Professional Documents
Culture Documents
Atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk bumi, dari
permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa. Di bumi, atmosfer terdapat dari
ketinggian 0 km di atas permukaan tanah, sampai dengan sekitar 560 km dari atas
permukaan bumi. Atmosfer tersusun atas beberapa lapisan, yang dinamai menurut
fenomena yang terjadi di lapisan tersebut. Transisi antara lapisan yang satu dengan yang
lain berlangsung bertahap. Studi tentang atmosfer mula-mula dilakukan untuk
memecahkan masalah cuaca, fenomena pembiasan sinar matahari saat terbit dan
tenggelam, serta kelap-kelipnya bintang. Dengan peralatan yang sensitif yang dipasang di
wahana luar angkasa, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang
atmosfer berikut fenomena-fenomena yang terjadi di dalamnya.
Atmosfer Bumi terdiri atas nitrogen (78.17%) dan oksigen (20.97%), dengan sedikit
argon (0.9%), karbondioksida (variabel, tetapi sekitar 0.0357%), uap air, dan gas lainnya.
Atmosfer melindungi kehidupan di bumi dengan menyerap radiasi sinar ultraviolet dari
matahari dan mengurangi suhu ekstrem di antara siang dan malam. 75% dari atmosfer
ada dalam 11 km dari permukaan planet.
Atmosfer tidak mempunyai batas mendadak, tetapi agak menipis lambat laun dengan
menambah ketinggian, tidak ada batas pasti antara atmosfer dan angkasa luar.
Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 Troposfer
• 2 Stratosfer
• 3 Mesosfer
• 4 Termosfer
• 5 Eksosfer
• 6 Komposisi dari atmosfer bumi
• 7 Lihat pula
[sunting] Troposfer
Lapisan ini berada pada level yang terrendah, campuran gasnya paling ideal untuk
menopang kehidupan di bumi. Dalam lapisan ini kehidupan terlindung dari sengatan
radiasi yang dipancarkan oleh benda-benda langit lain. Dibandingkan dengan lapisan
atmosfer yang lain, lapisan ini adalah yang paling tipis (kurang lebih 15 kilometer dari
permukaan tanah). Dalam lapisan ini, hampir semua jenis cuaca, perubahan suhu yang
mendadak, angin tekanan dan kelembaban yang kita rasakan sehari-hari berlangsung.
Ketinggian yang paling rendah adalah bagian yang paling hangat dari troposfer, karena
permukaan bumi menyerap radiasi panas dari matahari dan menyalurkan panasnya ke
udara. Biasanya, jika ketinggian bertambah, suhu udara akan berkurang secara tunak
(steady), dari sekitar 17℃ sampai -52℃. Pada permukaan bumi yang tertentu, seperti
daerah pegunungan dan dataran tinggi dapat menyebabkan anomali terhadap gradien
suhu tersebut.
Diantara stratosfer dan troposfer terdapat lapisan yang disebut lapisan Tropopouse.
[sunting] Stratosfer
Perubahan secara bertahap dari troposfer ke stratosfer dimulai dari ketinggian sekitar 11
km. Suhu di lapisan stratosfer yang paling bawah relatif stabil dan sangat dingin yaitu -
70oF atau sekitar - 57oC. Pada lapisan ini angin yang sangat kencang terjadi dengan pola
aliran yang tertentu. Awan tinggi jenis cirrus kadang-kadang terjadi di lapisan paling
bawah, namun tidak ada pola cuaca yang signifikan yang terjadi pada lapisan ini.
Dari bagian tengah stratosfer keatas, pola suhunya berubah menjadi semakin bertambah
semakin naik, karena bertambahnya lapisan dengan konsentrasi ozon yang bertambah.
Lapisan ozon ini menyerap radiasi sinar ultra ungu. Suhu pada lapisan ini bisa mencapai
sekitar 18oC pada ketinggian sekitar 40 km. Lapisan stratopause memisahkan stratosfer
dengan lapisan berikutnya.
[sunting] Mesosfer
Kurang lebih 25 mil atau 40km diatas permukaan bumi terdapat lapisan transisi menuju
lapisan mesosfer. Pada lapisan ini, suhu kembali turun ketika ketinggian bertambah,
sampai menjadi sekitar - 143oC di dekat bagian atas dari lapisan ini, yaitu kurang lebih 81
km diatas permukaan bumi. Suhu serendah ini memungkinkan terjadi awan noctilucent,
yang terbentuk dari kristal es.
[sunting] Termosfer
Transisi dari mesosfer ke termosfer dimulai pada ketinggian sekitar 81 km. Dinamai
termosfer karena terjadi kenaikan temperatur yang cukup tinggi pada lapisan ini yaitu
sekitar 1982oC. Perubahan ini terjadi karena serapan radiasi sinar ultra ungu. Radiasi ini
menyebabkan reaksi kimia sehingga membentuk lapisan bermuatan listrik yang dikenal
dengan nama ionosfer, yang dapat memantulkan gelombang radio. Sebelum munculnya
era satelit, lapisan ini berguna untuk membantu memancarkan gelombang radio jarak
jauh.
Fenomena aurora yang dikenal juga dengan cahaya utara atau cahaya selatan terjadi
disini.
[sunting] Eksosfer
Adanya refleksi cahaya matahari yang dipantulkan oleh partikel debu meteoritik. Cahaya
matahari yang dipantulkan tersebut juga disebut sebagai cahaya Zodiakal
• Nitrogen ( )
• Oksigen ( )
• Argon ( )
• Air ( )
• Ozon ( )
• Karbondioksida ( )
Atmosfer adalah nama buat lapisan gas yang menyelubungi benda yang memilik massa
sangat berat. Gas-gas tersebut tertarik oleh gravitasi dari badan tersebut. Beberapa planet
terdiri dari beberapa gas, dan oleh karena itu memiliki atmosfer yang tebal (lihat raksasa
gas).
Artikel bertopik astronomi dan luar angkasa ini adalah sebuah rintisan. Anda
dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.
Massa
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Massa (berasal dari bahasa Yunani μάζα) adalah suatu sifat fisika dari suatu benda yang
digunakan untuk menjelaskan berbagai perilaku objek yang terpantau. Dalam kegunaan
sehari-hari, massa biasanya disinonimkan dengn berat. Namun menurut pemahaman
ilmiah modern, berat suatu objek diakibatkan oleh interaksi massa dengan medan
gravitasi.
Sebagai contoh, seseorang yang mengangkat benda berat di Bumi dapat mengasosiasi
berat benda tersebut dengan massanya. Asosiasi ini dapat diterima untuk benda-benda
yang berada di Bumi. Namun apabila benda tersebut berada di Bulan, maka berat benda
tersebut akan lebih kecil dan lebih mudah diangkat namun massanya tetaplah sama.
Tubuh manusia dilengkapi dengan indera-indera perasa yang membuat kita dapat
merasakan berbagai fenomena-fenomena yang diasosiasikan dengan massa. Seseorang
dapat mengamati suatu objek untuk menentukan ukurannya, mengangkatnya untuk
merasakan beratnya, dan mendorongnya untuk merasakan gaya gesek inersia benda
tersebut. Penginderaan ini merupakan bagian dari pemahaman kita mengenai massa,
namun tiada satupun yang secara penuh dapat mewakili konsep abstrak massa. Konsep
abstrak bukanlah berasal dari penginderaan, melainkan berasal dari gabungan berbagai
pengalaman manusia.
Konsep modern massa diperkenalkan oleh Isaac Newton dalam penjelasan gravitasi dan
inersia yang dikembangkannya. Sebelumnya, berbagai fenomena gravitasi dan inersia
dipandang sebagai dua hal yang berbeda dan tidak berhubungan. Namun, Isaac Newton
menggabungkan fenomena-fenomena ini dan berargumen bahwa kesemuaan fenomena
ini disebabkan oleh adanya keberadaan massa.
Pada situasi normal, berat suatu objek adalah sebanding dengan massanya. Namun
pembedaan antara massa dengan berat diperlukan untuk pengukuran berpresisi tinggi.
Oleh karena hubungan relativistik antara massa dengan energi, adalah mungkin untuk
menggunakan satuan energi untuk mewakili massa. Sebagai contoh, eV normalnya
digunakan sebagai satuan massa (kira-kira 1,783×10−36 kg) dalam fisika partikel.
Dalam ilmu fisika, kita dapat secara konseptual membedakan paling tidak tujuh corak
massa ataupun tujuh fenomena fisika yang dapat dijelaskan menggunakan konsep massa:
[1]
• Massa inersia merupakan ukuran resistansi suatu objek untuk mengubah keadaan
geraknya ketika suatu gaya diterapkan. Ia ditentukan dengan menerapkan gaya ke
sebuah objek dan mengukur percepatan yang dihasilkan oleh gaya tersebut. Objek
dengan massa inersia yang rendah akan berakselerasi lebih cepat daripada objek
dengan massa inersia yang besar. Dapat dikatakan, benda dengan massa yang
lebih besar memiliki inersia yang lebih besar.
• Jumlah materi pada beberapa jenis sampel dapat ditentukan secara persis melalui
elektrodeposisi ataupun proses-proses lainnya. Massa persis suatu sampel
ditentukan dengan menghitung jumlah dan jenis atom-atom yang terdapat di
dalamnya. Selain itu, dihitung pula eneri yang terlibat dalam pengikatan atom-
atom tersebut (bertanggung jawab terhadap defisit massa ataupun massa yang
hilang).
Artikel bertopik fisika ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia
dengan mengembangkannya.
Aurora
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Aurora adalah fenomena pancaran cahaya yang menyala-nyala pada lapisan ionosfer dari
sebuah planet sebagai akibat adanya interaksi antara medan magnetik yang dimiliki
planet tersebut dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh matahari (angin
matahari).
Di bumi, aurora terjadi di daerah di sekitar kutub Utara dan kutub Selatan magnetiknya.
Aurora yang terjadi di daerah sebelah Utara dikenal dengan nama Aurora Borealis (IPA
/ɔˈɹɔɹə bɔɹiˈælɪs/), yang dinamai bersempena Dewi Fajar Rom, Aurora, dan nama
Yunani untuk angin utara, Boreas. Ini karena di Eropa, aurora sering terlihat kemerah-
merahan di ufuk utara seolah-olah matahari akan terbit dari arah tersebut. Aurora borealis
selalu terjadi di antara September dan Oktober dan Maret dan April. Fenomena aurora di
sebelah Selatan yang dikenal dengan Aurora Australis mempunyai sifat-sifat yang
serupa.
Luar angkasa
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Karena atmosfer Bumi tidak memiliki batas yang jelas, namun terdiri dari lapisan yang
secara bertahap semakin menipis dengan naiknya ketinggian, tidak ada batasan yang jelas
antara atmosfer dan angkasa. Ketinggian 100 kilometer atau 62 mil ditetapkan oleh
Federation Aeronautique Internationale merupakan definisi yang paling banyak diterima
sebagai batasan antara atmosfer dan angkasa.
Ketinggian minimal untuk orbit stabil dimulai sekitar 350 km (220 mil) di atas
permukaan laut rata-rata, jadi untuk melakukan penerbangan angkasa orbital nyata,
sebuah pesawat harus terbang lebih tinggi dan (yang lebih penting) lebih cepat dari yang
dibutuhkan untuk penerbangan angkasa sub-orbital.
Mencapai orbit membutuhkan kecepatan tinggi. Sebuah pesawat belum mencapai orbit
sampai ia memutari Bumi begitu cepat sehingga gaya sentrifugal ke atas membatalkan
gaya gravitasi ke bawah pesawat. Setelah mencapai di luar atmosfer, sebuah pesawat
memasuki orbit harus berputar ke samping dan melanjutkan pendorongan roketnya untuk
mencapai kecepatan yang dibutuhkan; untuk orbit Bumi rendah, kecepatannya sekitar 7,9
km/s (28.400 km/jam — 18.000 mill/jam). Oleh karena itu, mencapai ketinggian yang
dibutuhkan merupakan langkah pertama untuk mencapai orbit.
Energi yang dibutuhkan untuk mencapai kecepatan untuk orbit bumi rendah 32MJ/kg
sekitar dua puluh kali energi yang dibutuhkan untuk mencapai ketinggian dasar 10
kJ/km/kg.
• garis Karman
• sayap astronot
• Perbedaan antara penerbangan angkasa sub-orbital dan orbital
• angkasa dan keselamatan
• kolonisasi angkasa
• penjelajahan angkasa
• ilmu angkasa
• teknologi angkasa
• astronomi
[sembunyikan]
l•b•s
Bidang utama teknologi
Olahraga
dan Peralatan berkemah · Tempat bermain · Peralatan olahraga
Rekreasi
Informasi
Teknologi informasi · Teknologi komunikasi · Grafis · Teknologi musik ·
dan
Pengenalan suara · Teknologi visual
Komunikasi
Troposfer
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Troposfer adalah lapisan terendah yang tebalnya kira-kira sampai dengan 10 kilometer
di atas permukaan bumi. Dalam troposfer ini terdapat gas-gas rumah kaca yang
menyebabkan efek rumah kaca dan pemanasan global.
