You are on page 1of 6

Sikap Positif Terhadap Konstitusi

Pembahasan tentang sikap positif terhadap konstitusi tersebut


meliputi perilaku konstitusional bagi penyelenggaraan Negara,
parpol maupun organisasi kemasyarakatan maupun sebagai warga
Negara Indonesia sebagai berikut :

1. Perilaku Konstitusional Bagi Penyelenggaraan Negara

Dalam perkembangan kehidupan bernegara, bangsa Indonesia telah


mengalami beberapa kali penggunaan konstitusi yang berlaku
antara lain: UUD 1945 pada periode tahun 1945-1949, Konstitusi RIS
dalam tahun 1949-1950, UUD S tahun 1950-1959, UUD 1945 tahun
1959-2002, dan UUD 1945 yang telah diamandemen dari tahun 2002
hingga sekarang (tahun 2009).

Berdasarkan konstitusi yang berlaku di Indonesia saat ini


penyelenggaraan Negara dilaksanakan oleh lembaga-lembaga
Negara meliputi: MPR, Presiden, Kementerian Negara, DPR, DPD,
Komisi Pemilihan Umum, Badan Pemeriksa Keuangan, MA,
Mahkamah Konstitusi, Tentara Nasional Indonesia, dan Kepolisian
Negara Republik Indonesia.

Lembaga-lembaga penyelenggara Negara tersebut melaksanakan


tugas atau kewajibannya berdasarkan wewenang yang dimiliki
berdasarkan ketetapan kenstitusi lain:

1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)

Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota Dewan


Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Daerah yang
dipilih melalui pemilihan umum dan diatur lebih lanjut dalm undang-
undang. MPR bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun di
ibukota Negara. Wewenang MPR ialah:

• Mengubah dan menetapkan UUD.

• Melantik Presiden dan Wakil Presiden.

• Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa


jabatannya menurut UUD.

b. Presiden dan Kementerian Negara


Calon Presiden dan/atau Wakil Presiden harus warga Negara
Indonesia dan sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima
kewarganegaraan lain karena kehendak sendiri, tidak pernah
mengkhianati Negara, serta mampu secara rohani dan jasmani
untuk melaksanakan tugas sebagai Presiden dan Wakil Presiden.
Presiden dan/atau Wakil Presiden memegang kekuasaan
pemerintahan menurut UUD.Presiden berhak mengajukan
rancangan undang-undang kepada DPR dan menetapkan peraturan
pemerintah untuk menjalankan undang-undang sebagaimana
mestinya.Syarat menjadi Presiden diatur dengan undang-undang.
Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diberhentikan dalam masa
jabatannya atas usul DPR karena melakukan pelanggaran hokum
berupa pengkhianatan Negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana
berat, atau perbuatan tercela, maupun terbukti tidak lagi memenuhi
syarat sebagai Presiden.

Usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden DPR diajukan


kepada MPR, dan MPR meminta kepada Mahkamah Konstitusi untuk
memeriksa, mengadili dan memutuskan pendapat DPR tersebut.
Apabila pendapat DPR tersebut telah diperiksa diadili dan
diputuskan Mahkamah Konstitusi memiliki kebenaran atau terbukti,
MPR mengadakan sidang untuk memutuskan usul tersebut paling
lambat tiga puluh hari sejak MPR menerima usul tersebut.
Keputusan MPR tentang usul pemberhentian Presiden dan/atau
Wakil Presiden, harus diambil dalam rapat paripurna MPR yang
dihadiri oleh sekurang-kurangnya ¾ dari jumlah anggota dan
disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota yang
hadir, setelah Presiden dan/atau Wakil Presiden diberi kesempatan
menyampaikan penjelasan dalam rapat paripurna Majelis. Jika
Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat
melaksanakan kewajibannya, ia digantikan oleh Wakil Presiden
sampai habis masa jabatannya. Kekosongan Wakil Presiden,
selambat-lambatnya enam puluh hari, MPR menyelenggarakan
sidang untuk memilih Wakil Presiden dari dua calon yang diusulkan
Presiden. Jika Presiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti,
diberhentikan atau tidak dapat melaksanakan kewajibannya dalam
masa jabatannya secara bersamaan, maka tugas kepresidenan
dilaksanakan oleh Menlu, Mendagri, dan Menteri Pertahanan.

