You are on page 1of 3

TEORI PERTUMBUHAN NEO KLASIK

Sebagai suatu perluasan dari Teori Keynes, teori Harrod-Domar melihat persoalan
pertumbuhan itu dari segi permintaan. Pertumbuhan ekonomi hanya akan berlaku apabila
pengeluaran agregat -- melalui kenaikan investasi -- bertambah secara terus–menerus
pada tingkat pertumbuhan yang ditentukan (tingkat pertumbuhan itu dinamakan tingkat
pertumbuhan yang perlu dijamin atau warranted rate of growth). Teori pertumbuhan Neo
Klasik melihat dari sudut pandangan yang berbeda, yaitu dari segi penawaran. Menurut
teori ini, yang dikembangkan oleh Abramovits dan Solow -- seorang akademisi yang
pernah mengajar di MIT dan juga seorang pemenang hadiah nobel -- pertumbuhan
ekonomi bergantung kepada perkembangan faktor – faktor produksi. Dalam persamaan,
pandangan ini dapat dinyatakan dengan persamaan :

?Y = f(?K, ?L, ?T)

Dimana :
?Y adalah tingkat pertumbuhan ekonomi
?K adalah tingkat pertambahan barang modal
?T adalah tingkat pertambahan teknologi

Analisis Solow selanjutnya membentuk formula matematik untuk persamaan itu dan
seterusnya membuat pembuktian secara matematik untuk menunjukkan kesimpulan
berikut :

g = m.?K + b.?L + ?T

dimana g adalah tingkat/persentasi pertumbuhan ekonomi, m adalah produktivitas modal


marginal dan b adalah produktivitas marginal tenaga kerja. Persamaan itu pada
hakikatnya menyatakan : tingkat pertumbuhan ekonomi tergantung kepada : (1)
pertambahan modal dan produktivitas modal marginal, (2) pertambahan tenaga kerja dan
produktivitas tenaga kerja marginal, (3) perkembangan teknologi.

Untuk memberi gambaran mengenai penggunaan rumus tersebut dalam menentukan


pertumbuhan ekonomi, perhatikan contoh berikut :
Misalkan : m= 0,25 (artinya setiap 1000 rupiah pertambahan modal menghasilkan 250
rupiah pertambahan pendapatan nasional), b = 0,75 (artinya setiap tambahan tenaga kerja
menghasilkan 75 persen dari tingkat produksi pertambahan tenaga kerja) dan
perkembangan produktivitas sebagai akibat perkembangan teknologi adalah 5 persen.
Pertambahan barang modal dan tenaga kerja masing – masing adalah 10 persen dan 2
persen. Dengan demikian tingkat pertumbuhan ekonomi adalah :

g = 0,25(10) +0,75(2) + 5
g = 9 persen
angka di atas menunjukkan pertumbuhan ekonomi mencapai 9 persen, dan penyebabnya
adalah : 5% diciptakan oleh perkembangan teknologi, 2,5 persen disebabkan oleh
pertambahan barang modal dan 1,5 persen disebabkan pertambahan tenaga kerja.

Sumbangan terpenting dari Teori Pertumbuhan Neo-Klasik bukanlah dalam menunjukkan


faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, tetapi kemungkinan
menggunakan teori tersebut untuk mengadakan penyelidikan empiris untuk menentukan
peranan sebenarnya dari berbagai faktor dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi.
Dalam penyelidikan mereka Abramovits dan Solow menunjukkan pertumbuhan ekonomi
Amerika terutama disebabkan oleh perkembangan teknologi; diantara 80 hingga 90
persen dari pertumbuhan ekonomi Amerika diantara pertengahan Abad XIX dan XX
disebabkan oleh perkembangan teknologi.
Setelah itu beberapa ahli ekonomi lain melakukan penyelidikan yang sama sifatnya.
Salah satu studi yang terkenal adalah yang dilakukan oleh Denison, yang menganalisis
factor yang mengakibatkan perkembangan di Negara maju diantara tahun 1950-1962.
Kesimpulan studi tersebut adalah : pertambahan barang – banarang modal hanya
menciptakan 25 persen dari pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat, 18 persen dari
pertumbuhan ekonomi di eropa Barat dan 21 persen dari pertumbuhan ekonomi yang
terjadi di Inggris.

Mazhab Neo-Klasik
Teori-teori yang dikembangkan oleh marx dan engels mendapat banyak tanggapan dari
pakar-pakar ekonomi, Baik dari kaum sosialis maupun dari pendukug sistem
liberalkapitalisme. Pemikiran-pemikiran ekonomi dari para pakar pendukung system
liberal ini kemudian dimasukkan kedalam suatu kelompok pemikiran ekonomi tersendiri
yang disebut mazhab neo-klasik.

Karena analisis yang dibuat marx untuk meramal kejatuhan system kapitalis bertitik tolak
dari teori nilai kerja dan tingkat upah,maka para pakarar neo klasik mempelajari teori-
teori tersebut secara mendalam.dari sekian banyak pakar-pakar neo klasik .paling kurang
ada empat orang yang melakukan penelitia tentang hal yang sama,yaitu W.stanley
jesons(1835-1882)Leon walras (1837-1910),carl menger (1840-1921) dan Alfred
marshall(1842-1942).
Walaupun mereka melakukan peneliian secara terpisah, tetapi dari hasil penelitian
masing-masing mereka mengemukakan tentang hal yang sama:bahwa teori nilai
lebih(surplus value) marx tidak mampu menjelaskan secara tepat tentang nilai
komoditas.teori marx tersebut tidak memberikan sumbangan apa-apa dalam
perkembangan teori ekonomi dank arena itu dapat diabaikan.

A. PENDEKATAN MARJINAL

Beberapa penulis ekonomi menyebut apa yang sudah dilakukan oleh para pakar ekonomi
neo-klasik tersebut sebagai marginal revolution, sebab telah ditemukan suatu analisis
baru yaitu pendekatan marginal.analisis marginal pada intinya pengaplikasian kulkulus
diferensial terhadap tingkah laku konsumen dan prudusen serta penentuan harga-harga
dipasar. Sejak terjadinya marginal revolution trsebut pembahasn ekonomi semakin
bersifat mikro.
Konsep marginal ini sering diakui sebagai kontribusi utama dari aliran atau mazhab
Austria.tetapi jika ditelusuri kebelakang ternyata teori ini telah cukup lama
dikembangkan oleh pengarang terdahulu, tepatnya oleh Heindrich Gossen telah lama
menggunakan konsep marginal dalam menjelaskan kepuasan atau kaidah (utility) dari
pengkonsumsian sejenis barang. Menurut Gossen faedah tambahan (marginal utility) dari
pengkonsumsian suatu macam barang akan semakin turun jika barang yang sama
dikonsumsi semakin banyak. Pernyataan ini kemudian dijadikan semacam dalil , dan
lebih dikenal sebagai “ hukum Gossen pertama”. Dalam hukum Gossen kedua
menjelaskan bahwa sumber daya dan dana yang tersedia selalu terbatas secara relative
untuk memenuhi bebagai kebutuhan yang relative tak terbatas adanya.
Dengan adanya kendala ini maka kepuasaan maksimum yang bisa diperoleh sesuai
dengan keterbatasan sumber daya dan dana tersebut terjadi pada saat faedah marginal
sama untuk tiap barang yang dikonsumsi dengan syarat semua sumber daya dan dana
terpakai habis seluruhnya. Pada teori Gossen tersebut tidak mendapat perhatian dari para
pakar ekonomi.

You might also like