You are on page 1of 19

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA (KKN-UPI 2008)

PROGRAM LINGKUNGAN HIDUP


Kampung Cibolang RW 09 Desa Kertawangi, Cisarua, Bandung Barat

BAB I
PENDAHULUAN

A. Analisis Situasi

Kampung Cibolang dikelilingi oleh pegunungan dan bukit. Lingkungan kampung masih
hijau dan asri dengan jalan yang masih berbatu. Tidak ada sawah di kampung ini, yangh
terlihat hanyalah kebun, terutama yang mendominasi adalah kebun labu dan kebun
bunga. Selain itu banyak dibudidayakan tanaman lainnya seperti tomat, buncis, jamur dan
komoditas sayuran lain. Banyaknya kebun di desa ini lebih disebabkan suhu dingin dan
udara sejuk yang sangat mendukung untuk bertanam sayuran.

Lingkungan kampung masih terasa asri, tetapi jumlah pohon relatif sedikit dibandingkan
wilayah desa yang luas. Hal tersebut menjadikan jalan-jalan di kampung terasa sedikit
gersang. Di kampung ini juga banyak ditemukan kandang sapi yang terletak di sekitar
rumah warga karena sebagian besar masyarakat berternak sapi, disamping ada yang
berternak hewan lain.

Air di kampung ini sangat melimpah. Mayoritas air yang dipakai masyarakat berasal dari
mata air Gunung Burangrang yang sangat jernih. Akan tetapi ada pemandangan yang
cukup mencolok saat melalui jalan utama yaitu terdapatnya bak-bak penampungan air
yang terlihat kotor dengan selang-selang air yang berlumut. Hal ini berpengaruh pada air
yang didistribusikan yaitu air terlihat keruh.

Generasi muda cukup banyak, namun hanya sebagian kecil yang melanjutkan pendidikan
ke jenjang yang lebih tinggi dari sekolah dasar. Hal ini dikarenakan masyarakat kurang
faham akan pentingnya pendidikan, sehingga mayoritas kaum muda lebih memilih
mencari uang daripada sekolah.

Kebersihan lingkungan di RW 09 dirasa kurang. Rutinitas penduduk pergi ke kebun pada


pagi hari dan baru pulang sore hari menjadi salah satu faktor penyebab terabaikannya
kebersihan lingkungan. Faktor lain yang sangat berpengaruh adalah pendidikan penduduk
yang relatif rendah sehingga kurangnya pengetahuan dalam menjaga lingkungan.

Banyaknya peternakan sapi di desa yang ditunjang dengan pengetahuan yang relatif
minim tentang lingkungan diduga berpengaruh pada kondisi perairan. Hal ini terlihat
dengan ditemukannya kotoran sapi di beberapa sungai. Kurangngnya kesadaran akan
pentingnya menjaga lingkungan juga terlihat dari tempat-tempat penampungan air
sementara yang terdapat di setiap RW. Tempat penampungan terlihat kumuh dengan bak
penampung yang terbuka, kotor dan selang yang berlumut.
B. Permasalahan

Kesadaran warga khususnya warga RW 09 akan pentingnya menjaga kelestarian dan


kebersihan lingkungan terlihat masih kurang. Hal ini disebabkan karena kesibukan
mereka dalam menjalankan rutinitas pekerjaan yang banyak menyita waktu. Rata-rata
aktivitas keseharian mereka adalah berangkat ke kebun pada pagi hari dan pulang pada
sore hari. Hal ini mengakibatkan waktu yang tersisa untuk mengurusi urusan lain diluar
pekerjaan sangat sedikit, termasuk mengurusi lingkungan sekitar. Sehingga lingkungan
terlihat kurang terawat karena rendahnya kepedulian penduduk terhadap kebersihan
lingkungan.
Dari uraian di atas, mahasiswa KKN UPI program Pengelolaan Lingkungan Hidup di
RW 09 desa Kertawangi memfokuskan kegiatan pada masalah kebersihan lingkungan,
yaitu:

1. Pengujian kualitas sampel air yang digunakan oleh warga masyarakat RW 09 desa
Kertawangi.
2. Pemanfaatan kotoran sapi sebagai pupuk kandang.
3. Penanaman kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan sekitar pada anak
usia dini.

C. Tujuan

Adapun tujuan umum kegiatan KKN UPI program Pengelolaan Lingkungan Hidup,
yaitu :

1. Meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan sekitar.


2. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memperhatikan, menjaga, dan
memelihara lingkungan hidup, khususnya lingkungan sekitar.
3. Merintis pembentukan lembaga/institusi peduli lingkungan hidup.
4. Merintis program pembinaan lingkungan hidup.

Sedangkan tujuan khusus kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) program Pengelolaan
Lingkungan Hidup di RW 09 desa Kertawangi. yaitu:

1. Mengetahui kualitas air yang digunakan masyarakat RW 09 desa Kertawangi.


2. Memberikan penyuluhan dan praktek pembuatan pupuk kandang yang berasal
dari kotoran sapi.
3. Menanamkan pentingnya menjaga kebersihan di kalangan masyarakat. khususnya
menanamkan cinta kebersihan pada anak usia dini (SD).

D. Target
Adapun yang menjadi target dari program KKN UPI yaitu masyarakat RW 09 desa
Kertawangi dan anak- anak SDN Kertasari.

E. Lokasi KKN

Adapun lokasi KKN yaitu di kampung Cibolang RW 09 dusun III desa Kertawangi
kecematan cisarua kabupaten bandung barat - jawa barat.

F. Mahasiswa dan Dosen Pembimbing Lapangan

Mahasiswa yang mengikuti KKN program Pengelolaan Lingkungan Hidup di desa


Kertawangi yaitu :

1. Annastia Fidia Rani – 054953 – Pendidikan Luar Biasa / FIP.


2. Harman Yusiwa – 055539 – MRL / FPIPS.
3. Mia Mardiah – 056151 – Pendidikan Biologi /FPMIPA.
4. Neni Sriwahyuni – 056188 – Pendidikan Bahasa Arab / FPBS.
5. Risyani Nur Apriani – 054799 – Pendidikan Ekonomi / FPIPS.
6. Salih Ramdan – 054185 – PJKR / FPOK.
7. Santi Luthfiah Mufti – 054632 – Pendidikan Bahasa Jepang / FPBS.
8. Siti Solihah – 055446 – Pendidikan Kimia / FPMIPA.
9. Uka Fahrurosid – 054370 – Pendidikan Teknik Mesin / FPTK.

