Professional Documents
Culture Documents
Makalah
Di buat untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah
" Ilmu Alam Dasar, Ilmu Sosial Dasar dan Ilmu Budaya Dasar”
Oleh :
M. Adlan Fahmi
D03209064
Dosen pembimbing:
Mukhoiyaroh, M. Ag
1
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang senantiasa
melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Meningkatkan Kembali Peran
Mahasiswa Dalam Kehidupan Sosial.” Sholawat serta salam semoga tetap
mengalir deras kepada makhluk terbaik-Nya, Muhammad Saw.
Makalah ini kami susun atas dasar tugas yang telah diamanatkan kepada
kami oleh Ibu Mukhoiyaroh, M. Ag sebagai dosen pembimbing Mata Kuliah Ilmu
Alam Dasar, Ilmu Budaya Dasar dan Ilmu Sosial Dasar.
Penyusun
DAFTAR ISI
2
HALAMAN JUDUL....................................................................................... 1
KATA PENGANTAR..................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................... 3
BAB I : PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah................................................................................. 5
BAB II : PEMBAHASAN
Sosial........................................................................................................ 12
A. Kesimpulan.............................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 15
BAB I
3
PENDAHULUAN
1
blogs. myspace.com/index.cfm?fuseaction=blog.view...,20-12-09
4
Itulah sedikit potret mahasiswa saat ini yang seharusnya menjadi garda
terdepan pembela masyarakat, tetapi ternyata mahasiswa saat ini keadaannya
seperti itu. Mahasiswa saat ini telah mengalami penurunan baik dalam hal
intelektual, tanggung jawab, serta kepekaan mereka terhadap permasalahan
social.
B. RUMUSAN MASALAH
BAB II
PEMBAHASAN
5
Mahasiswa atau Mahasiswi adalah panggilan untuk orang yang sedang
menjalani pendidikan tinggi di sebuah universitas atau perguruan tinggi. 2
Dalam bahasa Inggris, mahasiswa biasa disebut dengan “student”. Mereka
tidak memiliki istilah khusus untuk menyebut mahasiswa layaknya orang
Indonesia. Dari pengertian tersebut, Taufik Abdullah menyebut mahasiswa
sebagai “golongan terpilih” atau “pemuda elite” karena mereka adalah
pemuda yang terpelajar.3 Ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia member
tempat khusus kepada pelajar diperguruan tinggi. Selain itu mereka juga
memiliki harapan besar kepada golongan ini.
6
semata-mata istilah ilmiah, tetapi sering lebih merupakan pengertian
ideologis atau kulturil. “Pemuda harapan bangsa”, “pemuda pemilik masa
depan”, atau “pemuda harus dibina sebaik mungkin” dan lain sebagainya. Hal
ini memperlihatkan betapa saratnya nilai yang melekat pada kata pemuda.
Maka dari itu, identitas yang paling sering melekat pada mahasiswa
adalah agent of change. Agen merupakan merupakan istilah yang sering
diungkapkan oleh Antony Gidden untuk menjelaskan disparitas antara
struktur dan actor. Bagi Gidden, agen merupakan perangkat tertinggi untuk
memberikan pengetahuan dan penyadaran terhadap masyarakat dalam hal
melakukan perubahan. Dari istilah ini, identitas agen yang disandang
merupakan tanggung jawab mahasiswa sebagai icon pertama dalam
melaksanakan perubahan.6
Selain itu, identitas yang juga dilekatkan pada mahasiswa adalah agent
of social control. Disinilah sebenarnya mahasiswa dipertaruhkan. Mahasiswa
seolah-olah berada dalam system, namun diluar struktur. Sosok yang selalu
ikut andil dalam setiap gerakan perubahan social di Indonesia dan sekaligus
sosok yang memiliki kesadaran kritis yang peka terhadap segala bentuk
penindasan, dan selalu resisten terhadap the dominant ideology, independent
5
Taufik Abdullah,Pemuda dan perubahan social,(Jakarta:PT.Pustaka LP3ES,1983)h.2-4. Lihat …
“sambutan Ketua Panitia MAKESTA 2009” dalam Modul MAKESTA 2009,h.3.Lihat Juga…
Munir, “Sambutan Panitia OC MAPABA 2009” dalam Buku Panduan MAPABA 2009 PMII
Cabang Surabaya.h.4
6
“Mengurai Identitas Untuk Menjadi Mahasiswa sukses” dalam Buku Panduan Oscaar Tarbiyah
2009.h.9
7
(moderat) dan otonom, mampu bergerak elastis dalam ruang gerak yang
berbeda.7
8
wacana dan teori saja? Tentu yang diinginkan masyarakat social kita adalah
bentuk real dari teori-teori diatas.
1. Pra kemerdekaan
9
ini juga memiliki peran dalam proses kemerdekaan RI yang terjadi pada
tahap berikutnya.
2. Pasca kemerdekaan
Setelah merdeka, Indonesia tetap dililit berbagai macam masalah. Hal itu
lazim terjadi pada Negara yang baru terbentuk yang memang belum stabil.
Orientasi gerakan mahasiswa pada periode ini lebih bertujuan pada
pembangunan.
Pada masa orde baru, banyak sekali gerakan mahasiswa yang menentang
serta mengkritik strategi pembangunan dan kepemimpinan nasional.
