Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Pradikta Bayu Aji
J1A005043
2008
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Oleh :
Pradikta Bayu Aji
J1A005043
Disetujui :
...............................
Mengetahui :
Ketua Jurusan Perikanan dan Kelautan Pembimbing
Fakultas Sains dan Teknik
Universitas Jendral Soedirman
Bab I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah ......................................................................... 3
1.3. Tujuan ................................................................................................. 4
1.4. Manfaat ............................................................................................... 4
DAFTAR TABEL
halaman
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 1. Grafik rerata telur yang dihasilkan induk ikan gurami .............. 20
Gambar 2. Grafik persentase penetasan telur ikan gurami ............................ 21
Gambar 3. Struktur Organisasi UPTBAT Kabupaten Purbalingga ............... 38
Gambar 4. UPTBAT Kutasari ................................................................................ 45
Gambar 5. Kolam Pemeliharaan Induk Ikan Gurami ...................................... 45
Gambar 6. Pakan Tambahan berupa Pellet ........................................................ 46
Gambar 7. Pakan Tambahan berupa Jangkrik ................................................... 46
Gambar 8. Pakan Tambahan berupa Keong Mas .............................................. 47
Gambar 9. Perhitungan Jumlah Telur Ikan Gurami ......................................... 47
DAFTAR LAMPIRAN
halaman
KATA PENGANTAR
Perkembangan Budidaya ikan Gurami (Osphronemus gouramy) harus
Penulis
RINGKASAN
Kerja Praktek tentang pengaruh pakan tambahan berbeda terhadap telur
yang dihasilkan oleh induk ikan gurami telah dilakukan dengan judul
”Pemeliharaan Induk Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) Dengan
Pemberian Pakan Berbeda Terhadap Jumlah Telur Di Unit Pelaksana Teknis
Budidaya Air Tawar (UPTBAT) Kutasari, Kabupaten Purbalingga” di
UPTBAT Kutasari, Kabupaten Purbalingga mulai bulan Juli sampai September
2008.
Tujuan dilakukannya kerja praktek adalah untuk mengetahui jenis
pakan tambahan yang berkualitas bagi induk ikan gurami serta untuk
mengetahui jumlah telur yang dihasilkan dan yang menetas dari pemberian
pakan tambahan yang berbeda di Unit Pelaksana Teknis Budidaya Air Tawar
(UPTBAT) Kutasari.
Metode yang digunakan dalam Kerja Praktek adalah Rancangan Acak
Lengkap (RAL) 3 perlakuan dan 4 ulangan. Adapun perlakuannya adalah
pakan tambahan Pellet, pakan tambahan Jangkrik, dan pakan tambahan Keong
Mas.
Ketiga perlakuan tersebut didapatkan hasil daya tetas paling tinggi pada
perlakuan pakan tambahan Pellet dengan daya tetasnya sebesar 94,5 %,
sedangkan dengan menggunakan pakan tambahan Jangkrik sebesar 89,5 % dan
daya tetas telurnya kecil pada pakan tambahan Keong Mas sebesar 83,5 %.
SUMMARY
The technical work about the influences of different extra amount woof
for eggs that is produced by gurami adult has been done by entitle
“Pemeliharaan Induk Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) Dengan
Pemberian Pakan Berbeda Terhadap Jumlah Telur Di Unit Pelaksana Teknis
Budidaya Air Tawar (UPTBAT) Kutasari, Kabupaten Prbalingga”, which held
in Kutasari, Purbalingga regency on July until September 2008.
The purpose of technical work are to know the kind of extra amount
woof that has certain quality for gurami adult and to know the amount of eggs
that is produced dan the eggs which hatch from the different extra amount
woof giving in Pelaksana Teknis Budidaya Air Tawar (UPTBAT) Kutasari.
The method that used on activity of this intership are Complete Random
Design (CRD) with 3 treatment and 4 replicated. As for treatment are with add
food Pellet, add food Jangkrik, and add food Keong Mas.
the third treatment resulted average of highest hatching rate at add food
Pellet treatment with hatching rate equal to 94,5 %, while add food Jangkrik
treatment equal to 89,5 % and smallest hatching rate at add food Keong Mas
treatment equal to 83,5 %.
Key words : Spawn Carp Fish (Osphronemus gouramy), Add Food, Hatching
Rate.
