You are on page 1of 11

KEWAJIBAN DAN EKUITAS

(IASB FRAMEWORK & EKUITAS)

MAKALAH

Disusun oleh :

Silvia
Oktavianti
Inneke

Universitas Kristen Maranatha


Program Profesi Akuntansi
Bandung
2010
KEWAJIBAN DAN EKUITAS (IASB FRAMEWORK &
EKUITAS)

KEWAJIBAN
Kewajiban adalah “kemungkinan pengorbanan manfaat ekonomi masa depan
yang timbul dari keharusan saat ini dari suatu entitas untuk mentransfer aktiva
atau menyediakan jasa kepada entitas lainnya di masa depan sebagai akibat
transaksi atau kejadian yang telah lalu.
Untuk dapat disebut sebagai kewajiban, suatu objek atau pos harus
mempunyai karakteristik sebagai berikut:
• Menjadi pengorbanan sumber ekonomik yang cukup pasti di masa depan
(probable future sacrifices of economic benefits).
• Menjadi kewajiban saat ini atau perioda ini (present obligation) untuk
menyerahkan kas, barang, atau jasa di masa datang.
• Terjadi karena transaksi masa lalu.
Dasar pengukuran kewajiban yang paling objektif adalah kos tunai atau kos
tunai implisit. Karena kewajiban merupakan cerminan dari aset, maka
pengukurannya juga mengikuti pengukuran aset. Secara umum, kewajiban
disajikan dalam neraca berdasarkan urutan kelancarannya sejalan dengan aset.
PSAK No. 1 menggariskan bahwa aset lancar disajikan menurut urutan likuiditas
sedangkan kewajiban disajikan menurut urutan jatuh tempo. PSAK No. 1
menentukan bahwa semua kewajiban yang tidak memenuhi kriteria sebagai
kewajiban jangka pendek diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang.
Kriteria tersebut adalah (a) diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu
siklus normal operasi perusahaan, atau (b) jatuh tempo dalam jangka waktu dua
belas bulan dari tanggal neraca.
Kewajiban diurutkan berdasarkan jatuh temponya yaitu:
a. Kewajiban Lancar
Kewajiban lancar adalah hutang yang akan dibayar (atau jasa yang akan
diberikan) dalam tahun atau siklus operasi berikutnya. Pelunasan kewajiban
lancar membutuhkan aktiva lancar (biasanya kas). Untuk menilai kewajiban
lancar pada neraca ialah dengan cara mengabaikan present value dan
dilaporkan pada nilai nominal. Contoh meliputi:
1. Hutang usaha
2. Wesel bayar jangka pendek.
3. Bagian lancar hutang jangka panjang.
4. Hutang dividen (dicatat pada saat diumumkan oleh perusahaan):
Dividen……………………………………xxx
Hutang Dividen………………………..xxx
5. Pendapatan diterima dimuka (dicatat dalam akun kewajiban sampai
barang /jasa diberikan).
6. Pajak penjualan (dicatat secara terpisah dan tercermin sebagai akun
kewajiban sampai dibayarkan ke kantor pajak).
7. Hutang pajak penghasilan perusahaan.
8. Hutang pajak penghasilan karyawan (dicatat terpisah dari upah / gaji
dan tercermin sebagai akun kewajiban sampai disetorkan ke kantor
pajak.
9. Accrued Liabilities : akru biaya dan kewajiban pada akhir periode
berjalan, dan biasanya dibayarkan beberapa waktu kemudian di
periode berikutnya. Contoh meliputi hutang gaji, hutang bunga,
hutang sewa, hutang premi asuransi, dll.

