You are on page 1of 53

DANA ALOKASI KHUSUS

Bidang Pendidikan
Tahun Anggaran 2010
DEFINISI/PENGERTIAN DAK
Pasal 1 angka 23 dan Penjelasan Umum UU No. 33 Tahun 2003.

- DAK ADALAH DANA YANG BERSUMBER DARI PENDAPATAN APBN


YANG DIALOKASIKAN KEPADA DAERAH TERTENTU DENGAN
TUJUAN UNTUK MEMBANTU MENDANAI KEGIATAN KHUSUS YANG
MERUPAKAN URUSAN DAERAH DAN SESUAI DENGAN PRIORITAS
NASIONAL.

- DAK dimaksudkan untuk membantu membiayai kegiatan-


kegiatan khusus di Daerah tertentu yang merupakan urusan
Daerah dan sesuai dengan prioritas nasional, khususnya untuk
membiayai kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan
dasar masyarakat yang belum mencapai standar tertentu
atau untuk mendorong percepatan pembangunan Daerah.

2
DAK BIDANG PENDIDIKAN
Juknis DAK Bidang Pendidikan TA 2010

– DAK Bidang Pendidikan adalah dana yang bersumber dari


Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang
dialokasikan kepada daerah tertentu untuk mendanai kegiatan
khusus yang merupakan bagian dari program yang menjadi
prioritas Nasional, khususnya untuk membiayai kebutuhan
sarana dan prasarana satuan pendidikan dasar 9
(sembilan) tahun yang belum mencapai standar tertentu
atau percepatan pembangunan daerah di bidang pendidikan
dasar.
– Berdasarkan penetapan alokasi DAK yang ditetapkan oleh
Menteri Keuangan, menteri teknis menyusun Petunjuk Teknis
Penggunaan DAK (Ps. 59 ayat 1 PP No. 5/2005).
– Petunjuk Teknis Penggunaan DAK dikoordinasikan oleh Menteri
Dalam Negeri (Ps. 59 ayat 2 PP No. 55/2005).

3
DASAR KEBIJAKAN
HIBAH DAN
SWAKELOLA
A. HIBAH
1. Pasal 49 ayat (3) UU No. 20 Tahun 2003 :
“Dana pendidikan dari Pemerintah dan
Pemerintah Daerah untuk satuan pendidikan
diberikan dalam bentuk hibah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku”.
2. Pasal 40 ayat (5) UU No. 9 Tahun 2009 :
“Dana pendidikan sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) yang disalurkan dalam bentuk hibah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan untuk Badan Hukum Pendidikan
diterima dan dikelola oleh pemimpin organ
pengelola pendidikan”.

4
DASAR KEBIJAKAN
HIBAH DAN
SWAKELOLA
3. Pasal 83 ayat (1) PP No. 48 Tahun 2008 :
“Dana pendidikan dari Pemerintah dan/atau
pemerintah daerah diberikan kepada satuan pendidikan
dalam bentuk hibah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan”.
4. Pasal 83 ayat (2) PP No. 48 Tahun 2008 :
“Dalam proses penyaluran dana pendidikan dari
Pemerintah dan/atau pemerintah daerah ke satuan
pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), petugas
dan/atau lembaga yang terlibat dalam penyaluran dana
harus sudah menyalurkan dana tersebut secara
langsung kepada satuan pendidikan dalam waktu
paling lama 5 (lima) hari kerja setelah terbitnya surat
perintah membayar dari kantor pelayanan
perbendaharaan negara atau kantor pelayanan
perbendaharaan daerah”.

5
DASAR KEBIJAKAN
HIBAH DAN
SWAKELOLA
5. Pasal 83 ayat (3) PP No. 48 Tahun 2008 :
“Biaya penyaluran dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) tidak boleh dibebankan kepada satuan
pendidikan”.
6. Pasal 33 ayat (1) Permendagri No. 20 Tahun 2009:
”DAK Bidang Pendidikan dialokasikan melalui mekanisme
belanja hibah pada sekolah ...”.
7. Pasal 33 ayat (6) Permendagri No. 20 Tahun 2009:
“Kepala Sekolah selaku penerima hibah bertanggungjawab
terhadap pelaksanaan kegiatan DAK Bidang Pendidikan dan
realisasi keuangan di satuan sekolah yang dipimpinnya”.

