Professional Documents
Culture Documents
A. RASIONALISASI
Bimbingan sebagai salah satu komponen yang terintegral dari keseluruhan
penyelenggaraan pendidikan di sekolah, bimbingan sangat diperlukan keberadaannya
dalam mencapai tujuan pendidikan secara keseluruhan. Peran bimbingan juga
dipertegas dalam PP No. 28 tahun 1990 mengenai pendidikan menengah yang menegaskan
bahwa “Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka
menentukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depannya”.
Bimbingan diberikan oleh guru pembimbing”.
Prayitno, dkk. (2003) mengemukakan bahwa bimbingan dan konseling adalah pelayanan
bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri
dan berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, bimbingan sosial,
bimbingan belajar, dan bimbingan karier, melalui berbagai jenis layanan dan
kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Dalam proses pendidikan, peserta didik sebagai subjek pendidikan tidak terlepas
dari berbagai permasalahan, diantaranya:
1. Masalah belajar, seperti motivasi belajar kurang, prestasi belajar rendah,
ketika menghadapi ujian, kesulitan dalam pengaturan belajar, dan sebagainya.
2. Masalah keluarga, seperti masalah keluarga yang tidak harmonis, keluarga
retak, orang tua yang terlalu menuntut, menekan, otoriter, dan sebagainya.
3. Masalah sosial pribadi, seperti konflik dengan sesama siswa maupun konflik
dengan diri sendiri, penolakan diri, rendah diri dan sebagainya.
4. Masalah karier, seperti penjurusan bidang studi, pekerjaan yang diminati,
dan sebagainya.
Sehubungan dengan hal tersebut maka diperlukan penyusunan program bimbingan dan
konseling yang mewadahi seluruh kegiatan bimbingan dan konseling yang akan
diberikan kepada peserta didik dalam rangka mengembangkan potensi yang
dimilikinya.
Penyusunan program bimbingan dan konseling hendaknya merujuk pada pedoman
kurikulum dan berdasarkan kondisi objektif yang berkaitan dengan kebutuhan nyata
di sekolah, yang disesuaikan dengan tahapan perkembangan peserta didik. Sehingga
program yang dilaksanakan merupakan program yang realistik dan layak untuk
diimplementasikan dan dapat mengembangkan potensi siswa SMP N 3 Bandung secara
optimal.
2. Deskripsi Kebutuhan
Instrumen dan format yang digunakan mencakup dalam kegiatan layanan maupun
kegiatan administrasi adalah dengan menggunakan tes Inventori Tugas Perkembangan
maupun data hasil pemeriksaan psikologis yang telah dilaksanakan kepada seluruh
peserta didik. Sebagai dasar untuk penyusunan program layanan bimbingan dan
konseling yang berbasis tugas-tugas perkembangan, maka dilakukan langkah-langkah
identifikasi dan evaluasi kebutuhan secara rasional melalui layanan yang sifatnya
demand supplier yang berlaku umum untuk seluruh peserta didik sedangkan langkah
identifikasi dan evaluasi kebutuhan secara empiris (need asessment) ditempuh
melalui pengisian sejumlah kuesioner untuk menganalisis kebutuhan nyata peserta
didik sehingga layanan diharapkan akan efektif karena sifatnya demand driven.
