Professional Documents
Culture Documents
Di susun oleh :
Asep Rijal (09222041)
Ganjar Firmansyah (09221097)
Ilma Yulianti (09222053)
Risma Febriani (09221056)
Ropiah Darojah (09221111)
Ucu Cahyadi M (09221074)
Syukur alhamdulillah tim penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, disertai puja-
puji kami persembahkan kepada-Nya jua. Shalawat sejahtera bagi Nabi besar Muhammad
SAW beserta handai taolan, sanak kerabat, sahabat rasul yang mulia, sampai pada kita
para pengikutnya. Hingga akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan Judul
“Realisasi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di Tingkat Satuan Pendidikan Dasar
di Kabupaten Garut”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pengantar Pendidikan.
Kami menyadari bahwa tanpa bantuan serta dorongan dari berbagai pihak, kecil
kemungkinan makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu pada
kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
Yth dosen pembimbing, Bapak Drs. Maman Rusmana, M.Pd.
Yang tercinta orang tua dari tim penulis yang telah memberikan dukungan berupa
materil maupun moril.
Sahabat-sahabat seperjuangan terbaik kami yang telah banyak membantu hingga
terselesaikannya makalah ini.
Semoga Allah SWT akan memberikan balasan yang berlipat ganda. Kami
menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini.
Untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak
demi penyempurnaan makalah-makalah selanjutnya.
Akhir kata kami mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi tim
penulis khususnya dan para pembaca umumnya.
Tim penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………….... ii
ABSTRAKSI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ……………………………………………….…….... 1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………….. 1
1.3 Pembatasan Masalah ………………………………………………………….. 2
1.4 Maksud dan Tujuan Penulisan …………………………………………………2
1.5 Manfaat Penulisan ……………………………………………………….….... 2
1.5.1 Untuk Penulis……………………………………………………….…. 3
1.5.2 Untuk Masyarakat………………………………………………….….. 3
1.5.3 Untuk Pemerintah………………………………………………….…... 3
1.6 Metodologi Penulisan …………………………………………………….…… 3
1.7 Sistematika Penulisan …………………………………………………………. 4
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Bantuan Operasional Sekolah (BOS) ………………….……….…. 5
2.2 Tujuan Program Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) …………….…… 5
2.3 Sasaran dan Penggunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) ….…….. 6
2.4 Organisasi Pelaksana Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) ………... 7
2.5 Mekanisme Alokasi Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) ………….…. 8
2.6 Peran Serta Masyarakat ………………………………………………………. 10
BAB III KAJIAN MASALAH
3.1 Pemotongan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di Unit Pelaksana
Teknis Dinas ……………………………………………………………..….. 12
3.2 Pemotongan Droping Buku Bantuan Operasional Sekolah (BOS) …………. ..15
3.3 Bantuan Dana Operasional Sekolah Pemerintah Kabupaten Garut Tak
Memadai …………………………………………………………………........17
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ………………………………………………………….….…… 19
4.2 Saran ………………………………………………………………..……….. 19
ABSTRAKSI
penyediaan pendanaan biaya non personalia bagian satuan Pendidikan Dasar sebagai
pelaksana program wajib belajar yang mempunyai tujuan meringankan beban masyarakat
terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar sembilan tahun yang
program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dari pusat sampai daerah agar bantuan
Di garut sendiri dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) menjadi salah satu
(Pemungutan Liar) oleh oknum-oknum terkait. Oleh karena itu diperlukan sebuah
pengawasan terhadap Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tersebut, yaitu oleh orang tua
siswa dan masyarakat agar terwujud transparansi akuntabilitas serta efesiensi dalam
pemanfaatannya.
