You are on page 1of 22

REALISASI DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS)

DI TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DASAR


DI KABUPATEN GARUT
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Pendidikan yang dibina oleh
Drs. Maman Rusmana, M.Pd

Di susun oleh :
Asep Rijal (09222041)
Ganjar Firmansyah (09221097)
Ilma Yulianti (09222053)
Risma Febriani (09221056)
Ropiah Darojah (09221111)
Ucu Cahyadi M (09221074)

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


(STKIP) GARUT
Jl. Pahlawan 32 PO BOX 134 Telp. (0262)233556 Garut
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah tim penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, disertai puja-
puji kami persembahkan kepada-Nya jua. Shalawat sejahtera bagi Nabi besar Muhammad
SAW beserta handai taolan, sanak kerabat, sahabat rasul yang mulia, sampai pada kita
para pengikutnya. Hingga akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan Judul
“Realisasi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di Tingkat Satuan Pendidikan Dasar
di Kabupaten Garut”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pengantar Pendidikan.
Kami menyadari bahwa tanpa bantuan serta dorongan dari berbagai pihak, kecil
kemungkinan makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu pada
kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
Yth dosen pembimbing, Bapak Drs. Maman Rusmana, M.Pd.
Yang tercinta orang tua dari tim penulis yang telah memberikan dukungan berupa
materil maupun moril.
Sahabat-sahabat seperjuangan terbaik kami yang telah banyak membantu hingga
terselesaikannya makalah ini.
Semoga Allah SWT akan memberikan balasan yang berlipat ganda. Kami
menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini.
Untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak
demi penyempurnaan makalah-makalah selanjutnya.
Akhir kata kami mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi tim
penulis khususnya dan para pembaca umumnya.

Garut, Januari 2010

Tim penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………….... ii
ABSTRAKSI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ……………………………………………….…….... 1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………….. 1
1.3 Pembatasan Masalah ………………………………………………………….. 2
1.4 Maksud dan Tujuan Penulisan …………………………………………………2
1.5 Manfaat Penulisan ……………………………………………………….….... 2
1.5.1 Untuk Penulis……………………………………………………….…. 3
1.5.2 Untuk Masyarakat………………………………………………….….. 3
1.5.3 Untuk Pemerintah………………………………………………….…... 3
1.6 Metodologi Penulisan …………………………………………………….…… 3
1.7 Sistematika Penulisan …………………………………………………………. 4
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Bantuan Operasional Sekolah (BOS) ………………….……….…. 5
2.2 Tujuan Program Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) …………….…… 5
2.3 Sasaran dan Penggunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) ….…….. 6
2.4 Organisasi Pelaksana Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) ………... 7
2.5 Mekanisme Alokasi Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) ………….…. 8
2.6 Peran Serta Masyarakat ………………………………………………………. 10
BAB III KAJIAN MASALAH
3.1 Pemotongan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di Unit Pelaksana
Teknis Dinas ……………………………………………………………..….. 12
3.2 Pemotongan Droping Buku Bantuan Operasional Sekolah (BOS) …………. ..15
3.3 Bantuan Dana Operasional Sekolah Pemerintah Kabupaten Garut Tak
Memadai …………………………………………………………………........17
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ………………………………………………………….….…… 19
4.2 Saran ………………………………………………………………..……….. 19
ABSTRAKSI

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah program pemerintah untuk

penyediaan pendanaan biaya non personalia bagian satuan Pendidikan Dasar sebagai

pelaksana program wajib belajar yang mempunyai tujuan meringankan beban masyarakat

terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar sembilan tahun yang

bermutu. Sehingga untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan organisasi pengelolaan

program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dari pusat sampai daerah agar bantuan

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tersebut dapat sesuai dengan penggunaannya

sehingga mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan.

Di garut sendiri dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) menjadi salah satu

sarana untuk meningkatkan kualitas pendidikan Kabupaten Garut. Namun dalam

pelaksanaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tersebut muncul banyak permasalahan

seperti penyelewengan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Pungli

(Pemungutan Liar) oleh oknum-oknum terkait. Oleh karena itu diperlukan sebuah

pengawasan terhadap Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tersebut, yaitu oleh orang tua

siswa dan masyarakat agar terwujud transparansi akuntabilitas serta efesiensi dalam

pemanfaatannya.

Dalam penulisan makalah ini, penulis akan mencoba membahas tentang

permasalahan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) khususnya di Kabupaten Garut.

