Professional Documents
Culture Documents
Menyetujui,
Mengetahui,
Ketua Jurusan Ilmu Politik dan Pemerintahan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Hasanuddin
Telah diterima oleh Tim Evaluasi Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Negara Amerika Latin, untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana pada
Hasanuddin.
Menyetujui :
Halaman
BAB I. PENDAHULUAN
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 95
B. Saran ..................................................................................................... 97
vi
ABSTRAKSI
Zulkhair Burhan, E 131 00 019, Dampak Embargo Amerika Serikat terhadap Kuba
dan Implikasinya terhadap Hubungan Amerika Serikat dengan Negara-Negara
Amerika Latin, dibawah bimbingan Muliadi Sukardi sebagai Konsultan I dan M.
Nasir Badu sebagai Konsultan II.
iii
KATA PENGANTAR
Penulisan skripsi ini mengalami begitu banyak kendala dan halangan hingga
terselesaikan. Oleh karena itu, penulis menghaturkan banyak terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah memberi bantuan dan motivasi hingga skripsi ini dapat
dirampungkan.
iv
Elly, traktirannya nantipi nah), dan semuanya yg tak tertera. Maaf tak bisa
jadi ketua himpunan yang baik!
10. Dictator ’03; Anca (I always proud of you), Andika (nantipi sy kasitau
orangnya), Ashadi, Cakke (bisama’ masuk GM to?), Dedy, Ramen, (Dede,
Makmur, bagaimana hasil munasnya?), Mimin, Wawan (lembo ade), Ikko,
Aldi (kpn maen basket lg?), Rio, Rusdin (ko gagah ka?), Asri (Jadilah HMI
sejati), Abi (HI memang perlu diperkenalan!), Isma, Muthe (pintarmi
membaca murid2mu?), Ajeng (Viva Milanisti) , Dala (Eh item, putih2 mako
itu!), Sari (Hidup Jasbog!), Lulu (salamku sama Sukri), Ety (terima kasih
selalu mengingatkan kalo se sdh sarjana), Ika (thanks buburnya), Cucan
(Grew Up!), UQ ( doakan se jadi dosenmu nah)
11. Hackers ’04; Mamet (salamnya murni), Ignas (bagemana kabarnya perbatasan
nunukan?), Andi, Aswin (C-S.IP), Ridho (keep learning!), Awal (Pijatannya
memang heboh), Ijat, Farda dan semuanya yg tak tertera. Terima kasih telah
menjadi teman sekelas di semester-semester akhir.
12. Regime ’05; Radis, Alam, Herwin, Ical, Nino, Pute, Murni, Noe dan
semuanya yang tak tertera. Terima kasih telah emberikan kesempatan untu
menikmati akhir-akhir yang indah menjadi mahasiswa. It’s time to prove
many things!
13. Teman-teman angkatan 2000 Fisip Unhas; Rony, Dodol, Yuli, Mamat, Rini,
Mail, Saprul, Basri, Abi, Piceng, Ridho, Fajar, dll.
14. To All Ex-Crew of Wesabbe D/33; Joy (kapan biskal lagi?), Aziz (tetap
istiqamah yah!), Kasim (I learn much from you ‘n thanks to be my ‘bro),
Bahar (Keep Fighting Man!), Udin (Be a Good Dad!), Mas Dodik (Kalo nikah
saya diundang yah!)
15. Saudaraku Dudi ‘n Edha, kapan kita ketemu lagi sambil cerita pasangan
masing-masing.
16. Seluruh kawan-kawan Pijar Imaji, “thanks for being the part of my long
journey”
17. Seluruh kawan-kawan yang masih tetap teguh dan konsisten di garis massa.
“When Injustice becomes Law, Resistance becomes Duty”.
18. Buat Komradku yang selalu setia menemani dan terus meyakinkan kalau “The
Show Must Go On”.
Dan kepada semua pihak yang belum sempat tersebut namanya.
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berakhirnya perang dingin pada dekade tahun 1990-an menjadi babak baru
bagi tata ekonomi politik internasional. Keruntuhan Uni Soviet dan negara-negara
Eropa Timur yang menjadi simbol kekuatan blok timur yang bertendensi sosialis-
komunis semakin mengukuhkan kekuatan Blok Barat yang diwakili oleh Amerika
sebuah jurnal The National Interest yang berjudul “The End of History” Francis
menjadi pemenang dalam pertarungan antara kedua ideologi yang menjadi arus utama
sebelum runtuhnya tembok Berlin yang menandai kemenangan liberalisme pasar saat
ini.
Apa yang sedang kita saksikan bukanlah akhir Perang Dingin, atau
periode dari sejarah; yakni, titik akhir dari evolusi ideologi umat
manusia dan universalisasi demokrasi liberal Barat sebagai bentuk
final pemerintahan umat manusia.1
tampilnya neo-liberalisme yang diusung oleh para pemikir dan praktisi kanan baru
1
Ian Adams, Ideologi Politik Mutakhir;Konsep, Ragam Kritik, Dan Masa Depannya, Qalam, 2004,
Yogyakarta, Hal. 462
Inggris yang terkenal dengan TINA (There Is No Alternatives).2 Pernyataan tersebut
pada intinya bermaksud untuk memberikan gambaran bahwa saat sekarang ideologi
diarahkan pada kepentingan pasar yang dikuasai tidak hanya oleh negara-negara
Dunia Pertama akan tetapi juga oleh para aktor-aktor baru dalam panggung hubungan
sekutunya dan para pelaku pasar internasional lainnya semakin terlihat dalam upaya
mereka untuk mengarahkan pasar kedalam blok-blok ekonomi baru yang tunduk pada
mekanisme yang telah mereka buat. Dengan kata lain bahwa yang terjadi saat ini
Sejalan dengan hal tersebut pada awal abad 20, Desember 1915, Lenin berpendapat:
“…pada akhir abad 19 dan awal abad 20, pertukaran komoditi telah
menciptakan sebuah internasionalisasi modal, didukung oleh kenaikan
jumlah produksi dalam skala besar, kompetisi bebas akan segera
tergantikan oleh sistem monopoli. Dan tipe bisnis yang terjadi tidak
lagi dalam bentuk kompetisi diantara sesama korporasi dalam sebuah
negara dan antar negara, melainkan dalam bentuk monopoli dari
aliansi antar korporasi yang akan membentuk pasar dunia. Dengan
demikian, dominasi negara akan segera lenyap karena yang telah
2
Bukan Sekedar Anti Globalisasi, The Institute of Global Justice & Wahana Lingkungan Hidup
Indonesia, 2005, hal. ix
2
terbentuk adalah aliansi korporasi antar negara. Inilah era yang
dimaksud dengan globalisasi. “3
yang bertujuan untuk membuka pasar seluas-luasnya bagi kepentingan pemilik modal
dilakukan dengan berbagai metode yang sekali lagi bertujuan untuk membuka akses
ekonomi dan sekaligus menancapkan hegemoni politik pada sebuah negara atau
wilayah. Leo Huberman dan Paul Sweezy, dalam buku mereka ABC Socialism,
mengatakan bahwa salah satu jalan untuk menyelesaikan krisis yang sering menimpa
sistem produksi kapitalisme dan merupakan jalan terampuh dan efektif untuk
membuka akses pasar tak lain dengan perang.5 Dengan perang, kelas pemilik modal
barang di pasar dan menggerakkan ekonomi keluar dari kondisinya yang stagnan.
Tapi, perang tak hanya menghasilkan penghancuran alat produksi, perang juga
menjadi lahan basah kelas kapitalis untuk menghasilkan komoditas baru guna
3
Irfan Rahman, Apakah Sebenarnya Imperialisme Itu?, News Letter Gratis Pijar Imaji, Makassar,
2004, hal. 2
4
Coen Husein Pontoh, Akhir Globalisasi; Dari Perdebatan Teori Menuju Gerakan Massa, Penerbit C-
Books, Jakarta, 2003, hal. 70
5
Ibid, hal. 41
3
mengisi kelangkaan barang di pasar, sehingga terjadi mobilisasi kapital secara besar-
besaran. Perang juga berarti pembagian pasar baru dikalangan kelas pemilik modal,
Selain itu, dengan misinya untuk membuka lebar-lebar pasar di seluruh dunia,
Paketan kebijakan ini kemudian didiktekan kepada negara-negara Dunia Ketiga yang
kehidupan ekonominya yang ambruk akibat perang yang berkepanjangan atau akibat
krisis ekonomi yang sering menimpa sebagian besar negara-negara tersebut. Dan
proses tersebut digagas sedemikian rupa sehingga menjadi resensi atau acuan utama
pembangunannya.
tergantung secara ekonomi kepada negara-negara Dunia Pertama akibat jeratan utang
sosial, deregulasi, privatisasi, dan liberalisasi perdagangan. Selain itu, untuk semakin
memperkuat posisi tawar negara-negara Dunia Pertama dalam pentas politik dalam
negeri dan untuk meyakinkan bahwa paket kebijakan tersebut betul-betul dijalankan
maka dibentuklah pemerintahan boneka yang tunduk pada kepentingan modal asing.
4
Amerika Latin, seperti; Batista di Kuba, Somoza di Nikaragua, Trujillo di Republik
banyak lagi. Pemerintahan boneka tersebut yang kemudian membuka akses seluas-
parlementer. Dan fenomena ini telah terjadi di berbagai negara, tidak kurang
demikianlah yang terjadi di Kuba pada tahun 1959 ketika pemerintahan Fulgencio
Batista yang mengabdi pada kepentingan Amerika Serikat akhirnya harus tumbang
bidang dan berusaha melepaskan diri dari belenggu kapitalisme dibawah kendali
Amerika Serikat. Dan saat ini Kuba merupakan salah satu negara di Amerika Latin
yang bebas dari belenggu ekonomi dan politik Amerika Serikat. Meski demikian
5
sampai saat ini Kuba masih terkena embargo ekonomi yang dikenakan Amerika
Serikat sejak tahun 1960. Embargo ini dilakukan akibat ulah pemerintahan baru pasca
Amerika Serikat dan berbagai kebijakan lain termasuk pembaharuan agraria dan
tentunya kebijakan tersebut sangat merugikan kepentingan modal asing yang telah
lama menguasai aset-aset produktif Kuba. Pasca embargo di tahun 1960-an, Kuba
praktis hanya mendapatkan bantuan ekonomi dari Uni Soviet dan negara-negara
kedalam krisis ekonomi. Dalam beberapa bulan, Kuba kehilangan 4/5 jalur
dan transportasi kapal dari perusahaan minyak Soviet sampai perusahaan makanan
Hongaria yang mengangkut makanan, bahan bakar, bahan baku dan bahan-bahan
krisis. Masa ini oleh rakyat Kuba disebut sebagai “Special Period in a Peace of
Time”. Masa inilah yang menjadi tonggak kemandirian Kuba untuk membangun infra
6
Marce Cameron, The Truth About Cuba, Green Left Weekly, 2005
6
Meski hingga kini Kuba masih terkena sanksi embargo oleh Amerika Serikat,
rakyat Kuba mampu menyediakan bahan pangan yang memadai serta mengalami
kemajuan di bidang pendidikan dan kesehatan. Pendidikan dan kesehatan gratis untuk
rakyat yang diterapkan oleh Kuba, telah memajukan banyak aspek kehidupan mereka.
dan kesehatan.7
for Latin America and The Caribbean (ECLAC), The United Nations Development
Programme (UNDP) dan Cuba's Nacional Institute for Economic Research (INIE)
yang berimbas pada hilangnya pasar ekspor, sumber barang-barang dan keuangan,
harus ditunjang dengan struktur politik yang demokratis. Sistem pemerintahan Kuba
dapat dikatakan sebagai salah satu sistem pemerintahan yang paling demokratis saat
ini. Hal tersebut dikarenakan oleh tingkat partisipasi politik rakyat Kuba yang sangat
7
Ada Apa dengan Kuba, Sebuah Contoh Pemerintahan Rakyat Miskin, Terbitan Seruan Buruh FNPBI,
edisi XIX, hal. 18-19, 2002
8
Cuba Able to Maintain Social Progress during "Special" Period, http://www.eclac.cl, Diakses pada
Tanggal 21-6-2005
7
maksimal. Bentuk partisipasi politik tersebut dibangun melalui organisasi-organisasi
rakyat yang dibentuk dari tingkatan terbawah sampai tingkat yang teratas dalam
keanggotaan yang luar biasa yaitu kira-kira 95 % dari jumlah pemilih potensial
mereka.9
Revolusi yang diraih oleh rakyat Kuba tersebut menciptakan suatu kondisi
baru yang menjamin seluruh rakyat menjalankan peraturan bagi dirinya sendiri, tidak
hanya akses ekonomi, tetapi juga akses politik dan sosial. Hal tersebut yang
politik alternatif yang tidak menghamba pada sistem ekonomi pasar yang eksploitatif
menjadi capaian dari revolusi, Kuba pun harus tetap waspada terhadap upaya negara-
negara yang pro terhadap modal khususnya Amerika Serikat. Hal ini bukan tidak
ekonomi global seperti yang dilakukan dibeberapa kawasan yang lain adalah salah
dari negara-negara yang tidak tunduk pada logika pasar termasuk Kuba.
