You are on page 1of 13

‫املن ّزه عن احلدود والغاي ات واألرك ان‬

َ ،‫احلمد هلل رب الكائن ات‬


.‫ وال حتويه اجلهات الست كسائر املبتدعات‬،‫واألعضاء واألدوات‬

‫ وعلى س ائر إخوانه‬،‫والص الة والس الم على خري الكائن ات س يدنا حمم د‬
‫ وبدعاء‬،‫صا موسى انفلق البحر‬ َ ‫ فَبِ َع‬،‫النبيني املؤيّدين باملعجزات الباهرات‬
.‫ وحملمد شهد الشجر واحلجر وانشق القمر‬،‫نوح نزل املطر‬

‫ عب اد اهلل أوص يكم وأوصي نفسي بتق وى اهلل العظيم القائل يف‬،‫أما بع ُد‬
:‫حمكم التْنزيل‬

َّ ‫َّمت لِغَ ٍد‬


َ‫وات ُق واْ اهلل‬ ٌ َ‫ين ءَ َامنُ واْ َّات ُق واْ اهللَ َولتَنظُر ن‬
َ ‫فس َّما قَ د‬
ِ َّ
َ ‫" يَآ أَيُّ َها الذ‬
‫ِ مِب‬ ِ
َ َ‫إ َّن اهللَ َخبريٌ َا ت‬
"‫عملُو َن‬
Hadirin sidang Jumat yang dimuliakan Allah,

Pada kesempatan yang berbahagia ini, izinkanlah khatib untuk


berwasiat, baik bagi diri saya pribadi, maupun bagi hadirin
sekalian, untuk selalu dapat meningkatkan keimanan dan
ketakwaan diri kita kepada Allah swt., karena hanya dengan bekal
iman dan takwa sajalah, kita akan selamat, baik di dunia, maupun
di akhirat.

Jauh semenjak 14 abad lalu Rasulullah telah mengenalkan kepada


kemanusiaan sebuah konsep toleransi umat beragama melalui

1
bingkai bernama Piagam Madinah. Di Indonesia saat ini, sikap
toleransi beragama telah menjadi isu yang akrab dalam keseharian
bangsa ini. Walaupun sebagian besar masyarakat Indonesia dengan
sekian banyak keragaman adat, etnis dan agamanya telah hidup
berdampingan secara harmonis, namun sikap toleransi masih
sangat signifikan dan urgen untuk digali lebih dalam, bersamaan
dengan gejala masih mengentalnya sentimen-sentimen keagamaan
di sebagian kawasan di negeri kita.

Fenomena ini tentunya, merupakan tantangan bagi para cendekia


kita untuk segera merumuskan cetak biru toleransi beragama di
Indonesia, sekaligus tanggungjawab para ulama untuk
memahamkan umatnya akan hakikat toleransi sesuai ajaran agama
Islam. Sehingga, hubungan intern dan ekstern antar umat beragama
yang lebih baik dapat segera terwujud, bukan lagi hanya dalam
awang-awang, keinginan dan teori semata, melainkan dalam
kehidupan nyata sehari-hari.

Hadirin sidang Jumat rahimakumullâh

Toleransi yang dalam bahasa Arab disebut at-tasâmuh


sesungguhnya merupakan salah satu inti ajaran Islam. Toleransi
sejajar dengan ajaran fundamental yang lain, seperti kasih-sayang
(rahmah), kebijaksanaan (hikmah), kemaslahatan universal
(mashlahah 'âlamiah), dan keadilan ('adl).

Beberapa prinsip ajaran Islam ini merupakan sesuatu yang qath'iy,


yang tidak bisa dianulir atau dibantah dengan nalar apa pun.
Prinsip ajaran Islam tersebut bersifat universal dengan melintasi
rentang waktu dan dimensi tempat (shâlihatun likulli zamânin wa

2
makânin). Pendeknya, prinsip-prinsip ajaran ini bersifat trans-
historis, trans-ideologis, bahkan trans-keyakinan-agama.

