You are on page 1of 22

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Pengertian Respon

Menurut Sarlito (1987), setiap tingkah laku pada hakekatnya merupakan

tanggapan/balasan (respon) terhadap stimulus. Pendapat selaras diungkap oleh

Mar’at (1984) yang menyatakan bahwa respon merupakan reaksi akibat

penerimaan stimulus, dimana stimulus adalah berita, pengetahuan, informasi,

sebelum diproses atau diterima oleh indranya. Individu manusia berperan sebagai

unsur pengendali antara stimulus dan respon, sehingga yang menentukan bentuk

respon individu terhadap stimulus adalah stimulus dan faktor Individu itu sendiri

(Miftah Toha, 1988).

Menurut Berlo1960 (dalam Reza Yogaswara), Merumuskan respon

sebagai sesuatu yang dikerjakan oleh seseorang sebagai hasil atau akibat

menerima stimulus. Stimulus tersebut merupakan sesuatu yang dapat diterima

oleh seseorang melalui salah satu penginderanya. Respon digolongkan menjadi

dua jenis yaitu respon yang tidak nampak (covert response) dan respon yang

nampak (covert response). Respon yang tidak nampak diwujudkan oleh seseorang

kedalam aspek kognisi (pengetahuan) dan afeksi (sikap). Respon yang nampak

diwujudkan kedalam aspek psikomotorik (tingkah laku). Antara respon yang

nampak dan respon yang tidak nampak terdapat suatu keterkaitan, namun

hubungan tersebut ada yang selaras dan ada yang tidak selaras.Selaras artinya

9
10

sistem kognitif dan komponen efektif mempunyai sifat yang sama di semua

seginya maka timbullah keadaan yang selaras dengan psikomotorik dan tidak ada

dorongan untuk berubah, sedangkan tidak selaras artinya sistem kognitif dan

komponen efektif itu mempunyai segi-segi yang tidak bisa berjalan bersama-

sama, maka terjadilah ketidakselarasan dan timbulah tekanan yang mendorong

untuk mengubah sistem kognitif sedemikian rupa sehingga tercapainya keadaan

selaras (Sarlito,1987).

2.1.2 Pengertian Respon Konsumen

Setiap konsumen melakukan pembelian terhadap produk-produk tertentu

dengan harapan tertentu mengenai apa yang akan dilakukan oleh produk atau jasa

bersangkutan ketika digunakan dan kepuasan merupakan hasil yang diharapkan.

Respon atau tanggapan dari konsumen setelah mengkonsumsi produk barang atau

jasa, banyak dipengaruhi oleh karakteristik dari tiap konsumen yang

bersangkutan. konsumen yang memiliki karakteristik berpendapatan tinggi, usia

muda, dan berpendidikan tinggi akan mempunyai respon yang berbeda dengan

konsumen yang karakteristiknya berpendapatan rendah, usia tua, dan

berpendidikan rendah, walaupun menilai suatu benda yang sama.

Setiap perusahaan menginginkan produk yang dihasilkan dapat diterima

oleh konsumen. Bahkan jika ada pesaing, produknya ingin lebih unggul dari pada

produk yang diterima oleh konsumennya. Perusahaan perlu mengetahui respon

konsumen terhadap produk yang dia pasarkan. Banyak perusahaan yang

melakukan riset pemasaran berkala untuk melihat kondisi pasar dan kinerjanya

termasuk melihat respon yang diberikan oleh konsumen, apakah konsumen telah
11

puas dengan segala strategi pemasaran yang perusahaan tawarkan atau masih

banyak kekurangan yang harus diperbaiki.

Konsumen yang tidak puas akan suatu produk akan memberikan

responnya dalam tiga kategori:

1. Respon suara, misalnya minta ganti rugi dari penjual

2. Respon pribadi, misalnya komunikasi lisan yang negatif kepada orang lain

mengenai kekurangan produk tersebut.

