Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Darul Arqam (DA), Negara Islam Indonesia (NII), and Hizbut Tahrir
Indonesia (HTI) are the Islamic movement (harakah Islamiyah) which posses its own
view on democration and deliberation, clearly distinctive from the view of common
Indonesian and world people. Why they posses their own view, what is the argument
behind, and what the experts say about these movement, this is matter that everybody
must know.
The goal of this research is to cover valid data and scientific facts about these
three view of the Islamic organizations about democracy and deliberation, analyzed
them, and compared with notions of other Islamic thinkers. This is a qualitative
research with theological approach as methodological approach and explanatory
descriptive as research method.
The result of this research proofs that Darul Arqam (DA), Negara Islam
Indonesia (NII), and Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) posses same view that democracy
is proscribe. For them, the truth that came from majority voters is an adversative to
God’s absolute dominance principle and change the God’s authority as law maker,
their argumentation is distinguishable each other though.
nama Rufaqa. Tahun 2003, nama luas dalam soal Islam dan kenegaraan,
Hawariyun untuk DA Indonesia dibuang beriman, dan selalu bertindak atas dasar
kemudian menggunakan nama Rufaqa, ilmu Allah. Oleh sebab itu, seseorang
baik untuk Indonesia. Kemudian pada yang dipilih dan dilantik sebagai pejabat
tahun 2007, nama Rufaqa diganti lagi oleh mereka pada hakikatnya diangkat
mennadi Global Ikhwan, nama ini oleh Allah. Akan tetapi, dalam hal ini
berlaku terus sampai hari ini.vi Ashaari Muhammad tidak menjelaskan
Bagaimana pandangan DA siapa yang berhak memilih ahlul halli
tentang demokrasi? DA menyatakan wa aqdi itu. Hanya saja, di kalangan DA
bahwa di dalam Islam tidak dikenal yang memilih mereka adalah Ashari
konsep daulah (negara) dengan batas – Muhammad sendiri.
batas teritorial yang sangat ketat yang Tugas ahlul halli wa aqdi sangat
dipimpin oleh seorang presiden atau raja berat karena harus menentukan orang
yang berdiri masing-masing. Di dalam yang paling layak di antara para calon
Islam hanya dikenal konsep al-ummah, yang akan dipilih kendati sudah sejak
Jama’atul Muslimin atau kesatuan umat awal calon pimpinan itu telah diseleksi
yaitu suatu kesatuan yang terikat dengan berdasarkan kriteria kepempimpinan
ikatan iman dan steril dari simbol- secara umum menurut Islam. Dengan
simbol nasionalisme . adanya ahlul halli wa aqdi, DA tidak
Pandangan ini berdasar pada mengenal Pemilu sebagaimana di-
konsep bahwa segala kekuasaan adalah laksanakan di negara demokratis.
milik mutlak Allah SWT, akan tetapi Karena prinsip ini, anggota DA tidak
karena Allah tidak mungkin memerintah pernah mengikuti Pemilu. Selanjutnya,
langsung maka Allah mengangkat karena khalifah dipilih oleh ahlul halli
khalifatullah di muka bumi ini, jadi wa aqdi, khalifah, imam atau pimpinan
sebagian kekuasaan Allah itu didelegasi- tidak boleh diganti atau diturunkan dari
kan kepada khalifah (presiden dunia). jabatannya. Ia menjadi pemimpin se-
Seorang khalifah berkedudukan umur hidup. Selagi ia belum wafat atau
sebagai wakil Tuhan bukan sebagai tidak ada udzur syar’i, ia tidak boleh
wakil rakyat. Oleh karena itu, pemimpin diganti juga tidak boleh mengundurkan
tidak dipilih oleh rakyat, namun ditunjuk diri.
dan ditetapkan oleh Tuhan. Akan tetapi, Ini berbeda sekali dengan pe-
karena Tuhan tidak mungkin langsung milihan pimpinan di negara demokrasi
memilih wakil-Nya, Tuhan memilih terbuka. Di dalam sistem demokrasi,
khalifah lewat kelompok orang-orang siapapun boleh dipilih menjadi pimpinan
saleh yang memahami hukum-hukum walaupun orang itu jahat dan jahil.