Hasil tes Inventori Tugas Perkembangan (ITP) yang dilaksanakan di kelas VII, VIII,
dan IX menunjukan beberapa aspek perkembangan yang masih rendah dan perlu
bimbingan untuk mengembangkannya. Berdasarkan hasil tes Inventori Tugas
Perkembangan tersebut dapat digambarkan bahwa pencapaian tugas-tugas perkembangan
peserta siswa SMP N 3 Bandung meliputi:
Rata-rata hasil analisis Siswa SMP N 3 Bandung
No Aspek Perkembangan Skor
1 Landasan hidup religius 3.598
2 Landasan perilaku etis 3.671
3 Kematangan emosional 3.719
4 Kematangan intelektual 3.743
5 Kesadaran tanggung jawab 3.784
6 Peran sosial sebagai pria atau wanita 3.861
7 Penerimaan diri dan pengembangannya 4.09
8 Kemandirian perilaku ekonomis 3.753
9 Wawasan dan persiapan karir 3.964
10 Kematangan hubungan dengan teman sebaya 4.189
Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa pencapain tugas perkembangan pada aspek
landasan hidup religius siswa SMP Negeri 3 Bandung rata-rata baru mencapai 3.598
atau sekitar 71.96 % dari yang seharusnya dicapai oleh anak SMP. Aspek landasan
perilaku etis rata-rata baru mencapai 3.671 atau sekitar 73.42 % dari hasil yang
diharapkan dapat dicapai. Dan aspek kematangan intelektual rata-rata siswa baru
mencapai skor 3.719 atau sekitar 74.38 % dari hasil yang diharapkan dapat dicapai
oleh siswa SMP.
Berdasarkan pada hasil anilisis tugas perkembangan tersebut maka pelaksaan
bimbingan dan konseling bagi siswa SMP Negeri 3 Bandung mengacu pada tiga aspek
perkembangan terendah dari hasil analis. Dengan harapan bahwa program yang dibuat
dapat membantu siswa SMP Negeri 3 Bandung dapat mencapai tugas-tugas
perkembangnnya secara optimal.
3. Tujuan
Sejalan dengan perkembangan konsep bimbingan dan konseling, maka tujuan
bimbingan dan konseling pun mengalami perubahan dari yang sederhana sampai ke yang
lebih komprehensif. Adapun tujuan bimbingan dan konseling yaitu:
Secara umum tujuan dari pelayanan bimbingan dan konseling adalah agar siswa dapat:
a. Mengenal arti dan tujuan ibadah
b. Mengenal alasan perlunya mentaati aturan atau norma yang berlaku
c. Mempelajari cara-cara pengambilan keputusan dan permasalahan
Sedangkan tujuan khusus bimbingan dan konseling dirumuskan dalam bentuk
kompetensi-kompetensi yang dikembangkan dengan menggunakan hasil penyebaran ITP
(Inventory Tugas Perkembangan) adalah sebagai berikut:
a. Landasan hidup religius
1) Siswa meyakini bahwa agama adalah sebagai pedoman hidup
2) Siswa mampu untuk mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan terhadap
Tuhan dalam kehidupan sehari-hari
3) Siswa mampu mentaati nilai-nilai yang terkandung dalam agama
4) Siswa dapat melaksanakan ibadah sesuai dengan aturan yang berlaku
b. Landasan Perilaku Etis
1) Siswa mampu bersikap sopan dan santun
2) Siswa mampu mentaati segala peraturan yang berlaku di lingkungannnya
3) Siswa mampu saling menghormati dengan orang lain
c. Kematangan Intelektual
1) Siswa mampu bersikap rasional dalam mengambil suatu keputusan
2) Siswa mampu membedakan antara hak dan kewajiban
3) Siswa mampu membedakan antara yang benar dan salah
4. Komponen Program
a. Layanan Pengumpulan Data
Layanan pengumpulan data yaitu kegiatan dalam bentuk pengumpulan data, pengolahan
dan penghimpun berbagai informasi tentang siswa beserta latar belakangnya.
b. Layanan Informasi
Layanan informasi yaitu layanan yang memberikan sejumlah informasi kepada siswa
dengan tujuan agar siswa memiliki informasi yang memadai, baik informasi tentang
dirinya maupun informasi tentang lingkungannya.
C Rencana Operasional
Pelaksanaan program bimbingan dan konseling berbasis analisis pencapaian tugas
perkembangan dilakukan di kampus SMP Negeri 3 Bandung. Program tersebut tertuang
dalam agenda kegiatan program BK secara keseluruhan dan pola penangan kasus SMP N
3 Bandung. ( Terlampir )
E Fasilitas
Fasilitas dan sarana yang diperlukan untuk menunjang layanan bimbingan adalah :
1. Sarana Fisik
Sarana fisik terdiri ialah ruang bimbingan. Ruangan konseling/Konsultasi. Yang
terdiri dari lemari untuk menyimpan data siswa, satu set kursi tamu, satu set
kursi dan meja konseling, papan informasi, satu set komputer dll.