b. Kewajiban Jangka Panjang


Kewajiban jangka panjang adalah hutang yang baru akan dibayar setelah lebih
dari satu tahun, namun kewajiban berbunga jangka panjang tetap akan jatuh
tempo dalam jangka waktu 12 bulan sejak tanggal neraca apabila:
• Kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk jangka waktu lebih dari
dua belas bulan
• Perusahaan bermaksud membiayai kembali kewajibannya dengan
pendanaan jangka panjang, dan
• Maksud diatas didukung dengan perjanjian pembiayaan kembali atau
penjadwalan kembali pembayaran yang resmi disepakati sebelum
laporan keuangan disetujui.
Contoh:
• Wesel bayar: jumlah yang terhutang kepada bank atau kreditor lainnya
dengan jatuh tempo lebih dari satu tahun.
• Hutang hipotek: jumlah yang terhutang kepada perusahaan hipotek
dengan jatuh tempo lebih dari satu tahun.
• Hutang obligasi: jumlah yang terhutang kepada investor yang memiliki
investasi obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, dimana
pembayaran pokok dan bunganya berjangka waktu lebih dari satu
tahun.
 Beberapa alasan pendanaan dengan obligasi dibandingkan dengan
penerbitan saham:
1. Pemilik perusahaan saat ini tetap memegang kendali atas
perusahaan
2. Bunga adalah beban yang dapat mengurangi pendapatan
kena pajak, sedangkan deviden tidak
3. Tingkat suku bunga yang berlaku mungkn lebih
menguntungkan relatif terhadap harga pasar untuk saham
4. Beban yang dikurangkan dari laba untuk membayar bunga
kepada pemberi pinjaman dapat lebih rendah dibandingkan dengan
jumlah deviden yang diharapkan oleh pemegang saham.
 Sifat Obligasi
o Seringkali memiliki nilai nominal (face value), nilai
nominal (par value), nilai jatuh tempo ( maturity value).
o Surat kontrak obligasi
o Dapat dijual ke investor atau melalui penjamin emisi (full
commitment basis atau best effort basis à kasus obligasi IBM,
penjamin emisi rugi $ 50 juta karena naiknya suku bunga bank)
 Harga Pasar Obligasi
• Harga Pasar obligasi ditentukan diantaranya oleh tingkat bunga
yang ditetapkan atau tingkat bunga kontrak.
• Tingkat bunga kontrak tidak selalu sama dengan tingkat bunga
pasar, akibatnya obligasi akan mengalami : premi (bunga diatas
tingkat bunga pasar) atau diskonto (bunga dibawah tingkat bunga
pasar).
• Premi atau diskonto adalah jumlah yang diperlukan untuk
menyesuaikan tingkat bunga yang ditetapkan dengan tingkat bunga
pasar yang berlaku atau hasil dari obligasi itu.
• Tingkat bunga ditetapkan yang telah disesuaikan dengan premi
atau diskon merupakan tingkat pengembalian aktual dari obligasi
dan dikenal dengan tingkat bunga pasar, ingkat bunga hasil atau
tingkat bunga efektif.
• Harga pasar obligasi pada tanggal berapapun dapat ditentukan
dengan cara mendiskontokan menentukan nilai sekarang dari) nilai
jatuh tempo dan pembayaran bunga yang tersisa dengan tingkat
bunga pasar
Contoh:
Suatu obligasi dengan jangka waktu 10 tahun dan bunga 8% serta nilai
nominal $ 100.000 akan dijual pada tanggal penerbitannya. Tingkat bunga
efektif 10%, dimajemukkan setengah tahunan. Berapa harga pasar obligasi
tersebut:
Nilai sekarang dari utang pokok:
PV $ 100.000, N = 20, I = 5% = 37.869
Nilai sekarang dari utang pokok:
• PMT $ 4000, N = 20, I = 5% = 49.849
• Total nilai sekarang 87.538
Kewajiban Kontinjensi
• Kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan
keberadaannya menjadi pasti dengan terjadinya atau tidak terjadinya satu
peristiwa atau lebih pada masa datang yang tidak sepenuhnya berada dalam
kendali perusahaan atau
• Kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu tetapi tidak
diakui karena :
 Tidak terdapat kemungkinan besar (not probable) perusahaan
mengeluarkan sumber daya yang mengandung manfaat ekonomis
(selanjutnya disebut sebagai”sumber daya’) untuk menyelesaikan
kewajibannya atau
 Jumlah kewajiban tersebut tidak dapat diukur secara andal.

Kewajiban kontinjensi jumlah pastinya baru diketahui setelah terjadinya aktivitas


di masa depan dan dapat berkembang kea rah yang tidak diperkirakan semula,
oleh karena itu, kewaqjiban kontinjensi harus terus-menerus dikaji ulang untuk
menentukan apakah tingkat kemungkinan arus keluar sumber daya bertambah
sehingga menjadi kemungkinan besar (probable). Contoh meliputi:
• Garansi
o Catat estimasi biaya dan kewajiban ketika produk dijual (matching
concept):
Biaya garansi xxx
Estimasi kewajiban garansi xxx
o Ketika biaya terjadi (biasanya di perioda berikutnya). Membiayakan
pengeluaran pada kewajiban garansi:
Estimasi kewajiban garansi xxx
Kas, dll xxx
• Hadiah Promosi.
• Tuntutan hukum.

