You are on page 1of 38

KEPUTUSAN

MUSYAWARAH BESAR VIII PEMUDA PANCASILA


Nomor : 005/KPTS/MUBES-VIII/PP/II/2009

TENTANG

PENGESAHAN MATERI - A (ORGANISASI)

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa,

Musyawarah Besar VIII Pemuda Pancasila, setelah :

Menimbang : 1. Bahwa Musyawarah Besar VIII Pemuda Pancasila sebagai


pemegang kekuasaan tertinggi organisasi Pemuda Pancasila di
tingkat Nasional, yang diselenggarakan sekali dalam 5 (lima)
tahun.

2. Bahwa Sidang Pleno III Musyawarah Besar VIII Pemuda


Pancasila adalah alat kelengkapan untuk membahas segala
rancangan materi bahasan tentang keorganisasian.

3. Bahwa untuk itu perlu ditetapkan keputusan tentang


Pengesahan Hasil Materi - A (Organisasi) Musyawarah Besar
VIII Pemuda Pancasila.

Mengingat : 1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Pemuda


Pancasila hasil keputusan Musyawarah Besar VII Pemuda
Pancasila tahun 2001.
2. Surat Keputusan MPN Pemuda Pancasila No. 644.A2/MPN-
PP/III/2008 tentang Pembentukan Panitia Pengarah (Steering
Committee) dan Panitia Pelaksana (Organizing Committee)
MUBES VIII Pemuda Pancasila.

Memperhatikan : 1. Keputusan Musyawarah Besar VIII Pemuda Pancasila No.


01/KPTS/MUBES-VIII/PP/II/2009 tentang Jadwal Acara
Musyawarah Besar VIII Pemuda Pancasila.
2. Keputusan MUBES VIII Pemuda Pancasila No.
02/KPTS/MUBES-VIII/PP/II/2009 tentang Tata Tertib
Musyawarah Besar VIII Pemuda Pancasila.
3. Keputusan MUBES VIII Pemuda Pancasila No.
03/KPTS/MUBES-VIII/PP/II/2009 tentang Pimpinan Sidang
Musyawarah Besar VIII Pemuda Pancasila.
4. Saran-saran serta pendapat yang tumbuh dan berkembang
dalam permusyawaratan Sidang Pleno III pada tanggal 21
Pebruari 2009.

1
MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN MUSYAWARAH BESAR VIII PEMUDA


PANCASILA TENTANG PENGESAHAN MATERI - A
(ORGANISASI) MUSYAWARAH BESAR VIII PEMUDA
PANCASILA.

Pertama : Materi A (Organisasi) hasil Sidang Pleno III Musyawarah Besar


VIII Pemuda Pancasila terdiri dari :
- Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga
- Persyaratan, Kriteria dan Tata Cara Pemilihan
Ketua Umum MPN Pemuda Pancasila
- Rekonstruksi Agenda Konsolidasi Nasional
Pemuda Pancasila
Sebagaimana tercantum dalam lampiran, dan merupakan satu
kesatuan yang tak terpisahkan dari keputusan ini.

Kedua : Materi A (Organisasi) sebagaimana dimaksud pada diktum


pertama, adalah merupakan pedoman yang mengikat bagi seluruh
anggota Pemuda Pancasila di dalam menjalankan roda organisasi.

Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 22 Pebruari
2009

PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH BESAR VIII PEMUDA PANCASILA

ttd. ttd.

( Naswan Gunawan) ( Amran Bakir Nai )


Ketua/Anggota Sekretaris/Anggota

ttd. ttd. ttd.

(Drs. H. Zainal Arifin, MM.) ( Khalid, S. Pdi.) (Frits Aronggear, S. Sos.)


Anggota Anggota Anggota

2
Lampiran : Keputusan Musyawarah Besar VIII Pemuda Pancasila
No. : 005/KPTS/MUBES-VIII/PP/II/2009, tanggal 22 Pebruari 2009
Tentang Pengesahan Materi – A (Organisasi).

ANGGARAN DASAR
PEMUDA PANCASILA

MUKADIMAH

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa,

Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, maka


penjajahan dalam segala bentuk dan manifestasinya di atas dunia harus
dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

Bahwa Kemerdekaan Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17


Agustus 1945 adalah hasil perjuangan seluruh rakyat Indonesia sejak berabad-
abad dicapai dengan korban jiwa, raga, air mata dan harta benda yang tak
ternilai.

Bahwa cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945 adalah untuk mewujudkan


masyarakat adil dan makmur berdasarkan PANCASILA sebagaimana yang
termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

Oleh karena itu, dengan sadar sepenuhnya terhadap panggilan sejarah dan
tanggung jawab sebagai generasi penerus perjuangan cita-cita bangsa, kami
warga Negara Indonesia yang setia kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, mempersatukan diri dalam
organisasi bernama PEMUDA PANCASILA yang diatur dalam Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga sebagai berikut :

3
BAB I
NAMA, WAKTU, DAN KEDUDUKAN

Pasal 1

Organisasi ini bernama PEMUDA PANCASILA.

Pasal 2

Organisasi Pemuda Pancasila didirikan pada tanggal 28 Oktober 1959 untuk


jangka waktu yang tidak ditentukan.

Pasal 3

Organisasi Pemuda Pancasila berkedudukan di Wilayah Negara Kesatuan


Republik Indonesia.

BAB II
AZAS, DASAR DAN TUJUAN

Pasal 4

Organisasi Pemuda Pancasila berazaskan Pancasila.

Pasal 5

Organisasi Pemuda Pancasila berdasarkan UUD 1945.

Pasal 6

Organisasi Pemuda Pancasila bertujuan untuk melestarikan Negara Kesatuan


Republik Indonesia dan mewujudkan masyarakat yang adil, makmur dan
sejahtera materiil dan spirituil berazaskan Pancasila dan berdasarkan UUD
1945.

BAB III
STATUS DAN SIFAT

Pasal 7

Status Organisasi Pemuda Pancasila adalah Organisasi Sosial


Kemasyarakatan.

Pasal 8

Organisasi Pemuda Pancasila bersifat independen, patriotik, militan, inovatif,


mandiri, persaudaraan, kreatif dan terbuka tanpa mempermasalahkan
perbedaan ras, suku, agama, golongan, profesi dan status sosial.

4
BAB IV
POKOK-POKOK PERJUANGAN

Pasal 9

Pokok-pokok perjuangan Organisasi Pemuda Pancasila :


1) Mengamalkan dan mengamankan Pancasila sebagai Falsafah hidup
Bangsa dan Ideologi Negara.
2) Melaksanakan UUD 1945 sebagai konstitusi negara.
3) Mempertahankan Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4) Menjaga dan menjunjung tinggi semangat Bhinneka Tunggal Ika.
5) Melahirkan kader Pemuda Pancasila sebagai Kader Bangsa dengan
semangat gotong royong.

BAB V
IKRAR, TEKAD, SEMBOYAN
SALAM PERJUANGAN DAN LAGU PERJUANGAN

Pasal 10

Organisasi Pemuda Pancasila memiliki Ikrar, Tekad, Semboyan, Salam


Perjuangan dan Lagu Perjuangan yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB VI
LAMBANG, ATRIBUT DAN KARTU TANDA ANGGOTA

Pasal 11

Organisasi Pemuda Pancasila mempunyai Lambang yang diatur dalam


Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 12

Organisasi Pemuda Pancasila memiliki Atribut yang merupakan identitas


organisasi berupa : pataka, panji-panji, pakaian seragam, papan nama, kop
surat, stempel, dan kelengkapan lainnya yang diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga.

Pasal 13

Anggota Organisasi Pemuda Pancasila memiliki legalitas diri berupa Kartu


Tanda Anggota (KTA), yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

5
BAB VII
KEANGGOTAAN
Pasal 14

1) Keanggotaan Organisasi Pemuda Pancasila terdiri dari :


a) Anggota Biasa
b) Anggota Kader
c) Anggota Kehormatan
d) Anggota Luar Biasa
2) Ketentuan keanggotaan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB VIII
KEDAULATAN
Pasal 15

Kedaulatan tertinggi Organisasi Pemuda Pancasila berada di tangan anggota


yang dilaksanakan sepenuhnya melalui perwakilan di dalam Musyawarah-
Musyawarah pada tingkatannya.

BAB IX
SUSUNAN DAN KEDUDUKAN
Pasal 16

Susunan dan Kedudukan Organisasi Pemuda Pancasila di setiap jenjang dan


tingkatan sebagai berikut :

1) Tingkat Nasional berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia


dipimpin oleh Majelis Pimpinan Nasional.
2) Tingkat Provinsi berkedudukan di Ibukota Provinsi dipimpin oleh Majelis
Pimpinan Wilayah.
3) Tingkat Kabupaten / Kota berkedudukan di Ibukota Kabupaten/Kota
dipimpin oleh Majelis Pimpinan Cabang.
4) Tingkat Kecamatan atau nama lain yang setingkat dengan itu,
berkedudukan di daerah Kecamatan atau nama lain yang setingkat dengan
itu dipimpin oleh Pimpinan Anak Cabang.
5) Tingkat Kelurahan/Desa atau nama lain yang setingkat dengan itu
berkedudukan di daerah Kelurahan/Desa atau nama lain yang setingkat
dengan itu dipimpin oleh Pimpinan Ranting.
6) Tingkat Rukun Warga atau nama lain yang setingkat dengan itu
berkedudukan di daerah Rukun Warga atau nama lain yang setingkat dengan
itu dipimpin oleh Pimpinan Anak Ranting.

Pasal 17

1) Organisasi Pemuda Pancasila di tingkat Nasional, di tingkat Provinsi, dan di


tingkat Kabupaten/Kota mempunyai Majelis Pertimbangan Organisasi.
2) Di tingkat Kecamatan, Kelurahan/Desa dan Rukun Warga mempunyai
Penasehat.
3) Susunan dan Komposisi Pengurus, tugas dan wewenang Majelis Pimpinan,
Pimpinan Anak Cabang, Pimpinan Ranting, Pimpinan Anak Ranting, Majelis
Pertimbangan dan Penasehat diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

6
BAB X
LEMBAGA, BADAN, YAYASAN DAN KOPERASI
Pasal 18

1) Lembaga, Badan, Yayasan dan Koperasi adalah kelengkapan /


pelaksana program Majelis Pimpinan sesuai dengan tingkatannya.
2) Hubungan Lembaga dan Badan dengan Majelis Pimpinan diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.