Sebagai suatu ajaran fundamental atau asasi, konsep toleransi telah


banyak ditegaskan dalam al-Quran. Di antaranya sebagaimana
yang termaktub dalam surat al-Baqarah ayat 256, Allah swt.
berfirman:

‫وت َويُ ْؤ ِمن‬


ِ ُ‫الر ْش ُد ِمن الْغَي فَمن ي ْك ُفر بِالطَّاغ‬
ْ َ ْ َ ِّ َ ُّ َ ‫الَ إِ ْكَر َاه يِف الدِّي ِن قَد تََّبنَّي‬
ِ ِ‫انفصام هَل ا واللّه مَس‬ِ ِ ِ ِ
.‫يم‬ ٌ ُ َ َ َ َ َ‫ك بِالْعُ ْر َوة الْ ُو ْث َق َى ال‬
ٌ ‫يع َعل‬ ْ ‫بِاللّه َف َقد‬
َ ‫استَ ْم َس‬
“Tidak ada paksaan dalam beragama Islam. Sungguh telah jelas
jalan yang benar dari jalan yang salah. Karena itu, barangsiapa yang
ingkar kepada thagut (tuhan selain Allah) dan beriman kepada
Allah, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada tali yang
sangat kuat yang tidak akan putus. Allah maha mendengar, lagi
maha mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 256)

Kebebasan untuk memilih agama dalam ayat ini mengandung


maksud, bahwa memeluk agama Islam tidak menghendaki adanya
paksaan, melainkan melalui kesadaran dan keinginan pribadi yang
bersangkutan. Bagi mereka yang berkenan, dipersilahkan, bagi
yang tidak, adalah hak mereka sendiri untuk menolak dengan
sepenuh hati.

Bahkan ketika ayat ini menggunakan kalimat negatif yang dalam


tata bahasa Arab dikenal dengan “lâ nâfiah”, maka ayat ini dapat
diartikan sebagai larangan keras bagi kaum muslimin untuk
memaksakan ajaran Islam kepada pemeluk agama lain.

3
Namun sebagai konsekuensinya, seseorang yang telah menjatuhkan
pilihannya kepada agama Islam, sudah seharunya konsisten di
dalam menjalankan ajaran agamanya secara baik dan benar. Inilah
bentuk toleransi agama yang begitu nyata yang ditegaskan oleh
Islam.

Sama halnya dengan Surat Al-Kafirun ayat 1-6:

‫ َواَل‬.‫ َواَل أَنتُ ْم َعابِ ُدو َن َما أ َْعبُ ُد‬.‫ اَل أ َْعبُ ُد َما َت ْعبُ ُدو َن‬.‫قُ ْل يَا أَيُّ َها الْ َكافُِرو َن‬
. ‫ لَ ُك ْم ِدينُ ُك ْم َويِل َ ِدي ِن‬.‫ َواَل أَنتُ ْم َعابِ ُدو َن َما أ َْعبُ ُد‬.ْ‫أَنَا َعابِ ٌد َّما َعبَدمُّت‬

“Katakanlah (hai Muhammad): "Wahai orang-orang kafir, aku tidak


menyembah apa yang kamu sembah, dan kamu pun tidak
menyembah Tuhan yang aku sembah. Aku tidak pernah menjadi
penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu pun tidak pernah
menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Karena untukmulah
agamu, dan untukkulah agamaku”

Melalui ayat ini dapat dipahami, bahwa Allah memerintahkan


kepada Nabi Muhammad saw. dan kaum muslimin untuk tidak
ikut-ikutan dalam upacara peribadadatan agama lain, karena ajaran
Islam mempunyai batasan-batasan tertentu dalam beribadah dan
berkeyakinan. Namun tidak juga memaksakan ajaran Islam kepada
mereka, karena "bagi mereka (orang kafir) agama mereka, bagiku
(orang Islam) agamaku".

Nampak di sini adanya keseimbangan, antara tidak turut campur


dalam urusan ibadah agama masing-masing dan tidak memaksakan
agama kepada mereka.