Dosen Pembimbing lapangan:


Siti Aisyah S.Pd , M.Si – NIP 132 296 927

BAB II
PERENCANAAN, PELAKSANAAN DAN HASIL
PROGRAM

A. Perencanaan Program

1. Sosialisasi Program KKN

Sebelum dilaksanakan kegiatan-kegiatan inti, diadakan sosialisasi terlebih dahulu


dengan aparat pemerintah desa, ketua RW, dan tokoh masyarakat. Hal ini
bertujuan untuk menjelaskan maksud kedatangan mahasiswa KKN UPI ke desa
tersebut. Sosialisasi dimulai pada hari Rabu tanggal 16 Juli 2008 dengan
mendatangi balai desa Kertawangi untuk menginformasikan bahwa desa tersebut
adalah salah satu desa yang dijadikan tempat KKN dari Universitas Pendidikan
Indonesia. Salah satu kelompok yang ditempatkan di desa tersebut adalah
kelompok KKN yang membawa program ”Pengelolaan Lingkungan Hidup”.
Setelah diadakan perbincangan dengan aparat desa, akhirnya mahasiswa KKN
UPI ”Pengelolaan Lingkungan Hidup” di tempatkan di RW 09 kampung Cibolang
dusun III, dengan pertimbangan bahwa kesadaran warga masyarakat akan
lingkungan hidup di RW tersebut masih kurang.

Pada hari Jumat tanggal 25 Juli dilaksanakan silaturrahim dengan warga RW 09


kampung Cibolang dalam kegiatan pengajian yang bertempat di masjid Nurul
Jannah. Mahasiswa KKN UPI memperkenalkan diri ke forum pengajian serta
menjelaskan maksud kedatangannya ke kampung Cibolang. Warga masyarakat
kampung Cibolang khususnya di RW 09 sangat terbuka menerima kedatangan
mahasiswa. Mereka menyambut dengan antusias disertai dengan sikap yang
ramah, sehingga dengan kondisi masyarakat seperti itu, diharapkan kedepannya
akan sangat membantu melaksanakan program-program KKN.

Selain silaturahim kepada masyarakat, mahasiswa juga melaksanakan silaturahim


ke SD Kertasari, yang nantinya di SD tersebut akan dilaksanakan perlombaan
antar kelas, sebagai salah satu kegiatan KKN program ”Pengelolaan Lingkungan
Hidup”. Kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan cinta lingkungan hidup
terhadap anak usia dini.

2. Pendataan dan identifikasi potensi, permasalahan serta kebutuhan

Kampung Cibolang dikelilingi oleh pegunungan dan bukit. Lingkungan kampung


masih hijau dan asri serta jalannya masih berbatu, belum diaspal. Sawah jarang
ditemukan, kebanyakan terlihat kebun, utamanya kebun labu dan kebun bunga,
hal ini karena iklim di sana kurang cocok untuk daerah pesawahan.

Lingkungan pedesaan masih terasa asri, tetapi jumlah pohon tidak terlalu banyak,
sehingga jalan-jalan di sana agak sedikit gersang. Selain itu juga, di sana banyak
ditemukan kandang sapi, karena sebagiaan masyarakat di sana berternak sapi.

Mayoritas penduduk di kampung tersebut menggunakan air yang berasal dari


gunung Burangrang, kemudian sisanya menggunakan sumur gali, dan hanya
beberapa keluarga yang menggunakan jasa PDAM, alasan utamanya yaitu harga
unit PAM yang mahal. Selain itu karena masyarakat desa sudah merasa cukup
dengan adanya sumber mata air dari gunung Burangrang, air tersebut dinilai
cukup bersih untuk dijadikan bahan baku air minum masyarakat.

Berdasarkan gambaran di atas, diperoleh kesimpulan tentang data dan identifikasi


potensi di sana, antara lain:

o Tersedianya sumber mata air bersih yang berasal dari gunung Burangrang,
akan tetapi penampungan air di setiap titik jarang dibersihkan sehingga
dikhawatirkan adanya kontaminasi dari luar.
o Sebagian masyarakat yang berternak sapi, masih belum bisa
memanfaatkan kotoran sapi secara lebih optimal, bahkan ada sebagian
warga yang membuangnya ke sungai sehingga mengakibatkan
pencemaran.
o Masih minimnya tong sampah di sepanjang jalan, sehinga mengakibatkan
warga membuang sampah seenaknya.

Sasaran Objek

Berdasarkan permasalahan di atas, yang menjadi sasaran objek dalam kegiatan


KKN ini yaitu lingkungan sekolah dan lingkungan pemukiman. Lingkungan
sekolah yang dijadikan sasaran adalah Sekolah Dasar Negeri Kertasari yang
terletak di RW 10. Jaraknya dapat ditempuh dengan berjalan kaki sekitar 10
menit. Adapun lingkungan pemukiman yang menjadi sasaran adalah lingkungan
pemukiman yang berada di RW 09 kampung Cibolang desa Kertawangi.

Sasaran Subjek

Adapun sasaran subjek dalam program KKN ini yaitu siswa Sekolah Dasar
Negeri Kertasari dan masyarakat secara umum, khususnya masyarakat yang ada
di RW 09 kampung Cibolang, desa Kertawangi.

Sasaran Program

Sasaran program dalam kegiatan KKN ini adalah peningkatan kesadaran


masyarakat akan pentingnya mengelola lingkungan hidup. Hal ini dilakukan
dengan cara melaksanakan berbagai program yaitu, pemeriksaan kualitas air yang
biasa dipakai sebagai bahan baku air minum masyarakat RW 09, mengadakan
lomba kebersihan antar kelas di SDN Kertasari, membuat poster lingkungan
hidup untuk SDN Kertasari, melakukan kerja bakti di sekitar lingkungan desa,
pembuatan pupuk organik dari kotoran sapi, serta penyuluhan akan pentingnya
menjaga kebersihan lingkungan.