6
DASAR KEBIJAKAN
HIBAH DAN
SWAKELOLA
B. SWAKELOLA

1. Pasal 51 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2003


jo. Pasal 3 UU No. 9 Tahun 2009 :
“Pengelolaan satuan pendidikan anak usia
dini, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah dilaksanakan berdasarkan standar
pelayanan minimal dengan prinsip
manajemen berbasis sekolah/madrasah”.

7
DASAR KEBIJAKAN
HIBAH DAN
SWAKELOLA
2.Penjelasan Pasal 51 ayat (1) UU No.
20 Tahun 2003 jo. Pasal 3 UU No. 9
Tahun 2009 :
Yang dimaksud dengan manajemen
berbasis sekolah/madrasah adalah
bentuk otonomi manajemen pendidikan
pada satuan pendidikan, yang dalam
hal ini kepala sekolah/madrasah dan
guru dibantu oleh komite
sekolah/madrasah dalam mengelola
kegiatan pendidikan.

8
DASAR KEBIJAKAN
HIBAH DAN
SWAKELOLA
3. Pengelolaan pendidikan formal secara keseluruhan oleh
badan hukum pendidikan didasarkan pada prinsip:
a. otonomi, yaitu kewenangan dan kemampuan untuk
menjalankan kegiatan secara mandiri baik dalam bidang
akademik maupun non-akademik;

4. Pasal 53 ayat (3) UU No. 20 Tahun 2003:


“Badan hukum pendidikan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berprinsip nirlaba dan dapat mengelola dana
secara mandiri untuk memajukan satuan pendidikan”.

9
DASAR KEBIJAKAN
HIBAH DAN
SWAKELOLA
5. Pasal 4 ayat (1) UU No. 9 Tahun 2009 :
“Pengelolaan dana secara mandiri oleh badan hukum
pendidikan didasarkan pada prinsip nirlaba ...”.
6. Pasal 40 ayat (5) UU No. 9 Tahun 2009 :
“Dana pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
yang disalurkan dalam bentuk hibah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan untuk Badan
Hukum Pendidikan diterima dan dikelola oleh pemimpin
organ pengelola pendidikan”.
7. Pasal 63 UU No. 9 Tahun 2009 :
”Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1), Pasal 38 ayat (3), dan
Pasal 39 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5
(lima) tahun dan dapat ditambah dengan denda paling
banyak Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)”.

10
DASAR KEBIJAKAN
HIBAH DAN
SWAKELOLA
8. Pasal 6 Keppres No. 80 Tahun 2003 :
“Pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah dilakukan : a. dengan
menggunakan penyedia barang/ jasa; b. dengan cara swakelola”.
Lampiran I Keppres No. 80 Tahun 2003, Bab III, A. 2.c:
”Swakelola oleh penerima hibah adalah pekerjaan yang
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasannya dilakukan oleh
penerima hibah (kelompok masyarakat, LSM, komite
sekolah/pendidikan, lembaga pendidikan swasta/lembaga
penelitian/ilmiah non badan usaha dan lembaga lain yang
ditetapkan oleh pemerintah) dengan sasaran ditentukan oleh
instansi pemberi hibah.”

11
DASAR KEBIJAKAN
HIBAH DAN
SWAKELOLA
9. Pasal 33 ayat (7) Permendagri No. 20
Tahun 2009:
”Pelaksanaan program kegiatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
dilakukan secara swakelola oleh
sekolah selaku penerima hibah dengan
melibatkan komite sekolah”.

