You are on page 1of 85

A-PDF WORD TO PDF DEMO: Purchase from www.A-PDF.

com to remove the watermark


KEPUTUSAN
KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR 028 TAHUN 1996
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN PENDAHULUAN BELA NEGARA
DALAM GERAKAN PRAMUKA

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

Menimbang : 1. bahwa Gerakan Pramuka sebagai lembaga pendidikan di


luar sekolah, tidak terlepas dari ketentuan dalam Undang-
undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
2. bahwa sesuai dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun
1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertahanan dan
Keamanan Negara,serta Undang-undang Nomor 1 Tahun
1988 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 20
Tahun 1982, maka Gerakan Pramuka merupakan obyek
Pendidikan Pendahuluan Bela Negara;
3. bahwa untuk itu, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka perlu
menerbitkan Pedoman Pelaksanaan Pendidikan
Pendahuluan Bela Negara dalam Gerakan Pramuka.

Mengingat : 1. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 1982 tentang


Ketentuan-ketentuan Pokok Pertahanan dan Keamanan
Negara, serta Undang - undang RI Nomor 1 Tahun 1988
tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 20 Tahun
1982
2. Undang-undang RI Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
3. Keputusan Presiden RI Nomor 238 Tahun 1961 tentang
Gerakan Pramuka juncto Keputusan Presiden RI Nomor
057 Tahun 1988 tentang Anggaran Dasar Gerakan
Pramuka;
4. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 103
Tahun 1989 tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan
Pramuka;
5. Keputusan Bersama antara Ketua Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka dan Menteri Pertahanan Keamanan RI
Nomor 153 Tahun 1986 dan Nomor Kep/12/IX/1986
tentang upaya peningkatan PPBN di lingkungan Gerakan
Pramuka;
6. Pedoman Bersama antara Ketua Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka dan Dirjen Persmanvet Dephankam Nomor 045
Tahun 1988 dan Nomor 006/III/1988, tentang Pokok-
pokok Pelaksanaan Kesepakatan antara Ketua Kwarnas
Gerakan Pramuka dengan Menteri Pertahanan Keamanan
RI;
2

7. Buku Panduan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara


dalam Gerakan Pramuka, yang dikeluarkan oleh Ditjen
Persmanvet, Dephankam Tahun 1996.

Memperhatikan : Saran Andalan Nasional dan Staf Kwartir Nasional Gerakan


Pramuka.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :

Pertama : Menerbitkan Buku Pedoman Pelaksanaan Pendidikan


Pendahuluan Bela Negara dalam Gerakan Pramuka seperti yang
tertera pada lampiran keputusan ini.
Kedua : Menginstruksikan kepada semua jajaran Gerakan Pramuka untuk
melaksanakan isi buku pedoman tersebut di atas
Ketiga : Semua jajaran Gerakan Pramuka diharapkan mengadakan
kerjasama dengan pihak-pihak lain yang terkait dalam
pelaksanaan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara dalam Gerakan
Pramuka.
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 26 Februari 1996.
Ketua,

H. Himawan Soetanto.
PEDOMAN PELAKSANAAN
PENDIDIKAN PENDAHULUAN BELA NEGARA
DALAM GERAKAN PRAMUKA

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum

a. Gerakan Pramuka sebagai lembaga pendidikan luar sekolah bertujuan


untuk mendidik generasi muda agar berwatak dan berbudi pekerti
luhur, serta mampu mengembangkan kepribadian, potensi dan jati
dirinya, sebagai tunas bangsa yang masih dalam masa transisi,
sehingga pada saatnya nanti dapat mencapai proses kedewasaan
dalam arti sebenarnya.

b. Sebagai organisasi yang berorientasi pada pembinaan watak, Gerakan


Pramuka harus menyesuaikan pola pembinaannya sesuai dengan
perkembangan jaman, yaitu era ilmu pengetahuan dan teknologi yang
serba canggih, sehingga diharapkan mampu menyerap dan mengikuti
perkembangan jiwa maupun sosial peserta didiknya, dan dapat
mencapai tujuan Gerakan Pramuka dengan mewujudkan kegiatan
menarik yang mengandung pendidikan, sesuai dengan harapan
masyarakat dan keinginan pemerintah, termasuk memantapkan materi
Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN) dalam kegiatan Gerakan
Pramuka.

c. Di dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 1982 pasal 19 disebutkan


bahwa Pendidikan Pendahuluan Bela Negara diselenggarakan guna
memasyarakatkan upaya bela negara, serta menegakkan hak dan
kewajiban warga negara dalam upaya bela negara. Hal ini apabila kita
kaji mempunyai hubungan yang erat dengan kegiatan Gerakan
Pramuka. Pendidikan Pendahuluan Bela Negara tahap awal
dilaksanakan pada pendidikan sekolah tingkat dasar dan menengah
serta dalam Gerakan Pramuka. Pada hakikatnya Gerakan Pramuka itu
sendiri sudah memberikan dasar-dasar Pendidikan Pendahuluan Bela
Negara tersebut, namun demikian disadari perlunya upaya yang lebih
sistematis, efisien dan efektif.

2. Maksud dan tujuan

a. Pedoman Pelaksanaan ini dimaksudkan untuk dijadikan pedoman


dalam pelaksanaan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara di
lingkungan Gerakan Pramuka.

b. Tujuan diterbitkannya pedoman pelaksanaan agar ada kesamaan


persepsi, visi dan tindakan dalam mencapai sasaran dan tujuan
Pendidikan Pendahuluan Bela Negara.
2

3. Dasar

a. UUD 1945 pasal 30 ayat (1)


b. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan-
ketentuan Pokok Pertahanan dan Keamanan Negara Republik
Indonesia serta Undang-undang RI Nomor 1 Tahun 1988 tentang
Perubahan atas Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 1982.
c. Keputusan Presiden RI Nomor 238 Tahun 1961 tentang Gerakan
Pramuka junto Keputusan Presiden Nomor 57 Tahun 1989 tentang
Anggaran Dasar Gerakan Pramuka.
d. Keputusan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 103
Tahun 1983, tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
e. Keputusan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 63 Tahun
1979, tentang Pola Umum Gerakan Pramuka.
f. Keputusan Bersama antara Ka Kwarnas dengan Menhankam RI Nomor
153 Tahun 1986 dan Nomor Kep/12/IX/1986, tentang upaya
peningkatan PPBN di lingkungan Gerakan Pramuka.
g. Pedoman Bersama antara Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan
Ditjen Persmanvet Dephankam Nomor 045 Tahun 1988 dan
006/III/1988, tentang Pokok-pokok Pelaksanaan Kesepakatan antara
Ka Kwarnas Gerakan Pramuka dan Menhankam RI.
h. Buku Panduan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara dalam Gerakan
Pramuka, yang dikeluarkan oleh Ditjen Persmanvet, Departemen
Hankam.

4. Ruang lingkup dan tata Urut

Pedoman pelaksanaan ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan


pelaksanaan PPBN dalam Gerakan Pramuka dan disusun dengan tata urut
sebagai berikut:

a. Pendahuluan
b. Gambaran Umum tentang PPBN dalam Gerakan Pramuka
c. Peranan Gerakan Pramuka dlm Pendidikan Pendahuluan Bela Negara
d. Pokok-pokok pelaksanaan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara
e. Pola Pelaksanaan PPBN
f. Tolok Ukur dan tanda-tanda keberhasilan serta evaluasi PPBN dalam
Gerakan Pramuka
g. Penutup

5. Pengertian

a. Pertahanan Keamanan Negara adalah pertahanan keamanan negara


Republik Indonesia sebagai salah satu fungsi pemerintahan negara,
yang mencakup upaya dalam bidang pertahanan yang ditujukan
terhadap segala ancaman dari luar negeri dan upaya dalam bidang
keamanan yang ditujukan terhadap ancaman dari dalam negeri.
3

b. Bela negara adalah tekad, sikap, dan tindakan warga negara yang
teratur, menyeluruh, terpadu, dan berkelanjutan yang dilandasi oleh
kecintaan pada tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara
Indonesia serta keyakinan akan kesaktian Pancasila sebagai ideologi
negara dan kerelaan untuk berkorban guna meniadakan setiap
ancaman baik dariluar negeri maupun dari dalam negeri yang
membahayakan kemerdekaan dan kedaulatan negara, kesatuan dan
persatuan bangsa,keutuhan wilayah dan yurisdiksi nasional serta
nilai-nilai Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.

c. Upaya bela negara adalah kegiatan yang dilakukan oleh setiap warga
negara sebagai penunaian hak dan kewajiban dalam rangka
penyelenggaraan pertahanan keamanan negara.

d. Pendidikan Pendahuluan Bela Negara disingkat PPBN adalah


pendidikan dasar bela negara guna menumbuhkan kecintaan pada
tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia, keyakinan
akan Kesaktian Pancasila, kerelaan berkorban bagi Negara, serta
memberikan kemampuan awal bela negara.

e. Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia tentang


diri dan lingkungan sesuai dengan Pancasila, Undang-undang Dasar
1945, keadaan geografi negara serta sejarah yang dialaminya. Pada
dasranya Wawasan Nusantara merupakan perwujudan nilai-nilai
Pancasila sebagai kesatuan yang bulat dan utuh di dalam kehidupan
kenegaraan dan kemasyarakatan.

f. Ketahanan Nasional merupakan kondisi dinamis suatu bangsa yang


berisi keuletan dan ketangguhan, yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional di dalam menghadapi dan
mengatasi segala ancaman, baik dari luar negeri maupun dari dalam
negeri dalam bentuk apapun, yang langsung maupun tidak langsung
membahayakan identitas, keutuhan, kelangsungan hidup bangsa dan
negara serta mencapai tujuan perjuangan nasionalnya.

g. Gerakan Pramuka adalah nama satu-satunya organisasi kepanduan


nasional Indonesia, yang merupakan wadah dan boleh menyeleng-
garakan pendidikan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia dengan
menggunakan Prinsip Dasar Metodik Pendidikan Kepramukaan.

h. Pramuka adalah sebutan bagi peserta didik dalam Gerakan Pramuka,


yaitu anggota Gerakan Pramuka berusia antara 7 sampai dengan 25
tahun dan berkedudukan sebagai:

1) Pramuka Siaga (usia 7-10 tahun) disingkat S


2) Pramuka Penggalang (usia 11-15 tahun) disingkat G
3) Pramuka Penegak (usia 16-20 tahun) disingkat T
4) Pramuka Pandega (usia 21-25 tahun) disingkat D
4

i. Pembina Pramuka adalah sebutan bagi anggota dewasa Gerakan


Pramuka, yaitu tugasnya membina secara langsung para Pramuka S,
G, T, dan D di satuan Pramuka masing-masing yang ada di Gugus
depan.

j. Pembina Pramuka Mahir adalah sebutan bagi Pembina Pramuka


yang telah selesai kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar dan
Lanjutan serta masa pengembangannya, sehingga dinilai oleh para
Pelatih dia cukup cakap untuk membina Satuan Pramuka S, G, T, D.

k. Pelatih Pembina Pramuka yang disebut secara singkat Pelatih,


adalah sebutan bagi anggota dewasa Gerakan Pramuka yang sudah
menjadi Pembina Pramuka Mahir (golongan S, G, T, D) yang telah
selesai mengikuti Kursus Pelatih Pembina Pramuka tingkat Dasar
dan/atau tingkat Lanjutan, dan diangkat oleh Kwartir Cabangnya
untuk melaksanakan pendidikan dan latihan bagi anggota dewasa
Gerakan Pramuka atau orang dewasa lainnya. Tugas Pelatih ini adalah
melatih anggota dewasa Gerakan Pramuka agar dapat meningkatkan
jumlah dan mutu Pembina Pramuka serta anggota dewasa lainnya.

l. Instruktur adalah sebutan bagi anggota dewasa Gerakan Pramuka


atau Pramuka Penegak/Pandega, atau orang dari luar Gerakan
Pramuka, yang karena kecakapan atau kemampuannya diminta untuk
memberi latihan keterampilan tertentu, misalnya instruktur
perkemahan, tali temali, peta dan kompas, gladi tangguh dan halang
rintang, dan lain-lain kepada para Pramuka S, G, T, dan D guna
mencapai syarat kecakapan Pramuka

BAB II
GAMBARAN UMUM PPBN DAN GERAKAN PRAMUKA

Upaya Bela Negara merupakan kewajiban setiap warga negara untuk dapat
mempertahankan keutuhan Negara Republik Indonesia dalam segala aspek
kehidupan.

6. Gambaran Umum PPBN

a. Kedudukan PPBN

1) Sesuai dengan Ketetapan MPR No. 11/MPR/1988, tentang Garis-


garis Besar Haluan Negara pada Bidang Hankam angka 6 dan 8,
dan Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 1982 tentang ketentuan
Pokok Pertahanan Keamanan Negara RI, ditetapkan bahwa hak
dan kewajiban warga negara yang diwujudkan dengan keikut
sertaan dalam upaya Bela Negara diselenggarakan antara lain
melalui Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN) sebagai
bagian tak terpisah dalam Sistem Pendidikan Nasional.
5

Sebagai bagian tak terpisah dalam Sistem Pendidikan Nasional,


maka penyelenggaraan PPBN harus tunduk pada UU No. 2 Tahun
1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang pelaksanaannya
melalui pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah.

2) Dengan demikian maka PPBN dalam Gerakan Pramuka adalah


salah satu pelaksanaan PPBN di lingkungan Pendidikan Luar
Sekolah.

b. Tujuan PPBN

Tujuan PPBN adalah mewujudkan warga negara Indonesia yang


memiliki tekad, sikap dan tindakan yang teratur, menyeluruh, terpadu
dan berlanjut guna meniadakan setiap ancaman baik dari dalam
maupun dari luar negeri yang membahayakan kemerdekaan dan
kedaulatan negara, kesatuan dan persatuan bangsa, keutuhan wilayah
dan yuridis nasional serta nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.

c. Sasaran PPBN

Sasaran Pendidikan Pendahuluan Bela Negara adalah terwujudnya


warga negara Indonesia yang mengerti, menghayati dan sadar serta
yakin untuk menunaikan kewajibannya dalam upaya bela negara,
dengan ciri-ciri:

1) Cinta tanah air

Yaitu mengenal mencintai wilayah nasionalnya sehingga waspada


dan siap membela tanah air Indonesia terhadap segala bentuk
ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan yang dapat
membahayakan kelangsungan hidup bangsa dan negara oleh
siapapun dan dari manapun.

2) Sadar berbangsa Indonesia

Yaitu selalu membina kerukunan, persatuan, dan kesatuan di


lingkungan keluarga, pemukiman, pendidikan, dan pekerjaan
serta mencintai budaya bangsa dan selalu mengutamakan
kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi, keluarga, dan
golongan.

3) Sadar bernegara Indonesia

Yaitu sadar bertanah air, bernegara dan berbahasa satu yaitu


Indonesia, mengakui dan menghormati bendera Merah Putih, Lagu
Kebangsaan Indonesia Raya, Lambang Negara Garuda Pancasila
dan Kepala Negara serta mentaati seluruh peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
6

4) Yakin akan kesaktian Pancasila sebagai ideologi Negara

Yaitu yakin akan kebenaran Pancasila sebagai satu - satunya


falsafah dan ideologi bangsa dan negara yang telah terbukti
kesaktiannya dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan
bernegara, guna tercapainya tujuan nasional.

5) Rela berkorban untuk bangsa dan negara

Yaitu rela mengorbankan waktu, tenaga, pikiran dan harta baik


benda maupun dana untuk kepentingan umum, sehingga pada
saatnya siap mengorbankan jiwa raga bagi kepentingan bangsa
dan negara.

6) Memiliki kemampuan awal bela Negara

a) Diutamakan secara psikis (mental) memiliki sifat-sifat disiplin,


ulet, kerja keras, mentaati segala peraturan perundang-
undangan yang berlaku, percaya akan kemampuan sendiri,
tahan uji, pantang menyerah dalam menghadapi kesulitan
untuk mencapai tujuan nasional.

b) Secara fisik (jasmaniah) sangat diharapkan memiliki kondisi


kesehatan dan keterampilan jasmani yang tidak bersifat
latihan kemiliteran, yang dapat mendukung kemampuan awal
bela negara yang bersifat psikis.

6. Gambaran Umum Gerakan Pramuka

a. Tugas Gerakan Pramuka

Keputusan Presiden RI Nomor 238 Tahun 1961 antara lain


menyatakan bahwa Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya badan
yang ditugaskan Pemerintah RI untuk melaksanakan pendidikan
kepanduan bagi anak-anak dan pemuda, dengan menggunakan Prinsip
Dasar Metodik Pendidikan Kepramukaan.

b. Gerakan Pramuka sebagai sub sistem Pendidikan Nasional

Gerakan Pramuka sebagai lembaga pendidikan di luar sekolah


menangani pendidikan yang menitik beratkan pada pembentukan
kepribadian dan watak, serta pembentukan kader bangsa yang mampu
melaksanakan pembangunan yang berjiwa Pancasila, merupakan sub
sistem dari pendidikan nasional, yang diatur dengan Undang-undang
Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
7

c. Tujuan Gerakan Pramuka

Gerakan Pramuka bertujuan mendidik anak - anak dan pemuda


Indonesia dengan prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan,
yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan, dan
perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia agar :

1) menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur serta :


a) tinggi moral, kuat mental, beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa;
b) tinggi kecerdasan dan mutu keterampilan;
c) kuat dan sehat fisiknya;
2) menjadi warga negara Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan
patuh kepada NKRI, sehingga menjadi anggota masyarakat yang
baik dan berguna, yang sanggup dan mampu menyelenggarakan
pembangunan bangsa dan negara.
Tujuan tersebut merupakan cita-cita Gerakan Pramuka, karena itu
kegiatan yang dilakukan oleh semua unsur dalam Gerakan Pramuka
harus mengarah pada pencapaian tujuan tersebut.

d. Kegiatan Gerakan Pramuka

Usaha untuk mencapai tujuan tersebut melalui penyelenggaraan


kegiatan pada :
1) Gugus depan Pramuka
2) Satuan Karya Pramuka (Saka) yang saat ini terdiri atas:
a) Saka Bahari
b) Saka Bakti Husada
c) Saka Bhayangkara
d) Saka Dirgantara
e) Saka Kencana (Keluarga Berencana)
f) Saka Taruna Bumi
g) Saka Wanabakti
3) Setiap jajaran kwartir

e. Dalam kegiatan Gerakan Pramuka digunakan :

1) Kiasan Dasar Gerakan Pramuka yang diambil dari tahapan sejarah


Perjuangan Kemerdekaan Bangsa dan Negara Indonesia
2) Prinsip Dasar Metodik Pendidikan Kepramukaan yang salah satu
unsurnya adalah digunakannya Kode Kehormatan Pramuka yaitu
Satya dan Darma Pramuka, atau janji dan ketentuan moral.

8. Kesesuaian antara Gerakan Pramuka dan PPBN

a. Gerakan Pramuka dan PPBN keduanya merupakan produk peraturan


perundang-undangan

b. Kegiatan Gerakan Pramuka selaras dan senada dengan PPBN, sehingga


semua kegiatan Gerakan Pramuka dapat dimanfaatkan untuk
pelaksanaan PPBN.
8

BAB III
PERAN GERAKAN PRAMUKA DALAM
PENDIDIKAN PENDAHULUAN BELA NEGARA

9. Fungsi Gerakan Pramuka

Fungsi Gerakan Pramuka adalah:

a. Kegiatan menarik bagi anak atau pemuda

Kegiatan menarik dimaksudkan permainan yang menyenangkan dan


mengandung pendidikan, yaitu permainan yang mempunyai tujuan
dan aturan permainan, jadi bukan hanya sekedar main-main, yang
bersifat hiburan saja, tanpa aturan dan tujuan, dan tidak bernilai
pendidikan.

b. Pengabdian bagi orang dewasa

Bagi orang dewasa kepramukaan bukan lagi permainan tetapi suatu


tugas yang memerlukan keikhlasan, kerelaan dan pengabdian. Orang
dewasa mempunyai kewajiban untuk secara sukarela membaktikan
dirinya demi suksesnya pencapaian tujuan organisasinya.

c. Alat bagi masyarakat dan organisasi

Kepramukaan merupakan alat bagi masyarakat untuk memenuhi


kebutuhan masyarakat setempat, dan juga alat bagi organisasi untuk
mencapai tujuan organisasinya.
Jadi kegiatan kepramukaan yang diberikan sebagai latihan berkala
dalam satuan pramuka itu sekedar alat saja, dan bukan tujuan
pendidikannya.

10. Peranan Gerakan Pramuka

Adapun peran Gerakan Pramuka adalah adalah sebagai wadah untuk


mendidik dan membina anak dan pemuda Indonesia dengan tujuan agar
mereka menjadi manusia yang berkepribadian, berwatak, dan berbudi
pekerti luhur dan berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara
Indonesia, serta sanggup dan mampu melaksanakan pembangunan bangsa
dan negara.
Peranan Gerakan Pramuka dalam Pendidikan Bela Negara adalah :

a. Meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa

1) Meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang


Maha Esa, menurut agama dan kepercayaan masing-masing
2) Memupuk kerukunan hidup antar umat seagama dan antara
pemeluk agama yang satu dengan pemeluk agama lain.
9

b. Menumbuh kembangkan rasa cinta tanah air dengan cara :

1) Memupuk dan mengembangkan rasa cinta dan setia kepada tanah


air dan bangsa
2) Menumbuhkan dan mengembangkan pada para anggota rasa
percaya diri pada diri sendiri, sikap dan perilaku yang inovatif dan
kreatif, rasa tanggung jawab dan disiplin.
3) Menumbuhkembangkan rasa memiliki dan mencintai produksi
dalam negeri.

c. Menumbuh kembangkan sadar berbangsa dan bernegara dengan cara :

1) Menyadari bahwa rasa persatuan dan kesatuan bangsa dan


Negara Indonesia mutlak adanya sehubungan dengan kondisi
negara dan bangsa Indonesia yang majemuk dalam berbagai
dimensi.
2) Mentaati segala peraturan yang berlaku
3) Memupuk dan mengembangkan rasa kesadaran dan kesetia
kawanan sosial untuk menumbuhkan sikap gotong royong,
senasib sepenanggungan dan suka menolong sesama.

d. Menumbuh kembangkan keyakinan akan kesaktian Pancasila dengan


cara antara lain :

1) Menumbuhkan keyakinan akan kesaktian Pancasila sebagai satu-


satunya falsafah dan ideologi bangsa dan negara, yang telah
terbukti kesaktiannya dalam penyelenggaraan kehidupan
berbangsa dan bernegara guna tercapainya tujuan nasional.
2) Memantapkan jiwa Pancasila dan mempertebal kesadaran sebagai
warga negara yang bertanggung jawab terhadap kehidupan dan
masa depan bangsa dan negara.

e. Menumbuh kembangkan rela berkorban untuk negara dan bangsa


dengan cara :

1) Melatih panca indera dan pendidikan jasmani, mengolah pikiran,


hasta karya serta menyediakan sarana dan prasarana, untuk
mempelajari bermacam keterampilan dan kejujuran dalam rangka
membina dan mengembangkan kader pembangunan yang sehat,
cakap, cerdas, dan terampil.
2) Mendahulukan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi
/golongan merupakan tindakan yang harus dimiliki oleh setiap
warga negara dalam sikap hidupnya.

f. Memberikan kemampuan awal bela negara antara lain dengan cara :

1) Menanamkan sifat disiplin, ulet, kerja keras, mentaati segala


peraturan perundang-undangan yang berlaku, percaya
kemampuan sendiri, tahan uji dan pantang menyerah dalam
menghadapi kesulitan untuk mencapai tujuan nasional.
10

2) Secara fisik (jasmani) memiliki kondisi kesehatan dan kemampuan


keterampilan jasmani yang tidak bersifat latihan kemiliteran yang
dapat mendukung kemampuan awal bela negara yang bersifat
psikis.