Lembaga Pendukung Yang Ada

Di kampung Cibolang tidak ada lembaga pendukung yang berkaitan dengan


pengelolaan lingkungan hidup.

3. Penyusunan perencanaan dan langkah – langkah kegiatan:

Perencanaan kegiatan periode 22 Juli-29 Agustus 2008

Waktu Deskripsi kegiatan


20 Juli 2008 Survey tempat, sosialisasi pertama program
KKN ke kepala desa
Penerimaan mahasiswa KKN & sosialisasi
22 Juli 2008
program
22 Juli 2008 Pindahan ke tempat kontrakan
Berbenah tempat dan adaptasi dengan
22-25 Juli 2008
lingkungan baru
Silaturahim dengan aparat desa dan tokoh
25 Juli- 01 Agustus 2008 masyarakat dalam rangka sosialisasi
kegiatan
Identifikasi potensi dan permasalahan
01-05 Agustus 2008
kampung Cibolang
05-23 Agustus 2008 Pelaksanaan program
23-28 Agustus 2008 Penyusunan laporan
28 Agustus 2008 Pamit terhadap warga dan aparat desa
29 Agustus 2008 Kembali ke kampus

Deskripsi Langkah-langkah kegiatan yang kami lakukan adalah:

Pada minggu pertama;

Minggu pertama di kampung Cibolang diagendakan untuk kegiatan silaturahim


dan sosialisasi kegiatan kepada masyarakat setempat. selama kunjungan-
kunjungan tersebut diadakan sosialisasikan program-program KKN, dengan
harapan warga setempat bisa memberikan informasi tentang potensi-potensi desa
khususnya yang berkaitan dengan lingkungan hidup, serta informasi tentang
kebersihan lingkungan sekitar. Diharapkan semua informasi tersebut dapat
membantu kelancaran program KKN. Diantara rumah yang didatangi mahasiswa
adalah rumah Bapak Dedi (Ketua RW 09), Ustadz Usep, Bapak Yayan (petugas
KUA), Bapak-bapak RT, dan seorang ustadzah yang biasa dipanggil Ummi.
Mereka merupakan tokoh panutan di RW 09. Mahasiswa juga berkunjung ke
SDN Kertasari, dimana SD tersebut merupakan satu-satunya SD yang berada di
kampung Cibolang. Selain itu juga, mahasiswa menghadiri berbagai pengajian
yang biasa dilaksanakan di RW 09.

Pada minggu kedua;

Pada minggu kedua mulai dilaksanakan program-program KKN, yang dimulai


dengan kegiatan perlombaan kebersihan antar kelas di SDN Kertasari.
Perlombaan ini diperuntukan untuk seluruh kelas yang ada di SD tersebut, yang
berjumlah 10 ruang kelas. Kegiatan lainnya yaitu melakukan kerja bakti di sekitar
RW 09 dengan masyarakat setempat, yang disertai dengan memberikan sedikit
pemahaman kepada mereka tentang pentingnya kebersihan lingkungan.
Pada minggu ketiga;

Pada minggu ketiga dilaksanakan program selanjutnya yaitu pengujian kualitas air
di RW 09. Pada hari Rabu tanggal 6 Agustus 2008 mahasiswa melakukan
pengambilan sampel air dari sumber mata air Gunung Burangrang (salah satu
sumber mata air utama yang digunakan warga RW 09), kemudian dari tempat
penampungan air dan dari kediaman warga. Selanjutnya diuji kualitasnya di
Laboratorium Air Pusat Lingkungan Geologi Bandung. Tujuan dari pemeriksaan
air ini yaitu untuk mengetahui kualitas air di RW 09, dan mengetahui apakah
terdapat pencemaran ke dalam badan air atau tidak. Bertepatan dengan minggu
ketiga, ada program rutin Desa Kertawangi yaitu kerja bakti membersihkan jalan
utama desa, mahasiswa ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Pada minggu ketiga
juga, mahasiswa melakukan pembuatan pupuk kandang dengan memanfaatkan
kotoran sapi yang berada di sekitar RW 09 (masyarakat RW 09 banyak yang
memiliki ternak sapi). Pembuatan pupuk kandang ini bertujuan untuk
meminimalisir dan meningkatkan daya guna limbah kotoran sapi yang banyak
terdapat di RW 09. Pada pembuatan pupuk kandang, selain memanfaatkan
kotoran sapi juga, memanfaatkan air seni dari sapi itu. Prosesnya yaitu kotoran
sapi ditumpuk dengan jerami kemudian ditumpuk kotoran sapi kemudian diberi
air kencing sapi dan dibubuhi sedikit gula putih. Campuran tersebut kemudian
dibiarkan sampai menjadi kering dan berubah warna.

Pada minggu keempat;

Pada minggu keempat mulai dilaksanakan sosialisasi hasil penelitian sampel air
yang dilakukan di Laboratorium Air Pusat Lingkungan Geologi Bandung,
sekaligus memberikan solusi atas pencemaran air yang terjadi di sekitar dusun III.
Selain itu juga, dilakukan pemantauan hasil pembuatan pupuk kandang dan
pertumbuhan tanaman yang diberi pupuk tersebut. Hasilnya belum dapat terlihat
secara signifikan karena waktu pengamatan yang sangat terbatas. Selanjutnya
diadakan penutupan lomba kebersihan yang dilaksanakan di SDN Kertasari.
Harapan mahasiswa, meskipun perlombaan tersebut telah selesai, tetapi semangat
para siswa untuk menjaga lingkungan sekitarnya tetap terjaga.

Pada minggu kelima;

Pada minggu kelima diadakan sosialisasi uji kualitas air dan pembuatan pupuk.
Serta mulai dilakukan penyusunan laporan KKN hasil kegiatan selama kurang
lebih empat puluh hari. Pada minggu ini juga dilakukan perpisahan dengan warga
setempat untuk pamit pulang.

