You are on page 1of 14

KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum wr.wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika
Ekonomi.Makalah ini membahas tentang PENGARUH PAJAK TERHADAP
KESEIMBANGAN PASAR.
Dalam penyusunan makalah ini penulis menemukan berbagai kendala ,
hambatan, dam tantangan, tetapi dengan kerja keras dan ridho Allah SWT,
akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik,dan semua itu
tidak lepas dari dukungan bantuan, dan dorongan dari orang-orang yang
berada di sekeliling penulis, oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada Allah SWT, Orang tua tercinta, dan
semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan maupun
kesalahan dalam penyusunan makalah ini.Oleh karena itu, kritik dan saran dari
pembaca sekalian sangat penulis harapkan guna perbaikan kualitas dalam
penyusunan makalah selanjutnya.Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca semua.

Wassalamualaikum wr, wb .

Bandung, Januari 2010

Penulis

BAB I

1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penerimaan dari pajak 1(hidayat, wahyu, 1993)merupakan salah satu
sumber pendapatan pemerintah, bahkan merupakan sumber pendapatan
utama.Dengan inilah pemerintah menjalankan roda kegiatannya sehari-hari,
membangun prasarana public seperti jalanan, membangun jembatan,
membayar cicilan hutang Negara, dll.
Oleh karena itu, dalam pembahasan ini penulis merasa perlu mengangkat
permasalahan tentang pengenaan pajak atas suatu barang yang
diproduksi/dijual akan mempengaruhi harga keseimbangan dan jumlah
keseimbangan.

1.2 Permasalahan
Permasalahan yang penulis angkat disini adalah pengaruh pajak
terhadap keseimbangan pasar.Pajak yang dikenakan atas suatu barang
yang menyebabkan harga jual barang tersebut naik.Sebab setelah
dikenakan pajak, produsen akan berusaha mengalihkan(sebagian)beban
pajak tersebut kepada konsumen, yaitu dengan jalan menawarkan harga
jual yang lebih tinggi.Akibatnya harga keseimbangan yang tercipta dipasar
menjadi lebih tinggi daripada harga keseimbangan sebelum pajak, di lain
pihak jumlah keseimbangannya menjadi lebih sedikit.

1.3 Ruang Lingkup Masalah

1 hidayat, wahyu. (1993). matematika ekonomi buku 1. yogyakarta: BPFE.

2
Ruang lingkup masalah yang dibicarakan dalam makalah ini adalah:
✔ Keseimbanagan pasar,
✔ Pengaruh pajak2(resmi,siti, 2008),
✔ Pajak per unit,
✔ Pajak persentase,
✔ Penghitungan pajak yang ditanggung konsumen,
✔ Penghitungan pajak yang ditanggung produsen,
✔ Penghitungan pajak yang diterima pemerintah.
1.1 Tujuan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas mata
kuliah Matematika Ekonomi, juga memberikan informasikepada pembaca
makalah ini mengenai pengaruh pajak terhadap keseimbangan pasar

1.2 Sistematika Penulisan


Makalah ini dibuat dengan susunan sebagai berikut :

➢ BAB I PENDAHULUAN
Bab ini meliputi latar belakang masalah, permasalahan, ruang
lingkup, tujuan, dan sistematika ppenulisan.
➢ BAB II PEMBAHASAN
Bab ini meliputi pembahasan yang mendalam dari permasalahan
yang telah ditentukan dalam pembuatan makalah ini.
➢ BAB III PENUTUPAN
Bab ini meliputi kesimpulan dari pembahasan yang ada dalam makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pajak


2 resmi,siti. (2008). perpajakan: teori dan kasus edisi 4. yogyakarta: SALEMBA EMPAT.

3
2.1.1 Menurut Prof.DR. Rochmat Soemitro, S.H : Pajak adalah iuran
rakyat pada kas Negara berdasarkan undang-undang ( yang dapat dipaksakan)
dengan tidak mendapat jasa timbal balik ( kontraprestasi ) yang langsung dapat
ditunjukan, dan yang digunakan untuk membayat pengeluaran umum.3(waluyo,
2008)
2.1.2 Menurut S.I. Djajadiningrat : Pajak sebagai suatu kewajiban
menyerahkan sebagian kekayaan ke kas Negara yang disebabkan suatu
keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi
bukan sebagai hukuman, menurut peraturan ditetapkan pemerintah serta dapat
dipaksakan, tetapi tidak ada timbal balik dari Negara secara langsung, untuk
memelihara kesejahteraan secara umum.
2.1.3 Menurut Dr. N.J Feldmann : Pajak adalah prestasi yang
dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa tanpa adanya
kontraprestasi, dan semata – mata intuk menutup pengeluaran – pengeluaran
umum.