12
DAK BIDANG PENDIDIKAN
TIDAK TERMASUK
DALAM KATEGORI HIBAH
KEPADA DAERAH
1. Pasal 22 ayat (1) UU No. 17 Tahun 2003 menentukan, bahwa
“Pemerintah Pusat dapat memberikan pinjaman dan/atau hibah
kepada Pemerintah Daerah atau sebaliknya”;
2. Pasal 33 ayat (1) UU No. 1 Tahun 2004 menentukan, bahwa
“Pemerintah Pusat dapat memberikan pinjaman atau hibah
kepada Pemerintah Daerah/Badan Usaha Milik Negara/Badan
Usaha Milik Daerah sesuai dengan yang tercantum/ditetapkan
dalam Undang-undang tentang APBN”;

13
DAK BIDANG PENDIDIKAN
TIDAK TERMASUK
DALAM KATEGORI HIBAH
KEPADA DAERAH
3. Pasal 49 ayat (4) UU No. 20 Tahun 2003 menentukan,
bahwa “Dana pendidikan dari Pemerintah kepada
pemerintah daerah diberikan dalam bentuk hibah sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku”;

4. Pasal 82 ayat (1) PP No. 48 Tahun 2008 menentukan,


bahwa “Dana pendidikan dari Pemerintah diberikan
kepada pemerintah daerah dalam bentuk hibah”;

14
DAK BIDANG PENDIDIKAN
TIDAK TERMASUK
DALAM KATEGORI HIBAH
KEPADA DAERAH
5. Pasal 82 ayat (2) PP No. 48 Tahun 2008 menentukan, bahwa “Dana
pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak termasuk:
a. dana dekonsentrasi;
b. dana tugas pembantuan; dan
c. dana alokasi khusus bidang pendidikan”;
6. Pasal 82 ayat (3) PP No. 48 Tahun 2008 menentukan “Hibah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam naskah
perjanjian hibah daerah antara Menteri Keuangan atau kuasanya
dengan kepala daerah”;

15
DAK BIDANG PENDIDIKAN
TIDAK TERMASUK
DALAM KATEGORI HIBAH
KEPADA DAERAH
7. Pasal 16 ayat (4) UU No. 41/2008 jo. UU No. 26/2009
menentukan, bahwa “Hibah ke daerah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf c nihil”.
8. Begitu pula APBN Tahun Tanggaran 2006 (UU No. 13 Tahun 2005
jo. UU No. 14 Tahun 2006, APBN Tahun Anggaran 2007 (UU No. 18
Tahun 2006 jo. UU No. 41 Tahun 2007), APBN Tahun Anggaran
2008 ( UU No. 45 Tahun 2007 jo. UU No. 16 Tahun 2008), maupun
APBN Tahun Anggaran 2010, sama sekali tidak mencantum
anggaran hibah kepada daerah.

16
KEBIJAKAN
DAK BIDANG PENDIDIKAN TA
2010

17
SASARAN DAN ARAH KEBIJAKAN
DAK BIDANG PENDIDIKAN TAHUN
ANGGARAN 2010

Satuan Pendidikan SD/SDLB


dan SMP
SASARAN
baik negeri maupun swasta,

Pembangunan ruang/gedung perpustakaan


SD/SDLB dan SMP beserta perabot meubelair
ARAH perpustakaan;
Penyediaan sarana penunjang peningkatan
KEGIATAN mutu pendidikan SD/SDLB dan SMP;
Pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) SMP;
Rehabilitasi Ruang SMP 18
KRITERIA UMUM SMP
PENERIMA DAK 2010

1. Kriteria Umum:
a. diprioritaskan untuk sekolah yang berlokasi di daerah
miskin, terpencil, tertinggal dan terbelakang, dan
daerah perbatasan antar negara;
b. memiliki jumlah murid memadai yang tidak potensial
untuk di regrouping;
c. belum memiliki prasarana dan/atau sarana peningkatan
mutu pendidikan yang memadai;
d. pada tahun anggaran 2010 tidak menerima dana
bantuan sejenis baik dari sumber dana pusat (APBN)
maupun dari sumber dana daerah (APBD I atau APBD II).
e. Sekolah dengan status minimal terakreditasi.

19
KRITERIA KHUSUS SMP
PENERIMA DAK 2010

1. Kriteria Khusus Sekolah penerima DAK untuk


Rehabilitasi Ruang :
Sekolah yang mempunyai potensi berkembang dan
dalam tiga tahun terakhir mempunyai kecenderungan
jumlah siswa stabil atau meningkat, kecuali untuk
sekolah yang mengalami kerusakan akibat bencana alam
dan kebakaran;
Sekolah dibangun di atas lahan milik sendiri (milik
pemerintah untuk sekolah negeri; milik yayasan untuk
sekolah swasta) yang dibuktikan dengan bukti
kepemilikan berupa sertifikat atau surat kepemilikan lain
yang disahkan oleh pejabat yang berwenang;
Kondisi fisik ruang mengalami kerusakan sedang (31-
45%) sampai berat (46-65%).