Rincian langkah langkah kegiatan:

Waktu Kegiatan Lokasi


Survey tempat, Sosialisasi pertama
20 Juli 2008 Desa kertawangi
program KKN ke kepala desa
Penerimaan mahasiswa kkn & sosialisasi
22 Juli 2008 Balai desa Kertawangi
program
Rumah Pak Sukarna,
22 Juli 2008 Pindahan ke tempat kontrakan
Rw 09
22 Juli 2008 Silaturahmi ke ketua RW 09 Rumah Ketua RW 09
Rumah Pak Sukarna,
23 Juli 2008 Berbenah, Adaptasi lingkungan
RW 09
24 Juli 2008 Silaturahmi ke SD Kertasari SD Kertasari
29 Juli 2008 Silaturahmi ke ketua RT 03 Rumah ketua RT 03
Kediaman Pak Yayan,
29 Juli 2008 Silaturahmi ke tokoh masyarakat
Ust. Usep, dan Umi
Laboratorium Air Pusat
30 Juli-01
Pengurusan pengujian air Lingkungan Geologi,
Agustus 2008
Bandung
02 Agustus Sosialisasi program kebersihan antar kelas
SDN Kertasari
2008 ke SD Kertasari
02 Agustus Pengajian rutinan ibu-
Sosialisasi program kerja bakti
2008 ibu rw 09
03 Agustus
Kerja Bakti Lingkungan RW 09
2008
Burangrang,
penampungan dari G.
Burangrang, Curug
06 Agustus
Sampling Air Layung, penampungan
2008
Curug Layung,
penampungan di RW 09,
rumah penduduk
06-07
Laboratorium Air Pusat
Agustus
Pengujian kualitas air Lingkungan Geologi,
2008, 11-13
Bandung
Agustus 2008
10 Agustus Lingkungan desa
Kerja Bakti
2008 Kertawangi
12 Agustus
Pembuatan pupuk kandang Lahan kebun RT 01
2008
20 Agustus
Uji coba pupuk kandang Lahan kebun RT 01
2008
26 Agustus Sosialisasi hasil pengujian kualitas air,
Aula balai desa
2008 pupuk kandang dan penyuluhan air bersih
Berpamitan dengan warga, tokoh
27 Agustus
masyarakat dan aparat desa, persiapan Desa kertawangi
2008
pulang
28 Agustus Kembali ke kampus Kampus & tempat
2008 masing-masing

B. Pelaksanaan Program

Profil lokasi KKN

Desa Kertawangi memiliki luas sekitar 1800 Ha terdiri dari tanah kering, tanah fasilitas
umum dan tanah hutan. Bentang wilayah Kertawangi merupakan daerah berbukit dengan
ketinggian 1300 mdl dengan curah hujan mencapai 42 m/tahun dan suhu rata – rata
harian 180C.

Sumber Daya Alam


Secara umum sumber daya alam yang ada di desa Kertawangi meliputi beberapa aspek,
diantaranya:

1. Pertanian

Luas lahan pertanian di desa Kertawangi adalah 136.5 Ha, dengan lahan untuk
komoditas tanaman pangan seluas 101 Ha, dan untuk komoditas buah-buahan
seluas 35,5 Ha. Jenis komoditas tanaman pangan yang dibudidayakan adalah
jagung dengan luas lahan 20 ha dan hasil 15 Ton/Ha, ubi kayu dengan luas lahan
2 Ha dan hasil 10 Ton/Ha, ubi jalar dengan luas lahan 2 ha dan hasil 12 Ton/Ha,
cabe dengan luas lahan 2 Ha dan hasil 5 Ton/Ha, tomat dengan luas lahan 12 Ha
dan hasil 30 Ton/Ha, kentang dengan luas lahan 50 Ha dan hasil 50 Ton/Ha, kubis
dengan luas lahan 5 Ha dan hasil 25 Ton/Ha, buncis dengan luas lahan 30 Ha dan
hasil 14 Ton/Ha, brokoli dengan luas lahan 2 Ha dan hasil 15 Ton/Ha, terong
dengan luas lahan 2 Ha dan hasil 35 Ton/Ha, brumkol dengan luas lahan 30 Ha
dan hasil 20 Ton/Ha, serta jamur dengan luas lahan 4 Ha dan hasil 672000
Ton/Ha.
Jenis komoditas buah-buahan yang dibudidayakan adalah buah alpukat dengan
luas lahan 0,5 Ha dengan hasil 10 Ton/Ha dan buah pisang dengan luas lahan 35
Ha dengan hasil 500 Ton/Ha. Adapun luas lahan untuk komoditas tanaman 31980
m2, dengan tanaman yang dibudidayakan berupa anggrek dengan luas lahan 1050
m2 dan hasil panen 10 tangkai/m2, anyelir dengan luas lahan 7000m2 dan hasil
panen 36 tangkai/m2, hebras dengan luas lahan 6720m2 dan hasil panen
9tangkai/m2, krisan dengan luas lahan 4200 m2, mawar dengan luas lahan 10000
m2, serta sedap malam dengan luas lahan 3010 m2.

2. Kehutanan

Luas hutan berdasarkan kepemilikannya adalah 1222,67 Ha berupa lahan


perhutani seluas 1193,67 Ha dan milik adat/masyarakat seluas 30 Ha. Luas hutan
yang dipakai sebagai kawasan hutan lindung seluas 742,67 Ha, dan luas lahan
kritis 100 Ha.

3. Peternakan
Peternakan di desa Kertawangi meliputi peternakan sapi, babi, ayam, bebek, kuda,
kambing, kelinci, dan domba. Dengan jenis populasi ternak terbanyak berupa
ayam 2765 ekor dan sapi 1000 ekor.