Pajak merupakan pungutan yang ditarik oleh pemerintah terhadap wajib


pajak, tanpa mendapat balas jasa langsung.Pajak yang dipungut oleh
pemerintah dapat bersifat pajak langsung dan pajak tidak langsung. Pajak
langsung merupakan pajak yang dipungut secara langsung dari wajib pajak
seperti pajak kekayaan, pajak pendapatan, dan pajak perseorangan.Pajak tidak
langsung merupakan pajak yang dipungutpemerintah secara tidak langsungdari
wajib pajak, tetapi melalui wajib pungut yang kemudian menyetorkan pajak
yang dipungutnya kepada pemerintah, seperti pajak penjualan dan pajak
tontonan.
2.2 Ciri – Ciri Pajak :
1. Pajak dipungut berdasarkan dengan kekuatan undang – undang serta aturan
pelaksanaanya

3 waluyo. (2008). perpajakan indonesia buku 1 edisi 8. jakarta: salemba empat.

4
2. Dalam pembayaran pajak tidak ditinunjukan adanya kontraprestasi individual
oleh pemerintah.
3. Pajak dipungut oleh Negara, baik oleh pemerintah pusat maupun daerah
4. Pajak diperuntukan bagi pembayaran pengeluaran pemerintah, yang bila dari
pemasukanya masih terdapat surplus, digunakan untuk membiayai public
investmen.4(resmi,siti, 2008)

2.3 Fungsi Pajak


Terdapat dua fungsi pajak, yaitu fungsi budgetair (sumber keuangan negara) fungsi
regulerend ( pengatur ) .

• Fungsi budgetair ( sumber keuangan Negara ) artinya pajak merupakan


salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran
baik rutin maupun pembangunan. Pemerintah berupaya memasukan uang
sebanyak – banyaknya untuk Negara, hal itu ditempuh dengan cara
berbagai jenis pajak seperti pajak penghasilan ( PPh ), Pajak pertambahan
nilai (PPN) dan pajak penjualan barang mewah ( PPnBM ), Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB)
• Fungsi regularend ( pengatur ) artinya pajak sebagai alat pengatur atau
melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi,
serta mencapai tujuan – tujuan tertentu dalam bidang keuangan.

2.4 Perpajakan
Dalam pembahasan masalah perpajakan disini yang ditekankan adalah
pajak tidak langsung yang berupa pajak5 (Dumairy, 2003)penjualan.Dengan
dibebankannya pajak penjualan, maka harga yang ditawarkan oleh si
pejual(penawar) pada suatu tingkat jumlah/kuantitas tertentu akan bertambah
sebesar pajak yang dibebankan.Akibat pajak yang dikenakan terhadap suatu
4 resmi,siti. (2008). perpajakan: teori dan kasus edisi 4. yogyakarta: SALEMBA EMPAT.

5 Dumairy. (2003). matematika terapan untuk bisnis dan ekonomi. Yogyakarta: BPFE.

5
barang tertentu, maka harga untuk konsumen/pembeli akan lebih inggi,
sehingga jumlah yang diminta menjadi berkurang.Jadi pengaruh pajak terhadap
keseimbangan pasar mengikuti asumsi-asumsi berikut ini:
 Dalam pasar persaingan murni (pure competition), permintaan
konsumen hanya tergantung pada harga, sehingga fungsi permintaan
tidak berubah.
 Produsen menyesuaikan curve penawarannya untuk harga baru yang
telah termasuk pajak yang dikenakan.
 Pajak dari t unit uang dikenakan terhadap setiap unit dari jumlah yang
dihasilkan.
Dalam pembahasan mengenai perpajakan ini, kita membedakan pajak
yang dikenakan terhadap suatu barang tertentu atas:
a) Pajak per unit
b) Pajak persentase