4
Hadirin sidang Jumat yang dimuliakan Allah

Begitu kuatnya penegasan Islam akan toleransi beragama, hingga


Surat Al-Mumtahanah ayat 8 menjelaskan tentang tidak adanya
larangan bagi orang Islam untuk berbuat baik, berlaku adil dan
menolong orang-orang non-Islam. Allah swt. berfirman:

‫ين مَلْ يُ َقاتِلُو ُك ْم يِف الدِّي ِن َومَلْ خُيْ ِر ُجو ُكم ِّمن‬ ِ َّ
َ ‫َال َيْن َها ُك ُم اللَّهُ َع ِن الذ‬
ِِ ُّ ِ‫وه ْم َو ُت ْق ِسطُوا إِلَْي ِه ْم إِ َّن اللَّهَ حُي‬ ِ
.‫ني‬
َ ‫ب الْ ُم ْقسط‬ ُ ‫ديَا ِر ُك ْم أَن َتَبُّر‬

“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil
kepada orang-orang yang tidak memerangi kamu karena agama,
dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.”

Melalui ayat ini, al-Quran berpandangan, bahwa perbedaan agama


bukan penghalang untuk merajut tali persaudaraan antarsesama
manusia yang berlainan agama. Selain itu, Tuhan menciptakan
bumi ini tidak semata untuk satu golongan agama tertentu. Dengan
adanya bermacam-macam agama, itu tidak berarti bahwa Tuhan
membenarkan diskriminasi atas manusia, melainkan untuk saling
mengakui eksistensi masing-masing (lita'ârafû).

‫َّاس إِنَّا َخلَ ْقنَا ُكم ِّمن ذَ َك ٍر َوأُنثَى َو َج َع ْلنَا ُك ْم ُشعُوبًا َو َقبَائِ َل‬ُ ‫يَا أَيُّ َها الن‬
َ ‫لَِت َع َارفُوا إِ َّن أَ ْكَر َم ُك ْم ِع‬
‫ند اللَّ ِه أَْت َقا ُك ْم‬

5
“Wahai manusia, sesungguhnya kami telah menciptakan kalian dari
seorang lelaki dan seorang perempuan dan menjadikan kalian
berbilang bangsa dan suku, agar kalian saling mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang
yang paling bertaqwa di antara kalian”. (QS. Al-Hujurat: 13).

Oleh karena itu, sungguh tidak beralasan bagi seorang muslim


untuk tidak bersikap toleran kepada orang lain hanya karena dia
bukan penganut agama Islam. Membiarkan orang lain untuk tetap
memeluk agamanya selain Islam adalah bagian dari perintah Islam
sendiri. Dengan kata lain, pemaksaan dalam perkara agama --di
samping bertentangan dengan harkat dan martabat manusia
sebagai makhluk yang merdeka-- juga berlawanan dengan ajaran
Islam itu sendiri. Bahkan, Nabi Saw pernah mendapat teguran dari
Allah swt., yang terekam dalam Surat Yunus ayat 99:

‫َّاس َحىَّت‬ ِ َ ‫ض ُكلُّ ُه ْم مَجِ ًيعا أَفَأ‬


ِ ‫آلم َن َمن يِف األ َْر‬
َ ‫َنت تُ ْكرهُ الن‬ َ ‫ك‬ َ ُّ‫َولَ ْو َشاء َرب‬
.‫ني‬ ِِ
َ ‫يَ ُكونُواْ ُم ْؤمن‬

"Kalau Tuhanmu mau, tentulah semua orang yang ada di muka


bumi ini telah beriman, maka apakah kamu (wahai Muhammad)
akan memaksa seluruh manusia hingga mereka menjadi orang-
orang yang beriman semuanya?"