BAB I
PENDAHULUAN
Merupakan salah satu ikan yang mempunyai alat penapasan labirinth dan
secara taksonomi termasuk famili Osphronemidae. Ikan gurami adalah salah satu
komoditas yang banyak dikembangkan oleh para petani, hal ini dikarenakan
Ikan ini merupakan salah satu jenis ikan konsumsi yang sudah cukup
dikenal dan banyak diminati di Indonesia. Hal ini karena ikan gurami memiliki
kelebihan yaitu rasa daging yang enak, pemeliharaan mudah serta harga relatif
stabil. Ikan ini sudah lama dikenal orang dan telah banyak dibudidayakan.
Namun usaha-usaha yang dilakukan untuk menunjang ke arah budi daya yang
ikan sangat ditentukan oleh tersedianya benih yang tepat jumlah, tepat waktu
berkualitas. Dengan jumlah telur yang sedikit yang dihasilkan oleh induk ikan
untuk memperoleh benih-benih ikan gurami yang lebih berkualitas dan begitu
seterusnya.
Induk ikan yang menghasilkan jumlah telur yang sedikit dan kurang
berkualitas dapat diakibatkan adanya pemberian pakan yang masih biasa. Pada
saat ini pakan induk ikan gurami masih berupa daun sente dan untuk pakan
tambahan (alternatif) yang terbaik bagi ikan gurami khususnya bagi individu.
Keong Mas, dan Jangkrik. Pakan tambahan Pellet digunakan sebagai “kontrol”
yang akan dibandingkan hasil telur yang dihasilkan dan telur yang menetas
dengan pakan tambahan Keong Mas serta pakan tambahan Jangrik. Pakan
tersebut mudah didapat dilingkungan sekitar (seperti sawah, kolam, dll) serta
mempunyai harga yang relative lebih murah apabila membeli ditoko. Pakan
tambahan Keong Mas dan Jangkrik juga mempunyai kandungan protein yang
cukup besar.
telur dari induk ikan gurami akan semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat
dari banyaknya jumlah telur yang dihasilkan dan jumlah telur yang menetas
menggunakan induk yang sudah berumur 4 tahun. Pada masa ini induk
gurami telah mencapai kematangan telur. Batas puncak produksi induk betina
antara 5-10 tahun. Lewat dari umur itu, produksinya sudah mulai menurun
kualitasnya yang masih kurang. Salah satu cara untuk menghasilkan benih ikan
yang baik adalah dengan mendapatkan induk ikan yang berkualitas. Oleh
karena itu diperlukan mutu yang baik, sehingga perlu penaganan dan
pengelolaan yang baik pula agar tidak terjadi kematian atau kualitas induk
1.3 Tujuan
Kutasari ?
1.4 Manfaat
tambahan yang berbeda agar dapat menghasilkan benih atau keturunan yang
berkualitas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ikan gurami (Osphronemus gouramy) merupakan salah satu jenis ikan air
tawar yang dibudidayakan di kolam dan merupakan ikan asli Indonesia yang
memiliki nilai ekonomis yang tinggi serta salah satu jenis ikan yang senang
tinggal diperairan yang tenang, terbenam, dan dalam seperti kolam, rawa,
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Labirintichi
Subordo : Anabantoide
Famili : Anabantidae
Genus : Osphronemus
Secara morfologi, ikan ini memiliki garis lateral tunggal, lengkap dan
tidak terputus, bersisik stenoid serta memiliki gigi pada rahang bawah. Sirip
ekor membulat. Jari-jari lemah pertama sirip perut merupakan benang panjang
yang berfungsi sebagai alat peraba. Tinggi badan 2,0 s/d 2,1 kali dari panjang
standar. Pada ikan muda terdapat garis-garis tegak berwarna hitam berjumlah
8 sampai 10 buah dan pada daerah pangkal ekor terdapat titik hitam bulat
Gurami juga memiliki bentuk fisik khas badannya pipih, agak panjang
dan lebar. Badan itu tertutup sisik yang kuat dengan tepi agak kasar. Mulutnya
kecil, letaknya miring tidak tepat dibawah ujung moncong. Bibir bawah terlihat
Perbedaan itu dapat diamati berdasarkan ukuran tubuh, warna, bentuk kepala
dan dahi. Warna dan perilaku gurami muda jauh lebih menarik dibandingkan
gurami dewasa (Sitanggang dan Sarwono, 2001). Sedangkan pada ikan muda
terdapat delapan buah garis tegak. Bintik gelap dengan pinggiran berwarna
kuning atau keperakan terdapat pada bagian tubuh diatas sirip dubur dan pada
ikan dapat mengambil oksigen langsung dari udara. Adanya alat pernapasan
tambahan ini memungkinkan ikan gurami dapat hidip dalam perairan yang
rawa, situ, dan danau. Di sungai yang berarus deras, jarang dijumpai ikan
gurami. Kehidupannya yang menyukai perairan bebas arus itu terbukti ketika
perairan yang paling otimal untuk budidaya adalah yang terletak pada
ini masih bertoleransi sampai pada ketinggian 600 m diatas permukaan laut
seperti di Banjarnegara, Jawa Tengah. Yang jadi patokan adalah suhu air
merupakan ikan yang senang mendiami badan perairan yang relatif tenang.
