You are on page 1of 116

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN METODE

PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI


BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS I
JURUSAN AKUNTANSI SMK PELITA
NUSANTARA 1 SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata I


Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:
Asti Wahyuni
3301403039
Pendidikan Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2007
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian

skripsi pada:

Hari :

Tanggal :

Disahkan oleh:

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs. Kusmuriyanto, M. Si Maylia Pramono Sari, SE, M. Si


NIP. 131404309 NIP. 132307250

Mengetahui

Ketua Jurusan Akuntansi

Drs. Sukirman, M. Si
NIP. 131967646
PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil

karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau

seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip

atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, Juli 2007

Asti Wahyuni
NIM. 3301403039
PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada:

Hari : Senin

Tanggal : 27 Agustus 2007

Penguji Skripsi

Drs. Partono Thomas, M.S.


NIP. 131125640

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs. Kusmuriyanto, M. Si Maylia Pramono Sari, SE, M. Si


NIP. 131404309 NIP. 132307250

Mengetahui

Dekan

Drs. Agus Wahyudin, M. Si


NIP. 131658236
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

¾ Keberhasilan tidak akan pernah diraih tanpa ketekunan, keprihatinan dan

kesabaran.

Persembahan

Kupersembahkan skripsi ini untuk:

¾ Bapak dan Ibu tercinta atas doa dan segalanya

¾ Adikku Ari dan Fatkhur yang kusayangi

¾ Mas Chandra atas semua doa dan dukungannya

¾ Keluarga Balapulang atas dukungannya

¾ Keluarga besar Kos Pasadena

¾ Teman-temanku Ratieh, Puj-puj, Datik

¾ Teman-teman seperjuangan Pend. Akuntansi '03

‫و‬
PRAKATA

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatNya

sehingga skripsi dengan judul "Pengaruh Motivasi Belajar dan Metode Pembelajaran

terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas I Jurusan Akuntansi SMK Pelita

Nusantara 1 Semarang" dapat terselesaikan dengan baik.

Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan studi strata 1 (satu) guna meraih

gelar Sarjana Pendidikan. Berkat bantuan dan dukungan berbagai pihak, penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Soedijono Sastroatmodjo, M. Si, Rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Drs. Agus Wahyudin, M. Si, Dekan Fakultas Ekonomi.

3. Drs. Sukirman, M. Si, Ketua Jurusan Akuntansi.

4. Drs. Kusmuriyanto, M. Si, Dosen Pembimbing I yang telah memberikan kritik

dan saran dengan tulus.

5. Maylia Pramono Sari, SE, M. Si, Dosen Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan arahan dengan tulus.

6. Drs. Partono Thomas, M.S. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan kritik

dan saran.

7. Bapak dan Ibu Dosen jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UNNES yang telah

memberikan bekal ilmu dan pengetahuan kepada penyusun.


8. Drs. Djoko Prasetyo, MM, kepala sekolah SMK Pelita Nusantara 1 Semarang,

yang telah memberi ijin dan membantu dalam penelitian ini.

9. Budi Setyowati, S.Pd dan Tina Andarwati, S.Pd, selaku guru SMK Pelita

Nusantara 1 Semarang yang telah membantu dalam penelitian ini.

10. Siswa-siswi kelas I jurusan Akuntansi SMK Pelita Nusantara 1 Semarang yang

membantu dalam pengumpulan data.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan

dukungan moral maupun materi dalam penyusunan skripsi ini.

Dengan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, penulis yakin skripsi ini

jauh dari sempurna. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi para pembaca.

Semarang, Juni 2007

Peneliti
SARI

Asti Wahyuni. 2007. Pengaruh Motivasi Belajar dan Metode Pembelajaran


Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas I Jurusan Akuntansi SMK Pelita
Nusantara 1 Semarang. Jurusan Akuntansi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri
Semarang. 99 hal.

Kata kunci: Motivasi Belajar, Metode Pembelajaran, Prestasi Belajar


Akuntansi.
Prestasi belajar akuntansi dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
Beberapa faktor diantaranya adalah motivasi belajar dan metode pembelajaran.
Motivasi yang rendah dapat menimbulkan rasa malas dalam mengikuti pelajaran,
serta metode pembelajaran yang kurang bervariasi akan terasa monoton sehingga
siswa menjadi bosan. Untuk dapat mengetahui pengaruh motivasi belajar dan metode
pembelajaran maka diperlukan penelitian agar diperoleh jawaban yang akurat.
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah (1) Apakah terdapat pengaruh
antara motivasi belajar dan metode pembelajaran terhadap prestasi belajar akuntansi
siswa kelas I jurusan akuntansi SMK Pelita Nusantara 1 Semarang? (2) Apakah
terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas I
jurusan akuntansi SMK Pelita Nusantara 1 Semarang? (3) Apakah terdapat pengaruh
metode pembelajaran terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas I jurusan
akuntansi SMK Pelita Nusantara 1 Semarang? Penelitian ini bertujuan (1) mengetahui
apakah terdapat pengaruh antara motivasi belajar dan metode pembelajaran terhadap
prestasi belajar akuntansi siswa kelas I jurusan akuntansi SMK Pelita Nusantara 1
Semarang? (2) mengetahui apakah terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap
prestasi belajar akuntansi siswa kelas I jurusan akuntansi SMK Pelita Nusantara 1
Semarang? (3) mengetahui apakah terdapat pengaruh metode pembelajaran terhadap
prestasi belajar akuntansi siswa kelas I jurusan akuntansi SMK Pelita Nusantara 1
Semarang?
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas I jurusan akuntansi SMK Pelita
Nusantara 1 Semarang sebanyak 118 siswa yang tersebar dalam 3 kelas. Pengambilan
sampel yang berjumlah 54 siswa dilakukan dengan teknik proportional random
sampling. Ada tiga variabel yang dikaji dalam penelitian ini, yaitu: motivasi belajar,
metode pembelajaran dan prestasi belajar akuntansi. Sumber data berasal dari data
primer dan sekunder. Data diambil melalui angket dan dokumentasi. Uji validitas
menggunakan rumus Product Moment dari Pearson. Sedangkan uji reliabilitas
menggunakan rumus Alpha. Analisis data menggunakan analisis deskriptif presentase
dan regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil regresi berganda diperoleh model regresi Y = 4,442 +
0,034X1 + 0,037X2. Uji keberartian persamaan regresi dengan menggunakan uji F,
diperoleh Fhitung = 168,554 dengan taraf signifikansi 0,000 yang berarti terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan motivasi belajar dan metode pembelajaran
terhadap prestasi belajar akuntansi. Besarnya pengaruh motivasi belajar dan metode
pembelajaran terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas I jurusan akuntansi
SMK Pelita Nusantara 1 Semarang mencapai 86,9%. Berdasarkan uji parsial
diperoleh thitung variabel motivasi belajar sebesar 7,335 dengan taraf signifikansi
0,000 < 0,05 yang berarti terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi belajar
terhadap prestasi belajar akuntansi, sedangkan kontribusi motivasi belajar terhadap
prestasi belajar sebesar 51,3%. Hasil uji parsial metode pembelajaran diperoleh thitung
sebesar 6,958 dengan taraf signifikansi 0,000 < 0,05 berarti terdapat pengaruh positif
dan signifikan metode pembelajaran terhadap prestasi belajar akuntansi, kontribusi
metode pembelajaran terhadap prestasi belajar sebesar 46,1%.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan motivasi belajar dan metode pembelajaran
terhadap prestasi belajar akuntansi secara bersama-sama dan parsial. Oleh karena itu
peneliti menyarankan guru memberikan penugasan lebih agar siswa lebih
bertanggungjawab untuk belajar untuk menunjang kemandirian dalam belajar. Serta
guru hendaknya lebih meningkatkan kemampuan keprofesionalannya dalam
menyampaikan materi dengan metode yang lebih efektif untuk menunjang keberanian
siswa untuk bertanya.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i

SURAT REKOMENDASI ................................................................................ i

PERSETUJUAN PEMBIMBING...................................................................... iii

PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................................ iv

PERNYATAAN................................................................................................. v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vi

PRAKATA......................................................................................................... vii

SARI................................................................................................................... ix

DAFTAR ISI...................................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL.............................................................................................. xv

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 7

1.3 Penegasan Istilah........................................................................... 7

1.4 Tujuan Penelitian .......................................................................... 8

1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................ 9

1.6 Sistematika Skripsi........................................................................ 10

‫ك‬
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 11

2.1 Tinjauan Prestasi Belajar Akuntansi ............................................. 11

2.1.1 Hakekat Belajar.................................................................... 11

2.1.2 Ciri-ciri Belajar .................................................................... 12

2.1.3 Prinsip-prinsip Belajar ......................................................... 13

2.1.4 Teori-teori Belajar................................................................ 15

2.1.5 Pengertian Prestasi Belajar Akuntansi ................................. 19

2.1.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ............ 20

2.2 Motivasi Belajar ............................................................................ 23

2.2.1 Pengertian Motivasi Belajar................................................. 23

2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi ....................... 25

2.2.3 Ciri-ciri Motivasi Belajar ..................................................... 27

2.2.4 Bentuk-bentuk Motivasi....................................................... 27

2.2.5 Jenis Motivasi Belajar .......................................................... 30

2.2.6 Fungsi Motivasi Belajar ....................................................... 30

2.3 Metode Pembelajaran.................................................................... 31

2.3.1 Pengertian Metode Pembelajaran......................................... 31

2.3.3 Pemilihan dan Penentuan Metode........................................ 32

2.3.4 Macam-macam Metode Pembelajaran................................. 37

2.4 Kajian tentang Akuntansi.............................................................. 44

2.5 Kerangka Berfikir ......................................................................... 47

2.6 Hipotesis........................................................................................ 51

‫ل‬
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 52

3.1 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................... 52

3.1.1 Populasi ................................................................................ 52

3.1.2 Sampel ................................................................................. 53

3.1.3 Pilot Tes ............................................................................... 55

3.2 Variabel Penelitian ........................................................................ 55

3.2.1 Variabel Bebas atau Independen Variabel .......................... 55

3.2.2 Variabel Terikat ................................................................... 56

3.3 Sumber Data.................................................................................. 56

3.4 Metode Pengumpulan Data ........................................................... 57

3.4.1 Angket .................................................................................. 57

3.4.2 Dokumentasi ........................................................................ 57

3.5 Validitas dan Reliabilitas .............................................................. 57

3.5.1 Validitas ............................................................................... 58

3.5.2 Reliabilitas ........................................................................... 58

3.6 Metode Analisis Data.................................................................... 61

3.6.1 Metode Analisis Deskriptif Persentase ................................ 61

3.6.2 Uji Asumsi Klasik ................................................................ 63

3.6.3 Analisis Regresi ................................................................... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 68

4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian............................................ 68

4.2 Hasil Penelitian ............................................................................. 68

‫م‬
4.2.1 Analisis Deskriptif ............................................................... 69

4.2.1.1 Analisis Deskriptif Motivasi Belajar Akuntansi ...... 71

4.2.1.2 Analisis Deskriptif Metode Pembelajaran .............. 78

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ................................................................ 83

4.2.3 Uji Hipotesis ........................................................................ 87

4.2.2.1 Analisis Regresi Berganda ....................................... 87

4.2.2.2 Uji Bersama-sama .................................................... 88

4.2.2.3 Uji Parsial................................................................. 88

4.2.2.4 Besarnya Kontribusi Motivasi Belajar dan Metode

Pembelajaran terhadap Prestasi Belajar ................... 90

4.3 Pembahasan .................................................................................. 90

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 96

5.1 Simpulan ...................................................................................... 96

5.2 Saran ............................................................................................. 97

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 98

LAMPIRAN....................................................................................................... 99

‫ن‬
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Bagan Kerangka Berfikir ............................................................................. 51

4.1 Normal P-Plot Regresi................................................................................. 84

4.2 Pola Scatter Plot Uji Heteroskedastisitas..................................................... 85


DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1.1 Prestasi Belajar Siswa Semester I ........................................................ 2

Tabel 3.1 Data Jumlah Siswa Kelas I Jurusan Akuntansi.................................... 52

Tabel 3.2 Perhitungan Proporsi Sampel............................................................... 54

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas...................................................... 60

Tabel 3.4 Kriteria Motivasi Belajar dan Metode Pembelajaran........................... 62

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel................................................................. 69

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Akuntansi................................ 71

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Tekun Menghadapi Tugas .................................. 72

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Keinginan Untuk Sukses .................................... 74

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Suka Bekerja Keras ............................................ 75

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Berorientasi Jauh ke Depan ................................ 77

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Metode Pembelajaran ......................................... 78

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Mendidik Belajar Sendiri ................................... 78

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Menumbuhkan Keinginan Belajar Lebih Lanjut 80

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Meniadakan Verbalitas..................................... 81

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Kesempatan Mewujudkan Hasil Karya ............ 82

Tabel 4.12 Hasil Uji Asumsi Klasik .................................................................... 86`

Tabel 4.13 Analisis Regresi ................................................................................. 87

Tabel 4.14 Hasil Uji Bersama-sama..................................................................... 88


Tabel 4.15 Hasil Uji Parsial ................................................................................. 89

Tabel 4.16 Kontribusi Motivasi Belajar dan Metode Pembelajaran

terhadap Prestasi Belajar .................................................................. 90


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1 Kisi-Kisi Kuesioner .......................................................................... 104

Lampiran 2 Kuesioner Penelitian......................................................................... 105

Lampiran 3 Uji Validitas Motivasi Belajar.......................................................... 112

Lampiran 4 Perhitungan Validitas Motivasi Belajar............................................ 113

Lampiran 5 Perhitungan Reliabilitas Motivasi Belajar........................................ 117

Lampiran 6 Uji Validitas Metode Pembelajaran.................................................. 120

Lampiran 7 Perhitungan Validitas Metode Pembelajaran ................................... 121

Lampiran 8 Perhitungan Reliabilitas Metode Pembelajaran................................ 125

Lampiran 9 Data Hasil Penelitian ........................................................................ 128

Lampiran 10 Tabel Persiapan Regresi ................................................................. 132

Lampiran 11 Analisis Regresi.............................................................................. 133

Lampiran 12 Daftar Kritik Uji t ........................................................................... 138

Lampiran 13 Daftar Kritik Uji F .......................................................................... 139

Lampiran 14 Data Prestasi Belajar Siswa ............................................................ 140

Lampiran 15 Daftar Nama Siswa......................................................................... 141

Lampiran 16 Surat Ijin Observasi ........................................................................ 143

Lampiran 17 Surat Ijin Penelitian ........................................................................ 144

Lampiran 18 Surat Keterangan Penelitian ........................................................... 146

xviii
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta

didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di

masa yang akan datang (UUPN No. 2 1989, pasal 1). Sehingga dalam mengemban

tugasnya guru dituntut dapat mendidik, mengajar dan melatih agar penguasaan

konsep lebih tertanam.

Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan pembaharuan

dalam segala unsur-unsur yang mendukung pendidikan. Adapun unsur tersebut

adalah siswa, guru, alat dan metode, materi dan lingkungan pendidikan. Semua unsur

tersebut saling terkait dalam mendukung tercapainya tujuan pendidikan.

Perkembangan dunia pendidikan dari tahun ke tahun mengalami perubahan

seiring dengan tantangan dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas

dan mampu bersaing di era global. Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh

bangsa kita adalah masih rendahnya kualitas pendidikan pada setiap jenjang. Banyak

hal yang telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional antara lain

melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kualitas guru, penyempurnaan kurikulum,

pengadaan buku dan alat pelajaran serta perbaikan sarana dan prasarana pendidikan.

Namun demikian mutu pendidikan yang dicapai belum seperti apa yang diharapkan.

Perbaikan yang telah dilakukan pemerintah tidak akan ada artinya jika tanpa

1
2

dukungan dari guru, orang tua, siswa, dan masyarakat. Berbicara tentang mutu

pendidikan tidak akan lepas dengan proses belajar mengajar. Di mana dalam proses

belajar mengajar guru harus mampu menjalankan tugas dan peranannya.

SMK Pelita Nusantara 1 Semarang sebagai salah satu SMK yang

mempunyai 3 program keahlian yaitu akuntansi, administrasi perkantoran, dan

penjualan. Di SMK Pelita Nusantara 1 Semarang sendiri prestasi belajar akuntansi

pada siswa kelas I yang memperoleh mata pelajaran akuntansi yaitu jurusan akuntansi

sebagian belum membuahkan hasil yang diharapkan. Siswa masih menemui

kesulitan-kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal akuntansi. Hal ini terlihat dari

observasi awal yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan hasil ulangan per

kompetensi untuk mata diklat produktif akuntansi 2 yang masih belum mencapai hasil

yang maksimal. Rata-rata nilai ulangan masih di bawah 7,00. Adapun data nilai

akuntansi siswa kelas I AK adalah:

Tabel 1.1
Prestasi Belajar Siswa Mata Diklat Produktif Akuntansi 2
Siswa Kelas I Jurusan Akuntansi Semester 1 SMK Pelita Nusantara 1 Semarang
Nilai rata- Nilai di Nilai di atas
Kelas Jumlah siswa
rata kelas bawah 7,00 7,00
I AK 1 6,74 25 16 41
I AK 2 6,84 22 18 40
I AK 3 6,71 20 17 37
Jumlah 67 51 118
Sumber : SMK Pelita Nusantara 1 Semarang
3

Nilai yang memenuhi standar ketuntasan yang ditetapkan oleh SMK Pelita

Nusantara 1 Semarang adalah sebesar 7,00. Jadi hanya terdapat 43% siswa yang telah

memenuhi standar ketuntasan sedangkan sisanya 57% siswa belum tuntas. Hal ini

bisa juga dikarenakan terjadi perubahan jenjang dari siswa SMP menuju SMK

dimana waktu masih duduk di SMP belum mendapatkan pelajaran akuntansi.