Jelaslah bahwa Gerakan Pramuka harus berperan aktif dalam PPBN,


dengan dijiwai semangat Kebangkitan Nasional, berusaha menjadi anggota
Gerakan Pramuka sebagai motivator, inovator, penyuluh, memberi contoh
dan penggerak masyarakat di bidang PPBN.

11. Peran sebagai Motivator

Peran anggota Gerakan Pramuka sebagai motivator adalah :

a. Mendorong untuk mencintai tanah airnya, misalnya dengan mengajak


para Pramuka melihat keindahan alam, air terjun, pantai laut,
memperhatikan berbagai tanaman dan hewan yang hidup di alam
sekitarnya, menganalisa berita atau isi majalah tentang keadaan
masyarakat dan perkembangan bangsa.

b. Mendorong kesadaran berbangsa dan bernegara, misalnya dengan


mempelajari struktur pemerintah, mengetahui nama dan alamat
pejabat pemerintah di wilayahnya, nama-nama menteri kabinet
pembangunan, mengenal pahlawan nasional, mengikuti lomba
kesenian dan kesusasteraan Indonesia, belajar berpidato atau
mengarang dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan
benar atau dengan menggunakan bahasa daerahnya, menyanyikan
lagu-lagu perjuangan, lagu-lagu nasional dan daerah, mempelajari
tarian atau kesenian daerahnya/nasional dan sebagainya.

c. Mendorong untuk yakin atas kesaktian Pancasila, misalnya dengan


mempelajari butir-butir Pancasila, dengan penghayatan dan
pengalamannya, sejarah lahirnya Pancasila, peristiwa-peristiwa
nasional yang mengarah pada rongrongan terhadap Pancasila dari
berbagai segi dan lain-lain.

d. Mendorong untuk rela berkorban demi bangsa dan negara, dengan


melakukan kegiatan sosial, kegiatan bakti masyarakat, melaksanakan
pembangunan fisik dan non fisik di sekitar tempat tinggalnya.
Melakukan kegiatan kebersihan lingkungan yang mengarah pada
kerelaan mengorbankan waktu, tenaga, pikiran dan harta benda
miliknya untuk kepentingan umum sehingga pada saatnya kelak siap
pula mengorbankan jiwa raganya bagi kepentingan bangsa dan negara.

e. Mendorong untuk memiliki kemampuan awal bela negara, secara


psikis dengan memberikan banyak latihan untuk membina
kedisiplinan, keuletan, kesediaan bekerja keras, mentaati perundang-
undangan yang berlaku, membina rasa percaya pada diri sendiri,
tahan uji, pantang menyerah, berani menghadapi kesulitan.
11

Secara fisik/jasmaniahdilakukan dengan memberikan latihan untuk


membina kondisi jasmani yang sehat, tangkas dan terampil, misalnya
dengan latihan olah raga, pencak silat, halang rintang, latihan tali
temali, panjat tebing, peluncuran, dan lain-lain.

12. Peran sebagai Inovator

Peran anggota Gerakan Pramuka sebagai inovator antara lain melalui


kegiatan yang menggugah para anggota Gerakan Pramuka untuk berkreasi,
menciptakan sesuatu atau menampilkan gagasan-gagasannya yang baru
dalam berbagai hal.
Kegiatan itu antara lain lomba melukis, mengarang puisi/prosa, mencipta
lagu dan tarian, membuat desain perangko/hiasan dinding/motif batik,
membuat permainan yang berkaitan dengan Pancasila/kesadaran
berbangsa dan bernegara, wawasan nusantara, membuat berbagai macam
hasta karya/seni ukir atau patung dari kayu, bambu, tempurung, dan
tulang, serta lomba kaligrafi, dan lain-lain.
Tegasnya anggota Gerakan Pramuka diharapkan dapat menjadi
pembaharu, penemu gagasan baru, dalam menanamkan rasa cinta tanah
air, kesadaran berbangsa dan bernegara, keyakinan akan kesaktian
Pancasila, kerelaan berkorban demi bangsa dan negara, serta kemampuan
awal bela negara.

13. Peran sebagai Penyuluh

Anggota Gerakan Pramuka diharapkan dapat menjadi penyuluh, baik bagi


anggota Gerakan Pramuka lainnya, maupun bagi anggota masyarakat
sekitarnya.
Peran sebagai penyuluh ini tidak harus dilaksanakan secara formal, artinya
mengadakan penyuluhan, namun dapat dilaksanakan pula dengan
berbincang-bincang dengan teman-teman, sanak keluarga, handai taulan,
dengan menulis di surat kabar, majalah, buletin, dan lain-lainnya. Bahan
penyuluhannya diambilkan baik dari materi PPBN tahap awal maupun
tahap lanjutan (kewiraan) yang penyajiannya disesuaikan dengan
kemampuan dan pengetahuan penerimanya. Materi tersebut juga
disesuaikan dengan situasi dan kondisi pada saat itu, misalnya menjelang
peringatan hari Proklamasi disampaikan materi yang berkaitan dengan
pengibaran Sang Merah Putih, kegiatan peringatan hari Proklamasi itu
sendiri, seperti lomba olah raga, pentas seni budaya, lomba deklamasi atau
baca puisi, dan sebagainya.
Dalam rangka Hari Pendidikan, dibuatkan acara yang berkaitan dengan
pendidikan, seperti lomba membaca, menulis, menyanyi dan sebagainya.
Peringatan Hari Pancasila, diadakan lomba mengarang tentang
pelaksanaan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, pada peringatan Hari
Lingkungan Hidup dibuatkan acara penghijauan, atau penanaman pohon
perindang jalan, pembuatan warung hidup dan apotik hidup, dan lain-lain.
Dengan banyaknya kegiatan yang dilakukan Gerakan Pramuka, banyak
kesempatan yang digunakan untuk memberikan penyuluhan, baik secara
langsung atau secara tidak langsung.
12

Secara langsung artinya secara tegas menyampaikan materi PPBN kepada


orang lain, sedang secara tidak langsung artinya para anggota Gerakan
Pramuka menyampaikan pelaksanaan materi PPBN yang praktis
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.

14. Peran sebagai Pemberi Contoh

Masyarakat mengenal para anggota Gerakan Pramuka yang tinggal di


wilayahnya. Mereka tidak hanya kenal namanya, tetapi juga mengenal
kehidupan sehari-hari. Oleh kerena para anggota Gerakan Pramuka secara
langsung atau tidak langsung sudah mendapatkan pembinaan mengenai
pengalaman materi PPBN dalam kehidupan sehari-hari, termasuk
pengamalan Pancasila, Satya dan Darma Pramuka, maka diharapkan
semua anggota Gerakan Pramuka dapat memberikan contoh teladan
pelaksanaan kehidupan warga negara yang berjiwa Pancasila, warga negara
yang setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia, warga negara yang
taat pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, warga negara
yang bersedia berkorban untuk kepentingan masyarakat, bangsa dan
negara.
Para Pramuka kita dapat menjadi contoh sebagai pelajar atau mahasiswa
yang rajin dan tekun belajar, para Pembina Pramuka dapat
memperlihatkan sifat jujur dan disiplinnya, para anggota dewasa Gerakan
Pramuka lainnya dapat memberi contoh bagi rekan-rekannya sebagai
karyawan atau pimpinan yang bertanggung jawab, disiplin, dan bekerja
dengan rasa penuh tanggung jawab dan kesadaran untuk membangun
bangsa dan negara.

15. Peran sebagai Penggerak Masyarakat

Anggota Gerakan Pramuka hendaknya menyadari bahwa dirinya


mempunyai kewajiban menjadi penggerak untuk melaksanakan PPBN:

a. Penggerak masyarakat untuk mencintai tanah airnya, dengan


mengadakan berbagai kegiatan seperti kegiatan untuk ikut
melestarikan alam Indonesia, menjadi hutan dan lingkungannya,
memanfaatkan alam untuk kesejahteraan hidupnya, tanpa merusak
dan mengotorinya dengan limbah yang merusak alam.

b. Penggerak masyarakat untuk memiliki kesadaran berbangsa dan


bernegara dengan mengajak masyarakat mentaati peraturan perudang-
undangan yang berlaku, dengan mendukung usaha Pemerintah dalam
berbagai bidang, seperti Keluarga Berencana, Swa Sembada Pangan,
memasyarakatkan keaneka ragaman makanan pokok, membantu
pelaksanaan pemberantasan buta aksara, angka dan bahasa,
mensukseskan Pemilu, dan berbagai kegiatan lainnya.

c. Penggerak masyarakat untuk meyakini akan kesaktian Pancasila


dengan menggalakkan permainan simulasi P-4, menggairahkan
kegiatan agama dan kegiatan remaja masjid atau gereja dan tempat
ibadah lainnya, membantu badan sosial, panti asuhan, panti jompo,
dan lain-lainnya.
13

d. Penggerak masyarakat untuk rela berkorban demi bangsa dan negara


dengan mengadakan berbagai kegiatan bakti sosial, bakti masyarakat.
Menggalakkan kegiatan perkemahan Wirakarya atau perkemahan bakti
Pramuka, dan sebagainya.

e. Penggerak masyarakat untuk memiliki kemampuan awal bela negara,


dengan membawa masyarakat memiliki sikap disiplin, tertib waktu,
memiliki kesadaran untuk menjaga ketertiban dan keamanan
masyarakat, peka terhadap keadaan dan perubahan di lingkungannya.
Menggerakkan masyarakat untuk meningkatkan kegemaran berolah
raga, meningkatkan keterampilan berwiraswasta dan membuka
lapangan kerja, pada prinsipnya anggota Gerakan Pramuka harus
menjadi dinamisator masyarakat, untuk memajukan masyarakat dan
mencerdaskan kehidupan masyarakat.

BAB IV
POKOK-POKOK PELAKSANAAN
PENDIDIKAN PENDAHULUAN BELA NEGARA
DALAM GERAKAN PRAMUKA

16. Umum

Pada dasarnya materi PPBN sudah termasuk ke dalam materi pendidikan


kepramukaan, hanya intensitasnya berbeda, sehingga dengan demikian
PPBN disampaikan terintegrasi dengan materi pendidikan kepramukaan,
dan mengupayakan agar pendidikan kepramukaan tersebut dilaksanakan
dengan lebih intensif, sehingga para Pramuka menyadari bahwa kegiatan
yang diberikan kepada para Pramuka tersebut sebenarnya adalah PPBN.
Dengan demikian maka tujuan dan sasaran PPBN dapat tercapai.

17. Pengembangan kepramukaan

Dalam upaya mencapai tujuannya Gerakan Pramuka melaksanakan


kegiatan yang intensif dalam rangka pembinaan pribadi, yang dititik
beratkan pada pembinaan watak, untuk memupuk dan mengembangkan :

a. ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa;


b. rasa persahabatan/persaudaraan dan jiwa sosial, baik antar anggota
Gerakan Pramuka sendiri, maupun dengan anggota masyarakat, dan
ikut serta mewujudkan Ketahanan Nasional dan perdamaian dunia;
c. rasa cinta dan kesediaan untuk memelihara lingungan hidup, serta
melestarikannya dalam upaya menumbuhkan rasa cinta pada tanah
air;
d. persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, serta kesadaran berbangsa
dan bernegara;
e. pengetahuan dan keterampilan anggota Gerakan Pramuka, untuk
menumbuhkan rasa percaya diri sendiri dan kemampuan untuk
berdiri di atas kaki sendiri, dengan mengembangkan sifat ulet, tahan
uji, dan pantang menyerah;
14

f. keprasahajaan hidup dan swadaya (hidup mandiri);


g. rasa kesetiakawanan yang mencerminkan atas musyawarah dan
mufakat;
h. kerelaan berkorban untuk kepentingan lingkungan masyarakat,
bangsa, dan negara;
i. jiwa kepemimpinan yang bertanggung jawab pada diri sendiri,
keluarga, masyarakat, bangsa dan negara serta Tuhan Yang Maha Esa.

18. Peningkatan PPBN

a. Seperti tersebut di atas, peningkatan PPBN di dalam Gerakan Pramuka


tidaklah menambah materi dan beban bagi Gerakan Pramuka, tetapi
cukup dengan meningkatkan kegiatan/latihan dalam Gerakan
Pramuka, yang meliputi pematangan perencanaan dan pemantapan
pelaksanaan sehingga tercapai tujuan PPBN, yaitu memasyarakatkan
upaya bela negara melalui kesadaran atas hak dan kewajiban warga
negara dalam bela negara.

b. Pemantapan PPBN dalam Gerakan Pramuka mengarah pada


peningkatan daya tahan masyarakat dan Ketahanan Nasional yang
mempunyai sasaran :

1) meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai


dengan agama masing-masing, memelihara kerukunan hidup
intern umat beragama, antara umat beragama, dan antara umat
beragama dengan pemerintah;
2) meningkatkan rasa persahabatan dan persaudaraan, serta jiwa
sosial dalam rangka membangun persatuan dan kesatuan bangsa
serta perdamaian dunia;
3) menumbuhkan kecintaan pada tanah air, kesadaran berbangsa
dan bernegara, disertai kesanggupan dan kemampuan untuk
melaksanakan pembangunan nasional, baik di bidang
kesejahteraan maupun di bidang pertahanan dan keamanan;
4) menumbuhkan keyakinan akan kesaktian Panscasila sebagai
ideologi, falsafah hidup bangsa dan dasar negara, disertai
pengamalan Pancasila dalam kehiduoan sehari-hari.
5) menumbuhkan kerelaan berkorban untuk bangsa dan negara,
disertai kesadaran untuk mendahulukan kepentingan umum dari
pada kepentingan pribadi atau golongan;
6) memberikan kemampuan awal bela negara yaitu tertanamnya
motivasi yang kuat untuk pembelaan negara yang didasari
keyakinan kekuatan sendiri, tanggap menghadapi berbagai situasi,
yakin akan dapat mencapai tujuan/kemenangan dan pantang
menyerah dalam mengatasi tantangan serta memiliki badan yang
sehat, tangkas dan terampil.

c. Para Pembina Pramuka dan anggota dewasa lainnya mempunyai


kewajiban untuk memberi motivasi PPBN pada kegiatan Gerakan
Pramuka.
15

19. Materi PPBN dalam Gerakan Pramuka

a. Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa

Materi yang berkaitan dengan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha


Esa, diambil dari ajaran agama masing-masing anggota Gerakan
Pramuka, yang diharapkan dapat menimbulkan kesadaran untuk
menjalankan perintah Tuhan dan menjauhi laranganNya sesuai ajaran
agama masing-masing.

1) Materi yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan Tuhan.

a) Penanaman keyakinan akan adanya Tuhan, ke-Esa-anNya,


kekuasaanNya, dan sifat-sifat Tuhan lainnya.

- Penjelasan tentang ajaran agama yang berkaitan dengan


hal tersebut.
- Menunjukkan bukti-bukti yang ada di alam raya ini, seperti
adanya bumi dan benda langit, adanya keindahan alam,
adanya keaneka ragaman makhluk Tuhan (manusia,
tumbuhan, hewan) dari yang besar ujudnya sampai bakteri
yang sekecil-kecilnya, dan sebagainya.
b) Penanaman akan kewajiban terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
misalnya:
- Kewajiban melakukan sembahyang, kebaktian, dan lain-
lainnya sesuai dengan ajaran agamanya.
- Kewajiban berpuasa, membayar zakat, dan kewajiban
lainnya.
- Kewajiban untuk mensyukuri kenikmatan yang telah
diberikan oleh Tuhan Yang Esa, dengan memanfaatkan,
memelihara, dan melestarikan kenikmatan yang
diperolehnya.
c) dan berbagai hal lainnya

2) Materi yang berkaitan dengan hubungan antar manusia

a) Penjelasan tentang ajaran agama yang berhubungan dengan


saling menghargai, saling menyayangi, saling tolong menolong
antar sesama manusia, dan menjauhi perbuatan yang
merusak hubungan antar manusia.
b) Penanaman kesadaran akan pentingnya menghormati orang
yang lebih tua usianya, pimpinan, guru, dan lain-lain dan
menghargai orang lain yang membantu atau ada di bawah
pimpinannya.
c) Memelihara hubungan baik antara anggota keluarga,
tetangga, masyarakat di sekitarnya, intern umat beragama,
antar umat beragama, dan antar umat beragama dengan
pemerintah.
d) dan berbagai hal lainnya.
16

3) Materi yang berkaitan dengan alam sekitarnya

a) Penjelasan tentang ajaran agama yang berhubungan dengan


tersedianya alam luas dengan segala isinya, yang kesemuanya
dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk kepentingan
hidupnya.
b) Pemanfaatan dan pemeliharaan alam sekitarnya, agar dapat
lestari digunakan manusia untuk hidupnya, dengan contoh-
contoh seperti :
(1) penggunaan bintang, bulan, matahari untuk petunjuk
arah mata angin
(2) pemanfaatan tumbuhan tertentu untuk obat.

b. Kecintaan kepada tanah air

1) Materi yang berkaitan dengan pengetahuan, seperti :

a) Wawasan Nusantara
Kesadaran akan luasnya tanah air Indonesia, dengan
banyaknya pulau, keaneka ragaman suku bangsa, bahasa,
agama, dan budayanya, tetapi kesemuanya merupakan satu
kesatuan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya,
pertahanan dan keamanan secara utuh.

b) Kesadaran akan keindahan dan kekayaan alam Indonesia


Hal ini dapat dilakukan dengan melihat keindahan alam di
pantai, di gunung, dan di obyek wisata alam lainnya,
meninjau perusahaan-perusahaan yang mengolah kekayaan
alam Indonesia, seperti pembakaran batu kapur,
penambangan timah, perusahaan minyak bumi, perusahaan
batu bata (bata merah), marmer, kayu lapis, karet,
perkebunan, perikanan, dan sebagainya.

c) Sejarah dan budaya bangsa Indonesia


Pemahaman akan kejayaan dan tingginya budaya bangsa
Indonesia dapat dilakukan antara lain dengan :
- meninjau obyek-obyek bersejarah, seperti museum, candi,
makam raja/tokoh bangsa, dan sebagainya;
- mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan sejarah
kejayaan dan perjuangan bangsa Indonesia di masa
lampau, biografi para pahlawan bangsa;
- mempelajari ceritera-ceritera rakyat, lagu, tarian yang
khas daerahnya, yang dapat membangkitkan kesadaran
akan tingginya budaya bangsa;
- mempelajari sejarah wilayah/kota tempat tinggalnya, dan
sebagainya.
17

2) Materi yang berkaitran dengan keterampilan


a) Kesenian
Bangsa Indonesia memiliki berbagai hal yang berkaitan
dengan kesenian Indonesia, yang dapat diajarkan dan
dilatihkan kepada para Pramuka, seperti :
- Seni tari (setiap daerah memiliki seni tarinya sendiri).
- Nyanyian, yang setiap daerah memiliki lagu-lagu khas
daerahnya, termasuk paduan suara, dan lain-lain.
- Seni musik, yang di Indonesia terdapat berbagai macam
keterampilannya, seperti angklun, seruling bambu,
gamelan, kulintang, terompet bambu, alat musik kerang,
dan lain-lainnya.
- Seni pahat, ukir dan patung dari kayu, tempurung,
tulang, dan lain-lain.
- Seni lukis dengan pensil, cat air, mozaik, dengan barang
tempelan. Dengan barang bekas, dan lain-lain.
b) Seni Beladiri
Banyak daerah memiliki keterampilan seni bela diri antara
lain pencak silat, yang dapat dipelajari dalam rangka
pelestarian budaya.
c) Penggunaan bahasa
Indonesia memiliki beratus-ratus bahasa daerah, satu bahasa
nasional Indonesia yang menjadi kebanggaan nasional kita.
Karena itu dapat dilatihkan:
- Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar
- Melalui latihan berbicara atau berpidato, menulis
karangan prosa atau puisi, membuat berbagai macam
naskah (untuk ceramah, sambutan. Karya ilmiah, dan
lain-lain)
- Membuat naskah ceritera atau berceritera tentang
pengalaman, pengetahuan, dan sesuatu yang
diketahuinya.
d) Pembuatan hasta karya
Berbagai macam hasta karya yang dapat dibuat dari bahan
yang ada disekitarnya, seperti kain perca, sabut, tempurung
kelapa, kerang, biji-bijian, kayu, jerami, kulit binatang,
karton, barang bekas, dan lain-lainnya.
e) Permainan tradisisonal
Banyak sekali permainan yang bersifat tradisional di
Indonesia, yang perlu dilatihkan dalam rangka pelestarian
budaya nasional, seperti dakon, macanan (permainan
harimau dan manusia), permainan egrang bambu,
18

gobag sodor, petak umpet (junjang umpet), permainan


melompati empat batang bambu, panjat batang nipah, dan
masih banyak lagi lainnya.

f) Kegiatan bakti

Kegiatan bakti perlu diperbanyak dalam program latihan


kepramukaan, baik berupa :
- Kegiatan bakti masyarakat yang dilakukan oleh para
Pramuka sendiri, maupun
- Kegiatan perkemahan wirakarya yang dilakukan oleh para
Pramuka bersama masyarakat.

Kegiatan bakti itu dapat dilaksanakan sesuai dengan keadaan


dan kepentingan masyarakat setempat, misalnya :
- Pembersihan halaman sekolah, rumah ibadat, lapangan
olah raga, penanaman tanaman hias di tepi jalan.
- Pembersihan saluran air hujan dan kebersihan
lingkungan
- Penghijauan: penanaman tanaman perindang, pohon di
tanah kosong, pohon buah-buahan di halaman rumah.
- Pembuatan warung hidup dan apotik hidup
- Pembangunan tempat ibadat, pasar, terminal, jamban,
tempat mandi-cuci-kakus (mck), jalan, jembatan,
bangunan gedung, dan lain-lain.

g) Kerajinan tangan

Banyak kerajinan tangan dapat dilatihkan kepada para


Pramuka sesuai dengan keadaan dan kebiasaan rakyat
setempat, misalnya:
- Kerajinan menjahit, bordir/sulam, tusuk silang
(kruisstek)
- Bongkar pasang sepeda
- Kerajinan kulit, perak, payung
- Pembuatan barang-barang cenderamata, dan lain-lain

h) Masakan daerah

Berbagai jenis masakan dan penganan (kue) yang khas sesuai


dengan daerahnya, banyak didapat di Indonesia. Hal inipun
perlu dilatihkan dalam rangka pelestarian budaya bangsa.

i) Obat-obatan tradisional

Indonesia sangat kaya dengan tanaman obat-obatan dan oleh


karena itu perlu dipelajari penggunaan tanaman obat,
pembuatan tanaman jamu, dan lain-lain.
19

c. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara

Kesadaran berbangsa dan bernegara dapat ditanamkan melalui


berbagai materi.