Sehingga akan memberikan suatu pencerahan bagi kita tentang fakta yang sebenarnya

terjadi tentang Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di Kabupaten Garut dan pengaruhnya

di dalam dunia pendidikan.


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Meningkatnya kebutuhan dalam pendidikan, mendorong pemerintah Indonesia


menyalurkan berbagai bantuan demmi kelangsungan pendidikan di Indonesia, salah
satunya adalah dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Dana bantuan operasional
Sekolah (BOS) diperuntukkan bagi setiap sekolah tingkat dasar di Indonesia dengan
tujuan meningkatkan beban biaya pendidikan demi tuntasnya wajib belajar sembilan
tahun yang bermutu.
Secara khusus seluruh siswa miskin di tingkat pendidikan dasar negeri maupun
sekolah swasta bebas dari beban biaya operasional sekolah. Seluruh siswa Sekolah Dasar
(SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) negeri bebas dari biaya operasional sekolah,
kecuali Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dan Sekolah Bertaraf
Internasional (SBI). Meringankan beban biaya operasional siswa di sekolah swasta.
Namun masih kita temukan berbagai kendala dalam penyaluran dan realisasi dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Untuk itu kami berusaha mempelajari tentang dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) mencari setiap kendala dan kasus, hingga berusaha
mencari solusi dari setiap kendala-kendala tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Untuk memudahkan penulisan kami merumuskan beberapa masalah yang akan


kami paparkan dalam makalah ini.
a. Sejauh mana transfaransi pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
di Kabupaten Garut?
b. Apa dan mengapa program dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
diberlakukan di Indonesia?
c. Sejauh mana yang telah dilakukan pemerintah dalam menanggulangi masalah
pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) ?
1.3 Pembatasan Masalah

Dikarenakan begitu banyaknya masalah yang timbul di dalam dana Bantuan


Operasional Sekolah (BOS) kami membatasi beberapa masalah yang akan dibahas di
dalam makalah ini, yaitu :
a. Tentang pengertian, tujuan, sasaran dan organisasi pelaksana serta mekanisme
penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan penggunaannya.
b. Tentang transparansi penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di
Kabupaten Garut pada jenjang pendidikan di tingkat dasar.
c. Kami melakukan penyusunan ini dengan menggunakan metode studi kepustakaan
ditambah studi kasus langsung ( observasi ) secara sederhana.

1.4 Maksud Dan Tujuan Penulisan

Makalah ini kami susun dengan tujuan untuk :


a. Mengetahui pengertian dan landasan-landasan umum program dana Bantuan
Operasional Sekolah (BOS).
b. Agar dapat mengetahui bagaimana realisasi dana Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) di Kabupaten Garut.
c. Dapat memahami kondisi-kondisi dunia pendidikan di Kabupaten Garut
khususnya di tingkat dasar.
d. Agar dapat mempelajari kasus-kasus yang terjadi di dunia pendidikan yang
muncul di lapangan.

1.5 Manfaat Penulisan

1.5.1 Untuk Penulis


a. Untuk menambah wawasan tentang program dana Bantuan Operasional Sekolah
(BOS)
b. Dapat mempelajari kasus-kasus yang terjadi di dunia pendidikan khususnya
mengenai dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
c. Dapat mengetahui penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang
terjadi.
d. Menambah pengalaman dalam hal tulis menulis.
e. Meningkatkan kekompakan di antara sesama anggota kelompok.
1.5.2 Untuk Masyarakat
a. Sebagai sumber pembelajaran pemahaman program dana Bantuan Operasional
Sekolah (BOS).
b. Menjadi bahan acuan dalam pengawasan penyaluran dana Bantuan Operasional
Sekolah (BOS).
c. Menjadi pedoman bagi masyarakat dalam pengaduan-pengaduan masalah yang
terjadi dalam penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
1.5.3 Untuk Pemerintah
Sebagai bahan kritikan bagi pemerintah yang membangun, demi terciptanya
transparansi dalam pendidikan yang kondusif, inovatif, dan produktif dalam rangka
mewujudkan cita-cita Undang Undang Dasar 1945.

