Professional Documents
Culture Documents
{ {
Dalam Kartika edisi Guru ini, kita Cerita anak-anak pelangi soal ‘budi’ adalah cerita
mendapatkan kesempatan untuk membaca populer. Cerita soal guru. Bagi penulis novel populer,
cerita hidup, dari Pak Guru kita, Pak Wahyu, Andrea Hirata, pun merupakan bagian dari nostalgia.
Guru baginya tak hanya Pak Arfan dan Bu Mus, tapi ya
dari bekas kawan-kawan kita yang memilih
rekan-rekan satu kelasnya. Tafsir guru semacam ini tak
menjadi guru, Fidel dan Linda. berbeda dengan apa yang diajarkan Romo Mangun
semasa hidupnya. Kita belajar dari siapa saja, dan siap
Kata guru, tak hanya berarti sosok yang kita pernah temui
di dalam ruang kelas, tetapi itu biasa siapa saja yang
dan tanpa bisa pulang, lantas apa artinya pergi?
S
Pak Wahyu dan kembarannya
Fidel. Soalnya asyik, Ma! Itu
ebelum bergabung dengan Yayasan Pangudi Luhur saya bekerja di suatu perusahaan sabun. Begitu lulus S1 saya pekerjaan paling asyik. Aku ndak
langsung bekerja. Kerjaannya serabutan dari ngantar anak juragan ke tempat les hingga membuat laporan pajak. mau pegang perusahaan papa. Aku
10 bulan saya bekerja di perusahaan ini. Tapi yang membuat saya tidak indi hati adalah membuat laporan pajak yang mau jadi guru, Ma!”
dimanupulasi, sebagai contoh penjualan Rp 100.000.000,00 dilaporkan Rp 10.000.000,00.
Bersambung di halaman 5 Bersambung di halaman 8
usaha
2004] dengan agak terlambat, saya masih aktif
sebagai penyiar dan reporter radio. Saat
memutuskan untuk mengundurkan diri, saya
!
kecil. Saya bahkan bertanya-tanya dalam hati,
“Apa yang bisa dilakukan oleh manusia-manusia
Tema Edisi Februari 2010 lucu seperti mereka di tempat bernama
“Bikin Usaha Sendiri” SEKOLAH?”
Tapi, “You’ll never know unless you try.” Ya sudah.
Cari kerja? Ah, belum tentu. Nothing to lose. Toh, saya akan di training selama
3 bulan. Toh, saya memiliki latar belakang
Bagi teman-teman teman yang bekerja sebagai pendidikan yang sesuai. Apa salahnya mencoba? Linda Patimasang
pemilik usaha sendiri, mulai dari warung makan,
Balikpapan, 28 Agustus 1979
juragan batik, pemilik disain portal, hingga Dan inilah titik awal mengapa akhirnya saya
direktur lembaga penelitian, Kartika menerima menemukan passion saya untuk mengajar. PENDIDIKAN
catatan pengalaman teman-teman. Terutama mengajar anak-anak. Mereka SMU PL Van Lith, Muntilan (1995-1998)
1. Panjang tulisan 750-1200 kata (diharapkan) memberikan banyak hal pada saya dan hidup saya. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (1998-2004)
2. Foto yang dikirim disertai keterangan Kalau diceritakan di sini, walaaahhh banyak Prodi Pendidikan Bahasa Inggris [PBI]
3. Tulisan paling lambat diterima tanggal 23 banget. Satu tulisan kecil yang pernah di facebook
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Februari 2010 FKIP
saya sertakan juga.
4. Bentuk tulisan bebas, intinya mengalir, dan
BEKERJA
menekankan pada berbagi pengalaman Jadi asisten - Australian International School, Kemang (2009-sekarang)
Setelah 4 tahun mengajar di Sekolah High/Scope Teaching Assistant
Sedangkan, bagi teman-teman yang ingin - Sekolah High/Scope Indonesia Kelapa Gading (2005-2009)
mengusulkan tema, silahkan kirim e-mail ini: Indonesia Kelapa Gading sebagai ECEP [Early
ECEP Teacher [Early Childhood Educational Program]
redaksikartika@googlemail.com Childhood Education Program] Teacher, saya - Penulis di Majalah Gereja YAKOBUS, Kelapa Gading
melanjutkan pengembaraan saya ke Australian (2006-2007)
Kartika terbit satu bulan sekali, di tanggal 27 tiap International School (AIS). Disana, saya sebagai - PT. Radio Suara Pelita Nusantara, PETRA 105.7 MHZ
teaching assistant. Kurang lebih mengemban (2003-2004)
bulannya. Doakan Kartika umur panjang dan
Penyiar dan Reporter
tidak cemberut. tugas yang sama, hanya less responsibility.
- Indonesian Language and Culture Intensive Course (ILCIC)
Namanya juga assistant… Yogyakarta (2001-2002)
Tutor Bahasa Indonesia
Saya mau menjadi assistant karena pengalaman
berbeda akan saya dapatkan di AIS. Lain ladang,
lain belalang kan? Sebelum mewujudkan cita2 http://www.kompasiana.com/lindapatimasang
Kartini satu impian kita
saya untuk memiliki sekolah untuk anak-anak
Tantangan jadi guru
Editor : Elcid, Ninik kurang beruntung, saya harus memiliki lebih
Koordinator tulisan : Elcid banyak ilmu tentang sekolah & pendidikan. Saya Tantangan terbesar ketika mengajar atau menjadi
Kontributor edisi ini : AM Wahyu Hendranta (Pak Wahyu), Budi
Sanyoto (Bodong), Fidelia Ratri Yojani, percaya, meet more people and explore more adalah ketika saya harus mampu menjadi model
Femi Adi Soempeno, Gloria Virginia (Jeni),
Harry Setianto Soenario, Indra Soeharto, things will give me more ideas and strategies. yang baik bagi anak-anak. Mengajar anak-anak di
Linda Patimasang, Mesi Widiana, dan usia dini tidak bisa dengan teori. Mereka belajar
Tommy Basoeki (Tombas) Setiap tahun, setiap semester, setiap kelas selalu
Tata letak/disain : Lukas Heri Triwanta (Jenggot) dari apa yang bisa mereka lihat, kenal, dan
Pemasaran dan promosi : Anastasia Widya (Yuyung), Adhit dan Desta memberikan pengalaman mengesankan. Ada
E-mail redaksi : redaksikartika@googlemail.com
rasakan.
beberapa yang saya post di Kompasiana.com.
Silakan mampir ke sini: Tantangan lain yang tak kalah besar adalah ketika
saya harus meyakinkan orang tua murid bahwa apa menjawab, sekolah yang sesuai dengan tujuan
yang saya lakukan di dalam kelas adalah untuk orang tua dalam mendidik anak. Ketika visi orang
kebaikan dan kemajuan anak itu sendiri. tua dan sekolah sejalan, tentu itulah yang terbaik.