9
Apakah Kuba Demokratis ? diterjemahkan oleh Mohammad Rozak, http://www.poptel.org.uk/cuba-
solidarity/index.html
8
Setelah kurang lebih empat dekade pasca embargo ekonomi yang
diberlakukan oleh Amerika Serikat, Kuba telah memberikan contoh kepada dunia
maju khususnya Amerika Serikat akan tetapi negara tersebut mampu bertahan dengan
Ketiga. Sehingga apa yang menjadi cita-cita Gerakan Sosial Baru/GSB (New Social
Movement/NSM) yaitu “There Are Many Alternatives” bukanlah suatu hal yang tidak
dapat diwujudkan.
transformasi fundamental dalam kehidupan politik, sosial dan ekonomi Kuba karena
tergulingnya struktur kekuasaan yang mapan. Dan tentunya sedikit banyak juga
diberlakukan Amerika Serikat terhadap Kuba menjadikan negara itu harus secara
mandiri membangun tatanan kehidupan yang baru tanpa intervensi kekuatan politik
manapun. Dalam kondisi demikian Kuba menerapkan pola kebijakan ekonomi politik
9
Upaya untuk mempertahankan dan menjaga revolusi yang telah menjadi
jargon kebijakan politik dalam dan luar negeri Kuba mengharuskan negara tersebut
berhadapan vis a vis dengan salah satu kekuatan politik dominan saat ini yaitu
Amerika Serikat yang terus berusaha untuk menghancurkan kekuatan politik yang
tidak mengabdi pada kepentingan negara adikuasa itu. Selain dengan melancarkan
di Amerika Latin yang selama ini telah menjadi sekutunya melalui pembangunan
blok ekonomi antar negara-negara Amerika yang bermuara pada upaya untuk terus
dan dominasinya di kawasan Amerika Latin dan dalam kaitannya dengan upaya untuk
ekonomi politik Amerika Serikat, maka penulisan ini juga akan membahas tentang
FTAA (Free Trade Area of Americas) sebagai upaya Amerika Serikat untuk
10
C. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN
1. Tujuan penelitian
2. Kegunaan penelitian
dan politik paska embargo Amerika Serikat terhadap Kuba dan implikasinya
b. Diharapkan dapat menjadi sumber informasi ilmiah dan sebagai bahan kajian
Amerika Latin.
D. KERANGKA KONSEPTUAL
seperangkat teori maupun konsep sebagai pijakan dasar untuk memulainya. Tentu
saja teori dan konsep disini harus relevan dengan penelitian yang dilakukan.
Dewasa ini kehidupan ekonomi politik setiap bangsa akan sangat dipengaruhi
oleh konstalasi ekonomi politik global. Hal ini terjadi akibat adanya relasi
antarnegara dalam bingkai sistem ekonomi politik dominan. Hal tersebut merupakan
konsekuensi logis dari proses liberalisasi ekonomi atau sering kita menyebutnya
11
sebagai globalisasi yang memiliki ideologi neoliberalisme. Konsep tentang
neoliberalisme atau juga biasa disebut dengan istilah “kanan baru”10 mengacu pada
maka dibuatlah blok-blok ekonomi yang pada dasarnya bertujuan untuk membuka
upaya antar elit negara dalam hal ini para pemilik modal baik nasional maupun
internasional untuk memperluas atau dalam kerangka proses penetrasi pasar yang
10
Ian Adams, Op.Cit., hal. 325
11
Coen Husein Pontoh, Akhir Globalisasi; Dari Perdebatan Teori Menuju Gerakan Massa, C-BOOKS,
Jakarta, 2003, hal. 36
12
Mansour Fakih, Bebas Dari Neoliberalisme, Insist Press, Jogjakarta, 2003, hal. 54
13
Coen Husein Pontoh, Op.Cit, hal. 70
12
lebih besar cakupannya sehingga kekuasaan-kekuasaan negara-bangsa beralih kepada
blok-blok ekonomi yang telah terbangun baik secara de facto maupun de jure.
Untuk merespon kondisi dalam maupun luar negeri dalam kaitannya dengan
ekonomi politik global, maka sebuah negara atau wilayah harus menentukan garis
kebijakan dalam dan luar negerinya secara jelas dan terarah. Kebijakan tersebut
kepentingan nasional.
14
Ernest B. Haas, The Unity of Europe: Political, Social and Economic Forces 1950-1957, Stanford,
California: Stanford University Press, 1958, hal. 16.
15
Sumpena Prawira Saputra, Politik Luar Negeri Indonesia, Remaja Karya Offset, Jakarta, 1985, hal.
24
13
Kepentingan nasional (national interest) idealnya harus merupakan cerminan
dari kehendak rakyat dari sebuah negara dalam artian sebenarnya. Tidak hanya
menjadi keputusan sepihak dari elit yang mendominasi ruang-ruang ekonomi politik
tanpa membuka space kontrol yang lebih demokratis. Ketika rumusan kepentingan
nasional yang lebih objektif telah disepakati oleh semua elemen rakyat, maka hal
E. DEFINISI OPERASIONAL
2. Yang dimaksud dengan implikasi disini adalah ekses yang ditimbulkan akibat
16
J. Frankel, Hubungan Internasional, ANS Sungguh Barsaudara, Jakarta, 1990, Hal. 55
17
K.J Holsti, Politik Internasional, Kerangka Untuk Analisis, 1983, hal. 171
14
dan Portugis. Namun secara luas juga memasukkan negar-negara merdeka
F. METODE PENELITIAN
1. Tipe Penelitian
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah telaah pustaka, yaitu cara
masalah yang diteliti baik berupa buku, jurnal, dokumen, makalah, laporan,
majalah, surat kabar dan artikel yang berhubungan dengan masalah ini. Data
Makassar;
15
7. Kedutaan Besar Kuba di Jakarta
3. Jenis Data
Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian adalah data sekunder yang
4. Dalam penelitian ini penulis menggunakan data kualitatif, dimana penulis akan
dipaparkan.
5. Metode penulisan
kemudian memaparkan secara khusus pengaruh dari masalah yang terlebih dahulu
digambarkan.
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Neoliberalisme
Konstalasi ekonomi politik global saat ini bukanlah sesuatu yang terjadi dengan
alamiah atau merupakan sesuatu yang terberi. Kondisi yang kemudian memposisikan Utara
dan Selatan dalam posisi yang tidak setara, menciptakan jurang ketidakadilan global antara
negara-negara Dunia Pertama dan negara-negara Dunia Ketiga. Akan tetapi kondisi
tersebut berada dalam satu bingkai sistem yang saat ini telah menjadi acuan dalam sistem
ekonomi politik global yaitu neoliberalisme yang merupakan varian dari sistem
kapitalisme.
Membahas neoliberalisme, akan menjadi sulit jika kita tidak menyinggung apa itu
Liberalisme dengan demikian mempunyai makna yang berbeda dari satu tempat ke
tempat yang lain. Liberalisme asal mulanya merupakan bentuk perjuangan kaum borjuasi
1
Elizabeth Martinez & Arnoldo Garcia, What is “Neoliberalism”?, National Network for Immigrant and
Refugees Rights, Januari, 1997
menghadapi kaum konservatif. Sehingga boleh dikatakan bahwa liberalisme tadinya
merupakan ideologi kaum borjuis kota. Dalam arti luas, liberalisme adalah paham yang
Teori yang kemudian menjadi acuan terhadap doktrin pasar bebas ini lahir pada saat
borjuasi di Inggris pada abad ke-19 berhasil merebut kekuasaan dari tangan bangsawan
penguasa masyarakat feodal yang disimbolkan melalui Revolusi Industri. Doktrin ini
pulalah yang menjadi pengabsah bagi para borjuasi tersebut dalam melapangkan jalannya
untuk menguasai dunia. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Elizabeth Martinez dan
Arnoldo Garcia:
bentuk baru aliran ekonomi liberalisme klasik yang mulanya dibangkitkan oleh ekonom
Inggris Adam Smith dalam karyanya The Wealth of Nations (1776). Adam Smith yang
2
Ibid
18
dianggap beberapa orang sebagai bapak kapitalisme pasar bebas, menganjurkan bahwa
untuk mencapai efisiensi maksimum, semua bentuk campur tangan pemerintah dalam
masalah ekonomi sebaiknya ditanggalkan, dan seharusnya tak ada pembatasan atau tarif
dalam manufaktur serta perdagangan satu bangsa agar bangsa tersebut bisa berkembang.
krisis yang inheren dalam tubuh kapitalisme yang secara historis terjadi secara periodik.
Karl Marx dan Friedrich Engels dalam Manifesto Komunis berpendapat bahwa:
krisis tersebut. Lahirnya liberalisme pun merupakan evolusi dalam sistem kapitalisme untuk
3
Karl Marx dan Friedrich Engels, The Manifesto of Communist Party 1848,
http://www.anu.edu.au/polsci/marx/classics/manifesto.html
4
David Yaffe, et.al., Mcglobal gombal Globalisasi dalam Perspektif Sosialis, Cubuc, Jakarta, 2001, hal. 2
19
Akan tetapi sejarah liberalisme pasar ala Adam Smith pun harus berujung pada
krisis ekonomi. Mengapa? Dipandu oleh doktrin liberal, komoditas diproduksi tidak untuk
memenuhi kebutuhan pasar yang abstrak. Akibatnya jumlah komoditas yang diproduksi
menjadi tak terbatas jumlahnya, tergantung pada fluktuasi (naik turunnya) permintaan pasar
yang tidak bisa diramalkan sehingga terjadi produksi massal. Tapi, bagaimana memasarkan
produksi massal itu? Inilah yang tak sanggup dipecahkan oleh sistem kapitalisme, sehingga
menyebabkan terjadinya stagnasi ekonomi. Kondisi stagnan ini bisa dipecahkan dengan
jalan memotong upah buruh bahkan melakukan pemecatan. Tapi jika gerakan buruh kuat,
satu-atunya jalan yang harus ditempuh oleh kaum kapitalis adalah memperebutkan pasar
dan membagi paar dunia dikalangan mereka. Perebutan pasar dunia itulah yang memicu
pecahnya Perang Dunia I ditahun 1918. Dengan perang pasar dikavling-kavling oleh
liberalisme pasar terus berjalan tanpa kendali sehingga Perang Dunia I tak sanggup
mengatasi krisis kelebihan produksi itu, yang akhirnya meledak dalam wujud Depresi Besar
(Great Depression) pada dekade 1930-an. Disaat malaise itu, keadaan ekonomi mengalami
kontraksi (pengetatan) yang sangat hebat di semua sektor (pertanian dan industri) sehingga
20
Karena “Depresi Besar” pada tahun 1930-an tersebut, seorang ekonom, John
Maynard Keynes, menganjurkan bahwa regulasi dan campur tangan pemerintah sebenarnya
dibutuhkan untuk memberi keadilan yang lebih besar dalam pembangunan. Selain itu, tugas
Keynes edalah bagaimana memacu kembali dinamika kapitalisme tanpa memotong sepeser
pun keuntungan kelas pemilik modal. Keynes berteori, liberalisme bukanlah cara terbaik
pengangguran) adalah hal yang mutlak perlu untuk pertumbuhan kapitalisme. Dalam
bukunya yang terkenal ditahun 1926, berjudul The End of Laissez Faire, Keynes
mengatakan,
Keadaan tanpa pengangguran hanya bisa dicapai jika negara dan bank sentral
negara tidak hanya diharapkan menjaga ketertiban umum berdasarkan perangkat hukum,
pemberantasan kemiskinan dan ketimpangan sosial, tetapi juga secara aktif terlibat
langsung dalam investasi di bidang perhotelan dan barang-barang konsumsi seperti tekstil,
5
Bonnie Setiawan, Menggugat Globalisasi, INFID & IGJ, Jakarta, 2001, hal. 2
21
lapangan kerja guna menghambat pelarian modal-modal ke luar negari dan
memperketat kontrol terhadap pertukaran mata uang.6
Jadi, dalam konsepsi Keynes, negara tidak hanya menjadi parasit tapi investor
sekaligus. Dengan campur tangan negara, diasumsikan sirkulasi ekonomi kembali bergerak
keluar dari jebakan krisis. Kepercayaan bahwa negara harus memajukan kesejahteraan
Roosevelt, untuk membuat program New Deal di tahun 1935, program yang ditujukan
secara massal. Pada musim dingin 1933-1934 saja sudah 4 juta orang bisa mendapat
belanja defisit dan Social Security Act of 1935. Apa yang dilakukan oleh Roosevelt dengan
monopolistik dan dominasi modal uang, ekonomi kapitalis membutuhkan intervensi negara,
bila hanya mengandalkan mekanisme pasar semata, maka ia akan hancur. Hanya negara
Karena krisis tahun 1930-an itu dipicu oleh kelebihan produksi, maka salah satu
wujud intervensi negara adalah membuka pasar negara lain bagi produksi komoditas negara
industri maju jalan terampuh dan efektif untuk membuka pasar tak lain dengan perang.
6
Doug Lorimer, Welfare Capitalism and Neoliberal Globalization,
http://jinx.sistm.unsw.edu.au/greenleft/2000/397/397p16.htm.
22
Persis, seperti yang dikatakan Keynes dalam tulisannya The General Theory of
Employment, Interest, and Money bahwa perang telah menjadi satu-satunya bentuk
pembelanjaan dalam skala besar (berbentuk hutang pemerintah) yang harus disetujui,
Pasca Perang Dunia II, pertumbuhan ekonomi sangat luar biasa. Periode
kesejahteraan dan berkembangnya pertumbuhan ekonomi ssat itu. Meski demikian kondisi
ini tidak terjadi akibat pengadopsian kebijakan Keynesian akan tetapi restorasi tingkat
massif
ekonomi yang begitu mengagumkan saat itu juga tak bertahan lama. Menjelang akhir tahun
1960-an dan dekade 1970-an kapitalisme kembali jatuh dalam krisis. Tingkat pertumbuhan
dan investasi mulai jatuh di awal masa tersebut (sampai setengah dari tingkat sebelumnya).