2. Sarana Teknis
a) Alat pengumpul data
Seperti : Sosiometri. Legger, buku data siswa, buku pedoman kegiatan BK, format
studi kasus, angket dan quesioner ( sesuai dengan materi layanan yang akan
diberikan), instrumen psikotest (bekerjasama dengan lembaga terkait), dan media
lainnya
b) Alat penyimpan data
Seperti : komputer, OHP, proyektor, internet, dll.
c) Perlengkapan teknis
Seperti : Buku pedoman atau petunjuk, buku informasi (pribadi sosial,
pendidikan dan karier). Paket bimbingan (pribadi/sosial belajar dan karier)
d) Perlengkapan administrasi
Seperti : Alat tulis kantor (ATK), diantaranya : bolpoin, kertas, spidol,
clipt, dan keperluan lainnya
F Personel
Bimbingan dan konseling dilaksanakan dibawah tanggung jawab Kepala Sekolah dan
seluruh staf.. Untuk mempermudah program BK, maka disusun sebuah struktur
organisasi BK yang disesuaikan dengan anjuran dalam kurikulum yang direalisasikan
ke dalam bagan dan disedkripsikan pula tugas dan kewenangan masing-masing
personel, sebagai berikut :
Jabatan Deskripsi Tugas
Kepala Sekolah 1. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pendidikan, yang
meliputi kegitan pengajaran, pelatihan serta bimbingan dan konseling di sekolah;
2. Menyediakan dan melengkapi saranan dan prasarana yang diperlukan dalam
kegiatan bimbing dan konseling di sekolah;
3. Memberikan kemudahan bagi terlaksananya program bimbingan dan konseling di
sekolah;
4. Melakukan supervisi terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah;
5. Menetapkan koordinator guru pembimbing yang bertanggung jawab atas
koordinasi pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah berdasarkan kesepakatan
bersama guru pembimbing;
6. Membuat surat tugas pembimbing dalam proses bimbingan dan konseling pada
setiap awal semester;
7. Menyiapkan surat pernyataan melakukan kegiatan bimbingan dan konseling
sebagai bahan usulan angka kredit bagi guru pembimbing. Surat pernyataan ini
dilampiri bukti fisik pelaksanaan tugas;
8. Mengadakan kerjasama dengan instansi lain (seperti perusahaan/industri,
dinas kesehartan, kepolisian, Depag) atau dengan pakar yang terkait dalam
pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling (seperti psikolog dan dokter).
Wakil
Kepala Sekolah 1. Mengkoordinasikan pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling kepada semua personel sekolah;
2. Melaksanakan kebijakan pimpinan sekolah terutama dalam pelaksanaan layanan
bimbingan dan konseling;
Koordinator Bimbingan dan Konseling 1. Mengkoordinasikan para guru pembimbing
dalam :
a. memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling
b. menyusun program bimbingan dan konseling
c. melaksanakan program bimbingan dan konseling
d. mengadministrasikan kegiatan bimbingan dan konseling
e. menilai program bimbingan dan konseling
f. mengadakan tindak lanjut
2. membuat usulan kepada kepala sekolah dan mengusahakan terpenuhinya tenaga,
sarana dan prasarana;
3. mempertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling kepada
kepala sekolah.
