Professional Documents
Culture Documents
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 26 Februari 1996.
Ketua,
H. Himawan Soetanto.
PEDOMAN PELAKSANAAN
PENDIDIKAN PENDAHULUAN BELA NEGARA
DALAM GERAKAN PRAMUKA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum
3. Dasar
a. Pendahuluan
b. Gambaran Umum tentang PPBN dalam Gerakan Pramuka
c. Peranan Gerakan Pramuka dlm Pendidikan Pendahuluan Bela Negara
d. Pokok-pokok pelaksanaan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara
e. Pola Pelaksanaan PPBN
f. Tolok Ukur dan tanda-tanda keberhasilan serta evaluasi PPBN dalam
Gerakan Pramuka
g. Penutup
5. Pengertian
b. Bela negara adalah tekad, sikap, dan tindakan warga negara yang
teratur, menyeluruh, terpadu, dan berkelanjutan yang dilandasi oleh
kecintaan pada tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara
Indonesia serta keyakinan akan kesaktian Pancasila sebagai ideologi
negara dan kerelaan untuk berkorban guna meniadakan setiap
ancaman baik dariluar negeri maupun dari dalam negeri yang
membahayakan kemerdekaan dan kedaulatan negara, kesatuan dan
persatuan bangsa,keutuhan wilayah dan yurisdiksi nasional serta
nilai-nilai Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
c. Upaya bela negara adalah kegiatan yang dilakukan oleh setiap warga
negara sebagai penunaian hak dan kewajiban dalam rangka
penyelenggaraan pertahanan keamanan negara.
BAB II
GAMBARAN UMUM PPBN DAN GERAKAN PRAMUKA
Upaya Bela Negara merupakan kewajiban setiap warga negara untuk dapat
mempertahankan keutuhan Negara Republik Indonesia dalam segala aspek
kehidupan.
a. Kedudukan PPBN
b. Tujuan PPBN
c. Sasaran PPBN
BAB III
PERAN GERAKAN PRAMUKA DALAM
PENDIDIKAN PENDAHULUAN BELA NEGARA
BAB IV
POKOK-POKOK PELAKSANAAN
PENDIDIKAN PENDAHULUAN BELA NEGARA
DALAM GERAKAN PRAMUKA
16. Umum
a) Wawasan Nusantara
Kesadaran akan luasnya tanah air Indonesia, dengan
banyaknya pulau, keaneka ragaman suku bangsa, bahasa,
agama, dan budayanya, tetapi kesemuanya merupakan satu
kesatuan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya,
pertahanan dan keamanan secara utuh.
f) Kegiatan bakti
g) Kerajinan tangan
h) Masakan daerah
i) Obat-obatan tradisional
i)
Mempraktekkan tata sopan santun pergaulan bangsa
Indonesia.
d. Keyakinan akan kebenaran Pancasila
BAB V
POLA PELAKSANAAN PPBN
21. Umum
1) Pembina Pramuka
2) Pelatih Pembina Pramuka
3) Instruktur dan Pamong Satuan Karya Pramuka
4) Pimpinan Satuan Karya Pramuka
5) Andalan
6) Majelis Pembimbing
23
24. Organisasi
30. Sarana
31. Metode
3) Sistem Among
Dengan sikap laku Pembina Pramuka yang menggunakan Sistem
Among diharapkan akan lebih mudah memotivasi peserta didik.
Sikap laku sesuai dengan Sistem Among yaitu:
- Ing ngarso sung tulodo (di depan menjadi teladan)
- Ing madyo mangun karso (di tengah membangun semangat)
- Tut wuri handayani (di belakang memberi semangat)
29
33. Pelaksanaan
34. Pengawasan
35. Pelaporan
BAB VI
TOLOK UKUR KEBERHASILAN, TANDA-TANDA KEBERHASILAN
DAN EVALUASI PPBN DALAM GERAKAN PRAMUKA
a. Umum
b. Khusus
a. Penyelenggaraan
b. Sasaran
c. Cara evaluasi
BAB VII
BERBAGAI CONTOH KEGIATAN
a. Pengetahuan
Judul :
Permainan menyusun gambar dan memberi warna gambar Garuda
Pancasila
Tujuan :
Mengenal Lambang Negara Republik Indonesia dan Pancasila
Sasaran :
1) Dapat menyusun gambar dan memberi warna Lambang Negara RI,
Garuda Pancasila
2) Dapat memberi warna gambar Lambang Negara RI
3) Dapat Menulis naskah Pancasila sesuai dengan Lambang Negara
RI.
Pelaksanaan :
1) Pembina Siaga menceritakan bahwa para Siaga sudah mempunyai
Barung masing-masing (Barung artinya barak, bedeng, tempat
kerja). Di dalam barung itu sudah cukup banyak perabot yang
ada, ada bangku, meja, lemari, dan sebagainya. Yang masih
kurang adalah Gambar Lambang Negara RI. Ditanyakan kepada
Siaga apa nama gambar itu, bagaimana bentuknya, dan
sebagainya.
2) Pembantu Pembina Siaga sudah menyiapkan perlengkapan di
beberapa tempat, yang dianggap barung-barung Siaga.
3) Pembina Siaga kemudian memberi instruksi agar para Siaga
mempersiapkan gambar Lambang Negara RI dengan sebaik-
baiknya, dan diberi warna sesuai dengan ketentuannya, serta
menuliskan dibawahnya.
