You are on page 1of 25

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengenalan dan Penggunaan Mikroskop

2.1.1 Sejarah Mikroskop

Mikroskop adalah alat utama yang penting dalam melakukan pengamatan dan penelitiaan

yang bersifat mikroskop, karena tanpa mikroskop manusia tidak dapat melihat benda yang

sangat halus dan kecil dengan mata bugil. Mikroskop merupakan alat yang paling di butuhkan

dalam laboratorium biologi, sehingga perlu di jaga dengan baik, digunakan dengan baik dan

pemeliharaannya juga baik dan teratur.

Pada tahun 1689 mikroskop berhasil ditemukan oleh ilmuwan berkebangsaan belanda.

Bernama Antonie Van pemeliharaan mikroskop sangat penting, karena mikroskop sangat

berguna untuk pengamatan dan penelitiaan dalam kehudupan manusia. Untuk dapat melakukan

percobaan, karena tampa mikroskop manusia tidak dapat melakukan percobaan secara baik.

Berdasarkan prinsip kerjanya, mikroskop dapat di bedakan menjadi dua bagian, yaitu

mikroskop optik dan mikroskop elektron. Mikroskop optik lebih sering digunakan di sekolah-

sekolah dan sebagian besar banyak dimiliki. (Campbell 2005).

Laboratorium di Indonesia. Dalam mengembangkan teknologi dan pengunaan

mikroskop yang sangat berkembang pesat, karena mikroskop mampu memberikan penyinaran

tersendiri tampa bantuan cermin datar dan cermin cekung untuk menciptakan hal yang tersebut

telah banyak dilakukan percobaan agar bagian tersebut dapat berkembang pesat dengan lebih

modern dan lebih canggih lagi, sehingga dalam penelitiaan manusia dapat melakukan hasil

yang lebih baik dan lebih detail lagi.

2.1.2 Jenis-Jenis Mikroskop


Mikroskop terdiri dari empat macam yaitu mikroskop biasa, mikroskop fluorisasi,

mikroskop kontrafase, mkroskop polarisas. Berdasarkan system pencahayaannya mkroskop

terdiri atas dua jenis yaitu:

Mikroskop optik juga di bedakan menjadi dua bagian yaitu mikroskop biologi dan mikrosko

stereo. Mikroskop biologi adalah digunakan untuk pengamatan benda-benda yang tipis dan

transparan. Jika yang diamati tebal maka harus dibuat sayatan yang tipis. Benda-benda yang

diamati diletakan diatas kaca objek dengan medium air dan ditutup dengan kaca penutup yang

tipis. (Syamsuri Istamar 1989).

Mikroskop stereo digunakan untuk pengamatan benda-benda yang tidak terlalu halus dan

kecil. Mikroskop stereo juga digunakan untuk pengamatan dengan penyinaran dari atas

maupun maupun penyinara dari bawah.

2.1.3 Bagian-Bagian dan Fungsi Komponen Mikroskop

Komponen-komponen mikroskop beserta fungsi-fungsinya yaitu:

– lensa okuler yaitu bagian untuk mengamati objek berfungsi untuk memperbesar

bayangan benda.

– lensa objektif yang terletak di dekat objek berfungsi untuk menunjukkan bagian-bagian

objek yang akan diamati dengan pembesaran 4x, 10x, dan 40x.

– tabung mikroskop berfungsi menghubungkan lensa okuler dengan lensa objektif.

– revolver berfungsi sebagai pemutar untuk memilih lensa objektif yang akan digunakan.

– pemutar kasar dan halus berfungsi untuk menggerakkan tabung naik atau turun dan

mengatur bayangan sehingga objek dapat dilihat dengan jelas.

– meja objek berfungsi untuk tempat meletakkan spesimen atau objek yang akan diamati.
– penjepit berfungsi untuk menjepit kaca preparat yang telah diletakkan objek yang akan

diamati agar tidak goyang pada saat didorong ke kanan dan ke kiri.

– diafragma berfungsi untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke dalam

mikroskop.

– cermin berfungsi untuk mengumpulkan cahaya pada cermin cekung. Pada cermin datar

untuk cahaya terang, sedangkan cermin cekung untuk cahaya lemah.

– Kaki dasar mikroskop berfungsi sebagai kaki untuk menjaga agar mikroskop dapat

berdiri tegak pada saat digunakan.

– lengan mikroskop berfungsi sebagai alat pemegang pada saat mengangkat mikroskop

(Gabriel, 1998).

2.1.4 Sifat Lensa Pada Mikroskop

Mikroskop terdiri dari 2 lensa cembung. Lensa yang terdekat ke benda disebut objektif,

membentuk bayangan sejati dari bendanya. Bayangan diperbesar dan terbalik. Lensa yang dekat

mata, yang disebut lensa okuler atau lensa mata, digunakan sebagai pembesar sederhana untuk

melihat bayangan yang dibentuk oleh objektifnya. Lensa mata ditempatkan sedemikian rupa

sehingga bayangan yang dibentuk oleh objektif jatuh di titik fokus pertama lensa mata. Dengan

demikian cahaya keluar dari lensa mata sebagai berkas sejajar seolah-olah berkas cahaya ini

datang dari tempat yang tak terhingga di depan lensa (Young dan Freedman, 2003).