Allah dan sangat comitted kepada Dalam pemilu seperti itu, suara orang
kehendak Allah. Kelompok ini disebut jahat sama harganya dengan suara
ahlul halli wa aqdi. Tugasnya adalah orang yang saleh. Selain itu, pemilih
memusyawarkan dan memutuskan ber- sering tidak paham apa visi dan misi
bagai macam kebijakan negara termasuk partai atau orang yang dipilihnya. Tidak
memilih pimpinan / khalifah. sedikit orang yang menghalalkan segala
Ahlul halli wa aqdi adalah acara demi mencapai tujuannya
sekelompok orang yang berpengetahuan sehingga muncullah istilah “politic is
Jurnal Sosioteknologi Edisi 17 Tahun 8, Agustus 2009 605
Demokrasi dan Musyawarah Dalam Pandangan Darul Arqam, NII, dan HTI
dirty game”. Sebagai aktualisasi dari melibatkan dua atau tiga orang
pandangannya ini, DA menolak sistem tergantung kepada keperluannya.
demokrasi. Mereka tidak ikut dalam Berdasarkan uraian di atas dapat
pemilu dan merekapun menolak sistem diringkas bahwa pandangan DA tentang
partai karena tidak terdapat di dalam demokrasi dan musyawarah adalah
sunnah rasul. sebagai berikut:
Bagaimana pandangan DA
tentang musyawarah ?. Menurut DA, di Demokrasi bukan dari ajaran
dalam sistem khilafah ada sebuah Islam, di dalam Islam ada Ahlul
pranata yang disebut Majelis Syura, halli wal aqdi yang bertugas
disebut juga ahlul halli wal aqdi atau memilih pimpinan bukan melalui
Majelis Suyukh (majelis pini sepuh) Pemilu seperti dalam sistem
atau disebut juga dewan tanfidz. Disebut demokrasi. Pemilihan pimpinan
ahlul hallli wal aqdi karena mereka melalui Pemilu sangat berbahaya
adalah kelompok keahlian yang karena suara seorang jahil
berwewenang menyeleksi dan memilih dihargai sama dengan suara
pimpinan. Disebut Majelis Syura karena seorang yang saleh, juga saangat
merupakan badan musyawarah atau sering terjadi pemilih menentu-
badan legislatif. Disebut Dewan Tanfidz kan pilihannya tanpa mengetahui
karena merupakan dewan pertimbangan visi dan misi orang yang
atau dewan penasihat atau disebut dipilihnya.
Majelis Syuyukh karena mereka
merupakan majelis pini sepuh. Terserah Di dalam demokrasi sangat bisa
mau apa penamaannya. Salah satu syarat terjadi musyawarah antara
menjadi anggota majelis syura adalah muslim dengan nonmuslim
beragama Islam sehingga dengan demi- termasuk dalam membahas
kian mustahil terjadi musyawarah antara urusan umat Islam. Sedangkan di
muslim dengan nonmuslim dalam dalam Islam musyawarah hanya
membahas urusan umat. Tugas pokok berlaku antara muslim dengan
Majelis Syura ini adalah memusya- muslim sebab syarat menjadi
warahkan hal-hal yang belum dijelaskan anggota majelis syura harus
secara ekplisit oleh Al-Qur‟an dan beragama Islam.
hadits, belum diijmakan oleh ulama
salaf, dan belum diarahkan oleh ketua Di dalam demokrasi, pengambil-
jemaah, ketua negara atau khalifah. an keputusan bisa melalui
Apabila terjadi perbedaan pendapat di vooting, Sedangkan di dalam
antara anggota majelis syura (deadlock), Islam tidak demikian, apabila
maka tidak boleh diambil suara terjadi deadlock, maka keputusan
terbanyak (vooting) tetapi keputusan akhir berada di tangan khalifah
akhir berada di tangan khalifah, sebab karena dialah yang bertanggung
khalifahlah yang bertanggung jawab atas jawab atas semua urusan umat.