Tentu saja dengan mengindahkan kesenangan
Ketika saya mengajar di High/Scope, metode yang
anak terhadap sekolah tersebut, yaaaa…
kami aplikasikan adalah metode dari Amerika,
yang cukup berbeda dengan sekolah2 atau Jadi kalau anda ingin anak anda memiliki ilmu
playgroup atau preschool lain. Berbeda dalam keagamaan yang baik sedini mungkin, ya carilah
artian, metode yang kami terapkan lebih detil. sekolah yang mengajarkan pelajaran agama [some
Anak datang ke sekolah tidak hanya disuguhi lagu- schools just started to teach religion at the age of
lagu dan permainan dalam bahasa Inggris, tetapi 6]. Kalau anda ingin anak anda cepat bisa
juga cara menyelesaikan konflik di antara teman membaca dan menulis, carilah sekolah yang
sekelas, atau cara menyelesaiakan masalah ketika Menurut mereka waktu selama 3 jam di sekolah memulai memperkenalkan cara membaca dan
sedang bermainan dengan berbagai mainan. Di selama setiap hari itu bisa membuat anak mereka menulis lebih cepat. Kalau anda lebih
High/Scope, semua ada caranya. Dari pengalaman memiliki karakter yang kuat, pandai memcahkan mementingkan character building, banyak
saya, hal ini sangat berpengaruh pada masalah, dan sebagainya. Bagaimana mungkin? sekolah menawarkan hal serupa.
pengembangan karakter anak. Melalui berbagai Anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu di Jangan terjebak dengan harga mahal, fasilitas
kesempatan komunikasi dengan orang tua, guru rumah, bersama dengan keluarga/orang2 terdekat. mewah, dan sebagainya. Tapi tetap fokus pada
berusaha untuk menjalin kerja sama dengan orang Jadi tanggung jawab pendidikan bukan tujuan awal mengapa kita perlu menyekolahkan
tua agar apa yang diterapkan di sekolah bisa sejalan sepenuhnya milik sekolah. Teachers and parents anak di usia dini. Untuk sekolah, kata pepatah
dengan apa yang diterapkan di rumah. Konsistensi. are partners in their children’s education! “Ada harga, ada rupa” sepertinya tidak berlaku. Ini
Ini maksudnya.
Fokus pada tujuan menurut saya, lho…hehehe
Nah, terkadang orang tua menyerahkan tanggung Banyak orang bertanya pada saya, sekolah apa
(Linda Patimasang, Guru)
jawab pendidikan sepenuhnya pada sekolah. yang bagus untuk anak saya? Saya selalu
Saya Pikir Salah Jurusan Di tahun ke-10 saya mengajar, saya baru
menyadari kekuatan hati saya. Saya pikir,
mengkritisi perusahaannya. Betapa pun cintanya mengajar adalah sebuah pilihan hidup. Saya
dia pada pekerjaannya, perusahaannya tidak dipaksa harus terjebak di dalamnya karena latar
memberikan dukungan yang kondusif baginya pendidikan yang (saya pikir) tidak sesuai dengan
untuk berkarya lebih baik. Walaupun demikian, minat saya.
Mario tidak perduli. Yang penting baginya adalah
dia tetap bisa berkarya dan tidak ada orang yang Saya pikir saya salah jurusan. Ternyata hal ini
mampu menghentikan kemampuan kreatifnya. tidak benar. Ini lebih dari sekedar pilihan hidup.
Ini adalah skenario besar dari Yang Maha Kuasa
Shanty mencintai pekerjaan barunya, Mario tetap untuk mengkaryakan hidup saya. Beginilah
pada pengabdiannya. Kedua cerita kawan saya ternyata seharusnya saya membuat diri saya
ini seperti mengingatkan saya akan bagaimana menjadi berguna bagi orang lain.
seharusnya saya mengkaryakan diri saya. Bagi
saya, keberadaan kita di dunia ini pastilah karena Mencintai apa yang kita lakukan, atau mencari
D suatu tujuan. Tugas kita adalah menemukan pekerjaan lalu kemudian mencintainya?
i suatu sore yang melelahkan, seorang tujuan hidup yang telah ditetapkan Tuhan untuk Pertanyaan ini menjadi tidak begitu penting lagi
kawan lama menyegarkan saya dengan kita. Dengan demikian , kita bisa bagi saya. Apa pun jawabannya, yang penting
cerita pengalamannya tentang pekerjaan barunya. mengoptimalkan diri kita dalam berkarya. adalah bagaimana kita mampu bertanggung jawab
Sebut saja namanya Shanty. Manakah yang lebih penting, melakukan menjalaninya.Ya, saya masih menjadi guru.
pekerjaan yang kita cintai atau mencintai
Ceritanya, Shanty sangat mencintai pekerjaan Linda Patimasang,
pekerjaan yang telah terlanjur kita dapatkan? http://www.kompasiana.com/lindapatimasang
barunya ini. Mengatur janji si Bos, membalas
Manakah yang harusnya terlebih dahulu kita
surat-surat penting, menjadi orang yang
lakukan? Mencintai atau mencari?
kepercayaan atasan, dan sebagainya. Sejak dulu
kami berkenalan, memang potensi 'tukang repot' Kecintaan manusia akan sesuatu tidak dapat
sudah terbaca. Dulu, kami berdua beberapa kali menghalanginya untuk mendapatkan apa yang ia
dipasangkan dalam sebuah hubungan kerja yang inginkan. Kita semua tahu, ada banyak kisah-
menuntut mobilitas cukup tinggi. Tak heran, kisah di dunia yang menceritakan kesuksesan
pekerjaan sebagai seorang sekretaris pribadi seseorang karena melakukan sesuatu yang
sangat dinikmatinya. dicintainya. Kekuatan hati tidak dapat
mengalahkan kekuatan otak dan otot, dengan cara
Beberapa hari kemudian, saya kembali bertemu
apa pun.
dengan seorang kawan yang juga membagikan
cerita sehari-hari nya di kantor. Sebut saja Ada banyak orang yang sukses di bidang yang
namanya Mario. Mario pun sangat mencintai bertolak belakang dengan latar belakang
pekerjaan yang sudah digelutinya bertahun-tahun. pendidikan formalnya. Hal ini cukup memberi
Bedanya Mario dan Shanty adalah Mario sangat bukti "Dimana hatimu berada, di situlah hartamu
KARTIKA - kartini satu impian kita / 001 / Januari / 2010 Halaman 03
Kartini satu impian kita
Setelah 10 Tahun,
Femi tetaplah Femi
MESKI tidak pernah merasakan sebagai guru, tapi saya mengerti bagaimana menjadi
guru: tidak mudah. Ya, ibu saya adalah guru, begitu juga ayah saya. Esti, kakak saya,
juga mengajar sebagai dosen.