BAB XI
PERWAKILAN PEMUDA PANCASILA DI LUAR NEGERI
Pasal 19

Kedudukan Pemuda Pancasila di Luar Negeri diwadahi dalam Perwakilan


Khusus.

BAB XII
MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT
Pasal 20

Musyawarah dan Rapat-rapat Organisasi Pemuda Pancasila di Tingkat


Nasional terdiri dari :
1) Musyawarah Besar (MUBES)
2) Musyawarah Besar Luar Biasa (MUBESLUB)
3) Musyawarah Pimpinan Paripurna (MPP)
4) Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS)
5) Rapat Pleno
6) Rapat Koordinasi

Pasal 21

Musyawarah dan Rapat-rapat Organisasi Pemuda Pancasila di Tingkat Wilayah


terdiri dari :
1) Musyawarah Wilayah (MUSWIL)
2) Musyawarah Wilayah Luar Biasa (MUSWILLUB)
3) Rapat Kerja Wilayah (RAKERWIL)
4) Rapat Pleno
5) Rapat Koordinasi

Pasal 22

Musyawarah dan Rapat-rapat Organisasi Pemuda Pancasila di Tingkat Cabang


terdiri dari :
1) Musyawarah Cabang (MUSCAB)
2) Musyawarah Cabang Luar Biasa (MUSCABLUB)
3) Rapat Kerja Cabang (RAKERCAB)
4) Rapat Pleno
5) Rapat Koordinasi

7
Pasal 23

Rapat-rapat Organisasi Pemuda Pancasila di Tingkat Pimpinan Anak Cabang


terdiri dari :
1) Rapat Pemilihan Pengurus Pimpinan Anak Cabang
2) Rapat Pleno
3) Rapat Koordinasi

Pasal 24

Rapat-rapat Organisasi Pemuda Pancasila di Tingkat Pimpinan Ranting terdiri


dari :
1) Rapat Pemilihan Pengurus Pimpinan Ranting
2) Rapat Anggota

Pasal 25

Rapat-rapat Organisasi Pemuda Pancasila di Tingkat Anak Ranting terdiri dari :


1) Rapat Pemilihan Pengurus Pimpinan Anak Ranting
2) Rapat Anggota

Pasal 26

1) Kekuasaan tertinggi dalam Organisasi Pemuda Pancasila adalah


Musyawarah Besar (MUBES).
2) Kekuasaan, wewenang musyawarah-musyawarah dan Rapat-rapat
diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB XIII
QUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 27

1) Quorum musyawarah dan rapat-rapat dinyatakan sah apabila dihadiri


oleh minimal 2/3 dari jumlah unsur utusan.
2) Pengambilan keputusan dalam musyawarah dan rapat-rapat pada
azasnya dilakukan secara musyawarah untuk mufakat.
3) Apabila pengambilan keputusan dalam musyawarah atau dalam rapat-
rapat tidak dapat tercapai mufakat maka keputusan diambil melalui
pemungutan suara berdasarkan suara terbanyak.
4) Pengambilan keputusan dalam musyawarah dan rapat-rapat diambil dengan
persetujuan sekurang-kurangnya dua pertiga dari jumlah unsur utusan yang
hadir.
5) Sistem dan mekanisme pengambilan keputusan diatur dalam
Peraturan Organisasi.
6) Khusus Quorum tentang perubahan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah
Tangga dan pembubaran organisasi harus dihadiri oleh 2/3 (dua pertiga) dari
jumlah unsur utusan yakni Majelis Pimpinan Wilayah dan Majelis Pimpinan
Cabang yang definitif. Dan pengambilan keputusan untuk hal ini diambil dengan

8
persetujuan sekurang-kurangya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah unsur utusan atau
anggota musyawarah yang hadir.

BAB XIV
KEUANGAN DAN KEKAYAAN ORGANISASI

Pasal 28

1) Keuangan Organisasi Pemuda Pancasila diperoleh dari :


a) Uang Pangkal Anggota
b) Sumbangan Sukarela Pengurus dan Anggota
c) Sumbangan yang tidak mengikat
d) Usaha-usaha yang sah.

2) Keuangan Organisasi diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 29

1) Kekayaan Organisasi Pemuda Pancasila adalah semua barang yang


bergerak dan barang tidak bergerak, yang tercatat dan terdaftar sebagai
asset dan inventaris.
2) Apabila terjadi pembubaran atau pembubaran diri pada Organisasi
Pemuda Pancasila, maka kekayan organisasi akan ditentukan dalam
Musyawarah Besar Luar Biasa yang mengatur hal tersebut (Anggaran
Dasar, BAB XIII, Pasal 27 ayat 6).

BAB XV
KETENTUAN KHUSUS

Pasal 30

1) Khusus tentang perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah


Tangga, hanya dapat dilakukan melalui Musyawarah Besar atau
Musyawarah Besar Luar Biasa.
2) Pembubaran organisasi hanya dapat dilakukan melalui Musyawarah
Besar Luar Biasa yang khusus diadakan untuk itu, dan atas permintaan
sekurang-kurangnya 3/4 (tiga per empat) dari jumlah MPW dan/atau 2/3
(dua per tiga) dari jumlah MPC.

BAB XVI
PERATURAN PERALIHAN

Pasal 31

1) Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur lebih lanjut
dalam Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan Organisasi yang tidak
bertentangan dengan Anggaran Dasar ini.

9
2) Apabila timbul perbedaan penafsiran dalam Anggaran Dasar ini, dapat
dievaluasi dalam Musyawarah Pimpinan Paripurna untuk dijadikan
rekomendasi ke Musyawarah Besar.

BAB XVII
PENUTUP

Pasal 32

1) Dengan ditetapkannya Anggaran Dasar ini, maka Anggaran Dasar


sebelumnya dinyatakan tidak berlaku lagi.

2) Anggaran Dasar ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 22 Pebruari 2009

PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH BESAR VIII PEMUDA PANCASILA

ttd. ttd.
(Naswan Gunawan) (Amran Bakir Nai)
Ketua / Anggota Sekretaris / Anggota

ttd. ttd. ttd.


(Drs. H. Zainal Arifin, MM.) (Khalid, S. Pdi.) (Frits Aronggear, S. Sos.)
Anggota Anggota Anggota

10
ANGGARAN RUMAH TANGGA
PEMUDA PANCASILA

BAB I
IKRAR, TEKAD, SEMBOYAN,
SALAM PERJUANGAN DAN LAGU PERJUANGAN

Pasal 1
Ikrar

Pemuda Pancasila sebagai generasi penerus perjuangan cita-cita bangsa yang


bersemangatkan Kebangkitan Bangsa / Nasional 1908, Sumpah Pemuda 28
Oktober 1928, Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, mempunyai Ikrar :
- Bertanah Air Satu, Tanah Air Indonesia.
- Berbangsa Satu, Bangsa Indonesia.
- Berbahasa Satu, Bahasa Indonesia.
- Ber-Ideologi Satu, Ideologi Pancasila.

Pasal 2
Tekad

Organisasi Pemuda Pancasila bertekad mempertahankan Pancasila sebagai


ideologi bangsa, sebagai harga mati (Abadi).

Pasal 3
Semboyan

Semboyan Organisasi Pemuda Pancasila “Sekali Layar Terkembang Surut Kita


Berpantang”, yang menegaskan Pemuda Pancasila pantang menyerah dalam
memperjuangkan cita-cita bangsa.

Pasal 4
Salam Perjuangan

Pekik perjuangan Organisasi Pemuda Pancasila terdiri dari ; Salam Nasional


dan Salam Organisasi :
1) Pada pembukaan acara, dimulai dengan :
“Merdeka” 1 x dijawab “Merdeka” 1 x, dilanjutkan dengan “Pancasila” 3 x,
dijawab ”Abadi” 3 x.
2) Pada penutupan acara, dimulai dengan :
“Pancasila” 3 x, dijawab “Abadi” 3 x, dilanjutkan dengan “Merdeka” 1 x
dijawab “Merdeka” 1x.

Pasal 5
Lagu Perjuangan

Lagu perjuangan Organisasi Pemuda Pancasila adalah "Mars Pemuda


Pancasila” dan Hymne ”Putra Putri Indonesia” yang sudah dibakukan Notasi
dan Liriknya.

11
BAB II
LAMBANG, ATRIBUT DAN KARTU TANDA ANGGOTA
Pasal 6
Lambang

1) Lambang Organisasi Pemuda Pancasila, ialah


lambang Pancasila di dalam Perisai dan di bagian atas bertuliskan Pemuda
Pancasila.
2) Warna Dasar lambang adalah merah darah yang
mengandung arti gagah perkasa dan ksatria.
3) Perisai Pancasila sesuai dengan makna Pertahanan
dan Perlindungan terhadap Ideologi dan Dasar Negara.
4) Warna lambang Pancasila sesuai dengan aslinya :
a) Bintang berwarna kuning dengan dasar warna hitam
melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
b) Rantai berwarna kuning dengan dasar warna merah,
melambangkan Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.
c) Pohon beringin berwarna hijau dengan dasar warna putih
melambangkan Persatuan Indonesia.
d) Kepala Banteng berwarna hitam dengan dasar warna merah
melambangkan Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmah
Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan / Perwakilan.
e) Padi berwarna kuning, kapas berwarna hijau / putih dengan dasar
warna putih melambangkan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia.

Pasal 7
Atribut

1) Stempel
a) Bentuk bulat, didalamnya terdapat lambang Pemuda Pancasila
dengan diameter 4,5 cm.
b) Tinta stempel berwarna merah.
2) Panji-panji Kebesaran dan Pataka
Panji-panji kebesaran dan pataka dengan ukuran perbandingan panjang
dan lebar 3 (tiga) : 2 (dua), dengan :
a)warna dasar merah.
b)di tengah-tengah perisai Pancasila.
c) di samping kanan kiri bertuliskan Pemuda Pancasila.
3) Papan nama dengan ukuran perbandingan panjang dan lebar 3 (tiga) : 2
(dua), dengan :
a) warna dasar merah
b) di tengah-tengah Perisai Pancasila
c) tulisan putih.
4) Seragam organisasi, terdiri dari :
a) Seragam Upacara dan/atau acara resmi dalam ruang
tertutup terdiri atas :
- Safari atau jas setelan warna biru gelap.
- Jas atau safari loreng yang dikombinasikan dengan celana
panjang atau rok warna hitam.
b) Seragam Lapangan, terdiri atas :

12
Baju lengan pendek dan lengan panjang / kaos loreng Pemuda
Pancasila dan celana hitam.
c) Seragam Penugasan Khusus, terdiri atas :
- Seragam lengkap loreng Pemuda Pancasila dengan Baret
Merah untuk anggota KOTI.
- Seragam lengkap hitam Pemuda Pancasila dengan pet
hitam dan atau topi lapangan untuk anggota KOTI Terlatih Khusus.

d) Penutup Kepala, terdiri atas :


Baret berwarna merah darah lis putih, topi lapangan hitam, topi pet
hitam dan topi pet loreng Pemuda Pancasila.

e) Kwalifikasi, terdiri dari :


- Tingkat kekaderan, Pratama, Madya, Utama, Kecabangan,
dan Pengembangan Bakat dan Minat.
- Kemahiran sesuai latihan yang ditempuh.

f) Penempatan identitas pada seragam terdiri dari :


- Lengan kanan : Badge Garuda Pancasila di dalam bulatan
hitam, dengan dasar warna putih.
- Lengan kiri : Ciri dan Nama wilayah masing-masing dengan
dua bendera Merah Putih bersilangan, yang
harus terdaftar di Majelis Pimpinan Nasional.
- Dada kanan : Nama anggota
- Dada kiri : Lambang Pemuda Pancasila.