1) Materi yang berkaitan dengan pengetahuan :

a) mendalami isi pasal-pasal UUD 45 dengan falsafah yang


terkandung di dalamnya
b) mempelajari isi Garis-garis Besar Haluan Negara dan
kaitannya dengan Pembangunan Jangka Panjang.
c) mendalami :
- Wawasan Nusantara
- Ketahanan Nasional
- Undang-undang RI No. 1 dan No. 2 Tahun 1988 tentang
perubahan atas UU RI No. 20 Tahun 1982 tentang
Ketentuan Pokok Pertahanan dan Keamanan Negara
- Undang-undang RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
d) Kesadaran Hukum
e) Wawasan lingkungan
f) Sejarah perjuangan bangsa dan tokoh-tokoh bangsa yang
terkait, seperti perintis kemerdekaan, pahlawan revolusi, dan
lain-lain.
g) Pengetahuan tentang obat terlarang dan narkotika
h) Memahami sejarah tentang wilayah tempat tinggalnya, daerah
atau kota-kota di sekitarnya.
i) Memahami sejarah, makna dan peraturan/ketentuan tentang
penggunaan Lambang Negara RI (Garuda Pancasila) dan Lagu
Kebangsaan Indonesia Raya

2) Materi yang berkaitan dengan keterampilan

a) Menguasai upacara adat setempat, dan dapat membantu


pelaksanaannya.
b) Dapat menjadi pembawa acara atau pemberi sambutan pada
upacara adat setempat.
c) Dapat mengelola koperasi
d) Dapat membantu pengelolaan organisasi pemuda di
kampung/desanya, seperti kelompok olah raga, kesenian,
remaja masjid/gereja, karang taruna, dan lain-lain.
e) Dapat membantu usaha pemerintah, seperti Klompencapir,
PKK, Posyandu, dan lain-lain.
f) Dapat melaksanakan upacara bendera, peringatan Hari Besar
Nasional, dan Agama
g) Selalu mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan ketaatannya pada ketentuan organisasi atau badan
tempat kerjanya.
h) Gerak jalan napak tilas pejuang
20

i)
Mempraktekkan tata sopan santun pergaulan bangsa
Indonesia.
d. Keyakinan akan kebenaran Pancasila

1) Materi yang berkaitan dengan pengetahuan

a) Memahami butir-butir yang ada dalam Pancasila


b) Memahami pedoman, penghayatan dan pengamalan
Pancasila (P-4) atau Eka Prasetya Panca Karsa
c) Memahami Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa, ideologi
negara dan dasar negara
d) Mengetahui sejarah lahirnya Pancasila, serta usaha-usaha
negatif untuk merubahnya, termasuk pemberontakan G-
30S/PKI dan kemenangan golongan Pancasila.
e) Memahami latar belakang berdirinya Gerakan Pramuka
sebagai kemenangan golongan Pancasila.
f) Memahami keunggulan falsafah Pancasila dibanding dengan
falsafah negara lain.

2) Materi yang berkaitan dengan pembekalan keterampilan

a) Mampu melaksanakan permainan simulasi P-4.


b) Mampu mengamalkan butir-butir Pancasila dalam
kehidupannya sehari-hari.
c) Mampu memimpin sidang, pertemuan atau rapat.
d) Dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan bakti masyarakat,
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, seperti
pemberantasan buta huruf, penerangan tentang kesehatan
dan KB, pembentukan warung hidup dan apotik hidup,
kegiatan PKK, Posyandu, Usaha Peningkatan Gizi Keluarga,
dan kegiatan lain yang mewujudkan peran Gerakan
Pramuka dalam pembangunan nasional.
e) Dapat mengisi kegiatan pada peringatan Hari Kesaktian
Pancasila.

e. Rela berkorban untuk bangsa dan negara

Berbagai materi baik yang bersifat pengetahuan maupun pembekalan


keterampilan yang sudah diuraikan di atas, perlu disajikan oleh para
Pembina Pramuka dan para Pelatih Pembina Pramuka dengan
disertai pemberian motivasi yang jelas dan tegas, latihan yang
berulang-ulang bervariasi dan menarik, sehingga pada akhirnya akan
menimbulkan rasa cinta kepada tanah air Indonesia (jiwa
patriotisme). Apabila cinta tanah air tumbuh dengan subur di dalam
hati sanubari anggota Gerakan Pramuka, maka akan timbul sikap
dan tekad untuk rela berkorban demi bangsa dan negara. Mereka
akan rela mengorbankan tenaga, pikiran, waktu, harta, dan segala
miliknya, bahkan mengorbankan jiwa raganya sekalipun. Kegiatan
praktek yang dapat dilaksanakan antara lain melalui :
21

1) Pertolongan pada kecelakaan atau bencana alam


2) Pengumpulan dana bantuan (bumbung kemanusiaan), bahan
makanan, pakaian, dan sebagainya.
3) Membantu Palang Merah Indonesia, petugas keamanan
ketertiban, panitia bencana alam, atau badan-badan penolong
lainnya

f. Kemampuan awal bela negara

Kemampuan awal bela negara ini secara fisik dilatihkan melalui


berbagai kegiatan, seperti :

1) Berbagai macam kegiatan olah raga termasuk pencak silat


2) Kegiatan halang rintang (obstacle training) dan gladi tangguh
(survival training)
3) Kegiatan latihan indera
a) Latih panca indera: mata, telinga, hidung, lidah dan alat
raba.
b) Latihan bergerak pada siang hari dan malam hari
c) Latihan induksi dan deduksi
d) Latihan penyamaran
4) Kegiatan di perkemahan, seperti :
a) Kegiatan keagamaan, pembinaan mental dan moral
b) Kegiatan ketangkasan dan keterampilan, seperti kegiatan
bongkar pasang tenda, memasak darurat, dan lain-lain.
c) Mempelajari lingkungan hidup, tanaman dan hewan.
d) Mengenal keindahan dan kekayaan alam.
e) Mempelajari kehidupan dan adat istiadat penduduk sekitar,
dan lain-lain.
5) Latihan baris berbaris, senam tongkat
6) Tata upacara dan tata penghormatan Pramuka
7) Kegiatan penjelajahan (wide game) dan pengembaraan (hiking)
8) Latihan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (PPPK)
9) Latihan SAR (mencari dan menyelamatkan)
10) Kegiatan Sistem Keamanan Lingkungan (Siskamling)
11) Kegiatan di air, seperti berenang, mendayung, menggunakan
perahu karet, menyelam, menolong orang tenggelam.
12) Pemadam Kebakaran
13) Mengenal bentuk-bentuk kapal dan pesawat terbang
14) Latihan kecermatan, kecerdasan, dan daya ingatan

20. Pembinaan kepribadian dan watak

Pendidikan pendahuluan bela negara dalam Gerakan Pramuka diarahkan


selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta keterampilan,
lebih diutamakan untuk membentuk sikap dan membina watak, sehingga
dapat mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia yang berjiwa Pancasila.
22

a. Pembentukan sikap lahiriah, yaitu

1) Bentuk tubuh/jasmani yang sehat dan kuat


2) Berpakaian rapih, bersih, tertib, dan sopan
3) Cekatan, tangkas dan terampil

b. Pembentukan sikap batiniah, yaitu

1) Sikap yang mencerminkan pengalaman Pancasila dan manusia


yang religius
2) Sikap yang mewujudkan Satya dan Darma Pramuka
3) Sikap khas bangsa Indonesia yang sopan, ramah, toleransi, saling
menghargai, suka bermusyawarah dan bergotong royong.

c. Pembinaan watak seperti :

1) Ulet, pantang putus asa


2) Cerdas, cermat, dan kreatif
3) Jujur
4) Berani menghadapi masalah dan tantangan
5) dan lain-lain

BAB V
POLA PELAKSANAAN PPBN

21. Umum

Gerakan Pramuka sebagai lembaga pendidikan di luar sekolah mempunyai


tujuan, materi dan metode latihan tertentu. Dengan demikian maka
pelaksanaan PPBN di dalam Gerakan Pramuka juga menggunakan pola
pembinaan yang digunakan di dalam Gerakan Pramuka.

22. Obyek Pembinaan

Obyek pembinaan PPBN dalam Gerakan Pramuka adalah semua anggota


Gerakan Pramuka yang terdiri atas:

a. Pramuka (peserta didik) yaitu :

1) Pramuka Siaga (usia 7-10 tahun)


2) Pramuka Penggalang (usia 11-15 tahun)
3) Pramuka Penegak (usia 16-21 tahun)
4) Pramuka Pandega (usia 22-25 tahun)

b. Anggota Dewasa Gerakan Pramuka, yaitu :

1) Pembina Pramuka
2) Pelatih Pembina Pramuka
3) Instruktur dan Pamong Satuan Karya Pramuka
4) Pimpinan Satuan Karya Pramuka
5) Andalan
6) Majelis Pembimbing
23

23. Subyek Pembinaan

Subyek pembinaan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara dalam Gerakan


Pramuka adalah para Pembina Pramuka dan Pelatih Pembina Pramuka,
serta anggota dewasa lainnya, terutama yang sudah pernah mengikuti
penataran atau pelatihan yang berkaitan dengan PPBN.

24. Organisasi

a. Kegiatan PPBN dilaksanakan di semua jajaran Gerakan Pramuka,


terutama di gugusdepan dan satuan karya Pramuka sebagai satuan
gerak, tempat pembinaan peserta didik dengan kegiatan berkala (rutin)

b. Kegiatan pembinaan PPBN juga dilaksanakan di semua jajaran kwartir,


baik dalam bentuk:

1) untuk peserta didik

a) Kegiatan monopolitik berupa:


- Pelatihan PPBN bagi peserta didik
- Penataran PPBN bagi anggota dewasa
b) Kegiatan integrasi dalam berbagai kegiatan
(1) Berbagai pertemuan Pramuka
- Pesta Siaga
- Jambore Penggalang
- Lomba Tingkat Regu Penggalang
- Raimuna Pramuka Penegak Pandega
- Perkemahan Wirakarya Pramuka Penegak dan Pandega
- Perkemahan Bakti Satuan Karya Pramuka
- Perkemahan Antar Satuan Karya Pramuka
(2) Berbagai gladian dan pelatihan
- Gladian Pimpinan Regu Penggalang
- Gladian Pimpinan Satuan Pramuka Penegak dan
Pandega
- Latihan Pengembangan Kepemimpinan Pramuka
Penegak dan Pandega
- Kursus Pengelola Dewan Kerja Pramuka Penegak dan
Pandega
- Berbagai seminar dan loka karya, musyawarah
Pramuka Penegak dan Pandega
- Kursus instruktur dan berbagai kursus keterampilan

2) untuk anggota dewasa

a) Pertemuan anggota dewasa


- Karang Pamitran (Pertemuan Pembina Pramuka)
- Pitaran Pelatih Pembina Pramuka
- Berbagai kegiatan, seperti diskusi, musyawarah. Seminar,
lokakarya, simposium, dan lain-lain.
24

b) Pendidikan bagi anggota dewasa


- Kursus Pembina Pramuka tingkat Mahir dan tingkat
Lanjutan
- Kursus Pelatih Pembina Pramuka tingkat Dasar dan
Lanjutan
- Penyegaran Pelatih
- Kursus Pengelola Kwartir
- Kursus Orientasi Gerakan Pramuka
- Kursus Keterampilan:

25. Koordinasi dengan instansi terkait

Dalam pelaksanaan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara, terutama yang


dilaksanakan dalam bentuk kegiatan monotik perlu adanya keterpaduan
antara penyegaran dan pelaksanaan, serta kerjasama dengan unsur-unsur
yang terkait dengan PPBN, sesuai dengan Keputusan Bersama antara
Menhankam RI dengan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 153 Tahun
1986 tentang Upaya Peningkatan PPBN di lingkungan Gerakan Pramuka
dengan Ditjen Persmanvet, Dephankam No. 045 Tahun 1988 tentang
Pokok-pokok Pelaksanaan Kesepakatan Bersama Menhankam RI dengan
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.

26. Dukungan Fasilitas

Dukungan untuk penyelenggaraan PPBN, baik di pusat maupun di daerah,


diusahakan untuk dapat menggunakan sarana dan fasilitas yang ada dan
dimiliki oleh :
a. Satuan dan jajaran Gerakan Pramuka
b. Organisasi TNI / POLRI
c. Instansi/badan lain yang terkait
dan dapat diprogramkan melalui koordinasi dengan Dephankam dalam hal
ini Ditjen Persmanvet di tingkat pusat, serta jajaran TNI / POLRI di tingkat
daerah.

27. Pengamatan obyek PPBN

Untuk mengkondisikan kesiapan obyek PPBN agar pelaksanaan PPBN


berjalan intensif perlu diadakan pengamatan terhadap obyek pembinaan
PPBN, baik peserta didik, anggota dewasa, maupun masyarakat.

a. Pengamatan terhadap peserta didik antara lain mengenai:


1) Keadaan dan kemapuan jasmani dan rohani peserta didik,
misalnya :
a) kekuatan, kesehatan. Ketangkasan, dan keterampilan
jasmani;
b) kecerdasan, daya ingat, dan kemampuan inderanya;
c) pengetahuan tentang hal-hal yang berkaitan dengan PPBN;
d) sikap pribadinya seperti kedisiplinan, ketaatan, kesetiaan,
sikap sosial, dan sebagainya.
25

2) Bakat, minat dan kebutuhan peserta didik, sehingga dapat


diusahakan untuk mengembangkan bakat-bakat positif peserta
didik dan menekan hal-hal yang negatif, dapat menyajikan
kegiatan yang sesuai dengan minat peserta didik, dan memenuhi
kebutuhan peserta didik sesuai dengan keadaan dan
kemampuannya tersebut di atas.

b. Pengamatan terhadap anggota dewasa, antara lain:

1) pemahaman tentang PPBN;


2) penguasaan materi PPBN;
3) kemampuan, keterampilan dan metode penyajian materi PPBN;
4) kemampuan untuk menjadi panutan dan teladan bagi peserta
didik dalam kehidupan sehari-hari.

c. Pengamatan terhadap masyarakat, dengan dasar pemikiran bahwa


pembinaan kepribadian peserta didik sangat dipengaruhi oleh keadaan
lingkungannya. Pengamatan ini diarahkan pada :

1) Keadaan dan kepentingan hidup masyarakat


2) Sikap dan pengetahuan masyarakat yang berkaitan dengan PPBN.

28. Perencanaan kegiatan

Melihat hasil pengamatan obyek PPBN, maka disusunlah perencanaan


kegiatan pembinaan PPBN dalam Gerakan Pramuka.

Perencanaan ini meliputi :

a. Memasukkan acara PPBN dalam Rencana Kerja dan Program Kerja


Kwartir dan Satuan Pramuka

b. Membuat perencanaan kegiatan meliputi :

1) Latar belaksang diadakannya kegiatan itu, berdasarkan hasil


pengamatan obyek PPBN
2) Dasar hukum pelaksanaan kegiatan
3) Nama, tempat, dan waktu kegiatan
4) Tujuan dan sasaran kegiatan
5) Orhanisasi pelaksanaan kegiatan dan pembagian tugas
6) Peserta dan syarat-syaratnya
7) Pokok-pokok materi dan rincian serta jadwal kegiatan
8) Metode penyajian
9) Perlengkapan, sarana, dan prasarana yang diperlukan
10) Dana pembiayaan
11) Pengawasan, evaluasi, dan laporan
12) Tahapan kerja
26

29. Persiapan kegiatan

a. Agar pelaksanaan PPBN mencapai tujuan dan sasarannya, maka


sesudah disusun perencanaan secara seksama dan cermat, perlu
dilaksanakan persiapan dalam jangka waktu yang cukup memadai.
Persiapan itu meliputi:
1) Tempat
2) Peserta (mental dan fisik)
3) Materi
4) Petugas dan personil yang terlibat, seperti penceramah, instruktur,
dan lain-lain
5) Perlengkapan
6) Biaya
7) Acara
8) Keperluan administrasi

b. Dalam rangka persiapan ini perlu diadakan survei berkali-kali,


terutama mengenai lokasi dan fasilitas yang akan digunakan, guna
menghindari berbagai gangguan dan hambatan, serta kemungkinan
terjadinya musibah, serta kemungkinan pemanfaatan dukungan dari
berbagai pihak.

c. Pengecekan atas persiapan perlu berkali-kali diselenggarakan, agar


pada saatnya nanti, segala sesuatu telah siap dipunakan.

30. Sarana

Sarana, prasarana dan perlengkapan yang diperlukan untuk pelaksanaan


kegiatan PPBN disesuaikan dengan :

a. Jenis kegiatan: kegiatan agama, latihan panca indera, baris berbaris,


latihan keterampilan memasak, memotret, kegiatan kesenian, dan lain-
lain
b. Bentuk kegiatan: perkemahan, pentas seni, bazar Siaga, wisata, gerak
jalan napak tilas, penjelajahan, dan lain-lain
c. Jumlah peserta: banyak atau sedikit, bagaimana pengelompokannya,
dan lain-lain
d. Jarak lokasi kegiatan dari tempat kediaman peserta: perlu kendaraan
apa, berapa jumlahnya, dan lain-lain
e. Fasilitas yang tersedia, sedang kekurangan perlu diusahakan dengan
meminjam, menyewa atau membeli.

31. Metode

a. Dalam melaksanakan penyelenggaraan PPBN di lingkungan Gerakan


Pramuka digunakan metode pokok sebagai berikut :

1) Edukatif atau metode pendidikan yaitu dengan memberikan


arahan melalui proses belajar mengajar
2) Persuatif, atau ajakan, untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air
serta ikut aktif dalam pelaksanaan kegiatan
27

3) Pragmatis, yaitu dapat dilaksanakan secara praktis dengan tidak


menyimpang dari tujuan yang telah ditentukan
4) Andragogi atau metode materi untuk orang dewasa
Dasar pemikirannya dalam hal ini adalah :
a) Orang dewasa mau belajar apabila dia merasa mempunyai
kepentingan atau kebutuhan terhadap suatu kegiatan
b) Orang dewasa telah mempunyai pengalaman, pengetahuan,
dan keterampilan bahkan disiplin ilmu sesuai dengan bakat
dan minat masing-masing
c) Sehingga dengan demikian orang dewasa tidak mau digurui.

b. Bagi peserta didik dalam kegiatan Pramuka digunakan:

1) Prinsip Dasar Metodik Pendidikan Kepramukaan, yaitu :


a) Kesukarelaan
Dengan metode persuasif, peserta didik diajak melakukan
kegiatan sesuai bakat dan minatnya, dan diberi motivasi,
maka peserta didik akan melakukannya secara suka rela
b) Kode Kehormatan
Kode kehormatan dalam bentuk janji (Dwi Satya dan Tri
Satya) dan ketentuan moral (Dwi Darma dan Dasa Darma)
dapat dijadikan sasaran dan ketentuan yang melandasi
kegiatan kepramukaan dan PPBN
c) Sistem Beregu
Pengelompokan peserta dalam kelompok kecil/regu dan
pasukan/satuan yang lebih besar akan mempermudah proses
belajar mengajar (small unit system)
d) Sistem Tanda Kecakapan
Dengan pemberian Tanda Kecakapan kepada peserta didik
yang berprestasi, akan menggairahkan peserta didik untuk
maju.
e) Sistem satuan terpisah untuk putera dan puteri
Dalam beberapa hal tertentu, perlu ada pemisahan antara
satuan putera dan satuan puteri, misalnya dalam hal
berkemah, pembinaan moril dan etika, dan lain-lain
f) Penyesuaian perkembangan jasmani dan rohani
Materi tersebut dalam Bab III diberikan kepada peserta didik
dengan perbedaan volume (banyaknya) materi dan bobot
(kualitas) materi sesuai perkembangan jasmani dan rohani
peserta didik. Misalnya uraian dan penjelasan tentang
Pancasila kepada Pramuka Siaga, akan berbeda dengan
penyajian materi Pancasila untuk Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega. Kegiatan halang rintang untuk Pramuka
Penggalang Putera berbeda dengan untuk Pramuka
Penggalang Puteri.
g) Kegiatan menarik yang mengandung pendidikan.
Semua kegiatan kepramukaan harus disajikan dalam bentuk
kegiatan menarik mengandung pendidikan, misalnya dengan :
28

(1) Memberi “ceritera pembungkus” sehingga dengan bermain


sesuai ceritera tersebut, peserta didik tidak merasa
mendapatkan pendidikan atau pembinaan.
(2) Menggunakan nyanyian, tarian, tepuk tangan, dan lain-
lain.
(3) Membuat berbagai variasi penyajian, sehingga walaupun
materinya sama, namun diterima dengan senang hati,
sehingga tidak membosankan.
h) Prinsip swadaya
Swadaya atau kemampuan sendiri, melatih peserta didik
untuk hidup mandiri.
i) Prinsip keprasahajaan hidup
Keprasahajaan hidup atau sederhana, yang berarti hidup
wajar sesuai dengan kemampuannya, dan menggugah peserta
didik untuk hidup layak tidak “ngoyo” dan memforsir diri, dan
mampu berkreasi memanfaatkan segala sesuatu yang ada di
sekitarnya.

2) Beberapa metode latihan lainnya seperti :


a) metode lomba (competition)
Menggunakan prinsip lomba untuk berprestasi yanpa
merugikan atau menghalangi perkembangan orang lain
(berlomba bukan bertanding)
b) metode pangkalan
Menggunakan beberapa pangkalan kegiatan dalam satu
lingkaran besar, dan di tiap pangkalan diberi kegiatan
tertentu, dalam jangka waktu tertentu. Kemudian peserta
pindah dari pangkalan satu ke pangkalan berikutnya, seuai
arah jarum jam.
c) metode bermain peran (role playing)
Peserta didik diharapkan memainkan peran seseorang sesuai
ceritera yang akan disajikan.
d) metode peragaan (demonstrasi)
Peserta didik menyaksikan peragaan sesuatu keterampilan
atau suatu proses,
e) metode kerja kelompok
Memberikan tugas/pekerjaan tertentu kepada kelompok-
kelompok peserta didik.

3) Sistem Among
Dengan sikap laku Pembina Pramuka yang menggunakan Sistem
Among diharapkan akan lebih mudah memotivasi peserta didik.
Sikap laku sesuai dengan Sistem Among yaitu:
- Ing ngarso sung tulodo (di depan menjadi teladan)
- Ing madyo mangun karso (di tengah membangun semangat)
- Tut wuri handayani (di belakang memberi semangat)
29

c. Bagi anggota dewasa dapat digunakan berbagai metode pendidikan,


antara lain :
1) Metode ceramah
2) Berbagai macam metode diskusi
3) Metode peragaan (demonstrasi)
4) Metode pangkalan (base method)
5) Metode bermain peran (role playing)
6) Metode layihan kepekaan (sensitive training)
7) Metode pemecahan masalah (problem solving)
8) Metode pembahasan peristiwa (case study)
9) Metode simulasi
10) Metode talang kerja (in try exercuse)
11) Metode tak terduga (surprise(
12) Metode kerja kelompok (group work)
13) Metode pembahasan dokumentasi
14) Metode studi banding

32. Bentuk kegiatan

Selain metode tersebut di atas, beberapa bentuk kegiatan yang dapat


dimanfaatkan antara lain :

a. Nyanyian, tarian, ceritera


b. Kunjungan ke tempat bersejarah, musium, perpustakaan, makam
pahlawan, dan anjangsana
c. Gerak jalan napak tilas para pahlawan dan pejuang kemerdekaan
d. Permainan dan nyanyian yang mengobarkan semangat persatuan dan
kesatuan bangsa serta semangat membangun.
e. Wisata dan kunjungan untuk mengenal keindahan alam, keajaiban
alam, kebudayaan, dan adat istiadat daerah.
f. Penjelajahan (wide game) dan pengembaraan (haiking) untuk mengenal
lingkungan, meliputi wilayah, kehidupan masyarakat, sejarah
setempat, dan lain-lain.
g. Pentas seni budaya dan api unggun.
h. Berbagai macam lomba baris berbaris, memasak, PPPK, cerdas cermat,
MTQ, kaligrafi, upacara bendera, pidato dengan bahasa Indonesia atau
bahasa daerah, menyanyikan lagu nasional/daerah, dan lain-lain.
i. Latihan halang rintang (abstrack training) dan gladi tangguh (survival
training).
j. Berbagai macam perkemahan, seperti :
1) Perkemahan Satu Hari (Persari Siaga)
2) Perkemahan Sabtu Minggu (Persami)
3) Perkemahan Besar (Jambore, Raimuna)
4) Perkemahan Bakti
5) Perkemahan Antar Satuan Karya Pramuka
6) Perkemahan Wirakarya
k. Berbagai latihan indera dan daya ingat
1) latihan panca indera
2) latihan induksi dan deduksi
30

l. Latihan kecerdasan dan keterampilan.


m. Musyawarah
n. Seminar, lokakarya, dan simposium.
o. Penyusunan karya tulis dan karya ilmiah.