3. Respon pihak ke tiga, misalnya mengambil tindakan hukum.

Kepuasan dan tindakan konsumen harus mendapat tanggapan dari

produsen untuk tetap menjalankan kelangsungan hidup perusahaan. Loyalitas dari

seorang konsumen yang puas akan hasil dari suatu produk berupa barang atau jasa

merupakan salah satu aset terbesar yang mungkin didapat oleh perusahaan, oleh

karena itu, puas tidaknya konsumen terhadap suatu produk harus terus dipantau

dan diukur oleh perusahaan. Cara-cara berikut ini banyak digunakan untuk

mengukur kepuasan pelanggan:

1. Sistem Keluhan dan Saran

Organisasi yang berwawasan pelanggan akan membuat mudah

pelanggannya memberikan saran atau keluhan.

2. Survey kepuasan pelanggan

Perusahaan tidak dapat beranggapan bahwa sistem keluhan dan saran

dapat menggambarkan secara lengkap kepuasan dan kekecewaan pelanggan.

Perusahaan yang responsif mengukur kepuasan pelanggan dengan mengadakan

survey berkala. Perusahaan mengirimkan daftar pertanyaan atau menelpon suatu


12

kelompok dari pembeli mereka untuk mengetahui tanggapan dan perasaan mereka

terhadap berbagai aspek kinerja perusahaan. Perusahaan juga menanyakan

pendapat pembeli terhadap kinerja pesaingnya. Konsep kepuasan pelanggan

merupakan konsep mendasar dalam pemasaran sejak strategi pemasaran diarahkan

untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan.

2.1.3 Kepuasan Konsumen

Kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan konsumen setelah

membandingkan dengan harapannya. Seorang pelanggan jika merasa puas dengan

nilai yang diberikan oleh produk atau jasa maka sangat besar kemungkinannya

untuk menjadi pelanggan dalam waku yang lama (Engel 1994).

Menurut Engel, Blackweel dan Miniard (1994) perilaku konsumen

didefinisikan sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan,

mengkonsumsi, menghabiskan barang dan jasa, termasuk proses pengambilan

keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan tersebut.

2.1.4 Deskripsi Mie Instan

Mie secara umum adalah sejenis produk makanan yang bahan baku

utamanya berasal dari tepung terigu, tepung beras dan lainnya yang diolah dengan

merebus air panas untuk kemudian disajikan sesuai selera. Dalam

perkembangannya mie dapat dibedakan menjadi mie kering, mie basah dan mie

kering yang berbumbu atau mie instan.

Mie instan adalah produk makanan kering terbuat dari adonan terigu atau

tepung beras atau tepung lainnya sebagai bahan utama dengan atau tanpa
13

penambah bahan lainnya. Mie instan sendiri dicirikan dengan adanya penambahan

bumbu dan memerlukan proses pengeringan untuk siap dikonsumsi. Mie insatan

dikemas dalam wadah tertutup rapat, aman selama penyimpanan dan

pengangkutan.

2.1.5 Pengambilan Keputusan Konsumen

Dalam pengambilan keputusan konsumen sangat erat kaitannya dengan

prilaku konsumen, perlu diperhatikan determinan yang menjadi dasar prilaku

konsumen itu sendiri. Determinan ini dapat dikelompokan menjadi tiga kategori,

yaitu pengaruh lingkungan, perbedaan dan pengaruh individual, dan proses

psikologis.

Proses keputusan konsumen juga perlu diperhatikan karena proses tersebut

berrhubungan dengan ketiga determinan tersebut. Proses keputusan konsumen

mengandung langkah-langkah pengambilan keputusan, kontinum pemecahan

masalah, faktor-faktor yang mempengaruhi jangkauan pemecahan masalah, dan

masalah pembelian ulang. Garis besar analisis perilaku konsumen dapat dilihat

pada Gambar 1.
14

PENGARUH
LINGKUNGAN
Budaya
Kelas sosial
Pengaruh pribadi
Keluarga
Situasi

PROSES
KEPUTUSAN
Pengenalan kebutuhan

PERBEDAAN Pencarian informasi


INDIVIDU PROSES
Sumber daya PSIKOLOGIS
konsumen Evaluasi alternative Pengolahan
Motivasi dan informasi
keterlibatan Pembelajaran
Pengetahuan Pembelian Perubahan sikap
Sikap dan perilaku
Kepribadian, gaya
hidup, dan demografi Hasil

