You are on page 1of 22

TUGAS ANTROPOLOGI HUKUM

OLEH:

NAMA : AHMAD KURNIA WAHAB


NO POKOK : 2006330050114

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS JAYABAYA
2009/2010
DINAMIKA MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN.

1.KONSEPSI-KONSEPSI KHUSUS MENGENAI PERGESERAN


MASYARKAT DAN KEBUDAYAAN.

Berbagai konsep yang kita inginkan apabila kita igin menganalisa ssecara
ilmiah gejala-gejala dan kejadia-kejaddian sosial budaya sekeliling sebagai proses
yang sedang berjalan dan bergeser. Diantara konsep-konsep ada yang terpenting
mengenai proses belajar kebudayaan oleh warga masyarakat yaitu anternalisasi,
sosialisasi dan ankulturasi dan yang kompleksnya yaitu evolusi kebudayaan. Ada
juga perpindahan kebudayaan secara geografi, terbawa oleh perpindahan bangsa di
bumi, yaitu proses difusi (diffusion). Proses lain adalahproses belajar kebudayaan
asing oleh masyarakat dan asimilasi. Akhirnya ada proses pembaruan inovasi, yang
erat sangkut pautnya dengan penemuan baru 9ddiscovery dan inventation).

2.PROSES BELAJAR KEBUDAYAAN SENDIRI.

Manusia mempunyai bakat yang telah terkandung dalam gen-nya dalam


mengembangkan berbagai macam hasrat, nafsu, serta emosi pribadi hdupnya.Kita
dapat mengerti bagaimana kita apabila bermaksud ingin menyelami serta mencoba
mencapai pengertian tentang suatu budaya dapat belajar banyak tentang proses
sosialisasi baku yang lazim dialami oelh sebagian individu dalam kebudayaan
bersangkutan.
Sebagai ilustrasi dari suatu proses sosialisasi, disini tercantum sebuah contoh
dari pengalaman-penglamann seseorang bayi Indonesia dalam suatu keluarga
golongan pegawai tinggi di kota. Selama masa anak-anak biasanya berkenalan
dengan tokoh-tokoh lain dalam keluarganya. Kita mengerti bahwa proses
sosialisasi dalam golongan-golongan sosial yang lain, atau lingkungan sosial dari
berbagai suku bangsa di Indonesia dapat menunjukkan sosialisasi yang sangat
berbeda dari apa yang kita pikirkan. Memang sejak beberapa lama, beberapa
orang sarjana antropologi budaya telah mencoba penelitian tersebut selama
melakukan field work mereka antara lain mengumpulkan bahan mengenai
misalnya:

1).Adat istiadat pengasuhan anak


2).Tingkah laku sex yang lazim dilakukan dalam suatu masyarakat

3).Riwayat hidup secara detail dari beberapa individu dalam suatu

masyarakat.

Pengumpulan bahan adat-istiadat pengasuhan anak. Adat pengasuhan anak


itu antara lain meliputi hal-hal seperti cara memandikan dan membersihkan bayi,
cara mempelajari disiplin pembuangan air, makan, dan sebagainya.
Di Indonesia penelitian yang berpusat pada masalah serupa itu pernah
dilakukan pula oleh orang para sarjana. Proses enkulturasi. Proses itu dapat kita
terjemahkan sebagai suatu istilah Indonesia yang cocok sekali yaitu
“pembudayaan”. Sejak kecil proses enkulturasi sudah dimulai dalam alam pikiran
warga masyarakat. Disamping aturan-aturan masyarakat dan Negara yang
diajarkan di sekolah melalui mata-mata seperti tata Negara yang diajarkan di
sekolah melalui mata pelajaran seperti tata negara, ilmu kewarganegaraan dan
sebagainya, juga aturan sopan santun bergaul dan lainya dapat diatur secara formal

Sebagai contoh dapat disebut misalnya cara seorang Indonesia mempelajari


aturan adat Indonesia yang menganjurkan agar orang Indonesia pergi kesuatu
tempat yang jauh,dengan membawa oleh-oleh kepada kerabatnya, ini merupakan
kebiasaan orang ketika ia masih kecil. Kejadian masyarakat yang positiff adalah
perubahan kebudayaan atau culture change, yang menjelma kedalam kebudayaan
pembaruan dalam suatu adat yang kuno. Kejadian masyarakat yang knegatif adalah
misalnya berbagai ketegangan masyarakat yang menimbulakan permusuhan antara
golongan, adanya banyaknya penyakit jiwa, banyaknya peristiwa bunuh diri dan
sebagainya, atau kerusakan masyarakat yang menjelma menjadi kejahatan,
demoralisasi dan sebagainya.

3.PROSES EVOLUSI SOSIAL.

Oleh seorang peneliti seolah-olah dari dekat secara detail (microscopic), atau
dapat juga dipandang dari jauh seolah-olah memperhatikan perubahan yang
tampak besar saja (macroscopic)
Faktor ketegangan antara antara adat-istiadat dari suatu masyarakat
dengan keperluan para individu didalamya itu menyebabkan perlu adanya dua
konsep yang harus dibedakan dengan tajam oleh para peniliti masyarakat, terutama
terutama para ahli antropologi dan sosiologi. Kebudayaan telah dibedakan menjadi
wujud yaitu dari tiap kebudayaan yaitu 1) kebudayaan sebagai sesuatu yang
kompleks dari komleks norma-norma pandang-pandangan sebagai suatu yang
abstrak 2)kebudayaan sebagai suatu rangkaian dari tindakan yang konkrit dimana
individu terikat saling berhubungan dan berbagai hal dalam keadaan interaksi

