You are on page 1of 20

PELEMBAGAAN

PENGELOLAAN DANA BERGULIR

1. LATAR BELAKANG

Pengelolaan dana bergulir dalam PPK pada hakekatnya dipengaruhi oleh 3 (tiga)
hal yaitu Unit Pengelola Kegiatan (UPK) sebagai pengelola dan penyalur seluruh
dana bergulir di tingkat kecamatan, kelompok peminjam sebagai pengelola dan
penyalur dana bergulir kepada anggotanya sebagai pemanfaat langsung serta
aturan dan prosedur/mekanisme perguliran. Selain itu, forum Musyawarah Antar
Desa sebagai forum yang mempunyai wewenang untuk menetapkan beberapa
keputusan mengenai perguliran seperti aturan dan prosedur perguliran harus
difasilitasi dengan baik sehingga setiap keputusannya mendukung pelestarian
dan pengembangan dana bergulir.

UPK yang mengelola dana bergulir (UEP dan SPP) dapat dikembangkan
menjadi pengelola kegiatan pinjaman yang profesional sebagai dasar
pelestarian dan pengembangan dana bergulir. Begitu juga kelompok peminjam
sebagai penyalur pinjaman kepada anggota/individu pemanfaat. Pelestarian dan
pengembangan dana bergulir diarahkan melalui upaya penguatan kelembagaan
UPK dan Kelompok Peminjam dengan cara : (i) pembuatan aturan-aturan dan
prosedur/mekanisme perguliran; (ii) penguatan kapasitas pengurus UPK dan
kelompok dalam pengelolaan keuangan dan pinjaman; (iii) penguatan UPK dan
kelompok secara kelembagaan; serta (iv) pengembangan jaringan kerjasama
dengan pihak yang lain.

2. PROFIL UPK

UPK adalah Unit Pengelola Kegiatan yang dibentuk oleh Musyawarah Antar
Desa (MAD) untuk mengelola dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) – PPK
yang dapat dialokasikan untuk berbagai jenis kegiatan yang mencakup kegiatan
sarana/prasarana, pendidikan, kesehatan, UEP dan SPP (dana bergulir).

Terhadap UPK phase out yang mengelola dana bergulir, telah dilakukan
pemetaan untuk mengetahui potensi pengembangannya. Pemetaan didasarkan
atas: 1) Aspek Resiko Pinjaman; (2) Aspek Produktifitas: dan (3) Aspek
Kualitatif Pengelolaan. Berdasarkan hasil pemetaan, UPK dapat dikategorikan
menjadi:

a. Kategori A : adalah UPK yang mempunyai pinjaman > (diatas) Rp 300


Juta dengan hasil pemetaan > (diatas) 6.
b. Kategori B : adalah UPK yang mempunyai pinjaman sampai dengan
Rp 300 Juta dengan hasil pemetaan > (diatas) 6.
c. Kategori C : adalah UPK yang mempunyai pinjaman > (diatas) Rp 300
Juta dengan hasil pemetaan sampai dengan 6.
d. Kategori D : adalah UPK yang mempunyai pinjaman sampai dengan
Rp 300 Juta dengan hasil pemetaan sampai dengan 6.
1
Penjelasan PTO X Pengelolaan Dana Bergulir
Hasil pengkategorisasian ini digunakan sebagai dasar pendampingan terhadap
UPK untuk dapat dikembangkan lebih lanjut. UPK kategori A dan B adalah UPK
yang potensial untuk dikembangkan (prospektif). Sedangkan UPK kategori C
dan D masih kurang potensial sehingga perlu penanganan khusus, sebagai
berikut :

1. Perlu dilakukan fasilitasi penyehatan kelembagaan meliputi :


- Memfungsikan kembali UPK
- Membentuk dan memfungsikan Badan Pengawas
- Membentuk Tim Penyehatan Pinjaman
2. Peningkatan aspek kualitatif dalam pengelolaan meliputi penanganan
masalah dana, kualitas administrasi, aktivitas pengurus, prinsip dan
prosedur PPK dalam perguliran serta dukungan aparat kecamatan.
3. Penyehatan pinjaman ke arah perbaikan kolektibilitas dan
produktivitas dengan cara:
- penagihan terhadap kelompok yang menunggak
- penjadwalan ulang bagi kelompok yang menunggak di atas 6
bulan.

3. KELOMPOK PEMINJAM

Kelompok Peminjam adalah kelompok yang menerima dana bergulir PPK baik
yang dikelola secara langsung (executing) maupun disalurkan kepada
pemanfaat (chanelling).

3.1 Jenis Kelompok Peminjam


Jenis kelompok dalam PPK dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) jenis kelompok:
a. Kelompok Simpan Pinjam : adalah kelompok yang mempunyai
kegiatan pengelolaan simpanan dan pinjaman dengan tujuan untuk
peningkatan kesejahteraan anggota.
b. Kelompok Usaha Bersama : adalah kelompok yang mempunyai
kegiatan usaha yang dikelola secara bersama oleh anggota
kelompok dengan tujuan untuk peningkatan ekonomi.
c. Kelompok Aneka Usaha : adalah kelompok yang anggotanya
mempunyai usaha yang dikelola secara individual oleh masing-
masing anggota dengan tujuan untuk peningkatan ekonomi.

Khusus Kelompok Aneka Usaha, dalam perkembangannya mengalami kesulitan


dalam penguatan kelembagaan tetapi pada sisi lain masih mempunyai potensi
untuk dikembangkan menjadi Kelompok Usaha Bersama atau Kelompok Simpan
Pinjam. Untuk mempermudah proses penguatan kelompok, kelompok Aneka
Usaha difasilitasi menjadi Kelompok Simpan Pinjam atau Kelompok Usaha
Bersama.

