You are on page 1of 6

Doa Sayyidul Istighfar

Oleh Dr. Ahmad Zain An-Najah, M.A

Setelah kita mengetahui sebagian dari kekuatan istighfar, alangkah baiknya, jika kita
langsung mempraktekkan di dalam kehidupan kita sehari-hari, yaitu dengan mengetahui doa-
doa istighfar yang dicontohkan oleh Rosulullah saw dan yang disebutkan Allah swt di dalam
Al Qur’an.

Tentunya kita tidak sekedar menghafal doa-doa tersebut, namun harus dipahami dan
direnungi makna setiap lafadhnya, sekaligus mengetahui juga akan keutamaan dari doa-doa
tersebut.

Diantara doa-doa tersebut adalah :

Pertama : Doa Sayidul Istighfar (Doa Istighfar yang paling terkemuka)

‫أللهم أنت ربي ل إله ال أنت خلقتني وأنا عبدك وأنا على عهدك ووعدك ماأستطعت أعوذ بك من شر ماصنعت أبوأ لك‬
‫بنعمتك علي وأبوأ بذنبي فأغفر لي فإنه ليغفر الذنوب إل أنت‬

Dari Syadad bin Aus bahwasanya Rosulullah saw bersabda :”Sayidul Istighfar adalah anda
berdoa :”Ya Allah sesungguhnya Engkau adalah Rabb-ku, Tiada Ilah kecuali Engkau,
Engkau telah menciptakanku, sedang aku adalah hamba-Mu, aku akan berusaha memenuhi
janji-janjiku kepada-Mu sekuat tenagaku, aku berlindung kepada-Mu dari apa perbuatan
jelekku, aku mengakui akan nikmat-Mu yang Engkau berikan kepadaku dan aku mengakui
juga atas dosa yang pernah aku perbuat, maka ampunilah diriku, sesungguhnya tiada yang
mampu mengampuni dosa kecuali Engkau ya Allah.”(HR Bukhari, no : 6306)

Adapun arti dan makna dari doa sayidul istighfar di atas adalah sebagai berikut :

1. ”Ya Allah sesungguhnya Engkau adalah Rabb-ku,”. Maksudnya kita mengakui bahwa
Allah adalah pencipta dan pemelihara kita. Karena Rabb berarti : pencipta, pemilik dan
pemelihara. Pengakuan seperti ini disebut dengan”Tauhid Rububiyah”. Maka, doa itu kalau
kita panjangkan, kira-kira berbunyi begini :”Ya Allah sesungguhnya Engkau adalah Rabb-
Ku, Dzat Yang menciptakanku…dulu saya tidak ada, hanya dengan izin-Mu aku menjadi ada
dan masih hidup di dunia ini… Engkau adalah Rabb-ku, Dzat Yang memeliharaku…dulu aku
kecil, tidak bisa apa-apa dan tidak tahu apa-apa, hanya dengan Inayah dan Perhatian-Mu,
sehingga aku menjadi besar dan tahu banyak hal…Engkaulah Yang memberikan-ku rizki
sehingga sampai sekarang aku bisa makan dan minum….

2. Tiada Ilah kecuali Engkau, Maksudnya kita mengakui dan menyatakan bahwa di alam ini
tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah swt. Karena”Ilah”berarti : sesuatu yang
disembah , sesuatu yang dijadikan gantungan dan sandaran, sesuatu yang dituju dan dicari
ketika terjadi kesulitan. Pengakuan seperti ini disebut dengan”Tauhid Uluhiyah”. Jadi doa ini
kalau dipanjangkan kira-kira berbunyi :”Tiada yang berhak disembah dan dimintai kecuali
Engkau ya Allah…Aku tidak akan meminta hajat kecuali kepada-Mu ya Allah, tiada akan
meminta bantuan kecuali kepada-Mu ya Allah, tiada minta kesembuhan kecuali kepada-Mu
ya Allah, tiada memohon ampun kecuali kepada-Mu ya Allah, tiada memohon jalan keluar
dalam seluruh masalah kecuali kepadaMu ya Allah…

