You are on page 1of 36

Modul Pelatihan

RUKYATUL HILAL
(OBSERVASI BULAN SABIT MUDA)

Oleh :

MUTOHA AR.

Anggota Badan Hisab Rukyat (BHR) Provinsi DIY


Koordinator Lembaga Rukyat Hilal Indonesia (RHI)
Ketua Jogja Astro Club (JAC)
Anggota Lajnah Falakiyah PWNU DIY
Member Islamic Crecent’s Observation Project (ICOP)

============================================================
Disampaikan Pada : Pelatihan Hisab dan Rukyat
Panitia Ramadhan 1428 H
Masjid Syuhada Yogyakarta - Senin, 24 September 2007

~~~~~~~~~~~~~~~~ Rukyatul Hilal Indonesia (RHI) ■ 1 ■ http://rukyatulhilal.org ~~~~~~~~~~~~~~~~


RUKYATUL HILAL
(OBSERVASI BULAN SABIT MUDA)

Oleh : Mutoha Arkanuddin *)

=======================================================

Pendahuluan

PENGANTAR ILMU FALAK


Ilmu falak adalah ilmu salah satu cabanng sains yang mempelajari perhitungan gerak benda-
benda langit. Benda-benda langit yang dimaksud adalah matahari, bulan, planet, komet,
meteor, bintang, galaksi, nebula, quasar, nova, lubang hitam dsb.
Falak berasal dari bahasa Sumeria ‘pilak’ -> Arab ‘falakiy’ yang artinya peredaran/orbit. Ilmu
falak sering disebut juga Astronomi ( bahasa Yunani -> astro=bintang ; nomos=ilmu ). Ilmu
Falak yang mempelajari kaidah-kaidah Ilmu Syariah dalam kaitannya dengan penentuan waktu-
waktu ibadah dinamakan Falak Syar'i.

Ilmu Falak + Ilmu Syariah à Ilmu Falak Syar'i


Di Indonesia nama yang populer adalah Ilmu Falak saja atau Astronomi Islam atau yang
papling populer adalah Ilmu Hisab Rukyat. Orang yang berkecimpung dalam Ilmu falak
dinamakan Ahli Falak atau Astronom.
Ilmu Falak mempelajari alam semesta dan benda-benda langit didasarkan pada metode serta
perhitungan secara ilmiah. Perhitungan ini berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran
dengan ketelitian yang tinggi serta menggunakan alat-alat observasi yang canggih seperti
teleskop, satelit dan pengiriman pesawat angkasa serta pengolahan data menggunakan
komputer sehingga pergerakan benda-benda langit bisa diperkirakan secara pasti baik untuk
kondisi masa yang lalu maupun kondisi masa yang akan datang.

TOKOH-TOKOH ILMU FALAK ISLAM


Tokoh ilmu falak Islam yang termasyhur adalah Abu Abdullah Muhammad Ibn Musa Al-
Khawarizmi (770-840 M) atau yang dikenal dengan sebutan Al Khawarizmi. Ilmuwan yang
berjasa besar dalam memajukan ilmu pengetahuan ini lahir di Khawarizm (Kheva), kota di
selatan sungai Oxus (kini Uzbekistan) pada tahun 770 M. Kedua orang tuanya kemudian pindah
ke sebuah tempat di selatan kota Baghdad (Irak), ketika ia masih kecil. Al-Khawarizmi hidup di
masa kekhalifahan bani Abbasiyah, yakni Al Makmun, yang memerintah pada 813-833 M.
Selain Al Khawarizmi, ilmuwan muslim yang cukup terkenal memajukan Ilmu Falak
diantaranya Abdurrahman Ibnu Abu Al- Hussin Al Sufi (Ibnu Sufi), Abu Yousouf Yaqub Ibnu
Ishaq al-Kindi (Al Kindi), Abu Abdallah Mohammad Ibnu Jabir Ibn Sinan al-Raqqi al-Harrani
al-Sabi al-Battani (Al-Battani), Abu Abdallah Mohammad Ibnu As-Syarif Al-Idrisi (Al-Idrisi),
Mohammad Taragay ibnu Shah Rukh (Ulugh Beg) dsb.

Khawarizmi Ibnu Sufi Al Kindi Al Battani Al Idrisi Ulugh Beg

~~~~~~~~~~~~~~~~ Rukyatul Hilal Indonesia (RHI) ■ 2 ■ http://rukyatulhilal.org ~~~~~~~~~~~~~~~~


Di Indonesia juga muncul ilmuwan-iluwan Falak yang sudah banyak memberikan
sumbangannya terhadap kemajuan Ilmu falak di Indonesia diantaranya :

Ahmad Dahlan, K.H


Nama kecilnya Muhammad Darwis (ada literatur yang menulis Darwisy),
dilahirkan di Kampung Kauman Yogyakarta pada tahun 1868 Masehi
bertepatan dengan tahun 1285 Hijriyah dan meninggal dunia pada tanggal 23
Februari 1923 M/ 7 Rajab 1342 H, jenazahnya dimakamkan di Karangkajen
Yogyakarta. Dalam bidang ilmu Falak ia merupakan salah satu pembaharu,
yang meluruskan Arah Kiblat Masjid Agung Yogyakarta pada tahun 1897
M/1315 H. Pada saat itu masjid Agung dan masjid-masjid lainnya, letaknya ke
barat lurus, tidak tepat menuju arah kiblat yang 24 derajat arah Barat Laut.
Sebagai ulama yang menimba ilmu bertahun-tahun di Mekah, Dahlan
mengemban amanat membenarkan setiap kekeliruan, mencerdaskan setiap
kebodohan. Dengan berbekal pengetahuan ilmu Falak atau ilmu Hisab yang dipelajari melalui
K.H. Dahlan (Semarang), Kyai Termas (Jawa Timur), Kyai Shaleh Darat (Semarang), Syekh
Muhammad Jamil Jambek, dan Syekh Ahmad Khatib Minangkabau, Dahlan menghitung
kepersisan arah kiblat pada setiap masjid yang melenceng. Setelah "tragedi kiblat" di Masjid
Agung, ia pun mendirikan organisasi Muhammadiyah. Melalui organisasi Muhammadiyah ia
mendobrak kekakuan tradisi yang memasung pemikiran Islam. Di awal kiprahnya, ia kerap
mendapat rintangan, bahkan dicap hendak mendirikan agama baru. Namun keteguhan
sikapnya menyebabkan ia dicatat sebagai pelopor pembetulan arah kiblat dari semua surau dan
masjid di Indonesia. Tak cuma itu reputasi yang ditorehkannya. Berdasarkan pengetahuan ilmu
Falak dan Hisab yang dimilikinya, Dahlan melalui Muhammadiyah, mendasarkan awal puasa
dan Syawal dengan Hisab (perhitungan).

Ahmad Badawi, K.H


Ahli Falak yang menjadi Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 1962-
1965 M/1382-1385 H dan 1965-1968 M/1385-1388 H. Ia lahir pada tanggal 5
Februari 1902 M/ 1320 H di Kampung Kauman Yogyakarta dan meninggal
dunia pada hari Jum'at 25 April 1969 M/8 Safar 1389 H pukul 09.25 WIB di
PKU Yogyakarta, putra K.H. Ahmad Faqih dan Hj. Habibah (adik K.H. Ahmad
Dahlan). Semasa kecil, ia pertama-tama belajar di Madrasah Ibtidaiyah
Diniyyah Islamiyyah yang didirikan dan diasuh langsung oleh K.H. Ahmad
Dahlan. Setelah itu ia melanjutkan belajar di berbagai pesantren di Jawa
Tengah dan Jawa Timur. Karena ketekunan dan rajin belajar, K.H. Ahmad
Badawi terkenal sebagai ahli fikih, ahli hadis, dan ahli falak. Semua karyanya ditulis dengan
tangan dalam huruf arab maupun latin dengan rapi. Karyanya yang berkaitan dengan ilmu falak
adalah Djadwal Waktu Sholat se-lama2nja, Tjara Menghitoeng Hisab Haqiqi Tahoen 1361 H,
Hisab Haqiqi, dan Gerhana Bulan. Negara Islam yang pernah dikunjungi diantaranya : Pakistan,
Irak, Kuwait, Teheran, Saudi Arabia, Beirut, dan Jordan.

Saadoe'ddin Djambek
(Bukittinggi, 24 Maret 1911 M/ 1330 H-Jakarta, 22 November 1977 M/11 Zulhijjah
1397 H). Seorang guru serta ahli hisab dan rukyat, putra ulama besar Syekh
Muhammad Djamil Djambek (1860-1947 M/1277-1367 H) dari Minangkabau. Ia
memperoleh pendidikan formal pertama di HIS (Hollands Inlandsche School)
hingga tamat pada tahun 1924 M/1343 H. Kemudian ia melanjutkan studinya ke
sekolah pendidikan guru, HIK (Hollands Inlandsche Kweekschool). Setelah tamat
dari HIK pada tahun 1927 M/1346 H, ia meneruskannya lagi ke Hogere
Kweekschool (HKS), sekolah pendidikan guru atas, di Bandung, Jawa barat, dan
memperoleh ijazah pada tahun 1930 M/1349 H. Selama empat tahun (1930-1934 M/1349-1353
H) ia mengabdikan diri sebagai guru Gouvernements Schakelschool di Perbaungan, Palembang.
Setelah menjalani tugasnya sebagai guru di palembang, ia berusaha melanjutkan pendidikannya,
ia mengajukan permohonan untuk dipindahtugaskan ke Jakarta agar dapat melanjutkan
pendidikan yang lebih tinggi. Di Jakarta ia bekerja sebagai guru Gouvernement HIS nomor 1
selama setahun. Pada tahun 1935 M/1354 H ia memperoleh kesempatan untuk melanjutkan
pendidikan ke Indische Hoofdakte (program diploma pendidikan) di Bandung sampai

~~~~~~~~~~~~~~~~ Rukyatul Hilal Indonesia (RHI) ■ 3 ■ http://rukyatulhilal.org ~~~~~~~~~~~~~~~~


memperoleh ijazah pada tahun 1937 M/1356 H. Pada tahun yang sama, ia juga memperoleh
ijazah bahasa Jerman dan bahasa Perancis. Setelah mengikuti pendidikan di Bandung, ia
kembali menjalankan tugas sebagai guru Gouvernement HIS di Simpang Tiga (Sumatra Timur).
Sebagai seorang guru, ia tidak pernah berhenti mengembangkan karier di bidang pendidikan.
Kariernya terus meningkat, dari guru sekolah dasar sampai menjadi dosen di Perguruan Tinggi
dan terakhir menjadi pegawai tinggi di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta. Ia
mulai tertarik mempelajari ilmu hisab pada tahun 1929 M/1348 H. Ia belajar ilmu hisab dari
Syekh Taher Jalaluddin, yang mengajar di Al-Jami'ah Islamiah Padang tahun 1939 M/1358 H.
Pertemuannya dengan Syekh Taher Jalaluddin membekas dalam dirinya dan menjadi awal
pembentukan keahliannya di bidang hitung-menghitung penanggalan. Untuk memperdalam
pengetahuannya, ia kemudian mengikuti kursus Legere Akte Ilmu Pasti di Yogyakarta pada
tahun 1941-1942 M/1360-1361 H serta mengikuti kuliah ilmu pasti alam dan astronomi pada
FIPIA (Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam) di Bandung pada tahun 1954-1955 M/1374-1375 H.
Keahliannya di bidang ilmu pasti dan ilmu falak dikembangkannya melalui tugas yang
dilaksanakannya di beberapa tempat. Pada tahun 1955-1956 M/1375-1376 H menjadi lektor
kepala dalam mata kuliah ilmu pasti pada PTPG (Perguruan Tinggi Pendidikan Guru) di
batusangkar, Sumatra Barat. Kemudian ia memberi kuliah ilmu falak sebagai dosen tidak tetap
di Fakultas Syari'ah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (1959-1961 M/1379-1381 H). Sebagai ahli
ilmu falak, ia banyak menulis tentang ilmu hisab. Di antara karyanya adalah : (1) Waktu dan
Djadwal Penjelasan Populer Mengenai Perjalanan Bumi, Bulan dan Matahari (diterbitkan oleh
Penerbit Tintamas tahun 1952 M/1372 H), (2) Almanak Djamiliyah (diterbitkan oleh Penerbit
Tintamas tahun 1953 M/1373 H), (3) Perbandingan Tarich (diterbitkan oleh penerbit Tintamas
pada tahun 1968 M/1388 H), (4) Pedoman Waktu Sholat Sepanjang Masa (diterbitkan oleh
Penerbit Bulan Bintang pada tahun 1974 M/1394 H), (5) Sholat dan Puasa di daerah Kutub
(diterbitkan oleh Penerbit Bulan Bintang pada tahun 1974 M/1394 H) dan (6) Hisab Awal bulan
Qamariyah (diterbitkan oleh Penerbit Tintamas pada tahun 1976 M/1397 H). Karya yang
terakhir ini merupakan pergumulan pemikirannya yang akhirnya merupakan ciri khas
pemikirannya dalam hisab awal bulan qamariyah.

Wardan Diponingrat, K.R.T


Ahli falak, nama kecilnya adalah Muhammad Wardan, dilahirkan pada tanggal
19 Mei 1911 M bertepatan dengan tanggal 20 Jumadal Ula 1329 H di Kauman,
Yogyakarta dan meninggal dunia pada tanggal 3 Februari 1991 M/ 19 Rajab
1411 H. Ayahnya, yaitu kyai Muhammad Sangidu seorang penghulu keraton
Yogyakarta dengan gelar Kanjeng Penghulu Kyai Muhammad Kamaludiningrat
sejak 1913 M/1332 H sampai 1940 M/1359 H. Pendidikan dasarnya diperoleh
di Sekolah Keputran (sekolah khusus untuk para keluarga keraton) dan
Standard Schoel Moehammadijah di Suronatan (lulus tahun 1924 M/1343 H).
Kemudian melanjutkan ke Madrasah Muallimin sampai lulus pada tahun 1930
M/1349 H. Satu tahun sesudah itu Muhammad Wardan sebenarnya berkeinginan belajar ke
tanah Arab, tapi karena kendala biaya tidak dapat memenuhi cita-citanya tersebut, akhirnya ia
melanjutkan ke Pondok Jamsaren Solo. Selain nyantri ia juga mengikuti kursus Bahasa Belanda
di Sekolah Nederland Verbond dan les privat bahasa Inggris. Setelah mendapatkan berbagai
ilmu, Muhammad Wardan berusaha mengamalkan dan mengajarkannya. Pada tahun 1934
M/1353 H sampai 1936 M/1355 H, dia menjadi guru Madrasah Al-Falah Yogyakarta, kemudian
pada tahun 1936-1945 M/1355-1365 H menjadi guru di Sekolah Muballighin Muhammadiyah
Yogyakarta. Memasuki masa perjuangan fisik, aktivitas Muhammad Wardan di bidang
pendidikan terhenti dan ia melibatkan diri di dalam Angkatan Perang Sabil (APS) dan ia
dipercaya sebagai anggota bidang markas ulama. Setelah perjuangan fisik mereda dan
Indonesia dapat mencapai kemerdekaan secara penuh, pada tahun 1948-1962 M/1368-1381 H
ia mengabdikan diri sebagai guru di Madrasah Menengah Tinggi Yogyakarta dan pada tahun
1951-1952 M/1371-1372 H juga mengajar di Sekolah Guru Hakim Agama (SGHA) Negeri
Yogyakarta. Selanjutnya pada tahun 1954-1956 M/1374-1376 H ia ditugaskan oleh Departemen
Agama RI untuk menjadi guru di Pendidikan Guru Agama (PGA) Negeri Yogyakarta dan guru di
Sekolah Persiapan PTAIN Yogyakarta. Sejak 1973 M/1393 H sampai wafatnya ia diangkat
sebagai anggota dewan kurator IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Karena kepiawaiannya di
bidang ilmu Falak, sejak tahun 1973 hingga wafatnya dipercaya sebagai anggota Badan Hisab
Rukyat Departemen Agama RI. Muhammad Wardan merupakan salah seorang tokoh penggagas