3.2 Fungsi Kelompok Peminjam

Kelompok peminjam dipandang sebagai suatu lembaga yang dapat berfungsi


sebagai :
a. Lembaga pengelola pinjaman (executing)

Penjelasan PTO tentang Pengelolaan Dana Bergulir 2


b. Lembaga penyalur pinjaman (chanelling)

a. Kelompok sebagai Lembaga Pengelola Pinjaman


Tujuan kelompok sebagai lembaga pengelola pinjaman adalah untuk
memperkuat permodalan kelompok, memperluas pelayanan pinjaman
masyarakat serta mempersingkat waktu proses persetujuan. Sebagai
lembaga pengelola pinjaman, kelompok dapat melakukan pengelolaan
dana bergulir secara mandiri. Kelompok dalam hal ini dapat melakukan :
• Seleksi pemanfaat pinjaman
• Penentuan jumlah angsuran
• Penentuan tingkat bunga
• Penentuan jadwal angsuran
• Penentuan persyaratan pinjaman

Kelompok sebagai lembaga pengelola pinjaman dana bergulir secara


mandiri mempunyai persyaratan sebagai berikut :
• Kelompok telah berpengalaman dalam pengelolaan dana
simpanan dan pinjaman minimal 3 tahun atau sesuai dengan
ketentuan MAD.
• Mempunyai AD/ART kelompok secara tertulis.
• Mempunyai Aturan Kepengurusan secara tertulis.
• Mempunyai Aturan Pengelolaan Simpanan yang mencakup
jenis-jenis simpanan yang dikelola, bunga simpanan, dsb.
• Mempunyai Aturan Pengelolaan Pinjaman yang mencakup
persyaratan pinjaman, jumlah pinjaman, jangka waktu,dsb.
• Tunggakan pinjaman yang dikelola di kelompok pada saat
pengajuan pinjaman ke UPK maksimal 20 % dari target
pengembalian.
• Maksimal pengajuan pinjaman dana bergulir kelompok kepada
UPK adalah 300 % dari jumlah simpanan dan modal yang ada di
kelompok.

b. Kelompok sebagai Lembaga Penyalur Pinjaman


Sebagai lembaga penyalur pinjaman, kelompok hanya menyalurkan
dana bergulir kepada pemanfaat sesuai dengan ketentuan dan
persyaratan yang telah ditetapkan oleh pemberi pinjaman.

Fungsi sebagai lembaga penyalur adalah memastikan penggunaan dana


bergulir oleh anggota/pemanfaat sesuai dengan kebutuhan pendanaan
usaha, meningkatkan mekanisme tanggung renteng, memberikan
kepastian penyaluran dan pengembalian dana bergulir.

3.3 Fasilitasi Kelompok

Fasilitasi kelompok adalah pendampingan terhadap kelompok berikut :

• Kelompok Simpan Pinjam dapat difasilitasi sebagai lembaga


penyalur dana bergulir (chanelling) atau pengelola dana bergulir
(executing).
• Kelompok Usaha Bersama difasilitasi sebagai lembaga penyalur
dana bergulir (chanelling).

3
Penjelasan PTO X Pengelolaan Dana Bergulir
• Kelompok Aneka Usaha harus difasilitasi menjadi jenis Kelompok
Simpan Pinjam atau Kelompok Usaha Bersama dengan langkah
fasilitasi sebagai berikut :
- melakukan identifikasi dan evaluasi kecenderungan
aktifitas usaha anggota kelompok
- menentukan jenis kelompok
- jika disepakati menjadi jenis kelompok simpan pinjam,
maka dilakukan penguatan kelompok sehingga memenuhi
persyaratan sebagai lembaga executing Sebelum
memenuhi persyaratan, penyaluran dana bergulir
dilakukan dengan pola chanelling.

3.4 Kegiatan Simpan Pinjam untuk Kelompok Perempuan (SPP)


Kegiatan SPP adalah pengelolaan simpanan dan pinjaman yang dilakukan oleh
kelompok perempuan. Pengaturannya mengacu pada penjelasan PTO tentang
Jenis dan Proses Pelaksanaan Bidang Kegiatan PPK.

4. DASAR-DASAR PENGELOLAAN DAN ATURAN POKOK


PERGULIRAN

Upaya pelestarian dan pengembangan dana bergulir yaitu dengan membuat


aturan dan prosedur perguliran. Pembuatan aturan dan prosedur perguliran
tersebut perlu memperhatikan beberapa hal yang menjadi ketentuan dasar
pengelolaan dana bergulir dan aturan pokok perguliran, sebagai berikut :

4.1 Dasar-dasar Pengelolaan Dana Bergulir

a. Pelestarian kegiatan pinjaman

• Tersedianya dana pinjaman produktif dan bertambah jumlahnya.

• Tersedianya dana pinjaman sebagai modal usaha bagi masyarakat miskin


yang produktif.

• Pembagian surplus dilakukan setelah menghitung resiko pinjaman.

• Surplus UPK diutamakan untuk menambah modal UPK.

b. Pelestarian Prinsip PPK

Prinsip-prinsip PPK selalu menjadi acuan dalam mekanisme pengelolaan


dana bergulir terutama: transparansi, partisipasi, dan keberpihakan kepada
orang miskin. Misalnya : calon pemanfaat yang ada di kelompok peminjam
merupakan masyarakat miskin pada peta sosial.

c. Pelestarian Kelembagaan

Pengelolaan dana bergulir harus tetap menggunakan ketentuan


kelembagaan yang ada di PPK, seperti: UPK, kelompok peminjam (bukan
peminjam secara individu), musyawarah desa, tim verifikasi, dsb.

Penjelasan PTO tentang Pengelolaan Dana Bergulir 4


d. Pengembangan Kelompok

Dalam pengelolaan dana bergulir harus memperhatikan pengembangan


kelompok bahkan pengembangan usaha pemanfaat. Misalnya memberikan
kesempatan kepada kelompok untuk menambah permodalan melalui
pembagian keuntungan.

4.2 Aturan Pokok Perguliran

Aturan pola perguliran minimal harus memuat hal-hal berikut :


a. Dana perguliran UEP dapat digunakan untuk pendanaan kegiatan UEP
dan SPP. Sedangkan dana perguliran SPP hanya digunakan untuk
pendanaan kegiatan SPP.
b. Tidak diperbolehkan memberikan pinjaman secara individu.
c. Kelompok yang didanai meliputi: Kelompok Simpan Pinjam dan
Kelompok Usaha Bersama.
d. Kegiatan verifikasi dilakukan sesuai dengan jenis kelompok.
e. Adanya perjanjian pinjaman antara UPK dan Kelompok.
f. Jadwal angsuran disesuaikan dengan fungsi kelompok (kelompok
penyalur atau kelompok pengelola) dan siklus usahanya.
g. Pembebanan jasa pinjaman sesuai dengan bunga pasar.
h. Kelompok dapat diberikan Insentif Pengembalian Tepat Waktu (IPTW)
sebagai stimulan.
i. Tidak diperbolehkan melakukan pembagian jasa pinjaman/pendapatan
sebelum dikurangi biaya operasional dan resiko pinjaman.