Inilah inti dari seluruh ibadat kita. Kita sholat, kita berpuasa, kita membayar zakat dan kita
melakukan ibadat haji…semuanya berisi ketundukan kepada Allah swt. Maka, tiada artinya
kita sholat tiap hari, tapi kita masih memohon perlindungan kepada selain Allah, kita masih
memberikan sesajen di pojok-pojok jalan, di bawah-bawah pohon beringin , di tepi-tepi
pantai selatan, di lereng-lereng gunung …yang tujuannya untuk kita persembahkan kepada
jin penunggu tempat-tempat tersebut.Tiada artinya kita haji sepuluh atau dua puluh kali,
tetapi kita masih datang ke dukun-dukun untuk meminta jodoh, meminta keturunan, meminta
pelaris dan meminta jabatan.

3. ”Engkau telah menciptakanku, sedang aku adalah hamba-Mu”…Engkau adalah Dzat


Yang menciptakan seluruh alam ini, aku hanyalah seorang hamba yang tidak mempunyai
kekuatan apa-apa, kecuali dengan bantuan-Mu..hamba yang tidak mempunyai apa-apa
kecuali dengan pemberian-Mu ya Allah.

4. ”Aku akan berusaha memenuhi janji-janjiku kepada-Mu dan membenarkan janji-janji-


Mu sekuat tenagaku .”

Al ‘Ahdu (Janji kita kepada Allah) adalah kita mengakui bahwa Allah adalah Rabb kita, kita
telah berjanji kepada Allah, bahwa kita akan melaksanakan seluruh perintah dan larangan-
Nya. Janji ini pernah kita sampaikan kepada Allah sewaktu kita berada di sulbi Adam,
sebagaimana yang pernah disampaikan Allah swt dalam friman-Nya :

‫شِهْدَنا َأن َتُقوُلوْا َيْوَم اْلِقَياَمِة ِإّنا‬


َ ‫ت ِبَرّبُكْم َقاُلوْا َبَلى‬
َ ‫س‬
ْ ‫سِهْم َأَل‬
ِ ‫عَلى َأنُف‬
َ ‫شَهَدُهْم‬
ْ ‫ظُهوِرِهْم ُذّرّيَتُهْم َوَأ‬
ُ ‫ك ِمن َبِني آَدَم ِمن‬
َ ‫خَذ َرّب‬
َ ‫وَِإْذ َأ‬
َ ‫غاِفِلي‬
‫ن‬ َ ‫ن َهَذا‬ ْ‫ع‬ َ ‫ُكّنا‬

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka
dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):”Bukankah Aku ini
Rabb-mu?”Mereka menjawab:”Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi.”(Kami
lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan:”Sesungguhnya kami
(bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”(Qs Al A’raf :
172)

Maka do’a tersebut kalau kita panjangkan maka berbunyi :”Ya Allah, aku dulu pernah
berjanji kepada-Mu sewaktu masih di sulbi Adam, untuk mentaati segala perintah-Mu dan
menjauhi segala larangan-Mu. Maka akan aku penuhi janjiku tersebut menurut kemampuan
dan kekuatanku ya Allah….

Adapun”al Wa’du”(Janji Allah kepada kita) adalah bahwa Allah akan memberikan pahala
bagi yang taat dan memberikan hukuman bagi yang bermaksiat. Maka doa itu kalau kita
panjangkan, maka bunyinya”Ya Allah aku juga membenarkan janji-Mu, bahwa Engkau akan
memberikan pahala bagi yang taat dan memberikan hukuman bagi yang bermaksiat, oleh
karena itu aku akan mentaatimu ya Allah dan meninggalkan larangan-larang-Mu menurut
kekuatan dan kemampuanku.”
5. ”Aku berlindung kepada-Mu dari apa perbuatan jelekku”