20
KRITERIA KHUSUS SMP
PENERIMA DAK 2010

2. Kriteria Khusus Sekolah penerima DAK untuk Ruang


Kelas Baru berikut perabotnya :
Sekolah yang mempunyai potensi berkembang dan dalam tiga
tahun terakhir mempunyai kecenderungan jumlah siswa stabil
atau meningkat serta ditujukan bagi pemenuhan penambahan
akses dan/atau rasio siswa:kelas sebesar 1:32, kecuali untuk
sekolah yang mengalami kerusakan akibat bencana alam dan
kebakaran;
Sekolah dibangun di atas lahan milik sendiri (milik pemerintah
untuk sekolah negeri; milik yayasan untuk sekolah swasta)
yang dibuktikan dengan bukti kepemilikan berupa sertifikat
atau surat kepemilikan lain yang disahkan oleh pejabat yang
berwenang;

21
KRITERIA KHUSUS SMP
PENERIMA DAK 2010

3. Kriteria Khusus Sekolah penerima DAK untuk Ruang


Perpustakaan berikut perabotnya :
belum memiliki ruang/gedung perpustakaan;
memiliki lahan yang cukup untuk membangun ruang/gedung
perpustakaan dan lahan itu milik sendiri (milik pemerintah untuk
sekolah negeri; milik yayasan untuk sekolah swasta) yang
dibuktikan dengan bukti kepemilikan berupa sertifikat atau surat
kepemilikan lain yang disahkan oleh pejabat yang berwenang;
jika sekolah tidak memiliki lahan yang cukup, maka
ruang/gedung perpustakaan dapat dibangun bertingkat dengan
ketentuan konstruksi bangunan lantai 1 (satu) telah memenuhi
persyaratan untuk bangunan bertingkat.

22
KRITERIA KHUSUS SMP
PENERIMA DAK 2010

4. Kriteria Khusus Sekolah penerima DAK


untuk Buku Perpustakaan :
telah memiliki ruang/gedung perpustakaan;
belum memiliki buku referensi, buku
pengayaan, dan buku panduan pendidik yang
memadai.

23
KRITERIA KHUSUS SMP
PENERIMA DAK 2010

5. Kriteria Khusus Sekolah penerima DAK untuk alat-alat


peraga dan pembelajaran:
Laboratorium IPA, yaitu sekolah yang mempunyai Ruang
Laboratorium IPA;
Alat Laboratorium Bahasa, yaitu sekolah yang mempunyai
ruang laboratorium bahasa;
Alat Laboratorium dan Pembelajaran lainnya (Laboratorium
Matematika, IPS, Kesenian, dan Olah Raga), yaitu
diperuntukkan untuk sekolah yang benar-benar
membutuhkan dan belum mempunyai alat tersebut atau
jumlah alat yang dimiliki kurang dari kebutuhan.

24
PROPORSI PENGGUNAAN DAK BIDANG
PENDIDIKAN
TAHUN 2010
Peningkatan Mutu Pembangunan prasarana
pendidikan Pendidikan berupa Rehab
100 % Pembangunan RK, dan Pe
Pustakaan.
Pembangunan prasarana
Pendidikan berupa gedung
S
Perpustakaan dan pengadaan
meubelair S 30 %

M
30 %
Pengadaan Sarana Peningkatan
Mutu Pendidikan (Buku pengayaan,
D P 70 %
buku referensi, dan Buku panduan
ndidikan, alat peraga pendidikan dan
sarana penunjang pembelajaran,
serta sarana TIK penunjang per-
pustakaan dan multimedia interaktif
Pembejaran)
Pengadaan sarana pening
katan Mutu pendidikan
70 % 25
RUANG LINGKUP DAK PENDIDIKAN
TA 2010
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

1. Pembangunan/Rehabilitasi Sekolah:
b. Rehabilitasi ruang yang rusak berat dan
rusak sedang.
c. Pembangunan ruang kelas baru untuk
penambahan akses.
d. Pembangunan ruang kelas baru untuk
rasionalisasi rombongan belajar menjadi 1 :
32.
e. Pembangunan ruang perpustakaan.