2.2. Pengamatan sel

2.2.1 pengertian sel

Sel merupakan unit terkecil dari makhluk hidup yang dapat melaksanakan kehidupan. Sel

disebut sebagai unit terkecil karena sudah tidak dapat dibagi-bagi lagi menjadi bagian yang lebih

kecil yang berdiri sendiri, Sel merupakan suatu organisasi yang terjadi secara berangsur-angsur
dan bertingkat kearah bentuk yang lebih maju dalam proses dasar karakteristik dari kehidupan

yang secara tetap dan pasti (Amin, 1977), ditinjau secara biokimia, sel hanya dapat dibedakan

menjadi dua macam. Kedua macam sel itu dapat dilihat dari ada tidaknya membran inti. Sel yang

tidak memiliki membran inti digolongkan kedalam sel prokarion sedangkan yang memiliki

membran inti digolongkan kedalam sel eukarion (Istamar Syamsuri, 2004).

Perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan ialah dimana sel tumbuhan memiliki dinding sel

yang mengandung selulosa yang sifatnya kaku, sedangkan pada sel hewan tidak memiliki

dinding sel yang memiliki selulosa dan hanya terdapat membrane sel yang sifatnya tidak kaku.

Sel tumbuhan mempunyai kloroplas sedangkan sel hewan tidak.

pada tahun 1655. Robert Hooke, menemukakan bentuk mikroskop dalam gabus dan dalam

batang tumbuhan, dalam gabus ia melihat barisan-barisan rapi yang terdiri dari kompartemen-

kompartemen yang mengatakan pada sarang lebah. Ungkapan Robert Hooke, mengenai sel

berjalan sejajar dengan ungkapan Van Leewek Hooke mengenai hewan-hewan kecil. Selama

satu setengah abad banyak orang yang telah melihat baik sel tetapi tidak ada seorang pun yang

memahami artinya (Karmana. 2005).

Ukuran sel bermacam-macam ada yang hanya 1-10 mikron, misalnya bakteri. Ada yang

mencapai 30-40 mikron, misalnya protozoa, ada pula yang mencapai beberapa sentimeter,

misalnya serabut kapas. Bentuk sel juga bermacam-macam. Meskipun ukuran sel sangat kecil,

strukturnya sangat rumit dan tiap bagian sel memiliki fungsi khusus. Misalnya, mitokondria

yang terdapat didalam sel berfungsi sebagai penghasil energi, sedangkan lisosom berfungsi

sebagai pencerna. Bagian-bagian sel itu tidak dapat berdiri sendiri atau terpisa dari sel. Jadi,

bagian-bagian sel itu harus berada didalam kesatuan sel agar dapat berfungsi secara normal.
2.2.2 Sel Hewan

Sel hewan adalah sel yang lebih kecil dari sel tumbuhan, sel hewan tidak memiliki dinding

sel yang mengandung selulosa dan hanya terddapat membrane sel yang sifatnya tidak kaku, dan

bentuknya tidak tetep. Sel hewan tidak mempunyai vakuola,tetapi mempunyai vesikel yang lebih

kecil nukles. Pada perkembangan sel hewan tidak disertai dengan pembentukan dinding sel. Sel

hewan memiliki kutub animal dan vegetal. Apoptosis untuk perkembangan jaringan sel hewan,

melibatakan mitokondria dan caspase.

2.2.3 Sel Tumbuhan

Sel tumbuhan adalah sel yang lebih besar dari sel hewan, mempunyai bentuk yang tetap.

Sel tumbuhan umumnya mempunyai dinding sel dan mempunyai vakuola atau rongga sel yang

besar. Tetapi sel tumbuhan tidak mempunyai sentrosom dan lisosom, nukleusnya lebih kecil dari.

vakuola. Perkembangan sel tumbuhan adalah adanya sitokinesis dan pembentukan dinding sel.

Jaringan sel tumbuhan tumbuh menjadi bentuk yang berbeda-beda. Sel tumbuhan terdapat proses

histodifferensiasi dan dapat meristem jaringan embrionik seumur hidup

2.2.4 Organ-organ Sel

• mitokondria adalah organel tmpat berlangsungnya fungsi respirasi sel makhluk hidup.

• Badan golgi adalah organel yang dikaitkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini

dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa.

• Retikum endoplasma adalah organ yang ditemukan pada semua sel eukariotik dan

merupakan bagian sel yang terdiri atas system membrane.

• Plastida adalah organ pada sel tumbuhan.

• Vakuola merupakan ruang dalam sel yang berisi cairan yang berupa air dan berbagai zat
yang terlarut didalamnya.
2.3. Pengamatan tumbuhan

2.3.1. Tumbuhan monokotil

Tumbuhan monokotil yaitu yang termaksud tumbuhan biji berkeping satu, Pada tumbuhan

monokotil merupakan tanaman yang dapat dilihat kenampakannya yang menonjol yaitu

mempunyai kulit cabang dan kulit batang. Tumbuhan monokotil juga identik dengan tumbuhan

yang hanya terdiri atas satu batang tanpa cabang atau ranting. Pada sistem pembulu kelihatannya

sebagian berkas pembuluh yang terpisah secara panjang ( Rustaman, 1994 ).