perubahan besar dalam abad 19 yang lalu telah menjadiperhatian utama para
sarjana ilmu antropologi budaya dalam arti umum. Agar menjadi terang apa yang
dimaksudkan dengan direction processes dalam evolusi kebudayaan, telah dimuat
pada halaman ini suatu bagan tentang tingkat-tingkat perkembangan yang menurut
para sarjana ilmu prehestori telah dialami oleh bangsa Indonesia dalam zaman
purbakala di lapisan bumi di berbagai tempat penggalian di Indonesia. Penyebaran
manusia, ilmu paleo antropologi meeperkirakan bahwa makhluk manusia terjadi
disuatu daerah tertentu dimuka bumi, yaitu di daerah sabana tropical di Afrika
timur, sedangkan sekarang masyarakat itu menduduki diseluruh bumi dalam segala
macam lingkungan iklim. Hal itu hanya dapat diterangkan dengan adanya proses
pekmbiakan dan gerak penyebaran atau migrasi-migrasi yang disertai dengan
proses penyelesaian atau adaptasi fisik dan social budaya dari makhluk sosial
dalam jangka waktu beratus ribu tahun lamanya sejak zaman purba
Migrasi yang lambat dan
otomatis adalah sejajar dengan perkembangan dari makhluk manusia yang
serupanya selalu membanyak jumlahnya sejak masa timbulnya dimuka bumi
hingga sekarang. Dalam proses evolusi serupa itu makhluk manusia yang rupa-
rupanya selalu membanyak jumlahnya sejak masa timbulnya di muka bumi hingga
sekarang. Serupa itu juga, migrasi terbesar dari kelompok manusia yang pindah
dari benua Asia dan benua Amerika pada akhir zaman glasial ke 4, merupakan
suatu merupakan migrasi yang berjalan secara lambat dan agaknya tanpa disadari
oleh kelompokmanusia itu sendiri. Penyebaran unsure-unsur budaya dapat pula
terjadi tanpa ada perubahan kelompok-kelompok atau bangsa-bangsa dari satu
tempat ketempat lain, bentuk difusi yang lain lagi dan terutama mendapat perhatian
ilmu antropologi adalah penyebaran ilmu penyebaran ilmu kebudayaan individu
dalam suatu kelompok manusia dengan kelompok-keompok tetangga. Pertemuan-
pertemuan antara tetangga dapat berlangsung dengan berbagai cara , cara yang
pertama adalah dimana hubbungan dari kebudayaan itu masing-masing hampir
tidak berubah hubungan ini adalah hubungan symbiotik Cara yang lainya adalah
bentuk hubunghan yang disebabkan karena perdagangan tetapi dengan akibat yang
jauh lebih daripada hubungan symbiotik.

5.AKULTURASI DAN PEMBARUAN ATAU ASIMILASI.

Akulturasi istilah akulturasi, atau acculturation mempunyai banyak arti


dintara para sarjana antropologi, tetapi semua sefaham bahwa konsep itu megenai
proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan
tertentu dihadapkan dengan suatu unsur budaya asing dengan demikian
kebudayaan asing lambat laun diterima oleh yang bersangkutan tanpa hilangnya
kepribadian kebudayaan asing itu sendiri.
Asimilasi atau assimilation adalah proses sosial yang timbul bila ada
golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda saling
bergaul dalam waktu yang sangat lama sehingga budaya-budaya golongan tadi
masing-masing berubah sifat-sifatnya yang khas menjadi unsure kebudayaan yang
campuran
Hal yang penting untuk diketahui adalah faktor-faktor apa yang
menghambat proses asimilasi sikap toleransi dan simpati terhadap kebudayaan lain
itu sebalikntya sering terhalang oleh berbagai faktor dan faktor sudah tentu mejadi
penghalang proses asimilasi pada umumnya . Faktor-faktor itu adalah kurang
pengetahuan mengenai budaya yang dihadapi siikap takut terhadap kekuatan
kebudayaan lain perasaan superioritas pada individu-individu dari satu budaya ke
budaya lain.

6.PEMBARUAN ATAU INOVASI.

Inovasi dan penemuan. Inovasi adalah suatu pembahasan pembaruan dari


penggunaan sumber-sumber alam, energy dan modal pengaturan baru dari tenaga
kerja dan penggunaan dan teknologi yang semuanya akan menyebabkan adanya
system produksi, dan dibuatnya produk yang baru. Dengan demikian inovasi
mengenai pembaruan kebudayaan yang khusus mengenai unsur teknologi dan
ekonomi.
Usaha untuk menemukan hal yang baru seringkali juga terdorong oleh sitem
terangsang yang ada dalam masyarakat itu . Yaitu orang yang menciptakan
penemuan-penemuan baru misalnya akan diberi ganjaran berupa kehormatan dari
umum, kedudukan tinggi, atau harta benda dan sebagainya.
Inovasi dan evolusi suatu penemuan baru selalu harus dilihat dalam rangka
kebudayaan dan penemuan terjadi. Hal ini disebabkan karena suatu penemuan baru
jarang merupakan suatu hal yang mendadak dari keadaan tidak ada. Suatu
penemuan baru dari keadaan ada menjadi tidak ada. Maka suatu inovasi memang
merupakan suatu proses perubahan suatu kebudayaan yang lebih cepat.