26
RUANG LINGKUP DAK PENDIDIKAN
TA 2010
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

27
TA 2010
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Jenis kegiatan DAK berdasarkan urutan prioritas adalah sbb :


1. Rehabilitasi ruang kelas yang rusak berat dan rusak sedang.
2. Pembangunan ruang kelas baru untuk penambahan akses.
3. Pembangunan ruang kelas baru untuk rasionalisasi rombongan
belajar menjadi 1:32
4. Pembangunan ruang Perpustakaan
5. Buku perpustakaan
6. Pengadaan Alat IPA
7. Pengadaan Alat Matematika
8. Pengadaan Alat Olahraga
9. Pengadaan Alat Kesenian
10.Pengadaan Alat IPS
11.Pengadaan Alat Lab Bahasa

28
KEGIATAN-KEGIATAN YANG
TIDAK DAPAT DIBIAYAI DAK
Administrasi kegiatan ;
Penyiapan kegiatan fisik ;
Penelitian ;
Pelatihan ; dan
Perjalanan dinas.
Pembiayaannya dibebankan dari anggaran yang
disediakan melalui APBD di luar dana
pendamping.
Sumber:
Ps. 60 ayat (3) PP No. 55 Tahun 2005.

29
TUGAS DAN TANGGUNG
JAWAB
PEMKAB/KOTA

1.Menganggarkan dana pendamping dalam APBD


sekurang-kurangnya 10% (sepuluh persen) dari
besaran alokasi DAK yang diterimanya.
2.Menyediakan anggaran untuk kegiatan perencanaan,
sosialisasi, pengawasan dan biaya operasional
lainnya, sesuai dengan kebutuhan;
3.Menetapkan nama-nama SD/SDLB dan SMP penerima
DAK tahun 2010 dalam Surat Keputusan
Bupati/Walikota dan salinannya disampaikan kepada
Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah cq. Direktur Pembinaan TK dan SD untuk
SD/SDLB, Direktur Pembinaan SMP untuk SMP, dan
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi setempat;

30
TUGAS DAN TANGGUNG
JAWAB
PEMKAB/KOTA

4. Menandatangani surat perjanjian


pemberian bantuan DAK Bidang Pendidikan
dengan kepala sekolah penerima DAK;
5. Menyalurkan dengan segera dana ke
sekolah penerima DAK melalui PPKD;
6. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
program DAK di tingkat Kabupaten/Kota.

31
TUGAS DAN TANGGUNG
JAWAB
DISDIK KAB/KOTA

1. Membentuk tim teknis untuk melakukan pemetaan dan


pendataan kondisi prasarana sekolah dan sarana penunjang
peningkatan mutu pendidikan di sekolah;
2. Membentuk tim konsultan pendamping untuk perencanaan
dan pelaksanaan pekerjaan program DAK;
3. Memberikan bimbingan teknis yang cukup dalam
pengelolaan keuangan DAK bidang pendidikan;
4. Untuk SD/SDLB: Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota membuat
rencana alokasi jumlah SD/SDLB yang akan menerima DAK per
kecamatan, selanjutnya melakukan seleksi sekolah-sekolah
calon penerima sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan;
5. Untuk SMP: Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota membuat
rencana alokasi jumlah SMP yang akan menerima DAK per
kecamatan dengan mempertimbangkan data kebutuhan yang
dibuat oleh Direktorat Pembinaan SMP.