5. POLA PERGULIRAN

Untuk membentuk pola perguliran yang efektif dan sesuai dengan cakupan
wilayah tanpa meninggalkan prinsip-prinsip PPK, maka pola perguliran dapat
dilakukan di tingkat kecamatan atau di tingkat desa berdasarkan keputusan MAD
dengan mempertimbangkan hasil pemetaan UPK, anggaran biaya UPK ,
estimasi pendapatan jasa pinjaman, tingkat pengembalian dan cakupan wilayah
dengan penjelasan sebagai berikut :
1. Hasil Pemetaan UPK mencerminkan kondisi UPK selama phase out dan
tidak ada pendampingan oleh FK, dari kategori UPK yang sudah ada FK
harus melakukan pemetaan ulang (sesuai dengan ketentuan yang ada)
dengan tujuan mengetahui kondisi terakhir UPK sebagai masukan MAD.
2. Anggaran biaya operasional mencakup biaya operasional dan non
operasional yang akan dikeluarkan dalam satu periode mendatang
(biasanya dalam satu tahun). MAD harus melakukan evaluasi anggaran
biaya apakah realistis atau tidak sebelum melakukan persetujuan.
Anggaran biaya ini akan menjadi beban pendanaan UPK sehingga dapat
diketahui apakah UPK mampu atau tidak mendanai anggaran tersebut
dikaitkan dengan pelestarian dan pengembangan UPK. Jika (secara
wajar) UPK dinilai tidak mampu maka harus dilakukan pertimbangan-
pertimbangan efisiensi, misalnya :

5
Penjelasan PTO X Pengelolaan Dana Bergulir
a. Jumlah pengurus tidak harus tiga orang, bisa satu atau dua orang
tetapi penentuan tetap oleh MAD.
b. Tidak harus mempunyai kantor tersendiri yang memerlukan biaya
operasional atau (jika memungkinkan) mendapatkan fasilitas
secara cuma-cuma dari pihak kecamatan.
c. Tidak mendanai pertemuan-pertemuan.
d. Penggajian pengurus UPK bersifat variabel artinya proporsional
dengan jumlah pendapatan yang diperoleh UPK.
3. Estimasi pendapatan adalah rencana pendapatan yang akan diterima
oleh UPK baik yang bersifat pendapatan operasional maupun non-
operasional. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam melakukan
estimasi pendapatan adalah :
a. Estimasi pendapatan jasa pinjaman yang rasional artinya dengan
melakukan evaluasi rencana pendapatan dari saldo pinjaman
yang produktif (pengembaliannya lancar). Kesalahan yang sering
terjadi pada saat membuat estimasi pendapatan jasa pinjaman
adalah estimasi pendapatan dihitung berdasarkan saldo pinjaman
yang ada secara keseluruhan sehingga menjadi terlalu besar.
b. Estimasi pendapatan non-operasional misalnya bunga tabungan
dengan menghitung estimasi rata-rata pengendapan dana di
bank.
4. Tingkat Pengembalian adalah realisasi pengembalian dibandingkan
dengan target pengembalian, hal ini perlu dipertimbangkan karena
berkaitan langsung dengan perputaran permodalan dan pendapatan jasa
pinjaman. Pertimbangan tingkat pengembalian ini juga dapat digunakan
sebagai data historis kelompok atau desa dalam kaitannya dengan target
perguliran atau sanksi lokal.
5. Cakupan wilayah adalah wilayah pelayanan dan pembinaan UPK kepada
kelompok yang menyangkut pertimbangan :
a. Jarak antar lokasi.
b. Kondisi geografis.
c. Tingkat kesulitan pencapaian lokasi.
d. Tingkat biaya untuk mencapai lokasi.
e. Tingkat keamanan wilayah.

Dengan mempertimbangkan beberapa hal tersebut diatas MAD dapat menentukan


pola perguliran yang sesuai.

5.1 PERGULIRAN DI TINGKAT KECAMATAN

Perguliran di tingkat kecamatan dilakukan oleh UPK berdasarkan keputusan


MAD. Sasaran perguliran adalah kelompok masyarakat di seluruh desa yang
ada di kecamatan atau sesuai aturan tingkat lokal yang berlaku. Pengelolaan
perguliran di tingkat kecamatan dilakukan oleh UPK dan forum MAD dengan
melibatkan lembaga-lembaga, seperti : BP-UPK, Tim Verifikasi (TV), dan
kelompok. MAD perlu menyepakati mekanisme dan prosedur perguliran sebelum
melakukan perguliran.

5.1.1 Mekanisme Perguliran

Mekanisme perguliran harus memenuhi ketentuan berikut:

a. Mengacu pada dasar- dasar pengelolaan dana bergulir.

Penjelasan PTO tentang Pengelolaan Dana Bergulir 6


b. Memenuhi aturan pokok perguliran.
c. Proses verifikasi dilakukan oleh Tim verifikasi bersama dengan UPK
d. Kelompok penerima pinjaman telah diverifikasi dan diputuskan oleh MAD
baik secara langsung atau dengan menggunakan pola daftar tunggu.
e. Penyaluran pinjaman langsung dari UPK ke kelompok dan
pengembalian pinjaman secara langsung dari kelompok ke UPK.
f. Tidak disalurkan ke kelompok yang mempunyai reputasi jelek dalam
meminjam.
g. Jika disalurkan ke kelompok dengan pola executing harus memenuhi
persyaratan sebagai Lembaga Pengelola Pinjaman.

5.1.2 Musyawarah Antar Desa (MAD)

MAD merupakan forum tertinggi dalam pengambilan keputusan pengelolaan


dana bergulir di tingkat kecamatan. Untuk itu, MAD dapat diselenggarakan
di luar tahapan atau alur PPK, dengan ketentuan:

a. Jadwal MAD dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan.


b. Subsidi Pendanaan MAD dapat diberikan maksimal 5 % dari laba UPK
tahun berjalan. Dana tersebut disimpan dalam rekening Forum MAD.
c. Penggunaan dana harus sesuai dengan perencanaan/anggaran biaya.
Realisasi penggunaannya dianggap sebagai biaya non operasional.

5.1.3 Verifikasi

Proses verifikasi tetap diperlukan dalam upaya pemanfaatan dana bergulir,


dengan ketentuan:
a. Tim verifikasi dibentuk sesuai dengan kebutuhan.
b. Pendanaan kegiatan verifikasi maksimal 0,5 % dari dana yang akan
digulirkan dan dana tersebut disimpan dalam rekening Forum MAD.
c. Penggunaan dana harus sesuai dengan perencanaan/anggaran biaya.
Realisasi penggunaannya dianggap sebagai biaya non-operasional.
d. Pengurus UPK yang menjadi Tim Verifikasi tidak boleh didanai dari dana
verifikasi.