ANEKA WARNA MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN


1.KONSEP SUKU BANGSA

Tiap kebudayaan yang hidup dalam suatu masyarakat yang dapat berwujud
sebagai komunitas desa, sebagai kota sebagai kelompok kelompok kekerabatan
atau kelompok adat yang lainnya.Corak kas dari suatu kebudayaan menghasilkan
suatu unsur kebudayaan fisikdengan bentuk yang khusus; atau karena diantara
pranata-pranatanya ada suatu pola social yang khusus atau dapat juga karena
warganya menganut suatu tema budaya yang khusus sebaliknya corak khas tadi
dapat menyebabkan karena adanya kompleks unsur-unsur yang lebih besar.
Berdasarkan atas corak khususnya tadi, suatu kebudayaan dapat dibedakan dari
kebudayaan lain.konsep yang tercakup dalam istilah suku bangsa ialah suatu
golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan kesatuan
kebudayaan. Dengan demikian kesatuan budaya bukan sesuatu yang ditentukan
oleh orang luar
Kebudayaan suku bangsa yang hidup dari berburu dan meramu dalam
hunting gathering societies . Mereka kini tinggal didaerah yang terisolasi di
daerah-daerah pinggiran yang karena keadaan alamnya tidak suka didiami oleh
bangsa-bangsa lain, pembatasan deskripsi tentang suatu kebudayaan suku bangsa
dalam sebuah tulisan etnografi tentu memerlukan suatu metode untuk menentukan
azas-azas pembatasan. Untuk itu perlu suatu konsep yang mencakup suatu
persamaan unsure-unsur untuk kebudayaan antara suku-suku bangsa menjadi
kesatuan yang lebih besar konsep itu adalah daerah kebudayaan.

2.KONSEP DAERAH KEBUDAYAAN.

Suatu daerah kebudayaan merupakan suatu pembagian atau golongan dari


suku-suku bangsa yang dalam masing-masing kebudayaannya yang beraneka
warna toh mempunyai berbagai unsur. Daerah-daerah kebudayaan penduduk
pribumi di berbagai benua di dunia akan disebut satu demi satu dengan sedikit
keterangan dimulai dari daerah Amerika karena system daerah kebudayaannya
seperti apa yang telah diuraikan dengan mengklaskan aneka warna kebudayaan
penduduk Indian pribumi di Amerika
Suatu daerah kebudayaan menggolongkan kedalam satu golongan
beberapa puluh kebudayaan yang satu dengan yang lain berbeda berdasarkan atas
persamaan dari sejumlah ciri dalam kebudayaan bersangkutan, yang menjadi alas
an klasifikasi itu tidak hanya berwujud kebudayaan fisik seperti misalnya alat-alat
berburu, bertani, bertranspor, senjata, bentuk-bentuk ornament perhiasan dan gaya
pakaian, dan sebagainya, melainkan juga unsure-unsur kebudayaan yang lebih
absrak dari system social atau system budaya, seperti misalnya unsur-unsur
organisasi kemasyarakatan, system perekonomian, upacara keagamaan, unsur cara
berpikir , dan adat-istiadat.

3.DAERAH KEBUDAYAAN DI AMERIKA UTARA.

1. Derah kebudayaan Eskimo , yang meliputi yang meliputi suku bangsa pemburu
binatang laut di pantai utara dan di barat laut

2. Kebudayaan Yukon makanzie, yang meliputi kebudayaan suku bangsa pemburu


binatang hutan di koneferus di Kanada Barat laut

3. Daerah kebudayaan pantai kebudayaan barat laut, yang meliputi kebudayaan-


kebudayaan suku-suku bangsa bermasyarakat rumpun yang hidup di desa ddi tepi
pantai barat laut Kanadayang hidup dari perikanan.
4.Daerah Kebudayaan Dataran tinggi, yang meliputi kebudayaan-kebudayaan
suku bangsa bermasyarakat rumpun yang hiddup di desa dalam rumah-rumah
setengah dibawa setengah dibawah tanah di musim dingin

5.Daerah kebudayaan plains, yang meliputi kebudayaan suku bangsa


bermasyarakat maupun sampai abaddidaerah stepa-stepa maha luas

6.Daerah kebudayaan hutan timur, yang meliputi kebudayaan suku bangsa


bermasyarakat rumpun yang tersebar didaerah sekitar bagian timur laut dan hidup
berdasarkan pertanian.

7.Daerah kebudayaan daerah Kalifornia, yang merupakan merupakan


kebbudayaan masyarakat rumpunyang tersebar didaerah gurun.

8.Daerah kebudayaan Barat Daya, yang merupakan kebudayaan masyarakat


rumpun yang tersebar di daerah gurun

9.Daerah Kebudayaan Tenggara yang meliputi kebudayaan yang hidup bercocok


tanam

10. Daerah kebudayaan meksiko, yang meliputi kebudayaan suku-suku bangsa


bermasyarakat rakyat pedesaanyang beriorentasi tentang peradaban kota yang
banyak terpengaruh oleh kebudayaan Spanyol. Dan agama Katolik.

4.DAERAH KEBUDAYAAN AMERIKA LATIN.

Benua Amerika selatan dan Amerika tengah pertama-tama dibagi kedalam


daerah kebudayaan amerika Latin oleh J.M Cooper, system ini membedakan empat
tipe kebudayaan latin yaitu

1.Circum Carribean

2.Andean Civilization

3.Tropical Forest cultures

4.Marginal cultural
Dalam buku J.H Steward dan L.C FFaron berjudul Native of south America
(1959) yang merupakan suatu iktisar dari seluruh bahan yang tercantum dalam of
Handbook the south of Amerika Indians menjadi lima tipe

1.Cultues with Theocratic

2.Andean Cltures

3.Southern Andean Cultures

4.Tropical Forest Cultures

5.Cultures Of Nomadic and Gatheres.

1.Daerah kebudayaan Cacique merupakan kebudayaan yang dulu maupun


sekarang tersebar di kepulauan Carribean di Negara Venesuela dan Columbia.

2.Daerah kebudayaan Andes merupakan daerah kebudayaan pra-Incha, zaman


kejayaan kerajaan Incha di pegunugan Andes

3.Daerah kebudayaan Andes Selatan meliputi suku yang hidup di bagian selatan

4. Daerah kebudayaan rimbaTropik merupakan suku bangsa perairan sungai


Amazondan anak sungainya.

5.Daerah kebudayaan berburu dan meramu adalah daerah yang disebut Cooper
adalah dissebut marginal culture.

5.SUB KAWASAN DIKAWASAN OSEANIA.