semua urusan umat. Dalam hal
musyawarah, khalifah boleh saja tidak Di dalam demokrasi dipeboleh-
melibatkan banyak orang tetapi hanya kan ada partai-partai. Dalam hal
Jurnal Sosioteknologi Edisi 17 Tahun 8, Agustus 2009 606
Demokrasi dan Musyawarah Dalam Pandangan Darul Arqam, NII, dan HTI
Tabel 1
Dihukum demikian karena ia telah penguasa alam ini, maka Dialah yang
mengingkari tauhid Rubbubiyah.viii berdaulat terhadap alam ini. Kedaulatan
Selanjutnya, manusia yang me- tertinggi adalah milik Allah sedangkan
ngaku Allah sebagai Rabb an-Nás wajib manusia sama sekali tidak memiliki
melaksanakan undang-undangNya di kedaulatan.x Allah sebagai Rabb berarti
muka bumi bukan menegakkan hukum Tuhan yang memelihara, mengatur,
hasil proses demokrasi. Jika tidak, maka mengasihi dan menyempurnakan. Dialah
pengakuan terhadap Allah sebagai rabb satu-satunya Penguasa dan Pemilik.
an-nás adalah dusta dan oleh karena itu Karena hanya Allah sebagai Rabb
ia dinyatakan sedikitpun mereka tidak manusia maka manusia ketaatan dan
beriman hingga menegakkan hukum kepasrahan manusia hanya diserahkan
wahyu”.ix Untuk menegakkan hukum kepada Allah, tidak boleh diserahkan
Allah (Rubbubiyah Allah) diperlukan kepada makhluk. Dalam arti inilah Allah
kekuatan yang sangat besar tegasnya sebagai Iláh (yang disembah, al-
sebuah negara, tanpa itu, maka ma‘bud). Hanya Allah-lah yang berhak
Rubbubiyah Allah itu tidak akan bisa mengklaim sebagai hakim serta tidak
terrealisasi. Dengan kata lain, realisasi ada undang-undang selain undang-
tauhid Rubbubiyah adalah terwujudnya undang-Nya.xi
tauhid Mulkiyah. Prinsip kedua adalah Risálah,
Tauhid Mulkiyah adalah yaitu sunnah nabi. Al-Qur‟an hanya
pengakuan seorang hamba bahwa hanya menjelaskan prinsip-prinsip pokok
Allah-lah satu-satu málik (Raja) yang sebagai landasan yang harus dipatuhi
memiliki kerajaan langit dan bumi, manusia, selanjutnya apa-apa yang
sehingga manusia wajib menaati Allah global itu diperjelas oleh Rasulullah
melebihi segalanya. Juga harus meyakini sepanjang hayatnya. Oleh karena itu,
bahwa tidak ada kedaulatan lain yang pedoman dasar bagi kehidupan manusia
boleh diakui apalagi ditaati kecuali adalah Al-Qur‟an dan Sunnah Rasul.
kedaulatan Allah. Ini berdasarkan firman Kedua pegangan itu dalam terminologi
Allah di dalam surat 25 : 2 dan surat 17 : Islam disebut syari„at. Selanjutnya
111. Mengakui lembaga lain di luar Maududi menjelaskan bahwa syari'at
pemerintahan lembaga Allah berarti baru dapat ditegakkan apabila didukung
musyrik, yakni syirik Mulkiyah. oleh kekuasaan (sulthan ) .
Dalam menjelaskan hubungan Kosep ketiga adalah Khiláfah,
antara Islam dengan negara melalui yaitu manusia sebagai wakil Tuhan
takso-nomi tauhid oleh NII KW IX, (khalifah) di atas bumi. Menurut
nampaknya ide dasarnya mirip dengan Maududi, manusia mempunyai
apa yang telah dikemukakan oleh Al- kekuasaan yang didelegasikan oleh
Maududi. Menurut Maududi sistem Allah kepadanya dengan batas-batas
politik Islam didasarkan kepada tiga tertentu. Ini artinya bahwa pemilik
prinsip pokok yaitu Tawhid, Risálah dan kekuasaan itu pada hakikatnya adalah
Khiláfah. Allah. Manusia (umat) wajib menaati
Dengan konsep tauhid khalifah itu selama dia menaati
ditegaskan bahwa hanya Allah-lah satu- kehendak Allah. Dengan teori kekuasaan
satunya Rabb atau pencipta dan mutlak milik Allah, maka negara yang
Jurnal Sosioteknologi Edisi 17 Tahun 8, Agustus 2009 609
Demokrasi dan Musyawarah Dalam Pandangan Darul Arqam, NII, dan HTI
dicita-citakan oleh Maududi adalah 41,60, QS. 5 : 57, QS. 4 : 144, QS. 3 :
kerajaan Tuhan, kingdom of God, 28, QS. 4: 140 serta QS 58 :22).
