You are on page 1of 32

0

LAPORAN PELAKSANAAN
KULIAH KERJA NYATA (KKN) TEMATIK
PENUNTASAN BUTA AKSARA (PBA)
DI DESA BANJARSARI KECAMATAN KRADENAN
KABUPATEN GROBOGAN
TAHUN 2009

Oleh :
1. M A Noviudin Pritama 6101406092
2. Eko Wahyu Sulistyo 2102406509
3. Martinna Eva Notariany 2102406001
4. Lina Kurniawati 4201406031
5. Muamaroh 4301406055
6. Nurul Handayani 4101405074
7. Cici Asterya Dewi 3501406549
8. Lilik Endang P 7101406660

LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2009
1

PENGESAHAN

Laporan Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Penuntasan Buta


Aksara (PBA) Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES) yang
dilaksanakan pada tanggal 27 Juli s/d 9 September 2009 bertempat di Desa
Banjarsari, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan telah disahkan pada:

Hari : Rabu
Tanggal : 9 September 2009

Kepala Desa Banjarsari Dosen Pembimbing Lapangan

Muji, S. Pi Drs. Sunyoto, M. Si


NIP. 131931835

1
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan hidayahNya, sehingga Laporan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa
Banjarsari Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan dapat terselesaikan dengan
lancar.
Sehubungan dengan telah terlaksananya Program Kerja KKN ini, maka
dalam kesempatan ini diucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Soedijono Sastroatmodjo, M.Si Selaku Rektor Universitas
Negeri Semarang.
2. H. Bambang Pudjiono, SH, selaku Bupati Grobogan.
3. Drs. Subagyo, M. Pd, selaku kepala Lembaga Pengabdian Kepada
Masyarakat
( LPM ) Unnes.
4. A. Basuki Mulyono, S. Sos. MM, selaku Camat Kradenan.
5. Drs Sunyoto, M.Si, selaku Dosen Koordinator Kecamatan KKN di
Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan dan Dosen Pembimbing
Lapangan dari Universitas Negeri Semarang.
6. Drs. Sutar, selaku Kepala UPTD Pendidikan Dasar Kec. Kradenan
7. Bapak Muji, S. Pi, Selaku Kepala Desa Banjarsari.
8. Segenap Perangkat Kecamatan Kradenan yang telah memberikan
informasi kepada mahasiswa selama KKN.
9. Segenap Perangkat Desa Banjarsari yang telah memberikan informasi
kepada mahasiswa selama KKN.
10. Seluruh Warga Masyarakat Desa Banjarsari Kecamatan Kradenan yang
kami hormati dan kami banggakan.
11. Semua pihak yang tidak tersebutkan dan telah membantu terlaksananya
KKN UNNES 2009 ini sehingga dapat berjalan dengan baik dan lancar.
3

Kami sadari bahwa penyusunan 2 Laporan KKN ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
diharapkan dari semua pihak. Semoga Laporan Kuliah Kerja Nyata ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Grobogan, 5 September 2009

TIM KKN UNNES


4

ABSTRAK KEGIATAN

Desa Banjarsari yang berada di Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan


merupakan suatu desa yang penduduknya mayoritas mempunyai tingkat
pendidikan yang rendah. Banyak hal yang telah didapatkan oleh tim KKN selama
berada di desa Banjarsari dan banyak pula yang telah dilakukan untuk
perkembangan desa ini. Program-program disusun sesuai hasil survei dan
sebagian merupakan aspirasi dari masyarakat Banjarsari.
Adapun program-program yang kami laksanakan selama kurang lebih 45
hari mulai dari tanggal 27 Juli s/d 9 September 2009 adalah Penuntasan Buta
Aksara (PBA) yang merupakan program utama kami. Kegiatan pembelajaran
dilaksanakan pada malam hari dengan jadwal yang berbeda-beda tiap
kelompoknya. Dari kegiatan PBA telah berhasil meluluskan 53 warga belajar,
Sukma sebanyak 20 warga belajar, Sukma 2 sebanyak 31 warga belajar, dan
Sukma 3 sebanyak 2 warga belajar.
Sedangkan program diluar PBA atau program reguler kami adalah
membantu mengajar SD Negeri 01, 02, 03 desa Banjarsari; membantu mengajar
pramuka SD Negeri 01 desa Banjarsari; anjangsana dan silaturahmi merupakan
bentuk kulo nuwun kami selaku warga pendatang kepada sesepuh warga
Banjarsari; bimbingan belajar diperuntukkan secara umum untuk semua tingkat;
ekstrakurikuler sekolah berupa pemberian materi maupun motivasi di berbagai
kegiatan ekstrakurikuler di sekolah-sekolah yang berada di desa Banjarsari;
kepemudaan yakni membantu kegiatan Ikatan Remaja Masjid (IRMA); peringatan
17 Agustus yakni ikut berpartisipasi dalam perencanaan, pelaksanaan lomba-
lomba 17-an, upacara 17 Agustus maupun karnaval, dan pembuatan spanduk 17-
an untuk kelurahan desa Banjarsari; membantu kegiatan Posyandu di desa
Banjarsari; dan mengikuti kegiatan PKK.
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan pada malam hari dengan jadwal yang
berbeda-beda tiap kelompoknya. Dari kegiatan PBA telah berhasil meluluskan 53
warga belajar, Sukma sebanyak 20 warga belajar, Sukma 2 sebanyak 31 warga
belajar, dan Sukma 3 sebanyak 2 warga belajar.

