You are on page 1of 17

PERMASALAHAN SEPUTAR KONEKSI KEJARINGAN

(WORK GROUP)

Pada komputer-komputer yang terhubung kejaringan atau


digunakan dalam workgroup akan menghadapi masalh lain berupa
terganggunya hubungan kejaringan tersebut. Ada bermacam-
macam gangguan yang mungkin timbul yang bisa sangat
menggangu jika ketergantungan terhadap sistem jaringan
komputer sudah sedemikian besar. Permasalahan tersebut berupa
tidak bisanya komputer terhubung ke jaringan ssampai tidaak
dikenalinya sumber daya yang ada dijaringan teersebut. Adapun
langkah – langkah yang tempuh sehubungan dengan
permasalahan yang timbul adalah sebagai berikut.

Komputer Tidak Bisa Terhubung Ke jaringan


Tanda – tanda bahwa komputer tidak terhubung kejaringan
adalah tidak ditemukannya komputer lain dalam Network
Neighborhood atau induk jaringan. Untuk mengetahuinya,
cobalah buka Network Neighborhood dengan mengklik icon
tersebut. Selanjutnya bisa mengikuti langkah – langkah berikut:
1. Perhatikan apakah ada icon atau nama komputer. Jika icon
atau nama komputer tidak ada, maka ada kemungkinan
belum login ke jaringan. Cobalah mengulang login terlebih
dahulu, yaitu dengan mengklik menu start/shutdown.
Kemudian pilih Close all programs and log on as a
different user?.
2. Pada layar monitor akan tampil pernyataan bahwa
komputer akan log off. Disusul dengan kontak dialog untuk
memasukkan User Name dan Password yang digunakan
untuk Log on ke jaringan tersebut. Ketikkan User Name
dan password kemudian klik ok. Pastikan bahwa
pengisian tersebut telah benar.
3. Selanjut komputer akan Log on. Jika setelah proses ini
ternyata kondisinya tidak berubah, cobalah periksa
properti jaringan, yaitu dengan membuka Control Panel
, kemudian buka item Network. Atau bisa juga dengan
mengklik kanan pada icon Network Neighborhood pada
layar desktop. Kemudian dari menu Pop up yang tampil
pilih properties.
4. Dari kotak dialog Network properties yang tampil pada
layar monitor, priksalah apakah komponen jaringan ada
yang seharusnya ada pada komputer telah terinstall
dengan benar. Komponen tersebut meliputi Network
Adapter, Protocol jaringan, Client, dan servis jaringan.
Untuk komponen protocol TCP /IP, cobalah priksa apakah
IP Address telah di set dengan benar. Untuk pengaturan
nomor IP Address ini, mintalah konfinrmasi kepada
anministerator jaringan.
5. Jika komponen yang diperlukan telah terinstall,
selanjutnya identitas komputer yaitu dengan membuka
tab Identification pada kotak dialog Network Properties.
Periksa apakah informasi identitas komputer sudah benar.
6. Selanjutnnya, periksa pula properties dari Network
Adapter yang dipergunakan, yaitu dengan memeriksanya
pda system properties.. Pastikan bahwa Network
adapter menggumakan Devices Driver yang sesuai dan
tidak terjadi bentrokkan dengan perangkat lain pada
setting IRQ maupun memory address yang
dipergunakan. Perlu ketahui bahwa meski perangkat
mendukung Plug dan Play, namun tidak jarang perlu
mengatur konfigurasi jaringan tersebut secara manual.
7. Setelah seluruh bagian pada perangkat lunak periksa dan
tidak temukkan kejanggalan maka selanjutnya periksa
kemugkinan gangguan pada instalasi jaringannya. Cobalah
periksa kemungkinan hubungan kabe;-kabel jaringan yang
tidak sempurna. Bisa menggunakan alat bantu Multi tester
untuk memeriksa kemungkinan adanya kabel yang
terputus atau terhubung singkat. Periksa pula kondisi yang
mungkin pergunakan.
8. Setelah seluruhnya diperiksa, cobalah periksa
kemungkinan kerusakan pada kartu jaringan untuk
memeriksa kemungkinan kerusakan pada kartu Network
Adapter, bisa menggunakan program bantu diagnosa yang
disertakan dengan devices driver untuk kartu tersebut.
9. Jika seluruh langkah pemeriksaan menunkukkan tidak
adanya kerusakan mungkin perlu mengkonfigurasi ulang
setting Network pada komputer dan gunakan device
driver untuk kartu jaringan sesuai dengan tipe karti
jaringan tersebut.

