You are on page 1of 11

Bab i

A. PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Promosi kesehatan merupakan bagian integral dari Pembangunan Kesehatan
Nasional. Hal ini dapat dilihat bahwa Promosi kesehatan merupakan salah satu pilar
dalam pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 melalui peningkatan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat setinggi-tingginya melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan
Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku hidup
bersih dan sehat serta dalam lingkungan yang sehat, memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik Indonesia.
Dalam perkembangnnya pusat promosi kesehatan melihat ada beberapa hal yang
perlu dilihat kembali sesuai dengan tugas pokok dan fungsi promosi kesehatan dan
kebijakan promosi kesehatan baik di pusat maupun didaerah, serta masalah-masalah
yang menyangkut kesehatan yang sering terjadi pada saat ini yang sangat terkait dengan
promosi kesehatan. Masalah yang penting dan perlu disikapi adalah 1) kurang fokus dan
konsistennya program promosi kesehatan dalam pencapaian indikator PHBS 65% pada
tahun 2010 yang tertuang dalam kegiatan pertahunnya. 2) lemahnya dalam koordinasi ,
sinergisme dalam penyusunan perencanaan antar program dan daerah 3) sukarnya
merubah “mind-set” paradigma sakit ke paradigma sehat. yang sudah tidak sesuai lagi
dalam pembangunan kesehatan, 4) lemahnya kemauan dan kemampuan dalam
menyusun rencana promosi kesehatan dan strateginya yang bersifat makro dan
berjangka panjang, dan 5) kurang kuatnya memahami konsep promosi kesehatan dan
berbagai metode promosi kesehatan. 6) koordinasi atar pusat dan provinsi serta antar
provinsi yang masih kurang 7) terbatasnya sumber daya yang dapat menunjang upaya
promosi kesehatan.
Di samping itu, masalah lain yang dihadapi adalah perubahan dan tantangan yang
bersifat strategis baik internal maupun eksternal. Dalam kontek internal antara lain adalah
meliputi krisis politik, ekonomi, sosial budaya, dan keamanan serta bencana alam dan
keadaan geografis di beberapa wilayah Indonesia. Dalam kontek eksternal antara lain
adalah era globalisasi, perkembangan teknologi transportasi, dan telekomunikasi-
informasi. Keterikatan Indonesia dengan berbagai komitmen internasional seperti
Millennium Development Goals, dan agenda-agenda internasional lainnya di bidang
promosi kesehatan. Semua itu perlu dipertimbangkan dalam mengalokasikan kegiatan
promosi kesehatan di daerah melalui dana dekonsentrasi pada tahun 2006.
Oleh sebab itu pusat promosi kesehatan sejak tahun 2005 telah melakukan
perubahan mind set dalam pengembangan programnnya baik dipusat dan daerah yang
dituangkan dalam kegiatan setiap tahun. Untuk mencapai target yang sudah ditetapkan
setiap tahunnya maka pada tahun 2006 Pusat promosi kesehatan dan daerah
mengalokasikan kegiatannya sesuai dengan 3 kegiatan pokok dan 12 kegiatan
indikatifnya dengan beberapa penekanan kegiatan seperti pengembangan desa sehat,
Peningkatan pencapaian PHBS RT sehat, Advokasi. Pengembangan model promosi
kesehatan, penangan promosi KLB, Pengembangan media promosi, pelatihan,
pengembangan profile, dll.

B.TUJUAN
Tujuan Umum
Peningkatan keterpaduan penyelenggaraan program promosi kesehatan tahun 2006
dalam mencapai indikator keberhasilan PHBS RT sehat 37% untuk mendukung Indonesia
Sehat 2010.
Tujuan Khusus
1. Meningkatnya pengetahuan bagi pengelola promosi kesehatan dalam pencapaian
program promosi kesehatan tahun 2006.
2. Meningkatkan koordinasi dan integrasi pelaksanaan program promosi kesehatan
di daerah dan di pusat.
3. Mewujudkan pengembangan desa sehat yang berorientasi promotif dan preventif
terutama dalam penanggulangan KLB.
4. Peningkatan pengembangan media informasi dan Komunikasi tentang kesehatan.
5. Peningkatan pendidikan kesehatan kepada provider dan masyarakat