4. Sumber daya air

Mata air berjumlah 8 yang dimanfaatkan oleh 500 kepala keluarga. Sumur gali
berjumlah 6 buah yang dimanfaatkan oleh 350 kepala keluarga. PAM berjumlah 1
unit, dengan pemanfaat 25 kepala keluarga. Pipa berjumlah 4 unit, dengan
pemanfaat sebanyak 1000 kepala keluarga. Sungai yang melewati desa ini yaitu
sungai Cijangel, Cilayung, dan Cilastari. Pemanfaatan danau dengan luas 74 Ha
digunakan untuk keperluan air minum, perikanan, cuci, mandi, dan irigasi.
Mayoritas penduduk di desa Kertawangi menggunakan air yang berasal dari
gunung Burangrang, kemudian sisanya menggunakan sumur gali, dan hanya
beberapa keluarga yang menggunakan jasa PDAM, alasan utamanya yaitu harga
unit PAM yang mahal. Selain itu karena masyarakat desa sudah merasa cukup
dengan adanya sumber mata air dari gunung Burangrang, air tersebut dinilai
cukup bersih untuk dijadikan bahan baku air minum masyarakat.
Sumber Daya Manusia
Jumlah total penduduk desa Kertawangi ini mencapai 10250 orang dengan komposisi
jumlah laki- laki 5221 orang dan jumlah wanita 5029 orang. Kepadatan penduduk
mencapai 569 orang/km2. Mayoritas masyarakat desa Kertawangi beragama Islam, selain
itu juga ada yang beragama Kristen dan penganut agama kepercayaan. Etnis Sunda
merupakan etnis terbanyak di desa Kertawangi, serta ada juga etnis Jawa dan Bugis.
Penduduk desa Kertawangi memiliki latar belakang pendidikan mulai dari SD,
SLTP/sederajat, SLTA/sederajat, D-1, D-2, D-3, S-1 dan S-2, dengan mayoritas
penduduk rata-rata hanya menyelesaikan pendidikan sampai tingkat Sekolah Dasar.

Mata Pencaharian Penduduk


Mayoritas penduduk di desa Kertawangi bermata pencaharian sebagai petani dan buruh
tani. Jenis tanaman yang dibudidayakan berupa tanaman pangan seperti jagung,
singkong, ubi, sayur-sayuran seperti labu siam, buncis, brumkol dan tomat, serta tanaman
hias. Selain itu jamur merupakan salah satu komoditas utama dari desa ini. Di desa ini
tidak ada lahan persawahan, padi tidak dibudidayakan. Masyarakat Kertawangi juga
bermata pencaharian sebagai peternak. Jenis hewan yang diternakan seperti sapi, babi,
ayam, bebek, kuda, kambing, kelinci dan domba. Jenis mata pencaharian penduduk desa
Kertawangi yang lain adalah sebagai pegawai negeri sipil, pengrajin, pedagang, montir,
dokter, TNI, Polri dan pekerjaan jasa.

Kelembagaan
Lembaga pemerintahan
Desa Kertawangi dikepalai oleh seorang kepala desa dan perangkat kelembagaan desa
lainnya. Juga terdapat Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Jarak ke ibukota kabupaten
27 km, dengan waktu tempuh sekitar 1,5 jam.

Profil sasaran KKN


Profil RW 09 Dusun III desa Kertawangi

RW 09 berada di Kampung Cibolang Dusun III Desa Kertawangi Kecamatan Cisarua


Kabupaten Bandung Barat. Jumlah penduduk mencapai 4250 orang dengan komposisi
jumlah laki-laki 2221 orang dan jumlah wanita 2029 orang dengan kepadatan penduduk
mencapai 169 orang/km2.

Mayoritas penduduk RW 09 bermata pencaharian sebagai petani dan buruh tani. Jenis
tanaman yang dibudidayakan berupa tanaman pangan, buah-buahan dan tanaman hias.
Selain itu penduduk RW 09 bermata pencaharian sebagai peternak dengan hewan ternak
yang banyak dibiakan adalah sapi.

Sumber air penduduk RW 09 sebagian besar berasal dari Gunung Burangrang yang
didistribusikan melalui selang-selang yang terdapat di penampungan air. Selain itu
penduduk menggunakan air dari Boron dan Ci Lejet.

Profil SDN Kertasari

SD Kertasari merupakan satu-satunya SD yang berada di kampung Cibolang Dusun III.


Ruang kelas berjumlah 10 dengan lingkungan sekitar yang cukup bersih. Tanaman yang
terdapat di SD tidak terlalu banyak, hanya terdapat dua taman kecil yang berada di
halaman depan sekolah dan halaman belakang, serta beberapa tanaman hias dan pohon
yang berada di beberapa halaman kelas.

Program – program yang dilaksanakan

Program Pengelolaan Lingkungan Hidup selama kegiatan KKN di RW 09 yaitu:

1. Uji Kualitas Air

Dengan meningkatnya kegiatan manusia semakin meningkat pula jumlah limbah


yang dibuang. Wadah-wadah air yang ada terutama sungai masih merupakan
tempat pembuangan limbah cair dan padat yang akhirnya dapat menurunkan
kualitas air dan mengakibatkan dampak yang kurang baik terhadap kesehatan
manusia.

Mayoritas masyarakat RW 09 menggunakan air yang berasal dari gunung


Burangrang sebagai sumber mata air utama. Salah satu program utama dalam
kegiatan KKN ini adalah menguji kualitas air yang digunakan masyarkat RW 09.
air yang dimaksud adalah air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari,
seperti untuk minum, mandi, mencuci, dan sebagainya.

Pada tanggal 6 Agustus tepatnya pada hari Rabu, dilakukan pengammbilan


sampel air dari enam lokasi, yaitu:
o Mata air Gunung Burangrang yang merupakan sumber mata air utama
Kampung Cibolang.
o Curug Layung yang merupakan penampungan pertama yang berada di
bawah Gunung Burangrang. Curug Layung menampung air langsung dari
Gunung Burangrang.
o Dua penampungan yang berada di sekitar RW 08.
o Penampungan air yang berada di RW 09.
o Air yang berasal dari rumah penduduk di RW 09.

Prinsip penentuan lokasi sampling dalam penelitian ini adalah pengambilan air
dari sumber mata air utama, penampungan, dan air yang sampai kepada
masyarakat RW 09. Sehingga dengan demikian, dapat diketahui kualitas air yang
berasal dari sumber hingga kualitas air yang sampai kepada masyarakat. Dengan
demikian dapat diketahui di tempat mana terjadi penurunan kualitas air dan
diselidiki yang menjadi sumber pencemar, selanjutnya dapat dicari solusi untuk
menyelesaikan dan mencegah timbulnya pencemaran.