1.6 Metodologi Penulisan

Dalam penyusunan makalah ini kami menggunakan metode penulisan studi


kepustakaan, dari berbagai sumber yang mendukung dengan menambah sedikit
wawancara kepada pihak yang menerima dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

1.7 Sistematika Penulisan

BAB 1 PENDAHULUAN
1.8 Latar Belakang Masalah
1.9 Rumusan Masalah
1.10 Pembatasan Masalah
1.11 Maksud dan Tujuan Penulisan
1.12 Manfaat Penulisan
1.12.1 Untuk Penulis
1.12.2 Untuk Masyarakat
1.12.3 Untuk Pemerintah
1.13 Metodologi Penulisan
1.14 Sistematika Penulisan
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
2.2 Tujuan Program Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
2.3 Sasaran dan Penggunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
2.4 Organisasi Pelaksana Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
2.5 Mekanisme Alokasi Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
2.6 Peran Serta Masyarakat
BAB III KAJIAN MASALAH
3.4 Pemotongan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di Unit Pelaksana
Teknis Dinas
3.5 Pemotongan Droping Buku Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
3.6 Bantuan Dana Operasional Sekolah Pemerintah Kabupaten Garut Tak Memadai
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.3 Saran
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Bantuan Operasional sekolah ( BOS )

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah program pemerintah untuk


penyediaan pendanaan biaya non-personalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai
pelaksana program wajib belajar. Yang dikhususkan untuk tingkat satuan pendidikan
dasar (Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama).
2.2 Tujuan Program Dana Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )
Tujuan program dana Bantuan Operasional Sekolah BOS terbagi menjadi dua:
1. Tujuan umum
Meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka
wajib belajar 9 tahun yang bermutu.
2. Tujuan khusus
Menggratiskan seluruh siswa miskin ditingkat pendidikan dasar dari beban
biaya operasional sekolah, baik di sekolah negeri maupun sekolah swasta.
Menggratiskan seluruh siswa SD negeri dan SMP negeri terhadap biaya
opersional sekolah, kecuali pada Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional
(RSBI) dan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI)
Meringankan beban biaya operasiomal bagi siswa di sekolah swasta
2.3 Sasaran Dan Penggunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )
1. Sasaran
Adapun sasaran program Bantuan Operasional Sekolah BOS adalah Semua
sekolah terkecuali sekolah Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dan
Sekolah Bertaraf Internasional (SBI). Dalam hal ini berarti;
 SD/ SDLB Negeri/ Swasta
 SMP/ SMPLB/ SMPT/ TKBM yang diselenggarakan masyarakat
2. Penggunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
a. BOS Tunai
Dari seluruh dana BOS yang diterima disekolah, sekolah wajib menggunakan
sebagian dana tersebut untuk membeli buku teks pelajaran yang hak ciptanya telah
dibeli oleh pemerintah. Sedangkan dana BOS selebihnya digunakan untuk membiayai
kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1) Pembiayaan seluruh kegiatan penerimaan siswa baru
2) Pembelian buku referensi untuk koleksi perpustakaan
3) Pembelian buku teks pelajaran untuk koleksi perpus
4) Pembiayaan kegiatan pembelajaran, termasuk honor jam mengajar tambahan
serta transfortasi dan akomodasi siswa/guru dalam rangka mengikuti lomba
5) Pembiayaan ulangan-ulangan maupun ujian akhir sekolah
6) Pembelian bahan-bahan habis pakai
7) Pembiayaan langganan daya dan jasa
8) Pembiayaan perawatan sekolah
9) Pembayaran honorarium guru honorer bulanan
10) Pengembangan profesi guru
11) Pemberian bantuan biaya transfortasi bagi siswa miskin
12) Pembiayaan pengelolaan BOS
13) Pembelian komputer maksimum 1 set untuk SD dan 2 set untuk SMP
14) Bila seluruh komponen 1-13 telah terpenuhi pendanaannya dari BOS dan
masih terdapat sisa maka sisa dana BOS dapat digunakan untuk membeli alat
peraga, media pembelajaran, mesin tik dan mebeler sekolah
b. Penggunaan Dana BOS Buku
Sekolah dapat mengunakan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS buku dan
Bantuan Operasional Sekolah BOS regular untuk beli buku sekaligus/bertahap dengan
catatan sebelum tahun ajaran baru.hal hal yang perlu di perhatikan:
a. Buku yang di beli atau digandakan adalag buku teks pelajaran yang hak ciptanya
telah di beli oleh pemerintah.
b. Pemilihan dan penetepan buku teks harus sesuai permendiknas no.2 tahun 2008
tentang buku.
c. Perinsip satu siswa satu buku.
d. Buku yang di beli /digandakan merupakan hasil rapat pendidikan.
e. Buku tingkat SD:ilmu pengetahuan social(IPS) untuk kelas 4,5,6 dan pendidikan
kewarganegaraan (PKN) untuk kelas1 s/d 6.
f. Buku tingkat SMP:adalah ilmu pengetahuan alam(IPA) kelas 7 s/d 9 dan
pendidikan kewarganegaraan (PKN) kelas 7 s/d 9.
g. Untuk SDLB/SMPLB,disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan siswa,mutu tetap
diperhatikan.
h. Jika sebagian buku telah tersedia maka sekolah harua membeli kekurangannya,dan
dapat membeli buku untuk mengganti yang telah rusak.