Tidak mudah untuk menjepit telinga murid dan menjewernya. Tidak mudah untuk
membentak dan mengatakan tentang apa yang dilihatnya sangat buruk dari
muridnya. Tidak mudah untuk membaca lembaran koran, atau selebaran gelap Kartika Bangsa".
sebagai ungkapan protes murid-muridnya.
Saya menyadari rasa terluka itu dengan tuntas.
Tidak ada pilihan lain (kalau tidak ingin disebut sebagai 'hal termudah'): memerahkan Dan saya harus mensyukuri sejumlah kerabat
rapor, dan mengeluarkan murid dari sekolah itu. yang masih berjejalin secara personal dengan saya
hingga saat ini. Vicky, Nino, Eny, Ian, Boni, Adi,
Dan itulah yang terjadi pada saya, tahun 1997. Deon, Elcid, Yoko, Gita, Kenz, Yola, Rere, ... Saya
saban pagi. Ia yang mengantarkan saya hingga harus berterima kasih atas sokongan mereka
'menjadi seperti saat ini'; menjadi Femi Adi hingga melampaui satu dasawarsa ini. Dengan
Soempeno. mereka, saya berhubungan tanpa dibebani
gambaran drop out dan kesakitan akan penolakan.
Mardjuki tak bisa mengajarkan geografi,
matematika maupun olah raga dengan begitu Dan saya lebih suka mengungkap pendidikan di
fasihnya sefasih guru Van Lith. Lebih dari sekadar Van Lith sebagai bahan lelucon disela-sela acara
hitungan diatas kertas dan nilai merah-biru di menulis; bukan sebagai bagian dari histori yang
rapor, Mardjuki mengajarkan kegigihan, ingin saya banggakan. Van Lith tidak cukup ideal
keberanian dan kejujuran. Ketiganya menjadi untuk membingkai Femi Adi Soempeno.
pembingkai hidup saya. Dan, sepertinya Van Lith harus mendesain setiap
Lalu Santa Maria, sekolah homogen di Jogja yang gurunya menjadi ideal untuk setiap zaman yang
menerima 'bekas murid Van Lith' apa adanya. terus bergerak. Jika memang mereka mengatakan,
Tanpa penolakan, tanpa menamai, tanpa reaksi- " ... Van Lith sekarang sudah berubah kok ..." Ya,
Terima kasih Sahabatku (hal 1)... Waktu mau saya bisa berkembang dan tumbuh dengan
keluar saya diiming-imingi gaji plus bonus 1 % dari perilaku yang positif. Saat itu, sebenarnya perasaan saya sudah tidak
omzet penjualan, kalau dilihat dari uangnya enak karena waktu itu ayah saya sakit di Rumah
memang banyak pada waktu itu, tapi saya tidak Pengalamanku yang mengubah hidupku Sakit Panti Rapih. Tetapi karena sudah berjanji
bisa menerimanya. Sampai akhirnya saya melamar Pernah di suatu pagi saat saya mengajar ada salah dengan anak-anak, kami tetap merayakannya.
ke Yayasan Pangudi Luhur di Semarang. paham antara saya dengan peserta didik hingga Pukul 16.00 sore saya minta pamit terlebih dahulu
membuat situasi kelas sangat tidak kondusif. Anak karena mau menjenguk ayah.
Awal Januri tahun 1992 saya mengajukan lamaran ini marah besar, dan saya meminta untuk bertemua
ke Yayasan Pangudi Luhur pusat di Jalan dengan anak tersebut. Sore harinya anak itu Sewaktu saya berangkat ke Yogya, ada telepon dari
Dr.Sutomo No. 4 Semarang diantar Ibu. Pada menemui saya dan meminta maaf atas kejadian kakak lewat Bu Retno bahwa ayah sudah dipanggil
Bulan Mei tahun yang sama saya mendapat pagi itu. Bapa. Sampai di rumah sakit saya ke bangsal ayah
panggilan wawancara. Ketika itu Ibu juga dirawat, saya belum tahu kalau ayah sudah
mengantar saya. Saya bertanya sama anak itu ‘apa yang harus saya dipanggil Bapa. Saya diberitahu Ibu, “ Pake wis
lakukan di kelas’. Lantas anak itu menjawab ia ditimbali Gusti “. Saya diam dan berdoa kemudian
ingin agar saya minta maaf di depan kelas. Ketika mencium kening ayah.
pelajaran di kelas anak tersebut, sungguh saya
meminta maaf di depan kelas dan saya Kami sekeluarga bangga sekali kepada Yayasaan
berangkulan dengan anak tersebut. Sejak itu saya Pangudi Luhur dan keluarga besarnya. Mereka
tidak bisa marah lagi kalau mengajar dengan anak senantiasa memperhatikan kesehatan ayah sampai
selalu penuh dengan senyum, padahal sebelum itu dipanggil Bapa. Hari Senin saya masuk mengajar
saya terkenal dengan sangar, mudah marah. di kelas III IPS, anak-anak minta maaf karena
Terima kasih sahabatku karena keberadaanmu minta traktir di mana sebenarnya ayah saya sakit.
saya menjadi dewasa dan lebih baik. Saya hanya bisa berkata semua sudah diatur Tuhan,
tidak ada yang salah tidak ada yang perlu
Bagiku anak-anak Van Lith sangat berbeda dengan dimaafkan. Saya tidak akan pernah lupa akan
anak-anak sekolah lainnya. Enak diajak ngobrol, anak-anak III IPS angkatan 5.
dekat dengan pendamping,` dan saya banyak
belajar dari anak. Apalagi masalah TIK, anak Per 1 Juli 1998 saya mendapatkan SK sebagai
menjadi sumber belajarku. Sampai sekarang saya Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan untuk
lebih senang belajar bersama dengan anak masa periode 1998 – 2002. Sungguh kesempatan
Homestay tahun 2004 di Kerug
daripada dengan pendamping. yang sangat berharga bagi saya, dan selama
Pada saat saya akan berangkat, Ayah saya menjadi wakasek saya mengalami pergantian
memperkirakan kalau Heni (nama panggilan saya Pengalaman jadi wali kelas kepala sekolah sebanyak 4 kali. Suatu pengalaman
di rumah ) beruntung, saya ditempatkan di SMA Awalnya, selain membantu Bruder di asrama, di yang baik bagaimana bekerja dengan berbagai
Van Lith. Dan, memang benar saya ditempatkan di sekolah saya diminta mendampingi anak-anak gaya kepemimpinan.
SMA PL Van Lith. Dengan penuh semangat saya kelas IB sebagai wali kelas. Sungguh suatu
menerima tugas ini dengan perasaan senang sekali kepercayaan yang besar bagi saya karena pertama
dan penuh syukur. Sungguh ini merupakan karunia kali mengajar langsung menjadi wali kelas.
