Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Analisis Situasi
Kampung Cibolang dikelilingi oleh pegunungan dan bukit. Lingkungan kampung masih
hijau dan asri dengan jalan yang masih berbatu. Tidak ada sawah di kampung ini, yangh
terlihat hanyalah kebun, terutama yang mendominasi adalah kebun labu dan kebun
bunga. Selain itu banyak dibudidayakan tanaman lainnya seperti tomat, buncis, jamur dan
komoditas sayuran lain. Banyaknya kebun di desa ini lebih disebabkan suhu dingin dan
udara sejuk yang sangat mendukung untuk bertanam sayuran.
Lingkungan kampung masih terasa asri, tetapi jumlah pohon relatif sedikit dibandingkan
wilayah desa yang luas. Hal tersebut menjadikan jalan-jalan di kampung terasa sedikit
gersang. Di kampung ini juga banyak ditemukan kandang sapi yang terletak di sekitar
rumah warga karena sebagian besar masyarakat berternak sapi, disamping ada yang
berternak hewan lain.
Air di kampung ini sangat melimpah. Mayoritas air yang dipakai masyarakat berasal dari
mata air Gunung Burangrang yang sangat jernih. Akan tetapi ada pemandangan yang
cukup mencolok saat melalui jalan utama yaitu terdapatnya bak-bak penampungan air
yang terlihat kotor dengan selang-selang air yang berlumut. Hal ini berpengaruh pada air
yang didistribusikan yaitu air terlihat keruh.
Generasi muda cukup banyak, namun hanya sebagian kecil yang melanjutkan pendidikan
ke jenjang yang lebih tinggi dari sekolah dasar. Hal ini dikarenakan masyarakat kurang
faham akan pentingnya pendidikan, sehingga mayoritas kaum muda lebih memilih
mencari uang daripada sekolah.
Banyaknya peternakan sapi di desa yang ditunjang dengan pengetahuan yang relatif
minim tentang lingkungan diduga berpengaruh pada kondisi perairan. Hal ini terlihat
dengan ditemukannya kotoran sapi di beberapa sungai. Kurangngnya kesadaran akan
pentingnya menjaga lingkungan juga terlihat dari tempat-tempat penampungan air
sementara yang terdapat di setiap RW. Tempat penampungan terlihat kumuh dengan bak
penampung yang terbuka, kotor dan selang yang berlumut.
B. Permasalahan
1. Pengujian kualitas sampel air yang digunakan oleh warga masyarakat RW 09 desa
Kertawangi.
2. Pemanfaatan kotoran sapi sebagai pupuk kandang.
3. Penanaman kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan sekitar pada anak
usia dini.
C. Tujuan
Adapun tujuan umum kegiatan KKN UPI program Pengelolaan Lingkungan Hidup,
yaitu :
Sedangkan tujuan khusus kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) program Pengelolaan
Lingkungan Hidup di RW 09 desa Kertawangi. yaitu:
D. Target
Adapun yang menjadi target dari program KKN UPI yaitu masyarakat RW 09 desa
Kertawangi dan anak- anak SDN Kertasari.
E. Lokasi KKN
Adapun lokasi KKN yaitu di kampung Cibolang RW 09 dusun III desa Kertawangi
kecematan cisarua kabupaten bandung barat - jawa barat.
BAB II
PERENCANAAN, PELAKSANAAN DAN HASIL
PROGRAM
A. Perencanaan Program
Lingkungan pedesaan masih terasa asri, tetapi jumlah pohon tidak terlalu banyak,
sehingga jalan-jalan di sana agak sedikit gersang. Selain itu juga, di sana banyak
ditemukan kandang sapi, karena sebagiaan masyarakat di sana berternak sapi.
o Tersedianya sumber mata air bersih yang berasal dari gunung Burangrang,
akan tetapi penampungan air di setiap titik jarang dibersihkan sehingga
dikhawatirkan adanya kontaminasi dari luar.
o Sebagian masyarakat yang berternak sapi, masih belum bisa
memanfaatkan kotoran sapi secara lebih optimal, bahkan ada sebagian
warga yang membuangnya ke sungai sehingga mengakibatkan
pencemaran.
o Masih minimnya tong sampah di sepanjang jalan, sehinga mengakibatkan
warga membuang sampah seenaknya.