Di dalam dunia ini, tentunya banyak memiliki berbagai macam spesis makhluk hidup baik

tumbuhan maupun Hewan dan Binatang. Pada umumnya makhluk hidup saling ketergantungan

antara satu dengan yang lainnya, atau disebut dengan rantai makanan.Variasi tumbuhan dan

makhluk ini kemudian diklasifikasi untuk mengetahui berbagai macam spesis yang akan di

golongkan menjadi beberapa famili.

Pada beberapa abad yang lalu, para ahli berlomba-lomba untuk meneliti berbagai macam

spesis, baik spesis Hewan maupun spesis Tumbuhan. Sehingga pada abad sekarang ini kita bisa

mengetahui dan memahami lebih jelas lagi tentang klasifikasi hewan maupun tumbuhan tersebut.

Pada sub pembahasan kali ini, akan dibahas tentang berbagai macam tumbuhan dikotil

maupun tumbuhan monokotil, pengamatan kali ini juga meliputi berbagai macam bagian-bagian

tumbuhan dikotil dan monokotil tersebut, juga akan di amati alat-alat reproduksi pada tumbuhan

dikotil maupun monokotil. Struktur anatomi daun baik monokotil yaitu Jagung (Zea mays)

maupun dikotil yaitu yaitu Mangga (Mangifera indica), keduanya terdiri dari jaringan epidermis,

jaringan dasar, dan berkas pengangkut. Sel-sel daun mengandung sel-sel kipas dan stomata yang

terdapat pada kedua permukaan atau dipermukaan bawah saja, jaringan dasar atau mesofil

terletak diantara kedua epidermis. Mesofil merupakan daerah utama tempat fotosintesis. Pada
berkas pengangkut terdiri dari xylem dan floem, pada daun terdapat tulang dan mempunyai

susunan seperti batangnya (Pratiwi, 2006).

Bunga pada tanaman dapat dibagi menjadi dua macam yaitu, bunga lengkap dan bunga tak

lengkap. Bunga lengkap apa bila bagian-bagian bunga tersebut berupa tangkai, dasar bunga,

serta alat perkembangbiakan secara lengkap. Bunga tak lengkap apabila salah satu dari bagian-

bagian bunga tersebut tidak dimiliki. Oleh karena itu, bunga lengkap terdiri dari putik, benang

sari, kelopak dan sebagainya. Yang kemudian bunga tersebut mempunyai fungsi dan bagian

yang berbeda baik dari segi bentuk anatominya maupun secara morfologi (Soerodikusumo,

1997).

Batang terdiri dari atas beberapa tipe yaitu, batang rumput-rumputan ( jagung dan gandum )

dikotilendon yang bersifat herbal, dan batang berkayu dan pendu ( semak dan pohon ). Selain

itu ada pula tipe batang yang menyimpang dari kelaziman meliputi umbi lapis. Bunga lengkap

yang mempunyai benang sari dan putik disebut berkelamin dua, dikatakan bunga tidak lengkap

dengan mengenal bunga jantan dan betina ( Darjanto, 1990 ).

Morfologi dalam konteks sastra adalah ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk bahasa.

Morfem itu sendiri mempunyai pengertian, morfem adalah satuan bentuk terkecil dalam sebuah

bahasa yang masih memiliki arti dan tidak bisa dibagi menjadi satuan yang lebih kecil lagi.

Definisi bahasa adalah saatu sistem untuk mewakili benda, tindakan, gagasan dan keadaan.

Satu peralatan yang digunakan untuk menyampaikan konsep riil mereka kedalam pikiran orang

lain. Satu kesatuan sistem makna, satu kode yang digunakan oleh pakar linguistik untuk

membedakan antara bentuk dan makna. Satu ucapan yang menepati tata bahasa yang telah

ditetapkan.

Anatomi berasal dari bahasa yunani anatomi, dari anatemnein, yang berarti memotong

adalah cabang dari biologi yang berhubungan dengan stuktur dan organisasi dari makhluk hidup.
Terdapat juga anatomi hewan atau zootomi dan anatomi tumbuhan atau fitotomi. Beberapa

cabang ilmu anatomi adalah anatomi perbandingan, histologi, dan anatomi manusia.

Tumbuhan monokotil dan dikotil mempunyai klasifikasi sebagai berikut :

Klasifikasi tanaman mangga (Mangifera indica)

Regnum : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub duvision : Angiospermae

Class : Dicotylae

Ordo : Rutales

Family : Rutaceae

Genus : Mangifera

Spesies : Mangifera indica

Klasifikasi tanaman jagung (Zea mays)

Regnum : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub divison :Angiospermae

Class : Monoctylae

Ordo : Poales

Family : Poaceae

Genus : Zea

Spesies : Zea mays

Klasifikasi tanaman stek ubi kayu (Manihot esculenta)

Regnum : Plantae
Division : Spermatophyta

Sub division : Magnoliophyta

Class : Magnoliopsida

Ordo : Malpighiales

Family : euphorbiaceae

Genus : Manihot

Spesies :Manihot esculenta

Klasifikasi bunga mawar (rose hibrida hort)

Regnum : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub divisio : Angiospermae