Sehingga akan memberikan suatu pencerahan bagi kita tentang fakta yang sebenarnya
terjadi tentang Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di Kabupaten Garut dan pengaruhnya
BAB 1 PENDAHULUAN
1.8 Latar Belakang Masalah
1.9 Rumusan Masalah
1.10 Pembatasan Masalah
1.11 Maksud dan Tujuan Penulisan
1.12 Manfaat Penulisan
1.12.1 Untuk Penulis
1.12.2 Untuk Masyarakat
1.12.3 Untuk Pemerintah
1.13 Metodologi Penulisan
1.14 Sistematika Penulisan
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
2.2 Tujuan Program Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
2.3 Sasaran dan Penggunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
2.4 Organisasi Pelaksana Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
2.5 Mekanisme Alokasi Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
2.6 Peran Serta Masyarakat
BAB III KAJIAN MASALAH
3.4 Pemotongan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di Unit Pelaksana
Teknis Dinas
3.5 Pemotongan Droping Buku Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
3.6 Bantuan Dana Operasional Sekolah Pemerintah Kabupaten Garut Tak Memadai
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.3 Saran
BAB II
KAJIAN TEORI
Menurut mereka, setelah dana BOS tersebut cair, para kepala SD langsung disuruh
berkumpul untuk mengambil sisa dana BOS yang telah dipotong untuk berbagai
keperluan sekolah.Yang dimaksud dengan keperluan sekolah yang dipotong dari dana
BOS tersebut, di antaranya bekas pembelian berbagai jenis buku,dan yang lainnya.
“Seharusnya, dana BOS itu diserahkan dulu kepada sekolah. Setelah itu,baru disodorkan
berbagai jenis buku yang harus dibeli.Pantas, pencairan dana BOS harus oleh UPTD
saja,” ujar salah salah seorang kepala SD di Kecamatan Malangbong.
Para kepala SD juga menyesalkan sikap Kepala UPTD Pendidikan yang dinilai
memaksakan diri untuk mencairkan dana BOS.Padahal sesuai aturan yang berlaku,
pencairan dana BOS hanya bisa dilakukan oleh kepala SD dengan bendahara sekolah
masing-masing. Tetapi, kenyataannya dilakukan oleh UPTD. Sementara, Ketua
Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Kecamatan Malangbong Momon enggan
memberikan komentar tentang potongan dana BOS yang dikeluhkan para kepala SD di
daerahnya.
“ Saya bukan tidak mau berkomentar, saya juga bingung.Alasannya, pemotongan ini
dikabarkan berdasarkan hasil musyawarah,” ujarnya. Ketika ditanyakan tentang dua
kepala SD yang nekat menolak pemotongan dana BOS oleh kepala UPTD,Momon tak
langsung menjawabnya. Dia malah tertawa kecil yang kemudian mengonfirmasikan
adanya dua kepala SD yang menolak jual dedet buku yang dibayar dari dana BOS.
Kedua SD tersebut, yaitu SD Lewo Baru-1 dan Lewo Baru-2. Kepala UPTD Pendidikan
Kecamatan Malangbong Ade Ruhyana saat dihubungi menolak memberikan keterangan
seputar adanya keluhan para kepala SD terkait potongan dana BOS. Secara terpisah, Kasi
Intel Kejari Garut Otong Hendra Rahayu mengatakan, pemotongan dana BOS jelas sudah
pelanggaran hukum.
Oleh karena itu, pihaknya akan menindaklanjuti dengan membentuk tim untuk menulusuri
ke lapangan. Kalau memang ada pemotongan, Kejari tidak segansegan mengusutnya.
(dede ibin muhibbin)
Sumber: Harian Seputar Indonesia, Senin 27 Juli 2009
Analisis :
Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk SD di sejumlah wilayah Garut selatan
diduga kuat disunat oleh oknum tertentu sehingga dana yang diterima sekolah tidak utuh
pada setiap bulannya. Besaran dana BOS yang disunat oleh oknum tertentu tersebut
berkisar antara Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu per bulannya.
Hal itu disampaikan Sekjen Garut Governance Watch (GGW) Agus Sugandhi, S.H.,
kepada “PR”, di Bungbulang, Jumat (31/8). “Beberapa hari ini kami melakukan
investigasi ke sejumlah wilayah di Garut selatan berkaitan dengan dana BOS. Ternyata,
kami menemukan bukti dana BOS yang diterima sekolah tidak utuh tiap bulannya,”
katanya, yang juga dibenarkan sejumlah kepala SD ketika dikonfirmasi.