5) Pengaturan, penggunaan serta penyesuaian tentang Atribut diatur dalam


Peraturan Organisasi.

Pasal 8
Kartu Tanda Anggota

1) Kartu Tanda Anggota berwarna dasar loreng Pemuda Pancasila dengan


mencantumkan Lambang Pemuda Pancasila.
2) Dicetak dan diterbitkan oleh Majelis Pimpinan Wilayah.
3) Ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris MPW, bersama Ketua Umum
dan Sekretaris Jenderal MPN.
4) Diterbitkan setelah memenuhi persyaratan administrasi sesuai Peraturan
Organisasi.

BAB III
KEANGGOTAAN

Pasal 9

Keanggotaan Pemuda Pancasila terdiri dari :

1) Anggota Biasa
2) Anggota Kader
3) Anggota Luar Biasa
4) Anggota Kehormatan

13
Pasal 10

Anggota Biasa ialah :


1) Setiap warga negara Indonesia.
2) Menyatakan persetujuannya dan menerima Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga, misi perjuangan dan semua peraturan-peraturan dan
ketentuan organisasi Pemuda Pancasila.
3) Mengajukan dan mengisi formulir permohonan untuk menjadi anggota biasa.
4) Telah melunasi uang pangkal anggota.
5) Setiap calon anggota dinyatakan sah sebagai anggota apabila memiliki
Kartu Tanda Anggota yang diterbitkan, ditanda tangani oleh Ketua,
Sekretaris Majelis Pimpinan Wilayah, Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal.

Pasal 11

Anggota Kader adalah anggota biasa yang telah mengikuti pendidikan dan
pelatihan kaderisasi serta mendapatkan Sertifikat Kader.

Pasal 12

1) Anggota Luar Biasa adalah setiap orang yang telah


berbuat sesuatu yang luar biasa di bidang kemanusiaan, telah menemukan
teknologi yang memberikan nilai kepada peradaban serta yang ingin
memberi pengabdian yang tinggi melalui Pemuda Pancasila dimanapun.

2) Anggota Luar Biasa diajukan / diusulkan oleh jenjang


institusi organisasi kepada / oleh Majelis Pimpinan Nasional Pemuda
Pancasila untuk mendapatkan status keanggotaannya serta Tanda
Penghargaan Luar Biasa.

3) Tanda Penghargaan Anggota Luar Biasa


ditetapkan/diberikan oleh Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila,
setelah mempertimbangkan, memperhatikan, menelaah dan menilai
perbuatan dan penemuannya.

Pasal 13

Anggota Kehormatan adalah setiap orang yang karena jabatannya,


dedikasinya, kontribusinya atau ketokohannya yang dinilai layak mendapatkan
Kehormatan dari Organisasi.

Pasal 14

1) Setiap Pengurus Lembaga dan Pengurus Badan harus Anggota


Pemuda Pancasila.

14
2) Keanggotaan Lembaga dan Badan diatur dalam Peraturan
Organisasi.

BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA

Pasal 15
Hak Anggota

1) Setiap Anggota Biasa mempunyai hak :


a) Memperoleh perlakuan yang sama dari organisasi.
b) Memperoleh perlindungan, pembelaan, pendidikan dan pelatihan
kader, bimbingan dan pembinaan dari organisasi.
c) Mengeluarkan pendapat, saran, usul yang bersifat konstruktif dan
positif baik secara lisan maupun tertulis.
d) Memilih pengurus, tidak berhak dipilih untuk menjadi pengurus
organisasi, kecuali untuk Pengurus Lembaga dan Pengurus Badan.
e) Membela diri.

2) Setiap Anggota Kader mempunyai hak :


a) Memperoleh perlakuan yang sama dari organisasi.
b) Memperoleh perlindungan, pembelaan, pendidikan dan
pelatihan kader, bimbingan dan pembinaan dari organisasi.
c) Mengeluarkan pendapat, saran, usul yang bersifat
konstruktif dan positif baik secara lisan maupun tertulis.
d) Memilih dan dipilih menjadi pengurus.
e) Membela diri.

3) Setiap Anggota Luar Biasa mempunyai hak :


a) Memperoleh perlakuan yang sama dari
organisasi.
b) Memperoleh perlindungan, pembelaan,
pendidikan dan pelatihan kader, bimbingan dan pembinaan dari
organisasi.
c) Mengeluarkan pendapat, saran, usul yang
bersifat konstruktif dan positif baik secara lisan maupun tertulis.
d) Memilih dan dipilih menjadi pengurus
organisasi, kecuali untuk Pengurus Lembaga dan Pengurus Badan.
e) Membela diri.

4) Setiap Anggota Kehormatan mempunyai hak :


a) Mengeluarkan pendapat, saran, usul yang bersifat konstruktif dan
positif baik secara lisan maupun tertulis.
b) Menghadiri acara-acara organisasi baik diundang maupun tidak
diundang.
c) Mendapatkan pembelaan dan perlindungan apabila yang
bersangkutan membutuhkan.

Pasal 16
Kewajiban Anggota
15
1) Setiap Anggota Biasa berkewajiban :
a) Menghayati, mentaati dan mengamalkan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga dan semua ketentuan serta Peraturan
Organisasi.
b) Mematuhi dan melaksanakan ketetapan-ketetapan Musyawarah Besar.
c) Mengamankan dan memperjuangkan terwujudnya visi dan misi
organisasi.
d) Berdedikasi, loyal dan penuh tanggung jawab terhadap organisasi.
e) Menentang setiap usaha dan tindakan yang akan merusak citra
organisasi.
f) Melaksanakan tugas-tugas organisasi.
g) Menghadiri acara-acara yang diselenggarakan oleh organisasi.
h) Membayar uang pangkal.
i) Menjunjung tinggi Kode Etik organisasi.
2) Setiap Anggota Kader berkewajiban :
a) Menghayati, mentaati dan mengamalkan Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga dan semua ketentuan serta peraturan
organisasi.
b) Mematuhi dan melaksanakan ketetapan-ketetapan
Musyawarah Besar.
c) Mengamankan dan memperjuangkan terwujudnya visi dan
misi organisasi.
d) Berdedikasi, loyal dan penuh tanggung jawab terhadap
organisasi.
e) Menentang setiap usaha dan tindakan yang akan merusak
citra organisasi.
f) Menghadiri acara-acara yang diselenggarakan oleh
organisasi.
g) Membayar uang pangkal.
h) Menjunjung tinggi kode etik organisasi.
i) Melaksanakan tugas-tugas dalam acara dan kegiatan
organisasi setiap saat.
3) Setiap Anggota Luar Biasa berkewajiban :
a) Mentaati seluruh ketentuan-ketentuan serta peraturan-
peraturan organisasi
b) Berdedikasi, loyal dan penuh tanggung jawab terhadap
organisasi.
c) Menentang setiap usaha dan tindakan yang akan merusak
citra organisasi.
d) Menjunjung tinggi kode etik organisasi.
4) Setiap Anggota Kehormatan berkewajiban :
a) Mentaati seluruh ketentuan-ketentuan serta peraturan-peraturan
organisasi.
b) Berdedikasi, loyal dan penuh tanggung jawab terhadap organisasi.
c) Menentang setiap usaha dan tindakan yang akan merusak citra
organisasi.
d) Menjunjung tinggi kode etik organisasi.

BAB V
BERHENTINYA KEANGGOTAAN
16
Pasal 17

Anggota dinyatakan berhenti apabila :


1) Meninggal dunia
2) Berhenti atas permintaan sendiri secara tertulis
3) Dipecat oleh Majelis Pimpinan Nasional atas usul jenjang organisasi karena
yang bersangkutan melanggar ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar /
Anggaran Rumah Tangga, Peraturan-peraturan organisasi dan/atau
beberapa kali membuat kesalahan yang merugikan nama baik organisasi.
4) Berkhianat kepada Bangsa, Negara dan organisasi.
5) Menjadi anggota organisasi lain yang sejenis, kecuali organisasi historis
dan keagamaan yang diakui negara.

BAB VI
SANKSI-SANKSI DAN REHABILITASI

Pasal 18
Sanksi Terhadap Anggota

1) Bentuk Sanksi-Sanksi
a) Pemberhentian sementara (skorsing).
- Penarikan KTA dan tidak diperkenankan mengikuti kegiatan
organisasi selama skorsing.
- Tidak diperkenankan mengenakan atribut organisasi selama
skorsing.
b) Pemecatan.
- Pencabutan KTA.
- Hilang seluruh hak keanggotaannya sampai hak pembelaan
dirinya diterima dan diputuskan oleh MPN Pemuda Pancasila.
c) Pencabutan Keanggotaan Luar Biasa dan Kehormatan.
Apabila dinilai dan terbukti melakukan tindakan atau perbuatan yang
merugikan organisasi Pemuda Pancasila, Bangsa dan Negara
Republik Indonesia.

2) Dasar Pemberian Sanksi


Sanksi terhadap anggota didasarkan pada :
a) Pelanggaran Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga.
b) Melakukan tindakan yang merugikan organisasi, Bangsa dan
Negara Republik Indonesia.

3) Wewenang Pemberian Sanksi


a) Pemberhentian sementara dapat dilakukan oleh Majelis Pimpinan
Wilayah atas usul jenjang-jenjang organisasi di bawahnya.
b) Pemecatan dilakukan oleh Majelis Pimpinan Nasional atas usul
jenjang-jenjang organisasi dibawahnya.

