Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA EKSPERIMEN 1A
MODUL-2
Jurusan Fisika,FMIPA Universitas Padjadjaran
PENDAHULUAN
1
c. Mengukur beda sudut fase sinyal input dan output pada rangkaian RC.
d. Menghitung frekuensi resonansi pada rangkaian RLC.
e. Mengetahui sejauh mana pengaruh resistor terhadap peredaman tegangan
pada rangkaian RLC.
3. Kepustakaan
Berdasar pada hukum-hukum yang berlaku dalam ilmu fisika yang dapat
mendasari percobaan ini.
2
BAB 3 : Metodologi Percobaan menjelaskan alat dan bahan prosedur, yaitu
osiloskop, catu daya , sinyal generator, dll. Prosedur percobaan pada osiloskop
terdiri dari beberapa percobaan.
BAB 4 : Disini akan dijelaskan mengenai Menghitung tegangan dan frekuensi,
menghitung beda sudut fase menghitung frekuensi resonansi tahanan sebagai
peredam, dlll.
BAB 5 : Kesimpulan, menyimpulkan dari hasil perbandingan antara teori dasar
dengan data dan perhitungan yang didapat dari hasil eksperimen.
1.6. Waktu dan Tempat Percobaan
Hari/ Tanggal : Senin / 21 Desember 2009
Waktu : Pkl. 14.00 – 16.00 WIB
Tempat percobaan : Laboratorium Fisika Menengah, Jurusan Fisika UNPAD,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Jatinangor,Kab. Sumedang.
3
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Osiloskop adalah salah satu alat ukur yang dapat menampilkan bentuk dari
sinyal listrik. Dalam bidang elektronika, osiloskop merupakan instrumen ukur
yang memiliki posisi yang sangat vital mengingat sifatnya yang mampu
menampilkan bentuk gelombang yang dihasilkan oleh rangkaian yang sedang
diamati. Dengan Osiloskop kita dapat mengetahui dan mengamati frekuensi,
periode dan tegangan AC atau DC, fasa dan berbagai bentuk gelombangdari
sinyal. Osiloskop terdiri dari dua bagian utama yaitu display dan panel kontrol.
Display menyerupai tampilan layar televisi hanya saja tidak berwarna warni dan
berfungsi sebagai tempat sinyal uji ditampilkan. Pada layar ini terdapat garis-garis
melintang secara vertikal dan horizontalyang membentuk kotak-kotak dan disebut
div. Arah horizontal mewakili sumbu waktu dan garis vertikal mewakili sumbu
tegangan. Pada bagian panel kontrol osiloskop terdapat dua kanal yang bisa
digunakan untuk melihat dua sinyal yang berlainan, sebagai contoh kanal satu
untuk melihat sinyal masukan dan kanal dua untuk melihat sinyal keluaran.
Dewasa ini secara prinsip ada dua tipe osiloskop, yakni tipe analog (ART -
analog real time oscilloscope, ) dan tipe digital (DSO - digital storage
osciloscope), masing-masing memiliki kelebihan dan keterbatasan. Para insinyur,
teknisi maupun praktisi yang bekerja di laboratorium perlu mencermati karakter
masing-masing agar dapat memilih dengan tepat osiloskop mana yang sebaiknya
digunakan dalam kasus-kasus tertentu yang berkaitan dengan rangkaian elektronik
yang sedang diperiksa atau diuji kinerjanya. Pada percobaan kali ini, kita akan
menggunakan osiloskop analog untuk menentukan beberapa permasalahan yang
4
berbeda pada setiap prosedur percobaan. Secara umum osiloskop memiliki
kegunaan yaitu;
screen
Base Triode Fokus deflection
5
Glass envelope merupakan keseluruhan dari tabung katoda ini, ia
dikosongkan hingga menjadi hampa udara, untuk membiarkan aliran elektron
bergerak tegak lurus pada tabung , secara mudah.
Electron gun assembly terdiri dari triode dan fokus.Fungsi dari elektron gun
adalah sebagai penyedia sumber elektron,caranya dengan mengumpulkan dan
memfokuskan mereka ke arus yang baik, dan mempercepat mereka mendekati
layar fluorescent.Elektron yang membuat berkas cahaya (beam) diberikan oleh
thermionic emission dari katoda yang dipanaskan.Katode dikelilingi oleh tutup
silindris, yang berpotensial negatif, tutup ini mempunyasi lubang – lubang kecil
yang lokasinya sepanjang axis longitudinal dari CRT :
cincin fokus
Tutup ini bekerja sebagai grid kontrol (potensialnya negatif), karena muatannya
negatif, elektron ditolak dari dinding silinder, dan karena itu arus melalui lubang
dimana mereka bergerak ke medan listrik dari anoda terfokus.