7
Koran Pembebasan Partai Rakyat Demokratik, Kejahatan Badan-Badan Keuangan/ Perdagangan Dunia
dan Agen-Agen Lokalnya, 2002, hal. 3
8
Ibid
23
Pengangguran merajalela, sementara eksploitasi terhadap sumber-sumber daya semakin tak
terkendali.9
Krisis kelebihan produksi secara periodik terjadi kembali. Diawali pada tahun 1973-
1975 dengan indikasi stagnasi panjang dan pertumbuhan ekonomi yang lambat. Ukuran
Pertumbuhan produktivitas kerja AS, misalnya, selama 25 tahun belakangan adalah rata-
rata 1 % per tahun, padahal 25 tahun sebelumnya rata-rata 2 %. Indikasi lain bahwa resesi
makin dalam adalah statistik ekonomi dunia. Antara 1970-1990 rata-rata pertumbuhan
ekonomi sebesar 3,5 %. Selama dasawarsa 70-an ada 8 tahun pertumbuhan di atas rata-rata
tersebut dan 2 tahun di bawah rata-rata, selama dasawarsa 80-an ada 5 tahun di atas rata-
Berbeda dengan krisis 1930-an, yang dianggap lahir karena pendewaan terhadap
pasar, krisis kali ini dianggap sebagai akibat intervensi negara terhadap pasar. Keynesian
dipersalahkan, karena intervensi negara telah menyebabkan kelas kapitalis gagal dalam
9
Samir Amin, Ekonomi Politik Abad ke-20, Bulletin Diponegoro 74, No. 9/2001, hlm. 42
10
LINKS, No. 12, Mei-Agustus, 1999
24
dan berkesinambungan. Kenyataannya, pertumbuhan ekonomi tinggi pasca-
malaise terjadi karena dikobarkannya Perang Dunia II yang dimenangkan
oleh negara-negara imperialis. Dengan kualitas hasil pertumbuhan ekonomi
yang dicapai diatas bangkai jutaan manusia itu, negara-negara imperialis
sanggup memberikan kesejahteraan kepada rakyatnya. Kedua, pertumbuhan
tinggi hanya bisa terjadi jika kebebasan pasar dan upah buruh murah. Disini
letak kegagalan teori Keynes, karena ia menderita kontradiksi didalam
dirinya sendiri. Di satu sisi ia menganjurkan intervensi negara secara aktif
dalam pasar, tapi disisi lain, intervensi itu menyebabkan pasar terdistorsi
sehingga momentum pertumbuhan ekonomi, sebagai sumber pendapatan
negara dalam negara kesejahteraan, mengalami perlambatan. Bagaimana
mungkin mewujudkan distribusi kemakmuran tanpa menggerogoti
keuntungan kelas kapitalis?.11
Cara-cara Keynes hanya akan mendorong suatu inflasi harga barang-barang dan
jasa-jasa saja bila para investor yang menguasai bisnis (oligarki finasial) tidak bisa
memperluas pasar bagi peningkatan produksinya. Selama Depresi Besar tersebut tak ada
perluasan pasar seperti yang diharapkan, itulah mengapa keampuhan kebijakan Keynesian
sangat terbatas.
Krisis yang terjadi pada dekade 1970-an menjadi babak akhir dari sistem Keynesian
neoliberalisme.
11
Coen Husain Pontoh, Op.Cit., Hal. 48-49
12
Dr. Mansour Fakih, Op.Cit., hal. 54
25
Untuk mewujudkan pasar bebas dan memberikan solusi atas krisis yang sering
Adapun poin-poin utama neoliberalisme menurut Elizabeth Martinez dan Arnoldo Garcia
antara lain:
1. Hukum pasar, kebebasan bagi modal, barang dan jasa, sehingga pasar bisa
mendistribusikan kekayaan. Juga mencakup upaya agar tenaga kerja tak diwakili
sendiri.
Sama halnya juga dengan Richard Robinson yang meringkas prinsip-prinsip utama
26
1. Pertumbuhan ekonomi berkelanjutan sebagai cara untuk memajukan manusia.
2. Pasar bebas tanpa “campur tangan” pemerintah adalah yang paling ampuh dan
dan kontrak.14
Agar tujuan tersebut bisa dipenuhi maka berbagai kontrol harus disingkirkan. Atau
satu-satunya jalan untuk memaksimalkan itu semua adalah dengan menanggalkan berbagai
1. tarif
2. peraturan-peraturan
14
Richard Robinson, Global Problems and the Culture of Capitalism, Allyn Bacon, 1999, hal. 100
15
Anup Shah, Kepentingan Utama Globalisasi, The Institute of Global Justice & Lembaga Pembebasan,
Media Dan Ilmu Sosial, Jakarta, 2004. Hal. 18-19
27
Dalam Manifesto Partai Komunis, Karl Marx dan Friedrich Engels menjelaskan
bahwa kapitalisme tidak dapat hidup dalam satu negeri. Hanya dengan berada dimana-mana
perekonomian yang baru ini bisa eksis, tapi, berbeda dengan perspektif Adam Smith, yang
percaya bahwa keberadaan borjuasi dimana-mana itu hanya mungkin jika hadir sitem pasar
bebas, Marx justru berpendapat watak universal dari kapitalisme adalah sebuah
Borjuasi, dengan perbaikan cepat dari segala alat produksi, dengan semakin
mudahnya kesempatan untuk menggunakan alat-alat perhubungan, menarik
segala bangsa, sampai yang paling biadab pun, ke dalam peradaban. Harga-
harga murah dari barang dagangannya merupakan artileri berat yang
dengannya ia memporakporandakan tembok-tembok Tiongkok, yang
dengannya ia menaklukkan kebencian berkepala batu dari kaum biadab
terhadap orang-orang asing. Ia memaksa semua bangsa, dengan ancaman
akan musnah, cara produksi borjuis; ia memaksa mereka mengemukakan
apa yang disebutnya peradaban itu ke tengah-tengah lingkungan mereka,
yaitu supaya mereka sendiri menjadi borjuis. Pendek kata, ia menciptakan
suatu dunia menurut bayangannya sendiri.16
yang diformulasikan Smith. Pasar bebas tak pernah benar-benar ada, karena sesungguhnya
persaingan bebas itu mendapat penegasan dari Lenin. Ketika menganalisis perkembangan
16
Ibid
17
Walter S. Jones, Logika Hubungan Internasional kekuasaan, Ekonomi Politik Internasional dan Tatanan
Dunia 2, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1993, hal. 249
28
Persaingan telah berubah menjadi monopoli. Akibatnya terjadi kemajuan
yang luar biasa dalam sosialisasi produksi, khususnya, proses penemuan
teknis dan perbaikan. Ini adalah suatu hal yang sama sekali berbeda dengan
persaingan bebas masa lalu antar kelompok pengusahayang terpencar-
pencar, yang tidak berhubungan sama sekali, dan berproduksi untuk pasar
yang tidak dikenal. Konsentrasi telah menjadi titik dimana ia mampu
membuat perkiraan yang mendekati kebenaran akan sumber bahan mentah,
sebuah negeri dan malahan beberapa negeri dan dunia.18
Menurut Lenin bahwa ciri mendasar dari kapitalisme adalah adanya perdagangan bebas.
Sedangkan ciri mendasar dari imperialisme adalah adalah monopoli.20 Atau dalam bahasa
Alexander Kulikov bahwa monopoli kekuasaan ekonomi adalah basis dari imperialisme.21
Perbedaan ini tidak lantas menggiring kita pada kesimpulan, monopoli adalah bentuk
menyimpang dari kapitalisme. Justru sebaliknya, monopoli adalah hasil dari persaingan
dan gilirannya, pada suatu tingkat perkembangan tertentu, menjurus kearah monopoli.22
18
Vladimir Ilych Ulyanov (Lenin), Imperialism, The Highest Stage of Capitalism, http://www.marxist.org.
19
Ibid
20
Ibid
21
Alexander Kulikov, Political Economy, Progres Publishers, Moskwa, 1986, hal. 78
22
Ibid
29
Dari sini kita akan membahas tentang dominasi perusahaan multinasional MNCs)
dan transnasional (TNCs) yang menjadi aktor pokok dalam neoliberalisme. Lenin
menjelaskan bahwa akibat monopoli, perusahaan yang besar akan menjadi semakin besar
karena tidak saja mampu memaksimalkan profit tapi juga karena mencaplok perusahaan-
perusahaan kecil yang tidak efisien. Kulikov mencontohkan pada awal abad ke-20, terdapat
lebih dari 1.600 perusahaan di Amerika Serikat yang bergerak di bidang industri otomotif,
tapi dalam perkembangannya, pada awal 1980-an, tinggal tersisa empat perusahaan. Tiga
diantaranya, General Motors, Ford, dan Chrysler, saat ini menguasai 97,8 persen seluruh
produksi otomotif dalam negeri. Demikian juga dengan industri minyak di dunia kapitalis
ini dikuasai oleh tujuh perusahaan monopoli, dengan dua yang terbesar yakni, US Exxon
industri dan perbankan, tapi juga pertanian, konstruksi, transportasi, pertahanan keamanan,
komunikasi, serta perdagangan dan jasa. Lebih dari itu, kaum monopolis juga mendikte
kehidupan sosial, melalui media televisi, radio, dan koran. Mereka telah berkembang biak
menjadi apa yang disebut Gustav Hilferding, ekonom sosialis Austria, sebagai finance
capital yakni,
Suatu bagian yang senantiasa membesar dari kapital di dalam industri, tidak
lagi menjadi milik kaum industrialis yang menggunakannya. Mereka dapat
memanfaatkannya hanya melalui perantara perbankan, yang dalam kaitan
dengan mereka, mewakili pemilik kapital. Dipihak lain, bank terpaksa harus
menaruh bagian yang makin besardari kapitalnya, ke dalam industri. Dengan
23
Ibid. Hal. 79
30
demikian, dalam derajat yang makin meningkat, bankir berubah menjadi
kapitalis industri. Kapital bank ini, yaitu kapital dalam bentuk uang, yang
kemudian hakikatnya berubah menjadi kapital industri, saya sebut finance
capital. Jadi, finance capital adalah kapital yang dikuasai oleh bank-bank
dan digunakan oleh industrialis-industrialis.24
itu tidak akan berarti apa-apa, jika kita tidak memahami wataknya yang monopolistis.
Disini, ia bicara soal finance oligarchy. Yakni, konsentrasi finance capital di tangan
surat-surat berharga, dan pinjaman-pinjaman negara. Seluruh aktivitas ekonomi ini pada
masyarakat.
Kulikov menyatakan, pada saat sekarang ini, contoh terbaik dari finance oligarchy
itu adalah Rockfellers, Morgans, Du Ponts, Gianninis, Fords, Mellons dan Hunts di
Amerika Serikat. Di Inggris kita mengenal Rotschilds, lazards, Barings, dan Schroeders,
atau Flicks, Hoeschs, dan Hanils di Jerman.25 Pasca Perang Dunia II, finance oligarchy juga
mewujud dengan kekuasaan yang sangat besar, seperti IMF, Bank Dunia, dan WTO.
jangkauannya yang mendunia, para pebisnis dan ekonom zaman ini percaya hanya
24
Ibid
25
Ibid, Hal. 82
31
perusahaan-perusahaan multinasional yang mampu mendefinisikan dua kebutuhan dasar
dari aktivitas ekonomi saat ini; pertama, pertumbuhan aset-aset; dan kedua, pertumbuhan
adalah adalah sebuah pasar bebas yang besar:hubungan sosial diartikan sebagai hubungan
antara penjual dan pembeli, sehingga seluruh aktivitas manusia disederhanakan menjadi
dari Board of Directors dan hief Executive Officer menjangkau kebawah hingga kelapisan
buruh yang paling rendah. Dengan demikian, kedudukan seseorang dalam hierarki
transnasional berbasis pada kepemilikannya yang monopolis atas kapital sebagai akibat
perkembangan maju kapitalisme. Dimana ekspor barang yang merupakan ciri khas
kapitalisme lama, sudah digantikan oleh ekspor kapital yang merupakan ciri khas
kapitalisme baru.
Meningkatnya ekspor kapital adalah konsekuensi logis dari finance capital. Akibat
hingga mencapai ukuran raksasa, yang terbukti tidak dapat ditampung oleh pasar domestik
yang semakin sempit. Jika situasi ini dipertahankan, akumulasi kapital yang berlebih itu
akan memicu terjadinya krisis ekonomi sehingga kebutuhan untuk ekspor kapital menjadi
32
tak terelakkan. Itu sebabnya, ekspor kapital oleh Kulikov disebutnya sebagai metode yang
efektif bagi ekspansi kekuasaan monopolis dan untuk meningkatkan porsi keuntungan
mereka.26
melaksanakan tiga hal yaitu: menjamin kebebasan berinvestasi, kebebasan aliran modal,
menjamin terjadinya perdagangan bebas terhadap semua barang dan jasa termasuk hak atas
Hal tersebut sejalan dengan yang dibahasakan oleh William I Robonson bahwa:
33
Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum) yang membangun strategi-
strategi untuk mempertahankan dan mereproduksi sistem, sertamengawasi
keseluruhan operasi.27
dikalangan mereka sendiri. Pembagian dunia itu, kadang terjadi dalam wujud perang
militer, seperti Perang Dunia Pertama dan Kedua dan perang-perang kecil lainnya. Bentuk
lain dari pembagian dunia itu adalah perang ekonomi, seperti adanya kelompok G7 dan
kepentingan kaum kapitalis. Dari sini, fenomena munculnya regionalisme ekonomi harus
Fenomena munculnya tren regionalisasi menjadi arena baru bagi penganut pasar
bebas. Hal tersebut dapat dilihat pada klausa-klausa yang telah disepakatioleh masing-
organisasi atau rezim internasional yang berfungsi sebagai surveillance system. Untuk
Tiga institusi yang terpenting tersebut adalah IMF, WTO, dan Bank Dunia.
27
William I. Robinson, Neoliberalisme, Elit Global, dan Transisi Guatemala:Seuah Analisis
Makrostruktural, C-Books, Jakarta, 2003, Hal. 3
34
Kebutuhan utama didirikannya lembaga-lembaga keuangan internasional ini, lebih
sektor swasta. Seperti dikemukakan oleh Michael Camdessus, dalam papernya, “Reflection
on the IMF and Internasional Monetary System”, bahwa gagasan utama pembentukan IMF
internasional.28
Fokus kerja Bank Dunia adalah “membantu pembangunan dan rekonstruksi teritori
para anggota dengan memfasilitasi investasi kapital untuk tujuan produksi”. Bidang
garapnya, misalnya, pembangunan jalan-jalan kereta api, jalan raya, jembatan, pelabuhan
dan infrastruktur lainnya, yakni kegiatan ekonomi yang tidak menguntungkan jika
Dalam bingkai itu, IMF didirikan untuk melicinkan jalan bagi perdgangan dunia
melalui pengurangan pembatasan lalu lintas devisa dan penggunaan dana-dana cadangan
pemberian dana-dana ini ditujukan agar seluruh negara memperoleh keuntungan dari pasar
dunia, khusunya negara-negara induk imperialis seperti Amerika Serikat dan Inggris.