Air yang diuji kulitasnya dalam penelitian ini merupakan air yang digunakan
sebagai bahan baku air minum oleh masyarakat setempat. Bahan baku air minum
diharuskan memenuhi standar kualitas yang diberlakukan oleh Kepmenkes.
Parameter yang diujikan dalam analisis kualitas air meliputi parameter fisika,
kimia, dan mikrobiologi dengan standar pembanding KEPMENKES SK VII/
2002 (terlampir). Pengujian kualitas air dilaksanakan di Laboratorium Air Pusat
Lingkungan Geologi Bandung.

2. Pembuatan Pupuk Organik

Limbah peternakan merupakan produk dari usaha peternakan yang keberadaannya


tidak dikehendaki sehingga harus dibuang. Usaha budidaya ternak sapi
menghasilkan limbah berupa kotoran ternak (feses dan urine), sisa pakan ternak
seperti jerami. Selama ini pemanfaatan kotoran ternak di RW 09 langsung
digunakan untuk pemupukan tanpa melalui proses pengolahan. Kondisi ini
dimungkinkan terjadi mengingat tidak disadarinya manfaat dan fungsi pengolahan
kotoran sapi, kurangnya pengetahuan proses pembuatan pupuk organik secara
sederhana dan cepat, kurangnya pemahaman mengenai nilai tambah pupuk
organik dari kotoran ternak dan kurangnya pemahaman para peternak khususnya
terhadap dampak negatif yang ditimbulkan dari pencemaran lingkungan oleh
kotoran ternak.

Program pembuatan pupuk organik dilakukan dengan cara pendekatan kepada


masyarakat yang berternak sapi, subjeknya adalah seluruh masyarkat yang
mempunyai sapi. Sosialisasi dan uji coba pertama dilakukan di RT 01 RW 09.
Subjek terlibat secara langsung yakni langsung melakukan praktek pembuatan
pupuk dengan memanfaatkan kotoran sapi. Selanjutnya pupuk yang sudah jadi
langsung diujicobakan pada tanaman bawang daun milik warga.
Program ini bertujuan untuk memberi pengetahuan tentang cara pemanfaatan
kotoran sapi secara tepat, sehingga diharapkan masyarakat RW 09 khususnya para
peternak sapi memiliki pandangan bahwa kotoran sapi bisa lebih bermanfaat bila
diolah secara benar, sehingga tanaman yang dihasilkan lebih baik.

Berikut beberapa manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari pembuatan pupuk
kandang:

o Mengurangi bau yang tidak sedap (busuk) pada lingkungan peterakan.


o Menghilangkan faktor penghambat pertumbuhan tanaman yang ada pada
Kotoran Ternak Segar (KTS).
o Menghilangkan kesan kotor/menjijikkan.
o Menghilangkan agen pathogen atau bibit rumput liar yang ada pada
limbah ternak.
o Meningkatkan nilai jual pupuk untuk tambahan pendapatan peternak.

Bahan dan Alat yang Digunakan dalam Pembuatan Pupuk Organik:


Bahan

o Kotoran sapi (feses dan urine)


o Sampah organik berupa jerami
o Gula pasir

Alat

o Sekop
o Ember

Tahapan Pembuatan
Kotoran sapi ditimbun dengan jerami, kemudian ditimbun dengan kotoran sapi.
Timbunan tersebut kemudian disiram dengan urine sapi dan selanjutnya diberi
sedikit gula pasir. Campuran tersebut dibiarkan selama satu minggu.

3. Mengadakan Lomba Kebersihan Antar Kelas di SDN Kertasari

Lomba kebersihan antar kelas di SDN Kertasari dilaksanakan selama tiga minggu
berturut-berturut, yang dimulai pada tanggal 28 Juli sampai 19 Agustus 2008.
Perlombaan diikuti oleh seluruh kelas, mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6
yang jumlahnya ada 10 kelas. Penilaian dilakukan oleh tiga orang juri, yang
terdiri dari dua orang mahasiswa KKN UPI dan seorang guru di SDN Kertasari.
Penilaian dilakukan dengan berkeliling ke setiap kelas, dengan mengacu pada
format penilaian yang telah disediakan.
Lomba kebersihan antar kelas ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran
peduli terhadap lingkungan sekitar kepada anak usia dini, serta membiasakan
anak untuk selalu menjaga lingkungan sekitar sejak dini.

4. Kerja Bakti

Selama KKN di desa Kertawangi, kami mengadakan dua kali kerja bakti, yaitu
pada hari Minggu tanggal 27 Juli 2008 yang dilaksanakan di sekitar kampung
Cibolang, khususnya RW 09. Kerja bakti ini dibagi dua sesi. Sesi pertama
dilaksanakan pada pagi hari sampai dengan siang hari, yang diikuti oleh kaum
laki-laki, sedangkan sesi kedua dilaksanakan sore hari yang diikuti oleh kaum
perempuan.

Adapun kerja bakti kedua dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 10 Agustus
2008 dilaksanakan di sekitar Dusun I desa Kertawangi. Kerja bakti ini diikuti oleh
para tentara yang sedang latihan di sekitar Situ Lembang, dua kelompok KKN
yang ada di desa Kertawangi, yaitu kelompok Pengelolaan Lingkungan Hidup dan
Pemberdayaan Keluarga, serta diikuti oleh warga setempat. Dalam kerja bakti ini
Kepala Desa Kertawangi ikut terjun langsung dalam kegiatan.

5. Pembuatan Poster Lingkungan Hidup

Pembuatan poster yang bertemakan ”Lingkungan Hidup” bertujuan untuk


memotivasi anak-anak dalam menjaga kelestarian dan kebersihan lingkungan.
Poster ini ditujukan untuk siswa-siswa SDN Kertasari yang merupakan salah satu
sasaran subjek dalam program KKN. Poster ditempel di dalam kelas. Isi poster
meliputi ajakan dan himbauan pada siswa untuk lebih mencintai lingkungan
sekitar dan menerapkan pola hidup bersih.

6. Sosialisasi Hasil Uji Kualitas Air dan Pupuk

Sosialisasi hasil uji kualitas air dan pupuk dilaksanakan pada hari Selasa tanggal
26 Agustus 2008 di aula Balai Desa Kertawangi. Sosialisasi ini bertujuan untuk
memberikan informasi kepada masyarakat mengenai kualitas air yang biasa
digunakan sehari-hari di RW 09. Selain itu, dalam sosialisasi ini disampaikan
mengenai pembuatan pupuk organik secara sederhana dan hasil yang diperoleh.