Kebudayaan dari penduduk kepulauan teduh dalam keseluruhan belum


pernah dibagi kedalam culture areas oleh para ahli antropologi dan memang lebih
mudah untuk menggolongkan aneka warna kebudayaan.
Dipandang dari segi etnografi, kebudayaan-Kebudayaan penduduk
Melanesia menunjukkan beberapa ciri menyolok yang khas misalnya suatu system
social yang berdasarkan berkebun kecil-kecilan dengan atau tanpa kombinasi
dengan aktifitas meramu sagu.
Penduduk Makronesia yang pada umumnya mengucapkan bahasa-bahasa
yang sekeluarga juga menunjukkan suatu pengkhususan mengenai system
pencarian dan kemasyarakatannya sebagai sebagai pulau-pulau Atol tang kecil dan
sempit yang hidup dari berkebun kecil-kecilan dalam kombinasi denagan
perikanan secara luas.
Penduduk polenesia dipandang dari sudut ras menunjukkan ciri fisik
yang khas juga yaitu ciri Polinesia yang menurut para ahli sebenarnya belum
banyak diteliti dan dianalisis. Dari sudut eetnografi kebudayaan-kebudayaan
polinesia mmenunjukkan aneka warna yang besar dari yang sangat sedehana
hinggfa yang kompleks denga system mengenai kerajaan, upacara keagamaan yang
besar, serta seni patung yang menarik. Satu hal yang sama hamper semua
kebudayaan di Polinesia adalah suatu perkembangan dari sebuah kebudayaan
maritim yang maju termasuk kecakapan membuat perahu-perahu cadik yang dpat
berlayar di lautan terbuka, serta kepandaian bernavigasi yang mengagumkan.

6.DAERAH KEBUDAYAAN DI AFRIKA.

Aneka warna kebudayaan suku-suku bangsa penduduk Afrika (kecuali


Madagaskar untuk prtama kalinya diklasifikasikan ledalam sebelas daerah
kebudayaan oleh ahli antropologi bangsa Amerika M.J Herskovits system
kesebelas daerah sifatnya masih sangat kasar dan impresionistik tetapi dengan
adanya klasifikasi tersebut boleh dikatakan cukup memuaskan untuk suatu zaman
cukup memuaskan untuk suatu zaman waktu pengetahuan orang Amerika tentang
Afrika seluruhnya masih pada tahap peermulaan dari perkembanganya dan untuk
suatu zaman pengetahuan para ahli bangsa.
Dalam tahun 1955 telah terbit hasil dari suatu pekerjaan yang sangat luas
ialah klasifikasi dari bahasa di Afrika seluruhnya kedalam rumpun dan keluarga-
keluarga oleh para ahli linguistik. Dibawah ini ke 18 daerah kebbudayaan dan ke 2
daerah geografi tersebut akan diuraikan sifat-sifatnya secara singkat satu demi satu

1.Daerah kebudayaan Afriika utara. Daerah kebudayaan in meliputi kebudayaan-


kebudayaan suku bangsa yang sepanjang sejarah telah mengalami nasib sejarah
yang kurang lebih sama, sehingga walaupun asalnya beraneka warga tetapi pada
ciri-ciri akhirnya tampak suatu keragaman yang besar berupa rakyat pedesaan yang
hdup dari berccocok tanam menetap intensif dengan irigasi dan bajak atau bertani.
2. Daerah kebudayaan hilir Nil. Daerah kebudayaan ini meliputi kebudayaan-
kebudayaan suku-suku bangsa yang hidup dalam masyarakat bertani berdasarkan
pertanian intensif di suatu daerah lembah-lembah sungai dengan irigasi dan bajak.

3.Daerah kebbudayaan Sahara. Darah geografi meliputi kebudayaan-kebudayaan


suku yang hidup menetap dalam suatu maasyarakat rumput dari bercocok tanam
menetap dan perternakan saja didaerah lembah-lembah sungai yang ada airnya
salah satuna adalah Oasis.

4.Daerah kebudayaan Sudan Barat. Daerah kebudayaan ini meliputi kebudayaan


suku bangsa Negroid yang bersifat petani pedesaan, yang hidup dari bercocok
tanam berpindah-pindah diladang.

5.Daerah kebudayaan Sudan Timur. Daerah eudayaan ini meliputi suku-suku


bangsa petani dengan tanaman pokok gandum , prinsip organisasinya menyerupai
Negara Mesir zaman Farao.

6.Daerah kebudayaan Hulu Tengah Ni., Daerah ini yang oleh Murdock disebut
dengan Nil Corridor, bukan suatu daerah kebudayaan melainkan suatu daerah
geografi yang sejak berabad-abad lamanya menjadi semacam jalur lalu lintas dari
berbagai pengaruh ke pedalamaan Afrika.

7.Daerah kebudayaan Afrika Tengah. Daerah kebudayaan ini meliputi suku bangsa
Negroid yang bersifat maasyarakat rumpun dan yang hidup dari bercocok tanam
berpindah-pindah di ladang, dan didaerah ini tidak adanya organisasi social yang
lebih tinggi.

8.Daerah kebudayaan Hulu selatan Nil., Daerah kebudayaan ini meliputi


merupakan bermasyarakat rumpun berrdasarkan peternakaan, suku bangsa ini
mempunyai bahasa yang seragam.

9.Daerah kebudayaan Tanduk Afrika. Darah kebudayaan ini meliputi suku-suku


bangsa bermasyarakat rakyat edesaan yang hidup dari peternakan dalam kombinasi
dengan bercocok tanam intensif dengan irigasi dan bajak ddi lembah-lembah
sungai, mayorutas beragama Nasrani.

10.Daerah kebudayaan pantai Guinea. Daerah kebudayaan ini meliputi suku


bangsa bermasyarakat petani dengan ciri ras Negroid, yang hidu[p perladangan
berpindah-pindahdi hutan rimba Tropik. Ciri menyolok pada kebudayaan petani du
desa adalah system tingkat umur dan fungsi social yang sangat khas dan
perkumpulan desa yang sangat padat.