28
Rizal Ramli, Malpraktek dan Mitos IMF di Indonesia, Makalah yang disampaikan dalam seminar yang
dilakukan oleh Aliansi Anti IMF (ANTI) di Jakarta, 2002
35
Dalam kaitannya dengan pelaksanaan program di Bank Dunia dan IMF ini, maka
bebas; (b) Devaluasi; (c) Kebijakan moneter dan fiskal dalam bentuk:
peningkatan pajak, kenaikan harga public utilities, dan penekanan untuk tidak
atau diminimumkan karena dianggap telah mendistorsi pasar; (b) privatisasi yang
masuk investasi asing dengan fasilitas-fasilitas yang lebih luas dan longgar.
menghadapi krisis ekonomi akibat anjloknya nilai tukar mata uang terhadap
dollar AS, yang merupakan gabungan dua paket di atas ditambah tuntutan-
tuntutan spesifik.29
“demokrasi”, atau lebih tepat disebut poliarki. Sebuah sistem yang merujuk pada adanya
29
Sritua Arif, Teori Dan Kebijaksanaan Pembangunan, CIDES, 1998, hal. 360-367
36
sekelompok kecil yang benar-benar memiliki kekuasaan dan terlibat langsung dalam
mereka yang bersaing dalam sistem pemilihan umum yang diawasi secara ketat. Tipe
“demokrasi pura-pura” ini sama sekali tidak melibatkan kekuasaan dari massa rakyat,
kekuasaannya berakhir setelah kelompok elit yang berkuasa dan menyebabkan semakin
Negara Dunia Ketiga semenjak tahun 1970-an sampai 1980-an, dalam konteks
neoliberalisasi, ternyata diselesaikan oleh transisi poliarkis. Dari transisi kita membongkar
politik. Dominasi ini dilakukan dari cara-cara yang paling memaksa (koersif) dengan
bantuan rezim diktator hingga cara-cara konsensus dengan kelompok poliarkis. Taruhan
dari pentaan sosial seperti ini apalagi ditunjang dengan kemunculan kekuasaan kapitalis
Desakan yang sangat kuat dari dalam untuk melakukan demokratisasi yang lebih
serius, ditambah elit-elit transnasional yang memiliki kekuatan struktural ekonomi global
dan pengaruh politik ideologis yang besar didalamnya, sering membuat negara, seperti
Amerika Serikat, melakukan intervensi politik bahkan militer secara langsung untuk
37
B. Konsep Kebijakan Politik Luar Negeri
oleh politik luar negeri negara tersebut. Politik luar negeri tersebut merupakan
kebijakasanaan suatu negara untuk mengatur hubungan luar negeri. Ia merupakan bagian
dari keijaksanaan nasional negara tersebut dan semata-mata dimaksudkan untuk mengabdi
kepada tujuan-tujuan yang telah ditetapkan untuk kurun waktu yang sedang dihadapi, dan
hal tersebut lazimnya diseut kepentingan naional. Tujuan politik luar negeri adalah
keadaan negara di masa mendatang dan kondisi masa depan yang diinginkan.
Dalam pelaksanaan tentang politik luar negeri terdapat tiga determinan yang harus
diperhatikan. Pertama adalah kepentingan nasional, dimana politik luar negeri adalah
pencerminan dari kepentingan nasional suatu negara terhadap lingkungan luarnya. Politik
luar negeri sebagai pencerminan dari kepentingan nasional dikemukakan oleh J. Frankel :
30
Sumpena Prawira Saputra, Politik Luar Negeri Indonesia, Remaja Karya Offset, Jakarta, 1985, hal. 24
38
Politik luar negeri merupakan pencerminan dari kepentingan nasional yang
ditujukan ke luar negeri, yang tidak terpisah dari keseluruhan tujuan
nasional, dan tetap merupakan komponen atau unsur dari kondisi dalam
negeri.31
Yang perlu diperhatikan dalam keterkaitan kepentingan nasional dan politik luar negeri
adalah bahwa pelaksanaan politik luar negeri tersebut semaksimal mungkin dapat
menguntungkan bagi kepentingan nasional, baik diukur dari kepentingan keselamatan dan
nasional.
Determinan kedua yang berhubungan dengan politik luar negeri dan politik
dimiliki suatu bangsa, baik secara aktual maupun bersifat potensial. Dengan
kemampuannya, segenap daya bangsa baik yang manifest maupun latent yang meliputi
segala sumber daya yang yang melekat pada bangsa yang bersangkutan.
Strategi politik luar negeri adalah output. Sedangakan input berasal dari
kondisi-kondisi lingkungan ekstern dan dan intern yang dikonversi menjadi
input, melalui proses pemahaman situasi yang dikaitkan dengan penentuan
tujuan yang akan dicapai, mobilisasi untuk mencapai tujuan tersebut dan
upaya-upaya nyata dalam merealisasikan tujuan yang sudah ditetapkan.32
(means) untuk pencapaiannya. Komitmen dan rencana tindakan ini dapat ditelaah dari
31
J. Frankel, Hubungan Internasional, ANS Sungguh Barsaudara, Jakarta, 1990, Hal. 55
32
K.J. Holsti, Politik Internasional:Kerangka Analisis Pedoman Ilmu, Jakarta, 1987, Hal. 88
39
kondisi riil dan situasi nyata yang sedang berlangsung, sehinnga dapat lebih mudah diamati
dan dianalisa.
Determinan ketiga adalah kondisi internasional dengan sifatny yang dinamis. Setiap
negara merumuskan kebijaksanaan politik luar negeri,tetapi tidak akan mungkin mengatur
dan menetapkan proses dinamika internasional sebagai akibat dari interaksi yang terus
Politik luar negeri berhubungan dengan semua usaha dari sistem politik
nasional untuk beradaptasi dengan lingkungan geopolitiknya dan untuk
menetapkan tindakan pengendaliaan terhadap lingkungannya agar dapat
memenuhi nilai-nilai (goal values) yang terdapat dalam sistemnya.33
Sufri Yusuf memberikan sebuah definisi standar menyatakan bahwa politik luar
negeri itu adalah politik untuk mencapai tujuan nasional dengan menggunakan segala
kekuasaan dan kemampuan yang ada.34 Karena situasi dan kondisi dunia yang tidak statis,
tetapi mengalami dinamika yang terus berkembang, maka kebijaksanaan politik suatu
negara selalu mengalami penyusunan atau mengalami penyesuaian dengan kondisi politik
luar negeri, karena politik luar negeri merupakan perpanjangan tangan dari politik dalam
negeri. Oleh sebab itu, kebijaksanaan politik luar negeri sangat ditentukan oleh kondisi
obyektif politik dalam negeri. Apa yang dirumuskan pada politik dalam negeri, akan
menjadi acuan untuk perumusan politik luar negeri yang ditujukan pada dunia
internasional.
33
Ibid, Hal. 133
34
Sufri Yusuf, Hubungan Internasional dan Politik Luar Negeri, Sebuah Analisis Teoritis dan Uraian
Pelaksanaannya, Pustaka Sinar, Jakarta, 1989, Hal.110
40
Politik luar negeri sebagai topik kajian ilmiah merupakan suatu bidang studi yang
kompleks dan luas yang mencakup tidak kurang dari kehidupan intern dan kebutuhan
ekstern dari sekelompok besar masyarakat dan berusaha memelihara identitas geografis,
hukum, dan sosial sebagai negara bangsa (nation state). Politik luar negeri merupakan
sintesa dari tujuan masyarakat (national interest) dan saran yang berupa kekuasaan dan
Definisi standar dari politik luar negeri diturunkan dari unsur-unsur yang sangat
fundamen, dimana politik luar negeri terdiri dari dua elemen utama, yakni tujuan nasional
yang akan dicapai dan sumber daya untuk mencapainya. Theodore A. Columbus
merupakan subyek keahlian sebagai negara yang abadi. Dalam unsur-unsurnya, politik luar
hubungan internasional yang tak lain adalah forum interaksi masyarakat internasional.
berbagai cara yang bervariasi antara satu negar dengan negara lain, yang drefleksikan
antara lain melalui perumusan kebijaksanaan politik luar negeri. Hal ini dipertegas oleh
35
Theodore A. Coulombis, International Relations:Powers and Justice, Terjemahan, Drs. Marsedes Marbun,
CV. Abardin, 1990, Hal. 125
41
Kebijakan, sikap atau tindakan suatu negara merupakan output politik luar
negeri dengan berlandaskan pemikiran serta pola tindakan yang disusun oleh
para pembuat keputusan untuk; (1) menanggulangi permasalahan, dan (2)
mengusahakan perubahan dalam lingkungan internasional.36
Disparitas antara pernyataan-pernyataan tentang nilai dan prinsip yang dianut oleh
satu pihak dengan kepentingan politik praktis di pihak lain memang kadang terjadi dalam
pengambilan keputusan atau tindakan politik luar negeri. Merujuk pada pendapat Frankel
nilai yang hendak ditegakkan oleh bangsa.37 Terhadap nilai tersrsebut Dr. Budiono
berpendapat bahwa apabila dirumuskan akan mencerminkan pandangan hidup dari suatu
bangsa, dan pandangan hidup tersebut baru menjadi relevan bagi politik luar negeri setelah
Definisi politik luar negeri yang menekankan pada strategi dikemukakan oleh Jack
Politik luar negeri merupakan strategi atau rencana yang dibentuk oleh para
pembuat keputusan suatu negara dalam menghadapi negara lain atau unti
politik internasional lainnya dan dikendalikan untuk mencapai tujuan
nasional spesifik yang dituangkan dalam terminologi kepentingan nasional.39
36
K.J. Holsti, Op.Cit. Hal. 131
37
J. Frankel, Op.Cit., Hal. 56
38
Budiono Kusumuhamidjojo, Hubungan Internasional:Kerangka Studi Analisis, Bina Cipta, Jakarta, 1987,
Hal. 35
39
Roy Olton dan Jack C. Plano, Kamus Hubungan Internasional, Terjemahan, Wawan, CV. Aardin,
Bandung, 1990, Hal. 5
42
Pendapat tersebut diperkuat oleh Moechtar Mas’oed yang memberikan dasar bagi
1. Prilaku politik luar negeri suatu negara pasti diarahkan untuk mencapai satu atau
negaranya.
40
Moechtar Mas’oed, Ilmu Hubungan Internasional:Disiplin dan Metodologi, PT. Pustaka LP3S, Jakarta,
1994, hal. 90
43
BAB III
GAMBARAN UMUM
Letak geografis Kuba sangat menentukan sejarah politik dan sosial ekonomi
negara tersebut. Tidak ada satu entitas politik yang lain di belahan bumi bagian Barat
yang sedinamis Kuba, dan tak ada negara yang telah berulang kali mengubah status
negara mulai dari kolonial, republik sampai sosialis paling tidak pada seratus tahun
terakhir. Daratan yang terluas dan yang paling barat dari Kepulauan Antilles, Kuba
secara terpusat berlokasi diantara Utara dan Selatan Amerika, dan sebagai gerbang
Laut Karibia. Selama beratus-ratus tahun, posisinya yang strategis, kekayaan lahan,
asing, yang pertama Spanyol, Amerika Serikat, dan kemudian Uni Soviet.1
Kuba berada pada 90 mil sebelah selatan dari pulau-pulau rendah di Barat,
dan terletak di pintu masuk Teluk Mexico antara Florida dan Amerika Tengah. Kuba
adalah pulau terluas di Hindia Barat. Secara geografis Kuba memiliki kondisi yang
berbeda, mayoritas daratan di Kuba adalah dataran rendah, dan dikelilingi oleh
perbukitan. Ujung Timur pulau tersebut adalah pegunungan. Bagian Selatan pulau
sangat datar dan sering terkena tsunami yang didahului dengan angin topan. Puncak
tertinggi Kuba adalah Pico Turquino di bagian Selatan pulau dengan ketinggian 6560
kaki.2
1
Microsoft Encarta, Cuban History
2
Brief History of Cuba, www.thehistoryofcuba.com
Penduduk pertama Kuba adalah suku Ciboney yang tiba melalui jalan laut,
mengikuti angin pasat menuju ke barat dari pantai Venezuela sepanjang daratan
Karibia. Arawakan adalah suku selanjutnya mendarat di pulau ini dengan dua
gelombang. Dimulai dengan sub-Tainos yang tiba sekitar 900 tahun masehi, secara
yang kedua, Suku Tainos, didesak ke arah timur lokasi pantai Kuba yang
bersebelahan dengan pulau Hispaniola pada abad ke-15, sesaat sebelum penaklukan
oleh Spanyol.3
1492, jumlah populasi suku asli Kuba kurang lebih 112.000, dengan 92.000 sub-
Tainos, 10.000 Tainos, dan 10.000 Ciboney. Colombus mengklaim pulau tersebut
dikuasai Spanyol, bangsa yang telah mendukung perjalanannya. Pada tahun 1508
Sebastian de Ocampo membuat peta keseluruhan garis pantai dan menentukan bahwa
Sejak tahun 1500-an , Kuba telah menjadi daerah jajahan Spanyol. Hal ini
dapat dilihat dengan upaya untuk menyingkirkan suku-suku asli yang telah lama
menetap di Kuba.
3
Microsoft Encarta, Op.Cit.
