi, kerja, entalpi, kalorimeter, hukum Hess,
penentuan DH reaksi, energi ikatan, dan jenis-jenis kalor merupakan materi-materi
dasar dalam pelajaran kimia yang berguna untuk mempelajari materi selanjutnya yang
tentu saja lebih rumit. Dalam makalah ini materi duraikan secara singkat agar para
pembaca lebih mudah memahaminya.
Berdasarkan pembahasan yang tinjauan pustaka yang kami susun dalam makalah
ini, maka kami dapat menyimpulkan sebagai berikut :

1.

Setiap sistem atau zat mempunyai energi yang tersimpan didalamnya. Energi

potensial berkaitan dengan wujud zat, volume, dan tekanan.


2.
Berdasarkan perubahan entalpinya, reaksi kimia dibedakan menjadi dua yaitu,

3.

a. Reaksi Eksoterm dan,


b. Reaksi Endoterm
Sistem merupakan Pusat fokus perhatian yang diamati dalam suatu percobaan.

Lingkungan merupakan hal-hal diluar sistem yang membatasi sistem dan dapat
mempengaruhi sistem. Berdasarkan interaksinya dengan lingkungan, Sistem dibedakan
menjadi 3 macam:
1. Sistem Terbuka

4.

2.

Sistem Tertutup

3.

Sistem terisolasi
Dalam persamaan termokimia, nilai DH yang dituliskan di persamaan

termokimia, disesuaikan dengan stoikiometri reaksinya, artinya = jumlah mol zat yang
terlibat dalam reaksi kimia = koefisien reaksinya; ( fase reaktan maupun produk
reaksinya harus dituliskan). 5.

Ada beberapa jenis dalam menentukan Harga

Perubahan Entalpi H , yaitu :


a.
Penentuan H Reaksi Berdasarkan Data Perubahan Entalpi
b.
Penentuan H Reaksi dengan Hukum Hess
c.
Penentuan kalor reaksi secara kalorimetris
II.

Saran
Dengan adanya makalah sederhana ini, penyusun mengharapkan agar para
pembaca dapat memahami materi termokimia ini dengan mudah. Saran dari penyusun
agar para pembaca dapat menguasai materi singkat dalam makalah ini dengan baik,
kemudian dilanjutkan dengan pelatihan soal sesuai materi yang berhubungan agar
semakin menguasai materi.

You might also like