32
TUGAS DAN TANGGUNG
JAWAB
DISDIK KAB/KOTA
5.Mengusulkan nama-nama SD/SDLB dan SMP beserta alokasi dana bagi
calon penerima DAK tahun 2010 kepada Bupati/Walikota, berdasarkan
hasil pemetaan dan pendataan;
6.Mensosialisasikan pelaksanaan program DAK 2010 kepada Kepala
Sekolah dan Komite Sekolah penerima;
7.Melaksanakan monitoring dan evaluasi serta menyusun pelaporan
kegiatan DAK dengan mengacu pada Surat Edaran Bersama Menteri
Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional, Menteri Keuangan, dan Menteri Dalam Negeri
Nomor 0239/M.PPN/11/2008, SE 1722/MK 07/2008, 900/3556/SJ Tanggal
21 November 2008 perihal Petunjuk Pelaksanaan Pemantauan Teknis
Pelaksanaan dan Evaluasi Pemanfaatan Dana Alokasi Khusus (DAK).

33
TUGAS DAN TANGGUNG
JAWAB
DEWAN PENDIDIKAN
KAB/KOTA
Dewan Pendidikan Kabupaten/Kota
memiliki tugas dan tanggungjawab
melakukan pengawasan dalam rangka
transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan DAK bidang pendidikan di
tingkat Kabupaten/Kota.

34
TUGAS DAN TANGGUNG
JAWAB
KEPALA SEKOLAH
1. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program Dana
Alokasi Khusus di tingkat sekolah;
2. Menandatangani surat perjanjian pemberian bantuan DAK
bidang pendidikan dengan Pejabat Pengelola Keuangan Daerah;
3. Membentuk panitia pelaksana program DAK di tingkat sekolah
terdiri dari unsur-unsur sekolah, komite sekolah dan
masyarakat;
4. Melaporkan keadaan keuangan dan penggunaannya secara
periodik kepada Bupati/Walikota u.p. Kepala Dinas Pendidikan.
5. Mencatat hasil DAK bidang pendidikan sebagai
inventaris sekolah yang akan menjadi aset Daerah.

35
TUGAS DAN TANGGUNG
JAWAB
KOMITE SEKOLAH
1. Membantu kepala sekolah membentuk panitia
pelaksana program DAK;
2. Memberi dukungan finansial, pemikiran
maupun tenaga dalam pelaksanaan kegiatan
DAK bidang pendidikan;
3. Melakukan pengawasan dalam rangka
transparansi dan akuntabilitas dalam
pelaksanaan DAK bidang pendidikan.

36
PRINSIP-PRINSIP
PELAKSANAAN
DAK BIDANG PENDIDIKAN TA
2010
1. Pelaksanaan kegiatan oleh sekolah dilakukan
dengan metoda swakelola.
2. Penerapan asas transparansi dan
akuntabilitas.
3. Pengutamaan partisipasi masyarakat dalam
pengelolaan kegiatan.
4. Optimalisasi kualitas pekerjaan dan barang
yang dihasilkan dengan dana yang
dipergunakan.

37
MEKANISME PENGGUNAAN DAK
BIDANG PENDIDIKAN TA 2010

1. Dana DAK disalurkan dari Kas Umum Negara ke Kas Umum


Daerah, kemudian disalurkan secara langsung ke rekening
sekolah.
2. Penyaluran DAK dari Kas Umum Daerah ke rekening sekolah
seyogianya mempertimbangkan jangka waktu
pelaksanaan kegiatan dengan batas waktu kegiatan,
pelaporan dan saat pemanfaatannya.
3. Pelaksanaan harus selesai paling lambat 31 Desember
2010 dan harus sudah dapat dimanfaatkan pada akhir
tahun anggaran 2010 pula.
4. Disalurkan secara utuh tanpa potongan apapun, sesuai
Ps. 83 ayat (3) PP No. 48/2008.
5. Pelaksanaan kegiatan oleh sekolah dilakukan dengan
metoda swakelola.

38
MEKANISME PENGGUNAAN DAK
BIDANG PENDIDIKAN TA 2010

6. Contoh Standar/Spesifikasi Teknis sebagaimana


dimaksud pada buku Juknis, merupakan contoh
standar/spesifikasi teknis sebagai acuan
minimal Pelaksanaan Program. Apabila terdapat
sarana yang spesifikasinya setara atau lebih baik
kualitasnya dibanding spesifikasi teknis
terlampir, dan terjangkau oleh alokasi dana yang
tersedia, maka dapat dipilih sebagai sarana
peningkatan mutu yang diadakan.