Penilaian :
Barung yang tercepat menyelesaikan tugas dan dapat menyusun
gambar dan memberi warna dengan baik, serta menulis naskah
Pancasila dengan benar dianggap Barung yang menang.
34
b. Keterampilan
Perlengkapan : Kertas
Pelaksanaan :
1) Pembina Siaga berceritera tentang adanya berbagai macam
pesawat terbang. Para Pramuka Siaga dapat menjadi penerbang,
baik pesawat sipil maupun militer. Untuk mengenaljenis pesawat
terbang, Pramuka Siaga diajak untuk membuat pesawat terbang
dari kertas.
2) Pembina Siaga membagikan kertas yang sudah disiapkan, dan
memperlihatkan contoh hasil pembuatan pesawat terbang kertas
yang sudah jadi, dan meragakan cara pembuatannya, langkah
demi langkah.
3) Para Pramuka Siaga mencoba menirukan membuat pesawat
terbang tersebut. Pembantu Pembina Siaga berkeliling, membantu
para Pramuka Siaga yang mengalami kesulitan.
Penilaian :
1) Sejauh mana Pramuka Siaga mampu membuat pesawat terbang
kertas.
2) Apakah pesawat terbang kertas terebut dapat diterbangkan oleh
pembuatnya.
c. Sikap
Tujuan :
Menanamkan rasa persaudaraan dan persahabat dalam rangka
pengenalan ajaran agama
Sasaran :
Dapat melaksanakan pemberian salam dan jabat tangan yang baik
Pelaksanaan :
1) Perindukan Siaga membentuk barisan lingkaran besar sesuai
barungnya.
35
Penilaian :
Barung yang tercepat selesai melaksanakan dengan baik, dianggap
menang. Untuk itu Pembantu Pembina Siaga harus selalu cermat
mengamati jalannya permainan.
a. Pengetahuan
Catatan : Sebelum diadakan jadwal kegiatan lagu daerah, akan lebih baik
bila diadakan latihan menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia
Raya, yang meliputi kemampuan menyanyikan lagu Indonesia
Raya.
1) dengan nada dasar yang tepat tidak terlalu tinggi dan tidak
terlalu rendah.
2) dengan irama yang tepat (mars, seperti irama langkah pada
baris berbaris).
3) dari bait I sampai bait III
b. Keterampilan
Pelaksanaan :
1) Pembina Pramuka menjelaskan bahwa bangsa Indonesia memiliki
banyak sekali jenis masakan, dan para Pramuka harus dapat
memasak dan menyajikan masakan khas Indonesia tersebut.
2) Para Regu Penggalang diberi waktu kira-kira dua jam untuk
memasak :
a) nasi
b) satu jenis sayur
c) lauk kering, seperti tempe, atau tahu goreng, kerupuk, bakwan,
perkedel, dan sejenisnya.
d) satu jenis minuman, seperti teh, kopi, atau coklat susu, dan
sejenisnya.
3) Sesudah semuanya selesai memasak, lalu dilanjutkan lomba
menyajikan dengan baik dan menarik, untuk kemudian diajak
makan bersama seluruh Pasukan Penggalang, dan dibenarkan
saling menikmati hasil karya regu lain.
Penilaian :
1) Penilaian dilakukan sejak para Pramuka mulai bekerja/memasak,
dilihat kerjasama anggota Regu, cara memasak, kebersihan tempat
dan alat dan dilihat cara menyajikannya (rapi, bersih, menarik)
walaupun dengan perlengkapan yang sederhana
37
Catatan :
Lomba memasak ini dapat dijadikan acara perkemahan atau acara
peringatan Hari Kesehatan, dan lain-lainnya. Acara ini juga dapat
dilaksanakan oleh Pramuka Putera atau Puteri.
c. Sikap
a. Pengetahuan
Pelaksanaan :
1) Pembina Penegak memberi penjelasan bahwa sebagai seorang
Pramuka kita harus melaksanakan Eka Prasetya Panca Karsa
sebagai perwujudan P-4. Kita wajib memasyarakatkan P-4 di
masyarakat, dimulai dari lingkungannya sendiri, baik lingkungan
organisasi, sekolah, keluarga, dan lain-lainnya. Karena itu setiap
Pramuka diharapkan membuat suatu naskah tulisan dalam
rangka peringatan Hari Pramuka dan Hari Proklamasi
Kemerdekaan RI, tentang bagaimana pelaksanaanP-4 dalam
kehidupan sehari-hari di lingkungannya.
2) Para Pramuka dapat menuliskan tentang hal-hal yang dilihat
dalam kehidupan sehari-hari di lingkungannya, seperti yang
berkaitan dengan:
- Kehidupan sehari-hari
- Pelaksanaan Bumbung Kemanusiaan atau Dompet Bencana
Alam
- Musyawarah untuk mufakat
3) Diberi batas waktupenulisan, dan jumlah lembar tulisan (baik
dengan tulisan tangan, mesinketik, atau komputer)
Penilaian :
1) Penilaian dilakukan oleh suatu tim, yang bilamungkin diambilkan
dari tenaga yang dianggap menguasai bahasa Indonesia (misalnya
guru bahasa Indonesia) dan masalah Pancasila (misalnya guru
Pendidikan Moral Pancasila, penataran P-4), dan lain-lain.
2) Akan lebih baik lagi bila penyusun naskah juga menguraikan di
depan pertemuan Pramuka Penegak, dan memberi kesempatan
tanya jawab dengan para undangan.
b. Keterampilan
Judul : Pengelolaan tanaman produktif
Tujuan : Menguasai cara peningkatan produksi tanaman
Sasaran :
1) Para Pramuka Penegak memahami cara penanaman dan
pemeliharaan tanaman produktif.