4
5

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................1


KATA PENGANTAR .........................................................................................2
ABSTRAK KEGIATAN..................................................................................4
DAFTAR ISI ........................................................................................................5
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................6
BAB I : PENDAHULUAN...............................................................................7
A. Latar Belakang ................................................................................7
B. Tujuan Penyelenggaraan Pendidikan Keaksaraan ...........................8
C. Kegiatan KKN Tematik PBA .........................................................9
D. Tempat Pelaksanaan KKN Tematik PBA ....................................12
E. Waktu Pelaksanaan KKN Tematik PBA ......................................12
F. Rencana Kegiatan Penyelengaraan Pendidikan Keaksaraan .........12
BAB II : PROSES PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
KEAKSARAAN............................................................................... 14
A. Pendataan Calon Warga Belajar ...................................................14
B. Pembentukan Kelompok Belajar ..................................................14
C. Proses Pelaksanaan Pembelajaran ................................................14
D. Tempat Dan Waktu Pembelajaaran ..............................................16
E. Pelaksanaan Evaluasi Hasil Pembelajaran ....................................17
F. Tingkat Pencapaian Hasil Pembelajaran ........................................18
G. Faktor Pendukung..........................................................................19
H. Faktor Penghambat.........................................................................20
H. Upaya Mengatasi Masalah ............................................................20
I. Program-program KKN PBA UNNES Desa Banjarsari ................21
BAB III: PENUTUP..........................................................................................26
A. Kesimpulan ...................................................................................26
B. Rekomendasi .................................................................................26
C. Kata Penutup .................................................................................27
LAMPIRAN – LAMPIRAN............................................................................29

5
6

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar nama dan identitas lengkap calon warga belajar


yang berhasil didata mahasiswa pesertra KKN Tematik PBA.
2. Daftar nama dan identitas lengkap warga belajar yang
mengikuti proses pembelajaran.
3. Daftar nama dan identitas lengkap warga belajar yang
lulus evaluasi hasil pembelajaran.
4. Daftar warga belajar tiap kelompok.
5. Rekapitulasi data keikutsertaan dan kelulusan warga
belajar berdasarkan status keaksaraan.
6. Rekapitulasi data keikutsertaan dan kelulusan warga
belajar berdasarkan jenis kelamin.
7. Rekapitulasi data keikutsertaan dan kelulusan warga
belajar berdasarkan umur.
8. Daftar Kelompok Mahasiswa Peserta KKN Tematik PBA
.
9. Dokumen lain yang relevan.
7

BAB
6 I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada masa sekarang ini, pembangunan yang dilaksanakan di Indonesia
belum sepenuhnya merata dan juga belum dapat dinikmati oleh seluruh
masyarakat khususnya yang berada di desa. Pembangunan merupakan tanggung
jawab bersama seluruh komponen bangsa serta membutuhkan kerja keras dan
pengabdian seluruh masyarakat. Apabila pembangunan tidak berjalan lancar,
maka hal ini akan berdampak pada penurunan tingkat urbanisasi masyarakat desa
ke kota untuk mendapatkan penghidupan yang layak. Hal ini tentunya akan dapat
menghambat kelancaran pembangunan, utamanya pembangunan masyarakat di
desa. Pembangunan Masyarakat Desa (PMD) adalah kegiatan pembangunan yang
berlangsung di desa meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat desa.
Perguruan Tinggi sebagai pusat pemeliharaan dan pengembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi bertujuan untuk mendidik mahasiswa agar berjiwa
penuh pengabdian serta kegairahan untuk meneliti dan memiliki sikap tanggung
jawab yang besar terhadap masa depan bangsa dan negara. Kiprah Perguruan
Tinggi dan mahasiswa bagi usaha pembangunan nasional dan daerah ini perlu
ditingkatkan peranannya sesuai dengan kebutuhan saat ini dan masa mendatang.
Oleh karena itu Perguruan Tinggi dituntut untuk lebih berorientasi dan
menyerasikan kurikulumnya terhadap kebutuhan pembangunan, sehingga dapat
menghasilkan sarjana yang dapat menghayati dan mengatasi problema
pembangunan dan kemasyarakatan serta berfungsi sebagai penerus pembangunan.
Hal ini sangat penting, karena pada akhirnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi itu
harus diabadikan untuk kemaslahatan bersama dan pembangunan manusia
seutuhnya.
Salah satu bagian penting problem pembangunan yang perlu mendapatkan
perhatian serius dan partisipasi dari Perguruan Tinggi adalah percepatan

7
8

penuntasan penduduk buta aksara di Jawa Tengah yang secara nasional


menduduki urutan kedua setelah Jawa Timur. Dengan keterbatasan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang dimiliki oleh Dinas pendidikan dan Kebudayaan Propinsi
Jawa Tengah maka diperlukan kerja keras dengan perencanaan yang matang
untuk mewujudkan Jawa Tengah bebas buta aksara dalam waktu cepat. Kenyataan
inilah yang yang mendorong pentingnya dilakukan kerjasama dengan pihak
Perguruan Tinggi dalam penanganan program percepatan penuntasan buta aksara
di Jawa Tengah karena ketersediaan SDM di Perguruan Tinggi baik dari segi
kualitas maupun kuantitasnya cukup memadai.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka kegiatan KKN Tematik Penuntasan
Buta Aksara yang merupakan kerjasama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Propinsi Jawa Tengah dengan Perguruan Tinggi se-Jawa Tengah diharapkan
mampu menjadi strategi andalan serta dapat dijadikan sebagai modal alternatif
yang efektif dan efisien bagi pemerintah dalam upaya mempercepat penuntasan
buta aksara di Jawa Tengah, sehingga obsesi Jawa Tengah bebas buta aksara di
tahun 2009 benar-benar dapat terwujud.