Bab ii

A.Pengerian promosi kesehatan


Promosi kesehatan adalah ilmu dan seni membantu masyarakat menjadikan gaya hidup
mereka sehat optimal. Kesehatan yang optimal didefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan
fisik, emosi, sosial, spiritual, dan intelektual. Ini bukan sekedar pengubahan gaya hidup saja,
namun berkairan dengan pengubahan lingkungan yang diharapkan dapat lebih mendukung dalam
membuat keputusan yang sehat.
Pengubahan gaya hidup dapat difasilitasi melalui penggabunngan:
1. menciptakan lingkungan yang mendukung,
2. mengubah perilaku, dan
3. meningkatkan kesadaran.
Dalam Konferensi Internasional Promosi Kesehatan I yang diadakan di Ottawa, Kanada,
menghasilkan sebuah kesepakatan yang dikenal sebagai Piagam Ottawa. Dalam piagam ini
tertera strategi dalam meningkatkan kontrol masyarakat terhadap kesehatan diri mereka sendiri.
Dalam Piagam Ottawa disebutkan bahwa promosi kesehatan adalah proses yang
memungkinkan orang-orang untuk mengontrol dan meningkatkan kesehatan mereka (Health
promotion is the process of enabling people to increase control over, and to improve, their
health, WHO, 1986). Jadi, tujuan akhir promosi kesehatan adalah kesadaran di dalam diri orang-
orang tentang pentingnya kesehatan bagi mereka sehingga mereka sendirilah yang akan
melakukan usaha-usaha untuk menyehatkan diri mereka.

B.KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN


Kesehatan memerlukan prasyarat-prasyarat yang terdiri dari berbagai sumber daya dan
kondisi dasar, meliputi perdamaian (peace), perlindungan (shelter), pendidikan (education),
makanan (food), pendapatan (income), ekosistem yang stabil (a stable eco-system), sumber daya
yang berkesinambungan (a sustainable resources), serta kesetaraan dan keadilan sosial (social
justice and equity) (WHO, 1986). Upaya-upaya peningkatan promosi kesehatan harus
memerhatikan semua prasyarat tersebut.
WHO, lewat Konferensi Internasional Pertama tentang Promosi Kesehatan di Ottawa
pada tahun 1986, telah merumuskan sejumlah kegiatan yang dapat dilakukan oleh setiap negara
untuk menyelenggarakan promosi kesehatan. Berikut akan disediakan terjemahan dari Piagam
Ottawa pada bagian yang diberi subjudul Health Promotion Action Means. Menurut Piagam
Ottawa, kegiatan-kegiatan promosi kesehatan berarti:

1. Membangun kebijakan publik berwawasan kesehatan (build healthy public policy)


Promosi kesehatan lebih daripada sekadar perawatan kesehatan.
Promosi kesehatan menempatkan kesehatan pada agenda dari pembuat
kebijakan di semua sektor pada semua level, mengarahkan mereka
supaya sadar akan konsekuensi kesehatan dari keputusan mereka dan
agar mereka menerima tanggung jawab mereka atas kesehatan.
Kebijakan promosi kesehatan mengombinasikan pendekatan yang
berbeda namun dapat saling mengisi termasuk legislasi, perhitungan
fiskal, perpajakan, dan perubahan organisasi. Ini adalah kegiatan yang
terkoordinasi yang membawa kepada kesehatan, pendapatan, dan
kebijakan sosial yang menghasilkan kesamaan yang lebih besar. Kegiatan
terpadu memberikan kontribusi untuk memastikan barang dan jasa yang
lebih aman dan lebih sehat, pelayanan jasa publik yang lebih sehat dan
lebih bersih, dan lingkungan yang lebih menyenangkan.
Kebijakan promosi kesehatan memerlukan identifikasi hambatan untuk
diadopsi pada kebijakan publik di luar sektor kesehatan, serta cara
menghilangkannya. Hal ini dimaksudkan agar dapat membuat pilihan
yang lebih sehat dan lebih mudah untuk pembuat keputusan.
2. Menciptakan lingkungan yang mendukung (create supportive environments)
Masyarakat kita kompleks dan saling berhubungan. Kesehatan tidak
dapat dipisahkan dari tujuan-tujuan lain. Kaitan yang tak terpisahkan
antara manusia dan lingkungannya menjadikan basis untuk sebuah
pendekatan sosio-ekologis bagi kesehatan. Prinsip panduan keseluruhan
bagi dunia, bangsa, kawasan, dan komunitas yang serupa, adalah
kebutuhan untuk memberi semangat pemeliharaan yang timbal-balik —
untuk memelihara satu sama lain, komunitas, dan lingkungan alam kita.
Konservasi sumber daya alam di seluruh dunia harus ditekankan sebagai
tanggung jawab global.
Perubahan pola hidup, pekerjaan, dan waktu luang memiliki dampak
yang signifikan pada kesehatan. Pekerjaan dan waktu luang harus
menjadi sumber kesehatan untuk manusia. Cara masyarakat mengatur
kerja harus dapat membantu menciptakan masyarakat yang sehat.
Promosi kesehatan menciptakan kondisi hidup dan kondisi kerja yang
aman, yang menstimulasi, memuaskan, dan menyenangkan.
Penjajakan sistematis dampak kesehatan dari lingkungan yang
berubah pesat.—terutama di daerah teknologi, daerah kerja, produksi
energi dan urbanisasi–- sangat esensial dan harus diikuti dengan kegiatan
untuk memastikan keuntungan yang positif bagi kesehatan masyarakat.
Perlindungan alam dan lingkungan yang dibangun serta konservasi dari
sumber daya alam harus ditujukan untuk promosi kesehatan apa saja.
3. Memerkuat kegiatan-kegiatan komunitas (strengthen community actions)
Promosi kesehatan bekerja melalui kegiatan komunitas yang konkret
dan efisien dalam mengatur prioritas, membuat keputusan,
merencanakan strategi dan melaksanakannya untuk mencapai kesehatan
yang lebih baik. Inti dari proses ini adalah memberdayakan komunitas –-
kepemilikan mereka dan kontrol akan usaha dan nasib mereka.
Pengembangan komunitas menekankan pengadaan sumber daya
manusia dan material dalam komunitas untuk mengembangkan
kemandirian dan dukungan sosial, dan untuk mengembangkan sistem
yang fleksibel untuk memerkuat partisipasi publik dalam masalah
kesehatan. Hal ini memerlukan akses yang penuh serta terus menerus
akan informasi, memelajari kesempatan untuk kesehatan, sebagaimana
penggalangan dukungan.
4. Mengembangkan keterampilan individu (develop personal skills)
Promosi kesehatan mendukung pengembangan personal dan sosial
melalui penyediaan informasi, pendidikan kesehatan, dan pengembangan
keterampilan hidup. Dengan demikian, hal ini meningkatkan pilihan yang
tersedia bagi masyarakat untuk melatih dalam mengontrol kesehatan dan
lingkungan mereka, dan untuk membuat pilihan yang kondusif bagi
kesehatan.
Memungkinkan masyarakat untuk belajar melalui kehidupan dalam
menyiapkan diri mereka untuk semua tingkatannya dan untuk menangani
penyakit dan kecelakaan sangatlah penting. Hal ini harus difasilitasi
dalam sekolah, rumah, tempat kerja, dan semua lingkungan komunitas.
5. Reorientasi pelayanan kesehatan (reorient health services)
Tanggung jawab untuk promosi kesehatan pada pelayanan kesehatan
dibagi di antara individu, kelompok komunitas, profesional kesehatan,
institusi pelayanan kesehatan, dan pemerintah.
Mereka harus bekerja sama melalui suatu sistem perawatan kesehatan
yang berkontribusi untuk pencapaian kesehatan. Peran sektor kesehatan
harus bergerak meningkat pada arah promosi kesehatan, di samping
tanggung jawabnya dalam menyediakan pelayanan klinis dan
pengobatan. Pelayanan kesehatan harus memegang mandat yang meluas
yang merupakan hal sensitif dan ia juga harus menghormati kebutuhan
kultural. Mandat ini harus mendukung kebutuhan individu dan komunitas
untuk kehidupan yang lebih sehat, dan membuka saluran antara sektor
kesehatan dan komponen sosial, politik, ekonomi, dan lingkungan fisik
yang lebih luas.
Reorientasi pelayanan kesehatan juga memerlukan perhatian yang
kuat untuk penelitian kesehatan sebagaimana perubahan pada pelatihan
dan pendidikan profesional. Hal ini harus membawa kepada perubahan
sikap dan pengorganisasian pelayanan kesehatan dengan memfokuskan
ulang kepada kebutuhan total dari individu sebagai manusia seutuhnya.