Konselor atau Guru Pembimbing 1. Memasyarakatkan kegiatan bimbingan dan
konseling;
2. Merencanakan program bimbingan dan konseling bersama koordinator BK;
3. Merumuskan kegiatan persiapan bimbingan dan konseling;
4. melaksanakan layanan bimbingan dan konseling terhadap siswa yang menjadi
tanggungjawabnya (berupa layanan dasar, responsif, perencanaan individual dan
dukungan sistem);
5. Mengevaluasi proses dan hasil kegiatan layanan bimbingan dan konseling;
6. Menganalisis hasil evaluasi;
7. Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian;
8. Mengadministrasikan kegiatan bimbingan dan konseling;
9. Mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan kepada koordinator guru pembimbing
atau kepada kepala sekolah;
10. Menampilkan pribadi sebagai figur moral yang berakhlak mulia (seperti taat
beribadah, jujur, bertanggung jawab, sabar, disiplin, respek terhadap pimpinan,
kolega dan siswa);
11. Berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan sekolah yang menunjang
peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
Guru Mata Pelajaran 1. Membantu memasyarakatkan layanan bimbingan dan
konseling pada siswa;
2. Melakukan kerjasama dengan guru pembimbing dalam mengidentifikasi sswa yang
memerlukan layanan bimbingan dan konseling;
3. Mengalihtangankan siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling
kepada guru pembimbing;
4. Mengadakan upaya tindak lanjut layanan bimbingan dan konseling (program
perbaikan dan program pengayaan atau pengjaran remedial);
5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan layanan bimbingan dan
konseling dari guru pembimbing;
6. membanu mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian
layanan bimbingan dan konseling;
7. Menerapkan nilai-nilai bimbingan dalam PBM atau dalam berinteraksi dengan
siswa, seperti : bersikap respek terhadap semua siswa, memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya/berpendapat, memberikan reward kepada siswa yang
menampilkan perilaku/prestasi yang baik, menampilkan pribadi sebagai figur moral
yang baik.
Wali Kelas 1. Membantu guru pembimbing melaksanakan layanan bimbingan dan
konseling yang menjadi tanggungjawabnya;
2. Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa, khususnya di kelas
yang menjdi tanggung jawabnya, untuk mengikuti layanan bimbingan dan konseling;
3. Memberikan informasi tentang keadaan siswa kepada guru pembimbing untuk
memperoleh layanan bimbingan dan konseling;
4. Menginformasikan kepada guru mata pelajaran tentang siswa yang perlu
diperhatikan secara khusus dalam kegiatan belajar;
5. Ikut serta dalam konferensi kasus.
Staf Administrasi 1. Membantu Guru Pembimbing dan Koordinator BK dalam
Mengadministrasikan Seluruh Kegiatan Bimbingan Konseling Di Sekolah;
2. Membantu Guru Pembimbing Dalam Menyiapkan Seluruh Kegiatan Bimbingan Dan
Konseling;
3. Membantu guru pembimbing dalam menyiapkan sarana yang diperlukan dalam
layanan bimbingan dan konseling.
G Sasaran
Yang menjadi sasaran dalam kegiatan Bimbingan dan Konseling diantaranya :
1. Siswa
Mencakup aspek kemampuan siswa ( umum – khusus, potensial – nyata), aspek
karakteristik siswa (fisik, afektif, konatif), aspek persiapan karir siswa, serta
kemajuan dan perubahan perilaku siswa.
Problem Umum Siswa SMP Negeri 3 Bandung
Selain berdasarkan hasil Inventory Tugas Perkembangan yang meliputi tiga aspek
yaitu Landasan hidup religius, Landasan perilaku etis dan kematangan intelektual
yang menjadi permasalahan bagi siswa SMP ini pada umumnya seperti siswa
yang lainnya, karena pada masa usia seperti ini siswa SMP adalah siswa memasuki
usia remaja awal yang ingin diakui keberadaannya sebagai remaja. Oleh sebab itu
sering kali muncul masalah-masalah sebagai berikut
c. Masalah Belajar, seperti : cara mengatur waktu, kurangnya motivasi belajar,
kurangnya konsentrasi belajar, belajar kelompok
d. Keremajaan, seperti : bolos dan pelanggaran disiplin, buku cabul/stensilan,
Geng/klik.
e. Pergaulan, seperti : dengan teman, lawan jenis, dengan guru, Sosialisasi.
f. Masalah Karir, seperti : kelanjutan studi, pekerjaan
g. Pengisian Waktu Luang, seperti : penyaluran bakat, kegiatan di lingkungan
masyarakat
h. Sosial Ekonomi Orang Tua, seperti : Kesulitan mencukupi kebutuhan sekolah, (
pengadaan buku paket dan alat tulis )
H Anggaran biaya
Kebutuhaan pembiayaan BK untuk melengkapi fasilitas dan perlengkapan BK SMP
Negeri 3 Bandung sudah dimasukkan dalam RAPBS tahunan. Dalam pelaksanaannya
koordinator BK mengajukan proposal mengenai kebutuhan perlengkan yang diperlukan.