2) Para Pramuka Penegak mampu melaksanakan penanaman dan
pemeliharaan tanaman produktif.
Perlengkapan :
1) Alat pertanian yang diperlukan
2) Tanaman produktif, seperti jeruk, apel, tomat, cabe, kopi, vanili,
dan lain-lain.
3) Lahan untuk penanaman
Pelaksanaan :
1) Pembina Pramuka mendatangkan para ahli di bidang tanaman
produktif, untuk menjelaskan teknik penanaman dan
pemeliharaan tanaman produktif.
2) Pembina Pramuka menjelaskan bahwa dengan meningkatkannya
produksi tanaman, akan meningkatpula penghasilan
penduduk/petani, dan ini berarti melaksanakan peningkatan
kesejahteraan masyarakat atau Pancasila.
39
c. Sikap
BAB VIII
PENUTUP
42. Lain-lain
Hal-hal yang belum diatur di dalam pedoman pelaksanaan ini, akan diatur
kemudian oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum
a. Dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) Tahun1993 bahwa
Pendidikan Nasional harus menumbuhkan jiwa patriotik dan mempertebal
rasa cinta tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan dan
kesetiakawanan sosial serta kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap
menghargai jasa pahlawan, serta berorientasi masa depan.
b. Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila bertujuan untuk
meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan
keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan
mempertebal semangat kebangsaan serta cinta tanah air, agar dapat
menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun
dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan
bangsa dan Negara.
c. Anggota Gerakan Pramuka sebagai bagian generasi muda merupakan
penerus cita-cita perjuangan bangsa dan merupakan salah satu sumber
insani bagi pembangunan nasional baik pembangunan kesejahteraan
maupun pembangunan pertahanan keamanan. Oleh karena itu perlu
ditingkatkan upaya pembinaan dan pengembangan pendidikan
kepramukaan secara terus menerus dalam rangka sistem pendidikan
nasional yang sekaligus mencakup Pendidikan Pendahuluan Bela Negara.
d. Gerakan Pramuka merupakan suatu lembaga pendidikan luar sekolah
menunjang pendidikan di lingkungan keluarga dan di lingkungan sekolah
yang mempunyai tujuan sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh
Pendidikan Pendahuluan Bela Negara.
3. Tata Urut
Tata urut pembahasan dalam buku pedoman ini meliputi:
a. Pendahuluan
b. Pokok-pokok PPBN dalam Gerakan Pramuka
c. Penyelenggaraan PPBN dalam Gerakan Pramuka
d. Tolok ukur keberhasilan, tanda-tanda keberhasilan, pembiayaan,
pengendalian dan evaluasi PPBN
e. Penutup
4. Pengertian
a. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di
masa yang akan datang
b. Gerakan Pramuka adalah gerakan pendidikan kepramukaan Nasional
Indonesia, merupakan satu-satunya badan yang melaksanakan pendidikan
kepramukaan bagi anak dan pemuda Indonesia dalam rangka membantu
pemerintah dan masyarakat Indonesia untuk membentuk kader
pembangunan yang siap melaksanakan pembangunan masyarakat, bangsa
dan negara.
c. Pendidikan Pendahuluan Bela Negara adalah pendidikan dasar bela
negara guna menumbuhkan kecintaan pada tanah air, kesadaran
berbangsa dan bernegara Indonesia, keyakinan akan kesaktian Pancasila
sebagai Ideologi Negara, kerelaan berkorban untuk Negara serta
memberikan kemampuan awal bela negara.
d. Bela Negara adalah tekad, sikap, dan tindakan warga negara yang teratur,
menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada
tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia, serta
berkeyakinan akan kesaktian Pancasila sebagai Ideologi Negara dan
kerelaan berkorban guna meniadakan setiap ancaman, baik dari luar
negeri maupun dari dalam negeri, yang membahayakan kemerdekaan dan
kedaulatan negara, kesatuan dan persatuan bangsa, keutuhan wilayah
dan yurisdiksi nasional serta nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.
5. Dasar
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
b. Ketetapan MPR No. II/MPR/1993, tentang Garis-garis Besar Haluan
Negara
c. Undang-undang Nomor 20 Tahun 1982 yang telah disempurnakan melalui
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1988, tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Pertahanan Keamanan Negara Republik Indonesia.
d. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989, tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
e. Keputusan Presiden RI Nomor 238 Tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka
junto Keputusan Presiden Nomor 57 Tahun 1989 tentang Anggaran Dasar
Gerakan Pramuka.
f. Kesepakatan Bersama antara Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
dan Menhankam RI Nomor 153 Tahun 1986 dan Kep/12/IX/1986 tanggal
15 September 1986, tentang upaya peningkatan PPBN di lingkungan
Gerakan Pramuka.
g. Pedoman Bersama antara Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan
Dirjen Persmanvet Dephankam Nomor 045 Tahun 1988 dan 006/III/1988,
tentang Pokok-pokok Pelaksanaan Kesepakatan antara Ketua Kwarnas
Gerakan Pramuka dan Menhankam.
h. Keputusan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 103 Tahun
1983, tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
i. Surat Edaran Menteri Pertahanan Keamanan RI Nomor
SE/007/M/III/1988 tanggal 1 Maret 1988, tentang Pokok-pokok Upaya
Penyelenggaraan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara.
j. Surat Keputusan Dirjen Persmanvet Dephankam Nomor
Skep/08/IV/1990 tanggal 2 April 1990, tentang Pengesahan Buku
Petunjuk Penyelenggaraan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara.