Keberhasilan seorang siswa dalam belajar dapat dilihat dari prestasi belajar

siswa yang bersangkutan. Di dalam pendidikan siswa akan dinilai keberhasilannya

melalui tes hasil belajar. Hasil yang diharapkan adalah prestasi belajar yang baik

karena setiap orang menginginkan prestasi yang tinggi, baik siswa, guru, sekolah,

maupun orang tua hingga masyarakat. Namun antara siswa satu dengan siswa yang

lainnya berbeda dalam pencapaian prestasi belajar. Ada yang mampu mencapai

prestasi yang tinggi, namun ada juga siswa yang rendah prestasi belajarnya. Bagi

siswa sendiri prestasi belajar akuntansi sangat penting mengingat jurusan mereka

adalah akuntansi agar siswa dapat mengetahui kelebihan dan kekurangannya terutama

dalam belajar akuntansi sehingga dapat membuat perencanaan studi kelanjutannya.

Adanya perbedaan prestasi belajar siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai

faktor. Prestasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor

eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang bersumber dari dalam individu seperti

kecerdasan, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan dan kesiapan. Sedangkan

faktor eksternal adalah semua faktor yang bersumber dari luar seperti lingkungan.

Lingkungan ini terdiri dari tiga yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan

lingkungan masyarakat. Lingkungan keluarga meliputi cara orang tua mendidik,


4

relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian

orang tua dan latar belakang kebudayaan. Lingkungan sekolah meliputi metode

mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin

sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah dan lain-lain. Sedangkan lingkungan

masyarakat meliputi keadaan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul

dan bentuk kehidupan masyarakat.

Berkaitan dengan proses interaksi belajar mengajar ada beberapa faktor

yang perlu diperhatikan antara lain adalah motivasi belajar dan metode pembelajaran.

Motivasi belajar merupakan salah satu faktor internal yang cukup penting dalam

proses belajar mengajar. Motivasi diperlukan untuk menumbuhkan minat terhadap

pelajaran yang diajarkan oleh guru. Sedangkan metode pembelajaran juga salah satu

faktor yang menentukan berhasil tidaknya proses belajar mengajar, dengan metode

yang tepat secara otomatis akan mendukung pencapaian tujuan pembelajaran.

Sehingga kedua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar tersebut mempunyai andil

yang cukup besar dalam kegiatan belajar.

Belajar adalah salah satu kegiatan yang membutuhkan motivasi. Sayangnya

motivasi ini tidak selalu timbul, sehingga terlihat ada siswa yang bersemangat, ada

juga yang malas. Hal ini tercermin dari proses pembelajaran di SMK Pelita Nusantara

1 Semarang. Siswa terlihat belum termotivasi untuk mengikuti pelajaran yang

disampaikan oleh guru. Guru yang bersangkutan sudah berusaha membangkitkan

motivasi siswa untuk mengikuti kegiatan belajar namun hasilnya belum maksimal.

Guru banyak memberikan waktu ekstra untuk mengembangkan tugas yang diberikan
5

dan memperluas materi belajar. Selain itu guru juga menilai setiap tugas dan

memberikan komentar secara tertulis. Metode yang digunakan guru dalam mengajar

juga menentukan sikap siswa, sehingga siswa kurang bersemangat dalam mengikuti

kegiatan belajar.

Menggerakkan motivasi belajar dapat mendorong pencapaian prestasi

belajar secara optimal. Walaupun siswa mempunyai bakat dan minat yang tinggi

tetapi bila tidak disertai dengan motivasi belajar maka prestasi belajar tidak optimal

begitu juga sebaliknya. Bisa juga siswa yang mempunyai intelegensi tinggi boleh jadi

gagal karena kekurangan motivasi. Sehingga motivasi mempunyai peranan penting

dalam kegiatan belajar karena motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan

mengarahkan seseorang.

Selain siswa unsur yang penting dalam kegiatan pembelajaran adalah guru.

Di tangan gurulah terletak kemungkinan berhasil atau tidaknya penyampaian tujuan

belajar. Menurut pengalaman peneliti pada saat PPL (Praktik Pengalaman Lapangan)

siswa cenderung kurang bersemangat pada saat belajar akuntansi. Semua itu terlihat

dengan adanya sikap beberapa siswa yang kurang antusias dalam mengerjakan soal-

soal akuntansi. Siswa kurang bersemangat untuk mengerjakan karena proses belajar

mengajar terasa monoton. Metode pembelajaran yang diberikan kurang bervariasi

sehingga timbul kebosanan pada siswa. Suasana kelas terlihat kurang hidup karena

siswa menjadi pasif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar yang diberikan guru.

Sehingga dibutuhkan strategi metode pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan

kondisi siswa.
6

Pemilihan dan penggunaan metode yang tepat sesuai dengan tujuan

kompetensi sangat diperlukan. Karena metode adalah cara yang digunakan oleh guru

untuk mengadakan hubungan dengan siswa pada saat kegiatan belajar mengajar

berlangsung. Untuk itu guru sebagai pengarah dan pembimbing tidak hanya pandai

dalam memilih metode pembelajaran namun usaha guru-guru untuk mengoptimalkan

komponen pembelajaran diperlukan dalam rangka meningkatkan prestasi belajar. Di

mana akuntansi merupakan sebuah mata diklat yang membutuhkan kecermatan dan

ketelitian sehingga metode yang digunakan harus sesuai agar mendapatkan hasil yang

maksimal. Pengembangan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pengajaran akan

menjadi kendala untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Masalah yang timbul

bagi siswa adalah bagaimana cara belajar yang efektif yaitu sesuai dengan teknik

belajar yang standar dengan berlatih melatih otaknya untuk belajar terus dengan

keteraturan, bagaimana melakukan penyesuaian dengan guru dan bagaimana

menimbulkan kebiasaan teratur sehingga mencapai prestasi belajar yang optimal.

Dari keterangan di atas peneliti mempunyai dugaan bahwa ada keterkaitan

antara tinggi rendahnya motivasi belajar dan metode pembelajaran yang digunakan

terhadap prestasi belajar. Berdasarkan pengamatan tersebut di atas peneliti tertarik

untuk meneliti masalah ini ke dalam skripsi dengan judul “PENGARUH MOTIVASI

BELAJAR DAN METODE PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR

AKUNTANSI SISWA KELAS I JURUSAN AKUNTANSI SMK PELITA

NUSANTARA 1 SEMARANG”.
7

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang dapat diambil

dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat pengaruh antara motivasi belajar dan metode pembelajaran

terhadap prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas I jurusan akuntansi SMK

Pelita Nusantara 1 Semarang?

2. Apakah terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar akuntansi

pada siswa kelas I jurusan akuntansi SMK Pelita Nusantara 1 Semarang?

3. Apakah terdapat pengaruh metode pembelajaran terhadap prestasi belajar

akuntansi pada siswa kelas I jurusan akuntansi SMK Pelita Nusantara 1

Semarang?

1.3 Penegasan Istilah

Judul yang dikemukakan oleh peneliti terdapat istilah-istilah yang perlu

dijelaskan agar tidak terjadi salah penafsiran atau salah pengertian, oleh karena itu

penulis akan membatasi istilah-istilah tersebut sehingga pembaca dapat mengerti apa

yang dimaksudkan peneliti. Adapun istilah yang perlu ditegaskan adalah:

1. Motivasi Belajar

Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa

yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan kegiatan

belajar dan yang memberikan arah kegiatan belajar sehingga tujuan yang

dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 2006: 75).
8

Motivasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah motivasi siswa dalam belajar

akuntansi, baik dalam penyerapan materi yang telah diberikan oleh guru sampai

pada penerapan ilmu dengan menyelesaikan soal-soal akuntansi.

2. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara

mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur (Ahmadi, 1997: 52).

Metode pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah metode-metode

yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi akuntansi.

3. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan,

dikerjakan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2003: 895).

Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil yang dicapai

siswa dalam mata diklat produktif akuntansi 2 yang dapat diketahui dari nilai

ulangan per kompetensi dan sejauh mana keberhasilan terhadap materi yang

diterima.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk:

1. Mengetahui pengaruh antara motivasi belajar dan metode pembelajaran terhadap

prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas I jurusan akuntansi SMK Pelita

Nusantara 1 Semarang.
9

2. Mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar akuntansi pada

siswa kelas I jurusan akuntansi SMK Pelita Nusantara 1 Semarang.

3. Mengetahui pengaruh metode pembelajaran terhadap prestasi belajar akuntansi

pada siswa kelas I jurusan akuntansi SMK Pelita Nusantara 1 Semarang.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Memberikan masukan dalam rangka penyusunan teori dan konsep-konsep

baru terutama untuk mengembangkan bidang ilmu pendidikan khususnya ilmu

akuntansi.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Diharapkan siswa selalu meningkatkan motivasi belajar akuntansi pada

khususnya.

b. Bagi Guru

Mendorong guru untuk menciptakan proses belajar mengajar yang bisa

menumbuhkan ketertarikan siswa terhadap akuntansi dengan menggunakan

metode pembelajaran yang tepat dan efektif dalam penyampaian materinya.

c. Bagi Sekolah

Sekolah dapat lebih meningkatkan kualitas proses belajar mengajar untuk

keseluruhan mata pelajaran pada umumnya.


10

d. Bagi Peneliti

Merupakan wahana latihan pengembangan ilmu pengetahuan melalui kegiatan

penelitian.

1.6 Sistematika Skripsi

Untuk mengetahui gambaran isi dari penelitian ini maka peneliti membuat

sistematika secara garis besar. Adapun sistematikanya sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan yang berisikan mengenai latar belakang masalah, rumusan

masalah, penegasan istilah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan

sistematika skripsi.

BAB II Landasan teori yang berisikan teori yang dijadikan landasan teoritis dalam

penelitian yang menjadi acuan untuk mengajukan hipotesis.

BAB III Metode penelitian yang berisikan mengenai populasi penelitian, sampel

penelitian, pilot tes, variabel penelitian, sumber data, metode

pengumpulan data serta metode analisis data.

BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan berisikan mengenai hasil penelitian dan

pembahasan yang dilakukan pada siswa kelas I jurusan akuntansi SMK

Pelita Nusantara 1 Semarang.

BAB V Penutup yang berisikan simpulan dan saran yang dapat membantu dalam

pengembangan pendidikan di SMK Pelita Nusantara 1 Semarang.

Pada bagian akhir skripsi terdiri dari daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
11

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Prestasi Belajar Akuntansi

2.1.1 Hakekat Belajar

Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan

mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Perubahan perilaku terjadi

karena didahului oleh proses pengalaman. Dari pengalaman yang satu ke pengalaman

yang lain akan menyebabkan proses perubahan. Perubahan ini tidak hanya berkaitan

dengan penambahan ilmu pengetahuan tetapi juga kecakapan, ketrampilan, sikap,

pengertian, harga diri, minat, watak dan penyesuaian diri.

"Belajar tidak hanya mata pelajaran, tetapi juga penyusunan, kebiasaan,

persepsi, kesenangan atau minat, penyesuaian sosial, bermacam-macam keterampilan

lain dan cita-cita" (Hamalik, 2002:45). Dengan demikian seseorang dikatakan belajar

apabila terjadi perubahan pada diri orang yang belajar akibat adanya latihan dan

pengalaman melalui interaksi dengan lingkungan.

Belajar akuntansi berbeda dengan belajar mata pelajaran yang lainnya.

Karena dalam belajar akuntansi membutuhkan ketelitian, ketekunan, dan ketrampilan

dalam bentuk latihan yang kontinyu. Latihan merupakan cara belajar yang tepat

karena memiliki andil yang cukup besar dalam mempelajari akuntansi sehingga

mencapai hasil belajar yang optimal.

11
12

2.1.2 Ciri-ciri Belajar

Hakekat belajar adalah perubahan tingkah laku sehingga menurut Djamarah

(2002:15) belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Belajar adalah perubahan yang terjadi secara sadar.


2. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional.
3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.
4. Perubahan dalam belajar tidak bersifat sementara.
5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah.
6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Menurut aliran Humanis bahwa setiap orang menentukan sendiri tingkah

lakunya. Orang bebas memilih sesuai dengan kebutuhannya. Tidak terikat pada

lingkungan. Hal ini sesuai dengan Wasty Sumanto yang dikutip dari Darsono

(2000:18) bahwa tujuan pendidikan adalah membantu masing-masing individu untuk

mengenal dirinya sendiri sebagai manusia yang unik dan membantunya dalam

mewujudkan potensi-potensi yang ada pada diri masing-masing.

Menurut pandangan dan teori Konstruktivisme (Sardiman, 2006:37) belajar

merupakan proses aktif dari si subyek belajar untuk merekonstruksi makna, sesuatu

entah tes, kegiatan dialog, pengalaman fisik dan lain-lain. Belajar merupakan proses

mengasimilasi dan menghubungkan dengan pengalaman atau bagian yang

dipelajarinya dari pengertian yang dimiliki sehingga pengertiannya menjadi

berkembang.

Sehubungan dengan hal itu, ada beberapa ciri atau prinsip dalam belajar

menurut Paul Suparno seperti dikutip oleh Sardiman (2006: 38) yang dijelaskan

sebagai berikut:
13

1. Belajar mencari makna. Makna diciptakan siswa dari apa yang mereka lihat,
dengar, rasakan, dan alami.
2. Konstruksi makna adalah proses yang terus menerus.
3. Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, tetapi merupakan pengembangan
pemikiran dengan membuat pengertian yang baru. Belajar bukanlah hasil
perkembangan tetapi perkembangan itu sendiri.
4. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subyek belajar dengan dunia fisik
dengan lingkungannya.
5. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui si subyek
belajar, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang
telah dipelajari.

Berdasarkan ciri-ciri yang disebutkan di atas, maka proses mengajar bukanlah

kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa tetapi suatu kegiatan yang

memungkinkan siswa merekonstruksi sendiri pengetahuannya dan menggunakan

pengetahuan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu guru

sangat dibutuhkan untuk membantu belajar siswa sebagai perwujudan perannya

sebagai mediator dan fasilitator.

2.1.3 Prinsip-prinsip Belajar

Untuk melengkapi berbagai pengertian dan makna belajar, perlu dikemukakan

prinsip-prinsip yang berkaitan dengan belajar. Menurut Slameto (2003:27-28)

seorang guru atau calon guru perlu mengetahui prinsip-prinsip belajar yaitu prinsip-

prinsip belajar yang harus dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda dan

oleh setiap siswa secara individual. Beberapa prinsip belajar yang perlu diketahui

antara lain:

1. Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar

a. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan

minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional.


14

b. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada

siswa untuk mencapai tujuan instruksional.

c. Belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat

mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif.

d. Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.

2. Sesuai hakikat belajar

a. Belajar itu proses kontinyu maka harus tahap demi tahap menurut

perkembangannya.

b. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery.

c. Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian yang satu

dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang

diharapkan.

3. Sesuai materi atau bahan yang harus dipelajari

a. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian

yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya.

b. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan

tujuan instruksional yang harus dicapai.

4. Syarat keberhasilan belajar

a. Belajar memerlukan sarana yang cukup sehingga siswa dapat belajar dengan

tenang.

b. Repetisi, dalam belajar mengajar perlu ulangan berkali-kali agar

pengertian/ketrampilan/sikap itu mendalam pada siswa.


15

2.1.4 Teori-teori Belajar

Menurut Sardiman (2006:30-36) selama perkembangan sejarah psikologi, kita

banyak sekali mengenal aliran psikologi. Setiap aliran tersebut mempunyai

pandangan sendiri mengenai belajar. Berikut ini adalah beberapa teori tentang belajar:

1. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Daya

Menurut teori ini, jiwa manusia terdiri dari bermacam-macam daya. Masing-

masing daya dapat dilatih dalam rangka untuk memenuhi fungsinya. Untuk melatih

daya itu dapat digunakan berbagai cara atau bahan. Misalkan untuk melatih daya

ingat dalam belajar dengan menghafalkan kata-kata atau angka, istilah-istilah asing.

2. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Gestalt

Teori ini berpandangan bahwa keseluruhan lebih penting dari bagian-

bagian/unsur. Sehingga dalam kegiatan belajar berawal dari pengamatan. Pengamatan

itu penting dilakukan secara menyeluruh. Sehingga berdasarkan teori ini mudah atau

sukarnya suatu pemecahan masalah tergantung pada pengamatan. Menurut aliran

teori ini, seseorang belajar jika mendapatkan insight. Insight ini diperoleh kalau

seseorang melihat hubungan tertentu antara berbagai unsur dalam situasi tertentu.

Dari aliran ilmu jiwa Gestalt memberikan beberapa prinsip yang penting,

antara lain:

a. Manusia bereaksi dengan lingkungannya secara keseluruhan, tidak hanya secara


intelektual, tetapi juga secara fisik, emosional, sosial dan sebagainya.
b. Belajar adalah penyesuaian diri dengan lingkungan.
c. Manusia berkembang secara keseluruhan sejak dari kecil sampai dewasa, lengkap
dengan segala aspek-aspeknya.
d. Belajar adalah perkembangan ke arah diferensiasi yang lebih luas.
e. Belajar hanya berhasil apabila tercapai kematangan untuk memperoleh insight.
16

f. Tidak mungkin ada belajar tanpa ada kemauan untuk belajar, motivasi memberi
dorongan yang menggerakkan seluruh organisme.
g. Belajar akan berhasil kalau ada tujuan.
h. Belajar merupakan suatu proses bila seseorang itu aktif, bukan ibarat suatu bejana
yang diisi.

3. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Asosiasi

Ilmu jiwa asosiasi berprinsip bahwa keseluruhan itu sebenarnya terdiri dari

penjumlahan bagian-bagian atau unsur-unsurnya. Dari aliran ini ada dua teori yang

terkenal yakni:

a. Teori Konektionisme

Teori ini mengatakan belajar adalah pembentukan hubungan antara stimulus

dan respon, antara aksi dan reaksi. Antara stimulus dan respon ini akan terjadi suatu

hubungan yang erat kalau sering dilatih. Berkat latihan yang terus menerus, hubungan

antara stimulus dan respon itu akan terbiasa, otomatis.

b. Teori Conditioning

Teori ini mengemukakan bahwa seseorang akan melakukan sesuatu kebiasaan

karena adanya suatu tanda. Kondisi yang diciptakan merupakan syarat memunculkan

refleks bersyarat.

