You are on page 1of 11

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dari segi penjenisannya, jenis penelitian ini tergolong gabungan antara

penelitian kualitatif dan kuantitatif. Meminjam istilah Moleong (2000:5) penelitian

kualitatif bertolak dari paradigma alamiah. Artinya, penelitian ini mengasumsikan

bahwa realitas empiris terjadi dalam suatu konteks sosio-kultural, saling terkait satu

sama lain. Karena itu, setiap fenomena sosial harus diungkap secara holistik.

Penelitian kualitatif berlatar alamiah dan tidak menggunakan variabel sebagai satuan

kajian melainkan pola-pola yang terdapat dalam masyarakat.

Penelitian kuantitatif merupakan pendekatan ilmiah yang bertujuan

mengetahui hubungan sebab-akibat. Kajian dalam penelitian kuntitatif ialah variabel.

Ada dua jenis Variabel yakni variabel bebas dan variabel terikat. Penggunaan metode

kuantitatif didesain sebagai penelitian korelasional dimakudkan agar dapat

menerangkan penelitian yang menyangkut pengujian hipotesis. Menurut Bungin

(2004: 4-5) bahwa penelitian semacam ini, dalam deskripsinya juga mengandung

uraian-uraian, tetapi fokusnya terletak pada analisis hubungan antara variable.

Penggunaan metode kuantitatif -- korelasional (ex post facto) dalam penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penataan

(pemanfaatan) ruang, maka untuk melihat hubungan variabel tersebut diuji dengan

melakukan uji statistik. Namun untuk menjawab masalah keterlibatan masyarakat

dalam penataan ruang dan juga rencana strategi penataan ruang, maka tidak bisa

diungkap melalui uji-uji statistik melainkan harus dijelaskan secara alamiah. Dengan

33
demikian, walaupun penelitian didesain sebagai penelitian korelasional kuantitatif,

tapi harus dilengkapi dengan pengungkapan realitas kehidupan mereka yang

sesungguhnya.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada wilayah – wilayah perdesaan pesisir di

Kabupaten Donggala, yang mengandalkan sumber pendapatan dari sektor pesisir.

Lokasi penelitian berada di wilayah Kecamatan Banawa Selatan (Bagian Selatan),

Kecamatan Sindue (Bagian Tengah), dan Kecamatan Sirenja (Bagian Utara).

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi penelitian berada di wilayah Kabupaten Donggala, sementara untuk

populasi studi adalah desa-desa yang berada di wilayah pesisir yang

teridentifikasi di 13 Kecamatan di Kabupaten Donggala, yakni: Kecamatan

Banawa; Kecamatan Banawa Selatan; Kecamatan Labuan; Kecamatan Tana

Ntovea (sebelumnya Tawaeli); Kecamatan Sindue; Kecamatan Sirenja;

Kecamatan Balaesang; Kecamatan Dampelas; Kecamatan Sojol; Kecamatan Sojol

Utara; Kecamatan Sindue Tobata; Kecamatan Sindue Tombu Sabora; dan

Kecamatan Banawa Tengah.

2. Sampel

34
Dari 13 wilayah kecamatan yang menjadi populasi studi, pengambilan sampel

untuk wilayah kecamatan berdasarkan area sampling dengan batasan sampel

wilayah sebanyak 3 Kecamatan yang didasarkan atas pembagian wilayah yakni:

Selatan, Tengah, dan Utara Kabupaten Donggala. Pengambilan sampel 3 wilayah

kecamatan selanjutnya dilakukan secara pupossive sampling berdasarkan

pertimbangan letak wilayah yaitu Kecamatan Banawa Selatan (Bagian Selatan),

Kecamatan Sindue (Bagian Tengah), dan Kecamatan Sirenja (Bagian Utara).