BAB II
POKOK-POKOK
PENDIDIKAN PENDAHULUAN BELA NEGARA
DALAM GERAKAN PRAMUKA
6. Kedudukan PPBN
a. Dalam UU RI Nomor 20 Tahun 1989 dan Ketetapan MPR Nomor
II/MPR/1988, tentang Garis-garis Besar Haluan Negara ditetapkan bahwa
hak dan kewajiban warganegara yang diwujudkan dengan keikutsertaan
dalam upaya bela negara diselenggarakan antara lain melalui Pendidikan
Pendahuluan Bela Negara sebagai bagian tidak terpisahkan dalam Sistem
Pendidikan Nasional yang pelaksanaannya melalui jalur pendidikan
sekolah dan pendidikan luar sekolah.
b. Dengan demikian maka PPBN dalam Gerakan Pramuka adalah salah satu
pelaksanaan PPBN di lingkungan pendidikan luar sekolah.
7. Hakikat PPBN
Hakikat PPBN adalah upaya bangsa agar sedini mungkin setiap warga
negara memiliki nasionalisme dan patriotisme yang tangguh guna menjamin
tetap tegaknya negara kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 serta terpeliharanya kelangsungan dan
kesinambungan Pembangunan Nasional mencapai Tujuan Nasional.
8. Tujuan PPBN
a. Tujuan Umum PPBN adalah mewujudkan warga negara Indonesia yang
memiliki tekad, sikap, dan tindakan yang teratur,menyeluruh, terpadu dan
berlanjut guna meniadakan setiap ancaman baik dariluar maupun dari
dalam negeri yang membahayakan Kemerdekaan dan Kedaulatan
Negara,kesatuan dan Persatuan Bangsa,keutuhan wilayah dan yurisdiksi
nasional serta nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.
b. Tujuan Khusus PPBN dalam Gerakan Pramuka adalah agar para Pelatih
dan Pembina Pramuka dapat meningkatkan upaya pembinaan secara lebih
efektif dan efisien dengan sasaran yang lebih kongkrit demi terciptanya
generasi muda yang sehat, cerdas dan berkarakter.
9. Sasaran
Sasaran Pendidikan Pendahuluan Bela Negara dalam Gerakan Pramuka
adalah terwujudnya warga Pramuka yang mengerti,menghayati dan yakin
untuk menunaikan kewajibannya dalam upaya bela negara, dengan ciri-ciri:
BAB III
PENYELENGGARAAN
PENDIDIKAN PENDAHULUAN BELA NEGARA
DALAM GERAKAN PRAMUKA
10. Subyek
Subyek pembinaan PPBN dalam Gerakan Pramuka adalah Pembinaan
Pramuka
11. Obyek
Obyek pembinaan PPBN dalam Gerakan Pramuka adalah seluruh anggota
Gerakan Pramuka
BAB IV
TOLOK UKUR KEBERHASILAN, TANDA-TANDA KEBERHASILAN,
PEMBIAYAAN, PENGENDALIAN, PENGAWASAN DAN EVALUASI PPBN
DALAM GERAKAN PRAMUKA
a. Umum
Penilaian terhadap keberhasilan kegiatan penyelenggaraan Pendidikan
Pendahuluan Bela Negara yaitu:
1) Mencintai tanah air tercantum dalam sikap dan perbuatannya sehari-
hari
2) Kesadaran berbangsa dan bernegara dapat dicerminkan dalam sikap
dan perilakunya sehari-hari
3) Mengamalkan Pancasila dalam kehidupannya sehari-hari
4) Rela berkorban untuk bangsa dan Negara tercermin dalam sikap dan
perbuatannya
5) Memiliki kemampuan awal bela Negara
b. Khusus
Secara khusus tanda-tanda keberhasilan PPBN dalam Gerakan Pramuka
dapat tercermin antara lain:
1) Pembinaan dan anggota Gerakan Pramuka selalu mengutamakan
kesatuan dan persatuan bangsa
2) Memiliki disiplin yang tinggi
3) Menghargai pendapat orang lain
4) Menerapkan pola hidup sederhana
5) Menciptakan lingkungan yang tertib, bersih dan aman
6) Memberikan motivasi positif bagi rekan-rekannya.
15. Pembiayaan
a. Gerakan Pramuka
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka melaksanakan pengendalian dan
pengawasan kegiatan PPBN dalam Gerakan Pramuka, sesuai dengan jalur
dan tata kerja yang berlaku dalam Gerakan Pramuka
a. Penyelenggaraan
Untuk mengetahui hasil yang dapat dicapai dengan metode, prosedur, dan
sarana yang digunakan.
b. Sasaran
1) Obyek: Para peserta dapat memahami dan melaksanakan PPBN dalam
Gerakan Pramuka, dengan memperhatikan terhadap sikap dan tingkah
laku sehari-hari antara lain meliputi keuletan, disiplin, kesungguhan
dalam melaksanakan tugasnya dan peran sertanya.
2) Subyek: Para Pembina dan pelatih dalam Gerakan Pramuka telah dapat
menyelenggarakan PPBN secara efektif dan efisien dengan menggunakan
sarana dan prasarana yang tersedia.
3) Teknik: Metode yang digunakan untuk menyampaikan materi PPBN
yang disesuaikan dengan strata pesertanya, sehingga dapat diterima,
diserap, dan dipahami oleh para peserta.