Kita harus selalu berlindung kepada Allah dari perbuatan jelek kita. Rosulullah saw sendiri
selalu mengajarkan kepada kita agar selalu berlindung kepada Allah dari kejahatan jiwa kita
dan kejelekan amalan kita. Ini sangat terlihat secara jelas di dalam setiap khutbahnya ketika
beliau berdo’a :

‫ونعوذ بال من شرور أنفسنا و سيئات أعمالنا‬

“Dan kami berlindung kepada Allah dari kejahatan jiwa kami dan kejelekan amalan kami”

Jiwa manusia selalu membisikan kejelekan, makanya kita dianjurkan untuk selalu berlindung
kepada Allah dari bisikannya, sebagaimana firman Allah swt melaui lisan istri pejabat yang
pernah merayu nabi Yusuf as :

‫حيٌم‬
ِ ‫غُفوٌر ّر‬
َ ‫ن َرّبي‬
ّ ‫ي ِإ‬
َ ‫حَم َرّب‬
ِ ‫ل َما َر‬
ّ ‫سوِء ِإ‬
ّ ‫لّماَرةٌ ِبال‬
َ ‫س‬
َ ‫ن الّنْف‬
ّ ‫سي ِإ‬
ِ ‫َوَما ُأَبّرىُء َنْف‬

“Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu
menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya
Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang Sesungguhnya jiwa ini selalu menyuruh
kejelekan”(Qs Yusuf : 53)

6. ”Aku mengakui akan nikmat-Mu yang Engkau berikan kepadaku.”

Nikmat yang diberikan Allah kepada kita sangat banyak sekali, karena banyaknya sehingga
kita tidak bisa menghitungnya, sebagaimana firman Allah swt :

‫ظُلوٌم َكّفاٌر‬
َ ‫ن َل‬
َ ‫سا‬
َ ‫لن‬
ِ ‫نا‬
ّ ‫صوَها ِإ‬
ُ ‫ح‬
ْ ‫ل ُت‬
َ ‫ل‬
ّ ‫تا‬
َ ‫سَأْلُتُموُه َوِإن َتعُّدوْا ِنْعَم‬
َ ‫ل َما‬
ّ ‫َوآَتاُكم ّمن ُك‬

“Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan
kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghitungnya.
Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)”(Qs Ibrahim
: 34)

Seorang hamba yang merasa dan mengakui adanya nikmat tersebut, tentunya akan terus
bersyukur …Kalau do’a tersebut dipanjangkan , maka akan berbunyi :”Ya Allah , aku
mengakui bahwa nikmat-Mu yang Engkau berikan kepadaku sangat banyak sekali, nikmat
kehidupan, tanpa ijin-Mu tidak mungkin aku bisa hidup di dunia ini…nikmat anggota badan
yang lengkap, seandainya saja salah satu anggota badan ini engkau cabut …ya Allah ,
tentunya aku akan mendapatkan kesusahan, terimakasih ya Allah atas nikmat ini…apa yang
harus aku balas ya Allah demi mensyukuri nikmat ini….begitu juga nikmat kesehatan yang
Engkau berikan kepadaku, sehingga aku bisa mengerjakan aktivitas sehari-hari dan bisa
bekerja dengan baik, jika kesehatan ini Engkau cabut ya Allah, tentunya aku akan
mendapatkan kesusahan…terimaksih ya Allah atas nikmat ini.”

7. ”Dan aku mengakui juga atas dosa yang pernah aku perbuat.”
Mengakui dosa merupakan syarat diterimanya sebuah istighfar dan taubat. Oleh karenanya,
orang yang berdoa harus merasa rendah dan hina di hadapan Allah…harus merasa bahwa
dirinya adalah makhluk yang berlumuran dosa dan maksiat…makhluk yang kecil yang tidak
mempunyai daya apa-apa. Sebaliknya dia harus mengakui bahwa Allah adalah Maha Suci,
Maha Perkasa, Dzat Yang Mampu melakukan apa saja…

Makanya, orang yang takabbur dan sombong jarang mau bertaubat, karena merasa dirinya
adalah makhluk yang suci dan tidak pernah salah. Orang seperti ini biasanya hatinya keras
dan kasar terhadap sesama. Berbeda dengan orang yang selalu mengucapkan dan merenungi
doa sayidul istighfar ini …hatinya selalu lembut… mudah menerima nasehat..mudah
terharu..mudah menangis…karena selalu ingat akan dosa-dosanya, dan yang paling penting
selalu beristighfar dan banyak bertaubat.

