Pada suatu ketika, di sebuah taman yang cantik, adalah
sekuntum bunga bernama Lili. Lili berwarna putih dan cantik rupawan. Dia tinggal di dekat Kolam Sejuk. Kolam memberinya air yang membantunya bertumbuh dan menjadi kuat. Kolam Sejuk sayang kepada Lili. Hatinya gembira dengan kelopak bunga putih Lili. Lili punya banyak teman. Rumput Hiijau bertumbuh mengeliling Lili, menaunginya sehingga ia merasa hangat dan nyaman. Bumi memberi makanan yang sehat dan bergizi sehingga Lili bertumbuh menjadi besar dan kuat di antara teman-temannya. Angin Lembut mengecup wajah Lili dan membantunya agar menjadi lentur dan merunduk ditiup angin dan tidak patah. Pada suatu hari, sebutir benih terjatuh persis di sebelah Lili. Lili menatapnya dan berpikir, Hanya sebutir benih. Apa bahayanya? Dan dia menyimpan benih itu serta membiarkannya bertumbuh.
Tetapi benih itu bukanlah benih yang senang
hati. Ia menggerutu karena terlalu banyak air di Kolam. Dia mengomel pada Bumi, Kamu terlalu dalam menguburku! Dia menggerutu kepada Rumput, Kamu menusuk aku! Aku ingin ada lebih banyak sinar matahari. Seandainya saja aku tidak di sini! Dan dia memandang kepada Lili dan berkata, Aku ingin bertumbuh menjadi lebih tinggi dan lebih besar daripada kamu, dan lebih cantik! Ilalang yang tumbuh dari benih kecil itu terus bersungut-sungut dan menggerutu. Teman-temannya berkata bahwa ketika Ilalang menggerutu dan bersungut-sungut, sukacita hilang dan hidup menjadi sulit. Tetapi apa yang dapat Lili lakukan? Dia meminta Ilalang untuk pergi, tetapi dia tidak mau pergi. Aku tahu, pikir Lili, Aku akan menunggu hingga Tuan Taman datang. Dia pasti akan segera datang. Kemudian aku akan meminta-Nya untuk mengurus si Ilalang. Selang beberapa saat, Tuan Taman datang. Ia tersenyum kepada Kolam Sejuk, yang berkilauan tertimpa sinar matahari. Dia merasakan Rumput Hijau lembut di bawah kaki-Nya, menyelimuti Bumi yang hangat, dan dengan penuh kasih sayang menatap Lili yang cantik. Kemudian Dia melihat Ilalang buruk rupa sudah mulai melilit batang Lili cantik yang malang.
Tuan Taman, kata Lili, tolong
singkirkan Ilalang buruk rupa yang bertumbuh di sekitarku. Kukira menyenangkan untuk melihat seperti apa benih itu bertumbuh, tetapi sekarang aku lebih paham. Tuan Taman melihat jika Ilalang terus bertumbuh, ia akan mencekik Lili. Jadi Tuan Taman mengambil ember kecil dan memenuhinya dengan air dari Kolam dan menuangkannya ke atas Bumi di bawah si Ilalang. Ia menunggu hingga air itu membuat Bumi di bawah Ilalang menjadi lembut. Kemudian dengan berhati-hati dicabut-Nya Ilalang. Lili kecil begitu gembira karena Ilalang yang suka menggerutu itu sudah tidak ada lagi. Lili dan teman-temannya bersukacita dan mengucapkan terima kasih kepada sang Tuan Taman yang sudah membuang Ilalang itu. Lili berjanji bahwa lain kali dia akan lebih berhati-hati benih apa yang akan diperbolehkannya untuk bertumbuh di taman senang hati miliknya. Moral: Kebiasaanyang baik dan yang burukmudah dibentuk. Pikirkanlah dengan hati-hati kebiasaan apa yang akan kamu izinkan untuk bertumbuh di tamanmu. Contributed by Aaliyah Smith, based on a story by Vic E. Illustrations by Alvi. Design by Stefan Merour. Published by My Wonder Studio Copyright 2015 by The Family International