4) Rehabilitasi
Rehabilitasi terhadap anggota yang dipecat sebagaimana dimaksud BAB
VI Pasal 18 diatas, dilakukan melalui prosedur :
a) Anggota yang dipecat dapat mengajukan keberatan/pembelaan diri
untuk memperoleh rehabilitasi kepada MPN.

17
b) Jika rehabilitasi oleh yang bersangkutan tidak mendapatkan
persetujuan MPN maka anggota yang dipecat tersebut diberi
kesempatan membela diri dalam forum Musyawarah Besar.

5) Prosedur dan mekanisme pemberian sanksi dan rehabilitasi keanggotaan


diatur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi.

Pasal 19
Sanksi Terhadap Kepengurusan Kolektif

1) Bentuk Sanksi-Sanksi :
Sanksi terhadap kepengurusan kolektif terdiri dari :
a) Teguran tertulis
b) Pembekuan

2) Dasar Pemberian Sanksi :


a) Tidak melaksanakan keputusan Musyawarah-musyawarah, Rapat-
rapat, Peraturan Organisasi yang diterbitkan oleh MPN, dan Petunjuk
Pelaksanaan yang diterbitkan oleh Majelis Pimpinan.
b) Membuat kebijakan dan melakukan aktifitas yang merugikan
organisasi.
c) Tidak memenuhi persyaratan organisasi dalam melaksanakan
Musyawarah-musyawarah dan Rapat-rapat.

3) Wewenang Pemberian Sanksi


a) Pembekuan kepengurusan kolektif terhadap suatu jenjang organisasi
dilakukan oleh jenjang organisasi setingkat di atasnya.
b) Agar tidak terjadi kesewenang-wenangan dalam pembekuan
kepengurusan kolektif, maka jika tidak memenuhi dasar-dasar
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, ayat 2, butir a), butir b) dan
butir c) yang dapat dibuktikan oleh jenjang setingkat di atasnya,
pembekuan itu dinyatakan batal.
c) Agar tidak terjadi kesewenang-wenangan dalam Pembekuan oleh
MPN terhadap MPW, maka jika tidak memenuhi dasar-dasar
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, ayat 2, butir a), butir b) dan
butir c) yang dapat dibuktikan, maka batal setelah dinilai oleh MPO
Pusat atas usul MPO Wilayah.

4) Prosedur dan mekanisme pemberian


Sanksi Terhadap Kepengurusan Kolektif diatur dalam Peraturan
Organisasi.

Pasal 20
Sanksi Terhadap Individu Pengurus

18
1) Bentuk Sanksi-Sanksi
Sanksi terhadap individu pengurus terdiri dari :
a) Teguran Tertulis
b) Diberhentikan sementara sebagai pengurus
c) Diberhentikan tetap sebagai pengurus
d) Dipecat dari keanggotaan.

2) Dasar Pemberian Sanksi


Sanksi terhadap individu pengurus didasarkan pada :
a) Pelanggaran Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga
b) Tidak melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai tanggung-
jawab jabatannya.
c) Melakukan tindakan yang merugikan organisasi.

3) Wewenang Pemberian Sanksi


a) Teguran terhadap Ketua Umum dapat dilakukan oleh MPO
Nasional atas masukan dari jenjang-jenjang organisasi melalui MPW.
b) Teguran tertulis khusus terhadap Ketua dijenjang organisasi,
dilakukan oleh jenjang organisasi setingkat diatasnya.
c) Pemberhentian sementara sebagai individu pengurus dilakukan
melalui keputusan Rapat Pleno / Rapat-rapat sesuai jenjangnya.
d) Pemberhentian tetap sebagai individu pengurus dilakukan oleh
Ketua masing-masing jenjang organisasi melalui Rapat Pleno / Rapat-
rapat.
e) Jika individu pengurus melakukan pelanggaran sebagaimana yang
dimaksud dalam Pasal 18 ayat 2), keanggotaannya dapat dicabut.
f) Agar tidak terjadi kesewenang-wenangan dalam pemberian sanksi
terhadap Ketua setingkat dibawah jenjangnya, maka jika dianggap
tidak memenuhi dasar-dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20
ayat 2), dapat dibatalkan oleh jenjang organisasi setingkat di atasnya.

4) Prosedur, mekanisme tentang pemberian sanksi dan rehabilitas terhadap


individu pengurus diatur dalam Peraturan Organisasi.

BAB VII
K A D E R

Pasal 21

1) Pemuda Pancasila adalah sumber kader bangsa yang melahirkan


pejuang-pejuang penerus cita-cita Pendiri Bangsa untuk melindungi Negara
Kesatuan Republik Indonesia, Pancasila dan UUD 1945.
2) Kader adalah kekuatan inti organisasi, selaku penggerak, pemikir,
penggagas dan pelaksana tugas organisasi yang siap menjadi kader
bangsa dan pemimpin dalam kehidupan organisasi, masyarakat, bangsa
dan negara.
3) Kader Organisasi Pemuda Pancasila ialah anggota Pemuda
Pancasila yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan kaderisasi formal
Pemuda Pancasila.
19
4) Kader organisasi Pemuda Pancasila terdiri dari :
a) Kader Pratama
b) Kader Madya
c) Kader Utama
d) Kader Kecabangan
5) Kaderisasi adalah proses terus menerus dalam rangka
mendewasakan, memandirikan dan mengakarkan Pemuda Pancasila
dalam kehidupan masyarakat dan bangsa Indonesia.
6) Penyelenggara dan Pelaksana Kaderisasi Pemuda Pancasila
adalah Majelis Pimpinan bersama Badan Pelaksana Kaderisasi.
7) Ketentuan mengenai Kaderisasi akan diatur lebih lanjut dalam
Peraturan Organisasi.

BAB VIII
PERSYARATAN DASAR ORGANISASI
Pasal 22
1) Tingkat Nasional sekurang-kurangnya telah mempunyai 3/4 dari jumlah
tingkat Provinsi se-Indonesia.
2) Tingkat Wilayah sekurang-kurangnya telah mempunyai 3/4 dari jumlah
tingkat Kabupaten/Kota di Provinsi.
3) Tingkat Cabang sekurang-kurangnya telah mempunyai 3/4 dari jumlah
Kecamatan yang ada di Kabupaten/Kota.
4) Tingkat Anak Cabang sekurang-kurangnya telah mempunyai 3/4 dari
jumlah Kelurahan/Desa atau sebutan lain yang setingkat dengan itu.
5) Tingkat Ranting sekurang-kurangnya telah mempunyai 100 orang anggota.
6) Tingkat Anak Ranting (Rukun Warga/Dusun atau nama lain yang setingkat
dengan itu) harus ada minimal 10 (sepuluh) orang anggota, apabila tidak
memenuhi syarat minimal, maka dapat menggabungkan 2 (dua) Anak
Ranting dengan anggota minimal 15 orang.

BAB IX
MASA BAKTI
Pasal 23
Masa bakti kepengurusan secara berjenjang sesuai dengan tingkatannya
sebagai berikut :
1) Majelis Pimpinan Nasional : 5 (lima) tahun
2) Majelis Pimpinan Wilayah : 5 (lima) tahun
3) Majelis Pimpinan Cabang : 4 (empat) tahun
4) Pimpinan Anak Cabang : 3 (tiga) tahun
5) Pimpinan Ranting : 2 (dua) tahun.
6) Pimpinan Anak Ranting : 2 (dua) tahun.

BAB X
BIDANG-BIDANG
Pasal 24
1) Bidang-Bidang, terdiri dari :
a) Organisasi dan Keanggotaan.

20
b) Litbang dan Kaderisasi.
c) Hukum dan HAM.
d) Ideologi dan Politik.
e) Agama, Sosial dan Budaya.
f) Pemuda, Mahasiswa, Pelajar dan Olahraga.
g) Peranan Wanita.
h) Informasi dan Komunikasi.
i) Ketahanan Nasional.
j) Alam dan Lingkungan Hidup.
k) Ekonomi dan Pengembangan Usaha.
l) Hubungan Internasional dan Antar Lembaga Negara.
m) Dana
n) Sarana dan Prasarana

dan bidang-bidang lainnya sesuai kebutuhan.

2) Bidang Hubungan Internasional dan Antar Lembaga Negara hanya berada


di tingkat Majelis Pimpinan Nasional.
3) Bidang-bidang di tingkat Pimpinan Anak Cabang terdiri dari : Bidang
Organisasi dan Keanggotaan, Bidang Agama, Budaya dan Olahraga,
Bidang Pemuda, Mahasiswa dan Pelajar, Bidang Alam dan Lingkungan
Hidup, serta bidang lainnya sesuai kebutuhan.
4) Di tingkat Pimpinan Ranting dan Pimpinan Anak Ranting tidak ada bidang,
kecuali penugasan.

BAB XI
SUSUNAN DAN KOMPOSISI PENGURUS
Pasal 25

Susunan dan Komposisi Pengurus Majelis Pimpinan, adalah sebagai berikut :

Majelis Pimpinan Nasional :


a) 1 (satu) orang Ketua Umum
b) 4 (empat) orang Wakil Ketua Umum
c) 14 (empat belas) orang Ketua Bidang
d) 1 (satu) orang Sekretaris Jenderal
e) 14 (empat belas) orang Wakil Sekretaris Jenderal
f) 1 (satu) orang Bendahara Umum
g) 4 (empat) orang Wakil Bendahara Umum
h) 3 (tiga) orang anggota masing-masing bidang dan/atau dapat disesuaikan
dengan kebutuhan.

Pasal 26

Majelis Pimpinan Wilayah :


a) 1 (satu) orang Ketua
b) 2 (dua) orang Wakil Ketua
c) 13 (tiga belas) orang Ketua Bidang
d) 1 (satu) orang Sekretaris
e) 13 (tiga belas) orang Wakil Sekretaris
21
f) 1 (satu) orang Bendahara
g) 2 (dua) orang Wakil Bendahara
h) 3 (tiga) orang anggota masing-masing bidang dan/atau dapat disesuaikan
dengan kebutuhan.

Pasal 27

Majelis Pimpinan Cabang :


a) 1 (satu) orang Ketua
b) 2 (dua) orang Wakil Ketua
c) 13 (tiga belas) orang Ketua Bidang
d) 1 (satu) orang Sekretaris
e) 13 (tiga belas) orang Wakil Sekretaris
f) 1 (satu) orang Bendahara
g) 2 (dua) orang Wakil Bendahara
h) 3 (tiga) orang anggota masing-masing bidang dan/atau dapat disesuaikan
dengan kebutuhan.