8. ”Maka ampunilah diriku, sesungguhnya tiada yang mampu mengampuni dosa kecuali
Engkau ya Allah.”

Ini adalah lafadh istighfar yang sebenarnya, adapun lafadh-lafdah sebelumnya adalah
muqaddimah atau pembuka lafadh istighfar ini.

Jadi, kalau kita perhatikan do’a sayidul istighfar ini, akan kita dapatkan bahwa muqaddimah
atau pembukanya jauh lebih panjang dari pada do’a istigfhar itu sendiri, kenapa harus
begitu ?

Pertama : Salah satu adab berdo’a adalah sebelum kita berdo’a atau memohon sesuatu kepada
Allah swt, hendaknya kita dahului dengan amal sholeh atau perbuatan baik, salah satu dari
amal sholeh adalah mengucapkan kalimat tauhid, atau menyatakan bahwa tiada Robb dan
Ilah yang berhak disembah kecuali Allah. Diantara amal sholeh juga adalah mengaku nikmat
Allah yang diberikan kepada kita dan mengaku dosa yang kita perbuat. Bahkan dalam
beberapa hadist disebutkan bahwa sebelum do’a, hendaknya didahului dengan mengucapkan
sholawat kepada nabi Muhammad saw….

Keutamaan Do’a Sayidul Istighfar

Do’a Sayidul Istighfar ini mempunyai keutamaan yang sangat besar sekali, yaitu orang yang
selalu membacanya dan memahaminya serta menyakini isinya akan dimasukkan ke dalam
syurga. Hal ini dinyatakan sendiri oleh Rosulullah saw dalam hadist berikutnya :

‫ ومن قالها من الليل وهو موقن بها فمات‬، ‫ومن قالها من النهار موقًنا بها فمات من يومه قبل أن يمسي فهو من أهل الجنة‬
‫ قبل أن يصبح فهو من أهل الجنة‬.

“Barangsiapa yang mengucapkan doa ini (yaitu doa sayidul istihgfar) pada siang hari dengan
menyakini isinya, kemudian mati pada hari itu, sebelum datang waktu sore, niscaya dia
termasuk ahli syurga. Dan barangsiapa yang membacanya pada malam hari dengan
menyakini isinya, kemudian dia mati sebelum datangnya pagi, niscaya dia termasuk ahli
syurga”(HR Bukhari, no : 6306)

Hadist di atas menjelaskan secara gambling bahwa barangsiapa yang mengucapkan atau
membaca doa sayidul istighfar dengan menyakini isinya, maka Allah akan memasukkannya
ke dalam syurga. Kenapa bisa begitu ?

Pertama : Karena dia sudah menyatakan ke –Esaan Allah (bertauhid) dari hatinya yang paling
dalam serta menyakini dengan seyakin-yakinnya bahwa tiada Ilah yang berhak disembah
kecuali Allah swt.

Kedua : Karena dia sudah beristighfar dan memohon ampun atas segala dosa-dosanya.