6. Bergerak ke masa depan (moving into the future)


Kesehatan diciptakan dan dijalani oleh manusia di antara pengaturan
dari kehidupan mereka sehari-hari di mana mereka belajar, bekerja,
bermain, dan mencintai. Kesehatan diciptakan dengan memelihara satu
sama lain dengan kemampuan untuk membuat keputusan dan membuat
kontrol terhadap kondisi kehidupan seseorang, dan dengan memastikan
bahwa masyarakat yag didiami seseorang menciptakan kondisi yang
memungkinkan pencapaian kesehatan oleh semua anggotanya.
Merawat, kebersamaan, dan ekologi adalah isu-isu yang penting dalam
mengembangkan strategi untuk promosi kesehatan. Untuk itu, semua
yang terlibat harus menjadikan setiap fase perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi kegiatan promosi kesehatan serta kesetaraan antara pria
dan wanita sebagai acuan utama.
Dari enam hal di atas, setidaknya dapat disimpulkan dua kata kunci kegiatan promosi
kesehatan, yakni advokasi (advocacy) dan pemberdayaan (empowerment).
Advokasi
Advokasi terhadap kesehatan merupakan sebuah upaya yang
dilakukan orang-orang di bidang kesehatan, utamanya promosi kesehatan,
sebagai bentuk pengawalan terhadap kesehatan. Advokasi ini lebih
menyentuh pada level pembuat kebijakan, bagaimana orang-orang yang
bergerak di bidang kesehatan bisa memengaruhi para pembuat kebijakan
untuk lebih tahu dan memerhatikan kesehatan. Advokasi dapat dilakukan
dengan memengaruhi para pembuat kebijakan untuk membuat peraturan-
peraturan yang bisa berpihak pada kesehatan dan peraturan tersebut dapat
menciptakan lingkungan yang dapat mempengaruhi perilaku sehat dapat
terwujud di masyarakat (Kapalawi, 2007). Advokasi bergerak secara top-
down (dari atas ke bawah). Melalui advokasi, promosi kesehatan masuk ke
wilayah politik.
Pemberdayaan
Di samping advokasi kesehatan, strategi lain dari promosi kesehatan
adalah pemberdayaan masyarakat di dalam kegiatan-kegiatan kesehatan.
Pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan lebih kepada untuk
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam bidang kesehatan. Jadi sifatnya
bottom-up (dari bawah ke atas). Partisipasi masyarakat adalah kegiatan
pelibatan masyarakat dalam suatu program. Diharapkan dengan tingginya
partisipasi dari masyarakat maka suatu program kesehatan dapat lebih tepat
sasaran dan memiliki daya ungkit yang lebih besar bagi perubahan perilaku
karena dapat menimbulkan suatu nilai di dalam masyarakat bahwa kegiatan-
kegiatan kesehatan tersebut itu dari kita dan untuk kita (Kapalawi, 2007).
Dengan pemberdayaan masyarakat, diharapkan masyarakat dapat berperan aktif atau
berpartisipasi dalam setiap kegiatan. Sebagai unsur dasar dalam pemberdayaan, partisipasi
masyarakat harus ditumbuhkan. Pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan pada
dasarnya tidak berbeda dengan pemberdayaan masyarakat dalam bidang-bidang lainnya.