Mulkiyah Allah atau theocracy. Ini jelas- Untuk mewujudkan Mulkiyah
jelas bertentangan dengan negara Allah di muka bumi bukanlah dengan
demokrasi. Menurut konsep NII KW IX, sistem parlementer ala demokrasi Barat,
Mulkiyah Allah di muka bumi di- karena itu berarti membuka pintu
realisasikan dalam Lembaga Kerasulan musyawarah antara muslim dan non-
/ Lembaga Ulu al-Amri, Lembaga muslim, padahal Allah telah mengunci
Kekhalifahan fi al-Ardhi, suatu peme- mati hati "Iblis" untuk menerima
rintahan struktur Allah yang sah.xii kebenaran (QS. 2 : 34). Perlu digaris
Realisasi menaati Allah adalah bawahi bahwa musyawarah di dalam Al-
menaati lembaga kepemimpinan Allah Qur‟an (QS. 42 : 38, QS. 3 : 159),
di muka bumi yang diwakili oleh Rasul, adalah antara mukmin dengan mukmin
suatu lembaga pemerintahan wahyu. bukan antara mukmin dengan kafir.
Seseorang yang tidak menaati lembaga Menurut mereka, tidak ada kamusnya di
tersebut dinilai telah melakukan dalam Al-Qur‟an agar seorang mukmin
maksiat, akibatnya, bukan saja amalnya bermusyawarah dengan kafir. Ayat
dianggap batal (tidak sah) tetapi tentang wa amruhum syurá bainahum,
akidahnya dianggap gugur (QS. 4 : 64, atau wa syáwirhum fi al-amr, bukanlah
80,59,65, QS. 47: 33, dan QS 3 : 32). dalil tentang sistem parlementer dengan
Berdasarkan pendapat ini maka nanti pola demokrasi Barat atau demokrasi
berkembang pendapat di kalangan NII manapun di dunia ini, tetapi
KW IX bahwa beribadah yang dilakukan musyawarah di antara orang-orang yang
oleh orang-orang yang masih berada di beriman (bainahum) yang memiliki
luar kerajaan Allah, atau ibadah warga tanggung jawab yang besar terhadap
NKRI adalah sia-sia. Menurut mereka , kemajuan Islam.
supaya ibadah tidak mubazir, maka NII KW IX mencela organisasi
orang itu harus berada di lingkungan pergerakan Islam seperti
lembaga pemerintahan Allah. Dan ini Muhammadiyah, Persis, NU, Perti, PUI,
wajib hukumnya. Sedangkan keluar dari dan Al-Washliyah yang ingin
organisasi negara itu dicap murtad. memperjuangkan Islam melalui
Sementara ini ada sebagian parlementer (nasionalis). Mereka pun
orang Islam yang memilih jalan tengah, mencela partai-partai Islam yang dengan
yakni tetap berada di NKRI tetapi keras menyuarakan diberlakukannya
sambil berusaha di parlemen untuk syari„at Islam di Indonesia dengan
menegakkan syarii'at Islam lewat menempuh cara musyawarah di DPR/
musyawarah. Menurut NII tidak ada MPR.