• Efek Rumah Kaca atau Greenhouse Effect merupakan istilah yang pada awalnya
berasal dari pengalaman para petani di daerah beriklim sedang yang menanam
sayur-sayuran dan biji-bijian di dalam rumah kaca. Pengalaman mereka
menunjukkan bahwa pada siang hari pada waktu cuaca cerah, meskipun tanpa alat
pemanas suhu di dalam ruangan rumah kaca lebih tinggi dari pada suhu di
luarnya.
• Pemanasan Global adalah fenomena naiknya suhu permukaan bumi karena
meningkatnya efek rumah kaca.
• Gas-gas Rumah Kaca atau Greenhouse Gases adalah gas-gas yang menyebabkan
terjadinya efek rumah kaca. Selain uap air (H2O), Siklus Air dan karbon dioksida
(CO2), terdapat gas rumah kaca lain di atmosfer, dan yang terpenting berkaitan
dengan pencemaran dan pemanasan global adalah metana (CH4), ozon (O3),
dinitrogen oksida (N2O), dan chlorofluorocarbon (CFC) atau Perusakan Lapisan
Ozon.
Turbojet
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Mesin turbojet adalah mesin jet yang paling sederhana, biasanya dipakai untuk pesawat-
pesawat jet awal atau pesawat-pesawat jet berkecepatan tinggi. Contoh dari mesin ini
adalah mesin Rolls-Royce Olypus 593 yang digunakan untuk pesawat Concorde. Selain
menggerakan pesawat, mesin ini juga bisa dipakai untuk menggerakan kereta api dan
kapal laut, contohnya mesin Marine Olympus yang memiliki kekuatan 28.000 hp (daya
kuda atau setara dengan 21 MW) yang digunakan untuk menggerakkan kapal perang
modern dengan bobot mati 20.000 ton dengan operasi berkecepatan tinggi.
Diagram skematik menunjukkan beroperasinya sentrifugal alir mesin turbojet. Here, the
compressor is again driven by the turbine, but the air flow remains parallel to the axis of
thrust.
Mesin turbojet J85-GE-17A dari General Electric (1970)
Irisan air start system dari turbojet General Electric J79 . Terlihat jelas turbin mini dan
gearnya.
Ramjet
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ramjet adalah nama untuk salah satu karakter robot fiksi dari serial Transformers.
Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 Transformers G1
o 1.1 Profil
o 1.2 Serial animasi
• 2 Transformers: Universe
o 2.1 Mainan
• 3 Unicron Trilogy
o 3.1 Transformers: Armada
3.1.1 Mainan
o 3.2 Transformers: Cybertron
• 4 Transformers film
• 5 Transformers: Animated
• 6 Pranala luar
[sunting] Transformers G1
[sunting] Profil
Ramjet adalah seorang Decepticons yang juga merupakan anggota Seekers. Bersama
Thrust dan Dirge, ia adalah karakter Transformers yang muncul sejak season kedua dan
oleh para fans Transformers dinamakan "The Coneheads". Mereka bertiga mendampingi
tiga jet Decepticons yang sudah ada sebelumnya yaitu Starscream, Skywarp, dan
Thundercracker.
Ramjet memiliki sifat bengis dan liar. Ia senang menhancurkan sesuatu (seperti gedung)
dengan cara menyeruduknya. Ia menyimpan dua bom dan senapan mesin otomatis di dua
sayapnya. Karena hal itulah, Ramjet memiliki banyak musuh bebuyutan disbanding dua
saudaranya, Thrust dan Dirge.
Pengisi suara Ramjet adalah Jack Angel dalam versi Inggris dan Toshiro Ishii dalam versi
Jepang.
Selanjutnya Ramjet tampil dalam beberapa episode. Peran paling besar ia dapatkan di
episode 40, "A Decepticon Raider in King Arthur’s Court", dimana beberapa Autobots
dan Decepticons kembali ke masa lalu melalui sebuah lorong waktu di sebuah gua di
kawasan Inggris. Dalam episode ini Ramjet menggunakan moncongnya sebagai alat
dobrak. Lalu bersama Rumble ia berperang melawan Spike Witwicky yang dibantu oleh
Warpath.
Dalam The Transformers: The Movie, Ramjet adalah Decepticons pertama yang KO
dalam pertarungan di Autobot City. Setelah film berakhir, Ramjet dihancurkan oleh Ultra
Magnus. Namun ia kembali muncul di season ketiga.
[sunting] Mainan
Ramjet muncul dalam Transformers: Armada seri buku produksi Dreamwave. Bersama
Tidal Wave sebagai mitra Mini-Connya.
Pertama muncul dalam edisi 18, Ramjet ditolong oleh Over-Run dengan menggunakan
Mini-Con Matrix dalam usahanya mengalahkan Unicron. Ramjet dalam seri buku
merupakan seorang ksatria yang cepat, namun kurang tangguh. Dimana ia lebih sering
terkena tembakan dari peluru di darat.
[sunting] Mainan
Dalam seri ini Ramjet muncul sebagai Mini-Con yang kemudian direkrut oleh Thrust
untuk menjadi ksatria.
Mesosfer
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Mesosfer adalah lapisan udara ketiga, di mana suhu atmosfer akan berkurang dengan
pertambahan ketinggian hingga ke lapisan keempat, termosfer. Udara yang terdapat di
sini akan mengakibatkan pergeseran berlaku dengan objek yang datang dari angkasa dan
menghasilkan suhu yang tinggi. Kebanyakan meteor yang sampai ke bumi biasanya
terbakar di lapisan ini.
Mesosfer terletak di antara 50 km dan 80-85 km dari permukaan bumi, saat suhunya
berkurang dari 290 K hingga 200 K (18oC hingga − 73oC). Antara lapisan Mesosfer
dengan lapisan atermosfer terdapat lapisan perantara yaitu Mesopause.
Orbit
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Dua buah benda dengan massa yang sedikit berbeda mengelilingi suatu pusat massa
bersama. Ukuran, dan jenis orbit seperti ini mirip dengan sistem Pluto-Charon.
Dalam fisika, suatu orbit adalah jalan yang dilalui oleh objek, di sekitar objek lainnya, di
dalam pengaruh dari gaya tertentu. Orbit pertama kali dianalisa secara matematis oleh
Johannes Kepler yang merumuskan hasil perhitungannya dalam hukum Kepler tentang
gerak planet. Dia menemukan bahwa orbit dari planet dalam tata surya kita adalah
berbentuk elips dan bukan lingkaran atau episiklus seperti yang semula dipercaya.
Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 Sejarah
• 2 Orbit Bumi
• 3 Peran dalam evolusi teori atom
• 4 Pranala luar
[sunting] Sejarah
Isaac Newton menunjukkan bahwa hukum Kepler dapat di turunkan dari teori gravitasi.
Pada umumnya, gerak benda dalam lingkup pengaruh gravitasi merupakan lintasan yg
berbentuk irisan kerucut. Newton kemudian menunjukkan bahwa sepasang benda akan
saling mengitari dengan jarak yg berbanding terbalik dengan massanya dan sekitar titik
pusat massa (t.p.m.) gabungan dari kedua benda tadi. Bila salah satu benda jauh lebih
besar (massive) dari yang satunya, maka t.p.m. nya akan mendekati t.p.m. benda yg lebih
besar tadi.
Artikel bertopik fisika ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia
dengan mengembangkannya.
Kecepatan orbit
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kecepatan orbit badan, umumnya planet ataupun satelit alami adalah kecepatan di mana
benda-benda langit tersebut berputar mengelilingi pusat massa sistem, khususnya di
sekeliling badan yang lebih masif.
di mana:
Gaya sentrifugal
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Cairan dalam tabung yang diputar akan melengkung naik setinggi H akibat adanya gaya
sentrifugal
Gaya sentrifugal (lawan dari gaya sentripetal) merupakan efek semu yang ditimbulkan
ketika sebuah benda melakukan gerak melingkar (sentrifugal berarti menjahui pusat
putaran.
Ketika sebuah benda atau partikel melakukan gerak melingkar, pada benda atau partikel
tersebut bekerja gaya sentripetal yang arahnya menuju pusat lingkaran. Banyak sekali
orang yang tergoda untuk menambahkan sebuah gaya yang arahnya menjahui pusat
lingkaran, di mana peran gaya ini adalah mengimbangi gaya sentripetal. Besar gaya
sentrifugal sama dengan besar gaya sentripetal, sedangkan arah gaya sentrifugal
berlawanan dengan gaya sentripetal. Hal ini dimaksudkan agar benda yang melakukan
gerak melingkar berada dalam keadaan setimbang. Gaya yang arahnya menjahui pusat
tersebut dinamakan gaya sentrifugal.
Jika ada gaya sentrifugal yang bekerja pada benda yang melakukan gerak melingkar,
maka hukum I Newton dilanggar. Menurut Hukum I Newton, jika terdapat gaya total
pada suatu benda maka benda tersebut berada dalam keadaan diam atau bergerak dengan
laju tetap sepanjang garis lurus. Ketika sebuah benda melakukan gerak melingkar, pada
benda tersebut bekerja gaya sentripetal yang arahnya menuju pusat lingkaran. Apabila
terdapat gaya sentrifugal yang arahnya menjahui pusat, maka akan terdapat gaya total
yang menyebabkan benda bergerak sepanjang garis lurus. Kenyataan yang terjadi, benda
tetap melakukan gerak melingkar. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa tidak ada
gaya sentrifugal.
Gravitasi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Gravitasi adalah gaya tarik-menarik yang terjadi antara semua partikel yang mempunyai
massa di alam semesta. Fisika modern mendeskripsikan gravitasi menggunakan Teori
Relativitas Umum dari Einstein, namun hukum gravitasi universal Newton yang lebih
sederhana merupakan hampiran yang cukup akurat dalam kebanyakan kasus.
Sebagai contoh, bumi yang memiliki massa yang sangat besar menghasilkan gaya
gravitasi yang sangat besar untuk menarik benda-benda di sekitarnya, termasuk makhluk
hidup, dan benda-benda yang ada di bumi. Gaya gravitasi ini juga menarik benda-benda
yang ada diluar angkasa, seperti bulan, meteor, dan benda angkasa lainnya, termasuk
satelit buatan manusia.
Beberapa teori yang belum dapat dibuktikan menyebutkan bahwa gaya gravitasi timbul
karena adanya partikel gravitron dalam setiap atom.
F adalah besar dari gaya gravitasi antara kedua massa titik tersebut
G adalah konstanta gravitasi
m1 adalah besar massa titik pertama
m2 adalah besar massa titik kedua
r adalah jarak antara kedua massa titik, dan
Dalam sistem Internasional, F diukur dalam newton (N), m1 dan m2 dalam kilograms
(kg), r dalam meter (m), dsn konstanta G kira-kira sama dengan 6,67 × 10−11 N m2 kg−2.
Dari persamaan ini dapat diturunkan persamaan untuk menghitung Berat. Berat suatu
benda adalah hasil kali massa benda tersebut dengan percepatan gravitasi bumi.
Persamaan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut: W = mg. W adalah gaya berat benda
tersebut, m adalah massa dan g adalah percepatan gravitasi. Percepatan gravitasi ini
berbeda-beda dari satu tempat ke tempat lain.
Artikel bertopik fisika ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia
dengan mengembangkannya.
Kolonisasi angkasa
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kolonisasi angkasa, juga disebut tempat tinggal angkasa, adalah sebuah perencanaan
habitat manusia permanen di luar Bumi. Dia merupakan salah satu topik utama dalam
sains fiksi. Beberapa grup perancang di NASA dan lainnya telah memeriksa
kemungkinan skema yang berbagai macam.
Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 Metode
o 1.1 Pendukung kehidupan
o 1.2 Replikasi-sendiri
o 1.3 Besarnya populasi
• 2 Lihat pula
• 3 Pranala luar
[sunting] Metode
[sunting] Pendukung kehidupan
Kolonisasi angkasa
Planet Dalam
• Lagrange
• Merkurius
• Venus
• Bumi
o Bulan
• Mars
• Ceres
Planet Luar
• Yupiter
o Europa
o Callisto
• Saturnus
o Titan
• Uranus
• Obyek trans-Neptunus
l•b•s
Untuk manusia bisa hidup permanen di luar Bumi, habitat harus menjaga lingkungan
yang masih mirip dengan Bumi, misal homeostasis. Habitat harus berisi spesies non-
manusia-- contohnya, mikroorganisme dan bibit tumbuhan.
• Organisme dan habitat mereka diisolasi penuh dari lingkungan (misal termasuk
biosfer buatan, biosfer 2, sistem pendukung kehidupan)
• Merngubah lingkungan agar dapat menjadi habitat ramah-kehidupan (sebuah
proses yang disebut terraforming)
• Mengubah organisme agar menjadi lebih cocok dengan lingkungan, yaitu
menyatukan habitat menjadi organisme (Lihat juga: teknik genetika,
transhumanisme, cyborg)
[sunting] Replikasi-sendiri
Lihat juga: probe von Neumann, von Neumann machine, clanking replicator
Pada 2002, antropologis Dr. John Moore memperkirakan bahwa sebuah populasi 150-189
akan mencukupi reproduksi normal untuk 60-80 generasi yang kira-kira sama dengan
2000 tahun.