Class : Dicotyledonae

Ordo : Rosales

Family : Rusaceae

Genus : Rosa

Spesies : Rosa hibrida hort

Klasifikasi bunga kembang sepatu (Hibiscus rose sinensis)

Regnum : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub division : Angiospermae

Class : Dicotyledonae

Ordo : Malvales

Family : Mavaceae

Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus rosa sinensis

Klasifikasi tumbuhan bunga kamboja (Plumeria acuminate)

Regnum : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub division : Angiospermae

Class : Dicotiledonae

Ordo : Apoceynaceales

Family : Apoceynaceae

Genus : Plumeria

Spesies : Plumeria acuminate

Klasifikasi tanaman kecamba kacang hijau (Phascolus radiatus)

Regnum : Plantae

Divisio : Magnolidphgta

Clasik : Magnolioksida

Ordo : Piperrales

Family : Piperaceae

Genus : Phaseolus

Spesies : Phascolus radiatu

2.3.2 Tumbuhan Dikotil

Pada tumbuhan dikotil yaitu tumbuhan mangga (Mangifera Indica) memiliki bangun

daun (Circum Scription) rata, ujung daun (Apex folii) runcing, tepi daun, (Margin folii)

bergelombang, tulang daun (Nevatio) berseling beraturan,dan pangkal daun (Basis folii) runcing.
Tumbuhan dikotil yaitu tumbuhan biji berkeping duan.. Sedangkan tumbuhan dikotil meliputi

tumbuhan yang batangnya memiliki cabang. Pada dikotil daun mempunyai helaian daun yang

lebar dengan bagian bawah menyempit, dengan atau tanpa tangkai daun.pada daun monokotil

mempunyai tangkai dan helaian daun (Yatim, 1987).

2.3.3 Organ-organ Tumbuhan

Organ adalah kumpulan beberapa jaringan yang secara bersama-sama

melakukan tugas tertentu. Secara garis besar ada tiga macam organ yang terdapat pada

tumbuhan.

➢ Akar

Akar merupakan alat tubuh tumbuhan yang lazimnya berada di dalam tanah dan

mempunyai peranan sangat penting, yang dapat dibuktikan melalui fungsi-fungsi

berikut.

1. Sebagai penyerap air dan garam-garam mineral yang terdapat didalam tanah.

2. Sebagai alat penyokong tubuh tumbuhan agar tetap berdiri tegak.

3. Pada jenis tumbuhan tertentu sebagai penyimpan cadangan makanan.

4. Sebagai penyangkut unsur-unsur hara sampai ke batang.

Jika kita mengamati sayatan melintang akar tumbuhan monokotil maupun

tumbuhan dikotil, akan kita temukan susunan anatomis akar berupa: epidermis (kulit

luar), korteks (kulit petama), endodermis (kulit dalam), dan stele (silinder pusat)

➢ Batang

Batang merupakan salah satu bagian tubuh tumbuhan sebagai tempat

tumbuhnya akar dan daun. Umumnya, tanaman berkeping dua mempunyai batang yang
selama hidupnya terus tumbuh membesar dan bercabang-cabang. Adapun fungsi batang

adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengangkut zat hara dari akar ke daun serta mengangkut hasil

fotosintesis dari daun keseluruh tubuh tumbuhan.

2. Sebagai tempat tumbuhnya daun dan akar.

3. Pada tumbuhan jenis tertentu berfungsi sebagai penyimpan makanan.

Apabila kita mengamati sayatan melintang batang tumbuhan monokotil dan

dikotil, akan tampak bagian-bagian berupa epidermis (kulit luar), korteks (kulit

pertama), dan stele (silinder pusat)

➢ Daun

Daun adalah merupakan alat tubuh tumbuhan yang lazim berwarna hijau, tipis

dan permukaannya lebar. Fungsinya untuk fotosintesis, alat pengeluaran pada waktu

penguapan (evaporasi) dan gutasi, serta sebagai tempat pertukaran gas oksigen dan

karbon dioksida.hal ini terjadi karna adanya stomata dan emisarium (alat pengeluaran

pada tumbuhan).

Beberapa jaringan yang menyusun daun tumbuhan adalah epidermis, parenkim,

dan pengangkut.

2.3.4 Reproduksi pada Tumbuhan

Bunga adalah bagian tumbuhan yang mengandung organ reproduksi, yaitu

putik, benangsari, kelopak bunga, dan mahkota bunga.

Sama seperti halnya mahluk hidup lain, tumbuhan juga bereproduksi untuk

mempertahankan kelangsungan spesiesnya. Tumbuhan berbunga melakukan reproduksi

dengan cara membentuk biji. Biji terbentuk dengan jalan reproduksi seksual yaitu
bergabungnya sel kelamin jantan dari serbuk sari dengan sel kelamin betina dari bakal

buah.

Serbuk sari harus masuk ke bagian dalam bunga betina (putik) agar terjadi

pembuahan. Ada bunga yang melakukan penyerbukan sendiri, yaitu benang sari berasal

dari bunga yang sama. Ada penyerbukan dari bunga .lain yang sejenis. Ada berbagai

cara agar serbuk sari masuk ke dalam kepala putik. Pada gambar di atas serbuk sari

menempel di seluruh bulu lebah dan kakinya, ketika hinggap di bunga lain serbuk sari

akan jatuh ke dalam kepala putik dan membuahinya.