Ketiga : Setelah hatinya kosong dari dosa dan diisi dengan tauhid, tiba-tiba dia mati pada hari
itu juga, maksudnya dia belum sempat mengerjakan dosa-dosa lagi, maka tentunya orang
seperti ini termasuk ahli syurga. Sebagaimana yang disebutkan oleh Rosulullah saw :

‫من لقي ال تعالى ل يشرك به شيئًا دخل الجنة‬

“Barangsiapa yang bertemu dengan Allah dalam keadaan tidak menyekutukannya dengan
sesuatu, niscaya ia akan masuk syurga”(HR Ahmad)

Ini dikuatkan juga dengan hadist lain bahwasanya Rosulullah saw bersabda :

‫من كان آخر كلمه ل إله إل ال دخل الجنة‬

“Barangsiapa yang akhir dari perkataannya : La ilaha illahu , niscaya ia akan masuk syurga.”
‫أللهم أنت ربي ل إله ال أنت خلقتني وأنا عبدك وأنا على عهدك ووعدك‬
‫ماأستطعت أعوذ بك من شر ماصنعت أبوأ لك بنعمتك علي وأبوأ بذنبي فأغفر لي‬
‫فإنه ليغفر الذنوب إل أنت‬
Dari Syadad bin Aus bahwasanya Rosulullah saw bersabda :”Sayidul Istighfar adalah anda
berdoa :”Ya Allah sesungguhnya Engkau adalah Rabb-ku, Tiada Ilah kecuali Engkau,
Engkau telah menciptakanku, sedang aku adalah hamba-Mu, aku akan berusaha memenuhi
janji-janjiku kepada-Mu sekuat tenagaku, aku berlindung kepada-Mu dari apa perbuatan
jelekku, aku mengakui akan nikmat-Mu yang Engkau berikan kepadaku dan aku mengakui
juga atas dosa yang pernah aku perbuat, maka ampunilah diriku, sesungguhnya tiada yang
mampu mengampuni dosa kecuali Engkau ya Allah.”(HR Bukhari, no : 6306)

‫أللهم أنت ربي ل إله ال أنت خلقتني وأنا عبدك وأنا على عهدك ووعدك‬
‫ماأستطعت أعوذ بك من شر ماصنعت أبوأ لك بنعمتك علي وأبوأ بذنبي فأغفر لي‬
‫فإنه ليغفر الذنوب إل أنت‬
Dari Syadad bin Aus bahwasanya Rosulullah saw bersabda :”Sayidul Istighfar adalah anda
berdoa :”Ya Allah sesungguhnya Engkau adalah Rabb-ku, Tiada Ilah kecuali Engkau,
Engkau telah menciptakanku, sedang aku adalah hamba-Mu, aku akan berusaha memenuhi
janji-janjiku kepada-Mu sekuat tenagaku, aku berlindung kepada-Mu dari apa perbuatan
jelekku, aku mengakui akan nikmat-Mu yang Engkau berikan kepadaku dan aku mengakui
juga atas dosa yang pernah aku perbuat, maka ampunilah diriku, sesungguhnya tiada yang
mampu mengampuni dosa kecuali Engkau ya Allah.”(HR Bukhari, no : 6306)

‫أللهم أنت ربي ل إله ال أنت خلقتني وأنا عبدك وأنا على عهدك ووعدك‬
‫ماأستطعت أعوذ بك من شر ماصنعت أبوأ لك بنعمتك علي وأبوأ بذنبي فأغفر لي‬
‫فإنه ليغفر الذنوب إل أنت‬
Dari Syadad bin Aus bahwasanya Rosulullah saw bersabda :”Sayidul Istighfar adalah anda
berdoa :”Ya Allah sesungguhnya Engkau adalah Rabb-ku, Tiada Ilah kecuali Engkau,
Engkau telah menciptakanku, sedang aku adalah hamba-Mu, aku akan berusaha memenuhi
janji-janjiku kepada-Mu sekuat tenagaku, aku berlindung kepada-Mu dari apa perbuatan
jelekku, aku mengakui akan nikmat-Mu yang Engkau berikan kepadaku dan aku mengakui
juga atas dosa yang pernah aku perbuat, maka ampunilah diriku, sesungguhnya tiada yang
mampu mengampuni dosa kecuali Engkau ya Allah.”(HR Bukhari, no : 6306)

You might also like