You are on page 1of 6

Menyimpan

Firman Tuhan
Tomas berada dalam
kesulitan. Dia melihat ada
sekop biru dan ember di tepi
bak pasir. Nampaknya tidak
ada yang memainkannya,
jadi dia memutuskan untuk
memainkannya.
Sebentar saja, pikir Tomas.
Mungkin tidak akan ada yang
melihat.
Itu sekop dan ember saya!
seru Melissa, seorang anak yang
juga sedang bermain-main di bak
pasir. Kamu mencurinya!

Saya kira kamu tidak


memakainya, kata Tomas.
Tetap saja, desak Melissa,
merebut mainannya dari Tomas,
mengambil tanpa izin sama dengan
mencuri. Dan Melissa pergi dengan
marah sambil membawa sekop dan
embernya.
Tomas tidak mau bermain lagi.
Dia berjalan ke tempat di mana
Ibu dan kakaknya, Kate, duduk di
ayunan.
Mengapa kamu murung?
tanya Ibu.
Saya mengambil mainan
Melissa. Saya kira dia sedang tidak
memakainya.
Kamu kan tahu jangan
mengambil mainan milik orang
lain di taman, kata Kate, sambil
menggeleng-gelengkan kepalanya.
Iya, gerutu Tomas, tetapi
saya selalu lupa.

Dulu ibu juga kesulitan


melakukan apa yang benar, kata
Ibu.
Tomas menatap Ibu.
Sungguh?
Benar, dan sekarang kadangkadang masih begitu. Ketika Ibu
seusia kamu, itu lebih sulit lagi.
Tetapi pada suatu hari, kakek
berkisah tentang seorang bijak
di Alkitab yang juga kesulitan
mengingat untuk melakukan
apa yang benarKate dan
Tomas mendekatkan diri ke Ibu
tetapi ia belajar rahasia untuk
mengingatnya. Di kitab Mazmur,
Raja Daud berkata kepada Tuhan,
Dalam hatiku aku menyimpan
janji-Mu, supaya aku jangan
berdosa terhadap Engkau.1
Apa artinya itu, Ibu? tanya
Tomas.
Mazmur 119:11

Artinya apabila kita memenuhi hati kita


dengan Firman Tuhan kita belajar cara
yang benar untuk berperilaku terhadap
sesama. Ini akan membimbing kita
untuk berbuat yang terbaik sehingga
tidak melakukan apa yang mungkin
dapat menyakiti orang lain. Menyadari
Firman Tuhan dapat menolong kita
untuk membuat pilihan yang benar.
Tetapi bagaimana cara menyimpan
Firman Tuhan di dalam hati kita? tanya
Kate.

Apakah seperti menyembunyikan
Alkitab di balik baju? tanya Tomas
dengan senyum lebar.

Ibu tersenyum. Kita menyimpan
Firman Tuhan di dalam hati dengan
mempelajari dan menghafalkannya.
Kemudian, sewaktu kita ingin tahu apa
yang benar yang harus dilakukan, apa
yang kita pelajari dari Firman Tuhan
akan terlintas di dalam benak kita. Kita
akan mengingatnya. Seperti bermain
petak umpet dengan Firman Tuhan!


Wah, sepertinya mengasyikkan,
kata Kate, Bisakah kita menyimpan
sesuatu di dalam hati kita sekarang?

Ibu tahu sebuah ayat yang
bagus. Bunyinya seperti ini,
Percayalah kepada Tuhan dengan
segenap hatimu, dan janganlah
bersandar kepada pengertianmu
sendiri. Akuilah Dia dalam segala
lakumu, maka Ia akan meluruskan
jalanmu.2

Ayat ini mengajarkan kita bahwa
apabila kita percaya kepada Tuhan,
mengakui Dia dalam segala kelakuan
kita, Ibu menjelaskan, dan berbuat
yang terbaik untuk mengikuti cara
Tuhan sebalik daripada cara kita
sendiri, maka Ia dapat membimbing
kita untuk melakukan hal-hal yang
benar.

Thomas dan Kate mengulangi
ayat bersama-sama Ibu beberapa kali,
kemudian Tomas punya ide .
Amsal 3:5, 6


Ibu, saya ingin minta
maaf kepada Melissa karena
mengambil barangnya tanpa izin.
Saya lupa minta maaf tadi.

Ide yang bagus sekali,
jawab Ibu. Kita bisa pergi
bersama-sama.

Benar, Kate menyetujui.


Saya gembira saya tahu apa
yang baik yang harusnya saya
lakukan, kata Tomas.

Ibu juga gembira, kata Ibu.

Selesai
Ayat: Dalam hatiku aku menyimpan
janji-Mu, supaya aku jangan berdosa
terhadap Engkau.
(Mazmur 119:11)
Authored by Aaliyah Smith. Illustrations by Alvi.
Design by Christia Copeland.
Published by My Wonder Studio.
Copyright 2011 by The Family International

You might also like