33. Pelaksanaan

a. Diusahakan pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan


b. Perlu diperhatikan adanya :
- pengarahan dari pimpinan
- koordinasi antara semua pihak
- penanggung jawab dari tiap kegiatan/bagian
c. Setiap perubahan dan/atau penyimpangan dari rencana yang telah
ditentukan, perlu dibicarakan, dibahas atau diumumkan pada
pertemuan pelaksanaan yang diusahakan secara berkala (rutin)
d. Masalah keamanan dan ketertiban hendaknya menjadi faktor yang
harus diperhatikan, guna menghindari segala kemungkinan yang tidak
diinginkan
e. Agar segala sesuatunya terlaksana dengan baik dan mencapai sasaran,
maka untuk kegiatan yang tidak rutin perlu disusun petunjuk
pelaksanaan (juklak) dan petunjuk teknis (juknis).

34. Pengawasan

Agar kegiatan mencapai tujuan dan sasarannya maka perlu ada


pengawasan. Pengawasan bukan berarti mencari kesalahan, namun
melihat apakah pelaksanaan sesuai dengan rencana.
Untuk itu pengawasan dimulai sejak dibuatnya perencanaan, diteruskan ke
persiapan, sampai pada pelaksanaan dan penyelesaian kegiatan.
Pengawasan dilaksanakan dalam bentuk:
- Pemantauan (monitoring), yaitu mengikuti perkembangan suatu
kegiatan, mulai dari perencanaan sampai tahap penyelesaian.
- Penyeliaan (supervisi) yaitu pemberian petunjuk atau pengarahan atas
hal-hal yang mengalami penyimpangan atau kendala yang dihadapi
dalam pelaksanaan suatu rencana kegiatan, sebagai hasil pemantauan.
- Penilaian yaitu membandingkan antara hasil atau pelaksanaan dengan
rencana atau tolok ukur yang sudah ditentukan.

35. Pelaporan

Pelaporan yang dimaksud disini adalah pelaporan tertulis, yang merupakan


catatan keseluruhan kegiatan dari awal perencanaan sampai pada akhir
penyelesaian.
Untuk kegiatan rutin, pelaporan ini cukup bersifat catatan keberhasilan
dan hambatan yang dihadapi, namun untuk kegiatan yang tidak rutin,
akan lebih baik bila dibuat pelaporan yang lengkap. Apabila dalam akhir
laporan dituliskan tentang penilaian dari hasil pengawasan dan evaluasi,
kesimpulan dan saran, maka laporan tersebut akan sangat berguna untuk
penyusunan rencana kegiatan berikutnya pada masa yang akan datang.
31

BAB VI
TOLOK UKUR KEBERHASILAN, TANDA-TANDA KEBERHASILAN
DAN EVALUASI PPBN DALAM GERAKAN PRAMUKA

36. Tolok Ukur keberhasilan PPBN dalam Gerakan Pramuka

Keberhasilan PPBN dalam Gerakan Pramuka dapat dilihat dari indikasi


antara lain sebagai berikut:

a. Pembina Gerakan Pramuka


1) memberikan teladan yang baik dalam kehidupan sehari-hari
2) mentaati peraturan yang berlaku
3) Mendidik dan membina ke arah yang baik
4) meningkatkan rasa kesatuan, persatuan dan persaudaraan
5) hidup sederhana

b. Anggota Gerakan Pramuka


1) mengikuti kegiatan kepramukaan dengan sukarela
2) saling membantu dan menasehati sesama teman
3) menjaga kesatuan dan persatuan
4) menjaga kebersihan lingkungan
5) berdisiplin
6) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

37. Tanda-tanda keberhasilan PPBN dalam Gerakan Pramuka

a. Umum

Penilaian terhadap keberhasilan kegiatan penyelenggaraan Pendidikan


Pendahuluan Bela Negara yaitu:
1) mencintai tanah air tercermin dalam sikap dan perilaku sehari-
hari
2) kesadaran berbangsa dan bernegara dapat dicerminkan dalam
sikap dan perbuatan
3) mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
4) rela berkorban untuk bangsa dan negara tercermin dalam sikap
dan perbuatannya
5) memiliki kemampuan awal bela negara

b. Khusus

Secara khusus tanda-tanda keberhasilan PPBN dalam Gerakan


Pramuka dapat tercermin antara lain:
1) Pembinaan dan anggota Gerakan Pramuka selalu mengutamakan
kesatuan dan persatuan bangsa
2) Memiliki disiplin yang tinggi
3) Menghargai pendapat orang lain
4) Menerapkan pola hidup sederhana
5) Menciptakan lingkungan yang tertib, bersih, dan aman
6) Memberikan motivasi positif bagi rekan-tekannya.
32

38. Evaluasi PPBN Gerakan Pramuka

Evaluasi PPBN dalam Gerakan Pramuka dilakukan guna memperoleh


informasi penyelenggaraan PPBN, meliputi:

a. Penyelenggaraan

Untuk mengetahui hasil yang dapat dicapai dengan metode, prosedur,


dan sarana

b. Sasaran

1) Obyek : para peserta dapat memahami dan melaksanakan PPBN


dalam Gerakan Pramuka, dengan memperhatikan terhadap sikap
dan tingkah laku sehari-hari, antara lain meliputi ketaatan,
disiplin, kesungguhan dalam melaksanakan tugas dan peran
sertanya.
2) Subyek : para penyelenggara dan pembina sumber daya manusia
dalam Gerakan Pramuka telah dapat menyelenggarakan PPBN
dalam melakukan pembinaan terhadap anggota Gerakan Pramuka
dengan menggunakan prasarana, sarana, dan materi yang
tersedia.
3) Teknik : metoda yang digunakan untuk menyampaikan materi
PPBN yang disesuaikan dengan para pesertanya, sehingga dapat
diterima, diserap, dan dipahami.
4) Sarana : alat peralatan (alins dan alongins) yang digunakan untuk
menyelenggarakan PPBN sesuai dengan situasi dan kondisi
Gerakan Pramuka.

c. Cara evaluasi

Untuk melaksanakan evaluasi perlu digunakan suatu cara yang baik


antara lain :
1) Dengan mengisi angket yang dilakukan oleh para peserta dan para
pembina (tanpa menunjukkan identitas diri)
2) Cerdas cermat: yaitu kegiatan untuk mengadu ketangkasan
berpikir tentang PPBN, sehingga dapat diketahui tingkat
pemahaman PPBN.
3) Karya tulis, yaitu dengan membuat tulisan tentang Bela Negara
bagi peserta sehingga dapat diketahui tingkat pemahaman PPBN.
4) Pengamatan yang dilaksanakan oleh Pembina Gerakan Pramuka di
masing-masing kwarda, kwarcab, kwarran.
33

BAB VII
BERBAGAI CONTOH KEGIATAN

39. Kegiatan Pramuka Siaga

a. Pengetahuan

Judul :
Permainan menyusun gambar dan memberi warna gambar Garuda
Pancasila

Tujuan :
Mengenal Lambang Negara Republik Indonesia dan Pancasila

Sasaran :
1) Dapat menyusun gambar dan memberi warna Lambang Negara RI,
Garuda Pancasila
2) Dapat memberi warna gambar Lambang Negara RI
3) Dapat Menulis naskah Pancasila sesuai dengan Lambang Negara
RI.

Metode : Lomba Barung


Perlengkapan :
1) Gambar Garuda Pancasila tanpa warna, yang dipotong-potong
2) Kertas manila untuk tempat menempel potongan gambar
3) Lem
4) Pensil berwarna atau spidol warna (merah, hitam, hijau, kuning)

Pelaksanaan :
1) Pembina Siaga menceritakan bahwa para Siaga sudah mempunyai
Barung masing-masing (Barung artinya barak, bedeng, tempat
kerja). Di dalam barung itu sudah cukup banyak perabot yang
ada, ada bangku, meja, lemari, dan sebagainya. Yang masih
kurang adalah Gambar Lambang Negara RI. Ditanyakan kepada
Siaga apa nama gambar itu, bagaimana bentuknya, dan
sebagainya.
2) Pembantu Pembina Siaga sudah menyiapkan perlengkapan di
beberapa tempat, yang dianggap barung-barung Siaga.
3) Pembina Siaga kemudian memberi instruksi agar para Siaga
mempersiapkan gambar Lambang Negara RI dengan sebaik-
baiknya, dan diberi warna sesuai dengan ketentuannya, serta
menuliskan dibawahnya.

Penilaian :
Barung yang tercepat menyelesaikan tugas dan dapat menyusun
gambar dan memberi warna dengan baik, serta menulis naskah
Pancasila dengan benar dianggap Barung yang menang.
34

b. Keterampilan

Judul : Membuat pesawat layang-layang

Tujuan : Menarik perhatian terhadap kedirgantaraan

Sasaran : Dapatmembuat pesawat terbang mainan

Metode : Kerja perorangan didahului dengan demonstrasi

Perlengkapan : Kertas

Pelaksanaan :
1) Pembina Siaga berceritera tentang adanya berbagai macam
pesawat terbang. Para Pramuka Siaga dapat menjadi penerbang,
baik pesawat sipil maupun militer. Untuk mengenaljenis pesawat
terbang, Pramuka Siaga diajak untuk membuat pesawat terbang
dari kertas.
2) Pembina Siaga membagikan kertas yang sudah disiapkan, dan
memperlihatkan contoh hasil pembuatan pesawat terbang kertas
yang sudah jadi, dan meragakan cara pembuatannya, langkah
demi langkah.
3) Para Pramuka Siaga mencoba menirukan membuat pesawat
terbang tersebut. Pembantu Pembina Siaga berkeliling, membantu
para Pramuka Siaga yang mengalami kesulitan.

Penilaian :
1) Sejauh mana Pramuka Siaga mampu membuat pesawat terbang
kertas.
2) Apakah pesawat terbang kertas terebut dapat diterbangkan oleh
pembuatnya.

c. Sikap

Judul : Permainan Salam dan Jabat Tangan

Tujuan :
Menanamkan rasa persaudaraan dan persahabat dalam rangka
pengenalan ajaran agama

Sasaran :
Dapat melaksanakan pemberian salam dan jabat tangan yang baik

Metode : permainan beregu dalam Perindukan Siaga

Pelaksanaan :
1) Perindukan Siaga membentuk barisan lingkaran besar sesuai
barungnya.
35

2) Pembina Siaga menceriterakan pentingnya membina rasa


persahabatan dan persaudaraan diantara sesama manusia,
dihubungkan dengan agama. Sebagai salah satu perwujudannya
adalah pemberian salam dan jabat tangan disertai senyum manis.
Salam Pramuka ada aturannya, dan Pembina Siaga memberi
contoh pemberian salam dengan baik, dengan sikap sempurna.
3) Apabilapeluit Pembina Siaga dibunyikan, maka anggota nomor 1
dari Barung I dan III berlari melingkari di luar lingkaran dengan
arah berlawanan, sehingga pada suatu saat akan bertemu di suatu
titik.
4) Pada saat bertemu, keduanya harus berhenti, bersikap salam, lalu
berjabat tangan, kemudian kembali ke tempat semula, dan
menepuk teman di samping kirinya.
5) Teman di samping kirinya harus lari seperti yang dilakukan
peserta nomor 1 tadi.

Penilaian :
Barung yang tercepat selesai melaksanakan dengan baik, dianggap
menang. Untuk itu Pembantu Pembina Siaga harus selalu cermat
mengamati jalannya permainan.

40. Kegiatan Pramuka Penggalang

a. Pengetahuan

Judul : Menyanyikan lagu daerah


Tujuan : Mencintai kebudayaan nasional Indonesia
Sasaran : 1) Dapat menyanyikan lagu daerah
2) Mengerti arti atau isi lagu daerah tersebut
3) Dapat menikmati indahnya lagu daerah Indonesia.
Metode :-
Perlengkapan : Tidak diperlukan
Pelaksanaan :
1) Pembina Penggalang menjelaskan bahwa Indonesia
memiliki ratusan suku bangsa dengan adat budayanya,
termauk lagu-lagu daerah. Setiap Pramuka harus tahu
sedikitnya lagu-lagu daerah tempat tinggalnya, dan
mengetahui arti lagu itu, bila ada dengan tarian atau
permainan yang bersangkutan. Akan lebih baik bila juga
mengetahui lagu daerah lain di Indonesia.
2) Tiap regu Penggalang diminta menyanyikan sebuah lagu
daerah, dan menjelaskan artifikasi lagu tersebut.
3) Bila regu tidak dapat menjelaskan artifikasi lagu tersebut,
maka Pembina Penggalang perlu juga memberi contoh
bagaimana permainan atau tarian yang berkaitan dengan
lagu tersebut.
Penilaian : Pembina memperlihatkan apakah ada kesalahan nada, kata-
kata, atau arti/isi lagu tersebut. Kalau ada kesalahan perlu
segera diperbaiki
36

Catatan : Sebelum diadakan jadwal kegiatan lagu daerah, akan lebih baik
bila diadakan latihan menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia
Raya, yang meliputi kemampuan menyanyikan lagu Indonesia
Raya.
1) dengan nada dasar yang tepat tidak terlalu tinggi dan tidak
terlalu rendah.
2) dengan irama yang tepat (mars, seperti irama langkah pada
baris berbaris).
3) dari bait I sampai bait III

b. Keterampilan

Judul : Lomba memasak


Tujuan : Mengenal masakan Indonesia
Sasaran :
1) Mampu memasak
a) nasi
b) sayur dan lauk
c) minuman untuk satu regu Pramuka Penggalang
2) Mampu menyajikan hasil masakan dengan baik dan menarik

Metode : Lomba regu


Perlengkapan :
1) Alat masak secukupnya
2) Kompor atau kayu bakar
3) Bahan makanan untuk dimasak secukupnya

Pelaksanaan :
1) Pembina Pramuka menjelaskan bahwa bangsa Indonesia memiliki
banyak sekali jenis masakan, dan para Pramuka harus dapat
memasak dan menyajikan masakan khas Indonesia tersebut.
2) Para Regu Penggalang diberi waktu kira-kira dua jam untuk
memasak :
a) nasi
b) satu jenis sayur
c) lauk kering, seperti tempe, atau tahu goreng, kerupuk, bakwan,
perkedel, dan sejenisnya.
d) satu jenis minuman, seperti teh, kopi, atau coklat susu, dan
sejenisnya.
3) Sesudah semuanya selesai memasak, lalu dilanjutkan lomba
menyajikan dengan baik dan menarik, untuk kemudian diajak
makan bersama seluruh Pasukan Penggalang, dan dibenarkan
saling menikmati hasil karya regu lain.

Penilaian :
1) Penilaian dilakukan sejak para Pramuka mulai bekerja/memasak,
dilihat kerjasama anggota Regu, cara memasak, kebersihan tempat
dan alat dan dilihat cara menyajikannya (rapi, bersih, menarik)
walaupun dengan perlengkapan yang sederhana
37

2) Penilaian dapat dilakukan oleh para Pembina atau orang dewasa


lainnya, misalnya orang tua Pramuka, atau oleh para Pemimpin
Regu, tidak dibenarkan menilai regunya sendiri.

Catatan :
Lomba memasak ini dapat dijadikan acara perkemahan atau acara
peringatan Hari Kesehatan, dan lain-lainnya. Acara ini juga dapat
dilaksanakan oleh Pramuka Putera atau Puteri.

c. Sikap

Judul : Kegiatan penanaman tanaman buah-buahan


Tujuan : Menanamkan kesadaran lingkungan hidup
Sasaran : Mampu memanfaatkan lahan yang ada untuk menanam
tanaman produktif.
Perlengkapan :
1) Perlengkapan pertanian, seperti cangkul, sekop, pupuk, dan lain-
lain.
2) Lahan tanah kosong, halaman rumah, halaman sekolah, atau
lahan lainnya
3) Bibit tanaman
Pelaksanaan :
1) Pembina Penggalang menjelaskan kepada para Pramuka
Penggalang pentingnya memanfaatkan lahan yang ada, untuk
kepentingan usaha produktif. Salah satu diantaranya adalah
menanam pohon buah-buahan atau tanaman langka.
2) Pembina Penggalang memberi penjelasan teknik penanaman
pohon buah-buahan dengan metode peragaan (demonstrasi)
3) Para Pramuka melaksanakan penanaman tanaman buah-buahan
di tempat-tempat yang telah ditentukan.
Penilaian :
Para Pembina Pramuka mengamati cara penanaman tanaman buah-
buahan, agar sesuai dengan cara penanaman yang benar.

41. Kegiatan Pramuka Penegak

a. Pengetahuan

Judul : Membuat karya tulis tentang Pengamalan Pancasila


Tujuan : Menghayati dan mengamalkan Pancasila.
Sasaran :
1) Para Pramuka Penegak mampu membuat naskah tulisan dengan
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2) Para Pramuka Penegak mampu menulis tentang pengamalan salah
satu sila atau butir sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Metode : Pembuatan karya tulis
Perlengkapan :
Tidak ada, kecuali ATK untuk keperluan administrasi lomba.
38

Pelaksanaan :
1) Pembina Penegak memberi penjelasan bahwa sebagai seorang
Pramuka kita harus melaksanakan Eka Prasetya Panca Karsa
sebagai perwujudan P-4. Kita wajib memasyarakatkan P-4 di
masyarakat, dimulai dari lingkungannya sendiri, baik lingkungan
organisasi, sekolah, keluarga, dan lain-lainnya. Karena itu setiap
Pramuka diharapkan membuat suatu naskah tulisan dalam
rangka peringatan Hari Pramuka dan Hari Proklamasi
Kemerdekaan RI, tentang bagaimana pelaksanaanP-4 dalam
kehidupan sehari-hari di lingkungannya.
2) Para Pramuka dapat menuliskan tentang hal-hal yang dilihat
dalam kehidupan sehari-hari di lingkungannya, seperti yang
berkaitan dengan:
- Kehidupan sehari-hari
- Pelaksanaan Bumbung Kemanusiaan atau Dompet Bencana
Alam
- Musyawarah untuk mufakat
3) Diberi batas waktupenulisan, dan jumlah lembar tulisan (baik
dengan tulisan tangan, mesinketik, atau komputer)
Penilaian :
1) Penilaian dilakukan oleh suatu tim, yang bilamungkin diambilkan
dari tenaga yang dianggap menguasai bahasa Indonesia (misalnya
guru bahasa Indonesia) dan masalah Pancasila (misalnya guru
Pendidikan Moral Pancasila, penataran P-4), dan lain-lain.
2) Akan lebih baik lagi bila penyusun naskah juga menguraikan di
depan pertemuan Pramuka Penegak, dan memberi kesempatan
tanya jawab dengan para undangan.

b. Keterampilan
Judul : Pengelolaan tanaman produktif
Tujuan : Menguasai cara peningkatan produksi tanaman
Sasaran :
1) Para Pramuka Penegak memahami cara penanaman dan
pemeliharaan tanaman produktif.
2) Para Pramuka Penegak mampu melaksanakan penanaman dan
pemeliharaan tanaman produktif.
Perlengkapan :
1) Alat pertanian yang diperlukan
2) Tanaman produktif, seperti jeruk, apel, tomat, cabe, kopi, vanili,
dan lain-lain.
3) Lahan untuk penanaman
Pelaksanaan :
1) Pembina Pramuka mendatangkan para ahli di bidang tanaman
produktif, untuk menjelaskan teknik penanaman dan
pemeliharaan tanaman produktif.
2) Pembina Pramuka menjelaskan bahwa dengan meningkatkannya
produksi tanaman, akan meningkatpula penghasilan
penduduk/petani, dan ini berarti melaksanakan peningkatan
kesejahteraan masyarakat atau Pancasila.
39

3) Para Pramuka mempraktekkan cara penanaman atau


pemeliharaan tanaman produktif.
Penilaian :
Pengamatan atas pelaksanaan kegiatan penanaman atau pemeliharaan
tanaman produktif.

c. Sikap

Judul : Kunjungan ke musium daerah


Tujuan : Menanamkan kesadaran berbangsa dan bernegara
Sasaran :
Para Pramuka Penegak mengetahui dan memahami perkembangan
budaya daerah.
Perlengkapan : Tidak ada
Pelaksanaan :
1) Pembina memberi pengarahan tentang tujuan dan sasaran
kunjungan ke musium, dan tugas apa yang diberikan kepada para
Pramuka Penegak.
2) Para Pramuka Penegak melaksanakan peninjauan musium, lalu
melaksanakan tugas yang diberikan oleh Pembina Penegak.
Tugas yang diberikan misalnya:
- menelaah perkembangan budaya di daerah (misalnya dari
jaman batu, perunggu, sampai masa perjuangan kemerdekaan
dan pembangunan
- mempelajari ciri khas budaya daerah.
Penilaian :
Dilakukan dengan pembahasan hasil pelaksanaan tugas dari Pembina
Penegak di dalam Ambalan Penegak yang bersangkutan.

BAB VIII
PENUTUP

42. Lain-lain

Hal-hal yang belum diatur di dalam pedoman pelaksanaan ini, akan diatur
kemudian oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.

Jakarta, 26 Februari 1996.


Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,
Ketua,

Letjen TNI (Purn) H. Himawan Soetanto


BUKU PANDUAN
PENDIDIKAN PENDAHULUAN BELA NEGARA
DALAM GERAKAN PRAMUKA

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum
a. Dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) Tahun1993 bahwa
Pendidikan Nasional harus menumbuhkan jiwa patriotik dan mempertebal
rasa cinta tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan dan
kesetiakawanan sosial serta kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap
menghargai jasa pahlawan, serta berorientasi masa depan.
b. Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila bertujuan untuk
meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan
keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan
mempertebal semangat kebangsaan serta cinta tanah air, agar dapat
menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun
dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan
bangsa dan Negara.
c. Anggota Gerakan Pramuka sebagai bagian generasi muda merupakan
penerus cita-cita perjuangan bangsa dan merupakan salah satu sumber
insani bagi pembangunan nasional baik pembangunan kesejahteraan
maupun pembangunan pertahanan keamanan. Oleh karena itu perlu
ditingkatkan upaya pembinaan dan pengembangan pendidikan
kepramukaan secara terus menerus dalam rangka sistem pendidikan
nasional yang sekaligus mencakup Pendidikan Pendahuluan Bela Negara.
d. Gerakan Pramuka merupakan suatu lembaga pendidikan luar sekolah
menunjang pendidikan di lingkungan keluarga dan di lingkungan sekolah
yang mempunyai tujuan sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh
Pendidikan Pendahuluan Bela Negara.

2. Maksud dan tujuan


Buku panduan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara dalam Gerakan
Pramuka ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi semua pihak yang terkait
dalam penyelenggaran PPBN dalam Gerakan Pramuka, dengan tujuan agar
diperoleh kesatuan pengertian, sikap dan tindakan sehingga pelaksanaan
PPBN dalam Gerakan Pramuka berjalan secara efektif dan efisien.

3. Tata Urut
Tata urut pembahasan dalam buku pedoman ini meliputi:
a. Pendahuluan
b. Pokok-pokok PPBN dalam Gerakan Pramuka
c. Penyelenggaraan PPBN dalam Gerakan Pramuka
d. Tolok ukur keberhasilan, tanda-tanda keberhasilan, pembiayaan,
pengendalian dan evaluasi PPBN
e. Penutup

4. Pengertian
a. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di
masa yang akan datang
b. Gerakan Pramuka adalah gerakan pendidikan kepramukaan Nasional
Indonesia, merupakan satu-satunya badan yang melaksanakan pendidikan
kepramukaan bagi anak dan pemuda Indonesia dalam rangka membantu
pemerintah dan masyarakat Indonesia untuk membentuk kader
pembangunan yang siap melaksanakan pembangunan masyarakat, bangsa
dan negara.
c. Pendidikan Pendahuluan Bela Negara adalah pendidikan dasar bela
negara guna menumbuhkan kecintaan pada tanah air, kesadaran
berbangsa dan bernegara Indonesia, keyakinan akan kesaktian Pancasila
sebagai Ideologi Negara, kerelaan berkorban untuk Negara serta
memberikan kemampuan awal bela negara.
d. Bela Negara adalah tekad, sikap, dan tindakan warga negara yang teratur,
menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada
tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia, serta
berkeyakinan akan kesaktian Pancasila sebagai Ideologi Negara dan
kerelaan berkorban guna meniadakan setiap ancaman, baik dari luar
negeri maupun dari dalam negeri, yang membahayakan kemerdekaan dan
kedaulatan negara, kesatuan dan persatuan bangsa, keutuhan wilayah
dan yurisdiksi nasional serta nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.