STRATEGI
PEMASARAN
• segmenting
• targeting
• positioning

Gambar 1
Garis Besar Analisis Perilaku Konsumen
15

A. Pengaruh Lingkungan

Lingkungan adalah faktor yang ikut mempengaruhi konsumen karena

sifatnya yang kompleks. Perilaku proses keputusan konsumen, berkaitan dengan

lingkungannya, biasanya dipengaruhi oleh lima faktor yaitu budaya, kelas sosial,

pengaruh pribadi, keluarga dan situasi.

a. Budaya

Budaya, seperti yang digunakan dalam studi perilaku konsumen mengacu

pada nilai, gagasan, artefak, dan simbol-simbol lain yang bermakna yang

membantu indifidu untuk berkomunikasi, melakukan penafsiran dan evaluasi

sebagai anggota masyarakat. Budaya merupakan sesuatu yang khas, budaya satu

orang dengan lainnya atau satu daerah dengan wilayah lain berbeda.

b. Kelas Sosial

Kelas sosial merupakan pembagian dalam masyarakat yang terdiri dari

indifidu-indifidu yang berbagi nilai, minat, dan perilaku yang sama. Mereka

dibebaskan oleh perbedaan status sosio-ekonomi yang berjajar dari yang rendah

sampai yang tinggi.

Status kelas sosial sering kali menghasilkan bentuk-bentuk perilaku

konsumen yang berbeda. Beberapa dari kontribusi yang paling awal terhadap

studi perilaku konsumen adalah perbedaan kelas sosial karena dapat digunakan

sebagai variabel utama dalam menjelaskan perbedaan konsumen.


16

c. Pengaruh Pribadi

Sebagai konsumen, perilaku individu sering kali dipengaruhi oleh mereka

yang erat hubungannya dengan individu yang bersangkutan. Tiap individu

mungkin berespon terhadap tekanan yang disesuaikan dan mengambil bentuk

pengamatan atas apa yang dilakukan oleh orang lain danmenjadikan mereka

sebagai kelompok acuan kompratif.

d. Keluarga

Dalam bidang penelitian konsumen, keluarga telah menjadi fokus

penelitian. Keluarga sering menjadi fungsi pengambilan keputusan utama, dengan

pola peranan dan fungsi yang kompleks dan bervariasi. Pasangan hidup juga dapat

berperan dan saling mempengaruhi dalam proses pengambilan keputusan

konsumen.

e. Situasi

Situasi sangat mempengaruhi perilaku akan berubah ketika situasi

berubah. Kadang kala perubahan ini tidak menentu dan tidak dapat diramalkan.

Pada kesempatan lain, perubahan tersebut dapat diramalkan melalui penelitian dan

dimanfaatkan dalam strategi.

B. Perbedaan Individu

Faktor perbedaan individu merupakan faktor internal yang menggerakan

dan mempengaruhi perilaku. Terdapat lima cara penting dimana konsumen

mungkin berbeda, yaitu sumber daya konsumen, motivasi dan keterlibatan,

pengetahuan, sikap serta kepribadian, gaya hidup, dan demografi.


17

a. Sumber Daya Konsumen

Setiap orang membawa tiga sumber daya kedalam setiap situasi

pengambilan keputusan, yaitu waktu, uang, dan perhatian (penerimaan informasi

dan terdapat keterbatasan yang jelas dalam ketersediaan masing-masing sehingga

memerlukan semacam alokasi yang cermat.

b. Motivasi dan Keterlibatan

Psikolog dan pemasar selalu memiliki kepentingan yang sama untuk

menjelaskan apa yang terjadi bila perilaku yang diarahkan pada tujuan diberi

energi dan diaktifkan, disebut pemotivasian. Sedangkan keterlibatan, baik ada

maupun tidak ada, memperingati perilaku proses keputusan karena merupakan

faktor pengarah yang begitu potensial.

c. Pengetahuan

Pengetahuan atau hasil belajar dapat didefinisikan secara sederhana

sebagai informasi yang disimpan di dalam ingatan. Pengetahuan konsumen

mencakup susunan luas informasi, seperti ketersediaan dan karakteristik barang

dan jasa, di mana dan kapan untuk membeli, dan bagaimana produk digunakan.