Pasal 28

Pimpinan Anak Cabang :


a) 1 (satu) orang Ketua
b) 1 (satu) orang Wakil Ketua
c) 4 (empat) orang Ketua Bidang
d) 1 (satu) orang Sekretaris
e) 2 (dua) orang Wakil Sekretaris
f) 1 (satu) orang Bendahara
g) 2 (dua) orang Wakil Bendahara
h) 3 (tiga) orang anggota masing-masing bidang dan/atau dapat disesuaikan
dengan kebutuhan.

Pasal 29

Pimpinan Ranting :
a) 1 (satu) orang Ketua
b) 1 (satu) orang Wakil Ketua
c) 1 (satu) orang Sekretaris
d) 1 (satu) orang Wakil Sekretaris
e) 1 (satu) orang Bendahara

Pasal 30
Pimpinan Anak Ranting :
a) 1 (satu) orang Ketua
b) 1 (satu) orang Wakil Ketua
c) 1 (satu) orang Sekretaris
d) 1 (satu) orang Wakil Sekretaris
e) 1 (satu) orang Bendahara

Pasal 31

Pembentukan MPW, MPC, PAC, Pimpinan Ranting, Pimpinan Anak Ranting di


suatu daerah pemekaran akan diatur melalui Peraturan Organisasi.

22
Pasal 32

Jabatan Lowong, Rangkap Kepengurusan dan Pergantian Pengurus Antar


Waktu di semua tingkatan diatur dalam Peraturan Organisasi.

BAB XII
SUSUNAN DAN KOMPOSISI
MAJELIS PERTIMBANGAN DAN PENASEHAT ORGANISASI

Pasal 33

1) Majelis Pertimbangan Organisasi berada di tingkat Majelis


Pimpinan.
2) Penasehat Organisasi berada di tingkat Pimpinan Anak Cabang,
Pimpinan Ranting dan Pimpinan Anak Ranting.

Pasal 34

Majelis Pertimbangan dan Penasehat Organisasi terdiri dari :


1) Tokoh-tokoh Pemuda Pancasila yang mempunyai wibawa,
pengaruh, dan berjasa.
2) Tokoh-tokoh masyarakat lainnya yang telah berjasa dan dapat
memberi manfaat bagi eksistensi dan perkembangan Pemuda Pancasila.
3) Unsur pejabat Pemerintah, baik secara individu atau ex-officio.

Pasal 35

1) Komposisi Majelis Pertimbangan Organisasi terdiri dari :


a) 1 (satu) orang Ketua
b) 3 (tiga) orang Wakil Ketua
c) 1 (satu) orang Sekretaris
d) 3 (tiga) orang Wakil Sekretaris
e) Anggota-anggota

2) Komposisi Penasehat Organisasi terdiri dari :


a) 1 (satu) orang Ketua
b) 1 (satu) orang Wakil Ketua
c) 1 (satu) orang Sekretaris
d) Anggota-anggota

Pasal 36

Penentuan dan pengangkatan anggota Majelis Pertimbangan dan Penasehat


Organisasi Pemuda Pancasila dilakukan oleh dan merupakan wewenang Ketua
MPO atau Penasehat organisasi yang terpilih dalam Musyawarah atau Rapat
Pemilihan Pengurus di tingkatannya.

23
BAB XIII
LEMBAGA, BADAN, YAYASAN DAN KOPERASI

Pasal 37

1) Lembaga-lembaga Pemuda Pancasila terdiri dari :

a) Lembaga Komando Inti (KOTI) Mahatidana


b) Lembaga Satuan Pelajar dan Mahasiswa (SAPMA)
c) Lembaga Srikandi
d) Lembaga Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (LPPH)
e) Lembaga Pengusaha
f) Lembaga Buruh dan Pekerja
g) Lembaga Tani dan Nelayan
h) Lembaga Politik

2) Lembaga-lembaga yang wajib dibentuk pada setiap


tingkat Majelis Pimpinan :
a) Lembaga Komando Inti (KOTI) Mahatidana
b) Lembaga Satuan Pelajar dan Mahasiswa (SAPMA)
c) Lembaga Srikandi
d) Lembaga Penyuluhan dan Pembelaan Hukum
(LPPH)
e) Lembaga Pengusaha
f) Lembaga Buruh dan Pekerja
g) Lembaga Tani dan Nelayan
h) Lembaga Politik

3) Lembaga Tani dan Nelayan wajib dibentuk di tingkat


Majelis Pimpinan Nasional, sedangkan di Tingkat Wilayah dan/atau
Cabang sesuai kebutuhan.
4) Lembaga SAPMA Pemuda Pancasila dan Lembaga
Srikandi Pemuda Pancasila adalah Lembaga yang dibentuk oleh organisasi
Pemuda Pancasila dan merupakan sayap organisasi Pemuda Pancasila
dalam lingkup wadah berhimpun kepemudaan baik di pusat maupun di
daerah, yang selanjutnya akan diatur keberadaannya sesuai dengan
ketentuan Perundang-Undangan yang berlaku.
5) Badan-badan terdiri dari :
a) Badan Pelaksana Kaderisasi
b) Badan Penelitian dan Pengembangan
c) Badan Cendekiawan
d) Badan Olahraga
e) Badan Informasi dan Komunikasi
f) Badan Kerohanian
g) Badan Penanggulangan Bencana
6) Badan yang wajib dibentuk di setiap tingkatan Majelis
Pimpinan :
a) Badan Pelaksana Kaderisasi
b) Badan Penanggulangan Bencana

24
7) Badan-badan lain selain yang disebutkan dalam ayat 5) di atas, dapat
dibentuk sesuai kebutuhan Majelis Pimpinan.
8) Yayasan dapat dibentuk sesuai kebutuhan Majelis Pimpinan.
9) Koperasi wajib dibentuk di setiap tingkatan Majelis Pimpinan.
10) Ruang lingkup, kedudukan, fungsi dan tugas, komposisi kepengurusan,
keanggotaan dan mekanisme pembentukan Lembaga dan Badan diatur
dalam Peraturan Organisasi.
11) Pembentukan Yayasan, Koperasi, Lembaga Politik, dan
lain-lain mengacu pada Peraturan Perundang-Undangan yang mengatur
tentang itu.

BAB XIV
PERWAKILAN PEMUDA PANCASILA DI LUAR NEGERI
Pasal 38

1) Pemuda Pancasila Perwakilan Luar Negeri berkedudukan setingkat Majelis


Pimpinan Wilayah.
2) Pembentukan, Susunan dan Komposisi Pengurus, serta wewenang dan
tugas pokok Perwakilan Pemuda Pancasila di luar negeri diatur dalam
Peraturan Organisasi.

BAB XV
TUGAS DAN WEWENANG

Pasal 39

Tugas dan Wewenang Majelis Pimpinan Nasional ialah :


1) Pimpinan dan Pelaksana Organisasi tertinggi dalam mencapai tujuan dan
melaksanakan pokok-pokok perjuangan organisasi.
2) Melaksanakan Musyawarah Pimpinan Paripurna dan Rakernas minimal 1
(satu) kali dalam satu periode, serta Rapat Pleno MPN.
3) Menyusun dan mempersiapkan Laporan pertanggungjawaban Ketua
Umum dalam forum MUBES.
4) Menyusun dan menetapkan Peraturan Organisasi dan Petunjuk
Pelaksanaan.
5) Menyusun dan mempersiapkan kurikulum, silabus, metodologi kaderisasi
dan Instruktur tingkat Nasional.
6) Mengkoordinir hubungan organisasi dengan Lembaga-lembaga Internal
dan Eksternal.
7) Memperhatikan dengan sungguh-sungguh pertimbangan atau nasehat
Majelis Pertimbangan Organisasi tingkat Nasional.
8) Menghadiri Muswil-Muswil dan melantik Pimpinan Kolektif Majelis Pimpinan
Wilayah, serta menghadiri Rakerwil-Rakerwil.
9) Menetapkan dan melantik Pengurus Perwakilan Pemuda Pancasila di Luar
Negeri.
10) Memutuskan dan menetapkan Anggota Luar Biasa dan Anggota
Kehormatan.
11) Menandatangani Kartu Tanda Anggota (KTA).
12) Menerbitkan Tanda Penghargaan dan Sertifikasi Kader.
13) Menetapkan pemecatan dan merehabilitasi anggota maupun pengurus.
14) Mengupayakan pendanaan organisasi.
25
15) Mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menangani situasi yang
mengancam kelangsungan hidup organisasi Pemuda Pancasila.

Pasal 40

Tugas dan Wewenang Majelis Pimpinan Wilayah ialah :


1) Pimpinan dan Pelaksana Organisasi tertinggi di tingkat wilayah dalam
mencapai tujuan dan melaksanakan pokok-pokok perjuangan organisasi.
2) Melaksanakan Rakerwil minimal 1 (satu) kali dalam satu periode, serta
Rapat Pleno Majelis Pimpinan Wilayah.
3) Menyusun dan mempersiapkan Laporan pertanggungjawaban Ketua MPW
dalam Forum Musyawarah Wilayah.
4) Menyusun dan menetapkan Petunjuk Pelaksanaan yang tidak
bertentangan dengan Peraturan yang lebih tinggi.
5) Mempersiapkan Instruktur tingkat Wilayah dan calon-calon kader.
6) Mengkoordinir hubungan organisasi dengan Lembaga-lembaga Internal
dan Eksternal.
7) Memperhatikan dengan sungguh-sungguh pertimbangan atau nasehat
Majelis Pertimbangan Organisasi tingkat Wilayah.
8) Menghadiri MUBES, Mubeslub, MPP, Rakernas, Muscab-Muscab dan
melantik Pimpinan Kolektif Majelis Pimpinan Cabang, serta menghadiri
Rakercab-Rakercab.
9) Mengusulkan Calon Anggota Luar Biasa dan Anggota Kehormatan kepada
Majelis Pimpinan Nasional.
10) Menandatangani Kartu Tanda Anggota (KTA).
11) Mengupayakan pendanaan organisasi.
12) Membuat dan melaporkan realisasi pelaksanaan tugas pokoknya kepada
MPN Pemuda Pancasila setiap enam bulan sekali.