Tidak adanya izin teologis dari sang Maha Pencipta untuk


melakukan pemaksaan dalam urusan agama ini dapat dimaklumi,
ketika kita menyadari bagaimana Tuhan telah memposisikan
manusia sebagai makhluk berakal, yang mampu untuk
membedakan dan memilih agama yang diyakini dapat

6
mengantarkan dirinya menuju gerbang kebahagiaan baik di dunia
maupun di akhirat. Allah sendiri telah berfirman:

‫َوقُ ِل احْلَ ُّق ِمن َّربِّ ُك ْم فَ َمن َشاء َف ْلُي ْؤ ِمن َو َمن َشاء َف ْليَ ْك ُف ْر إِنَّا أ َْعتَ ْدنَا‬
‫َحا َط هِبِ ْم ُسَر ِاد ُق َها َوإِن يَ ْستَغِيثُوا يُغَاثُوا مِب َاء َكالْ ُم ْه ِل‬ ِِ ِ
َ ‫للظَّالم‬
َ ‫ني نَ ًارا أ‬
‫اءت ُم ْرَت َف ًقا‬
ْ ‫اب َو َس‬ ِ َ ‫ي ْش ِوي الْوج‬
ُ ‫س الشََّر‬ َ ‫وه بْئ‬ ُُ َ

“Dan katakanlah: “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu, maka


barangsiapa yang ingin beriman silahkan beriman dan barangsiapa
yang ingin kafir silahkan ia kafir. Sesungguhnya kami telah
menyediakan untuk orang-orang zalim itu neraka yang gejolaknya
mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, mereka
akan diberi minum dengan air yang seperti besi mendidih
menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan
tempat istirahat yang paling jelek.” (Al-Kahfi: 29)

Karenanya, marilah kita wujudkan Islam yang rahmat bagi semua,


melalui toleransi umat beragama sebagai sebuah sarana (washîlah),
apalagi ketika Islam telah mempunyai konsep yang jelas, mudah,
aplikatif, rasional dan telah terbukti oleh sejarah, bahkan sebagai
sebuah ajaran yang qath’iy yang mesti dijalankan.

Hadirin sidang Jumat yang dirahmati oleh Allah Swt...

Di dalam sejarah Islam dikenal sebuah dokumen penting dan


strategis, bukan hanya bagi umat Islam tetapi juga bagi umat
manusia secara keseluruhan. Dokumen ini berkaitan dengan
H.A.M. dan toleransi antar umat beragama.

7
Piagam Madinah, dokumen yang lahir 14 abad lalu ini merupakan
sebuah kesepakatan lintas agama dan ras yang diprakarsai oleh
Rasulullah saw. dalam mengatur kehidupan beragama dan
bermasyarakat di Madinah, berdasarkan prinsip keadilan,
persamaan, kebebasan, toleransi, kerukunan, persamaan dan
persaudaraan. Hal ini berlaku baik bagi penduduk asli maupun
pendatang yang berasal dari berbagai daerah di semenanjung Arab
Saudi, terutama Mekah, Madinah, dan kota-kota sekitarnya.

Pencerahan yang diprakarsai Rasulullah Saw ini menjadikan kota


Madinah dikenal sebagai Madînat `ul Munawwarah atau kota yang
bercahaya. Seorang orientalis Barat bernama Robert N. Bellah dalam
bukunya Beyond Belief menggambarkan keadaan sosial saat itu:
“suatu masyarakat yang untuk zaman dan tempatnya sangat
modern (bahkan terlalu modern)... bahkan Timur Tengah dan umat
manusia saat itu belum siap dengan prasarana sosial yang
diperlukan untuk menopang suatu tatanan sosial yang modern
seperti pernah dirintis Nabi saw."

Hadirin sidang Jumat rahimakumullâh

Inti dari piagam Madinah berisi tentang hal-hal berikut; Pertama:


pengakuan kaum muslimin tentang segmen masyarakat Madinah
yang plural, namun merupakan satu kesatuan yang disebut ummat.

Kedua, hubungan anggota masyarakat antara yang beragama Islam


dan non-Islam didasarkan pada prinsip bertetangga yang baik,
saling membantu, membela yang teraniaya, menasehati dan
menghormati kebebasan beragama.

8
Ketiga, mekanisme penegakkan hal-hal yang baik, seperti
melindungi harta dan jiwa, sistem keamanan, musyawarah,
penegakkan hukum, keadilan, dan menghadapi bahaya.