Komputer Tidak Bisa Mencetak Pada Printer Jaringan


Suatu ketika akan mencetak lembar kerja dengan
menggunakan printer yang terhubung melalui jaringan. Namun
ternyata proses tidak bisa berlangsung. Jika menemui masalah
seperti ini bisa menxoba mengatasinya dengan mengikuti langkah
– langkah dibawah ini:
1. Periksa dan pastikan bahwa komputer telah terhubung
(Log On) kejaringan dimana printer tersebut berada, yaitu
dengan membuka network neighborhood. Lihat apakah
printer tersebut ada dalam jaringan
2. Langkah selanjutnya periksa apakah pada komputer telah
terinstall device driver untuk jenis printer tersebut. Periksa
pula apakah setting printer tersebut telah menggunakan
port pada lokasi yang benar sesuai pemilik printer
tersebut, yaitu lokasi (path) tempat printer tersebut
terhubung misalnya, untuk priner HP Laser Jet yang
terhubung pada komputer Litbang_1 dengan nama shering
HP_Laser Jet maka port atau path dari printer tersebut
adalah \\Litbang_1\\HP_Laser Jet.
3. Jika setting printer tersebut sudah benar,cobalah lakukan
tes print dari Printer Properties untuk printer yang
bersangkutan.
4. Jikla pada langkah diatas proses tes print berjalan dengan
normal,kemungkinan permasalahan ada pada sistem
aplikasi. Cobalah periksa setting printer pada sistem
aplikasi. Nammun jika pada langkah proses tes print tidak
berjalan, cobalah konfigurasi ulang properties printer
tersebut. Bila perlu install ulang device driver untuk
printer tersebut.

Komputer Tidak Bisa Membuka


Atau Menyimpan Data Pada Komputer Lain
Jika menghadapi masalah berkaitan dengan akses data dari
komputer lain dalam jaringan, maka bissa menempuh langkah –
langkah sebagai berikut:
1. Periksa apakah komputer yang dituju aktif dijaringan, yaitu
dengan memeriksanya pada Network Neighbhord.
2. Jika tidak taampakcobalah cari dengan fasilitas find dan
pilih komputer... dari menu start.
3. Setelah proses pencarian, jika komputer tersebut tidak
bisa ditemukan,maka cobalah konfirmasi atau periksa
apakah komputer tersebut sudah benar – benar terhubung
ke jaringan.
4. Jika komputer tersebut aktif dijaringan tetapi tidak bisa
mengakses file atau data yang ada padanya, coba periksa
apakah disk pada komputer tersebut telah di-share yaitu
dengan membuka icon komputer tersebut. Jika setelah
membuka ternyata tidak terdapat disk atau data yang di-
share, maka periksalah apakah disk pada komputer
tersebut sudah di-share dengan benar.
5. Jika pada saat membuka icon komputer tersebut tampak
adanya disk yang di-share, namun tidak bisa akses,
cobalah periksa apakah user name yang dimiliki
mempunyai hak untuk akses ke komputer tersebut. Atau
cobalah periksa password yang diberikan untuk
mengakses disk pada komputer tersebut.
Pemeriksaan Kerusakan Instalasi
Dari uraian permasalahan diatas, hampir selali masalah
yaang timbul dalam jaringan terkait dengan kondisi instalasinya.
Oleh sebab itu, tidak ada salahnya memahami sedikit prosedur
untuk pemeriksaan kondisi jaringan sebelum memutuskan
memanggil pihak ke tiga untuk menanganinya. Jika menggunakan
jaringan dengan kabel UTP, maka gunakan indikator – indikator
yaang ada pda perangkat hubungan yang dipergunakan. Ada
beberapa indikator pada hub, yaiu :
 Indikator power on; Sebagai indikator bahwa power
supply pada hubungan normal dan hubungan dalam
kondisi hidup.
 Indikator Port Aktif; Indikator ini berjumlah sama
dengan jumlah port yang ada pada hubungan tersebut.
Indikator ini akan menyala jika komputer yang terhubung
pada port yang bersangkutan dihidupkan. Namun pada
beberapa tipe hubungan, indikator ini akan menyala
setelah kartu jaringan pada komputer yang terhubung ke
port tersebut aktif.
 Indikator Collision; Indikator ini akan menyala jika
terjadi masalah (tubrukan) diantara kompter-komputer
pada port-port yang ada.