4. Teori Konstruktivisme

Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan

bahwa pengetahuan kita itu adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri. Secara

sederhana konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan kita merupakan

konstruksi dari kita yang mengetahui sesuatu. Pengetahuan itu bukanlah suatu fakta
17

yang tinggal ditemukan, melainkan suatu perumusan yang diciptakan orang yang

sedang mempelajarinya. Jadi seseorang yang belajar itu membentuk pengertian.

Bettencourt dalam Sardiman (2006:37) menyimpulkan bahwa konstruktivisme

tidak bertujuan mengerti hakikat realitas tetapi lebih hendak melihat bagaimana

proses kita menjadi tahu tentang sesuatu. Jadi menurut teori konstruktivisme, belajar

adalah kegiatan yang aktif dimana si subjek belajar membangun sendiri

pengetahuannya. Subjek belajar juga mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka

pelajari.

5. Teori belajar dari R. Gagne

Dalam masalah belajar, Gagne memberikan dua definisi:

a. Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,

keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.

b. Belajar adalah pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi.

Gagne mengatakan bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia dapat

dibagi menjadi lima kategori yang disebut dengan the domainds of learning yaitu

sebagai berikut ini:

1) Keterampilan motoris (motor skill)

Dalam hal ini perlu koordinasi dari berbagai gerakan badan misalnya

melempar bola, main tenis, mengemudi mobil dan sebagainya.


18

2) Informasi verbal

Orang dapat menjelaskan sesuatu dengan berbicara, menulis,

menggambar, dalam hal ini dapat dimengerti bahwa untuk mengatakan sesuatu

perlu intelegensi.

3) Kemampuan intelektual

Manusia mengadakan interaksi dengan dunia luar dengan simbol-simbol.

Kemampuan belajar dengan cara inilah yang disebut dengan “kemampuan

intelektual”.

4) Strategi kognitif

Strategi kognitif merupakan organisasi keterampilan yang internal

(internal organized skill) yang perlu untuk belajar mengingat dan berpikir.

Kemampuan ini berbeda dengan kemampuan intelektual, karena ditujukan ke

dunia luar dan tidak dapat dipelajari hanya dengan berbuat satu kali serta

memerlukan perbaikan-perbaikan terus menerus.

5) Sikap

Kemampuan ini tak dapat dipelajari dengan ulangan-ulangan, tidak

tergantung atau dipengaruhi oleh hubungan verbal seperti halnya domain yang

lain. Sikap ini penting dalam proses belajar, tanpa kemampuan ini belajar tak

akan berhasil dengan baik.

Berdasarkan teori-teori belajar yang dijelaskan di atas teori yang sesuai

dengan motivasi adalah teori belajar menurut R. Gagne yang menyebutkan bahwa

belajar adalah proses untuk memperoleh motivasi. Sedangkan teori yang sesuai
19

dengan faktor ekstern yang mempengaruhi prestasi yang sedang dikaji oleh peneliti

yaitu metode pembelajaran adalah teori konstruktivisme. Teori ini meyebutkan bahwa

proses belajar mengajar bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru ke

subjek belajar/siswa, tetapi suatu kegiatan yang memungkinkan subjek belajar

merekonstruksi pengetahuannya. Mengajar adalah bentuk partisipasi dengan subjek

belajar dalam membentuk pengetahuan dan membuat makna, mencari kejelasan dan

membentuk justifikasi. Karena itu guru mempunyai peran yang penting sebagai

mediator dan fasilitator untuk membantu optimalisasi belajar siswa dengan cara

menggunakan metode-metode mengajar yang tepat.

2.1.5 Pengertian Prestasi Belajar Akuntansi

"Belajar adalah suatu tingkah laku atau kegiatan dalam rangka

mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik, maupun sikap"

(Darsono, 2000:64). Ketiga aspek tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak

terpisahkan. Oleh karena itu dalam kegiatan belajar mengajar harus berjalan secara

efektif agar mampu mempengaruhi hasil belajar siswa.

Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan,

dikerjakan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2003: 895). Prestasi belajar adalah bukti

keberhasilan dari seseorang setelah memperoleh pengalaman belajar atau

mempelajari sesuatu. Sedangkan menurut Tu’u (2004:75) prestasi belajar adalah

penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran,

lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
20

Prestasi belajar akuntansi merupakan hasil belajar yang telah dicapai pada

mata pelajaran akuntansi yang ditunjukkan nilai tes atau angka yang diberikan oleh

guru akuntansi. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi

belajar akuntansi merupakan hasil yang telah dicapai oleh peserta didik dalam

kegiatan belajar yang ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai dari hasil evaluasi

yang diberikan oleh guru akuntansi.

2.1.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Slameto (2003:54) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

ada dua macam yaitu faktor internal dan faktor eksternal

1. Faktor Internal adalah faktor yang ada dalam individu yang sedang belajar seperti:

a. Faktor Jasmaniah, meliputi

a) Faktor kesehatan

Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan orang

terganggu, selain itu juga akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah

pusing, mengantuk, kurang darah atau gangguan fungsi alat indera.

b) Cacat tubuh

Cacat tubuh ini dapat berupa buta, tuli, patah kaki dan patah tangan.

b. Faktor Psikologis, meliputi

a) Intelegensi

Siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih

berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. Siswa

yang mempunyai intelegensi tinggi dapat berhasil dengan baik dalam


21

belajarnya dikarenakan belajar dengan menerapkan metode belajar yang

efisien. Sedangkan yang mempunyai intelegensi rendah perlu mendapatkan

pendidikan khusus.

b) Perhatian

Perhatian menurut Ghazali yang dikutip oleh Slameto (2003:55)

adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju

kepada suatu obyek benda/hal atau sekumpulan obyek. Untuk dapat menjamin

hasil belajar yang baik maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap

bahan yang dipelajarinya.

c) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenang beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar.

Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari dan

disimpan karena minat menambah kegiatan belajar.

d) Bakat

Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan

terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih.

e) Motivasi

Seseorang akan berhasil dalam belajarnya bila mempunyai penggerak

atau pendorong untuk mencapai tujuan. Penggerak atau pendorong inilah yang

disebut dengan motivasi.


22

f) Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan

seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan

kecakapan baru. Belajar akan berhasil bila anak sudah siap (matang).

g) Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberikan respon atau bereaksi.

Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar mengajar karena jika

siswa sudah memiliki kesiapan dalam belajar maka hasil belajarnya akan lebih

baik.

c. Faktor Kelelahan

Kelelahan dibedakan menjadi dua macam yaitu kelelahan jasmani dan

kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglai, sedangkan

kelelahan rohani terlihat dengan kelesuan dan kebosanan.

2. Faktor Eksternal

a. Keadaan keluarga

Keluarga merupakan lingkungan utama dalam proses belajar. Keadaan yang

ada dalam keluarga mempunyai pengaruh yang besar dalam pencapaian prestasi

belajar misalnya cara orang tua mendidik, relasi anggota keluarga, suasana rumah,

keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua.

b. Keadaan sekolah

Lingkungan sekolah adalah lingkungan di mana siswa belajar secara

sistematis. Kondisi ini meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan
23

siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, metode belajar dan

fasilitas yang mendukung lainnya.

c. Keadaan masyarakat

Siswa akan mudah kena pengaruh lingkungan masyarakat karena

keberadaannya dalam lingkungan tersebut. Kegiatan dalam masyarakat, mass media,

teman bergaul, lingkungan tetangga merupakan hal-hal yang dapat mempengaruhi

siswa sehingga perlu diusahakan lingkungan yang positif untuk mendukung belajar

siswa.

Dari berbagai faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi

prestasi belajar siswa maka peneliti mengkaji motivasi belajar dan metode

pembelajaran.

2.2 Motivasi Belajar

2.2.1 Pengertian Motivasi

Melakukan perbuatan mengajar secara relatif tidak semudah melakukan

kebiasaan yang rutin dilakukan. Oleh karena itu diperlukan adanya sesuatu yang

mendorong kegiatan belajar agar semua tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Hal

tersebut adalah adanya motivasi. Menurut Syamsu (1994: 36) motivasi berasal dari

kata motif yang berarti keadaan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk

bertindak melakukan suatu kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan.

Menurut Whittaker yang dikutip Darsono (2000:61) motivasi adalah suatu

istilah yang sifatnya luas yang digunakan dalam psikologi yang meliputi kondisi-

kondisi atau keadaan internal yang mengaktifkan atau memberi kekuatan pada
24

organisme dan mengarahkan tingkah laku organisme mencapai tujuan. Sedangkan

menurut Winkel motivasi adalah motif yang sudah menjadi aktif pada saat-saat

melakukan percobaan, sedangkan motif sudah ada dalam diri seseorang jauh sebelum

orang itu melakukan suatu perbuatan. Menurut Nasution (2000: 73) motivasi adalah

segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.

Dalam psikologi motivasi diartikan sebagai suatu kekuatan yang terdapat

dalam diri manusia yang dapat mempengaruhi tingkah lakunya untuk melakukan

kegiatan. Sedangkan menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004: 83),

motivasi sebagai faktor inner (batin) berfungsi menimbulkan, mendasari dan

mengarahkan perbuatan belajar. "Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan

sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

belajar, yang menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan yang memberikan arah

kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat

tercapai" (Sardiman, 2006: 75).

Sedangkan menurut Mc. Donald yang dikutip oleh Sardiman (2006: 73)

motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan

munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Jadi

dalam penelitian ini motivasi belajar diartikan sebagai dorongan yang ada dan timbul

dalam diri siswa untuk belajar atau meningkatkan pengetahuan serta pemahaman

akuntansinya.

Sesuai dengan pengertian motivasi yang dijelaskan di atas, bahwa tidak perlu

dipertanyakan lagi pentingnya motivasi bagi siswa dalam belajar. Di dalam kenyataan
25

motivasi belajar tidak selalu timbul dalam diri siswa. Ada sebagian siswa yang

mempunyai motivasi tinggi namun ada juga yang rendah motivasinya. Oleh karena

itu seorang guru harus bisa membangkitkan motivasi yang terdapat dalam diri siswa

agar dapat mencapai tujuan belajar. Bagi siswa yang sudah mempunyai motivasi,

guru bertugas untuk meningkatkan motivasinya, jika guru dapat membangun motivasi

siswa terhadap pelajaran yang diajarkan, diharapkan seterusnya siswa akan meminati

pelajaran tersebut.

2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi

Dalam proses belajar motivasi dapat tumbuh maupun hilang atau berubah

dikarenakan adanya faktor-faktor yang mempengaruhinya. Beberapa faktor-faktor

yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu:

1. Cita-cita atau Aspirasi

Cita-cita disebut juga aspirasi adalah suatu target yang ingin dicapai.

Penentuan target ini tidak sama bagi semua siswa. Cita-cita atau aspirasi adalah

tujuan yang ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mengandung makna bagi

seseorang, Winkel (1989:96) dalam Darsono. Aspirasi ini bisa bersifat positif dan

negatif, ada yang menunjukkan keinginan untuk mendapatkan keberhasilan tapi ada

juga yang sebaliknya. Taraf keberhasilan biasanya ditentukan sendiri oleh siswa dan

berharap dapat mencapainya.


26

2. Kemampuan Belajar

Dalam kemampuan belajar ini, taraf perkembangan berfikir siswa menjadi

ukuran. Jadi siswa yang mempunyai kemampuan belajar tinggi biasanya lebih

termotivasi dalam belajar.

3. Kondisi Siswa

Kondisi siswa yang mempengaruhi motivasi belajar berhubungan dengan

kondisi fisik dan kondisi psikologis. Biasanya kondisi fisik lebih cepat terlihat karena

lebih jelas menunjukkan gejalanya daripada kondisi psikologis. Kondisi-kondisi

tersebut dapat mengurangi bahkan menghilangkan motivasi belajar siswa.

4. Kondisi Lingkungan

Kondisi lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan keluarga, lingkungan

sekolah dan lingkungan masyarakat. Ketiga lingkungan ini sangat berpengaruh

terhadap motivasi belajar siswa.

5. Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar

Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang keberadaannya

dalam proses belajar tidak stabil, kadang-kadang kuat, kadang-kadang lemah dan

bahkan hilang sama sekali, khususnya kondisi-kondisi yang sifatnya kondisional.

6. Upaya Guru Membelajarkan Siswa

Guru mempersiapkan diri dalam membelajarkan siswa mulai dari penguasaan

materi sampai dengan mengevaluasi hasil belajar siswa. Upaya tersebut berorientasi

pada kepentingan siswa diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar.


27

2.2.3 Ciri-ciri motivasi belajar

Menurut Sardiman (2006 :83) bahwa motivasi yang ada dalam diri seseorang

memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama,
tidak pernah berhenti sebelum selesai).
2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa).
3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah (minat untuk sukses).
4. Mempunyai orientasi ke masa depan.
5. Lebih senang bekerja mandiri.
6. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-
ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).
7. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu).
8. Tidak pernah mudah melepaskan hal yang sudah diyakini.
9. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Apabila seseorang telah memiliki ciri-ciri motivasi di atas maka orang

tersebut selalu memiliki motivasi yang cukup kuat. Dalam kegiatan belajar mengajar

akan berhasil baik, kalau siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan

berbagai masalah dan hambatan secara mandiri. Selain itu siswa juga harus peka dan

responsif terhadap masalah umum dan bagaimana memikirkan pemecahannya. Siswa

yang telah termotivasi memiliki keinginan dan harapan untuk berhasil dan apabila

mengalami kegagalan mereka akan berusaha keras untuk mencapai keberhasilan itu

yang ditunjukkan dalam prestasi belajarnya. Dengan kata lain dengan adanya usaha

yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi maka seseorang yang belajar akan

melahirkan prestasi belajar yang baik.

2.2.4 Bentuk-bentuk motivasi

Menurut Sardiman (2006:92-95) ada beberapa bentuk dan cara untuk

menumbuhkan motivasi dalam belajar di sekolah:


28

1. Memberi angka

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Bagi siswa

angka-angka itu merupakan motivasi yang kuat. Sehingga yang biasa dikejar siswa

adalah nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport angkanya baik-baik.

2. Hadiah

Hadiah dapat dikatakan sebagai motivasi tetapi tidak selalu karena hadiah

untuk suatu pekerjaan mungkin tidak akan menarik perhatian bagi seseorang yang

tidak senang dan tidak berbakat dalam pekerjaan tersebut.

3. Saingan atau kompetisi

Saingan atau kompetisi dapat dijadikan sebagai alat motivasi untuk

mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun persaingan

kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar.

4. Ego-involvement

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan

menerima sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga

diri adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan

berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga

harga dirinya.

5. Memberi ulangan

Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Memberi

ulangan seperti juga merupakan sarana motivasi.


29

6. Mengetahui hasil

Dengan mengetahui hasil pekerjaan apalagi kalau terjadi kemajuan akan

mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui grafik hasil belajar

semakin meningkat maka ada motivasi dalam diri siswa untuk terus belajar, dengan

suatu harapan hasilnya terus meningkat.

7. Pujian

Pujian ini merupakan suatu bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus

merupakan motivasi yang baik. Dengan pujian yang tepat yang menyenangkan dan

mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.

8. Hukuman

Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara

tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.

9. Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar.

Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik memang ada motivasi untuk belajar

sehingga hasilnya akan baik.

10. Minat

Motivasi sangat erat hubungannya dengan minat. Motivasi muncul karena ada

kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepat kalau minat merupakan alat motivasi

yang pokok. Proses belajar akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat.
30

11. Tujuan yang diakui

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik olah siswa, merupakan alat

motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang hendak dicapai,

karena dirasa berguna dan menguntungkan maka akan timbul gairah untuk terus

belajar.

2.2.5 Jenis motivasi belajar

Menurut Sardiman (2006:89) ada berbagai jenis motivasi, yaitu:

1. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang aktif atau berfungsinya tidak perlu

dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk

melakukan sesuatu. Seorang siswa melakukan belajar karena didorong tujuan ingin

mendapatkan pengetahuan, nilai dan keterampilan.

2. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena

adanya perangsang dari luar. Oleh karena itu motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan

sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan

berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas

belajar.

2.2.6 Fungsi motivasi belajar

Menurut Sardiman (2006:85) bahwa motivasi selain berfungsi sebagai

pendorong usaha dan pencapaian prestasi juga berfungsi sebagai berikut:


31

1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi.
2. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang telah dicapai.
3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan mana yang akan
dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan-
perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Dari pendapat beberapa ahli tersebut maka dapat dikemukakan indikator

motivasi belajar dalam penelitian ini adalah:

1. Tekun menghadapi tugas

2. Keinginan untuk sukses

3. Suka bekerja keras

4. Berorientasi jauh ke depan

2.3 Metode Pembelajaran

2.3.1 Pengertian Metode Pembelajaran

Mengajar adalah suatu usaha yang sangat kompleks, sehingga sulit

menentukan bagaimana sebenarnya mengajar yang baik. Metode adalah salah satu

alat untuk mencapai tujuan. Sedangkan "pembelajaran adalah suatu kegiatan yang

dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah

yang lebih baik" (Darsono, 2000:24). Menurut Ahmadi (1997: 52) dikutip oleh Yatik

Hidayanti, metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara

mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur. Pengertian lain mengatakan

bahwa metode pembelajaran merupakan teknik penyajian yang dikuasai oleh guru

untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, baik
32

secara individual ataupun secara kelompok agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami

dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik.

Jadi dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah strategi

pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai media untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan. Hal ini mendorong seorang guru untuk mencari

metode yang tepat dalam penyampaian materinya agar dapat diserap dengan baik oleh

siswa. Mengajar secara efektif sangat bergantung pada pemilihan dan penggunaan

metode mengajar.