Keempat, segala persoalan akan diselesaikan secara musyawarah


dan jika terjadi perselisihan antar kabilah yang tidak dapat
diselesaikan, akan diserahkan pada kebijakan Nabi Muhammad
saw. Sebab kejujurannyalah, orang Yahudi dan Nasrani mengakui
kemampuan Nabi dalam menyelesaikannya secara arif dan
bijaksana.

Secara lebih jelasnya, toleransi beragama dalam Piagam Madinah


disinggung pada pasal 25 yang bunyinya: "Kaum Yahudi dari Banu
Auf adalah satu umat dengan mukminin. Bagi kaum Yahudi agama
mereka dan bagi kaum mukminin agama mereka. (kebebasan ini
berlaku) Juga bagi sekutu-sekutu dan diri mereka sendiri, kecuali
bagi orang yang berbuat kezhaliman dan kejahatan, merusak diri
dan keluarga mereka”.

Dalam pasal 25 ini sangat jelas, bahwa agama tidak menjadi


pemisah dan penghalang untuk dapat hidup berdampingan dalam
sebuah negara. Kaum Yahudi dan Musyrikin tidak ditempatkan di
lokasi yang diperangi (dar al-harb) dan kaum muslimin di lokasi
aman (dar al-Islam). Tapi mereka hidup di satu tempat sebagai satu
umat. Satu dengan yang lainnya merupakan bagian yang tak
terpisahkan, hidup dengan penuh kedamaian (musâlamah).

Tidak dikenal istilah warga kelas satu atau kelas dua, hanya karena
perbedaan agama. Kebebasan di sini bukan saja agama tetapi juga
mencakup kebebasan berfikir, berpendapat dan berkumpul.

9
Hadirin sidang Jumat yang Allah muliakan

Kebebasan beragama ini benar-benar diterapkan Nabi saw. Beliau


melarang sahabat Hushayn dari Banu Salim Ibn 'Auf yang
memaksa kedua anaknya yang Nasrani agar memeluk Islam,
karena Nabi melihat bahwa beragama adalah hak setiap manusia.

Begitu juga ketika Kabilah Aus memaksa anak-anaknya yang


beragama Yahudi untuk masuk agama Islam dan segera bergabung
dengan pasukan Rasulullah, beliau pun melarangnya. Karena
memeluk suatu agama atau keyakinan adalah hak asasi manusia,
selain efek dari keterpaksaan malah akan menimbulkan kebencian
dan tidak melahirkan keyakinan yang mantap bagi pemeluk
bersangkutan.

Begitu besarnya perhatian Nabi kepada kaum non-muslim semisal


Yahudi dan Nasrani, sampai-sampai beliau pernah mengingatkan
umatnya agar tidak memusuhi mereka. Sebab keselamatan dan
keamanan mereka menjadi tanggung jawab Rasulullah. Sampai-
sampai Nabi saw. pernah bersabda: "Siapa yang memusuhi orang
kafir dzimmi, berarti akulah lawannya, dan siapa yang aku telah
menjadi lawannya, kelak di hari kiamat akulah lawannya.''

Di bidang hukum orang-orang non-Islam sebagai golongan


minoritas memiliki kedudukan hukum yang sama dengan umat
Islam, tidak ada diskriminasi, duduk sama rendah dan berdiri sama
tinggi. Mereka bagian dari penduduk sipil, tidak boleh diganggu
dan harus dilindungi.

Dalam hal kewajiban dan upaya mempertahankan masyarakat


Madinah dari serangan pihak luar, golongan minoritas non-muslim

10
dibebani tugas yang sama, kecuali alasan tertentu mereka
dibolehkan dengan syarat membayar pajak perlindungan.
Demikian juga hak-hak mereka yang lain, seperti jiwa, harta,
keluarga, fasilitas peribadatan dan jabatan keagamaan. Seperti
pendeta dan rahib tetap dilindungi dan tidak boleh diambil alih
atau diisi orang lain atau orang Islam.

Ma’âsyiral muslimîn rahimakumullâh...

Melalui Piagam Madinah ini kita mengetahui, bahwa telah hadir 14


abad yang lalu suatu masyarakat maju (civil society) atas dasar
wawasan kebebasan beragama, toleransi, kerukunan, persamaan
dan persaudaraan antar sesama warga, yang terdiri atas berbagai
suku, ras dan agama.

