You are on page 1of 2

DIAGNOSA

MRI Payudara
akurat, detail, tanpa sakit

Berkat kemajuan
teknologi, pemeriksaan
MRI (Magnetic
Resonance Imaging)
dapat diandalkan dalam
mendeteksi berbagai
kelainan organ tubuh,
termasuk kelainan pada
payudara. Dalam tiga
dekade terakhir, MRI
payudara berkembang
pesat dan menjadi salah
satu alat pemeriksaan
yang diperlukan untuk
membantu menentukan
kelainan pada
payudara.
emeriksaan
payudara, selain
pada umumnya
dilakukan
dengan
modalitas
mammografi dan USG
mamma, juga bisa
dilakukan dengan
alat MRI. Biasanya, jika
pemeriksaan mammaografi
atau USG mamma kurang
jelas atau masih meragukan,
maka dilakukan pemeriksaan
dengan MRI.
Mammografi telah terbukti
unggul untuk tujuan screening
melalui kemampuannya
untuk mendeteksi adanya
mikrokalsifikasi. Namun
kemampuan dalam

mendeteksi tumor atau


benjolan pada payudara hanya
60% pada wanita dengan
jaringan payudara yang padat.
Sedangkan pemeriksaan USG
payudara keunggulannya adalah
dalam hal membedakan antara
kista dengan tumor padat
(fibroadenoma), namun secara
umum sensitivitasnya tidak
terlalu tinggi dibandingkan MRI.
MRI merupakan suatu alat yang
menggunakan tenaga magnet
cukup kuat dengan radio dan
gradient frequent serta perangkat
komputer untuk menghasilkan
irisan-irisan gambar (imaging)
yang bisa dianalisa untuk
mengetahui lesi-lesi patologis
pada bagian-bagian tubuh yang
diperiksa.

Gambar hasil MRI payudara.

Kegunaan MRI payudara


MRI payudara tidak
menggantikan pemeriksaan
mammografi maupun USG
payudara, namun merupakan
pemeriksaan tambahan dalam

DIAGNOSA
mendeteksi tumor atau kanker
payudara dan menentukan
kondisi penyakit kanker payudara
serta mendeteksi kelainan
payudara lainnya. Beberapa
penelitian telah dilakukan
dalam menilai kemampuan MRI
dalam deteksi dini dan preventif
terhadap kanker payudara.
MRI payudara diperlukan untuk
mengindentifikasi tanda dini
kanker payudara, terutama
pada wanita dengan payudara
padat dan mempunyai risiko
tinggi untuk menderita kanker,
seperti menderita kanker pada
usia muda, riwayat keluarga
ada yang menderita kanker
payudara, atau mutasi genetik
(BRCA1 atau BRCA2). MRI juga
bisa memberikan nilai tambahan
informasi terhadap penyakit
maupun penentuan pengobatan
dengan memberikan kontras
media melalui pembuluh darah
vena, mengevaluasi perluasan
kanker yang telah ditemukan
pada mammaografi dan USG
payudara, menentukan letak
tumor yang multipelterutama
pada pasca-operasi payudara
dengan teknik BCT (Breast
Conservation Surgery), serta
dapat memperlihatkan kelainan

MRI
payudara
diperlukan
untuk
mengindentifikasi
tanda dini
kanker
payudara.

dengan lebih baik pada wanita


muda, di mana jaringan payudara
masih padat.
MRI payudara juga dapat
membedakan antara jaringan
bekas operasi (jaringan parut)
dengan kanker yang rekuren
(kambuh), menilai efek setelah
pemberian kemoterapi, serta
menemukan kelainan pada
payudara implan seperti
kebocoran akibat robeknya
implan, yang tidak dapat terlihat
dengan baik dengan pemeriksaan
USG. Payudara dengan
implan tidak dapat dilakukan
pemeriksaan mammografi.
Persiapan pemeriksaan
Tidak ada persiapan khusus.
Dianjurkan memakai baju
yang telah disediakan selama
pemeriksaan atau pakaian
yang tidak mengandung metal,
termasuk perhiasan, jepitan
rambut, alat bantu dengar, dan
gigi palsu. Tidak dapat dilakukan
pada pasien yang memakai alat
pacu jantung, pen pada tulang,
dan klip post operasi pembuluh
darah otak (aneurisma).
Saat pemeriksaan, pasien akan
ditidurkan pada meja yang
dapat bergerak dan diminta
tidak melakukan gerakan saat
pemeriksaan berlangsung.
Posisi pasien berada dalam
keadaan tengkurap
dan payudara akan
menggantung yang
berada di dalam
alat khusus (coil).
Pemeriksaan akan
berlangsung antara
30 menit sampai 1
jam bila pasien dapat
dengan tenang tanpa
melakukan pergerakan
sekecil apapun selama

1.

2.

1. Perbandingan hasil mamografi


dengan MRI payudara.
2. Gambar MRI payudara pada
payudara implan.

pemeriksaan berlangsung.
Biasanya, saat pemeriksaan
diberikan suntikan kontras media
(Gadolinium DTPA) melalui
pembuluh darah vena dilipat siku.
Ini diperlukan agar kelainan dari
jaringan payudara dapat dilihat
dengan lebih jelas.
Dengan MRI payudara, pasien
relatif tak merasakan sakit
seperti pada mammaografi.
Sewaktu payudara dikompresi,
pasien tak kena radiasi sinar X.
Hasil pemeriksaannya pun lebih
akurat dan detail.

Dr. Melita, Sp.Rad(K)


Konsultan Divisi Neuroradiologi
RS Pondok Indah
Dr. Chandra Jayawiyanto, Sp.Rad
Dokter Spesialis Radiologi
RS Pondok Indah

You might also like