Sasaran Objek
Sasaran Subjek
Adapun sasaran subjek dalam program KKN ini yaitu siswa Sekolah Dasar
Negeri Kertasari dan masyarakat secara umum, khususnya masyarakat yang ada
di RW 09 kampung Cibolang, desa Kertawangi.
Sasaran Program
Pada minggu ketiga dilaksanakan program selanjutnya yaitu pengujian kualitas air
di RW 09. Pada hari Rabu tanggal 6 Agustus 2008 mahasiswa melakukan
pengambilan sampel air dari sumber mata air Gunung Burangrang (salah satu
sumber mata air utama yang digunakan warga RW 09), kemudian dari tempat
penampungan air dan dari kediaman warga. Selanjutnya diuji kualitasnya di
Laboratorium Air Pusat Lingkungan Geologi Bandung. Tujuan dari pemeriksaan
air ini yaitu untuk mengetahui kualitas air di RW 09, dan mengetahui apakah
terdapat pencemaran ke dalam badan air atau tidak. Bertepatan dengan minggu
ketiga, ada program rutin Desa Kertawangi yaitu kerja bakti membersihkan jalan
utama desa, mahasiswa ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Pada minggu ketiga
juga, mahasiswa melakukan pembuatan pupuk kandang dengan memanfaatkan
kotoran sapi yang berada di sekitar RW 09 (masyarakat RW 09 banyak yang
memiliki ternak sapi). Pembuatan pupuk kandang ini bertujuan untuk
meminimalisir dan meningkatkan daya guna limbah kotoran sapi yang banyak
terdapat di RW 09. Pada pembuatan pupuk kandang, selain memanfaatkan
kotoran sapi juga, memanfaatkan air seni dari sapi itu. Prosesnya yaitu kotoran
sapi ditumpuk dengan jerami kemudian ditumpuk kotoran sapi kemudian diberi
air kencing sapi dan dibubuhi sedikit gula putih. Campuran tersebut kemudian
dibiarkan sampai menjadi kering dan berubah warna.
Pada minggu keempat mulai dilaksanakan sosialisasi hasil penelitian sampel air
yang dilakukan di Laboratorium Air Pusat Lingkungan Geologi Bandung,
sekaligus memberikan solusi atas pencemaran air yang terjadi di sekitar dusun III.
Selain itu juga, dilakukan pemantauan hasil pembuatan pupuk kandang dan
pertumbuhan tanaman yang diberi pupuk tersebut. Hasilnya belum dapat terlihat
secara signifikan karena waktu pengamatan yang sangat terbatas. Selanjutnya
diadakan penutupan lomba kebersihan yang dilaksanakan di SDN Kertasari.
Harapan mahasiswa, meskipun perlombaan tersebut telah selesai, tetapi semangat
para siswa untuk menjaga lingkungan sekitarnya tetap terjaga.
Pada minggu kelima diadakan sosialisasi uji kualitas air dan pembuatan pupuk.
Serta mulai dilakukan penyusunan laporan KKN hasil kegiatan selama kurang
lebih empat puluh hari. Pada minggu ini juga dilakukan perpisahan dengan warga
setempat untuk pamit pulang.
B. Pelaksanaan Program
Desa Kertawangi memiliki luas sekitar 1800 Ha terdiri dari tanah kering, tanah fasilitas
umum dan tanah hutan. Bentang wilayah Kertawangi merupakan daerah berbukit dengan
ketinggian 1300 mdl dengan curah hujan mencapai 42 m/tahun dan suhu rata – rata
harian 180C.