Kolam sebagai media pemeliharaan ikan gurami juga salah satu hal yang
hendaknya dekat dengan sumber air yang berupa mata air, sungai atau pompa
air. Tempat yang paling ideal adalah lembah yang dasarnya mendatar di kaki
2002).
arus dapat digunakan dalam pemeliharaan induk dengan syarat debit airnya
tidak terlalu deras. Arus air yang terlalu deras akan mengganggu aktivitas
bahan atau unsur-unsur kimia yang dapat mengganggu metabolisme ikan serta
dapat menyebabkan timbulnya hama dan penyakit pada kolam yang pada
akhirnya akan menyerang induk ikan gurami. Selain itu, sumber air yang
Pada ikan gurami perbedaan kelamin jantan dengan betina bisa dilihat
dari perbedaan bentuk dahi, warna dasar sirip dada, warna dagu dan kepekaan
(putih), dan Belang. Gurami hitam paling banyak dijumpai, sedangkan yang
lain jarang. Hal tersebut disebabkan gurami albino dan belang kurang disukai,
total berat 6-12 kg. Sedangkan gurami Jepun hanya mampu tumbuh hingga
menghasilkan 10.000 butir. Gurami ini oleh para pembenih dijuluki top of the
pop alias gurami pilihan. Untuk gurami dengan kategori produksi telur kurang
adalah gurami Bastar. Per sarang hanya menghasilkan 2.000-3.000 telur, akan
tetapi gurami ini memiliki keunggulan yaitu tumbuh lebih cepat dari warietas
lainnya.
Air untuk mengairi komplek kolam harus tersedia setiap saat, kalau
perlu tersedia sepanjang tahun. Volume air jangan berlebihan, karena dapat
mengakibatkan banjir. Debit air merupakan jumlah air yang mengalir dalam
saluran dihitung dengan ukuran liter per detik. Untuk pemeliharaan gurami
secara tradisional pada kolam khusus, debit air yang diperkenankan adalah 3
debit air yang paling ideal adalah antara 6-12 liter/detik (Sitanggang dan
Sarwono, 2001).
kegiatan Kerja Praktek ini ada 3 jenis makanan tambahan, yaitu Pellet, Keong
2.7.1. Pellet
Bahan pembentuk pellet tidak lain adalah campuran dari berbagai bahan
makanan seperti tepung ikan, tepung darah, tepung daging, tepung daun,
tepung dedak, dan lain sebagainya. Antara bahan yang tinggi kandungan
Keong Emas (Pomacea sp.) merupakan salah satu hama penting pada
pertanaman padi sawah. Sebagai hewan yang menyukai habitat perairan, maka
keadaan air pada habitatnya. Dengan tersedianya keong emas dalam jumlah
yang banyak pada alam khususnya pada area persawahan, maka keong emas
dapat dimanfaatkan sebagai pakan tambahan untuk ikan selain hanya berperan
2.7.3. Jangkrik
apabila suatu ketika (tanpa disengaja) ada serangga yang terjatuh ke dalam
kolam. Untuk dan karena itulah maka kita bisa memanfaatkan jangkrik yang
banyak disekitar kita sebagai pakan gurami yang murah, namun tinggi
kandungan proteinnya.
makanan, kepadatan ikan yang tinggi serta kualitas air yang buruk (Kabata,
1995).
2.8.1. Hama
dari jenis hama yang sering ditemukan pada usaha budidaya ikan gurami
adalah ular, belut, katak, dan burung pemakan ikan. Dilihat dari jenis
pemangsa air menurut Heinz dan Kline (1973), musuh utama ikan gurami
terbagi atas ikan liar pemangsa dan beberapa jenis ikan pemelihara. Untuk
menghindarai ikan gurami dari ikan-ikan pemangsa, pada pipa pemasukan air
dipasang serumbung dan saringan ikan agar hama tidak masuk ke dalam
kolam.
