You are on page 1of 9

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

BELAJAR ANAK DIDIK USIA SMP

Anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) dapat dikategorikan sebagai anak usia
remaja awal. Pada umumnya ketika usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah
masa remaja awal setelah mereka melalui masa-masa pendidikan Sekolah Dasar.
Remaja awal ini berkisar antara umur 10-14 tahun. Dimasa remaja awal atau masa
puber adalah periode unik dan khusus yang ditandai dengan perubahan-perubahan
perkembangan yang tidak terjadi dalam tahap-tahap lain dalam rentang kehidupan.
Dari suatu perubahan yang terjadi pada masa remaja ini membawa suatu
konsekuensi mengenai metode dan materi tentang kegiatan pembelajaran. Namun
perubahan yang terjadi di dalam individu ini juga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor
yang mempengaruhi peserta didik usia SMP itu untuk belajar.
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK USIA SMP
Selama di SMP/ MTs seluruh aspek perkembangan manusia yaitu kognitif, afektif
dan psikomotorik mengalami perubahan sebagai masa transisi dari masa anak-anak
menjadi masa dewasa.
a. Perkembangan aspek kognitif
Arajoo T.V (1986) menyatakan bahwa aspek kognitif meliputi fungsi intelektual
seperti pemahaman, pengetahuan dan ketrampilan berpikir. Untuk siswa SMP
perkembangan kognitif utama yang dialami adalah formal operasional, yang mampu
berpikir abstrak dengan menggunakan simbol-simbol tertentu atau mengoperasikan
kaidah-kaidah logika formal yang tidak terikat lagi oleh objek-objek yang bersifat
konkrit, seperti peningkatan kemampuan analisis, kemampuan mengembangkan
suatu kemungkinan berdasarkan dua atau lebih kemungkinan yang ada, kemampuan
menarik generalisasi dan inferensasi dari berbagai kategori objek yang beragam.
Selain itu ada peningkatan fungsi intelektual, kapabilitas memori dalam bahasa dan
perkembangan konseptual. Dengan kata lain, bahasa merupakan salah satu alat vital
untuk kegiatan kognitif.
b. Perkembangan aspek afektif
Menurut Arajoo T.V (1986), ranah afektif menyangkut perasaan, modal dan
emosi. Perkembangan afektif siswa SMP mencakup proses belajar perilaku dengan
orang lain atau sosialisasi. Sebagian besar sosialisasi berlangsung lewat pemodelan
dan peniruan orang lain.
c. Perkembangan psikomotorik
Wuest & Combardo (1974) menyatakan bahwa perkembangan aspek
psikomotorik seusia SMP ditandai dengan perubahan jasmani dan fisiologis yang
luar biasa. Pada usia SMP, peserta didik telah mampu melakukan hal-hal yang lebih
kreatif secara rasional dibandingkan ketika mereka duduk di bangsu Sekolah Dasar,
sehingga sering menganggap diri mereka serba mampu, sehingga seringkali mereka
terlihat “tidak memikirkan akibat” dari perbuatan mereka, dan kadang mengalami
proses pencarian jati diri.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR


Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar bagi peserta didik,
dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor
tersebut saling mempengaruhi dalam proses individu sehingga menentukan kualitas
hasil belajar.
A. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan
dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi faktor
fisiologis dan faktor psikologis.
1. Faktor Fisiologis
Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan
kondisi fisik individu. Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam.
Pertama, keadaan tonus jasmani. Keadaan tonus jasmani pada umumnya
sangat mempengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan
bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu.