Pasal 41

Tugas dan Wewenang Majelis Pimpinan Cabang adalah :


1) Pimpinan dan Pelaksana Organisasi tertinggi di tingkat Cabang dalam
mencapai tujuan dan melaksanakan pokok-pokok perjuangan organisasi.
2) Melaksanakan Rakercab minimal 1 (satu) kali dalam satu periode, serta
Rapat Pleno Majelis Pimpinan Cabang.
3) Menyusun dan mempersiapkan Laporan pertanggungjawaban Ketua MPC
dalam Forum Musyawarah Cabang.
4) Menyusun dan menetapkan Petunjuk Pelaksanaan yang tidak
bertentangan dengan Peraturan yang lebih tinggi.
5) Mempersiapkan Instruktur tingkat Cabang dan calon-calon kader.
6) Mengkoordinir hubungan organisasi dengan Lembaga-lembaga Internal
dan Eksternal.
7) Memperhatikan dengan sungguh-sungguh pertimbangan atau nasehat
Majelis Pertimbangan Organisasi tingkat Cabang.
8) Menghadiri MUBES, Mubeslub, Muswil, Rakerwil, Rapat Pemilihan
Pengurus PAC dan melantik Pengurus Pimpinan Anak Cabang.
9) Mengusulkan Calon Anggota Luar Biasa dan Anggota Kehormatan kepada
Majelis Pimpinan Nasional.
10) Mengupayakan pendanaan organisasi.

26
11) Membuat dan melaporkan realisasi pelaksanaan tugas pokoknya kepada
MPW Pemuda Pancasila setiap enam bulan sekali.

Pasal 42

Tugas dan Wewenang Pimpinan Anak Cabang :


1) Pimpinan dan Pelaksana Organisasi tertinggi di tingkat Pimpinan Anak
Cabang dalam mencapai tujuan dan melaksanakan pokok-pokok
perjuangan organisasi.
2) Melaksanakan Rapat Pleno dan Rapat Koordinasi.
3) Mempersiapkan anggota untuk mengikuti kaderisasi.
4) Memperhatikan dengan sungguh-sungguh pertimbangan Penasehat
Pimpinan Anak Cabang.
5) Menghadiri Muscab, Rakercab, Rapat Pemilihan Pengurus Pimpinan
Ranting dan melantik Pengurus Pimpinan Ranting.
6) Mengusulkan Calon Anggota Luar Biasa dan Anggota Kehormatan kepada
Majelis Pimpinan Nasional.
7) Mengupayakan pendanaan organisasi.
8) Membuat dan melaporkan realisasi pelaksanaan tugas pokoknya kepada
MPC Pemuda Pancasila setiap tiga bulan sekali.

Pasal 43

Tugas dan Wewenang Pimpinan Ranting :


1) Pimpinan dan Pelaksana Organisasi tertinggi di tingkat Pimpinan
Ranting dalam mencapai tujuan dan melaksanakan pokok-pokok
perjuangan organisasi.
2) Melaksanakan Rapat Pleno dan Rapat Koordinasi.
3) Mempersiapkan anggota untuk mengikuti kaderisasi.
4) Memperhatikan dengan sungguh-sungguh pertimbangan Penasehat
Pimpinan Ranting.
5) Menghadiri Rapat Pemilihan Pengurus Pimpinan Anak Cabang, Rapat
Pemilihan Pengurus Pimpinan Anak Ranting dan melantik Pengurus
Pimpinan Anak Ranting.
6) Mengusulkan Calon Anggota Luar Biasa dan Anggota Kehormatan
kepada Majelis Pimpinan Nasional.
7) Mengupayakan pendanaan organisasi.
8) Membuat dan melaporkan realisasi pelaksanaan tugas pokoknya
kepada PAC Pemuda Pancasila setiap dua bulan sekali.

Pasal 44

Tugas dan Wewenang Pimpinan Anak Ranting :


1) Pimpinan dan Pelaksana Organisasi tertinggi di tingkat Pimpinan Anak
Ranting dalam mencapai tujuan dan melaksanakan pokok-pokok
perjuangan organisasi.
2) Melaksanakan Rapat Anggota.
3) Mempersiapkan anggota untuk mengikuti kaderisasi.
4) Memperhatikan dengan sungguh-sungguh pertimbangan Penasehat
Pimpinan Anak Ranting.
5) Menghadiri Rapat Pemilihan Pengurus Pimpinan Ranting.
27
6) Mengusulkan Calon Anggota Luar Biasa dan Anggota Kehormatan
kepada Majelis Pimpinan Nasional.
7) Mengupayakan pendanaan organisasi.
8) Membuat dan melaporkan realisasi pelaksanaan tugas pokoknya kepada
Pimpinan Ranting Pemuda Pancasila setiap dua bulan sekali.

Pasal 45

Tugas dan wewenang Majelis Pertimbangan dan Penasehat Organisasi adalah :


1) Memberi pertimbangan, saran dan nasehat sekaligus mengingatkan yang
bersifat konstruktif, positif, baik diminta maupun tidak diminta di jenjang
tingkatannya.
2) Meminta penjelasan terhadap setiap permasalahan organisasi dalam
mengemban tugas-tugasnya.
3) Mendampingi jenjang organisasi sesuai tingkatannya.
4) Mengadakan rapat sesuai dengan ruang lingkup kebutuhannya.

BAB XVI
KEKUASAAN, WEWENANG MUSYAWARAH
DAN RAPAT-RAPAT

Pasal 46
Musyawarah Besar

1) Musyawarah Besar Pemuda Pancasila adalah pemegang


kekuasaan tertinggi organisasi yang diadakan sekali dalam waktu 5 (lima)
tahun dan berwenang :

a) Menetapkan Laporan Pertanggung Jawaban Majelis Pimpinan


Nasional.
b) Menetapkan dan/atau merubah Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga.
c) Menetapkan Program Umum masa bakti lima tahun ke depan.
d) Menetapkan Pokok-Pokok Pikiran dan Rekomendasi.
e) Memilih dan menetapkan Ketua Umum Majelis Pimpinan Nasional
masa bakti lima tahun ke depan.
f)Menyusun dan menetapkan Pengurus Majelis Pimpinan Nasional dan
Majelis Pertimbangan Organisasi Tingkat Nasional masa bakti lima
tahun ke depan.
g) Menetapkan Badan Verifikasi Keuangan dan Kekayaan Organisasi.
h) Menetapkan kebijakan-kebijakan lainnya dalam menghadapi
persoalan nasional maupun internasional.

2) Musyawarah Besar dihadiri oleh unsur -unsur :


a) Majelis Pimpinan Nasional
b) Majelis Pertimbangan Organisasi Tingkat Nasional

28
c) Majelis Pimpinan Wilayah
d) Majelis Pimpinan Cabang
e) Lembaga/Badan tingkat Nasional
f) Perwakilan Pemuda Pancasila di Luar Negeri
g) Undangan-undangan lainnya yang ditentukan oleh Majelis Pimpinan
Nasional.

3) Peserta Musyawarah Besar adalah Majelis Pimpinan yang


definitif, sebagaimana dimaksud dalam Anggaran Rumah Tangga, BAB VIII
Pasal 22, dan telah di-verifikasi oleh Tim Verifikasi yang dibentuk oleh
Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila.

4) Majelis Pimpinan Nasional memberikan pertanggung


jawabannya kepada Musyawarah Besar dan disampaikan oleh Ketua
Umum Majelis Pimpinan Nasional.
5) Musyawarah Besar dilaksanakan oleh Majelis Pimpinan
Nasional.
6) Musyawarah Besar dipimpin oleh Majelis Pimpinan
Nasional.
7) Tempat Musyawarah Besar ditentukan oleh Majelis
Pimpinan Nasional.

Pasal 47
Musyawarah Besar Luar Biasa

1) Musyawarah Besar Luar Biasa mempunyai kekuasaan dan


wewenang sama dengan Musyawarah Besar.
2) Musyawarah Besar Luar Biasa diselenggarakan atas dasar
rekomendasi Musyawarah Pimpinan Paripurna, dengan ketentuan sebagai
berikut :
a) Atas keputusan MPN karena Ketua Umum berhalangan tetap,
meninggal dunia, mengundurkan diri secara tertulis atau kelangsung
hidup organisasi dalam keadaan terancam dan / atau ada hal-hal
situasional yang memaksa.
b) Atas permintaan minimal 3/4 dari jumlah MPW bersama 2/3 dari
jumlah MPC Pemuda Pancasila se-Indonesia, untuk diputuskan /
ditetapkan melalui Musyawarah Pimpinan Paripurna.
c) Musyawarah Besar Luar Biasa dihadiri oleh unsur-unsur yang
sama dengan unsur-unsur Musyawarah Besar.
3) Musyawarah Besar Luar Biasa dilaksanakan oleh Majelis
Pimpinan Nasional.
4) Musyawarah Besar Luar Biasa dipimpin oleh Majelis Pimpinan
Nasional.
5) Tempat Musyawarah Besar Luar Biasa ditentukan oleh Majelis
Pimpinan Nasional.

Pasal 48
Musyawarah Wilayah

29
1) Musyawarah Wilayah Pemuda Pancasila adalah pemegang
kekuasaan tertinggi organisasi yang diadakan sekali dalam waktu 5 (lima)
tahun dan berwenang :
a) Menetapkan Laporan Pertanggung Jawaban Majelis Pimpinan
Wilayah.
b) Menetapkan Program Kerja Wilayah untuk masa bakti 5 (lima) tahun
ke depan.
c) Menetapkan Pokok-Pokok Pikiran dan Rekomendasi.
d) Memilih dan menetapkan Ketua Majelis Pimpinan Wilayah untuk masa
bakti 5 (lima) tahun ke depan.
e) Menyusun dan menetapkan Pengurus MPW dan MPO Tingkat
Wilayah untuk masa bakti 5 (lima) tahun ke depan.
f) Menetapkan kebijakan-kebijakan lainnya dalam menghadapi
persoalan-persoalan wilayah.

2) Musyawarah Wilayah dihadiri oleh unsur-unsur :


a) Majelis Pimpinan Nasional
b) Majelis Pimpinan Wilayah
c) Majelis Pertimbangan Organisasi Tingkat Wilayah
d) Majelis Pimpinan Cabang
e) Lembaga/Badan tingkat Wilayah
f) Undangan-undangan lainnya yang ditentukan oleh Majelis Pimpinan
Wilayah.
3) Peserta Musyawarah Wilayah adalah Majelis Pimpinan yang
definitif, sebagaimana dimaksud dalam Anggaran Rumah Tangga, BAB VIII
Pasal 22, dan telah di-verifikasi oleh Tim Verifikasi yang dibentuk oleh
Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila.
4) Majelis Pimpinan Wilayah memberikan pertanggung
jawabannya kepada Musyawarah Wilayah dan disampaikan oleh Ketua
Majelis Pimpinan Wilayah.
5) Musyawarah Wilayah dilaksanakan oleh Majelis Pimpinan
Wilayah.
6) Musyawarah Wilayah dipimpin oleh Majelis Pimpinan
Wilayah.
7) Tempat Musyawarah Wilayah ditentukan oleh Majelis
Pimpinan Wilayah.