Belum lama ini arti penting pengertian pengetahuan atau keahlian

konsumen ditekankan lagi dalam bidang penelitian konsumen. Salah satu hasil

utama periklanan dan penjualan adalah benar-benar memberikan pengetahuan dan

informasi yang relevan, khususnya dibawah pemecahan masalah yang diperluas.

d. Sikap

Segera setelah seseorang mnyelesaikan pencariannya akan informasi dan

melakukan evaluasi yang luas atau berbagai kemungkinan, hasilnya adalah


18

pembentukan suatu sikap terhadap alternatif-alternatif yang dipertimbangkan.

Sikap merupakan suatu evaluasi menyeluruh yang memungkinkan orang

memberikan respon dengan cara menguntungkan atau tidak menguntungkan

secara konsisten berkenan dengan objek atau alternatif yang diberikan. Bila semua

yang lain sama, orang biasanya berperilaku dengan cara yang konsisten berkenaan

dengan objek atau alternatif yang diberikan. Bila yang lain semua sama, orang

biasanya berperilaku dengan cara yang konsisten dengan objek atau alternatif

yang diberikan. Bila semua yang lain sama, orang biasanya berperilaku dengan

cara yang konsisten dengan sikap dan maksud mereka.

e. Kepribadian, Gaya Hidup, dan Demografi

Kepribadian, gaya hidup, dan demografi berguna untuk mendefinisikan

berbagai karakter objektif dan subjektif dari konsumen di dalam pangsa pasar

target.

1. Kepribadian (personality)

Penelitian kepribadian adalah penting di dalam psikologis klinis, namun

ada sebuah konsep yang menarik yang diperkenalkan oleh Pierre Martineau pada

tahun 1950-an saat dia mengajukan hipotesis bahwa produk juga mempunyai

kepribadian dalam bentuk citra merek. Suatu deduksi logis pada titik itu adalah

bahwa strategi pemasaran harus berfokus pada pencocockan kepribadian

konsumen dengan kepribadian produk.

2. Gaya Hidup (Lifestyle)

Mungkin hasil terbesar dari era penelitian kepribadian adalah perluasan

fokus yang mencakup gaya hidup, pola yang diguanakan orang untuk hidup dan
19

menggunakan waktu serta uang. Para peneliti seperti William Wells merancang

infentaris yang extensif dari aktivites (kegiatan), Interest (minat), dan Opinions

(Opini) yang disingkat AIO yang mengukur beberapa ciri kepribadian, nilai,

kepercayaan, preferensi, dan pola prilaku. Sementara berekembang lini

penyelidikan ini segera dilabelkan menjadi psikografi.

3.Demografi

Salah satu fenomena yang paling banyak dibicarakan di dunia barat selama

1980-an adalah apa yang disebut yuppie (young, upwardly mobile, proffesional)

dan gaya hidup yang hedonis. Ini adalah contoh dari apa yang dipelajari pada

bidang demografi, di mana sasarannya adalah mendeskripsikan pangsa pasar

konsumen dalam aspek seperti usia, pendapatan dan pendidikan. Penekanannya

selalu pada trend dalam prilaku dan pengeluaran. Bila disertai dengan penelitian

psikografi, demografi dapat memberikan keterangan mengenai sifat dan

komposisi pasar.

C. Proses Psikologis

Dalam proses psikologis, terdapat pengolahan informasi manusia

pembelajaran, dan perubahan sikap yang semuanya merupakan minat utama dari

penelitian konsumen. Sesungguhnya, disinilah beberapa sumbangan terbesar telah

dibuat untuk memahami perilaku konsumen.

a. Pengolahan Informasi

Komunikasi adalah kegiatan pemasaran inti. Oleh karena itu penelitian

konsumen sudah sejak dulu berkepentingan dengan bagaimana orang menerima,

mengolah, dan mengerti mengenai komunikasi pemasaran. Studi-studi telah


20

menegaskan satu prinsip kritis: orang melihat dan mendengar apa yang mereka

ingin lihat dan dengar.