Tuhan yang sangat besar bagi saya, karena saat itu
saya punya pacar yang tempat tinggalnya di Di Van Lith saya banyak belajar dari anak-anak
Borobudur. bagaimana menghadapi anak-anak yang latar
belakangnya beraneka macam, ya suku, daerah, dan
Pengalamanku di Van Lith bahasa. Pada tahun 1993 saya diberi kesempatan
Tahun pertama saya diminta tinggal di asrama menjadi wali kelas IA, wali kelas kedua saya berada
untuk mendampingi anak-anak. Satu tahun saya di Van Lith. Bulan Juli, saya harus meninggalkan
hidup bersama dengan mereka di asrama. Banyak asrama dan kost di luar karena saya mempersiapkan
pengalaman hidup yang saya peroleh. Pernah saya pernikahan saya. Kalau sudah berkeluarga tidak
diminta Br. Theodorus Suwariyanto, FIC untuk boleh tinggal asrama.
menemani anak yang mabuk di UKS, udah Pak Wahyu dan keluarga
ndleming, muntah-muntah baunya tidak enak. Mulai dari tahun 1994 hingga 1998 saya selalu
Sampai sekarang tahun 2005 – 2007 saya masih
Namun saya dengan senang hati berteman dengan menjadi wali kelas III IPS. Tidak mudah menjadi
menjadi wali kelas III IPS. Tahun 2008 sampai
anak-anak yang mendapat julukan anak-anak wali kelas III apalagi kelas III IPS yang siswa-
sekarang wali kelas XI IPS 2. Di dalam organisasi
nakal. Banyak hal yang saya dapatkan dari siswanya sering dijuluki biang kerok. Tetapi, saya
sekolah saya diberi kesempatan menjadi pengurus
berteman dengan anak-anak yang sering dijuluki dengan senang hati mendampingi anak-anak IPS.
FKOP selama 10 tahun. Di paguyuban non-formal,
trouble maker. saya dari berdirinya sampai sekarang, saya masih
Tahun 1997 adalah tahun yang tidak akan pernah
menjadi pengurus. Semua itu saya jalani dengan
Sebenarnya anak-anak seperti itu butuh saya lupakan, tanggal 14 agustus 1997 anak-anak III
senang hati. Selama saya masih bisa membantu
pengertian, kasih sayang. Di asrama lah saya IPS meminta ulang tahun saya dirayakan dan minta
keluarga Pangudi Luhur, saya akan berusaha
belajar melihat orang bukan dari sisi negetatifnya ditraktir. Saya dan istri saya dengan senang hati
sebaik-baiknya.
saja, tetapi dari sisi positifnya lebih membuat saya mempersiapkan makanan untuk disantap bersama.
lebih hidup. Dalam hal ini Pak Ratin lah yang Sebelum makan, saya minta anak-anak untuk Terima kasih bruder kami boleh ikut berkarya di
membesarkan saya di asrama, satu tahun saya membantu memasukkan tanah urug ke dalam rumah Van Lith. Special untuk saudara-saudariku yang
bersama Pak Ratin dan Pak Haryadi hidup bersama yang tanahnya belum rata. Setelah capai, mereka muda: saya banyak belajar hidup darimu
di asrama. Terima kasih Bruder, saya diberi beristirahat dan mencuci tangan. Lalu, anak-anak
kesempatan hidup bersama di asrama. Di situlah menyalakan lilin untuk saya tiup dan berdoa. AM Wahyu Hendranta, Wali kelas XI IPS 2 SMA PL Van Lith
KARTIKA - kartini satu impian kita / 001 / Januari / 2010 Halaman 05
Kartini satu impian kita
aspirasi kota. Hal itu mungki terjadi karena keterlibatan aktif dengan komunitas-komunitas
mereka mempunyai banyak waktu untuk masyarakat dalam upaya-upaya mereka mengatasi
berdialog, sharing, berkomunikasi dengan bebas problem-problem yang langsung dirasakan
baik antara warga desa dengan para perantaunya ternyata mengalir dari sikap egaliter dalam
maupun di antara warga desa itu sendiri. Entahlah, hubungan personal yang dimanifestasikan
apa yang kemudian terjadi bila di setiap keluarga menjadi solidaritas dalam hubungan sosial.
dalam komunitas-komunitas itu hadir suatu
Pada 500 tahun sebelum Kristus Yesus, Lao Zi
kekuatan yang membetot mereka untuk tak keluar
menuliskan bait tentang “lembah” yang
rumah.
mengalirkan kekuatan hidup ketika setiap
Itulah pengalaman sekedarnya belajar di luar makhluk, termasuk manusia, tersambung secara
kemajuan desa mereka tak pernah terlewatkan sekolah formal. Pertama, saya jadi mengerti intens dengan realitas. Semangat lembah tidak
dalam setiap pertemuan. kemacetan intelektual dalam sekolah formal pernah mati/Dia dijuluki sebagai feminin yang
Begitu juga yang dilakukan warga desa pada sebagian besar karena para pelajar kurang sekali misterius/Pintu gerbang feminin itu adalah akar
umumnya. Di antara warga desa rupanya masih diajak untuk merefleksikan pertautan antara ilmu sumbernya/Semua ciptaanNya diberi kehidupan
kuat tertanam keguyuban hidup, begitu kuatnya pengetahuan dengan perkembangan dalam tanpa henti/Diberi segala kenikmatan tiada
sehingga selalu ada semacam resistensi senyap realitas, ya realitas sosial, ekonomi, politik atau habisnya. Pernah ada “lembah” seperti itu di Jogja.
atas simbol-simbol perkotaan yang norak. Sampai realitas kebudayaan pada umumnya termasuk Dan banyak sekali di sekitar kita.
dengan masa itu saya tidak melihat terjadinya perkembangan dalam perkara-perkara
Budi ‘Bodong’ Sanyoto, VL angkatan 1, sekarang bekerja di
proses urbanisasi cara hidup orang-orang di desa spiritualitas. Sebaliknya, involusi dalam kegiatan-
Balikpapan, Kalimantan Timur
Tobong yang sering saya kunjungi. Mereka kegiatan sosial seringkali terjadi karena para
bukanlah orang-orang yang hidup di desa dengan aktivisnya terjebak dalam aktivisme. Kedua,
Mengajar Adalah Menyentuh Hidup yang akhirnya saya dapatkan bersama dengan seorang teman? Di kelas saya, hampir tidak ada
Selamanya (hal 1) ... Menjadi guru nyaris tak murid-murid saya. Pada akhirnya, saya belajar anak yang berkelahi dengan temannya. Hampir
pernah menjadi pilihan pertama dalam hidup saya. untuk menghidupi sebuah pilihan dan dengan tidak ada anak yang berlaku bodoh, bahkan kalau
Tak terbayang, kehidupan seperti apa yang harus demikian membentuk diri saya sendiri untuk lebih itu adalah dunia anak-anak. Kenapa bisa begitu?