1. Pertanian
Luas lahan pertanian di desa Kertawangi adalah 136.5 Ha, dengan lahan untuk
komoditas tanaman pangan seluas 101 Ha, dan untuk komoditas buah-buahan
seluas 35,5 Ha. Jenis komoditas tanaman pangan yang dibudidayakan adalah
jagung dengan luas lahan 20 ha dan hasil 15 Ton/Ha, ubi kayu dengan luas lahan
2 Ha dan hasil 10 Ton/Ha, ubi jalar dengan luas lahan 2 ha dan hasil 12 Ton/Ha,
cabe dengan luas lahan 2 Ha dan hasil 5 Ton/Ha, tomat dengan luas lahan 12 Ha
dan hasil 30 Ton/Ha, kentang dengan luas lahan 50 Ha dan hasil 50 Ton/Ha, kubis
dengan luas lahan 5 Ha dan hasil 25 Ton/Ha, buncis dengan luas lahan 30 Ha dan
hasil 14 Ton/Ha, brokoli dengan luas lahan 2 Ha dan hasil 15 Ton/Ha, terong
dengan luas lahan 2 Ha dan hasil 35 Ton/Ha, brumkol dengan luas lahan 30 Ha
dan hasil 20 Ton/Ha, serta jamur dengan luas lahan 4 Ha dan hasil 672000
Ton/Ha.
Jenis komoditas buah-buahan yang dibudidayakan adalah buah alpukat dengan
luas lahan 0,5 Ha dengan hasil 10 Ton/Ha dan buah pisang dengan luas lahan 35
Ha dengan hasil 500 Ton/Ha. Adapun luas lahan untuk komoditas tanaman 31980
m2, dengan tanaman yang dibudidayakan berupa anggrek dengan luas lahan 1050
m2 dan hasil panen 10 tangkai/m2, anyelir dengan luas lahan 7000m2 dan hasil
panen 36 tangkai/m2, hebras dengan luas lahan 6720m2 dan hasil panen
9tangkai/m2, krisan dengan luas lahan 4200 m2, mawar dengan luas lahan 10000
m2, serta sedap malam dengan luas lahan 3010 m2.
2. Kehutanan
3. Peternakan
Peternakan di desa Kertawangi meliputi peternakan sapi, babi, ayam, bebek, kuda,
kambing, kelinci, dan domba. Dengan jenis populasi ternak terbanyak berupa
ayam 2765 ekor dan sapi 1000 ekor.
Mata air berjumlah 8 yang dimanfaatkan oleh 500 kepala keluarga. Sumur gali
berjumlah 6 buah yang dimanfaatkan oleh 350 kepala keluarga. PAM berjumlah 1
unit, dengan pemanfaat 25 kepala keluarga. Pipa berjumlah 4 unit, dengan
pemanfaat sebanyak 1000 kepala keluarga. Sungai yang melewati desa ini yaitu
sungai Cijangel, Cilayung, dan Cilastari. Pemanfaatan danau dengan luas 74 Ha
digunakan untuk keperluan air minum, perikanan, cuci, mandi, dan irigasi.
Mayoritas penduduk di desa Kertawangi menggunakan air yang berasal dari
gunung Burangrang, kemudian sisanya menggunakan sumur gali, dan hanya
beberapa keluarga yang menggunakan jasa PDAM, alasan utamanya yaitu harga
unit PAM yang mahal. Selain itu karena masyarakat desa sudah merasa cukup
dengan adanya sumber mata air dari gunung Burangrang, air tersebut dinilai
cukup bersih untuk dijadikan bahan baku air minum masyarakat.
Sumber Daya Manusia
Jumlah total penduduk desa Kertawangi ini mencapai 10250 orang dengan komposisi
jumlah laki- laki 5221 orang dan jumlah wanita 5029 orang. Kepadatan penduduk
mencapai 569 orang/km2. Mayoritas masyarakat desa Kertawangi beragama Islam, selain
itu juga ada yang beragama Kristen dan penganut agama kepercayaan. Etnis Sunda
merupakan etnis terbanyak di desa Kertawangi, serta ada juga etnis Jawa dan Bugis.