Penelitian terhadap pengolahan informasi memaparkan cara-cara

bagaimana informasi ditransformasikan, dikurangi, dirinci, di simpan, didapatkan

kembali, dan digunakan. Ini begitu penting bagi komunikasi pemasara sehingga

pengolahan informasi mendominasi bidang penelitian konsumen selama hampir

20 tahun.

b. Pembelajaran

Siapa saja yang berusaha mempengaruhi konsumen sebenarnya sedang

mencoba menghasilkan pembelajaran, proses di mana pengalaman menyebabkan

perubahan dalam pengetahuan, sikap, dan atau prilaku. Signifikasi pemasaran dari

teori belajar menjadi jelas ketika salah seorang dari pendukungnya terkemuka,

Jhon B. Watson memasuki bidang periklanan tahun 1930-an. Ia mempopulerkan

pandangan bahwa kita datang ke dunia ini untuk belajar.

c. Perubahan Sikap dan Prilaku

Perubahan sikap dan perilaku adalah sasaran pemasaran yang umum.

Proses ini mencerminkan pengaruh psikologis dasar yang menjadi subjek dari

beberpa dasawarsa penelitian yang intensif. Menurut Engel, Blackwell dan

Miniard, secara umum, keputusan konsumen memiliki langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Pengenalan Kebutuhan. Konsumen mempersiapkan perbedaan antara

keadaan yang diinginkan dan situasi aktual yang memadai untuk

membangkitkan dan mengaktifkan proses keputusan.


21

2. Pencarian Informasi. Konsumen mencari informasi yang disimpan di

dalam ingatan (pencarian internal) atau mendapatkan informasi yang relevan

dengan kepuusan dari lingkungan (pencarian eksternal).

3. Evaluasi Alternatif. Konsumen mengevaluasi alternatif pilihan berkenan

dengan manfaat yang diharapkan dan memperkecil pilihan dari alternatif yang

ada.

4. Pembelian. Konsumen memperoleh alternatif pilihan atau pengganti yang

dapat digunakanbilamana perlu.

5. Hasil. Konsumen mengevaluasi apakah alternatif yang dipilih memenuhi

kebutuhan dan harapan segera sesudah digunakan.

2.1.6 Segmentasi

Produsen pada dasarnya melakukan penciptaan sekaligus penyerahan nilai.

Kotler (1997) yang menggabungkan proses penciptaan dan penyampaian nilai

kepada konsumen dalam bentuk yang disebut STP, yaitu Segmentation,

Targeting, Positioning. Segmentation pada dasarnya adalah suatu strategi untuk

memahami struktur pasar. Targeting adalah persoalan bagaimana memilih,

menyeleksi dan menjangkau pasar. Positioning adalah persoalan bagaimana

menempatkan produk kita dalam pikiran atau ingatan konsumen.

Menyeleksi pasar sangat ditentukan oleh bagaimana melihat pasar itu

sendiri. Pasar yang dilihat oleh dua orang yang berbeda, yang didekati oleh

metode segmentasi yang berbeda pula. Oleh karena itulah penting dipahami

struktur-struktur atau kelompok-kelompok yang ada di pasar. Segmentasi pasar


22

dan perilaku konsumen dalam manajemen pemasaran yang telah berkembang

sebagai konsep yang sangat penting.

Ada beberapa keuntungan dalam melakukan segmentasi pasar diantaranya yaitu :

1. mendesain produk-produk yang lebih responsive terhadap kebutuhan pasar

2. menganalisis pasar dan menemukan peluang (niche)

3. menguasai posisi yang superior dan kompetitif

4. menentukan strategi komunikasi yang efektif dan efisien

Variabel utama dalam penentuan segmentasi barang konsumen adalah

faktor demografi, geografis, psikografis, dan perilaku. Variabel-variabel ini dapat

dimasukkan kedalam dua kelompok besar seperti terlihat dalam gambar 2.