2.3.2 Pemilihan dan Penentuan Metode

Dalam proses belajar mengajar guru harus selalu mencari cara-cara baru

untuk menyesuaikan pengajarannya dengan situasi yang dihadapi. Metode-metode

yang digunakan pun haruslah bervariasi untuk menghindari kejenuhan pada siswa.

Namun metode yang bervariasi ini tidak akan menguntungkan bila tidak sesuai

dengan situasinya. Baik tidaknya suatu metode pembelajaran dipengaruhi oleh

berbagai faktor. Winarno Surakhmad dalam Djamarah mengatakan bahwa pemilihan

dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:

1. Anak didik

Di ruang kelas guru akan berhadapan dengan sejumlah anak dengan latar

belakang kehidupan yang berlainan. Status sosial mereka juga bermacam-macam.

Demikian juga dengan jenis kelamin serta postur tubuh. Pendek kata dari aspek fisik

selalu ada perbedaan dan persamaan pada setiap anak didik. Sedangkan dari segi

intelektual pun sama ada perbedaan yang ditunjukkan dari cepat dan lambatnya
33

tanggapan anak didik terhadap rangsangan yang diberikan dalam kegiatan belajar

mengajar. Aspek psikologis juga ada perbedaan yaitu adanya anak didik yang

pendiam, terbuka, dan lain-lain. Perbedaan dari aspek yang disebutkan di atas

mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode yang mana sebaiknya guru ambil

untuk menciptakan lingkungan belajar yang kreatif dalam waktu yang relatif lama

demi tercapainya tujuan pengajaran yang telah dirumuskan secara operasional.

2. Tujuan yang akan dicapai

Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar. Hal

ini dapat mempengaruhi penyeleksian metode yang harus digunakan. Metode yang

dipilih guru harus sesuai dengan taraf kemampuan yang hendak diisi ke dalam diri

setiap anak didik. Jadi metode harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.

3. Situasi belajar mengajar

Situasi belajar mengajar yang diciptakan guru tidak selamanya sama. Maka

guru harus memilih metode mengajar yang sesuai dengan situasi yang diciptakan. Di

waktu lain, sesuai dengan sifat bahan dan kemampuan yang ingin dicapai oleh tujuan

maka guru menciptakan lingkungan belajar secara berkelompok. Jadi situasi yang

diciptakan mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar.

4. Fasilitas belajar mengajar

Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan

metode mengajar. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak di

sekolah. Lengkap tidaknya fasilitas belajar akan mempengaruhi pemilihan metode

mengajar.
34

5. Guru.

Latar belakang pendidikan guru diakui mempengaruhi kompetensi.

Kurangnya penguasaan terhadap berbagai jenis metode menjadi kendala dalam

memilih dan menentukan metode. Apalagi belum memiliki pengalaman mengajar

yang memadai. Tetapi ada juga yang tepat memilihnya namun dalam pelaksanaannya

menemui kendala disebabkan labilnya kepribadian dan dangkalnya penguasaan atas

metode yang digunakan.

Sedangkan kriteria pemilihan metode menurut Slameto (1991:98) adalah

a. Tujuan pengajaran, yaitu tingkah laku yang diharapkan dapat ditunjukkan siswa

setelah proses belajar mengajar.

b. Materi pengajaran, yaitu bahan yang disajikan dalam pengajaran yang berupa

fakta yang memerlukan metode yang berbeda dari metode yang dipakai untuk

mengajarkan materi yang berupa konsep, prosedur atau kaidah.

c. Besar kelas (jumlah kelas), yaitu banyaknya siswa yang mengikuti pelajaran

dalam kelas yang bersangkutan. Kelas dengan 5-10 orang siswa memerlukan

metode pengajaran yang berbeda dibandingkan kelas dengan 50-100 orang siswa.

d. Kemampuan siswa, yaitu kemampuan siswa menangkap dan mengembangkan

bahan pengajaran yang diajarkan. Hal ini banyak tergantung pada tingkat

kematangan siswa baik mental, fisik dan intelektualnya.

e. Kemampuan guru, yaitu kemampuan dalam menggunakan berbagai jenis metode

pengajaran yang optimal.


35

f. Fasilitas yang tersedia, bahan atau alat bantu serta fasilitas lain yang dapat

digunakan untuk meningkatkan efektivitas pengajaran.

g. Waktu yang tersedia, jumlah waktu yang direncanakan atau dialokasikan untuk

menyajikan bahan pengajaran yang sudah ditentukan. Untuk materi yang banyak

akan disajikan dalam waktu yang singkat memerlukan metode yang berbeda

dengan bahan penyajian yang relatif sedikit tetapi waktu penyajian yang relatif

cukup banyak.

Ahmadi (1997:53) yang dikutip Yatik Hidayanti mengemukakan syarat-syarat

yang harus diperhatikan dalam penggunaan metode mengajar adalah:

1. Metode mengajar harus dapat membangkitkan motif, minat atau gairah belajar
siswa.
2. Metode mengajar harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian
siswa.
3. Metode mengajar harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk
mewujudkan hasil karya.
4. Metode mengajar harus dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih
lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi (pembaharuan).
5. Metode mengajar harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan
cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.
6. Metode mengajar harus dapat meniadakan penyajian yang bersifat verbalitas dan
menggantinya dengan pengalaman atau situasi yang nyata dan bertujuan.
7. Metode mengajar harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai dan sikap-
sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalam
kehidupan sehari-hari.

Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan

lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didik di kelas. Salah satu

kegiatan yang harus dilakukan adalah melakukan penentuan dan pemilihan metode.

Suatu metode yang digunakan oleh guru untuk mengajar harus benar-benar dikuasai.

Sehingga pada saat penggunaannya dapat menciptakan suasana interaksi edukatif.


36

Untuk menghindari kejemuan dan berhentinya minat siswa terhadap pelajaran yang

disampaikan maka hendaknya guru menggunakan metode yang bervariasi. Bahkan

metode yang digunakan dapat menumbuhkan keinginan siswa untuk belajar secara

mandiri dengan menggunakan teknik tersendiri.

Di dalam kelas guru menyampaikan bahan pelajaran. Bahan pelajaran itu

akan kurang memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar lebih lanjut bila

penyampaiannya menggunakan strategi yang kurang tepat. Metode-metode yang

dipilih dipergunakan berdasarkan manfaatnya, jadi seorang guru dikatakan kompeten

bila ia memiliki khazanah cara penyampaian yang kaya dan memiliki kriteria yang

akan digunakan untuk memilih cara-cara dalam menyajikan pengalaman belajar

mengajar. Dalam proses belajar mengajar juga dibutuhkan alat bantu yang digunakan

untuk menghilangkan verbalitas. Sehingga siswa lebih cepat menyerap materi yang

telah disampaikan.

Metode pembelajaran yang diterapkan guru hendaknya dapat mewujudkan

hasil karya siswa. Siswa dituntun untuk dapat berfikir kritis dan kreatif dengan

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan ide-idenya. Pemilihan

metode yang kurang tepat dengan sifat bahan dan tujuan pembelajaran menyebabkan

kelas kurang bergairah dan kondisi siswa kurang kreatif. Sehingga dengan penerapan

metode yang tepat dengan berbagai macam indikator tersebut dapat meningkatkan

minat siswa pada bahan pelajaran yang disampaikan dan minat yang besar pada

akhirnya akan berpengaruh terhadap prestasi yang akan diraihnya.


37

2.3.3 Macam-macam Metode Pembelajaran

Banyak macam metode pembelajaran yang dapat digunakan. Berikut ini

adalah 9 macam metode pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar

mengajar dan diungkapkan peneliti antara lain:

1. Metode ceramah

Metode ceramah adalah suatu cara mengajar yang digunakan untuk

menyampaikan keterangan atau informasi atau uraian tentang suatu pokok

persoalan serta masalah secara lisan (Ibrahim, 2003:106).

a. Kelebihan metode ceramah

1) Guru lebih menguasai kelas

2) Mudah mengorganisasikan tempat duduk/kelas

3) Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar

4) Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya

5) Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik

b. Kelemahan metode ceramah

1) Mudah menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).

2) Yang visual menjadi rugi, yang auditif (mendengar) lebih besar menerima.

3) Membosankan bila selalu digunakan dan terlalu lama.

4) Sukar menyimpulkan siswa mengerti dan tertarik pada ceramahnya.

2. Metode tanya jawab

Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya

komunikasi langsung yang bersifat dua arah sebab pada saat yang sama terjadi
38

dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya

guru menjawab.

a. Kelebihan metode tanya jawab

1) Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa.

2) Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikir,

termasuk daya ingatan.

3) Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan

mengemukakan pendapat.

b. Kelemahan metode tanya jawab

1) Siswa merasa takut bila guru kurang dapat mendorong siswa untuk berani

dengan menciptakan suasana yang tidak tegang.

2) Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir

dan mudah dipahami siswa.

3) Sering membuang banyak waktu.

4) Kurangnya waktu untuk memberikan pertanyaan kepada seluruh siswa.

3. Metode diskusi

Metode diskusi adalah bertukar informasi, berpendapat, dan unsur-unsur

pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama

yang lebih jelas dan lebih cermat tentang permasalahan atau topik yang sedang

dibahas.
39

a. Kelebihan metode diskusi

1) Merangsang kreatifitas anak didik dalam bentuk ide, gagasan, prakarsa

dan terobosan baru dalam pemecahan masalah.

2) Mengembangkan sikap saling menghargai pendapat orang lain.

3) Memperluas wawasan.

4) Membina untuk terbiasa musyawarah dalam memecahkan suatu masalah.

b. Kelemahan metode diskusi

1) Membutuhkan waktu yang panjang.

2) Tidak dapat dipakai untuk kelompok yang besar.

3) Peserta mendapat informasi yang terbatas.

4) Dikuasai orang-orang yang suka berbicara atau ingin menonjolkan diri.

4. Metode demonstrasi

Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang cukup efektif sebab

membantu para siswa untuk memperoleh jawaban dengan mengamati suatu

proses atau peristiwa tertentu.

a. Kelebihan metode demonstrasi

1) Menghindari verbalisme.

2) Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari.

3) Proses pengajaran lebih menarik.

4) Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori

dengan kenyataan dan mencoba melakukannya sendiri.


40

b. Kelemahan metode demonstrasi

1) Memerlukan keterampilan guru secara khusus.

2) Kurangnya fasilitas.

3) Membutuhkan waktu yang lama.

5. Metode Eksperimen

Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan

percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari

(Djamarah, 2002:95).

a. Kelebihan metode eksperimen

1) Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan

percobaan.

2) Membina siswa membuat terobosan baru.

3) Hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran

umat manusia.

b. Kelemahan metode eksperimen

1) Cenderung sesuai bidang sains dan teknologi.

2) Kesulitan dalam fasilitas.

3) Menuntut ketelitian, kesabaran, dan ketabahan.

4) Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan.


41

6. Metode latihan (drill)

Metode latihan adalah suatu teknik mengajar yang mendorong siswa untuk

melaksanakan kegiatan latihan agar memiliki ketangkasan atau keterampilan yang

lebih tinggi dari apa yang dipelajari.

a. Kelebihan metode latihan

1) Untuk memperoleh kecakapan motoris.

2) Untuk memperoleh kecakapan mental.

3) Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat.

4) Pembentukan kebiasaan serta menambah ketepatan dan kecepatan

pelaksanaan.

5) Pemanfaatan kebiasaan yang tidak membutuhkan konsentrasi.

6) Pembentukan kebiasaaan yang lebih otomatis.

b. Kelemahan metode latihan

1) Menghambat bakat dan inisiatif siswa.

2) Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.

3) Monoton, mudah membosankan.

4) Membentuk kebiasaan yang kaku.

5) Dapat menimbulkan verbalisme.

7. Metode pemberian tugas (resitasi)

Metode resitasi adalah metode penyajian bahan di mana guru memberikan tugas

tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.


42

a. Kelebihan metode resitasi

1) Merangsang siswa dalam melaksanakan aktivitas belajar baik individual

maupun kelompok.

2) Dapat mengembangkan kemandirian.

3) Membina tanggung jawab dan disiplin siswa.

4) Mengembangkan kreatifitas siswa.

b. Kelemahan metode resitasi

1) Sulit dikontrol.

2) Khusus tugas kelompok yang aktif siswa tertentu.

3) Sulit memberikan tugas yang sesuai perbedaan individu.

4) Menimbulkan kebosanan.

8. Metode Karyawisata

Melalui metode ini siswa-siswa diajak mengunjungi tempat-tempat tertentu di

luar sekolah. Tempat-tempat yang akan dikunjungi dan hal-hal yang perlu diamati

telah direncanakan terlebih dahulu, dan setelah kegiatan siswa diminta membuat

laporan.

a. Kelebihan metode karyawisata

1) Memiliki prinsip pengajaran modern dengan memanfaatkan lingkungan

nyata.

2) Membuat relevansi antara apa yang dipelajari dengan kebutuhan di

masyarakat.

3) Merangsang kreatifitas siswa.


43

4) Bahan pelajaran lebih luas dan aktual.

b. Kelemahan metode karyawisata

1) Kurangnya fasilitas.

2) Perlu perencanaan yang matang.

3) Perlu koordinasi agar tidak tumpah tindih waktu.

4) Mengabaikan unsur studi.

5) Kesulitan mengatur siswa yang banyak.

9. Metode Sosiodrama

Metode yang digunakan untuk mengajarkan nilai-nilai dan memecahkan masalah-

masalah yang dihadapi dalam hubungan sosial dengan orang-orang di lingkungan

keluarga, sekolah maupun masyarakat. Dalam pelaksanaannya siswa diberikan

peran tertentu dan melaksanakan peran tersebut serta mendiskusikannya di kelas.

(Ibrahim, 2003: 107).

a. Kelebihan metode sosiodrama

1) Melatih siswa untuk melatih, memahami dan mengingat isi bahan yang

akan didramakan.

2) Melatih siswa berinisiatif dan berkreatif.

3) Memupuk bakat.

4) Menumbuhkan dan membina kerjasama.

5) Mendapat kebiasaan untuk membagi tanggung jawab.

6) Membina tata bahasa siswa.


44

b. Kelemahan metode sosiodrama

1) Kurang kreatif bagi anak yang tidak ikut dalam drama.

2) Banyak memakan waktu.

3) Memerlukan tempat yang luas.

4) Mengganggu kelas lain karena gaduh.

Metode-metode yang sering digunakan dalam kegiatan belajar mengajar

akuntansi adalah metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode

latihan dan metode resitasi.

Dari pendapat beberapa ahli tersebut maka dapat dikemukakan indikator

metode pembelajaran dalam penelitian ini adalah:

1. Mendidik belajar sendiri

2. Menumbuhkan keinginan belajar lebih lanjut

3. Meniadakan verbalitas

4. Kesempatan mewujudkan hasil karya

2.4 Kajian Tentang Akuntansi

Akuntansi dapat didefinisikan sebagai suatu disiplin yang menyediakan

informasi yang diperlukan untuk melakukan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi

kegiatan-kegiatan suatu organisasi, bila ditinjau dari sudut pemakainya. Sedangkan

bila ditinjau dari proses kegiatannya, akuntansi dapat didefinisikan sebagai proses

pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan dan penganalisaan data keuangan

suatu organisasi. (Haryono Jusuf: 2001: 5). Sedangkan definisi akuntansi menurut

buku A Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT) yang dikutip Syafri (2003:
45

4) adalah proses mengidentifikasikan, mengukur, dan menyampaikan informasi

ekonomi sebagai bahan informasi dalam hal mempertimbangkan berbagai alternatif

dalam mengambil kesimpulan oleh para pemakainya.

Akuntansi sebagai suatu sistem informasi diperlukan oleh berbagai pihak baik

dari kalangan intern maupun dari luar organisasi yang menyelenggarakan akuntansi

tersebut. Secara garis besar pihak-pihak tersebut adalah:

1. Manajer

Manajer perusahaan menggunakan akuntansi untuk menyusun perencanaan

perusahaannya, mengevaluasi kemajuan yang dicapai dalam usaha mencapai

tujuan, dan melakukan tindakan-tindakan koreksi yang diperlukan.

2. Investor

Para investor melakukan penanaman modal dalam perusahaan dengan tujuan

untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapannya. Oleh karena itu mereka

harus mengevaluasi pendapatan yang diperkirakan dari investasinya.

3. Kreditur

Kredit diberikan kepada calon penerima kredit bila mereka dipandang mampu

untuk mengembalikan bunga dan kredit tepat waktu. Untuk itu kreditur selalu

meminta laporan keuangan calon nasabah untuk dinilai.

4. Instansi Pemerintah

Badan-badan pemerintah tertentu membutuhkan informasi keuangan dari

perusahaan-perusahaan wajib pajak atau perusahaan yang menjual sahamnya


46

melalui pasar modal untuk menetapkan pajak perusahaan atau mengawasi

perusahaan.

5. Organisasi Nirlaba

Meskipun organisasi ini tidak bertujuan untuk mencari laba tetapi mereka tetap

berurusan dengan soal keuangan karena mereka harus mempunyai anggaran,

membayar tenaga kerja, membayar listrik dan sewa serta urusan keuangan

lainnya.

6. Pemakai Lainnya

Informasi akuntansi diperlukan oleh berbagai pihak lain untuk kepentingan

tertentu, misalnya oleh organisasi buruh. para buruh membutuhkan informasi

tentang laba perusahaan dan kadang-kadang juga informasi lain dalam rangka

mengajukan kenaikan gaji atau tunjangan-tunjangan lain dari perusahaan tempat

mereka bekerja.

Jabatan-jabatan dalam lapangan akuntansi dapat dikelompokkan dalam

berbagai bidang. Pada umumnya dibedakan menjadi dua bidang yaitu akuntansi

publik dan akuntansi intern. Akuntan Publik adalah akuntansi yang memberikan

jasanya untuk melayani kepada masyarakat. Untuk itu akuntansi publik menerima

imbalan jasa dari pemakai jasa. Sedangkan Akuntan Intern adalah akuntan yang

bekerja pada suatu perusahaan tertentu. Perbedaannya akuntan intern hanya

melakukan pekerjaan untuk kepentingan perusahaan dimana ia bekerja.