2.4 Organisasi Pelaksana Program Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )

2.1 Organisasi Pelaksana Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS)


Organisasi yang menjadi pelaksana Proram dana Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) adalah sebagai berikut :
Tim Manajemen Bos Pusat
Tim Manajemen Bos Provinsi
Tim Manajemen Bos Kabupaten/Kota
Tingkat sekolah
Dari empat tim/ tingkat pengelola kami hanya akan membahas tim sekolah yang
menjadi pemeran utama penyampaian program Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
terhadap siswa.
Tim Sekolah
Tugas dan tanggung jawab Tim sekolah
Memverifikasi jumlah dana yang diterima. Jika terjadikelebihan, maka jumlah
dana disetorkan kembali ke rekening TIM manajemen BOS provinsi
Khusus bagi sekolah SBI dan RSBI serta sekolah swasta, tim sekolah
mengidentifikasi siswa miskin dan membebaskan dari segala jenis iuran
Mengelola dana BOS secara bertanggung jawab dan transparan
Mengumumkan hal yang boleh dan yang tidak boleh dibiayai dengan dana BOS
serta penggunaan dana BOS
Mengumumkan pada papan pengumuman besar dana yang diterima dan dikelola
oleh sekolah dan rencana penggunaan dana BOS sekolah yang ditandatangani
oleh kepala sekolah, bendahara dan ketua komite sekolah
Mengumumkan laporan 3 bulanan pengeluaran dana BOS dan barang-barang
yang dibeli oleh sekolah dipapan pengumuman setiap 3 bulan dengan
tandatangan kepala sekolah, bendahara dan ketua komite sekolah
Bertanggung jawab terhadap penyimpangan penggunaan dana di sekolah
Memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan masyarakat
Melaporkan penggunaan dana BOS kepada tim manajemen BOS kabupaten/
kota
Memasang spanduk di sekolah terkait kebijakan sekolah gratis

2.5 Mekanisme Alokasi Dana Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )

Alokasi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Januari - Juni 2009


didasarkan pada data siswa tahun pelajaran 2008/2009
Alokasi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Juli – Desember 2009
didasarkan atas jumlah siswa tahun pelajaran 2009/2010

Syarat penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)


 Sekolah membuka rekening atas nama sekolah
 Sekolah mengirimkan nomor rekening ke tim manajemen BOS kabupaten/kota
 Tim manajemen kab/kota memverifikasi dan mengkompilasi nomor rekening dan
selanjutnya di kirim ke tim manajemen BOS provinsi

Penyeluran dan pencairan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)


 Dana disalurkan ke sekolah penerima melalui bank pemerintah/PT. POS
 Bank/PT. POS mentransfer sekaligus dana BOS ke rekening sekolah setiap 3
bulan
 Jika terdapat perbedaan dalam jumlah dana yang diterima, maka perbedaan
tersebut harus segera dilaporkan kepada kantor Bank/ POS bersangkutan, tim
manajemen BOS kab/kota dan tim manajemen BOS provinsi untuk diselesakan
lebih lanjut. Jika terdapat kelebihan dana harus dikembalikan ke rekening
penampung provinsi.
 Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) bagi siswa yang pindah ke sekolah lain
menjadi milik sekolah lama.
 Kepala sekolah/bendahara BOS, diketahui ketua komite, mengambil dana BOS,
menyisihkan saldo minimum sesuai peraturan yang berlaku.
 Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) harus diterima secara utuh, tidak boleh
dipotong untuk dan dengan alas an apapun.
 Penyaluran dana per triwulan, tidak mengandung makna mesti dihabiskan dalam
periode 3 bulan.
 Jika terdapat sisa dana pada akhir tahun anggaran, dana tersebut tetap milik kas
sekolah (tidak disetor ke kas Negara) dan harus digunakan untuk kepentingan
sekolah.