~~~~~~~~~~~~~~~~ Rukyatul Hilal Indonesia (RHI) ■ 4 ■ http://rukyatulhilal.org ~~~~~~~~~~~~~~~~


teori wujudul hilal yang hingga kini masih digunakan oleh persyarikatan Muhammadiyah.
Adapun karya-karyanya di bidang ilmu falak, yaitu Umdatul Hasib, Persoalan Hisab dan Ru'jat
Dalam Menentukan Permulaan Bulan, Hisab dan Falak, dan Hisab Urfi dan Hakiki.

Bidran Hadie, H.M


Ahli falak, dilahirkan di Kauman Yogyakarta pada tahun 1925 M/1344 H, meninggal dunia pada
tanggal 28 Nopember 1994 M/ 25 Jumadal Akhir 1415 H, dan dimakamkan satu komplek
dengan K.H. Ahmad Dahlan di Pemakaman Karang Kajen Yogyakarta. Pendidikannya dimulai
di SR, kemudian melanjutkan ke Madrasah Mu'allimin Yogyakarta. Setelah itu ia melanjutkan
kuliah di Universitas Islam Indonesia(UII) namun tidak sampai tamat. Ia termasuk tokoh yang
membidani lahirnya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Bahkan menurut data sejarah ia
termasuk pendiri Lembaga Astronomi Himpunan Mahasiswa Islam (LAHMI). Bidran Hadie
merupakan ahli falak yang berpenampilan sederhana namun keilmuannya dalam bidang falak
tidak diragukan. Berkat keilmuannya dalam bidang falak ia diberi amanat menjadi anggota
bagian Hisab Majelis Tarjih Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan anggota Badan Hisab dan
Rukyat Departemen Agama RI mewakili Muhammadiyah.

Abdur Rachim, H
Ahli falak, dilahirkan di Panarukan pada tanggal 3 Februari 1935 M/ 1354 H.
Tamat Fakultas Syari'ah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada bulan April 1969
M/ Safar 1389 H, sebagai sarjana teladan dan mendapatkan lencana "Widya
Wisuda", dan pada tahun 1982 M/1403 H, mengikuti Studi Purna Sarjana (SPS)
dapat menyelesaikannya sebagai peserta teladan. karirnya sebagai pendidik
dimulai sejak sebagai mahasiswa tingkat doktoral, dipercaya sebagai asisten H.
Saadoe'ddin Djambek dalam mata kuliyah ilmu falak mulai tahun 1965 M/1385 H,
pada tahun 1972 M/1392 H diangkat sebagai dosen tetap dalam mata kuliah tafsir,
sesuai dengan jurusannya. Pada tahun yang sama diangkat sebagai ketua Lembaga Hisab dan
Ru'yah, dan pada tahun itu juga diangkat sebagai Ketua Jurusan Tafsir Fakultas Syari'ah IAIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta. Tahun 1976 M/1396 H diangkat sebagai Wakil Dekan Bidang
Akademis Fakultas Syari'ah IAIN, dan tahun 1981 M/1402 H diserahi tugas sebagai Wakil
Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Syari'ah IAIN Sunan Kalijaga Yogayakarta. Disamping
itu beliau juga sebagai dosen, yang ikut membina mahasiswa di Fakultas UII, dalam mata kuliah
Ilmu Falak dan Ahkamul Qadla. Tugas ini dilakukan sejak tahun 1972 M/1392 H, dan sejak
tahun 1974 M/1394 H dipercaya sebagai anggota penyusun Al-Qur'an dan Tafsir. Karirnya
memperdalam Ilmu Falak menjadikan beliau diserahi tugas untuk melanjutkan tugas gurunya
H. Saadoe'ddin Djambek (setelah meninggal) sebagai Wakil Ketua Badan Hisab Ru'yah
Departemen Agama Pusat tahun 1978 M/1399 H, pada tahun itu juga mewakili Pemerintah
Indonesia menghadiri Konferensi Islam di Istambul. Selanjutnya pada tahun 1981 M/1402 H
sebagai delegasi Indonesia menghadiri Konferensi Islam di Tunis. Kemudian atas kepercayaan
Menteri Agama, beliau diutus lagi menghadiri Konferensi Islam Internasional di Aljazair pada
tahun 1982 M/1403 H. Guru-guru beliau yang memberi warna bagi kariernya ialah : Prof.
Dr.T.M. Hasbi Ash Shiddieqy, Prof. Dr. H. Muhtar Yahya, H. Saadoe'ddin Djambek, Sa'di Thalib
dan Saleh Haedarah. Sedangkan karya-karya ilmiahnya yang berkaitan dengan ilmu Falak yang
telah diterbitkan, antara lain : Mengapa Bilangan Ramadlan 1389 H ditetapkan 30 Hari ? (1969
M/1389 H), Menghitung Permulaan Tahun Hidjrah (1970 M/1390 H), Ufuq Mar'i sebagai
Lingkaran Pemisah antara Terbit dan Terbenamnya Benda-benda Langit (1970 M/1390 H),
Ilmu Falak (1983 M/1404 H), dan Kalender Internasional

Basit Wahid, H
Salah seorang tokoh Falak, lahir di Yogyakarta pada tanggal 12 Desember 1925 M/1344 H.
Pendidikannnya dimulai di Sekolah Dasar Muhammadiyah, kemudian melanjutkan di SLTP
Muhammadiyah dan Muallimin. Setelah lulus dari Muallimin, ia melanjutkan ke Universitas
Gadjah Mada Fakultas Tehnik Jurusan Kimia. Menurut penuturannya, keahliannya dalam
bidang ilmu Falak diperoleh dari guru-gurunya, yaitu : K.H. Syamsun Jombang, K.H. Siraadj
Dahlan (Putra Pendiri Muhammadiyah), dan K.H. Muhammad Wardan Diponingrat.
Menurutnya pula untuk menambah wawasannya dalam bidang falak ia pernah mengunjungi
Jerman, Nederland, Australia, dan Malaysia. Sebagai seorang ahli falak, ia pernah diberi amanat
menjadi Ketua Bagian Hisab Majelis Tarjih Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan wakil

~~~~~~~~~~~~~~~~ Rukyatul Hilal Indonesia (RHI) ■ 5 ■ http://rukyatulhilal.org ~~~~~~~~~~~~~~~~


Muhammadiyah di Badan Hisab dan Rukyat Departemen Agama Pusat. Basit Wahid termasuk
ahli falak yang produktif dalam menuangkan gagasan-gagasannya tentang hisab-rukyat melalui
berbagai media massa, diantaranya : Serba-serbi Kalender 1995, Kalender Hijriyah Tiada Mitos
di dalamnya, Rukyat dengan Alat Canggih, Memahami Hisab sebagai Alternatif Rukyat,
Astronomi dan Astrologi, Waktu-waktu Sholat dan Puasa di Pelbagai tempat di Permukaan
Bumi, dan Penentuan Awal Bulan Hijriyah.

ILMU FALAK (ASTRONOMI) DAN ILMU NUJUM (ASTROLOGI)


Berbeda dengan Ilmu Falak (ASTRONOMI) maka Ilmu Nujum (ASTROLOGI) adalah ilmu
tradisi yang mempelajari tentang hubungan kejadian-kejadian di bumi dengan posisi dan
pergerakan benda-benda langit seperti matahari, bulan, planet maupun bintang. Ilmu nujum
sudah berkembang sejak sekitar 4000 tahun yang lalu dimulai dari Mesopotania sebuah negeri
di Timur Tengah lalu berkembang ke Eropa, Amerika serta Asia. Pakar astrologi dinamakan
astrolog. Astrolog yang cukup tersohor adalah Nostradamus dari Perancis yang terkenal dengan
bukunya yang berjudul 'Centuries' berisi tentang 'Ramalan Nostradamus' -- walau sejauh ini
tidak banyak terbukti --.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan maka astrologi pun turut berkembang. Pada
awalnya astrologi dan astronomi merupakan satu kesatuan ilmu, namun pada abad 17 astrologi
mulai dipisahkan dari astronomi dikarenakan metode yang digunakan para astrolog tidak
mengikuti kaidah-kaidah ilmiah, bahkan di Barat astrologi tidak hanya mendapat perlawanan
dari para ilmuwan tapi juga Gereja karena dianggap melanggar ajaran agama.

Horoskop digunakan Astrrolog untuk meramal nasib

Tabel Zodiac milik Astrolog yang salah besar

~~~~~~~~~~~~~~~~ Rukyatul Hilal Indonesia (RHI) ■ 6 ■ http://rukyatulhilal.org ~~~~~~~~~~~~~~~~