Penduduk desa Kertawangi memiliki latar belakang pendidikan mulai dari SD,
SLTP/sederajat, SLTA/sederajat, D-1, D-2, D-3, S-1 dan S-2, dengan mayoritas
penduduk rata-rata hanya menyelesaikan pendidikan sampai tingkat Sekolah Dasar.
Kelembagaan
Lembaga pemerintahan
Desa Kertawangi dikepalai oleh seorang kepala desa dan perangkat kelembagaan desa
lainnya. Juga terdapat Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Jarak ke ibukota kabupaten
27 km, dengan waktu tempuh sekitar 1,5 jam.
Mayoritas penduduk RW 09 bermata pencaharian sebagai petani dan buruh tani. Jenis
tanaman yang dibudidayakan berupa tanaman pangan, buah-buahan dan tanaman hias.
Selain itu penduduk RW 09 bermata pencaharian sebagai peternak dengan hewan ternak
yang banyak dibiakan adalah sapi.
Sumber air penduduk RW 09 sebagian besar berasal dari Gunung Burangrang yang
didistribusikan melalui selang-selang yang terdapat di penampungan air. Selain itu
penduduk menggunakan air dari Boron dan Ci Lejet.
Prinsip penentuan lokasi sampling dalam penelitian ini adalah pengambilan air
dari sumber mata air utama, penampungan, dan air yang sampai kepada
masyarakat RW 09. Sehingga dengan demikian, dapat diketahui kualitas air yang
berasal dari sumber hingga kualitas air yang sampai kepada masyarakat. Dengan
demikian dapat diketahui di tempat mana terjadi penurunan kualitas air dan
diselidiki yang menjadi sumber pencemar, selanjutnya dapat dicari solusi untuk
menyelesaikan dan mencegah timbulnya pencemaran.
Air yang diuji kulitasnya dalam penelitian ini merupakan air yang digunakan
sebagai bahan baku air minum oleh masyarakat setempat. Bahan baku air minum
diharuskan memenuhi standar kualitas yang diberlakukan oleh Kepmenkes.
Parameter yang diujikan dalam analisis kualitas air meliputi parameter fisika,
kimia, dan mikrobiologi dengan standar pembanding KEPMENKES SK VII/
2002 (terlampir). Pengujian kualitas air dilaksanakan di Laboratorium Air Pusat
Lingkungan Geologi Bandung.
Berikut beberapa manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari pembuatan pupuk
kandang:
Alat
o Sekop
o Ember
Tahapan Pembuatan
Kotoran sapi ditimbun dengan jerami, kemudian ditimbun dengan kotoran sapi.
Timbunan tersebut kemudian disiram dengan urine sapi dan selanjutnya diberi
sedikit gula pasir. Campuran tersebut dibiarkan selama satu minggu.
Lomba kebersihan antar kelas di SDN Kertasari dilaksanakan selama tiga minggu
berturut-berturut, yang dimulai pada tanggal 28 Juli sampai 19 Agustus 2008.
Perlombaan diikuti oleh seluruh kelas, mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6
yang jumlahnya ada 10 kelas. Penilaian dilakukan oleh tiga orang juri, yang
terdiri dari dua orang mahasiswa KKN UPI dan seorang guru di SDN Kertasari.
Penilaian dilakukan dengan berkeliling ke setiap kelas, dengan mengacu pada
format penilaian yang telah disediakan.
Lomba kebersihan antar kelas ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran
peduli terhadap lingkungan sekitar kepada anak usia dini, serta membiasakan
anak untuk selalu menjaga lingkungan sekitar sejak dini.