5. Dasar
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
b. Ketetapan MPR No. II/MPR/1993, tentang Garis-garis Besar Haluan
Negara
c. Undang-undang Nomor 20 Tahun 1982 yang telah disempurnakan melalui
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1988, tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Pertahanan Keamanan Negara Republik Indonesia.
d. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989, tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
e. Keputusan Presiden RI Nomor 238 Tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka
junto Keputusan Presiden Nomor 57 Tahun 1989 tentang Anggaran Dasar
Gerakan Pramuka.
f. Kesepakatan Bersama antara Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
dan Menhankam RI Nomor 153 Tahun 1986 dan Kep/12/IX/1986 tanggal
15 September 1986, tentang upaya peningkatan PPBN di lingkungan
Gerakan Pramuka.
g. Pedoman Bersama antara Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan
Dirjen Persmanvet Dephankam Nomor 045 Tahun 1988 dan 006/III/1988,
tentang Pokok-pokok Pelaksanaan Kesepakatan antara Ketua Kwarnas
Gerakan Pramuka dan Menhankam.
h. Keputusan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 103 Tahun
1983, tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
i. Surat Edaran Menteri Pertahanan Keamanan RI Nomor
SE/007/M/III/1988 tanggal 1 Maret 1988, tentang Pokok-pokok Upaya
Penyelenggaraan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara.
j. Surat Keputusan Dirjen Persmanvet Dephankam Nomor
Skep/08/IV/1990 tanggal 2 April 1990, tentang Pengesahan Buku
Petunjuk Penyelenggaraan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara.
BAB II
POKOK-POKOK
PENDIDIKAN PENDAHULUAN BELA NEGARA
DALAM GERAKAN PRAMUKA

6. Kedudukan PPBN
a. Dalam UU RI Nomor 20 Tahun 1989 dan Ketetapan MPR Nomor
II/MPR/1988, tentang Garis-garis Besar Haluan Negara ditetapkan bahwa
hak dan kewajiban warganegara yang diwujudkan dengan keikutsertaan
dalam upaya bela negara diselenggarakan antara lain melalui Pendidikan
Pendahuluan Bela Negara sebagai bagian tidak terpisahkan dalam Sistem
Pendidikan Nasional yang pelaksanaannya melalui jalur pendidikan
sekolah dan pendidikan luar sekolah.
b. Dengan demikian maka PPBN dalam Gerakan Pramuka adalah salah satu
pelaksanaan PPBN di lingkungan pendidikan luar sekolah.

7. Hakikat PPBN
Hakikat PPBN adalah upaya bangsa agar sedini mungkin setiap warga
negara memiliki nasionalisme dan patriotisme yang tangguh guna menjamin
tetap tegaknya negara kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 serta terpeliharanya kelangsungan dan
kesinambungan Pembangunan Nasional mencapai Tujuan Nasional.

8. Tujuan PPBN
a. Tujuan Umum PPBN adalah mewujudkan warga negara Indonesia yang
memiliki tekad, sikap, dan tindakan yang teratur,menyeluruh, terpadu dan
berlanjut guna meniadakan setiap ancaman baik dariluar maupun dari
dalam negeri yang membahayakan Kemerdekaan dan Kedaulatan
Negara,kesatuan dan Persatuan Bangsa,keutuhan wilayah dan yurisdiksi
nasional serta nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.
b. Tujuan Khusus PPBN dalam Gerakan Pramuka adalah agar para Pelatih
dan Pembina Pramuka dapat meningkatkan upaya pembinaan secara lebih
efektif dan efisien dengan sasaran yang lebih kongkrit demi terciptanya
generasi muda yang sehat, cerdas dan berkarakter.

9. Sasaran
Sasaran Pendidikan Pendahuluan Bela Negara dalam Gerakan Pramuka
adalah terwujudnya warga Pramuka yang mengerti,menghayati dan yakin
untuk menunaikan kewajibannya dalam upaya bela negara, dengan ciri-ciri:

a. Cinta Tanah Air


Yaitu mengenal dan mencintai wilayah Nasionalnya sehingga selalu
waspada dan siap membela Tanah Air Indonesia terhadap segala bentuk
ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan yang dapat
membahayakan kelangsungan hidup bangsa dan negara oleh siapapun dan
dari manapun dengan menanamkan dan menumbuhkan kecintaan kepada
tanah air sehingga diharapkan setiap warga Pramuka akan mengenal dan
memahami:
1) Wilayah Nusantara dengan baik
2) Memelihara, melestarikan, dan mencintai lingkungannya
3) Senantiasa menjaga nama baik dan mengharumkan negara Indonesia di
mata dunia.
b. Sadar berbangsa dan bernegara Indonesia
Sadar berbangsa dan bernegara Indonesia dalam bentuk tingkah laku,
sikap dan kehidupan secara pribadi dalamkehidupan sesuai dengan
keribadian bangsa selalu mengkaitkan dirinya dengan pencapaian cita-cita
dan tujuan hidup bangsa Indonesia, membina kesadaran, kesatuan dan
persatuan, mencintai budaya bangsa dan selalu
mengutamakankepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi atau
golongan.

c. Yakin akan kesaktian Pancasila sebagai Ideologi Negara


Yakin akan kesaktian Pancasila sebagai satu-satunya falsafah dan Ideologi
bangsa dan negara, yang telah terbukti kesaktiannya dalam
penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara, guna tercapainya
tujuan nasional.
Terwujudnya rasa yakin akan kesaktian Pancasila sebagai Ideologi negara
dapat dicapai dengan menumbuhkan:
1) Kesadaran bahwa tanpa Pancasila keberadaan negara kesatuan
Republik Indonesia yang diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945
dengan sendirinya akan terancam.
2) Kesadaran bahwa dengan mengamalkan Pancasila dalamkehidupan
sehari-hari negara dan bangsa Indonesia akan tetap terpelihara
keutuhannya dan terjaga keamanannya.
3) Kesadaran bahwa setiap pertentangan dalamkehidupan berbangsa dan
bernegara dapat diselesaikan dengan musyawarah/mufakat sesuai
demokrasi Pancasila.
4) Kesadaran bahwa Pancasila sebagai Ideologi negara dapat meniadakan
setiap ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan baik dari dalam
maupun dariluar negeri.

d. Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara


Rela berkorban untuk bangsa yaitu rela mengorbankan waktu, tenaga,
pikiran dan harta benda untuk kepentingan umum sehingga pada saatnya
siap mengorbankan jiwa dan raga bagi kepentingan bangsa.
Rela berkorban untuk negara adalah rela berbakti tanpapamrih yang
diberikan oleh seorang warga negara terhadap tanah airnya dengan penuh
kesadaran, keikhlasan, dan tanggung jawab utnuk mempertahankan
kelangsungan hidup Bangsa dan Negara Republik Indonesia.

e. Memilikikemampuan awal untuk Bela Negara


Secara psikis (mental) memiliki sifat-sifat disiplin, ulet,kerja keras, percaya
akan kemampuan sendiri, jujur, dan bertanggung jawab untuk mencapai
tujuan nasional.
Secra fisik (jasmaniah) memiliki kondisi kesehatan dan keterampilan yang
dapat mendukung kemampuan awal bela negara yang bersifat psikis.

BAB III
PENYELENGGARAAN
PENDIDIKAN PENDAHULUAN BELA NEGARA
DALAM GERAKAN PRAMUKA

10. Subyek
Subyek pembinaan PPBN dalam Gerakan Pramuka adalah Pembinaan
Pramuka

11. Obyek
Obyek pembinaan PPBN dalam Gerakan Pramuka adalah seluruh anggota
Gerakan Pramuka

12. Materi PPBN dalam Gerakan Pramuka

a. Kecintaan pada tanah air


Setiap anggota Gerakan Pramuka yang mencitai tanah airnya minimal
akan diwujudkan dalam kecintaan terhadap lingkungan sendiri, selalu
waspada dan gigih membela lingungannya terhadap segala bentuk
ancaman yang pada akhirnya akan mempengaruhi/membahayakan
kelangsungan hidup bangsa dan negara
Untuk mewujudkan hal tersebut diberikan materi-materi antara lain:
1) Lingkungan hidup
Diarahkan untuk memperoleh kesadaran guna melestarikan lingkungan
hidup, mencegah pencemaran lingkungan,bahaya kebakaran,
menggalakkan penghijauan, penghematan energi dan pemanfaatan
sumberdaya alam secara bertanggung jawab.
2) Kewaspadaan nasional
Diarahkan kepada penangkalan terhadap segala bentuk ancaman,
gangguan, hambatan dan tantangan, antara lain: bahaya laten PKI,
ekstrim kiri/kanan dan ekstrim lainnya, bahaya narkotika, pengaruh
buruk minuman keras dan lain-lain.
3) Pengenalan tanah air
Diarahkan kepada pengetahuan tentang letak dan luas tanah air
Indonesia (Nusantara) beserta kekayaan sumber daya alamnya.

b. Kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia


Kesadaran berbangsa Indonesia dapat dilihat adanya rasa persatuan dan
kesatuan di lingkungan Gerakan Pramuka, mengutamakan kepentingan
masyarakat di atas kepentingan pribadi atau golongan, hilangnya
fanatisme kesukuan/kedaerahan serta mencintai budaya Indonesia.
Kesadaran bernegara Indonesia dapat terlihat adanya rasa bertanah air
satu yaitu Indonesia, menghormati Bendera Merah Putih, Lagu
Kebangsaan Indonesia, Lambang Negara Garuda Pancasila dan lembaga
pemerintah serta mematuhi setiap Peraturan/Perundang-undangan.
Untuk mewujudkan hal-hal tersebut diberikan materi-materi antara lain:
1) Kerukunan hidup
Diarahkan pada rasa kebersamaan tanpa membeda-bedakan status
social, agama, suku dan ras/golongan
2) Kelestarian dan pembinaan budaya bangsa
Diarahkan pada pembinaan seni budaya setempat serta menghargai
budaya daerah lain
3) Mencintai produksi dalam negeri
Diarahkan untuk mencintai kerajinan tangan dan produksi dalam negeri
4) Pengenalan ke-Bhineka Tunggal Ika-an bangsa
Diarahkan pada pemahaman tentang kemajemukan bangsa Indonesia
dengan berbagai ragam suku bangsa, agama, adapt istiadat, dan bahasa
daerah
5) Pembaruan bangsa
Diarahkan pada terwujudnya rasa kebangsaan baik secara fisik maupun
psikis
6) Perlakuan terhadap Bendera Merah Putih, Lagu Kebangsaan dan
Lembang Negara Indonesia serta Peraturan Perundang-undangan yang
berlaku.
7) Bahasa Indonesia
Diarahkan pada kesadaran akan kebesaran peran bahasa Indonesia
dalam menjaga keutuhan bangsa dan upaya menumbuhkan kecintaan
pada bahasa Indonesia serta berusaha menggunakan bahasa Indonesia
dengan baik dan benar.
8) Kesatuan dan persatuan Indonesia
Diarahkan pada pemahaman bahwa Negara Republik Indonesia adalah
negara kesatuan seperti diamanatkan UUD 1945 pasal 1 dan Sumpah
Pemuda (1928)
9) Sadar hukum
Diarahkan untuk menumbuhkan kesadaran mentaati setiap ketentuan
hokum yang berlaku
10) Koperasi
Diarahkan untuk memahami Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992,
tentang Perkoperasian guna menumbuhkan kesadaran bahwa koperasi
merupakan salah satu soko guru perekonomian Indonesia sesuai dengan
budaya bangsa.

c. Keyakinan akan kesaktian Pancasila sebagai Ideologi Negara


Keyakinan akan kesaktian Pancasila terlihat pada sikap untuk
mengamalkan Pancasila sebagai ideology bangsa dan Negara yang telah
terbukti kesaktiannya dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Untuk mewukudkan hal tersebut diberikan materi-materi antara lain:
1) Pancasila sebagai dasar Negara (Pembukaan UUD 1945)
2) Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
3) Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (TAP MPR No.
II/MPR/1978)
4) Pengenalan tentang bukti-bukti kesaktian Pancasila
5) Contoh teladan dalam kehidupan sehari-hari

d. Kerelaan berkorban untuk bangsa dan negara


Kerelaan berkorban untuk bangsa dan Negara dapat dilihat dengan adanya
aktifitas dan partisipasi secara aktif dalam mendukung semua kegiatan
dalam Gerakan Pramuka, siap berkorban bagi kepentingan bangsa dan
negara bahkan pada saatnya siap mengorbankan jiwa dan raganya demi
kelangsungan hidup bangsa Indonesia.
Untuk mewujudkan hal-hal tersebut diberikan materi antara lain:
1) Pengenalan tentang komponen-komponen Hankamneg
Diarahkan mempelajari Undang-undang Nomor 20 Tahun 1982 yo
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1988 dan Undang-undang Nomor 2
Tahun 1988.
2) Pola hidup sederhana
Diarahkan pada pengendalian diri bagi setiap anggota Gerakan Pramuka
maupun sebagai anggota masyarakat.
3) Kesetiakawanan Sosial
Sikap solidaritas atas kesulitan/penderitaan orang lain yang diwujudkan
dalam bentuk uluran tangan untuk membantu meringankan beban
penderitaan orang lain, sesuai dengan kemampuannya.

e. Memiliki kemampuan awal bela Negara


Kemampuan awal bela negara bersifat psikis yaitu memiliki sifat disiplin,
ulet, kerja keras, percaya akan kemampuan sendiri, jujur, dan
bertanggung jawab.
Yang bersifat fisik yaitu memiliki kondisi kesehatan dan kemampuan
keterampilan jasmani yang bukan bersifat latihan kemiliteran yang dapat
mendukung kemampuan awal bela Negara. Untuk mewujudkan hal-hal
tersebut diberikan materi antara lain:
1) Psikis
Membina sikap mental sejak dini, dimulai di lingkungan keluarga
dilanjutkan di sekolah dan pergaulan dengan materi ajaran yang
berkaitan dengan budi pekerti.
2) Fisik
a) Olah raga
b) Hidup sehat dan bersih
c) Keterampilan dalam melaksanakan system keamanan.

f. Materi PPBN dalam Gerakan Pramuka menggunakan bahan-bahan


ceramah yang dikeluarkan oleh Departemen Pertahanan Keamanan cq
Ditjen Prsmanvet Dephankam dan yang dikeluarkan oleh Kwarnas
Gerakan Pramuka.

BAB IV
TOLOK UKUR KEBERHASILAN, TANDA-TANDA KEBERHASILAN,
PEMBIAYAAN, PENGENDALIAN, PENGAWASAN DAN EVALUASI PPBN
DALAM GERAKAN PRAMUKA

13. Tolok Ukur keberhasilan

Keberhasilan PPBN dalam Gerakan Pramuka dapat dilihat dari indikasi


antara lain sebagai berikut :

a. Pembinaan Gerakan Pramuka


1) Memberikan teladan yang baik dalam kehidupan sehari-hari
2) Mentaati peraturan yang berlaku
3) Mendidik dan membina kearah yang baik
4) Meningkatkan rasa kesatuan, persatuan, dan persaudaraan
5) Hidup sederhana
b) Anggota Gerakan Pramuka
1) Mengikuti kegiatan kepramukaan dengan sukarela
2) Saling membantu dan menasehati sesama teman
3) Menjaga kesatuan dan persatuan
4) Menjaga kebersihan lingkungan
5) Disiplin
6) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
7) Berbudi pekerti baik
14. Tanda-tanda keberhasilan

a. Umum
Penilaian terhadap keberhasilan kegiatan penyelenggaraan Pendidikan
Pendahuluan Bela Negara yaitu:
1) Mencintai tanah air tercantum dalam sikap dan perbuatannya sehari-
hari
2) Kesadaran berbangsa dan bernegara dapat dicerminkan dalam sikap
dan perilakunya sehari-hari
3) Mengamalkan Pancasila dalam kehidupannya sehari-hari
4) Rela berkorban untuk bangsa dan Negara tercermin dalam sikap dan
perbuatannya
5) Memiliki kemampuan awal bela Negara

b. Khusus
Secara khusus tanda-tanda keberhasilan PPBN dalam Gerakan Pramuka
dapat tercermin antara lain:
1) Pembinaan dan anggota Gerakan Pramuka selalu mengutamakan
kesatuan dan persatuan bangsa
2) Memiliki disiplin yang tinggi
3) Menghargai pendapat orang lain
4) Menerapkan pola hidup sederhana
5) Menciptakan lingkungan yang tertib, bersih dan aman
6) Memberikan motivasi positif bagi rekan-rekannya.

15. Pembiayaan

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka membiayai sendiri pelaksanaan kegiatan


berkala di semua jajarannya sesuai dengan Rencana Kerja dan Program
Kerja masing-masing.

16. Pengendalian dan Pengawasan

a. Gerakan Pramuka
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka melaksanakan pengendalian dan
pengawasan kegiatan PPBN dalam Gerakan Pramuka, sesuai dengan jalur
dan tata kerja yang berlaku dalam Gerakan Pramuka

b. Dephankam dan Mabes ABRI


1) Dephankam (Ditjen Persmanvet) dan Mabes ABRI (Ster Mabes ABRI)
memberikan bantuan teknis pada penyelenggaraan PPBN dalam Gerakan
Pramuka apabila dibutuhkan (atas permintaan Kwarnas/Kwarda).
2) Pemberian bantuan teknis dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh
Komando Teritorial setempat
3) Melalui jalur ABRI, Ditjen Persmanvet dan Ster ABRI akan menerima
laporan dari Kodam yang menjadi koordinator bantuan teknis PPBN bagi
Gerakan Pramuka di wilayahnya
4) Ditjen Persmanvet akan mendapatkan informasi dari Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka mengenai perkembangan kegiatan Gerakan Pramuka
pada umumnya, pemantapan PPBN dalam Gerakan Pramuka pada
khususnya terutama yang menyangkut bantuan teknis ABRI (Angkatan
dan Polri) di daerah.
17. Evaluasi

Evaluasi PPBN dalam Gerakan Pramuka dilakukan guna memperoleh


informasi penyelenggaraan PPBN meliputi:

a. Penyelenggaraan
Untuk mengetahui hasil yang dapat dicapai dengan metode, prosedur, dan
sarana yang digunakan.
b. Sasaran
1) Obyek: Para peserta dapat memahami dan melaksanakan PPBN dalam
Gerakan Pramuka, dengan memperhatikan terhadap sikap dan tingkah
laku sehari-hari antara lain meliputi keuletan, disiplin, kesungguhan
dalam melaksanakan tugasnya dan peran sertanya.
2) Subyek: Para Pembina dan pelatih dalam Gerakan Pramuka telah dapat
menyelenggarakan PPBN secara efektif dan efisien dengan menggunakan
sarana dan prasarana yang tersedia.
3) Teknik: Metode yang digunakan untuk menyampaikan materi PPBN
yang disesuaikan dengan strata pesertanya, sehingga dapat diterima,
diserap, dan dipahami oleh para peserta.
4) Sarana: Alat peralatan (alins dan alongins) yang digunakan untuk
menyelenggarakan PPBN sesuai dengan situasi dan kondisi Gerakan
Pramuka.
c. Cara
Untuk melaksanakan evaluasi perlu digunakan suatu cara yang baik,
antara lain:
1) Dengan mengisi angket yang dilakukan oleh para peserta dan angket
yang diisi oleh para pembina (tanpa menunjukkan identitas diri).
2) Cerdas Cernat, yaitu kegiatan untuk mengadu ketangkasan berpikir
PPBN, sehingga dapat diketahui tingkat pemahaman PPBN.
3) Karya tulis, yaitu dengan membuat tulisan tentang Bela Negara bagi
para peserta sehingga dapat diketahui tingkat pemahaman terhadap
materi PPBN yang telah diberikan.
4) Pengamatan yang dilaksanakan oleh Pembina Gerakan Pramuka di
masing-masing Kwarda, Kwarcab, Kwarran

BAB V
PENUTUP

18. Dengan diterbitkannya Buku Panduan Pendidikan Pendahuluan Bela


Negara dalam Gerakan Pramuka, maka penyelenggaraan PPBN dalam
Gerakan Pramuka diharapkan dapat dilaksanakan secara konsepsional,
efektif, dan efisien.

Demikian Panduan Penyelenggaraan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara


untuk dikembangkan dan disebarluaskan sesuai dengan tujuan dan sasaran
yang ditentukan, dan apabila dalam pelaksanaannya dijumpai kesulitan dapat
koordinasi serta konsultasi dengan Dephankam cq Ditjen Persmanvet
Dephankam guna mendapatkan penjelasan, sehingga dengan
memasyarakatnya Pendidikan Pendahuluan Bela Negara hasilnya dapat
memperkuat upaya peningkatan disiplin nasional dan produktivitas nasional
dalam rangka memantapkan Ketahanan Nasional.

Jakarta, 30 Januari 1996


Direktur Jenderal
Personil, Tenaga Manusia dan
Veteran

Rusmadi Sidik

PERMAINAN SIMULASI
PENDIDIKAN PENDAHULUAN BELA NEGARA

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum

a. Pada dasarnya Pendidikan Pendahuluan Bela Negara diselenggarakan


guna memasyarakatkan upaya bela negara dengan cara menyadarkan
segenap warga negara akan hak dan kewajiban dalam upaya bela
negara.Manyadari akan hal tersebut di atas, maka pembinaan kesadaran
bela negara akan dapat berhasil dengan baik apabila dilaksanakan dengan
memperhitungkan tingkat kesiapan dan tingkat perkembangan dari
peserta didik. Dalam rangka proses internalisasi kesadaran bela negara
seyogyanya peserta didik diberi kesempatan untuk dapat mengembangkan
kepribadian sebaik-baiknya atas dasar pengalaman pribadi yang
diperolehnya melalui interaksi dengan lingkungan.
b. Permainan Simulasi PPBN sebagai salah satu metode pemasyarakatan
PPBN, merupakan salah satu usaha mengoptimalkan hasil yang ingin
dicapai, yang dalam penyelenggaraanmya sangat tergantung pada
kemampuan dan kesungguhan para penyelenggara dan peserta permainan
simulasi.Oleh karena itu terlebih dahulu para penyelenggara harus dapat
memahami tentang PPBN secara tepat dan mendalam. Untuk itu para
penyelenggara perlu mendapatkan penataran/ceramah PPBN serta
pembinaan secara meningkat dan berlanjut.
c. Mengingat PPBN merupakan upaya nasional yang terpadu, maka
penyelenggara Permainan Simulasi PPBN sebagai salah satu metode
penyebarluasan PPBN, di lingkungan pendidikan, lingkungan pekerjaan,
dan lingkungan pemukiman, secara terus menerus diupayakan adanya
suatu bentuk penyelenggaraan yang konsepsional terpadu,
Penulisan konsep penyelenggaraan Permainan Simulasi PPBN ke dalam
buku panduan penyelenggaraan Simulasi PPBN, diharapkan dapat
memenuhi maksud di atas.

2. Maksud dan tujuan


Panduan ini dimaksudkan sebagai pedoman dalam menyelenggarakan
Permainan Simulasi Pendidikan Pendahuluan Bela Negara di lingkungan
pendidikan, pekerjaan, dan pemukiman, dengan tujuan agar Pendidikan
Pendahuluan Bela Negara dapat dilaksanakan secara konsepsional dan
mencapai sasaran sebagaimana diharapkan.