KOMUNITAS FALAK DI INDONESIA
Berkembangnya ilmu falak di Indonesia yang berhubungan dengan pengaturan masalah
penentuan waktu-waktu ibadah membuat pemerintah merasa perlu membentuk sebuah
lembaga khusus yang menangani masalah ini. Organisasi resmi pemerintah yang menangani
masalah falak ini dipercayakan kepada Badan Hisab Rukyat (BHR) yang dibentuk baik dari
tingkat Pusat (Jakarta), Wilayah (Provinsi) maupun Daerah (Kabupaten). Selain itu juga banyak
terdapat komunitas-komunitas falak yang dikelola oleh organisasi masyarakat, yayasan, sekolah
maupun para amatir misalnya :
- Muhammadiyah à ditangani oleh Majlis Tarjih dan Tajdid
- Pusat Studi Falak Muhammadiyah à kerjasama Universitas Muhammadiyah dan PP
Muhamamdiyah (Majlis Tarjih dan Tajdid)
- Pusat Studi Astronomi (PSA) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta
- Lajnah Falakiyah à Nahdlatul Ulama
- Forum kajian falak “Zenith” à ITB Bandung
- HIMASTRON à Himpunan Mahasiswa Astronomi ITB Bandung
- Rukyat Hilal Indonesia (RHI) à komunitas ahli falak amatir Yogyakarta
- Jogja Astro Club (JAC) à Komunitas astronom amatir dari Yogyakarta
- CASA à Club Astronomi Santri Assalam PP. Assalam Surakarta
- Himpunan Astronomi Amatir Jakarta (HAAJ)
- Lembaga Hisab Rukyat Independen (LHRI) à Semarang
- Yayasan Al Falakiyah à Surabaya
- Forum Kajian Falak di Pesantren-pesantren, dsb.
Sementara organisasi / komunitas falak bertaraf internasional juga bermunculan diantaranya
yang cukup populer adalah Islamic Crescent Observation Project (ICOP) berpusat di Amman
Jordania dan beranggotakan para ahli falak amatir maupun profesional dari seluruh dunia.

~~~~~~~~~~~~~~~~ Rukyatul Hilal Indonesia (RHI) ■ 7 ■ http://rukyatulhilal.org ~~~~~~~~~~~~~~~~


PENGERTIAN HISAB

HISAB berasal dari bahasa Arab "hasaba" artinya


menghitung, mengira dan membilang. Jadi hisab adalah
kiraan, hitungan dan bilangan. Kata ini banyak disebut
dalam al-Quran diantaranya mengandung makna
perhitungan perbuatan manusia. Dalam disiplin ilmu falak
(astronomi), kata hisab mengandung arti sebagai ilmu
hitung posisi benda-benda langit. Posisi benda langit yang
dimaksud di sini adalah lebih khusus kepada posisi
matahari dan bulan dilihat dari pengamat di bumi atau
yang dikenal dengan istilah sistem “Geosentris”. Hitungan
posisi benda-benda langit ini, khususnya mengenai posisi
matahari dan bulan pada bola langit seperti yang terlihat dari bumi amatlah penting dalam
kaitannya dengan permasalahan syariat Islam khususnya masalah ibadah. Melalui hasil
pengamatan/observasi, manusia akhirnya mengetahui bahwa peredaran benda-benda langit
tersebut adalah sangat teratur. Dengan data empirik tersebut maka para ahli falak berusaha
membuat rumus-rumus perhitungan untuk menentukan posisi benda langit tersebut baik pada
masa yang telah lalu maupun pada masa yang akan datang. Seiring dengan berkembangnya
sains maka Ilmu falak sebagai salah satu cabang sains pun berkembang baik dalam rumus-
rumus atau yang sering disebut dengan algoritma maupun peralatan hitung itu sendiri sehingga
menghasilkan data yang lebih teliti.

Hisab menggunakan posisi matahari dan bulan ini misalnya untuk menentukan :
- Penentuan Awal Waktu Shalat à posisi matahari
- Penentuan Arah kiblat à posisi matahari, bulan atau bintang
- Penentuan Awal Bulan Komariyah à posisi bulan juga matahari
- Saat Gerhana Matahari dan Bulan à posisi matahari dan bulan

MACAM-MACAM HISAB FALAK


Hisab Falak meliputi beberapa perhitungan astronomis khusus menyangkut posisi bulan dan
matahari untuk mengetahui kapan dan di permukaan bumi mana peristiwa astronomis itu
terjadi. Hisab yang berkembang awalnya hanya hisab terhadap awal bulan Hijriyah. Namun
seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, hisab berkembang dan menghasilkan
beberapa jenis hisab yang tentunya masih juga berkaitan dengan ibadah yaitu:

• Hisab Awal Bulan Komariyah


• Hisab Waktu Shalat dan Imsakiyah
• Hisab Arah Kiblat
• Hisab Gerhana Matahari dan Bulan
• Hisab Konversi Penanggalan Hijriyah <-> Masehi
• Hisab Posisi Harian (Ephemeris) Matahari dan Bulan
• Hisab Visibilitas Hilal di Seluruh Dunia
• Hisab Fase-fase Bulan
• Hisab Arah Kiblat Menggunakan Bayangan Matahari dsb.

~~~~~~~~~~~~~~~~ Rukyatul Hilal Indonesia (RHI) ■ 8 ■ http://rukyatulhilal.org ~~~~~~~~~~~~~~~~


KRITERIA AWAL BULAN KOMARIYAH DI INDONESIA
Hisab penentuan awal bulan merupakan salah satu contoh hisab falak. Di Indonesia hisab awal
bulan komariyah menjadi sangat signifikan dibandingkan dengan hisab falak yang lain. Hisab
penentuan waktu shalat, arah kiblat dan gerhana hampir tidak pernah dipermasalahkan.
Namun hisab untuk penentuan awal bulan khususnya yang berkaitan dengan penentuan awal
Ramadhan, 1 Syawal dan 10 Dzulhijjah yang berkaitan dengan pelaksanaan Wukuf di Arafah
dan Idul Adha sering menimbulkan masalah.
Sebagian umat Islam berpendapat bahwa untuk menentukan awal bulan, adalah harus dengan
benar-benar melakukan pengamatan hilal secara langsung. Sebagian yang lain berpendapat
bahwa penentuan awal bulan cukup dengan melakukan hisab (perhitungan matematis
/astronomis), tanpa harus benar-benar mengamati hilal. Keduanya mengklaim memiliki dasar
yang kuat. Berikut adalah beberapa kriteria yang digunakan sebagai dasar penetapan awal bulan
komariyah di Indonesia menurut berbagai versi.
Sejauh yang kami ketahui setidaknya ada 4 kriteria yang menjadi dasar penyusunan Kalender
Komariyah / Hijriyah di Indonesia khususnya untuk penentuan awal Ramadhan, Syawwal dan
Zulhijjah, kriteria tersebut masing-masing :

1. Kriteria Rukyatul Hilal (bil Fi'li)


Hadits Rasulullah SAW menyatakan "Berpuasalah kamu karena melihat hilal dan
berbukalah kamu karena melihat hilal. Jika terhalang maka genapkanlah (istikmal)".
Berdasarkan syariat tersebut Nahdhatul Ulama (NU) sebagai ormas Islam berhaluan
ahlussunnah wal jamaah berketetapan mencontoh sunah Rasulullah dan para sahabatnya
dan mengikut ijtihad para ulama empat mazhab (Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hambali)
dalam hal penentuan awal bulan Komariyah wajib menggunakan rukyatul hilal bil fi'li, yaitu
dengan merukyat hilal secara langsung. Bila tertutup awan atau menurut Hisab hilal masih
di bawah ufuk, mereka tetap merukyat untuk kemudian mengambil keputusan dengan
menggenapkan (istikmal) bulan berjalan menjadi 30 hari. Sementara hisab juga tetap
digunakan, namun hanya sebagai alat bantu dan bukan penentu awal bulan Komariyah.
Namun berdasarkan data rukyat Departemen Agama RI selama 30 tahun lebih banyak
terdapat laporan kenampakan hilal yang masih tidak memenuhi syarat visibilitas serta kajian
ilmiah.

Kriteria Danjon menjadi syarat visibilitas/kenampakan hilal saat rukyat. Syarat ini sering tidak
diperhatikan oleh para perukyat sehingga sering terjadi “Laporan Palsu”

~~~~~~~~~~~~~~~~ Rukyatul Hilal Indonesia (RHI) ■ 9 ■ http://rukyatulhilal.org ~~~~~~~~~~~~~~~~


2. Kriteria Wujudul Hilal
Menurut Kriteria Wujudul Hilal yang sering disebut juga dengan konsep "ijtimak qoblal
ghurub" yaitu terjadinya konjungsi (ijtimak) sebelum tenggelamnya matahari, menggunakan
prinsip sederhana dalam penentuan awal bulan Hijriyah yang menyatakan bahwa :

Jika pada hari terjadinya konjungsi (ijtimak) telah memenuhi 2 (dua) kondisi, yaitu:
(1) Konjungsi (ijtimak) telah terjadi sebelum Matahari tenggelam,
(2) Bulan tenggelam setelah Matahari,
Maka keesokan harinya dinyatakan sebagai awal bulan Hijriyah.

Berdasarkan konsep inilah Muhammadiyah dapat menyusun kalender Hijriyah termasuk


penentuan awal Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha untuk tahun-tahun yang akan datang.
Ini sesuai dengan konsep Muhammadiyah yang memegang prinsip mempertautkan antara
dimensi ideal-wahyu dan peradaban manusia dalam kehidupan nyata termasuk dalam
penentuan awal bulan Hijriyah. Hal ini juga merupakan hasil keputusan Musyawarah Tarjih
Muhammadiyah tahun 1932 di Makassar yang menyatakan As-Saumu wa al-Fithru bir
ru'yah wa laa man ilaa bil Hisab (berpuasa dan Idul Fitri itu dengan rukyat dan tidak
berhalangan dengan hisab) yang secara implisit Muhammadiyah juga mengakui Rukyat
sebagai awal penentu awal bulan Hijriyah. Muhammadiyah mulai tahun 1969 tidak lagi
melakukan Rukyat dan memilih menggunakan Hisab Wujudul Hilal, itu dikarenakan
rukyatul hilal atau melihat hilal secara langsung adalah pekerjaan yang sangat sulit dan
dikarenakan Islam adalah agama yang tidak berpandangan sempit, maka hisab dapat
digunakan sebagai penentu awal bulan Hijriyah. Kesimpulannya, Hisab Wujudul Hilal yang
dikemukakan oleh Muhammadiyah bukan untuk menentukan atau memperkirakan hilal
mungkin dilihat atau tidak, akan tetapi dijadikan dasar penetapan awal bulan Hijriyah
sekaligus jadi bukti bahwa bulan baru sudah masuk atau belum. Pasca 2002 Persatuan Islam
(Persis) mengikuti langkah Muhammadiyah menggunakan Kriteria Wujudul Hilal.

3. Imkanur Rukyat MABIMS


Penanggalan Hijriyah Standard Empat Negara Asean, yang ditetapkan berdasarkan
Musyawarah Menteri-menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan
Singapura (MABIMS) merumuskan kriteria yang disebut “imkanur rukyah” dan dipakai
secara resmi untuk penentuan awal bulan Hijriyah pada Kalender Resmi Pemerintah yang
menyatakan :

“Hilal dianggap terlihat dan keesokannya ditetapkan sebagai awal bulan Hijriyah
berikutnya apabila memenuhi salah satu syarat-syarat berikut: (1)· Ketika matahari

~~~~~~~~~~~~~~~~ Rukyatul Hilal Indonesia (RHI) ■ 10 ■ http://rukyatulhilal.org ~~~~~~~~~~~~~~~~


terbenam, ketinggian bulan di atas horison tidak kurang daripada 2° dan jarak lengkung
bulan-matahari (sudut elongasi) tidak kurang daripada 3°. Atau (2)· Ketika bulan
terbenam, umur bulan tidak kurang daripada 8 jam selepas ijtimak/konjungsi berlaku.

Kriteria yang diharapkan sebagai pemersatu terhadap perbedaan kriteria yang ada
nampaknya belum memenuhi harapan sebab beberapa ormas memang menerima, namun
ormas yang lain menolak dengan alasan prinsip.