11.Daerah kebudayaan Bantu Khatulistiwa. Daerah kebudayaan inni meliputi


kebudayaan-kebudayaan suku-suku bangsa bermasyarakat rumpun yang hidup di
perladangan di rimba Tropik. Ciri-ciri yang menyolok adalah: adat bride service.

12.Daerah kebudayaan bantu danau-danau. Daerah kebudayaan ini meliputi


kebudayaan suku-suku bangsa bermasyarakat petani desa, pola perkampungan
berupa desa terpencar dengan rumah-rumah yang mempunyai gaya yang khusus,
yaitu bentuk sarang lebah.

13.Daerah kebudayaan Bantu Timur. Daerah kebudayaan ini meliputi suku bangsa
yang hidup bertani intensif.

14.Daerah kebudayaan Bantu Tengah. Daerah ini meliputi kebudayaan-


kebudayaan suku bangsa yang sebagian besar bermaasyarakat rumpun dan hidup
dari perladangan pindah-pindah. Dan bergaya rumah sarang lebah.

15.Daerah kebudayaan Bantu Barat Daya. Daerah in merupakan kebudayaan-


kebudayaan suku-suku yang berdasarkan masyarakaat rumpun yang hidup dari
peladangan berpindah-pindah, tanpa irigasi maupun bajak. Gaya bentuk rumah
adalah rumah linggkaraan silinder, melingkar ataau bbujur sangkar berdinding
rendah, tetapi dengan atap berbentuk kerucut yang sangat tinggi (berbeda dengan
rumah gaya Sudan yang mempunyai ddinding silinder yang lebih tinggi tetapi
dengan ataap kerucut yang lebih rendah).

16.Daerah kebudayaan Bantu Tenggara. Daerah kebudayaan ini meliputi


keudayaan-kebudayaan meliputi beerdasarkan masyarakat rumpun dan hidup
dengan bertani mendekati danau Victoria.

17.Daerah kebudayaan Choisan. Daerah kebudayaan ini meliputi kebudayaan-


kebudayaaan suku bangsa bermasyarakat berbangsa yang hidup dari pengembara
dari berburu dan meramu.
18.Daerah kebudayaan Madagaskar. Daerah kebudayaan ini meliputi kebudayaan-
kebudayaan suku bangsa bermasyarakat rumpun yang didaerah pantai Timur hidup
dari perladangan pindah-pindah tanpa irgasi dan bajak.

7.DAERAH KEBUDAYAAN DI ASIA.

Suatu pembagian dari Benua Asia kedalam daerah perbudayaan pernah


dibuat oleh A.L Kroeber dan dibagi menjadi tujuh bagian yaitu:

1.Daerah kebudayaan Asia Tenggara

2.Daerah kebudayaan Asia Selaataan

3.Daerah kebudayaan Asia Baratdaya

4.Daerah kebudayaan Cina

5.Daerah kebudayaan Steppa Asia Tengah

6.Daerah kebudayaan Siberia

7.Daerah kebudayaan Assiaa timur laut

8.SUKU-SUKU BANGSA DI INDONESIA.

Mengenai suku bangsa Indonesia bahwa terutama seperti daerah


Kalimaantan, sulaweesi dan Indonesia Timur, bahkan untuk beberapa bagian dari
Sumatera masih banyak terdapat keraguan, karena klasifikasi biasanya masih
memakai sistem lingkaran.

9.RAS, BAHASA DAN KEBUDAYAAN

Sejumlah mannusia yang memiliki cirri ras tertentu yang sama belum tentu
juga mempunyai bahasa induk yang sama termasuk satu induk keluarga bahasa,
apalagi mempunyai satu kebudayaan yang tergolong satu daerah kebudayaan.
Keadaan lain lagi adalah dimana manusia dengan satu kebudayaan,
tetapi yang berasal dari berbagai ras, justru terdapat contohnya di Negara besar di
zaman sekarang, contohnya adalah Amerika masa kini tetapi mereka berasal dari
berbagai macam raas, yaitu ras kaukasoid, ras Negroid (American Black), ras
Mongoloid Amerika (American Indians) dan ras mongoloid (Chinese Americans,
Japanese Americans atau Koreans Americans)
Dalam zaman sekarang ini, dimana komunikasi antara manusia di
seluruh penjuru muka bumi kita ini makin meluas, maka pembauran dari manusia
dari aneka warna ras, aneka bahasa, dan aneka warna kebudayaan, juga menjadi
makin intensif. Pola penyebaran aneka warna kebudayaan dapat dianalisa
berdasarkan peta.

ETNOGRAFI
1.KESATUAN SOSIAL DALAM ETNOGRAFI

Etnografi dalah suatu deskripsi mengenai suatu kebudayaan suatu bangsa,


namun karena di dunia ini ada suku-suku bangsa yang kecil yang terdiri hanya dari
beberapa ratus pendudduk,tetapi ada juga suku-suku bangsa yang besar yang terdiri
dari beberapa juta penduduk, maka seorang ahli antropologi yang mengarang suatu
etnografi sudah tentu tidak dapat mencakup keseluruhan dari suku bangsa yang
besar didalam deskripsinya. Hanya suku-suku bangsa yang kecil jumlah
penduduknya yang dapat dideskripsi dalam keseluruhannya.
Seorang ahli antropologi dari Amerika R.Naroll, peernah menyusun suatu
daftar prinsip yang biasa digunakan oleh para ahli antropologi untuk menentukan
batas-batas dari masyarakat, bagian dari suku bangsa yang menjadi pokok dan
deskripsi etnografi mereka. Dengan beberapa modifikasi oleh J. A Clifton dalam
buku pelajaranya Introduction to Cultural Antropologi , maka daftar itu seperti
yang telah terdaftar di bawah ini

1. Kesatuan masyarakat yang dibatasi oleh satu desa atau lebih.


2. Kesatuan masyarakat yang dari prnduduk yang mengucapkan satu
bbahasa atau satu logat bahasa.

3. Kesatuan masyarakat yang dibatasi oleh garis batas suatu daerah


political administrative.