Selambat-lambatnya tiga puluh hari setelah itu, MPR


menyelenggarakan sidang untuk memilih Presiden dan Wakil
Presiden dari dua pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang
diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik. Kedua
pasangan capres dan cawapres yang merupakan peraih terbanyak
pertama dan kedua dalam pemilihan umum sebelumnya, sampai
berakhir masa jabatannya.Sebelum memangku jabatannya, Presiden
dan Wakil Presiden bersumpah menurut agama atau berjanji dengan
sungguh-sungguh di hadapan MPR atau DPR.Presiden memegang
kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan
Angkatan Udara. Presiden dengan persetujuan DPR menyatakan
perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan Negara lain.
Presiden dalam membuat perjanjian internasional lainnya yang
menimbulkan akibat yang luas dan berdasar bagi kehidupan rakyat
terkait dengan beban keuangan Negara, mengharuskan perubahan
atau pembentukan undang-undang harus dengan persetujuan
DPR.Presiden menyatakaan keadaan bahaya, syarat-syarat dan
akibatnya keadaan bahaya ditetapkan dalam undang-undang.
Presiden mengangkat duta dan konsul, dalam pengangkatan duta
dan penerimaan penempatan duta Negara lain Presiden
memperhatikan pertimbangan DPR. Presiden memberikan grasi
(ampunan yang diberikan kepala Negara kepada orang yang telah
dijatuhi hukuman) dan rehabilitasi (pengembalian nama baik atau
kedudukan) dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah
Agung.Presiden memberikan amnesti (pengampunan atau
pembebasan dari hukuman/terutama hukuman politik) dan abolisi
(penghentian atau pembatalan penuntutan perkara) dengan
memperhatikan pertimbangan DPR, Presiden membentuk suatu
dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan
pertimbangan kepada Presiden yang selanjutnya diatur dalam
undang-undang.Dalam menjalankan tugas, Presiden dibantu oleh
menteri-menteri Negara yang membidangi urusan tertentu misalnya
pada bidang (pertahanan keamanan, luar negeri, dalam negeri,
informasi, hukum dan HAM, pendidikan, ekonomi, kebudayaan, olah
raga, riset dan teknologi, social, kelautan lingkungan hidup,
kesehatan, dan lain-lain).Menteri-menteri Negara tersebut diangkat
dan diberhentikan Presiden, serta bertanggung jawab kepada
Presiden.Pembentukan, pengubahan dan pembubaran kementerian
Negara diatur dengan undang-undang.

c. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

Anggota DPR dipilih melalui pemilihan umum, susunan DPR


ditetapkan dengan undang-undang. Tugas DPR ialah:

• Bersidang sedikitnya sekali dalam setahun.

• Membentuk undang-undang.

• Membahas rancangan undang-undang bersama dengan Presiden.

Hak-hak DPR adalah untuk menyatakan pendapat, budget yaitu hak


untuk menetapkan anggaran belanja Negara (APBN), interpelasi
yaitu hak untuk meminta keterangan kepada Presiden, angket
adalah hak untuk mengadakan penyelidikan atas kebijakan
pemerintah, mengajukan pertanyaan, menyampaikan usul dan
pendapat, serta hak imunitas adalah hak kekebalan hukum.

• Dewan Perwakilan Daerah

Anggota DPD dipilih dari setiap provinsi melalui pemilihan umum,


jumlah anggota DPD tidak boleh lebih dari jumlah anggota DPR.DPD
bersidang sedikitnya sekali dalam setahun.DPD dapat mengajukan
rancangan undang-undang tentang otonomi daerah, hubungan
antar pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran atau
penggabungan daerah, dan lain-lain kepada DPR.DPD berhak
melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang, tentang
otonomi daerah, hubungan antar pusat dan daerah, pembentukan
dan pemekaran atau penggabungan daerah, dan lain-lain.

• Komisi Pemilihan Umum (KPU)

Sebagai Negara yang menerapkan system penerapan rakyat atau


demokrasi pemilihan umum merupakan sarana pesta demokrasi
untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan duduk di DPR, DPD,
Presiden dan Wakil Presiden dan DPRD. Pemilu di Indonesia
dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil
setiap lima tahun sekali. Ketentuan lebih lanjut diatur dengan
undang-undang.

• Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan


Negara dibentuklah BPK, kemudian hasil pemeriksaan keuangan
Negara diserahkan kepada DPR, DPD, DPRD sesuai dengan
kewenangannya.Hasil pemeriksaan tersebut ditindak lanjuti oleh
lembaga perwakilan dan/atau badan sesuai dengan undang-
undang.Anggota BPK dipilih oleh DPR dengan memperhatikan
pertimbangan DPD dan diresmikan oleh Presiden.