Sebuah populasi yang minimum dari dua wanita dapat dilakukan selama embrio manusia
tersedia dari Bumi.
Penjelajahan angkasa
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Penjelajahan angkasa adalah eksplorasi fisik dari benda di luar Bumi dan biasanya
menyangkut teknologi, ilmu pengetahuan, dan politik yang berhubungan dengan luar
angkasa. Salah satu yang paling terkenal dan aspek penting dari penjelajahan angkasa
adalah pendaratan manusia pertama di bulan dalam perlombaan angkasa antara Amerika
Serikat dan Uni Soviet.
Daftar isi
[sembunyikan]
• 5 Pranala luar
Museum National Air and Space (National Air and Space Museum, NASM) di National
Mall di Washington, D.C. memajang sebuah contoh batu bulan yang dapat dilihat dan
disentuh oleh masyarakat, sebuah kapsul Gemini dan roket Soviet. Steven F. Udvar-Hazy
Center di Dulles International Airport di Virginia Utara menampilkan banyak teknologi
aerospace dalam satu tempat: Pesawat luar angkasa Enterprise, sebuah Concorde dan
beberapa pesawat lainnya. Museum Space & Rocket Center A.S di Huntsville, Alabama
dekat dengan Redstone Arsenal menampilkan banyak perangkat angkasa, termasuk
replika roket Saturn V Apollo 11 ukuran-penuh, Apollo asli, dan kapsul pelatih luar-
angkasa Merkurius, dan kapsul luar angkasa Apollo 16 asli.
Lihat juga: Blue Marble, sebuah gambar tahun 1972 yang diambil oleh Program Apollo
1
Projek Vanguard ditransfer dari NRL ke NASA sesaat sebelum peluncuran.
2
Uni Soviet telah mencoba rendezvous lebih awal pada 125 Agustus 1962; Namun,
Vostok 3 dan Vostok 4 hanya berjarak lima kilometer satu sama lain, dand berada dalam
bidang orbit yang berbeda. Pravda tidak menyebut informasi ini dan menandakan bahwa
rendezvous telah dilaksanakan.
Space Shuttle Columbia beberapa detik setelah penyalaan mesin, 1981 (NASA)
Kapal angkasa penggunaan ulang pertama (shuttle angkasa) diluncurkan oleh AS pada
perayaan tahunan ke-20 penerbangan Gagarin, 12 April 1981. Pesawat angkasa
penggunaan ulang pertama (dan sejauh ini) otomatis adalah Buran, diluncurkan oleh
USSR pada 15 November 1988.
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Misi luar angkasa tak berawak
• Program Pioneer
• Program Luna
• Program Zond
• Program Venera program
• Program probe Mars
• Program Ranger
• Program Mariner
• Program Surveyor
• Program Viking
• Program Voyager
• Program Vega
• Program Phobos
• Program Discovery
• Hewan di angkasa
• Monyet di angkasa
• Anjing luar angkasa Russia
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Astronot dan penerbangan luar angkasa
berawak
• Penjelajahan Mars
• Pengembangan energi masa depan
• Turisme angkasa
• Penerbangan angkasa pribadi
• Kolonisasi angkasa
• Penjelajahan antar bintang
[sunting] Lainnya
Alam semesta
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Alam semesta, kata ini digunakan untuk menjelaskan seluruh ruang waktu kontinu di
mana kita berada, dengan energi dan materi yang dimilikinya pada pertengahan pertama
abad ke-20. Usaha untuk memahami pegertian alam semesta dalam lingkup ini pada skala
terbesar yang memungkinkan, ada pada kosmologi, ilmu pengetahuan yang berkembang
dari fisika dan astronomi.
Astronomi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Astronomi, yang secara etimologi berarti "ilmu bintang" (dari Yunani: άστρο, + νόμος),
adalah ilmu yang melibatkan pengamatan dan penjelasan kejadian yang terjadi di luar
Bumi dan atmosfernya. Ilmu ini mempelajari asal-usul, evolusi, sifat fisik dan kimiawi
benda-benda yang bisa dilihat di langit (dan di luar Bumi), juga proses yang melibatkan
mereka.
Selama sebagian abad ke-20, astronomi dianggap terpilah menjadi astrometri, mekanika
langit, dan astrofisika. Status tinggi sekarang yang dimiliki astrofisika bisa tercermin
dalam nama jurusan universitas dan institut yang dilibatkan di penelitian astronomis:
yang paling tua adalah tanpa kecuali bagian 'Astronomi' dan institut, yang paling baru
cenderung memasukkan astrofisika di nama mereka, kadang-kadang mengeluarkan kata
astronomi, untuk menekankan sifat penelitiannya. Selanjutnya, penelitian astrofisika,
secara khususnya astrofisika teoretis, bisa dilakukan oleh orang yang berlatar belakang
ilmu fisika atau matematika daripada astronomi.
Astronomi Bulan: kawah besar ini adalah Daedalus, yang dipotret kru Apollo 11 selagi
mereka mengedari Bulan pada 1969. Ditemukan di tengah sisi gelap bulan Bumi, garis
tengahnya sekitar 93 km
Astronomi adalah salah satu di antara sedikit ilmu pengetahuan di mana amatir masih
memainkan peran aktif, khususnya dalam hal penemuan dan pengamatan fenomena
sementara. Astronomi jangan dikelirukan dengan astrologi, ilmusemu yang
mengasumsikan bahwa takdir manusia dapat dikaitkan dengan letak benda-benda
astronomis di langit. Meskipun memiliki asal-muasal yang sama, kedua bidang ini sangat
berbeda; astronom menggunakan metode ilmiah, sedangkan astrolog tidak.
Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 Cabang-cabang astronomi
o 1.1 Berdasarkan subyek atau masalah
o 1.2 Cara-cara mendapatkan informasi
• 2 Sejarah Singkat
• 3 Astronomi di Indonesia
o 3.1 Masyarakat tradisional
o 3.2 Masa modern
• 4 Lihat pula
• 5 Alat astronomi
• 6 Pranala luar
o 6.1 Organisasi Dalam Negri
o 6.2 Organisasi Internasional
o 6.3 Referensi
• 7 Catatan kaki
Bidang yang dipelajari juga dikategorikan menjadi dua cara yang berbeda: dengan
'subyek', biasanya menurut daerah angkasa (misalnya Astronomi Galaksi) atau 'masalah'
(seperti pembentukan bintang atau kosmologi); atau dari cara yang dipergunakan untuk
mendapatkan informasi (pada hakekatnya, daerah di mana spektrum elektromagnetik
dipakai). Pembagian pertama bisa diterapkan kepada baik pengamat maupun teoretikus,
tetapi pembagian kedua ini hanya berlaku bagi pengamat (dengan tak sempurna), selama
teoretikus mencoba menggunakan informasi yang ada, di semua panjang gelombang, dan
pengamat sering mengamati di lebih dari satu daerah spektrum.
• Arkheoastronomi
• Astrobiologi
• Astrokimia
Lihat daftar topik astronomi untuk daftar halaman yang berhubungan dengan astronomi
yang lebih lengkap.
Dalam astronomi, informasi sebagian besar didapat dari deteksi dan analisis radiasi
elektromagnetik, foton, tetapi informasi juga dibawa oleh sinar kosmik, neutrino, dan,
dalam waktu dekat, gelombang gravitasional (lihat LIGO dan LISA). Pembagian
astronomi secara tradisional dibuat berdasarkan rentang daerah spektrum elektromagnetik
yang diamati:
• Astronomi optikal menunjuk kepada teknik yang dipakai untuk mengetahui dan
menganalisa cahaya pada daerah sekitar panjang gelombang yang bisa dideteksi
oleh mata (sekitar 400 - 800 nm). Alat yang paling biasa dipakai adalah teleskop,
dengan CCD dan spektrograf.
• Astronomi inframerah mengenai deteksi radiasi infra merah (panjang
gelombangnya lebih panjang daripada cahaya merah). Alat yang digunakan
hampir sama dengan astronomi optik dilengkapi peralatan untuk mendeteksi foton
infra merah. Teleskop Ruang Angkasa digunakan untuk mengatasi gangguan
pengamatan yang berasal dari atmosfer.
• Astronomi radio memakai alat yang betul-betul berbeda untuk mendeteksi radiasi
dengan panjang gelombang mm sampai cm. Penerimanya mirip dengan yang
dipakai dalam pengiriman siaran radio (yang memakai radiasi dari panjang
gelombang itu).
Astronomi Ekstragalaktik: lensa gravitasi. Gambar dari Teleskop Ruang Angkasa Hubble
ini menunjukkan beberapa obyek yang terbentuk dengan putaran yang biru yang
sebetulnya adalah beberapa tampilan dari galaksi yang sama. Mereka sudah digandakan
oleh efek lensa gravitasi kelompok galaksi yang berwarna kuning, bulat panjang dan
spiral di dekat pusat foto. Pelensaan gravitasi dihasilkan oleh bidang gravitasi kelompok
yang luar biasa masif sehingga mampu melengkungkan cahaya. Beberapa akibatnya
adalah memperbesar ukuran obyek yang dilensakan, menjadikan terang dan mengubah
tampilan benda yang lebih jauh.
Astronomi optik dan radio bisa dilakukan di observatorium landas bumi, karena atmosfer
transparan pada panjang gelombang itu. Cahaya infra merah benar-benar diserap oleh uap
air, sehingga observatorium infra merah terpaksa ditempatkan di tempat kering yang
tinggi atau di angkasa.
Atmosfer kedap pada panjang gelombang astronomi sinar-X, astronomi sinar-gamma,
astronomi ultra violet dan, kecuali sedikit "jendela" dari panjang gelombang, astronomi
infra merah jauh, oleh sebab itu pengamatan bisa dilakukan hanya dari balon atau
observatorium luar angkasa.
Bintang adalah benda yang sangat jauh. Dengan munculnya spektroskop terbukti bahwa
mereka mirip matahari kita sendiri, tetapi dengan berbagai temperatur, massa dan ukuran.
Keberadaan galaksi kita, Bima Sakti, dan beberapa kelompok bintang terpisah hanya
terbukti pada abad ke-20, serta keberadaan galaksi "eksternal", dan segera sesudahnya,
perluasan Jagad Raya dilihat di resesi kebanyakan galaksi dari kita.
Kosmologi membuat kemajuan sangat besar selama abad ke-20, dengan model Ledakan
Dahsyat yang didukung oleh pengamatan astronomi dan eksperimen fisika, seperti radiasi
kosmik gelombang mikro latar belakang, Hukum Hubble dan Elemen Kosmologikal.
Untuk sejarah astronomi yang lebih terperinci, lihat sejarah astronomi.
[sunting] Astronomi di Indonesia
[sunting] Masyarakat tradisional
Pelaut-pelaut Belanda pertama yang mencapai Indonesia pada akhir abad-16 dan awal
abad-17 adalah juga astronom-astronom ulung, seperti Pieter Dirkszoon Keyser dan
Frederick de Houtman. Lebih 150 tahun kemudian setelah era penjelajahan tersebut,
misionaris Belanda kelahiran Jerman yang menaruh perhatian pada bidang astronomi,
Johan Maurits Mohr, mendirikan observatorium pertamanya di Batavia pada 1765. James
Cook, seorang penjelajah Inggris, dan Louis Antoine de Bougainville, seorang penjelajah
Perancis, bahkan pernah mengunjungi Mohr di observatoriumnya untuk mengamati
transit Planet Venus pada 1769[1].
Ilmu astronomi modern makin berkembang setelah pata tahun 1928, atas kebaikan Karel
Albert Rudolf Bosscha, seorang pengusaha perkebunan teh di daerah Malabar, dipasang
beberapa teleskop besar di Lembang, Jawa Barat, yang menjadi cikal bakal
Observatorium Bosscha, sebagaimana dikenal pada masa kini.
Penelitian astronomi yang dilakukan pada masa kolonial diarahkan pada pengamatan
bintang ganda visual dan survei langit di belahan selatan ekuator bumi, karena pada masa
tersebut belum banyak observatorium untuk pengamatan daerah selatan ekuator.
Lembaga negara yang terlibat secara aktif dalam perkembangan astronomi di Indonesia
adalah Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).
Demikian juga dengan adanya salah seorang putra terbaik bangsa dalam bidang
astronomi di tingkat Internasional, yaitu Profesor Bambang Hidayat yang pernah
menjabat sebagai vice president IAU (International Astronomical Union).
Stellar astronomi, Evolusi istimewa: Nebula Planet Semut. Pengusiran gas, dari bintang
mati di pusat, mempunyai pola simetris tidak seperti pola semrawut yang diharapkan dari
letusan biasa. Ilmuwan yang memakai Hubble ingin mengerti bagaimana bintang yang
berbentuk bola bisa menghasilkan simetri menonjol seperti itu di gas yang
dikeluarkannya.