4. Kesatuan masyarakat yang batasanya yang ditentukan oleh rasa


identitasnya sendiri.

5. Kesatuan masyarakat yang ditentukan oleh suatu wilayah geografi


yang merrupakan kesatuan daerah fisik.

6. Kesatuan masyarakat yang ditentukan oleh kesatuan ekologi.

7. Kesatuan masyarakat dengan penduduk yang mengalami sejarah yang


sama.

8. Kesatuan masyarakat dengan pendudduk yang frekuensi interaksi saatu


dengan yang lain.

9. Kesatuan masyarakat dengan susunan sosial yang beragam.

Prinsip yang disebut pertama juga mempengaruhi yang lain. Penduduk satu
desa atau beberapa desa yang berdekatan, biasanya juga berdekatan, biasanya juga
merupakan suatu administrative, dan mempunyai satu ras iddentitas yang khusus
tinggal disuatu wilayah geografi dengan ciri-ciri ekologi yang sama, pengalaman
sejarah yang biasanya interaksi secara intensif dengan frekuensi yang tinggi,
sedangkan seluruh desa biasanya mempunyai suatu organisasi social yang tertentu.

2.KERANGKA ETNOGRAFI.

Bahan mengenai kesatuan kebudayaan suku bangsa disuatu komunitas di


ssuatu daerah geografi ekologi, atau disuatu wilayah administrative tertentu yang
menjadi pokok deskriptif sebuah buku etnografi, biasanya dibagi kedalam bab-bab
tentang unsure kebudayaan menurut suatu tata urut yang sudah baku.
Meringkas kembali apa yang telah terurai, maka setiap karangan yang terurai
menurut kerangka etnografi akan terdiri dari seperti di bawah ini

1. Lokasi lingkungan alam dan demografi.


2. Asal mula sejarah suku bangsa

3. Bahasa.

4. System teknologi

5. System mata pencaharian.

6. Organisasi social

7. System pengetahuan

8. Kesenian

9. System religi

3.LOKASI LINGKUNGAN ALAM DAN DEMOGRAFI

Dalam menguraikan lokasi atau tempat tinggal dan penyebaran suku bangsa
yang menjadi pokok dekripsi etnografi perlu dijelaskan ciri-ciri geografinya. Yaitu
iklimnya (Tropikal, edditeran, iklim sedang, iklim kutub), sifat
daerahnya(pegunungan dataran tinggi, dataran rendah, jenis kepulauan, daerah
rawa, daerah tropical, sabana, stepa gurun dan sebagainya), suhu dan curah
hujanya.
Bahan keterangan geografi dan geologi tersebut sebaiknya dilengkapi
dengan peta-peta yang memenuhi syarat ilmiah. Suatu etnografi juga harus
dilengkapi dengan data demografi, yaitu dengan data mengenai jumlah penduduk
yang diperinci dalam jumlah wanita dan jumlah pria. Didaerah pedesaan di
Indonesia keadaannya ialah demikian, dan hanya diantara beberapa

suku bangsa yang beragama Kristen.

4.ASAL MULA DAN SEJARAH SUKU BANGSA.

Sebuah etnografi ada baiknya juga dilengkapi dengan keterangan mengenai


asal mula dan sejarah suku bangsa yang menjadi pokok deskripsinya. Keterangan
mengenai asal mula suku bangsa yang bersangkutan bbiasanya harus dicari
dengan mempergunakan tulisan para ahli prehistori yang pernah melakukan
penggalian dan analisa benda-benda kebudayaan prehistori yang mereka temukan
didaerah sekitar lokasi penelusuran ahli antropologi tadi.
Dalam praktek, untuk mencari keterangan menngenai zaman prehistori
sesuatu suku bangsa maka seorang ahli antropologi cukup membaca hasil
penggalian dan penelitian para ahli prehistori tentang daerah yang menjadi tempat
tinggal suku bangsa yang bersangkutan. Dalam metologi suku bangsa, biasanya
terdapat dongeng suci mengenai penciptaan alam dan penyebaran manusia oleh
dewa-dewa dan religi asli suku bangsa bersangkutan.

5.BAHASA.

Deskripsi dari bahasa suku bangsa dalam karangan etnnografi tentu tak
perlu sama dalamnya seperti dalam satu deskripsi khusus yang dilakukan oleh
seorang ahli bahasa tentang bahasa yang bersangkutan. Tentu bukan maksudnya
ahli dalam pekerjaan penulisan etnografinya, karena menulis suatu buku tata
bahasa dan dari kamus dari bahasa suku bangsa yang bersangkuutan terlebih
dahulu, hal itu sebaiknya di serahkan kepada seorang ahli bahasa saja.
Ciri- cirri menonjol dari bahasa suku bangsanya dapat diuraikan pengarang
etnografi dengan cara menempatkannya setepat-tepatnya dalam rangka klasifikasi
bahasa sedunia pada rumpun dan sub rumpun, keluarga dan sub keluarga dengan
bahasa yang wajar dengan contoh fenotik, fenologi, sintaks, dan semantic yang
diambil dari bahan ucapaan sehari-hari. Perbedaan bahasa menurut lapisan social
menurut masyarakat yang bersangkutan disebut tingkat social bahasa, walaupun
tidak seekstrim seperti dalam bahasa Jawa,tetapi dalam berbagai bahasa di dunia
perbedaan bahasa menurut tingkat social itu sering ada.

6.SISTEM TEKNOLOGI.