4. Rukyat Global ( Matla al Badar )

Kriteria ini dipakai oleh sebagian muslim di Indonesia lewat organisasi-organisasi tertentu
yang mengambil jalan pintas merujuk kepada negara Arab Saudi atau menggunakan
pedoman terlihatnya hilal di negara lain dalam penentuan awal bulan Hijriyah termasuk
penentuan awal Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha. Penganut kriteria ini berdasarkan pada
hadist yang menyatakan, jika satu penduduk negeri melihat bulan, hendaklah mereka semua
berpuasa meski yang lain mungkin belum melihatnya.

~~~~~~~~~~~~~~~~ Rukyatul Hilal Indonesia (RHI) ■ 11 ■ http://rukyatulhilal.org ~~~~~~~~~~~~~~~~


Menyikapi Perbedaan Kriteria

Metode penentuan kriteria penentuan awal Bulan Kalender Hijriyah yang berbeda seringkali
menyebabkan perbedaan penentuan awal bulan, yang berakibat adanya perbedaan hari
melaksanakan ibadah seperti puasa Ramadhan atau Hari Raya Idul Fitri.
Di Indonesia, perbedaan tersebut pernah terjadi beberapa kali. Pada tahun 1992 (1412 H), ada
yang berhari raya Jum'at (3 April) mengikuti Arab Saudi, yang yang Sabtu (4 April) sesuai hasil
rukyat NU, dan ada pula yang Minggu (5 April) mendasarkan pada Imkanur Rukyat. Penetapan
awal Syawal juga pernah mengalami perbedaan pendapat pada tahun 1993 dan 1994. Demikian
juga pada tahun 2006 yang lalu dan akan disusul pada perayaan Lebaran 1 Syawal yang akan
datang. Namun demikian, Pemerintah Indonesia mengkampanyekan bahwa perbedaan tersebut
hendaknya tidak dijadikan persoalan, tergantung pada keyakinan dan kemantapan masing-
masing, serta mengedepankan toleransi terhadap suatu perbedaan.

PENGERTIAN RUKYAT HILAL

RUKYAT berasal dari bahasa Arab " ra'a - yara - rukyat " yang artinya " melihat ". HILAL juga
berasal dari bahasa Arab "al-hilal - ahillah" yaitu bulan sabit (crescent) yang pertama terlihat
setelah terjadinya " ijtimak ". Ijtimak adalah bulan baru (new moon) disebut juga bulan mati.
Ijtimak terjadi saat posisi bulan dan matahari berada pada jarak paling dekat. Secara
astronomis, saat ijtimak terjadi maka bujur ekliptik bulan sama dengan bujur ekliptik matahari
dengan arah penglihatan dari pusat bumi (geosentris). Pada waktu tertentu peristiwa ijtimak
juga ditandai dengan terjadinya gerhana matahari yaitu saat lintang ekliptik bulan berimpit atau
mendekati lintang ekliptik matahari. Periode dari peristiwa ijtimak ke ijtimak berikutnya
disebut "bulan sinodis" yang lamanya rata-rata sebesar 29 hari 12 jam 44 menit 2,8 detik.

ß HILAL

AWAN

Hilal yang terlihat di langit Barat beberapa saat setelah matahari terbenam.

~~~~~~~~~~~~~~~~ Rukyatul Hilal Indonesia (RHI) ■ 12 ■ http://rukyatulhilal.org ~~~~~~~~~~~~~~~~


Maka yang disebut Rukyatul Hilal adalah kegiatan yang dilakukan seseorang atau sekelompok
orang untuk melakukan pengamatan secara visual baik menggunakan mata langsung maupun
dengan alat bantu optik terhadap munculnya hilal. Penggunaaan alat bantu visual seperti
teleskop, binokuler, kamera sejauh ini juga masih menjadi bahan perdebatan antara yang pro
dan kontra.

Dalam Islam, terlihatnya hilal di sebuah negeri dijadikan pertanda pergantian bulan kalender
Hijriyah di negeri tersebut. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT:

“ Dia singsingkan pagi dan jadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari
dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha
Mengetahui”. (QS 6-al An’am:96)

" Mereka bertanya kepada engkau tentang hilal (bulan sabit). Katakanlah hilal itu adalah
tanda-tanda waktu bagi manusia dan (ibadat) haji" ( QS. Al Baqarah: 189 )

Hilal juga dijadikan pertanda mulainya ibadah puasa Ramadhan yang sudah dipakai sejak
jaman nabi waktu itu, sebagaimana hadits yang menyatakan :

"Berpuasalah engkau karena melihat hilal dan berbukalah engkau karena melihat hilal. Bila
hilal tetutup atasmu, maka sempurnakanlah bilangan Syaban tiga puluh hari" -(HR.
Bukhari dan Muslim)

Jika merujuk pada Hadis Nabi tentang puasa, hilal dapat diterjemahkan sebagai sabit bulan
yang pertama kali terlihat dengan mata setelah ijtimak terjadi. Secara astronomi, ijtimak atau
konjungsi terjadi jika Matahari dan Bulan berada pada bujur ekliptika yang sama.

Salah satu kegiatan Rukyatul Hilal di Indonesia

~~~~~~~~~~~~~~~~ Rukyatul Hilal Indonesia (RHI) ■ 13 ■ http://rukyatulhilal.org ~~~~~~~~~~~~~~~~


PERALATAN HISAB RUKYAT

Peralatan rukyat disiapkan sebelum matahari terbenam

Hisab dan Rukyatul hilal tidak bisa dipisahkan dari Ilmu Falak (Astronomi) oleh sebab itu
kebanyakan peralatan hisab dan rukyat juga merupakan peralatan Ilmu falak/Astronomi.
Perkembangan teknologi kalkulasi senantiasa berkembang dari masa ke masa. Dari sejarah awal
perhitungan secara manual menggunakan kaidah aljabar dan alat-alat tradisional berkembang
menjadi perhitungan secara modern mengunakan komputer dengan berbagai jenis software
aplikasinya. Perkembangan ini tentunya membawa perubahan yang cukup besar dalam
perkembangan ilmu hisab falak juga. Rumus-rumus dan perhitungan yang sangat sederhana
pada awal perkembangan Ilmu falak seperti terdapat dalam beberapa kitab falak yang
berkembang ‘dan masih dipakai hingga kini’ di Indonesia jelas akan menghasilkan data yang
kurang presisi akibatnya tentu akan berbeda dengan dengan fenomena falak yang sesungguhnya
sedang terjadi. Namun setelah perhitungan dilakukan dengan alat-alat yang lebih canggih serta
rumus-rumus algoritma yang telah disempurnakan maka data hasil hisab falak akan jauh lebih
teliti bahkan dapat dikatakan mendekati “pasti” tentunya dengan pembuktian hasil observasi
secara epirik di lapangan.
Termasuk kegiatan rukyat hilal idealnya rukyatul hilal atau melihat hilal dilakukan dengan mata
telanjang (naked eye) sesuai dengan pernah dilakukan oleh Rasulullah dan para sahabat-
sahabatnya. Asal kita tahu teknik dan ilmunya maka rukyat dengan mata telanjang menjadi jauh
lebih efektif dibandingkan menggunakan peralatan bantu optik. Sebab yang paling penting
adalah kualitas sumber daya manusianya bukan pada alatnya ‘THE MAN BEHIND THE GUN”.

ALAT BANTU HISAB


Alat hitung merupakan instrumen hisab falak yang mutlak diperlukan membantu melakukan
perhitungan misalnya (1) hisab awal bulan sebagai bahan persiapan rukyatul hilal, (2)
menyusun jadwal shalat, (3) menghitung arah kiblat, (4) menghitung saat terjadinya gerhana
dsb. Beberapa data yang harus dipersiapkan sebelum melakukan rukyat misalnya : waktu
ijtimak, saat matahari terbenam, ketinggian dan posisi hilal, saat terbenamnya hilal dsb. Data
tersebut nantinya akan digunakan untuk orientasi posisi hilal di lokasi rukyat. Ketelitian

~~~~~~~~~~~~~~~~ Rukyatul Hilal Indonesia (RHI) ■ 14 ■ http://rukyatulhilal.org ~~~~~~~~~~~~~~~~


terhadap hasil perhitungan sangat dipengaruhi juga oleh alat hitung yang digunakan. Alat ini
berkembang terus seiring dengan berkembangnya teknologi. Beberapa jenis alat hitung itu
misalnya:
• Rubuk Mujayyab
Rubuk mujayyab atau dalam istilah lain adalah “kuadrant” adalah benda berbentuk seperempat
lingkaran yang memiliki garis-garis dan terdapat benang serta bandul. Alat ini merupakan alat
bantu hitung falak dan pengukuran-pengukuran benda langit. Menurut sejarah, pencipta alat
yang termasuk “serba guna” ini adalah seorang ahli falak dari Syiria pada abah ke-14 yaitu Ibnu
Syatir. Dengan rubuk perhitungan rumus-rumus trigonometri menjadi mudah.

Sinus, cosinus, tangen dan cotangen dapat dilesesaikan secara cepat menggunakan rubuk
ini. Sebagai alat peninggalan peradaban falak Islam masa lalu, rubuk ternyata mampu
menyelesaikan hitungan-hitungan trigonometri yang cukup teliti untuk masa itu. Rubuk juga
dapat digunakan untuk menentukan irtifa / ketinggian benda langit, tinggi gedung/menara,
kedalaman jurang, lebar sungai dll.

Walaupun sekarang telah alat ini telah digantikan oleh daftar logaritma, kalkulator atau bahkan
oleh komputer namun beberapa pesantren di Indonesia masih banyak yang menggunakan
peralatan rubuk sebagai alat bantu hisab.

• Daftar Logaritma

Daftar logaritma adalah sebuah buku kecil yang di dalamya berisi tabel angka-angka yang
merupakan hasil operasi fungsi trigonometri meliputi; log, ln, sinus, cosinus, tangen dan
cotangen serta beberapa fungsi matematis lain. Menggunakan daftar logaritma perhitungan
trigonometri yang banyak terdapat dalam buku-buku falak akan menjadi lebih teliti
dibandingkan menggunakan rubuk.

~~~~~~~~~~~~~~~~ Rukyatul Hilal Indonesia (RHI) ■ 15 ■ http://rukyatulhilal.org ~~~~~~~~~~~~~~~~


Salah satu halaman di Daftar Logaritma

• Kalkulator

Kalkulator merupakan alat bantu hitung yang paling praktis untuk menyelesaikan rumus-
rumus hisab. Kalkulator yang memiliki fasilitas penyimpanan memori banyak untuk
menyimpan hasil perhitungan sangat diutamakan. Akan lebih praktis lagi seandainya
kalkulator juga dilengkapi dengan fasilitas pembuatan program untuk rumus-rumus yang
ada. Beberapa kalkulator yang standard untuk melakukan hisab antara lain; KARCHE
4600SX, KARCE 4650P, CASIO FX3600SP, CASIO fx4500P dsb.

~~~~~~~~~~~~~~~~ Rukyatul Hilal Indonesia (RHI) ■ 16 ■ http://rukyatulhilal.org ~~~~~~~~~~~~~~~~


Aneka jenis kalkulator

• Komputer

Komputer adalah seperangkan alat elektronik yang berfungsi mengolah data elektronik.
Komputer paling sederhana terdiri atas komponen pemoroses (CPU), keyboard dan mouse
serta layar monitor. Komputer merupakan alat bantu hisab yang canggih karena dapat
mengeleminir tingkat kesalahan hingga mendekati nol. Menggunakan program bahasa
komputer seperti BASIC, PASCAL, Delphi dsb memungkinkan kita menyusun
program/software terhadap aplikasi falak bahkan kecuali dapat menghitung secara akurat,
komputer dapat menampilkannya dalam bentuk gambar simulasi serta dapat dicetak dalam
bentuk daftar melalui printer. Perkembangan teknologi membuat perhitungan falak yang
semula sulit menjadi mudah. Maka berkembangkan program atau software-software khusus
untuk keperluan falak. Termasuk dalam jenis komputer adalah Personal Computer (PC),
Laptop/Notebook, Tablet PC, PDA maupun Palm OS dsb bahkan kini telpon
genggam/seluler sudah dapat berfungsi seperti halnya sebuah komputer.