Kedua, keadaan fungsi jasmani/fisiologis. Selama proses belajar berlangsung,
peran fungsi fisiologis pada tubuh manusia sangat mempengaruhi hasil belajar,
terutama panca indra. Panca indra yang berfungsi dengan baik akan
mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula. Dalam proses belajar,
merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh
manusia. Sehingga manusia dapat menangkap dunia luar. Panca indra yang
memiliki peran besar dalam aktivitas belajar adalah mata dan telinga. Oleh
karena itu, baik guru maupun siswa perlu menjaga panca indra dengan baik, baik
secara preventif maupun secara yang bersifat kuratif. Dengan menyediakan
sarana belajar yang memenuhi persyaratan, memeriksakan kesehatan fungsi
mata dan telinga secara periodic, mengonsumsi makanan yang bergizi , dan lain
sebagainya.
2. Faktor Psikologis
Faktor –faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat
mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama
mempengaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap
dan bakat.
a. Kecerdasan /Intelegensia Siswa
Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik dalam
mereaksikan rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui
cara yang tepat. Dengan demikian, kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan
kualitas otak saja, tetapi juga organ-organ tubuh lainnya. Namun bila
dikaitkan dengan kecerdasan, tentunya otak merupakan organ yang penting
dibandingkan organ yang lain, karena fungsi otak itu sebagai organ
pengendali tertinggi (executive control) dari hampir seluruh aktivitas
manusia.
Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam proses
belajar siswa, karena itu menentukan kualitas belajar siswa. Semakin tinggi
intelegensia seorang individu, semakin besar peluang individu tersebut
meraih sukses dalam belajar. Sebaliknya, semakin rendah tingkat intelegensia
individu, semakin sulit individu itu mencapai kesuksesan belajar.
b. Motivasi
Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan
belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan
belajar. Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses di dalam
diri individu yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan menjaga perilaku
setiap saat (Slavin, 1994). Motivasi juga diartikan sebagai pengaruh
kebutuhan-kebutuhan dan keinginan terhadap intensitas dan arah perilaku
seseorang.
Dari sudut sumbernya motivasi dibagi menjadi dua, yaitu motivasi intrinsic
dan motivasi ekstrinsik. Motaivasi intrinsic adalah semua faktor yang berasal
dari dalam diri individu dan memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu.
Seperti seorang siswa yang gemar membaca, maka ia tidak perlu disuruh-
suruh untuk membaca, karena membaca tidak hanya menjadi aktifitas
kesenangannya, tapi bisa jadi juga telah menjadi kebutuhannya. Dalam
proses belajar, motivasi intrinsic memiliki pengaruh yang efektif, karena
motivasi intrinsic relatif lebih lama dan tidak tergantung pada motivasi dari
luar(ekstrinsik).
Menurut Arden N. Frandsen (Hayinah, 1992), yang termasuk dalam motivasi
intrinsic untuk belajar antara lain adalah:
o Dorongan ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas;
o Adanya sifat positif dan kreatif yang ada pada manusia dan keinginan
untuk maju;
o Adanya keinginan untuk mencapai prestasi sehingga mendapat dukungan
dari orang-orang penting, misalkan orang tua, saudara, guru, atau teman-
teman, dan lain sebagainya.
o Adanya kebutuhan untuk menguasai ilmu atau pengetahuan yang berguna
bagi dirinya, dan lain-lain.
Motivasi ekstrinsik adalah faktor yang dating dari luar diri individu tetapi
memberi pengaruh terhadap kemauan untuk belajar. Seperti pujian,
peraturan, tata tertib, teladan guru, orang tua, dan lain sebagainya. Kurangnya
respons dari lingkungan secara positif akan mempengaruhi semangat belajar
seseorang menjadi lemah.
c. Minat
Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan
yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut Reber
(Syah, 2003) minat bukanlah istilah yang popular dalam psikologi
disebabkan ketergantungannya terhadap berbagai faktor internal lainnya,
seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan.