Jika komputer mengalami gangguan hubungan kedalam


jaringan, dan dari hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan
kerusakan ada pada instalasi jaringan. Maka bisa menempuh
langkah-langkah berikut:
1. Periksa hubungan, perhatikan apakah lampu indikator
power on menyala. Jika lampu tersebut mati, maka hal
tersebut menunjukkan bahwa hubungan belum bekerja.
Cobalah hidupkan hubungan tersebut.
2. Jika indikator power on menyala, periksa pada lampu
indikator port tempat komputer terhubung. Jika port
tersebut menyala, berarti komputer telah terhubung. Maka
cobalah periksa kembali konfigurasi pada komputer.
3. Namun jika indikator pada port tempat komputer
terhubung tidak menyala, cobalah pindah (tukar) keport
yang lain. Jika pada port yang baru indikator portnya
menyala, maka kerusakan ada pada port yang semula.
4. Jika setelah port tukar ternyata lampu indikator juga tidak
menyala, maka kemungkinan kerusakan ada pada
instalasi kabel. Cobalah periksa instalasi kabel jika
memungkinkan.
5. Gunakan alat bantu multimeter untuk mengukur adanya
kabel yang terputus, yaitu dengan menggunakan fungsi
ohm meter.
6. Setelah mengetahui adanya kabel yang terputus, cobalah
menyambungnya jika memungkinkan. Jika tidak
memungkinkan dismbung, maka harus menarik instalasi
kabel baru.
Sedangkan untuk yang menggunakan jaringan kabel coaxial, mungkin tidak
menggunakan perangkat hubungan karena masing-masing ruas kabel dihubungkan
pada tiap-tiap komputer secara berurutan. Ada dua kondisi kerusakan instalasi
jaringan yang membuat jaringan tidak bekerja. Salah satu kelemahan jaringan dengan
kabel coaxial (bus) ini adalah bahwa jika terjadi kerusakan pada salah satu titik
kabel, maka seluruh jaringan tidak akan bekerja. Untuk melakukan pemeriksaan
lokasi kerusakan, bisa mengikuti langkah-langkah berikut:
1. Lepas salah satu terminator yang terdapat pada ujung
jaringan, dan pindah (hubungkan) padda komputer
jaringan diruas berikutnya. Tentu saja setelah melepas
ruas kabel pertama.
2. Setelah terminator terpasang, cobalah periksa apakah
komputer-komputer yang masih terhubung dalm jaringan
tersebut bisa mengenali satu sama lain.
3. Jika pada langkah diatas seluruh koputer yang masih
terhubung kejaringan dapat saling mengenal, maka berarti
kerusakan ada pada ruas kabel yang pertama. Namun jika
pada langkah diatas menunjukkan bahwa komputer-
komputer yang terhubung dalam jaringan belum saling
mengenal, maka bisa mengulangi langkah-langkah diatas
untuk ruas kabel berikutnya.
4. Lakukan langkah-langkah diatas sampai ditemukannya
kerusakan. Jika sampai pada ruas terakhir menunjukkan
bahwaa kedua komputer terakhir tidak saling mengenal,
maka berarti kerusakan pada ruas kabel yang terakhir
tersebut.
5. Setelah menemukan ruas kabel yang rusak, maka bisa
memeriksa dengan multimeter apakah kabel tersebut
putus atau terhubung singkat. Jika masalahnya adalah
kabel putus, maka bisa mencoba menyambungnya jika
lokasi terputusnya di temukan. Jika tidak, sebaiknya ganti
kabel tersebut.
6. Jika permasalahannya adalah ruas kabel tersebut
terhubung singkat, cobalah periksa hubungan kabel pada
konektor BNC di kedua ujung ruas kabel tersebut. Jika
setelah periksa kedua konektor tidak menunjukkan adanya
hubungan singkat di konektor, maka bisa mengganti ruas
kabel tersebut.