Fokus lensa terdiri dari anoda pertama, cicncin fokus dan aperture
astigmatisma, atau anoda kedua. Fungsi dari bagian ini adalah untuk
mengumpulkan dan mengarahkan elektron pada garis lurus axis dari berkas berkas
sinar, untuk memperoleh ukuran minimum & titik terdefinisi oleh layar phosfor
dari CRT.Bagian dari CRT selain electron gun assembly adalah sistem
deflection.Betuk gelombang dapat diperlihatkan dari layar phospor CRT, hanya
jika disana ada arus elektron yang dibelokkan baik horizontal maupun vertikal,ini
adalah fungsi dari flat terdefleksi.
6
Arus dibelokkan yang dialami oleh elektron disebut defleksi (pembelokkan)
elektrostatis, yang berarti bahwa berkas- berkas sinar elektron itu dilenturkan oleh
gaya dikerjakan pada tiap elektron oleh medan listrik.Energi dicapai adalah
hubungan sederhana, melibatkan hanya voltase anode kedua dari fokus lensa&
muatan elektron diberikan seperti :
Ek = V2Q
Menyamakan energi kinetik dgn energi yang dicapai, diberikan oleh :
½ mv2 = V2Q
dimana :
m = massa elektron,
v = kecepatan elektron
v2 = mempercepat voltase melalui elektron gun assembly
Pada CRT yang menggunakan pembelokkan elektrostatis, 2 set flat defleksi
diposisikan tepat dengan sudut yang tepat dengan anode kedua, dengan defleksi
vertikal plat pertama, danplat untuk pembelokkan horizontal, mendekati layar
fosfor. Plat defleksi dapat berupa parallel, menyudut, atau bentuk kurva.:
7
melakukan salah – satunya untuk mengurangi waktu transit menyebabkan
kerusakan (degradasi) dari parameter CRT lainnya.Masalah dengan waktu transit
dapat diatasi dengan membagi plat defleksi kepada sejumlah plat – plat yang lebih
kecil.Tiap segmen plat terhubung dengan elemen LC diperlambat.Elemen
effectively ini membentuk bagian dari garis transmisi yang mencocokkan dengan
perambatan waktu dan sinyal ke waktu transit dari arus elektron selama waktu
perioda, diantara flat defleksi tersegmetasi.Kenaikkan arus defleksi ini, pada
frekuensi lebih tinggi, sebagai sebuah elektron melewati antara plat defleksi,
mengalami pembelokkan terus – menerus.
Sensitivitas defleksi
Merupakan voltase yang dibutuhkan per unit defleksi, atau voltase minimum
yang diperlukan untuk menyebabkan satu divisi dari defleksi vertikal.
Fosfor memiliki karakteristik yang diinginkan (fosforensi), artinya, fosfor
berkelanjutan untuk memancarkan cahaya untuk beberapa periode waktu, setelah
sumber eksitasi digerakkan kembali.
Gratikula (Graticule) adalah skala dalam material transparan yang cukup
pada muka dari CRT untuk tujuan pengukuran.
8
posi
horizontal
Fokus
astigmatisma
posis vertikal
Osiloskop terdiri dari tabung hampa udara (tabung katoda), dan layar
dilapisi zat Fluorescent, yang berarti jika permukaannya itu ditumbuk oleh
elektron umpannya, maka elektron dari, atau yang membangun molekul dimana
zat itu dibangun akan berpindah kulit , ke kulit yang lebih luar (tingkat energinya
lebih tinggi).Tetapi kemudian elektron atom cenderung akan kembali ke kulit
semula, setidaknya ke kulit yang lebih dalam dari kulit tempat yang baru tadi,
karena makin dalam kulit, maka tingkat energi menjadi lebih rendah sehingga
menjadi lebih stabil.Beda tingkat enegi antara kulit yang lebih luar dan yang
dalam menjelma sebagai foton yang tampak sebagai bintik terang.
Fungsi Osiloskop
Berikut ini adalah fungsi osiloskop sebagai berikut ;
1. Pengukuran Tegangan
Tegangan adalah besar beda potensial listrik, dinyatakan dalam Volt, antara
dua titik pada rangkaian. Biasanya salah satu titiknya adalah titik ground, tapi
9
tidak selalu. Tegangan juga diukur dari puncak ke puncak, yaitu dari titik puncak
maksimum ke titik muncak minimum. Dan kita harus hati-hati menspesifikasikan
tegangan apa yang dimaksud.