Namun lepas dari kepopulerannya, minat sama halnya dengan kecerdasan
dan motivasi, karena memberi pengaruh terhadap aktivitas belajar, ia akan
tidak bersemangat atau bahkan tidak mau belajar. Oleh karena itu, dalam
konteks belajar di kelas, seorang guru atau pendidik lainnya perlu
membangkitkan minat siswa agar tertarik terhadap materi pelajaran yang
akan dihadapinya atau dipelajarinya.
d. Sikap
Dalam proses belajar, sikap individu dapat mempengaruhi keberhasilan
proses belajarnya. Sikap adalah gejala internal yang mendimensi afektif
berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dengan cara yang
relative tetap terhadap obyek, orang, peristiwa dan sebaginya, baik secara
positif maupun negative (Syah, 2003).
e. Bakat
Faktor psikologis lain yang mempengaruhi proses belajar adalah bakat.
Secara umum, bakat (aptitude) didefinisikan sebagai kemampuan potensial
yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan
dating (Syah, 2003). Berkaitan dengan belajar, Slavin (1994) mendefinisikan
bakat sebagai kemampuan umum yang dimilki seorang siswa untuk belajar.
Dengan demikian, bakat adalah kemampuan seseorang menjadi salah satu
komponen yang diperlukan dalam proses belajar seseorang. Apabila bakat
seseorang sesuai dengan bidang yang sedang dipelajarinya, maka bakat itu
akan mendukung proses belajarnya sehingga kemungkinan besar ia akan
berhasil.

B. Faktor-faktor Eksogen/Eksternal
Selain karakteristik siswa atau faktor-faktor endogen, faktor-faktor eksternal juga
dapat mempengaruhi proses belajar siswa. Dalam hal ini, Syah (2003) menjelaskan
bahwa faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan
menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non-
sosial.
1. Lingkungan Sosial
a. Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan teman-teman sekelas
dapat mempengaruhi proses belajar seorang siswa. Hubungan harmonis antara
ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik disekolah.
Perilaku yang simpatik dan dapat menjadi teladan seorang guru atau administrasi
dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk belajar.
b. Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal
siswa akan mempengaruhi belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh,
banyak pengangguran dan anak terlantar juga dapat mempengaruhi aktivitas
belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan ketika memerlukan teman belajar,
diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilkinya.
c. Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat mempengaruhi kegiatan
belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua, demografi keluarga (letak
rumah), pengelolaan keluarga, semuanya dapat memberi dampak terhadap
aktivitas belajar siswa. Hubungan antara anggota keluarga, orangtua, anak,
kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas
belajar dengan baik.
2. Lingkungan non sosial.
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non-sosial adalah;
a. Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak
dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap,
suasana yang sejuk dan tenang. Lingkungan alamiah tersebut merupakan faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Sebaliknya, bila
kondisi lingkungan alam tidak mendukung, proses belajar siswa akan terlambat.
b. Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua
macam. Pertama, hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas
belajar, lapangan olah raga dan lain sebagainya. Kedua, software, seperti
kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku panduan, silabi dan lain
sebagainya.
c. Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa). Faktor ini hendaknya
disesuaikan dengan usia perkembangan siswa begitu juga dengan metode
mengajar guru, disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa. Karena itu,
agar guru dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap aktivitas belajar
siswa, maka guru harus menguasai materi pelajaran dan berbagai metode
mengajar yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi siswa.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR ANAK DIDIK USIA
SMP
1. Faktor Pendukung
Secara fisiologis, peserta didik usia SMP telah mengalami perubahan tubuh
yang berkembang pesat sehingga mereka telah mampu melakukan hal-hal yang
biasa dilakukan orang dewasa. Peningkatan kemampuan panca indra mengakibatkan
peserta didik usia SMP memiliki ketrampilan lebih untuk dapat mempengaruhi dan
mengikuti proses belajar mengajar.
Secara psikologis, faktor yang mempengaruhi peserta didik usia SMP adalah :
a. Kecerdasan /Intelegensia Siswa
Kemampuan formal operasional, yang mampu berpikir abstrak dengan
menggunakan simbol-simbol tertentu atau mengoperasikan kaidah-kaidah logika
formal yang tidak terikat lagi oleh objek-objek yang bersifat konkrit, seperti
peningkatan kemampuan analisis, kemampuan mengembangkan suatu
kemungkinan berdasarkan dua atau lebih kemungkinan yang ada, kemampuan
menarik generalisasi dan inferensasi dari berbagai kategori objek yang beragam.