Tata tertib Pengelolaan dana di Tingkat Sekolah


 Dilarang memanipulasi data jumlah siswa
 Mengelola dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) secara transparan dan
bertanggng jawab dengan mengumumkan di papan pengumuman; besar dana yang
diterima, dana yang dikelola sekolah, rencana penggunaan dana Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) di awal tahun ajaran, dan laporan bulanan
pengeluaran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) serta barang yang dibeli.
 Mengumumkan hasil pembelian barang dan harga yang dilakukan oleh sekolah di
papan pengumuman.
 Bersedia diaudit oleh lembaga yang berwenang terhadap seluruh dana yang
dikelola sekolah, baik Bantuan Operasional Sekolah (BOS) maupun sumber lain.
 Dilarang bertindak sebagai distributor atau pengecer buku kepada peserta didik
(peraturan Mendiknas No. 2 Tahun 2008 Pasal 11).
2.6 Peran Serta Masyarakat
1. Perlunya peran serta masyarakat dan transparansi akuntabilitas
a. Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama keluarga, masyarakat, dan
Negara.
b. Keluarga bertanggung jawab mendidik anaknya.
c. Sekolah sebagai lembaga public perlu terbuka terhadap pemangku kepentingan
(Murid, orang tua siswa, masyarakat, LSM, dinas, dll)
d. Tiap pekerjaan mutlak memerlukan adanya pertanggung jawaban (accountability)
e. Masih adanya beberapa pemikiran dari segelintir orang yang menyatakan bahwa
pengelolaan sekolah sudah cukup ditangani oleh kepala sekolah dan salah satu
guru atau staf kepercayaan kepala sekolah, karena dianggap campur tangna dari
pihak luar (komite sekolah) akan sangat merepotkan dan kemungkinan tidak dapat
memecahkan masalah yang dihadapi.
f. Saat ini transparansi dan akuntabilitas sekolah bisa dilakukan dengan melakukan
berbagai pertemuan dan rapat komite sekolah atau perwakilan masyarakat.
g. Pada era BOS pemerintah mensyaratkan adanya kerja sama yang baik antara
komite sekolah dengan sekolah itu sendiri.
h. Transparansi pengelolaan antara lain mencakup :
 Pengelolaan Keuangan, keterbukaan dalam pendapatan dan belanja sekolah
baik dari pemerintah, donor maupun sumber lain.
 Pengelolaan staf/ personalia, kebutuhan ketenagaan, kualifikasi, kemampuan
dan kelemahan, kebutuhan pengembangan professional, dsb
 Pengelolaan kurikulum termasuk keterbukaan dalam hal prestasi dan kinerja
siswa, ketersediaan sarana prasarana penunjang.
2. Jenis-Jenis PSM
Dalam pelaksanaannya terdapat beberapa jenis Peran Serta Masyarakat :
a. Peran serta dengan menggunakan jasa pelayanan yang tersedia
b. Peran serta dengan memberikan kontribusi dana, bahan, dan tenaga.
c. Peran serta pasif
d. Peran serta melalui konsultasi.
e. Peran serta dalam pelayanan
f. Peran serta sebagai pelaksana kegiatan yang dilimpahkan.
g. Peran serta dalam pengambilan keputusan.
BAB III
KAJIAN MASALAH

3.1 Pemotongan Dana Bantuan Operasional Sekolah ( BOS ) Di Unit Pelaksana


Teknis Dinas ( UPTD )

LAGI, DANA BOS DIPOTONG 10%

Monday, 27 July 2009 12:02

Garut(SI) – Sejumlah Kepala SD di wilayah Kecamatan Malangbong mengeluhkan


pencairan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang diterima masing-masing
sekolah dipotong 10% oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) setempat.

Sejumlah kepala SD di Kecamatan Malangbong yang enggan disebut namanya


menyebutkan, setiap pencairan dana BOS tak dilakukan kepala SD dan bendaharanya,
tetapi diambil secara kolektif oleh UPTD. ”Semua kepala SD, hanya menyerahkan buku
rekening BOS, menandatangani, kemudian membubuhkan stempel sekolah pada surat
kuasa yang telah dibuat pihak UPTD Pendidikan,” kata kepala sekolah yang minta
namanya dirahasiakan.