2.5 Pajak per unit


Yang dimaksud dengan pajak per unit atau biasa juga disebut pajak
spesifik adalah pajak yang dikenakan terhadap suatu barang tertentu, dimana
pajak tersebut besarnya ditentukan dalam jumlah uang yang tetap untuk setiap
unit barang yang dihasilkan.Dalam hal ini besarnya pajak per unit kita nyatakan
dengan tanda “t”. Dengan adanya pajak per unit sebesar t ini, maka harga
yang ditawarkan oleh si penjual(penawar) akan naik sebesar t untuk setiap
tingkat jumlah/kuantitas yang ditawarkan.Bila dilihat pengaruh pajak per unit ini
maka jika Q adalah kuantitas, sedangkan p adalah variable harga per unit
kuantitas dan t adalah pajak per unit kuantitas, fungsi penawaran akan
bergeser ke atas sebesar t untuk setiap tingkat jumlah /kuantitas yang
ditawarkan.Jika sebelum pajak
persamaan penawarannya P=a+bQ, maka sesudah pajak ia akan menjadi
P=a+bQ+t. Dengan kurva penawaran yang lebih tinggi, titik keseimbangan pun
akan bergeser menjadi lebih tinggi.

6
2.5.1 Beban pajak yang ditanggung oleh konsumen
Karena produsen mengalihkan sebagian beban pajak tadi kepada
konsumen, melalui harga jual yang lebih tinggi, pada akhirnya beban pajak
tersebut ditanggung bersamaoleh baik produsen maupun konsumen.Besarnya
bagian dari beban pajakyang dtanggung oleh konsumen(tk) adalah selisih
antara harga keseimbangan sesudah pajak(Pe’) dan harga keseimbangan
pajak(Pe)

tk=P’e-Pe

2.5.2 Beban pajak yang ditangung oleh produsen.


Besarnya bagian dari beban pajak yang ditanggung oleh
produsen(tp)adalah selisih antara besarnya pajak per unit barang(t) dan bagian
pajak yang menjadi tanggungan produsen(tk).

Tp = t- tk
Jadi meskipun pajak tersebut dipungut oleh pemerintah melalui pihak
produsen, namun sesungguhnya pihak konsumenlah yang justru lebih berat
menanggung bebannya.

2.5.3 Jumlah pajak yang diterima oleh pemerintah.


Besarnya jumlah pajak yang diterima oleh pemerintah (T) dapat dihitung
dengan mengalikan jumlah barang yang terjual sesudah pengenaan pajak (Q’e)
dengan besarnya pajak per unit barang(t)
T=Q’e x t
Penerimaan dari pajak merupakan salah satu sumber pendapatan
pemerintah, bahkan merupakan sumber pendapatan utama.Dengan inilah
pemerintah menjalankan roda kegiatanya sehari-hari, membangun prasarana

7
ublic seperti jalan dan jembatan, membayar cicilan hutang pada Negara lain,
membiayai pegawai-pegawainya, membangun proyek-proyek sarana public
seperti rumah sakit dan sekkolah, juga membeli peralatan pertahanan.Jadi,
pajak yang disetorkan oleh pemerintah akhirnya kembali pada rakyat lagi dalam
bentuk lain.

Jika fungsi permintaan suatu produk di tunjukan oleh P=15-Q dan fungsi
penawaran P=0.5Q+3 terhadap produk tersebut dikenakan pajak oleh
pemerintah sebesar Rp.3/unit.
➢ Dik : Pd= 15-Q
Ps= 0.5Q+3
➢ Dit : a. Berapa harga dan jumlah keseimbangan pasar sebelum
dan sesudah kena pajak ?
b. Berapa besar penerimaan pajak total oleh peerintah ,
yang dibebankan kepada konsumen&produsen?
c. Gambarkan grafiknya!
➢ Jawab:
Keseimbangan sebelum pajak Pd = Ps
0.5Q+3 = 15-Q P = 15-Q
0.5Q+Q = 15-3 = 15-8
1.5Q = 12 Pe=7 Q=8
Setelah pajak
Pd = 15 - Q
Penawaran setelah pajak (Ps’)
Ps’= 0.5Q + 3+3
= 0.5Q + 6
Maka keseimbangan pasar setelah pajak Pd = Ps’
15-Q = 0.5Q + 6 Pe’ = 15 - Q
15-6 = 0.5Q + Q = 15 - 6
9 = 1.5Q =9

8
Q=6
Pajak yang dibebankan kepada konsumen
Tk = Pe’-Pe
Tk = 9-7
=2
Pajak yang dibebankan kepada produsen
Tp = t - tk
Tp = 3 - 2
=1
Pajak yang diterima pemerintah
T = t x Qe’
T=3x6
= 18