4) Sarana: Alat peralatan (alins dan alongins) yang digunakan untuk
menyelenggarakan PPBN sesuai dengan situasi dan kondisi Gerakan
Pramuka.
c. Cara
Untuk melaksanakan evaluasi perlu digunakan suatu cara yang baik,
antara lain:
1) Dengan mengisi angket yang dilakukan oleh para peserta dan angket
yang diisi oleh para pembina (tanpa menunjukkan identitas diri).
2) Cerdas Cernat, yaitu kegiatan untuk mengadu ketangkasan berpikir
PPBN, sehingga dapat diketahui tingkat pemahaman PPBN.
3) Karya tulis, yaitu dengan membuat tulisan tentang Bela Negara bagi
para peserta sehingga dapat diketahui tingkat pemahaman terhadap
materi PPBN yang telah diberikan.
4) Pengamatan yang dilaksanakan oleh Pembina Gerakan Pramuka di
masing-masing Kwarda, Kwarcab, Kwarran
BAB V
PENUTUP
Rusmadi Sidik
PERMAINAN SIMULASI
PENDIDIKAN PENDAHULUAN BELA NEGARA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum
a. Pendahuluan
b. Perencanaan Permainan Simulasi PPBN
c. Pelaksanaan Permainan Similasi PPBN
d. Membentuk dan membina kelompok
e. Pelaksanaan diskusi
f. Pengendalian dan pengawasan, evaluasi, laporan
g. Penutup
4. Pengertian
BAB II
PERENCANAAN PERMAINAN SIMULASI PPBN
5. Metode
a. Menentukan bidang
Yang dimaksud dengan bidang pada Permainan Simulasi PPBN adalah
pengelompokan permasalahan yang disesuaikan dengan jalur-jalur
pemasyarakatan PPBN. Dengan demikian, maka bidang dalam Permainan
Simulasi PPBN ada 3 bidang,yaitu:
1) Bidang Lingkungan Pendidikan
2) Bidang Lingkungan Pekerjaan
3) Bidang Lingkungan Pemukiman
b. Menentukan topik
Yang dimaksud dengan topik permainan simulasi adalah pokok
pembicaraan atau pokok bahasan yang dapat dijadikan bahan diskusi.
Topik tersebut diambil dari unsur-unsur PPBN dengan demikian maka
dalam permainan simulasi ini topik terdiri atas:
1) Topik tentang Cinta Tanah Air
2) Topik tentang Sadar Berbangsa dan Bernegara
3) Topik tentang Yakin Kesaktian Pancasila
4) Topik tentang Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara
5) Topik tentang Kemampuan Awal Bela Negara
c. Perumusan tujuan
Yang dimaksud perumusan tujuan adalah merumuskan tujuan dari setiap
topik, yang ingin dicapai diwujudkan dalam Permainan Simulasi PPBN.
Yang dimaksud dengan masalah pokok dan sub masalah pokok adalah hal-
hal yang perlu didiskusikan yang berfungsi sebagai bahan belajar dan
diskusi bagi peserta permainan simulasi.
a. Masalah pokok adalah masalah yang timbul dan berkaitan dengan topik
yang perlu mendapat pemecahan.
Contoh:
Topik : Cinta Tanah Air
Masalah Pokok : Kurang diminatinya produk Dalam Negeri
Sub Masalah Pokok : Buruknya kualitas produk dalam Negeri
b. Ciri-ciri pesan
Pesan permainan simulasi harus disesuaikan dengan situasi, kondisi, dan
tingkat pengetahuan peserta, artinya bahwa keluasan dan kedalaman materi
(yang terkandung dalam pesan), disesuaikan dengan situasi dan kondisi
peserta dan tempat serta waktu penyelenggaraan permainan simulasi.
Pesan permainan yang baik adalah yang memenuhi kriteria sebagai
berikut:
1) Mengandung kejadian sehari-hari
2) Menarik bagi peserta permainan untuk didiskusikan secara mendalam
3) Mengandung unsur-unsur bela negara
4) Mendorong peserta berdiskusi dalam kesempatan bermain maupun di
luar permainan
5) Bahasanya sederhana sehingga mudah dimengerti.
c. Bentuk pesan
1) Bentuk daripada pesan permainan simulasi adalah:
a) Pernyataan
b) Suruhan dan anjuran
c) Larangan
d) Pertanyaan
2) Contoh:
Pesan terpadu untuk beberan dan kartu merah putih:
a) (Pernyataan) : - Pak Parto tidak pernah mau datang pada rapat desa,
kalau hanya berkumpul untuk mendengarkan omongan
petugas Bimas saja.
b) (Suruhan) : - Harap saudara menghubungi pak Lurah dan
menanyakan kepadanya, apakah pengusaha pabrik yang
baru tidak lagi sembarangan membuang sampah
pabriknya, setelah ia mau menghadiri musyawarah-
musyawarah kelurahan.
c) (Larangan) : - Janganlah saudara diam saja, kalau saudara
mengetahui ada orang yang ingin menangnya sendiri saja,
yaitu menggunakan aliran listrik tanpa batas dari
pembangkit listrik mini milik desa.
d) Pertanyaan) : - Pak Nata sering bertengkar dengan tetangga dalam
musim tanam padi kali ini, dia sudah beberapa kali
mengalirkan air irigasi ke sawahnya, meskipun ia
mengetahui bahwa belum gilirannya untuk mengalirkan air
tersebut.