Kewajiban diestimasi dan kewajiban lainnya:


• Kewajiban diestimasi : kewajiban yang waktu yang jumlahnya belum pasti
Kewajiban diestimasi harus diakui apabila ketiga kondisi berikut ini dipenuhi:
(a) Perusahaan memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun
bersifat konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu,
(b) Besar kemungkinan (probable) penyelesaian kewajiban tersebut
mengakibatkan arus keluar sumber daya dan
(c) Estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban dapat dibuat.
• Perbedaan antara kewajiban diestimasi dan kewajiban lainnya:
 kewajiban diestimasi terdapat ketidakpastian mengenai waktu atau
jumlah yang harus dikeluarkan pada masa datang untuk
menyelesaikan kewajiban diestimasi tersebut, Sebaliknya
(a) utang dagang adalah kewajiban untuk membayar barang atau jasa yang
telah diterima atau dipasok dan telah ditagih melalui faktur atau secara
formal sudah disepakati dengan pemasok.
(b) akrual adalah kewajiban untuk membayar barang atau jasa yang telah
diterima atau dipasok, tetapi belum dibayar, ditagih atau secara formal
disepakati dengan pemasok, termasuk jumlah yang masih harus
dibayar kepada pegawai (derajat ketidakpastian rendah).
akrual sering dilaporkan sebagai bagian dari utang dagang atau utang
lainya, sedangkan kewajiban diestimasi dilaporkan secara terpisah.

 Hubungan antara kewajiban diestimasi dan kewajiban kontinjensi (PSAK)


o Secara umum, semua kewajiban diestimasi bersifat kontinjensi karena
tidak pasti dalam jumlah atau waktu. Tetapi dalam pernyataan ini
istilah kontijensi digunakan untuk kewajiban dan aktiva yang tidak
diakui karena keberadaannya baru dapat dipastikan dengan terjadi atau
tidak terjadinya satu peristiwa atau lebih yang tidak pasti pada masa
datang dan tidak sepenuhnya berada dalam kendali perusahaan.
Disamping itu istilah kontinjensi digunakan untuk kewajiban yang
tidak memenuhi kriteria pengakuan.
(a) Kewajiban diestimasi diakui sebagai kewajiban (dengan asumsi dapat
dibuat estimasi andal) karena kewajiban diestimasi tersebut merupakan
kewajiban masa kini dan kemungkinan besar (probable)
mengakibatkan arus keluar sumber daya untuk menyelesaikan
kewajiban tersebut.
(b) Kewajiban kontijensi tidak diakui sebagai kewajiban karena kewajiban
kontijensi tersebut merupakan salah satu dari berikut ini :
(i) Kewajiban potensial karena belum pasti apakah perusahaan
memiliki kewajiban kini yang akan menimbulkan arus keluar
sumber daya, atau
(ii) Kewajiban kini yang tidak memenuhi kriteria pengakuan
dalam Pernyataan (PSAK), (karena tidak bersifat kemungkinan
bahwa penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar
sumber daya atau karena estimasi yang andal mengenai jumlah
kewajiban tidak dapat dibuat).

 Kewajiban Diestimasi dan Kewajiban Kontinjensi


Apabila sebagai akibat dari kejadian masa lampau, timbul kemungkinan perusahaan akan
mengeluarkan sumber daya yang mengandung manfaat ekonomis dalam rangka
menyelesaikan: (a) kewajiban masa kini atau (b) kemungkinan kewajiban yang
keberadaanya akan menjadi pasti, hanya dengan terjadinya atau tidak terjadinya satu atau
lebih peristiwa yang belum pasti di masa depan, yang (peristiwa itu) tidak sepenuhnya
berada dalam kendali perusahaan.
Apabila terdapat kewajiban Apabila terdapat Apabila terdapat
kini yang kemungkinan kemungkinan kewajiban kemungkinan kewajiban
besar akan mengakibatkan atau kewajiban kini yang atau kewajiban kini sangat
perusahaan mengeluarkan kemungkinan, tetapi kecil kemungkinannya
sumber daya. tampaknya tidak, akan
perusahaan mengeluarkan
mengakibatkan perusahaan
sumber daya.
mengeluarkan sumber daya.
Kewajiban disetimasi Kewajiban diestimasi Kewajiban disetimasi
diakui oleh perusahaan tidak diakui tidak diakui