Menurut mereka, setelah dana BOS tersebut cair, para kepala SD langsung disuruh
berkumpul untuk mengambil sisa dana BOS yang telah dipotong untuk berbagai
keperluan sekolah.Yang dimaksud dengan keperluan sekolah yang dipotong dari dana
BOS tersebut, di antaranya bekas pembelian berbagai jenis buku,dan yang lainnya.
“Seharusnya, dana BOS itu diserahkan dulu kepada sekolah. Setelah itu,baru disodorkan
berbagai jenis buku yang harus dibeli.Pantas, pencairan dana BOS harus oleh UPTD
saja,” ujar salah salah seorang kepala SD di Kecamatan Malangbong.
Para kepala SD juga menyesalkan sikap Kepala UPTD Pendidikan yang dinilai
memaksakan diri untuk mencairkan dana BOS.Padahal sesuai aturan yang berlaku,
pencairan dana BOS hanya bisa dilakukan oleh kepala SD dengan bendahara sekolah
masing-masing. Tetapi, kenyataannya dilakukan oleh UPTD. Sementara, Ketua
Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Kecamatan Malangbong Momon enggan
memberikan komentar tentang potongan dana BOS yang dikeluhkan para kepala SD di
daerahnya.

“ Saya bukan tidak mau berkomentar, saya juga bingung.Alasannya, pemotongan ini
dikabarkan berdasarkan hasil musyawarah,” ujarnya. Ketika ditanyakan tentang dua
kepala SD yang nekat menolak pemotongan dana BOS oleh kepala UPTD,Momon tak
langsung menjawabnya. Dia malah tertawa kecil yang kemudian mengonfirmasikan
adanya dua kepala SD yang menolak jual dedet buku yang dibayar dari dana BOS.

Kedua SD tersebut, yaitu SD Lewo Baru-1 dan Lewo Baru-2. Kepala UPTD Pendidikan
Kecamatan Malangbong Ade Ruhyana saat dihubungi menolak memberikan keterangan
seputar adanya keluhan para kepala SD terkait potongan dana BOS. Secara terpisah, Kasi
Intel Kejari Garut Otong Hendra Rahayu mengatakan, pemotongan dana BOS jelas sudah
pelanggaran hukum.

Oleh karena itu, pihaknya akan menindaklanjuti dengan membentuk tim untuk menulusuri
ke lapangan. Kalau memang ada pemotongan, Kejari tidak segansegan mengusutnya.
(dede ibin muhibbin)
Sumber: Harian Seputar Indonesia, Senin 27 Juli 2009

Analisis :

 Berdasarkan Koran SINDO 2009,kami bisa menyimpulkan beberapa kasus yang


terjadi tentang penyaluran dana BOS di beberapa wilayah Kab. Garut,khususnya di
kecamatan Malangbong. Kasus yang pertama yaitu tentang penyimpangan pencairan
dana BOS yang dilakukan secara kolektif oleh pihak UPTD kecamatandengan
menggunakan surat kuasa yang dibuat oleh UPTD itu sendiri dan disetujui dengan
terpaksa oleh kepala sekolah. Padahal dalam aturan pencairan dana BOS yang dapat
mencairkan dana tersebut adalah hanya kepala sekolah atau bendahara sekolah yang
mengelola BOS tingkat sekolah melalui bank pemerintah atau PT. POS dengan di
transfer sekaligus (tidak di angsur) ke rekening sekolah setiap 3 bulan sekali serta
harus diketahui juga oleh komite tanpa ada potongan untuk dan dengan alas an
apapun. Hal ini menunjukan bahwa masih banyak oknum-oknum dunia pendidikan
yang sering mengabaikan peraturan.
 Dari hasil studi Sindo tersebut menyebutkan bahwa adanya pemotongan dari
masing-masing sekolah yang menerima program dana BOS sebesar 10% UPTD
setempat pula. Hal ini mununjukan adanya tujuan khusus dari kasus yang pertama.
Maka dari itu mau tidak mau sekolah yang bersangkutan harus menggunakan dana
BOS yang sudah di potong tersebut dengan beban pertanggungjawaban kepada
siswa dan masyarakat.
 Kami melihat adanya proses “jual dedet” buku pada setiap sekolah yang menerima
dana BOS yang mana sebenarnya buku tersebut adalah gratis dari pemerintah yang
merupakan bagian dari program BOS juga yaitu dari dana BOS buku. Sehingga
dapat di ketahui bahwa dana yang seharusnya di dapat oleh sekolah dengan
kebijakan pemerintah tidak boleh di salahgunakan.
 Kasus yang terakhir dari Koran tersebut kami menyimpulkan bahwa ada salah satu
kepala sekolah yang menolak adanya pemotongan maupun pencairan yang
dikolektif oleh UPTD,tetapi tidak digubris oleh pihak UPTD tersebut padahal
seharusnya pihak UPTD tersebut mengusut atau menyelesaikan pengaduan sekolah
yang menolak namum karena memang UPTDnya juga yang menyebabkan masalah
itu ada dan sebenarnya mereka tau bahwa hal itu salah. Dengan demikian apabila
pengaduan tersebut di tindak lanjuti lebih dalam maka itu berarti akan menimbulkan
kerugian bagi mereka sendiri.
3.2 Pemotongan Droping Buku Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )

Dana BOS untuk SD Disunat?, Terutama Terjadi di Sejumlah Sekolah di


Garut Selatan

Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk SD di sejumlah wilayah Garut selatan
diduga kuat disunat oleh oknum tertentu sehingga dana yang diterima sekolah tidak utuh
pada setiap bulannya. Besaran dana BOS yang disunat oleh oknum tertentu tersebut
berkisar antara Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu per bulannya.