4
Ibid
5
Eric R. Wolf, Perang Petani, INSIST Press, Yogyakarta, 2004, hal. 132
45
Selain itu, karena letaknya yang strategis Spanyol membangun pelabuhan-
Gula adalah produk andalan dari negara ini dan kemudian menjadi incaran
dari negara-negara kolonial. Pada tahun 1740, Kuba menghasilkan keuntungan yang
besar dari produkasi gula. Akan tetapi, keuntungan tersebut hanya dinikmati oleh
segelintir elit Spanyol yang memonopoli produksi gula Kuba. Monopoli tersebut
terjadi akibat lahan serta pabrik penyulingan tebu yang tadinya dimiliki oleh para
benua Afrika yang menggantikan para penduduk asli yang terus berkurang akibat
penindasan yang dilakukan oleh Spanyol. Selama abad ke-19, perbudakan menjadi
6
Ibid, hal. 132
46
Sistem perbudakan yang dilakukan oleh Spanyol semakin menampakkan
watak aslinya sebagai penjajah dan hal tersebut memicu perlawanan tidak hanya dari
para budak yang kemudian melarikan diri dan mengorganisir warga berkulit hitam
akan tetapi perlawanan juga muncul dari para petani yang hak-haknya dirampas oleh
Spanyol.
ras dan sosial ekonomi. Pada tahun 1868, Carlos Manuel de Cespedes, mengoarkan
sebuah pemberontakan yang kemudian dikenal dengan Perang Sepuluh Tahun. Pada
tahun 1895, Jose Marti bersama Partai Revolusioner Kuba (PRC) yang merupakan
kemerdekaan terhadap Spanyol. Perang ini berakhir dengan kematian Jose Marti yang
kemudian menjadi simbol perlawanan rakyat Kuba. Dan yang terakhir yaitu Perang
Spanyol-Amerika yang terjadi pada tahun 1898, perang ini pada awalnya dipelopori
oleh PRC yang kembali melakukan pengorganisiran setelah kalah dalam perang
Intervensi Amerika Serikat terhadap Kuba telah lama dimulai ketika negara
47
Amerika Serikat terhadap Spanyol semakin mengukuhkan dominasi ekonomi
pemimpin baru Kuba sebelum mengakhiri pendudukannya. Sejak saat itu, para elit
konstitusi baru Kuba. Untuk meyakinkan bahwa dewan tersebut tidak menolak
pengaruh Amerika Serikat, pemerintah Amerika Serikat meminta dengan tegas bahwa
Amerika Serikat juga meminta agar pendudukan militer tidak berakhir sampai
Kuba menerima Platt Amandemen sebagai bagian dari konstitusi baru. Sebagai
7
Ibid. hal. 136
48
pajak yang memperluas peluang pasar tebu Kuba di Amerika Serikat dan kebebasan
domestik Kuba diintegrasikan ke dalam pasar Amerika Serikat yang lebih luas. Tak
kegetiran dan kebencian. Sejarawan Kuba Herminio Portell Vila menulis bahwa,
terhadap keadaulatan Kuba dan sebagai usaha Amerika Serikat untuk melanggengkan
kontrolnya. Kondisi tersebut membangun semangat anti Amerika yang sangat kuat
8
Herminio Portel Vila, The Nasionalism of Cuban Intellectuals, dalam Robert F. Smith, ed.,
Background to Revolution: The Development of Modern Cuba,Knopf, New York, 1966, hal. 68-73
49
Amerika Serikat yang begitu kuat membuat tiap penguasa Kuba harus menjalankan
asing.
Pergantian kekuasaan yang kerap kali terjadi juga tidak menjawab persoalan-
persoalan yang telah dihadapi oleh rakyat Kuba hingga telah merdeka dari penjajahan
Spanyol. Berbagai persoalan masih dihadapi oleh rakyat Kuba, seperti, di bidang
rendahnya kualitas hidup rakyat, sementara upah yang diberikan kepada para petani
bidang politik; masih dipraktekkannya politik korupsi, jalur birokrasi yang begitu
dan belum adanya perlakuan yang setara antar ras kelompok masyarakat tertentu
9
Fernando Ortiz, Cuban Counterpoint:Tobacco and Sugar, Knopf, New York, 1947, hal. 63
50
mengorganisir diri dan menuntut kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah dan
periode jabatan kepresidenan mulai dari Tomas Estrada yang menjadi presiden
1959 yang menumbangkan rezim diktator Batista. Resistensi tersebut tidak jarang
berujung pada tindakan kekerasan yang dilakukan para penguasa akibat sistem politik
51
di Guantanamo, Havana, dan Manzanillo. Presiden Kuba Jose Miguel
Gomez manindak para pemberontak tanpa ampun dan untuk
menjalankan itu pemerintahannya akan mencegah kerusuhan sipil.
Pemerintah melakukan eksekusi terhadap ratusan dan bahkan ribuan
aktivis kulit hitam dan simpatisannya, mengakhiri organisasi politik
yang berdasarkan ras.11
Puluhan tahun berada dalam kondisi yang tertindas oleh kebijakan ekonomi
politik yang tidak adil dan spirit perlawanan yang telah demikian mengakar serta
terhadap rezim yang tiran dan despotik. Tepatnya, 26 Juli 1953, yang kemudian
dikenal dengan gerakan 26 Juli, Fidel Castro memobilisasi bersama 150 tentara
Cuba. Penyerangan ini berakhir dengan ditangkapnya Fidel Castro serta beberapa
Batista yang menjalankan sistem politiknya secara otoriter dan lebih tunduk kepada
52
Karibia. Pada tahun 1959, perusahaan Amerika Serikat mengontrol
40% produksi gula dan 75% tanah yang dapat ditanami; mereka juga
menguasai lebih dari 90% fasilitas listrik dan telekomunikasi, 50%
kereta api, 90 % pertambangan, 100 % pemurnian minyak dan 90%
lahan-lahan peternakan. Mereka mendominasi sektor transportasi,
manufaktur dan turis. Terlebih lagi, bank-bank Amerika Serikat
memegang lebih dari seperempat deposit bank (Barry, Wood dan
Preusch 1984: 268; Greene 1970: 139; Patterson 1994: 35-54).
Organisasi kriminal berdatang dari Amerika Serikat --khususnya
Mafia--sangat memperngaruhi ekonomi dan politik. Akibatnya,
korupsi berkembang apakah dalam bentuk penggelapan dana publik
dan juga pembayaran dari Mafia.12
tunduk kepada AS. Belenggu ini diputuskan pada 1 Januari 1959, ketika sebuah
perjuangan dua tahun, Gerakan 26 Juli, sebuah gerakan revolusioner yang dipimpin
oleh Fidel Castro memobilisasi buruh, petani dan sektor rakyat lainnya menjatuhkan
pemerintahan Fulgencio Batista yang didukung oleh Amerika Serikat. Gerakan ini
lahir dari kegagalan penyerangan terhadap barak militer pada 26 Juli 1953, yang
dan menjadi program dasar yang menuntun gerakan pada tahun-tahun awal revolusi.
Serikat atas Kuba segera berlalu, memasuki tahap yang baru, yakni permusuhan dari
Amerika Serikat yang tidak bisa didamaikan; puncaknya pada awal tahun 1960, saat
12
Isaac Saney, Cuba: Revolution in Motion, Fernwood, Kanada, 2003. hal. 23
53
perusahaan minyak milik Amerika Serikat menolak melakukan penyulingan minyak
yang dibeli dari Uni Soviet. Sebagai balasan, Amerika Serikat memperkecil kuota
pembelian gula dari Kuba. Rusia mendekatinya melalui Wakil Perdana Menteri
Anastas Mikoyan, yang datang di Havana (Januari 1960) dan menyanggupi membeli
Kuba kecuali beberapa bahan makanan dan obat-obatan. Kebijakan tersebut dialas
perusahaan gula, 2 perusahaan Cuban Electric Co dan cuban Telephone Co, 3 buah
bank).13
invasi yang terjadi pada tahun 1961 dan kemudian dikenal dengan Bay of Pig
Invasion (Invasi Pulau Babi). Pada tahun 1962, Amerika Serikat menemukan indikasi
bahwa Kuba memiliki instalasi persenjataan nuklir yang dibangun atas kerjasama
dengan Uni Soviet, sehingga terjadi krisis persenjataan di Kuba (Cuban Missile
Crisis). Hal ini kemudian memicu ketegangan antara Amerika Serikat dengan Uni
Soviet karena ditengarai akan memicu perang nuklir. Amerika Serikat kemudian
Amerika Serikat yang melakukan invasi ke Vietnam, Kuba membangun Front Anti
13
Hidayat Mukmin, Pergolakan Di Amerika Latin Dalam Dasawarsa Ini, Ghalia Indonesia, Jakarta,
1981, hal. 138
54
Imperialisme melalui perjuangan bersenjata di Benua Amerika. Che Guevara
memimpin sebuah perang gerilya di Bolivia yang berakhir pada penangkapannya dan
akhirnya dia dieksekusi pada Oktober 1967. Peristiwa tersebut menjadi evaluasi
program yang menjadi kebutuhan pokok rakyat Kuba. Pengaruh internal dan
dengan kebijakan reformasi agraria yang pertama kali dilakukan pada tahun 1962,
yang mengalihkan status 40% tanah pribadi menjadi milik negara, Tambahan, 40%
tanah telah didistribusikan kepada produser-produser (petani skala kecil) desa skala
kecil mencakup 120.000 petani dan menyisakan 20% untuk pemilik tanah yang
berukuran menengah dan luas. Distribusi tanah ini membuka lapangan kerja yang
begitu luas bagi para petani yang selama beberapa abad tidak berhak atas tanah
mereka sendiri.
penganggaran keuangan yang dirang oleh Che Guevara yang saat itu menjabat
55
pada insentif moral dan materil, kerja sukarela dan upaya untuk meningkatkan
kesadaran buruh.
kuatnya blokade Amerika Serikat dan gagalnya panen tebu sebesar 10 juta ton.
Kondisi ini mengharuskan Kuba untuk menjalin kerjasama dengan Uni Soviet, dan
ikut serta dalam COMECON (blok ekonomi negara-negara Eropa Timur) pada tahun
1972. COMECON adalah kontributor vital bagi Kuba lewat investasi dan bantuan-
ekspor dan 88% impor--adalah dengan COMECON. Sebanyak 95% persen minyak
Kuba diimpor dari Uni Soviet. Pasar utama gula dan buah sitrus Kuba, juga adalah
Uni Soviet dan negeri-negeri Eropa Timur. Hubugan perdagangan didasarkan kepada
pemberian prioritas kepada Kuba dengan pertimbangan negeri yang masih sedikit
terbangun. Hubungan dibawah CMEA ini mendukung hubungan yang relatif stabil
dan sanling menguntungkan. Dari tahun 1971 hingga tahun 1989, ekonomi tumbuh
rata-rata 6 persen setiap tahunnya. Pertumbuhan rata-rata negeri Amerika Latin pada
periode tersebut adalah 3,6%. Dalam rentang waktu 1980-an, Kuba memiliki "tingkat
terdapat di regional, penampilan ekonomi Kuba adalah “sebuah negeri yang sehat dan
56
Barat, hubungan ekonomi Kuba dengan CMEA memberikannya dapat memperoleh
“kontrol yang makin penting terhadap pembangunan ekonomi dan otonomi yang
lebih efektif”. Jadi, “apa saja yang mungkin menjadi motiv intrinsik Uni Soviet,
struktur dan cara bantuan yang diberikan di dalam Kasus Kuba lebih banyak
terngantung kepada Uni Soviet, hubungan ini secara kualitas berbeda dengan
perekonomian Kuba, hal tersebut telah menciptakan distorsi dalam struktur ekonomi,
3.6% menjadi 6.7%. pada periode yang sama nilai investasi dasar meningkat dua kali
lipat dan pertumbuhan produktivitas kerja tahunan meningkat dari 0.4% menjadi
5.2% per tahun. Angka pertumbuhan hasil industri adalah 4.8% pada tahun 1962 -
14
Isaac Saney, Op.Cit., hal. 47
15
Carlos Tablada, Cuba: New Economic Actors in a Socialist Society, Links, No. 9, 1997-1998
57
Tablada juga mencatat, Antara tahun 1958 dan 1989 angka harapan hidup
meningkat dari 62 tahun menjadi 74 tahun. Pada tahun 1990 meningkat menjadi 75.2
tahun yang melampaui angka harapan hidup negara-negara maju lainnya (74.5 tahun).
Jumlah penduduk yang mendapat layanan dokter menurun dari 303 orang pada tahun
1832 pada periode yang sama menjadi 274 orang pada tahun 1990, dibandingkan
dengan negara-negara maju mencapai angka rata-rata 460 orang dan sebesar 4590
orang di negara terkebelakang. Angka kematian bayi adalah 10.2 per 1000 kelahiran
bayi pada tahun 1990 melampaui angka 15 per 1000 kelahiran bayi di negara-negara
maju, 52 per 1000 kelahiran bayi di negara-negara Amerika Latin dan 76 per 1000
kelahiran bayi di negara terkebelakang. Angka buta huruf menurun dari 23.6 %
menjadi 1.9% antara tahun 1958 dan 1989. Pada periode yang sama, jumlah anak
yang masuk sekolah bertambah dari 12.2 kali dan angka yang masuk perguruan tinggi
menjadi 9.2 kali. Persentase penduduk yang mendapat jaminan sosial meningkat dari
53 menjadi 100%.16
Runtuhnya Uni Soviet pada akhir tahun 1980-an dan bubarnya COMECON
berakibat pada hancurnya fondasi ekonomi Kuba dan berimplikasi pada sektor-sektor
lainnya. Tantangan ekonomi dan politik yang paling utama bagi Kuba setelah
16
Ibid
58
runtuhnya Uni Soviet yang menjadi sandaran kekuatan ekonominya adalah
Sejak awal abad ke-19, sasaran utama dari kebijakan Amerika Serikat
terhadap Amerika Latin bertumpu pada upaya untuk tetap memelihara belahan bumi
bagian barat tersebut agar tetap menjadi wilayah dominasi Amerika Serikat. Upaya
dominasi terhadap Amerika Latin tidak hanya karena motivasi imperialisme atau
eksploitasi ekonomi, akan tetapi lebih jauh karena keyakinan yang kuat, ketentuan
dari para pendiri bangsa, mitos kritis yang masih tersisa dari politik Amerika Serikat
kebijakan ideologi politik luar negeri dan pergerakan dari belahan bumi bagian barat
tersebut. Upaya untuk mendominasi Amerika Latin telah dilakukan oleh beberapa
blok kekuatan yang dimulai sejak masa kemerdekaan, kolonialisme Eropa pada abad
ke-19 dan di awal abad ke-20, fasisme dan nazisme pada tahun 1930-an, dan
Margareth Daly Hayes dalam bukunya menyatakan bahwa terdapat tiga hal
utama yang menjadi kepentingan Amerika Serikat di kawasan Amerika Latin, yaitu:
Serikat.