Bagaimana pendapat anda?
b. Batasan/penjelasan
1) Fasilitator
a) Pengertian
Fasilitator adalah orang yang bertugas memimpin permainan simulasi
b) Tugas fasilitator
secara lengkap sebagai berikut:
(1) Memimpin diskusi/permainan
(2) Menjelaskan aturan permainan
(3) Menentukan dengan musyawarah siapa-siapa daripartisipan yang
akan bertindak sebagai pemimpin, pemegang peran, dan penulis.
(4) Merangsang peserta untuk aktif berdiskusi
(5) Mengarahkan diskusi
(6) Menjawab/menjelaskan pesan/masalah yang timbul dalam diskusi
(7) Menetralkan perasaan negatif akibat diskusi
(8) Menjawab pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh peserta
permainan lainnya
(9) Memberikan kesimpulan setiap pesan setelah didiskusikan
(10) Menugaskan kepada penulis untuk mencatat maslah yang tidak
terpecahkan
(11) Menanyakan masalah yang tidak terpecahkan kepada
Instansi/Dinas/Jawatan/ Nara Sumber
(12) Menjelaskan kembali setiap masalah yang telah ditanyakan
tersebut di atas pada permainan berikutnya.
c) Kewajiban fasilitator
(1) Menyusun program
(2) Menyiapkan alat permainan
(3) Menyusun jadwal
(4) Menyusun pesan
(5) Menghubungi/koordinasi dengan instansi terkait setempat
(6) Kerja sama dengan pamong desa/instansi dan tokoh masyarakat
dalam pengamanannya
(7) Membuat laporan kepada Koordinator Pelaksanaan Permainan
Simulasi (KP2S) atau instansinya masing-masing
d) Syarat-syarat menjadi fasilitator
(1) Telah mengikuti pelatihan fasilitator simulasi
(2) Telah mengikuti penataran/ceramah PPBN
(3) Ia adalah anggota masyarakat setempat
(4) Dapat diterima dan dipercaya oleh masyarakat setempat
(5) Pandai bergaul, kreatif, dan dinamis
(6) Bebas tiga buta (aksara latin, bahasa Indonesia, pengetahuan
dasar)
(7) Bersikap terbuka terhadap pendapat orang lain
(8) Tanggap terhadap masalah-masalah sekitar
(9) Mampu memahami proses-proses alamiah dalam lingkungannya
(10) Berdedikasi/penuh pengabdian untuk pembangunan
lingkungannya.
2) Pemegang Peran
Penegang Peran adalah mereka yang seolah-olah mempunyai profesi
tertentu dalam masyarakat, misalnya Juru Penerang, Kepala Desa,
Dokter, PPL, dan sebagainya disesuaikan dengan bidang topik.
Fungsi Pemegang Peran adalah:
a) Memberi penjelasan, menjawab pertanyaan sesuai dengan perannya
b) Memecahkan masalah yang ada kaitannya dengan peran yang
diembannya.
c) Memberi nasehat dan anjuran
Catatan: Pemegang peran adalah warga yang sedang belajar berperan
sebagai salah satu tokoh masyarakat. Oleh karenanya ucapan
atau nasehatnya bisa saja salah/tidak benar. Jadi tidak harus
selalu dianggap benar.
3) Pemain
Yang dimaksud dengan Pemain adalah: pemegang tanda pemain/gaco.
Pemegang tanda pemain/gaco tugasnya adalah:
a) Berhak mengambil alat penentu langkah
b) Memberi jawaban pertama terhadap pesan sesuai dengan jatuhnya
alat penentu langkah.
c) Mengambil salah satu kartu merah putih serta menjawab bila alat
penentu langkah jatuh pada kolom merah putih
d) melaksanakan keputusan yang sesuai dengan hasil musyawarah bila
alat penentu langkah jatuh pada kolom kosong.
e) Menyetujui, menyanggah pendapat/jawaban peserta lain.
f) Menanyakan pesan yang mungkin kurang jelas kepada Fasilitator.
4) Penulis
Penulis adalah mereka yang bertugas mencatat segala sesuatu yang
terjadi selama Permainan Simulasi PPBN berlangsung, yang meliputi
hal-hal sebagai berikut:
a) Topik permainan
b) Tanggal permainan
c) Nama Fasilitatornya
d) Nama Pemain
e) Nama Pemegang Peran
f) Aturan main
g) Masalah-masalah yang tak dapat dipecahkan selama permainan.
5) Penonton
Penonton adalah mereka yang datang menyaksikan permainan simulasi
Penonton berhak (setelah mendapat ijin dari Fasilitatornya) antara lain:
a) Mengemukakan pendapat
b) Menyanggah/menyetujui jawaban peserta/pemain yang lain.
c) Menanyakan kepada Pemain.
BAB III
PELAKSANAAN PERMAINAN SIMULASI PPBN,
13. Persiapan
a. Mengucapkan salam
Sebelum memimpin Permainan Simulasi PPBN, Fasilitator mengucapkan
salam dahulu kepada kelompok belajar. Salamnya dapat berupa ucapan
“Assalamu’alaikum Wr. Wb.; Selamat Sejahtera (Siang/Malam)” atau
ucapan lain yang sejiwa, sesuai dengan lingkungan setempat.
b. Berdoa
Sebelum Permainan Simulasi PPBN dimulai, maka sebagai bangsa yang ber
Ketuhanan Yang Maha Esa, perlu memanjatkan doa agar Permainan
Simulasi PPBN berjalan lancar, tidak ada halangan suatu apa dan diberi
hilkmat dan manfaat bagi kita semua. Doa dipimpin oleh fasilitator.