1. Adanya saling percaya antaranggota masyarakat


2. Adanya ajakan dan kesempatan untuk berperan aktif
3. Adanya manfaat yang dapat dan segera dapat dirasakan oleh masyarakat
4. Adanya contoh dan keteladanan dari tokoh/pemimpin masyarakat.
Partisipasi itu harus didukung oleh adanya kesadaran dan pemahaman tentang bidang
yang diberdayakan, disertai kemauan dari kelompok sasaran yang akan menempuh proses
pemberdayaan. Dengan begitu, kegiatan promosi kesehatan akan berlangsung dengan sukses.
SASARAN PROMOSI KESEHATAN
➢ Sasaran utama promosi kesehatan adalah masyarakat khususnya lagi prilaku masyarakat.
➢ Berdasarkan pentahapannya maka sasaran di bagi kedalam tiga kelompok sasaran yaitu:

1.Sasaran primer - Masyarakat


2.Sasaran sekunder - Toma, toga dsb
3.Sasaran tersier - Pembuatan keputusan kebijakan
C.Menentukan Tujuan Promosi Kesehatan
Pada dasarnya tujuan utama promosi kesehatan adalah untuk mencapai 3 hal,
yaitu :
 Peningkatan pengetahuan atau sikap masyarakat
 Peningkatan perilaku masyarakat
 Peningkatan status kesehatan masyarakat

Menurut Green (1990) tujuan promosi kesehatan terdiri dari 3 tingkatan, yaitu :
• Tujuan Program
Merupakan pernyataan tentang apa yang akan dicapai dalam periode waktu
tertentu yang berhubungan dengan status kesehatan
• Tujuan Pendidikan
Merupakan deskripsi perilaku yang akan dicapai dapat mengatasi masalah
kesehatan yang ada

• Tujuan Perilaku
Merupakan pendidikan atau pembelajaran yang harus tercapai (perilaku yang
diinginkan). Oleh sebab itu, tujuan perilaku berhubungan dengan pengetahuan
dan sikap.

D. Mengembangkan Komponen Promosi Kesehatan


• Menentukan Metode
○ Pengetahuan : penyuluhan langsung, pemasangan poster, spanduk,
penyebaran leaflet, dll
○ Sikap : memberikan contoh konkrit yang dapat menggugah emosi,
perasaan dan sikap sasaran, misalnya dengan memperlihatkan foto, slide
atau melalui pemutaran film/video
○ Keterampilan : sasaran harus diberi kesempatan untuk mencoba
keterampilan tersebut
○ Pertimbangkan sumber dana & sumber daya

• Menetapkan Media
○ Teori pendidikan : belajar yang paling mudah adalah dengan
menggunakan media.
○ Media yang dipilih harus bergantung pada jenis sasaran, tk pendidikan,
aspek yang ingin dicapai, metode yang digunakan dan sumber daya yang
ada
• Menyusun Rencana Evaluasi
Harus dijabarkan tentang kapan evaluasi akan dilaksanakan, dimana akan
dilaksanakan, kelompok sasaran yang mana akan dievaluasi & siapa yang akan
melaksanakan evaluasi tersebut
• Menyusun Jadwal Pelaksanaan
Merupakan penjabaran dari waktu,tempat & pelaksanaan yang biasanya
disajikan dalam bentuk gan chart

E. Peran Promosi kesehatan PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT


• PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar
kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang
atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan
berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya.
PHBS Di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota
rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup
bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di
masyarakat
Sasaran PHBS di Rumah Tangga adalah seluruh anggota keluarga dalam rumah
tangga
• Pasangan usia subur
• Ibu hamil atau ibu menyusui
• Anak dan remaja
• Usia lanjut
• Pengasuh anak

MANFAAT PHBS DI RUMAH TANGGA

• Setiap anggota keluarga meningkat kesehatannya dan tidak mudah


sakit.
• Anak tumbuh sehat dan cerdas
• Produktivitas kerja anggota keluarga meningkat
• Pengeluaran biaya rumah tangga dapat difokuskan untuk pemenuhan
gizi keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk peningkatan
pendapatan keluarga