5.1.4 Tim Penyehatan Pinjaman

Tim Penyehatan Pinjaman dibentuk untuk mendorong pelestarian dan


pengembangan dana bergulir. Tim ini bersifat ad-hoc sesuai dengan
kebutuhan untuk melakukan penagihan dan penyehatan pinjaman.
Beberapa ketentuan menyangkut tim ini adalah:
a. Pendanaan terhadap Tim Penyehatan Pinjaman dilakukan berdasarkan
insentif hasil penagihan dengan perhitungan maksimal 2 % dari nilai
tunggakan lebih dari 6 bulan yang dapat ditagih. Pendanaan untuk hal
ini dianggap sebagai biaya non-operasional.
b. Pengurus UPK yang menjadi anggota tim tidak diperkenankan menerima
insentif penagihan.

7
Penjelasan PTO X Pengelolaan Dana Bergulir
5.1.5 Badan Pengawas UPK (BP-UPK)

Badan Pengawas UPK (BP-UPK) dibentuk untuk menjamin akuntabilitas


pengelolaan dana bergulir, dengan ketentuan:

a. Ditetapkan dan diputuskan oleh MAD sesuai dengan ketentuan PPK.


b. Pendanaan kegiatan BP-UPK bukan bersifat insentif rutin tetapi hanya
jika melakukan kegiatan pengawasan.
c. Maksimal pendanaan BP-UPK adalah 5 % dari laba UPK dalam tahun
berjalan. Dana tersebut disimpan dalam rekening Forum MAD.
d. Penggunaan dana harus sesuai dengan perencanaan/anggaran biaya
yang ditetapkan oleh MAD. Realisasi penggunaannya dianggap sebagai
biaya non-operasional.

5.1.6 UPK

Dalam rangka mendorong terjadinya keberlanjutan pengelolaan dana


bergulir, hal-hal yang perlu diperhatikan:
a. Pengurus UPK dipilih dengan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan
ketentuan PPK.
b. Jumlah pengurus UPK dapat disesuaikan dengan mempertimbangkan
prediksi pendapatan jasa pinjaman, anggaran biaya operasional dan
volume pinjaman yang dikelola.
c. Besar anggaran tahunan untuk honor seluruh pengurus UPK harus
mengacu kepada estimasi pendapatan tahunan.
d. Insentif pengurus UPK dapat diberikan sesuai dengan realisasi
pendapatan jasa pinjaman dengan perhitungan maksimal 5 % dari jasa
pinjaman yang diperoleh bulan tersebut.
e. Anggaran Biaya Operasional disusun sesuai dengan kebutuhan yang
realistis dan rencana kegiatan yang akan dilakukan. Upaya pengendalian
biaya dilakukan setiap bulan dengan cara membandingkan antara
anggaran dan realisasinya.
f. Total realisasi biaya operasional dan biaya non-operasional tidak boleh
melebihi 75 % dari realisasi pendapatan jasa pinjaman tahun berjalan.

5.1.7 Penggunaan Keuntungan/Laba UPK

Penggunaan keuntungan/laba UPK diutamakan untuk pengembangan


masyarakat terutama masyarakat miskin dengan ketentuan :
a. Penambahan Modal minimal 50 % dari keuntungan.
b. Pengembangan kelembagaan UPK dan kelompok maksimal 10 %
dari keuntungan.
c. Bonus Pengurus UPK maksimal 5 % dari keuntungan
d. Bantuan masyarakat miskin minimal 10 % dari keuntungan.

5.2 PERGULIRAN DI TINGKAT DESA

Perguliran di tingkat desa adalah pemanfaatan dana bergulir yang dikelola di


tingkat desa atau gabungan beberapa desa/kelompok. Keputusan tentang
perguliran di tingkat desa dilakukan dalam forum MAD dengan
mempertimbangkan pendapatan jasa pinjaman, anggaran biaya operasional,
cakupan wilayah, kondisi dana yang ada, tingkat pengembalian pinjaman, dan
pertimbangan yang mendukung lainnya.

Penjelasan PTO tentang Pengelolaan Dana Bergulir 8


Jika MAD memutuskan pola perguliran tingkat desa, pengelolaannya dapat
dilakukan oleh UPK atau oleh forum perguliran yang dibentuk MAD dengan
melibatkan BPD dan Kelompok Peminjam.

5.2.1 Mekanisme Perguliran

Mekanisme perguliran di tingkat desa yang pengelolaannya tetap dilakukan


oleh UPK sama dengan mekanisme pola perguliran tingkat kecamatan
dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Efisiensi biaya, seperti :
- jumlah pengurus tidak harus tiga orang, bisa satu atau dua orang
tetapi penentuan tetap oleh MAD,
- tidak harus mempunyai kantor sendiri,
- tidak mendanai pertemuan-pertemuan,
- gaji pengurus bersifat variabel (tidak tetap) tetapi proporsional
dengan jumlah pendapatan yang diperoleh.
b. Sasaran perguliran bukan kelompok masyarakat seluruh desa yang ada
di kecamatan, melainkan hanya kelompok masyarakat di beberapa desa
sesuai keputusan forum MAD.

Mekanisme perguliran di tingkat desa yang pengelolaannya dilakukan oleh


forum perguliran, meliputi:
a. Mengacu pada dasar- dasar pengelolaan dana bergulir.
b. Memenuhi aturan pokok perguliran.
c. Verifikasi usulan kelompok dilakukan oleh anggota forum perguliran.
d. Persetujuan pendanaan kelompok oleh forum perguliran.
e. Penyaluran pinjaman langsung dari forum perguliran ke kelompok dan
pengembalian pinjaman secara langsung dari kelompok ke forum
perguliran.
f. Penyaluran pinjaman dengan pola executing harus memenuhi
persyaratan sebagai Lembaga Pengelola Pinjaman.
g. Forum perguliran membuka rekening untuk menampung jasa pinjaman
dan pengembalian kelompok dengan spesimen Ketua Forum dan dua
orang wakil masyarakat.

5.2.2 Pengawasan Perguliran Tingkat Desa

Forum MAD bertanggung jawab untuk menetapkan badan yang melakukan


pengawasan terhadap proses perguliran di tingkat desa agar sesuai dengan
tujuan dan prinsip-prinsip PPK. Badan pengawas UPK dapat ditetapkan
sebagai pengawas proses perguliran di tingkat desa.

