Professional Documents
Culture Documents
3.1 Pendahuluan
Pilihan kata (diksi) adalah hasil dari memilih kata tertentu untuk dipakai dalam
kalimat, alenia, atau wacana. Hal yang perlu kita amati dalam pilihan kata yaitu :
40
3.3 Gaya Bahasa, Idiom, dan Ungkapan Idiomatik.
4.3.2 Idiom
Idiom adalah sebuah ungkapan yang artinya tidak secara langsung dapat
dijabarkan.
Contoh : gulung tikar, muka tembok, adu domba
Ungkapan idiomatik adalah kelompok kata yang muncul bersama sebagai frasa.
Contoh : bertemu dengan, dibacakan oleh, misalnya.
41
BAB 4
KALIMAT
4.1 Pendahuluan
Kalimat adalah bagian tulisan yang memilki struktur minimal subjek (s) dan
predikat (p) dan intonasi sudah lengkap dengan maknanya.
Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang disebut sebagai peran kata. Unsur kalimat
terdiri dari :
1. Subjek
Subjek adalah bagian kalimat yang menunjuk pelaku, sesuatu hal yang menjadi
pokok pembicaraan.
Contoh :
• Yang berbaju batik dosen saya.
• Meja direktur besar
2. Predikat
Predikat adalah kalimat yang memberi tahu melakukan perbuatan didalam suatu
kalimat.
Contoh :
• Kuda merumput.
• Ibu sedang tidur siang.
3. Objek
Objek adalah bagian kalimat yang melengkapi P
Contoh :
• Orang itu menipu adik saya.
• Ayah memberi barang antik.
4. Pelengkap
Pelengkap adalah bagian kalimat yang melengkapi P yang berada dibelakang
predikat.
Contoh :
• Kita benci pada kemunafikan.
• Pamanku membelikan mobil untuk anaknya.
5. Keterangan
Keterangan adalah bagian kalimat yang menerangkan P dalam kalimat.
Contoh :
• Polisi menyelidiki masalah dengan hati-hati.
• Kami akan berwisata ke puncak.
42
4.3 JenisKalimat
Kalimat nominal
kalimat tunggal kalimat adjektif
kalimat vebal
Menurut jumlah kalimat numeral
Klausanya
kalimat majemuk setara
kalimat majemuk
kalimat majemuk bertingkat
kalimat berita
kalimat tanya
menurut bentuk kalimat perintah
kalimat seru
KALIMAT
kalimat lengkap (mayor)
menurut kelengkapan
unsurnya kalimat tak lengkap (minor)
1. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu klausa.
Contoh :
• Kami mahasiswa indonesia ( kalimat nominal)
• Jawaban anak itu sangat tepat (kalimat objektival)
• Sapi-sapi sedang merumput (kalimat verbal)
2. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk yaitu kalimat yang merupakan gabungan dari dua atau lebih kalimat
tunggal. Kalimat majemuk terbagi atas 2, yaitu :
a. Kalimat majemuk Setara
Cir-cirinya dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal, kedudukan setiap kalimat
sejajar.
Contoh :
• Yuri mengonsep surat dan Eni mengetiknya.
• Engkau tinggal disini atau ikut dengan saya.
• Muridnya kaya tetapi ia miskin.
43
b. Kalimat Majeuk bertingkat
Dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat perbedaan pada klausa
pembentukanya yang tidak setara karena klausa kedua merupakan perluasan dari
klausa pertama.
TABEL
PENGHUBUNG ANTAR KLAUSA DALAM
KALIMAT MAJEMUK BER
1. Kalimat berita
Kalimat berita adalah kalimat yang digunakan penulis untuk memberitakan sesuatu.
Contoh :
• Perayaan HUT RI ke- 64 berlangsung meriah.
• Diskusi ilmiah dikampus diwarnai oleh perdebatan.
2. Kalimat Tanya
Kalimat tanya adalah kalimat yang digunakan penulis untuk memperoleh informasi
atau jawaban yang diharapkan dari mitra komunikasi.
Contoh :
• Siapa tokoh pendidikan nasional?
• Kapan kamu akan selesai membuat makalah?
3. Kalimat Perintah
44
Kalimat perintah dipakai jira penulis ingin menyuruh atau melarang orang berbuat
sesuatu.
Contoh :
• Ayo, cari buku itu sampai dapat.