Hal itu disampaikan Sekjen Garut Governance Watch (GGW) Agus Sugandhi, S.H.,
kepada “PR”, di Bungbulang, Jumat (31/8). “Beberapa hari ini kami melakukan
investigasi ke sejumlah wilayah di Garut selatan berkaitan dengan dana BOS. Ternyata,
kami menemukan bukti dana BOS yang diterima sekolah tidak utuh tiap bulannya,”
katanya, yang juga dibenarkan sejumlah kepala SD ketika dikonfirmasi.

Akibat pemotongan tersebut, puluhan kepala SD di Garut selatan mengeluh. Para kepala
sekolah itu sebenarnya beberapa kali menyampaikan keberatan setelah mengetahui dana
BOS yang diterima sekolahnya tidak utuh. Namun keberatan mereka, tidak pernah
digubris. Buktinya, sampai sekarang penyunatan dana BOS itu masih terus terjadi.

Ketika dikonfirmasi kepada Kepala Dinas Pendidikan Kab. Garut Dra. Hj. Euis Tuti,
didampingi salah seorang Kabidnya, Drs. Dede Sutisna mengaku belum mengetahui soal
adanya potongan dana BOS untuk sejumlah sekolah di Garut selatan. Namun, keduanya
berjanji akan mengecek kebenaran informasi itu. Keduanya pun berjanji akan
memberikan teguran jika informasi itu memang benar.

Menurut Agus Sugandhi, ada beberapa sekolah yang melaporkan soal penyunatan dana
BOS, sebut saja sejumlah SD di Bungbulang, Cikelet, Caringin, dan Cisewu. “Daerah
lainnya, seperti Pameungpeuk dan Cisewu, masih akan ditelusuri,” katanya.

Droping buku

Agus menambahkan, hasil temuan lainnya yang juga cukup mengagetkan adalah droping
buku dari Dinas Pendidikan Kab. Garut. Lucunya, droping buku dari Dinas Pendidikan
tersebut, seperti buku LKS masih berdasarkan kurikulum 2004.
Padahal, buku yang digunakan sekarang sudah kurikulum baru. Akibatnya, buku LKS
droping dari Dinas Pendidikan itu banyak menumpuk di sekolah. “Yang juga cukup
menyedihkan, selain bukunya merupakan droping, pembayarannya juga ternyata dipaksa
karena dipotong langsung dari dana BOS,” kata Agus Sugandhi.

Ia mengharapkan, Dinas Pendidikan segera membenahi kesemrawutan menyangkut


penyaluran dana BOS tersebut agar tidak merugikan pihak sekolah, termasuk para siswa
di Garut selatan yang sangat membutuhkan bantuan tersebut. Jika hal itu terus dibiarkan,
ia khawatir para kepala sekolah dan guru menjadi korban dan program pendidikan melalui
BOS akan gagal.

Ia juga meminta agar ada pembenahan pencairan dana BOS ke wilayah Garut selatan
yang umumnya berjarak lebih dari 50 km dari Kota Garut. Selama ini, dana BOS itu
diambil dari pihak sekolah di Kantor Pos Kota Garut tidak di kantor kecamatan setempat.

Pengambilan dana BOS di Kota Garut itu tentu membutuhkan biaya tidak sedikit. “Kami
harapkan, pemerintah memikirkan cara terbaik untuk pencairan dana BOS tersebut. Kami
kira, kantor pos setempat juga bisa dimanfaatkan,” katanya.