Kepala Sekolah rnenyetujui sesuai dengan anggaran yang tersedia mengalami hambatan
namun koordinator BK dan staff berusaha untuk bekerja semaksimal mungkin. Untuk
saat ini yang dikeluarkan untuk keperluan kegiatan pelaksanaan program BK masih
ditanggung oleh pihak sekolah sepenuhnya Maksud diajukan anggaran ini adalah untuk
memenuhi kebutuhan program kegiatan bimbingan dan konseling. Sedangkan tujuannya
adalah agar proses pelaksanaan kegiatan bimbingan konseling dapat berjalan
sebagaimana mestinya
Berikut rincian fasilitas yang diperlukan,
a. Buku pribadi siswa dan sampul 400 x Rp. 10.000 = Rp
4.000.000,-
b. Kertas HVS untuk blanko alat pengumpul data 7 rim x Rp 27.000,- = Rp
187.000,-
c. Alat-alat tulis
1. Buku agenda kegiatan sehari-hari 40 x Rp 4.500 = Rp
180.000,-
2. balpoint 16 x Rp 2.500 = Rp
40.000,-
3. Penggaris 8 x Rp 2.000 = Rp
16.000,-
4. Penghapus pensil 8 x Rp 1.500 = Rp
12.000,-
5. Tip-ex 8 x Rp 4.000 = Rp
32.000,-
6. Lem 8 x Rp 2.000 = Rp
16.000,-
7. spidol Snowman Kecil 2 x Rp 1.000 = Rp
12.000,-
8. Spidol Besar Snowman 8 x Rp 4.000 = Rp
32.000,-
9. Buku Polio 8 x Rp 9.000 = Rp
72.000,-
d. Penjilidan dan fotokopi program = Rp 100.000,-
e. Transport HomeVisit
- Wali kelas dan Guru BP 4 x @ Rp 15.000 = Rp
60.000,-
- Tiap kelas 2 orang x 31 kelas = 62 xRp 20.000 = Rp
1.240.000,-
f. Kelengkapan ruangan
1. Taplak meja 5 buah = Rp 125.000,-
2. Pengharum ruangan = Rp 135.000,-
3. Isi Ulang Pengharum = Rp 200.000,-
4. Rak File = Rp 150.000,-
5. Lemari penyimpan data = Rp 500.000,-
6. Perbaikan lemari = Rp 100.000,-
JUMLAH = Rp 7.209.000,-
c. Aspek Evaluasi
1. Konten
Program yang disusun berdasarkan kepada kebutuhan siswa, karena dalam pembuatan
program praktikan memberikan analisi kebutuhan siswa melalui ITP dan menjadikan
ATP sebagai pedoman dalam pembuatan program.
2. Input
Dalam melaksankan program konselor sudah berusaha seoptimal mungkin untuk dapat
menjalankan program yang telah di buat dan merealisaikan program kepada guru,
kepala sekolah dan konselor sekolah, adapun kegiatan yang urgent dan tidak dapat
diprediksi dilakukan secara insidental dengan sepengetahuan dari koordinator BK
dan Kepala Sekolah SMP N 3 Bandung.
3. Proses
Evaluasi juga dilakukan secara berkala dalam setiap minggunya dengan mengajukan
laporan kegiatan mingguan oleh guru Bimbingan dan Konseling kepada koordinator BK
setelah itu dilanjutkan kepada kepala sekolah.