2.8.2. Penyakit
adalah penyakit bintik putih (White spot) yang disebabkan jenis protozoa
Protozoa ini menjadi parasit yang sulit diberantas karena kehadirannya sering
kali diliputi oleh lendir yang sulit ditembus oleh larutan obat (Kabata, 1985).
Mereka menyerang ikan dibawah selaput lendir ikan yang merupakan benteng
Selain itu, jenis penyakit yang juga sering menyerang induk ikan gurami
adalah Argulus indicus. Parasit ini tergolong Crustacea tingkat rendah yang
3.1 Materi
Objek yang digunakan dalam Kerja Praktek adalah Induk ikan gurami
panjang baku 35 cm dan bobot badan 2,87 kg, induk jantan memiliki ciri-ciri
yaitu dahi menonjol, dasar sirip dada terang keputihan, dagu kuning, jika
diletakan pada tempat datar ekor akan naik, dan jika perut distriping akan
mengeluarkan cairan sperma berwarna putih. Induk jantan ini pernah memijah
sebanyak 3 kali.
dan bobot badan 3,23 kg, induk betina memiliki ciri-ciri yaitu dahi menonjol,
dasar sirip dada terang gelap kehitaman, jika diletakan pada tempat datar ekor
atau bahkan tidak mengeluarkan cairan. Induk betina ini pernah memijah
sebanyak 3 kali.
induk, wadah tempat telur, alat penghitung telur (hand counter), dan sarang
3.2. Metode
Keterangan :
jumlah ikan sebanyak 5 ekor (1 jantan dan 4 betina) untuk semua kolam petak
yang ada, dan jumlah pakan yang diberikan 20% dari bobot induk ikan gurami
Wadah yang digunakan adalah kolam besar yang berbahan dasar semen
yang sudah dipetak menjadi kolam kecil dengan ukuran (20 x 5 x 1,5) m
sebanyak 12 buah. Untuk petak terbuat dari bahan bambu, sarang induk ikan
gurami terbuat dari bahan bambu yang sudah dirangkai dan didalamnya diisi
Kolam sudah tersedia dan siap untuk digunakan dengan ketinggian air 1
m. Air yang digunakan adalah air yang dialirkan dari sungai yang sudah
Hewan uji yang digunakan adalah induk ikan Gurami yang telah
Pakan yang digunakan berupa pakan utama, yaitu daun Sente dan 3
jenis pakan tambahan, yaitu Pellet, Keong Emas, dan Jangkrik. Untuk pakan
tambahan Pellet dan Jangkrik diperoleh dari toko pakan untuk ikan, sedangkan
pakan tambahan Keong Emas diperoleh dari petani disekitar daerah Unit
Frekuensi pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pagi hari pukul
area kolam. Pemberian pakan berupa Keong Emas dilakukan dengan cara
dipotong sesuai dengan atau lebih kecil dari ukuran bukaan mulut dari induk
dilakukan cara yang sama seperti pada perlakuan pemberian pakan berupa
Keong Emas akan tetapi tidak perlu dilakukan perebusan, karena daging
berupa Pellet.
September 2008.
jumlah telur yang dihasilkan oleh masing-masing induk ikan gurami dengan
persentase telur yaitu dengan cara jumlah telur menetas dibagi dengan jumlah
HR
telurmenetas 100 0
telurdibua hi
0
Keterangan :
BAB IV
induk ikan gurami dengan pemberian pakan tambahan berbeda dapat dilihat
jumlah telur yang dihasilkan oleh induk ikan gurami yang lebih baik
perlakuan dengan pemberian pakan Jangkrik sebesar 5375 dan pakan Keong
Grafik jumlah telur yang dihasilkan oleh induk ikan gurami dengan
pemberian pakan8000
tambahan yang berbedadapat dilihat pada gambar berikut :
6100
6000 5375
4952
Rerata telur
yang 4000
dihasilkan
(butir) 2000
0
A B C
Perlakuan
Gambar 1. Grafik rerata telur yang dihasilkan induk ikan gurami
masing induk ikan gurami mempengaruhi daya tetas telur ikan gurami yang
83,5%.