Selain itu ada peningkatan fungsi intelektual, kapabilitas memori dalam bahasa
dan perkembangan konseptual.
b. Motivasi
Motivasi yang mendorong siswa SMP ingin melakukan kegiatan belajar. adalah:
o Dorongan ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas yang
belum pernah ia ketahui sebelumnya;
o Adanya keinginan untuk mencapai prestasi.
o Adanya Motivasi ekstrinsik adalah faktor yang datang dari luar diri individu
tetapi memberi pengaruh terhadap kemauan untuk belajar. Seperti pujian,
peraturan, tata tertib, teladan guru, orang tua, atau bahkan lawan jenis yang
membuat peserta didik pada usia SMP terpacu untuk melakukan kegiatan
belajar.
c. Minat
Kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap
sesuatu, membuat peserta didik usia SMP melakukan kegiatan pembelajaran.
d. Sikap
Sikap usia SMP yang memiliki kecenderungan berubah-ubah sehingga mereka
kadang dalam keadaan yang baik untuk belajar karena mereka merespon atau
bereaksi secara positif dari apa yang mereka rasakan dari dalam diri maupun luar
dirinya.
e. Bakat
Seorang peserta didik SMP yang telah mengetahui bakat dan kemampuannya
pada bidang yang sedang dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung proses
belajarnya sehingga kemungkinan besar ia akan berhasil.
Faktor-faktor eksternal juga dapat mendukung proses belajar siswa SMP.
Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan teman-teman sekelas
yang baik dapat mempengaruhi proses belajar seorang siswa, lingkungan sekitar
yang baik seperti kegiatan karang taruna, atau kursus yang dapat di ikuti oleh siswa
SMP memberi pengaruh pada proses pembelajaran. Faktor instrumental hardware,
seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan olah raga yang
memadai dapat mempengaruhi kegiatan anak SMP dalam meningkatkan
intelegensia dan potensi yang dimilikinya. Faktor materi pelajaran (yang diajarkan
ke siswa) diharapkan menjadi lebih terbuka yang dapat diterima oleh kondisi fisik
dan psikologis SMP sehingga dapat mendukung kegiatan belajar mengajar.
2. Faktor Penghambat
Adanya keterlambatan atau perbedaan dari pertumbuhan fisik dengan teman-
teman yang lain dalam perkembangan fisiologis dapat mengakibatkan peserta didik
usia SMP pengaruh yang buruk dalam mengikuti proses belajar mengajar.
Secara psikologis, faktor yang menghambat belajar peserta didik usia SMP
adalah :
a. Kurangnya motivasi baik dalam diri maupun lingkungan sekitar sehingga sangat
berpengaruh buruk pada proses belajar.
b. Adanya sikap Kegelisahan, Pertentangan, dan belum mengenal diri dan Bakat
yang dimiliki sehingga peserta didik SMP menjadi sedikit tidak berminat pada
proses belajar mengajar
Faktor-faktor eksternal juga dapat menghambat proses belajar siswa SMP :
1. Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan teman-teman sekelas
yang tidak mendukung mengakibatkan proses belajar mengajar anak SMP tidak
berjalan semestinya.
2. Lingkungan keluarga yang tidak harmonis sangat mempengaruhi kondisi mental
dan spiritual anak SMP dalam proses belajar
3. Kurangnya sarana dan prasarana dalam peningkatan kemampuan intelegensia
seperti buku, gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan olah
raga membuat proses belajar anak SMP terhambat.
4. Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa) bersifat monoton sehingga
dapat menghambat keinginan kegiatan belajar mengajar anak SMP.

You might also like