47

2.5 Kerangka Berpikir

Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku

sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Belajar

dikatakan berhasil bila siswa dalam melakukan kegiatan berlangsung secara intensif

dan optimal sehingga menimbulkan pengaruh tingkah laku yang bersifat tetap.

Perubahan tingkah laku sebagai akibat belajar dipengaruhi banyak faktor. Dari faktor-

faktor yang mempengaruhinya secara garis besar dibedakan menjadi dua yaitu faktor

intern (dari dalam) diri subjek belajar dan faktor ekstern (dari luar) diri subjek belajar.

Dari pembicaraan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan

belajar tidak hanya ditekankan pada faktor intern saja melainkan juga faktor ekstern.

Faktor intern menyangkut faktor jasmaniah, psikologis dan kelelahan. Faktor intern

yang relevan dengan persoalan reinforcement adalah faktor psikologis, sehingga

faktor psikologis dijadikan tinjauan khususnya dalam faktor intern. Sedangkan faktor

ekstern menyangkut faktor keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keseluruhan faktor

yang berpengaruh terhadap belajar mempunyai andil yang sama besar dalam

memberikan dasar dan kemudahan dalam pencapaian tujuan belajar yang optimal.

Faktor psikologis yang termasuk di dalamnya adalah intelegensi, perhatian,

minat, bakat, motivasi, kematangan, kesiapan dan lainnya yang mempunyai peran

penting dalam pemahaman bahan pelajaran, dan pada akhirnya penguasaan terhadap

bahan pelajaran tersebut lebih cepat dan efektif. Di antara berbagai faktor psikologis

tersebut motivasi merupakan hal yang penting dan menunjang keberhasilan siswa

dalam belajar.
48

Motivasi merupakan salah satu unsur yang penting dalam melakukan

kegiatan. Dalam melakukan sesuatu motivasi dapat dijadikan sebagai pendorong atau

penggerak. Motivasi sangat dibutuhkan dalam pemahaman bahan pelajaran di

sekolah. Bila belajar berhasil maka akan timbul motivasi dengan sendirinya dan

menimbulkan keinginan untuk lebih banyak belajar. Sukses dalam belajar akan

membangkitkan motivasi belajar. Masalah motivasi bukan soal memberikan motivasi

tetapi mengatur kondisi belajar sehingga memberikan reinforcement (Skinner, 1968).

Motivasi merupakan hal yang dibutuhkan dalam kegiatan belajar mengajar.

Dengan adanya motivasi maka prestasi belajar akan optimal. Semakin tepat motivasi

yang diberikan guru maka kegiatan belajar mengajar akan semakin berhasil. Motivasi

akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar peserta didik. Motivasi berkaitan

dengan suatu tujuan.

Sehubungan dengan hal di atas, motivasi berfungsi sebagai penggerak atau

motor yang melepaskan energi, menentukan arah perbuatan yakni ke arah tujuan yang

hendak dicapai dan menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa

yang harus dikerjakan, yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan

perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat (Sardiman, 2006: 85). Selain itu motivasi

juga dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Adanya

motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik.

Belajar akuntansi sering dianggap sulit tetapi bila siswa sudah memiliki

motivasi yang tinggi dalam belajar akuntansi maka tidak akan mudah putus asa pada

saat menghadapi kesulitan dalam belajar akuntansi. Siswa yang mempunyai motivasi
49

tinggi akan berusaha mencari cara untuk mengatasi kesulitan belajarnya melalui

buku-buku paket, latihan soal, modul, belajar di perpustakaan, sampai belajar

kelompok atau bertanya pada orang yang sudah ahli atau menguasai. Berbeda dengan

siswa yang motivasinya rendah maka akan cepat menyerah dalam menghadapi

kesulitan dalam belajar akuntansi. Hal ini dapat mempengaruhi prestasi belajar

akuntansi.

Berdasarkan keterangan di atas dapat dirumuskan bahwa motivasi belajar

mempunyai peran yang besar karena siswa yang mempunyai motivasi yang tinggi

akan giat dalam belajar sehingga tujuan yang diharapkan yang ditunjukkan dengan

prestasi belajar akan meningkat.

Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi

yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar. Untuk

mendapatkan hasil belajar yang optimal banyak dipengaruhi oleh komponen belajar

mengajar. Guru sebagai salah satu sumber belajar hendaknya mampu menyediakan

kondisi kelas yang kondusif dalam kegiatan belajar akuntansi di kelas. Sebagai

perwujudannya, salah satu kegiatan yang harus dilakukan oleh guru adalah

melakukan pemilihan dan penentuan metode pembelajaran yang tepat.

Setiap kompetensi mempunyai karakteristik yang berbeda sehingga pemilihan

metode dalam mengajar pun harus disesuaikan agar siswa tidak mendapatkan

kesulitan dalam mempelajarinya. Pada kompetensi mengerjakan persamaan dasar

akuntansi metode yang digunakan berbeda dengan kompetensi menganalisis bukti

transaksi. Pada kompetensi mengerjakan persamaan dasar akuntansi guru lebih


50

banyak menggunakan metode latihan soal karena tujuan dari kompetensi ini adalah

menjadikan siswa dapat membuat persamaan dasar akuntansi di mana jumlah harta

harus sama dengan jumlah utang ditambah modal dan membutuhkan perhitungan.

Sedangkan kompetensi menganalisis bukti transaksi lebih banyak ceramah karena

siswa dituntut hanya mengenal bukti-bukti transaksi.

Dalam kegiatan belajar akuntansi guru tidak harus berpatokan pada satu

metode. Ada kalanya dapat menggunakan metode ceramah kemudian latihan soal.

Apabila dalam kompetensi tertentu siswa sudah menguasai maka guru dapat

menggunakan metode lain seperti diskusi atau kerja kelompok sehingga suasana yang

ada di kelas tidak monoton dan membosankan. Penggunaan metode pembelajaran

yang bervariasi dapat meningkatkan prestasi belajar.

Prestasi belajar akuntansi adalah indikator proses belajar mengajar akuntansi

yang dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah metode pembelajaran.

Keterampilan mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar meliputi tiga aspek

yaitu variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam menggunakan media dan bahan

pelajaran dan variasi dalam interaksi antara guru dan siswa (Djamarah, 2002:180).

Penggunaan metode yang bervariasi akan mendorong siswa berfikir kreatif dan kritis

sehingga siswa tidak akan bosan dalam belajar akuntansi. Secara otomatis motivasi

untuk belajar akuntansi akan lebih tinggi pada akhirnya prestasi belajarnya akan baik.

Jadi motivasi belajar dan metode pembelajaran mempengaruhi prestasi belajar

akuntansi. Dari uraian di atas dapat ditunjukkan skema sebagai berikut:


51

Motivasi Belajar (X1)


Indikator:
1. Tekun menghadapi tugas
2. Keinginan untuk sukses
3. Suka bekerja keras
4. Berorientasi jauh ke depan

Prestasi Belajar
Akuntansi (Y)

Metode Pembelajaran (X2)


Indikator:
1. Mendidik belajar sendiri
2. Menumbuhkan keinginan belajar
lebih lanjut
3. Meniadakan verbalitas
4. Kesempatan mewujudkan hasil
karya

Gambar 2.1 Bagan kerangka berfikir

2.6 HIPOTESIS

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang

kebenarannya masih harus diuji secara empiris dengan alat uji yang ada. Hipotesis

dalam penelitian ini adalah:

1. Terdapat pengaruh antara motivasi belajar dan metode pembelajaran terhadap

prestasi belajar akuntansi siswa kelas I jurusan akuntansi SMK Pelita Nusantara 1

Semarang.

2. Terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa

kelas I jurusan akuntansi SMK Pelita Nusantara 1 Semarang.

3. Terdapat pengaruh metode pembelajaran terhadap prestasi belajar akuntansi siswa

kelas I jurusan akuntansi SMK Pelita Nusantara 1 Semarang.


52

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan sampel penelitian

3.1.1 Populasi

Menurut Arikunto (2002:108) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.

Sedangkan menurut Sudjana (2002: 6) populasi adalah totalitas semua nilai yang

mungkin, menghitung hasil atau pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai

karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin

dipelajari sifat-sifatnya. Jadi populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang

berupa data kuantitatif dan kualitatif dari mengukur dan menghitung.

Berdasarkan pendapat di atas yang menjadi populasi dalam penelitian ini

adalah siswa SMK Pelita Nusantara 1 Semarang kelas I jurusan akuntansi tahun

ajaran 2006/2007 sebanyak 118 siswa yang tersebar dalam 3 kelas. Data jumlah siswa

kelas I jurusan akuntansi dapat dilihat di Tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1
Data Jumlah Siswa Kelas I Jurusan Akuntansi
SMK Pelita Nusantara 1 Semarang
Nomer Kelas Jumlah Populasi
1. I AK 1 41
2. I AK 2 40
3. I AK 3 37

Jumlah 118
Sumber : SMK Pelita Nusantara 1 Semarang

52
53

3.1.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,

2002:109). Sedangkan menurut Sudjana (2002: 6) sampel adalah sebagian yang

diambil dari populasi.

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah proporsional random

sampling yaitu dari jumlah populasi ditentukan jumlah sampel sebagai obyek

penelitian, pengambilan sampel dilakukan secara merata ke setiap kelas sehingga

semua responden mempunyai kesempatan yang sama sebagai sampel penelitian.

Untuk mengetahui jumlah sampel yang akan digunakan peneliti

menggunakan rumus Slovin yaitu:

N
n = (Umar, 1998: 78)
1 + Ne 2

Keterangan:

n : Ukuran sampel

N : Ukuran populasi

e : Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel

populasi 10%

118
n =
1 + 118(0,1)
2

118
n =
1 + (118(0,01))

118
n =
2,18
54

n = 54,13

n = 54 (dibulatkan)

Jadi sampel dalam penelitian ini adalah 54 siswa.

Dari ukuran sampel yang telah diketahui, selanjutnya peneliti akan

menentukan perwakilan dari tiap kelas, di mana populasi yang dijadikan objek

penelitian tersebut dalam 3 (tiga) kelas. Data perhitungan proporsi sampel perwakilan

tiap kelas dapat dilihat dalam Tabel 3.2 sebagai berikut:

Tabel 3.2
Perhitungan Proporsi Sampel dalam Perwakilan Tiap Kelas
Jumlah Jumlah
No. Kelas Proporsi Sampel
Populasi Sampel
1. I AK 1 41 41 19
x 100% = 34,75%
118
34,75% x 54 = 18,77
dibulatkan 19

2. I AK 2 40 40 18
x 100% = 33,90%
118
33,90% x 54 = 18,31
dibulatkan 18
37
3. I AK 3 37 x 100% = 31,36% 17
118
31,36% x 54 = 16,93
dibulatkan 17
Jumlah 118 54
55

3.1.3 Pilot Tes

Pilot tes digunakan untuk menguji reliabilitas dan validitas instrumen

penelitian. Sebelum angket disebarkan pada responden sesungguhnya maka angket

diujicobakan terlebih dahulu 20 siswa sebagai sampel. (Sukirman, 2006: 31).

3.2 Variabel Penelitian

Variabel adalah obyek penelitian atau apa saja yang menjadi titik perhatian

suatu penelitian. Dalam penelitian ini ada dua macam variabel yaitu variabel bebas

disebut juga variabel penyebab atau independen variabel (X) dan variabel terikat atau

dependen variabel (Y) (Arikunto, 2002: 97).

3.2.1 Variabel bebas atau independen variabel (X)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain. Dalam

penelitian ini variabel bebasnya adalah:

a. Motivasi belajar (X1) adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa

yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan kegiatan

belajar dan yang memberikan arah kegiatan belajar sehingga tujuan yang

dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai, dengan indikator:

1) Tekun menghadapi tugas

2) Keinginan untuk sukses

3) Suka bekerja keras

4) Berorientasi jauh ke depan

b. Metode Pembelajaran (X2) adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar

yang dipergunakan oleh guru atau instruktur, dengan indikator:


56

1) Mendidik belajar sendiri

2) Menumbuhkan keinginan belajar lebih lanjut

3) Meniadakan verbalitas

4) Kesempatan mewujudkan hasil karya

3.2.2 Variabel terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi variabel lain. Variabel

terikat dari penelitian ini adalah prestasi belajar akuntansi siswa SMK Pelita

Nusantara 1 Semarang kelas I jurusan akuntansi tahun ajaran 2006/2007 yang

ditunjukkan dengan nilai rata-rata per kompetensi materi pelajaran akuntansi semester

dua.

3.3 Sumber Data

Menurut Arikunto ( 2002: 107) sumber data dalam penelitian ini adalah dari

mana data dapat diperoleh. Dalam penelitian ini ada dua sumber data yaitu:

1. Sumber data primer

Yaitu sumber data langsung dari subyek penelitian diperoleh dari

penyebaran angket pada siswa.

2. Sumber data sekunder

Yaitu sumber data yang terdapat pada buku-buku yang ada hubungannya

dengan penelitian ini. Sumber data yang digunakan pada penelitian adalah

dokumen atau catatan yang diperoleh dari sekolah untuk mengungkapkan nilai

atau hasil belajar siswa.


57

3.4 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah:

3.4.1 Angket

Angket merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-

hal yang diketahui (Arikunto, 1998: 140). Angket dalam penelitian ini terdiri dari

daftar butir-butir pertanyaan yang dibagikan kepada responden dan dipergunakan

untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan variabel motivasi, metode

pembelajaran, dan prestasi belajar.

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup atau

disebut juga close from questioner yaitu kuesioner yang disusun dengan menyediakan

pilihan jawaban yang lengkap, sehingga pengisi atau responden hanya memberikan

jawaban silang pada jawaban yang telah disediakan. Alternatif jawaban berupa

multiple choise seperti butir a, b, c, dan d.

3.4.2 Dokumentasi

Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan

nama-nama siswa kelas I yang ada dalam populasi, nilai per kompetensi mata

pelajaran akuntansi siswa kelas I jurusan akuntansi SMK Pelita Nusantara 1

Semarang tahun ajaran 2006/2007.

3.5 Validitas dan Reliabilitas

Dalam penyusunan angket, dilakukan ujicoba kepada responden kemudian

dihitung validitas dan reliabilitasnya.


58

3.5.1 Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2002: 144). Uji validitas instrumen

digunakan teknik uji validitas internal dengan korelasi product moment dari Pearson:

N ∑ XY − (∑ X ) (∑ Y )
rxy =
{N ∑ X 2
}{
− (∑ X ) N ∑ Y 2 − (∑ Y )
2 2
}
Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi

X = Skor item angket

Y = Skor total angket

N = Jumlah responden

Hasil ujicoba angket sebanyak 32 butir yang diujicobakan kepada 20

responden diperoleh nilai rxy > rtabel (0,444) yang berarti instrumen yang dibuat valid.

Sedangkan validitas berdasarkan output SPSS release 12.0, baik sampel ujicoba 20

responden maupun sampel penelitian 54 responden menunjukkan tingkat signifikansi

dari masing-masing skor butir pertanyaan terhadap total skor butir-butir pertanyaan <

0,50 berarti semua data valid. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.3.

3.5.2 Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen

tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya yang reliabel akan

menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Reliabilitas menunjuk pada tingkat
59

keterandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan. Untuk

menguji instrumen penelitian ini digunakan rumus Alpha:

⎡ k ⎤⎡ ∑σ b ⎤
2

r11 = ⎢ ⎥ ⎢1 − σ 2 ⎥
⎣ k − 1⎦ ⎢⎣ 1 ⎥⎦

Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan atau butir soal

∑σ
2
b
= Jumlah varians butir

σ 12 = Varians total

Hasil ujicoba instrumen dari 20 responden diperoleh nilai r11 untuk angket

motivasi belajar sebesar 0,870 dan untuk angket metode pembelajaran sebesar 0,868.

Nilai koefisien tersebut lebih besar daripada rtabel = 0,444, yang berarti kedua

instrumen tersebut reliabel. Berdasarkan hasil SPSS release 12.0 untuk sampel

ujicoba sebanyak 20 responden menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha untuk angket

motivasi belajar sebesar 0,870 dan untuk angket metode pembelajaran sebesar 0,868.

Sedangkan uji statistik data hasil penelitian dengan jumlah sampel 54 responden

diperoleh nilai Cronbach’s Alpha untuk angket motivasi belajar sebesar 0,865 dan

untuk angket metode pembelajaran sebesar 0,870. Sehingga semua data hasil

penelitian reliabel karena nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 (Nunnally, 1969). Untuk

lebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.3.


60

Tabel 3.3
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Pilot Tes Total Sampel
(20 responden) (54 responden)
Variabel Pertanyaan
Validitas Reliabilitas Validitas Reliabilitas
Sig. Arti Alpha Arti Sig. Arti Alpha Arti
Q1 0,002 Ok - - 0,000 Ok - -
Q2 0,020 Ok - - 0,000 Ok - -
Q3 0,000 Ok - - 0,000 Ok - -
Q4 0,019 Ok - - 0,000 Ok - -
Q5 0,020 Ok - - 0,000 Ok - -
Q6 0,013 Ok - - 0,000 Ok - -
Q7 0,005 Ok - - 0,000 Ok - -
Q8 0,023 Ok - - 0,000 Ok - -
Q9 0,008 Ok - - 0,000 Ok - -
Motivasi
Q10 0,016 Ok - - 0,001 Ok - -
Belajar
Q11 0,011 Ok - - 0,008 Ok - -
Q12 0,025 Ok - - 0,005 Ok - -
Q13 0,001 Ok - - 0,000 Ok - -
Q14 0,012 Ok - - 0,000 Ok - -
Q15 0,002 Ok - - 0,000 Ok - -
Q16 0,004 Ok - - 0,000 Ok - -
Q17 0,013 Ok - - 0,000 Ok - -
Total - - 0,870 Ok - - 0,865 Ok
Q18 0,000 Ok - - 0,000 Ok - -
Q19 0,000 Ok - - 0,000 Ok - -
Q20 0,015 Ok - - 0,000 Ok - -
Q21 0,001 Ok - - 0,000 Ok - -
Q22 0,018 Ok - - 0,000 Ok - -
Q23 0,004 Ok - - 0,000 Ok - -
Q24 0,020 Ok - - 0,000 Ok - -
Metode Q25 0,008 Ok - - 0,000 Ok - -
Pembela Q26 0,001 Ok - - 0,000 Ok - -
jaran Q27 0,043 Ok - - 0,000 Ok - -
Q28 0,002 Ok - - 0,000 Ok - -
Q29 0,000 Ok - - 0,000 Ok - -
Q30 0,007 Ok - - 0,000 Ok - -
Q31 0,045 Ok - - 0,000 Ok - -
Q32 0,002 Ok - - 0,000 Ok - -
Total - - 0,868 Ok - - 0,870 Ok
61

3.6 Metode Analisis Data

Pada prinsipnya metode analisis data digunakan untuk mengolah data dengan

menggunakan metode statistik yang dapat untuk mencari kesimpulan. Dalam

penelitian ini digunakan analisis data sebagai berikut:

3.6.1 Metode Analisis Deskriptif Presentase

Analisis deskriptif persentase digunakan untuk mendeskripsikan persentase

masing-masing variabel bebas yaitu motivasi belajar dan metode pembelajaran.