Dalam konteks kini, nilai-nilai positif dalam Piagam Madinah dapat


kita aktualisasikan ke dalam kehidupan sehari-hari kita dalam
berinteraksi antar sesama dengan mengedepankan sikap toleransi.
Inti ajaran Piagam Madinah menjadi sangat penting artinya untuk
dipahami sehubungan dengan munculnya berbagai konflik
bernuansa suku, agama dan ras yang kerap terjadi saat ini.

Bercermin dari Piagam Madinah dan konsep Islam dalam


bertoleransi, hendaknya setiap dari kita harus menyadari, bahwa
Islam memerintahkan kepada umatnya untuk saling tenggang rasa
dan toleransi dalam menjalankan ajaran agamanya masing-masing.
Allah swt. sengaja menciptakan manusia berbagai bangsa dan suku
hanya untuk menguji, mampukah manusia untuk hidup rukun dan
damai penuh kasih sayang di dalam mencari kebenaran di sisinya.

11
‫آن الْع ِظ ْي ِم‪ ،‬و َن َفعنِي وإِيَّا ُكم بِما فِ ْي ِه ِمن اْآلي ِ‬
‫ات‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ َ‬ ‫َ َ ْ َ ْ َ‬ ‫بَ َار َك اهللُ ل ْي َولَ ُك ْم في الْ ُق ْر َ‬
‫َسَت ْغ ِف ُر اهللَ ال َْع ِظ ْي َم لِ ْي َولَ ُك ْم َولِ َسائِ ِر‬ ‫ِ‬ ‫الذ ْك ِر ال ِ‬
‫ْحك ْي ِم‪ .‬أَ ُق ْو ُل َق ْول ْي َه َذا َوأ ْ‬‫َ‬ ‫َو ِّ‬
‫الر ِح ْي ُم‪.‬‬
‫اسَت ْغ ِف ُر ْوهُ إِنَّهُ ُه َو الْغَ ُف ْو ُر َّ‬ ‫ِ‬
‫ال ُْم ْسل ِم ْي َن‪ ،‬فَ ْ‬

‫‪12‬‬
‫‪Khutbah Kedua‬‬
‫اهلل ِم ْن ُش ُر ْو ِر أَْن ُف ِسنَا‬
‫إِ َّن الْحم َد لِلَّ ِه نَ ْحم ُدهُ ونَستَ ِع ْينُهُ ونَسَتغْ ِفر ْه ونَسًت ْه ِديْ ِه و َنعوذُ بِ ِ‬
‫َ ُ‬ ‫َ ْ ُ َ ْ‬ ‫َ َ ْ‬ ‫َْ‬
‫ي لَهُ‪َ .‬أَ ْش َه ُد‬ ‫ِ‬ ‫ض َّل لَه ومن ي ْ ِ‬ ‫ات أَ ْعمالِنَا‪ ،‬من ي ْه ِد ِه اهلل فَالَ م ِ‬ ‫و ِمن سيِّئَ ِ‬
‫ضللْهُ فَالَ َهاد َ‬ ‫ُ ََ ْ ُ‬ ‫ُ ُ‬ ‫َ َْ َ‬ ‫َ ْ َ‬
‫ص ِّل‬ ‫َن ُم َح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َر ُس ْولُهُ‪ .‬اَللَّ ُه َّم َ‬ ‫أَ ْن الَ إِلَهَ إِالَّ اهللُ َو ْح َدهُ الَ َش ِريْ َ‬
‫ك لَهُ َوأَ ْش َه ُد أ َّ‬
‫ان إِلَى َي ْوِم ال ِْقيَ َام ِة‪ .‬أ ََّما‬
‫وسلِّم َعلَى نَبِِّينَا مح َّم ٍد و َعلَى آلِ ِه وص ْحبِ ِه ومن تَبِع ُهم بِِإ ْحس ٍ‬
‫َ َ ََ ْ َ ْ َ‬ ‫َُ َ‬ ‫ََ ْ‬
‫َب ْع ُد؛‬