MEMELIHARA KOMPUTER
Jika memanfaatkan komputer sepenuhnya untuk menunjang
aktifitas sehingga komputer beserta isinya (data) sangat penting.
Maka yang dimaksud dengan pemeliharaan komputer tidak
terbatas bagasimana memelihara perangkat kerasnya saja.
Melainkan juga bagaimana memelihara perangkat lunak dan
datanya. Pekerjaan pemeliharaan komputer ini sangat penting
karena jika pada saat membutuhkan komputer terutama data yang
ada didalamnya, dan saat itu komputer tidak bisa menyajikannya,
maka akan mengalami masalah yang cukup rumit. Kemudian hal-
hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam melakukan
pemeliharaan komputer.

Pemeliharaan Perangkat Keras Komputer


Untuk menjaga agar komputer selalu siap pakai, maka perlu
memperhatikan hal-hal berikut:
1. Tempatkan perangkat komputer pada tempat yang bersih
dan terhindar dari debu. Hal ini karena debu cukup
mengganggu, terutama pada disk drive yang ada, baik
floppy disk drive maupun CD Room drive dan disk
drive lainnya. Lebih baik lagi, terutama untuk komputer
komputer server, tempatkan perangkat komputer tersebut
pada ruangan yang juga terjaga suhu dan kelembaban
udaranya. Itu pula sebabnya, banyak orang memilih
menempatkan dalam ruangan ber-AC.
2. Gunakanlah perangkat stabiliser, yaitu sebuah perangkat
elektronik yang berfungsi untuk menstabilkan tegangan
listrik. Perangkat ini di gunakan oleh komputer untuk
menjaga kestabilan tegangan listrik yang masuk ke power
supply. Dengan demikian perangkat komputer akan terjaga
dari kerusakan yang diakibatkan oleh naik-turunnya
tegangan listrik.
3. Penggunaan UPS (Uninterruptable Power Supply). Dalam
beberapa kondisi dimana komputer dibutuhkan untuk selalu
hidup dan mati dengan prosedur yang benar, maka kondisi
listrik yang sering mati secara mendadak sangat tidak
mendukung. Oleh sebab itu, dalam kondisi seperti ini
membutuhkan suatu perangkat UPS. Karena perangkaat
UPS ini akan bekerja pada saat listrik mati. Dengan
demikian jika terjadi listrik mati secara mendadak, maka
komputer tetap bisa bekerja. Bila perlu dimatikan, maka
masih memiliki kesempatan untuk mematikan komputer
melalui prosedur yang benar.
4. Untuk yang menggunakan stabiliser bersamaan dengan
UPS, maka sebaiknya stabiliser dipasang didepan UPS
dengan ukuran kapasitas daya yang lebih besar daripada
kapasitas daya UPS.
5. Jangan menggunakan disk, floppy disk atau CD room disk,
yang sudah kotor atau berjamur. Karena kotoran ini akan
cepat merusak head pembaca pada disk drive yang
bersangkutan. Itu pula sebabnya, tidak ada salahnya jika
secara berkala melakukan pembersihan pada disk drivedisk
drive yang ada dengan menggunakan bantuan disk cleaner.
6. Untuk perangkat pencetak seperti printer, sebaiknya tidak
menggunakan pita atau tinta yang tidak semestinya.
Sebagai contoh untuk pita printer. Meski bentuk pitanya
sama, namun tidak diijinkan untuk menggunakan pita
printer 9 pin pada printer 24 pin. Karena kerapatan serat
pita untuk kedua printer ini berbeda sehingga cepat atau
lambat penggunaan pita tersebut akan mempengaruhi
kondisi head printer dari printer tersebut.
7. Disamping itu, menjaga perangkat-perangkat yang ada,
jangan menghubungkan atau melepas perangkat lainnya
dalam keadaan hidup atau bertegangan. Misalnya
menghubungkan printer dengan komputer dalam keadaan
hidup. Karena jika terjadi hubungan singkat pada konektor
salah satu atau keduanya, maka akan menimbulkan
kerusakan pada salah satu atau keduanya pula.
8. Simpanlah disk (floppy disk atau CD Room dan disk-disk
lainnya) pada tempat yang bersih atau terjaga
kelembabannya serta terhindar dari barang-barang yang
bisa merusak. Misalnya tempat menyimpan floppy disk
yang terlalu lembab akan menyebabkan timbulnya jamur
pada disk tersebut. Sehingga jika disk tersebut dibaca,
disamping disk yang rusak maka disk drive pun akan
mengalami hal serupa. Kemudian hindarkan pula dari
medan magnet yang cukup kuat yang mampu merusak isi
dari disk tersebut.