Hasil – hasil pelaksanaan program

1. Uji Kualitas Air

Uji kualitas air yang dilakukan di Pusat lingkungan Geologi meliputi pengukuran
parameter fisika, kimia dan mikrobiologi. Parameter fisika meliputi kekeruhan,
warna, bau, rasa, dan daya hantar listrik. Parameter kimia meliputi derajat
keasaman (pH), kesadahan, kalsium (Ca2+), magnesium (Mg2+), besi total
(Fe3+), mangan (Mn2+), logam alkali (Na+, K+, Li+), karbonat (CO32-),
bikarbonat (HCO3-), karbondioksida (CO2) bebas, klorida (Cl-), sulfat (SO42-),
nitrat (NO3 ), nitrit (NO2-), silikat (SiO2), dan ammonium (NH4+). Parameter
mikrobiologi dengan mendeteksi keberadaan bakteri Coliform fecal yaitu bakteri
Escherichia coli. Ketiga parameter yang diujikan di atas (fisika, kimia dan
mikrobiologi) merupakan pengujian standar untuk uji kelayakan air minum dan
atau air yang akan djadikan air minum (air baku air minum).

Hasil pengujian kualitas air memperlihatkan bahwa semua sampel air yang diteliti
(6 sampel air) memenuhi standar yang diberlakukan Kepmenkes dalam analisis
fisika dan kimia (terlampir) dimana hasil pengujian parameter fisika dan kimia
keenam sampel air lebih rendah dibandingkan standar KEPMENKES SK VII/
2002. Sedangkan untuk pengujian parameter mikrobiologi memperlihatkan hasil
yang tidak memenuhi standar KEPMENKES SK VII/ 2002 karena adanya
kontaminasi bakteri Escherichia coli.

KEPMENKES SK VII/ 2002 mensyaratkan bakteri Escherichia coli adalah 0


JPT / 100 ml untuk air yang digunakan sebagai air minum dan bahan baku air
minum. Sedangkan sampel air yang diteliti memperlihatkan bakteri Escherichia
coli berjumlah dalam rentang 43-150 JPT/ 100 ml. Sehingga berdasarkan standar
Kepmenkes tersebut, air yang diteliti di RW 09 tidak memenuhi syarat uji
mikrobiologi.

Terdapatnya bakteri Escherichia coli dalam air sangat tidak diharapkan. Hal ini
dikarenakan bakteri Escherichia coli merupakan indikator tercemarnya air oleh
feses manusia atau hewan berdarah panas seperti sapi, kambing, kuda, dan
sebagainya. Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang biasa terdapat pada
usus manusia dan hewan berdarah panas.

Terdapatnya bakteri ini secara tidak langsung memperlihatkan sanitasi yang buruk
dari lingkungan. Keberadaan bakteri Escherichia coli ini tentu saja tidak
menguntungkan bagi masyarakat, dikarenakan bakteri ini merupakan penyebab
penyakit diare. Bahkan ada jenis bakteri Escherichia coli yang dapat
menyebabkan diare berdarah yang diikuti dengan gejala lainnya. Bakteri
Escherichia coli terkadang masih dapat ditolerir ketika kekebalan tubuh baik,
namun apabila tubuh sedang rentan, bakteri ini sangat berbahaya.

Keberadaan bakteri dalam badan air diduga kuat disebabkan karena kotoran sapi
yang dibuang langsung oleh warga ke badan sungai.

2. Pembuatan Pupuk Organik

Salah satu yang menyebabkan pencemaran lingkungan di desa Kertawangi,


khususnya di RW 09 adalah kotoran sapi karena sebagian besar masyarakat di
sana berternak sapi. Pembuatan pupuk organik dilakukan dengan memanfaatkan
kotoran sapi yang berada di sekitar RW 09. Tujuan dari pembuatan pupuk adalah
salah satu upaya yang dapat ditempuh untuk meminimalisir dampak yang
ditimbulkan oleh limbah ternak (khususnya kotoran sapi) secara sederhana dan
cepat.

Setelah pupuk organik dibiarkan selama 1 minggu, diperoleh hasil pupuk yang
lebih kering, berwarna coklat kehitaman dan tidak begitu berbau (bau kotoran
sudah hilang). Setelah dicobakan terhadap tanaman bawang daun diperoleh hasil
yang tidak jauh berbeda antara tanaman bawang daun yang diberi kotoran sapi
hasil pengolahan (pupuk organik) dengan kotoran sapi tanpa pengolahan. Hal ini
diduga karena terbatasnya waktu pengamatan.

3. Lomba Kebersihan Antar Kelas di SD Kertasari

Tujuan utama diadakannya lomba kebersihan antar kelas di SDN Kertasari adalah
untuk menanamkan kesadaran akan pentingnya kebersihan lingkungan kepada
anak usia dini, sehingga kecintaan mereka kepada lingkungan bisa tertanam sejak
dini. Kriteria yang menjadi bahan penilaian yaitu kebersihan lantai, kebersihan
kaca, kebersihan bangku, tata ruang kelas, keindahan kelas, kebersihan tembok,
kebersihan luar kelas (format penilaian terlampir).

Diharapkan kegiatan perlombaan bisa dilaksanakan secara berkesinambungan


maksimal diadakan sekali dalam sebulan. Dampak yang diperoleh dari kegiatan
perlombaan ini cukup positif, diantaranya anak menjadi lebih termotivasi untuk
selalu membersihkan lingkungan sekolah, meskipun untuk tahap awal harus ada
reward bagi mereka. Selanjutnya setelah diadakannya lomba kebersihan,
lingkungan sekolah terasa lebih asri, bersih, dan nyaman.

4. Sosialisasi Hasil Penelitian Kualitas Air dan Pupuk

Dalam sosialisasi ini masyarakat terlihat begitu antusias menyimak bahasan yang
disampaikan pemateri. Untuk kualitas air yang kurang memenuhi persyaratan,
masyarakat dianjurkan untuk memasak air hingga mendidih. Sedangkan untuk
mencegah penurunan kulitas air, masyarakat diminta tidak membuang kotoran
sapi ke sungai.