39
MEKANISME PENGGUNAAN DAK
BIDANG PENDIDIKAN TA 2010

7. Dalam pengadaan prasarana dan sarana peningkatan


mutu pendidikan mengutamakan asas-asas transparansi
dan akuntabilitas serta optimalisasi kualitas pekerjaan
dengan barang yang dihasilkan dengan memprioritaskan
dan mempertimbangkan hal-hal berikut:
a. Sarana yang diadakan berkualitas baik, yaitu
mempertimbangkan standar kualitas, kemudahan
perawatan (termasuk buku petunjuk operasional
penggunaan dan perawatan/perakitan dalam bahasa
Indonesia), ketersediaan suku cadang dan jangka waktu
penggunaan (masa pakai) berikut masa garansinya.

40
MEKANISME PENGGUNAAN DAK
BIDANG PENDIDIKAN TA 2010

b. Memperhatikan kewajaran harga dengan


membandingkan harga penawaran dari penyedia
barang/jasa dengan harga pasar dan melakukan
negosiasi harga kepada penyedia barang/jasa apabila
harga penawaran lebih tinggi dari harga pasar;
c. Pada prinsipnya semua jenis sarana harus dipenuhi
dengan jumlah yang optimal sesuai dengan alokasi
dana yang digunakan.
8. Apabila dalam program pelaksanaan bantuan masih
terdapat sisa dana, maka dapat digunakan untuk
menambah volume sarana yang diadakan dan jika tidak
digunakan harus dikembalikan ke kas negara melalui Bank
Pemerintah.

41
PEMBINAAN

 Pembinaan dilakukan oleh Dit. PTKSD, Pemprov,


Disdik Kab/Kota, Dewan Pendidikan, dan Komite
Sekolah dalam rangka peningkatan kinerja,
transparansi, dan akuntabilitas
penyelenggaraan kegiatan.
 Pembinaan meliputi :
pemberian pedoman, standar, fasilitasi dan
bimbingan teknis, serta pemantauan dan evaluasi
atas penyelenggaraan kegiatan.

42
LAPORAN

Laporan pelaksanaan DAK bidang pendidikan


tahun 2010 dilakukan secara berjenjang, mulai
dari laporan panitia tingkat sekolah, kepala
sekolah, laporan kab/kota, dan laporan pusat.

43
LAPORAN
1. Laporan Tingkat Sekolah
a. Ketua panitia membuat laporan bulanan dan laporan
akhir.
1). Laporan Bulanan :
Laporan bulanan meliputi laporan keuangan dan laporan fisik
dengan menggunakan format sebagaimana terlampir.
2). Laporan Akhir :
Laporan akhir meliputi laporan keuangan dan laporan fisik
dengan menggunakan format sebagaimana terlampir
disertai dengan uraian masalah yang dihadapi dan solusi
yang ditempuh, serta melampirkan foto hasil
pembangunan/rehabilitasi sebelum (0%), sedang (50%),
dan sesudah (100%) pelaksanaan kegiatan. Di dalam
laporan akhir, agar disertakan juga file foto kegiatan.

44
LAPORAN
b. Laporan ketua panitia disampaikan kepada Kepala
Sekolah.
2. Laporan Kepala Sekolah 
Berdasar laporan panitia, Kepala Sekolah menyusun
laporan bulanan dan laporan akhir untuk disampaikan
kepada Bupati/Walikota melalui Dinas Pendidikan;
3. Laporan Kabupaten/kota
Bupati/walikota menyusun laporan triwulanan yang
memuat laporan pelaksanaan kegiatan dan penggunaan
DAK kepada:
 Menteri Keuangan
 Menteri Pendidikan Nasional
 Menteri Dalam Negeri dengan tembusan kepada
Gubernur up. Dinas Pendidikan Provinsi.

45
PEMANTAUAN DAN
EVALUASI

Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan DAK bidang


pendidikan dilakukan oleh Depdiknas, Provinsi dan
Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam Surat Edaran Bersama Menteri Negara Perencanaan
Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional, Menteri Keuangan, dan Menteri
Dalam Negeri Nomor 0239/M.PPN/11/2008, SE 1722/MK
07/2008, 900/3556/SJ Tanggal 21 November 2008 perihal
Petunjuk Pelaksanaan Pemantauan Teknis Pelaksanaan dan
Evaluasi Pemanfaatan Dana Alokasi Khusus (DAK).