PC
LAPTOP

PDA

TABLET PC

~~~~~~~~~~~~~~~~ Rukyatul Hilal Indonesia (RHI) ■ 17 ■ http://rukyatulhilal.org ~~~~~~~~~~~~~~~~


SOFTWARE APLIKASI FALAK (SAF)
UNTUK PENENTUAN AWAL BULAN

Software Aplikasi Falak (SAF) adalah program komputer (software) yang didisain khusus oleh
programernya untuk perhitungan (hisab) terhadap rumus-rumus/algoritma yang terdapat
dalam ilmu falak-syar'i. Perhitungan tersebut meliputi:
• Hisab Awal Bulan Komariyah / Hijriyah.
• Hisab Waktu Shalat dan Imsakiyah
• Hisab Arah Kiblat
• Hisab Gerhana Matahari dan Bulan
• Hisab Konversi Penanggalan Hijriyah - Masehi
• Hisab Posisi Harian Matahari dan Bulan
• Hisab Visibilitas Hilal dari sebuah tempat
• Hisab Fase-fase Bulan
• Hisab Saat Peneraan Arah Kiblat berdasarkan bayangan dan posisi matahari dsb.

Munculnya era komputerisasi membuat para perukyat tidak lagi


kesulitan menghitung rumus-rumus falak. Dengan
menggunakan komputer PC atau laptop yang sudah diinstalasi
software ini kita dapat mengetahui posisi hilal dengan cepat.
Sebelumnya, mengetahui posisi hilal merupakan masalah falak
yang sangat rumit saat perhitungan hanya menggunakan
kalkulator dari rumus-rumus yang ada dalam Kitab-kitab Falak.
Sekarang, cukup dengan menginstalasi (install)
Software Aplikasi Falak (SAF) ke dalam komputer maka data-
data hasil hisab dapat segera diketahui secara lengkap dengan tingkat ketelitian yang tinggi
bahkan boleh dikatakan mendekati pasti (qat'i). Tidak hanya itu, Software Aplikasi Falak (SAF)
juga dapat digunakan untuk menyusun Jadwal Shalat dan Penentuan Arah Kiblat untuk seluruh
lokasi di permukaan bumi. Kini dengan cukup memasukkan data input berupa lokasi geografis
maka komputer akan memberikan informasi lengkap mengenai visibilitas hilal, waktu shalat
dan arah kiblat lokasi setempat. Program ini juga dilengkapi dengan Sistem Konversi Kalender
dari kalender Gregorian/Masehi ke kalender Hijriyah dan sebaliknya.
Dengan demikian, modernisasi sangat membantu dalam permasalahan hisab falak. Hisab falak
yang sebelumnya hanya bisa dilakukan oleh "ahli falak" yaitu orang-orang yang betul-betul
mendalami secara khusus ilmu falak berupa pengetahuan gerak benda-benda langit serta
hitungan matematis, maka kini siapapun dapat belajar falak secara mudah dan cepat
menggunakan Software Aplikasi Falak yang banyak beredar di internet, kedai software maupun
rental-rental software.
Tidak hanya komputer PC atau laptop saja yang dapat
digunakan untuk menjalankan software aplikasi falak
tersebut. Kini Software Aplikasi Falak juga dapat diinstalasi
ke dalam telpon genggam atau ponsel yang dilengkapi
fasilitas Sistem Operasi juga komputer genggam yang sering
disebut PDA (Personal Digital Assistance). Beberapa
diantaranya bahkan sudah dilengkapi dengan fitur GPS
(Global Positioning System) yang dapat mengetahui posisi
geografis via satelit serta dapat menunjukkan arah kiblat
secara presisi.

Beberapa Software Aplikasi Falak (SAF) yang dapat digunakan untuk melakukan perhitungan
awal bulan tersebut misalnya:

~~~~~~~~~~~~~~~~ Rukyatul Hilal Indonesia (RHI) ■ 18 ■ http://rukyatulhilal.org ~~~~~~~~~~~~~~~~


1. Starrynight Pro Plus Versi 6

Software ini memiliki keunggulan diantaranya : (1) memiliki tingkat


ketelitian yang tinggi hingga ribuan tahun yang lalu sampai ribuan tahun
yang akan datang sesuai karena menggunakan Teori Formulasi Chapront
ELP-2000/82 yang hanya menghasilkan kesalahan 10 arcsecon untuk
logitude dan 4 arcsecond untuk latitude ( 1 arssecon = 1/3600 °), (2) dapat
menampilkan posisi bulan/hilal secara realistik dari semua lokasi dan
ketinggian di permukaan bumi (3) menampilkan data efemeris bulan/hilal
secara sangat lengkap (4) mudah dioperasikan.
Program ini mampu menghitung mundur secara presisi posisi benda langit
100.000 tahun SM sampai masa yang akan datang tahun 100.000 Masehi.
Keunggulan lain program ini adalah pada visualisasi tampilannya yang sangat realistis hampir-
hampir mendekati kondisi sesungguhnya. Data posisi hanya tinggal klik menggunakan mouse
tanpa perlu banyak berpikir.

Software Starrynight Pro Plus 6 untuk melihat posisi hilal.

2. Accurate Times Versi 5 © Mohammad Odeh

Merupakan program terintegrasi untuk menghitung dan menentukan waktu pada aplikasi
ibadah sehari-hari. Program yang disusun oleh Mohammad Ode dari Jordanian Astronomical
Society (JAS) memiliki kemampuan menghitung :
1. Waktu Shalat ( Fajar, Suruq, Zuhur, Ashar, Magrib dan Isya)
2. Fase Bulan (Geosectri dan Toposentrik)
3. Waktu Matahari (Terbit, Transit, Tenggelam, Twilight)
4. Waktu bulan (Terbit, Transit, Tenggelam)
5. Data Visibilitas Hilal "old & new moon"
6. Peta Visibilitas Hilal Dunia "old & new moon"
7. Ephemeris bulan dan matahari
8. Arah kiblat dari suatu lokasi
9. Waktu menentukan arah kiblat dengan bayangan mahari
10. Konversi Kalender Masehi - Hijriyah dan sebaliknya
11. Menyuarakan adzan saat waktu shalat tiba
12. Alarm menjelang waktu shalat
Menurut pembuatnya program ini memiliki tingkat akurasi yang tinggi dan hanya berselisih
beberapa detik dari data almanak astronomi.

~~~~~~~~~~~~~~~~ Rukyatul Hilal Indonesia (RHI) ■ 19 ■ http://rukyatulhilal.org ~~~~~~~~~~~~~~~~


Tampilan Program Accurate Times

3. Mooncalc Versi 6.0 © Monzur Ahmed

Hampir mirip dengan Accurate Times namun program ini dirancang menggunakan under DOS
sehingga memungkinkan dijalankan dari komputer berbasis prosesor sekelas DX, namun dapat
juga dijalankan dari Windows. Menu program ini menampilkan opsi diantaranya ;

1. Tabel data ephemeris bulan


2. Posisi bulan pada peta langit
3. Simulasi Langit (Planetarium)
4. Close up wajah bulan lengkap dengan nama tempat/lokasi
5. Peta visibilitas hilal secara global
6. Grafik liberasi bulan
7. Penjejak peristiwa gerhana matahari dan bulan
8. Penambahan dan edit lokasi pengamat
9. Pengubahan seting program, lokasi, kriteria rukyat dsb

~~~~~~~~~~~~~~~~ Rukyatul Hilal Indonesia (RHI) ■ 20 ■ http://rukyatulhilal.org ~~~~~~~~~~~~~~~~


4. Win Hisab Versi 2.0 © BHR Depag RI

Program hasil kreasi Badan Hisab dan Rukyat (BHR) Departemen Agama RI ini direlease mulai
tahun 1996 bersama dengan jasa pembuat software IQsoft. Walaupun sangat sederhana
program ini cukup untuk mengetahui posisi hilal dan waktu shalat. Kini sedang dipersiapkan
juga Win Hisab versi 2007 yang lebih akurat, lengkap dan dapat menampilkan visibilitas hilal di
wilayah Indonesia.

5. Hisab Falak Versi 1.1. © Ir. Aminuddin E.K.S

Hisab Falak dirancang dan dibangun oleh Ir. Aminuddin E.Ka.S dari Gresik seorang pemerhati
masalah hisab falak di Indonesia. Di bawah bendera Amana Co. beliau sengaja merancang
software yang tidak hanya dapat menghitung jadwal shalat namun juga penentuan arah kiblat,
konversi kalender hijriyah, hisab awal bulan dan unit input untuk mengganti lokasi. Program ini
cukup bagus untuk dimiliki.

~~~~~~~~~~~~~~~~ Rukyatul Hilal Indonesia (RHI) ■ 21 ■ http://rukyatulhilal.org ~~~~~~~~~~~~~~~~


5. Mawaaqit Versi 2001 © DR Ing Khafid

Pada awalnya program ini dibuat pertama kali dengan bahasa Borland (Turbo) Pascal Versi 7.0
oleh Kelompok Studi al-Farghani orsat ICMI Belanda yang dikoordinir Dr. Ing. Fahmi Amhar
dan Dr. Ing. Khafid, kini telah direvisi beberapa kali. Program ini berisi menu-menu perintah
untuk menghitung: waktu salat, arah kiblat, awal bulan kamariah, dan peta garis batas tanggal
secara komprehensif bahkan dilengkapi dengan bacaan Al Qur’an Murottal 30 juz.

Koleksi Aneka Software Aplikasi Falak (SAF)


Berikut beberapa koleksi software astronomi yang dapat juga digunakan untuk melakukan hisab
falak. Beberapa software berikut sudah enggunakan algoritma yang masuk dalam kategori High
Accuracy Algorhitm.

1. Adastra Freestar © Coeli Software


2. Astronomy Lab 2 Version 2.0.2 © Eric Bergman-Terrel
3. Distance Sun Version 4.0 © Mike Smithwick
4. Hallo Northern Sky V 2.2. © Han Kleijen
5. Home Planet for Windows © John Walker
6. Lunar Calendar & Eclipse Finder 5.67 © Hermetic System
8. Lunar & SolarEclipse 2.0E (DOS) © Christian Nuesch
9. LunarPhase 2.61© Gary Nugent
10. MyStars! Version 2.7 © http://relativedata.com
11. NUIT © Rene Maider Geneve
12. Planetarium Gold 2.1 © JC Research
13. StarCalc 5.7.1 © Alexander E Zavalishin
14. Prayer Times 4.0 Al-Athan © Adel A. Al-Rumain Saudi
15. Sky View Cave 3.0.4 © Kerry Shetline
16. StarCat Ver 0.96 © Jim Campbell
17. StarFinder Version 0.2 © www.geocities.com/FreeStarFinder
18. Stellarium Version 0.8.4 © Coeli Software http://stellarium.org
19. Virtual Moon Atlas Version 1.5 © Christian Legrand & Patrick Chevalley

~~~~~~~~~~~~~~~~ Rukyatul Hilal Indonesia (RHI) ■ 22 ■ http://rukyatulhilal.org ~~~~~~~~~~~~~~~~


20. WinStars Version 1.0.3 © Frank Richard http://winstars.free.nr
21. SkyMap Pro Version 9 © C Marriott http://skymap.com
22. Astronomica 1.5 © Piotr Czerski dsb.
Semua software tersebut dapat dengan mudah kita dapatkan baik melalui internet maupun
pusat-pusat penjualan dan persewaan CD software. Selain software-software yang telah
disebutkan di atas, kini cukup banyak tokoh-tokoh falak di Indonesia yang terus melakukan
pengembangan terhadap Software Aplikasi Falak (SAF) agar mudah digunakan oleh para
pemula sekalipun. Akhirnya sebagus apapun software-software yang telah dibuat oleh manusia
tanpa dukungan dan kemampuan operator yang menjalankan program tersebut hanya akan sia-
sia. Maka sebaiknya memang perlu juga diadakan pelatihan-pelatihan tentang penggunaan
komputer sebagai alat bantu hisab dan rukyat.

ALAT BANTU RUKYAT HILAL


Untuk melakukan kegiatan rukyatul hilal, maka sebelumnya seorang perukyat harus mengusai
beberapa hal yang berhubungan dengan ‘hilal’ itu sendiri. Diantaranya yang paling penting
adalah ponguasaan ilmu falak khususnya mengenai perubahan fase serta gerak bulan dan
matahari. Penguasaan terhadap alat bantu rukyat juga merupakan hal penting yang harus
dimiliki oleh seorang perukyat.
Kontroversi boleh tidaknya menggunakan alat bantu dalam melakukan rukyatul hilal memang
masih terdengar, namun menurut beberapa ulama hal itu sah-sah saja menggunakan alat bantu
selama tidak menyimpang dari hakikat rukyatul hilal itu sendiri yaitu menyaksikan langsung
lahirnya hilal. Penggunaan peralatan optik maupun peralatan pencari lokasi sebatas digunakan
untuk membantu mempermudah pelaksanaan rukyatul hilal tidak menyalahi ketentuan yang
ada termasuk barangkali penggunaan teknologi penginderaan jarah jauh menggunakan infra
merah, radar maupun satelit palacak. Beberapa peralatan/instrument yang mungkin dapat
dimanfaatkan untuk membantu pelaksanaan rukyat yang nantinya juga termasuk item yang
akan dilaporkan dalam lembar laporan pelaksanaan rukyat. Beberapa instrumen rukyatul hilal
yang perlu dipersiapkan sering untuk digunakan nanti saat kegiatan rukyat misalnya :

█ Data Hisab Awal Bulan dan Data Pelaporan

Data hisab awal dipergunakan diantaranya untuk memahami posisi hilal, bentuk hilal serta saat
paling tepat melakukan rukyatul hilal. Dengan adanya data hisab hilal maka orientasi posisi
hilal menjadi lebih mudah. Data secara lengkap mengenai hisab awal bulan biasanya memuat
infomasi misalnya:
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
LOKASI PERHITUNGAN : YOGYAKARTA

f= -7° 48' (LS). l= 110° 21' (BT).

Markaz = 90 meter (dpl.)