Pada dasarnya osiloskop adalah alat ukur tegangan. Sekali anda mengukur
tegangan, maka besaran lain bisa di ketahui melalui penghitungan. Sebagai contoh
pengukuran arus dengan menerapkan hukum Ohm arus dapat diketahui melalui
pengukuran tegangan dan membaginya dengan besar hambatan yang digunakan.
Penerapan penghitungan juga bisa dilakukan untuk arus AC tetapi tentunya
akan lebih rumit,tetapi pada intinya adalah bahwa dengan mengukur tegangan
sebagai langkah awal, maka besaran lain dapat diketahui melalui penghitungan.
Gambar 2 menunjukkan tgangan dari satu puncak ke puncak lainnya yang disebut
(the peak-to-peak voltage – V[p-p]), biasanya adalah duakali V[p]. Gunakan
Vrms(root-mean-square) voltage untuk menghitung daya dari sinyal AC.
10
Pengukuran Tegangan pada Pusat Garis Vertikal
X = A sin (ω1t)
11
Y = B sin (ω2t + )
Berlaku m2 = n1
n 2 n 2f 2 f
Jika = 2f, maka : sehingga 2
m 1 m 2f1 f1
A2 B 2 AB
Sinar sudut fasa antara kedua sinyal sama dengan perbandingan antara titik
potong pada sumbu Y yang dinyatakan oleh b terhadap defleksi vertikal
maksimal yang dinyatakan oleh B. Sesuai dengan gambar elips maka berlaku :
sin = b/B
Pada rangkaian RL, RC, RLC
maka arus listrik bolak-balik yang masuk pada rangkaian tersebut, maka
output dari rangkaian itu akan mengalami pergeseran sudut fase terhadap
inputannya, untuk rangkaian RC beda fasa dapat dinyatakan :
Z= xR 2 xC 2
Xc 1
tg Xc
Xr c
1
tg
RC
Untuk rangkaian RL, maka beda fasa dapat dinyatakan :
Z= xR 2 xC 2
XL
tg XL L
XR
L
tg
R
Dalam suatu rangkaian seri RLC dikatakan dalam keadaan resonansi bila
impendansi totalnya adalah real dicapai, bila:
1
r
LC
12
Beda sudut fasa antara arus yang melalui rangkaian dari sumber adalah
d 2 q R dq q
nol. Dalam rangkaian RLC berlaku : 2
0
dt L dt LC
Gambar Lissajous
Jejak berkas yang ditinggalkan oleh sebuah titik yang mengikuti 2 getaran
selaras pada waktu bersamaan dengan arah tegak lurus satu sama lain, disebut
gambar Lissajous.Jika amplitudo dan frekuensi masing – masing beda fase
diantara keduanya telah ditentukan, maka gambar hasilnya dapat dicari dengan
metode yang diperlihatkan gambar :
A 2
3
1 3
4 0 0
4
5 7 7 5
6
B
7
10
6
C D
2 4
3
13
Pada osiloskop,,jika suatu frekuensi yang sudah diketahui besarnya
dikenakan pada sepasang lempeng dalam oscillograph, sinar katoda & frekuensi
yang belum diketahui diberikan pada pasangan lempeng yang lainnya, jika kedua
frekuensi tepat sama, gambar akan menjadi salah satu dari gambar :
Jika frekuensi dari sinyal yang diterapkan kedua input x & y adalah sama,
perbandingannya adalah 1:1, dan jika sinyal x & y mempunyai beda fase 90°, pola
melingkar akan teramati., jika frekuensi bertepatan hampir sama,gambaran akan
berubah – ubah bentuknya menurut urutan gambar – gambar secara perlahan –
lahan.Jika frekuensi yang satu tepat 2 x lipat frekuensi yang lain, gambar akan
mempunyai bentuk yang sama dengan salah satu bentuk dalam deretan :
14
Dengan menggunakan metode lissajous kita dapat menentukan nilai
perbandingan frekuensi. Osiliskop dapat digunakan dalam bentuk dua dimensi x
dan y, untuk menentukan frekuensi sinyal, frekuensi ditentukan dengan
menerapkan sinyal yang frekuensinya tidak diketahui pada terminal input x atau y
& sinyal frekuensi yang diketahui.Pola yang muncul pada laayr disebut gambar
Lissajous.Pola Lissajous yang biasa diamati bergantung pada perbandingan antara
2 frekuensi.Metoda ini mempunyai keterbatasan dan tidak dapat digunakan secara
luas, sejak penghitung frekuensi digital dengan harga rendah dipasarkan.Satu
keterbatasan adalah bahwa perbandingan dari 2 frekuensi harusdiatur dalam
sejumlah angka baik pada numerator & denominator.Keterbatasan lain adalah
10:1, ialah mengenai perbandingan maksimum dari frekuensi yang dapat
digunakan.Pada perbandingan lebih tinggi, Pola Lissajous menjadi sangat rumit
berkaitan dengan penentuan frekuensi yang tidak diketahui makin sulit ditentukan.