• Mohon diterima sumbangan ini.
4. Kalimat Seru
Kalimat seru dipakai oleh penutur untuk mengungkapkan perasaan emosi yang kuat.
Contoh :
• Wah, indah sekali pemandanganya!
• Aduh, saya lupa mengerjakan PR!
2. Kepaduan (koherensi)
Kepaduan adalah terajadi hubungan yang padu antara unsur-unsur pembentuk
kalimat.
3. Keparalelan
Kepaarlelan adalah terdapatnya unsur-unsur yang sama derajatnya, polanya dan frasa
yang dipakai di dalam kalimat.
4. Ketepatan
Ketepatan adalah kesesuaian pemakaian unsur-unsur yang membentuk suatu kalimat
sehingga tercipta suatu pengertian yang pasti.
5. Kehematan
Kehematan adalah upaya menghindari pemakaian kata yang tidak perlu.
45
6. Kelogisan
Kelogisan adalah terdapatnya arti kalimat yang logis atau masuk akal.
46
BAB 5
ALINEA
Alenia adalah satuan bentuk bahasa yang umumnya merupakan gabungan kalimat
menjadi alenia, perlu memperhatikan adanya kesatuan dan kepaduan.
Kalimat yang membangun alenia terdiri atas 2 macam, yaitu kalimat topik dan
kalimat penjelas.
Kalimat topik adalah kalimat yang berisi ide pokok.
Kalimat penjelas adalah kalimat yang berfungsi pendukung ide utama.
Ciri kalimat topik :
1. merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri.
2. mengandung permasalahan yang potensial untuk diuraikan.
3. mempunyai arti yang jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain.
4. dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambung dan frasa transisi.
1. Kesatuan Alenia
Kesatuan kalimat terjadi jika seluruh kalimat dalam kalimat hanya membicarakan satu
ide pokok.
2. Kepaduan Alenia
Kepaduan alenia terjadi jika aliran kalimat dalam alenia berjalan mulus dan lancar
serta logis.
47
5.4 Jenis Alenia
Alenia deduktif
Alenia induktif
1. Menurut posisi kalimat topiknya Alenia deduktif – induktif
Alenia penuh kalimat topik
Alenia pesuasif
Alenia argumentasi
ALENIA 2.menurut sifat isinya Alenia naratif
Alenia deskritif
Alenia ekspositoris
Alenia pembuka
3. menurut fungsinya dalam karangan Alenia pengembang
Alenia penutup
a. Alenia Deduktif
Alenia deduktif adalah alenia yang menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu,
lalu diikuti dengan rincian.
Contoh alenia deduktif :
Kebudayaan dapat dibagi atas 2 macam, yaitu kebudayaan fisik dan kebudayan non
fisik. Contoh dari kebudayaan non fisik yaitu berupa pemikiran dan tingkahlaku.
Contoh kebudayaan fisik yaitu berupa patung, lukisan, rumah, mobil.
b. Alenia Induktif
Alenia induktif adalah alenia yang menyajikan penjelasan terlebih dahulu, lalu
diakhiri dengan kalimat topik.
Contoh alenia induktif :
Yang termasuk kebudayaan non fisik yaitu berupa pemikiran tingkahlaku. Sedangkan
contoh dari kebudayaan fisik berupa patung, lukisan, rumah, dan mobil. Jadi,
kebudayaan terbagi 2 macam, yaitu kebudayaan fisik dan non fisik.
c. Alenia deduktif-induktif
Alenia deduktif-induktif merupakan alenia campuran yang mana kalimat pada akhir
kalimat menegaskan kembali gagasan utama pada awal alenia.
Contoh :
Pemerintah menyadari bahwa rakyat indonesia memerlukan rumah murah,
sehat dan kuat. Departemen PU sudah lama menyelidiki bahan rumah yang
murah tetapi kuat. Sepertinya, bahan perlit yang diperoleh dari batu-batuan
gunung betapa sangat menarik para ahli, karena tahan api dan air. Usaha ini
menunjukan bahwa pemerintah berusaha membangun rumah murah, sehat,
dan kuat.
48
d. Alenia Penuh kalimat topik
Alenia yang memiliki kalimat-kalimat yang sama pentingya sehingga tidak ada satu
pun yang bukan topik.