dijalani seorang guru. Menjadi guru adalah pilihan bisa memaknai hidup, untuk bersikap bijak dan Karena mereka tahu konsekuensi sebuah pilihan
terakhir bagi banyak orang. Umumnya ketika pintu menjadi dewasa dalam perjalanannya. dan itu bukan sesuatu yang sulit untuk diajarkan.
yang lain telah tertutup. Saya berharap kesadaran ini ada pada tiap
Apa sih kebahagiaan jadi guru?
orangtua. Ketika pendidikan moral, dimulai dari
Kenapa jadi guru? Ada hal yang saya pelajari ketika akhirnya pilihan rumah dan didukung oleh sekolah. Saya percaya
Saya, sama dengan kebanyakan orang, tak pernah ini saya hidupi. Saya belajar untuk menghargai dunia yang lebih baik akan tercipta manakala
berpikir untuk menjadi guru. Bukan karena saya hal-hal kecil. Berhadapan dengan anak-anak anak-anak diajar dari kecil untuk mengikuti
membuat saya mengerti, apa yang sering tidak kita standar moral tertentu. Pendidikan tidak pernah
lihat, apa yang sering kita anggap tak berharga, bebas nilai.
hal-hal yang bagi kita adalah hal biasa, sering
menjadi hal yang sungguh berharga untuk mereka. Meminjam bahu untuk menangis
Saya sering mendapatkan sepotong kue, kartu Tetapi dalam ketegasan yang luar biasa dan
kecil ucapan terima kasih (Thank you for teaching tuntutan kesempurnaan yang nyaris tak
me, for an A+ teacher, I love you dan ucapan terbendung, saya berjuang untuk meletakkan diri
sederhana lainnya) atau hadiah-hadiah kecil yang saya sebagai teman bagi mereka. Bermain catur
sungguh sederhana yang sesuai dengan kehidupan bersama, bermain UNO, bahkan lari-lari bersama
anak-anak: sebuah pensil, sebuah penghapus, atau dengan mereka ketika waktu bermain tiba adalah
notes kecil. Saya belajar tentang sebuah ketulusan. hal-hal yang saya lakukan untuk
Mereka tidak takut untuk memberi, bahkan kalau menyeimbangkan sebuah tuntutan. Maka dengan
itu sebuah kesederhanaan. sedikit sombong, saya mau menulis bahwa
Di dunia, yang ketulusan nyaris menjadi barang sekalipun saya sangat menuntut secara akademik
takut dengan realitas yang nantinya akan saya langka, hidup dengan anak-anak membuat kita dan integritas yang dengan sendirinya membuat
hadapi sebagai konsekuensi pilihan itu melainkan mengerti bahwa hal-hal sederhana itu bisa menjadi saya harus bersikap tegas dan keras pada mereka,
lebih karena saat itu, dunia keberpihakan jauh lebih hal yang sungguh berharga. Pada titik dimana saya anak-anak itu tidak pernah sekalipun membenci
menarik minat saya. Saya ingin bekerja di LSM merasa tak punya siapapun atau saat saya saya, karena akhirnya saya ada bersama dengan
karena tertarik dengan ‘option for the poor’-nya. kehilangan arah (saat-saat itu akan selalu ada mereka ketika mereka menghadapi hal-hal yang
Untuk menghidupi impian itu, saya aktif terlibat di dalam hidup kita kan?), saya sering membuka tidak mudah.
dunia gerakan kemahasiswaan dengan impian koleksi ucapan yang saya terima dari murid-murid Misalnya, saat pulang sekolah, tiba-tiba seorang
terlibat di dunia LSM setelah lulus. Saya menyukai saya. Tidak ada satu kartu pun yang saya buang anak datang hanya untuk meminjam telinga.
heroismenya. Aroma keindahannya, karena buat dan itu, cukup untuk membuat saya mengerti ‘Miss, aku boleh ndak telpon? Please Miss, aku
saya, orang-orang di LSM adalah mereka yang bahwa saya telah melewati jalan yang begitu telpon ya, aku mau curhat nih!’
tulus berjuang untuk menciptakan dunia yang lebih panjang dan bermakna.
baik. Sebuah dunia yang berpihak persis seperti Atau meminjam bahu untuk menangis ketika saya
Ketika semua orang berkutat dengan mengejar baru saja mau keluar kelas dan tiba-tiba ada murid
yang selalu diajarkan kepada kita saat di Van Lith. uang sebagai ukuran kesuksesan terbesar, saya masuk kelas dan tanpa babibu memeluk saya dan
Tetapi hidup bukanlah kepingan rel yang selalu belajar bahwa kita boleh membuat pilihan yang menangis di pelukan saya. Hingga hari ini, saya
lurus. Hidup lebih berupa perjalanan yang nyaris berbeda. Saya mempersiapkan hari depan sebuah masih menjaga hubungan baik dengan beberapa
tanpa peta. Langkah yang memang sering tak bangsa. Saya terlibat untuk mendidik generasi murid. Menerima e-mail mereka, cerita mereka,
terprediksi. Saya, yang bermimpi bertahun-tahun yang semoga, ke depannya, akan berani membuat bukan lagi hal yang baru. Mungkin itu sebabnya
untuk menjadi seorang aktivis LSM, akhirnya pilihan untuk menciptakan dunia yang lebih baik. saya tak merasa kekurangan cinta ha..ha.. karena
menjadi seorang guru, profesi terakhir yang pernah Maka kelas saya, terkenal sebagai kelas yang saya merasa cukup menerima banyak cinta dari
terpikir dalam hidup. Saya terdampar di Sekolah paling keras dalam tuntutan akademik, dalam murid-murid saya. (Yang benar Miss?)