Teknologi tradisional mengenai paling sedikit delapan macam system


peralatan dan unsur kebudayaan fisik yang dipakai oleh manusia yang hidup dalam
masyarakat kecil yang berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang hidup
dari pertanian yaiti:

1) Alat-alat produktif,

2) Senjata

3) Wadah

4) Alat-alat menyalakan api


5) Makanan, minuman, bahan pembangkit gairah , dan jamu-jamuan,

6) Pakaian dan perhiasan

7) Tempat berlindung dan perumahaan,

8) Alat-alat transport.

Dalam deskripsi etnografi cukup apabila seorang ahli antropologi membatasi


dirinya kepada kedelapan unsur fisik itu saja. Hasil yang sangat menarik dari
sudut teknologi adalah cara mengolah, memasak, dan mmenyajikan makanan dan
minuman. Dalam berbagaai kebudayaan di dunia ada dua macam cara memasak
yaitu dengan api dan dengan cara memakai batu yang panas.

7. SISTEM MATA PENCAHARIAN.

Sistem mata pencarian Tradisional. Perhatian para ahli antropologi terhadap


berbagai macam system mata pencarian atau system ekonomi hanya terbatas pada
system yang bersifat tradisional saja, terutama dalam rangka perhatian mereka
terhadap kebudayaan suatu suku bangsa secara holistik Berbagai system tersebut
adalah 1.Berburu dan meramu, 2. Berternak 3. Bercocok tanam diladang 4.
Menanngkap ikan dan 5.Bercocok tanam menetap dengan irigasi.
Ilmu antropologi
sejak dulu sudah perhatian terhadap teknik-teknik dan cara berburu termasuk cara-
cara yang berilmu gaib, yaitu upacara berilmu gaib untuk meningkatkan hasil
pemburuan. Akhirnya ilmu antropologi menaruh hasil pemburuan kepada kaum
kerabat, kepada para tetangga, dan kepada orang-orang lainya kepada
masyarakaatnya. Berternak
secara tradisional sebagai mata pencarian pokok yang dikerjakan dengan cara
besar-besaran,dan sepanjaang sejarah suku-suku bangsa peternak menunjukan cara
yang agresif, bias di ketahui bila pada menjaga keamanan.Dalam mempelajari
masyarakat berternak ilmu antropologi juga menaruh perhatian terhadap masalah-
masalah yang sama seperti dalam bentuk mata pencarian yang lain yaitu masalah
tanah peternakan dan modal, massalah tenaga kerja, masalah prodduksi dan
teknologi produksi. Bercocok tanam
merupakan salah satu mata pencarian manusia yang lambat laun akan hilang,
diganti dengan bercocok tanam menetap.Menangkap ikan, di samping berburu dan
meramu menangkap ikan juga merupakan bagian yang sangat tua, dan sudah
dilakukan oleh manusia zaman purba untuk keperluan hidupnya.
Bercocok
tanam dan menetap dengan irigasi, pertama-tama timbul didaerah didunia didaerah
perairan sungai-sungai besar.Banyak suku bangsa melaakukan bercocok tanam
diladang juga mulai berubah menjadi petani menetap. Perubahan ini terjadi dimana
penduduknya mulai mencapai kepadatan yang melebihi kira-kira 50 jiwa tiap
kilometer persegi.Ilmu antropologi juga menaruh perhatian terhadap masalah-
masalah yang berkaitan dengan bercocok tanam menetap yaitu soal-soal tanah dan
modal, soal tenagaa kerja, soal teknologi, dan soal konsumsi, distribusi dan
pemasaran.

8.ORGANISASI SOSIAL.

Unsur-unsur khusus dalam organisasi sosial dalam tiap kehidupan


masyarakat dalam organisasi atau diatur oleh adat-istiadat dan aturan-aturan
mengenai berbagai macam persatuan lingkungan dimana ia hidup dan bergaul dari
hari ke hari. Kesatuan social yang paling dekat mesra adaalah kesatuan
kerabatanya yaitu keluarga inti yang dekat dengan keluarga lain. Kemudian ada
kesatuan-kesatuan diluar kerabat, tetapi masih dalam lingkungan komunitas.karena
tiap masyarakat manusia dan juga masyarakat desa berbagi dalam lapisan-lapisan,
maka tiap orang diluar kaum kerabatnya mmengalami lingkungan orang-orag yang
lebih tinggi dari padanya, tetapi juga orang-orang yang sama tingkatnya. Diantara
golongan terakhir ini ada pula orang-orang yang jauh padanya.
Sistem kekerabatan.
Dalam masyarakat dimana pengaruh industrilisasi sudah masuk mendalam tampak
bahwa fungsi kesatuan kekerabatan yang sebelumnya penting dalam banyak sektor
kehidupan seseorang, biasanya mulai berkurang dan bersamaan dengan itu aadat-
istiadat yang mengatur kehidupan kekerabatan sebagai kesatuan mulai mengendor.
Sejak masa pertengahan abad kke-19, para
pendekar antropologi seperti J.J. Bachofen, L.H. Morgan, E.B.Taylor dan lain-
lain telah banyak membuat analisa mengenai aneka warna sistem yang ada di
dunia. Juga L.H.Morgan menemukan satu metode penelitian satu sistem
kekerabatan yang sangat penting, yaitu bahwa aneka warna system kekerabatan itu
erat sangkut pautnya dengan system istilah kekerabatan tertentu dengan satu
struktur tertentu sehingga untuk membuat suatu deskripsi mengenai suatu system
kekerabatan yang bersangkutan seorang peneliti pertama-tama haarus mencatat
semua istilah kekerabatan dalam bahasa suku bangsa tadi.
Dalam deskripsi-
deskripsi etnografi mengenai aneka warna suku bangsa di dunia, para ahli
antropologi juga banyak menaruh perhatian terhadap banyak organisasi dan
susunan masyarakat komunitas dessa dan kkomunitas kecil. Dalam rangka itu telah
banyak mendapat perhatian soal dalam pembagian kerja dalam komunitas,
berbagai aktifitas kerja sama atau gotong royong dalam komunitas, soal hubungan
dan tingkah laku dalam pemimpin dan pengikut dalam komunitas (yaitu soal
prosedur mendapat keputusan bersama, soal membantah pimpinan dan
sebagainya).
Sesudah perang dunia kedua kemantapan system pelapisan social yang
berdasarkan adat tradisional pada hamper semua suku bangsa di pribumi
Afrika,perubahan pendidikan dan ekonomi luar yang menyebabkan bahwa para
individu yang menurut adat tradisional tergolong lapisan soal yang rendah dapat
menjadi lebih pandai daripada yang lain.
Tidak hanya dalam masyarakat pedesaan saja, melainkan
didalam masyarakat perkotaan di Negara-negara yang sedang berkembang, dimana
industry masih terbatas, oleh karena itu masih menganddung sifat-sifat suatu kota
pra-industri yang kuno. Dengan demikian dalam kota-kota istana, bekas pusat
kerjaan-kerajaan kuno dan kota-kota pusat pemerintahan, ibukota suatu daerah
administratif, kota-kota pusat keagamaan dan sebagainyam, pelapisan traddisional
itu walaupun masih ada, toh sudah mulai bergeser karena pengaruh zaman baru.