Bunga memiliki bagian jantan dan bagian betina.

➢ Bagian jantan adalah benang sari yang terdiri atas:

1. tangkai sari

2. kepala sari

3. serbuk sari

➢ Bagian betina adalah putik yang terdiri atas:

1. bakal buah ( di dalam bakal bijinya terdapat sel kelamin betina)

2. tangkai putik

3. kepala putik

Kepala putik berujung lengket untuk menangkap butir-butir sel-sel

jantan.Bagian jantan dan betina pada bunga tumbuhan. Benang sari atau bagian jantan

terdiri dari kepala sari dan tangkai sari. Putik atau bagian betina meliputi kepala putik,

tangkai putik, dan bakal buah.

Baik benangsari maupun putik dilindungi oleh kelopak bunga dan daun

mahkota. Keduanya membentuk mahkota bunga.Polinasi atau penyerbukan terjadi


ketika butir sel jantan dari benangsari masuk ke kepala putik bunga lalu turun ke

tangkai putik untuk bergabung dengan bakal biji.

2.4 Pengamatan Hewan

2.4.1 Klasifikasi Katak

Katak adalah salah satu anggota klasik amphibi ,dari kata amphibi yang artinya

rangkap dan bios artinya kehidupan. Karna amphibi hidup dalam dua bentuk

kehidupan, mula-mula dalam air tawar kemudian dilanjutkan ke darat. Fase kehidupan

dalam air berlangsung sebelum alat reproduksinya masak, keadaan ini disebut fase

larva atau fase barudu.

Tubuh katak terbungkus oleh kulit yang tipis dan selalu lembab karna adanya

kalenjer yang menghasilkan lendir pada permukaan kulitnya. Anggota tubuh katak

berupa dua pasang tungkai (Kusmayadi, 2000). Ekor katak menghilang pada saat

mereka tumbuh dewasa, dimana tubuhnya menjadi pendek dan padat.

Klasifikasi pada katak dari kingdom sampai spesies adalah :

Kingdom : Amalia

Divisio : Vertebrata

Class : Amphibi

Ordo : Anura

Family : Ranidae

Genus : Rana

Spesies : Rana cancivora


Morfologi pada katak jantan dan betina memiliki beberapa perbedaan yaitu ukuran tubuh

katak jantan lebih kecil dibandingkan ukuran tubuh katak betina, dan bentuk tubuh katak jantan

lebih panjang dibandingkan bentuk tubuh katak betina.

Tubuh katak (Rana cancrivora) diliputi oleh kulit yang licin dan selalu basah yang berfungsi

sebagai alat pernapasan tambahan. Tubuh katak berkulit tipis dan banyak mengandung

pembuluh darah. Katak mempunyai dua pasang kaki yang berfungsi untuk berjalan dan

melompat. Pada setiap kaki terdapat selaput renang yang terletak diantara jari-jari kakinya.

Pada saat melompat di air, kaki belakang digunakan untuk mengayuh kuat dengan bantuan

selaput renangnya. Jari-jari tungkai katak berbeda –beda tergantung tempat hidup atau kebiasaan

hidupnya lingkungan.

2.4.2 Hewan Berdarah Dingin

Hewan berdarah dingin tidak harus dingin, ikan tropis atau kadal hidup digurun atau

seekor serangga yang sedang berjemur suhu tubuhnya bisa lebih tinggi daripada mamalia,

lagipula beberapa hewan mamalia dan burung mengalami periode topor atau hibernasi; pada saat

itu suhu mereka bisa turun hingga medekati titik beku air tanpa membahayakan dirinya, pada

keadaan demikian rasanya janggal bila dikatakan mereka itu hewan berdarah panas, penamaan

ilmiah yang terkait dengan keadaan diatas adalah poikiloterm untuk hewan berdarah dingin dan

homoeterm untuk hewan berdarah panas.

2.4.3 Hewan Berdarah Panas

Hewan berdarah panas adalah hewan yang dapat menjaga suhu tubuhnya, pada suhu-suhu

tertentu yang konstan biasanya lebih tinggi dibandingkan lingkungan sekitarnya. Sebagian panas

hilang melalui proses radiasi, berkeringat yang menyejukkan badan. Melalui evaporasi berfungsi

menjaga suhu tubuh agar tetap konstan. Contoh hewan berdarah panas adalah bangsa burung dan
mamalia, hewan yang berdarah dingin adalah hewan yang suhu tubuhnya kira-kira sama dengan

suhu lingkungan sekitarnya. Suhu tubuh tergantung pada neraca keseimbangan antara panas yang

diproduksi atau diabsorbsi dengan panas yang hilang. Panas yang hilang dapat berlangsung

secara radiasi, konveksi, konduksi dan evaporasi. Radiasi adalah transfer energi secara

elektromagnetik, tidak memerlukan medium untuk merambat dengan kecepatan cahaya.