5.2.3 Forum Perguliran

Forum perguliran dibentuk dan ditetapkan oleh Forum MAD. Forum ini
bisa di dalam satu desa, lintas beberapa desa atau lintas kelompok sesuai
dengan keputusan MAD. Anggota forum terdiri dari wakil BPD, wakil
masyarakat desa dan pengurus kelompok. Forum ini menyusun dan
menetapkan prosedur /mekanisme perguliran yang akan digunakan.
Prosedur atau mekanisme perguliran tetap mengacu pada dasar-dasar dan
aturan pokok sebagaimana dijelaskan di atas.

9
Penjelasan PTO X Pengelolaan Dana Bergulir
Dalam menjalankan tugasnya, forum perguliran harus mempunyai rencana
kerja dan laporan realisasi yang disampaikan kepada badan pengawas
yang ditetapkan oleh forum MAD. Pendanaan kegiatan oleh forum
perguliran bersumber dari pendapatan jasa pinjaman yang diperoleh
maksimal 25 % dari jasa pinjaman. Pendanaan kegiatan tidak boleh
bersifat insentif kepada individu secara rutin tetapi benar-benar untuk
mendanai kegiatan forum.

6. PELAPORAN KEUANGAN UPK

6.1 Jenis Pelaporan

Pelaporan keuangan UPK mencakup hasil kegiatan dan kondisi keuangan


terakhir yang meliputi:

1) Realisasi Pencairan BLM ke Ke Desa (Jika UPK mengelola BLM )

Laporan ini melaporkan perkembangan daya serap desa atas BLM secara
periodik yang terdiri dari perkembangan daya serap pada setiap kegiatan
masing-masing desa.

2) Neraca Keuangan UPK

Neraca keuangan UPK adalah laporan posisi keuangan UPK pada saat
tertentu yang memuat nilai kekayaan dan penggunaan dana berdasarkan
alokasi masing-masing kegiatan secara utuh, sumber dana dari KPKN,
laba dan hutang. Untuk kebutuhan analisa keuangan, UPK yang
mengelola dana bergulir dapat melakukan pemisahan neraca dengan
membuat neraca khusus pengelolaan dana bergulir.

3) Laporan Operasional

Laporan Operasional pada dasarnya merupakan laporan yang menjelaskan


jumlah pendapatan yang diterima dari berbagai sumber dan biaya yang
dikeluarkan untuk berbagai pos dalam periode tertentu.

4) Laporan Perkembangan Pinjaman

Laporan perkembangan pinjaman adalah laporan yang menjelaskan


perkembangan pinjaman dalam suatu kecamatan yang menyangkut :
realisasi penyaluran pinjaman, target pengembalian, realisasi
pengembalian, saldo pinjaman , tingkat pengembalian dan jumlah
tunggakan.

5) Laporan Kolektibilitas

Laporan kolektibilitas adalah laporan yang menjelaskan kualitas pinjaman


yang didasarkan pada lamanya tunggakan dan juga memberikan informasi
tingkat resiko pinjaman.

6) Laporan Kesehatan UPK

Laporan kesehatan UPK adalah laporan yang menjelaskan posisi tingkat


kesehatan UPK.

Penjelasan PTO tentang Pengelolaan Dana Bergulir 10


Laporan-laporan tersebut diatas harus mengikuti format pelaporan yang sesuai
dengan ketentuan pelaporan PPK.

6.2 Laporan Pertanggungjawaban UPK

Laporan pertanggung jawaban UPK dilakukan dihadapan forum MAD dan


difasilitasi oleh Badan Pengawas UPK dengan pembahasan sebagai berikut :
a. Dilakukan sesuai kebutuhan tetapi minimal satu tahun
sekali/pada saat tutup buku.
b. Pembahasan target dan realisasi rencana kerja.
c. Laporan Keuangan : Neraca dan Laporan Rugi Laba
d. Laporan Perkembangan Pinjaman dan Laporan Kolektibilitas
pinjaman

7. PENILAIAN KESEHATAN UPK


Penilaian kesehatan UPK bertujuan untuk memberikan tingkat kesehatan
(rating) dalam pengelolaan pinjaman yang meliputi aspek penilaian pengelolaan
keuangan, pengelolaan pinjaman dan kualitas kelembagaan dengan indikator
penilaian yang akan ditentukan kemudian. Garis besar pedoman penilaian
kesehatan UPK sebagai berikut :

7.1 Aspek Pengelolaan Pinjaman

a. Aturan Perguliran Dana.


Penilaian aturan perguliran adalah evaluasi terhadap aturan yang telah
disepakati dan diputuskan dalam MAD dengan melihat:
- Kesesuaian dengan aturan pokok dan ketentuan dasar perguliran dalam
PPK.
- Prinsip pengelolaan pinjaman yang sehat, meliputi:
1. Perencanaan : perencanaan penyaluran pinjaman, proses verifikasi.
2. Proses keputusan pendanaan.
3. Pelaksanaan : Administrasi dan pelaporan kegiatan pinjaman,
Perjanjian Pinjaman, Penentuan skema pinjaman ( jumlah , jasa
pinjaman dan jangka waktu).
4. Proses evaluasi
5. Mekanisme monitoring kelompok.
6. Mekanisme penyehatan pinjaman.

b. Permodalan
Permodalan adalah alokasi dana BLM untuk kegiatan pinjaman baik UEP
ataupun SPP yang telah diterima kecamatan atau dikelola UPK. Dalam
melakukan penilaian aspek permodalan ini pendekatan-pendekatan yang
dilakukan adalah :

• Perputaran Permodalan.
Penilaian perputaran modal bertujuan untuk menilai tingkat
pelayanan UPK kepada masyarakat yang dicerminkan dengan
rumusan : realisasi volume pinjaman yang diberikan kepada
masyarakat dibagi dengan alokasi awal BLM.

11
Penjelasan PTO X Pengelolaan Dana Bergulir
Realisasi penyaluran pinjam
Perputaran Permodalan = ----------------------------------------
Alokasi Awal BLM

Semakin besar perputaran modal akan semakin baik, artinya


pelayanan semakin besar, dan menunjukkan pinjaman yang
disalurkan kepada masyarakat cepat dikembalikan dan digulirkan
lagi.

Semakin sering digulirkan semakin cepat modal berputar. Sedangkan


jika dana diendapkan terlalu lama di bank maka akan memperlambat
perguliran sehingga memperkecil perputaran permodalan.