9.SISTEM PENGETAHUAN.

Sistem pegetahuan dan membedakan istilah itu secara tajam dari ilmu
pengetahuan tiap Negara-negara bangsa besar yang hidup dalam kompleks dan
modern tetapi juga kebudayaan suku bangsa berburu yang kecil, yang hidupnya
terpencil dalam suatu daerah tundra, semua mempunyai pengetahuan masing-
masing. Diantara berbagai system itu ada suatu system yang klasik, yang kemudian
dikembangkan oleh bangsa Eropa Barat pada abad ke-16 hingga sekarang dan yang
berdasarkan suatu disiplin suatu system metodologi yang pada hakekatnya hanya
merupakan salah satu system diantara banyak sustem pengetahuan yang lain, yang
sebaiknya kita sebut ilmu penngetahuan.Cabang-cabang itu sebaiknya dibagi
berdasarkan pokok perhatian.Dengan demikian tiap suku bangsa di dunia biasanya
mempunyai pengetahuan tentang:

1. Alam sekitarnya

2. Alam flora di daerah tempat tinggalnya

3. Alam fauna

4. Zat-zat bahan mentah dan benda dalam lingkungannya

5. Tubuh mannusia

6. Sifat-sifat dan tingkah laku sesame manusa dan

7. Ruang dan waktu.

Pengetahuan tentang sekitarnya adalah misalnya pengetahuan tentang


musim-musim, tentang sifat-sifat gejala alam, tentang bintang-bbintang dan
sebagainya

10.SISTEM RELIGI.

Sejak lama sejak ilmu antropologi belum ada dan hanya merupakan satu
religi telah menjad pokok penting mengenai suku bangsa. Sebenarnya ada dua hal
yang menyebabkan perhatian yang besar itu,yaitu:

1.Upacara keagamaan dalam kebudayaan suatu suku biasanya merupakan


unsur yang tampak paling lahir,
2.Bahan etnnografi mengenai upacara keagamaan
diperlukan untuk menyusun teori tentang asal mula religi.

Walaupun pada akhirnya sistem religi dan ilmu gaib sering kelihatan sama,
dan walaupun sukar untuk menentukaan batas upacara yang bersifat religi, dan
upacara yang bersifat ilmu gaib, pada dasarnya ada juga suatu perbedaan yang
besar sekali antara kedua pokok itu. Perbedaan dasarnya terletak dalam sikap
manusia pada waktu ia sedang menjalankan agama manusia bersifat menyerahkan
diri sama sekali kepada Tuhan, kepada dewa-dewa, kepada roh nenek moyang
yang disembahnya itu. Dalam hal itu manusia biasanya terhinggap oleh suatu
emosi keagamaan. Sebaliknya, pada waktu menjalankan ilmu gaib kekuatan tinggi
dan gaib agar menjalankan kehendaknya dan berbuat apa yang hendak dicapainya.

11.KESENIAN.

Perhatian terhadap kesenian atau hasrat atau segala hasrat ekspresi manusia
akan keindahan dalam kebudayaan suku bangasa diluar Eropa mula-mula bersifat
deskriptif. Lapangan-lapangan khusus dalam kesenian apabila seorang ahli
antropologi ingin mengisi bab entang kesenian dalam buku etnografinya maka
sebaiknya ia berpedoman pada suatu kerangka buku mengenai lapangan husus
dalam kesenian.
Dipandang dari sudut cara kesenian sebagai ekspresi hasrat akan keindahan
itu dinikmati, maka ada dua lapangan besar yaitu

1).Seni rupa atau kesenian yang dinikmati oleh dengan mata dan

2). Seni suara, atau kesenian yang dinikmati manusia melalui pendengaran.

Suatu lapangan kesenian yang meliputi kedua bagian tersebut di ats adalah
seni gerak

1).Seni Rupa: > seni patung


>seni relief
>seni lukis dan gambar
>seni rias

2).Seni Suara: >seni vokal


>seni instrumental
>seni sastra

Atau seni tari, karena kesenian ini dapat dinikmati dengan mata maupun
telinga.Akhirnya ada suatu lapangan yang meliputi keseluruhannya, yaitu seni
drama, karena lapangan kesenian ini meliputi unsure-unsur dari seni lukis, seni
rias, seni music, seni sastra, dan seni tari, yang semuanya diintegrasikan menjadi
satu kebulatan. Seni drama bias bersifat modern dengan teknologi modern, ialah
seni film.

You might also like