Pengukuran pada variabel yang diungkap dilakukan dengan memberikan skor dari

jawaban angket yang diisi oleh responden. Dengan ketentuan sebagai berikut:

A diberi skor 4

B diberi skor 3

C diberi skor 2

D diberi skor 1

Perhitungan indeks persentase dihitung dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

n (Ali, 1993: 186)


% skor = x100 %
N

Keterangan:

n = Jumlah nilai yang diperoleh

N = Jumlah seluruh nilai

% = Tingkat keberhasilan yang dicapai


62

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan teknik analisis data

adalah sebagai berikut:

a. Mengumpulkan angket dan memeriksa kelengkapannya

b. Mengubah skor kualitatif menjadi skor kuantitatif dengan cara:

1) Jawaban a diberi skor 4

2) Jawaban b diberi skor 3

3) Jawaban c diberi skor 2

4) Jawaban d diberi skor 1

c. Membuat tabulasi data

d. Memasukkan data ke dalam rumus deskriptif persentase

e. Membuat tabel rujukan dengan cara:

1) Menetapkan persentase tertinggi = (4:4) x 100% = 100%

2) Menetapkan persentase terendah = (1:4) x 100% = 25%

3) Menetapkan rentangan persentase = 100% - 25% = 75%

4) Menetapkan kelas interval = 4

5) Panjang kelas interval 75% : 4 = 18,75%

Tabel 3.4 Kriteria Motivasi Belajar dan Metode Pembelajaran


Kriteria
Interval
Motivasi Belajar Metode Pembelajaran
81,26 – 100 Sangat tinggi Sangat baik
62,51 – 81,25 Tinggi Baik
43,76 – 62,50 Rendah Kurang baik
25,00 – 43,75 Sangat rendah Tidak baik
Sumber : data setelah diolah
63

3.6.2 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dua model regresi variabel

terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model

regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal.

Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik)

pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya.

Untuk menguji normalitas data salah satu cara yang digunakan adalah dengan

melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari

distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan

plotting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah

normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis

diagonalnya (Ghozali, 2001: 74).

Uji normalitas dapat juga menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov

Test (dengan program SPSS). Diantaranya adalah sampel yang akan dipakai untuk

analisis haruslah berasal dari populasi yang berdistribusi normal dengan tingkat

signifikansi α = 5% (0,05), jika signifikansi < 0,05 maka distribusi data dapat

dikatakan tidak normal. Sebaliknya jika signifikansi > 0,05 maka distribusi data dapat

dikatakan normal.

2. Uji Multikolineritas

Model regresi berganda yang baik adalah model regresi yang variabel-

variabel bebasnya tidak memiliki korelasi yang tinggi atau bebas dari
64

multikolinearitas. Deteksi adanya multikolinearitas dipergunakan nilai VIF (Varian

Infalaction Factor), bila nilai VIF dibawah 10 dan nilai tolerance di atas 0,1 berarti

data bebas multikolinearitas. Dapat pula dideteksi dengan melihat korelasi antara

variabel bebas bila masih di bawah 0,8 maka disimpulkan tidak mengandung

multikolineritas.

3. Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah terjadi

penyimpangan model karena gangguan varian yang berbeda antar observasi satu ke

observasi lain. Untuk mengetahuinya dilakukan dengan mengamati grafik scatter plot

melalui SPSS. Model yang bebas dari heteroskedastisitas memiliki grafik scatter plot

dengan pola titik yang menyebar di atas dan di bawah sumbu Y. Uji

hateroskedastisitas dapat pula dideteksi menggunakan uji Glejser untuk meregres

nilai absolute residual terhadap variabel bebas. Jika variabel bebas signifikan secara

statistik mempengaruhi variabel terikat, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.

Apabila nilai signifikansi di atas tingkat kepercayaan 5% maka dapat disimpulkan

tidak ada heteroskedastisitas.

3.6.3 Analisis Regresi

Analisis regresi yang dipergunakan menggunakan persamaan:

Yˆ = a 0 + a1 X 1 + a 2 X 2 (Sudjana, 2002: 348)

Dimana:

a0 = konstanta yang merupakan intersep antara garis X dan Y


65

a1 = koefisien perubah bebas antara X1 terhadap Y

a2 = koefisien perubah bebas antara X2 terhadap Y

Pengujian terhadap koefisien regresi dilakukan dengan:

1. Pengaruh X1 dan X2 terhadap Y secara bersama-sama (Uji F)

a. Merumuskan hipotesis statistik

1) Ho : β1 = β2 = 0 artinya motivasi belajar dan metode pembelajaran secara

bersama-sama tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar akuntansi.

2) Ha : β1 atau β2 ≠ 0 artinya motivasi belajar dan metode pembelajaran

secara bersama-sama berpengaruh terhadap prestasi belajar akuntansi.

b. Rumus yang digunakan

JK reg / k
F=
JK res / (n − k − 1)

Keterangan:

F = harga F garis regresi

Jkreg = jumlah kuadrat regresi

JKres = jumlah variabel residu

k = jumlah variabel prediktor

n = jumlah responden

l = angka konstan (Sudjana, 2002: 355).


66

c. Kaidah pengambilan keputusan

1) Jika nilai Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak sehingga motivasi belajar dan

metode pembelajaran secara bersama-sama berpengaruh terhadap prestasi

belajar akuntansi.

2) Jika nilai Fhitung < Ftabel maka Ho diterima sehingga motivasi belajar dan

metode pembelajaran secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap

prestasi belajar akuntansi.

d. Besarnya pengaruh X1 dan X2 terhadap Y secara bersama-sama

Rumusnya adalah sebagai berikut:

JK reg
R2 =
∑y
2
1

(Sudjana, 2002: 383)

2. Pengaruh X1 dan X2 terhadap Y secara parsial (Uji t)

b. Merumuskan hipotesis statistik

1) Ho : β1 = 0, i = X1, X2 artinya motivasi belajar dan metode pembelajaran

secara parsial (sendiri-sendiri) tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar

akuntansi.

2) Ha : β1 ≠ 0, i = X1, X2 artinya motivasi belajar dan metode pembelajaran

secara parsial (sendiri-sendiri) berpengaruh terhadap prestasi belajar

akuntansi.
67

c. Rumus yang digunakan

a1
t1 = (Sudjana, 2002: 388).
Sa1

d. Kaidah pengambilan keputusan

1) Jika nilai thitung > ttabel maka Ho ditolak sehingga motivasi belajar dan

metode pembelajaran secara parsial (sendiri-sendiri) berpengaruh terhadap

prestasi belajar akuntansi.

2) Jika nilai thitung < ttabel maka Ho diterima sehingga motivasi belajar dan

metode pembelajaran secara parsial (sendiri-sendiri) tidak berpengaruh

terhadap prestasi belajar akuntansi.

e. Besarnya pengaruh X1 dan X2 terhadap Y

Rumusnya adalah sebagai berikut:

r y1 − r y 2 r12
r y12 =
(1 − r )(1 − r )
y2
2
12
2

r y 2 − r y 1 r12
r y 21 = (Sudjana, 2002: 386)
(1 − r )(1 − r )
y1
2
12
2
68

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian

SMK Pelita Nusantara 1 Semarang merupakan salah satu sekolah kejuruan

swasta yang ada di jalan Slamet Riyadi No. 40 Semarang. Sekolah ini didirikan oleh

Yayasan Pelita Nusantara. Selain SMK Pelita Nusantara 1 Semarang yayasan ini juga

mendirikan SMK Pelita Nusantara 2 Semarang berupa sekolah teknik industri. SMK

Pelita Nusantara 1 Semarang terletak di tengah pemukiman penduduk sehingga

suasana yang tenang sangat mendukung kegiatan belajar mengajar.

SMK Pelita Nusantara 1 Semarang sebagai salah satu SMK yang mempunyai

3 jurusan yaitu akuntansi, administrasi perkantoran, dan penjualan. Dalam penelitian

ini yang menjadi obyek penelitian adalah siswa kelas I jurusan akuntansi tahun ajaran

2006/2007. Kelas I jurusan akuntansi terdiri dari tiga kelas yaitu kelas akuntansi 1,

kelas akuntansi 2, kelas akuntansi 3.

4.2 Hasil Penelitian

Penelitian ini digunakan untuk mengungkapkan tentang pengaruh motivasi

belajar dan metode pembelajaran terhadap prestasi belajar akuntansi. Data diambil

dengan angket dan dianalisis menggunakan analisis regresi ganda.

68
69

4.2.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif bertujuan untuk mengetahui bagaimana motivasi belajar

siswa, metode pembelajaran dan prestasi belajar akuntansi siswa kelas I jurusan

akuntansi SMK Pelita Nusantara 1 Semarang tahun ajaran 2006/2007.

Dalam pendeskripsian ini terdapat empat kriteria penilaian jawaban responden

terhadap item pertanyaan dalam instrumen. Kriteria penilaian untuk variabel motivasi

belajar adalah untuk jawaban A dengan kriteria sangat tinggi, untuk jawaban B

dengan kriteria tinggi, untuk jawaban C dengan kriteria rendah, untuk jawaban D

dengan kriteria sangat rendah. Sedangkan kriteria variabel metode pembelajaran

adalah untuk jawaban A dengan kriteria sangat baik, untuk jawaban B dengan kriteria

baik, untuk jawaban C dengan kriteria kurang baik, untuk jawaban D dengan kriteria

tidak baik.

Variabel-variabel yang diukur dalam penelitian ini sesuai dengan judul

penelitian yang meliputi motivasi belajar, metode pembelajaran dan prestasi belajar.

Statistik deskriptif dari ketiga variabel tersebut disajikan dalam Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Statistik deskriptif variabel penelitian

Variabel Kisaran Kisaran


Mean SD Median Modus
Penelitian Aktual Teoritis
Motivasi
42,69 9,28 43 32 25-61 17-68
Belajar
Metode
39,53 7,66 40 33 19-56 15-60
Pembelajaran
Prestasi
7,37 0,60 7,26 7,09 6,22-8,79 0-10
Belajar
70

Dari Tabel 4.1. di atas dapat dibuat tiga kesimpulan yaitu:

1. Berdasarkan hasil pengukuran variabel motivasi belajar skor jawaban responden

secara aktual berkisar antara 25-61, sedangkan kisaran teoritisnya adalah 17-68.

hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat responden yang memiliki motivasi

belajar ekstrem (17 dan 68). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sifat

tekun menghadapi tugas, keinginan untuk sukses, suka bekerja keras dan
71

3. Berdasarkan hasil pengukuran variabel prestasi belajar skor jawaban responden

secara aktual berkisar antara 6,22-8,79, sedangkan kisaran teoritisnya adalah 0-

10. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat responden yang memiliki prestasi

belajar ekstrem (0 dan 10). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi

belajar siswa di SMK Pelita Nusantara 1 Semarang masih belum stabil. Karena

nilai mean>median>modus maka distribusi data cenderung juling positif.

Distribusi ini menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa belum mencapai

peningkatan yang signifikan.

4.2.1.1 Analisis Deskriptif Motivasi Belajar Akuntansi

Secara umum motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran akuntansi dalam

kategori tinggi, seperti terlihat pada analisis deskriptif pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Akuntansi

No Kriteria Frekuensi %
1 Sangat tinggi 3 5,6
2 Tinggi 25 46,3
3 Rendah 22 40,7
4 Sangat rendah 4 7,4
Jumlah 54 100

Terlihat pada Tabel 4.2 sebanyak 46,3% siswa mempunyai motivasi belajar

tinggi dan 5,6% siswa mempunyai motivasi belajar yang sangat tinggi, meskipun

masih ada 40,7% siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah bahkan 7,4% sangat

rendah. Dari data ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tekun menghadapi

tugas, keinginan untuk sukses, suka bekerja keras dan berorientasi jauh ke depan.
72

1. Tekun Menghadapi Tugas

Tekun menghadapi tugas dalam belajar akuntansi dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Tekun Menghadapi Tugas

No Kriteria Frekuensi %
1 Sangat tinggi 7 13
2 Tinggi 20 37
3 Rendah 20 37
4 Sangat rendah 7 13
Jumlah 54 100

Terlihat pada Tabel 4.3 ternyata sebanyak 13% siswa memiliki ketekunan

yang sangat tinggi terhadap mata pelajaran akuntansi, 37% tinggi, 37% siswa dalam

kategori rendah dan 13% masih sangat rendah. Berdasarkan data di atas terdapat

persentase yang seimbang antara siswa yang mempunyai sifat tekun menghadapi

tugas yang tinggi dan rendah.

Pekerjaan rumah atau tugas-tugas merupakan salah satu cara yang digunakan

guru supaya siswa mau belajar, untuk menambah kemampuan siswa. Namun masih

ada siswa yang menyepelekan tugas-tugas yang diberikan guru dengan tidak

mengerjakannya. Lebih jelasnya dapat dilihat dari hasil penelitian sebagian besar

siswa yaitu sebanyak 59,3% selalu menyelesaikan tugas secara lengkap saat guru

memberi tugas akuntansi dan harus dikumpulkan, karena berfikirnya untuk jangka

panjang, sebanyak 13% siswa sering menyelesaikan tugas secara lengkap saat guru

memberi tugas akuntansi namun demikian dengan 22,2% siswa kadang-kadang

menyelesaikan tugas secara lengkap saat guru memberi tugas akuntansi karena
73

merasa tidak terlalu penting untuk menyelesaikan tugas akuntansi (hasil jawaban

angket no.1).

Kedisiplinan dalam mengumpulkan tugas merupakan salah satu bentuk

tanggung jawab seorang siswa. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui,

sebanyak 25,9% siswa selalu berusaha mengumpulkan tugas tepat waktu, namun

banyak siswa yang mengumpulkan kadang tepat waktu kadang tidak tepat sebanyak

57,4%, di samping itu ada juga siswa yang mengumpulkan tidak tepat waktu

sebanyak 3,7% (hasil jawaban angket no. 2).

Bertanya merupakan salah satu cara untuk mengetahui sesuatu yang belum

dimengerti ataupun belum dipahami, namun tidak semua siswa berani bertanya

terutama terhadap guru. Terlihat dari hasil penelitian, sebanyak 44,4% siswa kadang-

kadang bertanya untuk materi yang belum/tidak dipahami dan 9,3% yang selalu

bertanya untuk hal yang belum dipahami (hasil jawaban angket no. 3). Menambah

jam belajar menumbuhkan kesadaran siswa untuk berusaha memperbaiki ketika

mendapatkan nilai yang jelek. Namun masih banyak siswa yang kadang-kadang

menambah jam belajar akuntansi ketika mendapat nilai akuntansi jelek sebanyak

38,9%, dan 29,6% siswa tidak pernah menambah jam belajar akuntansi. Hanya 25,9%

siswa yang selalu menambah jam belajar akuntansi (hasil jawaban angket no.4).

Terdapat 22,2% siswa selalu mengerjakan soal-soal pada saat guru

berhalangan hadir, 46,3% siswa kadang-kadang mengerjakan soal-soal namun masih

ada siswa yang tidak pernah mengerjakan soal-soal sebanyak 9,3% (hasil jawaban

angket no. 5). Pekerjaan rumah merupakan tugas yang harus dikerjakan di rumah
74

meskipun tidak memiliki buku referensi. Sebanyak 57,4% siswa kadang-kadang

mengerjakan di sekolah, 18,5% siswa selalu mengerjakan di sekolah dan yang tidak

pernah mengerjakan di sekolah sebanyak 7,4% (hasil jawaban angket no. 6).

2. Keinginan Untuk Sukses

Keinginan untuk sukses dalam belajar akuntansi dapat dilihat dari distribusi

frekuensi pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Keinginan Untuk Sukses

No Kriteria Frekuensi %
1 Sangat tinggi 4 7,4
2 Tinggi 6 11,1
3 Rendah 27 50
4 Sangat rendah 17 31,5
Jumlah 54 100

Terlihat pada Tabel 4.4 sebanyak 11,1% siswa mempunyai keinginan untuk

sukses yang tinggi dan 7,4% sangat tinggi dalam belajar akuntansi, selebihnya 50%

siswa mempunyai keinginan untuk sukses yang rendah dan 31,5% sangat rendah.

Penjelasan yang disampaikan guru dalam mengajar sangat terbatas, untuk

memperoleh pengetahuan lebih dibutuhkan kemauan siswa untuk belajar mandiri.