• Pertumbuhan Permodalan

Penilaian pertumbuhan permodalan dilakukan untuk menilai tingkat


pertumbuhan dana alokasi awal sampai dengan saat penilaian.
Penilaian dilakukan dengan membagi seluruh volume pinjaman
ditambah dengan seluruh dana (tunai dan bank) yang tersedia untuk
digulirkan sebagai pinjaman dibagi dengan alokasi awal BLM.

(Jumlah Pinjaman + Dana untuk Perguliran)


Pertumbuhan Permodalan = ----------------------------------------------------------------
Alokasi awal BLM

Semakin besar pertumbuhan semakin baik. Satuan tingkat


pertumbuhan yang digunakan adalah % (persentase).

Penilaian ini masih mengabaikan kualitas pinjaman, apakah macet


atau tidak lancar karena yang dihitung berdasarkan seluruh pinjaman
yang masih ada.

c. Tingkat Pengembalian

Penilaian tingkat pengembalian berpedoman pada Laporan Perkembangan


Pinjaman.

d. Kualitas Aktiva dan Pinjaman

Penilaian kualitas aktiva dan pinjaman dilakukan untuk memberikan penilaian


atas penggunaan dana pada aktiva yang diharapkan produktif. Dana yang
ada di UPK dapat digunakan untuk pinjaman yang akan menghasilkan jasa
pinjaman. Penilaian kualitas pinjaman dikaitkan dengan resiko pinjaman
dalam bahasa lembaga keuangan disebut Kolektibilitas berpedoman pada
Laporan Kolektibilitas.

Penjelasan PTO tentang Pengelolaan Dana Bergulir 12


7.2 Aspek Pengelolaan Keuangan

Penilaian aspek pengelolaan keuangan ditekankan pada pendekatan rasio-


rasio keuangan yang mengarah kepada operasional UPK yang sehat .
Penilaian ini dilakukan untuk menghasilkan kualitas pengelolaan keuangan
yang sehat, transparan, dan dapat dipertanggung jawabkan. Penilaian aspek
keuangan mencakup :

7.2 .1 Manajemen

a. Mempunyai perencanaan keuangan yang mendukung pelestarian


dan pertumbuhan permodalan, yang terdiri dari :
• Rencana pendapatan
• Rencana biaya
• Rencana penggunaan keuntungan

b. Mempunyai administrasi yang mencakup :


• Bukti-bukti transaksi.
• Adanya rekening bank yang sesuai dengan kebutuhan
dengan spesimen lebih dari satu orang.
• Adanya buku kas harian masing-masing fungsi.
• Adanya buku Bantu bank masing-masing rekening bank
• Tertib administrasi dalam setiap transaksi.
• Mempunyai aturan pengeluaran keuangan, dengan
memberikan batasan otoritas.

c. Mempunyai Pelaporan pengelolaan keuangan yang transparan dan


akuntabel, meliputi :
• Neraca
• Laporan Operasional
• Laporan Perkembangan Pinjaman
• Laporan Kolektibilitas

7.2.2 Rasio Keuangan


a. Rasio Pendapatan, meliputi:
• Rasio Pendapatan Jasa Pinjaman terhadap rata-rata saldo
pinjaman.
• Rasio Total pendapatan terhadap rata-rata saldo pinjaman

b. Rasio Biaya, meliputi:


• Rasio biaya operasional terhadap rata-rata saldo pinjaman
• Rasio total biaya terhadap rata-rata saldo pinjaman
• Rasio biaya operasional terhadap pendapatan jasa
pinjaman.
• Rasio total total biaya terhadap total pendapatan.

c. Rasio Laba, meliputi:


• Rasio laba terhadap rata-rata saldo pinjaman
• Rasio laba terhadap pendapatan jasa pinjaman
• Rasio laba terhadap total pendapatan
13
Penjelasan PTO X Pengelolaan Dana Bergulir
d. Rasio Likuiditas, meliputi:
• UPK dapat memenuhi rencana penyaluran pinjaman pada
bulan berjalan
• UPK mempunyai dana untuk operasional pada bulan
berjalan

e. Efektivitas pengelolaan dana, meliputi:


• Rasio rata-rata saldo kas terhadap rata-rata saldo pinjaman
• Rasio rata-rata saldo bank terhadap saldo pinjaman

7.3 Aspek Kualitas Kelembagaan

Penilaian kelembagaan adalah untuk melakukan penilaian kelembagaan


yang terkait dengan pengelolaan keuangan dan pengelolaan pinjaman PPK.
Dengan melakukan penilaian kelembagaan tersebut dapat diketahui prospek
pelestarian prinsip dan mekanisme PPK dalam pengelolaan keuangan dan
pinjaman.

7.3.1 Unit Pengelola Keuangan


Penilaian ini memberikan evaluasi kualitas pengelolaan UPK dengan
indikator penilaian sebagai berikut :
a. Kapasitas Pengurus, meliputi:
• pemahaman tugas dan tanggung jawab masing-masing
pengurus
• pemahaman pengelolaan keuangan
• pemahaman pengelolaan pinjaman
• pemahaman pengembangan kelembagaan UPK
• pemahaman pengembangan kelompok peminjam
• pemahaman pengembangan jaringan.
b. Operasional, meliputi:
• UPK mempunyai hari kerja yang memadai
• UPK mempunyai rencana kerja yang mendukung
• UPK mempunyai pengelolaan dokumen yang baik
• UPK mempunyai struktur organisasi yang mendukung
• UPK mempunyai papan informasi yang mendukung dan
transparan.

7.3.2 Musyawarah Antar Desa (MAD)


Penilaian kelembagaan MAD mencakup:
• mekanisme perwakilan MAD yang mengakomodasi
kepentingan masyarakat miskin
• aturan dalam pengangkatan dan penggantian anggota dan
ketua forum
• pemahaman tugas dan tanggung jawab anggota dan ketua
forum.

Penjelasan PTO tentang Pengelolaan Dana Bergulir 14


7.3.3 Badan Pengawas (BP-UPK),
Penilaian badan pengawas UPK mencakup:
• mekanisme seleksi, penetapan dan penggantian
• pemahaman tugas dan tanggung jawab anggota dan ketua
• mekanisme kerja yang mendukung mendukung fungsi dan
tugas
• mekanisme pelaporan yang transparan dan mempunyai
akuntabilitas.

7.3.4 Tim Verifikasi (TV)


Penilaian Tim Verifikasi mencakup:
• mekanisme seleksi dan penentuan Anggota Tim Verifikasi
• kapasitas anggota Tim Verifikasi
• mekanisme kerja
• transparansi dan akuntabilitas hasil verifikasi.