Caranya yaitu Fasilitator mengajak semua hadirin (peserta permainan)
untuk berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing agar
permainan simulasi yang akan dilaksanakan dapat berjalan lancer diberi
hikmat dan sebagainya. Pada saat berdoa hendaknya peserta permainan
dalam sikap (berdiri/duduk) yang sempurna
c. Cara bermain
Mula-mula pemain pertama mengambil alat penentu langkah, kemudian
melangkahkan gaconya sesuai dengan nomor yang terdapat pada alat
penentu langkah. Bila gaco berhenti pada kolom yang ada pesannya, maka
pesan itulah yang dibaca dan kemudian didiskusikan. Pertama-tama
pemain yang melangkahkan gaconya itulah yang menanggapi pesan
dimaksud. Selanjutnya fasilitator menawarkan pada pemain lain atau
penonton yang ingin mengemukakan pendapatnya. Apabila dalam diskusi
tidak terdapat perbedaan pendapat dan menurut fasilitator memang benar,
maka fasilitator tinggal menggaris bawahi (menyimpulkan) saja, sedapat-
dapatnya dikaitkan dengan unsur-unsur PPBN. Tetapi apabila ada
perbedaan pendapat, maka fasilitator dapat meminta pemegang peran
untuk memberikan penjelasan seperlunya. Demikian seterusnya bagi
pemain kedua atau ketiga. Sebaliknya untuk satu pesan jangan
didiskusikan terlalu lama dan fasilitator dalam hal ini dapat
memperkirakannya.
Dalam diskusi, fasilitator harus dapat mengaktifkan kelompok,
mengembangkan, mengatur lalu lintas diskusi dan mengarahkan agar
diskusi dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Jika permainan sudah berakhir, sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
dalam musyawarah, maka perlu diadakan:
c. Doa penutup
Selanjutnya sebagai rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
bimbingan dalam Permainan Simulasi PPBN, fasilitator mengajak peserta
untuk berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing.
d. Salam perpisahan
Akhirnya fasilitator mengucapkan salam seperti salam pada saat persiapan
permainan simulasi.
Contoh: Semua gaco berada di kolom dua, setelah mengambil alat penentu
langkah. Maka gaco jatuh pada kolom 5 (lima)
Dalam ronde/babak pertama kolom lima sudah didiskusikan, maka
harus diambil alat penentu langkah lagi, misalnya dapat angka
empat. Dengan demikian maka gaco yang tadi sudah berada di
kolom lima dilanjutkan langkahnya empat langkah lagi sehingga
jatuh pada kolom kesembilan, ini didiskusikan dalam babak kedua)
Hal ini untuk menjaga keakraban dan memaksa pemain untuk selalu
berada dekat pada beberan. Apabila kita bermain dengan 6 (enam) pemain,
maka pada kolom mulai akan terkumpul 6 (enam) gaco, dan apabila
bermain dengan 4 (empat) pemain, maka pada kolom mulai akan
terkumpul hanya 4 (empat) gaco. Sesuai dengan giliran bermain, maka
gaco tersebut satu persatu akan meninggalkan kolom mulai.
Jadi pada ronde/babak kedua kolom mulai sudah kosong, dan akan tetap
kosong dari gaco sampai permainan selesai dan bubar.
Tidak dibenarkan mengumpulkan gaco di kolom mulai pada saat
permainan babak kedua ini dimulai, lebih-lebih pada babak ketiga dan
seterusnya.
c. Alat penentu langkah jumlahnya hanya enam angka. Enam angka itu
harus selalu kompak menjadi satu. Apabila seorang pemain telah
mengambil satu alat penentu langkah, dan telah mengetahui nomornya,
maka alat itu harus dikembalikan lagi pada tempatnya. Dengan demikian
maka pemain berikutnya akan tetap memilih satu nomor dari 6 (enam)
nomor yang tersedia.
Jadi tidak dibenarkan alat penentu langkah itu yang berupa mungkin
kaleng, mungkin gelas dan sebagainya, berisi kurang dari 6 (enam) angka.
Setiap pemain mengambil salah satu angka dari 6 (enam) angka dan
kemudian dikembalikan pada tempatnya setelah angka diketahui.
BAB IV
MEMBENTUK DAN MEMBINA KELOMPOK
a. Ketentuan
1) Kelompok Permainan Simulasi PPBN adalah sekelompok warga yang
pada waktu-waktu tertentu berkumpul di suatu tempat untuk
melangsungkan Permainan Simulasi PPBN
2) Yang menjadi warga Permainan Simulasi PPBN adalah siapa saja dari
anggota masyarakat setempat atau anggota perkumpulan/organisasi
yang berminat.
3) Jumlah anggota Kelompok Permainan Simulasi PPBN minimal 5 (lima)
orang dan maksimal 12 (dua belas orang).
Kelompok yang ideal ialah 10 (sepuluh) orang dengan perincian sebagai
berikut:
- Penulis 1 orang
- Pemain 6 orang
- Pemegang Peran 3 orang
- Penonton sebanyak-banyaknya
4) Yang bertugas membentuk kelompok permainan simulasi adalah
fasilitator atau pejabat/warga yang ditunjuk.