17
Jerome Slater & Jan Knippers Black, United States Policy In Latin America dalam Latin America,
Its Problems And Its Promise,United States, Westview Press, 1991, hal. 234
59
2. Prospek dan kemampuan ekonomi Amerika Latin dalam menyediakan
3. Amerika Latin juga juga memiliki arti penting secara politik bagi Amerika
Serikat. Dan hal ini semakin terlihat ketika terjadi serangkaian proses
Selain itu, juga terdapat dimensi ideologi yang sangat penting dalam
kebijakan Amerika Serikat yaitu keyakinan bahwa “Dunia Baru” harus didominasi,
dipimpin dan dilindungi oleh Amerika Serikat tidak hanya secara geografis, tetapi
juga secara politik, budaya, dan moral. Hal tersebut yang kemudian menjadi alasan
Amerika Serikat untuk mengisolasi, dan memproteksi seluruh belahan bumi bagian
Latin adalah Doktrin Monroe. Doktrin tersebut dikeluarkan pada tanggal 2 Desember
1823 oleh Presiden Amerika Serikat, James Monroe, pada pidato tahunan yang ke-7
di depan Kongres Amerika Serikat. Doktrin ini meliputi dimensi strategis dan
ideologis dari kebijakan luar negeri Amerika Serikat, doktrin ini kemudian sangat
memiliki arti penting dalam perumusan kebiajakn luar negeri terhadap Amerika
Latin.
Eropa terhadap urusan-urusan politik domestik Amerika Latin. Pada abad ke-19,
18
Margareth Daly Hayes, Latin America and the U.S. National Interest:A Basis for U.S. Foreign
Policy, United States, WestView Press, 1984, hal. 4-5
60
Doktrin ini terkesan tidak memiliki kekuatan apa-apa ketika negara-negara Eropa
(Spanyol, Inggris dan Prancis) melanjutkan upaya campur tangan terhadap Amerika
awal 1920-an, Amerika Serikat kembali menempatkan kekuatan militer dan kembali
Policy” , sebuah kebijakan yang kemudian mengurangi semangat Anti Amerika yang
dalam negeri beberapa negara; seperti, kasus Terusan Panama dan Pemberontakan
yang terjadi di Nikaragua (1912) dan Haiti (1916). Kebijakan ini relatif memperbaiki
hubungan Amerika Serikat dengan negara-negara di Amerika Latin. Dan ini terbukti
Sejak berakhirnya Perang Dunia II, Amerika Latin berada dalam kondisi yang
tidak stabil secara ekonomi, politik dan sosial akibat terjadinya konflik internal
struktur oligarki ekonomi dan sosial dan kelompok ini didominasi oleh para tuan
tanah, pengusaha besar dan gereja, sektor-sektor kelas menengah baru dan yang
61
paling penting adalah kekuatan militer. Kelompok populis reformis ini cenderung
bertendensi “kiri” yang telah berkonfrontasi dengan kelompok elit konservatif yang
mendominasi politik dan ekonomi Amerika Latin sejak pendudukan Spanyol. Dalam
hal ini, Amerika Serikat mengeluarkan kebijakan yang lebih memilih untuk
dukungan terhadap kelompok perubahan, dan tentunya tujuan dari Amerika Serikat
Amerika Latin, maka kebijakan yang diambil adalah dengan menempatkan rezim-
rezim diktator seperti; Trujillo, Somoza, Perez Jimenez di Venezuela, Rojas Pinilla di
Kolombia yang akan membuka pasar bagi kebijakan perdagangan Amerika Serikat
dan sekaligus untuk memerangi komunisme yang saat itu mulai tumbuh.
modernisasi negara-negara Amerika Latin, dan program ini dinamakan Alliance for
Progress. Kebijakan ini sekaligus untuk membendung komunisme yang semakin kuat
Pasca Perang Dunia II, dibentuk organisasi negara-negara Amerika, yang melibatkan
19
Ibid, Jerome Slater & Jan Knippers Black, hal. 237-238
20
Ernest Rossi dan Jack Plano, The latin American Political Dictionary, Oxford:ABC, Clio, 1980, hal.
221-222
62
terbentuk melalui Konfrensi Internasional Negara-Negara Amerika ke-9, yang
kedalam organisasi ini salah satu sebabnya adalah bahwa prinsip-prinsip yang
diperjuangkan oleh negara-negara Amerika Latin selama ini, yaitu prinsip non-
intervensi, prinsip kesamaan derajat negara, dan kedaulatan, disetujui menjadi prinsip
OAS.21
CACM (Central American Common Market), LAFTA (Latin American Free Trade
Pada tahun 1981, Amerika Serikat yang saat itu dipmpin oleh Ronald Reagen
mengajukan kebijakan yang menentang ekspansi Uni Soviet melalui Kuba. Kebijakan
Pada paruh kedua dekade 1980-an, banyak negara-negara Amerika latin yang
bergabung dengan blok-blok ekonomi yang dimotori oleh Amerika Serikat seperti
21
Ibid, hal. 210-211
22
Howard J. Wiarda, Europe’s Ambiguous Relation with Latin America:Blowing Hot and Cold in
Western Hemisphere, The Washington Quarterly Vol.13 No.2, 1990, hal. 46
63
kebijakan Amerika Serikat terhadap Amerika Latin tetap dalam kerangka
64
BAB IV
Berakhirnya Perang Dingin di akhir tahun 1980-an dan hancurnya Uni Soviet
serta negara-negara Eropa Timur yang merupakan aliansi ketat Kuba kemudian
membawa perubahan yang sangat drastis bagi negara sosialis tersebut. Kuba dengan
negara tersebut berasal dari wilayah Eropa Timur praktis terhenti. Berhentinya proses
dengan pengetatan embargo oleh Amerika Serikat. Bahkan pada tahun 1992, Amerika
dengan dikeluarkannya Cuba Democracy Act pada tahun 1992 (secara umum dikenal
dengan sebutan Toricelli Act) dan Cuban Liberty and Democratic Solidarity
(Libertad) Act (juga disebut dengan Helms-Burton Bill) pada tahun 1996. Legislasi
ini merupakan merupakan sebuah coup de grace, yang melemaskan Kuba dari
(diperkirakan, akibat blokade ekonomi, Kuba harus membayar lebih $60 milyar AS).
Krisis ekonomi yang semakin parah saat itu, memaksa pemerintah Kuba
Dalam Masa Damai) yang dasarnya meletakkan negara pada sikap penghematan
“ekonomi masa perang”. Pada periode ini, Kuba harus melakukan pengurangan
negara Dunia Pertama dan pemilik modal internasional, maka serangkaian kebijakan-
Salah satu faktor utama dalam hal peningkatan kualitas hidup rakyat Kuba
adalah fakta bahwa sumber-sumber ekonomi tidak dikuasai oleh minoritas kecil yang
proses akumulasi para kapitalis. Logikanya bahwa selama proses tersebut dapat
menciptakan keuntungan, maka kepuasan rakyat kemudian tidak menjadi arah proses
66
pembangunan bahkan yang terjadi justru proses tersebut berakibat pada rusaknya
pekerjaan tidak hanya ditentukan oleh para pemilik modal. Itulah mengapa saat ini
kesehatan, jaminan sosial, Kuba justru menyediakan dan disediakan secara gratis buat
rakyat.
Pokok yang menjadi awal pembenahan dan peningkatan ekonomi dalam masa
dan program-program jaminan sosial. Sebagai konsekuensi hak -hak ini, Kuba lebih
terindustrialisasi. Dan lebih jauh, walaupun ekonomi menurun dengan tajam pada
67
dibela-bela oleh pendukung pasar bebas dan menerapkannya tanpa
ampun kepada negeri-negeri blok sosialis sebelumnya. 1
kembali ke dalam ekonomi kapitalis. Negeri ini mengatur untuk beroperasi kedalam
sistem ekonomi internasional yang berbasikan pada prinsip-prinsip dan praktek yang
berbeda -setelah selama tiga puluh lima tahun terintegarasi secara struktur kedalam
ekonomi dintaranya:2
Ini sering berarti adalah penggunaan teknologi lama dan manual, (misalnya
bersamaan dengan pengurangan belanja negara secara umum. Kebijakan ini disertai
1
Roberto Jorquera, Cuba’s Path Out of Underdevelopment:A Historical Look at Cuba’s Economic
Development, dalam Cuba as Alternative:An Introduction to Cuba’s Socialist Revolution, Resistence
Book, 2000, Australia, Hal. 22
2
Isaac Saney, Op.Cit., Hal. 103-105
68
pendingin, dan televisi. Ukuran dari usaha mandiri ini bervariasi dari tahun ke tahun.
berkurang: dari jumlah yang cukup tinggi pada tahun 1996, 205.000 menjadi 160.000
nilai peso
menurun dengan tajam, ekonomi bawah tanah berkembang. Uang yang digunakan
adalah dollar AS, yang hanya bisa diperoleh di pasar gelap dengan nilai 150 peso per
mayoritas rakyat Kuba yang perbulannya rata-rata berpenghasilan dibawah 200 peso
pada awal tahun 1990-an. Daya beli peso makin terpangkas. Barang-barang yang
sangat dibutuhkan oleh rakyat makin langka, karena penurunan produksi, dan hanya
bisa dibeli dengan peso. Tujuan untuk melegalisasi kepemilikan mata uang luar
negeri adalah agar rakyat makin memperoleh akses terhadap dollar AS dan membuat
negara bisa memperoleh langsung yang menjadi sumber domestik pertukuran luar
mengontrol persediaan peso, yang hasilnya yaitu menurunnya secara drastis tingkat
pertukaran peso-dollar. Sebenarnya, nilai peso terapresiasi tujuh kali lipat dengan
tingkat pertukuran yang telah ditetapkan selama bertahun-tahun dengan 20 peso per
dollar AS. Pada saat sekarang ini, sebagai konsekuensi langsung dari menurunnya
69
ekonomi dunia-khususnya industri wisata pada tahun 2001- tingkat pertukaran
lainnya untuk dapat mengurangi defisit dan jumlah uang yang beredar
penghapusan bebarapa pelayanan jasa yang gratis dan penciptaan pajak, hal yang
telah dihapuskan pada masa awal revolusi. Pajak tidak dikenakan terhadap upah,
namun kepada keuntungan dan pendapatan investasi. Tindakan ini sangat berdampak
terhadap keuangan di dalam negeri. Dari tahun 1994 hingga 1998, sebanyak 2,5
milyar dollar ditarik dari sirkulasi, dan defisit anggaran berkurang dari 33,5 %
menjadi 2%. Pemangkasan persediaan peso ini merupakan faktor utama untuk
Ini dapat disebut dengan sebuah reformasi agraria yang ketiga, pertanian-
pertanian negara digantikan dengan koperasi, pasar pertanian swasta dibuka untuk
produksi menjual dengan kuota yang telah ditetapkan kepada negara, selebihnya bisa
disimpan sendiri atau dijual ke pasar pertanian swasta. Pada saat sekarang ini,
pertanian negara hanya terdiri dari sepertiga dari tanah pertanian. Sebanyak 44%
tanah pertanian dikelola oleh berbagai UPBC, 10 % oleh bentuk koperasi lainnya,
70
dan 15% oleh oleh pertanian swasta. Ini sangat bertentangan tajam jika dibandingkan
dengan sebelum Periode Khusus, sebanyak 75% dari tanah dikuasai oleh pertanian
hektar tanah telah ditangan petani, yang kini memegang 25% tanah yang dapat
ditanami. Sekarang, Asosiasi Nasional Petani Kecil memiliki anggota lebih dari
struktur pegolahan tanah ini. Tingkat produksi bahan pangan, khsususnya sayur-
sayuran telah meningkat dengan signifikan. Disamping itu, metode taman perkotaan
dan pertanian organik didorong dan telah dikerjakan dengan luas. UPBC sekarang
menghasilkan 53% sayuran umbi-umbian, 56% sayuran segar, 90% tembakau, 75%
jagung, 76 % buncis, 73 % buah-buahan, 73% kelapa, 58% kopi, 63% kokoa, 61%
dan desentralisasi administrasi diperluas. Ini disertai dengan jurisdiksi yang lebih luas
negara diijinkan untuk beroperasi dalam mata uang luar negeri menuju kepada
puluh lima pada tahun 1993 menjadi tigapuluh tiga pada tahun 1998. Sistem
bagian dari mempromosikan efesiensi yang lebih besar di dalam ekonomi negara.
71
Bagian dari kebijakan ini, angkatan bersenjata mengimplementasikan program-
bahan makanan. Baik anggaran angkatan bersenjata Kuba dan keseluruhan anggaran
Sebagaimana negeri ini kesulitan untuk memperoleh mata uang luar negeri
sebagai pembayaran, usaha penambahan jumlah turis yang datang dipacu, telah
mencatat hasil yang penting. Pendapatan turisme pada tahun 1996, 50% lebih besar
dari pendapatan tahun 1995. Pada waktu itu, untuk pertama kalinya pendapatan dari
turis menggeser peran gula sebagai sebagai sumber pendapatan utama, dengan
perolehan $1,38 milyar dollar AS, disamping itu juga terjadi investasi sebesar $ 300
juta AS dalam turisme. Pada tahun 1994, sebanyak 1,14 juta turis mendatangi Kuba
membawa pendapatan ke negeri tersebut sebesar $ 1,5 milyar AS, pada tahun 1999
menghasilkan $ 2 milyar AS. Pada tahun 2000 dan 2001, hampir dua juta turis
mendatangi Kuba. Sektor ini mengalamai pertumbuhan 15-20 % per tahun. Menteri
berbagai cara, sektor pariwisata telah menjadi motor ekonomi, secara signifikan
sektor ekonomi
Investasi luar negeri dicari untuk semua sektor, kecuali kesehatan, pendidikan
dan pertahanan. Proses ini diawasi dan diarahkan langsung oleh negara ke bidang-
72
bidang ekonomi yang diperhitungkan, investasi luar negeri tersebut tidak akan
lainnya. Investasi luar negeri memainkan peran yang signifikan didalam ekonomi
Kuba saat ini, terhitung pada tahun 1998 mencatat 3 % dari GDP. Pada saat sekarang
ini tercatat 397 buah usaha patungan dengan modal internasional. pada tahun 1999,
terdapat 36 persetujuan promosi dan proteksi dengan 36 negara. Pada tahun 2001,
usahan patungan Kuba paling besar dilakukan dengan negeri Spanyol (99), Kanada
(74) dan Itali (57). Ratusan proyek lainnya sekarang sedang dipelajari. Sejak
dibukanya investasi dengan modal Barat, paling tidak kesepakatan yang telah dibuat
mencapai $5,5 milyar AS dan yang sudah diinvestasikan sebanyak $3 milyar AS.