Penelitian kualitas air dirasa cukup berkorelasi positif dengan pembuatan pupuk
organik. Dengan adanya pembuatan pupuk organik diharapkan warga tidak lagi
membuang kotoran sapi secara langsung ke sungai karena kotoran tersebut dapat
dimanfaatkan.

5. Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan program

Banyak sekali faktor pendukung yang membuat program terlaksana dengan baik,
diantaranya adalah sikap positif warga yang menyambut baik kedatangan
mahasiswa KKN UPI ke kampung mereka. Selain itu dukungan dari para tokoh
masyarakat dan aparat pemerintah setempat, baik dukungan secara moril maupun
materiil. Adapun faktor utama yang membuat program terlaksana dengan baik
adalah kekompakan kelompok kami dalam menjalankan program-program KKN.

Selain faktor pendukung, kami juga menemui beberapa hambatan dalam


melaksanakan program. Diantaranya adalah keterbatasan dana dalam menjalankan
beberapa program. Selain itu, kami cukup disibukkan dengan kegiatan-kegiatan
lain di luar program, diantaranya adalah menjadi panitia PHBN. Dimana dalam
kegiatan ini hampir 80% kegiatan dilaksanakan oleh mahasiswa, sehingga banyak
waktu tersita. Hal ini mengakibatkan waktu untuk melaksanakan program sedikit
berkurang.

BAB III
KESIMPULAN, REKOMENDASI, DAN TINDAK
LANJUT

A. Kesimpulan

Lingkungan RW 09 Kampung Cibolang kurang terpelihara kebersihannya. Hal ini


dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya membuang sampah pada
tempatnya. Selain itu, masyarakat belum mengerti perlunya pemisahan sampah organik
dan anorganik.

Kualitas air yang berada di Kampung Cibolang memenuhi parameter fisika dan kimia,
akan tetapi belum memenuhi standar baku air minum karena tidak memenuhi parameter
mikrobiologi. Parameter mikrobiologi belum terpenuhi karena diduga kuat terjadi
kontaminasi kotoran sapi ke dalam badan air.

Pembuatan pupuk organik dilakukan dengan memanfaatkan kotoran sapi. Pupuk diujikan
terhadap tanaman bawang daun. Diperoleh hasil yang tidak jauh berbeda antara tanaman
bawang daun yang diberi pupuk organik dengan kotoran sapi langsung. Hal ini diduga
karena terbatasnya waktu pengamatan.

Kebersihan di sekolah tersebut cukup meningkat karena perlombaan kebersihan antar


kelas di SD Kertasari. Hal ini dikarenkan perlomban tersebut dapat memotivasi siswa
untuk lebih menjaga kebersihan.

B. Rekomendasi

Berdasarkan permasalahan yang ditemukan di RW 09 Kampung Cibolang, desa


Kertawangi, ada beberapa solusi yang kami rekomendasikan untuk permasalahan-
permasalahan tersebut, antara lain:
1. Pemerintah setempat, baik aparat desa ataupun RW supaya membuat program
kerja bakti untuk seluruh warga, minimal sebulan sekali. Program ini bertujuan
untuk menjaga kebersihan, khususnya lingkungan sekitar rumah. Serta sebagai
salah satu cara untuk menanamkan kesadaran kepada warga akan pentingnya
menjaga kebersihan dan keasrian lingkungan.
2. Penampungan air sementara sebaiknya lebih tertutup dan dibersihkan secara rutin
untuk mencegah penurunan kualitas air.
3. Pengadaan tong sampah disepanjang jalan, hal ini bertujuan supaya tidak ada lagi
warga yang membuang sampah sembarangan.
4. Warga yang memilki ternak diharapkan lebih menjaga kebersihan kandang dan
tidak membuang kotoran ternak ke sungai karena dapat mengakibatkan
pencemaran air dan sanitasi lingkungan yang buruk.
5. Pemanfaatan limbah kotoran sapi lebih diberdayakan dan divariasikan (pupuk, bio
gas, dan sebagainya).
6. SDN Kertasari diharapkan dapat melanjutkan program lomba kebersihan antar
kelas, agar anak- anak terus termotivasi untuk menjaga lingkungan sekitar.
Diimulai dengan memelihara kebersihan kelas masing-masing.
7. Masyarakat disarankan memasak air hingga mendidih untuk mengatasi
kontaminasi bakteri terhadap air minum yang akan dikonsumsi.
8. Pihak aparat desa sebaiknya membuat program penghijauan di daerah-daerah
yang masih tandus.

C. Tindak Lanjut Program

Beberapa program yang kami rekomendasikan untuk segera ditindaklanjuti, antara lain:

1. Pembuatan program kerja bakti untuk seluruh warga.


2. Penampungan air sementara supaya dibersihkan secara rutin.
3. Pembuatan tong sampah di sepanjang jalan umum.
4. Menyerahkan program lomba kebersihan antar kelas kepada staf pengajar di SDN
Kertasari. Pihak sekolah mencanangkan program ini sebagai program rutin yang
akan dilakukan setiap satu minggu sekali seperti yang biasa dilakukan mahasiswa.
5. Pemanfaatan limbah kotoran sapi lebih diberdayakan dan divariasikan (pupuk, bio
gas).

DAFTAR PUSTAKA

C. Matahelumual, Bethy. 2001. Analisis Kualitas Air Secara Fisika, Kimia dan Biologi.
Bandung : DTLGKP

Kusnadi, S.Pd, M.Si, dk. 2003. Mikrobiologi. Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas MIPA
Universitas Pendidikan Indonesia , IMSTEP. Bandung.
Suriawiria, Unus, Drs. Pengantar Mikrobiologi Umum. 1985. Bandung : Angkasa

Pikiran Rakyat.2004. Waspadai Serangan Bakteri ”E. coli” O157:H. Kamis, 30


September 2004, Bandung. [online]

http://www.disnaksumbar.org Powered by Joomla! Generated: diakses pada 30 August,


2008, 06:41

You might also like