B. Tujuan Penyelenggaraan Pendidikan Keaksaraan


(I) Tujuan Umum
a Melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi dalam bidang Pengabdian
Masyarakat.
b Sebagai proses pendewasaan mahasiswa dalam berpikir, bersikap, dan
berperilaku secara realistis dan akademis yang dilandasi dengan
semangat dan komitmen yang tinggi untuk memberikan pengabdian
terbaik bagi masyarakat.
c Sebagai proses pembelajaran kepada mahasiswa dalam
mengimplementasikan seperangkat teori ynag telah diterima dibangku
kuliah kepada masyarakat secara langsung.
d Sebagai proses pendidikan bagi mahasiswa agar berjiwa penuh
pengabdian dalam mengawal pembangunan serta memiliki tanggung
jawab yang tinggi terhadap masa depan bangsa dan Negara.
9

e Membentuk sarjana yang berilmu, cakap, berbudi pekerti luhur, serta


memiliki kesadaran dan tanggung jawab yang tinggi atas kesejahteraan
masyarakat maupun masa depan bangsa dan Negara Republik
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945.
f Membentuk sarjana penerus pembangunan yang mampu menghayati
berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat dan mampu
mengembangkan pemikiran maupun penalaran untuk belajar
memecahkan permasalahan yang kompleks secara pragmatis dan
interdisipliner.
g Mendekatkan Perguruan Tinggi dengan masyarakat untuk
menyesuaikan tuntutan pembangunan dan dinamika masyarakat.
(II) Tujuan Khusus
a Melaksanakan program percepatan penuntasan buta aksara di Jawa
Tengah.
b Membantu pemerintah dalam upaya mewujudkan Jawa Tengah bebas
buta aksara tahun 2009.

C. Kegiatan KKN Tematik PBA


1. Deskripsi Situasi dan Lokasi Desa
Banjarsari
Desa Banjarsari merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan
Kradenan, yang dipimpin oleh seorang Kepala Desa yaitu Bapak Muji, S.Pi.

a. Batas – batas wilayah Desa


 Sebelah Utara : Kuwu,
Grabagan
 Sebelah Selatan : Crewek
 Sebelah Barat : Grabagan,
Tuko
10

 Sebelah Timur : Kalisari,


Kradenan

b. Luas daerah desa Banjarsari


Luas desa Banjarsari 495.285 Ha, suhu rata – rata desa Banjarsari 330C,
dengan dua perubahan musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Desa
Banjarsari dikelilingi oleh persawahan dan ladang jagung.

c. Orbitrasi
Orbitrasi (jarak dari pusat pemerintahan) :
 jarak dari pusat pemerintahan
kecamatan : 3 Km
 jarak dari ibukota Kabupaten
: 26 Km
 jarak dari Ibukota Provinsi
: 90 Km
 jarak dari Ibukota Negara
: 630 Km

d. Pembagian Wilayah
Desa Banjarsari merupakan salah satu kelurahan yang berada di
Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan yang mempunyai 5 wilayah, yang
masing – masing di bawah pimpinan Kepala Dusun.

Tabel 1. Persebaran Dusun di desa Banjarsari


No Dusun Kepala Dusun Jumlah RT
1 Banjar Lor Sugiyanto 4
11

2 Krajan Sunarno 9
3 Banyu Urip Purwoto 8
4 Gluntungan Mardiyanto 7
5 Gempol Sugeng 4

Kegiatan KKN Tematik PBA dilaksanakan selama 45 hari, mulai tanggal 27


Juli 2009 sampai dengan 9 September 2009 di desa Banjarsari Kecamatan
Kradenan Kabupaten Grobogan.

2. Rencana Kegiatan KKN Tematik PBA


Adapun rencana kegiatan KKN Tematik PBA antara lain meliputi kegiatan:
a) Identifikasi Keaksaraan
Warga Belajar yang dimasukkan dalam kegiatan pembelajaran adalah yang
termasuk dalam kelompok SUKMA , ”DO” dan ”Buta Aksara Murni”.
b) Membuat Kesepakatan Belajar
Pembuatan kesepakatan tentang waktu dan tempat pembelajaran dilakukan
dengan mengadakan sosialisasi dengan calon warga belajar. Penentuan
kesepakatan belajar disesuaikan dengan calon warga belajar agar kegiatan
pembelajaran tidak mengganggu kegiatan rutin warga belajar.
Kesepakatan tentang bahan ajar juga didiskusikan dengan calon belajar.
Bahan ajar disesuaikan kebutuhan dan minat warga belajar agar dalam
pembelajaran, warga belajar mempunyai inisiatif dan tidak cepat bosan.
c) Menyusun Rencana Pembelajaran
Rencana pembelajaran disusun oleh tutor dan didiskusikan bersama dengan
warga belajar. Rencana pembelajaran memuat aktifitas diskusi, membaca,
menulis, berhitung, dan aksi (penerapan) sesuai dengan topik pembelajaran
yang telah dipilih dan disepakati warga belajar.
d) Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
12

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran akan dilaksanakan sesuai kesepakatan


warga dan setelah melalui tiga kegiatan sebelumnya yang telah diuraikan di
atas.
e) Kegiatan-kegiatan lain di samping kegiatan Tematik PBA
Sosialisasi dengan warga-warga lain selain calon warga belajar dilakukan
dengan ikut dalam kegiatan sehari-hari di desa Banjarsari. Diantarannya
membantu di Posyandu, mengajar SD setempat, memberi pelajaran tambahan
bagi anak-anak sekolah, dan kegiatan lain yang berhubungan dengan
kemasyarakatan selama tidak mengganggu kegiatan KKN Tematik PBA.

D. Tempat Pelaksanaan KKN Tematik PBA


Tempat pelaksanaan kegiatan PBA (Penuntasan Buta Aksara) akan
disesuaikan dengan kesepakatan warga belajar. Yang kemudian akan di bentuk
kelompok belajar. Tempat pembelajaran itu hendaknya dekat dengan pemukiman
warga, dan memiliki sarana dan prasarana serta kondisi yang mendukung proses
pembelajaran tersebut.