Investasi rata-rata tahunan dari 1996 hingga 2001 diperkirakan sebanyak $ 288 juta
AS. Hal ini menandaskan, Kuba dapat mencapai tingkat yang telah digambarkan
dirancang untuk melumpuhkan dan memundurkan proses investasi dari luar negeri.
Sebenarnya, lebih dari 40% investasi luar negeri terjadi setelah Maret 1996 ketika
yang besar terhadap investasi luar negeri. Pada tahun 2001 investasi menurun
73
Seperti yang telah diceritakan sebelumnya, gula memainkan peran utama di
dalam ekonomi Kuba. Sebelum dilampaui oleh pendapatan yang diperoleh dari
turisme, ekspor Kuba merupakan bagian yang besar untuk memperoleh uang
pertukaran luar negeri. Maka pemulihan produksi gula dan merevitalisasi industri
telah menjadi perhatian utama. Sektor gula telah mulai kembali pulih setelah
mencapai titik nadirnya pada awal tahun 1990-an, tumbuh 24,3 persen pada tahun
1999 dan 18 persen dalam enam bulan tahun 2000. Walaupun telah dilakukan
pemulihan yang cukup baik, restrukturisasi yang dramatis dalam industri gula dimulai
pada tahun 2002, merespon berlanjutnya dan makin tidak menguntungkan, karena
harga gula yang rendah di pasar dunia; harga dibawah biaya produksi menghadapi
kompetisi dari gula Eropa. Harga gula jatuh dari 8,5 sen per pon pada Januari 1999
menjadi 5,99 sen per pon pada kuartal pertama tahun 2000 dan naik sedikit menjadi
6,5 sen per pon pada kwartal terakhir tahun 2001. Nilai ekspor pada tahun 1999
menurun 4 persen akibat kejatuhan harga gula. Sebanyak tujuh puluh satu buah dari
156 pabrik gula ditutup, membuat 100.000 orang kehilangan pekerjaan dalam sektor
juga dengan harus mencari pekerjaan baru, mereka dilatih atau kembali disekolahkan.
Bagian dari tanah yang kini tidak lagi digunakan untuk perkebunan tebu sekarang
74
Sekali lagi yang perlu dipahami bahwa rangkaian kebijakan-kebijakan yang
embargo dan pada masa krisis tidak mengikuti format yang digunakan oleh mayoritas
internasional.
berbeda tajam dengan kebijakan IMF yang telah banyak menipu negeri Selatan.
Seperti sudah disebutkan sebelumnya, tidak ada terapi “kejutan” yang dilakukan.
dari gula pada tahun 2002 dialokasikan demi perawatan kesehatan, pendidikan dan
jaminan sosial. Terlebih lagi, pendidikan, kesehatan terus berlanjut gratis, hak-hak
rakyat Kuba yang telah tertulis di dalam Konstitusi Kuba (Constitution of Republic of
Cuba 1993). Tidak ada satupun sekolah, rumah sakit, poliklinik dan perawatan
cukup.
Meskipun terjadi krisis pada tahun 1990-an, Kuba telah mulai memperbaiki
75
investasi yang tinggi didalam bidang ini, yakni sebesar 9,1 % GDP , sebuah rasio
yang sama dengan dilakukan oleh Kanada (IBRD). Salah satu hasil yang paling
mengagumkan dari target investasi ini adalah keberhasilan negeri ini menciptakan
sekitar 67.500 dokter medis dan memiliki perdandingan dokter yang tertinggi di
dunia, dengan lebih dari lima orang dokter per seribu penduduk. Perawatan kesehatan
hampir mencakup universal, sistem perawatan kesehatan mencakup 99% dari rakyat
diantara negeri dunia ketiga. Standar ukuran baru Organisasi Kesehatan Dunia,
WHO, Tingkat Harapan Hidup Sehat (Healthy Life Expectancy), mengukur usia
orang hidup dengan kesehatan penuh. Kuba, seperti yang dicatat oleh WHO, "
memiliki harapan hidup sehat yang tertinggi di regional (Amerika Latin dan Karibia),
68,4 tahun, mendekati angka yang dicapai oleh Amerika Serikat pada tahun 2000.
Pada ulang tahunnya yang ke-50, WHO memberikan penghargaan kepada Presiden
Castro “Medali Emas demi Kesehatan bagi Semua”, menghargai pekerjaan yang telah
dilakukan oleh Kuba. WHO menyatakan bahwa Kuba dalam banyak jalan menjadi
sebuah model bagi negeri berkembang lainnya didalam melakukan pencerahan dan
kemajuan kesehatannya.3
Kuba dengan konsisten memiliki catatan yang baik dalam laporan tahunan
76
manusia yang menengah dan pengembangan manusia yang rendah. Dalam laporan
pada tahun 2002, Kuba berada dalam peringkat 55 dari 173 negara dan tempatnya ini
dengan HDI 0,795; hanya 0,005 persen diluar 0,008 nilai yang diperoleh negeri yang
pembuatan perhitungan dan evaluasi. Jadi, dengan penilaian yang rendah pendapatan
per kapita Kuba, berlawanan dengan dukungan sosial yang ekstensif, menghasilkan
HDI yang rendah dalam rangking dunia dibanding dengan apa yang telah
dibuktikannya.
Antara tahun 1990 hingga 2000, Kuba mengurangi tingkat kematian bayi dari
11 per seribu kelahiran menjadi 6,2. Dibandingkan dengan negeri Barat, ini
merupakan urutan ke enam dan paling tinggi di Amerika. Kontras dengan rata-rata
tingkat angka kematian bayi di Amerika Latin dan Karibia sebesar 30% pada tahun
1999. Pada waktu tersebut, Argentina tercatat 18, Chili 10, dan Kosta Rika 12.
Disamping itu, angka kematian anak dibawah 5 tahun telah berkurang dari 13
menjadi 8 per seribu pada tahun 1990-an. Sedangkan untuk rata-rata Amerika Latin
pada tahun 1999 adalah 38. Angka kematian bayi di Kuba lebih rendah 50% dari
Chili yang berada di posisi kedua di Amerika Latin. Di Kuba, 90 persen anak-anak
divaksin penuh terhadap penyakit utama yang bisa dicegah yang bisa menimpa anak,
77
Investasi didalam pendidikan 6,7 persen dari GDP. Ini adalah dua kali lipat
dari yang dialokasikan oleh rata-rata kawasan. Tingkat rata-rata pendidikan yang
dicapai oleh Kuba adalah sepuluh tahun, melampaui rata-rata pendidikan regional
tersebut, yang hanya lima tahun. Pada tahun 1998 dan 2001, UNESCO mempelajari
di Kuba adalah yang terbaik di regional. Angka buta huruf di Amerika Latin bagi
anak yang berusia lima belas hingga dua puluh empat tahun adalah 7%, sedangkan
Kuba adalah nol. Dari tahun 1990 hingga 1997, anak-anak Kuba laki-laki dan
perempuan yang menamatkan pendidikan dasar naik dari 92% menjadi 100%. Angka
ini tidak hanya melewati angka dikawasan (80-90%), namun juga melampaui
Amerika Serikat. Pada tahun 1997, perbandingan antara pengajar dan murid adalah 1
berbanding 12, setara dengan Swedia. Rata-rata bagi Amerika Latin dan Asia adalah
1 banding 25. Kuba terus yang terdepan di kawasan dalam kualitas pendidikan
dasarnya.4
Hak ini dibarengi dengan perhatian yang cukup terhadap pendidikan yang
lebih tinggi dan penelitian, sehingga jumlah orang yang tamat dari peguruan tinggi
juga terus bertambah. Pada tahun 1999, Kuba menghasilkan lebih dari 700.000
tamatan universitas. Saat ini diperkirakan 24.000 orang profesor universitas mengajar
130.000 mahasiswa. Investasi terhadap pendidikan yang lebih tinggi ini tercermin
dalam bidang penelitian ilmiah, dimana di kawasan para peneliti hanya berjumlah 2%
4
Education In Latin America, http//portal.unesco.org, Diakses tanggal 21 Juli 2005
78
dari penduduk, sedangkan Kuba mencapai 11%. Infrastruktur penelitian juga
mengagumkan, dengan lebih dari dua ratus pusat penelitian dan institut.
Jaringan keamanan sosial juga tidak diabaikan. Sebagian besar para pekerja
yang menganggur dipindahkan ke tempat kerja yang baru, sedangkan yang memasuki
pelatihan kembali tetap mendapatkan gaji 60%. Banyak dari penganggur ini bekerja
mandiri. Dengan membaiknya sektor negara, jumlah mereka ini kemudian terserap
kembali. Pada tahun 1999, lebih dari 60% pekerja, khsususnya bidang kesehatan,
pendidikan dan polisi mengalami kenaikan upah yang lumayan besar antara 12
diperluas. Pada tahun 2002, alokasi anggaran jaminan pengaman sosial ini naik 342
juta peso dibanding dengan tahun sebelumnya. Lebih dari 17 juta peso dibayarkan
Pada saat bebarapa harga barang dan pelayanan mengalami kenaikan, seperti
sebagai contoh makanan pokok, ongkos transit lokal, namun harganya tetap bisa
terjangkau dan dapat dibeli dengan peso. Pemerintahan Kuba mengalokasikan $ 700
8% dari upah. Dan lebih dari 85% penduduk Kuba memiliki rumah yang
ditinggalinya.
dollar AS 26 berbanding 1, bahwa Kuba telah mengalami privatisasi yang ekstrim. Ini
5
Development in Cuba, http://www.radiohc.org, diakses tanggal 21 Juli 2005
79
adalah distorsi yang keji terhadap kenyataan sosial dan ekonomi Kuba. Pengeluaran
Makanan :45,56 peso ($1,75 AS). (Sebuah keluarga yang terdiri dari
Total biaya bulanan adalah 100,98 peso. Dengan rata-rata upah bulanan 249
peso ($9,58 AS). Dengan dua orang tua didalam sebuah keluarga, dan perlu dicatat,
upah laki-laki dan perempuan di Kuba adalah setara, maka pendapatan sebuah
keluarga adalah 498 peso. Dengan demikian, belanja bulanan yang sebesar 100,98
peso menghabiskan 20,23 persen pendapatan bulanan sebuah keluarga. Harus dicatat,
walapun bahan makanan yang dijatah oleh negara tidak mencukupi sepanjang bulan,
namun barang-barang ini tersedia di pasar pertanian dan industri swasta dan
tunjangan sosial yang diberikan oleh negara, disamping subsidi rumah, makanan,
6
Ibid
80
peralatan termasuk perawatan kesehatan dan pendidikan yang gratis, dan subsidi
pakaian.
Dengan demikian, walaupun negeri ini mengalami krisis ekonomi yang parah
yang belum pernah terjadi sebelumnya, Kuba terhindar dari permasalahan sosial dan
dengan apa yang terjadi di Amerika Latin, liberalisasi pasar dalam lingkungan sosial
telah mengurangi berbagai distorsi kemunduran akibat naiknya harga pada masa
yang disebut dengan periode khusus.7 Studi yang lebih jauh menyimpulkan, dalam
relatif rendah dan didistribusikan lebih setara dibanding dengan ekonomi negeri
Amerika Latin lainnya, berkat kebijakan yang menjamin pekerjaan dan pendapatan
bagi semua populasi. Lebih lagi, bertentangan dengan “pengalaman negeri yang lain
kemiskinan dan kehancuran, kelas pekerja Kuba dan petani telah diuntungkan dengan
pertumbuhan ekonomi “namun tidak untuk segelitir orang yang makmur dengan
7
Cuba Able To Maintain Social During “Special Period”, http://www.eclac.cl/mexico/
81
A.3. Pembangunan Politik
tahun 1960-an dan berbagai tekanan-tekanan ekonomi dan politik lainnya telah
yang juga terkena embargo harus berhadapan dengan rentannya konflik dan
pokok rakyat. Keputusan untuk mengakhiri hubungan ekonomi dan politik Amerika
Serikat di Kuba dan memilih untuk tidak mengadopsi pola kebijakan ekonomi politik
objektif yang menjadi kehendak rakyat Kuba. Ratusan tahun berada dalam dominasi
yang tidak menghendaki hal tersebut. Hal ini tentunya tidak terjadi dengan begitu
rakyat bahwa mereka adalah bagian yang terpenting dalam pengambilan kebijakan.
dari rakyat Kuba. Kemajuan-kemajuan dalam bidang ekonomi dan sosial harus
keputusan politik yang diambil merupakan manifestasi dari kepentingan pokok rakyat
Kuba, dalam artian bahwa keterwakilan rakyat dalam pengambilan kebijakan bukan
hanya diwujudkan dalam sistem elektoral dan pembagian kekuasaan ala Montesque,
akan tetapi lebih jauh terwujud melalui sistem dan mekanisme politik sehari-hari
82
dalam berbagai aktivitas kehidupan yang diterapkan di negara tersebut. Sehingga,
pemerintahan dari, oleh, untuk rakyat bukan hal yang utopis di negara tersebut.
diterapkan di Kuba, maka kita akan melihat sistem pemilihan yang diterapkan di
negara tersebut. Dengan demikian, kita dapat menganalisis apakah sistem pemilihan
yang diterapkan demokrasi yang artifisial atau dalam makna yang lebih partisipatif.
di kota-kota lokal, provinsi (terdiri dari 10-15 kota lokal), dan majelis nasional.
Banyak delegasi yang tak menerima upah dan tetap melanjutkan profesinya
semula. Delegasi yang menerima upah, sama dengan rata-rata upah pekerja. Karena
itu, tak ada penumpukan kekayaan hasil dari korupsi ketika menjadi delegasi. Siapa
saja yang berumur 16 tahun, tidak sedang ditahan atau pun sakit jiwa, dapat memilih
delegasi untuk majelis provinsi dan nasional dipilih untuk jangka waktu 5 tahun.
