Professional Documents
Culture Documents
1. LATAR BELAKANG
Pengelolaan dana bergulir dalam PPK pada hakekatnya dipengaruhi oleh 3 (tiga)
hal yaitu Unit Pengelola Kegiatan (UPK) sebagai pengelola dan penyalur seluruh
dana bergulir di tingkat kecamatan, kelompok peminjam sebagai pengelola dan
penyalur dana bergulir kepada anggotanya sebagai pemanfaat langsung serta
aturan dan prosedur/mekanisme perguliran. Selain itu, forum Musyawarah Antar
Desa sebagai forum yang mempunyai wewenang untuk menetapkan beberapa
keputusan mengenai perguliran seperti aturan dan prosedur perguliran harus
difasilitasi dengan baik sehingga setiap keputusannya mendukung pelestarian
dan pengembangan dana bergulir.
UPK yang mengelola dana bergulir (UEP dan SPP) dapat dikembangkan
menjadi pengelola kegiatan pinjaman yang profesional sebagai dasar
pelestarian dan pengembangan dana bergulir. Begitu juga kelompok peminjam
sebagai penyalur pinjaman kepada anggota/individu pemanfaat. Pelestarian dan
pengembangan dana bergulir diarahkan melalui upaya penguatan kelembagaan
UPK dan Kelompok Peminjam dengan cara : (i) pembuatan aturan-aturan dan
prosedur/mekanisme perguliran; (ii) penguatan kapasitas pengurus UPK dan
kelompok dalam pengelolaan keuangan dan pinjaman; (iii) penguatan UPK dan
kelompok secara kelembagaan; serta (iv) pengembangan jaringan kerjasama
dengan pihak yang lain.
2. PROFIL UPK
UPK adalah Unit Pengelola Kegiatan yang dibentuk oleh Musyawarah Antar
Desa (MAD) untuk mengelola dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) – PPK
yang dapat dialokasikan untuk berbagai jenis kegiatan yang mencakup kegiatan
sarana/prasarana, pendidikan, kesehatan, UEP dan SPP (dana bergulir).
Terhadap UPK phase out yang mengelola dana bergulir, telah dilakukan
pemetaan untuk mengetahui potensi pengembangannya. Pemetaan didasarkan
atas: 1) Aspek Resiko Pinjaman; (2) Aspek Produktifitas: dan (3) Aspek
Kualitatif Pengelolaan. Berdasarkan hasil pemetaan, UPK dapat dikategorikan
menjadi:
3. KELOMPOK PEMINJAM
Kelompok Peminjam adalah kelompok yang menerima dana bergulir PPK baik
yang dikelola secara langsung (executing) maupun disalurkan kepada
pemanfaat (chanelling).
3
Penjelasan PTO X Pengelolaan Dana Bergulir
• Kelompok Aneka Usaha harus difasilitasi menjadi jenis Kelompok
Simpan Pinjam atau Kelompok Usaha Bersama dengan langkah
fasilitasi sebagai berikut :
- melakukan identifikasi dan evaluasi kecenderungan
aktifitas usaha anggota kelompok
- menentukan jenis kelompok
- jika disepakati menjadi jenis kelompok simpan pinjam,
maka dilakukan penguatan kelompok sehingga memenuhi
persyaratan sebagai lembaga executing Sebelum
memenuhi persyaratan, penyaluran dana bergulir
dilakukan dengan pola chanelling.
c. Pelestarian Kelembagaan
5. POLA PERGULIRAN
Untuk membentuk pola perguliran yang efektif dan sesuai dengan cakupan
wilayah tanpa meninggalkan prinsip-prinsip PPK, maka pola perguliran dapat
dilakukan di tingkat kecamatan atau di tingkat desa berdasarkan keputusan MAD
dengan mempertimbangkan hasil pemetaan UPK, anggaran biaya UPK ,
estimasi pendapatan jasa pinjaman, tingkat pengembalian dan cakupan wilayah
dengan penjelasan sebagai berikut :
1. Hasil Pemetaan UPK mencerminkan kondisi UPK selama phase out dan
tidak ada pendampingan oleh FK, dari kategori UPK yang sudah ada FK
harus melakukan pemetaan ulang (sesuai dengan ketentuan yang ada)
dengan tujuan mengetahui kondisi terakhir UPK sebagai masukan MAD.
2. Anggaran biaya operasional mencakup biaya operasional dan non
operasional yang akan dikeluarkan dalam satu periode mendatang
(biasanya dalam satu tahun). MAD harus melakukan evaluasi anggaran
biaya apakah realistis atau tidak sebelum melakukan persetujuan.