3. Ruang lingkup dan tata urut

Ruang lingkup panduan ini meliputi ketentuan-ketentuan tentang


penyelenggaraan Permainan Simulasi PPBN di lingkungan pendidikan,
pekerjaan, dan pemukiman di tingkat pusat maupun di tingkat daerah,
dengan tata urut sebagai berikut:

a. Pendahuluan
b. Perencanaan Permainan Simulasi PPBN
c. Pelaksanaan Permainan Similasi PPBN
d. Membentuk dan membina kelompok
e. Pelaksanaan diskusi
f. Pengendalian dan pengawasan, evaluasi, laporan
g. Penutup

4. Pengertian

a. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui


kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di
masa yang akan datang
b. Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan
bangsa Indonesia yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-undang
Dasar 1945.
c. Sistem Pendidikan Nasional adalah satu keseluruhan yang terpadu dari
semua satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan yang
lainnya untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan nasional.
d. Bela Negara adalah tekad, sikap, dan tindakan warga negara yang teratur,
menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada
tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia, serta
berkeyakinan akan kesaktian Pancasila sebagai Ideologi Negara dan
kerelaan berkorban guna meniadakan setiap ancaman, baik dari luar
negeri maupun dari dalam negeri, yang membahayakan kemerdekaan dan
kedaulatan negara, kesatuan dan persatuan bangsa, keutuhan wilayah
dan yurisdiksi nasional serta nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.
e. Pendidikan Pendahuluan Bela Negara adalah pendidikan dasar bela
negara guna menumbuhkan kecintaan pada tanah air, kesadaran
berbangsa dan bernegara Indonesia, keyakinan akan kesaktian Pancasila
sebagai ideologi Negara, kerelaan berkorban untuk Negara serta
memberikan kemampuan awal bela negara.
f. Lingkungan Pendidikan adalah lingkungan seseorang warga negara
bersekolah atau menuntut ilmu atau yang kehidupannya bertalian erat
dengan tempat pendidikan atau pendidikannya.
g. Lingkungan Pekerjaan adalah lingkungan seseorang warga negara yang
bekerja mencari nafkah dan kehidupannya bertalian erat dengan tempat
bekerja atau pekerjaannya.
h. Lingkungan pemukiman adalah lingkungan seseorang warga negara
bertempat tinggal dan menyelenggarakan kehidupannya.
i. Simulasi berasal dari kata “Simulate” artinya pura-pura atau berbuat
seolah-olah. Simulasi juga berarti tiruan atau perbuatan yang pura-pura
saja. Simulasi sebagai metode penyajian adalah suatu usaha untuk
memperoleh pemahaman atau hakikat suatu prinsip atau keterampilan
tertentu melalui proses kegiatan atau latihan dalam situasi tiruan (tidak
sesungguhnya).
j. Permainan simulasi PPBN adalah permainan yang merupakan gabungan
dari permainan peranan dengan kegiatan diskusi, yang selalu
dikaitkan/diwarnai oleh ciri-ciri PPBN. Permainan simulasi PPBN ini
merupakan salah satu upaya pemasyarakatan unsur-unsur pesan yang
didiskusikan, seperangkat alat perlengkapan, serta cara atau aturan
bermain yang direncanakan.
Peranan Permainan Simulasi PPBN dalam usaha pemasyarakatan PPBN
adalah sangat besar, karena merupakan proses belajar-membelajarkan yang
dilakukan oleh sekelompok warga, dengan jalan dialog dan diskusi mengenai
nilai-nilai yang terkandung dalam PPBN dan pembangunan dalam suasana
kekeluargaan, sehingga dapat menumbuhkan motivasi dan kegiatan belajar
yang tinggi dan berkesinambungan.

BAB II
PERENCANAAN PERMAINAN SIMULASI PPBN

5. Metode

Dalam menyelenggarakan PPBN dapat digunakan metode edukatif, persiasif


atau pragmatis.
Metode pragmatis digunakan untuk pembekalan secara taktis dengan tidak
menyimpang dari tujuan yang telah ditentukan secara bertahap sesuai
dengan situasi dan kondisi. Salah satu teknik pragmatis dapat digunakan
adalah “permainan simulasi”.
Adapun pertimbangan-pertimbangan penggunaan permainan simulasi untuk
PPBN adalah sebagai berikut:

a. Merupakan media yang menarik dan mudah digunakan tanpa menuntut


tingkat yang tinggi dari masyarakat yang memainkannya.

b. Memiliki kesederhanaan dalam hal perangkat alat yang dipergunakan


maupun tata cara memainkannya.

c. Memiliki kelenturan dalam hal membuat dan memainkannya.

d. Murah, dalam arti perangkat dan bahan-bahan belajar simulasi mudah


didapatkan di setiap tempat dengan harga yang dapat dijangkau oleh
masyarakat luas.

e. Pimpinan Permainan Simulasi (Fasilitator) tidak memerlukan


digunakannya tenaga yang profesional.
f. Mengandung kegembiraan, dalam makna bahwa proses belajar melalui
permainan Simulasi ini terjadi dalam situasi yang non formal dengan
cukup menggairahkan.

g. Dilakukan dalam suasana belajar berkelompok, sehingga terjadilah proses


transformasi nilai secara optimal.

h. Terjadinya proses permusyawaratan, dalam arti hak dan kewajiban serta


kesempatan bagi peserta yang berpartisipasi terjamin untuk menyatakan
perasaan, pikiran, dan persoalan yang dihadapinya.

i. Terjadinya kewajaran dalam dialog yang tidak dibuat-buat sehingga


menimbulkan keberanian berbicara bagi peserta sesuai dengan
pendapatnya.

j. Menggairahkan dan mengasyikkan, artinya dalam setiap proses belajar


berlangsung di kalangan peserta permainan, terjadi senda gurau tanpa ada
perasaan tertekan dalam mengemukakan pendapat-pendapatnya.

6. Faktor yang berpengaruh

Beberapa faktor yang ikut mempengaruhi penggunaan Permainan Simulasi


yaitu:

a. Faktor yang menunjang


1) Tidak bertentangan dengan hakikat manusia sebagai mahluk bermain
(Homo Luden), dimana manusia cenderung untuk memperoleh kesegaran
moril dengan menikmati permainan yang ada. Kesegaran ini diproleh dari
karakteristik yang ada dalam setiap permainan, termasuk permainan
simulasi, yaitu menarik, memikat, penuh variasi, dan menggairahkan.
Dalam praktek diketemukan gejala yang berupa kecenderungan untuk
bermain simulasi dan bermain lagi tanpa ada rasa bosan yang
menyelubungi.
2) Praktis: permainan simulasi sangat mudah dilaksanakan karena
peraturan-peraturan permainannya dapat dicerna oleh masyarakat tua,
muda, pria maupun wanita. Disamping itu Permainan Simulasi dapat
dilaksanakan setiap saat,pada waktu senggang, misal pagi, siang, sore,
malam, tergantung kemauan kelompok.
3) Ekonomis: sarana untuk menyelenggarakan Permainan Simulasi sangat
murah dan mudah didapat, misalnya papan bermain dapat dibuat dari
bahan kertas atau kalau tidak ada kertas, permainan dapat dilaksanakan
di atas lantai. Untuk tanda permainan (gaco) dapat digunakan pecahan
genting dan sejenisnya. Kubus angka dalam fungsinya, dapat diganti
dengan sarana lain di sekeliling kita, misalnya gulungan kertas
bernomor, biji sawo, dan sebagainya.
4) Tepat guna: permainan simulasi dapat menyampaikan informasi
mengenai kesadaran bela negara maupun pesan-pesan pembangunan,
disamping itu dapat mengungkapkan aspirasi perasaan dan pendapat
masyarakat yang berkaitan dengan unsur-unsur bela negara terpadu
dengan pesan-pesan pembangunan.

b. Faktor yang menghambat


Disamping beberapa faktor penunjang tersebut di atas terdapat juga
hambatan-hambatan yang perlu mendapat perhatian cara pemecahannya.
Hambatan tersebut adalah:
1) Terdapatnya ketidak samaan latar belakang dan tingkat pengetahuan
fasilitator tentang bela negara dan pesan-pesan pembangunan ditambah
kurang memadainya keterampilan fasilitator dalam menumbuhkan gairah
untuk berdiskusi. Untuk ini perlu dilakukan bimbingan dan penyegaran
fasilitator secara terencana.
2) Perbuatan yang tidak terpuji dari sementara pejabat setempat dapat
menghambat kegairahan bermain kelompok simulasi.
3) Masih adanya koordinasi sektoral yang kurang mantap. Masih adanya
suasana yang kurang menunjang dalam bidang sosial, ekonomi, politik,
maupun budaya di sementara daerah.

c. Hasil yang diharapkan


1) Perubahan sikap mental orang-orang yang terlibat di dalamnya lebih
terbuka, berani menyatakan pendapat, berargumentasi, berani menjawab
dan dapat menerima gagasan baru yang berupa kebijaksan
pembangunan dan lain sebagainya.
2) Permainan Simulasi PPBN dapat meningkatkan tekad, sikap, dan
tindakan warga negara Republik Indonesia lewat diskusi dan dialog.
3) Dari pengalaman berdiskusi dan berdialog dapat tumbuh rasa ingin
tahu, yang pada gilirannnya dapat menambah pengetahuan dan
meningkatkan keterampilan berpikir serta terjadi perubahan sikap dan
perilaku.
4) Adanya sikap terbuka dan berkembangnya sikap bermusyawarah
sebagai awal perwujudan sikap kesadaran bela negara untuk mau
menerima gagasan-gagasan pembangunan yang telah didiskusikan,
sehingga dapat menimbulkan rasa ikut memiliki dan rasa bertanggung
jawab warga masyarakat, untuk ikut serta mewujudkan gagasan
pembangunan tersebut.

7. Menentukan bidang topik serta merumuskan tujuan

a. Menentukan bidang
Yang dimaksud dengan bidang pada Permainan Simulasi PPBN adalah
pengelompokan permasalahan yang disesuaikan dengan jalur-jalur
pemasyarakatan PPBN. Dengan demikian, maka bidang dalam Permainan
Simulasi PPBN ada 3 bidang,yaitu:
1) Bidang Lingkungan Pendidikan
2) Bidang Lingkungan Pekerjaan
3) Bidang Lingkungan Pemukiman

b. Menentukan topik
Yang dimaksud dengan topik permainan simulasi adalah pokok
pembicaraan atau pokok bahasan yang dapat dijadikan bahan diskusi.
Topik tersebut diambil dari unsur-unsur PPBN dengan demikian maka
dalam permainan simulasi ini topik terdiri atas:
1) Topik tentang Cinta Tanah Air
2) Topik tentang Sadar Berbangsa dan Bernegara
3) Topik tentang Yakin Kesaktian Pancasila
4) Topik tentang Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara
5) Topik tentang Kemampuan Awal Bela Negara

c. Perumusan tujuan
Yang dimaksud perumusan tujuan adalah merumuskan tujuan dari setiap
topik, yang ingin dicapai diwujudkan dalam Permainan Simulasi PPBN.

8. Menentukan Masalah Pokok dan Sub Masalah Pokok

Yang dimaksud dengan masalah pokok dan sub masalah pokok adalah hal-
hal yang perlu didiskusikan yang berfungsi sebagai bahan belajar dan
diskusi bagi peserta permainan simulasi.

a. Masalah pokok adalah masalah yang timbul dan berkaitan dengan topik
yang perlu mendapat pemecahan.

b. Sub masalah pokok adalah penjabaran dari masalah pokok.

Contoh:
Topik : Cinta Tanah Air
Masalah Pokok : Kurang diminatinya produk Dalam Negeri
Sub Masalah Pokok : Buruknya kualitas produk dalam Negeri

9. Menyusun Pesan Permainan Simulasi PPBN dan Arahan

a. Kedudukan, fungsi, dan tujuan pesan


Kedudukan pesan dalam permainan simulasi adalah sebagai inti diskusi,
sedang fungsi pesan adalah sebagai bahan belajar bagi peserta.
Tujuan pesan adalah:
1) Memahami atau memperoleh pengetahuan tentang apa yang tersebut
dalampesan.
2) Memiliki sikap seperti yang diharapkan dalam pesan
3) Terampil melaksanakan apa yang ditimbulkan, apa yang disebut dalam
pesan.
4) Melalui diskusi tentang pesan yang dijabarkan dari masalah yang
dihadapi, dan yang tersusun secara baik, peserta permainan akan:
a) mengetahui sebab timbulnya masalah;
b) mengetahui akibat yang ditimbulkan oleh masalah;
c) dapat mencari alternatif/kemungkinan pemecahannya.
Jadi peserta permainan dirangsang dan dilatih untuk berpikir dan
bertindak secara kritis dan kreatif

b. Ciri-ciri pesan
Pesan permainan simulasi harus disesuaikan dengan situasi, kondisi, dan
tingkat pengetahuan peserta, artinya bahwa keluasan dan kedalaman materi
(yang terkandung dalam pesan), disesuaikan dengan situasi dan kondisi
peserta dan tempat serta waktu penyelenggaraan permainan simulasi.
Pesan permainan yang baik adalah yang memenuhi kriteria sebagai
berikut:
1) Mengandung kejadian sehari-hari
2) Menarik bagi peserta permainan untuk didiskusikan secara mendalam
3) Mengandung unsur-unsur bela negara
4) Mendorong peserta berdiskusi dalam kesempatan bermain maupun di
luar permainan
5) Bahasanya sederhana sehingga mudah dimengerti.

c. Bentuk pesan
1) Bentuk daripada pesan permainan simulasi adalah:
a) Pernyataan
b) Suruhan dan anjuran
c) Larangan
d) Pertanyaan
2) Contoh:
Pesan terpadu untuk beberan dan kartu merah putih:
a) (Pernyataan) : - Pak Parto tidak pernah mau datang pada rapat desa,
kalau hanya berkumpul untuk mendengarkan omongan
petugas Bimas saja.
b) (Suruhan) : - Harap saudara menghubungi pak Lurah dan
menanyakan kepadanya, apakah pengusaha pabrik yang
baru tidak lagi sembarangan membuang sampah
pabriknya, setelah ia mau menghadiri musyawarah-
musyawarah kelurahan.
c) (Larangan) : - Janganlah saudara diam saja, kalau saudara
mengetahui ada orang yang ingin menangnya sendiri saja,
yaitu menggunakan aliran listrik tanpa batas dari
pembangkit listrik mini milik desa.
d) Pertanyaan) : - Pak Nata sering bertengkar dengan tetangga dalam
musim tanam padi kali ini, dia sudah beberapa kali
mengalirkan air irigasi ke sawahnya, meskipun ia
mengetahui bahwa belum gilirannya untuk mengalirkan air
tersebut.
Bagaimana pendapat anda?

d. Sifat uraian pesan


1) Uraian pesan dapat membuat hal-hal yang diinginkan maupun
sebaliknya, yaitu hal-hal yang tidak diinginkan. Pilihlah uraian yang lebih
mudah penyusunannya.
Contoh:
Bidang : Lingkungan Pemukiman
Topik : Cinta Tanah Air
Tujuan : Menimbulkan rasa mengenal dan mencintai wilayah
masyarakat.
Masalah pokok : Kurang dikenalnya wilayah nasional
Sub Masalah pokok : Kurang diketahuinya lingkungan wilayah
Indonesia
2) Pesan:
a) Negara Indonesia dikelilingi oleh samudera luas dan terdiri dari beribu-
ribu pulau, sebutkan 5 pulau besar yang anda ketahui.
b) Indonesia adalah negara kepulauan, karena keadaan itu kita mengenal
lagu Dari Sabang sampai Merauke, nyanyijkan bersama lagu itu.
c) Pulau-pulau di Indonesia pada umumnya bergunung, berlembah
maupun berbatas tinggi. Sebutkan beberapa manfaat dari keadaan
serupa ini, selain untuk pariwisata.
10. Petunjuk cara membuat alat permainan simulasi PPBN

a. Yang dimaksud dengan cara membuat alat permainan simulasi adalah


cara merencanakan, menyusun dan menerangkan pesan-pesan ke dalam
merah putih.

b. Langkah-langkah membuat alat permainan simulasi adalah sebagai


berikut:
1) Menentukan bidang dengan memilih salah satu dari 3 bidang yang ada,
yaitu bidang lingkungan pendidikan, bidang lingkungan pekerjaan, dan
bidang lingkungan pemukiman.
2) Menentukan topik dengan memilih salah satu dari 5 unsur PPBN.
3) Menentukan tujuan permainan berupa peningkatan pengetahuan, sikap
dan keterampilan yang diharapkan akan dapat dimiliki oleh pesarta
setelah selesai bermain.
4) Menentukan masalah pokok
Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan bidang dan topik
5) Menentukan sub masalah
Menjabarkan masalah yang berkaitan dengan masalah pokok
6) Menyusun pesan
Menyusun pesan yang berkaitan dengan sub masalah pokok
7) Menyusun arahan
Menyusun salah satu jawaban yang benar dari persoalan yang
ditimbulkan dalam pesan-pesan.
8) Contoh-contoh lembar matriks penyusunan pesan sebagai berikut:
Penyusunan pesan simulai PPBN
Bidang :
Peserta:

No. TOPIK TUJUAN MASALAH PESAN ARAHAN


POKOK PESAN JAWABAN
1 2 3 4 5 6

11. Perlengkapan permainan simulasi PPBN

a. Beberapa permainan/lembaran permainan


Alat ini dapat terbuat dari kertas/karton yang memuat sejumlah gambar dan
kolom yang berisi pesan pembangunan maupun pesan-pesan PPBN. Pesan-
pesan pembangunan dan pesan-pesan PPBN ini berupa kejadian sehari-hari
yang terjadi dalam masyarakat, dan menyangkut pelaksanaan program
pembangunan maupun penghayatan dan pengamalan nilai-nilai bela negara.

b. Kartu merah putih dan kolom pesan


Berisi pesan-pesan terpadu sesuai dengan bidang/topik yang diinginkan.

c. Alat penentu langkah


Dapat berupa kubus angka yang tiap kubus bertuliskan angka 1 s/d 6 atau
kartu yang berisi angka 1 s/d 6.Pilihan terhadap alat penentu langkah dapat
dimusyawarahkan sesuai dengan kemauan daerah atau kelompoknya
masing-masing.
d. Tanda Pemain/Gaco
Tanda pemain adalah alat untuk membedakan pemain dengan pemain lain,
misalnya dapat berbentuk:
- Kancing baju, dengan mengambil 6 warna atau yang besarnya berbeda
- Batu kerikil, kapur tulis, dan sebagainya.

e. Buku Catatan Fasilitator


Yakni buku untuk mencatat hal-hal yang penting oleh fasilitator. Teknis
pencatatan dapat dilakukan sendiri atau menugaskan kepada penulis.

f. Buku Pegangan Fasilitator


Yakni buku-buku yang perlu dimiliki oleh fasilitator yang ada hubungannya
dengan permainan simulasi, antara lain:
1) UUD 1945, GBHN. UU No. 20/1982, Peraturan perundang-undangan
lain yang berkaitandengan bela negara.
2) Buku tentang P-4
3) Panduan Penyelenggaraan Permainan Simulasi PPBN

12. Peserta Permainan Simulasi PPBN

a. Peserta Permainan Simulasi PPBN ialah mereka yang terlibat dalam


permainan simulasi.
Mereka terdiri atas:
1) Fasilitator
2) Pemegang peran
3) Pemain
4) Penulis
5) Penonton

b. Batasan/penjelasan
1) Fasilitator
a) Pengertian
Fasilitator adalah orang yang bertugas memimpin permainan simulasi
b) Tugas fasilitator
secara lengkap sebagai berikut:
(1) Memimpin diskusi/permainan
(2) Menjelaskan aturan permainan
(3) Menentukan dengan musyawarah siapa-siapa daripartisipan yang
akan bertindak sebagai pemimpin, pemegang peran, dan penulis.
(4) Merangsang peserta untuk aktif berdiskusi
(5) Mengarahkan diskusi
(6) Menjawab/menjelaskan pesan/masalah yang timbul dalam diskusi
(7) Menetralkan perasaan negatif akibat diskusi
(8) Menjawab pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh peserta
permainan lainnya
(9) Memberikan kesimpulan setiap pesan setelah didiskusikan
(10) Menugaskan kepada penulis untuk mencatat maslah yang tidak
terpecahkan
(11) Menanyakan masalah yang tidak terpecahkan kepada
Instansi/Dinas/Jawatan/ Nara Sumber
(12) Menjelaskan kembali setiap masalah yang telah ditanyakan
tersebut di atas pada permainan berikutnya.
c) Kewajiban fasilitator
(1) Menyusun program
(2) Menyiapkan alat permainan
(3) Menyusun jadwal
(4) Menyusun pesan
(5) Menghubungi/koordinasi dengan instansi terkait setempat
(6) Kerja sama dengan pamong desa/instansi dan tokoh masyarakat
dalam pengamanannya
(7) Membuat laporan kepada Koordinator Pelaksanaan Permainan
Simulasi (KP2S) atau instansinya masing-masing
d) Syarat-syarat menjadi fasilitator
(1) Telah mengikuti pelatihan fasilitator simulasi
(2) Telah mengikuti penataran/ceramah PPBN
(3) Ia adalah anggota masyarakat setempat
(4) Dapat diterima dan dipercaya oleh masyarakat setempat
(5) Pandai bergaul, kreatif, dan dinamis
(6) Bebas tiga buta (aksara latin, bahasa Indonesia, pengetahuan
dasar)
(7) Bersikap terbuka terhadap pendapat orang lain
(8) Tanggap terhadap masalah-masalah sekitar
(9) Mampu memahami proses-proses alamiah dalam lingkungannya
(10) Berdedikasi/penuh pengabdian untuk pembangunan
lingkungannya.
2) Pemegang Peran
Penegang Peran adalah mereka yang seolah-olah mempunyai profesi
tertentu dalam masyarakat, misalnya Juru Penerang, Kepala Desa,
Dokter, PPL, dan sebagainya disesuaikan dengan bidang topik.
Fungsi Pemegang Peran adalah:
a) Memberi penjelasan, menjawab pertanyaan sesuai dengan perannya
b) Memecahkan masalah yang ada kaitannya dengan peran yang
diembannya.
c) Memberi nasehat dan anjuran
Catatan: Pemegang peran adalah warga yang sedang belajar berperan
sebagai salah satu tokoh masyarakat. Oleh karenanya ucapan
atau nasehatnya bisa saja salah/tidak benar. Jadi tidak harus
selalu dianggap benar.
3) Pemain
Yang dimaksud dengan Pemain adalah: pemegang tanda pemain/gaco.
Pemegang tanda pemain/gaco tugasnya adalah:
a) Berhak mengambil alat penentu langkah
b) Memberi jawaban pertama terhadap pesan sesuai dengan jatuhnya
alat penentu langkah.
c) Mengambil salah satu kartu merah putih serta menjawab bila alat
penentu langkah jatuh pada kolom merah putih
d) melaksanakan keputusan yang sesuai dengan hasil musyawarah bila
alat penentu langkah jatuh pada kolom kosong.
e) Menyetujui, menyanggah pendapat/jawaban peserta lain.
f) Menanyakan pesan yang mungkin kurang jelas kepada Fasilitator.
4) Penulis
Penulis adalah mereka yang bertugas mencatat segala sesuatu yang
terjadi selama Permainan Simulasi PPBN berlangsung, yang meliputi
hal-hal sebagai berikut:
a) Topik permainan
b) Tanggal permainan
c) Nama Fasilitatornya
d) Nama Pemain
e) Nama Pemegang Peran
f) Aturan main
g) Masalah-masalah yang tak dapat dipecahkan selama permainan.
5) Penonton
Penonton adalah mereka yang datang menyaksikan permainan simulasi
Penonton berhak (setelah mendapat ijin dari Fasilitatornya) antara lain:
a) Mengemukakan pendapat
b) Menyanggah/menyetujui jawaban peserta/pemain yang lain.
c) Menanyakan kepada Pemain.