E. Waktu Pelaksanaan KKN Tematik PBA


Pelaksanaan kegiatan KKN Tematik PBA di Desa Banjarsari berlangsung
selama 45 (empat puluh lima) hari yaitu mulai tanggal 27 Juli 2009 sampai
dengan 9 September 2009.
Waktu pelaksanaan kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan waktu yang
disepakati warga belajar dengan beberapa pertimbangan, yakni waktu tersebut
adalah waktu yang sangat kondusif untuk melakukan proses pembelajaran serta
diharapkan pada waktu itu semua warga dapat menghadiri kegiatan belajar.
Pelaksanaan pembelajaran BA dilaksanakan selama kurang lebih satu bulan,
yaitu mulai tanggal 27 Juli 2009 sampai tanggal 9 September 2009. Kegiatan
pembelajaran tersebut dilaksanakan dua hingga tiga kali dalam satu minggu.
13

Adapun pelaksanaan ujian PBA dilaksanakan pada tanggal 1 – 4 September


2009.

F. Rencana Kegiatan Penyelenggaraan Pendidikan Keaksaraan


Sosialisasi dengan warga setempat diperlukan dalam langkah awal
penyelenggaraan pendidikan keaksaraan. Dengan penjelasan yang jelas tentang
kegiatan Penuntasan Buta Aksara dan memberikan pengertian pentingnya
pendidikan bagi warga, diharapkan kegiatan ini didukung penuh oleh warga
setempat, baik oleh calon warga belajar atau warga lain. Karena kegiatan ini
ditujukan untuk orang dewasa (14-45 tahun) yang belum bisa membaca, menulis,
dan berhitung, sambutan positif dari warga menjadi hal yang paling penting.
Warga yang mau bekerja sama diharapkan mampu menyukseskan kegiatan ini.
Dan untuk mengajak warga agar bisa bekerja sama, keikutsertaan mahasiswa
KKN dalam kegiatan kemasyarakatan misal tahlilan, posyandu, atau kegiatan
sehari-hari warga setempat menjadi langkah yang bisa dilakukan.
Kegiatan pembelajaran keaksaraan yang akan diadakan disesusaikan dengan
metodologi keaksaraan fungsional, yaitu pembelajaran yang menitikberatkan pada
minat dan kebutuhan warga belajar dengan memperhatikan konsep belajar untuk
orang dewasa (andragogi) sebagai berikut :
a. Pembelajaran berorientasi pada masalah yang dihadapi
warga belajar (problem oriented).
b. Pembelajaran berorientasi pada pengalaman sendiri warga
belajar (experiences oriented).
c. Warga belajar bebas untuk belajar sesuai dengan
pengalamannya, dan pengalaman bermakna (meaningfull) bagi warga belajar.
d. Tujuan pembelajaran ditentukan dan disetujui warga
belajar melalui kontrak belajar (learning Contract).
e. Warga Belajar memperoleh umpan balik tentang
pencapaian tujuan pembelajaran.
f. Motivasi instrinsik menghasilkan pembelajaran lebih
mudah diserap dan lebih permanen.
14

g. Bahan ajar lebih mudah dipelajari oleh WB apabila sesuai


dengan kebiasaannya.
h. Partisipasi aktif setiap WB dalam proses pembelajaran
memperbaiki ingatan mereka.

BAB II
PROSES PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN

A. Pendataan Calon Warga Belajar


Pendataan calon warga belajar dilakukan sehari setelah penerjunan.
Pendataan yang berlangsung selama 7 hari dilakukan dengan berbagai cara.
Diantaranya koordinasi dengan Kepala Desa yang diteruskan ke tiap-tiap RT,
koordinasi dengan tim PLS di UPTD Kecamatan Kradenan, dan juga dengan cara
pendekatan personal (door to door) ke rumah masing-masing calon warga belajar,
serta dilakukan sosialisasi pada setiap RW. Dari pendataan tersebut didapat data
warga belajar valid sebanyak 53 orang. (lampiran 1)

B. Pembentukan Kelompok Belajar


Data valid calon warga belajar yang didapat dengan metode yang telah
disebutkan dan telah di-cross-check diklasifikasikan sesuai dengan alamat calon
warga belajar. Klasifikasi warga sesuai dengan alamat tempat tinggal tersebut
memudahkan dalam pembentukan kelompok belajar. Kesepakatan pembentukan
15

kelompok belajar dilakukan dan didiskusikan bersama oleh tutor dan calon warga
belajar.
Setelah mengadakan kesepakatan bersama dengan Warga Belajar, maka
dibentuk 4 kelompok belajar, yaitu kelompok Spongebob terdiri dari 14 orang,
Doraemon terdiri dari 14 orang, Avatar terdiri dari 14 orang, dan Kungfu Panda
yang terdiri dari 11 orang. Kelompok Spongebob bertempat di rumah bapak
Suparmin RT 02 RW 01, kelompok Doraemon bertempat di rumah Bapak Bakri
Dusun Banjar lor RT 01 RW 01, kelompok Avatar bertempat di rumah Bapak
Sumbito Dusun Banjarsari RT 03-04 RW 01 , dan kelompok Kungfu Panda
bertempat di rumah bapak Mardiyanto RT 04 RW 04

C. Proses Pelaksanaan Pembelajaran


Pelaksanaan kegiatan Pembelajaran dalam kelompok belajar keaksaraan
fungsional terdiri atas lima kegiatan yaitu kegiatan diskusi, menulis, membaca,
berhitung, dan keterampilan fungsional. Langkah tersebut bukanlah langkah yang
baku atau kaku yang harus selalu berurutan,
14 melainkan dapat dilakukan secara
acak.
Banyak variasi tentang metode yang dapat digunakan tutor dalam
membelanjarkan WB. Ketepatan penggunaan beberapa metode dan teknik
pembelajaran sangat tergantung dengan kemampuan dasar yang sudah dimiliki
WB, serta minat dan kebutuhan WB. Oleh karena itu keanekaragaman metode
bisa digunakan sesuai dengan situasi, kondisi, minat, dan kebutuhan WB.
Metodologi pembelajaran keaksaraan yang digunakan antara lain:
1. Menggunakan bahasa daerah setempat (lokal) sebagai bahasa pengantar agar
warga belajar lebih cepat memahami materi pembelajaran.
2. Menggunakan materi pembelajaran berupa peristiwa atau permasalahan yang
berasal dari warga belajar.
3. Memberi kesempatan kepada setiap warga belajar untuk menulis dan
membaca sendiri sesuai dengan kemampuan dasar masing-masing.
4. Membantu warga belajar agar percaya diri dan merasa senang bahwa mereka
bisa menulis dan membaca.
16