‫صلُّ ْوا َعلَْي ِه َو َسلِّ ُم ْوا‬ ‫ِ‬


‫صلُّ ْو َن َعلَى النَّبِ ِّي‪ ،‬يَا أَيُّهاَ الَّذيْ َن َء َام ُن ْوا َ‬
‫ِ‬
‫إِ َّن اهللَ َو َمالَئ َكتَهُ يُ َ‬
‫ض‬ ‫ٍ‬ ‫تَسلِيما‪ .‬اَللَّه َّم ص ِّل وسلِّم وبا ِر ْك َعلَى سيِّ ِدنَا مح َّم ٍد و َعلَى ِ ِ‬
‫آل َسيِّدنَا ُم َح َّمد َو ْار َ‬ ‫َ َُ َ‬ ‫ُ َ َ َ ْ ََ‬ ‫ْ ًْ‬
‫ان اِلَي َي ْوِم‬ ‫ك صلَّي اهلل َعلَْي ِه وسلَّم ومن تَبِع ُهم بِِإ ْحس ٍ‬
‫َ َ َ ََ ْ َ ْ َ‬ ‫ُ‬
‫ِ‬
‫اب َر ُس ْول َ َ‬ ‫َص َح ِ‬ ‫اداتِنَا أ ْ‬
‫َع ْن َس َ‬
‫َحيَ ِاء ِم ْن ُه ْم‬
‫ات اْأل ْ‬ ‫ات والْم ْؤ ِمنِْين والْم ْؤ ِمنَ ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫ْم ْسلم ْي َن َوال ُْم ْسل َم َ ُ َ َ ُ‬
‫الدِّيْ ِن‪ .‬اَللَّ ُه َّم ا ْغ ِفر لِل ِ ِ‬
‫ْ ُ‬
‫َصلِ ْح‬ ‫ِ ِ ِ‬ ‫ات‪ .‬اَللَّه َّم إِنَّا نَسأَل َ ِ‬
‫َم َن ْعلَ ْم‪ .‬اَللَّ ُه َم أ ْ‬ ‫ُك م َن الْ َخ ْي ِر ُكلِّه َما َعل ْمنَا م ْنهُ َو َما ل ْ‬ ‫ْ‬ ‫َواْأل َْم َو ِ ُ‬
‫الد ْنيا حسنةً وفِي ِ‬
‫اآلخ َر ِة‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِِ‬
‫ال ال ُْم ْسلم ْي َن َوآم ْن ُه ْم ف ْي أ َْوطَان ِه ْم‪َ .‬ر َّبنَا آتنَا في ُّ َ َ َ َ َ‬ ‫َح َو َ‬
‫أْ‬
‫اب النَّا ِر‪.‬‬ ‫ِ‬
‫سنَةً َوقنَا َع َذ َ‬ ‫َح َ‬
‫ان َوإِيتَآ ِئ ِذي الْ ُق ْربَى َو َي ْن َهى َع ِن‬ ‫اهلل‪ ،‬إِ َّن اهلل يأْمر ُكم بِالْع ْد ِل واْ ِإل ْحس ِ‬
‫َ‬ ‫َ َ ُُ ْ َ َ‬
‫اد ِ‬ ‫ِعبَ َ‬
‫شِ‬
‫آء َوال ُْمن َك ِر َوالَْبغْ ِي يَ ِعظُ ُك ْم ل ََعلَّ ُك ْم تَ َذ َّك ُر ْو َن‪ .‬فَاذْ ُك ُروا اهللَ ال َْع ِظ ْي َم يَ ْذ ُك ْر ُك ْم‬ ‫الْ َف ْح َ‬
‫الصالَ ِة‬
‫‪.‬وأَقِ ِم َّ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫واسأَلُوهُ ِمن فَ ْ ِ ِ ِ‬
‫ضله ُي ْعط ُك ْم َولَذ ْك ُر اهلل أَ ْكَب ُر َ‬ ‫َ ْ ْ ْ‬

‫‪13‬‬

You might also like