sepotong ayat Al-Qur‟an pun yang Mewujudkan Mulkiyah Allah
membenarkan seorang mukmin boleh melalui parlemen adalah mustahil. Baik
mengakui dan menaati negara non- Al-Qur‟an maupun hadis menyatakan
wahyu. Di dalam banyak ayat Al-Qur‟an dengan tegas bahwa untuk mewujudkan
terdapat larangan keras mengakui dan Mulkiyah Allah adalah dengan pola
menaati lembaga pemerintahan kufár Furqan atau pola Hijrah, yakni
(QS. 5 : 80, 82, QS: 3: 149, 150, QS. 4 : membentuk lembaga yang berdiri
Jurnal Sosioteknologi Edisi 17 Tahun 8, Agustus 2009 610
Demokrasi dan Musyawarah Dalam Pandangan Darul Arqam, NII, dan HTI
Sejak tahun 1949 di Palestina sehinga tidak ada kesatuan umat. Umat
dan di Yordan, Taqiyudin Al-Nabhani Islam tidak memiliki komandan
mulai merintis ide ini melalui pidato- tertinggi yang mengomando semua
pidato pencerahan, braintorming dan aktivitas besar, akibatnya potensi yang
debat-debat dengan para tokoh, baik dimiliki umat Islam tidak menjadi
yang sejalan maupun yang tidak sejalan kemampuan nyata. Dunia Islam kini
dengan pemikirannya sehingga akhirnya tunduk kepada PBB sebagai badan dunia
berdirilah Hizbut Tahrir yang terus yang mengatur berbagai macam
menjalar ke mana-mana. Di Indonesia hubungan antara negara termasuk urusan
organisasi ini dikenal dengan sebutan di negara Islam, setiap solusi yang
HTI dengan juru bicaranya bernama ditawarkan oleh PBB sangat tidak baik
Ismail Yusanto. bahkan makin membuat negeri-negeri
Menurut HTI, apabila umat Islam acak-acakan. Lihat saja kasus Irak,
Islam ingin kembali jaya seperti di masa Afghanistan, dan Palestina. Ini semua
klasik, umat Islam harus berjuang tidak akan terjadi apabila Islam
menegakkan berdiri kembali khilafah memiliki khalifah.
Islamiyah, yakni sistem pemerintahan Memamg benar bahwa kaum
Islam berdasarkan kesatuan umat bukan kufar tidak akan menyukai
negara kebangsaan. Pemerintahan yang terbemtuknya khilafah Islamiyah sebab
diikat dengan iman dan diatur oleh dianggap dapat megancam keberadaan
undang-undang Allah, Al-Qur‟an. mereka yang sedang menikmati dunia
Pemerintahan tersebut bersifat global setelah mereka berhasil menghancurkan
atau mendunia dengan kepmimpinan kekhalifahan Turki Utsmani pada
tunggal yakni seorang khalifah. tanggal 3 Maret 1924, oleh karena itu
Pemerintahan ini tanpa batas-batas mereka berusaha sekuat tenaga
teritorial atau batas-bats geografis antar merintanginya dengan berbagai cara
wilayah Islam serta bersih dari simbol termasuk menyebarkan opini dan
nasionalisme. persepsi yang salah tentang Islam. HTI
HTI sering melakukan demons- sangat yakin bahwa khilafah Islam
trasi dengan mengusung ide khilafah. lambat laun pasti akan terbentuk oleh
Bendera yang mereka gunakan dalam karena itu perjuangan membentuk
setiap demonstrasi bertuliskan : “ khilafah harus terus dilakukan. Dalam
Asyhadu allaa ilaha illah wa asyhadu manifestonya HTI menyeru umat Islam
anna Muhammad Rasusulullah “. Dalam Indonesia agar bergabung dengan HTI
pandangannya khilafah tidak bisa tidak dalam perjuangan menagakkan
harus terwujud dan itu merupakan harga khilafah.xiv Menurut HTI kedudukan
mati tidak ada alternatif lain. khalifah adalah sebagai kepala negara
Selanjutnya mereka menegaskan bahwa daulah khilafah dan sebagai wakil
keberadaan khilafah sangat penting rakyat dalam pemerintahan untuk
untuk meningkatkan eksistensi umat melaksanakan syari‟ah Allah.