Contoh :
Pagi hari itu aku duduk dibelakang rumah. Matahari belum tinggi benar, baru
sepenggalah. Sinar matahari pagi menghangatkan badan. Didepanku
bermekaran bunga beraneka warna. Kuhirup hawa pagi yang segar.
3. Alenia Penutup
Hal – hal yang harus diperhatikan dalam penyajian alenia penutup :
a. Sebagai bagian penutup, alenia tidak boleh terlalu panjang.
b. Isi alenia harus berisi simpulan.
c. Alenia dapat menimbulkan kesan yang mendalam bagi pembaca.
49
5.5.3 Metode Contoh
Metode contoh adalah metode yang digunakan contoh – contoh yang lebih terperinci
tentunya harus disusun berbentuk alenia.
50
BAB 6
TOPIK, TEMA DAN KERANGKA KARANGAN
6.1 Pendahuluan
Dalam penulisan karangan, biasanya langkah yang pertama kali dilakukan adalah
mentukan tama. Untuk topik dan kerangka karangan juga merupakan salah satu unsur
terpenting yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lain.
51
Contoh Pengodean kerangka topik
52
Contoh Urutan Pemecahan Masalah
Topik : Bahaya Ecstasy dan Upaya Mengatasinya
1. Apakah Ecstasy
2. Bahaya Ecstasy
2.1 Pengaruh Ecstasy terhadap Syaraf Pemakaianya
2.2 Penagruh Ecstasy terhadap Masyarakat
2.3 Gangguan Kesehatan Masyarakat
2.4 Gangguan Kriminalitas
3. Upaya Mengatasi Bahaya Ecstasy
4. Simpulan dan Saran
53
BAB 7
PENULISAN KARANGAN
54
7.3.1 Karangan Deskripsi
Deskripsi adalah bentuk tulisan yang bertujuan memperluas pengetahuan dan
pengalaman pembaca dengan melukiskan objek yang sebenarnya. Dalam penulisan
karangan deskripsi ada dua macam pendekatan yang dilakukan, yaitu:
1. Pendekatan realistis
Pendekatan yang dilakukan dengan memotet hal subjektif mungkin sesuai dengan
keadaan yang dilihat.
2. Pendekatan impresionistis
Impresionistis adalah pendekatan yang berusaha menggambarkan sesuatu secara
subjektif.
55
KATA PENGANTAR
Dalam penyusunan resume Bahasa Indonesia ini, dengan maksud untuk memberi
kemudahan bagi para siswa untuk memahami tentang materi dalam pembelajaran
kuliah.
Penyusun menyadari dalam proses penyusunannya banyak terdapat kekurangan, tetapi
penyusun meyakini bahwa sekecil apapun resume ini akan tetap memberi manfaat
bagi para pembacanya.
Untuk proses penyempurnaan resume Bahasa Indonesia selanjutnya, kritik serta saran
dari pembaca sangat dinantikan.
Penyusun
56
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I FUNGSI BAHASA DAN RAGAM BAHASA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
I.I Pentingnya Bahasa . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
I.2 Fungsi Bahasa . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
I.3 Ragam Bahasa dan Laras Bahasa . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
I.4 Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
BAB 4 KALIMAT
4.1 Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4.2 Unsur . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4.3 Jenis Kalimat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4.3.1 Jenis Kalimat menurut Jumlah Klausanya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4.3.2 Jenis kalimat menurut Fungsinya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4.3.3 Kalimat Inversi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4.4 Kalimat Efektif . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4.5 Beberapa Kasus Kalimat Tidak Efektif . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
57
BAB 5 ALINEA
5.1 Pengertian Alinea . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
5.2 Struktur Alinea . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
5.3 Persyaratan Alinea . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
5.4 Jenis Alinea . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
5.4.1 Jenis Alinea menurut Posisi Kalimat Topiknya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
5.4.2 Jenis Alinea menurut Sifat Isinya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
5.4.3 Jenis Alinea menurut Fungsinya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
5.5 Pengembangan Alinea . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
5.5.1 Metode Definisi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
5.5.2 Metode Proses . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
5.5.3 Metode Contoh . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
5.5.4 Metode Sebab – Akibat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
5.5.5 Metode Umum – Khusus . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
5.5.6 Metode Klasifikasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
58
DAFTAR PUSTAKA
Badudu, J.S. 1989. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jilid 2. Jakarta: Gramedia
Alwi, Hasan (Ed). 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
59