BAB III
PELAKSANAAN PERMAINAN SIMULASI PPBN,

13. Persiapan

a. Menentukan tempat dan waktu


Tempat dan waktu untuk permainan dimulai dapat ditentukan dimana
saja dan kapan saja
Misalnya: di rumah warga, di balai desa pada pagi, siang, atau sore hari.
b. Menyediakan alat permainan
Pada waktu akan melaksanakan permainan, Fasilitator menyediakan alat-
alat permainan yang berupa beberan, katu merah putih, alat penentu
langkah, Tanda Pemain (gaco), buku catatan dan buku pegangan (Juklak
Simulasi, Tap MPR No. II/MPR/1993, dan buku materi pelengkap lainnya)
c. Pemilihan Fasilitator
Jika belum ditentukan siapa fasilitatornya, maka diadakan pemilihan
fasilitator diantara anggota kelompok belajar yang telah lulus penataran
fasilitator.
Tetapi kalau fasilitator hanya satu orang dalam kelompok itu, pemilihan
fasilitator tidak perlu lagi diadakan.
d. Memilih topik permainan
Pemilihan topik permainan ini dilakukan kalau memang topik beberan
yang tersedia lebih dari satu.
Apabila hanya tersedia satu beberan, maka fasilitator cukup
memberitahukan kepada kelompok, bahwa kita akan melaksanakan
Permainan Simulasi PPBN dengan topik “anu” (topik beberan yang tersedia)
e. Memilih Penulis, Pemain dan Pemegang Peran.
Mula-mula fasilitator memusyawarahkan dengan warga belajar untuk
memilih penulis (ini kalau belum ada penentuan sebelumnya) kemudian
baru memilih pemegang peran (kalau belum ditentukan) dan akhirnya
memilih pemain. Jumlah pemain disesuaikan dengan anggota kelompok
yang hadir. Sekurang-kurangnya 2 (dua) orang dan sebanyak-banyaknya 6
(enam) orang pemain. Selebihnya menjadi peserta penonton.
Dalam hal terpaksa, penulis atau pemegang peran dapat dirangkap oleh
pemain.
f. Membicarakan aturan permainan
Langkah berikutnya setelah menentukan penulis, pemegang peran dan
pemain adalah membicarakan aturan permainan. Pada prinsipnya 3 (tiga)
hal yang dimusyawarahkan.
1) Lamanya permainan
Mengenai lamanya permainan dapat dipilih:
a) Menurut waktu yaitu 1 jam atau 2 jam (permainan dikatakan telah
selesai bila waktu yang disepakati telah habis).
b) Menurut ronde atau babak permainan.
Misalnya satu ronde atau 2 ronde (permainan dikatakan telah berjalan
1 ronde/babak apabila seluruh pemain telah pernah melangkah
gaconya)
c) Menurut putaran
Ini berarti permainan berlangsung terus hingga ada seorang pemain
yang gaconya jatuh pada kolom STOP.
2) Gaco jatuh di kolom kosong
Apabila gaco jatuh di kolom kosong, maka pemain yang bersangkutan
dapat disuruh:
a) Menyanyi (menyanyi bersama-sama) lagu-lagunya boleh dipilih lagu
perjuangan atau lagu daerah.
b) Berceritera (tentang pahlawan atau peristiwa yang sangat
mengesankan)
c) Menari (menari bersama-sama)
d) Bebas (tidak disuruh apa-apa)
e) Dan lain-lain yang disepakati oleh peserta permainan.
3) Gaco jatuh pada kolom yang telah didiskusikan,
Apabila gaco jatuh pada kolom yang telah didiskusikan, maka pemain
yang bersangkutan dapat disuruh:
a) Melangkah gaconya maju atau mundur satu langkah atau dua langkah
dan seterusnya.
b) Mengulang sekali lagi mengocok alat penentu langkah dan langkah
dilanjutkan

14, Pelaksanaan Bermain

a. Mengucapkan salam
Sebelum memimpin Permainan Simulasi PPBN, Fasilitator mengucapkan
salam dahulu kepada kelompok belajar. Salamnya dapat berupa ucapan
“Assalamu’alaikum Wr. Wb.; Selamat Sejahtera (Siang/Malam)” atau
ucapan lain yang sejiwa, sesuai dengan lingkungan setempat.

b. Berdoa
Sebelum Permainan Simulasi PPBN dimulai, maka sebagai bangsa yang ber
Ketuhanan Yang Maha Esa, perlu memanjatkan doa agar Permainan
Simulasi PPBN berjalan lancar, tidak ada halangan suatu apa dan diberi
hilkmat dan manfaat bagi kita semua. Doa dipimpin oleh fasilitator.
Caranya yaitu Fasilitator mengajak semua hadirin (peserta permainan)
untuk berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing agar
permainan simulasi yang akan dilaksanakan dapat berjalan lancer diberi
hikmat dan sebagainya. Pada saat berdoa hendaknya peserta permainan
dalam sikap (berdiri/duduk) yang sempurna
c. Cara bermain
Mula-mula pemain pertama mengambil alat penentu langkah, kemudian
melangkahkan gaconya sesuai dengan nomor yang terdapat pada alat
penentu langkah. Bila gaco berhenti pada kolom yang ada pesannya, maka
pesan itulah yang dibaca dan kemudian didiskusikan. Pertama-tama
pemain yang melangkahkan gaconya itulah yang menanggapi pesan
dimaksud. Selanjutnya fasilitator menawarkan pada pemain lain atau
penonton yang ingin mengemukakan pendapatnya. Apabila dalam diskusi
tidak terdapat perbedaan pendapat dan menurut fasilitator memang benar,
maka fasilitator tinggal menggaris bawahi (menyimpulkan) saja, sedapat-
dapatnya dikaitkan dengan unsur-unsur PPBN. Tetapi apabila ada
perbedaan pendapat, maka fasilitator dapat meminta pemegang peran
untuk memberikan penjelasan seperlunya. Demikian seterusnya bagi
pemain kedua atau ketiga. Sebaliknya untuk satu pesan jangan
didiskusikan terlalu lama dan fasilitator dalam hal ini dapat
memperkirakannya.
Dalam diskusi, fasilitator harus dapat mengaktifkan kelompok,
mengembangkan, mengatur lalu lintas diskusi dan mengarahkan agar
diskusi dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

15. Penutup Bermain

Jika permainan sudah berakhir, sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
dalam musyawarah, maka perlu diadakan:

a. Pembacaan kesimpulan permainan oleh fasilitator atau penulis.


Kesimpulan dapat juga disampaikan oleh pemain atau penonton
permainan. Kalau suatu pesan belum bias dipecahkan (disepakati) karena
pesan yang didiskusikan mengandung permasalahan yang perlu
pemecahannya lebih teliti, maka dapat ditangguhkan pada permainan
berikutnya, setelah fasilitator meminta pendapat dari nara sumber atau
pemimpin setempat.

b. Penetapan permainan yang akan dating.


Fasilitator menawarkan kepada peserta permainan, kapan akan bermain
lagi, dimana dan jam berapa.

c. Doa penutup
Selanjutnya sebagai rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
bimbingan dalam Permainan Simulasi PPBN, fasilitator mengajak peserta
untuk berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing.

d. Salam perpisahan
Akhirnya fasilitator mengucapkan salam seperti salam pada saat persiapan
permainan simulasi.

Catatan untuk perhatian

a. Apabila permainan simulasi yang dimainkan oleh enam pemain selesai


bermain satu babak/ronde, maka kita dapat melihat bahwa gaco-gaco para
pemain telah berada masing-masing pada kolom 1, 2, 3, 4, 5, dan 6.
Apabila permainan akan dilanjutkan pada babak/ronde ke dua baik oleh
pemain yang tetap maupun pemain pengganti, maka pada ronde ini akan
terjadi beberapa gaco akan jatuh pada kolom yang sudah didiskusikan, ini
disebabkan karena alat penentu langkah dibatasi hanya sampai angka
enam saja.
Apabila terjadi seperti hal tersebut di atas, maka berlaku ketentuan yang
disepakati sebelum bermain, yaitu bisa:
1) Maju satu langkah atau mundur satu langkah
2) Mengulang kembali mengambil alat penentu langkah (kocok kembali)

Apabila dalam permainan ini digunakan ketentuan 1) maka gaco dari


tempatnya itu dilangkahkan maju satu langkah. Apabila maju satu
langkah ini gaco masih jatuh pada kolom yang sudah didiskusikan, maka
gaco melangkah satu langkah lagi sampai akhirnya ketemu pada kolom 7
(tujuh) yang belum didiskusikan. Adalah salah satu apabila langkah
pertama dari babak/ronde ke dua ini langsung melangkah dimulai dari
kolom 7 (tujuh).
Melangkah selalu dimulai dari mana gaco pada saat itu berada.

Apabila ketentuan bermain digunakan ketentuan 2) yaitu mengulang


mengocok dan mengambol alat penentu langkah lagi, maka gaco
dilangkahkan dari tempat gaco semula berada sampai sekian langkah
menurut alat penentu langkah yang terambil. Bila langkah gaco itu jatuh
pada kolom yang sudah didiskusikan, maka pemain mengambil alat
penentu langkah lagi dan melangkahkan gaconya lagi dimulai dimana
tadinya gaco berada, yaitu pada kolom yang sudah didiskusikan tadi.

Contoh: Semua gaco berada di kolom dua, setelah mengambil alat penentu
langkah. Maka gaco jatuh pada kolom 5 (lima)
Dalam ronde/babak pertama kolom lima sudah didiskusikan, maka
harus diambil alat penentu langkah lagi, misalnya dapat angka
empat. Dengan demikian maka gaco yang tadi sudah berada di
kolom lima dilanjutkan langkahnya empat langkah lagi sehingga
jatuh pada kolom kesembilan, ini didiskusikan dalam babak kedua)

b. Pada saat bermain simulasi yaitu pada babak/ronde pertama, maka


semua gaco pemain harus diletakkan pada kolom mulai. Tidak dibenarkan
gaco itu dipegang para pemain

Hal ini untuk menjaga keakraban dan memaksa pemain untuk selalu
berada dekat pada beberan. Apabila kita bermain dengan 6 (enam) pemain,
maka pada kolom mulai akan terkumpul 6 (enam) gaco, dan apabila
bermain dengan 4 (empat) pemain, maka pada kolom mulai akan
terkumpul hanya 4 (empat) gaco. Sesuai dengan giliran bermain, maka
gaco tersebut satu persatu akan meninggalkan kolom mulai.

Pada permainan babak/ronde kedua mulai, maka gaco-gaco berada pada


kolom-kolom dimana tadinya (berhenti), dan dilangkahkan dari tempat
dimana dia berada pada waktu itu.

Jadi pada ronde/babak kedua kolom mulai sudah kosong, dan akan tetap
kosong dari gaco sampai permainan selesai dan bubar.
Tidak dibenarkan mengumpulkan gaco di kolom mulai pada saat
permainan babak kedua ini dimulai, lebih-lebih pada babak ketiga dan
seterusnya.

Tegasnya gaco-gaco hanya dikumpulkan di kolom mulai pada saat


permainan ronde/babak pertama saja. Pada ronde/babak berikutnya gaco-
gaco telah tersebar di beberapa kolom, dan melangkah dimulai dari tempat
dimana gaco-gaco itu berada.

c. Alat penentu langkah jumlahnya hanya enam angka. Enam angka itu
harus selalu kompak menjadi satu. Apabila seorang pemain telah
mengambil satu alat penentu langkah, dan telah mengetahui nomornya,
maka alat itu harus dikembalikan lagi pada tempatnya. Dengan demikian
maka pemain berikutnya akan tetap memilih satu nomor dari 6 (enam)
nomor yang tersedia.

Jadi tidak dibenarkan alat penentu langkah itu yang berupa mungkin
kaleng, mungkin gelas dan sebagainya, berisi kurang dari 6 (enam) angka.

Setiap pemain mengambil salah satu angka dari 6 (enam) angka dan
kemudian dikembalikan pada tempatnya setelah angka diketahui.

BAB IV
MEMBENTUK DAN MEMBINA KELOMPOK

16. Pembentukan Kelompok

a. Ketentuan
1) Kelompok Permainan Simulasi PPBN adalah sekelompok warga yang
pada waktu-waktu tertentu berkumpul di suatu tempat untuk
melangsungkan Permainan Simulasi PPBN
2) Yang menjadi warga Permainan Simulasi PPBN adalah siapa saja dari
anggota masyarakat setempat atau anggota perkumpulan/organisasi
yang berminat.
3) Jumlah anggota Kelompok Permainan Simulasi PPBN minimal 5 (lima)
orang dan maksimal 12 (dua belas orang).
Kelompok yang ideal ialah 10 (sepuluh) orang dengan perincian sebagai
berikut:
- Penulis 1 orang
- Pemain 6 orang
- Pemegang Peran 3 orang
- Penonton sebanyak-banyaknya
4) Yang bertugas membentuk kelompok permainan simulasi adalah
fasilitator atau pejabat/warga yang ditunjuk.

b. Cara membentuk Kelompok Permainan Simulasi PPBN


Pembentukan Kelompok Permainan Simulasi PPBN dapat dilakukan
dengan dua cara:
1) Bila sudah ada Kelompok Perkumpulan atau organisasinya.
a) Fasilitator atau pejabat/warga yang ditunjuk menghubungi Ketua atau
Pengurus perkumpulan atau organisasi yang telah ada, untuk
menanyakan keinginannya ikut serta membina kelompok atau
organisasinya dengan jalan mengadakan latihan Permainan Simulasi
PPBN bagi para anggotanya.
b) Langkah berikutnya ialah mendaftar calon anggota Kelompok
Permainan Simulasi PPBN dalam buku, mengenai:
(1) Nama
(2) Tempat dan tanggal lahir
(3) Jenis kelamin
(4) Agama
(5) Pendidikan tertinggi
(6) Pekerjaan
(7) Alamat rumah
c) Mengelompokkan anggota sesuai dengan data sebagaimana tersebut di
atas, serta menentukan ketua dan sekretaris kelompok.
d) Apabila telah terbentuk kelompok, dan ternyata lebih dari satu
kelompok Permainan Simulasi PPBN, masing-masing kelompok diberi
nomor atau nama sesuai dengan selera kelompok, misalnya nama-
nama burung, atau nama-nama bunga.
e) Menentukan jadwal latihan, misalnya seminggu tiga kali, dua kali, atau
satu kali.
Tentang tempat latihan sebaiknya adalah secara bergiliran di rumah-
rumah anggota kelompok.
2) Bila belum ada Kelompok Perkumpulan atau organisasinya, misalnya di
pelosok-pelosok desa.
a) Fasilitator atau pejabat/warga yang ditunjuk menghubungi Ketua
RT/RW atau Lurah setempat, untuk menyatakan maksudnya
membentuk Kelompok Permainan Simulasi PPBN dengan memberikan
keterangan-keterangan seperlunya.
b) Bila telah mendapat persetujuan, langkah berikutnya ialah
mengadakan pendaftaran calon anggota Kelompok Permainan Simulasi
PPBN. Dalam buku catatan ditulis mengenai:
(1) Nama
(2) Tempat dan tanggal lahir
(3) Jenis kelamin
(4) Agama
(5) Pendidikan tertinggi
(6) Pekerjaan
(7) Alamat rumah
c) Menentukan ketua dan sekretaris kelompok.
d) Menentukan nama kelompok
e) Menentukan jadwal latihan

17. Cara Membina Kelompok Permainan Simulasi PPBN.

Pembinaan suatu kelompok tidak dapat dipisahkan dari pembinaan masing-


masing anggota kelompok secara individual.
Karena itu pembinaan Kelomok Permainan Simulasi PPBN harus
dilaksanakan secara simultan dengan pembinaan warga Permainan Simulasi
PPBN itu sendiri.
Adapun cara pembinaan seperti yang dimaksud di atas adalah sebagai
berikut:
a. Pembinaan Kelompok Permainan Simulasi PPBN
1) Mengadakan latihan secara terus menerus sesuai dengan jadwal yang
telah ditetapkan
2) Mengadakan tukar menukar topik permainan silulasi dengan kelompok
lain
3) Mengadakan latihan bersama dengan kelompok-kelompok yang lain
4) Mengadakan perlombaan antar kelompok
5) Pemberian penghargaan atau insentif bagi kelompok yang rajin.

b. Pembinaan Kelompok Permainan Simulasi PPBN


1) Kehadiran/kegiatan anggota dicatat dalam kartu anggota masing-masing
Contoh Kartu anggota
Nama :
Alamat/tempat tinggal:
Kelompok :
No. Tgl Tempat Hadir Tidak hadir Keterangan
Latihan Sakit Ijin TK

2) Bagi anggota kelompok yang jarang hadir hendaknya sering dijemput


oleh anggota kelompok lain terdekat atau oleh fasilitator pada waktu
akan mengadakan latihan
3) Bagi anggota kelompok yang sedang menderita sakit, hendaknya
dikunjungi oleh kelompoknya (termasuk fasilitator)
4) Bagi anggota kelompok yang sedang mengalami kesulitan, fasilitator
hendaknya membantu dengan memberikan nasehat atau saran-saran
pemecahan. Bila perlu diberi bantuan materi (uang) yang dikumpulkan
dari para anggota kelompok.
5) Permainan Simulasi PPBN seyogyanya dilaksanakan secara bergiliran di
rumah-rumah anggota kelompok.

BAB V
PELAKSANAAN DISKUSI

18. Pengertian

Diskusi adalah suatu pertukaran pikiran secara teratur dengan tujuan


menghasilkan suatu pengertian yang lebih nyata, lebih benar dan lebih luas.

Jadi dalam diskusi ada 2 (dua) unsur yang perlu kita perhatikan.

a. Berpikir
Berarti menelaah sungguh-sungguh suatu persoalan dengan akal budi dan
mengemukakan pertanyaan-pertanyaan pada diri sendiri mengenai suatu
persoalan.
b. Bersama
Yang mendorong agar orang bergabung dalam berpikir bersama adalah
usaha untuk mengetahui realitas tidaknya pemikirannya sendiri, apabila
dikaji dengan pengalaman sesamanya.Bergabung dalam berpikir berarti
saling tukar menukar pandangan, saling memperbandingkan dua jenis
rangkaian pengalaman yang berbeda dalam rangka usaha bersama untuk
mencapai realitas.
Dengan demikian para peserta diskusi masing-masing aktif mencari dan
memberi fakta, pandangan, dan pendapat yang dapat mereka pertahankan
dengan alasan dan bukti-bukti.
Mereka tidak berjuang untuk melawan atau mengalahkan ide peserta lain,
tetapi berusaha bersama-sama mencari hasil yang lebih nyata dan benar.
Mereka saling melengkapi demi kemajuan.
Diskusi yang dipimpin secara baik selain memberi pengetahuan dan
pengertian yang lebih luas dan dalam serta nyata, juga membentuk peserta-
peserta diskusi yang baik.
Mereka belajar berpikir tepat, logis, obyektif, dan dapat mengutarakan buah
pikirannya dengan bahasa yang mudah diterima oleh pihak lain.

19. Kegunaan diskusi

Secara singkat kegunaan diskusi dapat diutarakan sebagai berikut:


a. Melatih untuk berani mengemukakan pendapat sendiri dan berpikir
secara kritis, tepat, logis, dan obyektif.
b. Belajar menghargai pendapat orang lain untuk mencari kesimpulan yang
benar
c. Diskusi mampu membentuk diri peserta, sebab tidak hanya menambah
pengetahuan dan pengalaman serta kecakapan, tetapi juga semangat
demokratis dan toleransi berkembang.
d. Dengan diskusi kita terbuka akan kenyataan di sekeliling kita.
Keadaan ini menggugah kita untuk memperkembangkannya menurut
prinsip yang benar dan mendorong kita untuk segera bertindak.

20. Tujuan Diskusi

Dalam hidup bermasyarakat banyak persoalan sosial yang terasa perlu


dipecahkan bersama, karena secara individual orang tak akan mampu untuk
menghadapi dan menyelesaikan dengan baik. Pemecahan bersama dan
pemikiran bersama mutlak perlu. Untuk itu membutuhkan kerjasama.
Tujuan yang sama dalam hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Dapat menyelami dengan lebih baik dunia sekitarnya, terutama manusia-
manusianya, hubungan dengan mereka dan juga dirinya sendiri.
b. Merencanakan tindakan atau langkah supaya dapat menyelesaikan
persoalan yang dihadapi.
c. Dapat bertindak bersama sesuai dengan rencana, sehingga dapat turut
serta membina lingkungan yang lebih baik keadaannya dari semula.

21. Pedoman untuk peserta diskusi

Diskusi pada umumnya bertujuan untuk membuka pengertian kita pada


keadaan yang konkrit, memberi alasan-alasan yang kuat, yang mendorong
kita untuk segera bertindak.
Dalam diskusi semua peserta harus berkerja sama secara aktif
menyumbangkan buah pikirannya masing-masing. Soal mutu, soal menarik
tidaknya, dan soal suksesnya suatu diskusi sangat tergantung pada peserta-
peserta sendiri, bukan dari pimpinan.

Oleh karena itu untuk setiap peserta diskusi diharapkan:

a. Mempersiapkan diri sebaik-baiknya


Hal ini akan melancarkan jalannya diskusi dan memuaskan para peserta.
Persiapan bisa dilakukan dengan mencari bahan-bahan dari membaca
buku-buku, artikel-artikel, dengan bertanya-tanya, dan pikiran sendiri,
dan sebagainya.

b. Berani berbicara mengemukakan buah pikirannya, sumbangan ide-ide,


pertanyaan dan kritik-kritik. Jangan menyimpan segalanya itu hanya
dalam otak dan kata-kata sendiri. Karena, dalam diskusi peserta saling
memberi dan menerima gagasan, buah pikiran dan semangat.

c. Jangan saling berbisik


Berbisik-bisik dengan peserta lain, berarti tidak menghargai peserta yang
sedang bicara. Kalau hendak angkat bicara, salurkan pendapat melalui
fasilitator.

d. Berbicara jelas dan obyektif


Pergunakanlah bahasa yang mudah dan sederhana, serta jelas sehingga
semua peserta dapat jelas mendengar. Bersikap wajar, tidak dibuat-buat
untuk mencaripujian atau kehormatan diri sendiri.

e. Tenang menghadapi kritik


Jangan putus asa, lekas marah, sakit hati, bila dikritik orang lain.
Dengarkan pendapatnya dengan sabar, tetapi pertahankan ide yang benar
bila kritik itu salah.

f. Cari kebaikan dan kebenaran


Kalau ada langkah atau keputusan yang jelek dan menyimpang, harus
disanggah. Sanggahan harus dikemukakan secara tenang, obyektif,
jujur/sportif dan wajar, tanpa mencari kehormatan dan pujian bagi diri
sendiri.

g. Tetap pada topik


Jangan memasukkan ide-ide di luar topik, walaupun ini baik. Simpan ide-
ide itu yang berhubungan dengan topik, untuk lain kesempatan.

h. Tanyakan hal-hal yang masih kabur


Jangan takut-takut, malu-malu menanyakan dan meminta keterangan hal-
hal baru yang belum dimengerti, yang mungkin timbul di dalam
pembicaraan.

i. Mengadakan latihan diskusi


Mulai dengan kelompok kecil dahulu agar nanti tidak takut membela
kebenaran di muka umum.
j. Memperdalam bahan-bahan diskusi yang lalu
Sebenarnya diskusi tidak berhenti pada akhir pertemuan, seluruh
kehidupan ini adalah “dialog”.
Perlu dicatat; Dalam diskusi berlaku rumusan: “Satu untuk semua dan
semua untuk satu”
Diskusi dapat berhasil dan memuaskan para anggota, kalau mereka
sendiri aktif, berdisiplin, dan bekerjasama.

22. Ciri-ciri diskusi yang baik

a. Dia berusaha melihat persoalan


1) Dari sudut yang berguna bagi seluruh kelompok.
2) Dari sudut dan pandangan orang lain pula.
b. Tahu membatasi bicara, tetapi berani mengemukakan pendapatnya, bila
yang lain masih diam tanpa reaksi, karena malumemulainya.
c. Idenya akan menjadi milik bersama, rela dikritik, diperbaiki dan diubah.