Pasal 49
Musyawarah Wilayah Luar Biasa

1) Musyawarah Wilayah Luar Biasa mempunyai kekuasaan dan wewenang


sama dengan Musyawarah Wilayah.
2) Musyawarah Wilayah Luar Biasa dapat diselenggarakan atas Keputusan /
Instruksi Majelis Pimpinan Nasional, apabila :
a)Ketua Majelis Pimpinan Wilayah meninggal dunia, berhalangan tetap
karena cacat yang akut/permanen atau berhentu atas permintaan
sendiri secara tertulis atau pindah ke wilayah / provinsi lain atau keluar
negeri dan menetap secara permanen, atau tidak dapat
melaksanakan tugas atau tanggung jawabnya sebagai Ketua Majelis
Pimpinan Wilayah dan atas permintaan 2/3 (dua pertiga) dari jumlah
Majelis Pimpinan Cabang se-Provinsi.

30
b) Karena ada hal situasional yang memaksa dan dapat mengancam
eksistensi dan kelangsungan organisasi Pemuda Pancasila di tingkat
wilayah.
c) Ketua Majelis Pimpinan Wilayah terkena hukuman yang telah
berkekuatan hukum tetap minimal 2 (dua) tahun dari Pengadilan.
3) Musyawarah Wilayah Luar Biasa dihadiri oleh unsur-unsur yang sama
dengan unsur-unsur Musyawarah Wilayah.
4) Musyawarah Wilayah Luar Biasa dilaksanakan oleh Majelis Pimpinan
Wilayah.
5) Musyawarah Wilayah Luar Biasa dipimpin oleh Majelis Pimpinan Wilayah.
6) Tempat Musyawarah Wilayah Luar Biasa ditentukan oleh Majelis Pimpinan
Wilayah.

Pasal 50
Musyawarah Cabang

1) Musyawarah Cabang Pemuda Pancasila adalah


pemegang kekuasaan tertinggi di tingkat Cabang yang diadakan sekali
dalam waktu 4 (empat) tahun dan berwenang :
a) Menetapkan laporan pertanggungjawaban Majelis
Pimpinan Cabang.
b) Menetapkan Program Kerja Cabang untuk empat tahun ke depan.
c) Menetapkan Pokok-Pokok Pikiran dan Rekomendasi.
d) Memilih dan menetapkan Ketua Majelis Pimpinan Cabang untuk masa
bakti 4 (empat) tahun ke depan.
e) Menetapkan Ketua Majelis Pertimbangan Organisasi.
f) Menyusun dan menetapkan Pengurus MPC dan MPO Tingkat Cabang
untuk masa bakti 4 (empat) tahun ke depan.
g) Menetapkan kebijakan-kebijakan lainnya dalam
menghadapi persoalan Cabang.

2) Musyawarah Cabang dihadiri oleh unsur-unsur :


a) Majelis Pimpinan Wilayah
b) Majelis Pimpinan Cabang
c) Majelis Pertimbangan Organisasi Tingkat Cabang
d) Pimpinan Anak Cabang
e) Lembaga/Badan tingkat Cabang
f) Undangan-undangan lainnya yang ditentukan oleh Majelis
Pimpinan Cabang.

3) Peserta Musyawarah Cabang adalah Pimpinan Anak


Cabang yang definitif, sebagaimana dimaksud dalam Anggaran Rumah
Tangga, BAB VIII Pasal 22, dan telah di-verifikasi oleh Tim Verifikasi yang
dibentuk oleh Majelis Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila.
4) Majelis Pimpinan Cabang memberikan pertanggung
jawabannya kepada Musyawarah Cabang dan disampaikan oleh Ketua
Majelis Pimpinan Cabang.
5) Musyawarah Cabang dilaksanakan oleh Majelis Pimpinan
Cabang.
6) Musyawarah Cabang dipimpin oleh Majelis Pimpinan
Cabang.

31
7) Tempat Musyawarah Cabang ditentukan oleh Majelis
Pimpinan Cabang.

Pasal 51
Musyawarah Cabang Luar Biasa

1) Musyawarah Cabang Luar Biasa mempunyai kekuasaan dan wewenang


sama dengan Musyawarah Cabang.
2) Musyawarah Cabang Luar Biasa dapat diselenggara-kan atas
keputusan/instruksi Majelis Pimpinan Wilayah, apabila :
a) Ketua MPC meninggal dunia atau berhalangan tetap, atau dipecat,
atau terkena hukuman minimal 2 (dua) tahun yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap dari Pengadilan, atau Ketua
berhenti/mengundurkan diri secara tertulis.
b) Atas permintaan 2/3 (dua per tiga) dari jumlah PAC se-
Kabupaten/Kota, karena ada situasi yang memaksa dan dapat
mengancam eksistensi kelangsungan hidup organisasi Pemuda
Pancasila di Tingkat Cabang.
3) Musyawarah Cabang Luar Biasa dihadiri oleh unsur-unsur yang sama
dengan unsur-unsur Musyawarah Cabang.
4) Musyawarah Cabang Luar Biasa dilaksanakan oleh Majelis Pimpinan
Cabang.
5) Musyawarah Cabang Luar Biasa dipimpin oleh Majelis Pimpinan Cabang.
6) Tempat Musyawarah Cabang Luar Biasa ditentukan oleh Majelis Pimpinan
Cabang.

Pasal 52
Rapat Pemilihan Pengurus PAC

1) Rapat Pemilihan Pengurus Pimpinan Anak Cabang adalah


pemegang kekuasaan tertinggi di tingkat Kecamatan yang diadakan sekali
dalam waktu 3 (tiga) tahun dan berwenang :
a) Memberikan penilaian atas Laporan Pertanggung Jawaban Pimpinan
Anak Cabang.
b) Menetapkan Program Kerja masa bakti 3 (tiga) tahun ke depan.
c) Memilih dan menetapkan Ketua Pimpinan Anak Cabang masa bakti
tiga tahun ke depan.
d) Menyusun dan menetapkan Pengurus PAC dan Penasehat Tingkat
Pimpinan Anak Cabang untuk masa bakti 3 (tiga) tahun ke depan.

2) Rapat Pemilihan Pengurus Pimpinan Anak Cabang dihadiri


oleh unsur-unsur :
a) Pimpinan Anak Cabang
b) Majelis Pimpinan Cabang.
c) Pimpinan Ranting
d) Penasehat Pimpinan Anak Cabang
e) Undangan-undangan lainnya yang ditentukan oleh Pimpinan Anak
Cabang.

3) Peserta Rapat Pemilihan Pengurus Pimpinan Anak Cabang


adalah Pimpinan Ranting yang definitif, sebagaimana dimaksud dalam
Anggaran Rumah Tangga, BAB VIII Pasal 22, dan telah di-verifikasi oleh
32
Tim Verifikasi yang dibentuk oleh Majelis Pimpinan Cabang Pemuda
Pancasila.
4) Pimpinan Anak Cabang memberikan pertanggung
jawabannya kepada Rapat Pemilihan Pengurus Pimpinan Anak Cabang
dan disampaikan oleh Ketua Pimpinan Anak Cabang.
5) Rapat Pemilihan Pengurus Pimpinan Anak Cabang
dilaksanakan oleh Pimpinan Anak Cabang.
6) Rapat Pemilihan Pengurus Pimpinan Anak Cabang dipimpin
oleh Pimpinan Anak Cabang.
7) Tempat Rapat Pemilihan Pengurus Pimpinan Anak Cabang
ditentukan oleh Pimpinan Anak Cabang.

Pasal 53
Rapat Pemilihan Pengurus Pimpinan Ranting

1) Rapat Pemilihan Pengurus Pimpinan Ranting adalah


pemegang kekuasaan tertinggi di tingkat Kelurahan yang diadakan sekali
dalam waktu 2 (dua) tahun dan berwenang :
a) Memberikan penilaian atas Laporan Pertanggung Jawaban Pimpinan
Ranting.
b) Menetapkan Program Kerja masa bakti dua tahun ke depan.
c) Memilih dan menetapkan Ketua Pimpinan Ranting masa bakti dua
tahun ke depan.

2) Rapat Pemilihan Pengurus Pimpinan Ranting dihadiri oleh


unsur-unsur :
a) Pimpinan Ranting.
b) Pimpinan Anak Cabang
c) Pimpinan Anak Ranting / Anggota Ranting
d) Penasehat Pimpinan Ranting
e) Undangan-undangan lainnya yang ditentukan oleh Pimpinan Ranting.

3) Peserta Rapat Pemilihan Pengurus Pimpinan Ranting adalah


Pimpinan Anak Ranting yang definitif, sebagaimana dimaksud dalam
Anggaran Rumah Tangga, BAB VIII Pasal 22, dan telah di-verifikasi oleh
Tim Verifikasi yang dibentuk oleh Pimpinan Anak Cabang Pemuda
Pancasila.
4) Pimpinan Ranting memberikan pertanggung jawabannya
kepada Rapat Pemilihan Pengurus Pimpinan Ranting dan disampaikan
oleh Ketua Pimpinan Ranting.
5) Rapat Pemilihan Pengurus Pimpinan Ranting dilaksanakan
oleh Pimpinan Ranting.
6) Rapat Pemilihan Pengurus Pimpinan Ranting dipimpin oleh
Pimpinan Ranting.
7) Tempat Rapat Pemilihan Pengurus Pimpinan Ranting
ditentukan oleh Pimpinan Ranting.

Pasal 54
Rapat Pemilihan Pengurus Pimpinan Anak Ranting

33
1) Rapat Pemilihan Pengurus Pimpinan Anak Ranting adalah pemegang
kekuasaan tertinggi organisasi di tingkat Anak Ranting / Rukun Warga /
Dusun atau yang sederajat dengan itu, yang diadakan sekali dalam waktu 2
(dua) tahun dan berwenang untuk :
a) Memilih Ketua dan menyusun Personalia kepengurusan Pimpinan
Anak Ranting untuk periode masa bakti 2 (dua) tahun ke depan.
b) Menetapkan personalia Penasehat Pimpinan Anak Ranting.