Perbandingan 2 : 1 menghasilkan bentuk seperti angka 8.Jika sinyal
diberikan pada terminal input horizontal, pola angka 8 akan berada pada salah satu
sisi. Perbandingan tidak sama pada sejumlah angka, seperti pada perbandingan
5:3, yang membentuk pola sangat kompleks.Perbandingan 3 : 2, merupakan
gambar Lissajous dengan frekuensi vertikal lebih tinggi.
15
Untuk perbandingan frekuensi lebih besar dari 10 : 1, pola Lissajous menjadi
terlalu kompleks untuk digunakan.Pada tempat oleh teknik ini, cincin gambar
Lissajous ditentukan dengan menggambar garis seperti :
pada gambar ini, garis putus putus tidak menggambarkan rasio yang
sesungguhnya, jika kita menemukan pola Lissajous denga ratio 8 : 1 , maka garis
putus putusa ada sebanyak 8 garis. Ini pun digunakan jika osiloskop mempunyai
axis tiga dimensi (mencakup axis z)Perbandingan frekuensi dilakukian dengan
menghitung garis pada cincin.Pola cincin pada gambar diatas menunjukkan
frekuensi tidak diketahui pada input vertikal & horizontal untuk menghasilkan
lingkaran.
16
4. Penghitungan Sudut Fasa
Osiloskop dapat pula digunakan dalam mode x – y untuk menentukan sudut
fasa diantara 2 sinyal pada frekuensi yang sama.Pola tampak pada layar CRT
mungkin berubah dari garis lurus dengan kemiringan positif jika sinyal dalam
fasa, pada garis lurus dengan kemiringan negatif untuk sinyal 180° dari beda fasa
seperti gambar :
17
90
180
45
60
18
y1
y2
y1
Sin y 2
Dimana :
= sudut fasa
y1 = y – axis intercept
y2 = pembelokkan vertikal maksimum
Sudut fasa dapat dengan mudah ditentukan dari ellips.Perbandingan dari
axis-y tertahan, ditampilkan sebagai y1 pada gambar diatas & pembelokkan
vertikal maksimum, y2 adalah sama dengan sinus dari sudut fasa.
19
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
20
7. Melakukan percobaan 2 s/d 6 untuk output trafo 6 V, 10V, dan 20
V.
E. Resonansi Listrik
1. Menyusun rangkaian seperti gambar 3./
2. Memasukkan sinyal input pada rangkaian (3 KHz, 5V) sinyal input
dari generator.
3. Memasukkan sinyal input pada rangkaian ke input A dan sinyal
output rangkaian ke input B.
4. Menempatkan selektor TIME/DIV pada possisi X-DEFL.
21
5. Menentukan nilai b dan B dari gambar ellips yang terbentuk untuk
sinyal input dan output.
6. Melakukan prosedur 2 s/d 5 untuk frekuensi 3,5 KHz s/d 10 Khz,
dengan kenaikkan 0,5 KHz.
C
0,1µ
AC X
R
1000 ohm
Gambar 2 Rangkaian RC
22
C 0,1µ
AC
X
R
1000 ohm
23
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
24
1. Menghitung Tegangan dan Frekuensi terbaik dengan sesatannya dari
sinyal Generator.
Pada percobaan untuk menghitung tegangan dan frekuensi dari sinyal
generator,didapat harga Vef ketika rangkaian di groundkan. Selain itu juga, di
dapat data sebagai berikut;
a)
Vef = V max / 2 (volt)
V = 4 volt (ground)
Amplitudo = Tegangan (Vmax)
Vmax T Vef
No (volt) (sekon) (volt) f (Hz) Vef 2 f2
1 5 7.6 3.571 0.132 12.7551 0.01731
2 5 7.5 3.571 0.133 12.7551 0.01778
3 5.1 7.5 3.643 0.133 13.2704 0.01778
Jumlah 15.100 22.600 10.786 0.398 38.7806 0.05287
Dari data di atas, maka kita dapat menghitung Vef rata-rata dan f rata-rata menggunakan
rumus sbb :
Vef rata2 =Σ Vef/5 = 3.595238 volt
f rata2 = Σ f / 5 = 0.132749 Hz
b).