• Astronot
• Kosmonot
• Planet
• Roket
• Taikonot
• Tata surya
• Rasi bintang
• Astronom dan astrofisikawan
• Garis waktu ilmu fisika lubang hitam
• Garis waktu kosmologi
• Garis waktu astronomi latar belakang mikro-gelombang kosmis
• Garis waktu bidang radiasi latar belakang lain
• Garis waktu galaksi, kelompok-kelompok galaksi, dan skala besar struktur
• Garis waktu medium antar-bintang dan intergalaktik sedang
• Garis waktu orang kerdil putih, neutron bintang, dan supernovae
• Garis waktu astronomi bintang
• Garis waktu astronomi surya
• Garis waktu astronomi sistem surya
• Garis waktu peta astronomis, katalog, dan meninjau
• Garis waktu teleskop, observatorium, dan mematuhi teknologi
• Garis waktu satelit buatan dan angkasa memeriksa
• International Astronomical Union
• American Astronomical Society
• Royal Astronomical Society
• European Southern Observatory
• Himpunan Astronomi Amatir Jakarta
• Jogja Astro Club
• Departemen Astronomi
• Institut Teknologi Bandung
• Observatorium Bosscha
[sunting] Referensi
Medan Magnet
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Arus mengalir melalui sepotong kawat membentuk suatu medan magnet (M) disekeliling
kawat. Medan tersebut terorientasi menurut aturan tangan kanan.
Medan Magnet, dalam ilmu Fisika, adalah suatu medan yang dibentuk dengan
menggerakan muatan listrik (arus listrik) yang menyebabkan munculnya gaya di muatan
listrik yang bergerak lainnya. (Putaran mekanika kuantum dari satu partikel membentuk
medan magnet dan putaran itu dipengaruhi oleh dirinya sendiri seperti arus listrik; inilah
yang menyebabkan medan magnet dari ferromagnet "permanen"). Sebuah medan magnet
adalah medan vektor: yaitu berhubungan dengan setiap titik dalam ruang vektor yang
dapat berubah menurut waktu. Arah dari medan ini adalah seimbang dengan arah jarum
kompas yang diletakkan di dalam medan tersebut.
[sunting] Sifat-Sifatnya
Hasil kerja Maxwell telah banyak menyatukan listrik statis dengan magnetisme, yang
menghasilkan sekumpulan dari empat persamaan mengenai kedua medan tersebut.
Namun, di bawah formula Maxwell, masih ada dua medan yang berbeda yang
menjelaskan fenomena berbeda. Einsteinlah yang berhasil menunjukan, dengan relativitas
khusus, bahwa medan listrik dan medan magnet adalah dua aspek dari hal yang sama
(tensor tingkat 2), dan seorang pengamat bisa merasakan gaya magnet di mana seorang
pengamat bergerak hanya merasakan gaya elektrostatik. Dengan demikian, menggunakan
spesial relativitas, gaya magnet adalah manifestasi dari gaya elektrostatik dari muatan
listrik yang bergerak, dan bisa diprakirakan dari pengetahuan tentang gaya elektrostatik
dan gerakan muatan tersebut (relatif terhadap seorang pengamat).
Cahaya
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang kasat mata dengan
panjang gelombang sekitar 380–750 nm.[1] Pada bidang fisika, cahaya adalah radiasi
elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang kasat mata maupun yang tidak. [2][3]
Kedua definisi di atas adalah sifat yang ditunjukkan cahaya secara bersamaan sehingga
disebut "dualisme gelombang-partikel". Paket cahaya yang disebut spektrum kemudian
dipersepsikan secara visual oleh indera penglihatan sebagai warna. Bidang studi cahaya
dikenal dengan sebutan optika, merupakan area riset yang penting pada fisika modern.
Cahaya mempunyai 4 besaran dalam optika klasik:
• Intensitas
• Frekuensi atau panjang gelombang
• Polarisasi
• Fasa
• Refleksi
• Refraksi
• Interferensi
• Difraksi
• Dispersi
• Polarisasi
Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 Optika klasik
o 1.1 Optik geometris
1.1.1 Refleksi atau pemantulan
1.1.2 Refraksi atau pembiasan
o 1.2 Optik fisis
1.2.1 Interferensi
1.2.2 Difraksi
1.2.3 Dispersi
1.2.4 Polarisasi
• 2 Optika modern
o 2.1 Difusi
o 2.2 Hamburan
• 3 Lihat pula
• 4 Referensi
Light propagates through space as a wave with amplitude, wavelength, frequency, and
speed that depend on how it was emitted and on the medium through which it travels.
Frekuensi gelombang cahaya ditentukan oleh periode osilasi yang merupakan panjang
gelombang tersebut, seyogyanya tidak berubah saat merambat melalui berbagai medium,
hanya kecepatan gelombang yang bergantung pada jenis mediumnya. Persamaan yang
digunakan:
dimana:
Pada frekuensi yang konstan, perubahan kecepatan gelombang cahaya akan berpengaruh
pada panjang gelombangnya.[5]
Rasio antara kecepatan gelombang cahaya pada ruang hampa dan kecepatan gelombang
cahaya pada suatu medium disebut index of refraction dengan persamaan:
di mana:
• c adalah kecepatan gelombang cahaya pada ruang hampa berupa konstanta fisika
bernilai 299,792,458 meter/detik.[6]
• v adalah kecepatan gelombang cahaya pada medium tertentu
• n adalah index of refraction atau indeks bias, bernilai n=1 dalam ruang hampa dan
n>1 di dalam medium. Medium yang lebih padat seperti kaca dan air mempunyai
indeks bias sekitar 1,3 hingga 1,5. Indeks bias berlian berkisar antara 2,4
As light wave travels through space, it oscillates in amplitude. In this image, each
maximum amplitude crest is marked with a plane to illustrate the wavefront. The ray is
the arrow perpendicular to these parallel surfaces.
Optik geometris atau optik sinar, menjabarkan perambatan cahaya sebagai vektor yang
disebut sinar. Sinar adalah sebuah abstraksi atau "instrumen" yang digunakan untuk
menentukan arah perambatan cahaya. Sinar sebuah cahaya akan tegak lurus dengan muka
gelombang (Inggris:wavefront) cahaya tersebut, dan ko-linear terhadap vektor
gelombang.
Menurut prinsip Fermat, jarak yang ditempuh sebuah sinar antara dua buah titik, adalah
jarak tempuh terpendek dan tercepat.[7] Sebelumnya, pada tahun 60, Heron dari
Alexandria, seorang ahli matematika berkebangsaan Yunani yang tinggal di salah satu
propinsi Roma, Ptolemaic Egypt, menjelaskan prinsip refleksi sinar cahaya dengan jarak
tempuh terkecil dalam medium dengan beberapa cermin datar. Ibn al-Haytham, dalam
bukunya Kitab al-Manazir atau Book of Optics pada tahun 1021 memperluas prinsip
Heron untuk refleksi dan refraksi dan menetapkan versi pertama principle of least time[8]
dengan definisi sinar sebagai aliran partikel energi[9] yang merambat dengan kecepatan
konstan[10][11][12] pada jarak tempuh yang lurus[10] dengan radiasi ke segala arah. Hanya satu
sinar yang terlihat yaitu sinar dengan radiasi tegak lurus terhadap arah pandang mata.
Penyederhanaan principle of least time ditulis oleh Pierre de Fermat pada suratnya ke
Cureau de la Chambre tertanggal 1 Januari 1662, segera mendapat sanggahan oleh
Claude Clerselier, seorang ahli optika dan juru bicara ternama golongan Cartesian pada
bulan Mei 1662. Salah satu sanggahannya:
... Fermat's principle can not be the cause, for otherwise we would be attributing
knowledge to nature: and here, by nature, we understand only that order and lawfulness
in the world, such as it is, which acts without foreknowledge, without choice, but by a
necessary determination.
Pada masa kini, definisi prinsip Fermat menambahkan jarak tempuh sinar yang stasioner.
Optik geometris menjelaskan sifat cahaya dengan pendekatan paraksial atau small angle
approximation dengan penjabaran matematis yang linear, sehingga komponen optik dan
sistem kerja cahaya seperti ukuran, posisi, magnifikasi subyek yang dijelaskan menjadi
lebih sederhana, diantaranya dengan teknik optik Gaussian dan penelusuran sinar
paraksial.[13] Cahaya didefinisikan sebagai partikel yang merambat, yang disebut sinar.
Ali Sina Balkhi (980–1037), juga mengatakan bahwa the perception of light is due to the
emission of some sort of particles by a luminous source.[14] Pierre Gassendi pada tahun
1660 membuat proposal teori partikel cahaya. Isaac Newton mempelajari teori Gassendi
dan teori plenum Descartes. Pada tahun 1675, Newton dalam buku Hypothesis of Light
membuat Corpuscular theory of Light yang direvisi hingga tahun 1704 dalam bukunya
Opticks, yang menerangkan fenomena refleksi dan refraksi cahaya dengan asumsi cepat
rambat yang lebih tinggi ketika cahaya melalui medium yang padat tumpat karena daya
tarik gravitasi yang lebih kuat. Teori ini mengilhami Pierre Simon marquis de Laplace
dengan hipotesa lobang hitam, sebuah benda yang sangat padat hingga cahaya pun tidak
dapat lepas dari padanya. Laplace menarik hipotesanya saat teori gelombang optik fisis
bermunculan. Essay Laplace kemudian dikembangkan oleh Stephen Hawking dan
George F.R. Ellis dalam buku The large scale structure of space-time.
Refleksi atau pantulan cahaya terbagi menjadi 2 tipe: specular reflection dan diffuse
reflection. Specular reflection menjelaskan perilaku pantulan sinar cahaya pada
permukaan yang mengkilap dan rata, seperti cermin yang memantulkan sinar cahaya ke
arah yang dengan mudah dapat diduga. Kita dapat melihat citra wajah dan badan kita di
dalam cermin karena pantulan sinar cahaya yang baik dan teratur. Menurut hukum
refleksi untuk cermin datar, jarak subyek terhadap permukaan cermin berbanding lurus
dengan jarak citra di dalam cermin namun parity inverted, persepsi arah kiri dan kanan
saling terbalik. Arah sinar terpantul ditentukan oleh sudut yang dibuat oleh sinar cahaya
insiden terhadap normal permukaan, garis tegak lurus terhadap permukaan pada titik
temu sinar insiden. Sinar insiden dan pantulan berada pada satu bidang dengan masing-
masing sudut yang sama besar terhadap normal.[15]
Citra yang dibuat dengan pantulan dari 2 (atau jumlah kelipatannya) cermin tidak parity
inverted. Corner retroreflector memantulkan sinar cahaya ke arah datangnya sinar
insiden.[15]
Diffuse reflection menjelaskan pemantulan sinar cahaya pada permukaan yang tidak
mengkilap (Inggris:matte) seperti pada kertas atau batu. Pantulan sinar dari permukaan
semacam ini mempunyai distribusi sinar terpantul yang bergantung pada struktur
mikroskopik permukaan. Johann Heinrich Lambert dalam Photometria pada tahun 1760
dengan hukum kosinus Lambert (atau cosine emission law atau Lambert's emission
law) menjabarkan intensitas radian luminasi sinar terpantul yang proposional dengan
nilai kosinus sudut θ antara pengamat dan normal permukaan Lambertian dengan
persamaan:
photons/(s·cm2·sr)
dimana:
• θ1 dan θ2 adalah sudut antara normal dengan masing-masing sinar bias dan sinar
insiden
• n1 dan n2 adalah indeks bias masing-masing medium
• v1 dan v2 adalah kecepatan gelombang cahaya dalam masing-masing medium
Hukum Snellius juga disebut Law of refraction atau Law of sines (penulisan "Snell"
daripada "Snel" terjadi karena penggunaan nama Latin "Snellius"[18]) dikemukakan oleh
Willebrord Snellius pada tahun 1621 sebagai rasio yang terjadi akibat prinsip Fermat.
Pada tahun 1637, René Descartes secara terpisah menggunakan heuristic momentum
conservation in terms of sines dalam tulisannya Discourse on Method untuk menjelaskan
hukum ini. Cahaya dikatakan mempunyai kecepatan yang lebih tinggi pada medium yang
lebih padat karena cahaya adalah gelombang yang timbul akibat terusiknya plenum,
substansi kontinu yang membentuk alam semesta.