94,5
95
89,5
90
Rerata
persentase 85 83,5
penetasan
telur 80
(%)
75
A B C
Perlakuan
Kualitas air media selama pemeliharaan induk ikan gurami pada kerja
praktek ini diamati meliputi suhu dan pH air. Hasil pengukuran kualitas air
4.2. PEMBAHASAN
1. Persiapan Tempat
Wadah yang digunakan adalah kolam semen besar yang sudah dipetak
menjadi kolam kecil dengan ukuran (20 x 5 x 1,5) m sebanyak 12 buah. Kolam
sudah tersedia dan siap untuk digunakan dengan ketinggian air 1 m. Air yang
digunakan adalah air yang dialirkan dari sungai yang sudah mengalami
sikat pembersih sehingga kotoran dan lumut terangkat, hal ini bertujuan untuk
hati-hati agar tidak menyebabkan luka atau goresan pada tubuh induk gurami
benih yang berkualitas sangat dipengaruhi oleh seleksi induk ikan gurami yang
berkualitas pula. Ikan Gurami yang dipilih sebagai induk harus diseleksi
terlebih dahulu dan dinyatakan dalam keadaan sehat, tidak sedang menderita
penyakit tertentu, pada bagian sirip harus mulus, artinya kondisi fisiknya
terlihat baik, mempunyai gerakan yang gesit, badan gemuk serta mengkilap.
jumlahnya akan sedikit, serta dari segi kualitas benih yang dihaslikan tidak
akan maksimal.
Ikan jantan yang siap menjadi induk memiliki ciri-ciri: panjang standar
30 - 35 cm, berumur 24 - 30 bulan dan bobot 3,5 – 4,0 kg. Sedangkan induk
induk ikan gurami yang telah disediakan oleh UPTBAT Kutasari, Purbalingga
yang berumur 2 – 5 tahun dengan bobot rata-rata 3,2 kg. Induk yang dipelihara
dalam kerja praktek berjumlah 60 ekor dengan induk jantan berjumlah 12 dan
induk betina berjumlah 48 serta gurami jenis gurami yang dipelihara adalah
jumlahnya. Hal ini sangat penting agar ikan Gurami yang dipelihara terpenuhi
(Hernowo, 2001). Pakan yang digunakan berupa pakan utama, yaitu daun
Sente dan 3 jenis pakan tambahan, yaitu Pellet, Keong Emas, dan Jangkrik.
Untuk pakan tambahan Pellet dan Jangkrik dperoleh dari toko pakan untuk
ikan dan pakan untuk serangga, sedangkan pakan tambahan Keong Emas
jumlah dan kualitas pakan. Menurut NRC (1977) dalam Susilo (1988), jumlah
sebaliknya pakan yang terlalu banyak tidak efisien dan dapat menyebabkan
polusi lingkungan.
Pemberian pakan sebanyak 20% dari bobot induk ikan gurami per hari.
Frekuensi pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pagi hari pukul
area kolam. Pemberian pakan berupa Keong Emas dilakukan dengan cara
dilakukan cara yang sama seperti pada perlakuan pemberian pakan berupa
Keong Emas akan tetapi tidak perlu dilakukan perebusan, karena daging
berupa Pellet.
pemberian pakan yang berbeda memiliki jumlah yang berbeda pula. Untuk
sebesar 6100 butir, untuk Keong Mas 5375 butir, dan untuk Jangkrik sebesar
4925 butir. Perbedaan jumlah telur yang dihasilkan dengan pakan yang
yang cepat, jumlah telur yang banyak, dan kualitas benih yang baik. Dalam hal
ini, protein mempunyai 3 fungsi bagi tubuh induk ikan gurami, yaitu :
ikan.
dapat difungsikan sebagai sumber energi pada saat kebutuhan energy tidak
pemberian pakan yang berbeda yaitu Pellet (kontrol), Keong Mas, dan Jangkrik
memiliki perbedaan daya tetas dan kualitasnya. Dari kerja praktek yang telah
dilakukan daya tetas telur yang memiliki kualitas baik yaitu pada telur yang
dihasilkan dari induk dengan pakan tambahan Pellet yang daya tetasnya
sebesar 94,5%, sedangkan yang diberi pakan tambahan Jangkrik sebesar 89,5%,
dan daya tetas telurnya terkecil dengan pemberian pakan tambahan Keong Mas
memiliki sangat beda nyata (highly significant), sehingga dilanjutkan pada uji
BNT (Beda Nyata Terkecil) dan didapat kesimpulan bahwa perlakuan dengan
terhadap telur yang dihasilkan oleh induk gurami. Dan didapat kesimpulan
bahwa perlakuan dengan protein 2% memberikan pengaruh sangat nyata
meningkatkan jumlah telur yang dihasilkan adalah dengan pakan berupa Pellet
kompleks yang terdiri dari asam-asam amino, baik esensial maupun non-
esensial (NRC, 1983). Asam amino esensial tidak dapat disintesis dalam tubuh,
sehingga asam amino tersebut perlu diberikan melalui pakan. Protein dengan
antibodi dalam tubuh, disamping itu juga berfungsi sebagai sumber energi.