PERAN KADER DALAM PEMBINAAN PHBS,KESEHATAN IBU & ANAK DAN GIZI
DI RUMAH TANGGA
Pembinaan PHBS
• Melakukan pendataan rumah tangga, ibu hamil,anak baru lahir, ibu
menyusui, anak balita yang ada diwilayahnya dengan menggunakan
kartu PHBS
• Melakukan pendekatan kepada kepala desa/lurah & tokoh masyarakat
untuk memperoleh dukungan pembinaan PHBS ADVOKASI
• Sosialisasi/Penyuluhan PHBS di rumah tangga yang ada
didesa/kelurahan melalui kelompok dasa wisma
BINA SUASANA
• Melakukan Gerakan PHBS bagi : ibu,keluarga, kelompok, massa
PENGGERAKAN MASYARAKAT
Pembinaan Kesehatan Ibu dan Anak
• Manfaatkan kesempatan di desa/kelurahan untuk memberikan
penyuluhan pentingnya persalinan ditolong tenaga kesehatan di
fasilitas kesehatan
• Bersama tokoh masyarakat setempat, berupaya menggerakkan masy.
Dalam kegiatan yang mendukung keselamatan ibu dan bayi seperti :
Dasolin, Tabulin, Ambulans desa, calon donor darah, warga dan suami
Siaga
• Menganjurkan ibu dan bayinya untuk memeriksakan kesehatan selama
masa nifas (sedikitnya 3 x : minggu pertama, ketiga dan keenam
setelah melahirkan)
• Menganjurkan ibu memberikan ASI saja sejak lahir sampai umur 6
bulan ( ASI Ekslkusif)
• Memberikan penyuluhan kepada ibu hamil dan ibu menyusui di
Posyandu tentang pentingnya memberikan ASI Eksklusif
• Melakukan Kunjungan rumah kepada ibu nifas yang tidak datang ke
Posyandu dan menganjurkan agar rutin memeriksakan kesehatan
bayinya
• Memantau jumlah kunjungan ibu yang datang untuk menimbang
balitanya di Posyandu
• Manfaatkan kesempatan di desa/kelurahan untuk memberikan
penyuluhan pentingnya penimbangan bayi & balita. Penyuluhan di
Posyandu, arisan, pengajian, kunjungan rumah
• Melakukan kunjungan rumah kepada ibu yang tidak datang ke
Posyandu membawa balitanya dan menganjurkan agar rutin
menimbang bayi & balitanya di Posyandu
• Mengadakan kegiatan yang menarik seperti lomba bayi & balita sehat,
lomba memasak makanan balita sehat, kegiatan makan bersama
balita.
➢ PHBS : PERSALINAN DITOLONG OLEH TENAGA KESEHATAN
Persalinan atas kesadaran dan permintaan
si Ibu ditolong oleh tenaga kesehatan (dokter,
bidan dan para medis lainnya) dirumah atau
disarana kesehatan
Target : 58% ( 2009)
Capaian : 61.7% ( 2007)
Angka Kematian Ibu : 250 dari 100.000 KH
Penyebab Utama : Anemia, 3T, bukan Nakes

Bab iii

A.Kesimpulan
Promosi kesehatan adalah ilmu dan seni membantu masyarakat menjadikan gaya hidup
mereka sehat optimal. Kesehatan yang optimal didefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan
fisik, emosi, sosial, spiritual, dan intelektual. Ini bukan sekedar pengubahan gaya hidup saja,
namun berkairan dengan pengubahan lingkungan yang diharapkan dapat lebih mendukung dalam
membuat keputusan yang sehat.
Pengubahan gaya hidup dapat difasilitasi melalui penggabunngan:
1. menciptakan lingkungan yang mendukung,
2. mengubah perilaku, dan
3. meningkatkan kesadaran.
Dalam Konferensi Internasional Promosi Kesehatan I yang diadakan di Ottawa, Kanada,
menghasilkan sebuah kesepakatan yang dikenal sebagai Piagam Ottawa. Dalam piagam ini
tertera strategi dalam meningkatkan kontrol masyarakat terhadap kesehatan diri mereka sendiri.
Dalam Piagam Ottawa disebutkan bahwa promosi kesehatan adalah proses yang
memungkinkan orang-orang untuk mengontrol dan meningkatkan kesehatan mereka (Health
promotion is the process of enabling people to increase control over, and to improve, their
health, WHO, 1986). Jadi, tujuan akhir promosi kesehatan adalah kesadaran di dalam diri orang-
orang tentang pentingnya kesehatan bagi mereka sehingga mereka sendirilah yang akan
melakukan usaha-usaha untuk menyehatkan diri mereka.

You might also like