Gambar grafik

E’

9
10

2
Q
2 4 6 8 10

2.6 Pajak Proporsional


Pajak Proporsional adalah pajak yang besarnya ditetapkan berdasarkan
persentase tertentu dari harga jual, bukan ditetapkan secara spesifik (misalnya
Rp.3) per unit barang. Sebagaimana yang telah diuraikan
sebelumnya.Meskipun pengaruhnya serupa dengan pengaruh pajak spesifik
per unit barang, menaikan harga keseimbangan dan mengurangi jumlah
keseimbangan, namun analisisnya sedikit berbeda.
Jika pengenaan pajak spesifik menyebabkan kurva penawaran bergeser
keatas sejajar dengan kurva penawaran sebelum pajak, dengan kata lain lereng
kurvanya tetap, maka pajak proporsional/ presentase menyebabkan kurva
penawaran memiliki lereng yang lebih besar daripada kurva penawaran
sebelum pajak.
Jika pesamaan penawaran semula P = a + bQ maka,
Dengan dikenakannya pajak persentase sebesar t% dari harga jual, persamaan
penawaran yang baru akan menjadi :
P =a +bQ + tP t : pajak persentase dalam %

10
P- tP= a +bQ

Dengan persamaan pada contoh 1, jika tarif pajak persentasenya 15% maka
cari keseimbangan baru, kemudian hitung pajak yang ditanggung konsumen,
produsen, dan yang diterima oleh pemerintah!

➢ Dik : P = 0.5Q + 3
P = 0.5Q +3 + 0.15
P-0.15 = 0.5Q + 3
0.85P = 0.5Q + 3
P = (0.5Q / 0.85) + (3 / 0.85)
P = 0.588Q + 3.53
Keseimbangan Ps’ = Pd
0.588Q + 3.53 = 15 - Q
0.588Q+Q = 15 - 3.5
1.588Q = 11.47 Qe’ = 7.222

Harga keseimbangan sesudah pajak


Pe’ = 0.588Q + 3.53
= 0.588(7.222) + 3.53
= 7.776
Pe‘ = 7
t = 15% x 7.776
=1.166
Pajak yang ditanggung konsumen
Tk = Pe’ - Pe
= 7.776 - 7
= 0.776
Pajak yang ditanggung produsen

11
Tp = t - tk
= 1.166 - 0.776
= 0.39
Pajak yang diterima pemerintah
T = t x Qe’
= 1.166 x 7.222
= 8.420

BAB III
PENUTUP

Pajak dibedakan menjadi dua jenis yaitu pajak per unit dan pajak
persentase( proporsional) .
• Pajak per Unit : Jika sebelum pajak
persamaan penawarannya P=a+bQ, maka sesudah pajak ia akan
menjadi P=a+bQ+t. Dengan kurva penawaran yang lebih tinggi, titik
keseimbangan pun akan bergeser menjadi lebih tinggi.

• pajak spesifik menyebabkan kurva penawaran bergeser keatas sejajar


dengan kurva penawaran sebelum pajak, dengan kata lain lereng
kurvanya tetap, maka pajak proporsional/ presentase menyebabkan

12
kurva penawaran memiliki lereng yang lebih besar daripada kurva
penawaran sebelum pajak.
Jika pesamaan penawaran semula P = a + bQ maka,Dengan
dikenakannya pajak persentase sebesar t% dari harga jual, persamaan
penawaran yang baru akan menjadi :

P =a +bQ + tP t : pajak persentase dalam %


P- tP= a +bQ

Beban pajak yang ditanggung oleh konsumen


• tk=P’e-Pe

Beban pajak yang ditangung oleh produsen


• Tp = t- tk
Jumlah pajak yang diterima oleh pemerintah.
• T=Q’e x t
DAFTAR PUSTAKA

Dumairy. (2003). matematika terapan untuk bisnis dan ekonomi. Yogyakarta: BPFE.
Felicia, judith. (2001). Matematika ekonomi. SALEMBA EMPAT.
hidayat, wahyu. (1993). matematika ekonomi buku 1. yogyakarta: BPFE.
marno,habieb. (2002). matematika ekonomi dan bisnis. bogor: ghalia indonesia.
resmi,siti. (2008). perpajakan: teori dan kasus edisi 4. yogyakarta: SALEMBA
EMPAT.
waluyo. (2008). perpajakan indonesia buku 1 edisi 8. jakarta: salemba empat.

13
14

You might also like