Akibat pemotongan tersebut, puluhan kepala SD di Garut selatan mengeluh. Para kepala
sekolah itu sebenarnya beberapa kali menyampaikan keberatan setelah mengetahui dana
BOS yang diterima sekolahnya tidak utuh. Namun keberatan mereka, tidak pernah
digubris. Buktinya, sampai sekarang penyunatan dana BOS itu masih terus terjadi.
Ketika dikonfirmasi kepada Kepala Dinas Pendidikan Kab. Garut Dra. Hj. Euis Tuti,
didampingi salah seorang Kabidnya, Drs. Dede Sutisna mengaku belum mengetahui soal
adanya potongan dana BOS untuk sejumlah sekolah di Garut selatan. Namun, keduanya
berjanji akan mengecek kebenaran informasi itu. Keduanya pun berjanji akan
memberikan teguran jika informasi itu memang benar.
Menurut Agus Sugandhi, ada beberapa sekolah yang melaporkan soal penyunatan dana
BOS, sebut saja sejumlah SD di Bungbulang, Cikelet, Caringin, dan Cisewu. “Daerah
lainnya, seperti Pameungpeuk dan Cisewu, masih akan ditelusuri,” katanya.
Droping buku
Agus menambahkan, hasil temuan lainnya yang juga cukup mengagetkan adalah droping
buku dari Dinas Pendidikan Kab. Garut. Lucunya, droping buku dari Dinas Pendidikan
tersebut, seperti buku LKS masih berdasarkan kurikulum 2004.
Padahal, buku yang digunakan sekarang sudah kurikulum baru. Akibatnya, buku LKS
droping dari Dinas Pendidikan itu banyak menumpuk di sekolah. “Yang juga cukup
menyedihkan, selain bukunya merupakan droping, pembayarannya juga ternyata dipaksa
karena dipotong langsung dari dana BOS,” kata Agus Sugandhi.
Ia juga meminta agar ada pembenahan pencairan dana BOS ke wilayah Garut selatan
yang umumnya berjarak lebih dari 50 km dari Kota Garut. Selama ini, dana BOS itu
diambil dari pihak sekolah di Kantor Pos Kota Garut tidak di kantor kecamatan setempat.
Pengambilan dana BOS di Kota Garut itu tentu membutuhkan biaya tidak sedikit. “Kami
harapkan, pemerintah memikirkan cara terbaik untuk pencairan dana BOS tersebut. Kami
kira, kantor pos setempat juga bisa dimanfaatkan,” katanya.
01/09/2007,
Analisis :
Dana BOS disunat? Hal ini menjadi tanda Tanya besar di benak kami,apa dan
mengapa hal itu bisa terjadi. Dana BOS untuk SD di sejumlah wilayah Garut Selatan
diduga disunat oleh oknum-oknum tertentu,sehingga dana yang diterima setiap
sekolah tidak utuh pada setiap periodenya. Puluhan Kepala SD di Garut Selatan
mengeluh dan telah beberapa kali menyampaikan keberatannya setelah mengetahui
dana BOS yang ditrimanya tidak utuh. Namum keluhan mereka tak pernah di
hiraukan,buktinya sampai sekarang penyunatan dana BOS itu masih
terjadi,kamudian disamping itu terjadi pula droping buku dari Dinas Pendidikan
Kab. Garut,droping buku dari Dinas Pendidikan Kab. Garut seperti buku LKS masih
berdasarkan kurikulum 2004,padahal buku yang digunakan sekarang sudah
kurikulum baru. Akibatnya buku LKS droping dari Dinas Pendidikan banyak
menumpuk di sekolah.
“yang juga cukup menyedihkan,selain buku merupakan droping,pembayarannya
juga ternyata dipaksa karena dipotong langsung dari dana BOS” kata Agus
Sudandhi,SH., SELAKU Sekjen Garut Governance Watch (GGW).
4.1 Kesimpulan
4.4 Saran
Modul Pelatihan Bantuan Operasional Sekolah (BOS), 2009, Dinas Pendidikan Kab.
www.//garutkab.go.id
www.//ahmadheryawan.com
www.//google.com