jumlah dan komposisi telur menentukan besar kecil ukuran telur dan ukuran
kimia kuning telur bergantung kepada status nutrien yang diberikan dan
sistem air mengalir, karena sistem ini merupakan sistem pemeliharaan yang
terbaik bagi ikan gurami, sehingga air jernih dan sehat. Disamping itu, bisa
menghemat tenaga dan mencegah terjadinya kontaminasi penyakit. Sistem ini
penguapan dan perembasan. Sistem ini disebut Close Flow System (CFS).
sumur ataupun air ledeng yang sudah terbebas dari kandungan klorin sisa
bahan penjernih air di pengelolaan air bersih PDAM. Jika menggunakan air
sumur, harus dipastikan air tidak mengandung bibit penyakit dan tidak
Air limbah adalah kotoran dari masyarakat dan rumah tangga dan juga
yang berasal dari industri, air tanah, air permukaan serta buangan lainnya,
dengan demikian air buangan ini merupakan hal yang bersifat kotoran umum
(Azrul, 1995). Sesuai dengan batasan air limbah yang merupakan benda sisa,
maka sudah barang tentu bahwa air limbah merupakan benda yang sudah
tidak dipergunakan lagi. Akan tetapi tidak berarti bahwa air limbah tersebut
limbah. Menurut Ginting (2007), bahwa walaupun sama – sama limbah cair
karena bukan berasal dari limbah produksi dengan bahan baku yang sama tapi
karena volume limbahnya berbeda maka teknologi pengolahannya pun
Purbalingga merupakan air yang berasal dari sungai kecil yang bernama sungai
Kebambangan. Untuk mencegah adanya polusi pada air yang akan digunakan
nyata, hanya melewati beberapa saluran pembuangan saja dan tidak ada
induk ikan Gurami. Salah satu kendala yang dialami dalam usaha
pemeliharaan induk ikan Gurami di UPTBAT Kutasari adalah faktor alam dan
terfokus untuk menangani satu kewajiban saja. Namun mereka terpecah untuk
Didalam kolam juga ditemukan beberapa jenis hama seperti Yuyu atau
Kepiting dan ikan-ikan kecil yang sering memakan telur ikan Gurami.
BAB V
5.1. Kesimpulan
sebagai berikut :
terhadap jumlah telur yang dihasilkan oleh induk ikan gurami serta daya
tetas telur.
lebih banyak serta daya tetas yang lebih besar dibandingkan dengan pakan
5.2. Saran
Dalam kerja praktek ini diketahui bahwa selain Pellet juga masih banyak
gurami. Sehingga dapat menghemat biaya dalam pemberian pakan. Serta juga
masih banyak pakan yang masih perlu dicoba untuk pakan tambahan terhadap
induk ikan gurami agar menghasilkan telur yang lebih banyak dan mempunyai
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2002. Informasi Teknik Perikanan. Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi.
Sukabumi.
Anonimous, 2000. Standar Nasional Indonesia Induk Ikan Gurami (Osphronemus
goramy, Lac.) Kelas Induk Pokok (Parent Stock). Badan Standarisasi
Nasional. Jakarta.
Asmawi, S. 1983. Pemeliharaan Ikan Dalam Keramba. Gramedia, Jakarta.
Azrul, A. 1995. Pengantar Imu Kesehatan Lingkungan. Mutiara Sumber Widya,
Jakarta.
Departemen Pertanian. 1986. Budidaya Gurami. Balai Informasi Pertanian Jawa
Barat. Bandung.
Djuhanda, T. 1981. Dunia Ikan. Armico, Bandung.
Ginting, P. 2007. Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah Industri. Yrama
Widya. Bandung.
Heinz, H. R. and Kline. 1973. Fish Panthology. FFA Publication Inc. West
Sylvania Aveneu, Neptune, New Jersey. 512 pp.