Selanjutnya dari ketiga Kecamatan dilakukan pengambilan sampel desa seraca

purposif dengan penetapan masing-masing 3 desa yang dianggap dapat mewakili

setiap desa pada masing-masing kecamatan. Pertimbangan pemilihan terhadap

desa yang menjadi sampel penelitian didasarkan bahwa setiap desa yang berada

pada masing-masing Kecamatan memiliki kesamaan karakteristik, seperti potensi

sumber daya alam, kondisi kultural, maupun kecenderungan kegiatan penduduk

dalam pemanfaatan wilayah pesisir. Desa-desa dalam penelitian yang dimaksud,

yakni Desa Surumana; Tolongano; Tosale (Kecamatan Banawa Selatan),

Batusuya; Dalaka; Enu (Kecamatan Sindue); Dampal; Jono dan Ombo

(Kecamatan Sirenja).

Lebih lanjut, berdasarkan keterlibatan masyarakat dalam perencanaan dan

pemanfatan wilayah pesisir laut, maka penelitian ini menetapkan responden

sebesar 5 orang setiap desa. Dengan demikian jumlah responden penelitian

sebanyak 45 responden. Dari responden yang ditetapkan dalam penelitian adalah

orang-orang yang banyak mengetahui infomasi dan permasalahan-permasalahan,

35
termasuk orang-orang yang terlibat secara aktif dalam perencanaan desa terdiri

dari unsur tokoh masyrakat, nelayan, pengusaha, perangkat desa dan pegawai.

D. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

1. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : Data Primer yaitu data

yang diperoleh dengan cara identifikasi dan inventarisasi data secara langsung

dilapangan melalui pemetaan fisik lokasi dan informasi dari masyarakat yang

menjadi sasaran target penelitian. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh

melalui Kantor BAPPEDA Kabupaten Donggala dan Kantor Badan Pusat

Statistik (BPS) Kabupaten Donggala, disamping data – data pendukung lainnya

dari instansi terkait.

2. Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, jenis data dan cara memperoleh data yang digunakan,

meliputi:

2.1 Riset lapangan. Kegiatan ini meliputi pengamatan terhadap obyek lapangan

secara langsung pada wilayah Perdesaan Pesisir dan Laut di Kabupaten

Donggala, dengan maksud untuk mencermati kondisi penataan ruang yang

terimpelementasi berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Wilayah

(RUTRW) Kabupaten Donggala, dengan cara:

a. Survey Lapangan, yaitu: suatu cara pengamatan langsung terhadap

kondisi ril pada masing – masing wilayah obyek penelitian, dengan jalan

36
mencermati implementasi dari Rencana Umum Tata Ruang Wilayah yang

telah disusun dan ditetapkan oleh pemerintah setempat.

b. Wawancara tidak terstruktur. Wawancara ini dilakukan secara lisan dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan kunci kepada informan yang

berhubungan langsung dengan Penataan Ruang Perdesaan Pesisir dan Laut

di Kabupaten Donggala.

2.2 Riset kepustakaan yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara membaca dan

mengutip melalui literatur-literatur yang berhubungan dengan penelitian.

3. Analisis Data

Dari himpunan data – data yang diperoleh, akan dilakukan melalui analisis

data sebagai berikut:

1. Analisis Deskriptif

Analisis ini digunakan untuk menjelaskan gambaran peran serta

masyarakat dalam mekanisme perencanaan pembangunan di Kabupaten

Donggala. Olehnya penggunaan analisis ini lebih mengarah pada aspek

kualitatif yang bermuara pada pendekatan yang bersifat sosiologis, dalam

pengertian tidak mengesampingkan sejaumana keterlibatan masyarakat dalam

perencanaan pembangunan.

2. Analisis SWOT

37
Untuk mengetahui strategi perencanaan penataan ruang wilayah

perdesaan pesisir di Kabupaten Donggala, dilakukan pemetaan kondisi

lapangan penelitian secara kualitatif disetiap kecamatan/desa yang dijelaskan

berdasarkan matriks analisis SWOT yaitu analisis membandingkan antara

faktor eksternal peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dengan faktor

internal kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses).