Anggaran biaya ini akan menjadi beban pendanaan UPK sehingga dapat
diketahui apakah UPK mampu atau tidak mendanai anggaran tersebut
dikaitkan dengan pelestarian dan pengembangan UPK. Jika (secara
wajar) UPK dinilai tidak mampu maka harus dilakukan pertimbangan-
pertimbangan efisiensi, misalnya :
5
Penjelasan PTO X Pengelolaan Dana Bergulir
a. Jumlah pengurus tidak harus tiga orang, bisa satu atau dua orang
tetapi penentuan tetap oleh MAD.
b. Tidak harus mempunyai kantor tersendiri yang memerlukan biaya
operasional atau (jika memungkinkan) mendapatkan fasilitas
secara cuma-cuma dari pihak kecamatan.
c. Tidak mendanai pertemuan-pertemuan.
d. Penggajian pengurus UPK bersifat variabel artinya proporsional
dengan jumlah pendapatan yang diperoleh UPK.
3. Estimasi pendapatan adalah rencana pendapatan yang akan diterima
oleh UPK baik yang bersifat pendapatan operasional maupun non-
operasional. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam melakukan
estimasi pendapatan adalah :
a. Estimasi pendapatan jasa pinjaman yang rasional artinya dengan
melakukan evaluasi rencana pendapatan dari saldo pinjaman
yang produktif (pengembaliannya lancar). Kesalahan yang sering
terjadi pada saat membuat estimasi pendapatan jasa pinjaman
adalah estimasi pendapatan dihitung berdasarkan saldo pinjaman
yang ada secara keseluruhan sehingga menjadi terlalu besar.
b. Estimasi pendapatan non-operasional misalnya bunga tabungan
dengan menghitung estimasi rata-rata pengendapan dana di
bank.
4. Tingkat Pengembalian adalah realisasi pengembalian dibandingkan
dengan target pengembalian, hal ini perlu dipertimbangkan karena
berkaitan langsung dengan perputaran permodalan dan pendapatan jasa
pinjaman. Pertimbangan tingkat pengembalian ini juga dapat digunakan
sebagai data historis kelompok atau desa dalam kaitannya dengan target
perguliran atau sanksi lokal.
5. Cakupan wilayah adalah wilayah pelayanan dan pembinaan UPK kepada
kelompok yang menyangkut pertimbangan :
a. Jarak antar lokasi.
b. Kondisi geografis.
c. Tingkat kesulitan pencapaian lokasi.
d. Tingkat biaya untuk mencapai lokasi.
e. Tingkat keamanan wilayah.
5.1.3 Verifikasi
7
Penjelasan PTO X Pengelolaan Dana Bergulir
5.1.5 Badan Pengawas UPK (BP-UPK)
5.1.6 UPK
Forum perguliran dibentuk dan ditetapkan oleh Forum MAD. Forum ini
bisa di dalam satu desa, lintas beberapa desa atau lintas kelompok sesuai
dengan keputusan MAD. Anggota forum terdiri dari wakil BPD, wakil
masyarakat desa dan pengurus kelompok. Forum ini menyusun dan
menetapkan prosedur /mekanisme perguliran yang akan digunakan.
Prosedur atau mekanisme perguliran tetap mengacu pada dasar-dasar dan
aturan pokok sebagaimana dijelaskan di atas.
9
Penjelasan PTO X Pengelolaan Dana Bergulir
Dalam menjalankan tugasnya, forum perguliran harus mempunyai rencana
kerja dan laporan realisasi yang disampaikan kepada badan pengawas
yang ditetapkan oleh forum MAD. Pendanaan kegiatan oleh forum
perguliran bersumber dari pendapatan jasa pinjaman yang diperoleh
maksimal 25 % dari jasa pinjaman. Pendanaan kegiatan tidak boleh
bersifat insentif kepada individu secara rutin tetapi benar-benar untuk
mendanai kegiatan forum.
Laporan ini melaporkan perkembangan daya serap desa atas BLM secara
periodik yang terdiri dari perkembangan daya serap pada setiap kegiatan
masing-masing desa.
Neraca keuangan UPK adalah laporan posisi keuangan UPK pada saat
tertentu yang memuat nilai kekayaan dan penggunaan dana berdasarkan
alokasi masing-masing kegiatan secara utuh, sumber dana dari KPKN,
laba dan hutang. Untuk kebutuhan analisa keuangan, UPK yang
mengelola dana bergulir dapat melakukan pemisahan neraca dengan
membuat neraca khusus pengelolaan dana bergulir.
3) Laporan Operasional
5) Laporan Kolektibilitas
b. Permodalan
Permodalan adalah alokasi dana BLM untuk kegiatan pinjaman baik UEP
ataupun SPP yang telah diterima kecamatan atau dikelola UPK. Dalam
melakukan penilaian aspek permodalan ini pendekatan-pendekatan yang
dilakukan adalah :
• Perputaran Permodalan.
Penilaian perputaran modal bertujuan untuk menilai tingkat
pelayanan UPK kepada masyarakat yang dicerminkan dengan
rumusan : realisasi volume pinjaman yang diberikan kepada
masyarakat dibagi dengan alokasi awal BLM.