46
PENGAWASAN

Pengawasan fungsional/pemeriksaan tentang


pelaksanaan kegiatan dan administrasi keuangan
program DAK bidang pendidikan tahun 2010
dilaksanakan oleh :
a.Inspektorat Jenderal Departemen Pendidikan
Nasional; dan
b.Inspektorat Daerah.

47
LARANGAN & SANKSI

Setiap orang atau sekelompok orang di setiap tingkat


pelaksana (kabupaten/kota, sekolah, masyarakat) yang
melakukan tindakan yang mengarahkan pengelola
DAK bidang pendidikan ke suatu produk, produsen,
agen, pemasok barang tertentu dalam proses
pengadaan barang, dan/atau melakukan penyalahgunaan,
penyimpangan pelaksanaan kegiatan dan administrasi
keuangan sebagaimana tertuang dalam petunjuk teknis ini
serta peraturan perundang-undanganan yang terkait,
ditindak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

48
SANKSI
Sanksi Kepada Pengelola/Kepala Sekolah/Masyarakat:
Sanksi administratif diberikan apabila pengelola/kepala sekolah/
aparat pemerintah daerah melakukan pelanggaran administrasi;
Sanksi hukum oleh aparat penegak hukum diberikan apabila
pengelola/kepala sekolah/aparat pemerintah daerah/komite
sekolah/masyarakat melakukan pelanggaran hukum.

Sanksi Kepada Kab/Kota:


Pengelola DAK kabupaten/kota yang melakukan penyimpangan
dalam penyaluran dan penggunaan DAK akan ditindak menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
Pemerintah kabupaten/kota yang melakukan kegiatannya tidak
berpedoman pada petunjuk teknis ini serta peraturan perundangan
lain yang terkait, dipandang sebagai penyimpangan yang dapat
dikenai sangksi hukum oleh aparat hukum terkait.

49
KETENTUAN LAIN-LAIN/
BENCANA ALAM
1. Dalam hal terjadi bencana alam, DAK
dapat digunakan untuk rehabilitasi
atau rekonstruksi bangunan, setelah
sebelumnya mengajukan usulan
perubahan dan mendapat persetujuan
tertulis dari Menteri Pendidikan
Nasional.
2. Bencana alam sebagaimana dimaksud
pada angka 1 merupakan bencana alam
yang dinyatakan secara resmi oleh
Kepada Daerah setempat.

50
KETENTUAN LAIN-LAIN/
BENCANA ALAM
3. Mekanisme pengajuan usulan kegiatan tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Pemerintah kabupaten/kota mengajukan usulan
perubahan kegiatan kepada Menteri Pendidikan Nasional
dengan tembusan Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah.
b. Berdasarkan pertimbangan Direktur Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah, Menteri Pendidikan
Nasional memberikan surat rekomendasi kepada Menteri
Keuangan untuk melakukan perubahan kegiatan tersebut;
c.Persetujuan tertulis Menteri Pendidikan Nasional
disampaikan kepada Daerah yang bersangkutan.

51
INDIKATOR KEBERHASILAN
PELAKSANAAN DAK BIDANG
PENDIDIKAN 2010

1. Pelaksanaan pembangunan/rehabilitasi sesuai dengan


prosedur yang terdapat Petunjuk Teknis DAK Bidang
Pendidikan Tahun Anggaran 2010 dan peraturan terkait.
2. Kualitas pelaksanaan pembangunan/pengembangan
sesuai dengan spesifikasi teknis yang yang terdapat
dalam dokumen perencanaan.
3. Kepala sekolah dan komite sekolah berperan aktif
dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan/rehabilitasi
secara transparan, demokratis, profesional dan
akuntabel.
4. Hasil pembangunan/pengembangan dapat dimanfaatkan
untuk mendukung kegiatan pembelajaran.
5. Ada partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan
pembangunan/ rehabilitasi ruang kelas/ruang penunjang
lainnya.

52
53

You might also like