Diagram penelusuran sinar untuk sebuah lensa konvergen
Salah satu medium yang dapat membiaskan sinar adalah lensa. Umumnya terdapat dua
jenis lensa: lensa convex yang membiaskan sinar cahaya pararel menjadi converging dan
lensa concave yang membiaskan sinar cahaya pararel menjadi diverging. Lensa
membentuk focal point pada sisi berlawanan dengan persamaan lens maker:[19]
di mana:
• S2 adalah jarak citra dan sesuai konvensi, bernilai negatif pada sisi yang sama
dengan subyek[19]
• The focal length f adalah 'rentang focal, bernilai negatif untuk lensa concave
Pada lensa terdapat optical aberration yang mengakibatkan distorsi pada citra dan focal
point. Hal ini disebabkan oleh ketidaksempurnaan geometris lensa dan ketidaksamaan
indeks bias terhadap panjang gelombang cahaya yang berbeda-beda yang menyebabkan
dispersi sinar cahaya (disebut chromatic aberration).[15]. Pada fotografi, karena dewasa
ini lensa komersial yang ada telah menerapkan teknologi low dispersion glass, chromatic
aberration didefinisikan sebagai tampaknya aura berwarna putih kebiruan di sekeliling
subyek. Hal ini disebabkan karena sinar cahaya yang mengenai subyek mengalami
diffuse reflection. Sinar difusi yang terpantul kemudian berinterferensi dengan sinar
backlight yang merambat melalui bidang interferensi di sekeliling subyek sehingga
terjadi difraksi dan backlight terdispersi oleh karena perbedaan fasa. Chromatic
aberration yang disebabkan ketidaksamaan nilai indeks bias lensa terhadap tiap panjang
gelombang lebih sering disebut color fringe dalam fotografi.
Optik fisis atau optik gelombang adalah cabang studi cahaya yang mempelajari sifat-
sifat cahaya yang tidak terdefinisikan oleh optik geometris dengan pendekatan sinarnya.
Definisi sifat cahaya dalam optik fisis dilakukan dengan pendekatan frekuensi tinggi
(Inggris:high frequency approximation atau short wave approximation). Teori pertama
dicetuskan oleh Robert Hooke pada sekitar tahun 1660. Christiaan Huygens menyusul
dengan Treatise on light pada tahun 1690 yang dikerjakannya semenjak tahun 1678.
Cahaya didefinisikan sebagai emisi deret gelombang ke segala arah dalam medium yang
disebut Luminiferous ether. Karena gelombang tidak terpengaruh oleh medan gravitasi,
cahaya diasumsikan bergerak lebih lamban ketika merambat melalui medium yang lebih
padat.
Padan tahun 1746, Leonhard Euler dengan Nova theoria lucis et colorum mengatakan
bahwa difraksi dapat dijelaskan dengan lebih mudah secara teori gelombang.
Pada sekitar tahun 1800, Thomas Young menyatakan bahwa gelombang cahaya dapat
saling berinterferensi, dapat dipolarisasi, mempunyai warna sesuai dengan panjang
gelombangnya dan menjelaskan color vision dalam konteks reseptor tiga warna pada
mata. Pada tahun 1817, Augustin Jean Fresnel membuat presentasi teori gelombang
dengan perhitungan matematis di Académie des Sciences yang kemudian dikenal dengan
persamaan Fresnel. Simeon Denis Poisson menambahkan perhitungan matematis yang
melemahkan teori partikel Newton. Pada tahun 1921, Fresnel menunjukkan metode
matematis bahwa polarisasi hanya dapat dijelaskan oleh teori gelombang, karena
gelombang merambat tanpa vibrasi longitudinal. Kelemahan teori gelombang hanya
karena gelombang membutuhkan medium untuk merambat, hipotesa substansi
Luminiferous ether diajukan, namun digugurkan oleh percobaan Michelson-Morley. Pada
saat Léon Foucault berhasil mengukur kecepatan cahaya dengan cukup akurat pada tahun
1850[20], hasil percobaannya menggugurkan teori partikel cahaya yang menyatakan bahwa
partikel cahaya mempunyai kecepatan lebih tinggi dalam medium yang lebih padat, dan
mengukuhkan teori gelombang cahaya yang menyatakan sebaliknya.
Pada tahun 1845, Michael Faraday menemukan bukti relasi antara cahaya dengan medan
elektromagnetik pada percobaan rotasi Faraday.[21] Serangkaian percobaan Faraday
berikutnya menginspirasi James Clerk Maxwell dengan On Physical Lines of Force pada
tahun 1862, A Treatise on Electricity and Magnetism pada tahun 1873 dengan penjabaran
matematis yang disebut persamaan Maxwell. Segera setelah itu, Heinrich Hertz
mengukuhkan teori Maxwell dengan serangkaian percobaan pada gelombang radio.
Penemuan kedua tokoh tersebut mengakhiri era optika klasik dan membuka lembaran
baru pengembangan radio modern, radar, televisi, citra elektromagnetik, komunikasi
nirkabel dll.
[sunting] Interferensi
Interference of two circular waves – Wavelength (decreasing bottom to top) and Wave
centers distance (increasing to the right). Absolute value snapshots of the (real-valued,
scalar) wave field. As time progresses, the wave fronts would move outwards from the
two centers, but the dark regions (destructive interference) stay fixed.
Interferensi adalah penjumlahan superposisi dari dua gelombang cahaya atau lebih yang
menimbulkan pola gelombang yang baru. Interferensi mengacu kepada interaksi
gelombang yang saling berkorelasi dan koheren satu sama lain, karena cahaya tersebut
berasal dari sumber yang sama atau mempunyai frekuensi yang serupa. Dengan
mengabaikan efek optik non linear, dua buah gelombang cahaya dengan frekuensi yang
sama dapat berinterferensi satu sama lain dengan konstruktif atau destruktif, bergantung
pada posisi fasa gelombang tersebut,[22]
combined
waveform
wave 1
wave 2
[sunting] Difraksi
Colors seen in a spider web are partially due to diffraction, according to some analyses.[23]
Difraksi merupakan suatu fenomena gelombang yang terjadi sebagai respon gelombang
terhadap halangan yang berada pada arah rambatnya. Pada gelombang cahaya, difraksi
adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan respon cahaya dengan sinar yang
melengkung mengitari halangan kecil pada arah rambatnya, dan radiasi gelombang yang
menyebar keluar dari sebuah rana/celah kecil(bahasa inggris:slit).
Fenomena difraksi pertama kali dijelaskan oleh Francesco Maria Grimaldi pada tahun
1665 dengan nama Latin diffringere yang berarti to break into pieces[24][25] dengan
penjabaran sifat gelombang yang dapat terurai menjadi potongan-potongan gelombang.
Potongan-potongan gelombang ini dapat bergabung kembali dalam suatu resolusi optis.
[sunting] Dispersi
Dispersi sering juga disebut chromatic dispersion merupakan suatu fenomena saat
phase velocity suatu gelombang bergantung kepada frekuensinya[26] atau pada saat group
velocity gelombang tersebut bergantung pada frekuensi. Dispersi terjadi karena cahaya
dengan berbagai macam frekuensi mempunyai phase velocity yang berbeda-beda, hal ini
dapat disebabkan oleh material dispersion dan waveguide dispersion.
Material dispersion terjadi karena adanya perbedaan respon medium terhadap frekuensi
cahaya yang melaluinya, misalnya fenomena color fringe pada fotografi akibat perbedaan
indeks bias lensa terhadap cahaya yang melaluinya, fenomena separasi warna pada
prisma yang membentuk pola warna pelangi,[15] Merah, Jingga, Kuning, Hijau, Biru, Nila
(Indigo), Ungu.
Salah satu bentuk material dispersion yang paling umum adalah nisbah terbalik antara
indeks bias dan panjang gelombang, yang dapat diamati pada umumnya materi transparan
dielektrik yang tidak menyerap cahaya, [27] disebut normal dispersion. Pada medium
dengan indeks bias berbanding lurus terhadap panjang gelombang, cahaya akan diserap
oleh medium, disebut anomalous dispersion.[15][27]
Waveguide dispersion terjadi pada saat cepat rambat gelombang di dalam sebuah
waveguide (misalnya serat fiber optik) bergantung frekuensinya, karena struktur
geometris medium.
Scattering adalah proses fisis bentuk radiasi, seperti cahaya atau suara, yang terdeviasi
dari arah rambatnya akibat adanya ketidakteraturan di dalam medium rambat.
Ketidakteraturan medium dapat berupa partikel, gelembung udara dalam air, tetes air,
fluktuasi kepadatan medium cair (fluid), defects in crystalline solids, surface roughness,
organism cells, dan textile fibers pakaian. Keteraturan struktur medium yang mendeviasi
arah rambat cahaya disebut waveguide dispersion.
[sunting] Polarisasi
Polarisasi adalah orientasi gelombang. Pada cahaya terdapat 3 jenis polarisasi, osilasi
gelombang cahaya dapat berorientasi pada satu arah (linear polarization) atau ber-rotasi
bersamaan dengan arah rambatnya (circular atau elliptical polarization). Circular
polarization dapat berputar searah atau berlawanan jarum jam, arah polarisasi disebut
wave chirality[28]
Linear
Circular
Elliptical
[sunting] Difusi
[sunting] Hamburan
[sunting] Referensi
1. ^ Karen E. Kalumuck (2000). Human body explorations: hands-on investigates
of what makes us tick. Kendall Hunt. ISBN 9780787261535.
2. ^ Gregory Hallock Smith (2006). Camera lenses: from box camera to digital.
SPIE Press. ISBN 9780819460936.
3. ^ Narinder Kumar (2008). Comprehensive Physics XII. Laxmi Publications. ISBN
9788170085928.
4. ^ Maxwell, James Clerk. "A dynamical theory of the electromagnetic field" (pdf).
This article accompanied a December 8, 1864 presentation by Maxwell to the
Royal Society. See also A dynamical theory of the electromagnetic field.
5. ^ T. Koupelis and K. F. Kuhn (2007). In Quest of the Universe. Jones & Bartlett
Publishers. ISBN 0763743879.
6. ^ D. H. Delphenich (2006). "Nonlinear optical analogies in quantum
electrodynamics". ArXiv preprint.
7. ^ Arthur Schuster, An Introduction to the Theory of Optics, London: Edward
Arnold, 1904 online.
8. ^ Pavlos Mihas (2005). Use of History in Developing ideas of refraction, lenses
and rainbow, Demokritus University, Thrace, Greece.
9. ^ Rashed, Roshdi (2007), "The Celestial Kinematics of Ibn al-Haytham", Arabic
Sciences and Philosophy 17: 7–55 [19], Cambridge University Press,
DOI:10.1017/S0957423907000355:
"In his optics ‘‘the smallest parts of light’’, as he calls them, retain only properties
that can be treated by geometry and verified by experiment; they lack all sensible
qualities except energy."
10. ^ a b Templat:MacTutor
11. ^ MacKay, R. J. & R. W. Oldford (August 2000), "Scientific Method, Statistical
Method and the Speed of Light", Statistical Science 15 (3): 254–78,
DOI:10.1214/ss/1009212817
12. ^ Sami Hamarneh (March 1972). Review of Hakim Mohammed Said, Ibn al-
Haitham, Isis 63 (1), p. 119.
13. ^ J. E. Greivenkamp (2004). Field Guide to Geometrical Optics. SPIE Field
Guides vol. FG01. SPIE, 19–20. ISBN 0819452947.
14. ^ George Sarton, Introduction to the History of Science, Vol. 1, p. 710.
15. ^ a b c d e H. D. Young (1992). University Physics 8e. Addison-Wesley. ISBN
0201529815.Chapter 35
16. ^ Henderson, T Lesson 2: The Mathematics of Refraction. The Physics
Classroom Tutorial. Diakses pada 21 Agustus 2009
17. ^ Feynman, RP (1963). Lectures on Physics Volume II. Addison-Wesley, 32:1–
32:3.
18. ^ George Sarton (1955). The Appreciation of Ancient and Medieval Science
During the Renaissance. University of Pennsylvania Press, xiii.
19. ^ a b E. Hecht (1987). Optics, 2nd, Addison Wesley. ISBN 020111609X. Chapters
5 & 6.
20. ^ David Cassidy, Gerald Holton, James Rutherford (2002). Understanding
Physics. Birkhäuser. ISBN 0387987568.
21. ^ Longair, Malcolm. Theoretical Concepts in Physics (2003) p. 87.
22. ^ H. D. Young (1992). University Physics 8e. Addison-Wesley. ISBN
0201529815.Chapter 37
23. ^ Dietrich Zawischa. Optical effects on spider webs. Diakses pada 21 September
2007
24. ^ J. L. Aubert (1760). Memoires pour l'histoire des sciences et des beaux arts.
Impr. de S. A. S.; Chez E. Ganeau.
25. ^ D. Brewster (1831). A Treatise on Optics. Longman, Rees, Orme, Brown &
Green and John Taylor.
26. ^ Born, Max (October 1999). Principle of Optics. Cambridge: Cambridge
University Press, 14–24. ISBN 0521642221.
27. ^ a b J. D. Jackson (1975). Classical Electrodynamics, 2nd, Wiley. ISBN
047143132X.