Sebanyak 18,5% siswa selalu mempelajari kembali materi yang diberikan guru,

meskipun demikian sebanyak 63% siswa kadang-kadang mempelajari kembali materi

yang diberikan guru (hasil jawaban angket no. 7). Sebelum pelaksanaan ulangan

hampir semua siswa mempersiapkan diri dengan belajar, namun penguasaan tiap

individu berbeda-beda, hal ini bisa disebabkan karena banyak faktor antara lain

tingkat kecerdasan dan kesungguhan dalam belajar. Sebanyak 22,2% siswa selalu
75

mempelajari materi ulangan jauh hari sebelum menghadapi ulangan akuntansi,

sebanyak 11,1% sering mempelajari materi sebelum menghadapi ulangan akuntansi

sedangkan 51,9% siswa kadang-kadang mempelajari materi sebelum menghadapi

ulangan akuntansi (hasil jawaban angket no. 8).

Buku referensi merupakan salah satu penunjang dalam belajar. Sebanyak

11,1% siswa mempunyai lebih dari dua buku, 31,5% mempunyai dua buku dan 37%

siswa mempunyai satu buku. Namun masih ada siswa yang tidak mempunyai buku

sebanyak 20,4% (hasil jawaban angket no. 9). Perpustakaan merupakan tempat yang

mendukung kegiatan belajar mengajar karena mempunyai banyak buku yang dapat

digunakan siswa dalam menambah pengetahuan. Berdasarkan hasil penelitian

sebanyak 46,3% kadang-kadang meminjam buku di perpustakaan, 9,3% selalu

meminjam dan 40,7% tidak pernah meminjam (hasil jawaban angket no. 10).

3. Suka Bekerja Keras

Suka bekerja keras dalam belajar akuntansi dapat dilihat dalam distribusi

frekuensi pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Suka Bekerja Keras

No Kriteria Frekuensi %
1 Sangat tinggi 4 7,4
2 Tinggi 24 44,4
3 Rendah 21 38,9
4 Sangat rendah 5 9,3
Jumlah 54 100

Terlihat pada Tabel 4.5, sebanyak 38,9% siswa mempunyai sifat suka bekerja

keras rendah dalam mempelajari akuntansi, 9,3% siswa bahkan mempunyai sifat suka
76

bekerja keras sangat rendah, namun masih ada 44,4% yang suka bekerja keras dalam

belajar akuntansi, dan 7,4% bahkan sangat tinggi.

Untuk meningkatkan prestasi belajar dengan mendapatkan nilai yang

diharapkan siswa harus memperbanyak waktu belajar. Berdasarkan hasil penelitian

sebanyak 3,7% siswa mempunyai sifat suka bekerja keras dengan menambah waktu

belajar lebih dari 2 jam, 16,7% siswa sering menambah waktu lebih dari 2 jam,

selebihnya 66,7% siswa kadang-kadang dan 13% siswa tidak pernah (jawaban angket

no. 11). Setelah mendapatkan pelajaran akuntansi 16,7% siswa selalu berlatih

mengerjakan soal-soal lebih dari 10 soal dalam satu minggu, 53,7% siswa kadang-

kadang, dengan mengerjakan 1-5 soal dalam satu minggu dan 20,4% tidak pernah

mengerjakan soal-soal akuntansi (jawaban angket no. 12).

Untuk mengerjakan tugas kelompok diperlukan kerjasama, 48,1% siswa

mengerjakan bersama (jawaban angket no. 13 ). Mengerjakan tugas diperlukan

konsentrasi, terlihat dari hasil penelitian 42,6% siswa selalu menolak ajakan teman

untuk bermain, 13% sering menolak, 29,6% kadang-kadang dan selebihnya sebanyak

9,3% siswa tidak pernah menolak (jawaban angket no. 14).

Keinginan untuk belajar hendaknya berasal dari kesadaran diri sendiri. Namun

peran orang tua siswa juga dibutuhkan dalam mendorong untuk belajar. Berdasarkan

hasil penelitian sebanyak 14,8% siswa belajar sendiri, 13% kadang-kadang, dan

61,1% siswa sering. Tetapi sebanyak 11,1% tidak pernah belajar dengan sendirinya

melainkan disuruh orang tua (jawaban angket no. 15).


77

4. Berorientasi Jauh ke Depan

Data tentang berorientasi jauh ke depan dapat dilihat dalam tabel distribusi

frekuensi pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Berorientasi Jauh ke Depan

No Kriteria Frekuensi %
1 Sangat tinggi 24 44,4
2 Tinggi 9 16,7
3 Rendah 16 29,6
4 Sangat rendah 5 9,3
Jumlah 54 100

Berdasarkan Tabel 4.6 sebanyak 44,4% siswa sangat berorientasi jauh ke

depan terhadap mata pelajaran akuntansi, 16,7% tinggi, 29,6% masih rendah dan

bahkan 9,3% sangat rendah.

Target nilai tertinggi di atas rata-rata merupakan harapan setiap siswa.

Berdasarkan hasil penelitian 53,7% siswa selalu berkeinginan mendapatkan nilai

tertinggi. Sebanyak 9,3% siswa sering mempunyai target dan 31,5% siswa kadang-

kadang. Sedangkan selebihnya 5,6% siswa tidak pernah mempunyai target untuk

mendapatkan nilai tertinggi karena menganggap mata pelajaran akuntansi tidak

penting (jawaban angket no. 16). Keinginan siswa untuk melanjutkan ke perguruan

tinggi termasuk sangat tinggi yaitu sebanyak 51,9% siswa, namun masih ada siswa

yang tidak mempunyai keinginan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi sebanyak

11,1% siswa (jawaban angket no. 17).


78

4.2.1.2 Analisis Deskriptif Metode Pembelajaran

Gambaran tentang metode pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 4.7

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Metode Pembelajaran

No Kriteria Frekuensi %
1 Sangat baik 6 11,1
2 Baik 28 51,9
3 Kurang baik 18 33,3
4 Tidak baik 2 3,7
Jumlah 54 100

Terlihat pada Tabel 4.7 sebanyak 33,3% siswa mengatakan metode

pembelajaran yang digunakan guru kurang baik dan 51,9% mengatakan baik. Dari

data tersebut hanya 11,1% siswa yang mengatakan metode pembelajaran yang

digunakan guru sangat baik. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada

kegiatan untuk mendidik belajar sendiri, menumbuhkan keinginan belajar lebih

lanjut, meniadakan verbalitas, dan kesempatan mewujudkan hasil karya.

1. Mendidik Belajar Sendiri

Data tentang mendidik belajar sendiri dapat dilihat dalam tabel distribusi

frekuensi pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Mendidik Belajar Sendiri

No Kriteria Frekuensi %
1 Sangat baik 19 35,2
2 Baik 26 48,1
3 Kurang baik 6 11,1
4 Tidak baik 3 5,6
Jumlah 54 100
79

Terlihat pada Tabel 4.8 ternyata 48,1% atau 26 siswa merasa bahwa metode

yang digunakan guru mendidik siswa untuk belajar sendiri dalam kategori baik,

bahkan 35,2% siswa menyatakan dalam kategori sangat baik. Sedangkan 11,1% siswa

menyatakan termasuk dalam kategori kurang baik serta 5,6% tidak baik. Hal ini

menunjukkan bahwa metode mengajar sudah baik karena metode yang digunakan

dapat mendidik siswa untuk belajar dengan teknik sendiri dalam mendapatkan

pengetahuan.

Berdasarkan data yang diperoleh ternyata 42,6% siswa menyatakan guru

sering memberikan latihan soal setelah menjelaskan materi, 44,4% siswa menyatakan

selalu diberikan latihan soal karena guru menginginkan setiap siswa dapat

mengerjakan sendiri sesuai dengan kemampuan masing-masing, sedangkan 7,4%

siswa menyatakan kadang-kadang (jawaban angket no. 18). Meringkas materi yang

telah diberikan pada saat di sekolah memberikan kemudahan untuk mengingat materi.

Sebanyak 46,3% siswa sering meringkas, 13% siswa kadang-kadang meringkas

namun masih ada 1,9% siswa yang tidak pernah meringkas karena mengganggap

meringkas tidak penting (jawaban angket no. 19). Sebanyak 63% siswa menyatakan

kadang-kadang langsung mengerjakan soal yang diberikan guru meskipun belum

pernah dijelaskan, 25,9% sering langsung mengerjakan soal, 7,4% siswa selalu

mengerjakan dan 3,7% siswa tidak pernah langsung mengerjakan soal karena malas

harus mempelajari materi terlebih dahulu kemudian baru mengerjakan soal (jawaban

angket no. 20).


80

2. Menumbuhkan Keinginan Belajar Lebih Lanjut

Data tentang menumbuhkan keinginan belajar lebih lanjut dapat dilihat dalam

distribusi frekuensi pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Menumbuhkan Keinginan Belajar Lebih Lanjut

No Kriteria Frekuensi %
1 Sangat baik 8 14,8
2 Baik 31 57,4
3 Kurang baik 14 25,9
4 Tidak baik 1 1,9
Jumlah 54 100

Terlihat pada Tabel 4.9 sebanyak 57,4% siswa menyatakan bahwa

menumbuhkan keinginan belajar lebih lanjut dalam kategori baik, bahkan 14,8%

termasuk dalam kategori sangat baik, 25,9% kategori kurang baik. Selebihnya siswa

menyatakan kategori tidak baik sebanyak 1,9% siswa. Berdasarkan data di atas berarti

metode yang digunakan dapat merangsang keinginan siswa untuk melakukan

eksplorasi dan inovasi dalam belajar.

Berdasarkan hasil respon siswa tentang pemahaman materi yang disampaikan

guru menunjukkan bahwa 27,8% siswa merasa kurang paham karena cara

penyampaian materi terlalu cepat, sedangkan sebanyak 61,1% siswa merasa paham

(jawaban angket no. 21). Sebanyak 42,6% siswa menyatakan guru sering

menyampaikan materi akuntansi dengan jelas dan detail dan bahkan 33,3% siswa

menyatakan selalu (jawaban angket no. 22). Metode ceramah yang digunakan guru

dalam mengajar akuntansi menurut 24,1% siswa jelas dan 40,7% siswa kurang jelas
81

karena dalam memberi penjelasan terlalu cepat sehingga tidak langsung dapat

dimengerti oleh siswa (jawaban angket no. 23).

Menurut persepsi 22,2% siswa, guru kadang-kadang memberikan latihan soal

untuk dikerjakan di rumah. Sebanyak 46,3% siswa menyatakan selalu memberikan

latihan soal agar siswa terus berlatih untuk memecahkan persoalan-persoalan yang

beragam tetapi ada 1,9% siswa yang menyatakan tidak pernah (jawaban angket no.

24). Menurut 53,7% siswa menyatakan tugas-tugas akuntansi yang diberikan guru

kurang membantu dalam belajar akuntansi karena tugas yang diberikan kurang

bervariasi sehingga siswa hanya dapat mengerjakan soal yang tingkatnya biasa-biasa

saja (jawaban angket no. 25).

3. Meniadakan Verbalitas

Data tentang meniadakan verbalitas dapat dilihat dalam distribusi frekuensi

Tabel 4.10.

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Meniadakan Verbalitas

No Kriteria Frekuensi %
1 Sangat baik 18 33,3
2 Baik 19 35,2
3 Kurang baik 11 20,4
4 Tidak baik 6 11,1
Jumlah 54 100

Terlihat pada Tabel 4.10 sebanyak 33,3% siswa merasa bahwa metode yang

digunakan untuk meniadakan verbalitas dalam kategori sangat baik, 35,2% dalam

kategori baik dan 20,4% masuk dalam kategori kurang baik, selebihnya 11,1% dalam

kategori tidak baik. Berdasarkan data di atas sebanyak 40,7% siswa menyatakan guru
82

selalu menggunakan alat peraga dalam menyajikan materi terbukti pada saat materi

kompetensi mengelola bukti transaksi. Sedangkan 31,5% siswa menyatakan kadang-

kadang dan selebihnya 7,4% siswa menyatakan tidak pernah (jawaban angket no. 26).

Pada saat penyampaian materi menurut persepsi 13% siswa guru kadang-

kadang mendemonstrasikan dulu dengan contoh soal sehingga lebih memperjelas

bagaimana sistematika pengerjaan latihan soal. Sebanyak 63% siswa menyatakan

selalu mendemonstrasikan tetapi ada 5,6% siswa yang menyatakan tidak pernah

(jawaban angket no. 27). Menurut 27,8% siswa guru kadang-kadang mengaitkan

materi dengan kehidupan sehari-hari terbukti pada kurangnya kreatifitas guru dalam

menerapkan pelajaran yang sedang dibahas sehingga lebih banyak langsung

menerangkan materi (jawaban angket no. 28).

4. Kesempatan Mewujudkan Hasil Karya

Data tentang kesempatan mewujudkan hasil karya dapat dilihat dalam

distribusi frekuensi pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Kesempatan Mewujudkan Hasil Karya

No Kriteria Frekuensi %
1 Sangat baik 3 5,6
2 Baik 5 9,3
3 Kurang baik 24 44,4
4 Tidak baik 22 40,7
Jumlah 54 100

Terlihat pada Tabel 4.11 sebanyak 9,3% siswa menyatakan bahwa

kesempatan mewujudkan hasil karya dalam kategori baik, 5,6% siswa dalam kategori

sangat baik dan 44,4% siswa dalam kategori kurang baik, selebihnya 40,7% siswa
83

menyatakan dalam kategori tidak baik. Berdasarkan pada tabel 4.11 berarti tindakan

guru untuk memberikan kesempatan mewujudkan hasil karya siswa dalam kategori

kurang baik.

Ditinjau dari pertanyaan yang diajukan guru setelah berceramah sebanyak

57,4% siswa menyatakan kadang-kadang mencoba menjawab dan 29,6% siswa tidak

pernah menjawab (jawaban angket no. 29). Berkaitan dengan soal-soal akuntansi,

sebanyak 68,5% siswa menyatakan kadang-kadang mengerjakan di depan kelas

karena mereka masih mempunyai rasa takut terhadap guru bila salah mengerjakan

soal (jawaban angket no. 30).

Sebanyak 40,7% siswa menyatakan bahwa tugas yang diberikan guru kadang-

kadang dikumpulkan, sedangkan 24,1% siswa menyatakan sering dikumpulkan agar

siswa terlatih dengan soal-soal akuntansi (jawaban angket no. 31). Metode-metode

yang digunakan guru dalam mengajar bermacam-macam, diskusi merupakan salah

satunya. Metode ini digunakan untuk menarik perhatian siswa untuk berbicara.

Sebanyak 38,9% siswa kadang-kadang berani mengemukakan pendapat dalam

diskusi tetapi masih ada 35,2% siswa yang tidak pernah berpendapat (jawaban angket

no. 32).

4.2.2 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas Data

Normalitas data dilihat dari grafik normal P-P plot dengan bantuan program

SPSS release 12.0. Apabila titik-titik mendekati garis diagonal, dapat disimpulkan

bahwa data berdistribusi normal.


84

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: Prestasi Belajar


1.0

0.8

Expected Cum Prob


0.6

0.4

0.2

0.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob

Gambar 4.1 Normal P-P Plot Regresi

Terlihat bahwa titik yang terbentuk mendekati garis diagonal, yang berarti

data berdistribusi normal. Uji normalitas dapat dihitung dengan uji One Sample

Kolmogorov-Smirnov Test. Jika asymp sig. > 0,05 maka data berdistribusi normal.

Dari data hasil penelitian di atas diperoleh asymp signifikansi (2-tailed) untuk

motivasi belajar 0,815 dan metode pembelajaran sebesar 0,989 > 0,05 yang berarti

data berdistribusi normal. Hasil lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.12.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang

sempurna antara variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi antara variabel bebas. Model regresi yang bebas dari multikolinearitas dapat

dilihat jika memiliki nilai VIF di bawah 10 dan nilai tolerance di atas 0,1.

Terlihat pada hasil output SPSS release 12.0, nilai VIF untuk variabel bebas

sebesar 2,028 sangat jauh dari 10 dan nilai tolerance 0,493. Dengan demikian dapat
85

disimpulkan tidak ada multikolinearitas dalam regresi. Hasil lengkapnya dapat dilihat

pada Tabel 4.12.

3. Uji Heteroskedastisitas

Model regresi selain harus berdistribusi normal dan tidak mengandung

multikolinearitas juga harus memenuhi syarat tidak adanya heteroskedastisitas.

Pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat dari scatter plot, apabila titik-titik yang

membentuk suatu pola tertentu yang teratur berarti mengandung heteroskedastisitas.

Sebaliknya apabila titik-titik yang terbentuk tidak teratur dan berada di atas maupun

di bawah angka nol pada sumbu vertikal, dapat disimpulkan bahwa regresi tidak

mengandung heteroskedastisitas.

Scatterplot

Dependent Variable: Prestasi Belajar

5
Regression Studentized Residual

-1

-2

-3 -2 -1 0 1 2
Regression Standardized Predicted Value

Gambar 4.2 Pola Scatterplot Uji Heteroskedastisitas


86

Terlihat pada grafik di atas ternyata titik-titik tersebar tidak teratur dan tidak

membentuk pola yang teratur, serta berada di atas maupun di bawah angka nol sumbu

vertikal, yang berarti model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas. Pengujian

heteroskedastisitas dapat dilihat pula dari uji Glejser untuk meregres nilai absolute

residual terhadap variabel bebas.

Dari uji statistik SPSS dengan jelas menunjukkan bahwa tidak ada satupun

variabel bebas yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat nilai

Absolute Ut (AbsUt). Dengan melihat nilai signifikan 0,320 untuk variabel motivasi

belajar dan 0,161 untuk variabel metode pembelajaran berada di atas tingkat

kepercayaan 5% dapat disimpulkan bahwa tidak ada heteroskedastisitas. Lebih

lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.12.

Dari uji asumsi klasik di atas, dapat disimpulkan bahwa model regresi yang

diperoleh efektif digunakan untuk menyatakan pengaruh motivasi belajar dan metode

pembelajaran terhadap prestasi belajar akuntansi.