• Mahkamah Agung (MA)

Kewenangan MA adalah menguji peraturan perundang-undangan di


bawah undang-undang, dan wewenang lain yang diberikan oleh
undang-undang. Calon Hakim Agung diusulkan oleh Komisi Yudisial
kepada DPR untuk mendapatkan persetujuan dan selanjutnya
ditetapkan menjadi Hakim Agung oleh Presiden. Kewenangan
Komisi Yudisial adalah mengusulkan pengangkatan hakim agung
dan mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan
menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku
hakim.

• Mahkamah Konstitusi (MK)

MK memiliki kewenangan untuk mengadili tingkat pertama dan


terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-
undang terhadap Undang-Undang Dasar. Kewenangan lain adalah
memutuskan sengketa kewenangan yang diberikan UUD,
memutuskan pembubaran partai politik, perselisihan tentang hasil
pemilihan umum.

• Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Kesatuan Republik


Indonesia

Sebagai usaha pertahanan dan keamanan Negara dilaksanakan


melalui system pertahanan dan keamanan rakyat semesta, Tentara
Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagai kekuatan utama dan rakyat sebagai kekuatan
pendukung. TNI yang terdiri dari Angkatan Darat, Angkatan Laut
dan Angkatan Udara sebagai alat Negara yang bertugas
mempertahankan, melindungi dan memelihara keutuhan serta
kedaulatan Negara. Sedangkan Kepolisian Negara Kesatuan
Republik Indonesia bertugas menjaga ketertiban dan keamanan
masyarakat, serta sebagai penyelidik maupun penyidik terjadinya
kasus kejahatan untuk dilimpahkan kepada kejaksaan.

2. Perilaku Konstitusional Partai Politik dan Organisasi


Kemasyarakatan

Sejalan dengan semangat pasal 28 UUD 1945 serta meningkatnya


kesadaran warga Negara Indonesia dalam berpolitik, maka terjadi
perkembangan yang signifikan tentang jumlah partai politik dan
organisasi kemasyarakatan yang ada di Indonesia. Melalui
organisasi politik tersebut seseorang dapat memperoleh kekuasaan
dalam pemerintahan Negara. Oleh sebab itu, perilaku parpol dalam
menyampaikan aspirasi politik dari masyarakat harus secara
konstitusional, tidak melakukan provokatif, anarkis, destruktif
maupun perbuatan tercela lainnya yang jelas bertentangan dengan
harapan seluruh rakyat Indonesia.

3. Perilaku Konstitusional Warga Negara

Harus kita sadari bersama bahwa keberhasilan bangsa Indonesia


dalam mewujudkan tujuan Negara sebagaimana yang digariskan
dalam Pembukaan UUD 1945 alenia keempat, tidak semata-mata
merupakan tugas penyelenggara Negara.Namun hal ini menjadi
kewajiban kita untuk menjalin hubungan antara pemerintah dan
masyarakat yang harmonis.

Sebagai warga Negara yang baik, perilaku kita harus sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku.Misalnya jika kita kelak menjadi
petani menjadilah petani yang baik menanam tanaman yang tidak
menjerumuskan generasi muda kearah penyalahgunaan
narkoba.Kita menyadari bahwa dalam kehidupan berbangsa
bermasyarakat tidak terlepas dari berbagai permasalahan. Oleh
sebab itu, dalam penyelesaian permasalahan dapat dihindari main
hakim sendiri, kekerasan, anarkis dan tindakan lain yang tidak
konstitusional. Dalam kehidupan bernegara kita dapat melakukan
perbuatan yang konstitusional misalnya:

• Memberikan kritik atau saran kepada pemerintah melalui wakil


rakyat

• Terhadap perlakuan tidak adil oleh siapapun termasuk pemerintah


dalam melakukan upaya hukum harus melalui musyawarah atau
jalur hukum

• Membiasakan untuk memberikan sesuatu daripada meminta sesuatu


sebagaimana dikemukakan oleh John F. Kennedy yaitu, ‘jangan
bertanya apa yang akan diberikan Negara kepadamu, tetapi
tanyakan pada dirimu apa yang telah anda berikan kepada Negara
atau bangsamu’

• Siap membela Negara bila dibutuhkan sewaktu-waktu

• Membiasakan untuk menghargai hasil karya orang lain

You might also like