Dengan langkah-langkah pengamanan diatas, diharapkan


komputer akan lebih terjaga dari kerusakan. Sehingga komputer
pun bisa selalu siap untuk sewaktu-sewaktu dipergunakan.

Pemeliharaan Perangkat Lunak Komputer


Pemeliharaan perrangkat lunak kompter merupakan tugas
pemeliharan yang cukup penting, bahkan bisa lebih pentingdari
pemeliharaan perangkat kerasnya. Karena ddalam pemeliharaan
perangkat lunak ini terkait pula dengan pemeliharaan data yang
ada dalam perangkat kompter tersebut. Beberapa tindakan yang
perlu dilakukan sehubungan dengan pemeliharaan iniadalah :
♥. Hidupkan dan metikan komputer sesuai prosedur yang
benar. Seperti kita ketahui, beberapa sistem operrasi
seperti windows, mengharuskan untuk mematikan
komputer secara benar, yaitu melalui shutdown terlebih
dulu. Sehingga pada saat menghidupkan komputer pada
berikutnya, tidak mengalami massalah dengan sistem
operasi komputer.
. Gunakan program bantu anti virus. Seperti telah diuraikan
di atas, bahwa untuk menjaga agar komputer terbebas dari
masalah-masalah akibat virus komputer maka diperlukan
bantuan program bantu anti virus. Secara berkala bisa
melakukan scaning terhadap file-file yang ada pada
komputer sehingga jika ada program virus pada salah satu
aau beberepa file dalam komputer, akan dapat diketahui
dan dibersihkan sidini mungkin.
♥. Lakukan backup data. Sehubungan dengan keselamatan
data, maka sebaiknya mealkukan backup data secara
berkala. Sehingga jika terjadi kerusakan data pada
komputer, maka bisa me-restore kembali data. Hal ini
penting karena kemungkinan keruakan data tidak hanya
dari adanya virus, tapi juga dari rusaknya media penyimpan
(hardisk driver) pada komputer. Beberapa sistem aplikasi
yang bersifat khusus, misalnya program keuangan
perusahaan, mungkin juga memerlukan back-up. Karena
jika tejadi kerusakan dengan komputer, maka bisa
menginstal kembali sistem aplikasi tersebut dengan
merestore data yang ada. Sehingga pekerjaan tidak
terganggu.
. Untuk menjaga file-file dari kemungkinan terserang virus,
sebaiknya mengurangi proses transfer data dengan media
disket dari dan kekomputer lain yang tidak jelas
kebersihannya. Jika terpaksa melakukan proses tersebut,
sebaiknya disket yang berasal dari komputer lain priksa
terlebih dahulu dengan program bantu anti virus yang ada.
Pekerjaan ini bisa diperingan mengaktifkan fasilitas
pendekteksian virus otomatis terhadap akses floppy disk
drive yang terdapat dalam program bantu anti virus.
. Lakukan penataaan disk (hardis drive) secara berkala. Yang
dimaksud disini adalah penataan terhadap struktur data
yang ada. Karena seperti yang telah disinggungkan dimuka,
bahwa sehubungan adanya proses hapus-tulis kemedia disk
(hardisk drive), maka akan terjadi kondisi dimana susunan
atau struktur file-file yang ada menjadi tidak teratur.
Kondisi sperti ini akan menurunkan kinirja komputer secara
umum dan lebih dari itu akan meyebabkan kondisi dimana
data rentan dari kerusakan. Itulah sebabnya, memerlukan
bantuan program bantu seperti scandisk dan Defrag atau
NDD dan Speedisk untuk menyusun disk secara berkala dan
jika tidak memiiki kesempatan untuk itu, maka bisa
mengkonfigurasi program bantu tersebut untuk melakukan
pekerjaan tersebut secara otomatis secara periode
tersebut.
♥. Sebaiknya tidak terlalu banyak melakukan instalansi sistem
aplikasi yang tidak dibutuhkan meski komputer masih
mampu karena dengan semakin banyaknya sistem aplikasi
yang instal, akan semakin padat sistem konfigurasi
perangkat lunak sistem operasi.pada sistem operasi
Windows dengan semakin banyaknya sistem aplikasi yang
instal maka akan semakin besar ukuran file registry dari
Windows. Kondisi ini akan menurunkan kinerja komputer