2) Rapat Pemilihan Pengurus Pimpinan Anak Ranting dihadiri oleh unsur-


unsur :
a) Pimpinan Ranting
b) Pimpinan Anak Cabang
c) Pimpinan Anak Ranting
d) Penasehat Pimpinan Anak Ranting
e) Anggota-anggota
3) Peserta Rapat Pemilihan Pengurus Pimpinan Anak Ranting adalah
Pimpinan Anak Ranting yang definitif, sebagaimana dimaksud dalam
Anggaran Rumah Tangga, BAB VIII Pasal 22, dan telah di-verifikasi oleh
Tim Verifikasi yang dibentuk oleh Pimpinan Anak Cabang Pemuda
Pancasila.
4) Rapat Pemilihan Pengurus Pimpinan Anak Ranting dilaksanakan oleh
Pimpinan Anak Ranting.
5) Rapat Pemilihan Pengurus Pimpinan Anak Ranting dipimpin oleh Pimpinan
Anak Ranting.
6) Tempat Rapat Pemilihan Pengurus Pimpinan Anak Ranting ditentukan oleh
Pimpinan Anak Ranting.

Pasal 55
Musyawarah Pimpinan Paripurna

1) Musyawarah Pimpinan Paripurna Pemuda Pancasila


adalah instansi musyawarah setingkat dibawah MUBES dan Mubeslub
yang dapat diadakan sewaktu-waktu oleh Majelis Pimpinan Nasional
apabila diperlukan dan/atau organisasi mengalami keadaan genting yang
memaksa.
2) Musyawarah Pimpinan Paripurna hanya mempunyai
wewenang mengevaluasi dan menetapkan rekomendasi serta keputusan-
keputusan lainnya yang tidak bertentangan dengan wewenang
Musyawarah Besar atau Musyawarah Besar Luar Biasa.

3) Musyawarah Pimpinan Paripurna dihadiri oleh unsur-


unsur :
a) Majelis Pimpinan Nasional
b) Majelis Pertimbangan Organisasi Tingkat Nasional
c) Majelis Pimpinan Wilayah
d) Lembaga / Badan tingkat Nasional.
e) Perwakilan Pemuda Pancasila di Luar Negeri
f) Majelis Pimpinan Cabang (bila dianggap perlu)
g) Undangan-undangan lainnya yang ditentukan oleh Majelis Pimpinan
Nasional.
4) Musyawarah Pimpinan Paripurna dilaksanakan oleh Majelis
Pimpinan Nasional.

34
5) Musyawarah Pimpinan Paripurna dipimpin oleh Majelis
Pimpinan Nasional.
6) Tempat Musyawarah Pimpinan Paripurna ditentukan oleh
Majelis Pimpinan Nasional.

Pasal 56
Rapat Kerja Nasional

1) Rapat Kerja Nasional Pemuda Pancasila adalah


instansi Rapat Kerja di tingkat Nasional yang diadakan minimal sekali
dalam satu periode masa bakti dan berwenang untuk mengevaluasi dan
membuat prioritas program kerja jangka pendek, menengah dan jangka
panjang.
2) Rapat Kerja Nasional dihadiri oleh :
a) Majelis Pimpinan Nasional
b) Majelis Pertimbangan Organisasi Tingkat Nasional
c) Majelis Pimpinan Wilayah
d) Lembaga / Badan di Tingkat Nasional.
e) Perwakilan Pemuda Pancasila di Luar Negeri
f) Undangan-undangan lainnya yang ditentukan oleh Majelis Pimpinan
Nasional.
3) Rapat Kerja Nasional dilaksanakan oleh Majelis
Pimpinan Nasional.
4) Rapat Kerja Nasional dipimpin oleh Majelis Pimpinan
Nasional.
5) Tempat Rapat Kerja Nasional ditentukan oleh Majelis
Pimpinan Nasional.

Pasal 57
Rapat Kerja Wilayah

1) Rapat Kerja Wilayah adalah instansi Rapat Kerja di tingkat


Wilayah yang diadakan minimal 1 (satu) kali dalam satu periode masa bakti
Majelis Pimpinan Wilayah, dan berwenang untuk mengevaluasi dan
membuat prioritas program kerja jangka pendek, menengah dan jangka
panjang.
2) Rapat Kerja Wilayah dihadiri oleh :
a) Majelis Pimpinan Wilayah
b) Majelis Pertimbangan Organisasi Tingkat Wilayah
c) Majelis Pimpinan Nasional
d) Majelis Pimpinan Cabang
e) Lembaga / Badan di Tingkat Wilayah.
f) Undangan-undangan lainnya yang ditentukan oleh Majelis Pimpinan
Wilayah.
3) Rapat Kerja Wilayah dilaksanakan oleh Majelis Pimpinan
Wilayah.
4) Rapat Kerja Wilayah dipimpin oleh Majelis Pimpinan
Wilayah.
5) Tempat Rapat Kerja Wilayah ditentukan oleh Majelis
Pimpinan Wilayah.

Pasal 58
35
Rapat Kerja Cabang

1) Rapat Kerja Cabang adalah instansi Rapat Kerja di tingkat Cabang yang
diadakan minimal 1 (satu) kali dalam satu periode masa bakti Majelis
Pimpinan Cabang, dan berwenang untuk mengevaluasi dan membuat
prioritas program kerja jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
2) Rapat Kerja Cabang Pemuda Pancasila diselenggarakan oleh Majelis
Pimpinan Cabang.
3) Rapat Kerja Cabang dihadiri oleh :
a) Majelis Pimpinan Cabang
b) Majelis Pimpinan Wilayah
c) Majelis Pertimbangan Organisasi Tingkat Cabang
d) Lembaga / Badan di Tingkat Cabang.
e) Pimpinan Anak Cabang
f) Undangan-undangan lainnya yang ditentukan oleh Majelis Pimpinan
Cabang.
4) Rapat Kerja Cabang dilaksanakan oleh Majelis Pimpinan Cabang.
5) Rapat Kerja Cabang dipimpin oleh Majelis Pimpinan Cabang.
6) Tempat Rapat Kerja Cabang ditentukan oleh Majelis Pimpinan Cabang.

Pasal 59
Rapat Pleno

Rapat Pleno Majelis Pimpinan terdiri dari :

1) Majelis Pimpinan Nasional :


a) Rapat Pleno Pimpinan Harian, dihadiri oleh ; Ketua Umum, Wakil-
wakil Ketua Umum, Ketua-Ketua Bidang, Sekretaris Jenderal dan
Bendahara Umum.
b) Rapat Pleno Pengurus Lengkap dihadiri oleh seluruh Fungsionaris
Majelis Pimpinan.

2) MPW dan MPC


a) Rapat Pleno Pimpinan Harian, dihadiri oleh ; Ketua, Wakil-wakil Ketua,
Ketua-Ketua Bidang, Sekretaris dan Bendahara.
b) Rapat Pleno Pengurus Lengkap dihadiri oleh seluruh Fungsionaris
Majelis Pimpinan.

Pasal 60

Rapat Pleno Pimpinan Anak Cabang ialah rapat pengurus lengkap yang dihadiri
oleh Pengurus Kolektif Pimpinan Anak Cabang dan dapat mengundang
Penasehat Organisasi.

Pasal 61

Rapat Pleno Pimpinan Ranting ialah Rapat pengurus lengkap yang dihadiri oleh
Pengurus Kolektif Pimpinan Ranting, dan dapat mengundang Penasehat
Organisasi.

Pasal 62

36
Rapat Pleno Pimpinan Anak Ranting ialah Rapat pengurus lengkap yang dihadiri
oleh Pengurus Kolektif Pimpinan Anak Ranting, dan dapat mengundang
Penasehat Organisasi dan Anggota.

Pasal 63

Kekuasaan dan wewenang Rapat Pleno di masing-masing tingkatan organisasi


diatur dalam Peraturan Organisasi.

Pasal 64

Jumlah Peserta Musyawarah-Musyawarah dan Rapat Kerja ditentukan oleh


Penyelenggara.

Pasal 65

Hal-hal lain yang belum diatur dalam Musyawarah-Musyawarah dan Rapat-rapat


sebagaimana dimaksud dalam Anggaran Rumah Tangga, BAB XVI Pasal 46 s/d
Pasal 64 di atas, diatur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi.

BAB XVII
HUBUNGAN LEMBAGA DAN BADAN
DENGAN MAJELIS PIMPINAN PEMUDA PANCASILA

Pasal 66

1) Hubungan Lembaga dan Badan dengan Majelis Pimpinan Organisasi


Pemuda Pancasila diatur dalam Peraturan Organisasi.
2) Pelaksanaan program internal Lembaga dan Badan dilakukan melalui
koordinasi dan kemitraan dengan Lembaga dan Badan setingkat di
bawahnya.
3) Penetapan Kebijakan strategis yang menyangkut kondisi eksternal
organisasi, menjadi wewenang Majelis Pimpinan yang dikoordinasikan
kepada Lembaga dan Badan sesuai tingkatannya.
4) Majelis Pimpinan berwenang mengambil langkah-langkah yang diperlukan
apabila kegiatan yang dilaksanakan oleh Lembaga dan Badan dapat
mengancam atau merugikan Organisasi Pemuda Pancasila.

BAB XVIII
PERATURAN PERALIHAN
Pasal 67

1) Hal-hal yang belum diatur didalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur
kemudian didalam peraturan organisasi, petunjuk pelaksanaan, petunjuk
teknis dan peraturan lainnya yang tidak bertentangan dengan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Organisasi Pemuda Pancasila, dan
dapat dievaluasi dalam Musyawarah Pimpinan Paripurna.
2) Semua Peraturan Organisasi yang diterbitkan sebelumnya dan tidak sesuai
dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga ini, dinyatakan tidak
berlaku lagi.

BAB XIX

37
PENUTUP

Pasal 68

1) Dengan ditetapkannya Anggaran Rumah Tangga ini, maka


Anggaran Rumah Tangga sebelumnya dinyatakan tidak berlaku lagi.

2) Anggaran Rumah Tangga ini mulai berlaku sejak tanggal


ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 22 Pebruari 2009

PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH BESAR VIII PEMUDA PANCASILA

ttd. ttd.
(Naswan Gunawan) (Amran Bakir Nai)
Ketua / Anggota Sekretaris / Anggota

ttd. ttd. ttd.


(Drs. H. Zainal Arifin, MM.) (Khalid, S. Pdi.) (Frits Aronggear, S. Sos.)
Anggota Anggota Anggota

38

You might also like