4. Kerja Bakti
Selama KKN di desa Kertawangi, kami mengadakan dua kali kerja bakti, yaitu
pada hari Minggu tanggal 27 Juli 2008 yang dilaksanakan di sekitar kampung
Cibolang, khususnya RW 09. Kerja bakti ini dibagi dua sesi. Sesi pertama
dilaksanakan pada pagi hari sampai dengan siang hari, yang diikuti oleh kaum
laki-laki, sedangkan sesi kedua dilaksanakan sore hari yang diikuti oleh kaum
perempuan.
Adapun kerja bakti kedua dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 10 Agustus
2008 dilaksanakan di sekitar Dusun I desa Kertawangi. Kerja bakti ini diikuti oleh
para tentara yang sedang latihan di sekitar Situ Lembang, dua kelompok KKN
yang ada di desa Kertawangi, yaitu kelompok Pengelolaan Lingkungan Hidup dan
Pemberdayaan Keluarga, serta diikuti oleh warga setempat. Dalam kerja bakti ini
Kepala Desa Kertawangi ikut terjun langsung dalam kegiatan.
Sosialisasi hasil uji kualitas air dan pupuk dilaksanakan pada hari Selasa tanggal
26 Agustus 2008 di aula Balai Desa Kertawangi. Sosialisasi ini bertujuan untuk
memberikan informasi kepada masyarakat mengenai kualitas air yang biasa
digunakan sehari-hari di RW 09. Selain itu, dalam sosialisasi ini disampaikan
mengenai pembuatan pupuk organik secara sederhana dan hasil yang diperoleh.
Uji kualitas air yang dilakukan di Pusat lingkungan Geologi meliputi pengukuran
parameter fisika, kimia dan mikrobiologi. Parameter fisika meliputi kekeruhan,
warna, bau, rasa, dan daya hantar listrik. Parameter kimia meliputi derajat
keasaman (pH), kesadahan, kalsium (Ca2+), magnesium (Mg2+), besi total
(Fe3+), mangan (Mn2+), logam alkali (Na+, K+, Li+), karbonat (CO32-),
bikarbonat (HCO3-), karbondioksida (CO2) bebas, klorida (Cl-), sulfat (SO42-),
nitrat (NO3 ), nitrit (NO2-), silikat (SiO2), dan ammonium (NH4+). Parameter
mikrobiologi dengan mendeteksi keberadaan bakteri Coliform fecal yaitu bakteri
Escherichia coli. Ketiga parameter yang diujikan di atas (fisika, kimia dan
mikrobiologi) merupakan pengujian standar untuk uji kelayakan air minum dan
atau air yang akan djadikan air minum (air baku air minum).
Hasil pengujian kualitas air memperlihatkan bahwa semua sampel air yang diteliti
(6 sampel air) memenuhi standar yang diberlakukan Kepmenkes dalam analisis
fisika dan kimia (terlampir) dimana hasil pengujian parameter fisika dan kimia
keenam sampel air lebih rendah dibandingkan standar KEPMENKES SK VII/
2002. Sedangkan untuk pengujian parameter mikrobiologi memperlihatkan hasil
yang tidak memenuhi standar KEPMENKES SK VII/ 2002 karena adanya
kontaminasi bakteri Escherichia coli.
Terdapatnya bakteri Escherichia coli dalam air sangat tidak diharapkan. Hal ini
dikarenakan bakteri Escherichia coli merupakan indikator tercemarnya air oleh
feses manusia atau hewan berdarah panas seperti sapi, kambing, kuda, dan
sebagainya. Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang biasa terdapat pada
usus manusia dan hewan berdarah panas.
Terdapatnya bakteri ini secara tidak langsung memperlihatkan sanitasi yang buruk
dari lingkungan. Keberadaan bakteri Escherichia coli ini tentu saja tidak
menguntungkan bagi masyarakat, dikarenakan bakteri ini merupakan penyebab
penyakit diare. Bahkan ada jenis bakteri Escherichia coli yang dapat
menyebabkan diare berdarah yang diikuti dengan gejala lainnya. Bakteri
Escherichia coli terkadang masih dapat ditolerir ketika kekebalan tubuh baik,
namun apabila tubuh sedang rentan, bakteri ini sangat berbahaya.