Islam. Umat Islam di dunia adalah umat Adapun mengenai pemilihan
beragama terbesar kedua setelah khalifah bisa beragam cara antara lain
Nashrani namun terpecah-pecah dalam (1). Diminta kesediaannya oleh
bentuk negara-negara nasionalisme seseorang yang paling berkompeten
Jurnal Sosioteknologi Edisi 17 Tahun 8, Agustus 2009 612
Demokrasi dan Musyawarah Dalam Pandangan Darul Arqam, NII, dan HTI
kemudian disetujui oleh orang banyak amanah apa yang harus dijalankan oleh
seperti pemilihan Abu Bakar sebagai wakil rakyat itu.
khalifah pertama dari khulafa al- Dalam hal ini harus ada wa’ad
Rasyidin. Ia diminta oleh Umar ibn (janji) antara pemilih dan calon
Khattab kemudian disetujui oleh kaum legislatif. Wa’ad ini harus sejalan
Muhajirin yakni kaum muslimin Mekah dengan syariat Islam, misalnya pihak
yang berhijrah ke Medinah, disetujui pemilih berjanji bahwa ia akan memilih
pula oleh kaum Anshar yakni muslimin calon legislatif bernama A dengan
Medinah yang menolong Muhajirin. (2). amanah bahwa apabila calon tersebut
Pemilihan khalifah ditunjuk langsung terpilih menjadi anggota legislatif, ia
oleh khalifah sebelumnya seperti Abu harus berjuang menegakkan syari‟at
Bakar menunjuk Umar ibn Khatab Islam. Apabila calon A menyatakan
menjadi khalifah kedua. (3). Melalui bersedia maka bisa terjadi pemilihan.
musyawarah antar kandidat sebagaimana Akan tetapi manakala calon tersebut
pengangkatan Utsman ibn Affan sebagai tidak bersedia maka pemilihan tidak
khalifah ketiga, (4). Melalui tim akan terjadi. Kemudian apabila anggota
penyeleksi yanag disebut Ahlul halli wal legisltif terpilih ternyata tidak men-
aqdi seperti pemilihan Ali ibn Abi jalankan amanahnhya untuk memper-
Thalib. Bahkan bisa juga dipilih melalui juangkan syari‟at Islam maka akad
pemilu atas dasar ridha wa ikhtiyar wakalah bisa dicabut.
(kerelaan dan kebebasan memilih). Pertanyaannya adalah pernahkah
Selanjutnya umat melakukan bai’at wa’ad (perjanjian) ini terjadi, adakah
(sumpah setia), kepada khalifah terpilih. calon legislatif yang menyanggupi akad
Langkah berikutnya khalifah wajib wakalah ini ? Pada kenyatannya, bukan
menegakkan syari‟at Islam secara total hanya tidak pernah terjadi bahkan sering
(kaffah), xv pemilih tidak mengetahui visi dan misi
Pada kenyataannya, semua calon calon legislatif yang akan dipilihnya.
presiden dan wakil persiden yang dipilih Jika demikian, apabila calon yang telah
pada pilpres tanggal 8 Juli 2009 yang terpilih menjadi anggota legisltif tidak
lalu tidak secara ekplisit maupun berusaha menegakkan sayri‟at Islam
implisit mau menegakkan syari‟at Islam maka pemilih ikut berdosa. Daripada
di Indonesia manakala mereka terpilih, menganggung dosa, lebih baik tidak
oleh karena itu tidak heran apabila pada memilih alias golput. Inilah yang
kenyatannya seluruh anggota HTI tidak menjadi pilihan anggita HTI.
ikut mencontreng dalam pilpres yang Bagaimana pandangan HTI
lalu. Selanjutnya HTI membedakan tentang masalah hak legislasi menurut
antara pemilihan kepala negara dengan HTI, di dalam sistem demokrasi,
pemilihan anggota legislatif. Pemilihan kekuasaan berada di tangan manusia
anggota legistaltif dilakukan melalui bukan di tangan Allah SWT. Di DPR
akad wakalah (perwakilan). Di dalam atau MPR RI dengan mengatas namakan
akad wakalah terdapat tiga unsur yakni kebebasan dana demokrasi waki wakil
(1) Pemilih sebagai orang yang telah bertindak sebagai Tuhan yang
mewakilkan (2). Wakil atau calon memiliki wewennag menatapkan hukum
anggota legislatif, dan (3). Isi atau sesuai kehendak mereka (hak legislatif).