Konduksi merupakan transfer panas secara langsung antara dua materi padat yang berhubungan

lansung tanpa ada transfer panas molekul. Panas menjalar dari yang suhunya tinggi kebagian

yang memiliki suhu yang lebih rendah. Konveksi adalah suatu perambatan panas melalui aliran

cairan atau gas. Besarnya konveksi tergantung pada luas kontak dan perbedaan suhu. Evaporasi

merupakan konveksi dari zat cair menjadi uap air, besarnya laju konveksi kehilangan panas

karena evaporasi . Hewan mempunyai kemampuan adaptasi terhadap perubahan suhu

lingkungan. Sebagai contoh, pada suhu dingin, mamalia dan burung akan meningkatkan laju

metabolisme dengan perubahan hormon-hormon yang terlibat di dalamnya, sehingga

meningkatkan produksi panas endoterm adalah hewan yang panas tubuhnya berasal dari hasil

metabolisme. Suhu tubuh hewan ini lebih konstan. Endoterm umum dijumpai pada kelompok

burung (Aves), dan mamalia. Pengaruh suhu pada lingkungan, hewan dibagi menjadi dua

golongan, yaitu poikiloterm dan homoiterm. Poikiloterm suhu tubuhnya dipengaruhi oleh

lingkungan. Suhu tubuh bagian dalam lebih tinggi dibandingkan dengan suhu tubuh luar.

2.4.4 Sistem Pencernaan Hewan


Sistem pencernaan pada hewan, contohnya adalah katak hijau (Rana Cancrivora) yang

terdapat organ-organ yang hamper sama dengan hewan vertebrata lainya, yaitu memiliki

esophagus, lambung, usus halus, usus dua belas jari, jejunum, ileum, usus besar, poros usus, dan
kloaka. Kerongkongan pada katak hijau (Rana Cancrivora) meluas dan meneima mangsa yng

besar sehingga disebut esophagus.

2.4.5 Sistem Reproduksi Hewan

System reproduksi hewan salah satunya adalah katak sawah (Rana cancivora),

perkembangbiakanya dapat dibedakan seksual dan aseksual. Para pakar biologi

mengembangbiakan organisme ini tanpa melalui perkawinan yang dikenal sebagai reproduksi

secara paraseksual. Caranya dengan melakukan pembuahan diluar tubuhnya yaitu dengan

mengambil inti sel pada tubuh katak.

System reproduksi pada katak jantan dan betina yaitu pada katak jantan memiliki system

reproduksi yang terdiri atas badan lemak,testis,oviduk,ginjal dan transfer sperma keorgan

reproduksi betina.

System reproduksi pada katak betina pada atas badan lemak,oviduk,ovarium, ginjal,sel

telur,kantung kemih,dan kloaka. Ovarium merupakan tempat penghasil sel telur atau ovum

sepasang berwarna putih susu, saluran ini merupakan saluran panjang yang terletak dikanan dan

kiri esophagus, pembuahan ini terjadi di air setelah telur akan dikeluarkan. (Solomon,1993).

Lambung erletak di sebelah kiri, dalam lambung dimulailah proses pencernaan oleh asam

lambung yang dihasilkan oleh kelenjar asam lambung pada katak hijau (Rana Cabcrivora)

mengandung Hcl dan peptin yang berfungsi untuk menunjang pencernaan. Terdapat kantung

kemih dan kloaka yang berfungsi sebagai tempat pengeluaran (Curtis, 1989)

Membrana nictitans dapat digerakan dari bawah keatas yang berfungsi untuk melindungi mata

dari gesekan air.

Salah satu cabang ilmu pengetahuan alam adalah biologi. Biologi yaitu ilmu yang mempelajari

tentang makhluk hidup baik tumbuhan maupun hewan dan manusia. Biologi berkembang
melalui pengamatan dan eksperimen, yang kita lihat dari banyak objek yang diamati serta

banyaknya hasil-hasil penemuan dalam bidang biologi yang sangat bermanfaat bagi kehidupan.

Amfibia adalah vetebrata yang secara tipikal dapat hidup baik dalam air tawar (tak ada yang

diair laut) dan di darat. Sebagian besar mengalami tamorfosis dari berudu (akuatis dan bernapas

dengan insang) ke dewasa (amfibius bernapas dengan paru-paru), namun beberapa jenis amfibia

tetap mempunyai insang selama hidupnya.(Prawihartono 1990).

Sistem pencernaan pada katak meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.

Saluran pencernaannya berturut-turut dari depan sampai belakang terdiri dari rongga mulut

dengan lidah dan gigi maxilla serta gigi vomer, farings (Pharynx) yaitu awal saluran pencernaan

tidak jelas batasnya dengan rongga mulu, kerongkongan yaitu saluran lebar menghubungkan

farings denga lambung, lambung berupa tabung lebar berotot yang berwarna putih dan ujung

posterior menyempit, usus besar berupa tabung yang lebar dan lurus yang langsung bermuara

pada kloaka, kloaka merupakan lubang pelepasan, kelenjar pencernaan pada katak terdiri dari

hati (hepar), kantung empedu dan pankreas. (Sastra 1980)

Sistem reproduksi pada katak, katak dewasa hidup didarat, tetapi ketika hendak

berkembang biak ia menuju ke air. Katak jantan mempunyai sepasang testis yang menghasilkan

sperma dikeluarkan melalui saluran sperma menuju kloaka. Katak betina mempunyai sepasang

ovarium yang menghasilkan telur. Telur dikeluarkan melalui saluran telur ke kloaka. Apabila

telur sudah masak katak betina menuju air. Katak jantan naik ke punggung katak betina dan jari-

jari katak jantan menekan tubuh betina sehingga katak betina mengeluarkan telur kedalam air.