- Waktu Terbenam Matahari : 17:33:48 WIB


- Tinggi Matahari saat terbenamnya : – 1° 07' 13,26''. → di bawah ufuk mar'i.
- Tinggi Hilal saat Matahari terbenam : + 10° 30' 06,89''. → di atas ufuk mar'i.
- Beda Tinggi Matahari – Bulan : 11° 37' 20,14''.
- 'Umur Hilal' sejak Ijtimak : + 29j 32m 24,25d.
- Azimuth Matahari saat terbenamnya : 262° 26' 20,00''
- Azimuth Bulan saat terbenam Matahari : 254° 53' 31,02'' ( 254° 53' 31'' ).
- Beda Azimuth Matahari – Bulan : + 7° 32' 48,98'' (Hilal di Sebelah Selatan Matahari).
- Sudut Matahari – Bulan / Elongasi : 13° 50' 12,04''.
- Waktu Terbenam Hilal : 18:19:47,06 WIB ( 18:19:47 WIB ).

~~~~~~~~~~~~~~~~ Rukyatul Hilal Indonesia (RHI) ■ 23 ■ http://rukyatulhilal.org ~~~~~~~~~~~~~~~~


- Azimuth Bulan saat terbenamnya : 253° 36' 50'' .
- Lama Hilal di atas ufuk : + 0j 45m 59,40d.
- Luas Cahaya Hilal (iluminasi) : 0,15%
- Kemiringan Hilal : Hilal miring ke utara.
- Lebar Nurul Hilal (ushbu' / jari ) : 0,2748 ushbu'.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kecuali menggunakan hisab manual, data hisab tersebut dapat diperoleh juga menggunakan
Software Aplikasi Falak (SAF) seperti disebutkan di atas.
Sedangkan data pelaporan terdapat pada lampiran.

█ Alat Ukur Panjang


Alat ukur panjang (meteran) sangat diperlukan saat melakukan kegiatan rukyatul hilal terutama
saat pemasangan gawang rukyat. Pembuatan garis-garis orientasi arah hilal dibuat dengan
membuat garis lintas arah mata angin menggunakan arah matahari terbenam. Meteran juga
diperlukan saat pengukuran arah kiblat terutama untuk membuat shaff atau meluruskan
pondasi bangunan masjid yang akan dibangun. Meteran yang baik digunakan adalah meteran
roll dengan panjang 50 meter dan terbuat dari bahan kain dan bukan logam.

█ Alat Ukur Waktu


Untuk mengukur waktu saat rukyatul hilal sebaiknya digunakan jam portabel digital dengan
tampilan layar yang cukup besar. Sekarang model jam ini banyak dijual di pasaran dengan
harga yang sangat murah. Lebih diutamakan jam yang memiliki lampu sehingga terlihat terang
saat matahari sudah tenggelam. Beberapa jenis ponsel kini dilengkapi dengan jam yang dapat
diseting tampilannya. Yang paling penting adalah mengkalibrasi/singkronisasi jam sesuai
waktu internet atau jam RRI atau TVRI atau menghubungi 105. Dengan cukup mencocokkan
jam dan menitnya saja agar sesuai dengan hasil hisab. Kecuali jam sebagai alat ukur waktu
maka stopwatch juga perlu disiapkan.

█ Alat Penjejak Lokasi Geografis dan Aspek Cuaca


Menentukan posisi geografis setiap lokasi pengamatan hilal adalah sangat penting karena
perbedaan lokasi pengamatan / matla akan sangat berpengaruh terhadap hasil hisab hilal di
sutu tempat. Adapun posisi geografis sutau daerah ditentukan besaran berupa Longitude
(Bujur), Latitude (Lintang) dan Altitude (Tinggi). Selain besaran tersebut juga biasanya diukur
di tempat berupa kelembaban udara, tekanan udara, suhu udara, kondisi awan, arah angin dan
aspek-aspek lain yang berhubungan dengan cuaca. Tips berikut merupakan cara menyiapkan
data geografis dan aspek cuaca lokasi rukyatul hilal.

~~~~~~~~~~~~~~~~ Rukyatul Hilal Indonesia (RHI) ■ 24 ■ http://rukyatulhilal.org ~~~~~~~~~~~~~~~~


• Penentuan Posisi Geografis lokasi rukyat dapat dilakukan dengan beberapa cara :
- Meminta data ke Bagian Pemetaan Wilayah Pemerintah Daerah setempat.
- Menggunakan peta wilayah propinsi/kabupaten yang dilengkapi penggaris bujur-lintang.
- Menggunakan Software Atlas seperti Atlas Encarta, Atlas Britanica dan World Map.
- Mencari data lewat internet misalnya
· http://map.google.com
· http://www.earthtools.org
- Mengunakan perangkan/alat yang disebut GPS (Global
Positioning System) yang dapat menampilkan
data geografis sebuah titik lokasi di permukaan bumi via
satelit secara akurat. Alat yang sekilas mirip ponsel ini
dapat melakukan kontak dengan lebih dari 10 satelit di
angkasa untuk mendapatkan data mengenai bujur dan
lintang geografis lokasi, ketinggian dari muka laut, tekanan
udara serta arah kompas yang benar.
• Pengukuran Ketinggian dari permukaan laut dan tekanan udara
lokasi rukyat.
- Menggunakan Altimeter yaitu alat pengukur ketinggian
tempat dari permukaan laut (ada yang digital/analog).
- Menggunakan Barometer yaitu alat pengukur tekanan udara.
- Beberapa merek GPS juga dirancang dapat mengukur ketinggian dan tekanan udara.
- Perkiraan langsung jika lokasi di daerah pantai misalnya 2 m di bibir pantai atau 10 m
jika lewat menara.
• Pengukuran Suhu Udara dan Kelembaban Udara dapat dilakukan dengan menggunakan
termometer kelembaban udara.
• Pengukuran arah angin dapat dilakukan dengan cara perkiraan secara manual dengan
melepas benda ringan maupun metode asap atau secara teliti menggunakan anemometer
mangkok maupun pengukur kecepatan angin yang lain.
• Pengamatan kondisi perawanan terutama di langit Barat tempat tenggelamnya matahari
merupakan hal yang paling penting saat pelaksanaan rukyatul hilal, sebab tanpa kondisi
langit yang cerah pengamatan hilal akan mengalami kesulitan bahkan mustahil dilakukan.

Oleh sebab itulah maka perukyat juga dituntut memiliki pengetahuan meteorologi atau ilmu
cuaca. Foto satelit kondisi awan realtime di atas langit Indonesia kini dapat diperoleh di
beberapa situs cuaca diantaranya hasil foto :
- Satelit Jepang (http://weather.is.kochi-u.ac.jp/SE/00Latest.jpg)
- Satelit Australia (http://www.bom.gov.au/gms/IDE00035.latest.shtml).

Foto Realtime Satelit Jepang Foto Realtime Satelit Australia

~~~~~~~~~~~~~~~~ Rukyatul Hilal Indonesia (RHI) ■ 25 ■ http://rukyatulhilal.org ~~~~~~~~~~~~~~~~


█ Alat Ukur Sudut ( Azimuth dan Ketinggian/Altitude/Irtifa' )
• Rubuk Mujayyab Alat ini termasuk kuno peninggalan alhi-ahli Falak Islam jaman dulu.
Bentuknya sangat sederhana yaitu berupa bangun 1/4 lingkaran
yang pada pusatnya terdapat tali yang terhubung ke
beban/bandul, namun kalo kita pelajari kegunaan alat ini
ternyata ia dapat melakukan 1001 macam pengukuran dalam
astronomis. Saat rukyatul hilal rubuk digunakan untuk mengukur
sudut ketinggian hilal (irtifa'). Sering disebut dengan istilah
kuadrant.

• Tongkat Istiwa Menggunakan sebatang tongkat yang ditancapkan secara tegak akan
menghasilakan bayangan arah ketinggian matahari
saat itu. Saat matahari tenggelam bayangan ini akan
mamanjang sehingga dapat dijadikan sebagi
acuan/patokan arah tenggelamnya matahari dengan
menancapkan satu tongkat lagi pada lokasi lain. Titik
tempat tenggelamnya matahari merupakan acuan
menentukan posisi hilal yang baru akan terlihat 10-20
menit setelah matahari tenggelam.

• Jam Istiwa atau Jam Surya atau Jam Matahari (Sundial) karena cara kerja alat ini
adalah menggunakan bayangan matahari yang membentuk sudut tertentu.
• Busur derajat setengah lingkaran dan busur derajat lingkaran penuh untuk membantu
membuat garis orientasi arah hilal. Busur ini berdiameter lebih kurang 1 m agar diperoleh
hasil ukur yang lebih teliti.

• Waterpass untuk menstabilkan peralatan agar betul-betul datar posisinya.

• Kompas digunakan untuk menunjukkan arah Barat khususnya pada kondisi titik
terbenamnya matahari tidak teridentifikasi. Dengan bantuan kompas sudut azimuth
matahari dan hilal dapat diidentifikasi, ini akan mempermudah orientasi pencarian lokasi
hilal. Terdapat bermacam jenis kompas misalnya kompas bidik pramuka, kompas suntoo,
kompas DQL-1, kompas prismatik, kompas marine, kompas geologi dsb.

• Bingkai/Gawang Lokasi Berbentuk segi empat dengan tiang di bawahnya digunakan


untuk orientasi pandangan lokasi hilal. Caranya dengan menempatkan alat di depan
pengamat saat matahari terbenam dan pengamat akan melihat terus ke arah bingkai rukyat
yang bisa diatur turun mengikuti gerakan hilal sampai terlihatnya hilal. Diperlukan
kemampuan khusus mengoperasikan alat ini mengikuti arah gerakan hilal.

~~~~~~~~~~~~~~~~ Rukyatul Hilal Indonesia (RHI) ■ 26 ■ http://rukyatulhilal.org ~~~~~~~~~~~~~~~~


• Theodolit Peralatan ini termasuk modern karena dapat mengukur sudut azimuth dan
ketinggian/altitude (irtifa') secara lebih teliti dibanding kompas dan rubuk. Theodolit yang
modern dilengkapi pengukur sudut secara digital dan teropong pengintai yang cukup kuat.
Theodolit biasanya digunakan oleh para ahli teknik sipil untuk pengukuran tanah dan
bangunan.

█ Alat Bantu Optik


• Kacamata Digunakan oleh perukyat terutama orang yang sudah tua yang memiliki
kesulitan penglihatan jarah jauh (rabun jauh) karena hilal
memang berada pada jarak yang jauh. Sering digunakan adalah
kacamata minus. Karena salah satu syarat seorang perukyat
adalah penglihatannya masih baik menghindari salah lihat.
• Binokuler Disebut juga 'keiger'/keker. Cara penggunaannya
dengan ditempelkan langsung
pada kedua mata, maka kita dapat
melihat obyek yang berada pada jarak jauh. Kekuatan
binokuler dinyatakan dengan pembesaran dan diameter
lensa obyektifnya. Misalnya binokuler 10x50 artinya
alat ini dapat membesarkan obyek hingga 10x
dan diameter lensa obyektifnya 50 mm. Penggunaaan
alat ini cukup efektif untuk membantu mengamati hilal.