5. Mengajarkan keterampilan menulis dan membaca sesuai dengan tingkat


kemampuan warga belajar.
6. Menggunakan sarana dan media pembelajaran seperti buku bacaan, booklet,
leaflet, dll sesuai dengan tingkat kemampuan warga belajar.
7. Memberi semangat kepada setiap warga belajar untuk saling membantu warga
belajar lainnya yang belum bisa menulis dan membaca.
8. Melakukan kegiatan pembelajaran menulis dan membaca berulang-ulang
dengan tema yang berbeda-beda agar warga belajar tidak cepat bosan.
Selama proses pembelajaran terjadi banyak perubahan kemampuan warga
belajar. Beberapa ada yang mangalami perkembangan pesat dan ada juga yang
masih terhambat. Kendala-kendala yang paling sering terjadi adalah kendala
penglihatan yang sudah tidak normal karena faktor usia dan ingatan, juga
dikarenakan faktor usia. Langkah-langkah yang diambil untuk menyeimbangkan
perkembangan kemampuan belajar adalah sebagai berikut :
1. Memberikan motivasi secara personal kepada para warga belajar yang
masih mengalami kesulitan dalam menerima bahan ajar dikarenakan dua
faktor di atas.
2. Bahan Ajar tematik yang dipakai dalam kegiatan pembelajaran
diperbanyak dan dibagikan dengan maksud agar bisa dipelajari sendiri
oleh warga belajar di rumah masing-masing.
3. Warga belajar yang sudah mengalami perkembangan pesat dan dilihat
sudah mampu membaca, menulis dan berhitung diberi kesempatan
mengajari warga belajar yang belum bisa. Jadi, suasana yang tercipta
bukanlah suasana belajar-mengajar antara tutor dan warga belajar,
melainkan suasana diskusi dan belajar bersama antara tutor dan warga
belajar. Hal tersebut juga untuk menghindari rasa minder karena bebrapa
warga belajar lebih nyaman bertanya pada sesama warga belajar
daripada bertanya kepada tutor.
4. Memberikan pre-tes yang soalnya dibuat berdasarkan buku Pedoman
Tutor Pendidikan Keaksaraan Fungsional untuk mengetahui tingkat
kemampuan warga belajar.
17

5. Dari hasil pre-tes tersebut didapat data warga belajar yang belum mampu
dan yang sudah mampu. Hal tersebut ditindaklanjuti dengan memberikan
pembelajaran private kepada warga belajar yang dirasa masih kurang
mampu. Tempat dan waktu pembelajaran private diadakan di rumah
warga belajar tersebut di luar jam pembelajaran kelompok belajar.

D. Tempat Dan Waktu Pembelajaran


Tempat dan waktu pelaksanaan kegiatan PBA disesuaikan dengan
kesepakatan warga belajar.
Jadwal kegiatan pembelajaran masing-masing kelompok belajar adalah
sebagai berikut.

No NAMA TEMPAT WAKTU

1 Kungfu Panda Bapak Mardiyanto Minggu, Rabu 19.00-21.00

2 Spongebob Bapak Suparmin Senin, Kamis, Sabtu 19.00-21.00

3 Doraemon Bapak Bakri Minggu, Rabu 19.00-21.00

4 Avatar Bapak Sumbito Selasa, Jum’at 19.00-21.00

E. Pelaksanaan Evaluasi Hasil Pembelajaran


1. Tahapan Penilaian Dalam Pendidikan
Keaksaraan.
a. Penilaian sebelum proses pembelajaran :
Kemampuan awal setiap WB pada saat masuk kelompok belajar tidaklah
sama. Setiap WB mempunyai kemampuan awal yang berbeda-beda, dari yang
belum mengenal aksara sama sekali sampai dengan yang sudah mengetahui
keaksaraan dalam standar tertentu. Kemampuan awal setiap WB, baik pada
keterampilan CALISTUNG dasarnya maupun minat dan kebutuhan
fungsionalnya dapat dinilai sejak pertama kali pembelajaran dimulai.
18

b. Penilaian selama proses pembelajaran


Selama proses pembelajaran, dapat dilihat perkembangan tiap warga belajar.
Peningkatan kemampuan belajar sudah dapat terlihat setelah pembelajaran
berlangsung selama 2 minggu.
Peningkatan yang terjadi pada kemampuan warga belajar dapat digolongkan
sebagai berikut:
1) Dalam proses pembelajaran, warga belajar juga diajari bagaimana cara
tanda tangan karena sebagian dari mereka belum bisa bertanda tangan.
2) Warga belajar dengan status keaksaraan DO 2 mampu membaca dan
menulis lebih baik dan lebih cepat.
3) Warga belajar dengan status keaksaraan DO 3 mampu membaca dan
menulis lebih baik dan lebih cepat.
4) Warga belajar dengan status SUKMA 1 mampu membaca dan menulis
kalimat dalam 1 paragraf dengan menggunakan bahasa Indonesia, mampu
melakukan perhitungan penjumlahan dan pengurangan dua angka, serta
mampu berkomunikasi secara tertulis menggunakan bahasa Indonesia
yang lebih baik.
5) Warga belajar dengan status SUKMA 2 mampu membaca dan menulis
kalimat dalam 1 paragraf dengan menggunakan bahasa Indonesia, mampu
melakukan perhitungan penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian 3 angka, serta mampu berkomunikasi secara tertulis
menggunakan bahasa Indonesia yang lebih baik.
c. Penilaian akhir pembelajaran
Setelah pembelajaran keaksaraan yang berlangsung selama kurang lebih 1
bulan, dari 1 Agustus – 1 September 2009, kemampuan keaksaraan tiap WB
mengalami kemajuan yang bervariasi. Dan untuk menciptakan standar
kemampuan WB, ujian diadakan serentak dengan soal yang dibuat langsung oleh
Dinas Pendidikan Nasional. Ujian dilaksanakan pada tanggal yang berbeda-beda,
yaitu tanggal 1-3 September.