23. Pemimpin disduksi

a. Sifat-sifat dan peranannya


1) Pimpinan diskusi dipegang oleh fasilitator dan diharapkan dapat
berjalan teratur dan enak dan tetap pada topik (pokok pembicaraan).
Untuk ini fasilitator harus berusaha dapat membedakan mana yang
penting dan mana yang tidak penting. Apa yang berisi, apa yang dapat
memajukan diskusi, dan memberikan sumbangan berharga untuk
menjelaskan persoalan haruslah diberi jalan.
Sebaliknya hal-hal yang menyimpang, yang hanya menyangkut
kepentingan satu dua anggota, hal-hal yang menyebabkan diskusi
menemui jalan buntu, atau yang menimbulkan sakit hati harus segera
dicegah dan diteliti asal mulanya.
2) Sangat berguna, apabila fasilitator dapat memberikan analisa tentang
sesuatu hal yang agak kompleks, sebab dengan demikian para peserta
dapat melihat pokok persoalannya atau inti masalahnya.
3) Disamping sikap tegas, diperlukan pula sikap ramah untuk menarik
keberanian semua peserta ikut aktif.
4) Fasilitator harus tetap obyektif dan tidak boleh memimpin diskusi
menurut perasaan dan prasangka, melainkan sebagai seorang wasit yang
tidak berpihak.
5) Tidak berat sebelah, dapat menerima, memahami dan mengatasi
pandangan-pandangan yang sempit, keras kepala, kurang dapat
menahan diri, mudah salah faham, dan sebagainya.
6) Fasilitator tidaklah harus ahli dalam segala hal yang diperbincangkan,
tetapi hanya sebagai wasit dan pendorong bukan sebagai seorang guru
yang maha tahu.
Fasilitator adalah jiwa seluruh diskusi. Dialah yang menghidupkan,
mengaktifkan, dan mendorong para peserta. Dialah yang mengatur yang
menjaga kelancaran sehingga diskusi sampai pada tujuannya.
7) Penulis yang ideal adalah pita perekam dari pada diskusi; pokok-pokok
persoalan dan pendapat yang didiskusikan dicatat untuk memudahkan
mengingat, mengikuti perkembangan, dan merumuskan kesimpulan-
kesimpulan. Penulis bersama fasilitator membuat rumusan kesimpulan.
8) Permasalahan yang tidak terjawab atau tidak terselesaikan dalam
diskusi diteruskan kepada nara sumber untuk dimintakan
penjelasan/pemecahannya.

b. Beberapa catatan
Setiap diskusi yang baik menuju ke suatu hasil dan kesimpulan. Bagian
akhir diskusi (pembahasan dan kesimpulan) amat penting. Para peserta
setelah bermain memperoleh manfaat dan kesadaran baru.
Dalam menarik kesimpulan terakhir dan dalam merumuskan ikhtiar-
ikhtiar atau dalam meringkaskan pendapat seseorang, perlu sekali
fasilitator dan penulis berpegang pada apa yang telah dikemukakan
anggota.

BAB VI
PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN, EVALUASI, LAPORAN

24. Pengendalian dan Pengawasan

Guna mencapai tujuan penyelenggaraan Permainan Simulasi Pendidikan


Pendahuluan Bela Negara diperlukan adanya pengendalian dan pengawasan
meliputi:

a. Mekanisme
Dilaksanakan secara bertingkat:
1) Di Tingkat Pusat
Oleh Dephankam, Dedikbud, Depnaker, Depdagri, dan masing-masing
instansi pembina sumber daya manusia.
2) Di Tingkat Daerah
Oleh Kodam/Korem/Kodim dan Kanwil/Kandep Depdikbud, Depnaker,
Depdagri, semua instansi daerah pembina sumber daya manusia.

b. Pelaksanaan
Dilakukan baik dari tempat maupun dengan kunjungan-kunjungan
menggunakan sarana antara lain perangkat lunak,hasil kunjungan dan
laporan pelaksanaan.

25. Evaluasi

a. Tujuan
b. Evaluasi diadakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan
penyelenggaraan Permainan Simulasi Pendidikan Pendahuluan Bela
Negara untuk dipakai sebagai umpan balik
2) Sejauhmana tujuan Permainan Simulasi Pendidikan Pendahuluan Bela
Negara dapat dicapai.

b. Sasaran
1) Obyek
Para peserta dengan memperhatikan sikap dan tingkah laku antara lain
ketaatan/ disiplin, kesungguhan, peranserta peserta.
2) Subyek
Para fasilitator dengan memperhatikan materi yang diberikan dan cara
penyajian.
3) Metode
Memperhatikan cara penyampaian materi Permainan Simulasi
Pendidikan Pendahuluan Bela Negara apakah sudah tepat sehingga
dapat diserap dan dipahami peserta.
4) Sarana
Memperhatikan segala peralatan bantu yang digunakan dalam
penyelenggaraan Permainan Simulasi Pendidikan Pendahuluan Bela
Negara sesuai dengan keadaan dan kondisi setempat.

c. Teknik
Evaluasi dapat dilakukan sebagai berikut:
1) Angket, yaitu daftar pertanyaan yang harus diisi. Angket terdiri atas dua
macam:
a) Angket yang harus diidioleh peserta dan diberikan oleh
pimpinan/koordinator penyelenggara.
b) Angket yang harus diisi oleh fasilitator dan diberikan oleh
pimpinan/koordinator penyelenggara.
2) Peragaan, aplikasi dan kemampuan menyerap tujuan Permainan
Simulasi Pendidikan Pendahuluan Bela Negara, baik dalam ruangan
kelas maupun di lapangan, untuk mengetahui sampai sejauh mana
peserta mengerti dan menghayati tujuan Permainan Simulasi Pendidikan
Pendahuluan Bela Negara.
3) Cerdas cermat, berupa kegiatan adu ketangkasan berpikir tentang
makna Permainan Simulasi Pendidikan Pendahuluan Bela Negara.

26. Laporan

a. Materi laporan mencakup tentang perencanaan, penyiapan dan


pelaksanaan penyelenggaraan Permainan Simulasi Pendidikan
Pendahuluan Bela Negara.
b. Laporan harus memuat persoalan atau hambatan yang dihadapi dan
upaya mengatasinya, disamping hasil evaluasi Permainan Simulasi
Pendidikan Pendahuluan Bela Negara yang telah diadakan.
c. Penyusunan laporan dibuat segera mungkin, setelah selesai
penyelenggaraan.
d. Laporan ditujukan kepada atasan langsung dengan memberi tembusan
paling tidak kepada satuan dimana Permainan Simulasi Pendidikan
Pendahuluan Bela Negara itu dilaksanakan.

BAB VII
PENUTUP

Dengan terbitnya buku panduan penyelenggaraan Permainan Simulasi


Pendidikan Pendahuluan Bela Negara maka penyelenggaraan Permainan
Simulasi Pendidikan Pendahuluan Bela Negara di lingkungan pendidikan,
pekerjaan dan pemukiman sebagai upaya pemasyarakatan PPBN dapat berjalan
lancar dan mencapai sasaran yang diharapkan.

Jakarta, 11 September 1996

Direktur Jenderal
Personil, Tenaga Manusia dan Veteran

Rusmadi Siddik

LAMPIRAN

PESAN-PESAN SIMULASI PENDIDIKAN PENDAHULUAN BELA NEGARA


BIDANG:

TOPIK TUJUAN POKOK PESAN-PESAN ARAHAN


MASALAH
SUB POKOK
MASALAH
1 2 3 4 5

Menumbuhkan 1. Kurangnya Sering terjadi Barang-barang


C keinginan kemaunan barang-barang milik umum
I untuk untuk milik umum adalah untuk
N melestarikan menjaga dirusak atau kesejahteraan
T lingkungan barang-barang dijahili oleh bersama,jadi harus
A milik umum sekelompok dijaga agar
(al. Bis, pelajar, misal: kegunaannya terus
T stasiun, menulisi bis-bis dapat dinikmati.
A shelter bis, dengan kata-kata
N telepon yang tidak
A umum, dsb) baik,merusak
H telepon umum,
menulisi dinding
A rumah orang Penghematan dan
I 2. Pemborosan dengan pylox, peningkatan
R penggunaan menimpuki buah- produksi melalui
bahan dan buahan di kebun penggunaan bahan
sarana/alat orang, dsb. dan sarana/alat
kerja Bagaimana kerja yang baik
pendapat anda akan
dengan meningkatkan
perbuatan ini? keuntungan
usaha.
Pihak Direksi Meningkatkan
sudah sering keuntungan usaha
menekankan agar dapat
penggunaan meningkatkan
bahan dan kemampuan usaha
sarana/alat kerja untuk memenuhi
digunakan secara kewajiban-
hemat, tetapi pak kewajibannya
Koko, pekerja di terhadap pekerja,
3. Mewujudkan sebuah pemerintah,
lingkungan perusahaan maupun
yang aman. kurang peduli, ia mengembangkan
- membiarkan saja usaha sekaligus
Meningkatka keran iar kesempatan kerja.
n kesadaran mengalir dengan Tindakan pekerja
untuk ikut deras,padahal ia yang tidak peduli
serta bisa dan sengaja boros
berpartisipasi mematikannya. atau
bagi Apakah pendapat perilaku/tindakan
keamanan anda tentang tidak terpuji
lingkunganny perilaku pak merugikan
a Koko yang perusahaan yang
tidakpeduli tadi? berarti merugikan
kepentingan
pekerja.

- Keamanan
lingkungan
adalah tanggung
Seorang Ketua RT jawab seluruh
di suatu daerah anggota
pemukiman masyarakat.
(golongan - Setiap anggota
menengah) di masyarakat harus
suatu kota besar, ikut bertanggung
karena berbagai jawab meskipun
pertimbangan tidak dalam
mengorganisir wujud ikut serta
Satpam beserta meronda pada
segala sarana malam hari.
keamanannya
untuk menjaga
keamanan di
daerah tanggung
jawabnya.
Seluruh biaya
dipikul bersama
oleh para
penghuni RT
tersebut.
Bagaimana
pendapat
anda,apakah hal
itu benar?

PESAN-PESAN PADA KARTU MERAH PUTIH


1. Laut/selat apa yang menghubungkan pulau Kalimantan dengan pulau
Sumatera?
2. Berapa jumlah provinsi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebutkan
semua!
3. Ada berapa daerah pembagian waktu di Indonesia. Sebutkan dengan daerah-
daerahnya!
4. Sebutkan beberapa upaya dalam memelihara kebersihan lingkungan kerja!
5. Salah satu tindakan berbahaya yang menyebabkan kecelakaan kerja adalah
memakai peralatan yang tidak aman. Sebutkan tindakan-tindakan berbahaya
lainnya.
6. Berapa luas wilayah Tanah Air Indonesia!
Bagaimana perbandingan luas laut dan luas daratannya?
7. Sebutkan wilayah terluas di utara, selatan, timur, dan barat Negara
Kepulauan Indonesia!

TOPIK TUJUAN POKOK PESAN-PESAN ARAHAN


MASALAH
SUB POKOK
MASALAH
1 2 3 4 5

K Mewujudkan Kurangnya Ponti berasal dari Indonesia kaya


E
S
A
pembinaan pembinaan suatu daerah di dengan bermacam
dan dan Indonesia, ia tarian daerah,
pelestarian pelestarian dilahirkan dan seluruh tarian
budaya budaya dibesarkan di sana. maupun
bangsa bangsa Pada suatu ketika kebudayaan daerah
- Kurangnya orang tuanya harus yang ada di
menghargai bertransmigrasi ke Indonesia harus
budaya daerah lain dan kita hargai dan
daerah lain iapun turut serta. hormati
Di daerah itu ia keberadaannya dan
berteman dengan kita junjung tinggi
Menghormati orang daerah nilai eksistensinya.
sesama tersebut, tetapi si
- Kurang Ponti tak mau
menghargai bahkan mengejek
peran orang tarian daerah
lain tersebut.
Bagaiman tindakan Salah satu
anda selaku orang kebutuhan
tua si Ponti? manusia adalah
dihargai dan
Suatu saat diperlakukan
peselisihan antar secara manusiawi.
pekerja timbul, Setiap
karena pekerja senior orang/pekerja ingin
kurang menghargai dihargai secara
pekerja yunior. wajar. Oleh karena
Bagaimana pendapat itu pekerja senior
anda? dan yunior harus
- Kurang saling menghargai.
memahami Saling menghargai
arti adalah syarat
Bhinneka adanya harmonisasi
Tunggal Ika dalam lingkungan
kerja.

Pak Nursan tidak Bangsa Indonesia


mengerti arti meskipun terdiri
Bhinneka Tunggal Ika dari suku, agama,
yang tertulis pada adat istiadat yang
Lambang Negara. berbeda-beda,
Jelaskan! tetapi merupakan
suatu kesatuan
yakni Negara
Republik Indonesia.
Kita harus mampu
menciptakan rasa
persatuan.

PESAN-PESAN PADA KARTU MERAH PUTIH.


1. Sebutkan agama yang diakui keberadaannya di Negara RI
2. Sebutkan provinsi RI yang termuda. Kapan?
3. Sebutkan nama 10 suku bangsa Indonesia!
4. Pak B berangkat kerja pukul lima pagi naik sepeda motor,meskipun lampu
merah ia terus melaju dengan anggapan belum ada petugas/polisi yang jaga.
Bagaimana sikap pak B tersebut?
5. Pak X tidak memasang bendera pada tanggal 17 Agustus dengan alasan
bendera yang ia miliki hilang.
Bagaimana pendapat anda?

TOPI TUJUAN POKOK PESAN- ARAHAN


K MASALAH PESAN
SUB POKOK
MASALAH
1 2 3 4 5

Menumbuhka 1. Ketakwaan Si Pulan Perlunya menanamkan


Y
n keyakinan terhadap remaja RT kesadaran dalam
A akan Pancasila Tuhan Yang yang melaksanakan ibadah
K sebagai satu- Maha Esa beragama (syari’at) agama
I
N satunya a. Kurang Islam, pada
P falsafah dan melaksanak bulan puasa
A
K
A ideologi an ibadah tidak
N
A
C bangsa dan agama yang berpuasa,
N
A negara diyakininya malahan
S merokok di Pentingnya pembinaan
K
I
E L depan umum. sikap saling
S
A Bagaiman menghormati
A
K pendapat kebebasan
T b. Kurang anda tentang menjalankan ibadah
I
A
memahami sikap si Pulan sesuai dengan agama
N tentang tersebut? yang dianut.
hormat Perbedaan agama
menghormat hendaknya jangan
i antara dijadikan penghalang
pemeluk Ibu Herry dalam pergaulan.
agama melarang Karena hal yang
pembantunya demikian mudah
yang ditunggangi oleh
beragama unsur-unsur yang
Islam tidak senang terhadap
menjalankan Pancasila.
ibadah,karen
a akan Setiap rumah
menghambat penduduk wajib
pekerjaannya mengibarkan Bendera
2. Masih ada saja. Merah Putih setengah
sebagian Bagaimana tiang setiap tanggal 30
masyarakat pendapat September, sebab hari
yang belum anda? tersebut merupakan
memahami hari berkabung
arti Hari nasional sehubungan
Kesaktian gugurnya Pahlawan
Pancasila. Revolusi. Sedang
tanggal 1 Oktober
merupakan hari
Pada tanggal kemenangan/kesaktia
30 n Pancasila dalam
September, menumpas
pak Ali Pemberontakan PKI
mengibarkan yang ingin
bendera menggantikan
Merah Putih Pancasila dengan
setengah faham komunis.
tiang, dan
pada tanggal
1 Oktober
menjadi satu
tiang penuh.
Mengapa
dalam dua
hari terjadi
perubahan
cara
pengibaran
bendera
tersebut?

PESAN-PESAN PADA KARTU MERAH PUTIH

1. Kapan Lambang Garuda Pancasila ditetapkan secara resmi sebagai lambang


negara kesatuan RI?
2. Sebutkan sila-sila Pancasila lengkap dengan simbol gambarnya yang ada
pada tameng lambang negara Garuda Pancasila?
3. Apa artyinya Bhinneka Tunggal Ika dan mengapa semboyan itu dianut oleh
Bangsa Indonesia?
4. Sebutkan nama pahlawan revolusi dalam peristiwa G.30.S/PKI
5. Tanggal, bulan, dan tahun berapa terjadinya pemberontakan G.30.S/PKI?
Siapa Ketua PKI pada waktu itu?
6. Siapa yang memimpin bangsa Indonesia dalam menumpas pemberontakan
G.30.S/PKI?
7. Melestarikan Pancasila merupakan salah satu kewajiban dalam Bela Negara.
Bagaimana kewajiban tersebut saudara laksanakan agar negara kita semakin
bertambah jaya?

TOPI TUJUAN POKOK PESAN-PESAN ARAHAN


K MASALAH
SUB POKOK
MASALAH
1 2 3 4 5

Menumbuh 1. Pada saat Kepala Untuk menjadi warga


R
kan jiwa Pengorbana Kampung/Desa masyarakat yang baik,
E rela n waktu, bermusyawarah berguna bagi kemajuan
L B
A berkorban tenaga, dengan warga dan kesejahteraan
A
N untuk pikiran dan kampung untuk umum perlu ikut serta
G
B
S
kepentingan untuk ikut mengatasi genagan dalam segala gerak dan
E
R A bangsa dan memajukan air yang dinamika masyarakat
K negara, kesejahtera selalumelanda dimana kita tinggal.
O D
R A kepentingan an warga di kampung mereka, Dalam pelaksanaannya
B N umum, tempat bapak A tak mau tidak sedikit
A dengan dimana kita turut pengorbanan yang
N N
E mengorbank tinggal bermusyawarah,ap harus diberikan, baik
G
U
A
an waktu, - Tidak mau alagi turun tangan tenaga,pikiran, dan
N
T R pikiran dan sama ataupun finansial, serta
U A tenaga, membantu dana. pembauran diri yang
K
harta sekali Padahal bapak A ikhlas kepada
benda, bila menyediak adalah seorang masyarakat dimana kita
perlu an waktu, pejabat yang tinggal. Kedudukan
berkorban tenaga, terpandang di seseorang hendaknya
jiwa raga ataupun kampung itu. tidak menjadi
dengan saran Bagaimana penghalang dalam
tanpa pendapat pendapat anda mewujudkan rasa
pamrih/ untuk ikut atas perilaku solidaritas dan
imbalan, memajuka bapak A? pengorbanan demi ikut
bergotong n memajukan masyarakat
royong dan kesejahter dan kesejahteraan
kesetia aan/ umum dimana kita
kawanan kemajuan berdomisili, bahkan
sosial kampung justru sebagai pemacu
dimana untuk memberikan
kita keteladanan.
tinggal.
Untuk
a. Ibu D adalah melaksanakan/bersedia
2. Hidup isteri seorang melaksanakan pola
sederhana pejabat. Pada hidup sederhana maka
serta acara-acara yang penerapannya dapat
mempunyai dihadiri oleh dilaksanakannya
sikap segenap isteri- menyeluruh pada
kesetiakawa isteri bawahan semua lapisan
nan sosial. pak D, ibu D masyarakat, baik
a. Tidak selalu memakai pejabat maupun rakyat
memberi perhiasan- biasa.
contoh/tel perhiasan yang Hingga pengendalian
adan menyolok, bicara diri untuk tidak pamer,
dalam pakai bahasa dapat dihayati bersama.
melaksana asing dengan ibu- Akibatnya tidak
kan pola ibu pejabat yang menimbulkan gejolak
hidup lain, dan lain-lain kecemburuan,menghila
sederhana tindakan yang ngkan garis batas
tidak antara yang merasa
mencerminkan kaya dan berkuasa
teladan hidup dengan yang sederhana
sederhana bagi atau bawahan.
isteri-isteri
karyawan bapak Untuk melaksanakan
D. kesetiakawanan sosial
Bagaimana diperlukan keikhlasan
menurut berkorban.
b. Kurang pendapat anda Keikhlasan berkorban
bersikap seharusnya untuk meringankan
solider/set tindakan ibu D penderitaan orang lain
ia kawan tersebut. adalah salah satu
atas cermin rela berkorban.
penderitaa Marilah kesediaan rela
n/ berkorban kita terapkan
kesulitan b. Sebagai Ketua dalam kehidupan kita
orang lain. PKK di suatu sebagai bangsa yang
kecamatan, ibu S berbudaya dan
akan meninjau menjunjung nilai-nilai
lokasi bencana gotong royong
alam yang terjadi
di daerahnya
sambil membawa
sekedar bantuan
obat-obatan dan
makanan.
Sebelum
berangkat ibu S
mengajak ibu-ibu
pengurus yang
lain untuk ikut
serta. Ibu P
menolak ikut
serta karena hari
itu sudah ada
rencana akan
pergi ke salon.
Bagaimana
pendapat anda
tentang sikap ibu
P tersebut?

PESAN-PESAN PADA KARTU MERAH PUTIH

1. Apa tindakan anda bila melihat ada musibah kebakaran/banjir/bencana


alam yang terjadi di daerah anda?
2. Salah satu tindakan rela berkorban adalah menerapkan pola hidup
sederhana, ceritakan dan beri contoh!
3. Berikan contoh-contoh rela berkorban untuk bangsa dan Negara
4. Silahkan nyanyikan lagu Bagimu Negeri.

TOPI TUJUAN POKOK MASALAH PESAN-PESAN ARAHAN


K SUB POKOK
MASALAH
1 2 3 4 5

Menumbuhka 1. Jiwa patriotik Si Baco sebagai Sikap dan


M
n ketahanan - Partisipasi pelajar/mahasisw semangat
E individu pelajar/mahasis a selalu berbuat pengabdian
M
I
L
dalam rangka wa dalam onar dan tidak kepada Negara
meningkatkan memenuhi hak mau dan Bangsa
kualitas dan kewajiban bekerjasama/ harus
sumber daya partisipasi pada ditumbuhkan
manusia saat melalui semangat
menyelesaikan pengabdian
tugas kelompok pelajar/mahasisw
maupun kegiatan a dalam
ekstra kurikuler kehidupan dan
lainnya. prosesbelajar di
Bagaimana sekolah/kampus.
pendapat anda Bentuk
2. Ulet dan apa penilaian pengabdian
anda terhadap secara
sikap si Baco? perorangan tidak
harus sama,
tergantung
berbagai factor
yang ada pada
a. Banyak orang diri masing-
yang meminta- masing.
minta dengan
berbagai cara, Mendidik
padahal ia kemandirian
masih mampu dalam berusaha
3. Tanggapan pada berusaha. (ulet berusaha)
lingkungan Ibu Siti tidak
pernah
memberikan
kepada orang
tersebut,
karena Dalam
beranggapan mewujudkan
pemberian itu cita-cita tiap
tidak mandiri. individu,
Bagaimana ditentukan oleh
pendapat anda? keuletan dan
b. Udin berasal ketekunan
dari kalangan masing-masing.
keluarga
mampu tapi
gagal sekolah,
sedang Ujang Setiap warga
yang berasal Negara wajib
dari keluarga dapat melipat
kurang mampu bendera merah
berhasil putih sesuai
menyelesaikan dengan
sekolahnya ketentuan
dengan baik. (contohkan
caranya), dan
Pak Simin yang disimpan baik-
bertempat tinggal baik
di Kampung Baru
menyimpan
bendera
sembarangan,
sehingga jadi
mainan dan
diinjak-injak oleh
anaknya yang
masih kecil.
Apa komentar
anda?

PESAN-PESAN PADA KARTU MERAH PUTIH

1. Sebutkan beberapa upaya menegakkan disiplin!


2. Salah satu bantuan kita dalam pengamanan adalah mengikuti Siskamling
(ronda)!
Sebutkan tindakan berbahaya yang mungkin timbul bila masyarakat tidak
berpartisipasi pada keamanan lingkungan (ronda)!
3. Tidak main hakim sendiri adalah salah satu wujud kemampuan awal bela
Negara.
Tandakan apa yang anda akan lakukan bila ada yang main hakim sendiri?
4. Tunjukkan atau perlihatkan seni bela diri asli milik bangsa Indonesia!
5. Bagaimana cirri-ciri warga Negara yang telah memiliki kemampuan awal bela
Negara?
6. Apa maksud dan tujuan kita membela Negara?

You might also like