28. ^ H. D. Young (1992). University Physics 8e. Addison-Wesley. ISBN
0201529815.Chapter 34
Ionosfer
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ionosfer adalah bagian atmosfer yang terionisasi oleh radiasi matahari. Lapisan ini
berperan penting bagi keelektrikan atmosfer dan membentuk batas dalam lapisan
magnetosfer. Fungsi utamanya, di antara fungsi-fungsi yang dimilikinya, adalah
mempengaruhi rambatan radio ke tempat-tempat yang jauh di muka bumi.
Awan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Awan adalah gumpalan uap air yang terapung di atmosfir. Ia kelihatan seperti asap
berwarna putih atau kelabu di langit.
1. Apabila udara panas, lebih banyak uap terkandung di dalam udara karena air lebih
cepat menyejat. Udara panas yang sarat dengan air ini akan naik tinggi, hingga
tiba di satu lapisan dengan suhu yang lebih rendah, uap itu akan mencair dan
terbentuklah awan, molekul-molekul titik air yang tak terhingga banyaknya.
2. Suhu udara tidak berubah, tetapi keadaan atmosfir lembap. Udara makin lama
akan menjadi semakin tepu dengan uap air.
Apabila awan telah terbentuk, titik-titik air dalam awan akan menjadi semakin besar dan
awan itu akan menjadi semakin berat, dan perlahan-lahan daya tarik bumi menariknya ke
bawah. Hingga sampai satu titik dimana titik-titik air itu akan terus jatuh ke bawah dan
turunlah hujan.
Jika titik-titik air tersebut bertemu udara panas, titik-titik itu akan menguap dan awan
menghilang. Inilah yang menyebabkan itu awan selalu berubah-ubah bentuknya. Air yang
terkandung di dalam awan silih berganti menguap dan mencair. Inilah juga yang
menyebabkan kadang-kadang ada awan yang tidak membawa hujan.
[sunting] Jenis-jenis awan
1. Awan Commulus, yaitu awan yang bergumpal dan bentuk dasarnya horizontal
2. Awan Stratus, yaitu awan tipis yang tersebar luas dan menutupi langit secara
merata
3. Awan Cirrus, yaitu awan yang berdiri sendiri, halus dan berserat, sering terdapat
kristal es tetapi tak menimbulkan hujan
Ozon
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ozon terdiri dari tiga molekul oksigen dan amat berbahaya pada kesehatan manusia.
Secara alamiah, ozon dihasilkan melalui percampuran cahaya ultraviolet dengan atmosfer
bumi dan membentuk suatu lapisan ozon pada ketinggian 50 kilometer.
Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 Kepentingan Ozon
• 2 Sifat ozon
• 3 Ozon di muka bumi
o 3.1 Lapisan ozon
o 3.2 Kepentingan ozon
o 3.3 Keseimbangan ozon
• 4 Kegunaan ozon
• 5 Ancaman dari klorofluorokarbon (CFC)
• 6 Dampak akibat penipisan ozon
o 6.1 Lubang Ozon
o 6.2 Kemerosotan ozon global
o 6.3 Satelit
o 6.4 Spektrofotometer Dobson
o 6.5 Ozon sonde
• 7 Tindakan dunia
• 8 Lihat pula
Ozon (O3) dihasilkan apabila O2 menyerap sinar ultraviolet pada jarak gelombang 242
nanometer dan disingkirkan dengan fotosintesis dari sinar bagi jarak gelombang yang
besar dari 290 nm. O3 juga merupakan penyerap utama sinar UV antara 200 dan 330 nm.
Penggabungan proses-proses ini efektif dalam meneruskan kekonstanan bilangan ozon
dalam lapisan dan penyerapan 90% sinar UV.
Ozon adalah salah satu gas yang membentuk atmosfer. Molekul oksigen (O2) yang
dengannya kita bernafas membentuk hampir 20% atmosfer. Pembentukan ozon (O3),
molekul triatom oksigen kurang banyak dalam atmosfer di mana kandungannya hanya
1/3.000.000 gas atmosfer.
[sunting] Kepentingan ozon
Ozon tertumpu di bawah stratosfer di antara 15 dan 30 km di atas permukaan bumi yang
dikenal sebagai 'lapisan ozon'. Ozon terhasil dengan pelbagai percampuran kimiawi,
tetapi mekanisme utama penghasilan dan perpindahan dalam atmosfer adalah penyerapan
tenaga sinar ultraviolet (UV) dari matahari.
Ozon (O3) dihasilkan apabila O2 menyerap sinar UV pada jarak gelombang 242
nanometer dan disingkirkan dengan fotosintesis dari sinar bagi jarak gelombang yang
besar dari 290 nm. O3 juga merupakan penyerap utama sinar UV antara 200 dan 330 nm.
Penggabungan proses-proses ini efektif dalam meneruskan ketetapan bilangan ozon
dalam lapisan dan penyerapan 90% sinar UV.
Penyerapan sinaran UV berbahaya oleh ozon stratosfer amat penting untuk semua
hidupan di bumi.
Jumlah ozon dalam atmosfer berubah menurut lokasi geografi dan musim. Ozon
ditentukan dalam satuan Dobson (Du) di mana, sebagai contoh, 300 Du setara dengan 3
mm tebal lapisan ozon yang tulen jika dimampatkan ke tekanan permukaan laut.
Sebagian besar ozon stratosfer dihasilkan di kawasan tropis dan diangkut ke ketinggian
yang tinggi dengan skala-besar putaran atmosfer semasa musim salju hingga musim semi.
Umumnya kawasan tropis memiliki ozon yang rendah.
CFC digunakan oleh masyarakat modern dengan cara yang tidak terkira banyaknya,
dalam kulkas, bahan dorong dalam penyembur, pembuatan busa dan bahan pelarut
terutama bagi kilang-kilang elektronik.
Masa hidup CFC berarti 1 molekul yang dibebaskan hari ini bisa ada 50 hingga 100 tahun
dalam atmosfer sebelum dihapuskan.
Dalam waktu kira-kira 5 tahun, CFC bergerak naik dengan perlahan ke dalam stratosfer
(10 – 50 km). Di atas lapisan ozon utama, pertengahan julat ketinggian 20 – 25 km,
kurang sinar UV diserap oleh ozon. Molekul CFC terurai setelah bercampur dengan UV,
dan membebaskan atom klorin. Atom klorin ini juga berupaya untuk memusnahkan ozon
dan menghasilkan lubang ozon.
Lubang ozon di Antartika disebabkan oleh penipisan lapisan ozon antara ketinggian
tertentu seluruh Antartika pada musim semi. Pembentukan 'lubang' tersebut terjadi setiap
bulan September dan pulih ke keadaan normal pada lewat musin semi atau awal musim
panas.
Dalam bulan Oktober 1987, 1989, 1990 dan 1991, lubang ozon yang luas telah dilacak di
seluruh Antartika dengan kenaikan 60% pengurangan ozon berbanding dengan
permukaan lubang pra-ozon. Pada bulan Oktober 1991, permukaan terendah atmosfer
ozon yang pernah dicatat telah terjadi di seluruh Antartika.
Penggunaan satelit mengelilingi kutub seperti Satelit NASA Nimbus7 yang membawa
peralatan "Total Ozone Mapping Spectrometer" (TOMS) telah merevolusikan
pemantauan ozon sejak 20 tahun yang lalu. Kedudukan yang baik di atas cakrawala dan
kemampuan setiap satelit untuk perjalanan mendatar seluruh dunia, menyediakan liputan
yang lebih baik dari stasiun darat. Ini sangat tinggi nilainya untuk menentukan aliran
global. Ketepatan sensor satelit menggunakan prinsip yang sama dengan
spektrofotometer Dobson.
Spektrofotometer pertama diciptakan pada tahun 1920 oleh Gordon Dobson untuk
mengukur jumlah ozon. Kini terdapat kurang lebih 80 jenis alat ini untuk digunakan di
seluruh dunia dalam mengukur jumlah ozon. Spektrofotometer Dobson mengukur ozon
dengan membandingkan jumlah penyinaran pada jarak dua UV. Satu jarak gelombang
terlacak kuat dengan ozon manakala yang satu lagi tidak. Perbedaan antara jumlah dua
sinar secara langsung berhubungan dengan jumlah ozon.
Ozon sonde adalah sel elektrokimia dan penghantar radio yang dilekatkan kepada balon
yang berisi gas hidrogen yang dapat mencapai ketinggian kira-kira 35 km. Udara
dimasukkan ke dalam sel kecil dengan pompa. Pelarut dalam sel bercampur dengan ozon,
menghasilkan arus eletrik yang berkadar sama dengan jumlah ozon. Isyarat dari sel
diubah atas kode dan diantarkan melalui radio kepada penerima stasiun. Dari pelepasan
balon hingga kegagalan, lazimnya kira-kira 35 km, sonde ini menyediakan taburan
menegak ozon.
Semua data dari tapak pemantauan di seluruh dunia diantarkan ke Pusat Data Ozon Dunia
di Toronto, Kanada, yang tersedia kepada masyarakat ilmiah internasional.
Pada tahun 1977, pertemuan pakar UNEP mengambil tindakan Rencana Dunia terhadap
lapisan ozon; dalam tahun 1987, UNEP mengambil Protokol Montreal atas bahan yang
mengurangi lapisan ozon.
Matahari
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Matahari
Matahari adalah bintang terdekat dengan Bumi dengan jarak rata-rata 149.680.000
kilometer (93.026.724 mil). Matahari serta kedelapan buah planet (yang sudah
diketahui/ditemukan oleh manusia) membentuk Tata Surya. Matahari dikategorikan
sebagai bintang kecil jenis G.
Matahari adalah suatu bola gas yang pijar dan ternyata tidak berbentuk bulat betul.
Matahari mempunyai katulistiwa dan kutub karena gerak rotasinya. Garis tengah
ekuatorialnya 864.000 mil, sedangkan garis tengah antar kutubnya 43 mil lebih pendek.
Matahari merupakan anggota Tata Surya yang paling besar, karena 98% massa Tata
Surya terkumpul pada matahari.
Di samping sebagai pusat peredaran, matahari juga merupakan pusat sumber tenaga di
lingkungan tata surya. Matahari terdiri dari inti dan tiga lapisan kulit, masing-masing
fotosfer, kromosfer dan korona. Untuk terus bersinar, matahari, yang terdiri dari gas
panas menukar zat hidrogen dengan zat helium melalui reaksi fusi nuklir pada kadar 600
juta ton, dengan itu kehilangan empat juta ton massa setiap saat.
Matahari dipercayai terbentuk pada 4,6 miliar tahun lalu. Kepadatan massa matahari
adalah 1,41 berbanding massa air. Jumlah tenaga matahari yang sampai ke permukaan
Bumi yang dikenali sebagai konstan surya menyamai 1.370 watt per meter persegi setiap
saat. Matahari sebagai pusat Tata Surya merupakan bintang generasi kedua. Material dari
matahari terbentuk dari ledakan bintang generasi pertama seperti yang diyakini oleh
ilmuwan, bahwasanya alam semesta ini terbentuk oleh ledakan big bang sekitar 14.000
juta tahun lalu.
Daftar isi
[sembunyikan]
• 8 Pustaka
[sunting] Suhu
Menurut perhitungan para ahli, temperatur di permukaan matahari sekitar 6.000 °C
namun ada juga yang menyebutkan suhu permukaan sebesar 5.500 °C. Jenis batuan atau
logam apapun yang ada di Bumi ini akan lebur pada suhu setinggi itu. Temperatur
tertinggi terletak di bagian tengahnya yang diperkirakan tidak kurang dari 25 juta derajat
Celsius namun disebutkan juga kalau suhu pada intinya 15 juta derajat Celsius. Ada pula
yang menyebutkan temperatur di inti matahari kira kira sekitar 13.889.000 °C. Menurut
JR Meyer, panas matahari berasal dari batu meteor yang berjatuhan dengan kecepatan
tinggi pada permukaan matahari. Sedangkan menurut teori kontraksi H Helmholz, panas
itu berasal dari menyusutnya bola gas. Ahli lain, Dr Bothe menyatakan bahwa panas
tersebut berasal dari reaksi-reaksi termonuklir yang juga disebut reaksi hidrogen helium
sintetis.
Bumi terlindungi daripada angin matahari oleh medan magnet bumi, sementara lapisan
ozon pula melindungi Bumi daripada sinar ultra-violet dan sinar infra-merah. Terdapat
bintik matahari yang muncul dari masa ke masa pada matahari yang disebabkan oleh
perbedaan suhu di permukaan matahari. Bintik matahari itu menandakan kawasan yang
"kurang panas" berbanding kawasan lain dan mencapai keluasan melebihi ukuran Bumi.
Kadang-kala peredaran Bulan mengelilingi bumi menghalangi sinaran matahari yang
sampai ke Bumi, oleh itu mengakibatkan terjadinya gerhana matahari.
[sunting] Prominensa
Lidah api yang ada di matahari atau juga disebut Prominensa merupakan bagian
matahari yang sangat besar, terang, yang mencuat keluar dari permukaan matahari,
seringkali berbentuk loop (putaran). Tanggal 26-27 September 2009 lalu, wahana ruang
angkasa (Stereo A dan Stereo B) yang khusus memantau matahari merekam fenomena
selama 30 jam ini.