Pelita Harapan (SPH), sebuah sekolah tuntutan integritas. Tidak akan ada anak
internasional di ujung Cikarang. menyontek di kelas saya, karena tanpa ampun saya Teman-teman saya heran ketika melihat saya
akan memberikan nilai nol. Konsekuensi dari membuat pilihan ini dan menghidupinya dengan
Di SPH, saya pernah mengajar TK, untuk anak usia
setiap perbuatan mendapatkan tempatnya di sana. bahagia. Menjadi guru bagi saya adalah sebuah
3 dan 4 tahun selama kurang lebih 2,5 tahun dan
pilihan hidup, juga sebuah pilihan politis. Saya tak
kemudian menjadi guru SD. Saat ini saya mengajar Anak-anak belajar bahwa nilai hidup, bukanlah
kelas 5 SD dan tahun ini adalah tahun kedelapan sesuatu yang jauh dari mereka, bahwa mereka,
saya menjadi guru. dalam usia dini, sudah harus membuat pilihan
Menjadi guru, akhirnya menjadi keseharian saya yang sering kali tak mudah. Pilihan-pilihan moral
dan sungguh, saya tak pernah menyesalinya karena yang sederhana bisa diajarkan sejak dini. Moral
ternyata saya menemukan begitu banyak hal dalam dan integritas bukanlah hal yang jauh dari hidup
keseharian itu. Saya belajar tentang nilai-nilai anak-anak. Mereka bisa diajak membuat pilihan
hidup, tentang bagaimana mengasuh dan mendidik moral yang benar dan baik, ketika hidup tidak
seorang anak, tentang bagaimana bersikap arif semata hitam dan putih. Mana yang harus
ketika berhadapan dengan karakter anak yang dilakukan ketika seorang teman baik meminta
beragam bahkan bagaimana memotivasi anak agar jawaban dalam sebuah tes? Menolak dengan
bisa terus berjuang. Terlalu banyak nilai hidup resiko kehilangan teman baik atau
memberikannya dengan resiko menjerumuskan
Halaman 08 - KARTIKA - kartini satu impian kita / 001 / Januari / 2010
Kartini satu impian kita
ingin menciptakan manusia pragmatis yang tak Surat Pelangi (hal 1) ... kuda beradu dengan (Bodong), cerita belajar di pesantren (Harry),
berintegritas. Yang bahkan berani berpihak pada aspal kita sempat belajar. Alam adalah guru yang surat dari Femi, cerita dari Tombas dan dua
saat mereka dihadapkan pada pilihan-pilihan sulit lain. Jadi, kalau segarnya udara pagi, saat bangun cerita tetap tentang beasiswa (dari Indra dan
sebuah kebenaran. Saya berharap ada Indonesia tidur di asrama saat liburan (tanpa bel), masih Jeni).
yang lebih baik dengan orang-orang yang tak kecut segar di ingatan kita mungkin alam adalah guru
membela kebenaran dan berani berseberangan. Menyebut guru, kita juga mengenal saat berjalan
yang lain sempat kita lupakan.
Menjadi guru adalah sebuah pilihan spiritual, saya menuju sebuah sekolah tua peninggalan era
meletakkan satu kepingan nilai hidup pada puzzles Ya, tidak semua cerita adalah pelangi. Tetapi Belanda itu terletak di Jalan Kartini, tepat di
hidup murid-murid saya, kepingan abadi yang akan bagaimana kita berdamai dengan yang pahit itu depan sebuah makam Belanda (Kerkhof). Mulai
terus mereka bawa dalam sadar maupun tak sadar lah diri menjadi ada. Sebab pada saatnya, diri pun dari guru agama hingga dosen pernah duduk di
tentang kejujuran, tentang kesetiaan, tentang merupakan guru. bangku-bangku sekolah ini.
kerendahhatian, tentang toleransi, tentang
Kartika menampung catatan perjalanan para Dalam Kartika edisi Guru ini, kita mendapatkan
perjuangan hidup, tentang begitu banyak hal yang
sahabat yang sudah pernah bertemu maupun kesempatan untuk membaca cerita hidup, dari
tak mungkin dituliskan di sini: tentang hidup itu
belum. Saling berbagi dari apa yang ada. Mulai Pak Guru kita, Pak Wahyu, dari bekas kawan-
sendiri. Belajar bukanlah persiapan untuk sebuah
kehidupan, belajar adalah hidup itu sendiri. dari Pak Wahyu yang masih mengajar di Jalan kawan kita yang memilih menjadi guru, Fidel
Saya sedang menyentuh kehidupan: to Kartini, cerita pengalaman menjadi guru (Linda dan Linda.
teach is to touch life forever. dan Fidel), cerita belajar di tepi Kali Code
{ {
kuliah. Sebuah ingatan yang tak sudah. Terekam Tuhan adalah pelukis hidupku
dengan indah, lebih karena dia menginspirasi saya, Ia belum selesai melukis hidupku
bahkan hingga kini. Saya tidak tahu siapa Ia masih bekerja sampai larut malam
penulisnya, dan cerita ini mungkin bukan versi Mencampur warna-warna istimewa
aslinya. Untuk lukisannya yang istimewa
Untuk membuatku jadi mahal dan indah
Tapi, biarkan saya bercerita dengan versi ingatan
saya yang terbatas. Ia masih mempunyai rencana besar untuk ciptaanNya
Ia masih mempunyai rencana yang indah untuk hidupku
Seorang laki-laki berjalan di tepi laut. Dia melihat
(Anonim)
seorang perempuan yang tiap kali membungkuk
lalu melemparkan sesuatu ke laut. Laki-laki itu Syair yang menurutku sangat indah dan mampu menumbuhkan harapan serta semangat tatkala aku merasa
penasaran. Dia berjalan mendekati perempuan itu menjalani hidup menuju kedewasaan diri itu sangatlah sakit dan sulit. Aku harus menghadapi banyak
dan bertanya, “ Apa yang kamu lakukan?” benturan dan tuntutan dari berbagai pihak yang kadang menjatuhkan air mata, kekecewaan, kebingungan,
Perempuan itu menjawab, “Aku sedang melempar rasa marah, muak atau entah apalagi nama perasaan itu jika munculnya secara bersamaan.
bintang laut ini ke laut. Kalau aku tidak Kuliah di fakultas psikologi ternyata tidak menjamin diriku untuk tumbuh menjadi pribadi yang dewasa
melakukannya, mereka akan mati.” Kata lelaki itu, secara mudah, tetap saja harus mengalami proses yang sama dengan orang lain. Ternyata memberikan
“Tapi tepi laut ini sangat panjang, ada ribuan
nasehat, masukan atau sugesti ke orang lain dalam rangka mengantarkannya ke pribadi yang dewasa lebih
bintang laut yang terdampar. Usahamu akan sia-
mudah daripada memasukkannya ke dalam diri sendiri. Sesuai kata pepatah “dokter juga butuh dokter”,
sia saja. Tidak akan ada bedanya.” Perempuan itu
begitupun aku yang sudah mengenyam bangku kuliah fakultas psikologi, masih memerlukan bantuan orang
tersenyum, dia mengambil satu lagi bintang laut,
lain untuk melihat pribadiku secara objektif dan melukisku menjadi pribadi yang dewasa dan matang.
sambil melempar bintang itu ke dalam lautan, dia
menjawab, “Aku membuat perbedaan untuk yang Teringat pengalaman ketika menjadi guru BK dan trainer di sebuah sekolah bergengsi di ibukota. Banyak
satu ini.” kujumpai murid-murid yang mengalami ketidakbahagiaan dan kepahitan dalam hidup terutama berkaitan
dengan hubungan dalam keluarga. Secara materi, mereka berkelimpahan, tetapi keluarga tempat mereka
Fidelia Ratri Yojani, VL angkatan 2, Guru Sekolah Dasar.