Semua delegasi di tiap tingkatdipilih langsung; seelum 1992, hanya delegasi kota
pendidikan; dan memiliki fungsi politk penting; melibatkan rakyat hari per hari dalam
83
Majelis kota (lokal) dibagi berdasarkan jumlah pemberian suara (konstituen)
dalam pemilihan. Rata-rata konstituen di Havana meliputi enam blok kecil. Pemilihan
terjadi di tempat pemilihan yang cukup dekat untuk didatangi rakyat, mendaftar dan
melihat daftar siapa yang akan dipilih. Rata-rata terdapat 300 rakyat untuk setiap
konstituen dibagi lagi ke dalam daerah yang lebih kecil, terdiri dari sekitar 100 orang.
dimana rakyat tinggal, di jalan raya, taman, atau tempat pertemuan. Siapa saja dapat
yang tak berada di daerah konstituennya. Dengan Undang-Undang yang ada, motivasi
politik akan mengikuti para kandidat yang dicalonkan. Para kandidat membuat satu
melihatnya. Kebanyakan rakyat telah mengenal kandiadat mereka, dan riwayat hidup
pemilihan, dan tak ada kegentingan selama proses pra seleksi. Bertentangan dengan
propaganda Amerika Serikat, siapa saja dapat dipilih menjadi anggota parlemen
Kuba. Rakyat memilih kandidat yang mereka kenal, yang mereka tanyai. Kandidat
dipilih dari basis dimana mereka berperan dalam komunitas dan telah bekerja untuk
masyarakat.
84
Pada hari pemilihan, rakyat Kuba menunjukkan identitas mereka di tempat
pemilihan dan pemilihan diawasi oleh anak-anak sekolah dasar. Pada Oktober, 1997,
jumlah pemilih berjumlah 97, 59% dari jumlah penduduk. Hanya 3,98% surat suara
dan fasilitas kesehatan rakyat. Majelis Nasional (AN) terdiri dari 601 delegasi,
bertemu 2 kali dalam setahun, dan memiliki badan yang bekerja permanen, yang
dapat bertemu setiap hari atau mingguan. Majelis Nasional memilih 31 anggota
umumnya bukan dari pertemuan lokal, tetapi melalui pertemuan organisasi massa,
tempat kerja dan sekitarnya. Prosesnya diatur oleh komisi pencalonan di setiap
Komunis Kuba. Sekarang dipimpin oleh Federasi Serikat Buruh Kuba. Setiap anggota
Badan pertahanan Revolusi (CDR), menunjuk siapa yang menjdi aktivis komisi
pencalonan.
Pada tahun 1997, terdapat 60.000 kandidat yang berasal dari proses konsultasi.
Sebuah daftar yang terdiri dari 300 orang yang paling banyak mendapat dukungan di
85
serahkan kepada organisasi massa, pemukiman, dan tempat kerja untuk melihat
dukungan yang mereka berikan. Ketika proses itu berakhir, daftar tersebut akan
diserahkan kepada majelis kota baru yang terpilih untuk memilih di antara nama yang
termuat dalam daftar tersebut. Majelis Kota Lokal dapat menolak sebagian atau
keseluruhan calon tersebut, dan dapat mencalonkan orang lain. Semua bakal calon
harus memperoleh minimal 50% suara; jika jumlah ini tak tercapai, komisi
komisi pencalonan kota lokal; dan tidak semua anggota delegasi tinggal di distrik
Beberapa calon sudah dikenal, tapi walaupun demikian, mereka harus bertemu
buruh, pelajar, pergi ke tempat kerja, dan menghadiri pertemuan di pemukiman. Jadi,
rakyat memiliki kesempatan untuk bertemu dan menanyai mereka. Riwayat hidup
Setelah hampir 2 bulan, para calon bertemu dengan massa rakyat, pada saat
pemilihan suara. Terdapat dua kotak suara; untuk delegasi Majelis Nasional dan
untuk majelis propinsi. Pada Januari 1998, 98,5% pemilih menggunakan hak
pilihnya. Dari 601 delegasi yang dipilih, 166 adalah perempuan, 189 delegasi
berumur antara 18-40 tahun, 374 berumur 41-60 tahun, 38 utusan berusia lebih dari
60 tahun.
86
Sukses Revolusi Kuba berlandaskan pada partisipasi massa dalam
kepungan embargo ekonomi dan politik Amerika Serikat, yang telah membatasi
Amerika Latin. Hal ini disebabkan potensi ekonomi politik negara-negara di Amerika
Latin yang begitu besar hingga akan cukup berpengaruh terhadap kepentingan
Amerika Serikat. Oleh karena itu, maka kebijakan-kebijakan luar negeri Amerika
Serikat tentunya tetap diarahkan untuk tetap memegang kontrol ekonomi dan politik
Kebijakan luar negeri Amerika bertumpu pada upaya untuk membuka pasar
diperkuat dengan dominasi politik melalui rezim-rezim militer maupun sipil yang
menjadi pengabsah kebijakan luar negeri Amerika Serikat di kawasan Amerika Latin.
Yang perlu menjadi catatan bahwa sejak tumbangnya rezim Batista di Kuba pada
8
Data dirangkum dari Pemerintahan Rakyat Miskin adalah Keharusan Obyekltif Sejarah, Koran
Pembebasan Partai Rakyat Demokratik, 2002, Hal. 14-15
87
akhir tahun 1950-an, rezim-rezim yang pro Amerika Serikat mendapat perlawanan
rakyat pada paruh abad terakhir; Gelombang pertama, meliputi periode antara tahun
1959 sampai awal 1970-an yang dimulai dengan suksesnya Revolusi Kuba dan
Tengah yang dimulaidengan Revolusi Sandinista pada tahun 1979 dan berakhir
Guatemala. Gelomang ketiga dimulai pada akhir tahun 1990-an dan berakhir pada
rakyat yang bercampur dengan indivudi atau partai moderat yang mengikuti pemilu.
terhadap gerakan petani), suku indian (Masyarakat adat Indian di Bolivia pada tahun
88
kebijakan neoliberal berupa privatisasi air, Suku Indian Mexico yang tergabung
pengangguran kota (kaum miskin kota di Argentina antara tahun 2002 dan 2003
pengurangan pembayaran hutang luar negeri, di Venezuela ribuan kaum miskin kota
Amerika Serikat), koalisi klas pekerja yang bersatu dalam aktivitas-aktivitas ekstra
parlementer.9
Amerika Serikat mengambil kebijakan ekonomi politik yang bertujuan untuk tetap
Konfrensi Tingkat Tinggi Amerika di Quebec, Kanada pada tahun 2001. Pada
kesepakatan ini disetujui untuk membuka kawasan pasar bebas dan pemicaraannya
kan dilanjutkan pada tahun 2005 dan dilankan pada kahir tahun tersebut.
rekolonisasi melalui FTAA (Free Trade Area of America). Terdapat beberapa alasan
mengapa Bush dan klik politiknya berkepentingan mendorong FTAA. Di satu sisi,
rezim klien pendukung Amerika Serikat sudah sangat lemah, sementara, kedua,
9
James Petras, Imperialism and Resistance in Latin America, 2003, www.resistance.org, hal. 4
89
perlawanan massa sedang meningkat. Ketiga, proteksi gaya merkantilisme yang
1990-an, Spanyol berhasil mengambil keuntungan dari proses tersebut. Kelima, elit
politik militer lokal yang mendukung Amerika Serikat mulai berkurang dan juga
Latin.10
kepada Komisi FTAA yang didominasi Amerika Serikat. Komisi tersebut akan
menyusun langgam kerja hukum, ekonomi, politik dalam jangka waktu yang lama
serta dalam skala yang luas bagi implementasi kepentingan imperial Amerika Serikat.
FTAA akan mematikan fungsi legislatif dan eksekutif negara-negara Amerika Latin
FTAA. Salah satu target FTAA saat ini adalah melakukan privatisasi terhadap
Meksiko, selain itu juga akan dilakukan privatisasi terhadap fasilitas kesehatan
10
James Petras, Empire Buiding and Rule:US and Latin America, 2004, www.resistance.org
90
rakyat, pendidikan dan layanan-layanan sosial lainnya. FTAA juga bermasud untuk
yang tidak kompetitif, melanjutkan subsidi terhadap eksportir Amerika Serikat, dan
kawasan di berbagai belahan dunia yang disponsori oleh Amerika Serikat. Dan
seperti yang dikhawatirkan berbagai kelompok bahwa proyek tersebut hanya akan
Change, sebuah LSM Internasional yang bergerak dalam issu-issu keadilan sosial
91
transnasional seperti Monsanto, Pfizer Pharmaceuticals, Citigroup,
FTAA.
92
kompensasi apabila mereka merasa bahwa tindakan pemerintah termasuk
teknologi tersebut belum cukup diuji dan para ahli makanan mengatakan
miskin
10. Masih banyak alternatif-alternatif yang lain dan telah terbukti, altenatif
yang lain pasti ada dan telah terbukti. Kuba tanpa mempraktekkan
93
kebijakan-kebijakan neoliberal tetap mampu bertahan dan menyediakan
Selain itu, proyek FTAA ini juga mendapat perlawanan dari Fidel Castro yang
di havana, Kuba melalui pertemuan antar delegasi pada tanggal 27-28 April 2005.
Hal ini tentunya akan sangat mempengaruhi rencana Amerika Serikat untuk
12
Top Ten Reasons to Oppose the free Trade Area of Americas, www.globalexchange.org, diakses
tanggal 16 Juni 2005
94
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
perpanjangan tangan dari Amerika Serikat. Upaya ini dilakukan melalui distribusi
aset-aset ekonomi kepada rakyat yang sebelumnya hanya dimiliki oleh segelintir
rakyat mayoritas.
hegemoni politik di Kuba pada khususnya dan di kawasan Amerika Latin pada
dengan tidak merujuk pada pola yang diajukan oleh negara-negara maju sehingga
integrasi ekonomi yang disponsori oleh Amerika Serikat, Kuba masih dapat
4. Revolusi Kuba yang berujung pada embargo yang diberlakukan Amerika Serikat
Latin lainnya yang juga menentang dominasi ekonomi dan politik Amerika
melakukan integrasi ekonomi melalui FTAA (Free Trade Area of Americas) yang
betujuan untuk tetap memperkuat dominasi ekonomi dan hegemoni politik atas
96
B. Saran-saran
Kuba karena kebijakan-kebijakan politik dalam dan luar negeri yang diterapkan
ekonomi politik Amerika Serikat, merupakan otoritas Kuba sebagai negara yang
berdaulat.
97
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Adams, Ian, Ideologi Politik Mutakhir: Konsep, Ragam, Kritik, dan Masa Depannya,
Penerbit Qalam, Yogjakarta, 2004.
Bukan Sekedar Anti Globalisasi, The Institute of Global Justice & Wahana
Lingkungan Hidup Indonesia, Jakarta, 2005
Haas, Ernest B., The Unity of Europe: Political, Social and Economic Forces 1950-
1957: Stanford University Press, Stanford, California, 1958.
Hayes, Margareth Daly, Latin America and the U.S. National Interest:A Basis for
U.S. Foreign Policy, United States, WestView Press, 1984.
Olton, Roy dan Jack C. Plano, Kamus Hubungan Internasional, Terjemahan, Wawan,
CV. Aardin, Bandung, 1990,
Ortiz, Fernando, Cuban Counterpoint:Tobacco and Sugar, Knopf, New York, 1947
Pontoh, Coen Husein, Akhir Globalisasi; Dari Perdebatan Teori Menuju Gerakan
Massa, C-BOOKS, Jakarta, 2003.
Robinson, Richard, Global Problems and the Culture of Capitalism, Allyn Bacon,
1999.
Rossi, Ernest dan Jack Plano, The Latin American Political Dictionary, Oxford:ABC,
Clio, 1980.
Saputra, Sumpena Prawira, Politik Luar Negeri Indonesia, Remaja Karya Offset,
Jakarta, 1985.
Shah, Anup, Kepentingan Utama Globalisasi diterjemahkan dari Free Trade and
Globalization, The Institute Of Global Justice & Lembaga Pembebasan,
Media dan Ilmu Sosial, Jakarta, 2004.
Yaffe, David et.al., Mcglobal gombal Globalisasi dalam Perspektif Sosialis, Cubuc,
Jakarta, 2001.
Yusuf, Sufri, Hubungan Internasional dan Politik Luar Negeri, Sebuah Analisis
Teoritis dan Uraian Pelaksanaannya, Pustaka Sinar, Jakarta, 1989.
99
Slater, Jerome & Jan Knippers Black, United States Policy In Latin America dalam
Latin America, Its Problems And Its Promise, United States, Westview Press,
1991.
Wiarda, Howard J., Europe’s Ambiguous Relation with Latin America:Blowing Hot
and Cold in Western Hemisphere, The Washington Quarterly, 1990.
Terbitan :
Makalah
Malpraktek dan Mitos IMF di Indonesia, Makalah yang disampaikan dalam seminar
yang dilakukan oleh Aliansi Anti IMF (ANTI) di Jakarta, 2002
Internet
100
Education In Latin America, http//portal.unesco.org
Marx, Karl dan Friedrich Engels, The Manifesto of Communist Party 1848,
http://www.anu.edu.au/polsci/marx/classics/manifesto.html
Petras, James, Empire Buiding and Rule:US and Latin America, 2004,
www.resistance.org
101
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
A. PILIHAN WAJIB
K.N 468
INDEKS PRESTASI KUMULATIF = ______ = ______ = 3,20
SKS 146
JUDUL SKRIPSI: DAMPAK EMBARGO AMERIKA SERIKAT TERHADAP KUBA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP HUBUNGAN
AMERIKA SERIKAT DENGAN NEGARA-NEGARA AMERIKA LATIN
CATATAN :
1. TRANSKRIP INI DIGUNAKAN UNTUK : UJIAN SKRIPSI
2. Diisi sesuai mata kuliah yang telah ditetapkan dalam buku kajian / kurikulum
3. Diisi sesuai dengan mata kuliah / SKS yang telah diambil/ditempuh
4. Untuk Ujian Skripsi, dicopy dalam rangkap 6 (enam), sesudah diperiksa oleh Bag. Adm. Akademik
dan sebelum ditandatangani oleh Ketua Jurusan dan Pembantu Dekan I