F. Tingkat Pencapaian Hasil Pembelajaran


19

Tingkat pencapaian hasil pembelajaran (nilai akhir) diperoleh dari penilaian


secara tidak langsung setiap pertemuan pembelajaran serta hasil ujian akhir. Bagi
WB yang lulus dengan kriteria bersyarat (menguasai calistung) akan memperoleh
STSB (Surat Tanda Selesai Belajar) sebagai bukti pencapaian belajar tingkat
lanjutan.
Dari 53 warga belajar yang mengikuti kegiatan pembelajaran semuanya
dinyatakan lulus dan dapat memperoleh STSB. Dapat dilihat peningkatan
kemampuan yang terjadi, dari yang semula DO2, DO3, SUKMA I dan SUKMA
II. Setelah pembelajaran berlangsung sudah bisa menuliskan nama, umur, tempat
tinggal dan juga satu kalimat lengkap yang terdiri dari minimal 7 kata dan dapat
menulis kalimat dalam 1 paragraf. Warga belajar juga mampu membaca kembali
apa yang sudah ditulis dengan baik. Warga juga mampu berhitung dari angka
satuan sampai jutaan, dan mampu menggunakan simbol hitung (penjumlahan dan
pengurangan).
G. Faktor Pendukung dan Penghambat
1. Faktor Pendukung
a) Kondisi masyarakat yang mayoritas beragama Islam taat.
Sehingga tercipta suasana aman, nyaman, dan kondusif untuk mendukung
pelaksanaan kegiatan KKN Tematik PBA.
b) Kerjasama yang baik yang terjalin antara warga, perangkat
desa, termasuk dalam hal ini Kepala Desa dan Ketua RT/RW dan
mahasiswa KKN Tematik PBA itu sendiri.
c) Sudah tersedianya data calon warga belajar yang dimiliki
UPTD Kradenan untuk desa Banjarsari. Pendataan calon warga belajar
yang dilakukan Tim KKN berdasar data tersebut. Dengan kuota 1
mahasiswa KKN diharapkan mampu mengentaskan 5 orang buta aksara.
Jumlah warga belajar yang harus dientaskan adalah 40 orang. Pencapaian
kuota sisa dilakukan dengan berbagai cara yang sudah dijelaskan di atas.
d) Wilayah desa Banjarsari terbagi menjadi 5 dusun yaitu
Krajan, Banjar Lor, Banyu Urip, Gluntungan, dan Gempol. Sebelah Utara
berbatasan dengan desa Kuwu dan Grabagan, sebelah Selatan berbatasan
20

dengan desa Crewek, sebelah Barat berbatasan dengan desa Grabagan dan
Tuko, sebelah Timur berbatasan dengan desa Kalisari dan Kradenan.
Dengan pembagian pemusatan penduduk yang hanya ada di 2 lokasi yaitu,
dusun Banjar Lor dan dusun Gluntungan, memudahkan tim KKN dalam
pendataan dan pengumpulan calon warga belajar. Dan juga dalam
pembagian kerja dan waktu kegiatan pembelajaran.
e) Status keaksaraan warga belajar mayoritas DO2, DO3,
SUKMA 1, SUKMA 2. Hal tersebut memudahkan dalam proses kegiatan
pembelajaran karena mereka sudah mempunyai dasar keaksaraan. Warga
belajar tersebut dibantu untuk mengingat penggunaan aksara dan cara
berhitung yang sudah lama tidak mereka gunakan.

2. Faktor Penghambat
Hambatan pelaksanaan program Penuntasan Buta Aksara antara lain adalah:
a. Lokasi desa yang dikelilingi persawahan dan
ladang jagung, mempunyai akses jalan sangat berat. Kondisi jalan yang
rusak menjadi kendala dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
b. Kurangnya penerangan seanjang jalan dari
dusun ke dusun lainnya membuat kegiatan hampir tidak mungkin dilakukan
pada malam hari.
c. Kurangnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya membaca, menulis dan berhitung yang diselenggarakan melalui
PBA.
d. Dalam pendataan calon warga belajar yang
dilakukan door to door, sebagian besar warga menutupi status keaksaraan
masing-masing. Walaupun nama mereka tercantum dalam daftar nama yang
diberikan ketua RT/RW, calon warga mengaku tidak buta aksara dan
menolak mengikuti kegiatan pembelajaran. Calon warga belajar yang sudah
21

terdata, beberapa menolak mengikuti kegiatan pembelajaran dikarenakan


malu.
e. Warga belajar yang rata-rata berumur di atas
40 tahun mengalami gangguan penglihatan mata tua dan kesulitan
mengingat dikarenakan umur.
f. Mata pencaharian warga belajar yang
mayoritas petani menyulitkan dalam pembagian waktu pembelajaran.
g. Terbatasnya alat transportasi yang tersedia
menyulitkan kegiatan pembelajaran dilaksanakan.