BAB V
PELAKSANAAN DISKUSI
18. Pengertian
Jadi dalam diskusi ada 2 (dua) unsur yang perlu kita perhatikan.
a. Berpikir
Berarti menelaah sungguh-sungguh suatu persoalan dengan akal budi dan
mengemukakan pertanyaan-pertanyaan pada diri sendiri mengenai suatu
persoalan.
b. Bersama
Yang mendorong agar orang bergabung dalam berpikir bersama adalah
usaha untuk mengetahui realitas tidaknya pemikirannya sendiri, apabila
dikaji dengan pengalaman sesamanya.Bergabung dalam berpikir berarti
saling tukar menukar pandangan, saling memperbandingkan dua jenis
rangkaian pengalaman yang berbeda dalam rangka usaha bersama untuk
mencapai realitas.
Dengan demikian para peserta diskusi masing-masing aktif mencari dan
memberi fakta, pandangan, dan pendapat yang dapat mereka pertahankan
dengan alasan dan bukti-bukti.
Mereka tidak berjuang untuk melawan atau mengalahkan ide peserta lain,
tetapi berusaha bersama-sama mencari hasil yang lebih nyata dan benar.
Mereka saling melengkapi demi kemajuan.
Diskusi yang dipimpin secara baik selain memberi pengetahuan dan
pengertian yang lebih luas dan dalam serta nyata, juga membentuk peserta-
peserta diskusi yang baik.
Mereka belajar berpikir tepat, logis, obyektif, dan dapat mengutarakan buah
pikirannya dengan bahasa yang mudah diterima oleh pihak lain.
b. Beberapa catatan
Setiap diskusi yang baik menuju ke suatu hasil dan kesimpulan. Bagian
akhir diskusi (pembahasan dan kesimpulan) amat penting. Para peserta
setelah bermain memperoleh manfaat dan kesadaran baru.
Dalam menarik kesimpulan terakhir dan dalam merumuskan ikhtiar-
ikhtiar atau dalam meringkaskan pendapat seseorang, perlu sekali
fasilitator dan penulis berpegang pada apa yang telah dikemukakan
anggota.
BAB VI
PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN, EVALUASI, LAPORAN
a. Mekanisme
Dilaksanakan secara bertingkat:
1) Di Tingkat Pusat
Oleh Dephankam, Dedikbud, Depnaker, Depdagri, dan masing-masing
instansi pembina sumber daya manusia.
2) Di Tingkat Daerah
Oleh Kodam/Korem/Kodim dan Kanwil/Kandep Depdikbud, Depnaker,
Depdagri, semua instansi daerah pembina sumber daya manusia.
b. Pelaksanaan
Dilakukan baik dari tempat maupun dengan kunjungan-kunjungan
menggunakan sarana antara lain perangkat lunak,hasil kunjungan dan
laporan pelaksanaan.
25. Evaluasi
a. Tujuan
b. Evaluasi diadakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan
penyelenggaraan Permainan Simulasi Pendidikan Pendahuluan Bela
Negara untuk dipakai sebagai umpan balik
2) Sejauhmana tujuan Permainan Simulasi Pendidikan Pendahuluan Bela
Negara dapat dicapai.
b. Sasaran
1) Obyek
Para peserta dengan memperhatikan sikap dan tingkah laku antara lain
ketaatan/ disiplin, kesungguhan, peranserta peserta.
2) Subyek
Para fasilitator dengan memperhatikan materi yang diberikan dan cara
penyajian.
3) Metode
Memperhatikan cara penyampaian materi Permainan Simulasi
Pendidikan Pendahuluan Bela Negara apakah sudah tepat sehingga
dapat diserap dan dipahami peserta.
4) Sarana
Memperhatikan segala peralatan bantu yang digunakan dalam
penyelenggaraan Permainan Simulasi Pendidikan Pendahuluan Bela
Negara sesuai dengan keadaan dan kondisi setempat.
c. Teknik
Evaluasi dapat dilakukan sebagai berikut:
1) Angket, yaitu daftar pertanyaan yang harus diisi. Angket terdiri atas dua
macam:
a) Angket yang harus diidioleh peserta dan diberikan oleh
pimpinan/koordinator penyelenggara.
b) Angket yang harus diisi oleh fasilitator dan diberikan oleh
pimpinan/koordinator penyelenggara.
2) Peragaan, aplikasi dan kemampuan menyerap tujuan Permainan
Simulasi Pendidikan Pendahuluan Bela Negara, baik dalam ruangan
kelas maupun di lapangan, untuk mengetahui sampai sejauh mana
peserta mengerti dan menghayati tujuan Permainan Simulasi Pendidikan
Pendahuluan Bela Negara.
3) Cerdas cermat, berupa kegiatan adu ketangkasan berpikir tentang
makna Permainan Simulasi Pendidikan Pendahuluan Bela Negara.
26. Laporan
BAB VII
PENUTUP
Direktur Jenderal
Personil, Tenaga Manusia dan Veteran
Rusmadi Siddik
LAMPIRAN
- Keamanan
lingkungan
adalah tanggung
Seorang Ketua RT jawab seluruh
di suatu daerah anggota
pemukiman masyarakat.
(golongan - Setiap anggota
menengah) di masyarakat harus
suatu kota besar, ikut bertanggung
karena berbagai jawab meskipun
pertimbangan tidak dalam
mengorganisir wujud ikut serta
Satpam beserta meronda pada
segala sarana malam hari.
keamanannya
untuk menjaga
keamanan di
daerah tanggung
jawabnya.
Seluruh biaya
dipikul bersama
oleh para
penghuni RT
tersebut.
Bagaimana
pendapat
anda,apakah hal
itu benar?