Dilakukan pengungkapan Dilakukan pengungkapan Tidak diperlukan


mengenai kewajiban mengenai kewajiban pengungkapan.
diestimasi tersebut. kontinjensi tersebut.
 Kewajiban konstruktif : kewajiban yang timbul berdasarkan praktik baku
masa lalu, kebijakan yang telah dipublikasi atau pernyataan baru yang cukup
spesifik, sehingga perusahaan telah memberikan indikasi kepada pihak lain
bahwa perusahaan akan menerima tanggung jawab tertentu dan mengakibatkan
perusahaan menimbulkan ekspektasi kuat dan sah kepada pihak lain bahwa
perusahaan akan melaksanakan tanggung jawab tersebut.

 Kewajiban hukum : kewajiban yang timbul dari suatu kontrak legislasi


atau peraturan perundang-undangan atau pelaksanaan produk hukum lainnya.

Konsekuensi ekonomis dari pelaporan kewajiban ialah:


 Pemegang saham dan investor
o Beban bunga menjadi pengurang pajak, namun semakin banyak
hutang berarti semakin besar risiko bagi pemegang saham.
o Hak pemilik ekuitas berada dibawah kreditor.
 Kreditor
o Pembatasan Covenants terkait limit hutang.
 Manajemen
o Ingin meminimalkan hutang pada neraca.
o Seringkali mencari “off-balance sheet financing”.
o Hutang yang lebih sedikit pada saat ini meningkatkan
kemungkinan untuk meminjam di masa depan.
EKUITAS

Ekuitas adalah hak residual atas aset perusahaan setelah dikurangi semua
kewajiban. Ekuitas diurutkan berdasarkan sumbernya, diantaranya:
 Modal disetor; diperoleh ketika pemilik (pemegang saham) perusahaan
menyetorkan uang dan aktiva lainnya kepada perusahaan. Komponen
modal disetor meliputi:
• Saham preferen:
Keunggulan yaitu diprioritaskan dari saham biasa dalam hal terjadi
likuidasi, dividen tetap, dapat memiliki beragam variasi dividen,
diprioritaskan dari saham biasa dalam hal pembagian dividen.
Kelemahannya yaitu prioritas dalam hutang dalam hal terjadi likuidasi,
dividen dapat ditunda pembayarannya, tidak memiliki hak suara.
• Saham biasa: bagian saham yang diterbitkan untuk mencerminkan
kepemilikan. Keunggulannya yaitu memiliki hak suara dalam hak
pemilihan dewan direksi, ataupun pemilihan aktivitas manajeman yang
signifikan, serta memiliki hak atas sisa laba (setelah saham preferen).
Kelemahannya yaitu prioritas terakhir dalam hal terjadi likuidasi, dan
tidak ada jaminan return.
• Treasury stock: terjadi ketika perusahaan membeli kembalu saham
biasa yang telah diterbitkan sebelumnya. Alasan pembelian kembali:
- Ingin diberikan kepada pegawai sebagai kompensasi.
- Ingin dimiliki sebagai treasury stock (atau hendak dihapus) untuk
meningkatkan harga pasar dan EPS.
- Mengurangi total pembayaran dividen dengan tetap
mempertahankan jumlah dividen yang dibayarkan per saham.
- Mencegah usaha ambil alih dengan mengurangi proporsi saham
yang tersedia untuk dibeli.
- Memberikan kas kembali kepada pemegang saham.
• Laba Ditahan: mencerminkan kelebihan laba yang diinvestasikan kembali
dalam perusahaan setelah pembayaran dividen kepada pemegang saham, hal
ini mencerminkan ekuitas yang dihasilkan perusahaan untuk pemegang
saham.

HUTANG VS EKUITAS
• Kontrak hukum formal • Tidak memiliki tanggal jatuh
• Tanggal jatuh tempo yang tetap tempo
• Pembayaran bunga secara tetap • Mendapat dividen
dan berkala • Hak atas aset bersifat residual
• Mendapat prioritas dalam hal • Saham biasa memiliki hak suara
terjadi kebangkrutan • Pembayaran dividen tidak
• Tidak memiliki suara dalam mengurangi pajak
manajemen • Pajak dikenakan atas
• Beban bunga menjadi penghasilan dan dividen
pengurang pajak

You might also like