4. Produk
Dari proses layanan bimbingan dan konseling yang telah dilaksankan dapat terlihat
perubahan terhadap diri siswa. Siswa jadi lebih mengerti dan memahami tentang
materi-materi yang sudah di sampaikan. Dan siswa mulai lebih terbuka terhadap
konselor.
d. Tindak Lanjut
Tindak lanjut dilaksanakan setelah diadakan evaluasi dan diketahui seberapa
besar keberhasilan pelaksanaan program BK yang dilakukan di sekolah. Faktor apa
yang paling menunjang keadaan sekolah dan faktor apa yang dicari ditingkatkan
untuk menunjang keberhasilan siswa
Kriteria yang dipakai untuk menilai keberhasilan pelaksanaan program layanan
bimbingan dan konseling di sekolah adalah mengacu pada terpenuhi atau tidak
terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan peserta didik dan pihak-pihak yang terlibat baik
langsung maupun tidak langsung berperan membantu peserta didik memperoleh
perubahan prilaku dan pribadi ke arah yang lebih baik. Sasaran evaluasi lebih
difokuskan kepada :
1. Perubahan perilaku siswa sebelum dan setelah mereka memperoleh layanan
bimbingan.
2. Pihak sekolah dalam memberikan kontribusi dan dukungan terhadap program
bimbingan dan konseling.
3. Proses pelaksanaan program.
J Penutup
Penyusunan Program merupakan strategi alternatif dalam rangka menggali dan
mengembangkan potensi siswa seoptimal mungkin, dan merupakan salah satu komponen
sistem dalam rangka meningkatkan mutu siswa sebagi subjek belajar, bimbingan dan
konseling perkembangan tidak hanya diberikan kepada siswa bermasalah tetapi pada
seluruh siswa SMP Negeri 3 Bandung sesuai dengan fungsi bimbingan dan konseling
itu sendiri, yaitu : fungsi pemahaman dan fungsi pencegahan.
Program Bimbingan dan Konseling yang lakukan secara terencana, integratif,
komprehensif, fleksibel dan adaptif oleh seluruh pihak dapat menunjang potensi
yang dimiliki siswa SMPN 3 Bandung
Semoga Allah memberikan kekuatan dan keberhasilan bagi program Bimbingan dan
Konseling yang telah disusun guna membantu perkembangan siswa SMP dan
mengoptimalkan potensi siswa-siswi SMP Negeri 3 Bandung. Amin...
Lampiran. 1.
PROGRAM OPERASIONAL BIMBINGAN KONSELING
SMP NEGERI 3 BANDUNG
B. Layanan Informasi
D. Layanan pembelajaran
H. Aplikasi instrumental
I. Penyelenggaraan himpunan data
J. Kunjungan rumah
- Petugas BK
- Petugas BK
- Petugas BK
- Guru
- Panitia MOS
- Guru BK
- Guru
- Petugas bk
- Panitia PSB
- Guru
- Petugas BK
- Petugas BK
- Petugas BK
- Petugas BK
- Kep.sek
- Petugas BK
- TU
- Petugas BK
- Kep.Sek
- Petugas BK
- Guru
- Wali kelas
- Petugas BK
- Wali kelas
Tersedianya pedoman dalam melaksanakan kegiatan BK
Siswa
Siswa
Siswa
Siswa
Siswa
Siswa
Siswa
Siswa
Siswa
Siswa
siswa
Petugas BK
Wali kelas
Kepala sekolah Melimpahkan atau mengirimkan kasus kepada pihak lain yang lebih
kompeten dalam menanggulangi masalah itu Siswa
Kerjasama dengan orang tua siswa dan instansi terkait (psikotes)
Petugas BK Untuk menggali potensi siswa Siswa
4. Penilaian
a. Pelaksaaan program (Diagnosa, Prognosa, Tindaklanjut)
b. Hasil pelaksanaan evaluasi, analisis dan tindak lanjut Petugas BK
a. Semester
b. Tahunan
Petugas BK
Petugas BK
Tujuan memilih alternatif yang tepat untuk program selanjutnya
Agar pelaksanan program BK dapat diinformasikan
Lampiran 2.
LEMBAR PENGESAHAN
Koordinator BK
Menyetujui,
Kepala SMPN 3 Bandung