Prominensa terjadi di lapisan photosphere pada matahari dan bergerak keluar menuju
korona matahari. Jika korona merupakan gas-gas yang telah diionisasikan menjadi sangat
panas, dinamakan plasma, yang tidak begitu memperlihatkan cahayanya, prominensa
berisikan plasma yang lebih dingin.
Prominensa biasanya menjulur hingga ribuan kilometer; yang terbesar yang pernah
diobservasi terlihat pada tahun 1997 dengan panjang sekitar 350.000 kilometer - sekitar
28 kali diameter bumi. Massa di dalam prominensa berisikan material dengan berat
hingga 100 miliar ton.
Bumi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Penamaan
Terestrial, Terran, Telluric,
Adjektif
Tellurian, Kebumian
Ciri-ciri orbit
Epos J2000.0[note 1]
152.097.701 km
Aphelion
1,0167103335 SA
147.098.074 km
Perihelion
0,9832898912 SA
Sumbu semi- 149.597.887,5 km
mayor 1,0000001124 SA
Eksentrisitas 0,016710219
365,256366 hari
Periode orbit
1,0000175 tahun
Kecepatan 29,783 km/s
orbit rata-rata 107.218 km/jam
1°34'43,3"[1]
Inklinasi
ke Bidang Invariabel
Bujur node
348,73936°
menaik
Argumen
114,20783°
perihelion
Satelit 1 (Bulan)
Ciri-ciri fisik
Jari-jari rata-
6,371.0 km[2]
rata
Jari-jari
6.378,1 km[3]
khatulistiwa
Jari-jari kutub 6.356,8 km[4]
Kepepatan 0,0033528[3]
40.075,02 km (khatulistiwa)
Keliling
40.007,86 km (meridian)
khatulistiwa
40.041,47 km (rata-rata)
510.072.000 km²[5][6][note 2]
Luas
148.940.000 km² daratan (29,2 %)
permukaan
Kecepatan
1674,4 km/jam
rotasi
Kemiringan
23,439281°
sumbu
Albedo 0,367[7]
Suhu min rata-rata maks
permukaan 184 K 287 K 331 K
Kelvin −89 °C 14 °C 57, 7 °C
Celsius
Atmosfer
Tekanan
101,3 kPa (Permukaan laut)
permukaan
78,08% Nitrogen (N2)
20,95% Oksigen (O2)
0,93% Argon
Komposisi
0,038% Karbon dioksida
Sekitar 1% uap air (bervariasi sesuai
iklim)[7]
Bumi adalah planet ketiga dari delapan planet dalam Tata Surya. Diperkirakan usianya
mencapai 4,6 milyar tahun. Jarak antara Bumi dengan matahari adalah 149.6 juta
kilometer atau 1 AU (ing: astronomical unit). Bumi mempunyai lapisan udara (atmosfer)
dan medan magnet yang disebut (magnetosfer) yang melindung permukaan Bumi dari
angin matahari, sinar ultraungu, dan radiasi dari luar angkasa. Lapisan udara ini
menyelimuti bumi hingga ketinggian sekitar 700 kilometer. Lapisan udara ini dibagi
menjadi Troposfer, Stratosfer, Mesosfer, Termosfer, dan Eksosfer.
Lapisan ozon, setinggi 50 kilometer, berada di lapisan stratosfer dan mesosfer dan
melindungi bumi dari sinar ultraungu. Perbedaan suhu permukaan bumi adalah antara
-70 °C hingga 55 °C bergantung pada iklim setempat. Sehari dibagi menjadi 24 jam dan
setahun di bumi sama dengan 365,2425 hari. Bumi mempunyai massa seberat 59.760
milyar ton, dengan luas permukaan 510 juta kilometer persegi. Berat jenis Bumi (sekitar
5.500 kilogram per meter kubik) digunakan sebagai unit perbandingan berat jenis planet
yang lain, dengan berat jenis Bumi dipatok sebagai 1.
Bumi mempunyai diameter sepanjang 12.756 kilometer. Gravitasi Bumi diukur sebagai
10 N kg-1 dijadikan unit ukuran gravitasi planet lain, dengan gravitasi Bumi dipatok
sebagai 1. Bumi mempunyai 1 satelit alami yaitu Bulan. 70,8% permukaan bumi diliputi
air. Udara Bumi terdiri dari 78% nitrogen, 21% oksigen, dan 1% uap air, karbondioksida,
dan gas lain.
Bumi diperkirakan tersusun atas inti dalam bumi yang terdiri dari besi nikel beku setebal
1.370 kilometer dengan suhu 4.500 °C, diselimuti pula oleh inti luar yang bersifat cair
setebal 2.100 kilometer, lalu diselimuti pula oleh mantel silika setebal 2.800 kilometer
membentuk 83% isi bumi, dan akhirnya sekali diselimuti oleh kerak bumi setebal kurang
lebih 85 kilometer.
Kerak bumi lebih tipis di dasar laut yaitu sekitar 5 kilometer. Kerak bumi terbagi kepada
beberapa bagian dan bergerak melalui pergerakan tektonik lempeng (teori Continental
Drift) yang menghasilkan gempa bumi.
Titik tertinggi di permukaan bumi adalah gunung Everest setinggi 8.848 meter, dan titik
terdalam adalah palung Mariana di samudra Pasifik dengan kedalaman 10.924 meter.
Danau terdalam adalah Danau Baikal dengan kedalaman 1.637 meter, sedangkan danau
terbesar adalah Laut Kaspia dengan luas 394.299 km2.
Daftar isi
[sembunyikan]
• 6 Lihat pula
[sunting] Bentuk
Bentuk planet Bumi sangat mirip dengan bulatan gepeng (oblate spheroid), sebuah
bulatan yang tertekan ceper pada orientasi kutub-kutub yang menyebabkan buncitan pada
bagian katulistiwa. Buncitan ini terjadi karena rotasi bumi, menyebabkan ukuran
diameter katulistiwa 43 km lebih besar dibandingkan diameter dari kutub ke kutub.
Diameter rata-rata dari bulatan bumi adalah 12.742 km, atau kira-kira 40.000 km/π.
Karena satuan meter pada awalnya didefinisikan sebagai 1/10.000.000 jarak antara
katulistiwa ke kutub utara melalui kota Paris, Prancis.
Topografi lokal sedikit bervariasi dari bentuk bulatan ideal yang mulus, meski pada skala
global, variasi ini sangat kecil. Bumi memiliki toleransi sekitar satu dari 584, atau 0,17%
dibanding bulatan sempurna (reference spheroid), yang lebih mulus jika dibandingkan
dengan toleransi sebuah bola biliar, 0,22%. Lokal deviasi terbesar pada permukaan bumi
adalah gunung Everest (8.848 m di atas permukaan laut) dan Palung Mariana (10.911 m
di bawah permukaan laut). Karena buncitan katulistiwa, bagian bumi yang terletak paling
jauh dari titik tengah bumi sebenarnya adalah gunung Chimborazo di Ekuador.
Proses alam endogen/tenaga endogen adalah tenaga bumi yang berasal dari dalam bumi.
Tenaga alam endogen bersifat membangun permukaan bumi ini. Tenaga alam eksogen
berasal dari luar bumi dan bersifat merusak. Jadi kedua tenaga itulah yang membuat
berbagai macam relief di muka bumi ini seperti yang kita tahu bahwa permukaan bumi
yang kita huni ini terdiri atas berbagai bentukan seperti gunung, lembah, bukit, danau,
sungai, dsb. Adanya bentukan-bentukan tersebut, menyebabkan permukaan bumi menjadi
tidak rata. Bentukan-bentukan tersebut dikenal sebagai relief bumi.
Massa bumi kira-kira adalah 5,98×1024 kg. Kandungan utamanya adalah besi(32,1%),
oksigen (30,1%), silikon (15,1%), magnesium (13,9%), sulfur (2,9%), nikel (1,8%),
kalsium (1,5%), and aluminium (1,4%); dan 1,2% selebihnya terdiri dari berbagai unsur-
unsur langka. Karena proses pemisahan massa, bagian inti bumi dipercaya memiliki
kandungan utama besi (88,8%), dan sedikit nikel (5,8%), sulfur (4,5%), dan selebihnya
kurang dari 1% unsur langka.[10]
Ahli geokimia F. W. Clarke memperhitungkan bahwa sekitar 47% kerak bumi terdiri dari
oksigen. Batuan-batuan paling umum yang terdapat di kerak bumi hampir semuanya
adalah oksida (oxides); klorin, sulfur, dan florin adalah kekecualian dan jumlahnya di
dalam batuan biasanya kurang dari 1%. Oksida-oksida utama adalah silika, alumina,
oksida besi, kapur, magnesia, potas dan soda. Fungsi utama silika adalah sebagai asam,
yang membentuk silikat. Ini adalah sifat dasar dari berbagai mineral batuan beku yang
paling umum. Berdasarkan perhitungan dari 1,672 analisa berbagai jenis batuan, Clarke
menyimpulkan bahwa 99,22% batuan terdiri dari 11 oksida (lihat tabel kanan).
Konstituen lainnya hanya terjadi dalam jumlah yang kecil. [note 3]
• Kerak Bumi
• Mantel Bumi
Mantel bumi terletak di antara kerak dan inti luar bumi. Mantel bumi merupakan batuan
yang mengandung magnesium dan silikon. Suhu pada mantel bagian atas ±1300 °C-
1500 °C dan suhu pada mantel bagian dalam ±1500 °C-3000 °C
• Inti Bumi
Sedangkan menurut sifat mekanik (sifat dari material) -nya, bumi dapat dibagi menjadi
lapisan-lapisan sebagai berikut :
• Litosfir
• Astenosfir
• Mesosfir
• Inti Bumi bagian luar
Inti bumi bagian luar merupakan salah satu bagian dalam bumi yang melapisi inti bumi
bagian dalam. Inti bumi bagian luar mempunyai tebal 2250 km dan kedalaman antara
2900-4980 km. Inti bumi bagian luar terdiri atas besi dan nikel cair dengan suhu 3900 °C
Inti bumi bagian dalam merupakan bagian bumi yang paling dalam atau dapat juga
disebut inti bumi. inti bumi mempunyai tebal 1200km dan berdiameter 2600km. inti bumi
terdiri dari besi dan nikel berbentuk padat dengan temperatur dapat mencapai 4800 °C
[sunting] Catatan
1. ^ All astronomical quantities vary, both secularly and periodically. The quantities
given are the values at the instant J2000.0 of the secular variation, ignoring all
periodic variations.
2. ^ Due to natural fluctuations, ambiguities surrounding ice shelves, and mapping
conventions for vertical datums, exact values for land and ocean coverage are not
meaningful. Based on data from the Vector Map and Global Landcover datasets,
extreme values for coverage of lakes and streams are 0.6% and 1.0% of the
earth’s surface. Note that the ice shields of Antarctica and Greenland are counted
as land, even though much of the rock which supports them lies below sea level.
3. ^ Artikel ini memuat teks dari Encyclopædia Britannica Eleventh Edition article
"Petrology", publikasi yang sekarang berada di domain umum.
[sunting] Referensi
1. ^ Allen, Clabon Walter; Cox, Arthur N. (2000). Allen's Astrophysical Quantities.
Springer, 294. ISBN 0387987460.
2. ^ Various (2000). in David R. Lide: Handbook of Chemistry and Physics, 81st,
CRC. ISBN 0849304814.
3. ^ a b IERS Working Groups (2003). "General Definitions and Numerical
Standards". McCarthy, Dennis D.; Petit, Gérard IERS Technical Note No. 32, U.S.
Naval Observatory and Bureau International des Poids et Mesures. Diakses pada
2008-08-03.
4. ^ Cazenave, Anny (1995). in Ahrens, Thomas J.: Global earth physics a
handbook of physical constants (PDF), Washington, DC: American Geophysical
Union. ISBN 0-87590-851-9. Diakses pada 3 Agustus 2008.
5. ^ Pidwirny, Michael (2006-02-02). "Surface area of our planet covered by oceans
and continents.(Table 8o-1)" Diakses pada 26 November 2007.
6. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk
ref bernama cia
7. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk
ref bernama earth_fact_sheet
8. ^ Yoder, C. F. (1995) p. 12.
9. ^ Allen, Clabon Walter; Cox, Arthur N. (2000). Allen's Astrophysical Quantities.
Springer, 296. ISBN 0387987460.
10. ^ Morgan, J. W.; Anders, E. (1980). "Chemical composition of Earth, Venus, and
Mercury". Proceedings of the National Academy of Science 71 (12): 6973–6977.
DOI:10.1073/pnas.77.12.6973 Diakses pada 4 Februari 2007.
Litosfer
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Litosfer adalah kulit terluar dari planet berbatu. Litosfer berasal dari kata Yunani, lithos
yang berarti berbatu, dan sphere yang berarti padat.