11
Penjelasan PTO X Pengelolaan Dana Bergulir
Realisasi penyaluran pinjam
Perputaran Permodalan = ----------------------------------------
Alokasi Awal BLM
• Pertumbuhan Permodalan
c. Tingkat Pengembalian
7.2 .1 Manajemen
15
Penjelasan PTO X Pengelolaan Dana Bergulir
Bentuk kerjasama yang dapat dilakukan oleh UPK dengan pihak lain antara lain :
pengelolaan kegiatan secara keseluruhan, pengelolaan administrasi dan
pelaporan, dsb.
Landasan operasional UPK pada saat ini adalah keputusan Musyawarah Antar
Desa (MAD) yang dikuatkan oleh Surat Penetapan Camat. Dalam kaitan untuk
memenuhi kerjasama dengan pihak lain, landasan operasional tersebut belum
mencukupi persyaratan kerjasama sehingga diperlukan penguatan aspek
hukum yang juga berfungsi sebagai perlindungan operasional secara internal
dan eksternal.
9. PENGUATAN KELOMPOK
Tujuan penguatan kelompok adalah sebagai lembaga penyalur pinjaman atau
lembaga pengelola pinjaman yang mempunyai daya tarik bagi pihak lain untuk
kerjasama.
Kegiatan penguatan mencakup hal-hal sebagai berikut :
- Penguatan kelembagaan yang mencakup struktur organisasi dan aturan
tertulis.
- Penguatan dalam administrasi keuangan atau pinjaman yang
transparan dan mempunyai akuntabilitas.
- Penguatan jaringan usaha, jaringan pembiayaan usaha ataupun
jaringan bantuan teknis.
a. Penggabungan kelompok.
Adalah pembentukan kelompok baru berdasarkan penggabungan
lebih dari satu kelompok peminjam. Tujuan penggabungan
kelompok baru agar kelompok menjadi lebih sehat dan lebih baik.
Jika penggabungan kelompok ini dilakukan sesama kelompok
peminjam PPK maka harus mendapatkan persetujuan MAD atau
telah diatur dalam ketentuan perguliran yang disetujui oleh MAD.
b. Pemekaran kelompok
Adalah pemecahan satu kelompok peminjam menjadi lebih dari satu.
Tujuan pemekaran agar kelompok lebih sehat dan lebih baik.
- Identifikasi kelompok
17
Penjelasan PTO X Pengelolaan Dana Bergulir
i. Permasalahan Kelompok Peminjam yang disebabkan oleh
bubarnya kelompok, pengurus tidak aktif, aktivitas
kelompok tidak ada,dsb
ii. Permasalahan Tim Verifikasi yang tidak berfungsi dengan
semestinya dan mengakibatkan terjadinya kelompok fiktif,
kelompok tidak ada usaha, dsb.
2. Permasalahan micro-finance adalah permasalahan yang
disebabkan oleh karakter/itikad dan kemampuan usaha dengan
kondisi sebagai berikut :
i. Pengurus atau anggota Kelompok Usaha Bersama
mempunyai itikad untuk tidak mengembalikan.
ii. Kondisi usaha Kelompok Usaha Bersama tidak mampu
mengembalikan.
iii. Pemanfaat dari kelompok Simpan Pinjam atau Aneka
Usaha mempunyai itikad untuk tidak mengembalikan.
iv. Kondisi usaha pemanfaat tidak mampu mengembalikan .
v. Kesalahan pada penentuan jadwal pengembalian yang
tidak sesuai dengan jenis usaha .
3. Permasalahan Penyelewengan adalah permasalahan yang
diakibatkan adanya penyelewengan dana yaitu :
i. Penyelewengan atau pemotongan pada saat pencairan
dana pinjaman ke kelompok oleh TPK, Ketua UPK, dsb,
sehingga kelompok hanya mengakui pinjamannya sesuai
dana yang diterima saja.
ii. Penyelewengan atau pemotongan pada saat pencairan
dana ke pemanfaat oleh ketua kelompok sehingga
pemanfaat hanya membayar kewajiban sesuai dengan
yang diterima.
iii. Penyelewengan pengembalian oleh ketua kelompok, TPK
(bagi lokasi yang masih menggunakan TPK), Pengurus
UPK, dsb
4. Permasalahan Force Majeure adalah permasalahan diakibatkan
oleh bencana alam, huru hara, perang dan kematian pemanfaat
atau musibah yang bersifat bukan akibat dari kurangnya
antisipasi resiko usaha. Contoh dari resiko usaha adalah gagal
panen, ternak mati, perampokan, kebakaran lokasi usaha, dsb
19
Penjelasan PTO X Pengelolaan Dana Bergulir
TABEL KEMUNGKINAN KERJASAMA