7.3.5 Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART)


Penilaian Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART)
meliputi:
a. Pemahaman tim perumus AD/ART mengenai PPK.
b. Kesesuaian pasal-pasal AD/ART dengan prinsip dan prosedur
PPK.
c. Kesesuaian pasal-pasal AD/ART dengan upaya pelestarian dan
pengembangan dana bergulir.
d. Perlindungan pasal-pasal AD/ART kepada pengurus.
e. Kesesuaian pasal-pasal yang menyangkut aturan pengurus
UPK dengan prinsip-prinsip PPK.
f. Perlindungan pasal-pasal AD/ART terhadap lembaga-lembaga
yang ada dalam PPK.

7.4 Tingkat Kesehatan UPK


Berdasarkan penilaian dengan menggunakan beberapa aspek tersebut
diatas maka dapat diketahui tingkat kesehatan UPK yang dikategorikan
menjadi :
a. Sehat
b. Cukup Sehat
c. Tidak Sehat

8. PENGUATAN ASPEK HUKUM UPK


Dalam pelembagaan manajemen pembangunan partisipatif pada tingkat
kecamatan, UPK dapat dikembangkan menjadi lembaga yang dapat
bekerjasama dengan pihak lain dalam pengelolaan dan penyaluran program
pemberdayaan masyarakat dengan jenis kegiatan meliputi kegiatan dana
bergulir, pembangunan sarana/prasarana sosial dasar di pedesaan serta
kegiatan pendidikan dan kesehatan masyarakat. Pihak lain yang dimaksud
adalah pemerintah, pihak swasta dan masyarakat.

15
Penjelasan PTO X Pengelolaan Dana Bergulir
Bentuk kerjasama yang dapat dilakukan oleh UPK dengan pihak lain antara lain :
pengelolaan kegiatan secara keseluruhan, pengelolaan administrasi dan
pelaporan, dsb.

Landasan operasional UPK pada saat ini adalah keputusan Musyawarah Antar
Desa (MAD) yang dikuatkan oleh Surat Penetapan Camat. Dalam kaitan untuk
memenuhi kerjasama dengan pihak lain, landasan operasional tersebut belum
mencukupi persyaratan kerjasama sehingga diperlukan penguatan aspek
hukum yang juga berfungsi sebagai perlindungan operasional secara internal
dan eksternal.

Perangkat penguatan aspek hukum yang dapat digunakan dalam penguatan


kelembagaan antara lain : Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga secara
notarial atau Surat Keputusan Bupati (SK Bupati) atau Peraturan Daerah
(Perda). Dalam pembuatan perangkat untuk penguatan aspek hukum tersebut,
hal yang harus diperhatikan adalah Tim Penyusun yang harus benar-benar
memahami prinsip dan prosedur PPK sehingga hasil yang diperoleh akan
menjamin pelestarian dan pengembangan berdasarkan prinsip-prinsip PPK.

9. PENGUATAN KELOMPOK
Tujuan penguatan kelompok adalah sebagai lembaga penyalur pinjaman atau
lembaga pengelola pinjaman yang mempunyai daya tarik bagi pihak lain untuk
kerjasama.
Kegiatan penguatan mencakup hal-hal sebagai berikut :
- Penguatan kelembagaan yang mencakup struktur organisasi dan aturan
tertulis.
- Penguatan dalam administrasi keuangan atau pinjaman yang
transparan dan mempunyai akuntabilitas.
- Penguatan jaringan usaha, jaringan pembiayaan usaha ataupun
jaringan bantuan teknis.

9.1 Dinamika Kelompok Peminjam

Dinamika kelompok adalah proses pembentukan, perubahan kelompok


dengan tujuan meningkatan kualitas kelompok tersebut. Proses ini
mencakup hal-hal sebagai berikut

a. Penggabungan kelompok.
Adalah pembentukan kelompok baru berdasarkan penggabungan
lebih dari satu kelompok peminjam. Tujuan penggabungan
kelompok baru agar kelompok menjadi lebih sehat dan lebih baik.
Jika penggabungan kelompok ini dilakukan sesama kelompok
peminjam PPK maka harus mendapatkan persetujuan MAD atau
telah diatur dalam ketentuan perguliran yang disetujui oleh MAD.

b. Pemekaran kelompok
Adalah pemecahan satu kelompok peminjam menjadi lebih dari satu.
Tujuan pemekaran agar kelompok lebih sehat dan lebih baik.

Penjelasan PTO tentang Pengelolaan Dana Bergulir 16


c. Penambahan anggota kelompok
Adalah penambahan jumlah anggota kelompok dari yang sudah ada
dengan tujuan membentuk kelompok yang lebih sehat dan
menambah jumlah pemanfaat

d. Pengurangan anggota kelompok


Adalah pengurangan jumlah anggota kelompok dari yang sudah ada
dengan tujuan membentuk kelompok yang sehat dan berdasarkan
ketentuan kesepakatan kelompok.

10. PENYEHATAN PINJAMAN BERMASALAH

Pinjaman bermasalah adalah pinjaman yang belum dikembalikan secara penuh


sesuai dengan target yang disepakati oleh kelompok dengan UPK dengan
berbagai alasan yang mendasar.

10.1 Kriteria Pinjaman Bermasalah

Kriteria pinjaman bermasalah di PPK secara sederhana hanya didasari


indikator lamanya tunggakan dari kelompok ke UPK dengan kriteria
sebagai berikut :
1. Tunggakan angsuran diatas 3 bulan untuk pinjaman yang diangsur
setiap bulan.
2. Tunggakan angsuran diatas 4 bulan untuk pinjaman yang diangsur
per triwulan.
3. Tunggakan angsuran diatas 7 bulan untuk pinjaman yang diangsur
per 6 bulan.
4. Tunggakan akibat tidak berfungsinya kelompok, misalnya : kelompok
bubar, konflik pengurus,dsb

10.2 Tahapan Penyehatan

Pada dasarnya penyehatan pinjaman bermasalah dapat dilakukan dengan


tahapan sebagai berikut :

- Identifikasi kelompok

Identifikasi jenis dan fungsi kelompok peminjam beserta


pemanfaat dana bergulir oleh UPK serta dapat dibantu oleh Tim
Verifikasi.