01/09/2007,

Analisis :

 Dana BOS disunat? Hal ini menjadi tanda Tanya besar di benak kami,apa dan
mengapa hal itu bisa terjadi. Dana BOS untuk SD di sejumlah wilayah Garut Selatan
diduga disunat oleh oknum-oknum tertentu,sehingga dana yang diterima setiap
sekolah tidak utuh pada setiap periodenya. Puluhan Kepala SD di Garut Selatan
mengeluh dan telah beberapa kali menyampaikan keberatannya setelah mengetahui
dana BOS yang ditrimanya tidak utuh. Namum keluhan mereka tak pernah di
hiraukan,buktinya sampai sekarang penyunatan dana BOS itu masih
terjadi,kamudian disamping itu terjadi pula droping buku dari Dinas Pendidikan
Kab. Garut,droping buku dari Dinas Pendidikan Kab. Garut seperti buku LKS masih
berdasarkan kurikulum 2004,padahal buku yang digunakan sekarang sudah
kurikulum baru. Akibatnya buku LKS droping dari Dinas Pendidikan banyak
menumpuk di sekolah.
 “yang juga cukup menyedihkan,selain buku merupakan droping,pembayarannya
juga ternyata dipaksa karena dipotong langsung dari dana BOS” kata Agus
Sudandhi,SH., SELAKU Sekjen Garut Governance Watch (GGW).

3.3 Bantuan Dana Bantuan Operasional Sekolah ( BOS ) Pemerintah Kabupaten


Garut Tak Memadai

Analisis : (KASUS III google searh)


 BOS yang disalurkan pemerintah kabupaten Garut kurang memadai,permasalahan
ini disebabkan oleh dana yang diberikan oleh PemKab Garut untuk BOS dinilai
belum memenuhi nilai nominal yang ideal menurut KEPALA Dinas Pendidikan
Pemkab Garut.
 BOS dikabupaten Garut dibawah 3 Miliar sementara kebutuhan setiap siswa
pertahunnya adalah 8 juta sehingga menimbulkan ketidakmerataan dana BOS,hal
ini disebabkan karena kondisi APBD kabupaten Garut yang mengkhawatirkan.
sehingga kemampuan pemkab Garut untuk BOS tidak maksimal. Selain
permasalahan diatas muncul lagi permasalahan dengan adanya pungutan liar
menurut data yang didapatkan oleh GGW dan ICW ditemukan sebuah fakta bahwa
sekolah memotong dana BOS untuk keperluan diluar kebutuhan sekolah.
Penelitian tersebut dilakukan oleh GGW di 30 sekolah dasar di kabupaten Garut.
Mereka juga menjelaskan nilai variasi yang mengalir kemana-mana.
 Masih menurut penelitian tersebut,dana pungli itu mengalir ke orang-orang Dinas
Pendidikan Rp1,5 juta, wartawan Rp 200.000,- ,penegak hukum Rp 500.000,-
,BAPEDA Rp 250.000,- , oleh tim survey Rp 1juta, serta orang dari unit pelayanan
teknis daerah Rp 2juta.
 Dengan adanya pungutan liar sangat berpengaruh terhadap proses pembangunan
fisik sekolah, dari hasil penelitian tersebut terlihat bahwa penyelenggaraan
pendidikan dasar di Kabupaten Garut belum memenuhi standar pelayanan minimal
sekolah. Karena salah satunya adalah adanya pungutan liar yang seharusnya dana
BOS terserap 100% menjadi kurang dari itu
 Oleh karena permasalah tersebut diperlukan sebuah pengawasan terhadap BOS
salah satunya dari pihak orangtua,sekolah,maupun dari masyarakat agar terwujud
transparansi serta efisiensi dalam pemanfaatannya.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sebagai program pemerintah untuk


meningkatkan kualitas dunia pendidikan Indonesia merupakan hal yang penting dalam
bidang pembangunan pendidikan khususnya di Kabupaten Garut namun dalam
pelaksanaannya masih banyak sekali penyelewengan yang terjadi mulai dari pemungutan
liar dan pemotongan-pemotongan yang sudah dilaksanakan secara sistemik di beberapa
lembaga pendidikan terkait. Sehingga banyak siswa atau usia didik yang tidak
mendapatkan haknya sebagaimana diamanatkan dalam Undang Undang Dasar 1945.

4.4 Saran

Dengan terbuktinya banyak permasalahan yang terjadi dalam penyaluran dana


Bantuan Operasional Sekolah (BOS) kami sangat prihatin terhadap situasi ini. Sehingga
kami menyimpulkan harus adanya penanganan yang professional dari berbagai pihak,
agar terwujud pendidikan Garut yang maju, professional dan jujur.
DAFTAR PUSTAKA

Modul Pelatihan Bantuan Operasional Sekolah (BOS), 2009, Dinas Pendidikan Kab.

Garut, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Garut

Harian Seputar Indonesia (web)

www.//garutkab.go.id

www.//ahmadheryawan.com

www.//google.com

You might also like