V = 6 volt ground) Vef = Vmax / Ö2 (volt)
A = Vmax (volt) f = 1 / T (Hz)
25
3 5 7.8 3.5714286 0.128205 12.75510204 0.01644
c).
V = 10 volt(ground) Vef = Vmax / Ö2 (volt)
A = Vmax (volt) f = 1 / T (Hz)
Vmax
No. (v) T (sekon) Vef (volt) f (Hz) Vef (volt) f (Hz)
1 10.2 0.098039216 7.2857143 10.2 53.08163265 104.04
2 10.2 0.098039216 7.2857143 10.2 53.08163265 104.04
d).
26
(v) Vef (volt)
1 21 7.7 15 0.12987 225 0.01687
2 21 7.8 15 0.128205 225 0.01644
n/m f2 f1 f1 * f1
53. 53.
1 0 0 2,809.0
13. 27.
0.5 5 0 729.0
27
5. 17.
0.33333 7 1 292.4
2. 10.
0.25 5 0 100.0
202. 101.
2 0 0 10,201.0
229. 76.
3 5 5 5,852.3
344. 86.
4 0 0 7,396.0
640. 128.
5 0 0 16,384.0
1,490. 498.
Σ 2 6 43,763.7
28
12 8.5 1.4 3.9 0.35897 21.0372
13 9 1.2 3.9 0.30769 17.9202
14 9.5 1 3.9 0.25641 14.8572
15 10 1 3.85 0.25974 15.0547
29
f (Hz) (Hz) L/R
3 18.84 0.8478 40.2913
3.5 21.98 0.1055 6.02265
4 25.12 0.12058 6.87531
4.5 28.26 0.13565 7.72491
5 31.4 0.15072 8.57111
5.5 34.54 0.16579 9.41356
6 37.68 0.18086 10.2519
6.5 40.82 0.19594 11.0859
7 43.96 0.21101 11.9151
7.5 47.1 0.22608 12.7393
8 50.24 0.24115 13.5581
8.5 53.38 0.25622 14.3714
9 56.52 0.2713 15.1788
9.5 59.66 0.28637 15.98
10 62.8 0.30144 16.7749
f (KHz)
3 71,57
Grafik Beda Sudut fasa terhadap Frekw ensi
3,5 74,05
4 75,96 88 y = 1,6411x + 69,44
O)
4,5 77,47 86
84
5 78,69
Beda Sudut Fasa (
9 83,66
9,5 83,99
10 84,29
30
4. Menghitung frekuensi resonansi dengan persamaan 7.
1 ω = 2πf L = 4,5 mH
r
L C = 10-7 F
C
1 1
f= = = 1/1332,2 =7,51 x 10-4 Hz
2 L
C 2 0,0045 7
10
BAB V
ANALISA
31
menspesifikasikan tegangan apa yang dimaksud. Selain itu, telah
diketahui bahwa pada sumbu vertikal(Y) merepresentasikan tegangan
V, pada sumbu horisontal (X) menunjukkan besaran waktu t pada
tampilan layar osiloskop Dengan demikian berarti kita telah
mendapatkan besar tegangannya. Kemudian untuk menghitung
besarnya frekuensi maka kita harus mengukur besar T/div nya yang
menyatakan periode. Karena periode dan frekuensi merupakan
32
Menghitung sudut fase sinyal input dan output untuk masing –
masing frekuensi, lalu menghitung beda sudut fasenya.
Dengan menggunakan rangkaian RC yang dihubungkan ke osiloskop,
kemudian kita memberikan sinyal generator pada rangkaian dan T/Div
pada posisi selektor X-DEFL sehingga kita mendapatkan gambar
lissayous, pada gambar tersebut menunjukkan bahwa tampilan pada
osiloskop untuk gambar lissayous membentuk lingkaran ellips.
Disamping itu, dengan mengubah-ubah frekuensi kita akan
mendapatkan nilai b dan B. Beda sudut fasenya kita dapatkan dengan
b
persamaan Sin = . Sebenarnya ada cara lain untuk menghitung
B
b
maka digunakan persamaan Sin = .
B
33
Dari frekuensi yang diketahui dapat dikembangkan dengan menentukan
resistansi, kapasitas dan induktansi pada rangkaian ini. Sehingga grafik
untuk beda sudut fase dapat diperoleh seperti grafik diatas, pada
pembahasan data dan perhitungan.
BAB VI
KESIMPULAN
34
jumlah loop yang terlihat dalam gambar. Dengan menggunakan metode lissajous
ini juga kita dapat mengukur beda fasa dari sinyal input rangkaian.
DAFTAR PUSTAKA
35