H. Upaya Mengatasi Masalah


Adapun upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan
tersebut di atas antara lain:
1. Melakukan pendekatan dengan warga melalui kunjungan kerumah-rumah
untuk bersilaturahmi serta memberikan pengarahan dan pengertian akan
pentingnya pendidikan.
2. Mengadakan kegiatan-kegiatan di luar PBA yang mampu mempererat
hubungan dengan WB seperti memberikan keterampilan praktek membuat
makanan, Posyandu, Mengajar di SD Negeri 01, 02, 03 desa Banjarsari,
pengajian, kegiatan kepemudaan, dan PKK, agar menarik perhatian warga
masyarakat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
3. Bantuan kepala desa, ketua RT/RW sangat diperlukan untuk memberikan
pengarahan kepada calon warga belajar untuk mengikuti kegiatan ini
karena mengingat pentingnya pendidikan bagi warga.
4. Memberikan pengertian pada Warga Belajar bahwa waktu pembelajaran
hanya sebentar jadi di harapkan warga belajar datang lebih awal.
5. Meminta bantuan Kepala Desa dalam memperlancar jalannya kegiatan
KKN ini, semisal meminjam motor untuk tambahan alat transportasi.
6. Faktor umur yang menjadi hambatan seperti gangguan penglihatan dan
ingatan warga belajar yang sudah lemah diupayakan dengan mengulangi
22

bahan ajar pertemuan sebelumnya pada awal kegiatan pembelajaran. Dan


setelah itu baru melanjutkan ke bahan ajar selanjutnya.

I. Program-Program KKN PBA UNNES Desa Banjarsari


Beberapa program KKN PBA UNNES yang berhasil terlaksana adalah
sebagai berikut :
1. Membantu Mengajar di SD Negeri 03 desa
Banjarsari
Nama Kegiatan : Mengajar SD Negeri 03 desa Banjarsari
 Sasaran : Siswa SD
 Tempat : SD Negeri 03 Banjarsari
 Pelaksanaan : Minggu ke II, III, IV, dan V
 Penanggung jawab : Tim KKN
2. Membantu Mengajar ekstrakurikuler
Pramuka di SD Negeri 01 desa Banjarsari
Nama Kegiatan : Mengajar Pramuka SD Negeri 01 desa
Banjarsari
 Sasaran : Siswa SD
 Tempat : SD Negeri 01 Banjarsari
 Pelaksanaan : Minggu ke II, III, dan IV
 Penanggung jawab : Tim KKN
3. Bimbingan Belajar siswa-siswa SD
 Sasaran : Siswa SD
 Tempat : Posko KKN
 Sumber Dana : Iuran Tim KKN
 Pelaksanaan : Minggu ke III,IV, dan V
 Hasil : Lancar
 Penanggung Jawab : Tim KKN
4. Berpartisipasi dalam kepanitiaan HUT RI ke
64
23

Program ini dilaksanakan berdasarkan Surat Keputusan Kepala Desa


Banjarsari dalam rangka HUT RI ke 64.
 Sasaran : Membantu kelancaran kegiatan
 Tempat : Desa Banjarsari
 Sumber Dana : Desa dan pihak-pihak terkait
 Pelaksanaan : Minggu ke III
 Hasil : Lancar
 Penanggung Jawab : Kepala Desa dan Ketua Panitia
5. Pembuatan Spanduk HUT RI ke 64
Program ini dilaksanakan atas dasar Surat Keputusan Camat Kradenan.
 Nama Kegiatan : Pembuatan spanduk HUT RI ke 64
 Tempat : Posko KKN
 Sumber dana : Kas Anggota Tim KKN
 Biaya : Rp. 25.000,00
 Pelaksanaan : Minggu ke III
 Hasil : Lancar
 Penanggung jawab : Tim KKN
6. Pertandingan untuk memeriahkan HUT RI
ke 64
 Nama Kegiatan : Lomba HUT RI ke 64
 Jenis Perlombaan : Kasti, Maraton, dan Voli.
 Sasaran : Warga Banjarsari
 Tempat : Desa Banjarsari
 Sumber dana : Desa dan pihak-pihak terkait
 Biaya : Rp. 1.200.000,00
 Pelaksanaan : Minggu ke III
 Penannggung jawab : Mas Agung (Dusun Banyu Urip)
7. Ketrampilan Dasar
24

Kegiatan ketrampilan dasar ini dilaksanakan dengan tujuan memberikan


ketrampilan kepada ibu-ibu warga desa Banjarsari. Kegiatan ini
dilaksanakan 3 kali dengan peserta, tempat dan waktu yang berbeda.
a. Nama Kegiatan : Pembuatan martabak telur dan
Bunga Sedotan
 Peserta : Kelompok Kungfu Panda
 Tempat : Rumah ibu Mardiyanto
 Sumber Dana : Dana Ketrampilan Tim KKN
 Biaya : Rp 300.000,00
 Pelaksanaan : 23 Agustus 2009
 Hasil : Lancar
 Penanggung Jawab : Tim KKN
b. Nama Kegiatan : Pembuatan Puding Jagung dan
Hiasan Kristik
 Peserta : Kelompok Spongebob
 Tempat : Rumah ibu Sugiyem
 Sumber Dana : Dana Ketrampilan Tim KKN
 Biaya : Rp 300.000,00
 Pelaksanaan : 13 Agustus 2009
 Hasil : Lancar
 Penanggung Jawab : Tim KKN
c. Nama Kegiatan : Pembuatan Manisan Ceremai, Tas
dari Kardus, Abon Bonggol Pisang, dan Kaligrafi
 Peserta : Kelompok Doraemon
 Tempat : Rumah ibu Bakri
 Sumber Dana : Dana Ketrampilan Tim KKN
 Biaya : Rp 300.000,00
 Pelaksanaan : 19 Agustus 2009
 Hasil : Lancar
 Penanggung Jawab : Tim KKN
25

d. Nama Kegiatan : Pembuatan Kue Coklat dan Bunga


dari Sedotan
 Peserta : Kelompok Avatar
 Tempat : Rumah ibu Sumbito
 Sumber Dana : Dana Ketrampilan Tim KKN
 Biaya : Rp 300.000,00
 Pelaksanaan : 1 September 2009
 Hasil : Lancar
 Penanggung Jawab : Tim KKN