Diantaranya adalah peristiwa MALARI pada tanggal 15 Januari 1974 di
Jakarta. Kemudian Tragedi Trisakti, Semanggi dan lain sebagainya yang
kemudian berhasil menumbangkan rezim orde baru .
10
pemerintah selalu terbantahkan karena isu tersebut tidak memiliki nilai
kritik terhadap kebijakan pemerintah yang merugikan masyarakat.11
Selain itu, degradasi pada mahasiswa juga melanda aspek intelektual serta
moral. Dalam aspek intelektual, terlihat dari berkurangnya budaya
membaca, menulis, dan berorganisasi. Seperti yang dikatakan oleh Sambra
Amir Pramaha, M.Ag, dosen syari’ah, bahwa mahasiswa dulu lebih tinggi
minat bacanya dari pada mahasiswa sekarang. Mahasiswa sekarang
menganggap membaca sebagai hiburan, bukan kewajiban. Pak
Muhammad Sholihuddin, salah satu dosen fiqh Siyasah, mengatakan,
”Rata-rata mahasiswa saat ini keinginan membaca dan rasa ingin tahunya
lemah. Bila dibandingkan dengan minat baca mahasiswa zaman dulu
keinginan membacanya masih ada, sekarang malah menurun”.12
Degradasi dalam aspek moral terbukti, pada tahun 2007 hingga awal 2008,
telah beredar lebih dari 500 video porno yang 90% diantaranya dibuat oleh
mahasiswa. Hal itu sungguh memprihatinkan, karena 2 film porno buatan
mahasiswa beredar setiap harinya.13
Selain kedua aspek tersebut, degradasi juga terdapat pada tingkat kepekaan
mahasiswa terhadap permasalahan masyarakat. Hal itu terbukti ketika
diskusi panel dalam acara “Stadium General Penutupan Latihan Kader I
Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Tarbiyah Cabang IAIN Sunan
Ampel” yang dilaksanakan pada 19-22 November 2009 di Malang. Dalam
diskusi tersebut, peserta yang bertindak sebagai mahasiswa terkesan
memisahkan diri dari masyarakat. Mereka mengatakan bahwa mahasiswa
sekarang jarang beraksi membela masyarakat karena masyarakat sendiri
diam. Tidak mengajak atau meminta mahasiswa untuk membantu
menyampaikan aspirasi mereka. Sungguh ironis, seharusnya tanpa diminta
11
Ibid,h22-25, juga dengan SC BEM IAIN Sunan Ampel,”Plus Minus Gerakan Mahasiswa”
dalam Buku Panduan Oscaar 2009 BEM IAIN SA.h.8.-9
12
Anis, “Kondisi Intelektual Mahasiswa” dalam Arrisalah Edsi 49/tahun XXII/2009.h. 30-31
13
Gantyo Koespradono,”Kick Andy, Kumpulan Kisah Inspiratif”,(Yogyakarta:PT. Bentang
Pustaka,2008)h.73
11
pun mereka harus sudah beraksi. Karena mereka adalah bagian dari
masyarakat, seharusnya tahu persoalan masyarakat.
Dari uraian realitas yang telah dipaparkan diatas, inti permasalahan itu
adalah terletak pada kurangnya pembinaan moral dikalangan mahasiswa.
Materi yang ada di perkuliahan hanya berorientasi pada lini pembangunan
intelektual saja. Hal ini sesuai dengan ungkapan Fuad Anshori, Dekan
Psikolodi dan Ilmu Sosial Budaya UII Yogyakarta, bahwa perguruan tinggi
islam banyak yang identitas keislamanya hanya terhenti pada visi, misi, dan
tujuan terguruan saja, belum sampai pada kurikulum maupun operasionalnya
apalagi mampu menggambarkan kepribadian muslim.14 Berarti perguruan-
perguruan tinggi harus secepatnya merumuskan kurikulum baru yang tidak
mengenyampingkan pembinaan moral mahasiswanya.
Selain itu, peran ulama serta keluarga yang berada disekitar mahasiswa
juga harus terus melakukan tugasnya sebagai pembimbing serta control bagi
mahasiswa. Tanpa peran dari kedua pihak tersebut, sangat mustahil bisa
membina moral hanya melalui bangku kuliah saja.
12
Dan banyak lagi solusi yang bisa dilakukan untuk meningkatkan
kembali peran mahasiswa dalam kehidupan social. Yang intinya adalah
seluruh aspek baik mahasiswa itu sendiri, orang tua, ulama, perguruan tinggi
dan pemerintah serta seluruh masyarakat harus membantu upaya ini dengan
melakukan apa yang bisa mere lakukan semaksimal mungkin sesuai dengan
kapasitas mereka masing-masing.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
13
memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Pada masa orde lama,
mereka ikut menumpas PKI dan selanjutnya menggulingkan kepemimpinan
Soekarno. Pada masa rezim orde baru, mahasiswalah yang menumbangkan
rezim tersebut. Pada saat ini, mahasiswa telah mengalami degradasi serta
dekadensi dalam berbagai aspeknya.
DAFTAR PUSTAKA
LP3ES.1983
14
Panitia MAPABA 2009.Buku Panduan MAPABA 2009 PMII Tarbiyah
Arrisalah,XXII,50,(Nopember,2009).
Arrisalah,XXII,49(Oktober,2009).
Ampel.Surabaya.2009.
http://definisi.net/story.php?title=sosial
blogs. myspace.com/index.cfm?fuseaction=blog.view.
http://id.wikipedia.org/wiki/Mahasiswa
15