Litosfer berasal dari kata lithos artinya batuan, dan sphere artinya lapisan. Secara harfiah
litosfer adalah lapisan bumi yang paling luar atau biasa disebut dengan kulit bumi. Pada
lapisan ini pada umumnya terjadi dari senyawa kimia yang kaya akan Si02, itulah
sebabnya lapisan litosfer sering dinamakan lapisan silikat dan memiliki ketebalan rata-
rata 30 km yang terdiri atas dua bagian, yaitu Litosfer atas (merupakan daratan dengan
kira-kira 35% atau 1/3 bagian) dan Litosfer bawah (merupakan lautan dengan kira-kira
65% atau 2/3 bagian).
Litosfer bumi meliputi kerak dan bagian teratas dari mantel bumi yang mengakibatkan
kerasnya lapisan terluar dari planet bumi. Litosfer ditopang oleh astenosfer, yang
merupakan bagian yang lebih lemah, lebih panas, dan lebih dalam dari mantel. Batas
antara litosfer dan astenosfer dibedakan dalam hal responnya terhadap tegangan: litosfer
tetap padat dalam jangka waktu geologis yang relatif lama dan berubah secara elastis
karena retakan-retakan, sednagkan astenosfer berubah seperti cairan kental.
Konsep litosfer sebagai lapisan terkuat dari lapisan terluar bumi dikembangkan oleh
Barrel pada tahun 1914, yang menulis serangkaian paper untuk mendukung konsep itu.
konsep yang berdasarkan pada keberadaan anomali gravitasi yang signifikan di atas kerak
benua, yang lalu ia memperkirakan keberadaan lapisan kuat (yang ia sebut litosfer) di
atas lapisan lemah yang dapat mengalir secara konveksi (yang ia sebut astenosfer). Ide ini
lalu dikembangkan oleh Daly pada tahun 1940, dan telah diterima secara luas oleh ahli
geologi dan geofisika. Meski teori tentang litosfer dan astenosfer berkembang sebelum
teori lempeng tektonik dikembangkan pada tahun 1960, konsep mengenai keberadaan
lapisan kuat (litosfer) dan lapisan lemah (astenosfer) tetap menjadi bagian penting dari
teori tersebut.
• Litosfer samudra, yang berhubungan dengan kerak samudra dan berada di dasar
samdura
• Litosfer benua, yang berhubungan dengan kerak benua
Litosfer samudra memiliki ketebalan 50-100 km, sementara litosfer benua memiliki
kedalaman 40-200 km. Kerak benua dibedakan dengan lapisan mantel atas karena
keberadaan lapisan Mohorovicic
Daftar isi
[sembunyikan]
• 4 Pranala luar
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma pijar yang membeku menjadi
padat, dengan sekitar 80% material batuan yang menyusun batuan kerak bumi adalah
batuan beku. Berdasarkan tempat terbentuknya magma beku. batuan beku dibagi menjadi
tiga macam,
Batuan beku dalam terjadi dari pembekuan magma yang berlangsung perlahan-lahan
ketika masih berada jauh di dalam kulit bumi. Contoh batuan beku dalam adalah granit,
diotit, dan gabbro.
Batuan beku korok terjadi dari magma yang membeku di lorong antara dapur magma dan
permukaan bumi. Magma yang meresap di antara lapisan-lapisan litosfer mengalami
proses pembekuan yang berlangsung lebih cepat, sehingga kristal mineral yang terbentuk
tidak semua besar. Campuran kristal mineral yang besarnya tidak sama merupakan ciri
batuan beku korok.
[sunting] - Batuan Beku Luar
Batuan beku luar terjadi dari magma yang keluar dari dapur magma membeku di
permukaan bumi (seperti magma hasil letusan gunung berapi). Contoh batuan beku luar
adalah : basalt, diorit, andesit, obsidin, scoria, batuan apung (bumice).
Batuan Sedimen merupakan batuan mineral yang telah terbentuk dipermukaan bumi yang
mengalami pelapukan. Bagian - bagian yang lepas dari hasil pelapukan tersebut terlepas
dan ditansportasikan oleh aliran air, angin, maupun oleh gletser yang kemudian
terendapkan atau tersedimentasi dan terjadilah proses diagenesis yang menyebabkan
endapan tersebut mengeras dan menjadi bantuan sedimen. Batuan Sedimen berdasar
proses pembentukannya terdiri atas,
Batuan Malihan terbentuk karena terjadinya penambahan suhu atau penambahan tekanan
yang tinggi dan terjadi secara bersamaan pada batuan sedimen.
[sunting] Referensi
• Geologi (J.A. Katili). Bandung: Pertjetakan Kilatmadju, 1979
• Catatan Mata Kuliah Geomorfologi Umum. Jakarta: Pendidikan Geografi -
Universitas Negeri Jakarta, 2000
• Barrel J. 1914. The Strength of the Earth's Crust. Journal of Geology
• Daly R. 1940. Strength and Structure of the Earth. New York: Prentice Hall
Kerak bumi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kerak bumi adalah lapisan terluar Bumi yang terbagi menjadi dua kategori, yaitu kerak
samudra dan kerak benua. Kerak samudra mempunyai ketebalan sekitar 5-10 km
sedangkan kerak benua mempunyai ketebalan sekitar 20-70 km. Penyusun kerak samudra
yang utama adalah batuan basalt, sedangkan batuan penyusun kerak benua yang utama
adalah granit, yang tidak sepadat batuan basalt.
Kerak bumi dan sebagian mantel bumi membentuk lapisan litosfer dengan ketebalan total
kurang lebih 80 km.
Unsur-unsur kimia utama pembentuk kerak bumi adalah: Oksigen (O) (46,6%), Silikon
(Si) (27,7%), Aluminium (Al) (8,1%), Besi (Fe) (5,0%), Kalsium (Ca) (3,6%), Natrium
(Na) (2,8%), Kalium (K) (2,6%), Magnesium (Mg) (2,1%).
Para ahli dapat merekonstruksi lapisan-lapisan yang ada di bawah permukaan bumi
berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap seismogram yang direkam oleh stasiun
pencatat gempa yang ada di seluruh dunia.
Kerak bumi purba sangat tipis, dan mungkin mengalami proses daur ulang oleh
lempengan tektonik yang jauh lebih aktif dari saat ini dan dihancurkan beberapa kali oleh
tabrakan asteroid, yang dulu sangat umum terjadi pada masa awal terbentuknya tata
surya. Usia tertua dari kerak samudra saat ini adalah 200 juta, namun kerak benua
memiliki lapisan yang jauh lebih tua. Lapisan kerak benua tertua yang diketahui saat ini
adalah berusia 3,7 hingga 4,28 miliar tahun dan ditemukan di Narryer Gneiss Terrane di
Barat Australia dan di Acasta Gneiss, Kanada.
Pembentukan kerak benua dihubungkan dengan periode orogeny intensif. Periode ini
berhubungan dengan pembentukan super benua seperti Rodinia, Pangaea, dan Gondwana.
Planet
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Berdasarkan definisi di atas, maka dalam sistem Tata Surya terdapat delapan planet.
Hingga 24 Agustus 2006, sebelum Persatuan Astronomi Internasional (International
Astronomical Union = IAU) mengumumkan perubahan pada definisi "planet" sehingga
seperti yang tersebut di atas, terdapat sembilan planet termasuk Pluto, bahkan benda
langit yang belakangan juga ditemukan sempat dianggap sebagai planet baru, seperti:
Ceres, Sedna, Orcus, Xena, Quaoar, UB 313. Pluto, Ceres dan UB 313 kini berubah
statusnya menjadi "planet kerdil/katai."
Planet diambil dari kata dalam bahasa Yunani Asteres Planetai yang artinya Bintang
Pengelana. Dinamakan demikian karena berbeda dengan bintang biasa, Planet dari waktu
ke waktu terlihat berkelana (berpindah-pindah) dari rasi bintang yang satu ke rasi bintang
yang lain. Perpindahan ini (pada masa sekarang) dapat dipahami karena planet beredar
mengelilingi matahari. Namun pada zaman Yunani Kuno yang belum mengenal konsep
heliosentris, planet dianggap sebagai representasi dewa di langit. Pada saat itu yang
dimaksud dengan planet adalah tujuh benda langit: Matahari, Bulan, Merkurius, Venus,
Mars, Jupiter dan Saturnus. Astronomi modern menghapus Matahari dan Bulan dari
daftar karena tidak sesuai definisi yang berlaku sekarang.
Daftar isi
[sembunyikan]
• 3 Formasi
1. Merkurius
2. Venus
3. Bumi
4. Mars
5. Yupiter
6. Saturnus
7. Uranus
8. Neptunus
9. Pluto
[sunting] Sejarah
Sejalan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, pengertian istilah “planet” berubah
dari “sesuatu” yang bergerak melintasi langit (relatif terhadap latar belakang bintang-
bintang yang “tetap”), menjadi benda yang bergerak mengelilingi Bumi. Ketika model
heliosentrik mulai mendominasi pada abad ke-16, planet mulai diterima sebagai
“sesuatu” yang mengorbit Matahari, dan Bumi hanyalah sebuah planet. Hingga
pertengahan abad ke-19, semua obyek apa pun yang ditemukan mengitari Matahari
didaftarkan sebagai planet, dan jumlah “planet” menjadi bertambah dengan cepat di
penghujung abad itu.
Selama 1800-an, astronom mulai menyadari bahwa banyak penemuan terbaru tidak mirip
dengan planet-planet tradisional. Obyek-obyek seperti Ceres, Pallas dan Vesta, yang telah
diklasifikasikan sebagai planet hingga hampir setengah abad, kemudian diklasifikan
dengan nama baru "asteroid". Pada titik ini, ketiadaan definisi formal membuat "planet"
dipahami sebagai benda 'besar' yang mengorbit Matahari. Tidak ada keperluan untuk
menetapkan batas-batas definisi karena ukuran antara asteroid dan planet begitu jauh
berbeda, dan banjir penemuan baru tampaknya telah berakhir.
Pada 1990-an dan awal 2000-an, terjadi banjir penemuan obyek-obyek sejenis Pluto di
daerah yang relatif sama. Seperti Ceres dan asteroid-asteroid pada masa sebelumnya,
Pluto ditemukan hanya sebagai benda kecil dalam sebuah populasi yang berjumlah
ribuan. Semakin banyak astronom yang meminta agar Pluto didefinisi ulang sebagai
sebuah planet seiring bertambahnya penemuan obyek-obyek sejenis. Penemuan Eris,
sebuah obyek yang lebih masif daripada Pluto, dipublikasikan secara luas sebagai planet
kesepuluh, membuat hal ini semakin mengemuka. Akhirnya pada 24 Agustus 2006,
berdasarkan pemungutan suara, IAU membuat definisi planet. Jumlah planet dalam Tata
Surya berkurang menjadi 8 benda besar yang berhasil “membersihkan lingkungannya”
(Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus), dan sebuah
kelas baru diciptakan, yaitu planet katai, yang pada awalnya terdiri dari tiga obyek,
Ceres, Pluto dan Eris.
Lima planet terdekat ke Matahari selain Bumi (Merkurius, Venus, Mars, Yupiter dan
Saturnus) telah dikenal sejak zaman dahulu karena mereka semua bisa dilihat dengan
mata telanjang. Banyak bangsa di dunia ini memiliki nama sendiri untuk masing-masing
planet (lihat tabel nama planet di bawah). Pada abad ke-6 SM, bangsa Yunani memberi
nama Stilbon (cemerlang) untuk Planet Merkurius, Pyoroeis (berapi) untuk Mars,
Phaethon (berkilau) untuk Jupiter, Phainon (Bersinar) untuk Saturnus. Khusus planet
Venus memiliki dua nama yaitu Hesperos (bintang sore) dan Phosphoros (pembawa
cahaya). Hal ini terjadi karena dahulu planet Venus yang muncul di pagi dan di sore hari
dianggap sebagai dua objek yang berbeda.
Pada abad ke-4 SM, Aristoteles memperkenalkan nama-nama dewa dalam mitologi untuk
planet-planet ini. Hermes menjadi nama untuk Merkurius, Ares untuk Mars, Zeus untuk
Jupiter, Kronos untuk Saturnus dan Aphrodite untuk Venus.
Pada masa selanjutnya di mana kebudayaan Romawi menjadi lebih berjaya dibanding
Yunani, semua nama planet dialihkan menjadi nama-nama dewa mereka. Kebetulan
dewa-dewa dalam mitologi Yunani mempunyai padanan dalam mitologi Romawi
sehingga planet-planet tersebut dinamai dengan nama yang kita kenal sekarang.
Hingga masa sekarang, tradisi penamaan planet menggunakan nama dewa dalam
mitologi Romawi masih berlanjut. Namun demikian ketika planet ke-7 ditemukan, planet
ini diberi nama Uranus yang merupakan nama dewa Yunani. Dinamakan Uranus karena
Uranus adalah ayah dari |Kronos (Saturnus). Mitologi Romawi sendiri tidak memiliki
padanan untuk dewa Uranus. Planet ke-8 diberi nama Neptunus, dewa laut dalam
mitologi Romawi.