8. Kegiatan Hari Ulang Tahun RI yang ke-63


 Tim KKN menjadi panitia dalam berbagai lomba HUT RI ke 64.
Macam-macam lomba diantaranya :
a. Lomba bagi Perempuan
 lomba kasti
Tiap dusun minimal diwakili oleh 1 tim.
 Lomba tumpeng
Tiap dusun minimal menyerahkan 1 tumpeng.
b. Lomba bagi Laki-Laki
 Voli
Tiap dusun minimal diwakili oleh 1 tim.
 Maraton
Diikuti oleh umum tanpa batasan umur.
tempat : lapangan sepak bola desa Banjarsari
pelaksanaan : minggu, 11-16 Agustus 2009
Waktu : pukul 07.00 wib- selesai
 Tim KKN menjadi panitia kesenian dalam ragka HUT RI ke 64.
 Nama Kegiatan : Malam Tirakatan dan Resepsi
 Sasaran : Warga Banjarsari
 Tempat : Balai Desa Banjarsari
26

 Sumber dana : Desa dan pihak-pihak terkait


 Biaya : Rp. 2.000.000,00
 Pelaksanaan : Minggu ke IV
 Penanggung jawab : Seksi Kesenian
27

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Sebagian besar penduduk Desa Banjarsari bermatapencaharian
sebagai petani. Tata Desa Banjarsari teratur, sehingga memudahkan dalam
proses pendataan. Selain itu, pelaksanaan KKN Tematik PBA ini sangat
tepat waktu, karena pada bulan Juli-September merupakan masa panen
namun kegiatan belajar mengajar tidak terganggu dikarenakan
pembelajaran dilaksanakan pada malam hari

Jumlah warga belajar yang mengikuti pembelajaran 53 orang dan yang


mengikuti ujian STSB berjumlah 53 orang. Proses pelaksanaan pembelajaran
PBA dilaksanakan di 4 tempat. Adapun perincian pelaksanaan pembelajaran
adalah sebagai berikut:

No NAMA TEMPAT WAKTU

1 Kungfu Panda Bapak Mardiyanto Minggu, Rabu 19.00-21.00

2 Spongebob Bapak Suparmin Senin, Kamis, Sabtu 19.00-21.00

3 Doraemon Bapak Bakri Minggu, Rabu 19.00-21.00

4 Avatar Bapak Sumbito Selasa, Jum’at 19.00-21.00

B. Rekomendasi
1. Bagi Desa Banjarsari:
a. Masyarakat Desa Banjarsari hendaknya lebih menyadari akan
pentingnya pendidikan bagi kelangsungan masa depan putra-putri
mereka.
b. Masyarakat Desa Banjarsari agar lebih arif dan bijaksana dalam
menyikapi segala hal.

26
28

c. Masyarakat desa lebih meningkatkan partisipasinya dalam kegiatan-


kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah desa, termasuk program yang
berhubungan dengan pendidikan dan keterampilan.
d. Lebih ditingkatkannya kerja sama antara masyarakat, dusun dan
pemerintah desa dalam hal pembangunan dan kemajuan Desa
Banjarsari.
2. Bagi Kecamatan Kradenan :
a. Semoga program PBA yang telah dilaksanakan oleh mahasiswa KKN
Unnes dapat ditindaklanjuti demi tercapainya tujuan pengentasan buta
aksara.
b. Adanya koordinasi antarinstansi yang mengurusi penuntasan buta
aksara sehingga tidak terjadi tumpang tindih program yang akhirnya
mengakibatkan tumpang tindih anggaran penuntasan buta aksara.
c. Kerja sama antara pemerintah desa dan pihak kecamatan lebih
ditingkatkan.
3. Bagi Universitas Negeri Semarang (Unnes) :
a. Pembekalan KKN sebaiknya dilaksanakan dan dipersiapkan dengan
matang.
a. Sebaiknya Unnes mengadakan observasi langsung ke lokasi KKN
PBA sebelum melaksanakan penerjunan mahasiswa ke lokasi KKN.
Hal ini terkait dengan besarnya kuota mahasiswa per desa yang
seharusnya juga diseimbangkan dengan jumlah penduduk, luas
wilayah, dan jumlah warga buta aksara..

C. Kata Penutup
Laporan ini pada dasarnya berisi tentang pelaksanaan program penuntasan
buta aksara sekaligus pedoman penyusunan bahan ajar tematik. Hal ini
dimaksudkan sebagai panduan atau teknis bagi setiap mahasiswa peserta KKN
Tematik PBA yang akan menjadi tutor dalam program Penuntasan Buta Aksara.
Oleh karena petunjuk teknis yang tercantum dalam laporan ini masih cukup
global, maka setiap mahasiswa yang akan menjadi tutor dituntut untuk mampu
29

mengembangkan dan memperkaya dengan kreatifitasnya sesuai dengan kondisi


lingkungan masyarakat dan warga belajar, serta kebutuhan masing-masing
kelompok belajar.
Akhirnya, semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca khususnya
mahasiswa yang akan mengikuti KKN program Tematik Penuntasan Buta Aksara
sehingga dapat mengantarkan tercapainya tujuan utama KKN Tematik PBA yakni
untuk menuntaskan masyarakat buta aksara di Jawa Tengah.
30

LAMPIRAN – LAMPIRAN

1. Daftar nama dan identitas lengkap calon warga belajar


yang berhasil didata mahasiswa pesertra KKN Tematik PBA.
2. Daftar nama dan identitas lengkap warga belajar yang
mengikuti proses pembelajaran.
3. Daftar nama dan identitas lengkap warga belajar yang
lulus evaluasi hasil pembelajaran.
4. Daftar warga belajar tiap kelompok.
5. Rekapitulasi data keikutsertaan dan kelulusan warga
belajar berdasarkan status keaksaraan.
6. Rekapitulasi data keikutsertaan dan kelulusan warga
belajar berdasarkan jenis kelamin.
7. Rekapitulasi data keikutsertaan dan kelulusan warga
belajar berdasarkan umur.
8. Daftar Kelompok Mahasiswa Peserta KKN Tematik PBA
.
9. Dokumen lain yang relevan.
31

29

You might also like