Selanjutnya untuk mengetahui hasil analisis berada di posisi mana, dapat

dilihat pada gambar berikut ini (Rangkuti, 2000:19-21).

BERBAGAI PELUANG

3. Mendukung 1. Mendukung
strategi strategi agresif
turn around
KELEMAHAN KEKUATAN
INTERNAL INTERNAL
4. Mendukung 2. Mendukkung
strategi strategi
defensif diversifikasi

BERBAGAI ANCAMAN

Gambar 4.
Analisis SWOT

3. Analisis Regresi

38
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penataan ruang

digunakan analisis regresi dengan tahapan analisis sebagai berikut:

2.1 Statistik deskriptif. Hal ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan

dari masing-masing data variabel dengan melihat apakah distribusi data,

standar deviasi, skewness, dan mean menunjukkan keadaan normal

sebagai syarat bahwa data variabel dapat digunakan sebagai data regresi

linear.

2.2 Analisis regresi berganda.

Analisis regresi berganda merupakan suatu alat untuk menganalisis

pengaruh variable terikat terhadap variable bebasnya. Persamaa regresi

ganda dirumuskan sebagai berikut:

Ŷ = a + b1x1 + b2x2 + b3x3

Analisis ini juga menggunakan metode kuadrat terkecil biasa (Ordinary

Least Square/OLS) dengan langkah awal adalah uji pemilihan model

fungsional berdasarkan nilai koefisien determinasi (R2). Uji pemilihan

model dilakukan melalui prosedur uji MacKinnon, White dan Davidson

(MWD test).

Dari hasil uji pemilihan model yang selanjutnya akan menentukan

Model regresi yang akan digunakan apakah model log-log atau log-lin.

Persamaan matematis kedua model tersebut, sebagai berikut:

Model regresi log-lin digambarkan dalam persamaan matematis

berikut.

39
PL = β 0 + β 1 JPdk + β 2 Kapita + β 3 LogKakao + µ

Model regresi log-lin persamaan matematis berikut.

LogPL = β 0 + β 1 Jpdk + β 2 Kapita + β 3 LogKakao + µ

Di mana,
Log :
adalah Logaritma
PL :
Pemanfaatan Lahan dalam hektar
β 0 :
adalah konstanta
β 1…β 3 :adalah koefisien variabel bebas
µ :
faktor eror (error term)
Jpdk :
adalah Penduduk yaitu jumlah penduduk dari masing-
masing atau keseluruhan sampel penelitian yang terdiri dari
33 Desa yang berada di 3 Kecamatan di Kabupaten
Donggala.
Kapita : adalah Pendapatan Per Kapita dari masing-masing atau
keseluruhan sampel penelitian yang terdiri dari 33 Desa yang
berada di 3 Kecamatan di Kabupaten Donggala.
Kakao : adalah Produksi Sektor Unggulan Kakao yaitu jumlah
produksi kakao (dalam ton) dari masing-masing atau
keseluruhan sampel penelitian yang terdiri dari 33 Desa yang
berada di 3 Kecamatan di Kabupaten Donggala

Untuk melihat hasil estimasi model yang terbaik, diperlukan beberapa

langkah pengujian, sebagai berikut:

1. Uji statistik, adalah tes orde pertama yang menyangkut kriteria dalam

penaksir (reliability). Kriteria yang sering digunakan adalah koefisien

regresi dan simpangan baku penaksir. Koefisien regresi adalah cara untuk

mengukur derajat hubungan ekonomi yang diteliti, dan simpangan baku

penaksir dari nilai yang sebenarnya. Kriteria ini meliputi: uji koefisien

regresi secara individu (uji-t), uji koefisien regresi secara serempak (uji-

F), dan uji ketepatan perkiraan (uji R2 );

40
2. Uji ekonometri, adalah tes orde kedua yang menyangkut penyelidikan

asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian (asumsi klasik).