Hernowo. 2001. Pembenihan Patin. Penebar Swadaya. Depok
http://bankdata.depkes.go.id/kompas/Kabupaten%20Purbalingga.pdf.
http://jabar.litbang.deptan.go.id/pdf/gurame_inten.pdf.
http://smkn1nabire.com/modul/budidaya_ikan/5%20membuat_pakan_ikan_
buatan.pdf.
http://www.ebookpangan.com/ARTIKEL/SERANGGA%20SEBAGAI
%20BAHAN%20PANGAN.pdf
http://www.iptekda.lipi.go.id/root/files/Buletin_Vol1no2.pdf.
http://www.pustaka-deptan.go.id/agritek/jwbr0208.pdf.
http://www.pusri.co.id/budidaya/perikanan/budidaya_ikan_gurame.pdf.
http://www.ristek.go.id.
http://www.smecda.com/TTG/gurame.pdf.
http://www.warintek.ristek.go.id/pangan/umum/tanaman_penghasil_pati.p
df
Jangkaru, Z. 1975. Makan Ikan. Lembaga Penelitian Ikan Darat. Bogor.
Kabata, Z. 1985. Parasit and Diseases Fish Culture in The Tropic. Taylor and
Francis, London.
Murtidjo, A.B. 2001. Beberapa Metode Pembenihan Ikan Air Tawar. Kanisius.
Yogyakarta.
Radiopoetro. 1983. Zoology Vertebrata. Erlangga, Jakarta. 56 pp.
Rusdi, T. 1988. Usaha Budidaya Gurami. Simplek, Jakarta. 73 pp.
Sitanggang, M dkk. 2000. Budidaya Gurami. Penebar Swadaya. Jakarta
Sitanggang, M. dan Sarwono, B. 2001. Budidaya Gurami (Edisi Revisi). Penebar
Swadaya. Jakarta
Susanto, Heru. 1989. Budidaya Ikan Gurame. Penebar swadaya. Jakarta
Susanto, Heru. 2001. Budidaya Ikan di Pekarangan. Penebar swadaya. Jakarta.
Susilo, U. dan Heriyadi, B. 1988. Studi Efisiensi Penggunaan Pakan pada Ikan
Gurami untuk Evaluasi Kebiasaan Makan. Biosfera Majalah Biologi. Vol. 9.
Fakultas Biologi Unsoed. Purwokerto. Hal. 25.
Tim Lentera. 2002. Cermat dan Tepat Memasarkan Gurami. Agromedia Pustaka,
Jakarta.
Wardoyo, S.T. 1981. Kualitas Air Untuk Keperluan Pertanian dan Perikanan.
Analisis Dampak Lingkungan, Bogor
Wootton, R.J. 1990. Ecology Of Teleosts Fisher. First Edition. Chapman and Hall,
London.
LAMPIRAN
1. Letak Geografis
dan suhu udara ± 25º-30ºC. Ikan gurami hidup pada kisaran suhu yang
lebar antara 14º -38ºC, akan tetapi suhu yang baik untuk penetasan dan
kurang dari 14ºC atau lebih dari 38ºC kehidupan mulai terganggu.
Kondisi Balai Benih Ikan Kutasari pada tahun 1978 masih belum
memadai. Pada tahun 1980 BBI Kutasari mulai di perbaiki dan di resmikan
sebagai salah satu UPTD dari Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten
Purbalingga.pada waktu itu belum ada penampungan ikan hasil panen dan
tahun 1998 – 2004 .berdasarkan hasil wawancara, pada tahun 2006 UPTBAT
kolam yang berjumlah 25 unit, kantor, rumah jaga, gudang, tempat parkir,
dapur dan kamar mandi, pada tahun 2007, UPTBAT kutasari berencana
m² dengan luas kolam ± 9,662m² dan luas bangunan 5,125 m² .batas wilayah
ikan yang di budidayakan di BBI kutasari antra lain ikan gurami, bawal,
tawes, nila putih, nilem, karper, koi, nilagift, nila merah, grasscarp, patin
dan tata kerja Dinas Peternakan dan Perikanan berdasarkan perda No, 27
Kepala Dinas
Peternakan dan Perikanan
Kepala UPTD
Kabupaten Purbalingga
dayatetastelur
HR = jumlahtotal
x100%
4 = 46 x100% = 92%
50
∑Yij2 = (96)2 + (94)2 + (96)2 + (92)2 + (92)2 + (90)2 + (88)2 + (88)2 + (84)2 + (82)2 +
(82)2 + (86)2
= 9216 + 8836 + 9216 + 8464 + 8464 + 8100 + 7744 + 7744 + 7056 + 6724 +
6724 + 7396
= 95684
N = 12
(totalperla kuan) 2 2
1) FK = = (1070) = 1144900 = 95408,33
ulangan 12 12
Y
2
(378) 2 (358) 2 (334) 2
3) JK perlakuan = - FK = - 95408,33
r 4
382604
= - 95408,33 = 95651 – 95408,33 = 242,67
4
5) db perlakuan = t – 1 = 3 – 1 = 2
6) db total = N – 1 = 12 – 1 = 11
7) db galat = (N - 1) – (t - 1) = 11 – 2 = 9
JKPerlakuan 242,67
8) KT Perlakuan = = = 121,34
dbPerlakuan 2
JKGalat 33
9) KT Galat = = = 3,67
dbGalat 9
KTPerlakuan 121,34
10) F Hitung = = = 33,06
KTGalat 3,67
Analisis Variansi
Sumber F Tabel
db JK KT F Hitung
Variansi 0,05 0,01
Perlakuan 2 242,67 121,34 33,06* 4,26 8,02
Galat 9 33 3,67
Total 11 275,67
Hasil :
F Hit > F Tab (5 %) 33,06 > 4,26 → highly significant (**)
Kesimpulan :
yang dihasilkan.