Jurnal Sosioteknologi Edisi 17 Tahun 8, Agustus 2009 613
Demokrasi dan Musyawarah Dalam Pandangan Darul Arqam, NII, dan HTI
dan tidak terbatas. Dialah penguasa khalifah adalah sebagai wakil Allah
tunggal tanpa sekutu. Kemudian dalam menegakkan hukum-hukum Allah
sebagian kekuasaan itu didelegasikan di muka bumi. (4). Manusia ber-
kepada manusia sebagai khalifah. Jadi kewajiban membuat UU atau peraturan
khalifah adalah manusia yang diserahi tambahan yaag diperlukan untuk
amanah. Oleh karena itu ia harus menjaga ketertiban dengan syarat UU
mengelola bumi ini (termasuk negara) dan peraturan tersebut tidak ber-
dengan sebaik-baiknya menurut ketentu- tentangan dengan aturan Allah (5).
an Allah. Ini artinya tugas para penguasa Aturan untuk kemaslahan yang
adalah melaksanakan hukum Allah, menyangkut ipoleksosbudmilhankamnas
yakni Islam, al-Qur‟an. harus sejalan dengan nilai-nilai Ilahiyah
Dalam hubungan dengan fungsi (6). Tatacara penetapan aturan tersebut
khalifah, Al-Mawardi menyatakan, bisa melalui musyawarah mufakat, bisa
khalifah berfungsi sebagai pengganti melalui pengambilan suara terbanyak,
nabi yakni untuk melindungi agama, bisa ditetapkan langsung oleh pemimpin,
memberi mandat mengatur negara, yang penting substansinya dan esensinya
menggariskan kebijaksaan yang ber- tidak melanggar nilai-nilai Ilahiyah.
sumber kepada syari„at serta agar opini
terpusat kepada satu pendapat yang
disepakati bersama. B. Sorotan terhadap Musyawarah
Khakifah bukan pembuat hukum
tetapi hanya pelaksana hukum DA dan yang lebih tegas lagi NII
(eksekutif), apabila ada hal-hal yang sebagaimana telah dijelaskan pada
kurang jelas dapat dilihat pada al-hadits. bagian II berpandangan bahwa musya-
Apabila di hadits kurang jelas maka warah hanya boleh antara muslim
lihatlah hasil ijtihad para ulama. Apabila dengan muslim, musyawarah di DPR
hasil ijtihad kurang jelas maka masalah MPR antara muslim dengan nonmuslim
tersdebut bisa dimusayawarahkan. tidak memiliki dasar hukum.
Pengambilan keputusan harus melalui Menanggapi pendapat mereka
adu arguementasi, jika tidak bisa juga penulis berpandangan sebagai berikut:
maka khalifahlah yang menentukan,
bukan diputuskan melalui suara Peneliti setuju kepada pandangan
terbanyak. DA, NII dan HTI bahwa demokrasi
Hal perlu penulis tekankan dalam arti menggunakan suara
dalam hubungannya dengan kedaulatan mayoritas untuk menentukan hukum
adalah sbb : (1). Kedaulatan mutlak haram halal yang sudah dijelaskan di
adalah milik Allah. Dialah Allah pemilik dalam al-Quran atau sunnah rasul
absolut yang kekuasaannya unlimited. adalah terlarang. Alasannya karena
(2). Sebagian kekuasaan Allah itu penentu hukum adalah Alalh bukan
didelegasikan kepada manusia sebagai akal manusia.
khalifah, jadi khalifah diberi kewenang- Musyawarah, baik melalui adu
an oleh Allah untuk mengelola argumentasi maupun voting tidak
pemerintahan sesuai dengan UU Allah boleh membahas apa-apa yang telah
yakni Al-Qur‟an. (3). Kedudukan ditetapkan oleh Al-Qur‟an secara
Jurnal Sosioteknologi Edisi 17 Tahun 8, Agustus 2009 616
Demokrasi dan Musyawarah Dalam Pandangan Darul Arqam, NII, dan HTI