BACKUP DAN DOKUMENTASI


Backup Untuk Keselamatan Data
Backup adalah membuat salinan (Copy) dari data atau file-file
dari komputer kedalam media penyimpanan lain. Adapun alasan
dilakukannya backup adalah :

1. Untu menjaga keamanan data, yaitu untuk data-data


penting yang harus dijaga keselamatannya, maka
backup merupakan salah saatu tindakan untuk
pengamannya.dengan adanyaa backup tersebut maka
terjadi masalah kerusakan atau kehilangan data karena
sebab lain, data tersebut bisa dikembalikan dengan cara
merestore backup data yang ada
2. Untuk pengarsipan data, yaitu untuk file-file data yang
sudah tidak aktif digunakan namun masih dipertahankan
keberadaannya karena suatu alasan tertentu, maka bisa
mem-backup data tersebut dan kemudian data yang ada
pada komputer bisa dihapus. Dengan cara demikian
akan mengurangi penggunaan kapasitas media
penyimpan di komputer.
3. Untuk distribusi data. Jika data yang ada harus
didistribusikan ke tempat lain, maka proses backup bisa
menjadi salah satu cara. Disamping cara pendistribusian
lain seperti komunikasi lewat modem.

Adapun media untuk backup ini ada bermacam-macam sesuai


dengan tingkat kebutuhan atau besar kecilnya data yang akan di-
backup tersebut, yaitu :

1. Disket (floppy disk); Media ini bisa dipergunakan untuk


mem-backup data yang berukuran kecil. Meskipun bisa
melakukan backup dengan membagi data kedalam
beberapa disket, namun jika pembagian tersebut
memakan banyak disket, maka sebaiknya
mempertimbangkan untuk menggunakan media lain.
2. Tape backup; Merupakan media backup yang paling
banyak digunakan, terutama untuk backup data dalam
ukuran besar. Sebagaimana telah diuraikan di atas, tape
drive sebagai alat untuk menulis ke tape hanya bisa
melakukan pembacaan dan penulisan secara urut.
3. Zip disk; juga bisa menjadi pertimbangan untuk media
backup data berukuran besar.
4. CD Room; Media backup ini merupakan alternatif baru
setelah diciptakannya CD writer, yaitu CD drive yang bisa
digunakan untuk melakukan penulisan ke media CD.
Karena umumnya CD Room hanya digunakan untuk sekali
penulisan (meski ada juga yang bisa di writer), maka
media ini cocok untuk media backup data yang berupa
arsip.