• Teleskop Rukyat Teleskop rukyat tidak berbeda dengan teleskop astronomi pada
umumnya yang juga disebut TEROPONG BINTANG namun
dudukannya dirancang dapat bergerak 2 sumbu yaitu naik-turun
(altitude) dan horisontal (azimuth) sehingga disebut dudukan
alt-azimuth. Berbeda dengan jenis sumbu yang sering dipakai
dalam astronomi yaitu menggunakan 3 sumbu yang disebut
dudukan equatorial (EQ mount). Kekuatan teleskop dinyatakan
dengan diameter lensa obyektif untuk refraktor dan diameter
cermin obyektif untuk reflektor serta jarak fokur obyektif.
Teleskop dengan spesifikasi 12"/3000 artinya diamter
lensa/cermin adalah 8" (sekitar 30 cm) dan jarak fokusnya 3000
mm. Kekuatan teleskop juga dinyatakan dengan pembesaran
maksimumnya misalnya 500x dsb. Berdasarkan pengalaman
lapangan teleskop tidak selalu efektif digunakan untuk rukyatul
hilal. Hal ini mengingat ukuran hilal sudah cukup besar sekitar
30 arcminute atau 0,5 derajat busur sehingga dengan pembesaran 50x saja bulatan bulan
sudah menutup medan pandang teleskop. Sebab yang diperlukan sebenarnya adalah bukan
pembesaran obyek melainkan penguatan cahaya hilal yang sangat lemah dikuatkan oleh
teleskop sehingga dapat terlihat oleh pengamat. Oleh sebab itu sangat cocok digunakan
untuk rukyat adalah teleskop yang memiliki diameter lensa/cermin cukup besar agar dapat
mengumpulkan cahaya lebih banyak serta memiliki medan pandang sekitar 1°saja. Hal yang
harus dipertimbangkan dalam penggunaan teleskop untuk rukyat adalah teknik "slewing"
yaitu mengarahkan teleskop ke obyek hilal yang tidak terlihat. Ini adalah pekerjaan yang

~~~~~~~~~~~~~~~~ Rukyatul Hilal Indonesia (RHI) ■ 27 ■ http://rukyatulhilal.org ~~~~~~~~~~~~~~~~


sangat sulit sebab mengarahkan teleskop ke arah bulan purnama yang pernah penulis coba
saja sudah cukup merepotkan karena pada medan pandang yang sangat sempit gerakan
sedikit saja sudah melenceng jauh dari obyeknya.

Berbagai model teleskop

Teleskop Meade LX200 GPS 16" merupakan contoh alat bantu rukyat yang memenuhi
standar. Selain bentuknya yang ringkas juga teleskop ini dilengkapi teknologi GOTO dan
Global Positioning System (GPS) yang terhubung langsung via satelit, selain itu ia juga
memiliki cermin obyektif dengan diameter 16" atau sekitar 40 cm dengan fokus 4000 mm.

• Teleskop GOTO Teleskop ini juga sebenarnya


teleskop astronomis biasa. yang membedakan
adalah pada sistem dudukannya yang dilengkapi
dengan motor penggerak yang diatur komputer
sehingga teleskop dapat secara otomatis
mengarah ke obyek benda langit yang diinginkan.
Dengan bantuan "hand controller" kita bisa
memilih obyek benda langit misalnya "moon"
lalu tekan [GOTO] maka secara otomatis teleskop
akan mengarah ke bulan dan mengikuti gerakan
bulan walau saat itu tidak kelihatan. Teleskop
GOTO biasanya juga dilengkapi dengan teknologi
GPS (Global Positioning System) yang mampu
berkomunikasi dengan beberapa satelit untuk mengkofirmasi data geografis posisi/lokasi
pengamatan secara presisi tanpa perlu kita memasukkan data. Teleskop inilah seharusnya
yang perlu dimiliki oleh instansi-instansi terutama BHR Wilayah maupun Pusat sebab
harganya yang cukup mahal. beberapa merek teleskop GOTO yang terkenal diantaranya :
Meade, Celestron, Vixen, Konus, Orion, Televue dsb. Belakangan teknologi Charge-Coupled
Device (CCD) menjadi alternatif pemindahan citra hasil penglihatan teleskop ke perangkat
digital sehingga bisa disimpan dalam bentul video maupun image. caranya adalah dengan
memasang kamera CCD langsung ke okuler (eyepice) yang disebut teknik afocal. Atau
menggantikan okuler langsung dengan kamera CCD, sehingga pengamat cukup
menyaksikannya dari layar TV atau komputer atau bahkan disiarkan secara langsung lewat
stasiun TV nasional atau video streaming lewat internet sehingga masyarakat dapat turut
menyaksikan.

• Hight End Technologi Penggunaan teknologi maju terkini nampaknya dapat menjadi
alternatif alat bantu rukyatul hilal sejauh tidak menyimpang dari syariat yang digariskan.
Kelemahan alat bantu optik adalah ia tidak dapat menembus saat hilal tertutup awan atau
terlalu rendah di atas ufuk. Sehingga pemanfaatan pesawat terbang, teleskop radio, infra
merah, radar, laser, penginderaan satelit maupun penempatan radio sensor di bulan dapat
menjadi alternatif alat bantu rukyat hilal. Lunar Laser Ranging (LLR) sebenarnya sudah
digunakan sejak manusia pertama kali mendarat di bulan. Dengan LLR sinar laser dikirim
ke permukaan bulan. Di permukaan bulan sudah terpasang serangkaian cermin yang
memantulkan kembali sinar laser ini ke bumi dan diterima kembali oleh receiver. Sehingga
dengan peralatan ini kecuali dapat dijejak posisi bulan secara presisi walaupun saat ijtimak
maka juga dapat dihitung secara presisi jarak bumi-bulan.

~~~~~~~~~~~~~~~~ Rukyatul Hilal Indonesia (RHI) ■ 28 ■ http://rukyatulhilal.org ~~~~~~~~~~~~~~~~


Reflektor / Cermin Laser diarahkan dari
Terpasang di Permukaan bumi dan dipantulkan
Bulan saat Misi Apollo kembali oleh cermin di
bulan

Pemandu posisi bulan menggunakan Lunar Laser Ranging (LLR)

Manusia dengan kemampuan akal yang telah diberikan oleh Allah SWT berusaha setiap saat
menciptakan alat-alat bantu bagi kemudahannya. Kini kembali kepada kita apakah kita akan
memanfaatkan teknologi tersebut ataukah kita tetap bersikukuh dengan pendirian kita dan
menikmati perbedaan-perbedaan yang terjadi.

█ Inovasi & Kreasi Alat bantu Rukyatul Hilal


Berikut ini beberapa alat hasil kreasi para perukyat baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Kebanyakan peralatan ini merupakan modifikasi dari peralatan yang sudah ada dengan harga
lebih terjangkau:

• Webcam Telescope Ini merupakan peralatan bantu penglihatan memanfaatkan


teknologi webcam yang terpasang pada
PC atau laptop dan dipasang pada
sistem lensa kamera tele . Kemapuan
alat ini dapat melihat dengan medan
pandangan sekitar 45 arcminute atau
sekitar 0,75 derajat dan cukup
menbantu melihat hilal. Kemampuan
lain alat ini adalah dapat merekam
kenampakan hilal dalam format video
maupun citra gambar foto sehingga
dapat dijadikan bukti saat pelaporan.
Sampai saat ini masih diadakan
penyempurnaan terutama untuk sistem
dudukan (mounting) agar dapat secara
otomatis mengikuti gerakan bulan.

• Hilal Tracker adalah penyederhanaan dari gawang rukyat. Dengan alat seukuran kertas
folio ini kita dapat mencari
orientasi posisi hilal saat sunset.
Kemudahan alat ini adalah mudah
dibawa dan digunakan. Perukyat
hanya cukup merentangkannya di
depan mata dan mengarahkannya
di tempat matahari terbenam.

~~~~~~~~~~~~~~~~ Rukyatul Hilal Indonesia (RHI) ■ 29 ■ http://rukyatulhilal.org ~~~~~~~~~~~~~~~~


Lampiran

== HISAB AWAL BULAN KOMARIYAH ==


(SUPLEMEN)
Terdapat banyak metode hisab (sistem hisab) untuk menentukan posisi bulan, matahari dan
benda langit lain dalam ilmu Falak. Sistem hisab ini dibedakan berdasarkan metode yang
digunakan berkaitan dengan tingkat ketelitian atau hasil perhitungan yang dihasilkan.

■ Hisab Urfi (`urf = kebiasaan atau tradisi) adalah hisab yang melandasi perhitungannya
dengan kaidah-kaidah sederhana. Termasuk di alam kategori hisab urfi ialah metode
perhitungan penanggalan Jawa-Islam yang disusun oleh Sultan Agung pada tahun 1633 M atau
1043 H. Dasarnya ialah periode rerata bulan mengelilingi bumi dalam daur 8 tahunan (windu).
Dalam daur 8 tahun tersebut ditetapkan 3 tahun kabisat (355 hari, untuk tahun-tahun ke: 2, 4,
dan 7) dan 5 tahun basithah (354 hari, untuk tahun-tahun ke: 1, 3, 5, 6, dan 8). Jumlah bulan
dalam satu tahun ialah 12 bulan, dengan umur 30 hari untuk bulan-bulan ganjil dan 29 hari
untuk bulan-bulan genap, kecuali dalam tahun kabisat umur bulan ke-12 ditetapkan 30 hari.
Nama-nama ke 12 bulan tersebut berturut-turut ialah ... Suro, Sapar, Mulud, Bakdomulud,
Jumadilawal, Jumadilakhir, Rejeb, Ruwah, Poso, Sawal, Dulkaidah, Besar... Adapun dalam
daur 8 tahunan tersebut tahun-tahun ditandai berturut-turut dengan nama Alip, Ehe, Jimawal,
Ze, Dal, Be, Wawu, Jimakir. Untuk tahun 1747-1867, tgl 1 Suro tahun Alip jatuh pada hari Rebo
Wage (Aboge). Untuk tahun 1867-1987, tgl 1 Suro tahun Alip jatuh pada hari. Selasa Pon
(Asopon). Untuk tahun 1987-2107, tgl. 1 Suro tahun Alip jatuh pada hari Senin Pahing
(Aninhing).

■ Hisab Istilahi

Pada sistem hisab ini perhitungan bulan Hijriyah ditentukan berdasarkan umur rata-rata bulan
sehingga dalam setahun Hijriyah umur dibuat bervariasi 29 dan 30 hari. Bulan bernomor ganjil
yaitu mulai Muharram berjumlah 30 hari dan bulan bernomor genap yaitu mulai Shafar
berumur 29 hari. Tetapi khusus bulan Zulhijjah (bulan 12) pada tahun kabisat Hijriyah berumur
30 hari. Tahun kabisat Hijriyah memiliki siklus 30 tahun dimana didalamnya terdapat 11 tahun
yang disebut tahun kabisat (panjang) memiliki 355 hari, dan 19 tahun yang disebut basithah
(pendek) memiliki 354 hari. Tahun kabisat ini terdapat pada tahun ke 2, 5, 7, 10, 13, 16, 18, 21,
24, 26 dan ke 29 dari keseluruhan siklus kabisat selama 30 tahun. Dengan demikian kalau
dirata-rata maka periode umur bulan (bulan sinodis / lunasi) menurut Hisab Urfi adalah (11 x
355 hari) + (19 x 354 hari) : (12 x 30 tahun) = 29 hari 12 jam 44 menit ( menurut hitungan
astronomis: 29 hari 12 jam 44 menit 2,88 detik ). Walau terlihat sudah cukup teliti namun yang
jadi masalah adalah aturan 29 dan 30 serta aturan kabisat tidak menujukkan posisi bulan yang
sebenarnya dan hanya pendekatan. Oleh sebab itulah maka hisab ini tidak bisa dijadikan acuan
untuk penentuan awal bulan yang berkaitan dengan ibadah misalnya Ramadhan, Syawwal dan
Zulhijjah. Adapun nama-nama ke 12 bulan tersebut berturut-turut ialah Muharram, Shafar,
Rabiul Awal, Rabiul Akhir, Jumadil Ula, Jumadis Tsaniyah, Rajab, Sya’ban, Ramadhan, Syawal,
Dzul Qa’idah dan Dzul Hijjah.

■ Hisab Taqribi ( taqrobu = pendekatan, aproksimasi ) adalah sistem hisab yang sudah
menggunakan kaidah-kaidah astronomis dan matematik namun masih menggunakan rumus-
rumus sederhana sehingga hasilnya kurang teliti. Sistem hisab ini merupakan warisan para
ilmuwan falak Islam masa lalu dan hingga sekarang masih menjadi acuan hisab di banyak
pesantren di Indonesia. Hasil hisab taqribi akan sangat mudah dikenali saat penentuan ijtimak
dan tinggi hilal menjelang 1 Ramadhan, Syawwal dan Zulhijjah yaitu terlihatnya selisih yang
cukup besar terhadap hitungan astronomis modern. Beberapa kitab falak yang berkembang di
Indonesia yang masuk dalam kategori Hisab Taqribi misalnya; Sullam al Nayyirain, Ittifaq
Dzatil Bainy, Fat al Rauf al Manan, Al Qawaid al Falakiyah dsb.

■ Hisab Haqiqi ( haqiqah = realitas atau yang sebenarnya ) menggunakan kaidah-kaidah


astronomis dan matematik menggunakan rumus-rumus terbaru dilengkapi dengan data-data

~~~~~~~~~~~~~~~~ Rukyatul Hilal Indonesia (RHI) ■ 30 ■ http://rukyatulhilal.org ~~~~~~~~~~~~~~~~


astronomis terbaru sehingga memiliki tingkat ketelitian yang tinggi. Sedikit kelemahan dari
sistem hisab ini adalah penggunaan kalkulator yang mengakibatkan hasil hisab kurang
sempurna atau teliti karena banyak bilangan yang terpotong akibat digit kalkulator yang
terbatas. Beberapa sistem hisab haqiqi yang berkembang di Indonesia diantaranya: Hisab
Hakiki, Tadzkirah al Ikhwan, Badi’ah al Mitsal dan Menara Kudus, Al Manahij al
Hamidiyah, Al Khushah al Wafiyah, dsb.