Dalam segmentasi perilaku, pembeli dibagi menjadi kelompok-kelompok

berdasarkan pengetahuan, sikap, pemakaian atau tanggapan mereka terhadap

suatu produk.
23

Segmentasi

Tanggapan
Karakteristik konsumen
konsumen

Kesempatan Sikap
Demografi Psikografi

Tingkat
pemakaian
Geografi Perilaku Manfaat

Gambar 2. Dua Pendekatan Utama pada Segmentasi (Kotler,1992)

2.1.7 Model Sikap Fishbein

Model sikap multiatribut bermanfaat untuk mengetahui hubungan antar

pengetahuan yang dimiliki konsumen tentang suatu produk dan sikap konsumen

terhadap produk sesuai dengan ciri atau atribut yang dimiliki oleh produk yang

bersangkutan. Analisis multiatribut juga merupakan sumber informasi yang

berguna bagi perencana dan tindakan pasar. Dengan demikian informasi yang

diperoleh berguna bagi perencana dan tindakan pasar.

Manfaat lain dari analisis multiatribut adalah implikasi bagi

pengembangan produk baru. Suatu model multiatribut telah digunakan dan

berhasil untuk meramalkan bagian pasar dari produk baru. Analisis multiatribut

juga membeli pemasar suatu pedoman untuk mengembangkan strategi perubahan

sikap yang sesuai (E. Engel, Blackwell Miniard, 1994).


24

Model fishbein memungkinkan pemasar mendiagnosis kekuatan dan

kelemahan suatu merek produk secara relatif dibandingkan dengan merek pesaing

yang menentukan bagaimana konsumen mengevaluasi alternatif merek produk

pada atribut-atribut penting. Model fishbein memperlihatkan bahwa sikap

terhadap suatu objek tergantung pada probabilitas bahwa suatu objek mempunyai

atribut-atribut tertentu pada tingkat yang diinginkan.

Pada model fishbein sebelumnya, seorang diukur sikapnya terhadap objek

tertentu, berdasarkan evaluasi dan belief konsumen tersebut. Namun pengukuran

semacam itu belum tentu berguna karena sikap positif belum tentu diikuti dengan

pembelian. Fishbein kemudian mengembangkan metode ulang yang sudah ada

tersebut dengan menekankan pada keinginan untuk membeli dan bukannya sikap

konsumen semata-mata (Singgih, 2001).

2.2 Kerangka Pemikiran

Menurut Sarlito (1987), setiap tingkah laku pada hakekatnya merupakan

tanggapan/balasan (respon) terhadap stimulus. Pendapat selaras diungkap oleh

Ma’rat (1984) yang menyatakan bahwa respon merupakan reaksi akibat

penerimaan stimulus, dimana stimulus adalah berita, pengetahuan, informasi,

sebelum diproses atau diterima oleh indranya. Individu manusia berperan sebagai

unsur pengendali antara stimulus dan respon, sehingga yang menentukan bentuk

respon individu terhadap stimulus adalah stimulus dan faktor Individu itu sendiri

(Miftah Toha, 1988).

Menurut Berlo 1960 (dalam Reza Yogaswara 2004), merumuskan respon

sebagai sesuatu yang dikerjakan oleh seseorang sebagai hasil atau akibat
25

menerima stimulus. Stimulus tersebut merupakan sesuatu yang dapat diterima

oleh seseorang melalui salah satu penginderanya. Respon digolongkan menjadi

dua jenis yaitu respon yang tidak nampak (covert response) dan respon yang

nampak (covert response). Respon yang tidak nampak diwujudkan oleh seseorang

kedalam aspek kognisi (pengetahuan) dan afeksi (sikap). Respon yang nampak

diwujudkan kedalam aspek psikomotorik (tingkah laku). Antara respon yang

nampak dan respon yang tidak nampak terdapat suatu keterkaitan, namun

hubungan tersebut ada yang selaras dan ada yang tidak selaras.Selaras artinya

sistem kognitif dan komponen efektif mempunyai sifat yang sama di semua

seginya maka timbullah keadaan yang selaras dengan psikomotorik dan tidak ada

dorongan untuk berubah, sedangkan tidak selaras artinya sistem kognitif dan

komponen efektif itu mempunyai segi-segi yang tidak bisa berjalan bersama-

sama, maka terjadilah ketidakselarasan dan timbulah tekanan yang mendorong

untuk mengubah sistem kognitif sedemikian rupa sehingga tercapainya keadaan

selaras (Sarlito,1987).

Kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan konsumen setelah

membandingkan dengan harapannya. Seorang pelanggan jika merasa puas dengan

nilai yang diberikan oleh produk atau jasa maka sangat besar kemungkinannya

untuk menjadi pelanggan dalam waku yang lama (Engel 1994).

Menurut Engel, Blackweel dan Miniard (1994) perilaku konsumen

didefinisikan sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan,

mengkonsumsi, menghabiskan barang dan jasa, termasuk proses pengambilan

keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan tersebut. Konsumen


26

merupakan target akhir suatu sistem perdagangan. Selera dan keinginan konsumen

merupakan aspek penting yang harus diperhatikan oleh para pengusaha. Suatu

jenis produk oleh konsumen didasarkan sampai sejauh mana produk tersebut

dipandang relevan dengan gaya hidup konsumen yang bersangkutan. Perlu diingat

bahwa masing-masing kelompok konsumen itu memiliki perbedaan minat dan

selera. Sehingga menyebabkan perlunya pengetahuan mengenai perilaku

konsumen terhadap produk yang dihasilkan.

Menurut Engel, Blackweel dan Miniard (1994) perilaku konsumen

dipengaruhi dan dibentuk oleh faktor pengaruh lingkungan, perbedaan individu

serta proses psikologis. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen

menurut Engel, Blackwel dan Miniard (1994) dapat dilihat pada gambar 3.

Pengaruh lingkungan
Kelas sosial
Pengaruh pribadi
Keluarga

Perbedaan individu Proses keputusan Proses psikologis


Motivasi & keterlibatan Pengenalan kebutuhan Pengolahan informasi
pengetahuan Pencarian informasi Pembelajaran
Kepribadian Pembelian Perubahan sikap/perilaku
Gaya hidup Hasil

Gambar 3. Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen dan Faktor


Faktor yang Mempengaruhi

Respon konsumen dalam membeli mie instan dipengaruhi oleh beberapa

faktor seperti faktor demografi yang diduga berpengaruh terhadap pilihan dan

jumlah mie instan yang dikonsumsi. Faktor demografi yang diduga


27

mempengaruhi respon konsumen terdiri dari umur, jenis kelamin, pendidikan dan

pekerjaan. Memahami umur konsumen adalah penting, karena konsumen yang

berbeda umur akan menkonsumsi produk yang berbeda pula. Perbedaan umur

juga akan mempengaruhi selera dan respon konsumen terhadap suatu produk yang

mereka konsumsi. Dengan mengetahui komposisi umur dari konsumen, maka

produsen dapat mengetahui komposisi dan distribusi penduduk di suatu wilayah

sehingga mereka dapat menentukan segmentasi atau strategi pemasaran mereka.

Pendidikan dan pekerjaan adalah dua karakteristik konsumen yang saling

berhubungan. Pendidikan akan menentukan jenis pekerjaan yang dilakukan oleh

seorang konsumen. Selanjutnya profesi dan pekerjaan seseorang akan

mempengaruhi tingkat pendapatan yang diterimanya, sedangkan kemampuan

membeli diukur dari besarnya pengeluaran rumah tangga terhadap komoditi

tersebut dan pengeluaran untuk kebutuhan konsumsi . Pendapatan dan pendidikan

tersebut kemudian akan mempengaruhi proses keputusan dan pola konsumsi

seseorang dan juga akan mempengaruhi respon konsumen terhadap suatu produk.

Tingkat pendidikan juga seseorang juga akan mempengaruhi nilai-nilai

yang dianut oleh seorang konsumen, dimana tingkat pendidikan ini akan

mempengaruhi gaya hidup, sikap/perilaku, cara pandang dan bahkan persepsi

seseorang terhadap suat permasalahan yang sedang mereka hadapi. Tingkat

pendidikan ini juga berhubungan dengan kesadaran konsumen akan gizi.