Mengingat pentingnya backup data, maka sebaiknya


dilakukan berkala secara teratur tiap priode tertentu. Adapun
priode backup bisa tergantung pada besar kecilnya perubahan data
dalam suatu priode dan tingkat keamanan data yang diinginkan.
Misalnya untuk data yang perubahan data perharinya cukup besar
akan memiliki priode backup yang lebih pendek dibanding data
yang perubahan perharinya kecil. Disamping itu, jika dibutuhkan
suatu tingkat keamanan data yang lebih tinggi, maka bisa
digunakan priode backup yang pendek. Misalnya, pada sebuah
bank dimana perubahan data seorang nasabah sangat penting
artinya, maka jika dalam satu hari terjadi sekian banyak perubahan
dari sekian banyak nasabah, maka dibutuhkan backup data yang
bisa menjamin keamanan dan keakuratan data.
Dari alasan-alasan diatas, pada beberapa kondisi
digunakanlah sebuah backup yang berjalan beriringan dengan
“master” datanya. Sebagai contoh, pada sebuah jaringan komputer
dibuat sebuah server backup yang berjalan secara beriringan
dengan server utamanya. Dan data diantara keduanya selalu
diupdate secara bersamaan. Sehingga jika salah satu server tidak
bisa berfungsi atau bahkan data yang ada didalamnya rusak, maka
server yang satu dapat berfungsi sebagaimana server utamanya.
Sebelum proses backup dilakukan, ada baiknya pertimbangkan
untuk melakukan pemampatan atau kompresi data yang akan
backup. Hal ini akan mengurangi penggunaan ruang pada media
backup yaang dipergunakan. Sehingga media tersebut akan
mampu menampung lebih banyak data dan akan meringankan
pekerjaan backup. Itulah sebabnya, pada beberapa program bantu
untuk backup telah dilengkapi dengan fasilitas kompresi data.
Untuk melakukan kompresi data tersebut, bisa menggunakan
program-program bantu yang ada seperti Winzip yang merupakan
program kompresi data cukup populer.
Untuk melakukan backup data, ada bermacam-macam
program bantu backup yang bisa dipergunakan. Untuk
menggunakan sistem operasi MsDos, terdapat program bantu
BACKUP.EXE yang berpasangan dengan RESTORE.EXE, dan
program bantu MsBackup. Kemudian untuk sistem operasi
MsWindows ada program bantu backup dari MsWindows.
Sedangkan untuk penggunaan jaringan Netware tersedia program
bantu Nbackup dari Netware.
Di samping program bantu yang telah disertakan dalam
sistem operasi diatas, ada pula program bantu backup yang lain
seperti Norton Backup dari Symantec dan program bantu lain baik
yang shareware maupun freeware.
Selain cara di atas, aktifitas backup data dapat dilakukan
dengan menggunakan sistem operasi Windows 95 atau yang lebih
baru, maka salah satu program bantu untuk mem-backup data
adalah fasilitas Backup. Merupakan program bantu yang telah
disertakan pada sistem operasi Windows 9x. Program bantu ini juga
telah mendukung proses backup kemedia tape (dengan tape drive).

Adapun langkah-langkah untuk mem-backup data adalah


sebagai berikut :

1. Aktifkan program bantu Backup, yaitu dengan


memanggilnya melalui menu Start arahkan pointer ke
program klik Accessories, klik System Tools kemudian
pilih backup.
2. Selanjutnya pada layar monitor akan tampil program
bantu backup. Klik pada tab Backup, maka pada tab
tersebut tampil dua buah sisi jendela. Pada sisi sebelah kiri
menunjukkan lokasi dari file-file atau directori yang akan
di backup. Dan pada sisi sebelah kanan menunjukkan
nama-nama file atau direktori yang akan di backup.

