You are on page 1of 4

1. a.

Peluang Profesi Kerja bila kita cermati ke 5 domain TP Paradigma 1994


beseta sub-sub domainnya adalah:

- Perancang proses dan sumber relajar; dimana lingkup pekerjaannya


meliputi perancangan sistem pembelajaran, desain pesan, strategi
pembelajaran dan karakteristik pebelajar;

- Pengembang proses dan sumber belajar; dimana lingkup pekerjaannya


meliputi pengembangan teknologi cetak, teknologi audiovisual, teknologi
berbantuan komputer dan teknologi terpadu lainnya.

- Pemanfaat/pengguna proses dan sumber belajar; dimana lingkup


pekerjaannya meliputi pemnafaatan media pembelajaran, difusi inovasi
pendidikan, implementasi dan institusionalisasi model inovasi pendidikan,
serta penerapan kebijakan dan regulasi pendidikan.

- Pengelola proses dan sumber belajar; dengan lingkup pekerjaan meliputi


pengelolaan proyek, pengelolaan aneka sumber belajar, pengelolaan
sistem penyampaian, dan pengelolaan sistem informasi pendidikan.

- Evaluator/peneliti proses dan sumber relajar; dengan lingkup pekerjaan


meliputi melakukan analisis masalah, pengukuran acuan patokan,
evaluasi formatif, evaluasi sumatif dan penelitian kawasan pendidikan
lanilla.

b. Impelemtasi peluang profesi kerjanya di Indonesia bisa sebagai dosen di


semua Perguruan Tinggi Pendidikan di Indonesia (semisal Unnes, UNY, UNJ,
dll), Sekretariat Jendral Direktorat Pendidikan Tinggi, Pustekkom Depdiknas,
dll. Namun sebagian besar akan ditempatkan di Bidang Pendidikan dan
Pelatihan (diklat).

c. Tantangan yang berarti di lapangan bila kita cermati ke 5 domain TP


Paradigma 1994 beserta sub-sub domainnya adalah Sistem Kurikulum.
Disamping itu mutu Pengajar / Guru, Standarisasi Sarana Prasarana, Tuntutan
Akreditasi, serta Kesejahteraan Profesi merupakan tantangan yang harus
diatasi.
2. a. Perbedaan mencolok kedua paradigm TP tahun 1977 dengan 1994 adalah:

- Perubahan istilah teknologi pendidkan menjadi teknologi pembelajaran

- Penekanan orientasi pada defenisi tahun 1977 pada praktik, sedangkan


orientasi pada defenisi tahun 1994 meliputi dua bidang yaitu teori dan
praktik.

- Pada defenisi tahun 1977 kawasan kerja bidang teknologi pembelajaran


meliputi menganalisis, merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, dan
mengelola. Sedangkan dalam defenisi tahun 1994 meliputi lima kawasan
antara lain perancangan, pengembangan, penggunaan, pengelolaan, dan
pengevaluasian.

b. Beberapa hasil research yang sekiranya menopang keprofesionalan kerja


ke-5 domain dan sub-domain TP salah satunya adalah pada penelitian Jurnal
Penelitian Pendidikan Nasional Tahun 18, Nomor 1, Juni 2008 tentang
“Kesiapan Jurusan Teknologi Pendidikan dalam Implementasi E-Learning”
oleh Arafah Husna. Disitu dijelaskan bahwa mahasiswa Teknologi Pendidikan
sudah siap dan termotivasi dalam mengoperasikan computer dan mengakses
internet, hanya saja masih diperlukan bimbingan dan program pelatihan lebih
lanjut tentang pembelajaran berbasis elektronik (E-Learning), serta perlunya
dukungan dari dosen dan teknisi serta fasilitas yang lebih memadai agar
mahasiswa lebih terlatih kemandiriannya dalam E-Learning.

3. Kebervariasian bidang garapan yang dapat kita rencanakan dan kita


laksanakan pada bidang Development Paradigma TP 1994 meliputi (a)
teknologi cetak; (b) teknologi audio-visual; (c) teknologi berbasis komputer;
dan (d) teknologi terpadu.

a. Teknologi Cetak; adalah cara untuk memproduksi atau menyampaikan


bahan, seperti : buku-buku, bahan-bahan visual yang statis, terutama
melalui pencetakan mekanis atau photografis.
b. Teknologi Audio-Visual; merupakan cara memproduksi dan
menyampaikan bahan dengan menggunakan peralatan dan elektronis
untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual

c. Teknologi Berbasis Komputer; merupakan cara-cara memproduksi dan


menyampaikan bahan dengan menggunakan perangkat yang bersumber
pada mikroprosesor.

d. Teknologi Terpadu; merupakan cara untuk memproduksi dan


menyampaikan bahan dengan memadukan beberapa jenis media yang
dikendalikan komputer.

4. Teknologi pembelajaran sampai dengan masa definisi 1994 telah memiliki


kepastian tentang ruang lingkup wilayah garapannya. Meski ke depannya
jumlah kawasan beserta kategorinya akan semakin berkembang, sejalan
dengan perkembangan dalam bidang teknologi dan pendidikan, serta disiplin
ilmu lainnya yang relevan, sebagai penopangnya. Setiap kawasan tidak
berjalan sendiri-sendiri, tetapi memiliki hubungan yang sinergis.

5. a. Upaya riil pemerintah Indonesia dalam mengatasi permasalahan


pendidikan adalah:

- UU NO. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan


tenaga pendidik adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan
diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.

- UU No 14/2005 tentang Guru dan Dosen

- UU No 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah

- UU No 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah

- UU No 7/2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah


2004/2009
- PP No 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

b. Sumbangsih pikir TP guna mengatasi ke-4 permasalahan pendidikan yang


meliputi rendahnya kualitas pendidikan, kurang meratanya perolehan
layanan pendidikan, disefisiensi pembiayaan pendidikan dan kurang
efektifnya pelaksanaan proses pembelajaran yang ada adalah dengan
menggunakan E-Learning. Dengan E-Learning masalah pemerataan
pendidikan hampir pasti bakal diselesaikan, mengingat system E-Learning
adalah jarak jauh, maka jarak bukan menjadi hambatan. Sehingga yang jauh
pun bisa merasakan manfaat pendidikan. Dengan E-Learning, disefisiensi
pembiayaan pendidikan juga akan teratasi. Karena dengan E-Learning biaya
pendidikan jadi lebih efisien dan terjangkau. Kurang Efektifnya pelaksanaan
proses belajar juga bisa teratasi, dosen / guru yang berhalangan hadir bisa
mengajar dari jarak jauh menggunakan media lain sesuai kaidah E-Learning.
Untuk itulah tugas kita dari Teknologi Pendidikan untuk mengembangkan E-
Learning guna mengatasi permasalahan pendidikan yang berfungsi sebagai
sumbangsih pikir bagi pemerintah.

You might also like