Pembahasan ekonometri ini, model terpilih akan diuji kembali apakah

terdapat gejala multikolinieritas, yakni melihat hubungan antar variabel

bebas secara bergantian, dengan menggunakan metode Farrar-Glauber

(lihat Harjanto, 1999:48; Farrar dan Glauber, 1967:92-107), dan apakah

terdapat gejala heteroskedastisitas, yakni menunjukkan adanya varians

yang tidak konstan dari variabel pengganggu, dengan menggunakan

metode uji White (Gujarati, 1995:379-380; Modul Pelatihan

Ekonometrika Dasar, 2000: 261-273).

E. Konsep Operasional

Batasan dan definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

1. Perencanaan strategis merupakan perencanaan yang berdasar pada Penilaian

lebih pada faktor internal dan eksternal dengan melihat masa depan dianggap

penuh dengan tren baru, hal baru, dan kejutan. Mengandung wawasan (visi

keberhasilan) masa depan yang kualitatif dan Lebih berorientasi ke action saat

ini (dengan pertimbangan beberapa kemungkinan arah dan implikasi masa

depan

2. Ruang adalah wadah kehidupan yang meliputi ruang daratan, ruang lautan

dan ruang udara termasuk di dalamnya tanah, air, udara dan benda lainnya

serta daya dan keadaan sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan

41
makhluk lainnya hidup melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan

hidupnnya; sedang Tata Ruang adalah wujud struktur dan pola ruang

3. Struktur Ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan

prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial

ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional;

4. Pola Ruang adalah distribusi peruntukkan ruang dalam suatu wilayah yang

meliputi peruntukkan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukkan ruang

untuk fungsi budi daya;

5. Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan tata ruang – berupa rencana-

rencana kebijaksanaan pemanfaatan ruang secara terpadu untuk berbagai

kegiatan; Penataan Ruang adalah suatu system proses perencanaan tata

ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang; Dalam

penelitian yang menjadi kajian adalah pemanfaatan ruang. Pemanfaatan

Ruang dalam penelitian ini adalah Rasio pemanfaatan lahan, perbandingan

antara lahan yang sudah dikeolah) pemukiman, pertanian, pemagunan sarana

umum) dengan luas wilayah secara keseluruhan.

6. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap

unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek

administrativf dan atau aspek fungsional;

7. Luas wilayah Perdesaan adalah luas wilayah wilayah satuan permukiman

penduduk yang secara administratif memiliki batas wilayah dan kewenangan

dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan;

42
8. Wilayah Pesisir adalah wilayah peralihan antara lingkungan kelautan dan

daratan, di mana aspek pengelolaan dan perencanaan ruang wilayah pesisir

saling memiliki keterkaitan dengan lingkungan daratan sepanjang aktivitas

pemanfaatan masih berhubungan secara langsung dengan wilayah pesisir.

Pesisir adalah merupakan salah satu kawasan yang dinyatakan sebagai milik

umum yang terletak di daerah pertemuan darat dan laut, dengan batas darat

dapat meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air yang masih

mendapat pengaruh sifat-sifat laut, seperti angin laut, pasang surut, dan intrusi

air laut.

9. Peran serta adalah proses belajar bersama saling memahami, menganalisis,

merencanakan dan melakukan tindakan oleh sejumlah anggota masyarakat.

F. Variabel Penelitian

Variabel yang dianggap berpengaruh terhadap Penataan Ruang Perdesaan

Pesisir dan Laut di Kabupaten Donggala, meliputi:

1. Variabel Y (Dependent Variable), yaitu:

Pemanfatan/Penggunaan Lahan (Hektar)

2. Variabel X (Independent Variable), terdiri atas:

a) Jumlah Penduduk (Jiwa);

b) Pendapatan Perkapita Desa (Ribu);

c) Produksi Sektor Unggulan Kakao (Ton).

43

You might also like