Jumlah anggota keluarga akan berpengaruh terhadap banyaknya variasi

rasa dari mie instan yang dikonsumsi, semakin banyak anggota keluarga diduga

semakin banyak jumlah dan variasi rasa mie instan yang dikonsumsi. Pekerjaan
28

responden berhubungan dengan banyaknya mie instan yang disediakan, semakin

sibuk bekerja diduga semakin banyak mie instan yang disediakan, karena waktu

untuk menyiapkan makan semakin sedikit.

Pola pembelian memberikan gambaran bagi produsen tentang keputusan

pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Situasi pembelian mengacu pada latar

dimana konsumen memperoleh produk. Sebelum mendapatkan produk, konsumen

akan menyebutkan mana merek yang akan dibeli sehingga berkaitan dengan

strategi dan informasi yang disampaikan oleh perusahaan agar merek tersebut

diingat konsumen. Konsumen merasa puas dengan produk yang dibeli maka dapat

menimbulkan loyalitas terhadap produk tersebut. Untuk mengetahui berapa besar

pangsa pasar dari mie instan yang dikonsumsi dapat dilihat dari respon konsumen

dan berapa banyak dalam setiap pembelian.

Untuk menciptakan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen,

dibutuhkan informasi bagi produsen mengenai rasa, volume, dan harga mie instan

yang paling sering dibeli. Sedangkan tingkat pengeluaran untuk membeli mie

adalah untuk mengukur daya beli konsumen terhadap mie yang paling sering

dibeli. Untuk meningkatkan pangsa pasar, penilaian terhadap atribut mie instan

diduga menjadi daya tarik pertama dalam mempengaruhi konsumen.

Atribut produk tersebut antara lain, rasa, kekenyalan mie, kemasan,

volume, harga, kemudahan mendapat produk dan promosi yang dilakukan.

Penilaian ini dapat digunakan untuk mengevaluasi atribut dari produk tersebut

agar sesuai dengan keinginan konsumen. Hubungan antara variabel dapat

menciptakan penilaian karakteristik konsumen dan penilaian respon terhadap


29

atribut mie instan sehingga dapat yang diimplikasikan terhadap produk mie

tersebut.

Berdasarkan Engel, Blackweel dan Miniard (1994) mengenai faktor-faktor

yang mempengaruhi prilaku konsumen, maka dapat dirumuskan kerangka

pemikiran seperti yang diperlihatkan pada gambar 4.

- Lingkungan (Kelas sosial, pengaruh pribadi,


keluarga)
- Sosial Fisik (motivasi dan keterlibatan, pengetahuan,
kepribadian, gaya hidup pengolahan informasi,
pembelajaran, perubahan, sikap/prilaku

Ciri produk/atribut produk :


penampilan
Respon konsumen :
kekenyalan mie
pengenalan kebutuhan
aroma
pencarian informasi
kemasan
pembelian
kandungan gizi
hasil
merk
volume/isi
Gambar 4. Kerangka Pemikiran

2.3 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih harus dibuktikan

kebenarannya, sebagai pengarah dalam penelitian, serta penghubung antara teori

dan pengamatan, dan sebaliknya antara pengamatan dengan teori. Menurut

Suparmoko (1999) : ”Hipotesis adalah pernyatan tentatip yang berhubungan

dengan permasalahan sehingga berguna dalam mencari/mendapatkan alat


30

pemecahan”. Dari latar belakang tempat penelitian dan dugaan penelitian maka

dirumuskan suatu hipotesis yaitu diduga bahwa :

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi respon konsumen terhadap

produk mie instan produk indofood adalah atribut, rasa, harga, promosi,

ketersediaan produk, psikologis, pengaruh lingkungan.

2. Respon konsumen terhadap mie instan Produk Indofood di Pasar

Atas Cimahi adalah baik berdasarkan faktor atribut, rasa, harga, promosi,

ketersediaan produk, psikologis, pengaruh lingkungan.

You might also like