KARTIKA - kartini satu impian kita / 001 / Januari / 2010 Halaman 09
Kartini satu impian kita
Merajut Persaudaraan di
Pondok Edi Mancoro
S elama sepuluh hari di Bulan Juli 2009 saya
berkesempatan tinggal di Pondok
Pesantren Edi Mancoro, Salatiga, Jawa Tengah.
Sementara itu, biaya makan, minum, dan
pemeliharaan kesehatan, ditanggung sendiri. Para
santri putri kebanyakan memilih memasak
Tinggal besama (live in) merupakan bagian dari sendiri, sementara para santri putra makan di
aktivitas para frater dan bruder SJ yang kebetulan warung.
sedang belajar di STF Driyarkara, Jakarta.
Sebagai penunjang ekonomi, pesantren memiliki
Ponpes Edi Mancoro Koperasi Pesantren, penyewaan komputer, Taman
Hawa sejuk pedesaan menyentuh, menyapa lewat Pendidikan Al-Quran, dan perpustakaan. Anggota
sepoi angin. Beberapa santri terlihat koperasi dapat memilih kelompok usaha di unit- Harry Setianto Soenaryo
warga setempat. Islam sebagai teroris hanya karena maraknya berita sharing-studi tentang Islam dari beberapa dosen
Dalam bulan Ramadhan, pesantren selalu tendensius di media massa terhadap Islam. Tamu itu atau pembicara. Sharing tersebut mengenai
menyelenggarakan diskusi lintas agama. Diskusi berjanji bahwa ia akan menceritakan sesuatu yang sejarah Islam, aliran2 dalam Islam, teologi-
dilakukan bersama narasumber yang terdiri dari mengesankan (tentang keterbukaan dan keramahan filsafat Islam, dsb-nya. Para pembicara itu
para pemimpin agama untuk berdiskusi dengan para santri) yang dialaminya dalam kunjungan itu, sebagian merupakan lulusan Ponpes Edi
para santri, juga para tamu undangan dari berbagai kepada anak-anak SD di Australia (tempat ia Mancoro.
agama. bekerja). Mereka berharap dalam tahun berikutnya, Para alumni Ponpes juga menjadi tokoh di desa
mereka dapat mengajak anak-anak itu berkunjung mereka. Misalnya saja, tempat-tempat yang
“Berkumpul dengan pemeluk agama lain kan ke Ponpes Edi Mancoro.
sangat jarang. Saya kira, pondok lain yang salafi sudah kami kunjungi, Qoriyah Toyibah,
Model Ponpes seperti itu menarik, karena pendidikan alternatif, yang dirintis oleh
juga jarang. Kegiatan ini bertujuan agar para santri membuka wawasan dan cara pandang para santri Bahruddin. QT ini mengingatkan kita pada
siap menerima perbedaan, bisa saling berbagi, dan mengenai sesuatu di luar Islam. Apa yang kita sekolah Mangunan yang dirintis oleh romo
berdiskusi,” ujar Nurrokhim. dapatkan bukan hanya kajian tentang ke-Islam-an. Mangun. Di rumah belajar itu kebebasan dan
Selain yang bersifat diskursif ada pula kegiatan Ini berbeda dengan kebanyakan ponpes yang ada, segala bentuk kreativitas anak sangat dihargai.
lintas agama yang bersifat rekreatif, seperti rekreasi di mana para santri belajar formal dan tinggal Selain itu juga ada, tempat untuk
ke lokasi wisata di Jogja bersama dengan kelompok hanya di dalam kompleks Ponpes, dan melulu memberdayakan para petani-petani desa dan
kristen dari Universitas Satya Wacana, atau belajar tentang Islam. Selain itu, lingkungan pemberdayaan ternak, dsb-nya. Pembagian
bersama dengan komunitas ’Kita Beda Kita Sama’ ponpes tidak terasa mengekang dan kegiatannya pembicara dalam studi, tempat-tempat
(KBKS). Komunitas KBKS adalah program tidak monoton. Tujuan pesantren adalah mendidik kunjungan, dan waktu-waktunya, semuanya
khusus untuk anak-anak usia TK – SD dari berbagai santri agar menjadi pendamping masyarakat. Para diatur secara rapi oleh para ex-ponpes.
latar belakang agama, suku, etnis, dan lain-lain. santri tidak dibina untuk menggurui atau menjadi Keterlibatan, perhatian, dan loyalitas mereka
Komunitas ini mempunyai beberapa program kiainya yang menganggap diri selalu benar dan sungguh mengesankan.
kegiatan yang merupakan wadah anak-anak untuk selalu berada di atas. Belajar dari santri
mengembangkan diri dengan tetap menghargai Para Alumni Ponpes Edi Mancoro
perbedaan yang ada. Para santri Ponpes Edi Mancoro layaknya seutas
Ke manakah para santri itu setelah lulus sekolah jarum. Tujuan jarum adalah untuk menyatukan,
Selain dalam lingkup lokal, keterbukaan juga terjadi atau kuliah? Ya, mereka akan melanjutkan sekolah melekatkan dan merajut kain dan benang
dalam lingkup mancanegara. Kyai Mahfudz atau bekerja. Dan sebagian besar dari mereka menjadi pakaian yang indah. Demikianlah,
mengatakan bahwa sudah lebih dari 40 negara dan masih tetap menjalin hubungan dengan pihak teman-teman Ponpes merajut perbedaan agama,
beberap kelompok agama yang berbeda berkunjung ponpes khususnya Kyai Mahfudz. Di dalam live- suku, dan budaya. Perbedaan tidak dipandang
ke ponpes tersebut. Ketika kami live-in, Ponpes in, tidak hanya kepekaan atau rasa yang sebagai ancaman, melainkan sebagai sarana
mendapat kunjungan satu hari dari tamu beragama dikembangkan, melainkan juga pemahaman untuk berdialog dan membangun persaudaraan
Kristen yang berasal dari Australia. Mereka tentang Islam. Setiap hari selama live-in kami yang mendalam.
mengungkapkan keprihatinannya terhadap anak- menyediakan waktu kurang lebih 2 jam untuk
anak di sekolah yang mereka kelola. Anak-anak Harry Setianto Soenaryo, Mahasiswa STF Driyarkara, e-
belajar tentang Islam. Kami mendengarkan mail: hry_setia@yahoo.com
sekolah tersebut dengan mudahnya mengklaim
rubrik
beasiswa
Memenangkan Beasiswa
Dari “Jalur Sulit”
S
aya menduga,
penerima beasiswa
untuk studi lanjut (S2 atau
memenangkan seleksi beasiswa.
s c re e n i n g . P e m b e r i b e a s i s w a b i a s a n y a rubrik
mensyaratkan Indeks Prestasi (IP) tertentu dan
memiliki skor kemampuan bahasa Inggris.
beasiswa
Disamping itu, biasanya ada juga beberapa
pertanyaan di formulir aplikasi menyangkut
motivasi dan alasan kenapa kita pantas mendapat
beasiswa tersebut.