Tabel 4.12 Hasil Uji Asumsi Klasik

Variabel Normalitas Multikolinearitas Heteroskedastisitas


Penelitian Sig. Arti VIF Arti Sig. Arti
Motivasi
0,815 Normal 2,028 Tidak ada 0,320 Tidak ada
Belajar
Metode
0,989 Normal 2,028 Tidak ada 0,161 Tidak ada
Pembelajaran
Prestasi
0,401 Normal - - - -
Belajar
87

4.2.3 Uji Hipotesis

1. Analisis Regresi Berganda

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi ganda

dengan variabel bebasnya motivasi belajar (X1) dan metode pembelajaran (X2) dan

sebagai variabel terikatnya adalah prestasi belajar (Y). Dalam analisis tersebut

diperoleh koefisien-koefisien regresi pembentuk persamaan regresi, koefisien korelasi

ganda yang diuji keberartiannya dengan menggunakan uji F dan koefisien korelasi

parsial yang diuji keberartiannya dengan menggunakan uji t.

Tabel 4.13 Analisis Regresi Motivasi Belajar dan Metode Pembelajaran Terhadap

Prestasi Belajar

Keterangan Hasil analisis


Konstanta 4,442
Koefisien regresi motivasi belajar (a1) 0,034
Koefisien regresi metode pembelajaran (a2) 0,037
Fhitung 168,554
R 0,932
R2 0,869
thitung motivasi belajar 7,335
thitung metode pembelajaran 6,598
r parsial motivasi belajar 0,716
r parsial metode pembelajaran 0,679
Sumber : data setelah diolah

Dari tabel tersebut dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 4,442 + 0,034 X1 + 0,037 X2


88

2. Uji Bersama-sama

Hasil uji bersama-sama untuk menguji terdapatnya pengaruh motivasi belajar

dan metode pembelajaran secara bersama-sama terhadap prestasi belajar dapat dilihat

pada Tabel 4.14.

Tabel 4.14 Hasil Uji Bersama-sama

ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 16.458 2 8.229 168.554 .000a
Residual 2.490 51 .049
Total 18.948 53
a. Predictors: (Constant), Metode Pembelajaran, Motivasi Belajar
b. Dependent Variable: Prestasi Belajar

Terlihat dari Tabel 4.14, nilai F hitung sebesar 168,554. Pada taraf

signifikansi 5% dengan dk 1 = 2 dan dk 2 = 51 diperoleh F tabel = 3,179. Nilai

Fhitung>Ftabel yang berarti hipotesis 1 diterima yang menyatakan terdapat pengaruh

motivasi belajar dan metode pembelajaran terhadap prestasi belajar.

3. Uji Parsial

Hasil regresi ganda menggunakan bantuan program SPSS release 12.0 dapat

dilihat pada Tabel 4.15. Terlihat nilai koefisien regresi untuk variabel motivasi belajar

0,034 dan untuk variabel metode pembelajaran sebesar 0,037 serta konstanta sebesar

4,442. Dari perhitungan tersebut menunjukkan bahwa setiap kenaikan motivasi

belajar satu poin akan diikuti kenaikan prestasi belajar sebesar 0,034 dan setiap
89

terjadi kenaikan metode pembelajaran satu poin akan diikuti kenaikan prestasi belajar

sebesar 0,037.

Tabel 4.15 Hasil Uji Parsial

Coefficientsa

Model
1
Motivasi Metode
(Constant) Belajar Pembelajaran
Unstandardized B 4.442 .034 .037
Coefficients Std. Error .165 .005 .006
Standardized Coefficients Beta .530 .477
t 26.997 7.335 6.598
Sig. .000 .000 .000
Correlations Zero-order .870 .854
Partial .716 .679
Part .372 .335
Collinearity Statistics Tolerance .493 .493
VIF 2.028 2.028
a. Dependent Variable: Prestasi Belajar

Koefisien-koefisien regresi tersebut diuji keberartiannya menggunakan uji

parsial diperoleh thitung untuk variabel motivasi belajar sebesar 7,335. Pada taraf

signifikansi 5% dengan dk = n-k-1 = 54-2-1 diperoleh ttabel = 1,675. Terlihat bahwa

nilai thitung > ttabel yang berarti hipotesis 2 yang menyatakan terdapat pengaruh

motivasi belajar terhadap prestasi belajar diterima. Hasil uji parsial untuk variabel

metode pembelajaran sebesar 6,598 yang jauh lebih besar dari pada ttabel yang berarti

hipotesis 3 diterima yang menyatakan terdapat pengaruh metode pembelajaran

terhadap prestasi belajar.


90

4. Besarnya Kontribusi Motivasi Belajar dan Metode Pembelajaran terhadap

Prestasi Belajar.

Kontribusi motivasi belajar dan metode pembelajaran terhadap prestasi belajar

dapat dilihat dari koefisien determinasi parsial maupun bersama-sama, seperti pada

Tabel 4.16.

Tabel 4.16 Kontribusi Motivasi Belajar dan Metode Pembelajaran terhadap Prestasi
Belajar.
Kontribusi R R2
Motivasi belajar terhadap prestasi belajar 0,716 51,3%
Metode pembelajaran terhadap prestasi belajar 0,679 46,1%
Motivasi belajar dan metode pembelajaran terhadap prestasi 0,932 86,9%
belajar.

Terlihat pada Tabel 4.16, besarnya kontribusi motivasi belajar secara parsial

terhadap prestasi belajar mencapai 51,3%, kontribusi metode pembelajaran mencapai

46,1%. Secara bersama-sama motivasi belajar dan metode pembelajaran memberikan

kontribusi terhadap prestasi belajar sebesar 86,9%. Berdasarkan data ini menunjukkan

bahwa motivasi belajar lebih dominan memberikan kontribusi terhadap prestasi

belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.

4.3 Pembahasan

Berdasarkan data yang diperoleh ternyata sebagian besar motivasi belajar

siswa termasuk dalam kategori sangat tinggi dan tinggi. Sebanyak 5,6% siswa dalam

kategori sangat tinggi dan 46,3% siswa dalam kategori tinggi, namun 40,7% siswa

yang masih dalam kategori rendah. Berdasarkan hasil analisis regresi menunjukkan
91

bahwa motivasi belajar akuntansi berpengaruh positif terhadap prestasi belajar yang

dicapai. Tinggi rendahnya prestasi belajar yang telah dicapai dan dipengaruhi oleh

motivasi belajar siswa sebesar 51,3%. Jika dibandingkan dengan metode

pembelajaran, motivasi belajar mempunyai pengaruh yang cukup tinggi terhadap

prestasi belajar akuntansi. Hal ini menunjukkan bahwa tinggi rendahnya prestasi

belajar lebih dipengaruhi oleh tinggi rendahnya motivasi belajar siswa. Dengan kata

lain prestasi belajar siswa yang belum optimal ini cenderung dipengaruhi oleh kurang

optimalnya motivasi belajar siswa.

Siswa yang tekun menghadapi tugas termasuk sangat tinggi yaitu sebanyak

13% siswa selebihnya 37% siswa tinggi dan 37% siswa rendah. Tingginya ketekunan

siswa ini dapat mempengaruhi prestasi yang diperoleh siswa. Ditinjau dari keinginan

untuk sukses ternyata 11,1% siswa dalam kategori tinggi, namun masih ada 50%

siswa dalam kategori rendah. Dari data ini menunjukkan bahwa perlu ada perubahan

pada diri siswa untuk meningkatkan sifat tekun menghadapi tugas dalam belajar

akuntansi. Kondisi dapat ditingkatkan melalui usaha guru dengan penugasan serta

memberi penilaian tidak hanya hasil namun dilihat pula kedisiplinannya.

Cara ini merupakan salah satu bentuk motivasi agar siswa lebih tekun

menghadapi tugas. Satu hal yang sudah baik yaitu suka bekerja keras. Sebanyak

44,4% siswa mempunyai suka bekerja keras dalam belajar akuntansi. Berorientasi

jauh ke depan juga mendukung dalam proses belajar mengajar, terbukti dari data

sebanyak 44,4% siswa dalam kategori sangat tinggi untuk berorientasi jauh ke depan

dalam mempelajari akuntansi, 16,7% siswa dalam kategori tinggi hanya 29,6% siswa
92

dalam kategori kurang tinggi. Menurut Mc. Donald yang dikutip oleh Sardiman

(2006: 73) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai

dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

Motivasi juga diartikan sebagai serangkaian usaha menyediakan kondisi-kondisi

tertentu, sehingga orang itu mau dan ingin melakukan sesuatu. Motivasi dalam proses

belajar dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa

untuk menimbulkan proses belajar yang menjamin kelangsungan dan kegiatan belajar

yang memberi arah kepada proses belajar itu dalam mencapai tujuan .

Lebih lanjut menurut Sardiman (2006: 85) ”menjelaskan tentang motivasi

yaitu mendorong manusia untuk berbuat”. Dalam hal ini motivasi merupakan motor

penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan, menentukan arah perbuatan

yaitu ke arah tujuan yang hendak dicapai dengan demikian motivasi dapat

memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan

tujuannya. Dengan adanya motivasi belajar akuntansi yang baik, berarti adanya

dorongan untuk mempelajari akuntansi dengan baik serta mempunyai arah yang jelas

untuk mencapi tujuan yang dicapai. Secara umum motivasi sangat penting dalam

proses belajar mengajar, karena motivasi dapat mendorong siswa untuk melakukan

aktivitas-aktivitas tertentu yang berhubungan dengan proses belajar mengajar.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pembelajaran yang

dilakukan guru SMK Pelita Nusantara 1 Semarang dalam kategori baik sehingga

mendukung proses belajar mengajar mata pelajaran akuntansi. Sebanyak 11,1% siswa

menyatakan bahwa metode pembelajaran akuntansi sangat baik, serta 51,9% siswa
93

menyatakan dalam kategori baik. Meskipun sebagian besar siswa telah merasa baik

namun ada 33,3% siswa yang menyatakan kurang baik dan bahkan 3,7% siswa

menyatakan tidak baik. Hal ini menunjukkan bahwa diperlukan adanya tindakan

untuk mendidik belajar sendiri, menumbuhkan keinginan belajar lebih lanjut,

meniadakan verbalitas, dan kesempatan mewujudkan hasil karya. Dari hasil analisis

data penelitian ternyata prestasi belajar yang dicapai siswa belum optimal karena

sebagian masih belum memenuhi standar ketuntasan (kurang dari 7,00) dan sebagian

lainnya dalam kategori tuntas dengan nilai di atas 7,00. Berdasarkan analisis regresi

ternyata tinggi rendahnya prestasi belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh

metode pembelajaran sebesar 46,1%. Ini membuktikan bahwa metode pembelajaran

tidak begitu dominan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Jadi prestasi belajar yang

kurang optimal tidak sepenuhnya karena metode pembelajaran yang kurang optimal.

Perbaikan dalam menerapkan metode-metode yang akan digunakan dalam proses

belajar mengajar sangat diperlukan sehingga prestasi yang dicapai siswa dapat

meningkat dengan adanya metode yang tepat dan mempermudah siswa memahami

pelajaran.

Menurut Djamarah (2002: 84) metode mengajar adalah strategi pengajaran

untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan memanfaatkan metode yang akurat,

guru akan mencapai tujuan pengajaran. Ketika tujuan dirumuskan agar anak didik

memiliki ketrampilan tertentu, maka metode yang digunakan harus disesuaikan

dengan tujuan. Jadi guru sebaiknya menggunakan metode yang dapat menunjang

kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat dijadikan alat yang efektif untuk mencapai
94

tujuan pengajaran. Jadi pada dasarnya metode pembelajaran adalah cara-cara

pembelajaran yang digunakan guru untuk mencapai tujuan dalam kegiatan belajar,

semakin baik metode yang diterapkan dalam pembelajaran maka prestasi akan tinggi

serta semakin optimal belajarnya.

Ditinjau dari mendidik belajar sendiri, menurut pendapat 35,2% siswa

menyatakan tindakan guru untuk mendidik siswa belajar sendiri sangat baik, 48,1%

siswa menyatakan baik sedangkan 11,1% siswa menyatakan kurang baik dan

selebihnya 5,6% siswa menyatakan dalam kategori tidak baik. Tindakan guru seperti

ini tergolong baik karena siswa dituntun untuk mempelajari sendiri materi yang

belum diajarkan. Sehingga siswa akan berusaha untuk memecahkan sendiri persoalan

yang mereka temui.

Jika dilihat dari kegiatan untuk menumbuhkan keinginan belajar lebih lanjut,

57% siswa sudah menyatakan baik namun masih ada 25,9% siswa yang menyatakan

kurang baik. Ini menunjukkan bahwa dalam menumbuhkan keinginan belajar lebih

lanjut metode yang digunakan sudah optimal sehingga siswa mengerti tentang

pelajaran yang disampaikan dan ingin memperdalam materi tersebut dengan lebih

banyak mempelajarinya. Belajar akuntansi dibutuhkan banyak latihan sehingga

metode yang dipakai harus disesuaikan dengan materi.

Untuk memperdalam pemahaman tentang materi, diharapkan tidak terjadi

verbalitas. Berdasarkan data yang diperoleh 35,2% siswa menyatakan meniadakan

verbalitas dalam pembelajaran akuntansi dalam kategori baik, bahkan 33,3% siswa

menyatakan sangat baik. Hal ini dikarenakan guru banyak menggunakan alat peraga,
95

mendemonstrasikan dengan contoh soal dan penyampaian materi dikaitkan dengan

kehidupan sehari-hari. Kondisi ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi kepala

sekolah untuk memberikan pengarahan kepada guru dalam pengefektifan penggunaan

media belajar.

Berdasarkan pendapat 44,4% siswa tindakan guru memberikan kesempatan

mewujudkan hasil karya siswa masih dalam kategori kurang baik. Terlihat dari

pasifnya kegiatan belajar mengajar di kelas dan siswa masih merasa takut kepada

guru bila menyampaikan pendapatnya. Hal ini menjadi pertimbangan bagi guru untuk

lebih banyak menggunakan metode yang membuat siswa aktif di kelas.

Perubahan besar kecilnya prestasi yang dicapai oleh siswa dipengaruhi

metode pembelajaran sebesar 46,1%. Hal ini dapat dijadikan bukti bahwa bila metode

pembelajaran kurang baik maka akan berpengaruh terhadap prestasi belajar yang

kurang baik pula. Untuk itu diperlukan peningkatan efektifitas metode dalam

melaksanakan proses belajar mengajar.

Besarnya pengaruh motivasi belajar dan metode pembelajaran terhadap

prestasi belajar akuntansi secara bersama-sama adalah 86,9%. Sedangkan sisanya

yaitu 13,1% dipengaruhi oleh faktor yang lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini.

Dalam penelitian ini peneliti menyadari bahwa masih ada kelemahan

penelitian yaitu motivasi belajar dan metode pembelajaran tidak dapat mempengaruhi

secara langsung, akan tetapi melalui variabel perantara yaitu proses belajar.
96

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan

bahwa terdapatnya pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dan

metode pembelajaran terhadap prestasi belajar akuntansi. Hal tersebut

mengindikasikan adanya suatu kondisi apabila motivasi belajar dan metode

pembelajaran akuntansi baik maka prestasi belajar akuntansi akan mengalami

kenaikan.

1. Motivasi belajar dan metode pembelajaran siswa berpengaruh positif dan

signifikan terhadap prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas I jurusan akuntansi

SMK Pelita Nusantara 1 Semarang, ditunjukkan dari uji F diperoleh Fhitung

(168,554) > Ftabel (3,179).

2. Motivasi belajar siswa berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar

akuntansi pada siswa kelas I jurusan akuntansi SMK Pelita Nusantara 1

Semarang, ditunjukkan dari uji t diperoleh thitung (7,335) > ttabel (1,675).

3. Metode pembelajaran siswa berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi

belajar akuntansi pada siswa kelas I jurusan akuntansi SMK Pelita Nusantara 1

Semarang tahun, ditunjukkan dari uji t diperoleh thitung (6,598) > ttabel (1,675).

96
97

5.2 Saran

Saran yang dapat peneliti berikan dalam penelitian ini adalah:

1. Motivasi belajar yang dimiliki siswa sudah termasuk tinggi namun masih

dibutuhkan kemandirian dalam belajar, terbukti masih ada orang tua siswa yang

harus menyuruh anaknya untuk belajar. Dari kondisi ini disarankan guru

memberikan penugasan lebih agar siswa lebih bertanggungjawab untuk belajar.

2. Metode pembelajaran yang baik terhadap mata pelajaran akuntansi dapat terlihat,

namun kreatifitas siswa dalam hal keberanian untuk bertanya masih kurang

sehingga guru hendaknya lebih meningkatkan kemampuan keprofesionalannya

dalam menyampaikan materi dengan metode yang lebih efektif untuk menunjang

keberanian siswa untuk bertanya.


98

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Abu, dkk. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Ali, Mohammad. 1993. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa.

Anni, Chatarina Tri, dkk. 2006. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:


Rineka Cipta.

Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: CV. IKIP Semarang
Press.

. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri dkk. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta.

Ghozali, Imam. 2001. Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.

Hamalik, Oemar. 2005. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasbulah. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Hidayanti, Yatik. 2006. Pengaruh Motivasi, Metode Pembelajaran dan Lingkungan


terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas X SMAN 12
Semarang. UNNES: Skripsi.

Ibrahim, R. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Jusup, Haryono. 2001. Dasar-dasar Akuntansi. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu


Ekonomi YKPN.

Mappa, Syamsu. 1994. Teori Belajar Orang Dewasa. Jakarta: Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan.
99

Nasution. 2003. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta:
Bumi Aksara.

Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sardiman, AM. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.

Syafri, Sofyan Harahap. 2003. Teori Akuntansi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka


Cipta.

Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Sudjana, Nana. 2005. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.

Sukirman, dkk. 2006. Pengaruh Kesempatan Pembelajaran Organisasi, Kualitas


Pengajaran, Dan Orientasi Profesional Terhadap Hubungan Antara
Partisipasi Dosen Dalam Pengambilan Keputusan Dengan Hasil Belajar
Mahasiswa. Semarang: Jurusan Ekonomi.

Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta:
Grasindo.

Umar, Husein. 2005. Asset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.

You might also like