■ Hisab Haqiqi Tahqiqi ( tahqiq = pasti ) sebenarnya merupakan pengembangan dari sistem
hisab haqiqi yang diklaim oleh penyusunnya memiliki tingkat akurasi yang sangat-sangat tinggi
sehingga mencapai derajat “pasti”. Klaim seperti ini sebenarnya tidak berdasar karena tingkat
“pasti” itu tentunya harus bisa dibuktikan secara ilmiah menggunakan kaidah-kaidah ilmiah
juga. Namun sejauh mana hasil hisab tersebut telah dapat dibuktikan secara ilmiah sehingga
mendapat julukan “pasti” ini yang menjadi pertanyaan. Sedangkan perhitungan astronomis
modern saja hingga kini masih menggunakan angka ralat (delta T) dalam setiap
rumusnya. Namun demikian hal ini merupakan kemajuan bagi perkembangan sistem hisab di
Indonesia. Sebab sistem hisab ini ternyata sudah melakukan perhitungan menggunakan
komputer serta beberapa diantaranya sudah dibuat dalam bentuk software/program komputer
yang siap pakai. Beberapa diantara sistem hisab tersebut misalnya : Al Falakiyah, Nurul
Anwar,

■ Hisab Kontemporer / Modern

Sistem hisab ini yang menggunakan alat bantu komputer yang canggih menggunakan rumus-
rumus yang dikenal dengan istilah algoritma. Beberapa diantaranya terkenal terkenal karena
memiliki tingkat keterlitian yang tinggi sehingga dikelompokkan dalam High Accuracy
Algorithm diantara : Jean Meeus, VSOP87, ELP2000 Chapront-Touse, dsb. Dengan tingkat
ketelitian yang tinggi dan sangat akurat seperti Jean Meeus, New Comb, EW Brown, Almanac
Nautica, Astronomical Almanac, Mawaqit, Ascript, Astro Info, Starrynight dan banyak
software-software falak yang lain.
Para pakar falak dan astronomi selalu berusaha menyempurnakan rumus-rumus untuk
menghitung posisi benda-benda langit hingga pada tingkat ketelitian yang ‘pasti /qat’i ‘’. Hal ini
tentunya hanya bisa dibuktikan dan diuji saat terjadinya peristiwa-peristiwa astronomis seperti
terbit matahari, terbenam matahari, terbit bulan, terbenam bulan, gerhana matahari, gerhana
bulan, kenampakan planet dan komet, posisi bintang dan peristiwa astronomis yang
lain.
Menanggapi pluralitas metode hisab yang berkembang di Indonesia, pemerintah melalui Badan
Hisab Rukyat (BHR) menampung semua hasil sistem hisab, dikumpulkan dan dilakukan
perbandingan antara masing-masing sistem hisab tersebut. Sebagai contoh hisab awal bulan
seperti tersebut di bawah ini.
REKAP HASIL PERHITUNGAN IJTIMA' DAN TINGGI HILAL
AWAL RAMADHAN 2006 M / 1427 H MENURUT BERBAGAI MACAM SISTEM*)
IJTIMA' TINGGI
BULAN SISTEM
NO. HARI TGL. JAM HILAL
Ramadhan 1 Sullam al Nayyirain Jum'at 22 Sep 2006 17:28 0º 16'
1427 H. 2 Fath al Rauf al Manan Jum'at 22 Sep 2006 17:54 0º 03'
3 Al Qawa'id al Falakiyah Jum'at 22 Sep 2006 18:11 - 0º 44'
4 Hisab Hakiki Jum'at 22 Sep 2006 18:46 -1º 20'
5 Badi'ah al Mitsal Jum'at 22 Sep 2006 18:38:46 -1º 14' 17"
6 Al Khulashah al Wafiyah Jum'at 22 Sep 2006 18:43 -1º 39
7 Al Manahij al Hamidiyah Jum'at 22 Sep 2006 18:43 -1º 18
8 Nurul Anwar Jum'at 22 Sep 2006 18:38 -1º 35
9 Menara Kudus Jum'at 22 Sep 2006 18:45:47 -1º 37' 55"
10 New Comb Jum'at 22 Sep 2006 18:39:46 -1º 22' 04"
11 Jeen Meeus Jum'at 22 Sep 2006 18:41:17 -0º 23' 18"
12 E.W. Brouwn Jum'at 22 Sep 2006 18:44:59 -1º 47' 47"
13 Almanak Nautika Jum'at 22 Sep 2006 18:47 -1º 32' 22"
14 Ephemeris Hisab Rukyat Jum'at 22 Sep 2006 18:45:30 -1º 22' 55"
15 Al Falakiyah Jum'at 22 Sep 2006 18:46:08 -1º 20' 41"
16 Mawaqit Jum'at 22 Sep 2006 18:45:19 -1º 13' 48"
17 Ascript Jum'at 22 Sep 2006 18:46 -2º 09'
18 Astro Info Jum'at 22 Sep 2006 18:46 -1º 26'
19 Starry Night Pro 5 Jum'at 22 Sep 2006 18:46 -1º 22'

*) Keputusan Temu Kerja Evaluasi Hisab Rukyat Tahun 2006, Tgl. 1 s.d 3 Juni 2006 di Hotel Ria Diani Cibogo Bogor.
~~~~~~~~~~~~~~~~ Rukyatul Hilal Indonesia (RHI) ■ 31 ■ http://rukyatulhilal.org ~~~~~~~~~~~~~~~~
DATA HISAB AWAL BULAN

~~~~~~~~~~~~~~~~ Rukyatul Hilal Indonesia (RHI) ■ 32 ■ http://rukyatulhilal.org ~~~~~~~~~~~~~~~~


(EFEMERIS HISAB-RUKYAT DEPAG)

1. Matahari terbenam jam = 17:33:06,21 WIB ( 17:33:06 WIB ).


2. Tinggi Hilal saat Matahari terbenam : + 00° 32' 39''.
3. Umur Hilal (sejak Ijtimak) = 17j 33m 06,21d – 12j 01m 23,41d
= + 5j 31m 42,80d.
4. Azimuth Matahari saat terbenamnya ( Az€ ) :
tg Az€ = – sin f : tg t € + cos f x tg d€ : sin t €
= – sin -8° 01' 23,70'' : tg 91° 53' 23,55'' +
cos -8° 01' 23,70'' x tg -6° 57' 32,49'' : sin 91° 53' 23,55''
-
= 0,125535191
Az€ = – 7° 09' 18,74''. → (di selatan titik Barat).
= 262° 50' 41,26'' ( 262° 50' 41'' ).

5. Azimuth Bulan saat terbenam Matahari ( Azƒ ) :


tg Azƒ = – sin f : tg t ƒ + cos f x tg dƒ : sin t ƒ
= – sin -8° 01' 23,70'' : tg 90° 54' 17,70'' +
cos -8° 01' 23,70'' x tg -11° 12' 50,44'' : sin 90° 54' 17,70''
-
= 0,198547925
Azƒ = – 11° 13' 47,68''. → (di selatan titik Barat).
= 258° 46' 12,32'' ( 258° 46' 12'' ).

6. Beda Azimuth Matahari – Bulan ( DAZ / DAz ) :


DAz = 262° 50' 41,26'' – 258° 46' 12,32''
= + 4° 04' 28,94''. → Hilal di Sebelah Selatan Matahari.

7. Jarak Sudut Matahari – Bulan / Elongasi Mar'i ( ARCL / aL ) :


cos aL = sin h€ x sin h'ƒ + cos h€ x cos h'ƒ x cos ? DAz ?
= sin -0° 53' 18,13'' x sin 0° 32' 39,45'' +
cos -0° 53' 18,13'' x cos 0° 32' 39,45'' x cos 4° 04' 28,94''
= 0,997160067
04° 19'
aL = 08,80''
Menurut kriteria 'limit Danjon' ( elongasi 7° ), maka Hilal tidak visibel.

8. Luas Cahaya Hilal ( Iluminasi ) :


- FIƒ jam 10:00:00 ET = 0,00135
- FIƒ jam 11:00:00 ET = 0,00154

- FIƒ jam 10:34:12 ET = 0,001458299 ( 0,15% )


Menurut kriteria astronomis ( iluminasi 1% ), maka Hilal tidak visibel.

9. Kemiringan Hilal ( MRƒ ) :


tg MRƒ = ? DAz : h'ƒ ?
= 4° 04' 28,94'' : 0° 32' 39,45''
= 7,486235195
82° 23' :>
MRƒ = 29,60'' → MRƒ 15°.

~~~~~~~~~~~~~~~~ Rukyatul Hilal Indonesia (RHI) ■ 33 ■ http://rukyatulhilal.org ~~~~~~~~~~~~~~~~


Karena 'kemiringan' > 15° dan 'beda azimuth' positif, maka : 'Hilal miring ke utara'.

10. Lebar Nurul Hilal ( dalam satuan ushbu' / jari ) :

NRƒ = ( θ ? DAz2 + h'ƒ2 ? ) : 15°


= [ ( 4° 04' 28,94'' ) ² + ( 0° 32' 39,45'' ) ² ] ^ ½ : 15°
= 0,2741 ushbu'.

SUMBER INSPIRASI

Cecep Nurwendaya (Planetarium Jakarta)


http://ilmufalak.org
http://rukyatulhilal.com
http://id.wikipedia.org/Hisab Rukyat
dll.

~~~~~~~~~~~~~~~~ Rukyatul Hilal Indonesia (RHI) ■ 34 ■ http://rukyatulhilal.org ~~~~~~~~~~~~~~~~


BERITA ACARA
PELAKSANAAN RUKYATUL HILAL

Pada hari ini ................... tanggal .................................... M / ................................................. H


telah dilaksanakan Kegiatan Rukyatul Hilal penentuan Awal Bulan .......................................
tahun ..................... Hijriyah oleh Tim / Perorangan *) yang beranggotakan ................. orang,
mulai pukul .................... WIB / WITA / WIT *) sampai pukul .................. WIB / WITA / WIT *).
Nama Lokasi : ................................................................................................................

Posisi Geografis : □ Bujur / Longitude : ................................... ( BT / BB )


□ Lintang / Latitude : ................................... ( U / S )
□ Tinggu / Altitude : ................................... meter DPL
Data Astronomis :
□ Matahari Terbenam : ............................................ WIB / WITA / WIT *)
□ Azimut Matahari Saat Terbenam : ............... ° ......... ‘ ......... “
□ Tinggi Hilal Saat Matahari Terbenam : ............... ° ......... ‘ ......... “ dari ufuk Mar’i
□ Azimut Hilal Saat Matahari Terbenam : ............... ° ......... ‘ ......... “
□ Hilal Terbenam Pada Pukul : ........................................... WIB / WITA / WIT *)
Aspek Cuaca di Lokasi :
□ Temperatur Udara : ............... ° C □ Kelembaban Udara : .............. %
□ Kecepatan Angin : ............... km/jam □ Kecerahan Langit : .............. %
Kondisi Langit Barat : □Sangat Cerah □Cerah □Berawan □Mendung Total
Laporan Pengamatan :

HILAL TERLIHAT / HILAL TIDAK TERLIHAT *)

Hilal Terlihat Menggunakan : Mata Langsung □ Binokuler □


Teleskop □
Hilal Terlihat Mulai Pukul : ............................. sampai pukul ..............................

Posisi Hilal Terlihat : □Kiri-Atas □Atas □Kanan-Atas à thd Matahari


Bentuk Hilal Terlihat ( Pilih dengan tanda silang X ) :

Catatan : ....................................................................................................................................

....................................................................................................................................................

................................, .....................
Ketua Tim Rukyat / Perukyat,
*) Coret tidak perlu

~~~~~~~~~~~~~~~~ Rukyatul Hilal Indonesia (RHI) ■ 35 ■ http://rukyatulhilal.org ~~~~~~~~~~~~~~~~


*) Mutoha bin Akanuddin. Seorang praktisi Ilmu Falak lahir di Kebumen
Jawa Tengah pada Rabu Kliwon tanggal 9 November 1966 bertepatan
dengan 25 Rajab 1386 H. Adalah pengajar ilmu falak dan kegiatan
astronomi di beberapa sekolah. Pendidikannya dimulai dari Sekolah
Dasar di Kebumen kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama
dan Sekolah Menengah Atas juga di Kebumen. Selepas SMA melanjutkan
pendidikannya di IKIP Negeri Yogyakarta mengambil Jurusan Fisika dan
dari sinilah pengetahuan astronomi banyak didapatkan.
Astronomi yang menjadi hobbinya sejak kecil terus dikembangkan bahkan hingga kini
tempat tinggalnya menjadi basis perkumpulan astronom amatir. Falak sebagai bagian
dari pengetahuan astronomi yang membahas khusus masalah hisab dan rukyat banyak
ia pelajari setelah menjadi anggota Badan Hisab dan Rukyat (BHR) DIY mulai tahun 2006
serta wakil ketua di Lajnah Falakiyah PWNU DIY periode 2006-2011. Menjadi koodinator
Lembaga Rukyatul Hilal Indonesia (RHI) ; Ketua Perkumpulan Astronom Amatir Jogja
Astro Club (JAC) dan menjadi member di International Crescents Observation Project
(ICOP).

~~~~~~~~~~~~~~~~ Rukyatul Hilal Indonesia (RHI) ■ 36 ■ http://rukyatulhilal.org ~~~~~~~~~~~~~~~~

You might also like