Strategi Menulis
Untuk syarat IP, pasti sudah terlambat untuk
mengubahnya, Jadi tidak ada yang bias dilakukan.
Proposal penelitian
Nah, yang masih bisa dilakukan adalah
meningkatkan skor kemampuan bahasa inggris dan
menjawab semua pertanyaan di formulir aplikasi
dengan sebaik mungkin. Apabila anda tidak yakin
D ari awal saya harus jujur bahwa saya
tidak ahli dalam menulis proposal
penelitian. Jadi, saya hanya ingin berbagi tentang
4. Research benefit’, ‘5. Research method’, ‘6.
Research schedule’, ‘7. Accomplished most
relevant researches’, ‘8. Most relevant
hal ini, berdasarkan pengalaman ketika saya references’).
dengan jawaban anda, jangan segan minta saran
menyusun proposal penelitian untuk program • Mengisi bagian (dari layout) yang bisa diisi
dari teman atau kenalan yang pernah
doktoral yang sedang saya jalani. terlebih dahulu, secara random.
memenangkan beasiswa.
• Menulis hal-hal yang muncul di kepala dalam
Sebelum dapat mulai menulis, yang dibutuhkan
Berdasarkan pengalaman, jawaban yang jujur, bentuk pointers, untuk menghindari ‘lupa’.
adalah materi yang akan ditulis. Sebelum materi
reflektif dan realistis-lah yang akan ‘dibeli’ oleh • Menulisnya langsung menggunakan bahasa
ini ada, yang dibutuhkan adalah ide besarnya,
panitia seleksi. Bukan jawaban ‘normatif’, generik, Inggris, supaya tidak dua kali kerja.
dalam hal ini ide penelitian yang akan dilakukan.
dan menggebu-gebu. • Menggunakan bahasa seilmiah mungkin.
Ide penelitian muncul karena memang saya terus
• Mohon bantuan orang lain sebagai reader,
Ini juga berlaku ketika anda sudah sampai di tahap memikirkannya, dalam segala situasi, dengan
untuk memberi tanggapan dan masukan.
wawancara. Banyak berlatih dengan ‘kisi-kisi’ demikian ide itu terus berkembang di kepala. Itu
pertanyaan akan membantu anda terlihat natural semua berawal dari 'imajinasi', yang coba untuk Di atas semua itu, yang penting untuk diingat
dan meyakinkan ketika wawancara tiba. direalisasikan secara ilmiah. adalah ‘just start writing, or you’ll write nothing!’
Persisten dan berdoa Mengembangkan ide Strategi mencari supervisor
Berikut ini adalah beberapa langkah efektif untuk
Walaupun anda merasa bahwa aplikasi sudah Mencari supervisor adalah hal penting yang perlu
mengembangkan ide:
disiapkan dengan sangat baik, dan wawancara dilakukan ketika akan melakukan penelitian.
• Membaca banyak artikel ilmiah yang bisa
sudah anda lakukan dengan lancar dan Karena kita akan berhubungan secara intensif
diunduh (download) dari internet.
meyakinkan, namun tidak semua orang bisa punya dengan beliau paling tidak untuk sekian tahun ke
• Membaca literatur tentang teori yang
kesempatan (plus keberuntungan) untuk depan, maka akan jauh lebih baik kalau beliau
berhubungan dengan topik.
memenangkan beasiswa dalam 1 atau 2 kali usaha. bukan hanya sebagai pembimbing secara formal,
• Banyak berdiskusi dengan orang lain,
melainkan juga bisa berperan sebagai teman.
Bukanlah hal yang aneh bila seseorang sudah meskipun teman diskusi kita mungkin tidak
melamar sampai belasan bahkan puluhan kali terlalu mengerti tentang hal tersebut. Sering Dalam rangka mencari supervisor, beberapa hal
sebelum akhirnya mendapat beasiswa. Kata kali masukan atau ide segar datang dari sini. berikut ini bisa menjadi pertimbangan untuk
kuncinya adalah: persistensi. Jangan menyerah. • Membuat daftar pertanyaan hal-hal yang masih dilakukan:
Kalau anda percaya dengan kekuatan doa, maka membingungkan di kepala dan mencari • Membaca profil atau CV-nya secara detil
berdoalah. jawabannya. dalam rangka ‘mengenal’ beliau.
• Menggambar diagram (lebih tepatnya corat- • Perhatikan bagian ‘research interest’ dan
Persistensipun juga harus dilakukan dengan
coret) tentang penelitian yang akan dilakukan, ‘publications’ ketika membaca profil atau CV
‘cerdas’ bukan asal persisten saja. Albert Enstein
sehingga alur penelitian dan entitas yang terkait dalam rangka menentukan apakah beliau
pernah berkata, Insanity is doing the same
dapat dilihat dengan lebih jelas. adalah orang yang tepat sebagai pembimbing
thing over and over again and expecting
akademik.
different results. Kalau anda ingin Ketika diagram penelitian telah cukup jelas, baru
• Mencari informasi tentang beliau di luar
mendapatkan hasil yang berbeda dengan saya mulai memikirkan tentang bagaimana dan apa
kehidupan akademik untuk mencoba
aplikasi dan wawancara beasiswa yang akan ditulis dalam proposal. Format
mengenalnya lebih jauh dan menilai apakah
anda, jangan bosan untuk mereview penulisan saya ‘rangkum’ dari informasi di buku,
beliau akan bisa berperan sebagai teman.
dan memperbaiki kualitas aplikasi artikel, atau proposal-proposal penelitian doktoral
• Menulis template e-mail untuk dikirim ke
dan wawancara anda, dari waktu ke yang pernah ada. Setelah memiliki draft proposal
kandidat supervisors.
waktu. yang menurut saya paling ‘baik’, barulah saya
• Kirim e-mail!
mulai menulis.
Semoga berguna dan selamat berburu
Mudah-mudahan tulisan ini membantu teman-
beasiswa. Berikut ini adalah proses penulisan yang saya
teman untuk semakin mudah membuat proposal
lakukan:
Indra Soeharto, Mahasiswa pasca-sarjana di penelitian!
Manchester Business School, University of • Membuat layout tulisan (‘1.Introduction’, ‘2.
Gloria “Jeni” Virginia, Mahasiswa PhD Universitas
Manchester, British Chevening Scholar Research objective’, ‘3. Research questions’, Warsawa, penerima beasiswa Erasmus 2009
2009/2010
space
iklanuntuk
usaha
anda
Untuk memasang iklan di media ini,
silahkan menghubungi bagian Pemasaran
dan promosi: Anastasia Widya (Yuyung),
Adhit dan Desta atau kirim email ke
redaksikartika@googlemail.com