Bersamaan dengan katak jantan mengeluarkan spermanya, selanjutnya terjadi fertilasi atau

pembuahan. (Sunarto 2004).

Telur yang sudah dibuahi menyerap air dan membesar, kemudian berkembang besar

menjadi embrio. Embrio mendapat makanan dari kuning telur. Kurang lebih seminggu dari
hasil pembuahan, embrio berkembang menjadi berudu. Lambat laun berudu mengalami

perubahan tubuh menjadi katak dewasa. Perubahan ini disebut metamorfosis, pada katak sawah,

metamorfosis menjadi katak dewasa terjadi dalam waktu 3-7 minggu, sedangkan pada katak

benggala (Rana catesbeiana) metamorfosis berlangsung kira-kira 3 bulan. Alat-alat reproduksi

pada katak jantan berbeda dengan alat reproduksi pada katak betina, untuk membedakan dan

mengetahui alat-alat pencernaan pada katak, alat reproduksi pada katak jantan dan betina maka

dilakukan percobaan ini. (Susanto 1998)

2.5 Memahami Konsep Hukum Mendel

2.5.1 Hukum Mendel

a. Hukum Mendel 1 : Pada pengamatannya, Mendel menyilangkan tanaman kacang yang tinggi

dengan yang pendek. Persilangan ini dinamakan persilangan monohibrid karena Mendel hanya

memperhatikan satu macam sifat, dalam ini tinggi tanaman. tinggi Tanaman yang dipilih adalah

tanaman galur murni, yaitu tanaman yang hanya kalau menyerbuk sendiri tidak akan

menghasilkan tanaman yang berbeda dengannya. Dalam hal ini tanaman tinggi akan

menghasilkan tanaman tinggi. Begitu juga tanaman pendek akan menghasilkan tanaman pendek

(Agus, 1985).

P : ♀ MM >< ♂mm

Merah putih

Gamet : M m

Mm merah -putih

F1 >< F1 : ♀Mm >< ♂ Mm


Merah-putih merah-putih
Gamet : M M
m m

F2 :

M m
MM Mm
M
merah Merah-putih
Mm mm
M
Merah-putih putih

Perbandingan fenotip bulat : berkerut = 3 : 1

Perbandingan genotip MM : Mm : mm = 1 : 2 : 1

Sehingga Mendel menyimpulkan sebagai hukum Mendel I atau yang dikenal dengan

hukum Segregasi. Hukum Segregasi berbunyi “pada waku berlangsung pembentukan gamet,

tiap pasang gen akan di segregasikan (memisah) kedalam masing-masing gamet yang

terbentuk” (Sugiri, 1989).

b. Hukum Mendel II: Mendel melakukan persilangan dihibrid, yaitu persilangan yang

melibatkan pola pewarisan dua macam sifat beda pada tanaman kedelai berbiji kuning-halus

dengan kedelai berbiji hijau-keriput. Hasilnya berupa tanaman kedelai generasi F1 yang

semuanya berbiji kuning-halus. Ketika tanaman F1 ini dibiarkan menyerbuk sendiri, maka

diperoleh 16 kombinasi gen dengan empat macam individu generasi F 2 masing-masing berbiji

kuning-halus, kuning keriput, hijau halus, dan hijau keriput dengan perbandingan 9 : 3 : 3 : 1

(Soeryo, 1990).

P : kuning-halus >< hijau-keriput


LLMM llmm
gamet LM lm

F1 : kuning-halus
LlMm

Menyerbuk sendiri (LlMm X LlMm)

F2 :

LM Lm lM lm

LLMM LLMm LlMM LlMm
LM
Kuning-halus Kuning halus Kuning halus Kuning halus
LLMm LLmm LlMm Llmm
Lm
Kuning-halus Kuning-keriput Kuning-halus Kuning-keriput
LlMM LlMm llMM llMm
lM
Kuning-halus Kuning-halus Hijau-halus Hijau-halus
LlMm Llmm llMm llmm
lm
Kuning-halus Kuning-keriput Hijau-halus Hijau-keriput

Sehingga Mendel menyimpulakan sebagai hukum Mendel II. Bunyi hukum Mendel II

“segregasi sutu pasangan gen tidak bergantung kepada segregasi pasangan gen lainnya, sehingga

didalam gamet-gamet yang terbentuk akan terjadi pemilihan secara bebas (Sutarni, 1989).

2.5.2 Sifat dominant dan resesif

➢ Sifat yang muncul pada keturunan dari salah satu induk dengan mengalahkan sifat

pasangannya disebut dominan.


➢ Sebaliknya, Sifat yang tidak muncul (tersembunyi) pada keturunan dari salah satu

induk karena dikalahkan oleh sifat pasangannya disebut resesif.