358
B= = 89,5
4
334
C= = 83,5
4
Perlakuan A B C
A - 5 11**
B - - 6*
C - - -
( 2)(3,67)
BNT (0,05) = 2,262
4
= 2,262 x 1,355 = 3,065
( 2)(3,67)
BNT (0,01) = 3,250
4
= 3,250 x 1,355 = 4,404
Kesimpulan :
1. Pemberian pakan tambahan Pellet pada induk ikan gurami memberikan
pengaruh sangat nyata terhadap jumlah telur yang dihasilkan.
2. Pemberian pakan tambahan Jangkrik pada induk ikan gurami
memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah telur yang dihasilkan.
3. Pemberian pakan tambahan Keong Mas pada induk ikan gurami
memberikan pengaruh tidak nyata terhadap jumlah telur yang
dihasilkan.
Puji syukur alhamdulliah penulis atas kehadirat Allah SWT yang telah
pihak yang telah ikut membantu. Oleh karena itu, karya kecil ini
dipersembahkan untuk kedua orang tuaku yang telah memberikan batin dan
1. Orang tuaku yang tercinta, yang always kasih dorongan semangat biar ga’
2. Bapak Dr. Ir. Petrus Hary Tjahja, MS, selaku dosen pembimbing atas
3. Bapak Dr. Ir. Isdy Sulistyo, DEA, selaku ketua jurusan Perikanan dan
5. Bapak Warto (Kepala UPTBAT Kutasari), terima kasih telah member ijin ke
kami buat kerja praktek di tempat bapak. Terima kasih buat Bu Ning, Mba
Eni (yang sering aku repotin), Mba Uji, Pak Ryo… makasih atas segala
Dayat (paling rajin lhoo + semangat truz yaaa), mas Yatno (dah banyak
bareng. Matur kesuwun buat Tetra yang sering kasih bantuan dalam
pelaksanaan kerja praktek, bantuan Anda tidak akan saya lupakan. Buat
Hana. Han, qta masih tunggu kapan mau bakar-bakar ikan nie…. Masakan
ibumu uuuueeeennnaaakkk tenan mas…. Thank’s for all help alias matur
7. Truz buat anak-anak kosku, thank’s buat mas Yayan (sekarang dah lulus +
dah dapet gelar “SKM”, keren lho truz klo aku kapan dapat gelar’y yaaa?)
ya….” Buat mas Dadenk yang sering kasih masukan yang kadang-kadang
8. Buat anak2 MSP 05 + BDP 05, keep kompak truzzz ya…. Kapan qta futsal
lagi ni : Big Match “MSP 05 vs BDP 05”? klo aku maen, dijamin dah
9. Buat anak2 yang sering dengerin lagu’y Netral + Pas band… tetep
10. Terakhir, terima kasih + matur kesuwun + thank’S a lot buat semua pihak
yang dah bantu + dukung gue/aku yang orang’y banyak banget yang ga
bias disebutin……
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Terlahir dengan nama Pradikta Bayu Aji yang menjadi karunia yang
melimpah dari Allah SWT. Putra pertama dari dua bersaudara. Ayah bernama
Ali Khaya dan Ibu bernama Siti Khofiyah. Dilahirkan di Purbalingga tanggal 13
April 1988.
Penulis mengenyam Taman Kanak-kanak (TK) di TK Pertiwi 1 Bukateja.
2005. Pada saat ini penulis masih menjadi civitas akademik di Jurusan