- Kategorisasi Permasalahan Kelompok

Adalah penggolongan kelompok bermasalah yang dilakukan


berdasarkan:
1. Permasalahan Kelembagaan : adalah permasalahan yang
disebabkan oleh kurang berfungsinya kelembagaan-
kelembagaan yang dibangun oleh PPK sebagaimana mestinya
yaitu :

17
Penjelasan PTO X Pengelolaan Dana Bergulir
i. Permasalahan Kelompok Peminjam yang disebabkan oleh
bubarnya kelompok, pengurus tidak aktif, aktivitas
kelompok tidak ada,dsb
ii. Permasalahan Tim Verifikasi yang tidak berfungsi dengan
semestinya dan mengakibatkan terjadinya kelompok fiktif,
kelompok tidak ada usaha, dsb.
2. Permasalahan micro-finance adalah permasalahan yang
disebabkan oleh karakter/itikad dan kemampuan usaha dengan
kondisi sebagai berikut :
i. Pengurus atau anggota Kelompok Usaha Bersama
mempunyai itikad untuk tidak mengembalikan.
ii. Kondisi usaha Kelompok Usaha Bersama tidak mampu
mengembalikan.
iii. Pemanfaat dari kelompok Simpan Pinjam atau Aneka
Usaha mempunyai itikad untuk tidak mengembalikan.
iv. Kondisi usaha pemanfaat tidak mampu mengembalikan .
v. Kesalahan pada penentuan jadwal pengembalian yang
tidak sesuai dengan jenis usaha .
3. Permasalahan Penyelewengan adalah permasalahan yang
diakibatkan adanya penyelewengan dana yaitu :
i. Penyelewengan atau pemotongan pada saat pencairan
dana pinjaman ke kelompok oleh TPK, Ketua UPK, dsb,
sehingga kelompok hanya mengakui pinjamannya sesuai
dana yang diterima saja.
ii. Penyelewengan atau pemotongan pada saat pencairan
dana ke pemanfaat oleh ketua kelompok sehingga
pemanfaat hanya membayar kewajiban sesuai dengan
yang diterima.
iii. Penyelewengan pengembalian oleh ketua kelompok, TPK
(bagi lokasi yang masih menggunakan TPK), Pengurus
UPK, dsb
4. Permasalahan Force Majeure adalah permasalahan diakibatkan
oleh bencana alam, huru hara, perang dan kematian pemanfaat
atau musibah yang bersifat bukan akibat dari kurangnya
antisipasi resiko usaha. Contoh dari resiko usaha adalah gagal
panen, ternak mati, perampokan, kebakaran lokasi usaha, dsb

- Penentuan Pola Penyehatan


Penentuan pola penyehatan dilakukan setelah melakukan
kategorisasi kelompok dengan jenis pola penyehatan sebagai
berikut :
1. Penjadwalan Ulang : adalah melakukan penjadwalan ulang atau
membuat jadwal angsuran yang baru sesuai dengan kondisi
usaha kelompok atau pemanfaat.
2. Restrukturisasi Pinjaman adalah melakukan perubahan pola
angsuran yang dikaitkan dengan realitas penggunaan dana.

Penjelasan PTO tentang Pengelolaan Dana Bergulir 18


3. Pengurangan Kewajiban adalah pola penyehatan yang
memberikan pengurangan jasa pinjaman jika mempunyai itikad
pengembalian tunggakan secara sekaligus seluruhnya. Pola ini
bisa digunakan untuk permasalahan yang disebabkan oleh
force majeure dengan memberikan pengurangan pokok atau
jasa pinjaman.
4. Kompensasi adalah pola penyehatan dengan cara melakukan
kompensasi harta, misalnya terjadinya penyelewengan dana
oleh pengurus maka pengurus tersebut harus menyerahkan
harta senilai dana yang diselewengkan. Harta tersebut
kemudian dijual untuk mengembalikan kewajibannya sehingga
sesuai dengan jumlah dana yang diselewengkan.
5. Aspek hukum /litigasi adalah pola penyehatan yang akan
diselesaikan dengan penyelesaian hukum, pola ini biasanya
digunakan untuk permasalahan penyelewengan dana atau
diterapkan kepada pemanfaat/kelompok yang tidak mempunyai
itikad baik.

10.3 Mekanisme penentuan pola penyehatan

Mekanisme penentuan pola penyehatan pinjaman diputuskan oleh MAD


berdasarkan hasil kategorisasi permasalahan kelompok dengan
memperhatikan ketentuan pengelolaan dana bergulir.

11. PENGEMBANGAN JARINGAN

Pengembangan jaringan merupakan salah satu unsur yang penting untuk


pelestarian kegiatan PPK khususnya pelestarian pinjaman atau dana
bergulir. Pengembangan jaringan yang berkaitan dengan pengelolaan dana
bergulir mencakup hal-hal yang bersifat : tambahan permodalan, bantuan teknis
usaha, kerjasama program dengan berbagai pihak baik dengan pemerintah
(kabupaten, propinsi atau pusat), swasta, atau lembaga keuangan. Jalinan
kerjasama tersebut tidak hanya terbatas untuk UPK tetapi juga dengan
kelembagaan PPK yang terbentuk seperti: MAD, UPK, Tim Verifikasi,
Kelompok pemanfaat sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan masyarakat.

11.1 Contoh Tabel Kerjasama

Tabel kerjasama dibawah ini menunjukkan kemungkinan - kemungkinan


bentuk kerjasama antara kelembagaan PPK dengan pihak luar sebagai
Lembaga Penyedia Program.

19
Penjelasan PTO X Pengelolaan Dana Bergulir
TABEL KEMUNGKINAN KERJASAMA

LEMBAGA PENYEDIA PROGRAM


LEMB
KELEMBAGAAN /PELAKU PPK PEMDA SEKTORAL SWASTA KEUANGAN
P TA D P TA D P TA D P TA D
MAD
BADAN PENGAWAS
TIM VERIFIKASI
UPK
KELOMPOK SIMPAN PINJAM
KELOMPOK USAHA BERSAMA
PEMANFAAT
P = KERJASAMA PROGRAM, TA = KERJASAMA BANTUAN TEKNIS, D = KERJASAMA
PENYEDIAAN DANA

11.2 Asosiasi UPK


Pembentukan asosiasi UPK bertujuan untuk perluasan jaringan
kerjasama dalam kaitannya dengan penguatan kelembagaan UPK. Pola
pembentukan asosiasi UPK dan kerja sama dapat ditentukan oleh
pelaku-pelaku UPK dengan pedoman yang akan ditentukan kemudian.

Penjelasan PTO tentang Pengelolaan Dana Bergulir 20

You might also like