2.5.3 Sifat intermediet

Sifat yang muncul pada keturunannya merupakan campuran dari kedua induknya

2.6 Pengamatan Transpirasi

2.6.1 Pengertian Transpirasi

Menurut Sugiri. N. S., 1994 bahwa transpirasi adalah eporasi uap air dari daun tumbuhan

melalui stomata. Aliran air dari tanaman sebagai akibat transpirasi. Air menguap melalui stomata

menyebabkan lebih banyak air ditarik dengan osmosis dari sel-sel daun berdekatan.

Pada pengamatan pohon Johar ( Cassia siamea lamk) pada menit kesepuluh tidak mengalami

penguapan atau proses transpirasi, namun setelah menit ketiga mulai terjadi penguapan dengan

besar penguapan 0,1 ml. Kemudian diteruskan pada menit keenam dengan besar penguapan yang

sama yaitu 0,1 ml.

Hasil pengamatan pada tumbuhan Putri Malu ( Mimosa pudica) pada menit kesepuluh

menunjukkan bahwa terjadinya proses penguapan atau transpirasi dengan berkurangnya air

sebanyak 0,25 ml. Selanjutkan pada sepuluh menit ketiga dan keenam terjadi proses penguapan

dengan besaran yang sama.

Pada pengamatan pohon Jati Putih ( Tectona grandis) pada menit kesepuluh terjadi proses

penguapan atau transpirasi sebesar 0,05 ml. Selanjutnya bertambah menjadi 0,2 ml pada menit

ketiga dan pada menit keenam.

2.6.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Transpirasi


Transpirasi adalah eporasi uap air dari daun tumbuhan melalui stomata. Aliran air dari

tanaman sebagai akibat transpirasi. Transpirasi dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan

antara lain :

a. Suhu. Peningkatan suhu meningkatkan evaporasi air dengan demikian meningkatkan

transpirasi.

b. Kelembaban. Peningkatan kelembaban menyebabkan atmosfer jenuh dengan air sehingga

menurunkan transpirasi.

c. Angin. Peningkatan gerak angin mempercepat transpirasi karena mencegah atmosfer sekitar

stomata menjadi jenuh. Dengan demikian laju transpirasi akan paling tinggi dalam keadaan

panas dan kering serta berangin.

Laju hilangnya air karena transpirasi melebihi laju pengambilan air, maka tumbuhan akan

menjadi layu (Sugiri, 1994).

2.7 Pengamatan fotosintesis

2.7.1 Pengertian fotosintesis

Fotosintesis merupakan salah satu reaksi yang tergolong ke dalam reaksi anabolisme.

Fotosintesis adalah proses pembentukan bahan makanan (glukosa) yang berbahan baku karbon

dioksida dan air.

Fotosintesis hanya dapat dilakukan oleh tumbuhan dan ganggang hijau yang

bersifat autotrof. Artinya, keduanya mampu menangkap energi matahari untuk

menyintesis molekul-molekul organik kaya energi dari prekursor anorganik H2O dan
CO2. Sementara itu, hewan dan manusia tergolong heterotrof, yaitu memerlukan suplai

senyawa-senyawa organik dari lingkungan (tumbuhan) karena hewan dan manusia

tidak dapat menyintesis karbohidrat. Karena itu, hewan dan manusia sangat bergantung

pada organisme autotrof.

Fotosintesis terjadi di dalam kloroplas. Kloroplas merupakan organel plastida

yang mengandung pigmen hijau daun (klorofil). Sel yang mengandung kloroplas

terdapat pada mesofil daun tanaman, yaitu sel-sel jaringan tiang (palisade) dan sel-sel

jaringan bunga karang (spons). Di dalam kloroplas terdapat klorofil pada protein

integral membran tilakoid. Klorofil dapat dibedakan menjadi klorofil a dan klorofil b.

Klorofil a merupakan pigmen hijau rumput (grass green pigment) yang mampu

menyerap cahaya merah dan biru-keunguan. Klorofil a ini sangat berperan dalam reaksi

gelap fotosintesis yang akan dijelaskan pada bagian berikutnya. Klorofil b merupakan

pigmen hijau kebiruan yang mampu menyerap cahaya biru dan merah kejinggaan.

Klorofil b banyak terdapat pada tumbuhan, ganggang hijau, dan beberapa bakteri

autotrof.

2.7.2 Percobaan sachs

Dalam percobaan teori sachs yang menggunakan daun yang di bungkussebagian

dengan aluminium foil didapatkan perbedaan warna yang di timbulkan antara daun

yang di bungkus dengan daun yang tidak di bungkus dengan aluminium foil. Hasil yang

didapatkan dari percobaan tersebut adalah, daun yang di bungkus dengan aluminium

foil setelah ditetesi dengan yodium akan terlihat berwarna pucat seperti terbakar,

sedangkan yang tidak terbungkus dengan aluminium foil akan terlihat warna biru
kehitaman. Warna biru kehitaman menandakan bahwa di daun tersebut terdapat

amilum. Hal ini membuktikan bahwa proses fotosintesis menghasilkan amilum.

2.7.3 Larutan indikator

Larutan indikator biasa juaga dikenal sebagai larutan yodium, digunakan untuk

membuktikan adanya amilum yang dihasilkan dari proses foto sintesis, yang dilakukan

oleh ilmuan yang bernama Julius Von Sachs, yang kita biasa mengenalnya dengan

Sachs

You might also like