3. Pilihlah lokasi dari file-fle yang akan di backup, yaitu


dengan memberi tanda check mark pada kotak di
sebelah nama direktori tersebut. Sedangkan jika hanya
beberapa file saja yang akan backup, maka berilah tanda
check mark pada kotak sebelah nama-nama file tersebut
di sisi jendela sebelah kanan.

4. Setelah menandai seluruh file atau direktori yang akan di-


backup, kemudian klik “Next Step>”. Maka pada layar
monitor akan tampil kotak dialog untuk menentukan lokasi
yang akan digunakan untuk mem-backup data tersebut.
Pada sisi kiri terdapat jendela untuk memilih lokasi drive
atau media backup data. Sebagai informasi, program
bantu ini juga bisa di gunakan untuk menempatkan file
backup dilokasoi disk (hard disk drive) yang sama pada
direktori.

5. Setelah menentukan lokasi untuk backup, selanjutnya klik


“Start Backup” untuk memulai proses backup. Dan
proses backup akan berlangsung. Namun jika akan
melakukan perubahan, misal mengganti pilihan file yang
akan backup, maka bisa mengklik ”Previous Step” dan
pada layar monitor akan tampil kotak dialog sebelumnya.

Sedangkan untuk me-restore data, maka bisa melakukan


langkah-langkah yang hampir sama dengan langkah-langkah
diatas, yaitu :

1. Aktifkan program bantu backup seperti pada langkah-


langkah diatas.
2. Dari layar Backup, pilih tab Restore. Maka akan tampil
dua sisi jendela. Dimana sisi jendela sebelah kiri
menunjukkan lokasi atau media backup yang akan restore.
Sedangkan pada sisi jendela sebelah kanan ditunjukkan
informasi file yang akan di-restore.

3. Pilih lokasi file yang akan di-restore. Selanjutnya klik tab


Next Step>. Maka akan tampil jendela untuk
menentukan lokasi tempat me-restore file tersebut.

4. Setelah pilih, selanjutnya bisa mengklik Start.. untuk


mulai proses restore data.

Dokumentasi Sistem Komputer

Selain backup data, dokumentasi merupakan tindakan


pengamanan yang perlu dilakukan untuk sistem komputer. Pada
dasarnya pekerjaan dokumentasi ini sama dengan pekerjaan
backup. Hanya saja, jika backup lebih ditekankan pada faktor
keamanan data, dokumentasi ditekankan pada tujuan untuk
menjaga tetap berjalannya sistem komputer. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam dokumentasi meliputi:

1. Dokumentasi perangkat komputer dan perangkat


penunjangnya, yaitu berupa dokumentasi hal-hal yang
berkaitan dengan perangkat tersebut, seperti buku
referensi atau petunjuk operasi, device printer dan utilitas
diagnosa yang mungkin tersedia. Dengan adanya
dokumentasi ini, maka bisa melakukan tindakan untuk
mengatasi masalah yang mungkin timbul dengan
berdasarkan referensi yang ada dan menggunakan utilitas
yang ada.

2. Dokumentasi sistem operasi dan sistem aplikasi;


Dokumtasi ini berupa tersedianya cadangan (master
program) dari sistem operasi dan sistem aplikasi yang
pergunakan berikut referensi dan informasi konfigurasi
sistem pada komputer. Dokumentasi ini penting terutama
untuk sistem aplikasi khusus yang mungkin dipergunakan.
Seperti sistem aplikasi keuangan atau administrasi di
kantor.

3. Dokumentasi jaringan; dokumentasi ini penting untuk


yang menggunakan jaringan untuk sistem komputernya.
Dokumentasi ini meliputi dokumentasi perangkat jaringan
yang dipergunakan, sistem operasi jaringan dan instalasi
jaringan yang terpasang. Dokumentasi ini akan sangat
membantu jika mengalami gangguan terhadap jaringan
komputer atau akan melakukan perombakan jaringan dan
instalasinya.

You might also like