Keberadaan bakteri dalam badan air diduga kuat disebabkan karena kotoran sapi
yang dibuang langsung oleh warga ke badan sungai.
Setelah pupuk organik dibiarkan selama 1 minggu, diperoleh hasil pupuk yang
lebih kering, berwarna coklat kehitaman dan tidak begitu berbau (bau kotoran
sudah hilang). Setelah dicobakan terhadap tanaman bawang daun diperoleh hasil
yang tidak jauh berbeda antara tanaman bawang daun yang diberi kotoran sapi
hasil pengolahan (pupuk organik) dengan kotoran sapi tanpa pengolahan. Hal ini
diduga karena terbatasnya waktu pengamatan.
Tujuan utama diadakannya lomba kebersihan antar kelas di SDN Kertasari adalah
untuk menanamkan kesadaran akan pentingnya kebersihan lingkungan kepada
anak usia dini, sehingga kecintaan mereka kepada lingkungan bisa tertanam sejak
dini. Kriteria yang menjadi bahan penilaian yaitu kebersihan lantai, kebersihan
kaca, kebersihan bangku, tata ruang kelas, keindahan kelas, kebersihan tembok,
kebersihan luar kelas (format penilaian terlampir).
Dalam sosialisasi ini masyarakat terlihat begitu antusias menyimak bahasan yang
disampaikan pemateri. Untuk kualitas air yang kurang memenuhi persyaratan,
masyarakat dianjurkan untuk memasak air hingga mendidih. Sedangkan untuk
mencegah penurunan kulitas air, masyarakat diminta tidak membuang kotoran
sapi ke sungai.
Penelitian kualitas air dirasa cukup berkorelasi positif dengan pembuatan pupuk
organik. Dengan adanya pembuatan pupuk organik diharapkan warga tidak lagi
membuang kotoran sapi secara langsung ke sungai karena kotoran tersebut dapat
dimanfaatkan.
Banyak sekali faktor pendukung yang membuat program terlaksana dengan baik,
diantaranya adalah sikap positif warga yang menyambut baik kedatangan
mahasiswa KKN UPI ke kampung mereka. Selain itu dukungan dari para tokoh
masyarakat dan aparat pemerintah setempat, baik dukungan secara moril maupun
materiil. Adapun faktor utama yang membuat program terlaksana dengan baik
adalah kekompakan kelompok kami dalam menjalankan program-program KKN.
BAB III
KESIMPULAN, REKOMENDASI, DAN TINDAK
LANJUT
A. Kesimpulan
Kualitas air yang berada di Kampung Cibolang memenuhi parameter fisika dan kimia,
akan tetapi belum memenuhi standar baku air minum karena tidak memenuhi parameter
mikrobiologi. Parameter mikrobiologi belum terpenuhi karena diduga kuat terjadi
kontaminasi kotoran sapi ke dalam badan air.
Pembuatan pupuk organik dilakukan dengan memanfaatkan kotoran sapi. Pupuk diujikan
terhadap tanaman bawang daun. Diperoleh hasil yang tidak jauh berbeda antara tanaman
bawang daun yang diberi pupuk organik dengan kotoran sapi langsung. Hal ini diduga
karena terbatasnya waktu pengamatan.
B. Rekomendasi
Beberapa program yang kami rekomendasikan untuk segera ditindaklanjuti, antara lain:
DAFTAR PUSTAKA
C. Matahelumual, Bethy. 2001. Analisis Kualitas Air Secara Fisika, Kimia dan Biologi.
Bandung : DTLGKP
Kusnadi, S.Pd, M.Si, dk. 2003. Mikrobiologi. Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas MIPA
Universitas Pendidikan Indonesia , IMSTEP. Bandung.
Suriawiria, Unus, Drs. Pengantar Mikrobiologi Umum. 1985. Bandung : Angkasa