You are on page 1of 5

SHAMISEN

ALAT MUSIK
TRADISIONAL JEPANG

OLEH:

EKA WULANDARI
SHAM ISEN ALAT M USIK TRADISIONAL JEPANG

Shamisen adalah salah satu alat musik petik tradisional Jepang. Shamisen
sendiri berarti tiga garis, diambil dari kata Sha (tiga) dan Sen (garis). Awalnya
shamisen adalah alat musik yang dibawa dari Cina, namun sebutannya bukan
shamisen, melainkan saxian adapula yang menyebutnya kokin dan bentuknya tidak
sama persis dengan shamisen di Jepang. Ada beberapa pendapat mengenai sejarah
masuknya shamisen ke Jepang. Dari sumber abad ke tujuhbelas dan delapan belas,
menuliskan bahwa shamisen diperkenalkan sekitar tahun 1562 di pelabuhan Sakai
dekat Osaka. Sumber lain menyebutkan pada tahun 1574 dalam buku harian yang
ditulis Uwai Kakken, menulis adanya sebuah misi raja kepulauan Ryukyu yang
menyertakan seorang pemain shamisen dalam rombongannya. Adapula yang
menyebutkan bahwa shamisen adalah bentuk lain dari alat musik Biwa yang
disederhanakan.
Alat shamisen terdiri dari tiga bagian, yakni Do(badan), Sao(leher),
Itomaki(pasak).
Badan shamisen terbuat dari kayu cendana warna merah, kayu murbei, atau
kayu apel. Bentuknya menyerupai kotak, bagian atasnya tertutup dan bagian
bawahnya ditutupi o leh kulis kucing, namun bisa juga ditutupi dengan kulit anjing
atau plastik. Untuk digunakan pada pementasan atau konser, shamisen dibuat sebaik
mungkin, dan semakin mahal. Dibagian dalamnya diukir dengan pola hiasan tulang
ikan haring yang dikenal dengan sebutan ayasugi, sehingga suara yang dihasilkan jauh
lebih bagus.
Leher atau Sao ini dapat di bagi menjadi 3 bagian agar mudah di bawah.
Ketebalannya bervariasi menurut jenis musik yang dimainkannya. Dawai yang
digunakan terbuat dari sutra yang dipilin, namun saat ini sangat jarang yang
menggunakan sutra asli, sebab mudah putus. Sebagai gantinya, para pembuat
shamisen menggantinya dengan plastik atau nilon. Dawai-dawai ini diikatkan pada
sebuah sebuah tali berbentuk hiasan(neo) pada bagian bawah badan serta tiga buah
pasak atau itomaki.
Itomaki tersebut dibuat dari gading, kayu, atau plastik. Adapun alat yang
digunakan untuk memetik shamsien disebut bachi. Bachi ini juga digunakan untuk
memetik biwa.
Selain bentuk shamisen yang bervariasi, bentuk musik shamisen pun berbagai
macam. Terdapat beberapa aliran musik atau genre shamisen. Namun sebenar nya
yang membuat jenis shamisen itu bervariasi adalah karena dipengaruhi oleh tiap aliran
shamisen. Sebab tiap genre shamisen memiliki ciri-cir i khusus, baik itu dari seg i
kualitas suara yang unik, gaya permainan musik yang punya aturan-aturan khas,
tentunya bentuk dan ukuran shamisen-nya pun berbeda. Namun perbedaan itu tak
terdengar saat pertama kali mendengar, karena perbedaannya tipis. Tapi jika anda
seorang ahli dalam hal ini, maka akan sangat jelas perbedaan di tiap genre.
Adapun bagan genre shamisen sebagai berikut :

KATARIMONO UTAMONO
sekkyo jiuta

n aiwa jou ri nag aut a kumiuta hau ta

gida yu ge ki h andayu itchu kou ta

ozatsum a kat o b ung o o gie - edo nag auta u tazawa

Tokiwazu miyazon o tom im oto sh in nai

son ohachi kiyam oto t omeiryu

yamat ogaku

Katarimono adalah aliran musik naratif. Pagelaran shamisen diiringi dengan nyanyian
dongeng dan cerita. Sedangkan Utamono, nyanyian yang lebih menekankan melodi
shamisen. Sedangkan aliran-aliran dibawahnya, memiliki perbedaan yang tipis. Ada
yang isi ceritanya tentang cinta(bungo), tragedy keluarga(kato), dan lain-lain.
Penyebab mengapa genre shamisen semakin banyak, ialah karena dalam masyarakat
m en genal bahwa b ila seo rang m u rid m en yim pan g d ari g aya g urun ya, m aka
m enjad i b erto lak b elak an g atau berlaw anan. S ehing ga set iap kali sang m urid
m encipt akan jen is m usik yang tid ak sama o leh yang d iajarkan sang gu ru, m aka
terciptalah satu g enre m usik lain.
Dik alangan p em ud a Jepang alat-alat m usik t rad isio nal sep erti sha misen ini
tid ak lah terlalu p o pu ler. Ham pir sam a deng an k eadaan pem ud a di In do nesia. Kurang
kesadaran bahwa penting nya men jaga warisan n enek m o yang yang telah m enjad i cir i
kh as bangsa. Nam u n m ereka m elak uk an berbag ai cara unt uk b isa m elestarik an apa
yang telah turun temu ru n d i ajarkan o leh p ara o rang tu a, terutama d alam h al k esenian .
Para pemain sha misen m engk o labo rasik an m u sik inst ru m en t m ereka deng an alat-alat
m usik m od eren, sepert i g itar, d rum , dan p iano . Seperti yang d ilaku kan o leh Y oshid a
Broth ers. Pemerintah Jep ang jug a set iap tah un ny a mem berik an gelar k ep ad a set iap
sen im an yang diang g ap p antas m enerim an ya setiap tahu n. G elar terting gi ad alah
nin gen kokuh o atau harta Negara. S eh ing ga para senim an selalu merasa term otivas i
un tuk m eng h asilk an karya sebaik mu ng kin.
Sh amisen sering d ig unakan unt uk m eng iring i pem entasan ka bu ki(drama
to pen g), tari geisha , dan matsuri-ma tsuri tertent u.
Selain sham isen, terd ap at p ula beb erap a alat mu sik tradisio nal Jep ang yang tak
kalah m enarik ny a. S ep erti p ad a alat m usik petik ad a Biwa d an Ko to . A lat mu sik
perku si ada T aiko dan Tsu zu mi. S ert a alat mu sik tiup , sep erti S ho , Yo ko bu e, dan
Sh akuh achi.
Sumber:
- Musik tradisional Jepang dan Instrument Musiknya (William P.Malm 2005)
- Jepang sebuah pedoman saku (Kedutaan Besar Jepang Jakarta 1985)
- Website Wikipedia dan beberapa website pendukung lainnya
- Shintani Naoyuki San
- Matsui san
- Armin Hari san

You might also like